PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFFISIENSI MODAL

1

PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFFISIENSI MODAL KERJA
TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PT BPR SINAR DANA BUANA SIDOARJO
Budi Prasetyo
Abstract
Analysis able to be used to assess efficiency management of working capital is ratio
analysis. Ratio analysis basically do not only good for Bank intern side, but also to outside.
With ratio analysis will be got a[n information about weakness and strength faced by Bank
finansial area. Starting from the idea above, hence in this compilation of writer take title
: "INFLUENCE LIKUIDITAS AND EFFISIENSI WORKING CAPITAL TO PROFITABILITY
AT PT SINAR DANA BUANA SIDOARJO ".
As for result of from this research is:
1.
Result of assessment of Likuiditas / Current Ratio of ratio cuurent in the year 2004
equal to 56,95 %, year 2005 equal to 47,85 %, year 2006 equal to 84,65 %, year 2007
equal to 56,86 %, year 2008 equal to 55,89 %, year 2009 equal to 51,87 % and year
2010 equal to 95,28
2.
Result of assessment of Working capital / Total Debt To of Assets Ratio obtained by

ratio cuurent in the year 2004 equal to 383,5 %, year 2005 equal to 400 %, year 2006
equal to 477,9 %, year 2007 equal to 668 %, year 2008 equal to 340,7 %, year 2009
equal to 679 % and year 2010 equal to 80,20
3.
Result of assessment of Profitability / Net Profit margin obtained by ratio cuurent in the
year 2004 equal to 402,7 %, year 2005 equal to 64,1 %, year 2006 equal to 212 %,
year 2007 equal to 37,7 %, year 2008 equal to 55,5 %, year 2009 equal to 61,7 % and
year 2010 equal to 21,3 %
4.
Value correlation coefficient (R) is 0,983 or come near 1. Its meaning there are
unidirectional strong relation between free variable which cover Likuiditas (X1) and
working capital effisiensi (X2) with variable tied that is profitability (Y). Percentage of
free variable influence to variable tied posed at by simultan determinasi coefficient (R
squared) is equal to 0,966 or 96,6%. Matter this means that fluctuateing variable him
tied that is profitability (Y) influenced by free variable that is Likuiditas (X1) and
working capital effisiensi (X2) equal to 96,6 %. While the rest equal to 3,4% influenced
by other variable outside this research
5.
From result of calculation in the reality assess t-calculate for the X1 of equal to 13,240,
for the X2 of equal to 10,324. Value of is tables of equal to 2,1318 meaning by partial

hypothesis accepted that Likuiditas variable (X1) And working capital effisiensi ( X2)
have an effect on to profitability storey level (Y)
6.
From result of calculation in the reality assess F- value calculate > f value - tables of
where, 97,50 > 6,6443 meaning together hypothesis accepted that likuiditas variable
(X1) and working capital effisiensi (X2) have an effect on to profitability storey level
(Y).

2
7.

8.

9.

As for the happening of fluctuation assess from calculation of Likuiditas and working
capital efficiency start from year 2000 until 2006 that happened because from client
activity in remit and draw its fund in PT BPR Sunar Dana Buana Sidoarjo
To the increasing of Likuiditas value if post at Total current asset which consist of
cash, between asset bank, Peny Ph Asset prod progressively mount. While Totalizeing

from its Current liabilities consisting of obligation to be paid, saving, time deposit,
Indonesia bank, and other loan of downhill nya progressively
To the increasing of working capital efficiency value if seen from its debt value which
smaller while its ever greater asset value. Ni matter all depended from activity [all]
client in remit and draw its fund in PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang masalah
Perkembangan industri perbankan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang
cukup pesat beberapa tahun terakhir ini sebagai akibat kemajuan teknologi dan kebijakan
deregulasi yang digulirkan pemerintah pada tanggal 1 Juni 1983 dan tanggal 2 Oktober 1988
yang merupakan deregulasi di bidang perbankan, yang membawa perubahan mendasar yang
menyangkut kegiatan manajemen dan operasionalisasi perbankan.
Deregulasi 1 Juni 1983, dimaksudkan untuk meletakkan landasan-landasan yang
kokoh bagi perkembangan perbankan yang lebih sehat di masa mendatang. Ciri pokok
kebijakan deregulasi ini adalah menyangkut perkreditan maupun pengerahan dana. Ketentuan
di bidang perkreditan pada dasarnya ditekankan pada pengurangan penyediaan kredit
likuiditas Bank Indonesia dan pemberian kebebasan pada bank-bank pemerintah untuk
menentukan sendiri kebijakan perkeditannya, dengan tetap memperhatikan asas-asas yang
sehat dalam pemberian pinjaman. Di bidang pengerahan dana, bank-bank pemerintah

menentukan suku bunga deposito yang dalam ketentuan sebelumnya diatur dan ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
Kebijakan deregulasi berikutnya terjadi pada tanggal 27 Oktober 1988 yang dikenal
dengan PAKTO 27 (Paket Kebijaksanaan Oktober 27) yang tujuannya berupaya
meningkatkan efisiensi lembaga keuangan dan perbankan serta diijinkannya pembukaan
cabang-cabang bank di seluruh daerah, yang implikasinya adalah tumbuh dan berkembangnya
bisnis perbankan.
Di Propinsi Jawa Timur terjadi perkembangan yang sama dalam hal peningkatan
jumlah bank yang membuka cabang, baik sebagai cabang utama maupun sebagai cabang
pembantu. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain : tingkat pendapatan
masyarakat yang meningkat serta tingkat kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan peranan
bank.
Berangkat dengan dasar pemikiran bahwa dengan adanya deregulasi bidang moneter
yang mengakibatkan menjamurnya jumlah bank, mengakibatkan persaingan perbankan sangat
ketat khususnya dalam menawarkan berbagai macam produk perbankan, tingkat bunga yang
menarik, pemberian hadiah yang berupa undian maupun hadiah langsung untuk merebut
pangsa konsumen.
Bank juga sebagai suatu fenomena yang unit dalam menentukan perjalanan
pembangunan bangsa. Hal ini disebabkan karena bank merupakan salah satu industri jasa
yang melayani konsumen dalam arti seluas-luasnya, baik konsumen antara maupun konsumen


