LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONA

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL DALAM
RANGKA DIES NATALIS FAKULTAS FARMASI UGM KE-69 TAHUN
2015
“PAMPING DENT” PASTA GIGI DARI EKSTRAK PINANG
PENCEGAH KARIES GIGI”

Disusun Oleh :
Godelva Valentina Gunarso/21415
Stan Jansen/ 21528

SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
JALAN WARDANI NO.2,YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2015

HALAMAN PENGESAHAN
: “PATOPING” DENGAN EKSTRAK BIJI
PINANG (Areca catechu L) UNTUK
MENGATASI BAKTERI PADA GIGI
1. Kelompok Bidang Penelitian : Bioteknologi
Judul Makalah


2. Bidang Ilmu

: Biologi

3. No. Registrasi

:

4. Ketua Tim Penelitian

: Godelva Valentina Gunarso

Nama Lengkap

: Godelva Valentina Gunarso

NIS

: 21415


Kelas

: XI IPA 2

E-mail

: godelvavgv@yahoo.com

Asal Sekolah

: SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Alamat Sekolah

: Jalan Wardani No.2 Yogyakarta

Tlp/faks

: (0274)515359/ (0274) 517800


5. Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Potensi Pasta Gigi Dengan Ekstrak
Biji Pinang (Areca catechu L) Untuk Mengatasi Bakteri Pada Gigi belum pernah
disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan anggota peneliti
sebanyak 2 orang, pembimbing sebanyak 2 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Nama Lengkap
NIS
Kelas

:
:
:

Anggota Tim Peneliti
Stan Jansen
21528
XI IPA 2
Pembimbing I

Nama Lengkap

Bidang Studi yang Diampu

:
:

Cahya Imawati, S.pd
Biologi

Nama Lengkap
Bidang Studi yang Diampu

:
:

Adjie Rachmadji Primantoro,S,s
Bahasa Indonesia

Pembimbing II

Yogyakarta, 17 Desember 2014

Kepala SMA BOPKRI 1

Drs.Andar Rujito,M.H
NIP.19601202 198903 1 004

Ketua Peneliti

Godelva Valentina Gunarso
NIS. 21415

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
MAKALAH PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap
: Godelva Valentina Gunarso
NIS
: 21415
Kelas
:X IPA 2
Sekolah

: SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
Alamat Sekolah
: Jalan Wardani No.2,Yogyakarta
Telepon/faks sekolah : (0274)515359/ (0274) 517800.fax
Alamat Rumah
: Klitren Lor GK III/555,Gondokusuman,Yogyakarta
Telepon/HP
: (0274)550390/ +6285711712597
menyatakan bahwa proposal ini, yang berjudul “PATOPING” DENGAN
EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L) UNTUK MENGATASI BAKTERI PADA
GIGI adalah
1) sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 1 orang dengan
rincian sebagai berikut:
Anggota Peneliti
:
Nama Lengkap
Stan Jansen
:
NIS
21528

:
Kelas
X IPA 2
2) dikerjakan di bawah pembimbing,

Nama Lengkap
Bidang Studi yang Diampu
Nama Lengkap
Bidang Studi yang Diampu

:
:
:
:

Cahya Imawati, S.pd
Biologi
Adjie Rachmadji Primantoro,S,s
Bahasa Indonesia


3) orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi
maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua resiko atas perbuatan
yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Yogyakarta, 17 Desember 2014
Yang membuat

Pembimbing Penelitian,
pernyataan,

Ketua tim penelitian,

Cahya Imawati, S.Pd

Godelva Valentina Gunarso
NIS. 21415
Kepala SMA BOPKRI 1


Drs.Andar Rujito,M.H
NIP. 19601202 198903 1 004

Abstrak
Buah pinang sudah lama dikenal dan digunakan dalam pengobatan tradisional
maupun sebagai bagian dari budaya di Indonesia.

Karena pemanfaatannya yang luas,

penelitian kali ini dilakukan dengan upaya melakukan identifikasi kemampuan penghambatan
bakteri yang tumbuh pada gigi oleh ekstrak buah pinang. Ekstrak diujikan pada beberapa
bakteri uji menggunakan metode difusi agar, selanjutnya dilakukan pengukuran nilai
penghambatan minimum (MIC) dan nilai MBC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
buah pinang memiliki potensi penghambatan terhadap bakteri-bakteri uji, serta menunjukkan
kemampuan menurunkan jumlah bakteri setelah diaplikasikan pada pasta gigi. Dari hasil
penelitian, nilai MBC ekstrak pinang belum dapat ditentukan, dan beberapa kemungkinan
penyebabnya dibahas dalam laporan ini.
Kata kunci : Areca catechu, Pasta gigi Pinang , Bakteri pada gigi

