INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI PERUBAHAN MASYARAKAT INDUSTRIAL DUSUN SAMBIREJO, DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN SAMBENG, KABUPATEN LAMONGAN.

(1)

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL

(Studi Perubahan Masyarakat Industrial Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial

(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

EKA PRIYANI SUGIANTO

NIM. B75213042

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Eka Priyani Sugianto, 2017, Industri dan Perubahan Sosial Studi Masyarakat Industrial Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Industri, Perubahan Sosial

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yakni bagaimana bentuk peubahan masyarakat dan latar belakang perubahan masyarakat Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan setelah berdirinya pabrik KebunTebu Mas yang berada disekitar wilayah tersebut. Pendirian pabrik KebunTebu Mas memberikan perubahan dari masyarakat agraris (pertanian) berubah menjadi masyarakat Industrial (pekerja pabrik).

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada Industri dan Perubahan Sosial (studi perubahan masyarakat industrial Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan) adalah teori AGIL Talcott Parsons.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; (1) Bentuk perubahan yang terjadi di Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, KabupatenLamonganadalah: a). Sebagianbesarmereka yang semula bekerja sebagai petani dan buruh tani, kemudian berubah menjadi karyawan pabrik Kebun Tebu Mas. b). Sebagian besar mereka yang semula buruh tani kemudian berubah dengan mendirikan warung nasi sebagian lagi ada yang meninggalkan pekerjaan sebagai petani dan berubah dengan mendirikan rumah kontrakan dan kos. (2) Adapun latarbelakang terejadinya perubahan masyarakat Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan karena: a). Lahan pertanian mereka sudah dijual kepada pabrik Kebun Tebu Mas. b). Mereka sudah tidak bisa lagi bekerja sebagai petani, sebagian mereka harus berubah menjadi karyawan pabrik.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 7

B. Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL-TALCOTT PARSONS .. 14

A.Penelitian Terdahulu ... 14

B. Industri dan Perubahan Sosial ... 17

C.AGIL: Talcott Parsons ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN ... 32


(8)

ii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C.Pemilihan Subyek Penelitian ... 33

D.Tahap-tahap Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 40

G.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 41

BAB IV : INDUSTRI DAN PRUBAHAN SOSIAL STUDI MASYARAKAT INDUSTRIAL DUSUN SAMBIREJO, DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN SAMBENG, KABUPATEN LAMONGAN: TINJAUAN TALCOTT PARSONS ... 43

A.Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 43

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

C.Analisis Data ... 77

BAB V : PENUTUP ... 84

A.Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88 Pedoman Wawancara

Dokumentasi yang relevan Jadwal Penelitian


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.Menurut Sri Hariyani dalam bukunya

“Hubungan Industrial di Indonesia” mengatakan industri adalah kumpulan

perusahaan yang sejenis. Sedangkan menurut Teguh Beroto, industri adalah salah satu sektor bisnis. Ada dua jenis industri diantaranya adalah Industri Manufaktur dan Industri Jasa.Industri Manufaktur adalah suatu industri penghasil barang, operasinya disebut produksi.Produksi adalah aktifitas fisik berupa pengubahan bentuk sifat, atau penampilan suatu material untuk memberikan nilai tambah.Industri jasa adalah suatu industri penghasil jasa, operasinya disebut pelayanan service. Menurut Sritomo Wignyosubroto pengertian industri adalah:

1. Industri penghasil bahan baku the primary raw material industries, yaitu industri yang aktivitas produksinya adalah mengolah sumber daya alam guna mengahsilkan bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industry penghasil produk atau jasa. Contoh: industri perminyakan, industry pengolahan biji besi, dan lain-lain.


(10)

2

2. Industri manufaktur the manufacturing industries, yaitu industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk atau model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi semi finished goods ataupun yang sudah berupa produk jadi finished goods product. Disini secara fisik ataupun kimiawi terhadap input material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut. Contoh: industry permesinan, industri mobil, dan lain sebagainya.

Dari hal-hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa industri akan memiliki pengertian dan definisi yang luas sesuai dengan karateristik dari jenis masukan, proses produksi yang berlangsung,dan keluaran yang dihasilkan maka industri yang menghasilkan keluaran berupa material, peralatan industri, mesin dan lain-lain yang akan digunakan untuk proses

produksi di industri atau pabrik lain dikenal sebagai “producer goods

industries”. Sedangkan industri yang hasil keluarannya akan langsung digunakan oleh consumer disebut “consumer goods industries”.1

Keberadaan industri ditengah masyarakat merupakan suatu perubahan masyarakat menuju ke arah yang lebih maju dari tahapan sebelumnya.Keberadaan industri dapat dikatakan sebagai salah satu ciri masyarakat modern, sebagaimana telah diketahui dalam industri sudah adanya perkembangan dalam hal tekhnologi.Selain itu, keberadaan industri ditengah masyarakat merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial maupun ekonomi didalam masyarakat.Perubahan yang ditimbulkan akibat


(11)

3

adanya perubahan industri dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif.Dampak yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dilihat dari bidang ekonomi diantaranya penyerapan tenaga kerja. Keberadaan industi diwilayah tertentu akan membutuhkan tenaga kerja dan biasanya masyarakat sekitar industri akan lebih banyak kesempatan untuk terserap dan bekerja di sektor industri tersebut. selain itu, dengan adanya industri di suatu wilayah akan membuka lapangan pekerjaan lain seperti adanya warung makan dan penyewaan rumah atau kontrakan untuk para pekerja dari luar wilayah tersebut dan harga jual tanah disekitar kawasan industri pun akan memberikan perubahan yang amat berarti dalam struktur perekonomian masyarakat.

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem sosial.Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan.Untuk itu, konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal. Yaitu: pertama, studi mengenai perbedaan; kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; dan ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama. Dengan demikian, perubahan sosial akan melibatkan dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi ini mencakup pula konteks historis yang terjadi pada wilayah tersebut. Perubahan sosial adakalanya hanya terjadi pada sebagian ruang lingkup, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem tersebut. Namun, perubahan mungkin juga mencakup keseluruhan (atau sekurang-kurangnya mencakup inti) aspek sistem, dan


(12)

4

menghasilkan perubahan secara menyeluruh, dan menciptakan sistem yang secara mendasar berbeda dari sistem yang lama. Menurut Himes dan Moore perubahan sosial mempunyai tiga dimensi, yaitu: dimensi structural, kultural, dan interaksional. Pertama, dimensi structural mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur masyarakat, menyangkut perubahan-perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial.Kedua, dimensi kultural mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat. Peruabahan ini meliputi: pertama, inovasi kebudayaan. Kebudayaan merupakan komponen internal yang memunculkan perubahan sosial dalam suatu masyarakat.Kedua, difusi.Difusi merupakan komponen eksternal yang mampu menggerakan terjadinya perubahan sosial.Ketiga, integrasi.Integrasi merupakan wujud perubahan

budaya yang “relative lebih halus”. Hal ini disebabkan dalam proses ini terjadi

penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling bertemu untuk kemudian memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai unsur-unsur budaya tersebut. Ketiga, dimensi interaksional mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat. 2 Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial.Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Jadi, konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; dan (3) diantara keadaan sistem sosialyang sama. Perubahan sosial dihubungkan melalui actor

2 Nanang Martono, “Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 2-7.


(13)

5

individual. Karenanya teori-teori tentang perubahan struktural menunjukkan bagaimana cara variabel-variabel mikro mempengaruhi motif dan pilihan individual dan bagaiamana cara pilihan individual ini selanjutnya mengubah variabel makro.3Terlepas dari industri tersebut, tentu tak lepas dari peran masyarakat yang terjadi didalamnya.Adanya industri di suatu wilayah dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat yang ada di desa tersebut.masyarakat pedesaan, suatu masyarakat mempunyai hubungan yang lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan.Penduduk masyarakat pedesaan pada umunya hidup dari pertanian.Namun demikian, tidaklah berarti setiap orang mempunyai tanah.Suatu contoh adalah 480 jiwa setiap satu kilometer persegi bahkan ada temapt-tempat dimana kepadatan penduduk mencapai 800 jiwa setiap satu kilometer persegi.Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum dikenalnya mekanisasi dalam pertanian.Biasanya mereka bertani semata-mata untuk mencukupi kehidupannya sendiri dan tidak untuk dijual.Cara bertani yang demikian lazim dinamakan subsistence farming.Mereka merasa puas apabila kebutuhan keluarga telah tercukupi.Golongan orang-orang tua pada masyarakat umunya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah golongan orang-orang tua itu mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat


(14)

6

sehingga sukar untuk mengadakan perubahan-perubahan yang nyata.Pengendalian sosial masyarakat sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar untuk dilaksanakan.4

Dengan demikian, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan yakni adanya industri PT KTM (Kebun Tebu Mas) yang berlokasi disekitar desa tersebut.Sebelum Industri tersebut didirikan masyarakat Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul tersebut bermata pencaharian sebagai petani. Mereka menggantungkan seluruh kehidupannya dengan bercocok tanam di sektor pertanian. Setelah Industri tersebut didirikan, mereka mulai menjual lahan yang mereka tempati untuk dijadikan lahan industri tersebut. Akibatnya, mereka tidak memiliki lahan lagi untuk bercocok tanam dan mereka harus menggantungkan hidupnya dengan uang hasil penjualan lahan yang mereka miliki tersebut. Perubahan Sosial makin dirasakan setelah industri tersebut didirikan, yakni seperti perubahan dalam bidang sosial maupun ekonomi. Berkembangnya industri pada masyarakat pedesaan memberikan berbagai alternatif peluang pekerjaan yang lebih luas, dimana sebelum berkembangnya industri peluang kerja sangat terbatas, baik jenis pekerjaan maupun kesempatan kerja yang dimiliki. Tetapi, setelah berdirinya industry tersebut peluang untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia baik pekerjaan pada bidang industri maupun usaha berdagang atau jasa. Selain itu, dampak yang

4Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 136-137.


(15)

7

dirasakan dengan adanya industri tersebut yakni penghasilan atau pendapatan makin bertambah. Setelah berdirinya industri masyarakat banyak yang mendirikan kos-kosan atau tempat tinggal serta warung makan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut. Selain dampak perubahan sosial dibidang sosial ekonomi, ada juga dampak perubahan sosial dibidang lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari pembungan limbah ke sungai sekitar desa Dusun Sambirejo tersebut. Akibatnya, sungai tercemar dan menghasilkan bau tidak sedap setelah turun hujan. Masyarakat mulai sesak nafas dan juga mengalami penyakit gatal-gatal karena adanya pecemaran lingkungan yang dihasilkan dari limbah industri tersebut.

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Dusun Sambirejo ternyata sangat memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat dusun Sambirejo, desa Sidokumpul tersebut. masyarakat banyak mengalami perubahan terutama dalam kehidupan ekonomi. Kehidupan ekonomi masyarakat Dusun Sambirejo sangat terpenuhi dan kesejahteraan hidup mereka terlengkapi dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM). Masyarakat Dusun Sambirejo salah satu masyarakat yang paling banyak andil dalam pendirian pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut. dimana, lahan yang dijual kepada pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) mayoritas atas kepimilikan warga Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul. Hal ini tentu kesejahteraan masyarakat maupun kehidupan ekonomi semakin terjamin.

Masyarakat banyak mengalami perubahan. Perubahan terjadi sangat drastis. Yakni semula kehidupan yang mereka jalani sebagai petani kini


(16)

8

berubah menjadi masyarakat Industrial. Masyarakat dusun Sambirejo kini mulai menjadi karyawan pada pabrik Kebun Tebu Mas tersebut. Kehidupan ekonomi tertopang atas keberadaan pabrik Kebun Tebu Mas (KTM). Pabrik tersebut membawa perubahan yang besar bagi kehidupan masyarakat Dusun Sambirejo. Masyarakat kini tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat telah berubah akibat adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) yang ada di Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Masyarakat Dusun Sambirejo kini dipermudah dalam memenuhi kebutuhan perekonomian. Perekonomian masyarakat Dusun Sambirejo tergantung sangat berubah drastis. Perubahan ekonomi sangat dirasakan oleh masyarakat Dusun Sambirejo tersebut. Banyak sekali yang berubah dari kehiduoan mereka. Mulai dari memperbaiki rumah, membeli kendaraan bermotor maupun membeli segala kebutuhan yang diinginkan dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin penulis kemukakan dalam penelitian ini yaitu:


(17)

9

1. Bagaimana bentuk perubahan pada masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan?

2. Apa yang melatarbelakangi perubahan pada masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan?


(18)

10

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang di kemukakan diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk perubahan pada masyarakat Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mengetahui latar belakang Perubahan pada masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis ini diharapakn dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan atau acuan untuk penelitian empiris.

2. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang Perubahan Sosial pada masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

2. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait apa yang melatarbelakangi Perubahan


(19)

11

Sosial pada Masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

E. Definisi Konseptual

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan Skripsi ini maka penulis menjelaskan terlebih dahulun definisi istilah dalam pemillihan judul ini yaitu:

1. Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Sri Hariyani dalam

bukunya “Hubungan Industrial di Indonesia” mengatakan industri adalah kumpulan perusahaan yang sejenis. Sedangkan menurut Teguh Beroto, industri adalah salah satu sector bisnis.5Industri di Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul ini merupakan salah satu industri terbesar di Asia Tenggara.Nama industri nya yakni pabrik Kebun Tebu Mas (KTM). Lokasi pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) berada di Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Pabrik ini akan menampung petani tebu dari berbagai kota di Jawa Timur. Mulai dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, Jember hingga ke sebagian dari Nganjuk dan Sidorjo.Pabrik seluas 80 Hektar itu dapat menampung


(20)

12

ratusan ton tebu yang siap giling.Direktur operasional pabrik Kebun Tebu Mas (KTM ) di Lamongan merupakan proyek baru pabrik gula berbasis tebu dengan kapasitas giling 12.000 TCD (ton cane per day), yang akan berekspansi hingga 25.000 TCD (ton cane per day). Pabrik ini direncanakan sebagai pabriuk gula terpadu, yang akan memproduksi 30 persen Raw Sugar, 40 persen gula Kristal putih, dan 30 persen gula Kristal rafinasi untuk formula bayi dan farmasi. Apabila produk-produk yang direncanakan tersebut dapat direalisasikan maka pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) akan menjadi pabrik gula berbasis tebu pertama yang memproduksi raw sugar Indonesia sehingga akan mengurangi impor. Bahan baku pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) berasal dari tebu, yang diperoleh dari lahan milik perusahaan seluas 12.621 hektar, lahan tani Kredit Ketahanan Pangan dan Energi seluas 499.2 hektar dan lahan tani mandiri seluas 12.002 hektar.6

2. Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan sebuah perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem sosial. Dengan demikian studi perubahan sosial akan melibatkan dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya.Dimensi ini mencakup pula konteks historis yang terjadi

6


(21)

13

pada wilayah tersebut.7perubahan sosial ada kalanya hanya terjadi pada sebagian ruang lingkup, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem tersebut. Namun, perubahan mungkin juga mencakup keseluruhan (atau sekurang-kurangnya mencakup inti) aspek sistem, dan menghasilkan perubahan secara menyeluruh, dan menciptakan sistem yang secara mendasar berbeda dari sistem yang lama.8meskipun perubahan sosial merupakan sebuah proses yang selalu melekat dalam perkembangan masyarakat yang semakin modern, namun proses ini menyisakan beberapa mitos. Munculnya mitos-mitos ini lebih disebabkan perbedaan cara dalam memandang serta menyikapi proses perubahan sosial itu sendiri. Ada yang memaknai perubahan sosial secara positif, ada pula yang memaknainya sebagai sesuatu yang harus dihindari.9

perubahan sosial yang terjadi di Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul ini yakni dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) ysang berada tak jauh dari Desa tersebut. Berdirinya pabrik tersebut menimbulkan terjadinya perubahan sosial yang sangat drastis. Perubahan sosial yang dirasakan masyarakat Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul tersebut yakni misalnya dibidang ekonomi seperti berdirinya warung makan dan kontrakan, peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat, serta hubungan sosial yang terjalin secara lebih erat dengan mengutamakan solidaritas antar sesama warga. Disamping itu, perubahan

7 Nanang Martono, “Sosiologi Perubahan Sosial”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)2-3. 8

Ibid hal 4 9


(22)

14

sosial lainnya yakni seperti meluasnya lapangan pekerjaan, berkurangnya pengangguran serta meningkatnya pendapatan ekonomi didalam masyarakat Dusun Sambirejo tersebut.Hal ini berarti perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan dapat diterima oleh masyarakat dan dapat berjalan secara evolusioner tanpa adanya konflik yang muncul dengan berdirinya pabrik tersebut..

