BANK GELAP DI KOTA BUKITTINGGI RESISTEN

“BANK GELAP” DI KOTA BUKITTINGGI: RESISTENSI EKONOMI MASYARAKAT URBAN MINANGKABAU DALAM MENGHADAPI PELAKU EKONOMI ETNIK LAIN

Heli

Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi e-mail: heli_bkt@yahoo.com

Diterima: 4 Mei 2015

Direvisi :tanggal, 27 Mei 2015

Diterbitkan: 1 Juli 2015

Abstract

The dificulties in getting the allowance from the public bank have some customers try to ind the alternative way in having loan which is usually called as “Bank Gelap” or “ Bank 47”. “Bank 47” which is originally come from Batak has a simple process

and does not need any prerequirements. The illegal inancial activity is administered in almost all area in West Sumatera and Riau. When the local economy began in the grip of other ethnics, especially those in the heart of Bukittinggi, that the ownership shifted slowly disturbed the local community. The logical consequence of the local economy mastery will bring ripples that could

cause conlict, the struggle for economic resources, and larger and wider tensions. They provide range of credits from hundreds of thousand rupiah till ive thousands rupiah with 20 % of bank interest. The success implications of the capital trading from Batak is transformed as lands, business place, housing and etc.

Keywords: “Bank Gelap”, Local Economy, Capital Trading

Abstrak

Kesulitan dalam mendapatkan tunjangan dari bank umum menyebabkan beberapa pelanggan mencoba untuk menemukan cara alternatif dalam pinjaman kredit yang biasanya disebut sebagai “Bank Gelap”. “Bank 47” memiliki proses yang sederhana dan tidak memerlukan prerequirements. Pemilik “Bank 47” awalnya berasal dari suku Batak. Aktivitas keuangan ilegal diberikan di hampir semua daerah di Sumatera Barat dan Riau. Ketika ekonomi lokal mulai dirasa berada dalam cengkraman etnik imigran lain khususnya yang berada di jantung- jantung kota Bukittinggi yang secara perlahan beralihnya kepemilikan tempat perdagangan sudah merisaukan komunitas lokal. Konsekwensi logis dari penguasaan ekonomi lokal akan memunculkan riak-riak yang dapat menyulut konlik, perebutan sumber ekonomi dan ketegangan yang lebih besar dan luas. Tradisi ekonomi mereka menyediakan berbagai kredit dari ratusan ribu rupiah hingga lima ribu rupiah dengan 20% dari bunga bank. Implikasi dari keberhasilan dalam perdagangan modal dari suku Batak ditransformasikan sebagai tanah, tempat usaha, perumahan dan sebagainya.

Kata Kunci: Bank Gelap, Ekonomi Lokal, Perdagangan Uang

Latar Belakang

kan jutaan rupiah untuk mengembangkan suatu Dalam dunia perdagangan, arus modal men- usaha. Bagi pedagang menengah dan besar, ke- jadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan beradaan perbankan menjadi mitra utama dalam usaha.Bagi pedagang besar, modal yang harus mengembangkan permodalan. Penarikan modal disiapkan tentu juga besar.Mulai dari puluhan kedalam dunia perdagangan atau industri memerlu- juta sampai ratusan juga bahkan miliaran rupiah. kan asset lain yang dapat dijadikan agunan. Agunan Sementara bagi pedagang kecil, khususnya pe- dapat berupa rumah, tanah, ruko, kendaraan atau

dagang kaki lima 1 , pedagang klontong, pedagang peralatan industri yang dianggap mempunyai nilai. sayur, pedagang gerobak dan seterusnya, mereka Inilah yang “dimiliki” pedagang menengah dan juga membutuhkan modal mulai ratusan ribu bah- besar yang tidak dimiliki pedagang kecil.

Pemenuhan modal besar dan menengah telah

pendapat dari pedagang gerobak yang memiliki tiga roda diawali diantaranya oleh bank BNI 46, maka bagi ditambah dua kaki pedagang hingga menjadi lima kaki. Is- pegang kecil selanjutnya juga melahirkan pe modal tilah kaki lima kemudian lebih popular sejak masa Rafles. yang disebut bank 47. Bank 47 oleh sebahagian Trotoar diperuntukkan bagi pejalan kaki sepanjgang 5 kaki yang terletak di bagian tepi jalan secara timbal balik. Lihat masyarakat lokal sumatera barat sebagai plesetan

Asal kata kaki lima sendiri ada yang ber-

Marzani Anwar, Adaptasi dan Resistensi Kelompok-kelompok dari “pinjam 4 dan dibayar 7”. Artinya suku bunga

Sosial Keagamaan (Jakarta: Paramadani, 2006), h. 155.

yang dipatok relative besar dibandingkan dengan yang dipatok relative besar dibandingkan dengan

dari lingkaran kemiskinan. 2 bankan komersial. 3

Selanjutnya, fenomena APBN 2013 meng- Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Sulit.

alokasikan subsidi bunga kredit 1,2 triliun untuk Perhatian pemerintah terhadap pedagang kecil

mendukung program UMKM, peningkatan dan menengah turut memberikan konstribusi dalam ketahan an pangan dan diveriikasi energi. Dari permodalan yang dikucurkan perbankan nasio- jumlah kredit yang besar tersebut tidak menyentuh nal melalui menteri perindustrian dan UKM, tetapi peng usaha kaki lima, pedagang sayur, pedagang

syarat-syarat yang ditentukan bagi peminjam menja- makanan kue keliling, rumah makan ampera di persoalan tersendiri bagi sebagian nasabah hingga

(emperan) dan pe dagang-pedangan kecil lainnya mereka mencari “bank lain” yang lebih mudah. 4 yang tidak memiliki bankable. Sebuah realitas de-

Digulirkannya Kredit usaha rakyat oleh ngan kebijakan peme rintah yang tidak menyentuh

pemerintah SBY bertujuan untuk melakukan hakikat pedagang kecil yang perlu mendapatkan percepatan pengembangan sector riil dan pember-

kelayakan usaha dengan keterbatasan izin dan ad- dayaan UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah

minstrasi lainnya. dan Koperasi) dalam rangka penganggulangan/ Bank BNI 46 mematok adanya agunan,

pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempat- administrasi yang rapi, suku bunga bersaing dan an kerja serta pertumbuhan ekonomi. Harapan

promosi-promosi dalam semua media.Sedangkan untuk mendapatkan permodalan tersandung oleh

bank 47 tanpa menggunakan agunan, administra- ketentuan-ketentuan yang tidak miliki pedagang si seadaanya dan tanpa media promosi.Bank 47

kecil. Pengajuan KUR yang ditentukan perbankan mensosialisasikan produknya secara oral dari satu menyebabkan harapan mensejahterakan masyara-

mulut kemulut pedangan lainnya. “Bank gelap” kat pinggiran jauh panggang dari pada api. Cara

ini merangkul pedagang-pedangan kecil yang yang ditentukan; Pertama, UMKMK mengaju- terabaikan oleh lembaga perbankan pemerintah.