3

akhir. Bank juga memiliki keunikan dalam sifat pasarnya yang bersifat borderless (tanpa
batas), hal ini dimungkinkan oleh karena industri perbankan yang mengandalkan
telekomunikasi dan teknologi.
Perkembangan sosial budaya yang disebabkan oleh perubahan global dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan nilai-nilai dan kebutuhan baru bagi
masyarakat yang selanjutnya mengakibatkan tuntutan terhadap kinerja pelayanan perbankan
semakin kompleks. Bagi perbankan yang tidak dapat mengikuti perkembangan ini secara
otomatis akan terdesak dan tersingkir dari persaingan yang ada, sehingga tuntutan dalam
bidang teknologi inovasi misalnya penciptaan produk dan jasa unggulan atau produk-produk
yang unik dan khas sangat diperlukan. Baik keunikan dalam penggunaan teknologi dan
komunikasi yang membedakannya dari perusahaan sejenis. Contoh dari penggunaan
teknologi dan komunikasi perbankan itu adalah kemudahan nasabah menikmati produk dari
bank yang berupa (kartu kredit, kartu ATM, deposito berjangka, kredit perbankan, giro dan
sebagainya) disamping menikmati layanan untuk keperluan nasabah dan administrasi
perbankan dari para karyawan bank (customer service, teller dan sebagainya).
Perbankan adalah usaha jasa yang sangat mengandung resiko tinggi, sehingga orang
- orang yang mengelolah harus betul- betul mengerti tentang dunia perbankan itu sendiri.

Pada umumnya tujuan berdirinya sebuah Perusahaan adalah untuk memperoleh provit / laba
demikian juga dengan dunia perbankan.
Dan disisi yang lain berusaha untuk menekan biaya sekecil- kecilnya / seminim
mungkin namun tetap mengacu pada peraturan-peraturan Pemerintah apalagi menyangkut
upah, sehingga tidak menimbulkan keresahan dan bahkan mengurangi produktivitas
karyawannya. Namun untuk mencapai tujuan pokok Perusahaan yaitu memperoleh provit
banyak sekali faktor - faktor yang menghambat, apalagi didunia perbankan, baik faktor intern
maupun faktor ekstern . Untuk faktor intern saja harus sinerji antara bagian satu dengan yang
lainnya dan merupakan satu manta rantai yang berhubungan antara satu sama lain sehingga
pada masing - masing bagian dalam Struktur Organisasi yang ada harus ada kekompakan,
saling membina kerja sama yang harmonis antara satu bagian dengan bagian yang lain ( Team
Work yang kuat ) karena ini akan membuat perusahan semakin berkembang.
Didunia perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat masalah modal kerja
merupakan masalah yang erat hubungannya dengan operasi perbankan sehari-hari. Untuk
itulah suatu bank harus memperhatikan tingkat kebutuhan modal kerjanya. Kesalahan dalam
pengelolaan modal kerja dapat mengakibatkan operasi Perbankan menjadi terhambat. hal ini
menunjukkan tidak tepatnya dalam penggunaan modal kerja akan menentukan keberhasilan
atau kegagalan finansial perbankan, yang akhirnya mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan. Suatu analisa yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi pengelolaan modal
kerja adalah analisa ratio. Analisa ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi pihak intern

Bank, melainkan juga bagi pihak luar. Dengan analisa ratio akan didapat suatu informasi
tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Bank dibidang finansial. Bertitik tolak
dari pemikiran tersebut diatas, maka dalam penyusunan ini penulis mengambil judul :
“PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PT BPR SINAR DANA BUANA SIDOARJO”.

4

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah likuiditas dan effisiensi modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap
profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo?”.
2. Apakah likuiditas dan effisiensi modal kerja secara bersama berpengaruh terhadap
profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo?”.
3. Mana dari likuiditas dan effisiensi modal kerja yang memiliki pengaruh dominan
terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan dari penyusunan Penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan effisiensi modal kerja secara parsial
terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas dan effisiensi modal kerja secara bersama
terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui pengaruh mana dari likuiditas dan effisiensi modal kerja yang
memiliki pengaruh dominan terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana
Buana Sidoarjo.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini penulis akan mengemukakan beberapa analisa teori yang
berhubungan dengan masalah manajemen perusahaan, terutama yang bersangkutan dengan
judul yang penulis teliti.
2.1. Pengertian dan macam-macam pembelanjaan dalam Perusahaan
Fungsi pembelanjaan didalam perusahan mengalami perkembangan dari waktu
ke waktu. Yang semula fungsi dari pembelanjaan adalah mendapatkan dana (Obtaining
Funds), kemudian perkembangan lebih difokuskan pada aliran dana (Flot of Funds)
didalam struktur finansial perusahaan.
Dalam hal ini Riyanto (2001:12) mengemukakan pengertian dari pembelanjaan
yaitu : “Pembelanjaan meliputi semua aktifitas perusahaan yang bersangkutan dalam
usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Maka berdasarkan pengertian diatas, menyatakan bahwa semua aktifitas untuk
mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut adalah pembelanjan, tetapi dalam

hal ini unsur efisiensi merupakan hal yang dituju dan harus diperhatikan. Dalam hal ini
Prajudi (2001:14) mengatakan bahwa : “Tujuan finance atau financing dalam bisnis
memperoleh dan mempergunakan , serta mengarahkan dana-dana secara efisien agar
supaya nilai dari dana-dana dan harta benda perusahaan yang diperoleh bisa maksimal
atau optimal.
Ditinjau dari sumber dananya , pembelanjaan dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Dari dalam perusahaan (Intern Financial) adalah suatu bentuk dari dalam
perusahaan yang pemenuhan kebutuhan dananya diambil dari dalam perusahaan itu
sendiri.
2. Dari luar perusahaan (Ekstern Financial) adalah perusahaan yang pemenuhan
kebutuhan dananya diambil dari luar perusahaan .

