Peran Ahmad dalam peumpasan PKI di Desa GEmpolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Tahun 1962-1966.
PERAN AHMAD DALAM PENUMPASAN PKI
DI DESA GEMPOLMANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 1962-1966
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Sastra Satu (S-1)
pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)
Oleh : NURUL ABDAR NIM: A72213142
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN 2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan 1962-1966. Adapun masalah yang akan dibahas pada skripsi ini sebagai berikut: 1). Bagaimana Biografi Mbah Ahmad? 2). Bagaimana Sejarah Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965? 3). Apa Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan?.
Untuk bisa menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode sejarah, metode ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu, Heuristik (pengumpulan sumber), Verifikasi (Kritik Sumber), Intepretasi (Penafsiran Sumber, dan Historiografi (Penulisan sejarah). Pendekatan sosiologi dan biografi untuk dapat mendeskripsikan seorang tokoh Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962-1965. Adapun teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Peranan yang meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang dikemukakan oleh Soerjono Soekamto.
Dengan rumusan masalah yang ada serta dari beberapa survey yang penulis lakukan, membuktikan bahwa (1) Mbah Ahmad adalah seorang pejuang dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis 1962 yang lahir di dusun Waton pada tanggal 28 Maret 1938. (2) Keberadaan PKI di Desa Gempol Manis sejak tahun 1955 bertujuan mencari banyak pengikut agar mampu bersaing dengan partai lain di Indonesia seperti Nahdhatul Ulama dengan cara mendirikan BTI (Barisan Tani Indonesia). 3) Peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI tahun 1962 ialah menjadi pengurus Ranting Nahdhatul Ulama, sekaligus menjadi pemimpin yang pemberani saat melakukan penangkapan langsung terhadap PKI di Desa Gempolmanis 1965.
(7)
ABSTRACT
This thesis examines the role of Mbah Ahmad in PKI Crackdown in Gempol Manis Village Sambeng Sub-district, Lamongan District in 1962-1966. The problem to be discussed in this thesis as follows: 1). How is Mbah Ahmad Biography? 2). How History of the Movement of the PKI in the Village of Gempol Manis Sambeng Sub-district of Lamongan Regency in 1962-1965? 3). What is the Role of Mbah Ahmad in PKI Crackdown in Gempol Manis Village Sambeng Sub-district, Lamongan Regency ?.
To be able to answer the problem, the author uses historical method, this method uses four stages of research that is, Heuristic (source collection), Verification (Source Critique), Interpretation (Interpretation of Resources, and Historiography (Historical Writing) .Sociology and biographical approach to be able to describe A figure of Mbah Ahmad in the PKI Crackdown in Gempol Manis Village in 1962-1965. The theory used in this thesis is the role theory that covers the norms expressed by the position or place of a person in the community proposed by Soerjono Soekamto.
With the formulation of existing problems and from several surveys that the authors do, to prove that (1) Mbah Ahmad is a fighter in the PKI crackdown in Gempol Manis Village 1962 which was born on March 28, 1938. 2) The existence of PKI in Gempol Manis Village since 1955 aims to find many followers to be able to compete with other parties in Indonesia such as Nahdhatul Ulama by establishing BTI (Barisan Tani Indonesia). 3) The role of Mbah Ahmad in the PKI crackdown in 1962 was to become the administrator of the Nahdhatul Ulama branch, as well as to the brave leader during the direct arrest of the PKI in the 1962 Gempolmanis Village.
(8)
i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
TRANSLITERASI ... viii
ABSTRAK KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Pendekatan dan Kerangka Teoristik ... 9
F. Penelitian terdahulu ... 11
G. Metode Penelitian ... 14
H. Sistematika Pembahasan... 18
BAB II : BIOGRAFI MBAH AHMAD A. Letak Geografis ... 19
B. Geneologi ... 23
C. Latar Belakang Pendidikan ... 26
(9)
ii
BAB III: GERAKAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN 1962-1965
A. Sejarah Gerakan PKI I Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan 1962-1965 ... 36 B. Bentuk-bentuk Ajaran-ajaran PKI di Desa Gempol Manis
1962-1965 ... 56 C. Struktur Kepengurusan Gerakan PKI di Desa Gempol Manis
1962-1965 ... 58 D. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan Gerakan PKI
di Desa Gempol Manis ... 59
BAB IV: PERAN MBAH AHMAD DALAM PENUMPASAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS 1962-1965
A. Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis 1962-1965 ... 62
B. Faktor pendukung penyebaran Islam di Desa Gempol Manis 1962-1965 ... 64 C. Dampak Positif Pasca Penumpasan PKI I Desa Gempol Manis
1962-1965 ... 70
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ... 83
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan rekontruksi masa lalu yaitu yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh seseorang sebagai ilmu, selain sejarah yang terikat dengan ilmu sosial lainnya, sejarah juga terikat penalaran yang berdasarkan pada fakta. Kebenaran sejarah terletak pada ketersediaan sejarawan untuk meneliti sumber yang objektif. Sejarah juga harus memberikan informasi setuntas-tuntasnya dan sebenarnya dengan sejelas-jelasnya sehingga memberikan kecocokan antara pemahaman sejarawan dengan fakta.1
Awal mula muncul dan berkembangnya Partai Komunis Indonesia yakni dibawa oleh H.J.F.M. Sneevliet pada tahun 1913. Seorang mantan anggota Partai Buruh Sosial Demokrat yang telah tibah di pulau jawa dan menjabat sebagai skretaris serikat dagang perusahaan belanda. Kemudian setelah itu, ia mendirikan perkumpulan Indische Sociaal Democratische Vereening (ISDV), bersama dengan Bersama, Brandstander, dan H.W. Dekker, tujuan didirikannya ISDV adalah menyebarkan faham Marxisme. Awalnya perkumpulan ini hanya beranggotakan orang-orang belanda saja,
1
(11)
2
kemudian untuk mengembangkan kelompok ini, Snevliet berusaha mendekati Partai Serikat Islam cabang Semarang yang saat itu dipimpin oleh Samaun dan Darsono, kedua pemuda tersebut merupakan pemuda Indonesia yang cerdas, ulung dan pemberani. Usaha untuk mendekati Samaun dan Darsono berhasil dengan baik. Samaun dan Darsono berhasil dipengaruhi dan akhirnya masuk ISDV sebagai anggotanya.2
Kemenangan Partai Komunis Indonesia tak luput dari landasan yang dikobarkan dari aliran Marxisme, bahwa kebebasan Negara-negara jajahan akan dapat dicapai hanya dengan persatuan buruh. Dengan demikian ISDV sangat patuh dengan faham Marxisme tersebut. Mendengar penyataan seperti itu pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dengan ISDV menjadi sangat revolusioner. Peran samaun dalam ISDV sangat berpengaruh, pasalnya samaun menggunakan kedudukannya sebagai komisaris Sarekat Islam cabang Semarang untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin Sarekat Islam dan berhasil masuk aliran dengan faham Marxisme 1918. Perjuangan Samaun untuk mendesak para pemimpin Sarekat Islam ditolak mentah-mentah, dan Sarekat Islam telah menetapkan sikap kooperatifnya, sebagai bukti bahwa duduknya Cokroaminoto sebagai wakil Sarekat Islam dan Abdul Muis sebagai wakilnya.3
2
Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kmerdekaan (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008), 168.
3
(12)
Partai Komunis Indonesia (PKI) yang muncul abad ke dua puluh ini mendasarkan diri pada ideologi komunis yang pada hakekatnya adalah marxisme- Leninisme. Bagi bangsa Indonesia Marxisme-Leninisme adalah faham barat yang disebarkan ke Indonesia oleh orang barat. Dan dalam menjalankan gerakan politiknya selalu berpedoman pada garis komunisme Internasional (Komintern).4
Menurut sejarah, Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah organisasi terlarang, karena melakukan penghianatan terhadap bangsa Indonesia seperti: Peristiwa Madiun 1948 dan G 30 S/PKI tahun 1965, karena dengan ajaran ideologis yang dianutnya yaitu komunis yang menjadi landasan pemikiran serta pembenaran kegiatan-kegiatan politiknya. Hal ini dapat dilihat dalam tap. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI.5
Pada tahun 1955 partai di Indonesia sudah mulai marak diberbagai daerah, akan tetapi tidak menjadikan suatu pemerintahan. Dan saat itu juga seakan-akan PKI sudah menyerbu seluruh Indonesia. Pada tahun 1961 PKI mulai masuk desa, termasuk desa terpencil di Lamongan selatan ini yakni desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng.6
Dengan adanya keberadaan Partai Komunis Indonesia ini maka banyak partai-partai lain yang tidak menyukai keberadaannya terkait dengan 4
Alex Dinut,Kewaspadaan Nasional dan Budaya Laten Komunis(Jakarta: PT. Intermasa, 1997), 171.
5
Ibid., 175.
6
(13)
4
landasan partai Komunis itu sendiri. Berbagai partai dan tokoh-tokoh yang memiliki fungsi masing-masing namun tujuan yang sama yakni menyingkirkan atau melenyapkan partai Komunis. Diantara tokoh yang berperan dalam penumpasan PKI di Kota Lamongan lebih tepatnya di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.
Mbah Ahmad adalah seorang tokoh masyarakat yang sangat berperan penting dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan pada tahun 1962 . Mbah Ahmad atau yang biasa disebut dengan Mbah Lurah lahir di Dusun Waton Kecamatan Mantup dengan Latar Belakang keluarga yang memiliki jiwa kepemimpinan dari sang kakek (Marhaban) sebagai penceramah keberbagai wilayah di Lamongan-Gresik.
Pada tahun 1955 partai di Indonesia sudah mulai marak diberbagai daerah, akan tetapi tidak menjadikan suatu pemerintahan. Dan saat itu juga seakan-akan PKI sudah menyerbu seluruh Indonesia. Pada tahun 1961 PKI sudah masuk desa, termasuk desa terpencil di Lamongan selatan ini yakni desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng.7 Dengan adanya para PKI yang selalu memperluas wilayahnya maka dengan demikian Mbah Ahmad dan kawan-kawan tidak pasrah begitu saja.
7
(14)
Gerakan PKI di Desa Gempol Manis 1962, bertujuan untuk mencari lebih banyak anggota supaya gerakan PKI ini tetap hidup dan dan berkembang agar bisa bersaing diranah perpolitikan Indonesia. Desa Gempol Manis merupakan Desa yang mayoritasnya ialah sebagai seorang petani sehingga PKI melakukan strateginya dengan mendirikan BTI (Barisan Tani Indonesia). Dengan janji-janji yang yang diberikan PKI yaitu, jika masyarakat desa Gempol Manis masuk dalam gerakan PKI maka akan diberikan tanah, sawah, tegal yang luas serta diangkat jabatannya. Dengan janji seperti itulah para masyarakat desa Gempol Manis berbondong-bondong masuk dalam Partai Komunis Indonesia. Sehingga terdapat sepertiga lebih penduduk Gempol Manis menjadi anggota PKI yaitu 179 dari 1974 warga Gempol Manis, yang akhirnya masuk dalam gerakan PKI. Mayoritas anggota PKI ialah masyarakat yang tingkat ilmu atau pengetahuannya rendah (ikut-ikutan), sehingga mudah untuk dipengaruhi.
