MANAJEMEN PROGRAM TAHFIZHL ALQURAN PADA PONDOK PESANTREN MODERN PROGRAM MANAGEMENT MEMORIZING THE QURAN AT ISLAMIC BOARDING SCHOOL

MANAJEMEN PROGRAM TAHFIZHL ALQURAN PADA PONDOK PESANTREN MODERN PROGRAM MANAGEMENT MEMORIZING THE QURAN AT ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Muhammad Riduan 1a , Mustolah Maufur 1 , Omon Abdurakhman 1

1 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Djuanda Bogor,

Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720 a Korespondensi: Muhammad Riduan, Email: riduanm046@gmail.com

(Diterima: 04-01-2016; Ditelaah: 11-01-2016; Disetujui: 18-01-2016)

ABSTRACT

This research is motivated urgency of memorizing the Quran as a form of guarding its authenticity and prepareing the next generation who memorized the Quran that indicate beings scholars, noble as a form of beings who excel in Achieving Complete Standard Learning At a minimum, be able to compete in continue to pursue higher education, applicative and systematic, active and excel in the religion based on the Quran and Hadith. Therefore, the need for good management memorizing program and systematically, so that the program objectives can be achieved effectively and efficiently. Formulation of the problem in this research is how the memorizing Quran program management at boarding Fathan Mubina and whether the supporting factors and obstacles in memorizing the Quran? The research is a qualitative research with case study approach. Data were obtained by interview, documentation and observation. The results of this study indicate that the process of program activities memorizing the Quran at boarding Fathan Mubina school from planning, implementation, until the evaluation has been running well. This can be seen from the results goal of memorizing the Quran has reached 80% of the number of students who memorized and the cleric in charge of memorizing always makes a target memorizing each students were arranged in the planning of learning such as school calendars, annual program, determining the allocation of time and week effective. Implementation of the rote learning of the Quran wear tahsin method, Tahfidz, talaqqi, and tasmi. In addition, principals and coordinators memorizing always coordinate, monitor and supervise the teachers when learning takes place. Evaluation form, the lesson is to test the daily deposit, the deposit rote memorizing Semester and Final Exam (UAT). As for the children who have not experienced mastery, then do remedial accordance with the provisions. Keywords: Management, Program, Memorizing, the Quran, boarding school

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kegiatan menghafal Alquran sebagai bentuk penjagaan keaslian Alquran dan mempersiapkan generasi penerus yang hafal Alquran bersanad yang berindikator insan cendekia, berakhlak mulia sebagai bentuk dari insan yang unggul dalam Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar Minimal, mampu bersaing dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, aplikatif, aktif dan berprestasi dalam keagamaan berdasarkan Alquran dan Hadits. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan program tahfizh yang baik dan sitematis, agar tujuan program tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen program tahfizh Alquran di Pondok Pesantren Fathan Mubina dan apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal

2 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

Alquran? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses kegiatan program tahfizh Alquran di Pondok Pesantren Fathan Mubina dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil percapaian target hapalan Alquran sudah mencapai 80% dari sejumlah santri yang hapal dan ustadz penggung jawab tahfizh selalu membuat target hafalan setiap santri yang disusun dalam perangkat perencanaan pembelajaran seperti kalender pendidikan, Prota, Prosem, penentuan alokasi waktu dan minggu efektif. Pelaksanaan pembelajara n tahfidzul Qur’an memakai metode tahsin, tahfidz, talaqqi, dan tasmi. Di samping itu kepala sekolah dan koordinator tahfidz yang selalu mengkoordinasi, memonitoring dan melakukan supervisi kepada para guru ketika pembelajaran berlangsung. Bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan adalah dengan tes setoran harian, setoran hafalan Semester dan Ujian Akhir tahfidz (UAT). Sedangkan untuk anak yang belum mengalami ketuntasan, maka dilakukan remedial sesuai dengan ketentuan. Kata Kunci: Manajemen, Program, Tahfizh, Alquran, Pondok Pesantren

Ridwan. 2016. Manajemen Program Tahfizhl Alquran Pada Pondok Modern . Ta’dibi 5 (1): 1 -

PENDAHULUAN

Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammadldari zaman dahulu hingga yang

Alquran adalah

kalam

Allahlyang

ada sekarang ini masih terjaga keaslian dan merupakan mukjizat serta kitab suci yang

kemurniannya, sesuai dengan apa yang terakhir diturunkan Allahl dengan perantara

diajarkan oleh Nabi Muhammadl kepada malaikat Jibril q kepada Nabi Muhammad n

para sahabatnya, dalam hubungan ini Allahl. dan dituliskan di mushaf serta diriwayatkan

Berfirman: "Sesungguhnya kamilah yang dengan mutawatir, membacanya termasuk

menurunkan Alquran, dan sesungguhnya ibadah. Dan Alquran juga sebagai kitab

kami benar- benar memeliharanya” (QS. Al- petunjuk (hudan) yang dapat menuntun

Hijr: 9).

umat manusia ke jalan yang benar. Alquran Salah satu cara untuk menjaga

adalah kitab kehidupan dan pedoman bagi keaslian Alquran ialah menghafalkannya

siapa saja yang menginginkan keselamatan yang biasa dikenal dengan tahfizhul qur’an, di dunia dan terlebih di akhirat. Selain itu ia

dan berbeda dengan kitab-kitab lainnya, juga berfungsi sebagai pembeda (furqon)

Alquran itu mudah dihafal dan ternyata antara yang benar dan yang bathil.

banyak pula orang yang sanggup menghafal (Lembaga Percetakan Alquran (LPQ)

Alquran 30 juz di luar kepala.(A. Muhaimin Kemenag RI, 2012: 3) Sebagaimana

Zen, 2013: xii)

dijelaskan oleh Allah ldalam surat al- Karena memelihara kesucian dengan Baqarah ayat 185. (Beberapa hari yang menghafalkannya adalah pekerjaan yang

ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, terpuji dan amal yang mulia, yang sangat di

bulan yang di dalamnya diturunkan anjurkan Rasulullah. Dan Allahltelah

(permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi memudahkan dalam menghafal dan

manusia dan

penjelasan-penjelasan

menghayati Alquran kepada hamba-Nya mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara

menghafalnya. “Dan yang hak dan yang bathil). (Q.S al-Baqarah Sesungguhnya telah Kami mudahkan ayat 185) Alquran untuk pelajaran, Maka Adakah

yang

serius

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 3

orang yang mengambil pelajaran?”(Q.S Al-

penghafal

bersanad yang Qomar: 17,22,32,40) berindikator insan cendekia yang berakhlak mulia adalah insan yang unggul dalam

Alquran

Disitulah Rasulullah serta para pencapaian standar ketuntasan belajar sahabat-sahabatnya banyak yang hafal

minimal, persaingan melanjutkan ke jenjang Alquran, hingga sampai saat ini para

pendidikan yang lebih tinggi, aplikasi, penghafal Alquran banyak berkembang di

prestasi keagamaan manapun dan menjadi tradisi pada zaman

aktivitas

dan

berdasarkan Alquran dan Hadits. sekarang serta masih dilakukan oleh umat

Kegiatan tahfizh di Pondok Pesantren Islam di dunia ini.

