EKSTERNALITAS EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN ekonomi

MAKALAH
EKONOMI PUBLIK
“EKSTERNALITAS EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
DAERAH (STUDI KASUS KAWASAN WISATA GUNUNG KIDUL,
YOGYAKARTA)”

Disusun Oleh
Khairani Pambudhi Utami
F1117036

Dosen
Yogi Pasca Pratama SE, M.Si

EKONOMI PEMBANGUNAN B (TRANSFER)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
1

DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... 1

HALAMAN DAFTAR ISI ....... ...................................................................... 2
DAFTAR TABEL .................. ...................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .............. ...................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........ ...................................................................... 5
BAB II RUMUSAN MASALAH
2.1 Rumusan Masalah .. ...................................................................... 9
2.2 Tujuan Penelitian .... ...................................................................... 9
2.3 Manfaat Penelitian .. ...................................................................... 9
BAB III KAJIAN LITERATUR
3.1 Eksternalitas ........... .................................................................... 10
3.2 Pembangunan Ekonomi ............................................................... 11
3.3 Metode .................... .................................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN ....... .................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN ......... .................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............. .................................................................... 18

2

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.............................. ...................................................................... 6
Tabel 1.2.............................. ...................................................................... 7
Tabel 1.3.............................. ...................................................................... 8
Tabel 4.1.............................. .................................................................... 15

3

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.......................... .................................................................... 15

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini merupakan salah satu sektor
yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan taraf perekonomian di
Indonesia dan merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa

terbesar di Indonesia. Melemahnya penerimaan negara dari sektor lain
seperti minyak bumi dan gas bumi menyebabkan pemerintah harus
mengarahkan potensi lain yang dimiliki oleh Indonesia untuk dikembangkan
sehingga diharapkan mampu membantu perekonomian di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang banyak tersebar seluruh
wilayah. Indonesia juga memiliki berbagai macam potensi wisata, baik itu
wisata alam maupun wisata budaya, mengingat Indonesia merupakan
wilayah kepulauan dan terdapat berbagai macam suku, budaya dan adat
istiadat.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya (2017) perolehan devisa
negara dari sektor pariwisata sejak tahun 2016 mengalami penigkatan
pemasukan dibandingkan dengan pemasukan dari migas. Devisa dari
sektor pariswisata pada tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu
sebesar US$ 13,568 miliar yang berada di posisi kedua setelah CPO US$
15,965 miliar. Pada tahun 2015, devisa di sektor pariwisata sebesar US%
12,225 miliar atau berada di bawah posisi migas yaitu sebesar US$ 18,574
miliar, CPO sebesar US$ 16,427 dan batu bara sebesar US$ 14,717 miliar.
Hal ini kemudian akan menyebabkan terjadinya eksternalitas yang positif
terhadap


perekonomian

di

Indonesia.

Berikut

adalah

perkembangan wisatawan mancanegara tahun 2016 dan 2017:

5

laporan

Tabel 1.1
Laporan Perkembangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
tahun 2016 - 2017
Bulan

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Jumlah
Sumber: kemenpar.go.id

Perkembangan Pariwisata 2016 – 2017
2016
814.303
888.309
915.019
901.095

915.206
857.651
1.032.741
1.031.986
1.006.653
1.040.651
1.061.055
10.405.947

2017
1.302.930
957.583
1.066.588
1.142.180
1.150.067
1.111.616
1.379.961
1.404.664
1.213.640
1.158.559

1.002.333
12.678.883

Di Indonesia saat ini terjadi perubahan kecenderungan perilaku,
masyarakat menjadi lebih senang berwisata, hal ini disebabkan oleh
kejenuhan yang terjadi terhadap tempat wisata buatan seperti halnya mall,
dan pada akhirnya masyarakat di Indonesia lebih memilih untuk berkunjung
ke wisata alam. Hal tersebut kemudian menyebabkan membangkitkan
semangat untuk mengembangkan obyek wisata alam yang ada di
Indonesia.
Peran alam sangat penting bagi pengembangan sumber daya alam
dalam sektor kepariwisataan.