Mbah Ahmad merupakan orang yang paling berjasa di desa Gempol Manis. Pada tahun 1962 saat ia menjadi pengurus Nahdhatul Ulama tingkat desa yang mulai mengajarkan tetang ajaran Islam beraliran Ahlussunnah Wal Jamaah agar masyarakat Desa Gempol Manis semakin waspada dengan adanya gerakan PKI yang selalu mengembangkan ajarannya. Selain itu ia menjadi pemimpin yang pemberani saat melakukan penangkapan secara langsung terhadap orang-orang PKI yang menjadi provokator 1965.
(15)
6
Strategi Mbah ahmad dalam penumpasan PKI ada dua cara yaitu, pertama, saat adanya PKI ia membentengi masyarakatnya dengan mengajarkan agama Islam yang beraliran Ahlusssunnah Wal Jamaah, agar masyarakatnya lebih waspada dan tidak terjerumus masuk dalam gerakan PKI. kedua, saat 1965, ia sebagai pemimpin saat penangkapan secara Langsung terhadap orang-orang PKI yang menjadi provokator dan membahayakan. Kedua, setelah terjadi penangkapan para rekan-rekan dan para pemuda ingin menangkap semua orang yang masuk gerakan PKI namun Mbah Ahmad sebagai pengurus ranting saat itu, melarang penangkapan tersebut. Menurut Mbah Ahmad cukup menangkap orang yang menjadi ketua saja. Karena semua anggotanya ialah merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa itu PKI dan hanya ikut-ikutan karena terpengaruh oleh janji-janji yang diberikan oleh PKI dan ia yakin meskipun orang-orang itu masuk PKI namun suatu saat anak turunya akan mengerti agama yang sesungguhnya. Dan Mbah Ahmad berharap jika orang tuanya masuk menjadi anggota PKI akan tetapi kelak anak turunnya bisa masuk Islam..
Langkah selanjutnya setelah penumpasan PKI 1965 Mbah Ahmad mengembangkan madrasah diniyah bersama rekan-rekannya dan perkembangan ini menjadi madrsah Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah. Hingga saat ini madrasah tersebut masih berdiri kokoh yang diharapkan mampu menjadi wadah pendidikan magi masyarakat Desa Gempol manis.
(16)
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah;
1. Bagaimana Biografi Mbah Ahmad?
2. Bagaimana Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965?
3. Apa Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas dapat di capai beberapa tujuan, di antaranya:
1. Untuk mengetahui biografi Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. 2. Untuk mengetahui Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan
Sambeng Kabupaten Lamongan pada tahun 1962-1965 di Lamongan. 3. Untuk mengetahui Peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI dan
dampak setelah penumpasan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.
D. Manfaat Penelitian
(17)
8
a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan tentang peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.
b. Untuk menjadi bahan teoritis guna kepentingan penulisan karya ilmiah
2. Manfaat Praktis a. Bagi Akademik
Sebagai kajian dan sumber pemikiran bagi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel terutama prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam yang merupakan lembaga tertinggi formal dalam mempersiapkan calon profesional dalam kajian Sejarah dan Kebudayaan Islam di masyarakat yang akan datang.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan wawasan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi generasi penerus bangsa agar mengetahui sejarah pemerintahan Islam dan dapat diambil pelajaran untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
(18)
c. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penelitian tentang peran tokoh Islam sebagai , yang dapat dijadikan bahan atau pertimbangan bagi peneliti dan penyusunan karya ilmiah.
E. Pendekatan dan Kerangka Teoristik
Penulisan ini menggunakan pendekatan sosiologis dan pendekatan biografi. Pendekatan sosiologis digunakan untuk menggambarkan interaksi social yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun golongan yang akan menimbulkan suatu dinamika kehidupan . kedinamikaan dan perubahan social akan bermuara pada terjadinya mobilitas social. Seperti apa yang telah dilakukan oleh Mbah Ahmad dalam pembubaran PKI di desa Gempol Manis, perjuangan yang dilakukan Mbah Ahmad memperlibatkan banyak masyarakat pribumi yang ikut serta dalam penumpasan PKI dan penyebaran dakwah Islam di Gempol Manis, sehingga pendekatan sosiologi ini sangat tepat karena melibatkan banyak masyarakat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pendekatan biografi merupakan penelitian yang mempelajari seluk beluk seorang individu berkaitan dengan pengalaman, sebagaimana yang diceritakan oleh pelaku sejarah itu sendiri serta sumber-sumber lain yang relevan, seperti arsip, dokumen,anggota keluarga, kolegannya dan lain lain. Biografi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pengalaman
(19)
10
pribadi, proses menjadi serta karakter tokoh. Dalam hal ini, peneliti bisa lebih dalam memahami karakter, sifat dan watak tokoh agar lebih bisa maksimal dalam memaparkan hasil penelitian. Pendekatan biografi juga memudahkan kita untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang latar belakang seorang tokoh yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat dan yang benar.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Weber yaitu, tujuan penggunaan sosiologi adalah untuk memahami arti subjektif dari kelakuan social, bukan semata-mata menyelidiki arti objeknya. Dari sini tampaklah bahwa fungsionalisasi sosiologi mengarahkan pengkajisejarah pada pencarian arti yang dituju oleh tindakan individual yang berkenaan dengan peristiwa-peristiwa kolektif sehingga pengetahuan teoritislah yang akan mampu membimbing sejarawan dalam menemukan motif-motif dari suatu tindakan atau factor-faktor dari suatu peristiwa. Jadi pendekatan sosiologi digunakan untuk mengetahui tujuan dari tindakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo yang diteliti peristiwa yang terjadi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peranan. Teori peranan adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi social yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara social misanyalnya (ibu, manager, guru). Setiap peran social adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku, seorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini
(20)
didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya.
Levinsen mengatakan peranan mencakup tiga hal, diantaranya:8 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membeimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.
Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua macam harapan. Pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajibannya.
F. Penelitian Terdahulu
Gerakan PKI sudah sangat berkembang seluruh penjuru Indonesia, tak luput tentang sejarahnya yang berbeda antar daerah satu dengan yang 8
(21)
12
lain. Adapun penelitian terdahulu yang juga membahas tentang topik yang sama dengan skripsi ini akan tetapi dengan latar belakang yang berbeda, berikut beberapa penetian yang telah membahas tentang PKI:
1. Atik Kus Setiawati,“Kyai Haji Shidiq Dalam Melawan Pemberontakan PKI di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Tahun
1948”. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab, Surabaya,
2004 Penelitian tersebut lebih memfokuskan tentang cara-cara yang dilakukan oleh Kyai Haji Ahmad Shidiq dalam melawan pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
2. Saudah Warso, Gerakan Ansor Jawa Timur dalam penumpasan sisa-sisa PKI tahun 1967 di Blitar. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 1996. Penelitian tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan PKI sampai pemberontakan di Blitar Selatan serta Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur dalam penumpasan sisa-sisa PKI di Blitar Selatan.
3. Fauzan, Peran GP Ansor dalam Menjaga keutuhan NKRI (Study Historis Peran GP Ansor Dalam Perlawanan dan Penumpasan G 30 s/PKI Di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban 1967-1968). Skripsi, UIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2015. Penelitian tersebut lebih fokus pada sejarah dan perkembangan GP Ansor dan Peran yang dilakukan GP Ansor dalam Menjaga keutuhan NKRI (Study Historis
(22)
Peran GP Ansor Dalam Perlawanan dan Penumpasan G 30 s/PKI Di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban 1967-1968).
4. Ahmad Marzuqi, Catatan Sejarah, Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (diposting: 11 Februari 2016). Penilis artikel ini membahas tentang sejarah PKI yang berada di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan.9
5. Nur Lailatun Nimah, Banser dan Pembantaian Massal di Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (Tragedi Bengawan solo dan Rawa Sebanget 05-15 Oktober 1965). Penulis artikel ini membahas tentang sejarah tragedi bengawan solo dan rawa sebenget yang menjadi saksi terjadinya pembantaian Massal di kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan.10
Dari penelitian terdahulu lebih fokus membahas tentang sejarah terjadinya Gerakan PKI di berbagai Daerah yang masing-masing memiliki kisah tersendiri dengan berbagai perlawanan dan perjuangan masing-masing. Sedangkan Penelitian yang saya tulis yaitu tentang “Peran Mbah
9
Ahmad Marzuqi,”Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan” dalamhttp://marzuqicheos.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-pki-di-desa-latukan.html?m=i(diposting: 11 Februari 2016).
10
Nur Lailatun nimah, “Banser dan Pembantaian Massal di Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (Tragedi Bengawan solo dan Rawa Sebanget 05-15 Oktober 1965)”, dalam http://lailahistoria-fibii.web.unair.ac.id/artikel_detail-109946-History%20sentris-PKI%20version.html
(23)
14
Ahmad Dalam Pembubaran PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965” yang lebih memfokuskan tentang peran seorang tokoh masyarakat yaitu Mbah Ahmad dalam pembubaran PKI yang menimbulkan dampak positif setelah lenyapnya PKI dari Desa Gempol Manis.
G. Metode Penelitian
Dalam penyusunan rencana penelitian, penulis akan dihadapkan pada tahap pemilihan metode atau teknik pelaksanaan penelitian. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah. Metode penelitian sejarah secara umum adalah suatu penyelidikan/ penggalian data yang terkait dengan peristiwa atau permasalahan yang sedang dihadapi dengan mengaplikasikan metode sebagai pemecahannya sebagai sudut pandang historis. Data adalah bahan atau keterangan tentang suatu obyek peneliti yang diperoleh dilokasi penelitian. Definisi data sebenarnya hamper sama dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih menonjolkan pelayanan aspek materi hasil peristiwa sejarah.11.
Sebagai bentuk kajian sejarah yang berusaha merekonstruksikan peristiwa-peristiwa masa lampau, penulis memakai metode sejarah yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
11
Burhan Bungin, Metode penelitian Kuantitatif, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial lainnya(Jakarta: Kencana, 2009), 119.
