LSPro STD OPS 36 Ed.0 Rev.0 2014 Surat Perjanjian Tipe 5
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
DENGAN
.......................................................................
TENTANG
SERTIFIKASI PRODUK DAN PENGGUNAAN LISENSI,
SERTIFIKAT
DAN TANDA KESESUAIAN
NOMOR :
...............................................
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Nama
: Triyoga I.W. Nurjaya
Jabatan
: Kepala Balai Sertifikasi Industri
Alamat
: Jalan Cikini IV No.15 Jakarta Pusat Kode Pos 10330
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Balai Sertifikasi Industri yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. Nama
: ....................................
Jabatan
: ....................................
Alamat
: ....................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.....(Nama Perusahaan)......
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK, dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing
tersebut di atas PARA PIHAK menerangkan sebagai berikut:
1.
Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Balai Sertifikasi Industri yang berada di
bawah naungan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)
Kementerian Perindustrian yang bergerak di bidang jasa sertifikasi, dalam hal
ini bertindak sebagai pemberi sertifikat produk dan lisensi penggunaan tanda
kesesuaian.
2.
Bahwa PIHAK KEDUA adalah .....(Nama Perusahaan)......
yang
bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan sertifikasi termasuk
persyaratan produk dan penggunaan lisensi tanda kesesuaian.
3.
Bahwa PARA PIHAK memerlukan kerjasama dalam rangka Sertifikasi
Produk dan Penggunaan Lisensi, Sertifikat Produk dan Tanda Kesesuaian.
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan
kerjasama dengan membuat perjanjian tentang Sertifikasi Produk
dan
Penggunaan Lisensi, Sertifikat Produk dan Tanda Kesesuaian yang saling
menguntungkan dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Nomor : ......................................................
Halaman 1 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
TUJUAN PERJANJIAN
Pasal 1
Perjanjian ini bertujuan agar pemberian sertifikat produk dan penggunaan lisensi
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan skema yang
ditetapkan serta menjaga integritas penggunaan tanda kesesuaian secara
konsisten pada produk yang telah disertifikasi.
LINGKUP PERJANJIAN
Pasal 2
Lingkup perjanjian ini meliputi:
1. Kesediaan PIHAK KEDUA untuk memenuhi ketentuan persyaratan sertifikasi,
pemberian sertifikat dan penggunaan sertifikat;
2. Pemberian lisensi penggunaan tanda kesesuaian dari PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA sesuai ruang lingkup sertifikasi ;
3. Pengawasan penggunaan tanda kesesuaian sesuai dengan ketentuan dan tata
cara penggunaan tanda kesesuaian;
4. Pelaksanaan tindakan koreksi yang diperlukan terhadap penyalahgunaan
lisensi tanda kesesuaian.
PENGATURAN SERTIFIKASI
Pasal 3
Ketentuan umum sistem sertifikasi produk mengacu pada SNI ISO/IEC 17065
tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Untuk Lembaga Sertifikasi Produk
Proses dan Jasa, PSN 304-2006 Penilaian Kesesuaian – Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga,PSN 305-2006 Sertifikasi Produk – Ketentuan
umum Pelaksanaan Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga, PSN 307-2006 Penilaian
Kesesuaian – Pedoman bagi Lembaga Sertifikasi untuk melakukan Tindakan
Koreksi terhadap Penyalahgunaan Tanda Kesesuaian atau Terhadap Produk
Bertanda Kesesuaian namun Ternyata Berbahaya, Pedoman KAN 4032011Penilaian Kesesuaian – Ketentuan Umum Penggunaan Tanda Kesesuaian
Produk BerbasisSNI dan/atau Regulasi Teknis, serta ketentuan standar dan
spesifikasi yang dicakup dalam dokumen Sertifikat Produk.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban:
a. memberikan lisensi penggunaan tanda kesesuaian kepada PIHAK
KEDUA yang produknya telah sesuai dengan persyaratan produk yang
disertifikasi PIHAK PERTAMA;
Nomor : ......................................................
