FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

Pengertian bahasa
Istilah bahasa dalam bahasa Indonesia, sama dengan language, dalam bahasa Inggris, taal dalam
bahasa Belanda, sprache dalam bahasa Jerman, lughatun dalam bahasa Arab dan b hasa dalam bahasa
Sansekerta. Istilah-istilah tersebut, masing-masing mempunyai aspek tersendiri, sesuai dengan
pemakainya, untuk menyebutkan suatu unsur kebudayaan yang mempunyai aspek yang sangat luas,
sehingga merupakan konsep yang tidak mudah didefinisikan. Seperti yang diungkapkan oleh para
ahli:
1. menurut Sturtevent berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa
bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok sosisal untuk kerjasama dan saling
berhubungan.
2. Menurut Chomsky language is a set of sentences, each finite length and contructed out of a finite
set of elements.
3. Menurut Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi
suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Masih banyak lagi definisi tentang bahasa yang dikemukakan oleh para ahli bahasa. Setiap batasan
yang dikemukakan tersebut, pada umumnya memiliki konsep-konsep yang sama, meskipun terdapat
perbedaaan dan penekanannya. Terlepas dari kemungkinan perbedaan tersebut, dapat disimpulkan
sebagaimana dinyatakan Linda Thomas dan Shan Wareing dalam bukunya Bahasa, Masyarakat dan
Kekuasaan bahwa salah satu cara dalam menelaah bahasa adalah dengan memandangnya sebagai cara
sistematis untuk mengabungkan unit-unit kecil menjadi unit-unit yang lebih besar dengan tujuan
komunikasi. Sebagai contoh, kita menggabungkan bunyi-bunyi bahasa (fonem) menjadi kata (butir

leksikal) sesuai dengan aturan dari bahasa yang kita gunakan. Butir-butir leksikal ini kemudian
digabungkan lagi untuk membuat struktur tata bahasa, sesuai dengan aturan-aturan sintaksis dalam
bahasa.
Dengan demikian bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbal secara arbitrer.
Lambang, simbol, dan tanda-tanda yang digunakan dalam bahasa mengandung makna yang berkaitan
dengan situasi hidup dan pengalaman nyata manusia.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung
(melalui media).
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat,
10/11/2007 – 6:54pm — Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell.

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa?
dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel?
to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).

Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk
memengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya
dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada

penerima.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk
mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus
rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Definisi komunikasi : Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi :
Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is
established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”.
Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan
bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Analisis : Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan
pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau
lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna,
merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang
“receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh “source”
(komunikator).


Komunikasi verbal ( verbal communication )
adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis
(written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh
seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan
dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

Perilaku Verbal dalam Komunikasi AntarBudaya
Dalam berkomunikasi antarbudaya maka ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan.
Menurut (Ohoiwutun, 1997:99-107) dalam buku (Alo Liliweri, 2009:94) anda harus memperhatikan:
·

Kapan orang berbicara
Jika kita berkomuinikasi antarbudaya perlu diperhatikan bahwa ada kebiasaan (habits) budaya
yang mengajarkan kepatutan kapan seorang harus atau boleh berbicara. Orang-orang timor, Batak,
Sulawesi, Ambon, Irian, mewarisi sikap kapan saja bisa bicara, tanpa membedakan yang tua dan yang

muda, artinya berbicara semaunya saja, berbicara tidak mengenal batas usia. Namun orang Jawa dan
Sunda mengenal aturan atau kebiasaan kapan orang berbicara, misalnya yang lebih muda
mendengarkan lebih banyak dari pada yang tua, yang tua lebih banyak berbicara dari yang muda.
Ketika orang Timor berbicara dengan orang Sunda, orang Sunda itu diam saja dan orang Timor
marah-marah: kenapa anda diam saja? Diam artinya anda tidak mau tahu, tidak mau dengar apa yang
saya bicarakan. Perbedaan norma berbahasa ini dapat mengakibatkan konflik antarbudaya hanya
karena salah memberikan makna kapan orang harus berbicara.