(24)
1. Heuristik
Heuristik yaitu teknik mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah atau data yang dipakai oleh penulis adalah:
a. Sumber Primer, yaitu menggunakan data kesaksian dari seorang saksi yang menyaksikan peristiwa sejarah secara langsung atau dengan alat mekanis seperti arsip atau foto.12Sebagai sumber utama dalam penulisan dan sebagai sumber primer penulis menggunakan hasil wawancara dengan Mbah Ahmad sebagai orang yang berperan penting dalam pembubaran PKI, beliau sebagai pemimpin bagi masyarakat desa Gempol Manis. Serta kesaksian dari beberapa Ustadz yang dahulu direkrut oleh Mbah Ahmad sebagai pengajar di sekolah Diniyah pertama dalam penyebaran Islam pertama di desa Gempol Manis, seperti : bapak Ma’ruf dan Bapak Ali. Dan terdapat
data berupa tulisan yaitu berupa sertifikat atau SK (surat keputusan) Lurah yang dimiliki Mbah Ahmad sebagai bukti bahwa beliau dahulu memang pernah menjabat sebagi lurah yang mana perintah, perilaku serta kebijakan-kebijakannya ditaati oleh masyarakat termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang agama Islam.
b. Sumber Sekunder dalam laporan penelitian ini dibutuhkan data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini 12
(25)
16
penulis melakukan penggalian data melalui dua tahap, yaitu pada tahap pertama penulis melakukan wawancara mendalam dengan tokoh yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam sejarah sebagai sumber primer. Sedangkan sumber-sumber sekunder didapat melalui beberapa literatur ynag digunakan sebagai sumber pendukung dalam penulisan ini. Dan dalam penelitian ini, sumber sekunder yang peneliti dapatkan ialah meliputi dokumen atau SK (surat keputusan) saat Mbah Ahmad menjabat sebagai lurah yang mampu menumpas PKI dan menyebarkan Islam di desa Gempol Manis. sumber sekunder lainnya peneliti dapatkan dari beberapa buku tetang Partai Komunis di Indonesia sekitar tahun 1961 di Surabaya dan sekitarnya.
2. Kritik sumber
Kritik sumber meliputi kritik eksteren dan kritik interen. Kritik eksteren menyangkut persoalan apakah sumber tersebut merupakan sumber yang diperlukan. Terkait hal ini kritik eksteren menjawab tiga pertanyaan. Pertama, menanyakan relevan apa tida, sesuai dengan obyek yang dikaji apa tidak. Kedua, mengenai asli tidaknya suatu sumber. Ketiga, menanyakan utuh tidaknya sumber.13
13
(26)
Kritik interen berkaitan dengan persoalan apakah apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang kita butuhkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara. Penilaian Intrinsik, dalam hal ini peneliti melihat latar belakang informan yang diwawancara dengan membuktikan kesaksiannya dapat dipercaya atau tidak.
3. Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran terhadap sumber atau data sejarah seringkali disebut dengan analisis sejarah. Dalam hal ini data yang terkumpul dibandingkan dengan kemudian disimpulkan agar bisa dibuat penafsiran terhadap data tersebut sehingga dapat diketahui hubungan kausalitas dan kesesuaian dengan masalah yang diteliti. Dan dari hasil wawancara dari Mbah Ahmad dan beberapa masyarakat atau orang yang hidup dizamannya menghasilkan data yang singkron atau sama dengan apa yang dipaparkan oleh satu orang dengan orang lain.
4. Historiografi
Historiografi merupakan tahap terakhir dari metode sejarah, dimana hisoriografi itu sendiri merupakan usaha untuk merekonstruksi kejadian masa lampau dengan memaparkan secara sistematis, terperinci, utuh dan komunikatif. Sejarah dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk laporan.
(27)
18
H. Sistematika pembahasan
Dalam menguraikan isi materi penyajian penelitian ini mempunyai bagian; Pengantar, Hasil Penelitian, dan Simpulan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun untuk mempermudah pemahaman sehingga dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis.
Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang didalamnya terdiri dari latar belakang masalah yang kemudian dilanjutkan dengan ruang lingkup dan permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, merupakan bab yang membahas biografi, latar belakang pendidikan dan perjalanan karier Mbah Ahmad secara lebih detail.
Bab Ketiga, merupakan bab yang akan membahas tentang gerakan PKI di desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng kabupaten Lamongan paa tahun 1965
Bab Keempat, merupakan bab yang akan membahas tentang peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKIdi Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan dan dampak pasca penumpasan PKI yang dilakukan Mbah Ahmad di desa Gempol Manis.
(28)
Bab Kelima, merupakan bab yang akan membahas mengenai kesimpulan dan saran yang ditulis pada bagian penutup sebagai akhir dari sebuah pembahasan dalam penelitian ini.
(29)
✁
BAB II
BIOGRAFI MBAH AHMAD
A. Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 651’54”-723’06” Lintang selatan dan 1123’45” Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki
luas wilayah kurang lebih 1.812.8 km² atau +3.78% dari luas wilayah provinsi Jawa Timur, dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka luas perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km².
Kota Lamongan merupakan kota yang memiliki Desa terbanyak pertama se Jawa Timur yakni 475 dengan 27 Kecamatan dengan daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu;
1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan yang relative agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu. 2. Bagian selatan dan utara merupakan pegunungan kapur berbatu dengan
kesuburan sedang, kawasan ini terdiri dari kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran dan Solokuro.
(30)
3. Bagian tenah utara merupakan bagian daerah bonorowo yang seringkali terkena banjir, kawasan ini merupakan Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah.
Dari letak geografis diatas, Kota Lamongan merupakan kota yang strategis, berada diantara kota-kota lain dan memiliki perairan utara yang cukup luas. Perairan Utara Pantai Jawa sebagai jalur pembuka bagi perekonomian Kota Lamongan, karena menjadi basis bisnis antar pulau juga antar Negara tetangga sejak masa Majapahit.
Kota Lamongan Merupakan suatu wilayah yang mayoritas penduduknya adalah petani, karena dataran Kota Lamongan yang subur dan sesuai untuk bercocok tanam dengan beberapa hutan yang rindang di beberapa kecamatan yang ada di Lamongan seperti Kecamatan Sambeng dan Kecamatan Ngimbang. Mata pencaharian di Kota Lamongan terbagi menjadi dua wilayah. Pertama, wilayah utara, penduduk Lamongan yang berada diwilayah utara lebih dominan bermatapencaharian sebagai petani tambak (perikanan) seperti Kecamatan Turi, Paciran, Brondong, Kalitengah, Deket dan lain-lain. Kedua, wilayah selatan yakni penduduk Lamongan yang berada diwilayah selatan lebih banyak bermatapencaharian sebagai petani, seperti Kecamatan Tikung, Mantup, Sambeng, Ngimbang Modo.
Kecamatan Sambeng berada di sebelah selatan Kota Lamongan, kira-kira 50 menit dari Kota Lamongan. Kecamatan ini beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan +410 per tahun. Sepanjang jalan raya menuju Kecamatan
(31)
☎☎
Sambeng kebanyakan dipenuhi dengan hutan-hutan yang rindang. Kecamatan Sambeng Terdiri dari 22 Desa, 86 Dusun. Kepadatan penduduk 807 jiwa per km² dari luas wilayah 144,5 km².
Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan berada di sebelah selatan alun-alun Kota Lamongan sekitar 22 km. Di Desa Gempol Manis terdapat seorang tokoh Masyarakat yang pada tahun 1962 ikut serta dalam membela NKRI dengan menumpas jejak-jejak PKI dan pendiri pendidikan pertama di wilayah Lamongan selatan ini yaitu Mbah Lurah atau Mbah Ahmad.
Desa Gempol Manis merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan yang luas daerahnya mencapai 204,79 ha/m². Jarak tempuh Desa menuju Kecamatan mencapai 7 km dengan kurun waktu 20 menit, sedangkan jarak menuju ke Kabupaten mencapai 26 km dengan jarak tempuh 1 jam. Keadaan wilayah Desa Gempol Manis terdiri dari lahan persawahan yang mengandalkan air tadah yang luasnya mencapai 164,26 ha/m2, untuk pemukiman warga seluas 25, 92 ha/ m², untuk pekarangan, kuburan dan perkantoran seluas 6, 47 ha/ m², sedangkan luas lahan untuk prasarana umum lainnya mencapai 8, 463 ha/ m².14
Lahan persawahan mayoritas ditanami jagung, kacang kedelai, padi, dan kangkung, sedangkan lahan pekarangan hanya ditanami mangga dan pisang, untuk lahan perkebunan warga memilih menanam tebu. Ketiga hasil 14
(32)
panen dari persawahan, pekarangan dan perkebunan dijual melalui tengkulak. Selain itu, terdapat fasilitas umum desa seperti kas desa yang menggunakan tanah bengkok seluas 5, 474 ha/m², perkantoran pemerintahan menggunakan lahan 0, 147 ha/ m², bangunan sekolah menggunakan lahan seluas 0, 489 ha/m² dan jalan yang menghabiskan lahan 2,5 ha/ m².
Desa yang cukup luas tersebut dibatasi oleh beberapa desa disekitarnya, meliputi:
a. Sebelah utara Desa Sumber Bendo Kecamatan Mantup b. Sebelah selatan Desa Barurejo Kecamatan Sambeng c. Sebelah timur Desa Mantup Kecamatan Mantup
d. Sebelah barat Desa Nogojatisari Kecamatan Sambeng.15
Berdasarkan data administrasi dapat diketahui bahwa Desa Gempolmanis terdiri dari 5 dusun yakni, Gempolnogo, Sidomanis, Banyulegi, Mindahan dan Bulurejo. Yang dihuni oleh 2305 jiwa yakni terdiri dari 1185 laki-laki dan 1120 perempuan yang mencakup 635 KK. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat, pemerintahan Desa membagi kedalam 9 Rukun Warga (RW) dengan 18/19 Rukun Tetangga (RT)16.
15
Data profil Desa Gempolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.
16
Data sensus penduduk Desa Gemolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan, Desember 2015.
(33)
✞ ✟
B. Geneologi
Ahmad bin Abdur Rohim atau yang biasa dipanggil Mbah Lurah dengan nama lain (Mbah Ahmad) ialah seorang yang ikut serta dalam memperjuangkan NKRI dari keganasan PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962, ia Lahir di Dusun Waton Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. ia adalah seorang tokoh agama yang berpengaruh di masyarakat dalam penumpasan PKI dan menyebarkan ajaran Islam di Desa Gempol Manis tahun 1962-1965. ia mewarisi jiwa kepemimpinannya dari sang kakek yang bernama Marhaban yang berasal dari Sedayu Gresik. Sang kakek ialah seorang pendakwah yang kerap kali berkeliling wilayah Kota Lamogan. Yai Marhaban sebutan pada masa itu, yaitu sebagai seorang yai yang menyebarkan agama Islam dengan berdakwah ke berbagai tempat, namun ruang lingkupnya masih cukup terbatas yakni hanya di daerah Gresik dan Lamongan saja.
Hingga suatu ketika Yai Marhaban mengaji/ceramah di Kecamatan Kedungpring dan akhirnya ia bertemu jodohnya di kedungpring, Yai Marhaban kemudian bertemu dengan Nyai Thahirah dan kemudian mereka memutuskan untuk menikah lalu menetap di Dusun Waton Kecamatan Mantup. Pernikahan sang kakek (Marhaban) dan Nyai Thahirah dikaruniai 5 putra dan putra kelima yaitu ibu siti Maria yang dipersunting oleh Abd Rohim.
(34)
Kemudian Bapak Abd Rohim dan Ibu Siti Maria menikah dikaruniai putra 6 bersaudara.