Halaman 2 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
b. menjamin agar setiap personel PIHAK PERTAMA menjaga kerahasiaan
seluruh data dan informasi milik PIHAK KEDUA yang bersifat rahasia;
c. memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi perubahan
persyaratan sertifikasi, persyaratan produk dan persyaratan penggunaan
Tanda Kesesuaian serta memberikan waktu kepada PIHAK KEDUA untuk
melakukan penyesuaian;
d. mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA tiga bulan
sebelum jatuh tempo untuk Surveilan dan enam bulan untuk Sertifikasi
ulang;
e. melimpahkan sub-lisensi kepada pihak lain yang mendapat lisensi untuk
ruang lingkup yang dimaksud dengan persetujuan PIHAK KEDUA,
apabila lisensi PIHAK PERTAMA dicabut oleh pihak yang memberikan
lisensi.
(2) PIHAK PERTAMA berhak:
a. melaksanakan evaluasi dan surveilan jika diperlukan sesuai skema
sertifikasi di pabrik dan atau fasilitas produksi dalam rangka sertifikasi
produk terhadap persyaratan produk yang dinyatakan PIHAK KEDUA,
termasuk ketentuan pengambilan contoh;
b. memeriksa dokumentasi dan rekaman, alat, personil serta sub kontrak
PIHAK KEDUA;
c. mendapatkan data dan informasi dari PIHAK KEDUA mengenai daerah
distribusi dan pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup
Sertifikat Produk jika diperlukan;
d. menangguhkan atau mencabut lisensi penggunaan tanda kesesuaian,
jika PIHAK KEDUA terbukti lalai atau gagal memenuhi syarat dan aturan
sertifikasi produk serta ketentuan perjanjian ini;
e. mendapatkan laporan tentang keluhan terhadap PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan proses Sertifikat Produk;
f. melaksanakan surveilan (jika diperlukan) setiap tahun untuk mengetahui
apakah PIHAK KEDUA melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan umum sertifikasi produk dan ketentuan khusus skema
sertifikasi produk, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen acuan
sertifikasi produk.;
g. melakukan penyelidikan apabila terjadi pengaduan/keluhan berkaitan
dengan penggunaan sertifikat produk oleh PIHAK KEDUA;
h. mempublikasikan pemberian, pembatalan penangguhan dan pencabutan
Sertifikat Produk
melalui media umum agar publik dapat
mengetahuinya;
(3) PIHAK KEDUA berkewajiban:
Nomor : ......................................................
Halaman 3 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
a. memenuhi dan menjamin setiap saat terhadap persyaratan sertifikasi
produk yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA beserta skema sertifikasi
yang ditetapkan dan regulasi yang berlaku di Indonesia;
b. menanggung seluruh biaya yang timbul akibat proses sertifikasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
c. memproduksi dan mengendalikan kesesuaian produk secara terus
menerus sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA;
d. memberikan akses pelaksanaan evaluasi / audit dan pengambilan contoh
uji serta surveilan (jika diperlukan) termasuk akses terhadap dokumen
rekaman, peralatandan sub kontraktor yang relevan;
e. menerima surveilan sewaktu-waktu dalam rangka penyelidikan yang
disebabkan adanya pengaduan atau indikasi lain atau informasi
penyalahgunaan sertifikat atau tanda kesesuaian;
f. menerima penyaksian audit (withness) apabila diperlukan dalam rangka
pemantauan proses sertifikasi dengan pembiayaan PIHAK PERTAMA;
g. menghentikan penggunaan tanda kesesuaian pada produk dan publikasi
pada brosur atau iklan apabila terjadi pembatalan, penangguhan atau
pencabutan Sertifikat Produk, mengembalikan sertifikat produk dan
mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;
h. memberikan data dan informasi mengenai daerah distribusi dan
pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup Sertifikat Produk
bila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA;
i. menginformasikan kepada PIHAK PERTAMA apabila terjadi perubahan
data administrasi, legalitas, sistem mutu, rencana modifikasi produk,
proses produksi yang berkaitan dengan produk dalam ruang lingkup
Sertifikat Produk;
j. memelihara rekaman semua keluhan/pengaduan pelanggan yang
berkaitan dengan produk yang dicakup dalam Sertifikat Produk dan
melakukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk penyelesaian
keluhan/pengaduan tersebut. Rekaman tersebut tersedia jika diperlukan
oleh PIHAK PERTAMA.
k. menjaga reputasi Sertifikat Produk sedemikian rupa, sehingga tidak
mengakibatkan reputasi PIHAK PERTAMA menjadi buruk atau tidak
menggunakan sertifikat yang dianggap menyesatkan dan tidak sah oleh
PIHAK PERTAMA;
(4)
PIHAK KEDUA berhak:
a. mendapatkan sertifikat produk dan lisensi penggunaan tanda kesesuaian
yang produknya telah disertifikasi sesuai dengan standar produk yang
disertifikasi PIHAK PERTAMA;
Nomor : ......................................................