·

Apa yang dikatakan
Laporan studi Eades (1982) mengungkapkan bahwa orang-orang Aborigin Australia tidak
pernah mengajukan pertanyaan ‘mengapa’? Suzanne Scolon (1982) mendapati orang Indian
Athabaska jarang bertanya. Terdapat anggapan bahwa pertanyaan diaanggap terlalu keras, karena
menuntut jawaban.

·

Kecepatan dan jeda berbicara
Yang dimaksudkan dengan kecepatan dan jeda berbicara disini ialah pengaturan kendali

berbicara menyangkut tingkat kecepatan dan ‘istirahat sejenak’ dalam berkomunikasi antara dua
pihak. Orang-orang di Barat sulit berdiam diri terlalu lama dan hanya mendengarkan orang lain, di

Indonesia kita semua yang menjadi bawahan selalu berdiam diri di depan atasan, hanya
mendengarkan pengarahan dan perintah.
·

Hal memperhatikan
Konsep ini berkaitan erat dengan gaze atau pandangan mata yang diperkenankan waktu
berbicara bersama-sama.orang-orang kulit hitam biasanya berbicara sambil menatap mata dan wajah
orang lain, hal yang sama terjadi bagi orang Batak dan Timor. Dalam berkomunikasi ‘memperhatikan’
adalah melihat bukan sekedar mendengarkan. Sebaliknya orang Jawa tidak mementingkan ‘melihat’
tetapi mendengarkan.

·

Intonasi
Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahasa yang berbeda budaya. Orang
kedang di Lembata/Flores memakai kata buaberarti melahirkan namun kata yang sama kalau ditekan
pada huruf ‘a’- ‘bua’ (atau buaq), berarti berlayar; kata laha berarti marah tetapi kalau disebut dengan

tekanan di akhir huruf ‘a’ – lahaq merupakan maki yang merujuk pada alat kelamin laki-laki.

·

Gaya kaku dan puitis.
Ohoiwutun (1997:105) dalam buku (Alo Liliweri, 2009:97) menulis bahwa jika anda
membandingkan bahasa Indonesia yang digunakan pada awal berdirinya negara ini dengan gaya yang
dipakai dewasa ini, dekade 90-an maka anda akan dapati bahwa bahasa Indonesia tahun 1950-an lebih
kaku. Gaya bahasa sekarang lebih dinamis lebih banyak kata dan frase dengan makna ganda,
tergantung dari konteksnya.perbedaan ini terjadi sebagai akibat dari perkembangan bahasa. Tahun
1950-an bahasa Indonesia hanya dipengaruhi secara dominan oleh bahasa melayu.

·

Bahasa tidak langsung.
Setiap bahasa mengajarkan kepada para penuturnya mekanisme untuk menyatakan sesuatu
secara langsung atau tidak langsung. Jika anda berhadapan dengan orang jepang, maka anda akan
menemukan bahwa mereka sering berbahasa secara tidak langsung, baik verbal maupun non verbal.
Inilah yang disebut dengan saat yang tepat bagi seseorang untuk menyampaikan pesan verbal dalam
komunikasi antarbudaya.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata,
mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan
fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. (Agus M.
Hardjana, 2003:22).
Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal
disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain
secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. (Deddy Mulyana,
2005:237).

Bila kita menyertakan budaya sebagai variabel dalam proses abstraksi itu, probelmnya
menjadi semakin rumit. Ketika anda berkomunikasi dengan seseorang dari budaya anda sendiri,
proses abstraksi untuk merepsentasikan pengalaman anda jauh lebih mudah, karena dalam suatu
budaya orang-orang berbagi sejumlah pengalaman serupa. Namun bila komunikasi melibatkan orangorang berbeda budaya, banyak pengalaman berbeda, dan konsekuensinya, proses abstraksi juga
menyulitkan. Misalnya, kata “anjing” dapat dimaknai berbeda, meskipun orang-orang membayangkan
hewan yang sosoknya kurang lebih sama. Bagi sebagian orang, anjing adalah sebagai sahabat yang
setia dan penjaga rumah yang baik, bagi sebagian lainya, anjing menakutkan dan harus dihindari,
sedangkan bagi sebagian orang lainnya lagi, anjing melukiskan jenis hewan yang dagingnya lezat
dimakan. (Deddy Mulyana, 2005:239).