1. Sahlan 2. Solaikhan 3. Rohmah 2. Sulaiman 2. Ahmad 3. Musyarokhah
Mbah Ahmad merupakan anak ke lima dari enam bersaudara. Ia kecil hidup di lingkungan pedesaan, kebiasaan di desa ia sebagai pengembala kambing. Meskipun terlahir dalam kehidupan yang sederhana Mbah Ahmad tidak miskin ilmu agama. Sang ayah Abd Rohim, sebagai seorang yang ahli agama di Dusun Waton dan dipilih oleh masyarakat menjadi seorang
“Moden”. Dalam hal mendidik anaknya ia selalu mengedepankan urusan
agama terlebih dahulu, seperti mengaji, berakhlak dan lain-lain.17
Kemudian Mbah Ahmad menikah dengan Ibu Juwariyah, dan Pernikahan ini dikaruniai putra dan putri sebanyak 14 anak. Berikut ialah nama-nama putra-putri Mbah Ahmad: Fatimah, Nafiah, Sumiati, M. Mansyur,
Mahfud, Alm Hanifah, Maksum, Siti Mahmudah, Siti Ma’rifah, Aziz Khoiri,
Abdul Karim, Abdul Majid, Zakariyah, Iswatin
17
(35)
☛6
Dari ke 14 putra-putri beliau kini tumbuh dewasa dan banyak dari mereka yang menjadi orang-orang yang sukses seperti menjadi kepala Desa, Guru, Dokter Hewan, TNI, dan lain-lain.
Berikut adalah silsilah keluarga Mbah Ahmad.
Sampai saat ini, Alhamdulillah Mbah ahmad masih diberi kesehatan oleh Allah SWT diusianya yang ke . Beliau sudah lama mengurangi waktu untuk meneruskan kepemimpinannya sebagai Lurah, dan memanfaatkan hari tuanya untuk keluarga. Kini beliau berkumpul bersama anak bungsunya yakni Iswatin yang berprofesi sebagai guru MTS Al-Hikmah yang dahulu didirikan oleh sang ayah. Kondisi fisik Mbah Ahmad juga masih sehat wal afiat dan sehat bugar sehingga masih mampu menjalankan aktifitasnya: seperti berkebun, bertani. Tidak seperti kebanyak orang tua lainnya yang semakin tua
Marhaban dan Thahirah
Siti Maria Abd Rohim
(36)
semakin banyak penyakitnya, ia sangat menjaga pola hidup yang sehat. Ia juga masih teringat jelas kondisi dizaman perjuangan. Kerasnya kehidupan, perjuangan dalam meraih kemerdekaan dan belenggu PKI yang memperalat masyarakatnya. Usaha menumpas segala bentuk gerakan PKI beserta ajarannya dan bagaimana susah payahnya memperebutkan sekolahan yang di pakai paksa oleh orang-orang PKI. susah payahnya saat menjadi pengajar dari rumah-kerumah, dan mencari pengajar atau guru agama pada waktu itu.18
Setiap wawancara, Mbah Ahmad ingat persis bagaimana kondisi perjuangan beliau saat itu, Mbah Ahmad seringkali meneteskan air mata. Air mata bahagia , karena Beliau sangat bersyukur dikehidupan saat ini hidupnya dan masyarakatnya menjadi jauh lebih baik. Bisa terlepas dari belenggu PKI dan masyarakat yang sudah semakin maju bukan hanya jiwa sosialnya akan tetapi maju dalam segi ilmu pengetahuan agama dan akhlaknya.
C. Latar belakang pendidikan
Ahmad lahir pada tanggal 28 Maret 1938, (tahun dan tanggal kelahiran ini merupakan tanggal lahir yang tertera dalam KTP namun aslinya Ahmad lebih tua 10 tahun dengan tahun di KTP (1928)). Mbah Ahmad terlahir dilingkungan pedesaan yang asri, dikelilingi dengan keadaan alam yang subur nan sejuk. Ia mengenal pendidikan pertamanya dari sang ayah (Abdur Rohim), karena sang ayah pandai dalam ilmu agama maka ia dididik tentang
18
(37)
✍8
ilmu agama. Seperti membaca Al-Qur’an. Kebiasaannya sejak kecil ialah mengembala kambing, kira-kira umur 7 tahun ia selalu ikut sang ayah mengembala kambing, karena dahulu sang ayah memiliki kambing yang cukup banyak jumlahnya. Meskipun begitu ia selalu dijarkan oleh sang ayah tentang ilmu-ilmu agama, seperti mengaji, sholat dan lain-lain.
Pada umur 12 tahun, menempuh pendidikan hanya di tingkat Sekolah Dasar karena pada saat itu pendidikan yang berkelas hanya bias ditempuh oleh mereka yang memiliki harta yang banyak. Sekolah Dasar saat itu jauh berbeda dengan Sekolah Dasar yang sekarang yang lebih maju baik dari program pembelajarannya maupun fasilitasnya. ia seharusnya menempuh pendidikan Sekolah Dasar selama 6 tahun akan tetapi ia terhalang oleh biaya saat akan dilaksanakan ujian dan akhirnya hanya menempuh pendidikan 18 bulan, dan ia pulang .
Di usia 18 tahun Mbah Ahmad ingin mendaftar sebagai siswa baru di jenjang yang lebih tinggi (Sekolah Menengah Pertama). Akan tetapi ia tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena ditolak oleh pihak sekolah dikarenakan usianya yang sudah melebihi batas, sekolah tersebut menolak 4 calon siswanya yang merupakan rekan-rekan Mbah Ahmad sendiri. Yakni yang berasal dari Dusun Waton 2 anak, Dusun Rorombo 1 dan Dusun Sambilan 1.
Menginjak usia 22 tahun ia mulai merantau ke pondok pesantren di Gresik. Tepatnya di Kauman sebelah barat alun-alun kota Gresik (tidak
(38)
diketahui nama pondok tersebut) nama Kyainya ialah, K.H Mudhafir. Pondok Pesantren tersebut setara seperti Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Bersama dengan saudaranya Ghafur dan Abu Ali yang berasal dari Desa Tugu Kacamatan Mantup. Beliau di Pondok Pesantren belajar ilmu Agama dengan sangat baik selama 18 bulan.
Saat belajar di Pondok Pesantren, ia akan ada ujian kelulusan akan tetapi ia tidak memiliki uang untuk membayar uang ujian tersebut dan akhirnya ia pulang kerumah. Dirumah ia bertemu dengan Bapak Samsul Hadi ayah dari Bapak chaoril, () kemudian ia ini ditanya oleh Pak Samsul Hadi Pak Samsul Hadi : “loh dek Ahmad kok di rumah, katanya mondok di
Gresik?”
Mbah Ahmad : “Nggeh mondok Pak, tapi sekolah lak wonten bondone to, lah kulo mboten enten bondone kok” (iyah mondok
pak, tapi sekolah ka nada modalnya, dan saya tidak ada modalnya kok).
Kemudian ia diajak melanjutkan sekolah di Rejoso Jombang, akan tetapi ia tidak mau. Kemudian ia dimarahi neneknya (Yai Thahirah). “kamu
nanti tidak malu kalau kumpul-kumpul saudara besar kalau kamu menulis Basmalah saja gk bisa?
Dan akhirnya ia pergi mondok lagi diusinya yang sudah dewasa, ia termasuk santri yang dekat dengan Yainya dan sering diajak sang Yai pergi ke berbagai acara-acara pengajian. Selain menjadi santri di Pondok Pesantren
(39)
✏ ✑
tersebut sisa waktu yang dimilikinya digunakan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Seperti cerita yang dikatakan oleh Mbah Ahmad,
pas wayahe isuk mbiyen nduk, kiro-kiro jam 08.00 Mbah iki muter-muter goleki lowongan kerjo, aku iki bukaki lawang-lawange pabrik siji-siji. Teros disambut ambek penjagae kun uterus takon nang Mbah iki, Mau apa kamu? (suara banter lan kenceng) Mbah Jawab, maaf tuan saya mau mencari lowongan perkerjaan terus penjaga iku langsung jawab, Gak Ada!!19(Waktu dulu nak, kira-kira jam 08.00 Mbah ini berkeliling-keliling mencari lowongan pekerjaan, saya ini membuka pintu-pintu pabrik satu persatu. Kemudian disambut sama penjaga, kemudian penjaga ini bertanya kepada Mbah, Mau Apa Kamu? (dengan suara yang lantang dan keras) Mbah menjawab, maaf tuan saya mau mencari lowongan pekerjaan terus penjaga itu langsung menjawab, Gak Ada.. !!)
Banyak kepahitan saat ia mencari lowongan pekerjaan, penolakan bahkan caci makian ia terima demi mendapatkankan perkajaan. Namun ia tidak putus asa demi mendapat pekerjan, dan akhirnya diterima disalah satu pabrik yang ada di Gresik. ia diterima menjadi pegawai di sebuah pabrik sebagai buruh nimba air. Setiap hari ia terus menerus menimba air untuk keperluan pabrik sarung BHS hingga tangannya lecet dan berdarah Meskipun bayaran yang tak seberapa tapi ia iklas melakukanya demi bertahan hidup menjadi nyantri. Setelah bekerja seharian sebagai buruh ia dapat merasakan pahit dan getirnya kehidupan dan perjuangan hidup yang amat sangat pahit.
Kemudian ia merasa keberatan dengan pekerjaannya sebagai penimba air dan ia melihat seorang yang bekerja dengan bagian pemutar kain sarung, 19
(40)
lalu ia meminta untuk pindah bagian sebagai pemutar kain. Dan ia bisa pindah bagian tersebut. Waktu menunjukknan pukul 12.00 yang berarti bahwa waktu istirahat tiba, saat ia beristrahat makan dan menyempatkan untuk sholat dan mengaji sampai akhirnya terlambat untuk kembali bekerja dan dimarahi oleh mandornya.
Mandor:“Kamu niat kerja apa ngaji sih, jam segini baru balik”
Ahmad: “Maaf Tuan saya disini itu untuk bekerja dan mengaji jadi saya bisa dapat dua-duannya”
Mbah Ahmad belajar di pondok pesantren Gresik, memang tidak lama, beliau memutuskan untuk mengakhiri masa belajarnya karena sang kakak kembali ke hadapan ilahi dan akhirnya ia tidak dapat meneruskan pendidikan pesantrennya dan kembali menjadi pengembala kambing di desanya. Beliau lebih memilih untuk menemani orang tuanyanya di desa.