Fathan Mubina memiliki model yang khas. Pondok pesantren adalah suatu wadah atau

Para santri ditargetkan untuk mampu tempat yang akan membentuk karakter dan

menghafal Alquran dengan target yang telah mental spiritual sadar sepenuhnya terhadap

ditentukan, yaitu menghafal 2 juz dalam akan kewajiban dan tanggungjawabnya

jenjang setiap kenaikan kelas karena target sebagai salah satu lembaga pendidikan yang

itu tersebut sebagai syarat kenaikan kelas akan

para santri. Para santri diharapkan sudah Dibangunnya pondok-pondok pesantren

memiliki hafalan yang lancar (itqan) pada baru baik oleh masyarakat maupun

kenaikan kelas dan mereka juga dituntut pemerintah,

untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar menghafal Alquran memungkinkan untuk

sebagaimana sekolah Umum. Mereka tetap memberi kesempatan yang luas kepada

masuk kelas setiap hari supaya bisa anak-anak dan remaja yang lain untuk

mengikuti pendidikan resmi diselenggarakan belajar menghafal Alquran. Hal ini

Pondok pesantren menunjukkan bahwa melalui pesantren,

oleh pemerintah.

menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan berbasis Alquran mampu menjadi sumber

harapan mampu menghasikan generasi solusi

qurani yang berkualitas dengan wawasan pemasalahan kehidupan individu bahkan

dalam memecahkan

masalah

luas.

masyarakat. Melihat, mengamati, dan mencermati Pada akhir-akhir ini, bahwa banyak

program pesantren yang memenej program terjadi perubahan yang cukup signifikan

tahfizh Alquran pada pondok pesantren pada dunia pesantren. Baik dalam sistem

modern seperti Pondok Pesantren Fathan pendidikan ataupun manajemen lembaga.

Mubina, penulis merasa tertarik untuk Hal ini menjadikan pendidikan Islam terus

melakukan penelitian lebih lanjut dengan tertantang

penelitian: (1) eksitensinya dan terus berbenah diri untuk

Bagaimana manajemen program tahfizh bisa bersaing, bahkan bisa menjadi lembaga

Alquran pada Pondok Pesantren Modern? pendidikan yang unggul pada masa yang

(2) Apakah faktor pendukung dan faktor akan datang.

penghambat dalam penerapan kurikulum Di Indonesia

dalam pembelajaran tahfizh Alquran Pondok perkembangan lembaga-lembaga Islam yang

pada saat ini,

Pesantren Modern?

mendidik para santri untuk mampu Adapun tujuan dari penelitian ini menguasai ilmu Alquran secara mendalam,

adalah: (1) Untuk mengetahui manajemen dan menjadi hafidz dan hafidzhah.

program tahfizh Alquran pada Pondok Salah satunya yaitu Pondok Pesantren

Pesantren Fathan Mubina, (2) Untuk Fathan Mubina lembaga berbasis modern,

mengetahui faktor pendukung dan faktor dalam

upayanya mencetak generasi penghambat dalam penerapan kurikulum

4 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

dalam pembelajaran tahfizh Alquran Pondok Di antara ketiga metode tersebut, yang Pesantren Fathan Mubina.

terakhir tampaknya paling banyak dipakai orang dalam mengahafal Alquran. Selain itu,

MATERI DAN METODE

ada juga metode menghafalkan Alquran adalah sebagai berikut:

Materi

1) Metode Kitabah

2) Metode Sama’i

Deskripsi Konseptual Program Tahfizh

3) Metode Jami’

Alquran Syarat-syarat dalam Menghafal Alquran

Pengertian Tahfizh Alquran

Selain cara-cara yang telah diuraikan di atas, Tahfizh

ada beberapa hal yang juga bias membantu seseorang untuk menjaga, menekuni dan

dalam menghafal Alquran dan mencapai menghafal Alquran agar tidak hilang dari

hasil yang maksimal, baik dalam rangka ingatan dengan cara selalu membacanya,

menghafal atau menjaga hafalan Alquran. menjaga hafalannya secara terus menerus

hal ini sering disebut degan hal faktor (A. Muhaimin Zen, 2013 : 5).

pendukung dalam menghafal Alquran Hal-

hal tersebut adalah:

Metode Tahfizh Alquran.

1. Niat (Intention)

Dalam hal cara atau metode menghafal

2. Menjauhi Maksiat Dan Perbuatan Dosa Alquran yang efektif, berlaku keberagaman,

Sifat-sifat Tercela bukan keseragaman. Maksudnya antara satu

3. Menjauhi

(madzmumah)

dan lain orang berlaku metode yang tidak

4. Tentukan Target Hafalan Setiap Hari sama, tergantung pada karakter, daya serap

5. Kontinuitas ) َمَظَتْن ) إ dan daya ingat masing-masing. Saat ini

6. Sanggup Mengulang-ulang Materi yang sudah banyak hafizh yang membukukan

sudah Dihafal

7. Motivasi (Motivation) macam metode dalam rangka mempermudah

pengalaman menghafal mereka berbagai

proses menghafal Alquran. (A. Muhaimin Zen, 2013: 55) Metode tersebut di

Faktor-faktor

Penghambat dalam

antaranya:

Menghafal Alquran

1. Metode seluruhnya, yaitu membaca satu halaman dari baris pertama sampai baris

Agar proses menghafal dapat berjalan efektif dan efesien, seorang penghafal

terakhir secara berulang-ulang sampai Alquran hendaknya mengetahui faktor-

hafal faktor penghambat dalam menghafal

2. Metode bagian, yaitu orang yang Alquran. Sehingga, pada saatnya menghafal

menghafal ayat demi ayat, atau kalimat demi kalimat yang dirangkaikan sampai

ia sudah mendapatkan solusi terbaik untuk satu halaman.

pemecehannya (H. Sa’dulloh, 2008 : 67).