Halaman 4 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
b. membubuhkan tanda kesesuaian pada produk sesuai ketetuan yang
ditetapkan;
c. mendapatkan informasi tentang perubahan persyaratan sertifikasi tanda
kesesuaian melalui media komunikasi serta brosur atau iklan apabila ada
perubahan persyaratan penggunaan tanda kesesuaian (SNI);
(1)
(2)
(3)
PERUBAHAN PERSYARATAN SERTIFIKASI
Pasal 5
Apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi, termasuk persyaratan
produk (standar), maka PIHAK PERTAMA harus segera memberitahukan
perubahan dimaksud kepada PIHAK KEDUA;
PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang
kesiapan untuk memenuhi perubahan dimaksud pada ayat (1);
PIHAK PERTAMA dapat membekukan Sertifikat Produk bagi produk yang
terkait pada ayat (1) apabila:
a. PIHAK KEDUA memberitahukan PIHAK PERTAMA bahwa dia tidak
sanggup memenuhi perubahan yang dimaksud pada ayat (1) dalam
periode waktu yang ditetapkan regulasi atau PIHAK PERTAMA;
b. Konfirmasi dari PIHAK KEDUA tentang pemenuhan perubahan dimaksud
pada ayat (1) itu melampaui batas waktu yang ditetapkan regulasi atau
PIHAK PERTAMA;
c. Hasil dari evaluasi tidak dapat menunjukkan pemenuhan terhadap
perubahan dimaksud pada ayat (1).
PENYALAHGUNAAN SERTIFIKASI
Pasal 6
Apabila PIHAK KEDUA melakukan penyalahgunaan sertifikasi, maka akan
dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
terkait pemberlakuan standar di Indonesia.
PENANGGUHAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 7
PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan Sertifikat Produk untuk jangka waktu
tertentu, apabila terjadi hal berikut ini :
a. PIHAK KEDUA melakukan perubahan yang menimbulkan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan produk;
b. Hasil surveilan PIHAK KEDUA menunjukkan bahwa, kesesuaian produk
terhadap persyaratan produk yang diacu tidak dapat dipertahankan dan
Nomor : ......................................................
Halaman 5 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
c.
d.
e.
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang
ditentukan;
Surveilan tidak dapat dilakukan setelah diberikan surat peringatan;
penyalahgunaan Sertifikat Produk dan atau tanda kesesuaian yang tidak
segera diatasi oleh PIHAK KEDUA dengan melakukan tindakan
koreksi/perbaikan yang tepat;
pengaduan yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA tentang
penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, yang dapat dibuktikan
penyimpangannya terhadap persyaratan sertifikasi.
PENCABUTAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 8
Sertifikat Produk (SPPT SNI) dapat dicabut apabila terjadi hal berikut ini:
a. Tindakan koreksi/perbaikan yang diambil oleh PIHAK KEDUA tidak
efektif dalam kasus penangguhan sertifikat;
b. Surveilan tidak dapat dilaksanakan setelah diberikan surat penangguhan
Sertifikat Produk.
Pencabutan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi
Industri.
PIHAK KEDUA dapat mengajukan banding terhadap keputusan PIHAK
PERTAMA tentang pencabutan sertifikatnya.
Setelah pencabutan
Sertifikat Produk, PIHAK KEDUA tidak berhak
menggunakan sertifikat produk dan tanda kesesuaian.
PEMBATALAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 9
Sertifikat Produk dibatalkan atas permintaan PIHAK KEDUA.
Pembatalan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi
Industri.
Setelah pembatalan Sertifikat, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan
sertifikat produk dan tanda kesesuaian.
TANGGUNG GUGAT (LIABILITAS)
Pasal 10
Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tanggung gugat produk dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan Indonesia.
PERSELISIHAN DAN BANDING
Nomor : ......................................................
Halaman 6 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Pasal 11
Dalam hal terjadi perselisihan antara PIHAK KEDUA dengan pihak lain apabila
terkait dengan merek, paten, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu,
rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman, perselisihan dimaksud
merupakan tanggungjawab penuh PIHAK KEDUA.