Unsur penting dalam komunikasi verbal.
a)

Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah
lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan
hubungan antara warganya satu sama lain. (Agus M. Hardjana, 2003:22).
Terdapat perbedaan antara bicara dan bahasa. Bahasa tidak harus selalu diucapkan: ia bisa
saja tertulis atau diisyaratkan. Bicara adalah salah satu metode di antara sejumlah metode berbeda
dalam menterjemahkan dan mentrasmisikan informasi linguistik, walaupun bisa dibilang yang paling
alami.
Beberapa ahli memandang bahasa sebagai awal dari perkembangan kognitif, ke
“ekternalisasi” nya untuk melayai tujuan komunikatif yang terjadi kemudian pada evolusi manusia.
Menurut suatu aliran pemikiran, ciri penting yang membedakan bahasa manusia adalah rekursi.
Dalam konteks ini, proses berulang menanamkan kalimat di dalam kalimat. Ilmuwan lain yang
terkenal Daniel Everettmenolak bahwa rekursi itu adalah universal, mengutip beberapa bahasa
tertentu yaitu Piraha yang diduga memiliki kekurangan fitur ini.
Beberapa ahli menganggap bahwa kemampuan untuk mengajukan pertanyaan membedakan bahasa
manusia dari sistem komunikasi makhluk lain. Beberapa primata-primata dalam kurungan

(khususnya bonobo dan simpanse) yang telah mempelajari menggunakan bahasa isyarat dasar untuk
berkomunikasi dengan pelatih manusia mereka mampu menanggapi pertanyaan dan permintaan yang
kompleks dengan benar, tetapi gagal untuk mengajukan sebuah pertanyaan yang sederhana.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:

1.

Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.

2.

Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia

3.

Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan
sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi

behavioristik yang bernama Burrhusm Frederic Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur
rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini
menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan
member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa
yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya
kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles
Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa,
tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh
proses internal yang terjadi dalam dirinya. (Hafied Cangara, 2007:99-102).
Berikut adalah sejumlah kata Malaysia lain bersama sinonimnya dalam bahasa Indonesia,
yang dapat menimbulkan kesalah pahaman:
Bahasa Malaysia

Bahasa Indonesia

Batu

Mil

Bilik

Kamar

Budak

Anak

Comel

Lucu, cantik

Cuai

Ceroboh

Dikacau

diaduk

Kacamata

Cerminmata

Kasut

Sepatu

Mangga

Kunci gembok

Padang letak kereta

Tempat parkir mobil

Pejabat

Gedung, kantor

Percuma

Gratis

Pintu kecemasan

Pintu darurat

Pusing-pusing

Berkeliling, berputar-putar

Sehala

Satu arah, satu jalur

Seronok

Bagus, menyenangkan, meriah

Tambang

Ongkos

Tandas

WC

Tewas

Kalah

Beberapa fakta, frase atau kalimat Malaysia yang terkadang terdengar di Indonesia
sebenarnya hanya lelucon, sekedar main-main, artinya memang tidak digunakan di negara itu,
seperti laskar tak berguna (pensiunan); hentak-hentak bumi (jalan di tempat); pasukan awangawang (angkatan udara); pasukan basah kuyup (angkatan laut); polisi lalu-lalang (polisi lalulintas); rumah sakit korban lelaki (rumah sakit bersalin); setubuh bumi (tiarap); pasukan
bergayut (penerjun payung); surat rayuan (surat lamaran); dan bilik termenung (WC). Menurut
Ahmad Fadzil Yassin, kawan lama saya di Malaysia, lelucon bahasa Malaysia itu dulu dibuat oleh
orang-orang Indonesia yang tidak senang kepada Malaysia, sebagai akibat konfrontasi IndonesiaMalaysia. (Deddy Mulyana, 2005:273-274).
b)

Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambing yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu
bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak
ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran
orang. (Agus M. Hardjana, 2003:24).

c)