3. Metode campuran, yaitu kombinasi menghambat seseorang dalam proses

Diantara

Faktor-faktor yang

antara metode seluruhnya dengan metode menghafal Alquran sering terjadi di

bagian. Mula-mula dengan membaca satu halaman

Malas (Kaslanun)

diulang kembali secara keseluruhan (H.

Sa’dulloh, 2008 : 57). 2. Tidak Menjauhi Perbuatan Dosa

Bersikap Sombong (Ujub)

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 5

4. Tak Ada Rencana atau Target yang

bawah ini.

Jelas

5. Tidak Bisa Mengatur Waktu

Tabel 2.1

6. Sering Lupa ( ناَيْسَن – ّىِسَن )

Fungsi-fungsi Manajemen

7. Kurang Perhatian atau Tak Ada Motivasi

George R.

John F. Mee MC. Namara

Terry

Manajemen Program

2. Organizing 2. Programming

Pengertian Manajemen Program

3. Actuating

3. Motivating 3. Budgeting

4. Controlling

4. Controlling 4. System

Manajemen program adalah terapan dari

Henry

Drs. P. Siagian Jhon. D. Millet

pengertian dan prinsip-prinsip manejemen

Fayol

umum. Secara

bahasa

(etimologi) 1. Planning

1. Planning

1. Directing

manajemen berasal dari kata kerja “to

2. Organizing

2. Organizing 2. facilitation

manage” yang berarti mengatur (Oemar

Adapun menurut istilah (terminologi)

terdapat banyak pendapat

mengenai

beberapa fungsi-fungsi menurut Harold koontz dan Cryril O’Donel,

pengertian manajemen salah satunya

Dari

manajemen para ahli di atas dapat dikatakan Manajemen adalah usaha mencapai suatu

bahwa manajemen program merupakan tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

usaha untuk pengelolaan terkoordinasi yang Dengan demikian manajer mengadakan

meliputi perencanaan (Planning), organisasi koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain

pelaksanaan (actuating) , yang

(organizing) ,

control (controlling), penilaian (evaluation) pengorganisasian, penempatan, pengarahan,

meliputi

perencanaan,

dari sekelompok pendidik dan tenaga dan pengendalian. Sedangkan menurut

pendidik untuk mencapai tujuan dan Prayudi, manajemen adalah pengendalian

manfaat program secara efektif dan efesien. dan pemamfaatan dari pada semua factor

1. Perencanaan (planning) dan sumber daya yang menurut suatu

adalah kegiatan perencanaan (Planning) diperlukan untuk

Perencanaan

menentukan tujuan serta merumuskan mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan

mengatur pendayagunaan kerja tertentu (Eka Prihatin, 2011 : 2).

sertan

daya:, informasi, Manajemen pada hakekatnya dapat finansial, metode, dan waktu yang di dipahami sebagai proses kerjasama sama ikuti dengan pengambilan keputusan dua orang atau lebih dengan menggunakan serta penjelasan tentang pencapaian sumber daya yang dimiliki organisasi untuk tujuan, penentuan kebijakan, penetuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan program, penentuan metode-metode dan (Onisimus Amtu, 2011 : 1). prosedur tertentu dan penentuan jadwal

sumber-sumber

Fungsi-fungsi Manajemen Program

pelaksanaan kegiatan (Darwiyn Syah, Supardi, dkk, 2007: 29).

Fungsi-fungsi manajemen yang dkemukakan PP RI no. 19 th. 2005 tentang para penulis tidak sama, tergantung pada

standar nasional pendidikan pasal 20 sudut pendekatan dan pandangan mereka

menjelaskan bahwa; “Perencanaan (H. Malayu S.P. Hasibuan, 2005 :3). Untuk

proses pembelajaran memiliki silabus, bahan perbandingan dikemukan pembagian

perencanaan pelaksanaan pembelajaran fungsi-fungsi manajemen pada tabel 2.1 di

6 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

yang memuat sekurang-kurangnya untuk mengetahui apakah tujuan yang tujuan pembelajaran, materi ajar,

telah ditentukan dapat dicapai, apakah metode pengajaran, sumber belajar, dan

pelaksanaan program sesuai dengan penilaian hasil belajar” (Peraturan

rencana, dan dampak apa yang terjadi Pemerintah Republik Indonesia no. 19

setelah program dilaksanakan. Evaluasi tahun 2005 Tentang Standar Nasional

program berguna bagi para pengambil Pendidikan: 15).

keputusan untuk menetapkan apakah

2. Pengorganisasian (organizing) program akan dihentikan, diperbaiki, Pengorganisasian adalah suatu proses

diperluas, atau penentuan,

dimodifikasi,

ditingkatkan (Djuju Sudjana, 2008: 9). pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan mencapai tujuan,

pengelompokan

dan

Pondok Pesantren Modern

menempatkan orang-orang pada setiap Pondok adalah sebuah asrama di mana para

aktivitas, menyediakan alat-alat yang santrinya tinggal bersama dan belajar di

diperlukan, menetapkan wewenang bawah bimbingan seseorang guru yang lebih

yang secara relatif didilegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan

dikenal dengan sebutan “kyai” (H. Ramayulis, 2012 : 269). Sedangkan

aktifitas tersebut (Syauful Sagala, 2013: pesantren berasal dari kata santri, dengan

3. awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti

Pelaksanaan (actuating) tempat santri-santri atau murid-murid belajar Pelaksanaan program pembelajaran

merupakan proses kegiatan belajar

mengaji.

Modern dalam istilah di pesantren mengajar di kelas maupun di luar kelas

pada nilai-nilai yang secara langsung antara guru dan

ialah

berkonotasi

komodernan yang positif seperti disiplin, peserta didik. Jadi pelaksanaan adalah

rapi, tepat waktu, kerja keras. Termasuk interaksi guru dengan peserta didik

dalam rangka untuk menyampaikan nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam cara berpakaian santri

bahan ajar kepada peserta didik dan dengan simbol dasi, jas, dan rambut pendek

untuk mencapai tujuan pengajaran.

4. Penilaian (evaluation) Pondok Pesantren Modern adalah

ala militer.