D. Perjalanan Karier
Setelah membahas geneologi dan latar belakang pendidikan keagamaan Mbah Ahmad selanjutnya adalah membahas tentang perjalanan kariernya yang menjadi orang pertama dan memiliki ketegasan dalam menegakkan kebenaran serta berjuang memberantas PKI dan menghidupkan nilai-nilai keislaman di Desa Gempol Manis. Adapun karier-karier beliau dibawah ini:
(41)
✔ ✕
1. Sebagai Pengurus Ranting Nahdhatul Ulama
Nahdhatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 31 januari 1926 di Surabaya.20 Sesuasi dengan artinya yaitu kebangkitan para ulama, NU dibentuk oleh sekelompok ulama terkemuka yang kebanyakan adalah seorang pemimpin pondok pesantren traisional seperti: Kh. Hasyim Asyari (Tebu Ireng), Kh. Wahab Chasbullah (Tambak Beras) dan Kh. Bisri Syansuri
(Mamba’ul Ma’arif Denanyar), maka dengan demikian organisasi ini direspon
bagus oleh ulama yang beraliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Pada dasarnya organisasi ini muncul atas dasar penyikapan golongan ulama tradisional (penganut tradisi) kepada Raja Hijaz (Arab) yang mempunyai niat untuk menghilangkan seluruh traisi yang bertentangan dengan Al-Qur’an an Hadis. Melalui keinginan Raja Arab untuk membuat khilafah. NU didirikan berbasis pendidikan agama yang mudah diterima oleh masyarakat, maka dengan begitu perkembangan NU sungguh sangat pesat. Pada tahun 1933 keanggotaannya diakui mencapai 40.000 dan pada tahun 1938 menjadi 100.000 dengan jumlah cabang 99 di seluruh Indonesia.
20
Faisal Ismail, Islamic Traditional in Indonesia: A Stuy of the Nahhatul Ulama’s Early History
(42)
dengan jumlah yang signifikan tersebut mengantarkan NU menjadi Ormas Islam terbesar di Indonesia, bahkan mengalahkan ormas Islam yang terlebih dahulu yaitu Muhammadiyah (1912).
Pada tahun 1962 Mbah Ahmad ditunjuk sebagai pengurus Ranting NU di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan di usia 35 tahun. Kondisi saat itu Desa Gempol Manis masih dalam polemik tentang keberadaan PKI yang meresahkan masyarakat Desa Gempol Manis. Ditunjuknya Mbah Ahmad sebagai pengurus NU karena sikap keberanianya yang menentang keberadaan PKI di Desa Gempol Manis tersebut. Kemudian diadakannya musyawarah antara pemuda Ansor dengan Bapak Camat guna pemilihan pengurus ranting Nahdatul Ulama. Awalnya Mbah Achmad tidak setuju atas dipilihnya ia menjadi pengurus Nahdhatul Ulama karena Mbah Ahmad merasa ilmu agama yang dimilikinya belum cukup untung membimbing satu Desa sebagai pengurus Ranting Nahdhatul Ulama.
Dalam kepemimpinannya Mbah Ahmad sedikit demi sedikit membentuk program kerjanya dengan cara mengadakan pengajian disetiap desa yang satu dengan desa yang lain secara bergantian. Mbah Ahmad menggunakan metode penyebaran Islam secara door to door atau yang dimaksud adalah mengajakan ajaran agama Islam secara bergantian dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Penyebaran agama Islam seperti ini apat mengikis golongan PKI yang berada di Desa Gempol Manis.
(43)
✗ ✘
Mbah Ahmad memilih cara itu karena karna beliau yakin bahwa Masyarakat enggan menghampiri majlis-majlis yang ada di luar desanya. Apalagi para anggota PKI yang menentang dan tidak sejalan dengan ajaran agama Islam karena pada waktu itu masyarakat masih enggan dan tiak ada ketertarikan untuk mengetahui ajaran Islam yang sesungguhnya. Batas kemampuan dan wawasan masyarakat yang pada zaman itu jauh dari kodrat hamba terhadap Tuhannya. Apalagi dengan maraknya Partai Komunis Indonesia yang sudah merajalela sampai ke desa-desa dan meracuni fikiran Masyarakat dengan janji-jani yang akan diberikan kepada masyarakat yang bersedia menjadi anggota Partai Komunis Indonesia ini.
2. Sekretaris Desa
Setelah keberhasilan Mbah Ahmad dalam memimpin Masyarakat Desa Gempol Manis dalam membimbing masyarakatnya untuk kembali ke ajaran Islam dengan beraliran Nahdhatul Ulama yang sesungguhnya. Maka beliau diberi tanggung jawab lebih untuk memimpin desa sebagai Sekretaris Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng tanggal 29 Juli 1988 saat berusia 50 tahun.
Mbah Ahmad selain memiliki jiwa kepemimpinan, ia juga sebagai orang terpandang di Desa Gempol Manis pada waktu itu. Karena semenjak ia menikah dan berpindah ke Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan beliau sudah dikenal oleh masyarakat luas karena profesinya sebagai seorang pedagang.
(44)
Mbah Ahmad dahulu adalah orang yang memiliki kekayaan yang cukup banyak dibandingkan dengan masyarakat yang lainnya. Ia lebih sering menjadi tempat curhat dan tempat keluh kesah oleh masyarakat, baik mengenai ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Dahulu ia adalah seorang pedagang yang menjual bahan makanan seperti: ubi-ubian, beras, palawija dan lain-lainnya. Dengan berdagangnya ini maka ia yang notabennya sebagai warga pendatang menjadi lebih dikenal oleh masyarakat karena seringkali masyarakat berbelanja di tokonya tersebut. Maka keberuntungan yang ia miliki selain memiliki harta yang cukup juga memiliki pelanggan yang setia yang nantinya akan mempercayakannya sebagai pemimpin di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng sebagai Sekretaris Desa.
Mbah Ahmad dipercaya sebagai Sekretaris Desa karena masyarakat percaya kepada beliau yang kesehariannya sering memanagemen keuangan milik pribadinya (dagangannya). Selain itu, ia adalah satu-satunya yang mampu mengurus segala tentang desa dengan didukung ilmu pengetahuan agama yang dimilikinya. ia adalah satu-satunya pembuat jalur jalan pertama yang ada di Desa Gempol Manis hingga saat ini, untuk menuju desa satu ke desa yang lain. Tujuannya agar biasa menghubungkan masyarakat yang ingin bersekolah dan bersilaturrahmi antar sesama.
(45)
✛6
3. Kepala Desa
Pada tahun 16 Januari 1990 Mbah Ahmad diangkat menjadi Kepala Desa Gempol Manis saat berusia 52 tahun . Dan pada tahun itu Desa Gempol Manis sudah merupakan desa yang termasuk berkembang karena dengan menjabatnya Mbah Ahmad menjadi Kepala Desa keadaan masyarakat sudah semakin maju, dilihat dari perkembangan pendidikan yang didirikan oleh Mbah Ahmad menjadi tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu Madrasah Tsanawiyah. Dan kehidupan para masyarakat yang semakin guyup rukun.
Selain perubahan dalam hal pendidikan Mbah Ahmad saat menjadi Kepala Desa Juga merangkap sebagai Ketua KUD (Kantor Unit Desa) dengan wakil ketua Lasiman. KUD ini bertempat di Kecamatan Sambeng dekat dengan Pukesmas Kecamatan Sambeng saat ini. Karena melihat bahwa potensi di Kecamatan Sambeng kebanyakan sebagai petani karena tanahnya yang subur ia sangat mendukung dan memfasilitasi masyarakatnya dengan adanya KUD tersebut. Keberadaan KUD tersebut diantaranya memudahkan para petani untuk membeli obat-obatan pertanian, pupuk, bibit tanaman. Kemajuannya terbukti dengan terbelinya tiga truk, 1 mobil sedan dan mobil T.300 dalam 3 periode saat ia menjadi Ketua KUD. Semua fasilitas itu untuk kemaslahatan masyarakat Kecamatan Sambeng dalam memajukan pertanian setempat.
(46)
BAB III
GERAKAN PKI DI DESA GEMPOL MANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN
A. Sejarah PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965.
Untuk mengetahui kapan munculnya Gerakan PKI di daerah Lamongan, maka perlu diketahui tentang sejarah masuknya PKI di Indonesia terlebih dahulu. Partai Komunis Indonesia adalah partai yang menganut faham Marxisme, faham ini merekrut dari golongan proletar atau golongan bawah (buruh). Partai komunis Indonesia merupakan bentuk revolusi 17 Oktober di Rusia, yang berlandasan bahwa pembebasan negara-negara jajahan dapat dicapai hanya dengan persatuan para buruh. Dengan adanya landasan itu maka Snevliet ingin membentuk partai dengan landasan dan tujuan yang sama yakni faham Marxisme.
Disisi lain, Gerakan Partai Komunis Indonesia adalah Gerakan yang berfaham Marxisme. Faham Marxisme dicetuskan oleh Karl Marx dalam teorinya yang disebut dengan teori konflik. Maksudnya adalah Konflik muncul dalam suatu masyarakat karena perbedaan kelas, yaitu kelas antara pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerjaan/buruh (proletar)21. Marx
21
(47)
38
berpendapat bahwa para pemilik modal memeras para pekerja dengan cara memperpanjang jam kerja dan upah yang tidak layak, atau yang dikenal dengan kerja lebih.22 Dengan demikian para pekerja merasa diperas lalu muncul aksi-aksi perlawanan, dan konflik menjadi keniscayaan yang memuncak hingga peristiwa revolusi.
Kemudian Tafsiran Lenin tentang ajaran-ajaran Marx ini diklaim sebagai ajaran Marx murni, menganggap ajaran-ajaran Marx ini adalah ajaran
yang paling benar. Dan ajaran “Marxisme-Leninisme” atau yang dipersingkat dengan “Komunisme”23 berhasil di kembangkan oleh Lenin dan mendapat banyak pengikut di Uni Soviet khususnya kaum buruh, lalu melakukan revolusi di Uni Soviet tahun 1917. Kemuian Lenin teropsesi membawa ajaran Marxisme ke Indonesia dan mengaharap kesuksesan yang sama seperti di Rusia.
Komunis di Indonesia dimulai dengan datangnya benih-benih faham
“Sosial Demokrat ” yang dibawa oleh Hendrieus Yosephus Fransiscus Maria
Snevliet, seorang pemimpin buruh negeri Belanda tahun 1913. Sosil Demokrat adalah nama ajaran komunis yang telah berkembang di Eropa Barat. Kemudian di Indonesia mendirikan organisasi Social Demokrat dengan diberi nama Indische Sociaal Democratische Vereening(ISDV) pada tanggal 22
Karl Max, Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Buku II Proses Sirkulasi Kapital (Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-Ultimus &Institute For Global Justice, 2006), 156-157.
23
Suseno, Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis ke Permasalahan Revisionisme (Jakarta: Gramedia Putsata Utama, 1999), 269.
(48)
9 Mei 1914, bersama dengan Bersama, Brandstander, dan H.W. Dekker, P. Beigsma. Kemudian ISDV menerbitkan surat kabar Net Vrije Woord (Syarat Kebebasan), pada tanggal 10 Oktober 1915.
Tujuan didirikannya ISDV adalah menyebarkan faham Marxisme. Awalnya perkumpulan ini hanya beranggotakan orang-orang belanda saja, kemudian untuk mengembangkan kelompok ini, Snevliet berusaha mendekati Partai Serikat Islam cabang Semarang yang saat itu dipimpin oleh Samaun dan Darsono kedua pemuda tersebut merupakan pemuda Indonesia yang cerdas, ulet dan pemberani. Para pemimpin ISDV menganggap lebih efektif untuk bersekutu dengan organisasi-organisasi massa lainnya agar organisasinya bisa berkembang dan berakar didalam masyarakat Indonesia. Usaha untuk mendekati Samaun dan Darsono berhasil dengan baik. Samaun dan Darsono berhasil dipengaruhi dan akhirnya masuk ISDV. 24 sebagai anggotanya yang pada waktu itu dipimpin oleh Semaun (ketua), Darsono (wakil), Bersgama (sekretaris), Dekker (bendahara.)