F. Sistematika pembahasan

Dalam penulisan proposal ini agar tidak terdapat kesulitan dalam memahami atau membacanya, maka perlu disusun penulisan skripsi secara ilmiah dan sistematika. Oleh karena itu, sistematika terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Peneliti menggambarkan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Metode Penelitian (jenis penelitian, subjek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data) dan Sistematika Pembahasan.

BAB II Kajian Teoretik

Uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari Kajian Pustaka (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah objek kajian), kajian teori ini akan memperkuat


(23)

15

data yang disajikan oleh peneliti dalam skripsi yang nantinya akan diujikan (teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian), penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian ini berisi gambaran mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pemilihan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian yang meliputi (data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder, deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama 3 bulan) dan menganalisis hasil temuan penelitian serta dipilih menurut tema dengan keabsahan data yang valid.

BAB IV Penyajian Data dan Analisis Data

Peneliti menuliskan deskriptif umum objek penelitian dalam penyajan data yang merupakan gambaran dari permasalahan di dalam lapangan tersebut.selain itu, juga memberikan gambaran mengenai deskriptif hasil penelitian dan analisis data supaya penelitian ini menjadi real (nyata atau fakta) dan juga dapat mengetahui kevalid-an data tersebut.

BAB V Penutup

Dalam bab ini peneliti menuliskan tentang bagaimana kesimpulan dari permasalahan yang ada didalam penelitian tersebut. selain itu, saran juga dibutuhkan bagi pembaca dalam mengetahui bagaiamana baik atau buruknya dari penelitian tersebut.


(24)

16

BAB II

FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOT PARSONS

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa studi yang membahas tentang Industri dan Perubahan Sosial (Studi Perubahan Masyarakat Industrial Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan) antara lain:

1. Industri Rumah Tangga dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan dari Masyarakat Agraris menuju Masyarakat Industrial di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik) di dalam Skripsi Nur Indah Khamidiyah 2015 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Bentuk perubahan masyarakat industri rumah tangga di Desa Purwodadi di lihat dari tingkat perekonomian yang cepat dalam kurun waktu yang relative singkat. Karena dengan adanya industri rumah tangga di Desa Purwodadi membawa perubahan dan pengaruh besar terhadap masyarakat setempat yang sebelumnya bekerja di sektor perikanan dan pertanian beralih ke sektor indusrti dan jasa. Mereka berpandangan positif bahwa industry rumah tangga dengan mudah memberikan pekerjaan bagi siapa saja, dari yang berpendidikan tinggi sampai yang tidak pernah merasakan duduk dibangku sekolah. Latar belakang terjadinya perubahan masyarakat Desa Purwodadi lebih memilih bekerja di home industry kerupuk ini yaitu mudahnya untuk mencari kerja. Adanya industry rumahan kerupuk di


(25)

17 Desa Purwodadi di latar belakangi oleh perhitungan-perhitungan ekonomis. Selain itu, didukung oleh adanya tenaga kerja untuk dijadikan buruh atau pekerja di industry rumahan kerupuk ini. Home industri kerupuk merupakan upaya yang sangat baik untuk memberikan pekerjaan bagi orang-orang yang membutuhkan.1

2. Industri dan Perubahan Sosial (Studi Tentang Perubahan dari Masyarakat Agraris ke Masyarakat Industri di Desa Sumengko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik di dalam Skripsi Arista Suci 2015 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Bentuk perubahan sosial di Desa Sumengko meliputi perubahan dalam bidang ekonomi, beralihnya profesi petani menjadi pekerja pabrik ini merupakan factor dari perubahan dalam bidang ekonomi. Bidang pendidikan semakin tingginya tingkat pendidikan di Desa Sumengko. Pola pikir semakin pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Gaya hidup yang semakin modern. Dalam bidang keagamaan sendiri tak luput dari peran tokoh masyarakat yaitu Ustad dan Ustadzah. Latar belakang perubahan yang terjadi dengan berdirinya beberapa industri di sekitar Desa Sumengko, berdirinya industry itu juga di dukung oleh keinginan masyarakat untuk memperbaiki hidupnya agar menjadi lebih baik, ekonomi yang mapan dan kehidupan yang makmur.2

1

.Skripsi Nur Indah Khamidiyah, Tahun 2015, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

2

Skripsi Arista Suci, Tahun 2015, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


(26)

18 3. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembukaan Hutan Tanaman Industri (Studi Penelitian di Desa Molantadu Kecamatan

Tomilio Kabupaten Gorontalo Utara) di dalam skripsi Ni’mawati Bakari

2014 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Pembukaan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Desa Molantadu sangat memberikan dampak positif terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat setempat. Untuk segi sosial masyarakat dapat dilihat dari hubungan kerjasama atau gotong royong yang terus terjaga dalam setiap kegiatan-kegiatan desa baik oleh pihak perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri) maupun pihak masyarakat itu sendiri, selain itu ada juga bantuan atau sumbangan-sumbangan kepada sesama masyarakat yang membutuhkan seperti duka, anak yatim piatu, hajatan-hajatan perkawinan, sunatan, ataupun perayaan-perayaan hari-hari besar keagamaan dan Nasional. Sedangkan dari segi ekonomi dapat dilihat dari besar pendapatan atau pengahsilan masyarakat setempat tiap bulannya, dimana dengan adanya perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri) ini, pada umunya pendapatan masyarakat rata-rata berkisar antara 1 juta sampai 2 juta tiap bulannya sangat jauh berbeda dengan penghasilamn masyarakat sebelum adanya perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri), sehingga pada umumnya masyarakat Desa Molantadu sudah mampu membiayai kebutuhan sehari-harinya dan bahkan sudah menikmati peralatan-peralatan tekhnologi yang serba canggih.3

3


(27)

19 Penelitian ini mencoba untuk membedakan dengan judul penelitian yang sebelumnya dengan memposisiskan bagaiamana Industri dan Perubahan Sosial (Studi Kasus di Dusun Sambirejo Desa Tambar Dukuan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan) karena pada dasanya setiap masyarakat menginginkan perubahan sosial baik yang bersifat negative maupun positif. Jadi, penelitian diatas sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif namun yang membedakan dari keduamya yakni judul tetapi penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu mengetahui Perubahan Masyarakat Industrial Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan tersebut.

B. Industri dan Perubahan Sosial

Menurut Sri Hariyani dalam bukunya “Hubungan Industrial di Indonesia” mengatakn industri adalah kumpulan perusahaan yang sejenis.

Menurut Teguh Baroto, industri adalah salah satu sektor bisnis. Ada dua jenis industri:

1. Industri manufaktur adalah suatu industri penghasil barang, operasinya disebut produksi. Produksi adalah aktifitas fisik berupa pengubahan bentuk sifat, atau penampilan suatu material untuk memberikan nilai tambah.

2. Industri jasa adalah suatu industri penghasil jasa, operasinya disebut pelayanan (service). Sedangkan, menurut Sritomo Wignyosubroto pengertian industry adalah:


(28)

20 1. Industri penghasil bahan baku(the primary raw material industries), yaitu industry yang aktifitas produksinya adalah mengolah sumber daya alam guna mengahsilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa.

2. Industri manufaktur (the manufacturing industries), yaitu industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk atau model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi (semi finished

goods) ataupun yang sudah berupa produk jadi (finished goods product).

3. Industri penyalur (distribution industries), yaitu industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk bahan baku maupun“finished goods product”.

4. Industri pelayanan atau jasa (service industries), industry yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan atau jasa kepada konsumer.