kan surat permohonan KUR kepada Bank dengan Kebutuhan modal untuk mereka memang tidak melampirkan dokumen seperti identitas diri 5 , le-

seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan galitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan

modal bagi pedagang menengah dan besar,tapi dan sebagainya; Kedua, bank mengevalusasi/ jika dikalkulasikan jumlah mereka di pasar-pasar

menganalisa kelayakan usaha UMKMK berdasar- tradisional, pedagang kaki lima di trotoar jalan, kan permohonan; Ketiga, apabila menurut Bank,

warung-warung kecil dan seterusnya ternyata usaha UMKMK layak, maka bank menyetujui

kuantitas mereka cukup mendominasi hampir di permohonan KUR. Keputusan memberikan setiap pasar lokal, termasuk Pasar Bukittinggi dan

KUR sepenuhnya merupakan kewenangan bank; Pasar Konveksi Aur Kuning, bahkan bank ber- Keempat , bank dan UMKMK menandatangani

jalan ini juga merambah ke kota lain di Sumatera perjanjian kredit/pembiayaan; Kelima, UMKMK

Barat seperti kota Payakumbuh, Batusangkar, wajib membayar mengembalikan KUR kepada Pariaman dan Padang. Keengganan perbankan dalam mengucurkan kredit kepada UKM de- ngan alasan dasar mereka adalah karena jumlah 3 Marsuki, Analisis Sektor Perbankan, Moneter dan

Keuangan Indonesia, Kebijakan, Perbankan, Kredit, Uang, Pasar 2 Menurut Elly M. Setiadi, ada 3 faktor penye- Modal, Lembaga Keuangan Internasional dan Utang Luar Negeri ,

bab kemiskinan. Pertama, kemiskinan disebabkan oleh (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2005), h. 45. handicap badaniah atau mental.Kedua, kemiskinan disebab-

4 Ada delapan bank yang dijadikan sebagai tem- kan oleh bencana alam. Ketiga, kemiskinan buatan.Kemi- pat peminjaman bagi masyarakat yaitu; PT Bank Rakyat In-

skinan bentuk pertama disebut kemiskinan secara klasik donesia, PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, dimana kemiskinan dikaitkan dengan struktur budaya se- PT Bank Tabungan Negara, PT.Bank Bukopin, PT Bank tempat seperti malas.Bentuk kedua, seperti terjadinya ke- Syari’ah Mandiri, PT. Bank BNI Syari’ah. <http://www. timpangan struktur ekonomi. Ada sekelompok orang yang komite-kur.com> memiliki asset yang berlebih sementara ada sekelompok

5 Menurut Asep Rosadi, di samping legalitas diri orang lain yang kurang. Selanjutnya lihat Elly M. Setiadi dan seperti KTP dan KK, surat keterangan usaha dari desa juga

Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala perlukan untuk pencairan kredit. Lihat Asep Rosadi, Syarat Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi dan Pemecahannya (Jakarta: Kredit KUR BRI , <http://www.blogaseprosadi.html>, Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 831.

diakses pada tanggal 10 Februari 2014.

bank sampai lunas. 6 pun pemerintah mengungkapkan bahwa basis Di samping syarat administratif di atas, perekonomian kita adalah ekonomi rakyat tapi syarat lain yang menjadi kewajiban debitur adalah dalam kenyataannya, peran pemerintah dan BI memenuhi persyaratan KUR yang ada pada bank belum menunjukkan sikap konsisten dalam pem- pelaksana dan menyerahkan agunan kepada bank. berdayaan sektor riil ini, khususnya jika dilihat Agunan ini dapat berupa agunan pokok yaitu ke- 8 dari sikap dan peran perbankan.

layakan usaha dan objek yang dibiayai itu sendiri Gerakan Awal “Bank Gelap”

dan dapat pula berupa agunan tambahan sesuai Praktek bank tak berizin untuk wilayah dengan ketentuan pada bank pelaksana seperti

sertiikat tanah, BPKB mobil, dan lain sebagainya. Bukittinggi dan Agam di sumatera barat diawali dari pembentukan koperasi oleh masyarakat

Dan yang terakhir adalah membayar kewajiban Kristen di pusat Kota Bukittinggi tahun 1970-an.

pokok berupa peminjaman modal dan bunga atas Tepatnya di sebelah gereja katolik di depan KUR yang diterima bank sampai lunas.Kriteria

Stasiun. Koperasi yang digagas petinggi Batak lain yang ditentukan bank untuk aplikasi permo- Toba diikuti oleh seluruh warga Batak Kristen

honan kredit dapat dikabulkan apabila memenuhi yang pada waktu itu jumlahnya tidak seberapa.

syarat lain yaitu; Dari simpanan anggota kemudian dijadikan

1. Tidak sedang menerima kredit/ pembiayaan modal awal untuk melakukan praktek riba yang

dari perbankan dan/atau tidak sedang me- berkembang hingga hari ini. Menurut pengakuan nerima kredit program dari pemerintah/se-

Besinaga Sinangguli, 68 tahun, hingga sekarang lain KUR

warga Batak yang ikut koperasi membayar iuran

2. Dapat sedang menerima kredit kosumtif (kredit wajib sebanyak Rp 50.000,-/ orang. 9 Dana yang kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, terkumpul kemudian diberikan kepada anggota kartu kredit dan kredit kosumtif lainnya)

yang meminjam. Iuran lain yang dibayar warga

3. Dalam hal UMKMK masih tercatat system Batak adalah arisan kematian. Setiap warga Batak informasi debitur BI, tetapi bagi yang sudah

yang meninggal, warga lainnya berpartisipasi melunasi pinjaman, maka diperlukan surat untuk memberikan iuran berdasarkan kesanggup-

keterangan lunas bank sebelumnya an mereka untuk biaya transportasi jenazah ke

4. Untuk KUR mikro, tidak diwajibkan untuk Sumatera Utara dan prosesi pemakaman. Iuran dilakukan pengecekan system informasi

yang diberikan mulai dari Rp 5.000,- sampai Rp debitur bank Indonesia.

100.000,- /orang. Sebagaimana yang kemukakan Pengucuran modal mulai dari Rp

Sinaga dengan logat Bataknya “Jika yang mem- 20.000.000,- untuk KUR Mikro sampai Rp bayar 5.000 jangan dihina dan jika diberi 100.000

500.000.000,- untuk KUR Ritel dengan suku

diberi dengan lapang dada”.

bunga mulai dari 22% efektif pertahun dan suku Menurut Sinaga, keberhasilannya mem- bunga KUR ritel 13% efektif pertahun.

beli tanah dan rumah di Bukittinggi tidak lepas Dari prosedur yang ditentukan pihak per- dari prakek bank gelap yang dilakukannya sejak

bankan untuk mendapatkan kredit permoda- masih muda. Daerah pengembangan rente

lan sangat kecil peluang yang bisa diambil oleh dilakukan pada tahun 1986 dengan peminjam pe dagang kecil mulai dari ketiadaan agunan,

terbanyak di daerah Baso Kecamatan Ampek perizinan, catatan keuangan dan seterusnya. Angkek Canduang Kabupaten Agam.Persaingan

Alternatif yang mungkin mereka usahakan adalah sesama pemodal dari suku Batak dan faktor usia

dengan memakai modal bank tak berizin dengan kemudian menyebabkan Sinaga menularkan “per- bunga di atas rata-rata. Inilah yang dikemukakan

dagangan uang” kepada anak-anaknya. Thee Kian Wie melalui Carunia Mulya Firdaus

Ada dua alasan menurut Sinagayang perlu bahwa lambatnya pembangunan ekonomi na-

menjadi perhatian dalam mengembangkan bank sional disebabkan faktor birokrasi. Akibatnya, gelap ini; Pertama, pandai melihat “angin”, angin

berbagai kebijakan iskal dan moneter termasuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah Kian Wie, “Birograsi Hambat Kemajuan Ekonomi dan Pe- serta koperasi dalam mendorong pertumbuhan neliti”, Harian Kompas, Kamis, 13 Februari 2014.