Namun pada tanggal 23 Mei 1920 dalam konggres ISDV yang ketujuh diganti namanya menjadi Partai Komunis Hindia. Dan pada bulan Desember
24
Slamet Muljana, Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kmerdekaan (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008), 168.
(49)
40
1920 dirubah lagi namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berafiliasi dengan Komintern.25
Dengan demikian sejak berdirinya PKI mengikuti strategi komintern dalam sejarah nasional dinyatakan sebagai berikut: ”afisiliasi dengan komintern” menyebabkan PKI harus menyesuaikan sikapnya yang sesuai
dengan garis politik asia dari pada komintern. Adapun perjuangannya untuk mencapai Negara komunis masih menurut jalan pikiran pemimpin-pemimpinnya. Dengan perubahan nama menjadi PKI, pola kerjasama dengan Sarekat Islam mesih berlanjut. Karena perbedaan landasan dan arah perjuangannya, maka perpecahan tidak dapat dihindarkan, sehingga muncullah SI putih dan SI merah.26
Sarekat Islam pada awal perkebangannya masih belum memiliki disiplin kepartaian sehingga anggotanya bisa merangkap tiga keanggotaan, antaranya ialah Sarekat Islam, ISDV, dan Insulinde. Snevliet bermaksud untuk menyebarkan faham Marxisme di daerah Semarang ialah agar Sarekat Islam cabang Semarang dapat meresmikan faham Marxisme ini dilingkungan terpelajar Islam. Dan Sarekat Islam cabang Semarang telah memiliki pengikut yang luas, meskipun didalamnya terdapat orang yang mengaku Islam tanpa melakukan rukunnya.
25
Sartono Kartodirjo, et al. Sejarah Nasional Indonesia, jilid V (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1995), 203
26
(50)
Kemenangan Partai Komunis Indonesia tak luput dari landasan yang dikobarkan dari aliran Marxisme, bahwa kebebasan Negara-negara jajahan akan dapat dicapai hanya dengan persatuan buruh. Dengan demikian ISDV sangat patuh dengan faham Marxisme tersebut. Mendengar penyataan seperti itu pemuda-pemuda Indonesia yang bergabung dengan ISDV menjadi sangat revolusioner. Peran samaun dalam ISDV sangat berpengaruh, pasalnya samaun menggunakan kedudukannya sebagai komisaris Sarekat Islam cabang Semarang untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin Sarekat Islam dan berhasil masuk aliran dengan faham Marxisme 1918. Perjuangan Samaun untuk mendesak para pemimpin Sarekat Islam ditolak mentah-mentah, dan Sarekat Islam telah menetapkan sikap kooperatifnya, sebagai bukti bahwa duduknya Cokroaminoto sebagai wakil Sarekat Islam dan Abdul Muis sebagai wakilnya.
Ir. Cramer sebagai wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat atau yang disebut Volksraad dalam ISDV menanggapi sikap pemerintah. Cramer kemudian membentuk Konsentrasi Radikal dalam Volksraad yang didalamnya terdiri dari wakil ISDV, Sarekat Islam, Budi Utomo, dan Insulinde, perkumpulan ini guna untuk menggalang kekuatan baik didalam maupun diluar gedung Dewan Perwakilan Rakyat. ISDV juga bekerja sama dengan Bumi Putra dan organisasi Belanda yang bersikap progresif. Namun usaha yang dilakukan oleh ISDV semata hanya untuk melancarkan
(51)
42
propaganda melalui forum lembaga kenegaraan tidak berhasil. Pemerintah yakin bahwa keanggotaan dalam Volksraad oleh golongan komunis digunakan sebagai kedok belaka. Ketidak berhasilan tersebut membuat ISDV membuat taktik lain untuk menyebarkan faham Marxisme melalui organisasi-organisasi bumi putra dan Sarekat Islam secara intensif.27
Pada tahun 1920 Indonesia masih bernama Hindia Belanda, dan secara resmi ISDV menjadi anggota Komunis Internasional pada tanggal 24 Desember 1920, kemudian tanggal 23 Mei 1923 berubah nama menjadi Partai Komunis Hindia (PKH). Pemerintah Hindia Belanda melihat gelagat Snevliet dalam ISDV, dan menganggap Snevliet adalah biang keladinya. Kemudian pemerintah bersikap tegas dan mengambil keputusan keras kepada pemimpin ISDV, karena Snevliet yang mengadakan tindakan propaganda Marxisme dikalangan Angkatan Darat Kerajaan Belanda, kemudian Snevliet ditangkap dan diusir dari pemerintahan Hindia Belanda tahun 1920. Snevliet pergi ke Rusia dan kemudian menjadi anggota Komintern. Akan tetapi dengan perginya pencetus faham Marxisme di Indonesia ini para pengikut yang masih terselubut dalam masyarakat tetap menyebarkan faham Marxisme secara sembunyi-sembunyi bahkan hingga saat ini.
Pada tahun 1955 untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan pemilihan umum yang dimenangkan oleh 4 partai besar, yaitu: PNI, Masyumi,
27
(52)
NU, PKI. Keempat partai pemenang pemilu pertama ini kemudian dibentuklah Kabinet Ali Sastroamijoyo II tahun 1956. Kabinet ini hanya beranggotakan ketiga partai tanpa PKI yang memunculkan pertentangan dari pihak PKI sendiri. Penolakan yang terjadi dalam peresmian kabinet ini dikarenakan Masyumi menolak adanya PKI disebabkan akibat insiden PKI di Madiun tahun 1948 menjadi korban, bukan hanya umat Islam tetapi juga bangsa Indonesia. Hal ini membuat PKI pada akhirnya juga merasa tersisihkan dan menolak keputusan tersebut, namun Presiden Soekarno tetap menyetujui peresmian kabinet ini.28
Partai Komunis Indonesia adalah partai yang menganut faham Marxisme, faham ini merekrut dari golongan proleter atau golongan bawah (buruh). Partai komunis Indonesia merupakan bentuk revolusi 17 Oktober di Rusia, yang berlandasan bahwa pembebasan Negara-negara jajahan dapat dicapai hanya dengan persatuan para buruh. Dengan adanya landasan itu maka Snevliet ingin membentuk partai dengan landasan dan tujuan yang sama yakni faham Marxisme. Maksud daripada Komunis ini adalah kebebasan bernegara yaitu: para penguasa tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berdasi atau berpenjabat akan tetapi bisa dilakukan oleh para buruh atau bisa dikatakan dari golongan bawah. Dan kesatu para buruh ini dapat
28
(53)
44
Menggoyahkan pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh pemerintahan Soeharto.
Dalam penelitian tertulis yang pernah ada, peradaban di Kota Lamongan dalam sejarahnya dimulai sejak sebelum datangnya ajaran Islam yang dibawah oleh para Wali Songo. Sebelum Islam datang di Kota Lamongan. Lamongan merupakan Kota Adipura yang menganut kepercayaan animesme dan dinamisme. Pada saat itu Hindu dan Budha sudah lebih dahulu menyebar ke berbagai penjuru negeri termasuk Kota Lamongan. Peristiwa ini ditandai adanya prasati Airlangga dan Prasasti di Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan yang dikeluarkan Hayam Wuruk. Setelah itu dilanjutkan penyebaran Islam Oleh Sunan Drajat, Sendang Duwur serta Tumenggung Ronggo Hadi.29 Kemudian dilanjutkan dengan masa kolonial di Kota Lamongan, dibuktikan dengan arsip pemerintah Belanda yang di simpan di Kantor Kearsipan Jawa Timur di Surabaya (Eerste Jaarverslag de te Lamongan gevestigde Stiching Ziekenhuis Wismo Joewono 1941) Rumah Sakit Darurat Darma Joewana, Kantor Pos Lamongan dan Monumen Kapal Van Der Wijck, dan beberapa peninggalan Sekolah Angka 1. 30
Namun penulis lebih fokus tentang masa setelah Kemerdekaan, yaitu Masa gerakan PKI tahun 1962-1965 di Desa Gempol Manis Kecamatan
29
Mohamad faried,Lamongan: Meyayu Raharjanening Praja(Lamongan. : Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Lamongan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan, 1994), 33.
30
(54)
Sambeng Kabupaten Lamongan. Keberadaan gerakan PKI di kota Lamongan ditandai dengan adanya peristiwa-peristiwa keganasan yang di lakukan PKI di berbagai daerah di Kota Lamongan. Seperti Sungai Bengawan Solo yang menjadi saksi bisu adanya pembantaian masal di Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Adapula tragedi kemanusian di Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.31 Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng kabupaten Lamongan.32 Menurut sudut pandang penulis, semua peristiwa-peristiwa keganasan yang dilakukan PKI yang di lakukan di berbagai wilayah Lamongan merupakan bentuk apresiasi dari Gerakan PKI yang ingin meberontakan dan mengambil alih pemerintahan Indonesia. begitu pula kondisi PKI di Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Jika dalam penelitian sebelumnya tentang adanya gerakan PKI di daerah Lamongan seperti yang disebutkan di atas, begitu juga penelitian ini tentang penumpasan PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962.
Dalam penelitian ini penulis mencari data ke beberapa instansi terkait, seperti Koramil Kecamatan Sambeng, Kodim Kabupaten Lamongan. Keterangan dari bebebapa Instansi tersebut memang sangat akurat, karena dalam Negara Republik Indonesia telah menyimpan data atau nama-nama
31
Nasihin,“Tradisi Kemanusiaan di Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan 1962-1966”, (Skripsi, Universitas Jember, Jember, 2006), 99.
32
Ahmad Marzuqi,”Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan” dalam http://marzuqicheos.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-pki-di-desa-latukan.html?m=i (11 Februari 2016).
(55)
46
orang yang masuk dalam gerakan PKI tahun 1965, sampai sekarang nama-nama itu masih diintai/diawasi oleh pihak Intel, dan nama-nama-nama-nama tersebut masih tersimpan rapi dalam rahasia Negara Republik Indonesia. Namun berhubungan dengan hal tersebut penulis tidak mendapat data atau dokumen dikarenakan data tersebut merupakan dokumen Negara yang sangat rahasia.33
Keganasan Gerakan PKI di Kabupaten Lamongan menyisakan luka di masa kelam, termasuk diberbagai wilayah di Kota Lamongan memiliki peristiwa-peristiwa tersendiri tentang adanya gerakan PKI tersebut. Puncak peperangan yang dilakukan masyarakat Lamongan ialah setelah adanya keputusan G 30 S PKI, pemerintah Kabupaten Lamongan pada saat itu di pimpin oleh R. soeparngadi Sosrowardojo (1960-1969). Seletah G 30 S PKI para komponen masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Kabupaten Lamongan bergerak dan ikut memerangi orang-orang PKI.