Penilaian (evaluation) adalah kegiatan mengumpulkan,

mengolah

dan

(kholaf, ashriyah), yang merupakan kebalikan dari Pondok Pesantren Salaf

menyajikan data untuk masukan dalam (salafiyah, tradisional). Pondok pesantren

Modern memiliki konotasi yang bermacam- program yang sedang atau telah

macam. Tidak ada definisi dan kriteria pasti dilaksanakan. Penilaian

dilakukan

terhadap seluruh atau sebagian unsur- tentang pon-pes seperti apa yang memenuhi atau patut disebut dengan pesantren

unsur program

pelaksanaan program

pendidikan.

Di Indonesia mencatat, bahwa pondok Evaluasi program harus dan dapat

pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan diselenggarakan secara terus menerus,

berkala, dan sewaktu. Kegiatan evaluasi pribumi tertua di Indonesia (Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan

ini dapat dilakukan pada saat sebelum, Agama Islam, 2003 : 7). Secara garis

sedang, atau

setelah

program

besarnya, dijumpai dua macam pendapat pendidikan dilaksanakan. Evaluasi

yang mengutamakan tentang pandangannya merupakan kegiatan yang bermaksud

tentang asal usul pesantren, sebagai institusi

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 7

pendidikan Islam. Pertama pesantren adalah untuk menghasilkan data deskriptif berupa institusi pendidikan Islam, yang berasal dari

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tradisi mereka berkesimpulan, bahwa

dan perilaku yang diamati. pesantren lahir dari pola kehidupan

Penelitian ini merupakan penelitian tasawwuf, yang kemudian berkembang di

kualitatif yang berbentuk dalam jenis wilayah Islam, seperti timur tengah dan

penelitian lapangan (field research) yang afrika utara yang dikenal dengan sebutan

berusaha mengadakan penelitian ke lokasi Zawiyat. Kedua pesantren merupakan

dengan maksud kelanjutan dari tradisi hindu budha yang

secara

langsung

memperoleh data-data yang akurat, cermat sudah mengalami proses Islamisasi. Mereka

dan lebih lengkap.

melihat adanya hubungan antara perkataan Adapun pendekatan yang digunakan pesantren dengan kata shastri dari Bahasa

pada penelitian adalah pendekatan studi sanskerta (H. Ramayulis, 2012: .263).

kasus yaitu merupakan pengujian secara Meskipun dalam kondisi fisik yang

rinci terhadap, suatu latar, satu subyek, satu sederhana, pesantren ternyata mampu

tempat penyimpanan, atau peristiwa tertentu. menciptakan tata kehidupan tersendiri yang

Dalam penelitian ini studi kasus dititik unik, terpisah, dan berbeda dari kebiasaan

beratkan pada Manajemen Program Tahfizh umum. Bahkan lingkungan dan tata

Alquran di Pondok Pesantren Fathan kehidupan pesantren dapat dikatakan

Mubina di Desa Ciawi Kab Bogor Jawa sebagai

Barat supaya mendapatkan data deskriptif kehidupan masyarakat sekitarnya (Ahmad

berupa kata-kata tertulis yang disusun Damanhuri, Didin Hafidhuddin, Endin

berdasarkan data lisan, perbuatan, dan Mujahidin, 2013 : 32).

dokumentasi yang diamati secara holistik Sejalan dengan hal inilah, materi yang

dan bisa diamati secara konteks. diajarkan di pondok pesantren semuanya

Sumber data dalam penelitian adalah terdiri dari materi agama yang berlangsung

Subjek dari mana data dapat diperoleh. dihali dari kitab-kitab klasik yang berbahasa

Adapun menurut Lofland dan Lofland, arab. Akibat perkembangan zaman dan

seperti dikutip oleh Moleong, “Sumber data tuntutannya, tujuan pondok pesantren pun

utama dalam penelitian kualitatif adalah bertambah dikarenakan peranannya yang

kata-kata, tindakan, selebihnya adalah signitifikan, Tujuan itu adalah (4) berupaya

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (S. meningkatkan pengembangan masyarakat di

Margono, 2003: 36).

berbagai sektor kehidupan. Sedangkan karakteristik dari data Namun sesungguhnya, toga Tujuan

pendukung berada dalam bentuk data terakhir adalah manifestasi dari hasil yang

tambahan dalam penelitian ini dapat dicapai pada tujuan pertama, tafaqquh fid-

berbentuk surat-surat, daftar hadir, data din. Tujuan ini pun pun semakin

statistik ataupun segala bentuk dokumentasi berkembang sesuai dengan tuntutan yang

yang berhubungan fokus penelitian. ada pada saat pondok pesantren itu berdiri

Dalam penelitian yang penulis lakukan (Ahmad Damanhuri, Didin Hafidhuddin,

ini sumber datanya meliputi 3 unsur, yaitu: Endin Mujahidin, 2013 : 9).

(1) Persona yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan

atau jawaban Penelitian ini merupakan jenis penelitian

tertulis.(Suharsimi Arikunto, 2013: 172). kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu sebuah

Ucapan Pengasuh, Uztadz penanggungjawab penelitian yang menggunakan prosedur

tahfizh, santri tahfizh dan pihak-pihak yang

8 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

terkait dalam penelitian ini yang penulis ini. Peneliti dapat mengajukan berbagai amati dan wawancarai mejadi sumber data

pertanyaan berikutnya yang lebih terahah utama yang dituangkan melalui catatan

pada suatu tujuan. Berikut ini beberapa tertulis. (2) Tempat yaitu sumber data yang

contoh garis besar bentuk pertanyaan yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam

diajukan dalm wawancara: (1) Pertanyan dan bergerak. (Suharsimi Arikunto, 2013:

tentang tujuan program tahfizh Pondok 172) Data yang berupa kondisi fisik yayasan

Pesantren Fathan Mubina, (2) Pertanyaan dan juga aktivitas yang dialami sehari-hari

tentang berkenaan sistem pembelajaran oleh seluruh komunitas yang ada di yayasan

tahfizh Pondok Pesantren Fathan Mubina menjadi sumber data pendukung yang

dan metode tahfizh Alquran Pondok diwujudkan melalui rekaman gambar. (3)

Pesantren Fathan Mubina, (3) Pertanyaan Sumber tulisan yaitu sumber data yang

tentang faktor-faktor penghambat dan menyajikan tanda-tanda berupa huruf,

pendukung serta pengembangan budaya angka, gambar, atau simbol-simbol lain.

menghafal Alquran, (4) Pertanyaan tentang (Suharsimi Arikunto, 2013: 172) Sumber

pengembangan sumber daya manusia data ini diperoleh dari buku-buku, dokumen,

pengembangan sarana prasarana. arsip, dan lain sebagainya. Data yang

Observasi

penulis kumpulkan dari Pondok Pesantren Fathan Mubina data yang berkaitan dengan

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan fokus penelitian. Jika dicermati dari segi

pencatatan secara sistematik terhadap gejala sifatnya, maka data yang dikumpulkan

yang tampak pada objek penelitian. (S. adalah data kualitatif berupa kata-kata dan

Margono, 1997:158) Di dalam penelitian ini bahasa tertulis, kata-kata subjek yang

penulis menggunakan teknik observasi kemudian diubah dalam bahasa tulis, dan

partisipan dimana peneliti datang ke tempat fenomena

yang akan diteliti dan diamati. diabtraksikan dalam Bahasa tulis.

Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan

Teknik Pengumpulan Data

oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang

Wawancara mendalam

akan observasi. (S. Margono, 1997:161) Wawancara adalah suatu percakapan yang

Observasi dan pengamatan yaitu diarahklan pada suatu masalah tertentu.

peneliti terjun langsung dan ikut serta dalam (Imam Gunawan, 2014: 160) Wawancara

kegiatan program Tahfizh Alquran di mendalam merupakan wawancara yang

Pondok Pesantren Fathan Mubina. bebas dimana peneliti tidak menggunakan

Tujuan Observasi ini adalah untuk pedoman wawancara yang telah tersusun

mengetahui bagaimana proses program secara sistematis dan lengkap untuk

tahfizh yang diajarkan pada santri di Pondok pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

pesantren Fathan Mubina meliputi: (a) yang digunakan hanya berupa garis-garis

Bagaimana proses program pembelajaran besar permasalahan yang akan ditanyakan.

tahfizh Alquran dalam kelas, baik cara guru (Sugiono, 2011: 140)

mengajar hafalan baru, mengulang serta Wawancara

proses lainya. (b) Bagaimana tanggapan mendalam kepada sejumlah responden yakni

dilakukan

secara

santri-santri melalui gerak gerik serta sikap para ustadz penanggung jawab program

lain yang diamati. (c) Sarana dan prasarana tahfizh di pondok pesantren Fathan Mubina

yang digunakan di Pondok pesantren Fathan yang memiliki kaitannya dengan penelitian

Mubina.

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 9

ustadz, beserta pihak lain yang berkaitan.

Dokumentasi

Lebih jauh lagi, hasil wawancara tersebut kemudian ditelaah kembali dengan basil

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa pengamatan yang dilakukan selama masa yang sudah berlalu. Dokumen berbentuk

penelitian untuk mengetahui bagaimanakah tulisan,

Program Tahfizh, monumental dari seseorang. (Sugiono, 2011:

bagaimanakah sistem pengajaran Ustadz. 329). Setiap bahan tertulis atau tulisan yang

Setelah semua data terkumpul, langkah memuat informasi. Biasanya ditulis di atas

berikutnya adalah menjelaskan objek kertas dan informasinya ditulis memakai

permasalahan secara sistematis serta tinta baik memakai tangan atau memakai

memberikan analisis terhadap objek kajian media elektronik (printer). Teknik ini

tersebut.

peneliti gunakan untuk mencari data-data

memberikan penjelasan yang berupa catatan atau tulisan yang

Dalam

mengenai data yang diperoleh digunakan berkaitan dengan pelaksanaan manajemen

metode deskriptif kualitatif yaitu suatu program tahfizh Alquran di Pondok

yang berusaha pesantren Fathan Mubina, di antaranya: (a)

metode

penelitian

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, Profil, visi, misi dan tujuan Pondok

kejadian yang bersifat sekarang. Jadi pesantren Fathan Mubina. (b) Kurikulum

digunakannya metode deskriptif adalah program tahfizh Alquran di Pondok

untuk mendeskripsikan proses program pesantren Fathan Mubina berupa struktur

pembelajaran Tahfizh Alquran di Pondok Yayasan dan lain-lainnya. (c) File atau

Pesantren Fathan Mubina. dokumen mengenai data guru dan santri. (d)

penelitian ini penulis Foto-foto gedung sekolah dan di kelas ketika

Untuk

menggunakan teknik analisis data Model pembelajaran berlangsung.

Miles dan Hubermen bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

Prosedur Analisis Data

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

Analisis data adalah proses mencari dan sudah jenuh. (Sugiono, 2014: 246) Maka menyusun secara sistematis data yang

analisis data yang dilakukan akan melalui diperoleh dari hasil wawancara, catatan

beberapa tahapan yaitu data reduction lapangan, dokumentasi, dengan cara

(reduksi data), data display (penyajian data), mengorganisasikan data kedalam kategori,

drawing/verification menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih Data Reduction (Reduksi Data) yaitu mana yang penting dan yang akan dipelajari,

mereduksi data berarti merangkum, memilih dan membuat kesimpulan sehingga mudah

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal difahami oleh diri sendiri maupun orang

yang penting, dicari tema dan polanya. lain. (Sugiono, 2014: 244)

Dengan demikian data yang telah direduksi Analisis data ini digunakan untuk

akan memberikan gambaran yang lebih menyusun, mengolah, dan menghubungkan

jelas, dan mempermudah peneliti untuk semua data yang diperoleh dari lapangan

melakukan pengumpulan data selanjutnya, sehingga menjadi sebuah kesimpulan atau

dan mencarinya bila diperlukan. (Sugiono, teori. Dalam analisis data dilakukan

2014: 247). Data yang direduksi adalah pengecekan data yang berasal dari

mengenai proses program pembelajaran wawancara dengan pengasuh, murabbi,

Tahfizh Alquran di Pondok Pesantren

10 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

Fathan Mubina yang terkumpul, baik dari

Pemeriksaan Keabsahan Data

hasil penelitian lapangan atau kepustakaan dibuat sebuah rangkuman.