5

2.2 Pengertian Modal Kerja
Menurut pendapat Suryawijaya (1997:224), Modal Kerja adalah: Modal kerja
sering diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan
sehari-hari. Modal Kerja dengan demikian mencerminkan keputusan keuangan jangka
pendek. Besarnya modal kerja ini, tampak pada sisi aktiva neraca, pada kelompok
aktiva lancar. Sebagai perbandingan kita lihat modal tetap yang tampak pada kelompok

aktiva tetap neraca. Modal tetap ini mencerminkan keputusan jangka panjang
perusahaan.
Sedangkan menurut Riyanto (1993:13) pengertian dari modal kerja adalah :
Pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu:
a. Konsep kuantitatif
b. Konsep Kualitatif
c. Konsep Fungsional
ad.a. Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana, yang tertanam dalam unsurunsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva lancar dimana aktiva ini
merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau
aktiva dimana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam
bentuk yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini
adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut dengan modal kerja bruto ( Gross Working
Capital )
ad.b. Apabila dalam konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan
besarnya jumlah aktiva, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal
kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang
yang harus segera dibayar, dengan demikian maka sebagian dari aktiva
lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang

segera harus dibayar, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan
untuk membiayayi operasi perusahaan untuk menjaga likwiditasnya. Oleh
karena itu maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai perusahaan
tanpa mengganggu Likwiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva
lancar . Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (
Net Working Capital).
ad.c. Pada konsep ketiga ini mendasarkan pada fungsi dari dana untuk
mendapatkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau
digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode
Accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan
bagi periode tersebut (Current Income) dan ada sebagian dana lain yang
juga digunakan dalam periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan
untuk menghasilkan current income.
2.3. Fungsi Serta kegunaan Modal Kerja.
Bagaimanapun bentuk dan sifat dari suatu bidang usaha, modal, terutama
modal kerja merupakn unsur penentu kelancaran kegiatan usaha, baik dipandang dari

6

sudut kemampuan pembiayaan kegiatan sehari-hari maupun segi pemenuhan kewajiban
kepada pihak luar (kreditor). Pentingnya modal kerja bagi perusahaan diperjelas oleh
Sartono (1990:57) yang menyatakan :Tersedianya modal kerja harus cukup jumlahnya
dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran sehari-hari, karena
dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan juga
akan memberikan keuntungan antara lain :
a.
Melindungi perusahaan pada krisis modal kerja karena turunnya nilai dalam
aktiva lancar.
b.
Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat pada
waktunya.
c.
Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d.
Memungkinkan memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani para konsumennya.
e.
Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak akan kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Modal Kerja
Perusahaan tentunya membutuhkan modal agar dapat mempertahankan hidup.
Menurut bambang Riyanto (1993:46besar kecilnya kebutuhan modal tergantung pada
dua faktor yaitu :
a. Periode perputaran atau periode terikatnya Modal Kerja
b. Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
ad.a. Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah digunakan, maka
jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar.
ad.b. Merupakan jumlah pengeluran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan
pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan
biaya-biaya lainnya. Bagi perusahaan yang menjalankan usaha tidak hanya
unbtuk sekali, maka kebutuhan modal kerja adalah sebesar jumlah
pengeluaran setiap harinya dikalikan periode perputaran atau periode
terikatnya modal kerja.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan alat
untuk membiayai aktivitas perusahaan. Oleh karena itu besar kecilnya modal kerja
dipengaruhi oleh aktivitas tersebut. Sedangkan Suryawijaya (1997:43) menyatakan
bahwa ada beberapa pedoman yang bisa dipakai dalam memenuhi kebutuhan modal
kerja, yaitu :
1. Melihat Modal Kerja Industri
2. Melihat siklus kehidupan perusahaan.
3. Melihat siklus dunia usaha.
ad.1.Jumlah modal kerja yang dimiliki berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain. Namun setiap perusahaan dapat melihat apa yang dilakukan
oleh perusahaan lain yang termasuk satu kelompok usaha (sektor) dengan
luas usaha yang relatif sama.

7

ad.2. Jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan juga ditentukan
oleh “Letak” perusahaan itu dalam siklus kehidupannya. Pada dasarnya
siklus kehidupan suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok utama yaitu :
a. Tahap perintisan usaha
b. Tahap perluasan usaha
c. Tahap kemantapan usaha
d. Tahap kemunduran usaha
ad.3.Jumlah modal kerja ternyata juga dipengaruhi oleh perusahaan yang terjadi
pada dunia bisnis. Secara umum keadaan dunia bisnis dibagi menjadi empat
macam :
a. Perbaikan (Recovery)
b. Kemakmuran (Prosperty)
c. Resesi (Resession)
d. Depresi (Depression)
2.5. Unsur-unsur Modal Kerja
Yang termasuk dari unsur-unsur modal kerja adalah kas, piutang, persediaan.
Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan satu persatu :
a. Kas.
Merupakan elemen aktiva lancar yang paling likuid, menurut Baridwan (1990:23)
kas adalah : Yang termasuk uang kas menurut pengertian akuntansi adalah alat
pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima untuk
suatu setoran ke bank atau tempat-temapat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Maka berdasarkan uraian diatas tadikas bukan hanya uang yang ada di perusahaan
tetapi juga uang yang disimpan di bank, yang dapat dikatagorikan kas adalah : check
pribadi, Travellers check, dll.
Sedangkan menurut Syamsudin (1995:87) tiga dasar strategis agar kas efisien adalah:
1. Membayar hutang dagang selambat-lambatnya asal jangan mengurangi
kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan
potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah resiko
kehabisan bagi perusaahaan pada masa-masa selanjutnya karena konsumen
akan kehilanga kepercayaan kepada perusahaan.
3. Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sdampai mengakibatkan
kemungkinan menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang
karena ketatnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan
pengumpulan piutang.
Dalam menjalankan atau melaksanakan manajemen kas, ada tiga aspek yang
harus diperhatikan yaitu :
1. Administrasi kas harian.
Setiap perusahaan memerlukan kas untuk membiayai operasinya sehari-hari.
Untuk melaksanakan seluruh operasi perusahaan dengan lancar, perusahaan
memerlukan catatan atau laporan yang rapi pada setiap bentuk penerimaan dan
pengeluaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan administrasi kas harian