7 ekonomi jalan di tempat. 8 Di sini terlihat sekali- Marsuki, Analisis Sektor Perbankan, Moneter dan

Keuangan…… , h. 37.

6 Asep Rosadi, Syarat Kredit KUR………h. 20. 9 Sinaga Sinangguli, Wawancara Pribadi, Minggu 7 Carunia Mulya Firdausy, in Memoriam Thee

16 Februari 2014.

yang dimaksud adalah kepintaran dalam melihat kampung kelahiran mereka di Medan. Pertama, keuntungan dan kiat-kiat penarikan pinjaman ketika daerah Koto Dalam yang terletak dipinggiran melakukan pengucuran modal kepada masyarakat. Pasar Konveksi Aur Kuning Bukittinggi. Daerah Kegagalan melihat angin dapat menyebabkan kredit Koto Dalam terletak arah utara dari pusat per- macet dan terhambatnya siklus perputaran modal tokoan Aur Kuning. Mereka mendominasi peru- secara berkelanjutan. Termasuk pintar membaca mahan besar yang terdapat di gang Barambuang 1 angin menurut Sinaga berupa kemampuan mem- sampai Barambuang 5 dengan segala kemegahan- baca kemapanan ekonomi suatu tempat, kepiawaian nya. Rumah-rumah beton betingkat 2 diperoleh berkomunikasi dan “garis tangan”; Kedua, Menurut dari usaha perdagangan uang yang sudah mereka pengakuan Sinaga, kegagalannya dalam perdagan- lakoni sejak lama. gan modalkarena ditakut-takuti oleh sebahagian

Kedua , Kampung Ranah Kecamatan teman lainnya, hingga setoran yang biasanya dijem- Ampek Angkek Kabupaten Agam. Pemukiman put dibiarkan begitu saja. Hampir setengah tagihan pertama yang berada di Koto Dalam berada di dibiarkan menguap di tangan peminjam tanpa di- pusat perekonomian dan di pusat Kota Bukittinggi minta kembali sebagaimana biasa. Inilah dua faktor sedangkan daerah pemukiman kedua berada di penyebab dihentikannya bisnis bank gelap di daerah perbatasan kota antara Kota Bukittinggi dengan Canduang dan Baso Kabupaten Agam.

kabupaten Agam. Keterbatasan lahan di Kota

Komunitas “Bank Gelap” 10

Bukittinggi menyebabkan warga non muslim ini mengincar daerah pinggiran kota yang kemudian

Perantau dari Sumatera Utara melihat sisi bisnis permodalan yang tidak diisi oleh dunia berkembang menjadi sebuah pemukiman yang dikenal dengan daerah Kampung Ranah. Daerah

perbangkan dengan membentuk “bank dibawah tangan”. Ada 4 daerah yang populer menjadi Ranah awalnya dikembangkan oleh depeloper

yang bernama Simbolon atau yang popular de- kampung Batak kedua di Kota Bukittinggi setelah

ngan sebutan perumahan Simbolon I dan peru-

10 . Bank gelap merupakan versus istilah dari bank mahan Simbolon II. 11

resmi yang diatur tersendiri oleh pemerintah. Bank gelap dapat

Ketiga , Belakang Balok, lokasi perumah-

diartikan orang atau pihak-pihak yang menjalankan kegiatan yang seolah-olah bertindak sebagai bank, sebagaimana yang an elit ini berada arah barat dari pusat pertokoan dimaksud dalam pasal 46 ayat 1 jo. Pasal 16 ayat 1 UU No. Pasar Atas Bukittinggi dan beratasan langsung

10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 dengan Ngarai Sianok. Wilayah pemukiman tentang perbankan (UU 10/1998). Pasal 46 UU No. 10/1998 yang mereka gunakan melebar sampai ke daerah merumuskan bahwa “Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin dari pimpinan Birugo Jambu Air. Bank Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 16,

Keempat , kelurahan Mandiangin Koto diancam pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun Selayan. Di daerah ini dari bangunan yang mere- dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda seku- ka miliki memang tidak semegah yang terdapat di rang-kurangnya Rp 10 mi liar dan paling banyak Rp 20 miliar”.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Un- Koto Dalam Aur Kuning atau Kampong Ranah dang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , (Jakarta: Sinar tapi perkembangan migrasi dari daerah Sumatera Graika, 2010), h. 17. Dari rumusan pasal 46 ayat 1 di atas Utara ke tanah adat basandi syara’ dan syarak basandi yang dilarang adalah menghimpun dana masyarakat sedang- kitabullah terus mengalami peningkatan. Daerah- kan pihak yang menyalurkan dana atau meminjamkan modal dengan bunga (rentenir) tidak dilarang dalam undang-undang daerah di kelurahan lain yang masih berada dalam perbankan. Dengan demikian, tuan rente tidak dapat dikuali- ikasikan sebagai tindak pidana perbankan yang dapat dijatuhi

11 Simbolon awalnya merupakan pengembang hukuman penjara atau denda.Selanjutnya “restu” melakukan dari perumahan di Kampung Ranah yang berasal dari Su-

rentenir juga diperbolehkan dalam KUH Perdata dalam pasal matera Utara. Pengembang perumahan tersebut kemu- 1765 yang merusmuskan bahwa; diperbolehkan memperjan- dian populer dengan Perumahan Simbolon yang menjadi jikan bunga atas pinjaman uang atau barang lain yang habis nama tersendiri dari daerah Kampung Ranah. Menurut karena pemakaian. Lihat. R. Subekti, Kitab Undang-Undang Yusran, salah seorang pembeli pertama tanah simbolon Hukum Perdata (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1992), h. 379.

menuturkan bahwa komplek Simbolon pertama kali diba- Praktek bank gelap sebenarnya tidak dapat ngun pada tahun 1992 berupa rumah dan tanah kaplingan. diklasiikasikan kepada tindak pidana, tapi lebih tepatnya Tanah dijual Rp 20.000,-/M2 yang awalnya diperuntukkan pe nyalahgunaan keadaan ( undue inluence atau misbruik van untuk orang Bukittinggi sekitarnya tapi ketika telah dibeli omstandighden ) dalam hukum perdata.Pihak kreditur yang oleh warga Bukittinggidan sekitarnya dijual kembali kepa- berada dalam posisi lemah meminjam uang dengan per-

da orang Kristen dengan harga tinggi yang mencapai Rp janjian bunga tinggi kepada debitur untuk keperluan yang 300.000,-/ M. Pengalihan hak kepemilikan tanah dari orang sangat mendesak hingga terpaksa menyetujui bunga yang islam kepada orang Kristen terus terjadi hingga hari ini. ditetapkan debitur.<htttp://www.hukumonline. com>

Yusran, Wawancara Pribadi, Rabu tanggal 5 Februari 2014.