Fungsi Bahasa dalam Kehidupan Manusia
Kita sering tidak menyadari pentingnya bahasa, karena kita sepanajang hidup
menggunakannya. Kita baru sadar bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam
menggunakan bahasa, misalnya ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama sekali
tidak memahami bahasa kita yang membuat frustasi ; ketika kita sulit menerjamahkan suatu kata,
frase atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain; ketika kita harus menulis lamaran atau
diwawancarai dalam bahasa inggris untuk memperoleh pekerjaan yang bagus. Fungsi bahasa yang
mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang ,objek dan peristiwa. Setiap orang mempunyai
nama untuk identifikasi sosial. Orang juga dapat menamai apa saja, objek-objek yang
berlainan,termasuk perasaan tertentu yang mereka alami. Penanaman adalah dimensi pertama bahasa
dan basis bahasa pada awalnya dilakukan manusia sesuka mereka yang lalu menjadi konvensi.
(Deddy Mulyana 2005:242).
Menurut Larry L. Barker dalam buku (Deddy Mulyana, 2005:243) bahasa memiliki tiga
fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan
dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui

bahasa,informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Anda juga menerima informasi setiap hari,
sejak bangun tidur hingga anda tidur kembali, dari orang lain, baik secara langsung atau tidak (melalui
media massa misalnya).
Bahasa dan komunikasi
Ruben dan Stewerdn menyebut komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam
suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam paradigma, Laswell menyebutkan
bahwa komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan, media, komunikan, efek.
Pendapat lain, datang dari Canale yang menyebut komunikasi sebagai pertukaran dan perundingan
informasi antara paling sedikit dua orang pribadi melalui penggunaan lambang-lambang verbal dan
non verbal, mode-mode lisan dan tertulis/visual, serta proses produksi dan komprehensi.
Melihat dari berbagai definisi tentang komunikasi tersebut, perlu sekali melihat definisi bahasa
sebagai satu titik pencarian hubungan antara keduanya.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal.
"Dari dua definisi bahasa ini, bila kita kaitkan dengan pengertian komunikasi. Maka bisa didapatkan
bahwa keduanya memiliki kebutuhan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan
alat untuk terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Begitu pula komunikasi, bahasa merupakan satu
hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik".

Bahasa dan identitas
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian bahasa adalah identitas. Identitas terbagi menjadi
dua, yaitu identitas personal dan identitas sosial. Identitas personal menurut William James, dalam
Walgito (2003:97) merupakan skema yang berisi kumpulan keyakinan dan perasaan mengenai diri
sendiri yang terorganisasi. Konsep ini merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri dan
kemudian akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Pembentukan identitas personal dipengaruhi
oleh interaksi dengan orang lain. Identitas sosial adalah pribadi yang terlibat dalam interaksi sosial
(James, dalam Walgito, 2003:98). Dalam hal ini, seseorang tidak dilihat sebagai satu individu, tetapi

merupakan bagaian dari suatu kelompok sosial tertentu atau disebut juga depersonalisasi. Identitas
seseorang, baik personal maupun sosial, akan sangat mempengaruhi penggunaan bahasanya.
Konsep bahasa dan identitas ini berkaitan erat dengan sikap bahasa. Sikap bahasa adalah tata
keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagaian mengenai bahasa, mengenai objek
bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang
disenanginya (Anderson, dalam Chaer, 1995:151). Adapun ciri-ciri sikap bahasa menurut Garvin dan
Mathiot, dalam Chaer (1995) ada tiga, yaitu kesetiaan bahasa yang mempengaruhi seseorang untuk
mempertahankan bahasanya, kebanggaan bahasa yang mendorong seseorang untuk mengembangkan
bahasanya, dan kesadaran adanya norma bahasa yang mendorong orang untuk menggunakan
bahasanya dengan cermat dan santun.

Bahasa dan budaya
Ada berbagai teori mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan. Ada yang mengatakan bahasa itu
merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan
merupakan dua hal yang berbeda, namun mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak
dapat dipisahkan.
Ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan, sehingga segala hal yang ada
dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa
bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia atau masyarakat penuturnya.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya
Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan
merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.10
Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan
yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Masinambouw
menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia.
Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka
kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.
Dengan demikian hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam, du buah fenomena
sangat erat sekali bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu sebagai sistem kebahasaan dan sisi yang
lain sebagai sistem kebudayaan.