Dari hal-hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa industri akan memiliki pengertian dan definisi yang luas sesuai dengan karateristik dari jenis masukan, proses produksi yang berlangsung, dan keluaran yang dihasilkan. Dalam kaitannya dengan jenis keluaran yang dihasilkan maka industri yang menghasilkan keluaran berupa material, peralatan industri, mesin dan lain-lain yang akan digunakan untuk proses produksi diindustri atau pabrik yang dikenal sebagai “producer goods industries”. Sedangkan


(29)

21 industri yang hasil keluarannya akan langsung digunakan oleh konsumer

disebut “consumer goods industries”.4

Industri adalah bidang yang menggunakan kertampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya.Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.Kedudukan industri semakin jauh dari tanak, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri ini disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).Padahal, pengertian industry sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri yakni, pertama proses produksi. Produksi dalam


(30)

22 arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah (utility) suatu benda.Ini dapat berupa kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah bentuk atau mengahsilkan barang baru (utility of form). Dapat pula meningkatnya kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindahnya pemilikan suatu benda dari tangan seseorang ketangan orang lain. Kedua, bahan baku. Menurut Ahyani bahan baku atau bahan mentah merupakan bahan yang digunakan untuk keperluan proses produksi. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan baku selama satu periode. Ketiga, modal.Modal adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan, salah satu yang utama didalam perusahaan adalah modal.Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu usaha perusahaan.Keempat, pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.Kelima, tekhnologi.Tekhnologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Tekhnologi berkaitan erat dengan peralatan dan cara-cara yang digunakan dalam proses produksi suatu industri. Keenam,


(31)

23 tenaga kerja.Tenaga kerja dalah kekuatan dan atau suatu kemampuan yang dimiliki oleh suatu manusia untuk melakukan kerja.5

Teori-teori yang dikemukakan para perintis awal sosiologi muncul sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan sosial besar yang terjadi pada masyarakat Barat, terutama di Eropa Barat.Di kala itu proses-proses perubahan besar yang terjadi semenjak abad ke-18 seperti detradisionalisasi, defeodalisasi, urbanisasi, industrialisasi, perkembangan kapitalisme dan sosialisme memang baru terbatas pada masyarakat Eropa Barat.Giddens mengemukakan bahwa kesalingtergantungan masyarakat dunia semakin meningkat. Proses peningkatan kesalitergantungan masyrakat dunia ini dinamakannya globalisasi (globalization) dan ditandai kesenjangan besar antara kekayaan dan tingkat hidup masyarakat-masyarakat industri dan masyarakat-masyarakat-masyarakat-masyarakat Dunia Ketiga. Gejala-gejala perubahan sosial lain dicatat Giddens ialah tumbuh dan berkembangnya Negara-negara industry baru (newly industrialized, atau NIC), dan semakin meningkatnya komunikasi antarnegara sebagai dampak tekhnologi kominikasi yang semakin canggih.6

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok.Adapula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali.Tetapi ada juga yang berjalan dengan

5

http://cynthiaprimadita.blogspot.com/2011/03/makalah-industrialisasi-di-indonesia.html. 6

Kamato Sunarto, “Pengantar Sosiologi”, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia, 2004)hal 206.


(32)

24 cepat.Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilsi-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi, pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomi saja tidak cukup untuk melancarkan pembangunan.Disamping itu, diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralkan faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan.Para sosiolog pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis dan dinamis.Masyarakat yang statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat.Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat-masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat.Jadi setiap masyarakat, pada satu masa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis.Sementara itu, pada masyarakat lainnya, dianggap sebagai masyarakat yang dinamis.Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu.Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu.Namun, dewasa ini


(33)

25 perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan.Ia memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, Karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.7 Bentuk perubahan sosial dapat dibedakan menjadi : pertama, peubahan yang cepat (revolusi) dan perubahan yang lambat (evolusi). Revolusi merupakan wujud perubahan sosial yang paling spektakuler; sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis; dan pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan ulang manusia.Secara umum, ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.Faktor yang berasal dari dalam.Pertama, bertambah dan berkurangnya penduduk. Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan perubahan jumlah dan persebaran wilayah pemukiman. Wilayah pemukiman yang semula terpusat pada satu wilayah kekerabatan (misalnya desa) akan berubah atau terpencar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Kedua, penemuan-penemuan baru. Penemuan baru yang berupa tekhnologi dapat mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain. Perkembangan tekhnologi juga dapat mengurangi jumlah kebutuhan

7 Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007) hal 259-261.


(34)

26 tenaga kerja disektor industri karena tenaga manusia diganti dengan mesin yang menyebakan proses produksi semakin efektif dan efisien. Ketiga, pertentangan atau konflik. Proses perubahan sosial dapat terjadi sebagai akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik sosial dapat terjadi manakala ada perbedaan kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial.Faktor yang berasal dari luar.Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik.Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.Kedua, peperangan.Peristiwa peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Ketiga, adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Perubahan senantiasa mengandung dampak negative maupun positif.Untuk itu, dalam merespons perubahan diperlukan kearifan dan pemahaman yang mendalam mengenai nilai, arah, program, dan strategi yang sesuai dengan sifat dasar perubahan itu sendiri.Dampak ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa dampak positif perubahan sosial diantaranya adalah: pertama, manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan aktivitasnya. Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam waktu singkat berkat kecanggihan tekhnologi.Kedua, integrasi sosial semakin meningkat. Integrasi sosial dapat muncul karena berbagai sebab, misalnya: bencana alam dan konflik sosial. Ketiga,


(35)

27 kualitas individu (dan masyarakat) semakin baik, seiring perkembangan tekhnologi baru.Keempat, mobilitas sosial semakin cepat.Mobilitas sosial ini disebabkan tingkat pendidikan yang semakin baik, kulaitas individu semakin meningkat, tingkat kesejahteraan yang semakin tinggi, dan sebagainya.Kelima, pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya, pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Adapun dampak negatif perubahan sosial diantaranya: pertama, peningkatan angka kemiskinan. Kemiskinan adalah dampak tidak langsung perubahan sosial, dapat juga dikategorikan sebagai damapk laten efek domino pertambahan jumlah penduduk. Kedua, jumlah pengangguran semakin tinggi.Sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan jumlah pengangguran semakin tinggi.Selain itu, kondisi ini diperparah dengan semakin banyak tekhnologi canggih yang menggantikan tenaga manusia, sehingga banyak individu yang harus kehilangan pekerjaannya karena alas an efektivitas perusahaan.Ketiga, peningkatan angka kriminalitas.Ini juga merupakan efek domino pertambahan jumlah penduduk.Keempat, terjadi konflik sosial.Konflik sosial juga menjadi efek domino jumlah penduduk yang semakin banyak.Konflik ini dapat disebabkan persaingan untuk mendapatkan berbagai hal.Kelima, individualitas semakin meningkat.Interaksi tatap muka semakin berkurang seiring berkembangnya tekhnologi yang semakin canggih dan memanjakan manusia.Keenam, pencemaran lingkungan.Tekhnologi yang diciptakan manusia menimbulkan berbagai bentuk pencemaran lingkungan.Kondisi


(36)

28 ini sulit diatasi mengingat manusia semakin terlena dengan berbagai kemudahan akibat penggunaan tekhnologi tersebut.8

Ada tiga faktor utama dalam perubahan sosial, yaitu penimbunan (akumulasi) kebudayaan, pertambahan penduduk, dan penemuan-penemuan baru.Pertama, timbunan kebudayaan dan penemuan baru.Timbunan kebudayaan, merupakan faktor penyebab perubahan sosial yang penting.Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat senantiasa terjadi penimbunan, yaitu suatu kebudayaan semakin lama semakin beragam dan bertambah secara akumulatif.Bertimbunnya kebudayaan ini oleh karena adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada umumnya.Kedua, perubahan jumlah penduduk.Perubahan jumlah penduduk juga merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu.Ketiga, petentangan (conflict).Pertentangan antara anggota-anggota masyarakat dapat terjadi karena perubahan masyarakat yang pesat, sebagaimana dijelaskan oleh Roucek dan Warren.Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik dapat timbul kekecawaan dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada umunya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru.9

Faktor yang berasal dari luar. Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.Apabila

8 Nanang Martono, “Sosiologi Perubahan Sosial”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)hal 16-29. 9 Abdulsyani, “SOSIOLOGI Sistematika, Teori dan Terapan”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002)hal 164-166.


(37)

29 masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat mempengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya. Disisi lain, pembangunan saran fisik juga sangat mempengaruhi perubahan aktivitas masyarakat. Salah satunya adalah terbukanya kesempatan bagi masyarakat yang tinggal di

daerah terisolir untuk “membuka diri” dan menikmati berbagai fasilitas

yang ada diluar daerahnya.