Kota Bukittinggi juga mereka tempati selagi ada tempat yang diresahkan warga sekitarnya karena kesempatan untuk mendapatkan hak kepemilikan juga difungsikan sebagai rumah ibadah kristiani tanah seperti daerah Garegeh, Talao, Cimpago secara diam-diam bagi masyarakat Batak.

dan lain-lain. Daerah inilah kemudian yang men- Pengajuan Kredit Pada “Bank Gelap”

jadi pemukiman bank gelap di Kota Bukittinggi Salah satu sentral ekonomi dalam bentuk

dan merambah ke daerah lain di Sumatera Barat. pasar konfeksi terbesar di sumatera barat ada- Dilihat dari kependudukan di Kampung

lah pasar Aur Kuning.Peminjaman modal dapat Ranah sebagai pemukiman baru sekaligus tempat dilakukan setiap hari pasar, khususnya pada hari

berkembangnyapermodalan bank gelap dari suku Sabtu dan Rabu setiap minggu di pasar Aur

Batak, ada 4 KK masuk adminstrasi jorong pi- Kuning Bukittinggi. Pada jadwal pasar Sabtu dan lubang, 85 kk masuk adminstrasi jorong Batang

Rabu tersebut, para “inang” melakukan pemu- Buo dan ada 4 kk yang masuk administrasi jorong ngutan cicilan atau menjadi deb kolektor 2 kali

Parit Putus. Jika diakumulasikan untuk daerah seminggu. Pada waktu inilah yang paling mudah

Ranah saja ada 93 kk yang merupakan imigran Batak. 12

untuk mengajukan pinjaman. Pengajuan pinjam- an biasanya dilakukan pedangan kecil seperti

Jumlah kepala keluarga (KK) di atas jika pedangan kaki lima, pedagang makanan atau dikalkulasikan dengan jumlah KK yang tersebar

pedagang-pedagang kecil lainnya. Pedagang yang disekitar Kampung Ranah lebih kurang 65 kk. Jika mendapatkan pinjaman oleh para inang Batak

dijumlahkan keseluruhan, maka jumlahnya menja- biasanya pedagang rutin atau pedangan yang

di 158 KK.Jumlah KK di atas belum termasuk KK sudah dikenal oleh kreditor di tiap-tiap pasar. yang terdapat di daerah Koto Dalam Aur Kuning

Pengucuran kredit biasanya tanpa memerlukan dan sekitarnya yang masuk dalam wilayah kota foto kopi KTP, agunan, izin usaha, NPWP, atau

Bukittinggi. Keluarga Kristen Kampung Ranah syarat-syarata lain yang berlaku pada sistim per-

umumnya berasal dari suku Batak dengan beragam bankan nasional karena memang pedagang kecil marga seperti marga Sinaga, Sihotang, Sinambela,

diyakini tidak memiliki sebahagian syarat ini. 14 Parlindungan, Panjaitan dan lain sebagainya.

Kata kunci untuk meminjam cukup “dikenal” Menurut perhitungan Sinaga, untuk daerah

oleh para kolektor dari suku Batak ini.Istilah Bukittinggi saja saat sekarang ada 700 kk yang dikenal dapat berupa tempat usaha atau domisili

mayoritas mereka berprofesi sebagai pedagang

peminjam modal.Para konsumen atau nasabah riba. Sedikit diantara mereka yang berprofesi mereka lebih popular dengan sebutan “main julo-

sebagai pedagang murni. Jika ada yang menjadi julo ” dibandingkan dengan rentenir, bank gelap,

pedagang, pekerjaan lain yang mereka lakoni bank berjalan, atau sebutan lainnya. Istilah main juga melakukan “bisnis modal” dengan bunga di

julo-julo terkesan memberikan konotasi positif atas rata-rata. Malah menurut Sinaga, dari 6 orang seperti penghimpunan tabungan para pedangan

anak yang dimilikinya, 4 orang yang sudah dewasa kecil yang esensi adalah praktek rente untuk

pada saat sekarang ini berprofesi sebagai rente- nir. Satu anaknya melakukan perdagangan uang 14 Hasil penelitian lembaga managemen fakul-

untuk daerah pasar Aur Kuning sampai ke daerah tas Ekonomi Universitas Indonesia, ada 4 ciri dari UKM

yang ada di Indonesia; pertama, hanya menggunakan 60%

Gadut. Sementara 3 anak lainnya mengembang- dari kapasitas usaha. Penyebabnya adalah karena kelemah- kan usaha riba ke Teluk Kuantan provinsi Riau.

an perencanaan usaha, terbatasnya visi pengusaha.Tepatnya

Menurut pengakuan pak Al, salah seorang lebih bersifat ikut-ikutan berusaha. Lebih dari setengah dari guru di Tanjung Alam yang berdomisili dekat UKM terdiri dari pengembangan usaha yang sangat kecil.

kedua, pada tahap pengembanga usaha terkendala dalam

Kampung Ranah menuturkan bahwa salah se- persoalan pemasaran, permodalan dan hubungan usaha. orang pengusaha modal yang berdomisili di Talao Sedangkan pada peningkatan usaha, persoalan utama ada- bernama Maria, termasuk “pengusaha kakap” lah masalah permodalan dan pengadaan bahan baku. Ke- bank gelap untuk daerah kota Bukittinggi. Rumah tiga, umumnya UKM sukar untuk meningkatkan pangsa

megah berlantai dua yang dimilikinya merupakan pasar dan bahkan cenderung mengalami penurunan usaha

seperti kurangnya keterampilan tekhnis atau administrasi. 12 Hasil perhitungan Sesepuh Nagari Biaro Keempat, tingginya ketergantungan terhadap pemerintah

Gadang yang bernama Drs. Zahirman ketika melakukan berupa permodalan, pemasaran dan barang baku. Selanjut- pendataan untuk rencana pembangunan Masjid Nurul nya cirri lain adalah banyaknya menggunakan tekhnologi tr- Iman di daerah Ranah 10 Februari 2012.

adisional dan hampir 70 % melakukan pemasaran langsung 13 Sinaga Sinagguli, Wawancara Pribadi, Minggu, ke konsumen. Lihat Marsuki, Analisis Sektor Perbankan,

16 Februari 2014.

Moneter dan Keuangan …… h. 44.

kelompok ekonomi kecil ke bawah. Menurut hari Sabtu dan Rabu setiap minggu. Layanan “ba- Sinaga, pemberian kredit tertinggi kepada na- japuik (dijemput) ” ini sekaligus sarana efektif untuk sabah mereka maksimal Rp 50.000.000,-itupan mensosialisasikan produk bank gelap untuk men- dilakukan dengan sangat hati-hati dan juga de- dapatkan nasabah baru. ngan melihat potensi kegagalan pengembalikan

Pengakuan Minda, juga salah seorang peda- pinjaman ditambah keuntungan berupa bunga. gang pakaian wanita di blok A; pasar Aur Kuning. Jika lebih dari itu, pemodal meminta jaminan be- Sistem rente yang dipraktekkan pemodal dari rupa sertiikat tanah atau BPKB kendaraan.