8

adalah suatu tata tertib administrasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas serta
saldo kas akhir.
2. Budget Kas
Dengan adanya budget kas , maka akan memungkinkan bagi seorang manajer
keuangan untuk mengetahui atau merencanakan kebutuhan-kebutuhan modal
jangka pendek. Budget kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun.,
yang dibagi dalam interval tertentu misalnya bulanan, kuartal atau enam bulan.
Penyusunan budget kas pada suatu perusahaan sangatlah penting artinya
untuk menjaga Likwiditasnya. Budget kas akan dapat diketahui kapan
perusahaan akan mengalami defisit kas, atau surplus kas karena operasinya.
3. Persediaan Besi Kas (Safety Cash Balance)
Persediaan besi kas atau persediaan minimal kas yang harus dipertahankan oleh
perusahaan agar dapat memenuhi kewajibannya sewaktu-waktu. Untuk
menetukan persediaan besi kas, perusahaan harus menganalisa jumlah penerimaan
dan pengeluaran kas dari periode yang lalu, yang disesuaikan pula dengan rencana
penerimaan dan pengeluaran kas menurut besar kecilnya operasi perusahaan
dimasa yang akan datang.
b. Piutang
Dalam arti luas piutang didefinisikan sebagai tuntutan kepada pihak lain yang berupa
uang, barang, atau jasa. Sedangkan dalam arti sempit piutang berarti tuntutan kepada
pihak lain atas uang atau umumnya tanpa jaminan.
Menurut Baridwan (1990:65, piutang diklasifikasikan dalam :
1. Piutang Dagang ( usaha )
Menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau
jasa-jasa yang di hasilkan oleh perusahaan.
2. Piutang bukan Dagang
Piutang yang timbul bukan dari penjualan barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, Misalnya piutang deviden, persekot dalam kontrak
pembelian, piutang pesanan pembelian saham.
3. Piutang Penghasilan
Penghasilan yang diperoleh atas dasar waktu sehingga pada akhir periode
dihitung berapa jumlah yang sudah menjadi pendapatan dan jumlah
tersebut dicatat sebagai piutang penghasilan.
Piutang adalah suatu tagihan yang timbul karena adanya penjualan kredit.Semakin
besar proporsi dan penjualan kredit semakin besar pula piutang yang dimiliki oleh
perusahaan.
Untuk mempertegas arti dari piutang, penulis kemukakan beberapa pendapat sebagai
berikut : Husnan (1992:46) mengemukakan definisi dari piutang yaitu: Piutang
adalah aktiva yang menunjukkan jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan
sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa secara kredit di dalam kegiatan
usahannya. Sedangkan menurut Yusuf (1997:58), adalah sebagai berikut : Piutang
adalah tagihan kepada perorangan atau organisasi yang timbul dari penjualan barang
atau jasa secara kredit.
Dari pengertian diatas nampak bahwa piutang
merupakan semua tuntutan terhadap langganan baik berbentuk perkiraan uang,
barang maupun jasa-jasa dan segala yang berbentuk perkiraan-perkiraan seperti
transaksi-transaksi.

9

Dengan timbulnya piutang perusahaan dihadapkan pada beberapa resiko
yang kemungkinan terjadi seperti penundaan jangka waktu kredit, tidak tertagihnya
piutang, dan sebagainya. Oleh karena itu manajemen piutang merupakan sarana
untuk mengelola piutang perusahaan sehinngga tidak berpengaruh pada Likwiditas
perusahaan dan akan lebih mengefektifkan dalam pengumpulan piutang perusahaan,
seperti halnya yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto sebagai berikut : “Didalam
manajemen piutang terutama menyangkut masalah-masalah pengendalian jumlah
piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang serta evaluasi terhadap
politik kredit yang dijalankan perusahaan.
Dengan demikian manajemen piutang adalah suatu aktivitas perusahaan sedemikian
rupa sehingga mampu memperkecil resiko serta meningkatkan perputaran piutang
perusahaan sehingga aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar guna
mencapai tujuan perusahaan.
c. Persediaan
Persediaan merupakan investasi yang paling benar dalam aktiva lancar. Persediaan
barang mentah dan barang dalam proses merupakan hal yang diperlukan dalam
menjamin kelancaran proses produksi. sedangkan barang jadi haruslah tersedia agar
memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pembeli. Sedangkan pengertian
persediaan sendiri menurut Haryono Yusuf adalah : Persediaan adalah barang-barang
yang dimiliki oleh perusahaan pada saat-saat tertentu, dengan maksud untuk dijual
kembali baik secara langsung melalui proses produksi dalam siklus operasi normal
perusahaan, dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih berada dalam
proses produksi atau yang menunggu untuk digunakan. Jenis dan komposisi
persediaan yang dimiliki perusahaan berbeda tergantung pada sifat tujuan perusahaan
yang bersangkutan. Pada umumnya persediaan yang ada pada perusahaanperusahaan dagang terdiri atas satu kelompok persediaan yang biasa disebut
persediaan barang dagangan, sedangkan dalam perusahaan-perusahaan industri,
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Yang dimaksud persedian bahan
baku adalah bahan atau bahan mentah yang dibeli perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi yang kemudian menjadi barang jadi. Jumlah bahan
baku yang harus dipertahankan oleh perusahaan tergantung pada :
1.
Lead Time ( waktu yang dibutuhkan sejak saat pemesanan sampai dengan
bahan diterima ).
2.
Jumlah pemakaian
3.
Jumlah investasi dalam perusahaan
4.
Karakteristik fisik dari bahan mentah yang dibutuhkan.
Apabila perusahaan ingin memproduksi secara lancar, maka faktor lead
time harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya mengingat adanya tenggang waktu
antara saat pemesanan dengan saat penerimaan barang, sehingga dengan adanya
peraturan yang baik maka jumlah persediaan yang ada akan selalu cukup untuk
memenuhi kebutuhan produksi.
Jumlah pemakaian juga mempengaruhi tingkat persediaan, semakin bayak
bahan yang digunakan dalam proses produksi, maka semakin besar jumlah
persediaan barang tersebut. Disamping itu jumlah investasi dalam persediaan juga
memegang peranan penting dalam menentukan tingkat persediaan dimana