Keabsahan data merupakan konsep penting Data Display (penyajian data) yaitu

yang diperbaharui dari konsep kesahihan penyajian

(validitas) dan keterandalan (reliabilitas). sekumpulan informasi yang tersusun, maka

Penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk akan memudahkan untuk memahami apa

melakukan ini mutlak dituntut secara yang

objektivitas, untuk memebuhi kriteria ini selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dalam penelitian maka kesahihan (validitas) difahami tersebut. (Sugiono, 2014: 249).

dan keterandalan (reliabilitas) harus Setelah itu melalui penyajian data, maka

dipenuhi kalau tidak maka proses penelitian data dapat terorganisasikan sehingga akan

itu perlu dipertanyakan keilmiahannya. semakin mudah dipahami. Sajian data

(Iskandar, 2013: 230)

tersebut dimaksudkan untuk memilih data Untuk menguji keabsahan data yang yang sesuai dengan kebutuhan peneliti

dikumpulkan, maka peneliti menggunakan tentang program pembelajaran Tahfizh

teknik kepercayaan (credibility) dalam Alquran di Pondok Pesantren Fathan

Perpanjangan Mubina. Ini artinya data yang telah

penelitian.

keikutsertaan/Pengamatan. Keikutsertaan dirangkum tadi kemudian dipilih, sekiranya

menentukan dalam data mana yang diperlukan untuk penulisan

peneliti

sangat

pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut laporan penelitian.

tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, Penyajian data dapat berupa grafik,

memerlukan perpanjangan matrik maupun table. Data yang disajikan

tetapi

keikutsertaan pada latar penelitian. (Lexy J. tersebut diantra lain sejarah berdirinya

Moleong, 2011: 327) Dengan perpanjangan Pondok Pesantren Fathan Mubina, letak

keikutsertaan maka peneliti kembali ke geografis, kondisi lingkungan, keadaan

melakukan pengamatan, guru, keadaan santri, proses program tahfizh

lapangan,

wawancara kembali dengan sumber data Alquran, visi-misi, sarana prasarana dan

yang pernah ditemui maupun yang baru. (2) seluruh hasil penelitian.

Ketekunan, (3) Conclusion

Meningkatkan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan (kesimpulan)

Drawing/

verification

pengamatan secara lebih cermat dan Langkah ketiga yaitu penarikan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini

maka kepastian data dan urutan peristiwa akan diakui dengan bukti- bukti yang

akan dapat direkam secara pasti dan diperoleh ketika penelitian di lapangan.

sistematis. (Sugiyono, 2015: 370) Sebagai Verifikasi

untuk meningkatkan penentuan data akhir dari keseluruhan

ketekunan adalah dengan cara membaca proses

berbagai referensi buku maupun hasil keseluruhan

penelitian atau dokumentasi-dokumentasi program pembelajaran Tahfizh Alquran di

permasalahan

mengenai

yang terkait dengan temuan yang diteliti. (3) Pondok Pesantren Fathan Mubina dapat

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini terjawab

diartikan sebagai pengecekan data dari permasalahannya.

sesuai dengan data

dan

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. (Sugiyono, 2015: 372) (a) Triangulasi

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

sumber

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 11

mengecek data yang telah diperoleh melalui sebuah perencanaan pembelajaran yang baik berbagai sumber. Peneliti mengecek data

atau lebih terperinci akan membuat guru melalui beberapa narasumber yaitu sumber

lebih mudah dalam hal penyampaian materi pertama pimpinan; yang kedua coordinator

pembelajaran, pengorganisasian peserta program

didik di kelas, maupun pelaksanaan evaluasi ekstrakurikuler tahfizh Alquran atau

pembelajaran baik proses ataupun hasil penanggung jawab tahfizh Alquran; yang

belajar.

ketiga para santri. (b) Triangulasi teknik Sebelum merencanakan program untuk menguji kredibilitas data dilakukan

tahfizh di Pondok Pesantren Fathan Mubina dengan cara mengecek data kepada sumber

terlebih dahulu sudah diadakan rapat dengan yang sama dengan teknik yang berbeda.

unsur yang terkait langsung sebagai Peneliti mengecek data melalui beberapa

pelaksanaan program tahfizh seperti teknik yang digunakan yaitu wawancara,

Pimpinan Pondok, Kepala Sekolah, observasi

koordinator tahfizh, dan para instruktur Menggunakan bahan referensi yang di

tahfizh. Dalam rapat tersebut membahas maksud dengan bahan referensi di sini

perencanaan pembelajaran tahfizh Alquran adalah

untuk masa yang akan datang. Dengan membuktikan data yang telah ditemukan

adanya rapat ini diharapkan perencanaan oleh peneliti. Maka peneliti menggunakan

pembelajaran dapat lebih terencana. rekaman saat melakukan wawancara untuk

Dalam proses perencanaan Program dapat mendukung validitas data yang

Tahfizh Alquran di Pondok Pesantren diperoleh.

Fathan Mubina ada beberapa tahapan- tahapan. Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan tersebut:

HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Materi Program Tahfizh

Alquran

Deskripsi Data

Materi hafalan Tahfizh Alquran di Pondok

Manajemen Tahfizh Alquran di Pondok

Pesantren Fathan Mubina mulai tahun

Pesantren Fathan Mubina

pelajaran 2004-2005 atas kebijakan yayasan dan para Asatidz yakni dari kelas 1

Perencanaan Program Tahfizh Alquran

materinya juz 30 yakni Juz amma secara

di Pondok Pesantren Fathan Mubina

bertahap dan berangsur-angsur surat demi surat di iringi dengan perbaikan bacaan

Program adalah rangkaian kegiatan-kegiatan atau seperangkat tindakan untuk mencapai

Alquran (Tahsinul Qur’an) para santri yang belum lancar dalam bacaannya. Sedangkan

tujuan. Perencanaan program merupakan untuk mengembang suatu rencana, prosedur

untuk kelas 2-5 materinya juz 1-7 secara bertahap dan berangsur-angsur ayat demi

kerja dengan metode yang baru dan ayat dan surat demi surat, selanjutnya kelas

mengembangkan

kebijakan-kebijakan

6 materinya meneruskan atau mengulangi berupa aturan dan ketentuan. Tujuan

materi yang dulu yakni juz 30 dan juz 1-7. perencanaan

program adalah

untuk

meningkat kemampuan guru dalam proses Karena untuk mengejar target minimal yang sudah ditetapkan. (Hasil wawancara, Ustadz

pelaksanaan program

karna

yang

Mus Ahmad Khoirul Huda, 10/2/2016) menentukan suatu keberhasilan proses

Adapun materi dan target hafalan perencanaan program adalah guru itu

kelas satu adalah juz 30 yakni surat An- sendiri, hal ini didasarkan dengan membuat

12 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

Naba’ sampai surat An-nas, kelas dua adalah wawancara, Ustadz Mus Ahmad Khoirul juz 1-2 yakni surat al-baqorah ayat 1-252,