ABSTRACT

Areca catechu has been well-known and used as a traditional medicine as well as part

of Indonesian traditional cultures. This is due to the wicle arranged function of it. This
research is done by identyfing the ability of bacteria living in the teeth by the extract of Areca
catechu. The extract is tested on some bacteria test, agar diffusion assay, Therefore if it’s

done by the value of MIC and MBC test. This result of research shows that Areca catechu
extract has potential resistence towards the tested bacterias, and shows the ability of reducing
bacteria after being applied to toothpaste. From this result, the value of Minimum
Bactericidal Concetration, Areca catechu has not been decided, and there are some
possibilities that the causes will be discused in this report.
Keywords : Areca catechu, Areca nut toothpaste, bacteria living in the teeth

DAFTAR ISI
halaman
MAKALAH ISPO 2015 ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PROPOSAL PENELITIAN ............ iii
RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN ........................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 3
B. Teori-teori ............................................................................................. 4
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 5
D. Hipotesis ............................................................................................... ..6
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 7
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 7
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 7
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 7
D..Langkah Kerja Penelitian ....................................................................... 8
E. Metode Analisis Data ............................................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………..12
A. Hasil …………………………………………………………………….12
B. Pembahasan………………………………………………………………12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................ . 20
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
TABEL 1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
TABEL 2 PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN PADA UJI DIFUSI EKSTRAK PINANG
TERHADAP BEBERAPA JENIS BAKTERI
TABEL 3 PENGURANGAN PERTUMBUHAN KOLONI BAKTERI PADA GIGI
PROBANDUS SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN EKSTRAK
PINANG, PASTA GIGI DASAR DAN PASTA GIGI PINANG

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 BIJI PINANG DAN TUMBUHAN PINANG
LAMPIRAN 2 KEBIASAAN NGINANG DI PULAU JAWA, PAPUA DAN DAERAH
PEDALAMAN LAIN DI INDONESIA
LAMPIRAN 3 KEGIATAN LABORATORIUM PEMBUATAN EKSTRAK PINANG
LAMPIRAN 4 KEGIATAN DI LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
LAMPIRAN 5 KEGIATAN PEMBUATAN PASTA GIGI PINANG DI PT BENIH ABADI
SEJAHTERA
LAMPIRAN 6 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENELITIAN
LAMPIRAN 7 ABSEN SELAMA PENELITIAN DI UNIVERSITAS KRISTEN DUTA
WACANA
LAMPIRAN 8 LOG BOOK PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain kesehatan tubuh secara umum, kesehatan gigi dan mulut juga memerlukan
perhatian yang serius. Hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut juga merupakan bagian
terpenting dari kesehatan tubuh secara umum. Di Indonesia, penyakit periodontal menjadi
urutan kedua masalah gigi yang masih dipersoalkan. Beberapa survey menyatakan bahwa
penyakit gigi dan mulut menyerang 90% masyarakat Indonesia dan 86% diantaranya
merupakan penyakit periodontal (Nurmala, 2012) .
Penyakit tersebut dapat disebabkan karena tumbuh dan berkembangnya bakteri-bakteri
pada gigi. Dalam rongga mulut manusia, terutama pada gigi terdapat berbagai macam bakteri
yang bersifat komensal. Salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans yang bersifat
kariogenik dan merupakan penyebab utama karies gigi,pembentukan plak, dan berpotensi
menyebabkan gingivitis. Salah satu ciri dari bakteri tersebut adalah mempunyai potensi
melekat dan menempel pada seluruh permukaaan habitatnya di rongga mulut. (Anggraeni
dkk, 2005)
Di sisi lain, pinang (Areca catechu L) telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia dalam pengobatan tradisional. Di beberapa daerah, pinang digunakan bersama
kapur dan sirih untuk menjaga agar gigi tetap sehat dan kuat yang disebut dengan menginang.
Berdasarkan pengamatan penulis, orang-orang yang sudah tua masih memiliki gigi yang kuat,
sehat dan terlihat bersih meskipun jarang menyikat gigi. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
hal itu dapat disebabkan adanya kandungan zat Tanin dan Selenium yang membuat gigi tetap
kuat dan sehat.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh aktivitas bakteri
Streptococcus mutans pada gigi, penulis akan membuat produk pasta gigi dengan

menambahkan ekstrak biji pinang sebagai salah satu bahan dasarnya. Penambahan ekstrak
biji pinang ini didasari oleh fungsi pinang itu sendiri yaitu sebagai antibakteri. Dengan
adanya antibakteri tersebut, maka pertumbuhan bakteri diharapkan akan terhambat atau
bahkan hilang sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah-masalah gigi yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, diketahui bahwa bakteri Streptoccous mutans banyak
terdapat pada gigi manusia. Dalam penelitian ini penulis hanya akan memberikan solusi
terhadap masalah-masalah gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
-

Bagaimana ekstrak biji pinang dan pasta gigi pinang dapat menjadi
antibakteri untuk menghambat aktivitas bakteri Streptococcus mutans.