suku Batak itu sudah ada sebelum ia mulai ber- Menurut Yuhermos, salah seorang dagang pada tahun 90-an. Kegiatan rente yang pedagang pakaian jadi di Blok A lantai dasar, dikemas dalam bentuk Julo-julo terus berkembang Pasar Aur Kuning, peminjaman modal kepada hingga hari ini, bahkan menunjukkan peningkat- suku Batak ini disebabkan sulitnya mendapatkan an yang signiikan. Ini dapat dibuktikan dengan kredit dari bank-bank yang dijamin pemerintah. banyaknya kartu peminjam yang dibawa kolektor Selanjutnya, pengajuan kredit juga tidak memer- pada hari Sabtu dan Rabu di Pasar Aur Kuning lukan jamin an seperti layaknya pengajuan kredit Bukittinggi. pedagang-pe dagang besar lainnya, termasuk

Ada dua Lokasi tempat peminjam modal kemudahan sistem administrasi yang dianggap terbanyak secara kuantitas di Pasar Aur Kuning tidak berbelit-belit menurut versi mereka. 15

yaitu yang terletak di depan terminal dan lantai Pedagang kecil memang selalu tergusur di- dua Pasar Aur Kuning. Di depan terminal, ba- manapun mereka berada, termasuk mendapatkan nyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan permodalan dari sistem kapitalis yang hanya me- dan kue-kue. Sedangkan pada tingkat dua yang lirik kaum berpunya. Bantuan permodalan yang terbanyak adalah pedagang pakaian anak-anak, dikucurkan pemerintah untuk pedagang-pedagang jilbab olahan, mukenah, baju koko, baju seragam kecil melalui kredit mikro jauh dari harapan. SD dan seterusnya. Pedagang di lantai dua sebe- Ketiadaan kelengkapan adminstratif menjadikan narnya pedagang kaki lima yang bertebaran di alasan mustahilnya pedagang kecil menikmati jalan-jalan atau gang-gang pasar yang kemudian permodalan dari kucuran dana pemerintah. direlokasi di lantai dua Pasar Aur Kuning.

Bahkan tidak menyentuh sedikitpun terhadap Suku Bunga Pinjaman

pengembangan sektor ekonomi pedagang kelas Sebagaimana lazimnya peminjaman di per-

kaki lima. Kemudahan mendapatkan modal dari bankan pemerintah, penyedia layanan modal dari bank-bank nasional yang dinyanyikan pemerintah

suku Batak ini mematok bunga sebesar minimal hanya hiasan mulut sebagai bukti bahwa peme- 20% setiap peminjaman. Jika seseorang meminjam

rintah “peka” terhadap kesejahteraan masyarakat sebanyak Rp 1.000.000,- maka peminjam harus

kecil. Termasuk janji-janji calon legislatif daerah mencicil sebanyak 10 kali cicilan. Jika pembayaran atau pusat untuk meringankan beban pedagang

dilakukan pada hari Sabtu dan Rabu, berarti pem- kecil pada pemilu 2014.

bayaran dilakukan sebanyak Rp. 50.000,-X 2 = Rp

Layanan Administrasi Permodalan

100.000,- setiap minggu. jikasebulan 4 X 100.000 Pemberian modal kepada peminjam dilaku- = 400.000. Berarti cicilan modal pedagang kecil kan dengan cara mengunjungi lapak-lapak atau los- bisa lunas selama 2 bulan setengah. los para pedagang kecil. Eksistensi pedagang diakui

Perbedaan yang cukup menonjol pada oleh peminjam jika mereka mempunyai tempat “bank berjalan” ini adalah mereka mengambil berdagang dan perdagangan dilakukan secara kon- bunga di awal penyerahan pinjaman. Jika pinjaman tinyu. Kolektor menyiapkan kartu tersendiri untuk Rp. 1.000.000,- maka jumlah uang yang diterima setiap peminjam dengan cara menuliskan nama peminjam hanya Rp 700.000,-. Selisih Rp 300.000 peminjam, nomor, jumlah angsuran, paraf dan kemudian diambil terlebih dahulu oleh pemilik alamat pedagang. Identitas sederhana ini cukup modal sebagai keuntungan atau bunga.Selanjutnya ditulis dengan tulisan tangan dan dibawahnya di- pembayaran pinjaman tetap Rp 1.000.000,-yang di- buat kolom-kolom untuk pembayaran dan ditandai bayar secara bertahap 2 kali seminggu. dengan paraf atau ceklist setiap pembayaran yang

Pemberian modal kepada peminjam juga dilakukan. Penagihan pinjaman dilakukan pada dapat diperbesar sampai puluhan juta rupiah jika

15 Yuhermos, Wawancara Pribadi, Rabu, 29 Januari 2014. para inang melihat adanya “kepatuhan” dalam 15 Yuhermos, Wawancara Pribadi, Rabu, 29 Januari 2014. para inang melihat adanya “kepatuhan” dalam

Jika kredit barang sepi peminat, mereka gerbang untuk mendapatkan pinjaman yang lebih dapat melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk besar jika diperlukan pedagang kecil.

bank gelap dipasar-pasar tradisional. Selanjutnya Dari nominasi pengucuran modal, peng- Jika unit-unit rumah tangga sebagai pelaku bang usaha uang dari suku Batak lebih suka memberikan gelap juga menunjukkan indikasi penurunan, pinjaman dalam jumlah kecil dalam jumlah dari ra- mereka kembali menggeluti aktiitas usaha yang tusan ribu sampai 5 juta kebawah.Pertimbangan mereka miliki seperti pedagang buah, menjual yang mereka gunakan adalah, pertama, kuanti- bawang goreng, pedagang sayur keliling, menjual tas peminjam dengan nominal yang sedikit lebih barang-barang P & D dan lain sebagainya.

banyak jumlahnya dibandingkan dengan peminjam Dari arah pengelolaan modal pada bank dengan nominal yang besar.Implikasinya secara gelap, pemodal besar lebih focus dalam pe- ekonomi adalah perputaran uang lebih lancar dan ngembangan bisnis modal dibandingkan dengan keuntungan berupa bunga dapat digunakakan pe modal kecil dalam unit-unit rumah tangga. untuk pengembangan modal atau memenuhi kebu- Pebisnis modal yang relait kecil meningkahi tuhan keluarga. Kedua, kemungkinan gagal dalam usaha mereka dengan bentuk kegiatan ekonomi bentuk kredit macet tidak begitu berpengaruh ter- lain untuk menupang kebutuhan ekonomi hadap modal yang dikucurkan kepada peminjam. keluarga. Sulit membedakan pekerjaan utama Ketiga , penyediaan modal yang terbatas dapat dengan pekerjaan sampingan. Pada waktu-waktu dilakukan hampir semua pelaku bank gelap yang tertentu pelaku bisnis modal dari Suku Batak ini didominasi oleh pemodal kecil dalam bentuk unit- kelihatan santai di rumah mereka masing-masing unit rumahtangga di Kota Bukittinggi.

dan pada waktu-waktu tertentu lainnya nyaris sa-

Kredit Barang

ngat sibuk hingga rumah mereka sepi seperti tak berpenghuni di siang hari.