Pasal 12
Semua perselisihan yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan perjanjian ini
diselesaikan sesuai dengan prosedur penanganan perselisihan dan banding yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
(1)
(2)
(3)
(4)
FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)
Pasal 13
Pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas segala akibat yang timbul karena suatu keadaan
yang dianggap Force Majeure.
Pihak yang mengalami Force Majeure harus memberitahukan kepada pihak
lainnya secara tertulis disertai bukti yang layak dalam waktu selambatlambatnya 7x24 jam setelah terjadinya Force Majeure dan PARA PIHAK
sepakat untuk menyelesaikan hak dan kewajiban yang seharusnya
dilaksanakan secara musyawarah.
Apabila dalam 7x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak ada tanggapan dari Pihak penerima
pemberitahuan dimaksud, Force Majeure tersebut dianggap telah disetujui.
Dalam hal PIHAK KEDUA mengalami Force Majeure, PIHAK PERTAMA
dapat menangguhkan sertifikat produk PIHAK KEDUA sementara waktu
sampai PIHAK KEDUA menyatakan siap kembali untuk dilakukan proses
sertifikasi.
Selama kondisi Force Majeure PIHAK KEDUA tetap wajib memenuhi
kewajibannya untuk membayar biaya pemeliharaan sertifikat produk, yang
dibayarkan dikemudian hari bersama dengan tagihan biaya sertifikasi.
PENUTUP
Pasal14
Perjanjian Penggunaan Sertifikat Produk ini dibuat rangkap dua, bermeterai
cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap
untuk PIHAK PERTAMA dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA.
Ditetapkan,
Di
: ...................................
Nomor : ......................................................
Halaman 7 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Tanggal
: ...................................
Atas nama
PIHAK PERTAMA,
(TRIYOGA I.W. NURJAYA)
Kepala Balai Sertifikasi Industri
Atas nama
PIHAK KEDUA,
(
)
Periode Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal ..................... selama
perusahaan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Balai
Sertifikasi Industri, kecuali jika Sertifikat Produk dicabut oleh PIHAK PERTAMA
dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan atau dibatalkan atas
permintaan PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan terlebih dahulu.
Nomor : ......................................................
Halaman 8 dari 7
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
DENGAN
.......................................................................
TENTANG
SERTIFIKASI PRODUK DAN PENGGUNAAN LISENSI,
SERTIFIKAT
DAN TANDA KESESUAIAN
NOMOR :
...............................................
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Nama
: Triyoga I.W. Nurjaya
Jabatan
: Kepala Balai Sertifikasi Industri
Alamat
: Jalan Cikini IV No.15 Jakarta Pusat Kode Pos 10330
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Balai Sertifikasi Industri yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. Nama
: ....................................
Jabatan
: ....................................
Alamat
: ....................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.....(Nama Perusahaan)......
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK, dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing
tersebut di atas PARA PIHAK menerangkan sebagai berikut:
1.
Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Balai Sertifikasi Industri yang berada di
bawah naungan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)
Kementerian Perindustrian yang bergerak di bidang jasa sertifikasi, dalam hal
ini bertindak sebagai pemberi sertifikat produk dan lisensi penggunaan tanda
kesesuaian.
2.
Bahwa PIHAK KEDUA adalah .....(Nama Perusahaan)......
yang
bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan sertifikasi termasuk
persyaratan produk dan penggunaan lisensi tanda kesesuaian.
3.
Bahwa PARA PIHAK memerlukan kerjasama dalam rangka Sertifikasi
Produk dan Penggunaan Lisensi, Sertifikat Produk dan Tanda Kesesuaian.
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan
kerjasama dengan membuat perjanjian tentang Sertifikasi Produk
dan
Penggunaan Lisensi, Sertifikat Produk dan Tanda Kesesuaian yang saling
menguntungkan dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Nomor : ......................................................
Halaman 1 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
TUJUAN PERJANJIAN
Pasal 1
Perjanjian ini bertujuan agar pemberian sertifikat produk dan penggunaan lisensi
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan skema yang
ditetapkan serta menjaga integritas penggunaan tanda kesesuaian secara
konsisten pada produk yang telah disertifikasi.