-

Bagaimana ekstrak biji pinang (Areca catechu L) dapat diaplikasikan ke
dalam pasta gigi dasar.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
-

Mengetahui peranan biji pinang sebagai antibakteri untuk mengatasi akibat
bakteri Streptococcus mutans

-

Mengetahui hasil pengaplikasian ekstrak biji pinang ke dalam pasta gigi
dasar.

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini,manfaat yang diharapkan akan diperoleh adalah sebagai berikut :
-

Pasta gigi pinang dapat menjadi produk yang dapat mengatasi masalah gigi
akibat bakteri Streptococcus mutans

-

Dapat menjadi inovasi bagi para peneliti sebelum dan sesudahnya

-

Dapat menjadi produk herbal yang bermanfaat sehingga dapat mengurangi
penggunaan bahan kimia berbahaya dikalangan masyarakat.

-

Untuk

mengetahui

bahwa

ekstrak

biji

pinang dapat

pertumbuhan bakteri aerob selain Streptococcus mutans.

menghambat

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah suatu sediaan semi padat yang digunakan bersama sikat gigi
untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi (Storehagen
,2003) .Pasta gigi yang mengandung fluoride terbukti meningkatkan absorbpsi ion
fluor pada permukaan gigi,yang menghambat kolonisasi bakteri dan gigi terdiri dari
kalsium karbonat yang halus,dicampur dengan gliserin ditambah dengan ramuan
untuk menghambat tumbuhnya bakteri dan memberi rasa segar supaya disukai
pemakai atau konsumen dan biasanya digunakan dengan sikat gigi (Van Hoeve ,1984
,Hidayati di Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang ).

2. Areca catechu (Pinang)
a. Tumbuhan Pinang
Areca catechu L atau yang biasa disebut pinang,merupakan salah satu tanaman

herbal.Tanaman ini tumbuh subur di daerah Kepulauan Maluku dan Pulau-pulau di Bagian
Selatan Benua Asia (Morin di Journ de Pharm .1822) Pohon pinang dapat tumbuh hingga 30
meter. Dan termasuk ke dalam golongan tumbuhan palem.Yang paling banyak dimanfaatkan
dari tumbuhan ini adalah akar, buah dan bijinya. Tanaman pinang mudah tumbuh di
Indonesia, budidaya tanaman ini dilakukan dengan cara menanam bijinya yang sudah masak.

b. Manfaat Pinang
Biji pinang, buah maupun sabutnya bisa dimanfaatkan, khususnya untuk
pengobatan.Pengobatan dengan buah tanaman pinang sudah terkenal sejak zaman dulu.
Pinang selain digunakan untuk campuran makan sirih juga digunakan untuk obat luar gatalgatal, borok dan sakit perut. Biji pinang bisa untuk mengobati penyakit beri-beri, cacingan,

perut kembung, luka, diare, serta batuk berdahak. Sedangkan daunnya bisa digunakan untuk
menambah nafsu makan, dan mengobati sakit pinggang. Sabutnya bisa dipakai untuk
menyembuhkan beri-beri, sembelit, dan gangguan pencernaan (Anonim, 2009; Sugianitri

,2011).Pinang dikenal oleh masyarakat daerah sebagai salah satu herbal yang familiar dan
mudah didapat.Pinang (Areca catechu L) memiliki kandungan yang berfungsi untuk
memutihkan gigi. Sebuah analisis menyatakan bahwa pinang mengandung senyawa
bioaktif,yaitu flavonoid diantaranya Tanin,berfungsi untuk memperkuat gigi dan memiliki
aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah sebagai berikut :
toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat
menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau subtrat mikroba
dan pembentukan suatu kompleks ikatan tannin terhadap ion logam yang dapat menambah
daya toksisitas tanin itu sendiri.Tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran
sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas,
sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan
mati. Tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena
diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tannin
antara lain melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau
inaktivasi fungsi materi genetik.Berdasarkan penelitian sebelumnya, pinang yang sudah di
ekstrak memiliki efek antimikroba terhadap bakteri Streptococcus mutans.Biji pinang bisa
dikunyah bersama sirih dan kapur yang bertujuan untuk menguatkan gigi. (Bartholomew dan
Bartholomew, 2001; Yulineri dkk,2006).