10

didalamnya menyangkut berapa besar dana yang disediakan oleh perusahaan. Yang
tak kalah pentingnya dalam hal ini adalah karakteristik fisik dari bahan mentah yang
didalamnya menyangkut besar kecilnya ukuran bahan, atau mudah tidaknya bahan
mentah tersebut rusak.
Persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi terdiri dari
keseluruhan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. tetapi masih
membutuhkan proses lanjutan. Persediaan barang dalam proses merupakan jenis
persedian yang tidak Likuid. Karena akan cukup sulit bagi perusahaan untuk dapat
menjual barang-barang yang masih dalam keadaan setengah jadi.
Persediaan barang jadi adalah persediaan barang yang telah selesai diproses
oleh perusahaan, tetapi masih belum terjual. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan persediaan barang jadi ialah dengan membuat estimasi penjualan
yang realistis serta jadwal yang baik. Bilamana estimasi penjualan tinggi, maka
jumlah persediaan barang jadi akan juga menjadi tinggi, demikian pula sebaliknya.
2.6. Penilaian Modal Kerja
Penilaian terhadap modal kerja dapat dilakukan dengan menggunakan analisa
ratio. ratio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif atau absoulut untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara laporan keuangan. Sedangkan tujuan dari analisa
ratio adalah membantu memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari laporan
keuangan. Analisa Ratio dapat diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu:
a. Ratio Likwiditas.
Ratio Likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair, yaitu cairnya aktiva lancar
yang segera harus dibayar. Menurut Riyanto (1993:84) yang mengemukakan definisi
dari likuiditas adalah sebagai berikut : “Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya yang segera harus dibayar”.
Sedangkan pengertian dari likuiditas yang diberikan oleh Sartono (1990:64) dalam
bukunya, Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut: “Masalah likuiditas adalah
hubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang segera harus dibayar”. Dari pengertian tersebut diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan likuiditas adalah
kemampuan perusahaan dalam membelanjai perusahaan serta memenuhi kewajibankewajiban tepat pada waktunya. Jika kemampuan membayar tersebut dihubungkan
dengan kewajiban finansiil untuk menyelenggarakan proses produksi maka
dinamakan “Likuiditas perusahaan”, tetapi jika dihubungkan dengan kewajiban pada
pihak luar atau kreditur dinamakan “Likuiditas badan usaha”. Menurut Munawir
(1993:54) Likwiditas dapat menggunakan analisa Ratio sebagai berikut :
1. Current Ratio yaitu perbandingan antara Aktiva Lancar dengan Hutang
lancar/Jangka pendek.
2. Quick Ratio atau Acid test ratio yaitu perbandingan Aktiva yang cepat
diuangkan dengan Hutang Lancar/Jangka pendek
3. Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan Hutang Lancar.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa alat pengukur likuiditas adalah
current ratio dan quick ratio atau acid test ratio serta cash ratio.

11

Faktor-faktor Yang mempengaruhi Likuiditas
Menurut Husnan (1992:45) ada tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi posisi
Likuiditas antara lain :
1. Investasi yang berlebihan pada piutang
2. Bertambahnya Hutang Lancar
3. Investasi Aktiva Tetap
Sedangkan menurut S Munawir (1993:65) Pasiva Lancar adalah : “Kewajiban
keuangan perusahaan yang pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (
satu tahun sejak tanggal neraca ) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
oleh perusahaan”. Adanya perubahan aktiva lancar maupun pasiva lancar akan
mempengaruhi posisi Likuiditas Perusahaan. Menurut Wright (1990:54), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi posisi likuiditas, antara lain :
1. Besarnya investasi pada harta tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka
panjang. Pemakaian harta tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan likuid.
Makin banyaknya dana perusahaan yang digunakan untuk harta tetap.
Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka
panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang meningkat.
2. Volume kegiatan perusahaan.
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana
untuk membiayai harta lancar. Investasi dana jangka panjang untuk membiayai
tambahan kebutuhan modal kerja dimana sangat diperlukan agar ratio dapat
dipertahankan.
3. Pengendalian Harta Lancar.
Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam
persediaan dan piutang, menyebabkan adanya investasi yang melebihi dari yang
seharusnya. Maka sekali lagi ratio akan turun dengan tajam, kecuali apabila lebih
banyak jangka panjang . Kesimpulannya adalah perbaikan dalam pengendalian
investasi semacam itu akan memperbaiki ratio Likuiditas.
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi posisi Likuiditas adalah :
1. Investasi Aktiva tetap.
Dengan investasi aktiva tetap yang bertambah besar menimbulkan turunnya
tingkat Likuiditas Perusahaan.
2. Bertambahnya hutang lancar yang dipakai untuk membiayai penambahan volume
kegiatan perusahaan.
3. Investasi yang berlebihan pada persediaan dan piutang.
Kalau oleh perusahaan dirasakan bahwa tingkat likuiditas rendah atau tidak likuid
maka perusahaan harus dapat mengusahakan agar Likuiditasnya dapat dinaikkan
lebih tinggi lagi. Menurut Munawir (1993:65) tingkat Likuiditas dapat dinaikkan
dengan cara :
1. Menambah aktiva lancar dengan jalan menjual sebagian aktiva tetap.
2. Menambah modal sendiri untuk menambah aktiva lancar.
3. Mengurangi hutang lancar dengan cara menambah modal sendiri.

12

4.