Huda, 10/2/2016) Maka di pondok pesantren kelas tiga adalah juz 3 yakni surat al-

fathan mubina mengajurkan kepada ustazh Baqorah ayat 253-286 dan surah Ali Imran

penanggung jawab tahfizh dalam pembuatan ayat 1-91 serta ditambah atau mengulangi

perangkat perencanaan pembelajaran seperti dengan materi yang dulu yakni Juz 30 dan

Kalender pendidikan, perhitungan pekan Juz 1-2 , kelas empat adalah juz 4-5 yakni

efektif dan jam tatap muka, Prota (Program surat ali Imron ayat 92-200 dan surat an

tahunan), Prosem (Program semester). nisa’ ayat 1-147, kelas lima adalah juz 6-7

Dan setelah akhir kenaikan kelas surat An Nisa’ ayat 148-176, surat Al

nantinya program-program perencanaan dan Maidah ayat 1- 120 dan surat An An’am ayat

seluruh lembar penilaian dari hasil hafalan 1-110, dan kelas 6 mengulangi materi atau

santri disusun dan dikumpulkan, diserahkan muraja’ah dari kelas satu sampai kelas 5

kepada ustadz koordintor tahfizh. Hal ini yakni juz 30 dan juz 1-7.

dilakukan sebagai bentuk laporan akhir pertanggung jawaban tugas mengajar

Penentuan Alokasi Waktu Jam Pelajaran

program tahfizh. Dengan menyusun Alokasi waktu sebagai acuan terkiranya

program-program perencanaan pembelajaran berapa lama waktu yang akan terpakai

tersebut, diharapkan kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan

Tahfizh Alquran akan menjadi terarah dalam proses belajar anak didik dalam

dengan baik.

materi yang telah ditentukan. Alokasi suatu

hal yang sangat perlu diperhatikan untuk

Pelaksanaan Program Tahfizh Alquran

memperkirakan jumlah jam pelaksanaan

di Pondok Pesantren Fathan Mubina

program pembelajaran

yang

akan

Pelaksanaan kegiatan program adalah diperlukan. Melihat materi dan target

sebagai titik yang dilakukan secara hafalan yang sangat banyak tersebut, oleh

terencana oleh pendidik dalam rancangan karenanya Pondok Pesantren Fathan Mubina

pelaksanaan yang telah disusun dengan baik memberikan waktu yang sangat banyak

di dalam target materi maupun rencana pula. Sehingga perminggunya 6 jam mata

pembelajaran. Karena itu dalam pelaksanaan pelajaran yakni 1 jam setiap hari awal

kegiatan ini harus memiliki hal yang memulai pembelajaran. Jadi setiap hari ada

menunjukkan penerapan langkah-langkah pelajaran tahfizh Alquran. dan di tambah

metode dan strategi kegiatan belajar dengan waktu setelah subuh dan setelah

mengajar.

magrib. (Hasil wawancara, Ustadz Syahrul Dalam penerapan ini mempunyai

Mubarok, S.Hi, 10/2/2016). beberapa langkah yang harus dilakukan

dalam pembelajaran tahfizh diantaranya:

Membuat Perangkat

Perencanaan

Pembelajaran Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Tahfizh Alquran

Dalam pembuatan

perencanaan

pembelajaran, dari hasil wawancara dengan Pelaksanaan pembelajaran mempunyai Ustadz Mus Ahmad Khoirul Huda selaku

meliputi kegiatan koordinator program tahfizh di Pondok

langkah-langkah

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan Pesantren Fathan Mubina mengatakan

penutup. Dan hasil dari wawancara dan bahwa dalam setiap pembelajaran yang

pengamatan proses program pembelajaran tersusun rapi pasti ada namanya perangkat

Tahfizh Alquran di Pondok Pesantren perencanaan

pembelajaran.

(Hasil

Fathan Mubina, ada berapa tahapan yang

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 13

dilakukan oleh ustadz-ustadz tahfizh dalam

Materi Setiap Pertemuan

proses kegiatan pembelajaran di kelas Sesuai dengan materi dan target hafalan

kurang lebihnya yaitu sebagai berikut: yang telah dijelaskan di atas. Untuk

mewujudkan target hafalan pada Santri koordinator tahfizh dan para ustadz

Pondok Pesantren Fathan Mubina, maka penanggung

melakukan pembiasaan untuk senantiasa setiap pertemuan disesuaikan dengan standar prosedur pelaksanaan program tahfizh, oleh

berdoa bersama

santri

sebelum

karena itu para santri diwajibkan menghafal melaksanakan

atau

memulaikan

minimal 1 halaman. Semua itu tergantung pelajaran. Dan setelah itu menanyakan

dari kemampuan hafalan santri, guru ustadz kehadiran santri, kemudian memotivasi

dan membuat gairah belajar anak untuk dapat memberikan himbauan minimal 1 halaman, jika anak bisa lebih dari yang

menghafal Alquran dan setelah itu muraja’ah bersama-sama dan bagi kelas 1 dihimbaukan itu lebih bagus, tetapi jika anak

tidak bisa dan sulit sekali untuk menghafal, itu diawali dengan kegiatan tahsin.

2) maka disuruh untuk tadarus atau muraja’ah

Kegiatan inti. Dalam tahap ini ustazh penanggung jawab tahfizh melakukan

saja, yang terpenting gairah anak untuk menghafal Alquran sudah muncul dan masih

serangkaian aktivitas dalam pembelajaran ada. (Hasil wawancara, Ustadz Mus Ahmad

dengan membimbing santri untuk Khoirul Huda, 10/2/2016)

menghafal Alquran. Untuk kelas 1 cara Adapun materi untuk pertemuan

proses penghafalannya dilakukan dengan tahsin dan membaca dengan bersama-

muraja’ah itu tergantung pada batas hafalan sama dituntut oleh ustadz-ustadznya

santri dan untuk materi pertemuan ta’lim tergantung pada kelompok masing-masing

dengan mengulang-ulang

bacaan

dan kepada ustadz yang membimbing perkata/perlafadz, dan secara tidak

sekaligus memantau perkembangan santri. langsung

sendirinya. Sedangkan kelas 2 sampai Biasanya materi untuk ta’lim adalah kelas 1.

Melihat kemampuan anak dalam membaca kelas 6 para ustadz meminta santri

Alquran berbeda-beda, maka batas tadarus menghafal sendiri dengan memberikan

untuk mentahsin anak kelompok satu kurang lebih 20 menit untuk menghafal 1

dengan kelompok yang lainnya berbeda halaman. Setelah dirasa banyak santri

yang hafal, ustadz kemudian memanggil sehingga materinya juga sedikit berbeda. Teknik yang digunakan instruktur

satu persatu santri untuk setoran hafalan tahfizh pada Program tahfizh Pondok

dengan membawa buku pantauan tahfizh.