3. Bahan Penyusun Pasta Gigi
Bahan-bahan umum yang terdapat dalam pasta gigi yaitu,:
a. Bahan abrasive (20%-50%), pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk
pembersih yang dapat memolis dan menhilangkan plak. Contoh: Silica
atau Hydrated silica, sodium bikarbonat, aluminium oxide,dikalsium fosfat
dan kalsium karbonat.

b. Air (20%-40%), berfungsi sebagai pelarut.
c. Humectant atau pelembab (20%-35%) adalah bahan penyerap air dari
udara dan menjaga kelembaban pasta gigi.
d. Bahan perekat (1%-2%) sebagai pengontrol kekentalan dan memberi

bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan dalam solid dan
liquid pada suatu pasta gigi. Contoh: glycerol, sorbitol dan polyethylene
glycol (PEG) dan cellulose gum.

e. Bahan penambah rasa (0%-2%) biasanya pasta gigi menggunakan pemanis

buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam.
f.

Bahan terapeutik (0%-2%) yang biasa ditambahkan pada pasta gigi fluor,
bahan desentisitasi, bahan anti-tartar, bahan antimikroba dan bahan
pemutih dan bahan pengawet.

g. Surfaktan atau deterjen (1%-3%), yang banyak terdapat dalam pasta gigi

yang dijual di pasaran adalah Sodium Lauryl Sulphate (SLS) yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan,mengemulsi (melarutkan
lemak) dan memberikan busa sehingga

plak,debris dan material alba

menjadi lebih mudah untuk dibersihkan.Selain itu,Sodium Lauryl Sulphate
juga berfungsi sebagai antibakteri.
h. Bahan pemutih (0, 05%-0,5%) yang biasa digunakan antara lain sodium
carbonat,Hidrogen peroksida,citroxane,dan sodium hetametaphospate.

4. Uji Minimum Inhibitory Concetration (MIC) dan Minimum Bactericidal
Concetration)
Konsentrasi hambat minimum (MIC) didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dari
suatu antimikroba yang akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme setelah
diletakkan satu malam dalam incubator. Sedangkan konsentrasi bakterisida minimum
(MBC) dapat dikatakan sebagai konsentrasi terendah dari antibakteri yang dapat
mencegah pertumbuhan organisme (Andrews, 2001)

5. Flora Normal/ Mikrobiota dalam tubuh manusia
Flora normal adalah populasi jasad renik yang mendiami permukaan luar dan dalam
tubuh manusia yang normal dan sehat. Flora ini terbagi menjadi 2, yaitu flora menetap
dan tidak menetap.Flora normal menetap memegang pernan fungsi tubuh tertentu dalam
mempertahankan kesehatan manusia sedangkan flora tidak menetap hanya bersifat
sementara. Beberapa dari flora normal menetap ini ada yang dapat menyebabkan
penyakit, contohnya S.mutans. Bakteri ini tinggal menetap di gigi dan menjadi salah satu
penyebab kerusakan gigi seperti karies karena menghasilkan polisakarida ekstra seluler
yang membantu merekatkan bakteri pada permukaan gigi yang disebut plak. (Ismail,dkk,
2013)
Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa air rebusan pinang dapat terbukti
efektif sebagai obat kumur yang bisa mengatasi jamur Candida pada gigi tiruan

lepasan.Oleh karena air rebusan biji pinang telah terbukti efektif,maka peneliti akan
memanfaatkan biji pinang ini sebagai bahan campuran dalam pasta gigi dasar yang
berfungsi untuk membunuh bakteri Streptococcus mutans penyebab plak gigi.
Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, peneliti akan membuat suatu produk pasta gigi
pinang. Pasta gigi ini diharapkan mampu mengurangi pertumbuhan atau bahkan bila mungkin
dapat membunuh bakteri Streptococcus mutans penyebab penyakit berbahaya pada gigi.

B. Hipotesis
Salah satu penyebab munculnya penyebab penyakit pada gigi adalah karena adanya
bakteri Streptococcus mutans yang dapat menghasilkan zat yang mampu ‘menarik’ bakteri
lain untuk tinggal pada gigi. Pinang diduga memiliki zat tannin yang mampu mengganggu
permeabilitas sel pada bakteri-bakteri tersebut sehingga pada penelitian ini akan dibuktikan
efektivitas dari penggunaaan biji pinang yang diekstrak dan dimasukkan ke dalam pasta gigi
sebagai bahan dasarnya.