Pengembangan

di sektor pariwisata

mempunyai pengaruh yang cukup kuat sebagai perkembangan wilayah di
daerah sekitar obyek wisata. Wisata alam di Indonesia dapat memberikan
kesempatan bagi masyarakat disekitar untuk mengelola tempat tersebut

sesuai dengan potensi alam sekitar yang ada. Di Indonesia, khususnya
wilayah D.I Yogyakarta terdapat wisata alam yang sangat potensial yaitu
Gunung Kidul. Kabupaten Gunung Kidul memiliki banyak tempat wisata
yang dapat menarik pengunjung, tidak hanya wisata budayanya tetapi
disana terdapat banyak pantai, gunung dan goa yang sangat indah.

6

Dari sekian banyak sektor, sektor pariwisata adalah salah satu sektor
yang selalu meningkat ranking devisanya dibandingkan dengan sektorsektor lain, berikut dapat dilihat lebih rinci kenaikan ranking devisa
pariwisata:
Tabel 1.2
Ranking Devisa Pariwisata Terhadap 11 Ekspor Barang Terbesar Tahun
2011 - 2015
2011
Jenis
Komoditi
Minyak & gas
bumi
(41.477,10)

Batu bara
(27.221,80)

2012
Jenis
Komoditi
Minyak & gas
bumi
(36.997,00)
Batu bara
(26.166,30)

2013
Jenis
Komoditi
Minyak & gas
bumi
(32.633,20)
Batu bara
(24.501,40)


2014
Jenis
Komoditi
Minyak & gas
bumi
(30.318,80)
Batu bara
(20.819,30)

2015
Jenis
Komoditi
Minyak & gas
bumi
(18.552,10)
Batu bara
(15.943,00)

3


Minyak kelapa
sawit
(17.261,30)

Minyak kelapa
sawit
(18.845,00)

Minyak kelapa
sawit
(15.839,10)

Minyak kelapa
sawit
(17.4646,90)

Minyak kelapa
sawit
(15.385,20)

4

Karet Olahan
(14.258,20)

Karet Olahan
(10.394,50)

Pariwisata
(10.054,15)

Pariwisata
(11.166,13)

Pariwisata
(12.225,89)

5

Pariwisata
(8.554,39)

Pariwisata
(9.120,85)

Karet Olahan
(9.316,60)

Pakaian Jadi
(7.450,90)

Pakaian Jadi
(7.371,90)

6

Pakaian Jadi
(7.801,50)

Pakaian Jadi
(7.304,70)

Pakaian Jadi
(7.501,00)

Karet olahan
(7.021,70)

Makanan
Olahan
(6.456,30)

7

Alat Listrik
(7.364,30)

Alat Listrik
(6.481,90)

Alat Listrik
(6.418,60)

Makanan
Olahan
(6.486,80)

Karet Olahan
(5.842,00)

8

Tekstil
(5.563,30)

Tekstil
(5.278,10)

Makanan
Olahan
(5.434,80)

Alat Listrik
(6.259,10)

Alat Listrik
(5.644,80)

9

Makanan
Olahan
(4.802,10)

Tekstil
(5.293,60)

Tekstil
(5.379,70)

Tekstil
(4.996,00)

10

Bahan Kimia
(4.630,00)

Makanan
Olahan
(5.135,60)
Kertas dan
barang dari
Kertas
(3.972,00)

Kertas dan
Barang dari
Kertas
(3.802,20)

Kayu Olahan
(3.914,10)

Kayu Olahan
(3.815,80)

11

Kertas dan
barang dari
Kertas
(4.214,40)

Bahan Kimia
(3.636,30)

Kayu Olahan
(3.514,50)

Bahan Kimia
(3.853,70)

Kertas dan
Barang dari
kertas
(3.605,50)

12

Kayu Olahan
(3.288,90)