Masuknya gerakan PKI di Desa Gempol Manis tidak diketahui dari mana gerakan ini berasal, namun menurut Mbah Ahmad gerakan PKI ini sudah ada sejak tahun 1960an bahkan mungkin sudah ada sejak 5 tahun kebelakang (1955). Ditandai adanya PKI di Desa Gempol Manis ini yakni adanya perebutan gedung madrasah diniyah yang didirikan oleh Mbah Ahmad, dan saat itu ia sedang menjabat sebagai pengurus ranting Nahdhatul Ulama (Tanfidziyah), gedung madrasah yang digunakan oleh anak didik dari
33
(56)
masyarakat Nahdhatul ulama bertempat di Desa Gempol Nogo, pembuatan gedung Madrasah menghabiskan kayu jati dari lima kuburan dengan tenaga para masyarakat non PKI (Nahhatul Ulama). Namun dalam strategi ini, PKI merusak dari dalam madrasah yakni melalui guru-guru di Marasah, tiba-tiba guru-guru madrasah menghilang dan tidak ada kabarnya sehingga kegiatan belajar mengajar terpaksa di hentikan karena tidak ada pengajarnya.34 Dari kasus tersebut, Mbah Ahmad sebagai pengurus Tanfidziyah Nahdtahul Ulama mengadakan musyawarah yang di ikuti oleh Komandan Koramil (M.Bajuri) Bapak Camat ( Sateb) dengan pengawalan polisi. Dalam musyawarah tersebut ia menyampaikan niatnya untuk merebut kembali hak atas gedung madrasah tersebut yang kini diambil alih oleh orang-orang PKI. Namun keputusan terakhir dari musyawarah itu ialah kepemilikan gedung tetap dimiliki oleh PKI dan Mbah Ahmad akhirnya mengalah dan membuat kembali Madrasah diniyah. Keputusan itu memang mengganjal namun jika ilihat kedepannya ternyata Bapak Camat tersebut adalah termasuk anggota PKI yang terselubung.35
Pada tahun 1963 gerakan PKI di Desa Gempol Manis benar-benar sudah menampakkan kebenciannya, beberapa tindakan yang dilakukan PKI sangat meresahkan bagi masyarakat non PKI. Dusun Gempol Nogo merupakan Masyarakat yang paling banyak menjadi anggota PKI, kecuali 1 34
Ahmad, Wawancara, Lamongan, 14 Desember 2016.
35Ma’ruf,
(57)
48
orang yang tidak menjadi anggotanya. Orang ini bernama Badrun, ia bertempat tinggal di Gempol Nogo tapi paling dekat dengan Dunun Sidomanis (mayoritas Islam), Badrun yang menjadi orang Islam sendiri diantara orang-orang PKI, ketika ia melakukan sholat di musholah miliknya sendiri dan datanglah orang-orang PKI untuk melemparinya tai sapi ke arah badrun yang sedang melakukan sholat sehingga disekelilingnya berserakan tai sapi dari lemparan orang-orang PKI. Namun Badrun tetap sabar dan bertawakal. Kemudian saat Badrun mengadakan pengajian atau acara keagamaan yang saat itu ialah acara khitanan anaknya dan mengundang seluruh masyarakat Dusun Gempol Nogo tapi ternyata tidak ada satupun yang ikut hadir dalam acara tersebut. Ketidak toleransi pada gerakan PKI di Desa Gempol Manis ini lama-lama membuat geram para masyarakat Nahdatul Ulama.36
Pada tahun 1964 orang-orang PKI tidak berhenti dalam menunjukan kebenciannya terhadap masyarakat Nahdhatul Ulama. Salah satu yang menyisahkan kenangan yaitu pada bulan agustus, saat peringatan kemerdekaan Indonesia yakni 17 agustus 1945. Saat itu berbagai bentuk komponen masyarakat melakukan bentuk apresiasi dan upacara bendera yang di lakukan di lapangan Dusun Gempol Nogo. Saat baris berbaris masyarakat Nahdhatul Ulama yang berdampingan dengan orang-orang PKI mendapat
36Ma’ruf,
(58)
banyak cibiran dan ejekan yang dilontarkan oleh orang-orang PKI, dan berbagai nyanyian beserta lagu yang diiringi kentongan dilagukan untuk yel-yel , seperti menyanyikan lagu Genjer-genjer seperti berikut:
Lirik lagu genjer-genjer.
Genjer Genjer nong kedokan pating kleler Genjer Genjer nong kedokan pating kleler
Emak’e Thole teko-teko mbubuti genjer
Emak’e Thole teko-teko mbubuti genjer
Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tolah-toleh Genjer-genjer saiki wes digowo muleh
Genjer-genjer esuk-esuk didol nang pasar Genjer-genjer isuk didol nang pasar Dijejer-jejer daunting podho didhasar Dijejer-jejer daunting podho didhasar
Emak’e jebengpodho tuku nggowo welasah Genjer-genjer saiki wes arep diolah
Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Setengah mateng dientas yo dientas yo dienggo iwak Setengah mateng dientas yo dientas yo dienggo iwak Sego sak piring sambel jeruk ring pelonco
(59)
50
TERJEMAHAN
Genjer-genjer di petak sawah berhamparan Genjer-genjer di petak sawah berhamparan Ibu si bocah datang memunguti genjer
Ibu si bocah datang memunguti genjerapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat ke belakang
Genjer-genjer sekarang sudah dibawah pulang Genjer-genjer pagi-pagi dijual kepasar
Genjer-genjer pagi-pagi dijual kepasar Ditata berjajar diikat di jajakan
Ditata berjajar diikat di jajakan
Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah anyaman-bambu Genjer-genjer sekarang akan dimasak
Genjer-genjer masuk priuk air mendidih Genjer-genjer masuk priuk air mendidih setengah matang ditiriskan untuk lauk setengah matang ditiriskan untuk lauk Nasi sepiring sambal jeruk di dipan Genjer-genjer dimakan bersama nasi
“Lagu ini dilarang oleh pemerintahan Orde Baru karena Genjer-genjer diganti dengan kata Jendral-jendral”.37 Lagu ini juga menjadi lagu semangat
37
Agung hariyadi. “Catatan Kecilku: Genjer-genjer pembelokan sejarah yang tercecer” dalam
http://agunghariyadi37.blogspot.co.id/2012/10genjer-genjer-pembelokan-sejarah-yang.html?m=1
(60)
atau yel-yel yang wajib dihafalkan oleh orang-orang PKI, karena dengan lagu ini mereka bisa mengejek para jendral-jendral pemerintah Indonesia. sehingga sering terjadi pertengkaran antara orang PKI dengan orang Nahdhatul Ulama khususnya pemuda Ansor Nahdhatul Ulama.
Provinsi Jawa Timur menyimpan sejarah pedih perjuangan bangsa Indonesia tidak lama setelah kemerdekaan. Kisah pilu sesama anak bangsa, atau yang lebih dikenal dengan tragedi G 30 S PKI. Tidak hanya tragedi berdara di Kota Madiun saja yang menjadi pertikaian antar sesama anak bangsa, banyak sekali di Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang menjadi basis dari PKI (Partai Komunis Indonesia) yang diantaranya yaitu di Kabupaten Lamongan. Banyak peristiwa yang terjadi diberbagai wilayah Lamongan. Diantaranya: tragedi keganasan PKI di Kecamatan Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Babat, dan Kecamatan sambeng.
Kondisi PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng tahun 1965, merupakan puncak penumpasan PKI. Peristiwa G 30 S PKI yang terjadi pada tahun 1965 menjadi sebuah akhir dari Partai Komunis Indonesia. PKI berhasil dipatahkan dan dikuburkan serta dinyatakan sebagai partai terlarang di seluruh wilayah Kesatuan Republik Indonesia. begitu juga dengan kondisi PKI di Desa Gempol Manis, Ketua Nahdhatul Ulama bapak Yatno, dan pengurus ranting Nahdhatul Ulama Mbah Ahmad beserta anggota-anggotanya mengadakan pertemuan yang dihadiri para pemuda Ansor se Kecamatan
(61)
52
Sambeng di Desa Keduk guna mempersiapkan penumpasan para PKI di wilayah Kecamatan Sambeng. Para pemuda Ansor yang diketuai oleh Abdul ubaid. Kemudian penumpasan PKI ini dilakukan dengan sistem undangan. Jadi para Banser yang anggotanya para pemuda-pemuda Ansor mendapat undangan atau surat perintah dari pemerintah Kabupaten Lamongan untun menumpas para PKI di wilayah Kecamatan sambeng, saat itu Banser Kecamatan Sambeng mendapat undangan perintah untuk mengepung dan menumpas orang-orang PKI di Desa Kandangan.
Untuk penumpasan PKI di Desa Gempol Manis terjadi tahun 1965. Peristiwa itu terjadi setalah G 30 S PKI, 3 bulan rakyat marah dan berontak dengan PKI, dan kemudian bulan tanggal 26 Oktober terjadi penangkapan yang dilakukan Mbah Ahmad terhadap orang PKI yang menjadi ketua PKI dan wakilnya. Penangkapan ini kemudian menyeret ketua PKI dan wakilnya di Desa Gempol Nogo. Kemudian ketua PKI diserahkan oleh para pemuda NU dan kemudian dibunuh. Setelah terjadi penangkapan tersebut, lalu para pemuda Ansor ingin menangkap dan melakukan penumpasan kepada seluruh masyarakat yang ikut dalam PKI namun terjadi sedikit pertentangan, karena pada saat itu Mbah Ahmad yang memimpin Desa Gempol Manis tidak setuju jika penumpasan secara keseluruhan ini dilakukan dengan bentuk fisik atau bertumpah darah. Mbah Ahmad sebagai pemimpin desa yang mengetahui karakter dan kondisi masyarakatnya saat itu. Menurutnya masyarakatnya yang
(62)
masuk dalam anggota PKI ialah orang-orang bodoh yang tidak mengerti tentang apa itu PKI yang sesungguhnya, mereka hanya ikut-ikutan karena janji-janji yang di berikan PKI terhadap masyarakat Desa Gempol Manis. Dan ia melarang terjadinya penumpasan berdarah ini Karena ia yakin suatu saat pasti anak turunnya orang-orang PKI itu akan masuk Islam.38
Pendapat Mbah Ahmad dalam menaungi masyarakatnya bermaksud baik, namun nasib berkehendak lain, para pemuda Ansor Desa Gempol Manis sudah terlanjur benci dengan ketua PKI di Desa Gempol Manis yaitu Impran dan wakilnya Sapen yang terbunuh dikeroyok masa pada saat itu, para pemuda Ansor merasa mereka adalah provokator dari gerakan PKI. Setelah meninggalnya ketua PKI di Desa Gempol Manis barulah Mbah Ahmad malakukan penumpasan non fisik yakni melakukan dakwah Islam dan menyebarkan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Penyebaran ajaran Nahdhatul Ulama ini sedikit demi sedikit mengikis keberadaan sisa-sisa PKI di Desa Gempol Manis.