Bank gelap yang dilakoni suku Batak ada

yang berbentuk modal untuk pedang kecil dan Kredit Macet

menengah dan ada juga yang berbentuk barang Terjadinya kredit macet dalam dunia usaha untuk dikreditkan dengan pembayaran cicilan. sudah diantisipasi oleh para pemodal dari suku

Barang yang dikreditkan dapat berbentuk apa Batakyang beragama Kristen ini. Mereka melaku- saja seperti tikar permadani, kompor gas, ba- kan penyitaan barang pedagang atau mengambil rang pecah belah dan seterusnya. Semua barang paksa isi rumah tangga peminjam yang tidak yang diminta pemesan dapat disediakan dengan mampu melunasi tagihan. Penyitaan dilakukan jika pembayaran cicilan. Debitur berkeliling dengan peringatan yang diberikan kolektor untuk melan- menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi jutkan pembayaran hutang tidak dapat dilakukan sambil membawa barang yang dijajakan kemudian pedagang. Menurut Gindo, salah seorang tukang mencatat pemesan dalam buku kredit. Tagihan urut keliling dari daerah kamang mengungkap-

dilakukan setiap minggu berdasarkan kesepakatan kan, peminjam yang tidak mampu membayar kedua belah pihak, termasuk angka nominalnya. cicilan modal sebagaimana yang telah disepakati, Distribusi barang yang tidak lagi hanya ber- debt kolektor tidak melakukan eksekusi paksa de- ada di pasar tapi sudah sampai ke rumah-rumah ngan mengambil barang-barang peminjam, tapi konsumen melalui penjaja keliling menyebabkan mereka selalu dikunjungi untuk penagihan sampai

perkembangan kredit barang dari Suku Batak pinjaman lunas dibayar. 16 Tindakan tegas dengan ini mengalami penurunan. Mereka lebih fokus

16 Gindo, Wawancara Pribadi, Rabu, 12 Februari 2014.

melakukan penyitaan barang dilakukan pemin- dan beberapa orang anggota sebagai orang jam modal jika peminjam terindikasi untuk tidak upahan nya. Isteri Silalahi yang terkenal bernama membayar hutang atau trik-trik lain yang dapat Maria populer tegas dalam menyikapi kredit merugikan pihak peminjam modal. Langkah ko- macet.Peminjam yang tidak dapat membayar ke- peratif dengan cara memperpanjang tenggang lanjutan pinjaman kemudian mengambil perabot waktu pembayaran juga mereka lakukan hingga rumah tangga peminjam secara paksa. peminjam segan untuk selalu menghindar dari ke-

Selanjutnya, gambaran keuntungan per- wajiban melunasi hutang.

dagangan uang yang diungkapkan Sinaga bahwa, Langkah-langkah ini mereka tempuh juga anak pertama yang melakukan riba melebarkan tidak lepas dari persaingan nasabah antar mereka usahanya ke Teluk Kuantan. Ia awalnya memiliki sebagai penyalur dana kepada pedagang kecil modal Rp 15.000.000,- pada tahun 2009 dan dan menengah. Semakin banyak pedagang yang dalam jangka 4 tahun modal itu sudah berkem- meminjam kepada mereka tentu semakin banyak bang hingga 500.000.000,-. Sekarang sebahagian juga keuntungan yang mereka peroleh. Seperti besar anak Sinaga sudah berdikari dalam warung marga Panjaitan yang berada di Ranah membuka praktek riba. Modal awal dikumpulkan umpamanya, disamping ia menjual barang-barang sedikit demi sedikit hingga dapat membuka lahan P & D, ia juga menjalankan bank gelap untuk riba sendiri di samping pekerjaan lain yang mere- wilayah Bukittinggi dan sekitarnya. Garase mobil ka tekuni. Jika modal mereka berasal dari orang dijadikan tempat barang sitaan dari tunggak- tua, ada pesan yang diajarkan kepada anak-anak an peminjam sedangkan pedagang uang lainnya mereka, “pandai-pandai berdagang, jangan sam- tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki barang pai tergigit modal atau modal habis dijalan”. sitaan peminjam.

Maksud “tergigit modal” adalah jangan modal

Perkembangan Usaha “Bank Gelap”

yang diperoleh kemudian habis digunakan untuk Menabur modal dalam bentuk rentenir sa- keperluan kosumtif. Sedangkan “modal habis di

jalan” maksudnya, jangan modal habis menguap ngat menggiurkan, perkembangan usaha ini nyaris

tidak menimbulkan kerugian, bahkan menurut untuk kebutuhan distribusi dan penarikan modal. Bila pada bank nasional peminjam yang

pengakuan Sinaga, keuntungan perdagangan uang terus meningkat sampai 30% pertahun. 17 datang ke bank sementara pada bank gelap pe- modal yang mendatangi peminjam kepasar-pasar

Marga Silalahi yang berdomisili di daerah Talao Bukittinggi, menurut Sinaga merupakan potret tradisional. Mereka menawarkan pinjaman uang

kepada ibu-ibu yang membutuhkan dengan pedagang uang yang sukses hingga menjadi mil-

yar der. Ia sudah mengembangkan usahanya sejak pembayaran cicilan mingguan. Pemilik modal menawarkan pinjaman seperti menawarkan ba-

SMP bersama orang tuanya pada tahun 1985 hingga sekarang. Bahkan ia telah mengembang- rang kepada pedagang pasar yang membutuhkan.

Pendekatan kepada konsumen dilakukan dengan kan daerah perdagangan uang sampai ke daerah

Pakan Baru propinsi Riau. Keuntungan ber- istilah “bakawan” sebuah ungkapan yang persa- habatan dalam wilayah minangkabau. Pedagang

bisnis uang diinfestasikan sebahagiannya untuk membeli tanah. Kreditor silalahi yang sukses di uang tidak lagi membidik peminjam-peminjam

yang berada di pasar-pasar permanen yang ber- Kota Bukittinggi menginvestasi keuntungannya

dalam bentuk tanah yang dibeli di daerah Toba, ada di pusat-pusat kota tapi mereka juga menyisir sampai ke pasar-pasar tradisional seperti pakan

Sumatera Utara. Marga Silalahi ini dianggap se- bagai “guru” riba untuk daerah Bukittinggi dan Kamis di daerah Kamang, pasar Padang Luar di

Banuhampu, pasar Payakumbuh di Luhak Lima Agam. Penarikan bunga dilakukan suami isteri

Puluh Kota dan daerah-daerah sekitarnya.

Ada kiat-kiat tersendiri untuk sukses dalam ngan membungakan uang yaitu; investasi adalah kegiatan perdagangan modal yang diungkapkan pendahulu

17 Ada perbedaan mendasar antara investasi de-

usaha yang mengandung resiko karena berhadapan de- ngan ketidak pastian.Oleh karena itu, kembalinya modal mereka dari Suku Batak, pertama, mampu mem- dan mendapatkan keuntungan bersifat relative dan tidak prediksikan potensi peminjam kedepan. Kedua, tetap.Sedangkan membungakan uang merupakan kegiatan adanya komitmen peminjam untuk melakukan yang kurang mengandung resiko karena perolehan bunga pengembangan usaha dan komitmen pembayaran yang relative pasti dan selalu menguntungkan pihak yang membungakan uang. Lihat Zainuddin Ali, Hukum Perbank- secara berkelanjutan. Ketiga, janji pemberian an Syari’ah (Jakarta: Sinar Graika, 2010), h 109.

modal tambahan.

Usaha memperdagangkan uang secara % sampai 3 % dapat menjadi keuntungan bersih berkelanjutan hingga hari ini dianggap ber- yang mereka ambil jika mereka meminjam kepada hasil menopang ekonomi imigran Batak di sesama Suku Batak.