C. Alur Penelitian

BAB III
Metodologi
A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen,yaitu dengan menguji
kandungan pinang sebagai antibakteri dan pengaplikasian pada pasta gigi sehingga
menghasilkan sebuah produk pasta gigi herbal berbahan dasar biji pinang yang efektif
untuk menghambat perkembangan bakteri yang menyebabkan penyakit berbahaya pada
gigi.

B. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel diambil dari individu yang bersedia menjadi probandus
secara sukarela dan menerima segala konsekuensinya dikarenakan waktu yang



terbatas.
Kriteria Populasi :
- Pelajar dan Mahasiswa usia 15-20 tahun
- Remaja dan pemuda dengan masalah gigi ekstrinsik (bagian luar seperti gigi



kuning yang diketahui dengan wawancara.
Sampel :
- 3 orang Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana



- 6 orang siswa/i SMA Bopkri 1 Yogyakarta
Meskipun begitu , individu tersebut belum dapat digolongkan sebagai populasi
dan sampel karena hanya digunakan sebagai perbandingan dalam penurunan
jumlah koloni bakteri pada percobaan dan bukan sebagai responden terhadap
produk yang dihasilkan.

C. Waktu dan Tempat
a. Waktu penelitian : Juli- September 2014
Tempat yang digunakan : Laboratorium Bioteknologi Industri Universitas Kristen
Duta Wacana, PT. Benih Abadi Sejahtera (pabrik ekstraksi), dan rumah peneliti

Tabel 1, Timeline penelitian
Waktu
21,29 Juli,

Kegiatan

14 Agustus Konsultasi

2014

dengan

Tempat
laboran Fakultas

dan dosen pembimbing

Universitas

Bioteknologi
Kristen

Duta

Wacana
15-18 Agustus 2014

Uji mikrobiologi dan tes air Di
kumur

18-19 Agustus 2014

probandus

dengan Mikrobiologi

Laboratorium
Universitas

pasta gigi pinang

Duta Wacana

Penyelesaian makalah

Rumah dan Sekolah

D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara-cara berikut :
-Metode studi pustaka untuk pencarian referensi
-Eksperimen untuk percobaan
-Uji lapangan ( termasuk pengujian di laboratorium dan pengambilan sampel)
-Dokumentasi

E. Variabel Penelitian
Variabel terikat :
-

Pertumbuhan bakteri Streptoccocus Mutans

Variabel Bebas :
Pemberian ekstrak biji buah pinang cair dan ekstrak biji pinang dalam bentuk
pasta.

Variabel Kontrol :
-

Jumlah mikroorganisme yang ada pada gigi probandus sebelum dan sesudah
penggunaan pasta gigi pinang, ekstrak biji pinang cair dan pasta gigi dasar.

-

Kontrol negative yaitu H2O dalam uji MIC dan MBC.

-

Kontrol Positif yaitu antibiotik Amphicillin dalam uji MIC dan MBC.

F. Instrumen Penelitian
Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Petri steril
Bunsen
Pinset steril
Kertas Saring
Tabung Reaksi
Gelas Ukur
Vortex
Eppendorf
Panci email sebanyak 2 buah
Micropipete
Microtiter

Bahan :
a. Ekstrak biji pinang cair 100 ml
b. Ekstrak biji pinang (pasta) 26 gr
c. Pasta gigi dasar
d. Cairan pepton
e. Nutrien agar
f. Etanol 70%
g. Bahan bahan untuk membuat pasta gigi:
- Sodium Lauril Sulfat sebanyak 25 gram
- Gliserin sebanyak 125 gram
- Magnesium Karbonat 50 gram
- Kalsium Karbonat sebanyak 50 gram
- Minyak peppermint sebanyak 1 cc
- Minyak pisang ambon sebanyak 5 cc
h. Air steril
i. Cotton Bud steril

G. Langkah Kerja Penelitian
Langkah kerja ini terbagi menjadi 4 tahap,yaitu :
1. Ekstraksi
Ekstrak biji pinang cair ;
a. Memotong biji pinang lalu merendamnya dalam etanol 70% selama 5 hari.
b. Menyaring ekstrak sampai didapatkan ±460 ml ekstrak pinang cair.
c. Meningkatkan konsentrasi ekstrak menggunakan metode meserasi dengan
pengadukan selama ±25 menit sehingga menghasilkan 100 ml ekstrak.
Ekstrak biji pinang (pasta) ;
a. Memotong sebanyak 500 gram biji pinang lalu mengeringkannya di dalam cabinet
dryer.
b. Menggiling 200 gram biji pinang yang sudah dikeringkan dan kemudian
memasukkan bubuk hasil penggilingan ke dalam cairan etanol.
c. Menunggu selama 4-5 hari
d. Menyaring hasil ekstraksi untuk memisahkan ekstrak dari endapan
2. Uji Cakram (metode difusi)

-

Melakukan uji difusi ekstrak pinang terhadap beberapa bakteri dengan seri
konsentrasi antara 10-100% serta dengan kontrol negatif H2O dan control
positif Ampisillin.