Tahun 1966, Gerakan PKI di Desa Gempol Manis hampir tidak ada, para anggota PKI yang masih tersisa sudah banyak yang masuk Ahlusunnah Wal Jamaah, pendidikan mulai menjadi satu dengan anak-anak Nahdhatul Ulama, kegiatan keagamaan dan tradisi-tradisi sudah berbaur menjadi satu antara desa satu dengan desa yang lain. Meskipun ada beberapa dari mereka
38
(63)
54
yang masih menerapkan ajaran PKI yaitu tidak mengenal adanya Tuhan dan tidak bertaqwa, namun mereka sudah masuk dalam anggota Nahdhatul Ulama.
Hingga akhirnya Pemerintahan Republik Indonesia membubarkan dan melarang adanya Gerakan Partai Komunis Indonesia melalui ketetapan MPR Republik Indonesia No.XXV/MPRS/1966 karena:
1. Bahwa Faham atau ajaran Komunis Indonesia/Marxisme-Leninisme pada inti hakekatnya bertentangan dengan Pancasila.
2. Bahwa orang-orang dan golongan-golongan di Indonesia yang menganut faham Marxisme/Komunis-Leninisme, khususnya Partai Komunis Indonesia, dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia telah nyata-nyata terbukti beberapa kali berusaha merobohkan kekuasaan Pemerintahan Republik Indonesia yang Sah dengan jalan kekerasan.
3. Bahwa berhubungan dengan itu, perlu mengambil tindakan tegas terhadap Partai Komunis Indonesia dan terhadap kegiatan-kegiatan yang
menyebarkan atau mengambangkan faham atau ajaran
Marxisme/Komunisme-Leninisme.
Dengan penjelasan dalam ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat sementara ialah sebagai berikut:
a. Faham atau ajaran komunisme dalam praktek kehidupan politik dan kenegaraannya menjelmakan diri dalam kegiatan-kegiatan yang
(64)
bertentangan dengan azaz-azaz dan sendi-sendi kehidupan Bangsa Indonesia yang bertuhan dan beragama yang berlandaskan faham gotong royong dan musyawarah untuk mufakat.
b. Faham atau ajaran Marx yang terkait pada dasar-dasar dan taktik perjuangan yang diajarkan oleh Lenin, Stalin, Moe Tse Tung dan lain-lain mengandung benih-benih dan unsure-unsur yang bertentangan dengan filsafat Pancasila.
c. Faham komunis/ Marxisme-Leninisme yang dianut oleh PKI dalam kehidupan politik di Indonesia telah terbukti menciptakan iklim dan situasi yang membahayakan kelangsungan hidup Bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila.
d. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka adalah wajar, bahwa tiak diberikan hak hidup bagi Partai Komunis Indonesia dan bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkembangkan dan menyebarkan faham atau ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Dengan demikian pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah organisasi yang terlarang, bukan hanya PKI yang mempunyai ajaran ideologis yang dianutnya yaitu fahma Marxisme atau komunisme yang menjadi landasan serta pembenaran politik-politiknya. Akan tetapi juga karena PKI pernah dua kali melakukan penghianatan terhadap
(65)
56
bangsa Indonenesia, hal ini dapat dilihat dalam tap. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI.39
Dengan adanya ketetapan MPRS seperti diatas, maka berbagai komponen masyarakat Indonesia (non PKI) melakukan aksi jihadnya. Karena gerakan PKI merupakan gerakan yang ingin menggulingkan pemerintahan Negara Rebuplik Indonesia dan tidak mengikuti struktur kepemerintahan Negara. Maka dalam Islam ini merupakan tindakan yang menyeleweng. Yang mana bahwasanya seorang hamba harus taat kepada Allah dan Rosulnya dan Ulil Amri Minkum (Q.S An-Nisa: 59). Desa Gempol Manis yang mayoritasnya adalah beragama Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, yang mana dalam ajaran Nahdhatul Ulama mengajarkan Amal Ma’ruf Nahi Munkar.
Maka pembelaan untuk negara dari golongan atau orang-orang yang menyeleweng apalagi ingin meruntuhkan keutuhan NKRI merupakan hal yang wajib untuk diperjuangkan. Pedoman yang dimiliki oleh Orang Islam ini merupakan motivasi tersendiri untuk agamanya. Karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas adalah Islam, maka atas dasar Q.S Annisa 59 sebagai pilar negara Islam. Sekiranya hal yang wajib bagi negara itu untuk meluluhlantakan orang-orang yang keluar dari jalur kepemerintahan Rebuplik Indonesia.
39
(1)
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis, dan sebagai jawaban dari rumusan masalah, setidaknya dapat disimpulkan hasil dari penelitannya sebagai berikut:
1. Mbah Ahmad atau yang biasa dipanggil Mbah Lurah adalah seorang tokoh masyarakat yang sangat berperan dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis. Ia lahir di Dusun Waton Kecamatan Mantup pada tanggal 28 Maret 1938. Ia mendapat pendidikan pertamanya dari sang ayah, kemudian dilajutkan di pondok pesantren di Kauman, Kota Gresik dengan pengasuhnya yang bernama KH. Mudhofir. Dalam kariernya setelah ia menjadi Pengurus Ranting kemudian sebagai Sekretaris Desa, dan Kepala Desa.
2. Gerakan PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1965 bertujuan agar bisa bersaing dalam perpolitikan Indonesia, dengan cara menarik simpatisme masyarakat yang mayoritas adalah sebagai seorang petani. Kemudian PKI mendirikan
(2)
84
Barisan Para Tani (BTI) yang akhirnya banyak masyarakat yang berbondong-bongdong masuk dalam gerakan PKI.
3. Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasan PKI di Desa Gempol Manis 1962-1965 ialah sebagai pemimpin Ranting Nahdhatul Ulama yang memberikan ajaran-ajaran agama Islam untuk selalu waspada dengan adanya gerakan PKI tersebut, kemudian 1965 ia menjadi pemimpin yang pemberani saat mendatangi rumah-rumah PKI untuk melakukan penangkapan paksa terhadap orang-orang yang menjadi ketua PKI. setelah lenyapnya PKI 1966 Mbah Ahmad mengembangkan ajaran Islam yang beraliran Ahlussunnah Wal Jamaah (NU), Dalam ajaran Nahdhatul Ulamaterdapat ajaran amal Ma’ruf nahi Munkar, seperti yang telah dilakukan oleh Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI untuk mempertahankan pemerintahan Indonesia.
B. Saran
Dalam skripsi ini setelah penulis uraikan tentang “Peran Mbah Ahmad dalam Penumpasa PKI di Desa Gempol Manis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tahun 1962-1966”, maka harapan penulis sebagai berikut:
(3)
85
1. Dengan adanya skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam melakukan penulisan skripsi yang berjudul Peran Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di Desa Gempol Manis tahun 1962-1966 masih belum mencapai kesempurnaa, maka dari itu penulis berharap agar penelitian yang sederhana ini bisa dijadikan rujukan dan mungkin bisa dilanjutkan pada penelitian tentang Gerakan PKI di Lamongan untuk mahasiswa selanjutnya, terutama mahasiswa Jurusan sejarah Peradaban Islam.
2. Dengan adanya skripsi ini, penulis berharap agar generasi sekarang bisa menghormati jasa-jasa pahlawan yang terdahulu, seperti Mbah Ahmad dalam penumpasan PKI di Desa Gempolmanis 1962, dan agar seluruh umat beragama khususnya agama Islam untuk meningkatkan kewaspaaan terhadap bahaya PKI atau gerakan lainya yang membahayakan aqidah Islam dan juga ideologi negara Pancasila. Dengan menyingkirkan faham-faham yang berbau komunis dan membinasakannya. Maka Kita harus mengamalkan ajaran agama kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. Memahami Sejarah. Yogyakarta: Bigraf Publising, 2004.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kebijakan Publik Serta ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Dinut, Alex. Kewaspadaan Nasional dan Budaya Laten Komunis. Jakarta: PT. Intermasa, 1997.
Duverger, Maurice. Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Faried, Mohamad. Lamongan: Meyayu Raharjanening Praja. Lamongan : Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Lamongan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan, 1994. Hugiono, P.K. Purwantana. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Bentang Budaya, 1995.
Ismail, Faisal. Islamic Traditional in Indonesia: A Stuy of the Nahhatul Ulama’s Early History Religius Ideologi 1926-1950. Jakarta: Depag RI, 2003.
Kuntowijoyo. Penagntar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Banteng Budaya, 2001.
Muljana, Slamet. Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kmerdekaan. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008. Moedjanto. Indonesia Abad Ke-20. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
Marx, Karl. Kapital: Sebuah Kritik Ekonomi Buku II Proses Sirkulasi Kapital. Jakarta-Bandung: Hasta Mitra-Ultimus &Institute For Global Justice, 2006.
Suseno. Pemikiran Karl Marx, Dari Sosialisme Utopis ke Permasalahan Revisionisme. Jakarta: Gramedia Putsata Utama, 1999.
Muljana, Slamet. Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2008.
(5)
Kartodirjo, Sartono. et al. Sejarah Nasional Indonesia, jilid V. Departemen Pendidikan an Kebudayaan,1995.
Data profil Desa Gempolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.
Data sensus penduduk Desa Gemolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan, Desember 2015.
Skripsi
Fauzan. “Peran GP Ansor dalam Menjaga keutuhan NKRI (Study Historis Peran GP Ansor Dalam Perlawanan dan Penumpasan G 30 s/PKI Di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban 1967-1968”. Skripsi, UIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2015.
Kus Setiawati, Atik. “Kyai Haji Ahmad Shidiq dalam melawan pemberontakan PKI di Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun tahun 1948”. Skripsi, IAIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab, Surabaya, 2004.
Nasihin. Tradisi Kemanusiaan di Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan 1962-1966. Jember: Skripsi, Universitas Jember, 2006.
Warso, Saudah, “Gerakan Ansor Jawa Timur dalam penumpasan sisa-sisa PKI tahun 1967 di Blitar” Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 1996.
Internet
Marzuqi, Ahmad, ”Sejarah PKI di Desa Latukan Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan”, dalam dalam
http://marzuqicheos.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-pki-di-desa-latukan.html?m=i Lamongan” (diposting: 11 Februari
2016).
Noor, Firman. Masyumi dan Sikap Anti PKI, dalam www.republika.co.id pada tanggal 31/05/2017.
(6)
Nimah,Nur Lailatun, “Banser dan Pembantaian Massal di Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan (Tragedi Bengawan solo dan Rawa Sebanget 05-15 Oktober 1965)”, dalam http://lailahistoria-fibii.web.unair.ac.id/artikel_detail-109946-History%20sentris-PKI%20version.html (Diposting oleh lailahistoria-fibii pada 15 september 2014).
Wawancara
Ahmad, wawancara, Lamongan, 14 Desember 2016.
Ma’ruf, wawancara, Lamongan, 03 Juni 2017.
Ali Sukarno, wawancara, Lamongan, 29 Juni 2017. Sabian, wawancara, Lamongan, 01 Mei 2017.