Minangkabau. Indikasi ini dapat didasari dari tiga Mayarakat Batak dan Perdagangan Modal

faktor. Pertama, terjadinya peningkatan jumlah Bagi Suku Batak Toba yang merantau ke

pedagang modal yang ada di kota Bukittinggi yang Sumatera Barat atau Bukittinggi secara khusus, mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional. Mulai

perdagangan uang menjadi usaha dominan. Ada dari debt kolektor yang menggunakan sepeda dua faktor kemudahan mereka dalam memasuki

motor sampai yang menggunakan mobil. Kedua, wilayah Minangkabau dari kondisi ekonomi,

peningkatan modal yang mereka miliki hingga pertama, Struktur alamnya yang terdiri dari pe- praktek riba yang mereka lakukan bukan dalam

gunungan dan perbukitan menyebabkan banyak bentuk asosiasi atas beberapa orang pemodal tapi masyarakatnya yang menggantungkan ekonomi

dilakukan secara sendiri sendiri sekaligus menjadi mereka dari kemurahan alam berupa p ertanian.

penagih hutang. Sangat sedikit diantara mereka Selanjutnya, rentang waktu dari menabur benih yang mengalami penyusutan modal secara men-

sampai menuai hasil membutuhkan waktu colok apalagi yang disebut bangkrut. Kalaupun yang relative panjang hingga 4 sampai 6 bulan.

terjadi kredit macet tapi dapat ditutupi oleh Panjangnya waktu untuk memanen hasil pertanian

keuntungan riba dari tempat lain. Ketiga, keju- sementara kebutuhan hidup tidak dapat berhenti juran masyarakat islam dalam pembayaran bunga

menyebabkan masyarakat ingin cepat mendapat- hingga usaha rente lebih menjanjikan di daerah kan hasil pertanian dengan sedikit berspekulasi

Minangkabau dibandingkan dengan daerah asal dengan mengajukan pinjaman ke Suku Batak.

mereka di Samosir Sumatera Utara. Pengingkaran Modal yang dipinjam digunakan untuk berbagai pembayaran tidak dapat dipungkiri juga terjadi

keperluan mulai dari membeli kebutuhan modern bahkan melarikan diri dari domisili peminjam, sampai kebutuhan pendidikan. Kebutuhan mo-

tetapi tidak sampai merontokkan kekuatan modal dern seperti pembelian televisi, kulkas, kursi sofa,

yang mereka miliki sebagai pengusaha modal. almari atau kebutuhan rumah tangga lainnya.

Asset dan Hasil Beternak Modal

Sedangkan kebutuhan pendidikan seperti pemba- Keuntungan modal berupa riba disimpan di yaran uang sekolah, uang praktikum, magang atau bank-bank nasional sebagaimana layaknya nasabah- kebutuhan lain yang berkaitan dengan persoalan nasabah bank lainnya. Sebahagian lagi menyimpan studi anak-anak mereka. dalam bentuk asset seperti tanah, rumah, kendara an,

Kedua , berkembangnya ekonomi dari sistim emas dan seterusnya. Pengembang riba sebahagi- agraris kepada sector perdagangan. Perkembangan annya juga meminjam modal ke bank-bank nasi- pasar konveksi Aur Kuning sebagai sentra perda- onal dengan menggadaikan surat-surat dari benda gangan untuk wilayah Sumatera menyebabkan para bergerak seperti sertiikat tanah, BPKB mobil dan pedagang berusaha mendapatkan modal segar untuk lain-lain. Secara kuantitas, pengembang bank gelap pengembangan usaha. Kemudahan peminjaman ini meminjam uang ke bank nasional dalam jum- melalui bank gelap dianggap solusi dalam mendapat- lah sedikit, termasuk jumlah nominal yang mere- kan modal usaha. Apalagi melihat “ribetnya” tata cara ka pinjam. Peminjaman uang ke bank pemerintah mendapatkan pinjaman melalui bank nasional. mereka lakukan karena kehabisan modal yang bisa

Menurut Sinaga, prinsip perdagangan diberikan kepada pedagang kecil. Mereka lebih uang harus total berorientasi materi. Siapa pun suka meminjam ke bank dalam kondisi-kondisi yang meminjam uang, maka ia harus berani terdesak dibandingkan meminjam kepada sesama membayar bunga minimal 20%/sepuluh bulan. rentenir dari Suku Batak dalam Kota Bukittinggi Tidak ada dispensasi atau keringanan sedikit- karena perhitungan bunga. Jika mereka meminjam pun, seperti teman, saudara, bahkan anak sendiri. kebank, mereka harus membayar bunga sebe- Perdagangan uang yang dilakukan harus meng- sar 9 sampai 10 % pertahun disebabkan semakin hasilkan keuntungan, sekalipun kemudian dibayar bersaingnya bank-bank nasional dalam mengam- oleh peminjam dengan cara apa pun.

bil bunga. Sedangkan jika mereka meminjam ke- Penguasaan Ekonomi Lokal

sesama mereka dari suku Batak, peminjam tetap Perkembangan kuantitas masyarakat Batak harus membayar 13% bunga setiap tahun.Selisih 4 di Bukittinggi dan sekitarnya sangat signiikan sesama mereka dari suku Batak, peminjam tetap Perkembangan kuantitas masyarakat Batak harus membayar 13% bunga setiap tahun.Selisih 4 di Bukittinggi dan sekitarnya sangat signiikan

rah lain di sumatera barat jumlah mereka bahkan Kelembagaan Lokal dan “Bank Gelap”

ribuan kk. Dari sector ekonomi, mereka bergerak Mulai mengguritanya bank gelap dalam mulai dari pedagang kecil seperti pedagang sayur

pasar tradisional di sumatera barat menjadi kepri- keliling, pedagang kelapa, pengumpul barang- hatinan tersendiri bagi pemerhati ekonomi kecil

barang bekas, pedagang bawang, dan seterusnya. dalam masyarakat lokal sumatera barat seperti

Bagi yang melakukan “perdagangan uang” Bukittinggi dan daerah agam. Penggalangan dana yang relative lama, mereka mempunyai tingkat

untuk pedagang kecil dan home industri melahir- ekonomi yang lebih mapan yang dapat dilihat se- kan lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk

cara kasat mata dari struktur rumah dan fasilitas meredam pemiminjaman modal ke suku Batak

hidup yang mereka miliki seperti kepemilikan yang berimplikasi terhadap pemiskinan pedagang kendaraan bermotor dan seterusnya.

kecil secara berkelanjutan. 19 Muncul Kerapatan Ada beberapa bentuk pengusaan asset Adat Nagari (KAN) yang juga konsen terhadap pribumi yang berhasil dilakukan warga Batak

golongan marjinal untuk mengumpulkan dana dalam bank gelapnya, pertama, penguasaan tanah dari perantau dan menyalurkannya kepada pe-

dengan cara dibeli. Bagi mereka, setinggi apapun dagang kecil dalam bentuk pinjaman tanpa bunga

tanah yang dijual warga lokal, mereka usahakan dan tanpa jaminan. Di samping itu, juga muncul untuk membeli.Meskipun harga yang ditawarkan

pendanaan-pendanaan berbasis mesjid yang ber- dua kali lipat dari harga pasar bahkan lebih dari sumber dari dana zakat sebagai modal bergulir

itu.Prinsip utama mereka mendapatkan legalitas bagi masyarakat miskin. Selanjutnya muncul

yuridis dalam bentuk hak kepemilikan tanah se- BMT-BMT semi perbankan yang juga peduli bagai bukti pengakuan eksistensi diri dalam suatu

terhadap masyarakat kecil yang membutuhkan daerah. Keengganan masyarakat lokal menjual suntikan modal untuk pengembangan usaha.