LINGKUP PERJANJIAN
Pasal 2
Lingkup perjanjian ini meliputi:
1. Kesediaan PIHAK KEDUA untuk memenuhi ketentuan persyaratan sertifikasi,
pemberian sertifikat dan penggunaan sertifikat;
2. Pemberian lisensi penggunaan tanda kesesuaian dari PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA sesuai ruang lingkup sertifikasi ;
3. Pengawasan penggunaan tanda kesesuaian sesuai dengan ketentuan dan tata
cara penggunaan tanda kesesuaian;
4. Pelaksanaan tindakan koreksi yang diperlukan terhadap penyalahgunaan
lisensi tanda kesesuaian.
PENGATURAN SERTIFIKASI
Pasal 3
Ketentuan umum sistem sertifikasi produk mengacu pada SNI ISO/IEC 17065
tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Untuk Lembaga Sertifikasi Produk
Proses dan Jasa, PSN 304-2006 Penilaian Kesesuaian – Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga,PSN 305-2006 Sertifikasi Produk – Ketentuan
umum Pelaksanaan Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga, PSN 307-2006 Penilaian
Kesesuaian – Pedoman bagi Lembaga Sertifikasi untuk melakukan Tindakan
Koreksi terhadap Penyalahgunaan Tanda Kesesuaian atau Terhadap Produk
Bertanda Kesesuaian namun Ternyata Berbahaya, Pedoman KAN 4032011Penilaian Kesesuaian – Ketentuan Umum Penggunaan Tanda Kesesuaian
Produk BerbasisSNI dan/atau Regulasi Teknis, serta ketentuan standar dan
spesifikasi yang dicakup dalam dokumen Sertifikat Produk.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban:
a. memberikan lisensi penggunaan tanda kesesuaian kepada PIHAK
KEDUA yang produknya telah sesuai dengan persyaratan produk yang
disertifikasi PIHAK PERTAMA;
Nomor : ......................................................
Halaman 2 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
b. menjamin agar setiap personel PIHAK PERTAMA menjaga kerahasiaan
seluruh data dan informasi milik PIHAK KEDUA yang bersifat rahasia;
c. memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi perubahan
persyaratan sertifikasi, persyaratan produk dan persyaratan penggunaan
Tanda Kesesuaian serta memberikan waktu kepada PIHAK KEDUA untuk
melakukan penyesuaian;
d. mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA tiga bulan
sebelum jatuh tempo untuk Surveilan dan enam bulan untuk Sertifikasi
ulang;
e. melimpahkan sub-lisensi kepada pihak lain yang mendapat lisensi untuk
ruang lingkup yang dimaksud dengan persetujuan PIHAK KEDUA,
apabila lisensi PIHAK PERTAMA dicabut oleh pihak yang memberikan
lisensi.
(2) PIHAK PERTAMA berhak:
a. melaksanakan evaluasi dan surveilan jika diperlukan sesuai skema
sertifikasi di pabrik dan atau fasilitas produksi dalam rangka sertifikasi
produk terhadap persyaratan produk yang dinyatakan PIHAK KEDUA,
termasuk ketentuan pengambilan contoh;
b. memeriksa dokumentasi dan rekaman, alat, personil serta sub kontrak
PIHAK KEDUA;
c. mendapatkan data dan informasi dari PIHAK KEDUA mengenai daerah
distribusi dan pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup
Sertifikat Produk jika diperlukan;
d. menangguhkan atau mencabut lisensi penggunaan tanda kesesuaian,
jika PIHAK KEDUA terbukti lalai atau gagal memenuhi syarat dan aturan
sertifikasi produk serta ketentuan perjanjian ini;
e. mendapatkan laporan tentang keluhan terhadap PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan proses Sertifikat Produk;
f. melaksanakan surveilan (jika diperlukan) setiap tahun untuk mengetahui
apakah PIHAK KEDUA melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan umum sertifikasi produk dan ketentuan khusus skema
sertifikasi produk, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen acuan
sertifikasi produk.;
g. melakukan penyelidikan apabila terjadi pengaduan/keluhan berkaitan
dengan penggunaan sertifikat produk oleh PIHAK KEDUA;
h. mempublikasikan pemberian, pembatalan penangguhan dan pencabutan
Sertifikat Produk
melalui media umum agar publik dapat
mengetahuinya;
(3) PIHAK KEDUA berkewajiban:
Nomor : ......................................................