Mengurangi hutang lancar dengan jalan mengubah status menjadi hutang
jangka panjang.
5. Mengurangi hutang lancar dari hasil penjualan sebagian aktiva tetap.
6. Mengurangi aktiva lancar untuk mengurangi hutang lancar.
Menurut Riyanto (1993:84) dikatakan apabila kita dalam mengukur tingkat
Likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka
tingkat Likuiditasnya dapat dipertinggi sebagai berikut :
1. Dengan Hutang Lancar ( Current Liabilities ) tertentu diusahakan
menambah Aktiva Lancar.
2. Dengan Aktiva Lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah
hutang lancar.
3. Dengan mengurangi Hutang Lancar bersama-sama mengurangi aktiva
lancar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau hutang lancar baik masingmasing atau keduanya akan dapat mengakibatkan perubahan current ratio atau quick
ratio. Sehingga akan mengakibatkan perubahan terhadap tingkat Likuiditas.
b. Ratio Leverage
Ratio ini juga disebut ratio Solvabilitas yaitu : yang memberikan ukuran atas dana
yang disediakan pemilik dibanding dengan keuangan yang diberikan oleh kreditur
perusahaan. Ratio ini mempunyai beberapa implikasi.
1.
Kreditur mengharapkan ekuitas ( dana yang disediakan oleh pemilik ) sebagai
margin kemanan. Bila pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari total
permodalan , maka resiko bisnis sebaian dipikul oleh kreditur.
2.
Dengan pengadaan dana melalui hutang, pemilik mendapatkan manfaat berupa
dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan walaupun
investasinya dalam perusahaan terbatas.
3.
Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya
dibanding bunga yang harus dibayar, maka pengembalian pada pemilik
diperbesar. Dalam pratek ada dua pendekatan untuk ratio leverage yaitu :
a). Pendekatan yang menyelidiki ratio-ratio daftar neraca yang menetapkan
besarnya dana yang telah dipinjam untuk membiayai perusahaan.
b). Pendekatan yang mengatur resiko dari hutang terhadap ratio dari hutang
dan ratio-ratio dari daftar pendapatan yang menetapkan banyaknya beban
yang ditutup oleh laba operasi.
c. Ratio Aktivitas
Ratio aktivitas mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumbersumber daya yang dimiliki. Semua ratio-ratio ini menyangkut perbandingan antara
tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva. Diantara
penjualan tersebut harus ada keseimbangan yang layak dengan berbagai rekening
aktiva seperti persediaan, piutang, aktiva tetap dan lain-lain.
d. Ratio Profitabilitas
Ratio ini menunjukan akhir sejumlah kebijaksanaan dan keputusan manajemen, yang
diperlihatkan oleh pendapatan dari hasil penjualan barang-barangnya dan

13

investasinya. Dalam kata lain ratio yang telah disebutkan diatas merupakan
gambaran tentang operasional perusahaan. Sedangkan ratio profitabilitas
menggambarkan tentang tingkat efektifitas pengolahan perusahaan. Adapun analisa
komparatif dari ratio ini adalah
1. Cross Sectionsl Approach
Yaitu: cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio perusahaan
yang satu dengan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Maksudnya
adalah untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
2. Time Series Approach
Yaitu : cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio fianacial
perusahaan dari satu periode lainnya. membandingkan antara ratio yang
dicapai saat ini dengan pada pasa yang lalu akan memperlihatkan apakah
perusahaan tesebut berkembang atau merosot keadaanya.
2.7. Kerangka Konseptual
Adapun untuk memperjelas indikator masing-masing variabel diperlukan
kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

LIKUIDITAS (X1)
PROFITABILITAS (Y)
EFFISIENSI MODAL
KERJA (X2)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8. Hipotesis
Berdasarkan paparan tentang konseptualisasi dan tujuan penelitian di atas maka
dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut.
1. Diduga bahwa likuiditas dan effisiensi modal kerja secara parsial berpengaruh
terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.
2. Diduga bahwa likuiditas dan effisiensi modal kerja secara bersama berpengaruh
terhadap profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.
3. Diduga bahwa effisiensi modal kerja memiliki pengaruh dominan terhadap
profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.

14

3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian skripsi ini bersifat deskriptif. Menurut Singarimbun
(1989:13) Penelitian diskriptif yaitu penelitian dengan cara memberikan gambaran
secara sistematis, aktual, mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang
akan diselidiki.
3.2 Identifikasi variabel
1.
Likuiditas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang harus segera dibayar. Likwiditas ini terdiri dari :
Current Ratio” : adalah kemampuan membayar hutang-hutangnya dengan
menjaminkan seluruh aktiva lancar. Sehingga rumusnya adalah perbandingan antara
aktiva lancar dengan hutang lancar.
Ratio Likwiditas.
X 100%
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2. Modal kerja sering diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk kegiatan
operasional Bank sehari-hari. Modal Kerja dengan demikian mencerminkan
keputusan keuangan jangka pendek. Besarnya modal kerja ini, tampak pada sisi
aktiva neraca, pada kelompok aktiva lancar. Dalam effisiensi modal kerja ini
digunakan Debt to Total Assets dengan rumus
Debt to Total Assets =
Total Hutang
Total Aktiva
3.

Ratio profitablitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Ratio profitabilitas menggambarkan tentang tingkat efektifitas pengolahan
perusahaan. Para profitabilitas ini digunkan Net Profit Margin dengan rumus :
Net Profit Margin

=

Laba Setelah pajak (EAT)
Pendapatan Operasional

3.3 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penulisan ini bersumber dari data primer dan sekunder
yang telah diolah.
Data primer :
Yaitu data yang diolah sendiri oleh penulis setelah mengadakan penelitian dengan cara
wawancara langsung dengan PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo
Data Sekunder :
Yaitu data yang diperoleh dari arsip-arsip keuangan perusahaan.
3.4 Jenis Data
Jenis data yang digunakan di dalam pelaksanaan penelitian antara lain :
1. Data Kualitatif
Yaitu dimana hasil dari data-data tersebut nantinya akan dianalisa dan dijabarkan
secara logika sesuai dengan bidang ilmu yang diambil.