tanah kepada warga non Islam menyebabkan su- Penyediaan modal yang digagas dari

litnya mereka untuk mendapatkan lahan untuk lembaga adat nagari seperti yang dilakukan berdomisili. Tapi ada kiat lain yang mereka laku-

oleh KAN kelurahan Garegeh, Manggis dan kan dengan cara memperalat penduduk lokal Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi

untuk membeli tanah kemudian membelinya memberikan pinjaman kepada pedagang kecil,

kembali dengan harga tinggi. keberhasilan men- home industri dan kepada pedagang-pedagang dapatkan tanah menjadi modal besar dalam mem-

perempuan yang bergerak diberbagai bidang se- bangun kekuatan ekonomi, agama dan hubungan perti menjahit, peternak dan seterusnya. Modal

antar sesama mereka dari sumatera utara. yang diberikan tergantung kebutuhan peminjam. Kedua , Penguasaan ekonomi local, masya-

rakat lokal yang tidak mampu membayar cicilan

19 Gerakan awal terhadap keprihatinan masyara-

kredit kepada pemodal dari bank gelap juga kat minang di perantauan terhadap sanak saudara di kam- melakukan “penggusuran” pedagang pribumi de- pong halaman dengan munculnya gebu minang (gerakan

ngan menempati lapak pedagang seperti yang ter- seribu rupiah).Gerakan ini muncul berangkat dari kepri-

hatinan terhadap tingginya tingkat kemiskinan di daerah

jadi di pasar bawah bekas rel kereta api. Awalnya minangkabau pada tahun 1989.Salah satu program yang bekas rel kereta api digunakan masyarakat lokal digulirkan adalah membidani lahirnya bank perkreditan untuk berdagang seperti menjual ubi jalar, sayur rakyat (BPR) ditingkat kecamatan untuk meningkatkan

dan lain sebagainya. Saat sekarang ini, tempat ekonomi masyarakat. Lihat Hamid Jabbar, “Buku Gebu

Minang; Dari Tradisi Ke Inovasi”, <http//www.sumbar.

berjualan yang awalnya digunakan pedagang dari go.id.> Lembaga keuangan ini selanjutnya tidak jauh berbe- Kampong Pisang, Panta dan Sungai Jariang di-

da dengan perbankan nasional yang berorientasi mendapat-

gantikan oleh pedagang dari suku Batakdengan kan keuntungan. Selanjutnya, pemberian perkreditanpun berjualan jengkol, kelapa, bawang dan lain se- dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentu-

18 bagainya. kan perbankan, termasuk adanya agunan seperti perbankan Digantikannya tempat berdagang

umum lainnya. Pada Tahun 2010, ismet amzis sebagai wa-

oleh suku Batak karena para peminjam modal likota Bukittinggi mengatakan kalau diwilayahnya ada tiga dari warga local tidak mampu membayar cicilan pasar. Ketiga pasar tersebut dijadikan basis peningkatan hutang hingga kemudian diambilalih oleh warga usaha mikro tanpa tergantung pada rentenir. Didit Tri Ker-

pendatang. Inilah salah satu contoh tergusurnya tapati, “Pedagang di Minang Masih Gemar Pinjam Uang ke

Tengkulak”. <http://Detik.com.> [diakses pada tanggal 12 18 Sidi, Wawancara Pribadi, Selasa, 4 Maret 2014.

September 2014]

Peminjam diwajibkan men cicil pinjaman sampai Inilah yang menyebabkan masyarakat miskin sulit lunas kemudian digulirkan kepadapedagang “naik kelas” secara ekonomi karena selalu berada lainnya.

dalam lingkaran hutang yang tak kunjung berakhir. Menurut Afdal, dana untuk masyarakat

Ada beberapa faktor yang harus dilakukan kecil nominalnya sampai 5 milyar. Dana tersebut untuk mengantisipasi kebangkrutan modal dari dikelola oleh KAN yang dikenal dengan kredit lembaga-lembaga ekonomi lokal, baik yang ber- mikro. Proses peminjaman tanpa jaminan tapi basis swadaya masyarakat (yang berasal dari pe- harus sepengetahuan ninik mamak dari satu pa- rantau) atau berbasis masjid. Pertama, merubah sukuan yang dibuktikan dengan adanya tanda- main set peminjam terhadap modal yang diberi- tangan penghulu pucuak yang bersangkutan. kan.Perlu sosialisasi dan penyadaran peminjam Lebih khusus lagi menurut afdal, bagi penduduk modal bahwa modal yang diberikan berkomitmen Garegeh Bukittinggi juga memiliki dana yang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kecil awalnya berasal dari dana sosial PNPM Mandiri dan diberikan secara bergulir dan berkelanjutan. yang digulirkan untuk masyarakat kecil. Dana so- Komitmen peminjam untuk mengembalikan sial tersebut kemudian dijadikan sebagai modal modal harus kongkrit dari indicator yang dapat di- pendirian BMT dengan mengadobsi system BMT lihat dari pemodal seperti informasi tetangga ten- yang sudah dirintis masa pemerintahan Bupati tang karakter peminjam, rekomendasi perangkat Agam.Peminjaman dapat diberikan sampai 10 nagari, jenis usaha yang menunjukkan kelancar- juta rupiah dengan bunga 1% pertahun. Dana an sirkulasi pembayaran hutang dan seterusnya. awal sebanyak 30 juta di tahun 2006 yang terus Kedua , jika memang “mendesak” jaminan dapat

berkembang hingga hari ini. 20 menjadi alat untuk memaksa peminjam untuk Persoalan yang muncul kemudian adalah terus membayar cicilan modal. sulitnya melunasi peminjaman modal hingga ter-

Dalam program Agam Madani yang digagas jadinya kredit macet. Menurut Esi, Jumlah kredit Bupati Agam Drs. Aristo Munandar s ebelumnya, macet yang terjadi di Mandiangin Koto Salayan telah mensponsori terbentuknya BMT-BMT ma- Bukittinggi mencapai 1 milyar. 21 Banyaknya tung- sing-masing kecamatan. Peminjam modal ke BMT gakan hutang menyebabkan modal tidak dapat berdasarkan persetujuan ninik mamak dalam bergulir untuk meningkatkan ekonomi pedagang pasukuan yang dibuktikan hitam di atas putih. lainnya. Para peminjam beranggapan bahwa pin- Bergantinya pemerintahan pada saat sekarang juga jaman yang dilakukan tidak perlu cepat-cepat bergantinya kebijakan ekonomi kerakyatan. Tidak dilunasi. Lebih parah lagi, ada asumsi peminjam terdengar lagi program-program pemberian modal bahwa modal yang diberikan seperti permodalan tanpa bunga kepada masyarakat kecil untuk daerah yang berasal dari pemerintah yang tidak perlu kabupaten dan kotamadya. dikembalikan. Dana tersebut merupakan dana

Ketiga , memperbanyak “lumbung pitih yang diperuntukkan bagi kalangan miskin yang nagari” dalam bentuk ketahanan pangan. habis dipakai seperti untuk kosumsi.