Kayu Olahan
(3.337,70)

Bahan Kimia
(3.501,60)

Kertas dan
Barang dari
Kertas
(3.780,00)

Bahan Kimia
(2.807,60)

No

1
2

Sumber: kemenpar.go.id

7

Potensi wisata yang terdapat di Gunung Kidul dapat menjadikan
sumber pendapatan daerah yang merupakan salah satu faktor utama untuk
melakukan peningkatan pembangunan di daerah Kabupaten Gunung Kidul.
Dari tahun ke tahun tempat wisata di daerah Gunung Kidul selalu ramai
oleh pengunjung yang menyebabkan meningkatnya pendapatan daerah.
Pembangunan

dan

pengembangan

obyek

wisata

dan

sarana

pendukungnya sangat diperlukan guna meningkatkan lagi daya tarik
wisatawan untuk berkunjung. Berikut adalah data pendukung jumlah
kunjungan wisatawan di Kab. Gunung Kidul:
Tabel 1.3
Jumlah Kunjungan Wisatawan DI Kab. Gunung Kidul tahun 2012 - 2016
No

Tahun

Mancanegara

Nusantara

1
2012
2.053
1.277.012
2
2013
3.558
1.818.693
3
2014
5.319
3.679.818
4
2015
2.642.759
5
2016
3.882
3.476.008
Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

Jumlah
1.279.065
1.822.251
3.685.137
2.642.759
3.479.890

Eksternalitas ekonomi merupakan dampak positif dari kegiatan alam
terhadap perekonomian masyarakat yang kemudian menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dampak lain dari eksternalitas yaitu
bersifat negatif apabila dampak tersebut menyebabkan kerugian atau
dengan kata lain disebut eksternalitas dis-ekonomi.

8

BAB II

2.1

Rumusan Masalah
Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu Kabupaten yang
berada di Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki cukup banyak wilayah
potensial untuk dijadikan kawasan wisata.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang eksternalitas Kab. Gunung
Kidul terhadap perekonomian daerah diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang wisata apa saja yang sangat berpotensi untuk meningkatkan
perekonomian daerah.

2.2

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengembangan wisata yang dilakukan di daerah wisata Kab.
Gunung

Kidul

sehingga

menimbulkan

eksternalitas

terhadap

perekonomian.

2.3

Manfaat Penelitian
1.

Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya
Merupakan referensi tambahan pembaca dan informasi bagi
yang sedang ingin melakukan penelitian dengan pokok permasalahan
yang sama.

2.

Bagi Pemerintah
Sebagai informasi bagi pemerintah daerah Kab. Gunung Kidul
eksternalitas ekonomi yang dihasilkan oleh daerah wisata di Kab.
Gunung Kidul.

9

BAB III
KAJIAN LITERATUR
3.1

Eksternalitas
Eksternalitas merupakan suatu dampak yang ditimbulkan oleh
aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh aktivitas ekonomi yang dilakukan
oleh suatu pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi yang lain (Surjanti
dkk, 2016: 151)
Menurut Idris (2016: 99) secara umum eksternalitas akan terjadi
apabila masyarakat mendapatkan dampak atau efek-efek tertentu diluar
barang atau jasa yang terkait langsung dengan mekanisme pasar. Dengan
kata lain ekternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak
tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun
yang merugikan.
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau
diderita oleh pelaku ekonomi sebagai akibat dari tindakan pelaku ekonomi
tersebut (Widjajanta dan Widyaningsih, 2001: 85)
Eksternalitas ekonomi adalah efisiensi usaha berkat membesarnya
skala usaha yang telah didapat dari keseluruhan usaha, karena investasi
yang besar itu kemudian memberikan manfaat kepada semuanya (Sicat
dkk, 2009: 358)
Menurut Rosenb (1988) pada Kurniawan (2017) eksternalitas terjadi
ketika aktivitas suatu satu kesatuan yang mempengaruhi kesejahteraan
kesatuan yang lain yang terjadi diluar mekanisme pasar.
Menurut Prasetyia (7) eksternalitas dibagi menjadi 2 macam jika
dilihat dari segi dampaknya:
1.