15

2. Data Kuantitatif
Yaitu dimana hasil dari data tersebut nantinya akan diklasifikasikan ke dalam katagori
penggolongan data dan penemuan hasil yang dilakukan dengan perhitungan dan
analisa matematis
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian pada skripsi ini digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan yaitu :
Mengadakan penelitian pendahuluan pada perusahaan yang bersangkutan untuk
mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
2. Studi Literatur.
Mengadakan pengumpulan data dengan jalan membaca serta mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan materi penulisan skripsi guna mencari jalan keluar
pemecahan masalah.
3. Studi Lapangan.
Mengadakan pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian
untuk mengetahui secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan,
dimana data-data yang diperlukan tersebut menurut Masri Singarimbun bisa
diperoleh melalui :
a. Wawancara :
Yaitu suatu metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara
tanya jawab langsung pada responden.
b. Observasi.
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan penelitian langsung
terhadap obyek penelitian.
c. Dokumenter
Yaitu teknik pengumpulan data dalam bentuk bagan (struktur organisasi). grafikgrafik, data statistik, arsip-arsip dan lain sebagainya
3.6 Proses Pengolahan Data
Proses pengolahan data tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Editing, yaitu meneliti kembali data terkumpul, selanjutnya dilakukan penyortiran
dan diedit menurut kebutuhan analisis.
2.
Tabulating, yaitu data yang sudah diedit dan susah tersusun menurut
klasifikasinya tersebut disusun dalam bentuk tabel sesuai dengan kebutuhan
analisis data.
3.7 Metode Analisa
Adapun teknik analisis data adalah
1. Regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis).
Penggunaan regresi ini untuk menentukan pola hubungan yang lebih dari satu
variabel bebas (independent variabel) terhadap satu variabel terikat (dependent
variabel) . Secara umum fungsinya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
a = konstanta

16

b1,b2 = koefisien X1 dan X2
X 1 = Likuiditas
X 2 = Effisiensi Model Kerja
Y = Profitabilitas
2 Koefisien korelasi (R) dan Koefisien determinasi (R2)
Koefisien korelasi mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi simultan yang merupakan hasil
pengkuadratan koefisien korelasi menunjukkan prosentase pengaruh variabel
bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel
bebas terdiri dari likwiditas dan effisiensi modal kerja edangkan variabel
dependen terdiri dari profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo.
Prosentase / kontribusi pengaruh variabel bebas yaitu likwiditas dan effisiensi
modal kerja terhadap variabel terikat yaitu profitabilitas pada PT BPR Sinar Dana
Buana Sidoarjo. yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi simultan (Rsquared)
Koefisien determinasi (R2).
3. Uji t
Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (secara
partial/ sendiri-sendiri) terhadap variabel terikat.
Formulasi hipotesisnya :
4. Uji F
Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (secara
bersama) terhadap variabel terikat.
4. Hasil penelitian
Dalam pengujian hipotesis ini akan penulis uraikan satu persatu perhitungan
Likuiditas, fisiensi modal kerja dan profitabilitas
4.1 Variabel Likuiditas (X1)
Adapun Rasio Likuiditas pada PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo dapat
ditunjukkan pada tebel berikut :
Tabel 4.1
Likuiditas / Current Ratio
PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo
Tahun
Current Ratio
2004
56,95 %
2005
47,85%
2006
84,65%
2007
56,86%
2008
55,89 %
2009
51,87 %
2010
95,28 %
Sumber : Lampiran Diolah

17

Dari hasil penilaian Likuiditas / Current Ratiodiperoleh cuurent ratio pada tahun 2004 sebesar
56,95 %, tahun 2005 sebesar 47,85 %, tahun 2006 sebesar 84,65 %, tahun 2007 sebesar 56,86
%, tahun 2008 sebesar 55,89 %, tahun 2009 sebesar 51,87 % dan tahun 2010 sebesar 95,28
%.
4.2 Variabel Modal Kerja (X2)
Analisa Leverage ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiaya dengan hutang.
Sedangkan Analisa Modal kerja / Debt to Total Assets Ratio ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Modal kerja / Debt to Total Assets Ratio
PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo
Tahun

Debt to Total Assets
Ratio
2004
383,5 %
2005
400 %
2006
477,9 %
2007
668 %
2008
340,7 %
2009
679 %
2010
80,20 %
Sumber : Lampiran Diolah
Dari hasil penilaian Modal kerja / Debt to Total Assets Ratio diperoleh cuurent ratio pada
tahun 2004 sebesar 383,5 %, tahun 2005 sebesar 400 %, tahun 2006 sebesar 477,9 %, tahun
2007 sebesar 668 %, tahun 2008 sebesar 340,7 %, tahun 2009 sebesar 679 % dan tahun 2010
sebesar 80,20 %

4.3 Variabel Profitabilitas (Y)
Analisa profitabilitas ini mengukur seberapa besar PT BPR Sinar Dana Buana
Sidoarjo mencapai rasio laba. Analisa Profitabilitas ini dihutung Net Profit Margin Ratio.
Adapun perhitungan Net Profit Margin Ratio adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Profitabilitas / Net Profit margin
PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo
Tahun
Net profit Margin
2004
7,87 %
2005
11,43 %
2006
11,50 %
2007
18,53 %
2008
30,79 %
2009
16,56 %
2010
21,30 %
Sumber : Data Diolah

18

Dari hasil penilaian Profitabilitas / Net Profit margin diperoleh cuurent ratio pada tahun 2004
sebesar 7,87 %, tahun 2005 sebesar 11,43 %, tahun 2006 sebesar 11,50 %, tahun 2007
sebesar 18,53 %, tahun 2008 sebesar 30,79 %, tahun 2009 sebesar 16,56 % dan tahun 2010
sebesar 21,30 %
Tabel 4.4
Rekapitulasi hasil Perhitungan Likuiditas, efisiensi modal kerja dan Profitabilitas
PT BPR Sinar Dana Buana Sidoarjo
Tahun
Current Ratio
Debt to Total Assets
Net profit Margin
Ratio
2004
56,95 %
383,5 %
7,87 %
2005
47,85%
400 %
11,43 %
2006
84,65%
477,9 %
11,50 %
2007
56,86%
668 %
18,53 %
2008
55,89 %
340,7 %
30,79 %
2009
51,87 %
679 %
16,56 %
2010
95,28 %
80,20 %
21,30 %
Sumber : Data Diolah
4.4. Persamaan regresi linier berganda
Persamaan regresi mengukur pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya.
Tabel 4.5
Koefisien Regresi
Coefficie ntsa