3. Uji Minimum Inhibitory Concetration (MIC) dan Minimum Bacterial
Concetration (MBC)
Hari pertama : Melakukan tes MIC

Hari kedua : Mengamati hasil tes MIC dan MTT, Melakukan tes MBC
Hari ketiga : Mengamati hasil tes MBC dan dokumentasi, serta melakukan
pengulangan MBC
Hari keempat : Mengamati hasil ulangan MBC , Membuat pasta gigi dengan
campuran ekstrak pinang , menguji probandus dan platting.
Hari kelima : Mengamati hasil platting uji probandus dan dokumentasi.

4. Pembuatan pasta gigi dasar dan pasta gigi dengan campuran pasta
ekstrak pinang
d. Melarutkan Sodium Lauril Sulfat pada Gliserin dan mengaduk sampai merata
pada wadah (1)
e. Mencampurkan Magnesium karbonat dan Kalsium karbonat pada wadah yang lain
(2)
f. Melarutkan hasil pencampuran pada wadah (2) pada larutan (1) sedikit demi
sedikit hingga merata.
g. Menunggu hingga campuran tersebut menjadi kental dan halus.
h. Melarutkan minyak pisang ambon dan minyak peppermint ke dalam campuran
yang sudah mengental dan halus kemudian menunggu lagi hingga semua
campuran bahan menjadi benar-benar halus/matang.

5. Pengaplikasian ekstrak pinang ke pasta gigi :
Pasta gigi yang sudah selesai dibuat kemudian dicampurkan dengan
biji pinang yang sudah di ekstrak(pasta) sebanyak 13gr. Setelah itu,dilakukan
uji mikrobiologi terhadap produk pasta gigi pinang untuk mengetahui
efektivitasnya dalam mengatasi bakteri Streptococcus mutans
Kemudian dilakukan perbandingan antara variabel kontrol yaitu pasta
gigi dasar dengan pasta gigi dengan campuran ekstrak biji pinang.

H. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah semi-kuantitatif yaitu dengan
penggambaran hasil penelitian dan observasi hasil penggunaan pasta gigi pinang pada
populasi dan sampel.

BAB IV
HASIL DAN DISKUSI
Ekstrak pinang yang diambil dari buah pinang diuji kemampuan penghambatannya
terhadap beberapa bakteri. Uji difusi (agar diffusion assay) sebagai susceptibility test
memberi indikasi awal potensi ekstrak pinang terbukti adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri setelah waktu inkubasi semalam (foto uji difusi).

Gambar 4.1 Uji difusi terhadap bakteri Streptococcus mutans

Zona Penghambatan ( Cm)
H2O

Amp

10

20

30

40

50

60

70

80

90

%

%

%

%

%

%

%

%

%

100%

-

E.coli
B.cereus

-

1,2

0,85

1,05

1

1,5

1,3

1,8

1,5

1,35

1,9

1,45

S.aureus

0,95

3,5

1,5

1,05

1,2

0,95

1,4

1,95

1,55

1,9

1,3

1,85

S.mutans

-

Tabel 4.1 Penghambatan pertumbuhan pada uji difusi ekstrak biji pinang terhadap
beberapa jenis bakteri

Selanjutnya dilakukan uji penentuan kemampuan penghambatan ekstrak pinang terhadap
Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Bacillus cereus, dan Escherichia coli.

Bakteri-bakteri tersebut dipilih sebagai perwakilan bakteri gram positif dan gram negatif.
Selain itu S. aureus dan E. coli sering digunakan sebagai bakteri uji kemampuan

penghambatan suatu senyawa, sedangkan S. mutans merupakan bakteri yang diketahui
mampu tumbuh dan menyebabkan kerusakan gigi, sedangkan B. cereus merupakan
bakteri yang sering ditemukan pada pasien dengan foodborne disease, dan memiliki
kemampuan menghasilkan toksin seperti kelompok stapilokoki.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 4.3 (a) Penghambatan pertumbuhan pada uji difusi ekstrak pinang terhadap
bakteri Staphylococcus aureus; (b) Bakteri Bacillus cereus; (c) Bakteri Streptococcus
mutans; (d) Bakteri Escherichia coli

Pada uji difusi ini masih belum terlihat adanya penghambatan ekstrak pinang terhadap
bakteri Streptococcus mutans. Bakteri-bakteri tersebut ditumbuhkan pada seri konsentrasi

ekstrak pinang antara 0-100% untuk menentukan nilai MIC ekstrak pinang. Sebagai
kontrol positif digunakan ampisillin yang diketahui memiliki kemampuan penghambatan
terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa setelah inkubasi semalam, terdapat penghambatan pertumbuhan pada konsentrasi
ekstrak 30% (foto microtiter plate).