Halaman 3 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
a. memenuhi dan menjamin setiap saat terhadap persyaratan sertifikasi
produk yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA beserta skema sertifikasi
yang ditetapkan dan regulasi yang berlaku di Indonesia;
b. menanggung seluruh biaya yang timbul akibat proses sertifikasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
c. memproduksi dan mengendalikan kesesuaian produk secara terus
menerus sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA;
d. memberikan akses pelaksanaan evaluasi / audit dan pengambilan contoh
uji serta surveilan (jika diperlukan) termasuk akses terhadap dokumen
rekaman, peralatandan sub kontraktor yang relevan;
e. menerima surveilan sewaktu-waktu dalam rangka penyelidikan yang
disebabkan adanya pengaduan atau indikasi lain atau informasi
penyalahgunaan sertifikat atau tanda kesesuaian;
f. menerima penyaksian audit (withness) apabila diperlukan dalam rangka
pemantauan proses sertifikasi dengan pembiayaan PIHAK PERTAMA;
g. menghentikan penggunaan tanda kesesuaian pada produk dan publikasi
pada brosur atau iklan apabila terjadi pembatalan, penangguhan atau
pencabutan Sertifikat Produk, mengembalikan sertifikat produk dan
mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;
h. memberikan data dan informasi mengenai daerah distribusi dan
pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup Sertifikat Produk
bila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA;
i. menginformasikan kepada PIHAK PERTAMA apabila terjadi perubahan
data administrasi, legalitas, sistem mutu, rencana modifikasi produk,
proses produksi yang berkaitan dengan produk dalam ruang lingkup
Sertifikat Produk;
j. memelihara rekaman semua keluhan/pengaduan pelanggan yang
berkaitan dengan produk yang dicakup dalam Sertifikat Produk dan
melakukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk penyelesaian
keluhan/pengaduan tersebut. Rekaman tersebut tersedia jika diperlukan
oleh PIHAK PERTAMA.
k. menjaga reputasi Sertifikat Produk sedemikian rupa, sehingga tidak
mengakibatkan reputasi PIHAK PERTAMA menjadi buruk atau tidak
menggunakan sertifikat yang dianggap menyesatkan dan tidak sah oleh
PIHAK PERTAMA;
(4)
PIHAK KEDUA berhak:
a. mendapatkan sertifikat produk dan lisensi penggunaan tanda kesesuaian
yang produknya telah disertifikasi sesuai dengan standar produk yang
disertifikasi PIHAK PERTAMA;
Nomor : ......................................................
Halaman 4 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
b. membubuhkan tanda kesesuaian pada produk sesuai ketetuan yang
ditetapkan;
c. mendapatkan informasi tentang perubahan persyaratan sertifikasi tanda
kesesuaian melalui media komunikasi serta brosur atau iklan apabila ada
perubahan persyaratan penggunaan tanda kesesuaian (SNI);
(1)
(2)
(3)
PERUBAHAN PERSYARATAN SERTIFIKASI
Pasal 5
Apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi, termasuk persyaratan
produk (standar), maka PIHAK PERTAMA harus segera memberitahukan
perubahan dimaksud kepada PIHAK KEDUA;
PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang
kesiapan untuk memenuhi perubahan dimaksud pada ayat (1);
PIHAK PERTAMA dapat membekukan Sertifikat Produk bagi produk yang
terkait pada ayat (1) apabila:
a. PIHAK KEDUA memberitahukan PIHAK PERTAMA bahwa dia tidak
sanggup memenuhi perubahan yang dimaksud pada ayat (1) dalam
periode waktu yang ditetapkan regulasi atau PIHAK PERTAMA;
b. Konfirmasi dari PIHAK KEDUA tentang pemenuhan perubahan dimaksud
pada ayat (1) itu melampaui batas waktu yang ditetapkan regulasi atau
PIHAK PERTAMA;
c. Hasil dari evaluasi tidak dapat menunjukkan pemenuhan terhadap
perubahan dimaksud pada ayat (1).
PENYALAHGUNAAN SERTIFIKASI
Pasal 6
Apabila PIHAK KEDUA melakukan penyalahgunaan sertifikasi, maka akan
dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
terkait pemberlakuan standar di Indonesia.
PENANGGUHAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 7
PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan Sertifikat Produk untuk jangka waktu
tertentu, apabila terjadi hal berikut ini :
a. PIHAK KEDUA melakukan perubahan yang menimbulkan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan produk;
b. Hasil surveilan PIHAK KEDUA menunjukkan bahwa, kesesuaian produk
terhadap persyaratan produk yang diacu tidak dapat dipertahankan dan
Nomor : ......................................................