Model
1

(Constant)
x1
x2

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
100.614
448.614
.926
4.807
.810
.420

Standardized
Coefficients
Beta
.034
.015

t
5.680
13.240
10.324

Sig.
.000
.000
.000

Zero-order

Correlations
Partial

.987
.864

.974
.746

Part
.949
.557

a. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Olahan SPSS
Pada hasil pengolahan SPSS yang terdapat dalam lampiran, maka dapat dibuat
persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = 100,614 + 0,926 X1 + 0,810X2
Dari hasil persamaan tersebut diatas, maka dapat diartikan bahwa :
a. Nilai konstanta adalah 100,614, Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh variabel
bebas yaitu variabel Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) nilai variabel
dependen yaitu tingkat Profitabilitas tetap konstan sebesar 100,614.
b. Nilai koefisien regresi dari variabel Likuiditas (X1) sebesar 0,926. Artinya bahwa
setiap kenaikan satu satuan variabel Likuiditas (X1), akan mengakibatkan kenaikan

19

c.

variabel profitabilitas sebesar 0,926 satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya yang
terdiri dari effisiensi modal kerja (X2) adalah konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi dari variabel effiisiensi modal kerja (X2) sebesar 0,810. Artinya
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel effisiensi modal kerja (X2), akan
mengakibatkan kenaikan variabel profitabilitas sebesar 0,810 satuan dengan asumsi
bahwa variabel lainnya yang terdiri dari effisiensi Likwiditas (X1) adalah konstan atau
tetap.

4.5. Koefisien korelasi simultan (R) dan determinasi simultan (R2)
Koefisien korelasi mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi simultan yang merupakan hasil pengkuadratan
koefisien korelasi menunjukkan prosentase pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas Likuiditas (X1) dan effisiensi modal
kerja (X2) dan variabel terikat adalah profitabilitas (Y) Hasil perhitungan SPSS mengenai
koefisien korelasi dan determinasi ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 4.6
Koefisien korelasi dan determinasi simultan
Model Summaryb
Change Statistics
Model
1

R
.983a

R Square
.966

Adjusted
R Square
.965

Std. Error of
the Estimate
169.89642

R Square
Change
.966

F Change
97.650

df1

df2
2

4

Sig. F Change
.000

a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Olahan SPSS
Pada tabeL tersebut diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,983 atau
mendekati 1. Artinya terdapat hubungan yang kuat searah antara variabel bebas yang meliputi
Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) dengan variabel terikat yaitu profitabilitas
(Y). Prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh
koefisien determinasi simultan (Rsquared) adalah sebesar 0,966 atau 96,6%. Hal ini berarti
bahwa naik turunnya variabel terikat yaitu profitabilitas (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas
yaitu Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) sebesar 96,6 %. Sedangkan sisanya
sebesar 3,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
4.6. Uji t (uji parsial)
Uji t dipergunakan untuk mengukur secara parsial tingkat pengaruh signifikansi
variabel bebas yang meliputi Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) terhadap
profitabilitas (Y)
Langkah-langkah pengujian uji t adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan Hipotesis
a.
Apabila t hitung > t tabel, artinya hipotesis diterima dimana secara parsial
variabel Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) berpengaruh terhadap
profitabilitas (Y)

20

b.

2.

3.
4.

Apabila t hitung < t tabel, artinya hipotesis diterima dimana secara parsial
variabel Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas (Y)
Menentukan nilai t tabel
Df = n-k-1 = 7-2-1 = 4
t tabel (0,05;4) = 2,1318
Menentukan nilai thitung
Nilai t hitung untuk X1 = 13,240 dan untuk X2 = 10,324
Interpretasi
a.
Uji pengaruh variabel likuiditas (X1), terhadap profitabilitas (Y).
Dari hasil perhitungan ternyata nilai t–hitung > nilai t – tabel dimana, 13,240 >
2,1318 yang berarti secara partial hipotesis diterima bahwa variabel likuiditas
(X1) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (Y).
b.
Uji pengaruh variabel effisiensi modal kerja (X2), terhadap profitabilitas (Y).
Dari hasil perhitungan ternyata nilai t–hitung > nilai t – tabel dimana, 10,324 >
2,1318 yang berarti secara partial hipotesis diterima bahwa variabel effisiensi
modal kerja (X2) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (Y).

4.7 Uji F (uji bersama)
Uji F dipergunakan untuk mengukur secara bersama tingkat pengaruh signifikansi
variabel bebas yang meliputi Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) terhadap
profitabilitas (Y)
Langkah-langkah pengujian uji t adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan Hipotesis
a.
Apabila F hitung > F tabel, artinya hipotesis diterima dimana secara parsial
variabel Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) berpengaruh terhadap
profitabilitas (Y)
b.
Apabila F hitung < F tabel, artinya hipotesis diterima dimana secara parsial
variabel Likuiditas (X1) dan effisiensi modal kerja (X2) tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas (Y)
2.
Menentukan nilai F tabel
Df 1 = k = 2
Df 2 = n-k-1 = 7-2-1 = 4
F Tabel ( 0,05 ; 2 ; 4 ) = 6,9443
3.
Menentukan nilai F hitung
Nilai F hitung 97,50

21

Tabel 4.7
Nilai F Hitung
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
90.909
115459.2
115550.1

df
2
4
6

Mean Square
45.455
28864.792

F
97.650

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y

4.

5.

Interpretasi
Dari hasil perhitungan ternyata nilai F–hitung > nilai F – tabel dimana, 97,50 > 6,6443
yang berarti secara bersama hipotesis diterima bahwa variabel likuiditas (X1) dan
effisiensi modal kerja (X2) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (Y).

Kesimpulan
Dari hasil penelitan yang telah penulis lakukan masalah pengaruh likwiditas dan
effisiensi modal kerja terhadap prof