3) Kegiatan penutup. Dalam tahap ini para menyelesaikan semua setoran hafalan santri

Pesantren

Fathan

Mubina untuk

ustadz muraja’ah lagi terhadap ayat yang tadi dihafal. Kemudian ustadz menyuruh

agar sesuai dengan waktu pembelajaran yang diberikan yaitu dengan memberikan

santri yang belum setoran hafalan, untuk target minimal setoran 1 halaman. Hal ini

menghafal di asrama dan di setor lagi dilakukan agar seluruh santri mendapat

setelah magrib dan setelah subuh. Setelah bimbingan. Selain itu juga agar hafalan yang

itu ustadz menutup pembelajaran dengan membaca Shodaqallahul Adzim, dan

disetorkan betul-betul sudah mantap. berdo’a bersama-sama. Materi bimbingan yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tahfizh Alquran pada Pondok Pesantren Fathan Mubina:

14 Ridwan Manajemen Program Tahfizhl Alquran

1) Tahsin yaitu memperdengarkan bacaan Sedangkan pelaksanaan pembelajaran Alquran dengan melihat mushaf Alquran

tahfizh kelas 2-6 yaitu santri menyetorkan kepada

hafalannya kepada instruktur dengan cara memperbaiki bacaan santri agar dapat

satu persatu. Bimbingan tahsin dilakukan membaca Alquran sesuai dengan qaidah

apabila santri melakukan kesalahan pada tajwid, ini biasanya dipakai sama

saat menyetorkan hafalan. Setelah santri tingkatan kelas 1.

mampu menyelesaikan hafalan 1 surah maka

2) Setoran (tahfizh),

dilakukan ujian tahfizh 1 surah. menyetorkan

para

santri

Berbeda dengan santri kelas 1 yang instruktur tahfizh satu persatu secara

hafalan

di hadapan

berada pada program tahfizh reguler, santri bergiliran.

pada tahfizh kelas 2-6 ini sudah memahami

3) Pengulangan hafalan (muraja’ah), santri bagaimana cara menghafal, sehingga mereka melakukan muraja’ah secara individu,

dapat menghafal Alquran setengah sampai berpasangan, dan muraja’ah bersama.

satu halaman setiap harinya, selain itu mereka lebih mudah diatur sehingga

Berdasarkan hasil observasi dan mempermudah ustadz tahfizh untuk wawancara terhadap pelaksanaan kegiatan

mengaturnya tanpa di komando lagi mereka bimbingan tahfizh Alquran untuk santri

sudah dapat mengetahui apa yang harus tahfizh kelas 1 ada sedikit perbedaan dengan

mereka lakukan.

pelaksanaan pembelajaran tahfizh. Pada Setengah jam setelah magrib dan subuh tahfizh kelas 1, metode bimbingan

mereka dengan sendirinya murajaah Alquran dilaksanakan dengan setoran tahsin dan

secara berpasang-pasangan. Setelah itu setoran hafalan (tahfizh). Tahsîn diberikan

santri menyetorkan hafalannya kepada khusus bagi santri yang kemampuan

instruktur dengan cara satu persatu. Apabila membaca Alqurannya masih kurang kepada

santri melakukan kesalahan pada saat instruktur tahfizh. Santri menyetorkan

menyetorkan hafalan, maka instruktur hafalannya kepada instruktur dengan cara

tahfizh langsung membetulkannya. Sesuai satu persatu dan Instruktur tahfizh menerima

dengan materi hafalan yang terdapat pada setoran hafalan santri sambil membetulkan

Pondok Pesantren Fathan Mubina, maka bacaannya apabila terjadi kesalahan pada

setiap pertemuan disesuaikan dengan standar saat menghafal. Setelah santri mampu

prosedur pelaksanaan program tahfizh, menyelesaikan hafalan 1 halaman maka

setiap hari para santri dapat menyetorkan dilakukan ujian tahfizh perhalaman.

hafalannya minimal 1 halaman, jika santri Selain kegiatan tahsin dan tahfizh,

bisa menyetorkan hafalan Alquran melebihi kegiatan muraja’ah juga dilaksanakan pada

apa yang dihimbaukan itu lebih bagus. pembelajaran tahfizh Alquran santri kelas 1.

Tetapi jika santri tidak bisa atau sulit sekali Santri melakukan setoran tahfizh dan

untuk menghafal Alquran, maka mereka di muraja’ah setiap kali pertemuan. Muraja’ah

suruh untuk tadarus atau murâja’ah saja. dilakukan dengan cara bersama-sama setelah

Yang paling terpenting disini ialah gairah melaksanakan shalat magrib dan setelah

anak untuk menghafal Alquran sudah subuh sesekali muraja’ah dilakukan dengan

muncul. Adapun materi untuk pertemuan cara berpasangan, dan sesekali bersama-

murâja’ah itu tergantung pada batas hafalan sama secara bergiliran ayat demi ayat.

berbeda-beda sehingga Banyaknya hafalan yang dibaca tergantung

santri

yang

materinya pun sedikit berbeda. dari komando instruktur tahfizh.

Melihat materi hafalan dan jam pelajaran yang banyak tersebut memang sudah baik,

Ta’dibi ISSN 2442-4994 Volume 5 Nomor 1, April 2016 15

karena tetap memperhatikan kondisi menghafal juga dapat menfasihkan dan psikologis anak.

mentartilkan dalam membaca Alquran. Untuk pelaksanaannya pertama, ustadz-

Metode yang digunakan

ustadznya membacakan ayat-ayat yang Salah satu faktor yang terpenting dan tidak

dan santrinya boleh diabaikan dalam pelaksanaan

akan

dihafal

kemudian murid pembelajaran adalah adanya metode yang

mendengarkan,

melantunkan bersama-sama. Hal seperti tepat untuk mentransfer materi yang

itu dilakukan secara berulang-ulang terus diajarkan. Oleh karena itu penggunaan

anak terbiasa metode pembelajaran harus memperhatikan

menerus

sampai

mendengarkannya. Setelah ayat-ayat itu kekhasan masing-masing materi pelajaran,

dapat mereka baca dengan baik dan kondisi santri serta persediaan sarana dan

benar, dengan sedikit demi sedikit prasarana.

mencoba melepaskan mushaf (menutup Proses program Tahfizh Alquran

mushaf) dan demikian seterusnya Pondok

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25