Halaman 5 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
c.
d.
e.
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang
ditentukan;
Surveilan tidak dapat dilakukan setelah diberikan surat peringatan;
penyalahgunaan Sertifikat Produk dan atau tanda kesesuaian yang tidak
segera diatasi oleh PIHAK KEDUA dengan melakukan tindakan
koreksi/perbaikan yang tepat;
pengaduan yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA tentang
penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, yang dapat dibuktikan
penyimpangannya terhadap persyaratan sertifikasi.
PENCABUTAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 8
Sertifikat Produk (SPPT SNI) dapat dicabut apabila terjadi hal berikut ini:
a. Tindakan koreksi/perbaikan yang diambil oleh PIHAK KEDUA tidak
efektif dalam kasus penangguhan sertifikat;
b. Surveilan tidak dapat dilaksanakan setelah diberikan surat penangguhan
Sertifikat Produk.
Pencabutan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi
Industri.
PIHAK KEDUA dapat mengajukan banding terhadap keputusan PIHAK
PERTAMA tentang pencabutan sertifikatnya.
Setelah pencabutan
Sertifikat Produk, PIHAK KEDUA tidak berhak
menggunakan sertifikat produk dan tanda kesesuaian.
PEMBATALAN SERTIFIKAT PRODUK
Pasal 9
Sertifikat Produk dibatalkan atas permintaan PIHAK KEDUA.
Pembatalan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi
Industri.
Setelah pembatalan Sertifikat, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan
sertifikat produk dan tanda kesesuaian.
TANGGUNG GUGAT (LIABILITAS)
Pasal 10
Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tanggung gugat produk dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan Indonesia.
PERSELISIHAN DAN BANDING
Nomor : ......................................................
Halaman 6 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Pasal 11
Dalam hal terjadi perselisihan antara PIHAK KEDUA dengan pihak lain apabila
terkait dengan merek, paten, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu,
rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman, perselisihan dimaksud
merupakan tanggungjawab penuh PIHAK KEDUA.
Pasal 12
Semua perselisihan yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan perjanjian ini
diselesaikan sesuai dengan prosedur penanganan perselisihan dan banding yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
(1)
(2)
(3)
(4)
FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)
Pasal 13
Pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas segala akibat yang timbul karena suatu keadaan
yang dianggap Force Majeure.
Pihak yang mengalami Force Majeure harus memberitahukan kepada pihak
lainnya secara tertulis disertai bukti yang layak dalam waktu selambatlambatnya 7x24 jam setelah terjadinya Force Majeure dan PARA PIHAK
sepakat untuk menyelesaikan hak dan kewajiban yang seharusnya
dilaksanakan secara musyawarah.
Apabila dalam 7x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak ada tanggapan dari Pihak penerima
pemberitahuan dimaksud, Force Majeure tersebut dianggap telah disetujui.
Dalam hal PIHAK KEDUA mengalami Force Majeure, PIHAK PERTAMA
dapat menangguhkan sertifikat produk PIHAK KEDUA sementara waktu
sampai PIHAK KEDUA menyatakan siap kembali untuk dilakukan proses
sertifikasi.
Selama kondisi Force Majeure PIHAK KEDUA tetap wajib memenuhi
kewajibannya untuk membayar biaya pemeliharaan sertifikat produk, yang
dibayarkan dikemudian hari bersama dengan tagihan biaya sertifikasi.
PENUTUP
Pasal14
Perjanjian Penggunaan Sertifikat Produk ini dibuat rangkap dua, bermeterai
cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap
untuk PIHAK PERTAMA dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA.
Ditetapkan,
Di
: ...................................
Nomor : ......................................................
Halaman 7 dari 7
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
Tanggal
: ...................................
Atas nama
PIHAK PERTAMA,
(TRIYOGA I.W. NURJAYA)
Kepala Balai Sertifikasi Industri
Atas nama
PIHAK KEDUA,
(
)
Periode Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal ..................... selama
perusahaan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Balai
Sertifikasi Industri, kecuali jika Sertifikat Produk dicabut oleh PIHAK PERTAMA
dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan atau dibatalkan atas
permintaan PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan terlebih dahulu.
Nomor : ......................................................
Halaman 8 dari 7