Kedua, peperangan. Peristiwa peperangan, baik perang saudara maupun perang anarbegara yang dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Ketiga, adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya interaksi anata dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi daripada kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

Selain factor tersebut, juga dapat dijelaskan mengenai factor yang mendorong (mempercepat) dan faktor yang menghambat proses perubahan sosial. Adapun faktor yang mempercepat proses perubahan sosial adalah:


(38)

30 yang pertama, kontak dengan budaya lain. Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya yang mendorong terjadinya perubahan dan tentu saja akan memperkaya kebudayaan yang ada. Kedua, sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mengukur tingkat keamajuan sebuah masyarakat. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya mampu memenuhi tuntutan perkembangan zaman dan memerlukan sebuah perubahan atau tidak. Ketiga, sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Keempat, adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

C. AGIL : Talcott Parsons

Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah : fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest, dan keseimbangan (equilibrium).Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasanya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional


(39)

31 maka struktur itu tidak aka nada atau akan hilang dengan sendirinya. Penganut teori ini cenderung untuk melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem yang lain dank karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dapat beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa senmua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat.Dengan demikian pada tingkat tertentu umpamanya peperangan, ketidaksamaan sosial, perbedaan ras bahkan kemiskinan “diperlukan” oleh suatu masyarakat.Perubahan dapat terjadi secara perlahan-perlahan dalam masyarakat. Kalau terjadi konflik, penganut teori Fungsionalisme Struktural memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan.10 Penelitian ini menggunakan Teori AGIL Talcott Parsons.Menurut Parsons studi mengenai perubahan sosial harus dimulai dengan studi mengenai struktur sosial terlebih dahulu. Struktur sosial dapat didefinisika sebagai tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang dapat tersusun secara vertical maupun horizontal atau dapat juga didefinisikan sebagai cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat di prediksi melalui pola perilaku berulang antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat tersebut. Secara lebih spesifik, pandangan Parsons mengacu pada

10George Ritzer, “Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 21-22.


(40)

32 dinamika yang terjadi dalam sistem sosial sebagai bagian dalam struktur sosial. Sebuah sistem memiliki identitas dalam lingkungannya, dan identitas tersebut berbeda dari lingkungannya, tetapi mereka harus saling berhubungan dengan lingkungan yang lain, atau dalam istilah lain, sistem harus bersifat terbuka.Sistem sosial menurut Parsons terdiri atas sejumlah actor individual yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, actor-aktor yang memiliki motivasi, dalam arti memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan kepuasan yang berhubungan dengan situasi yang didefinisikan dan dimediasi dalam symbol bersama dan terstruktur secara kultural.

Menurut Parsons, agar sistem sosial dapat bekerja dengan baik, setidaknya harus ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan bagi semua sistem sosial, yaitu Adaption atau adaptasi (A), Goal attainment atau pencapaian tujuan (G), Integration atau integrasi (I), dan Laten pattern maintenance atau pemeliharaan pola (L). Pertama, Adaption. Fungsi ini merupakan fungsi yang sangat penting. Pada fungsi ini, sistem harus dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang kompleks, dan sistem harus dapat menyesuaikan lingkungan untuk kebutuhannya. Kedua, Goal Attainment. Fungsi ini sangat penting, yaitu sistem harus memiliki, mendefinisikan, dan mencapai tujuan utamanya.Fungsi ini merupakan fungsi kepribadian. Ketiga, Integration. Sebuah sistem harus mampu mengatur dan menjaga hubungan bagian-bagian yang menjadi


(41)

33 komponennya.Selain itu, sistem harus dapat mengatur dan mengelola ketiga fungsi.Fungsi integrasi merupakan fungsi sistem sosial. Keempat, Latern Pattern Maintenance. Sistem haru mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah sistem harus memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan kultural.Fungsi ini merupakan fungsi kultural (budaya).11 Stuktur dalam pandangan Parsons bersifat fungsional. Hal inilah yang dijelaskan dalam teori AGIL (adaptation, goal attainment, integration, laten pattern maintenance). Adaptasi, berarti keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungan dengan baik.Goal attainment, berarti persyaratan fungsional yang muncul dari pandangan bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya.Integrasi, berarti persyaratan yang berhubungan dengan interaksi antar para anggota dalam sitem sosial. Laten Pattern Maintenance, (pola pemeliharaan), merupakan konsep latensi yang menunjukkan berhentinya interaksi. Didalam setiap masyarakat, menurut pandangan fungsionalisme structural, selalu terdapat tujuan dari prinsip dasar tertentu. Sistem nilai tersebut tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi sekaligus merupakan unsur yang menstabilisasi sosial budaya itu sendiri.12

11

Nanang Martono, “Sosiologi Perubahan Sosial”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2104)57-60. 12I.B. WIRAWAN, “TEORI

-TEORI SOSIAL DALAM TIGA PARADIGMA”, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2012)51-54.


(42)

34

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai suatu keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi seperangkat kriteria untuk memberikan keabsahan dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dengan subyek yang diteliti.1

Bentuk penelitian ini akan mampu mengungkapkan berbagi informasi kualitatif dengan deskriptif yang mampu memberikan gambaran realitas sosial sebagaimana adanya dan relatif utuh.

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah :

a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada

saat penelitiann dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang

diselidiki sebagimana adanya, diiringi interpretasi rasional.

1


(43)

35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berada di Dusun Sambirejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan tepat dimana pabrik industri PT KTM (Kebun Tebu Mas) didirikan. Selain lokasi, waktu yang ditempuh untuk melakukan penelitian ini tidak dapat dipastikan karena penelitian dilakukan dengan melakukan survey sebelum penelitian dilakukan, sehingga peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama. Lokasi penelitian berada di jalan Mayangkara no 26 yang termasuk jalan Babat-Jombang km 26. Lokasi penelitian ini berada di Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Peneliti memilih lokasi Dusun Sambirejo dikarenakan lokasi pendirian pabrik Kebun Tebu Mas berada didekat Dusun Sambirejo tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal peneliti itu sendiri. Bagaimana waktu yang ditempuh peneliti menuju Dusun Sambirejo tersebut mengingat Lokasi yang diteliti dengan kediaman peneliti cukup berjarak jauh waktu untuk ditempuh.

C. Pemilihan Subyek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumulan data, analisa, penafsiran data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian. Pemilihan sumber penelitian memiliki beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu informan mayarakat Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Masyarakat yang tinggal di Dusun Sambirejo untuk teknik pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik Snowball. Snowball


(44)

36 sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang awalnya jumlahnya sdikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data.

Dengan menggunakan teknik Snowball Sampling yang merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukkan informan mana yang sekiranya dibuat rujukan untuk diwawancarai dan dijadikan sampel berikutnya, sampai peneliti benar-benar menemukan data yang diinginkan.

Berikut ini merupakan data informan yang diteliti yakni : Tabel 3.1.

No Nama Umur Pekerjaan

1. Bu Lilik 50 Tahun Petani

2. Bu Supinah 45 Tahun Petani

3. Pak Demo 63 Tahun Petani dan Kepala

Dusun

4. David Budiono 21 Tahun Karyawan pabrik

Kebun Tebu Mas

5. Ibu Juwati 42 Tahun Petani

6. Bapak Suwarno 62 Tahun Petani dan Perangkat


(45)

37

7. Pak Samat 59 Tahun Petani dan Kepala

Desa Data Informan Penelitian

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan. Peneliti mengamat bagaimana perubahan yang terjadi pada dusun Sambirejo setelah adanya pabrik Kebun Tebu Mas. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan bagaimana peristiwa atau aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat selama proses penelitian yang dilakukan. Mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur. Semua kegiatan akan dirangkum dalam suatu peristiwa atau alivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat selama penelitian itu berlangsung.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “INDUSTRI DAN

PERUBAHAN SOSIAL (Studi Masyarakat Industrial Dusun Sambirejo,

Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan)”

diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan diskusi intensif

Langkah ini adalah langkah pertama yang akan dilakukan pra-penelitian. Diskusi secara intensif yang dilakukan di kelas dengan cara


(46)

38 mengumpulkan berbagai pendapat dan gagasan mengenai cara-cara yang tepat dalam melakukan penelitian. Langkah ini penting supaya semua yang terlibat dalam penelitian mempunyai pengetahuan dan orientasi yang jelas ketika terjun di lokasi penelitian.

2. Melihat Fenomena

Melihat tidak hanya perubahan sosial yang ditimbulkan melainkan juga dampak yang terjadi pada masyarakat dengan adanya PT KTM (Kebun Tebu Mas) tersebut. fenomena yang dijelaskan harus sesuai dengan apa yang ada dalam masyarakat tersebut. Dimana, peneliti harus benar-benar melihat fenomena-fenomena atau kejadian yang ada di Desa Sidokumpul dengan berdirinya PT Kebun Tebu Mas tersebut. Fenome yang dapat dilihat pada masyarakat Dusun Sambirejo yakni bagaimana suatu fenomena atau kejadian yang perlu dianggap untuk dijadikan bahan penelitian. Dalam hal ini fenomena yang diteliti oleh peneliti yakni bagaimana perubahan yang terjadi pada Dusun Sambirejo setelah berdirinya PT. Kebun Tebu Mas tersebut.