Eksternalitas positif
Eksternalitas positif yaitu tindakan seseorang yang memberikan
manfaat bagi orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasinya
didalam pasar.

2.

Eksternalitas negatif
Eksternalitas negatif merupakan biaya yang dikenakan kepada
orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif.

10

Sedangkan jenis-jenis eksternalitas menurut Dagupta dan Pearce
seperti dikutip dari Prasetyia (11) adalah:
1.

Eksternalitas uang / Pecuniary externalities
Eksternalitas uang yaitu suatu tindakan yang mengacu pada
pengaruh produksi atau utilitas pada pihak ketiga karena terjadinya
perubahan permintaan.

2.

Eksternalitas teknikal / Technical eksternalities
Eksternalitas teknikah yaitu tindakan yang menyebabkan efek
fungsi produksi dan fungsi utilitas terpengaruh.

3.2

Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk menaikkan produk domestik bruto suatu negara atau daerah dalam
jangka panjang (Alam, 2007: 25).
Menurut Gunadi (2012: 121) pembangunan ekonomi yaitu akumulasi
kegiatan dalam rangka memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mencapai kemakmuran rakyat.
Menurut Todarro seperti dikutip dari Sukwiaty dkk (2006: 28)
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimensional
dimana proses tersebut melibatkan perubahan-perubahan besar dalam
struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembagalembaga nasional, termasuk juga percepatan pertumbuhan ekonomi serta
pengurangan dan pemberantasan kemiskinan absolut.
Pembangunan ekonomi adalah rangkaian usaha dan kebijakan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas
lapangan kerja, meratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan
ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor
primer ke sektor sekunder dan tersier (Kembauw dkk, 2016: 189)
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan per kapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara yang tentunya sangat bergantung dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) (Idris, 2016: 72).

11

Pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi disertai
dengan perubahan sikap pelaku ekonomi, kelembagaan dan struktur
ekonomi ke arah yang lebih baik (Arifin dan Hadi, 2009: 7).
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber
daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
pekerjaan yang baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
atau pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut menurut Arsyad (1999)
dikutip pada Sumarsono dkk (2017: 5).
Menurut Soeroso (2002: 45) terdapat tiga sifat penting yang terdapat
pada pembangunan daerah yaitu:
1.

Proses yang berarti perubahan yang terjadi secara bertahap dan terusmenerus

2.

Usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan riil per kapita

3.

Berlangsung dalam jangka panjang
Terdapat tiga tolak ukur dasar dalam pembangunan ekonomi

menurut Arifin dan Hadi (2009: 10)
1.

Kesempatan kerja penuh, yaitu semua faktor produksi dan semua
pelaku ekonomi ikut serta dalam kegiatan ekonomi

2.

Homogenitas, yaitu semua perilaku ekonomi memiliki faktor produksi
dan memiliki kesempatan berusaha dan kemampuan menghasilkan
yang sama

3.

Bekerjanya mekanisme pasar, yaitu interaksi antara pelaku ekonomi
dalam kegiatan ekonomi terjadi dalam keseimbangan pasar.

3.3

Metode
Metode

yang dilakukan

didalam penelitian

ini

menggunakan

pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan untuk mengetahui apa saja
eksternalitas yang dihasilkan oleh tempat wisata yang ada di Kab Gunung
Kidul sehingga dapat membantu pembangunan ekonomi daerah dari
penghasilan yang dihasilkan. Kemudian pengumpulan data dan informasi
akan dilakukan dengan cara mencari data dari sumber yang telah tersedia.