Gambar 4.2 Penentuan nilai MIC ekstrak pinang terhadap bakteri yang ditumbuhkan pada
seri konsentrasi 10%-100%

Berdasar hasil tersebut, dilakukan uji selanjutnya untuk menentukan nilai MBC ekstrak
pinang dengan cara melakukan platting pada media agar. Setelah inkubasi selama semalam,
hasil penelitian menunjukkan masih terdapat pertumbuhan bakteri hingga konsentrasi 100%
ekstrak, meskipun terdapat pengurangan jumlah sel yang mampu tumbuh (foto MBC).

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6
Uji Konsentrasi Bakterisidal Minimum ekstrak pinang terhadap beberapa jenis bakteri

Selanjutnya dilakukan pembuatan pasta gigi dengan penambahan 100% ekstrak pinang,
dan dilakukan pengujian pada probandus menggunakan pasta gigi yang mengandung ekstrak
pinang, pasta gigi tanpa penambahan ekstrak pinang, dan ekstrak pinang cair sebagai
pembanding. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya pengurangan jumlah bakteri yang
mampu tumbuh antara sebelum dan setelah perlakuan dengan pasta gigi dengan penambahan
ekstrak pinang. Pengujian pada probandus ini dilakukan mengingat bahan yang dipakai oleh
peneliti merupakan bahan yang terdapat di alam dan kemungkinan tidak memiliki efek

samping berbahaya terhadap tubuh manusia Hasil yang sama diperoleh pada probandus yang
diambil sampelnya antara sebelum berkumur dengan ekstrak pinang dan setelah berkumur
dengan ekstrak pinang. Tidak ditemukan perbedaan nyata perubahan jumlah bakteri antara
sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi tanpa penambahan ekstrak pinang

Gambar 4.7
Sebelum

Sesudah

Ekstrak biji pinang cair

++

+

Pasta gigi dasar (-)

+

+++

Pasta gigi pinang (+)

+++

++

Tabel 4.1; Gambar 4.7 Tabel dan gambar perngurangan pertumbuhan bakteri sebelum
dan sesudah menggunakan ekstrak pinanng cair, pasta gigi dasar, dan pasta gigi pinang

Berdasarkan data yang didapatkan yaitu penghitungan koloni bakteri yang
dilambangkan dengan tanda plus (+) untuk menunjukkan jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada percobaan ini. Meskipun pada masing-masing cawan masih terdapat
pertumbuhan bakteri diatas 200 koloni atau dapat dikatakan didapatkan hasil spreader,
jumlah koloni bakteri pada penggunaan pasta gigi dengan ekstrak pinang mengalami
pengurangan dalam sekali pakai.
Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini terbukti bahwa ekstrak pinang mampu
mengurangi pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan adanya penghambatan
pertumbuhan pada uji MBC. Kemampuan pengurangan bakteri yang ditunjukkan relatif
cukup kuat dibanding 100 ppm ampisillin yang diketahui mampu merusak dinding sel
bakteri . Hal ini ditambah dengan fakta bahwa penghambatan pada bakteri-bakteri gram
positif lebih kuat dibanding pada E. coli yang merupakan bakteri gram negatif. Berdasar
hal tersebut dapat diduga bahwa ekstrak pinang lebih efektif menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif, karena bakteri-bakteri golongan ini mempunyai dinding sel yang
lebih dominan dibanding dengan bakteri gram negatif.

Ditinjau dari senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak buah pinang, diketahui
bahwa tannin merupakan salah satu senyawa yang dominan. Menurut hasil penelitian
sebelumnya diketahui bahwa tanin mampu merusak struktur dinding sel, sehingga hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan saat ini (Bartholomew dan Bartholomew,
2001; Yulineri dkk,2006).
Uji penggunaan pasta gigi maupun ekstrak pinang pada probandus tidak ditemukan
kematian semua bakteri yang ditunjukkan masih adanya koloni bakteri pada perlakuan
setelah menggunakan pasta gigi yang mengandung ekstrak pinang, maupun ekstrak
pinang saja. Hal ini mungkin karena adanya bakteri lain yang tidak diketahui peneliti,
atau belum tercapainya nilai MBC pada pasta gigi yang digunakan. Hasil serupa dijumpai
pada uji MBC ekstrak pinang bahwa hingga konsentrasi 100% ekstrak pinang belum
tercapai penghambatan total bakteri. Berdasar temuan ini dapat direkomendasikan
pembuatan ekstrak pinang dengan konsentrasi lebih tinggi, misal penggunaan 50 gr buah
pinang/100 ml pelarut karena pada penelitian ini digunakan 13 gr ekstrak biji pinang/100
ml sehingga konsentrasi senyawa aktif yang ada relatif rendah. Hasil lain yang dapat
dilaporkan adalah terlihat penghambatan pertumbuhan paling besar ditemukan pada S.
mutans (foto).