3. Melakukan penulisan proposal

Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian.Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang rencana kegiatan penelitian ini secara lengkap, jelas, singkat, dan mudah


(47)

39 dimengerti sebagai pertimbangan bagi pihak yang memberikan persetujuan atas kegiatan penelitian yang diusulkan.

4. Melakukan penelitian

Langkah ini merupakan inti dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan, yang bertujuan untuk mencari, memperoleh, dan menganalisa data yang telah diperoleh dari tujuan lapangan untuk penelitian. Dalam hal ini langkah yang harus ditentukan lebih awal yakni bagaimana mencari data. Data yang terkaitan dengan penelitian yang dilakukan harus digali secara lebih itensif dan menyeluruh. Data yang digali harus benar-benar menjadi valid dan terpercaya. Sehingga akan memudahkan peneliti dalam mencari apa yang menjadi pemicu dari perubahan sosial tersebut setelah adanya pabrik Kebun Tebu Mas.

5. Melakukan Penulisan Laporan

Setelah memperoleh dan menganalisa data yang didapat dari penelitian lapangan, pada langkah ini dilakukan penulisan laporan secara deskriptif- interpretatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis, yang dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan secara


(48)

terus-40 menerus sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan sebenarnya. Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan penelitian secara terjun langsung. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi melalui kegiatan tanya jawab secara langsung pada informan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dan Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan narasumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.2

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan untuk merekontruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Teknik wawancara mendalam ini tidak dilakukan secara ketat dan terstruktur, tertutup, dan formal, tetapi

2


(49)

41 lebih menekankan pada suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka.

Cara pelaksanaanya wawancara yang lentur dan longgar ini mampu menggali dan menangkap kejujuran informasi di dalam memberikan informasi yang sebenarnya. Hal ini semakin bermanfaat bila informnasi yang diinginkan berkaitan dengan pendapat, memperlancar jalannya wawancara digunakan petunjuk umum wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelum terjun ke lapangan. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan 7 informan. Informan yang pertama yakni Bu Lilik usia 50 Tahun, kedua, Bu Supinah 45 Tahun, ketiga, Pak Dimo 3 Tahun, keempat, David Budiono 21 Tahun, Kelima, Bu Juwati 40 Tahun, Keeman, Pak Suwarno 62 Tahun, dan Ketujuh Pak Samat. Wawancara dilakukan dengan kurun waktu yang cukup lama dikarenakan lokasi dan penyesuaian waktu yang dimiliki oleh informan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah memperoleh data dengan cara mencatat atau mengumpulkan dokumen-dokumen data. Semua itu dapat menjadikan sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk diinterpretasikan, diuji, bahkan untuk memprediksikan sehingga penelitian ini memiliki validitas untuk dipertanggungjawabkan.3 Tujuan dari penggunaan dokumentasi ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data secara tertulis

3


(50)

42 maupun gambar yang berkaitan dengan masyarakat. Dalam dokumentasi peneliti menggunakan camera handpone.

4. Teknik Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)

Teknik sampling ini dicirikan oleh tidak tersedianya data jumlah populasi, sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kerangka sampel. Dengan teknik ini, mula-mula peneliti mencari informan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, kemudian dari informan ini, akan menunjuk atau mengajak temannya yang lain untuk dijadikan sampel, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak seperti bola salju yang sedang menggelinding, semakin jauh semakin besar.4

F. Teknik Analisis Data

Proses analisa data dalam penelitian ini, berdasarkan semua data yang terkumpul, penulis menggunakan diskriptif analitis, yaitu suatu cara pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat ini berdasarkan dari faktor-faktor yang tampak. Yang kemudian dengan teknik ini, peneliti ingin memberikan gambaran secara umum dan mendetail mengenai permasalahan yang diteliti berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan dalam upaya mengambil kesimpulan penelitian ini.

4

Usman Rianse, Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi(Bandung: Alfabeta,2012)210.


(51)

43

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dengan proses penelitian tidak samua pernyataan atau informasi yang didapatkan dari informan itu sesuai atau valid. Maka dari itu uraian Informasi, tindakan dan ungkapan yang didapat perlu terlebih dahulu diukur keabsahan datanya. Proses ini sangat penting dimaksudkan agar informasi yang diperoleh memiliki derajat ketepatan dan kepercayaan sehingga hasil penelitian bisa dipertanggung jawabkan. Agar data yang diperoleh benar-benar valid maka informasi yang telah diperoleh dari satu informan dicoba untuk ditanyakan kembali pada informan yang lain dalam beberapa kesempatan dan waktu yang berbeda. Proses ini mengikuti apa yang dikemukakan oleh Moleong yaitu teknik member check (pengecekan anggota). Dengan kata lain peneliti cross check mempertanyakan pertanyaan yang sama dengan informasi yang berbeda hingga informasi yang diperoleh menjadi sama atau memiliki kemiripan.


(52)

44

BAB IV

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL STUDI PERUBAHAN MASYARAKAT INDUSTRIAL DUSUN SAMBIREJO, DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN SAMBENG, KABUPATEN LAMONGAN

DALAM PRESPEKTIF AGIL

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lomongan.

Sambeng adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Lamongan. Dibagian selatan desa, umumnya dikelilingi hutan jati milik KPH Mojokerto. Penduduk sekitar banyak memanfaatkan lahan dengan kerjasama dengan Perum Perhutani dengan sistem bagi hasil. Di desa-desa sebelah selatan umumnya masyarakatnya lebih dinamis. Akses jalan raya pada Kecamatan ini kurang cukup memadai, terutama didaerah selatan yang potensial hasil pertaniannya. Akses jalan antar desa masih banyak yang berbatu. Luas wilayah Kecamatan Sambeng adalah 114, 57 km. Kecamatan ini termasuk beriklim tropis, dengan rata-rata curah hujan + 410 mm per tahun.

Adapun pemanfaatan tanah sebagai berikut :

Pemanfaatan Luas

Sawah 3.408,84

Tegal 1.649,14

Pekarangan 523,05

Hutan Negara 8.398,13


(53)

45

Lainnya/Tanah Kering 477,39

Jumlah 14.456,55

Sumber : Data Potensi Desa/ Kelurahan Tahun 2015.

Desa ini berpenduduk 49.095 jiwa terdiri dari laki-laki 24.387 jiwa dan Perempuan 24.708 jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk 807 jiwa per km2 dari Kecamatan Sambeng terbagi atas 22 desa dan 86 dusun.

2. Kehidupan Sosial Budaya dan Keagamaan Dusun Sambirejo

Kehidupan sosial di Dusun Sambirejo sangatlah beragam. Misalnya dalam hal adat-istiadat. Dusun Sambirejo ini sangat memegang kuat tradisi yang diterapkan di Desa tersebut mulai dari nenek moyang hingga sekarang yang bisa disebut sebagai zaman modern ataupun globalisai. Di era modern seperti ini, eksistensi agama serta kebudayaan yang ada di Dusun Sambirejo sangat lah kuat. Bila dilihat dari segi budaya, mereka masih menjunjung tinggi nilai tradisi yang ada seperti halnya nyadran, sedekah bumi, slametan bagi otang meninggal, peringatan Tahun Baru Masehi seperti membawa makanan ke tempat kepala Dusun Sambirejo, acara tingkepan atau tujuh bulanan, dan masih banyak yang lainnya. Selain itu, ada juga tradisi yang masih kental diantaranya:

1. Upacara Sebelum dan sesudah kelahiran

Ada beberapa tradisi yang masih kental dan wajib dilakukan setelah atau sebelum lahiran yakni :


(54)

46

a. Tingkepan atau tujuh bulanan. Dalam hal ini, tingkepan dilakukan sebelum kelahiran dan biasanya dilakukan ketika kandungan berusia tujuh bulan. Biasanya tingkepan ini dilakukan dengan caramelakukan acara slametan dengan membuat berkatan yang berisi makanan dan jajanan desa. Tingkepan di laksanakan guna untuk memohon keselamatan si jabang bayi sampai pada kelahiran. Si jabang bayi dijaga sampai masa persalinan itu tiba. Untuk menjauhi dari hal yang tidak diinginkan ataupun marabahaya yang terjadi yakni dengan cara melakukan tingkepan. Adat yang dilakukan saat tingkepan yakni saat menjelang magrib, istri yang hamil beserta suaminya di mandikan secara bersama dengan menggunakan air yang sudah diisi dengan bunga kenanga. Mereka diguyur secara bersamaan, kemudian setelah itu memecahkan telur menggunakan dua kaki yakni kaki suami dan istrinya setelah itu mereka langsung berganti baju kembali.