12

Menurut Denzin dan Lincoln (2011) dikutip pada Setyanto dkk (2015)
penelitian kualitatif merupakan suatu aktifitas berlokasi yang menempatkan
penelitiannya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari serangkaian praktik
penafsiran material yang membuat dunia menjadi terlihat. Praktik-praktik ini
mentransformasi dunia. Mereka mengubah dunia menjadi serangkaian
representasi yang mencakup berbagai catatan lapagan, wawancara,
percakapan, foto rekaman dan catatan pribadi. Dalam hal ini, penelitian
kualitatif melibatkan suatu pendekatan penafsiran yang naturalistik
terhadap dunia.
Menurut Cahyani dkk (2015) penelitian kualitatif memiliki 5 ciri pokok
karakteristik, yaitu:
1.

Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa
yang terjadi merupakan kajian utama penelitian kualitatif

2.

Memiliki

sifat

deskriptif

analitik.

Data

yang

diperoleh

berupa

pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikam dalam bentuk
uraian naratif bukan dalam bentuk angka-angka.
3.

Tekanan pada proses bukan hasil.

4.

Bersifat induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori,
tetapi dimulai dari fakta di lapangan.

5.

Mengutamakan makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang
mengenai suatu peristiwa.

13

BAB IV
PEMBAHASAN
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota yang yang aman
dan nyaman serta keramah tamahan masyarakatnya, menjadikan kota
Yogyakarta sebagai salah kota yang memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri
sehingga banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung. Kabupetan Gunung
Kidul merupakan salah satu Kabupaten yang berada di daerah D.I Yogyakarta.
Menurut web portal Gunung Kidul , bahwa Kabupaten Gunung Kidul adalah
salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dalam lingkungan D.I Yogyakarta yang sudah ditetapkan pada
tanggal 15 Agustus 1950 sesuai dengan UU no 15 tahun 1950 jo peraturan
pemerintah No 32 tahun 1950. Kabupaten Gunung Kidul memiliki banyak potensi
yang

dimiliki sebagai penopang

ekonomi seperti

pertanian, perikanan,

peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta pariwisata.
Seperti yang sudah diketahui bahwa pada masa pemerintahan Indonesia
saat ini, sektor pariwisata sedang gencar-gencarnya melakukan promosi agar
menarik para wisatawan. Dikarenakan sektor pariwisata merupakan salah satu
pemasukan devisa terbesar saat ini, dan juga sektor pariwisata merupakan
sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Dengan
kekayaan alam yang begitu melimpah dan keindahan yang dimiliki Kab. Gunung
Kidul memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karakteristik yang dimilik oleh
wisata di Kab. Gunung Kidul seperti pantai yaitu dengan pasir putih yang
menawan dan karang-karang menjadikan keunikan tersendiri dari obyek wisata
yang ada di Kab. Gunung Kidul.
Dengan keindahan tersebut pula, Kab. Gunung Kidul telah berhasil
meningkatkan jumlah wisatawan dari tahun ke tahun dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten lain yang berada di D.I Yogyakarta, hal tersebut dapat
dilihat dari grafik berikut:

14

4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000

2012

2,000,000

2013

1,500,000

2014

1,000,000
500,000
0
Kab. Sleman

Kab. Bantul

Kab. Kulon
Progo

Kab. Gunung
Kidul

Gambar 4.1
Grafik Jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten yang ada di Yogyakarta
tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Pariwisata D.I Yogyakarta

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jumlah pengunjung di Kab.
Gunung Kidul terus meningkat dari tahun 2012 yaitu sebesar 1.277.012 kemdian
pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.822.251 dan pada tahun 2014 meningkat
menjadi 3.685.137 pengunjung. Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan
dari tempat wisata yang ada di daerah wisata Kab. Gunung Kidul, walaupun
jumlah pengunjung tidak sebanyak daerah lain seperti daerah Kab. Sleman.
Kenaikan jumlah wisatawan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan
daerah, hal itu sangat menguntungkan bagi pemerintah khususnya pemerintah
D.I Yogyakarta. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tabel perkembangan
pendapatan daerah di Kab. Gunung Kidul:
Tabel 4.1
Perkembangan pendapatan asli daerah Kab. Gunung Kidul tahun 2012-2014