Gambar 4.8 Penghambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans oleh ekstrak
pinang

Hasil ini dapat dikembangkan lebih lanjut mengingat S. mutans merupakan bakteri
penyebab berbagai penyakit berbahaya pada gigi. Dengan penggunaan ekstrak pinang
yang lebih tinggi konsentrasinya, diduga akan diperoleh nilai MBC ekstrak biji pinang
yang nantinya dapat digunakan pada pembuatan pasta gigi, sehingga dapat mematikan S.
mutans pada gigi manusia.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian di atas, penulis membuat kesimpulan sebagi berikut:

1. Ekstrak biji pinang memiliki potensi untuk mengatasi flora normal atau bakteri patogen
yang terdapat dalam rongga mulut dan gigi.
2. Ekstrak biji pinang dapat digunakan sebagai bahan pada pasta gigi karena memiliki
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri mulut/gigi.

Saran :
-

Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan peningkatan konsentrasi
ekstrak biji pinang agar dapat mencapai daya bunuh bakteri yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ningrum, Fatimah Setiyo, 2013. Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Kemangi
Terhadap Akumulasi Plak Gigi Pada Anak Usia 8-10 Tahun(skripsi)

http://agroforestry.net/tti/Areca-catechu-betel-nut.pdf

Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.
aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran 109 : 21-4.Parwata I.M.O.A. &
Dewi P.F.S., 2008, Isolasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak atsiri Dari Rimpang
Lengkuas (Alpinia Galanga L.) Jurnal Kimia 2 (2) : 100-4.

Dalimartha S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Pustaka Bunda, Jakarta,
hal.127-132.

Fine, A.M., 2000, Oligomeric Proanthocyanidin Complexes: History, Structure, and
phytopharmaceutical Applications, Altern Med Rev,5(2): 144-151.

(Online),(http://home.iprimus.com.au/nielsens/oligomericproanthocyanidins.pdff,
diakses 14 Juni 2014).

Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010, Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Penerbit
Bukune : Jakarta

Santoso, Sanarto., Efektivitas Etanol Biji Pinang (Areca catechu Linn) TERHADAP
PERTUMBUHAN Bakteri S.mutans SECARA In Vitro (Jurnal)

https://www.google.com/search?q= pinang&source= lnms&tbm= isch&sa= X&ei= 9sZ
QU42JHYWNrQesrIDwAw&ved= 0CAkQ_AUoAg&biw= 1366&bih= 667#q= nginang
&tbm= isch&facrc= _&imgdii= _&imgrc= dhZZ1KdsdAX9qM%253A%3BB36Lj0Znv5VcM%3Bhttp%253A%252F%252Fahsanfile.files.wordpress.com%252F2010%25
2F10%252Fnginang.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fahsanfile.com%252
(F2010%252F10%252F20%252Fnginang-sebuah-tradisi-menyehatkan-yang-mulaipunah%252F%3B250%3B200 ( diakses 18 April 2014)

Sukoso, dkk .2011, AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK TERIPANG
HOLOTHURIA SP. TERHADAP BAKTERI VIBRIO HARVEYI SECARA IN VITRO.
(Jurnal)
Nursidika, Perdina, dkk. 2014, Aktivitas Antimikrob Fraksi Ekstrak Etanol Buah
Pinang (Areca catechu L) pada Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
(Jurnal)

Sunnati, dkk. 2013, Antibacterial Effect of Granati fructus Cortex Extract on
Streptococcus
mutans In Vitro (Jurnal)

Lampiran 1

Lampiran 2

LAMPIRAN 3

SCAN LOGBOOK

Uji Mikrobiologi

Proses ekstraksi Biji Pinang

Proses Pembuatan ekstrak pinang (pasta)

Proses Pembuatan Pasta gigi

Pasta Gigi Pinang yang Sudah Jadi

Daftar absen di UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

Surat pernyataan kesediaan menjadi probandus