b. Selapan. Selapan ini merupakan tradisi untuk memperingati kelahiran bayi ketika berumur 40 hari. Dalam tradisi selapan ini, bayi yang berusia 40 hari wajib di selapani karena menurut kepercayaan orang sana agar terhindar dari segala marabahaya yang mengancam seperti gangguan makhluk halus atau lainnya. Selapan juga merupakan bagian dari proses menuju kedewasaan si bayi. Kedua orang tua mengadakan selapan berdoa untuk keselamatan sang bayi serta diberikan keberkahan didalam hidupnya si jabang bayi.

c. Cuplak puser. Tradisi ini dilakukan ketika si jabang bayi mengalami pelepasan pusar. Dalam hal ini, upacara cuplak pusar yakni upacara yang


(55)

47

berisi tentang bagaimana orang tua mensyukuri kesehatan dan keselamatan anaknya dengan terlepasnya tali pusar si jabang bayi tersebut. Cuplak puser juga meruoakan ajang pemberian nama oleh bayi tersebut. Nama yang diberikan diharapkan sebagai cerminan akhlaq yang baik oleh anak dimasa depan nantinya.

d. Telung ulanan, yaitu dimana mengadakan acara syukuran untuk mermperingati usia tiga bulan sang bayi. Biasanya telung ulanan bayi juga diadakan acara selametan kecil-kecilan. Telung ulanan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar bayi selalu diberi kesehatan dan keberkahan disetiap hidupnya.

e. Tiron.

Tiron atau disebut dengan weton dalam primbon jawa, yakni tradisi yang dilakukan untuk memperingati weton atau hari kelahiran bayi yang jatuh pada tanggalan jawa seperti, kamis pahing, rabu kliwon, sabtu pond ansebagagainnya. Dalam acara tiron atau weton kelahiran tersebut, si anak dibutkan bubur merah dan putih agar terhidar dari bahaya dan selalu diberikan keselamatan didalam hidupnya.

Tradisi diatas sampai sekarang masih berlaku didalam masyarakat Dusun Sambirejo. Karena dalam tradisi tersebut banyak sekali ajaran yang diterapkan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu yang sampai sekarang dipercayai oleh masyarakat memiliki nilai religiuitas yang sangat tinggi. Masyarakat sangat mempercayai tradisi ini, karena sudah terbukti nilai religiuitasnya dalam penerapan kehidupan masyarakat


(56)

48

disetiap harinya. Dalam hal ini, sangat perlu untuk mempercayai tradisi yang ada guna untuk menghidari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti efek yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut. Efek dari sanksi pelanggran tradisi tersebut bisa berupa marabahaya ataupun imbas dari pelanggaran yang dilakukan.

2. Upacara Pernikahan

Selain tradisi upacara kelahiran, ada tradisi yang tidak mungkin bisa di langgar yakni upacara pernikahan. Dalam uparcara pernikahan ini tentu sangat beragam bentuk dan macam, diantaranya:

a. Lamaran

Sebelum pernikahan dilaksanakan, terlebih dahulu menggunakan adat atau tradisi lamaran. Dimana tradisi ini merupakan suatu tradisi yang dilakukan melalui pemghitungan hari calon mempelai pria tau wanita sebelum menuju ke jenjang pernikahan. Proses ini biasanya dilakukan untuk mengikat sepasang pria dan wanita agar mendapatkan status yang jelas dalam hubungannya sebelum tanggal pernikahan dilakukan. Acara lamaran ini berupa pemberian hadiah kepada wanita berupa alat make up, seperangkat alat shoat, serta cincin pengikat hubungan diantara keduanya. b. Itungan dino.

Dalam hal ini, itungan dino atau yang biasa disebut dengan kethekan dino merupakan suatu tradisi untuk mencari tanggal pernikahan yang baik bagi calon mempelai pria dan wanita. Kethekan dino ini merupakan adat yang dilakukan sebelum pernikahan itu dilaksanakan.


(57)

49

Dalam acara kethekan dino atau perhitungan hari pernikahan dilakukan oleh sesepuh desa atau para tetuah desa yang sudah memahami tentang perhitungan hari tersebut. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar mempelai pria dan wanita di salah satu rumah pihak keduanya.

c. Marani nganten.

Dalam tradisi ini penjemput mempelai wanita membawakan jajanan pasar atau orang desa dengan menggunakan jodhang atau sejenis tempat jajanan yang berasal dari kayu dengan ukuran panjang kemudian ditutup kain atasnya. Cara membawa jodhang tersebut yakni apabila rumahnya jauh dengan menggunakan kendaraan, tetapi apabila rumahnya berjarak lumayan dekat cukup dipikul salah satu dari kerabat mempelai pria. d. Temu nganten.

Tradisi ini dilakukan dimana mempelai pria dan wanita dipertemukan dalam tempat acara pernikahan itu berlangsung. Dimana mempelai pria dan wanita di pertemukan dibawah janur kuning dan di girring orang tua mempelai dengan penyatuan keduanya menggunakan kain yang disediakan. Petemuan mempelai pria dan wanita ini dilakukan dengan pengawalan dari dayang-dayang atau kembang mayang yakni para pemuda-pemudi setempat dengan membawa janur kuning berebentuk menyerupai bunga. Kedua mempelai pria dan wanita digiring menuju ke tempat kuade atau tempat mereka duduk.


(58)

50

Dalam tradisi ini, cinjo nganten merupakan tradisi yakni dari pihak perempuan mengirimkan makanan kepada keluarga dekat mempelai pria. Makanan yang dibawa seperti jajanan pasar seperti saat acara lamaran. Setelah pihak perempuan mengirimkan makanan, pihak perempuan mendapatakan pesangon dari kerabat dekat mempelai pria yang berupa uang atau bahkan perhiasan sebagai hadiah pesangon.

f. Selapan.

Selapan ini dilakukan ketika 40 hari pasca mereka menikah. Selapan ini dilakukan bertujuan untuk memberikan keberkahan dan keharmonisan rumah tangga kedua mempelai tersebut agar tidak mendapatkan bahaya dari pernikahan mereka. Selapan ini menggunakan tradisi dengan acara slametan setelah magrib dengan mengundang tentangga terdekat.

Tradisi pernikahan ini sangat diperlukan bagi masyarakat terutama mempelai pria dan wanita agar memiliki keberkahan dan keharmonisan dalam rumah tangganya. Tradisi pernikahan ini sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang leluhur desa tersebut. Tradisi ini juga merupakan salah satu adat-istiadat yang sangat luhur dan sangat perlu diterapkan untuk mencapai keberkahan dan kelancaran dalam proses pernikahan tersebut.

3. Pendidikan Dusun Sambirejo

Pendidikan di Dusun Sambirejo terhitumg memiliki kemajuan. Dimana yang dulunya masyarakat tersebut rata-rata lulusan dari SD


(59)

51

ataupun SMP, kini mereka banyak yang menempuh pendidikan SD sampai Sarjana atau strata satu. Di Dusun Sambirejo pendidikan terhitung memiliki kemajuan pesat. Hampir semua anak-anak di Dusun Sambirejo menempuh pendidikan. Tidak jarang juga para pemuda-pemudi Dusun Sambirejo yang sedang menempuh program pendidikan strata satu (S1). Hal ini sangat menunjang masa depan masyarakat Dusun Sambirejo dalam kehidupan kedepannya. Pendidikan sangat diperlukan dalam menetukan kesuksesan seseorang. Untuk itu, masyarakat Dusun Sambirejo banyak yang menyelesaikan program strata S1 untuk menunjang karir mereka dalam penentuan kesuksesan.

4. Mata Pencaharian Dusun Sambirejo

Mata pencaharian dusun Sambirejo yakni pertanian. Hampir seluruh masyarakat Dusun Sambirejo bermata pencaharian sebagai petani. Petanian ini dibagi beberapa macam diantaranya, menanam padi, jagung, kacang ataupun tembakau. Semua tergantung musim yang sedang berlangsung. Pertanian di Dusun Sambirejo berkembang lumayan pesat. Buktinya, mereka dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menerapka pertanian tersebut. Disamping itu, keadaan tanah yang subur juga menadi factor pendukung keberhasilan penanaman segala macam tanaman tersebut.