Sumber: Dinas Pariwisata D.I Yogyakarta

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah Kab. Gunung
Kidul pada tahun 2012 sebesar Rp 8.487.767.503 dengan prosentase kenaikan
sebesar 267,2%, lalu kemudian sempat menurun pada tahun 2013 menjadi Rp
15

8.168.857.392 dengan prosentase kenaikan sebesar -3,7% , tetapi pada tahun
selanjutnya yaitu tahun 2014 meningkat kembali menjadi sebesar Rp
17.415.255.557 dengan prosentase kenaikan sebesar 113,2%.
Dikarenakan dengan meningkatnya pendapatan daerah sangat membantu
bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah setempat untuk melakukan
pembangunan ekonomi yang lebih lanjut. Hal tersebut juga menyebabkan
peningkatan sektor usaha si Kab. Gunung Kidul, dapat terlihat dari desa-desa
wisata baru yang banyak bermunculan dengan menampilkan ciri khas yang
berbeda. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Kab. Gunung Kidul merupakan
wilayah dengan pertumbuhan usaha tertinggi yaitu sebesar 49,4%. Dari tahun
2006 lalu, jumlah usaha di Kab. Gunung Kidul hanya 75.300 buah kemudian
menjadi meningkat 112.600 buah hingga saat ini (Linangkung, 2016).

16

BAB V
KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa, sektor pariwisata di
Kab. Gunung Kidul telah menunjukkan pengaruhnya terhadap pendapatan
daerah. Dapat dilihat dari pengasilan daerah pada tahun 2012 sampai dengan
2014. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai pemasukan daerah guna melakukan
pembangunan ekonomi agar Kab. Gunung Kidul dapat terus mengembangkan
potensi yang ada didalamnya.

17

DAFTAR PUSTAKA
Alam S (2006). Ekonomi Jilid 1 [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=EByJXELGa7EC&pg=PT38&dq=pe
mbangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huMHY
AhUkT48KHa7mChwQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pembangunan%20eko
nomi%20adalah&f=false
Amdani, Suut (2008). Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Pantai DI Kabupaten
Gunung Kidul [Online]. Tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/967/1/E100020020.pdf
Bnasikh, Sumarsono, Hadi dan Muslikah (2017). Indegenous Ekonomi
Pembangunan Daerah [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=iE6DwAAQBAJ&pg=PA5&dq=tujuan+pembangunan+ekonomi&hl=id&sa
=X&ved=0ahUKEwjZzbnRp8LYAhWMqo8KHZEEDw4Q6AEIPzAF#v=o
nepage&q=tujuan%20pembangunan%20ekonomi&f=false
Chandra, Adhi Ardhan (2017, Oktober). Tiga tahun Jokowi – JK, Pariwisata
Sumbang Devisa Terbesar Kedua [Electronic Version]. Detik Finance
Dinas Pariwisata Yogyakarta [Online]. Tersedia:
https://visitingjogja.com/downloads/Buku%20Statistik%20Kepariwisataa
n%20DIY%202016.pdf
Gunandi (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi
[Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=Bss4CgAAQBAJ&pg=PA121&dq=p
embangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huMH
YAhUkT48KHa7mChwQ6AEIKzAB#v=onepage&q=pembangunan%20e
konomi%20adalah&f=false
http://gunungkidulkab.go.id/
Idris, Amiruddin (2016). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia [Online].
Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=GAEBDAAAQBAJ&pg=PA72&dq=p
embangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjct73ewcHY

