Karakteristik dermatitis popok pada bayi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dermatitis popok (DP) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

reaksi inflamasi kulit akut di daerah popok.1-3 Istilah ini termasuk semua erupsi
yang terjadi di daerah yang tertutup oleh popok. Keadaan ini disebabkan langsung
oleh penggunaan popok (dermatitis kontak iritan) ataupun tanpa menggunakan
popok (misalnya, akrodermatitis enteropatika).4,5
Dermatitis popok (DP) merupakan diagnosis geografis, meliputi berbagai
penyakit kulit dari berbagai penyebab.6 Pada kebanyakan kasus, diperkirakan
sebagai reaksi terhadap iritan pada lingkungan popok, seperti gesekan, oklusi,
kelembaban, urin, feses, atau kimiawi.7-11
Dermatitis popok (DP) merupakan kelainan dermatologis yang paling
sering pada bayi. Prevalensi pada bayi diperkirakan 7% sampai 35%, dengan
insiden puncak pada usia 9 dan 12 bulan.12-14 Insidensi pasti DP tidak diketahui,
meskipun National Survey of Medicine menetapkan insiden dermatitis di dunia
terhitung 97 kunjungan ke dokter per tahun per 1000 anak dalam kelompok usia 0

sampai 2 tahun.14 Insidensi di dunia dan usia onset terjadinya DP yang dilaporkan
sangat bervariasi. Variasi ini kemungkinan berhubungan dengan perbedaan popok
yang digunakan, toilet training, praktek higienis, lingkungan, dan praktek
pengasuhan anak yang berbeda di tiap negara.5
Sebuah studi skala besar di Inggris Raya menunjukkan 25% insiden pada 4
minggu pertama kehidupan.15 Studi lainnya di Inggris dijumpai bahwa seperlima
dari seluruh kunjungan dermatologi anak berusia diatas 5 tahun mengalami DP.

Kelainan kulit ini tidak terbatas pada bayi, dapat juga dijumpai pada orang dewasa
dengan inkontinensia urin atau feses.16
Berdasarkan National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS),
Amerika Serikat, menggunakan klasifikasi DP yang sangat ketat, International
Classification of Disease 9 Clinically Modified code 691.0 (ICD-9-CM code
691.0), diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien rawat jalan yang menderita DP pada
tahun 1990 sampai tahun 1997 (sekitar 600.000 pasien per tahun). Bayi yang lahir
selama tahun ini memiliki risiko 1 dari 4 (25%) didiagnosis DP. Dari kunjungan
tersebut, 75% pasien berkunjung ke dokter anak, masing – masing 20%, 2,4%,
1,6%, dan 1,4% berkunjung ke dokter keluarga, penyakit dalam, dokter kulit, dan
spesialis lainnya. Pasien terdiri dari 51% pria, dan 49% wanita. Dari 91,5%
kunjungan, pasien berusia kurang dari 2 tahun, dimana 60,3% berusia dibawah 1

tahun. Sisa 8,6% berkisar pada usia antara 1 dan 2 tahun.3
Studi pada Nigerian dilakukan pada tahun 1995 sampai tahun 1996
mendapatkan DP pada 7% kasus dermatologi anak. Sebuah penelitian di Kuwait
mencatat DP pada 4% kasus dermatologi anak. Penelitian ini tidak membedakan
antara DP umumnya dengan DP sekunder dengan etiologi spesifik.3 Berdasarkan
studi yang dilakukan di Jepang, prevalensi DP bervariasi, sekitar 6 dan 50%.17
Data mengenai karakteristik DP pada bayi di Medan masih belum ada.
Informasi mengenai etiologi, gejala penyakit DP diperlukan dalam penanganan
pasien. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang karakteristik
pasien dermatitis popok pada bayi, dimana peneliti memilih lokasi di RSUP Haji
Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik demografi dan jenis dermatitis popok pada bayi

di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

1.3


Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui karakteristik demografi dan jenis dermatitis popok
pada bayi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengetahui angka kejadian dermatitis popok pada bayi berdasarkan
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua pasien dermatitis
popok di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014
b. Mengidentifikasi tipe dermatitis popok pada bayi di RSUP Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2014

1.4
1.4.1

Manfaat Penelitian
Dalam bidang akademik
Membuka wawasan mengenai kejadian dan jenis – jenis dermatitis popok.


1.4.2

Dalam pengembangan penelitian
Sebagai data dasar bagi penelitian – penelitian selanjutnya mengenai

kejadian dermatitis popok.
1.4.3

Dalam pelayanan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

mengenai penyakit dermatitis popok terutama pada bayi.