5. Bentuk Perubahan Sosial


(60)

52

Perubahan dalam bidang Ekonomi pada masyarakat Dusun Sambirejo yakni perekonomian masyarakat mulai berubah dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut. Ekonomi pada Dusun Sambirejo ini mulai mengalami peningkatan. Yakni semula masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani kini mulai menjadi karyawan pabrik Kebun Tebu Mas (KTM). Perubahan tersebut membawa dampak yang besar pada masyarakat Dusun Sambirejo. Dimana, kesejahteraan ekonomi mulai terangkat setelah berdirinya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut. dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) dapat merubah kehidupan masyarakat Dusun Sambirejo yang awalnya sebagai petani kini berubah menjadi karyawan pabrik tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup serta dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Sambirejo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

b. Perubahan dalam bidang Sosial

Perubahan dalam bidang Sosial masyarakat Dusun Sambirejo yakni dimana masyarakat menjadi karyawan pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) sosialisasi masyarakat semakin berkurang. Yang semula sangat banyak waktu berkumpul dengan sesama warga kini mulai sibuk dengan pekerjaan maupun rutinitas yang sedang dijalani. Kesolidaritasan sosial semakin memudar dengan berdirinya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut. selain itu, status sosial juga sangat mempengaruhi kehidupan sosila masyarakat Dusun Sambirejo tersebut. Status Sosial yang tinggi


(61)

53

menjadikan hubungan sosial diantara mereka sangat berkurang. kehidupan status sosial yang tinggi sangat merubah pemikiran dan pola perilaku masyarakat Dusun Sambirejo. Akibatnya, rasa solidaritas dan pola interaksi tidak dapat berjalan dengan baik seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut. Kini masyarakat dusun Sambirejo banyak menyibukkan diri masing-masing dan mulai berkurangnya interaksi antar sesama warga Dusun Sambirejo tersebut.

3. Perubahan dalam bidang Politik

Perubahan dalam bidang politik yang terjadi pada masyarakat Dusun Sambirejo telihat pada saat kampanye atau pemilihan lurah mulai terlihat ketika para calon atau kandidat melakukan kampanye permainan politik mulai dirasakan. Dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) politik mulai dimainkan. Pihak pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) menjadi tim sukses salah satu calon kandidat dalam pemilihan tersebut. akibatnya, pemilihan dalam politik tersebut sudah tidak lagi seperti dulu. Kini di warnai dengan manipulasi uang atau sebagai uang sogokan dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) tersebut.

4. Perubahan dalam bidang budaya

Perubahan dalam bidang budaya pada masyarakat Dusun Sambirejo yakni masyarakat mulai terkontaminasi dengan budaya yang dibawa para pekerja dari luar pabrik tersebut. Dimana, yang awalnya mereka mempertahankan tradisi yang telah ada kini mereka mulai terkontaminasi dengan budaya


(62)

54

yang dibawa dari luar oleh para karyawan pabrik tersebut. selain itu, masyarakat juga terpengaruh dengan tradisi yang ada di Pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) yakni ketika pembukaan pabrik Kebun Tebu Mas (KTM) diadakan sejumlah ttradisi misalnya membuat ogoh-ogoh yang diisi makanan maupun buah-buahan. Dengan adanya itu, masyarakat mulai terkontaminasi dan mulai ikut berpartisipasi dalam tradisi tersebut. dengan begitu, perubahan budaya terjadi pada Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul dengan adanya pabrik Kebun Tebu Mas tersebut.

B.Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah peneliti memaparkan objek penelitian yang ada di Dusun Sambirejo, kemudian dilanjutkan dengan memaparkan hasil deskripsi penelitian yang dilakukan selama proses penelitian di Dusun Sambirejo Desa Sidokumpul Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan. Dalam hal ini peneliti menjelaskan deskripsi hasil penelitian mengenai bagaimana perubahan masyarakat industrial yang ada di Dusun Sambirejo tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Dusun Sambirejo mengalami perubahan secara evolusioner. Yakni, dimana perubahan dari masyarakat tradisional menuju kepada masyarakat industrial.

1. Data Kependudukan Dusun Sambirejo Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.


(1)

dengan masyarakat Dusun Sambirejo dengan cara memberikan peluang kerja

maupun kesempatan kerja bagi masyarakat Dusun Sambirejo untuk meningkatkan

perekonomian warga Dusun Sambirejo. Setiap masyarakat manusia selama hidup

pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak

menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula perubahan-perubahan yang

pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan

yang lambat sekali. Tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,

pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan

dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.

B. SARAN

Memang manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya Perubahan Sosial.

Perubahan sosial juga dapat merubah masyarakat menjadi kearah yang bersifat

positif atau negative sekalipun. Untuk itu, masyarakat seharusnya tidak terlalu

mengikuti perubahan tersebut, dikarenakan perubahan tersebut apakah dapat

membawa perubahan baik ataupun menganggu dalam kehidupan masyarakat

Dusun Sambirejo tersebut. Dalam hal ini diharapak bagi masyarakat Dusun

Sambirejo tidak harus selalu terpaku dengan perubahan yang telah diciptakan

oleh pabrik Kebun Tebu Mas sehingga para warga dusun Sambirejo tidak harus

selalu mengikuti perubahan tersebut yang ditakutkan dapat menjerumuskan


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Warsito, “Sosiologi Industri” (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2016).

Martono Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Moelong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Abdi, Rianse Usman. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada, 2007.

Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

www.lamongankab.co.id.

Abdulsyani, SOSIOLOGI Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.

Ritzer George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

WIRAWAN, TEORI-TEORI SOSIAL DALAM TIGA PARADIGMA. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2012.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.ALVABETA, 2010.

Wawancara dengan Ibu Supinah 45 Tahun, pada Hari Jum’at, tanggal 18 November 2016, pada pukul 18.00 WIB.


(4)

90

Wawancara dengan Ibu Lilik usia 50 Tahun pada hari Selasa, 15 November 2016 pukul 14.00 WIB.

Wawancara dengan Pak Dimo Kepala Dusun pada hari Jum’at, 18 Novemver 2016 pada pukul 18.00 WIB.

Wawancara dengan David Budiono, pada hari Selasa, 22 November 2016, pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Juwati, pada hari Jum’at, 25 November 2016, pada pukul 17.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Suwarno Tokoh desa pada Hari Kamis, 01 Desember pada pukul 19.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Samat Kepala Desa, pada hari Kamis, 01 Desember 2016, pada pukul 19.00 WIB.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Warsito, “Sosiologi Industri” (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2016).

Martono Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Moelong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Abdi, Rianse Usman. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada, 2007.

Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

www.lamongankab.co.id.

Abdulsyani, SOSIOLOGI Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.

Ritzer George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

WIRAWAN, TEORI-TEORI SOSIAL DALAM TIGA PARADIGMA. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2012.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.ALVABETA, 2010.

Wawancara dengan Ibu Supinah 45 Tahun, pada Hari Jum’at, tanggal 18 November 2016, pada pukul 18.00 WIB.


(6)

Wawancara dengan Ibu Lilik usia 50 Tahun pada hari Selasa, 15 November 2016 pukul 14.00 WIB.

Wawancara dengan Pak Dimo Kepala Dusun pada hari Jum’at, 18 Novemver 2016 pada pukul 18.00 WIB.

Wawancara dengan David Budiono, pada hari Selasa, 22 November 2016, pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Juwati, pada hari Jum’at, 25 November 2016, pada pukul 17.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Suwarno Tokoh desa pada Hari Kamis, 01 Desember pada pukul 19.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Samat Kepala Desa, pada hari Kamis, 01 Desember 2016, pada pukul 19.00 WIB.


Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara

3 45 50

Aron pada Masyarakat Karo (Konsep Aron pada Masyarakat Lau Solu dalam Bidang Pertanian di Desa Lau Solu Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo

2 93 113

Pemetaan Perubahan Penutupan Lahan di Kecamatan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai

5 86 91

PENGARUH KEBERADAAN DAERAH WISATA BAHARI LAMONGAN (WBL) TERHADAP PERUBAHAN NILAI-NILAI SOSIAL MASYARAKAT (Studi di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan)

0 7 4

PERUBAHAN JENIS PEKERJAAN PADA MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI PLTU PAITON(Studi Pada Masyarakat Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo)

2 15 27

PERAN KYAI TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PESISIR DESA PACIRAN (Study Di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan)

0 4 2

Home industri dan perubahan sosial : studi tentang kerajinan gerabah dan perubahan masyarakat di Desa Rendeng Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro.

4 44 126

PERUBAHAN SOSIAL KEHIDUPAN MASYARAKAT SAMIN : STUDI KASUS DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO.

0 0 94

INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI TENTANG PERUBAHAN DARI MASYARAKAT AGRARIS MENUJU MASYARAKAT INDUSRTIAL DI DESA PURWODADI KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK.

0 2 123