18

AhXBO48KHSDfAkQ4FBDoAQg1MAQ#v=onepage&q=pembangunan%
20ekonomi%20adalah&f=false
Idris, Amirudin (2016). Ekonomi Publik [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=1wYrDAAAQBAJ&pg=PA99&dq=ek
sternalitas+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjitbWXpsHYAhVLpY8KH
UesDmEQ6AEIRzAH#v=onepage&q=eksternalitas%20adalah&f=false
Kembauw, Esther , Sinay J, Lexy dan Sahusilawane M, Aphrodite (2015).
Pembangunan Perekonomian Maluku [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=aPk1DQAAQBAJ&pg=PA189&dq=
pembangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huM
HYAhUkT48KHa7mChwQ6AEIMTAC#v=onepage&q=pembangunan%2
0ekonomi%20adalah&f=false
Kementrian Pariwisata [Online]. Tersedia:
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/devisa2011-2015.pdf
Kementrian Pariwisata [Online]. tersedia:
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/Lapbul%20Nov%202017_klasik.
pdf
Kurniawan, Heri (2017, September). Eksternalitas dan Barang Publik dalam
Perspektif Ekonomi Sektor Publik. [Electronic Version]. Kompasiana
Linangkung, Erfanto (2016, September). Pertumbuhan Usaha DIY Meningkat,
GunungKidul Tertinggi [Electronic Version]. Sindo News
Mulyaningrum. “EKSTERNALITAS EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN
WISATA ALAM BERKELANJUTAN (Studi Kasus pada Kawasan Wisata
Alam Baturaden – Purwokerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa
Tengah)” Jurnal Penelitian UNIB 11.1 (2015).
Musdholifah, Surjanti dan Budiono (2016). Teori Ekonomi(Pendekatan Mikro)
Berbasis Karakter [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=KiRADAAAQBAJ&pg=PA151&dq=e
ksternalitas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwja2fr0ksHYAhWGvI8KHYXrDL
0Q6AEIQTAG#v=onepage&q=eksternalitas&f=false
Setyanto, Alief Rakhman, Bhimo Rizky Samodra, and Yogi Pasca Pratama.
"Kajian Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam Menghadapi

19

Perdagangan Bebas Kawasan Asean (Studi Kasus Kampung Batik
Laweyan)." ETIKONOMI 14.2 (2015).
Setyanto, Alief Rakhman, Bhimo Rizky Samudro, and Yogi Pasca Pratama.
"KAJIAN POLA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG BATIK
LAWEYAN MELALUI MODAL SOSIAL DALAM MENGHADAPI
PERDAGANGAN BEBAS KAWASAN ASEAN." Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Pembangunan 15.2 (2017).
Sicat P, Gerardo dan Arndt, Heinz Wolfgang (2009). Ilmu ekonomi untuk konteks
Indonesia [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=bdPrAAAAMAAJ&q=pengertian+ek
sternalitas&dq=pengertian+eksternalitas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjBl
ar3q8HYAhWKrI8KHe_ACKg4FBDoAQhDMAY
Soeroso, Santoso (2002). Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan
Kependudukan di Indonesia [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=vKEQ4pS2qvwC&pg=PA45&dq=pe
mbangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi43JaausHY
AhUMM48KHcJcA4c4ChDoAQhNMAk#v=onepage&q=pembangunan%
20ekonomi%20adalah&f=false
Sukwiaty, Sudirman dan Sukamto (2006). Ekonomi [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=Hwpu_DswR4UC&pg=PA28&dq=p
embangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi43JaausH
YAhUMM48KHcJcA4c4ChDoAQg0MAM#v=onepage&q=pembangunan
%20ekonomi%20adalah&f=false
Widjajanta, Bambang dan Widyaningsiah, Aristanti (2007). Ekonomi & Akuntansi:
Mengasah Kemampuan Ekonomi [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=m84iC9KybScC&pg=PA85&dq=eks
ternalitas+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjitbWXpsHYAhVLpY8KH
UesDmEQ6AEIJjAA#v=onepage&q=eksternalitas%20adalah&f=false
Yoety, Oka (2008) . Ekonomi Pariwisata [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=xJDn_EfA1woC&pg=PA15&dq=pari
wisata+merupakan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiE5s_qpcLYAhXJqI8KH
fnqDYE4ChDoAQglMAA#v=onepage&q=pariwisata%20merupakan&f=fa
lse

20