PROGRAM JAMINAN SOSIAL DALAM MENGURANGI

PROGRAM JAMINAN SOSIAL
DALAM MENGURANGI BEBAN MASYARAKAT MISKIN
(Studi Tentang Program Jaminan Sosial Bidang Kesehatan Di Kecamatan Padang
Kabupaten Lumajang)
Desi Ika Isnaeni
Universitas Brawijaya Malang
Email : [email protected]
ABSTRACT : Sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menekan kemiskinan, program
kesejahteraan sosial dibuat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
khususnya bidang kesehatan. Salah satu programnya yaitu jaminan sosial. Pelaksanaan
jaminan sosial telah diatur dan ditetapkan dalam undang-undang dan surat keputusan presiden
yang dibuat pemerintah. Kedepannya jaminan sosial akan menjadi suatu program yang efektif
untuk mensejahterakan masyarakat miskin. salah satu jaminan sosial dibidang kesehatan
yakni Jampersal, Jamkesmas, Jamkeda, dan Serbu. Jaminan sosial tersebut dibuat oleh
pemerintah yang menekankan pentingnya bantuan yang bersifat mengurangi beban
masyarakat miskin dalam hal pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran jaminan sosial dikecamatan padang
serta respon masyarakat terhadap jaminan sosial tersebut terkait masalah program yang
diberikan. Dari respon tersebut akan menghasilkan suatu cara pandang apakah program
tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu peneliti
menggunakan berbagai macam sumber data yang relevan dan dapat digunakan untuk

menjelaskan peran program jaminan sosial di Kecamatan Padang. Informan dipilih dengan
menggunakan metode purposive, yaitu dipilih berdasarkan pertimbangan yang disengaja yang
telah ditentukan sebelumnya.
Hasil penelitian dapat diperoleh bahwa pelaksanaan jaminan sosial di Kecamatan
Padang telah dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan yang ada dengan menyesuaikan
kondisi masyarakat sekitar. Tanggapan serta respon masyarakat mayoritas positif, meskipun
ada beberapa informan yang masih belum memahami tentang program jaminan sosial
dibidang kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya koordinasi dari
pihak pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta kurangnya sosialisasi bagi masyarakat
miskin.
Sebagai kesimpulan didapat bahwa Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, dan Serbu dapat
digolongkan sebagai jaminan sosial yang dapat membantu masyarakat miskin khususnya di
bidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan program tersebut bahwa pemerintah
memberikan jaminan sosial kepada masyarakat miskin agar mereka mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan dibiayai oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Masyarakat di Desa
Padang menyambut positif hal tersebut, sehingga akses masyarakat dalam pelayanan
kesehatan menjadi lebih mudah. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah pusat dan daerah
serta respon masyarakat agar program Jaminan sosial di bidang kesehatan dapat tepat sasaran.
Kata Kunci: Jaminan Sosial, Kemiskinan, Kesehatan


SOCIAL SECURITY PROGRAMS TO REDUCE BURDEN IN THE POOR
(Social Security Studies of Health Program at the Padang District Lumajang).
Desi Ika Isnaeni
Brawijaya University of Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK : As one of the government's efforts to supress poverty, social welfare
programs created to help improve the social welfare of the community, especially the health
sector. One of the social security program. Implementation of social security has been
regulated and set in the laws and presidential decision made by the government. In the future,
social security will be an effective program for the welfare of the poor. one of the health
sector social security Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, and Serbu. Social security was
created by the government that emphasizes the importance of the assistance is to reduce the
burden of the poor in terms of health care.
This study aims to know the role of social security and the public respons in subdistrict to the social security related issues given program. Of response will result in a point of
view if the program is going well or not. This type of research is a case study, the researchers
used a variety of data sources that are relevant and can be used to explain the role of the social
security program in the sub-district of Padang. Informants were selected using purposive
sampling method, which is selected based on the consideration that deliberate predetermined.
The results can be obtained that the implementation of social security in the subdistrict of Padang has been implemented in accordance with existing regulations either by
adjusting the conditions surrounding communities. Responses as well as the majority of the

positive public response, although there are some informants who still do not understand
about social security programs in the health sector. It is influenced by several factors, namely
the lack of coordination on the part of local government and central government, and the lack
of socialization for the poor.
In conclusion obtained that Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, and Serbu can be
classified as social security that can help the poor, especially the health sector. It can be seen
from the program that the government's policy of providing social security to the poor so that
they get the health care financed by the central government and local governments. People in
the village of Padang responded positively to it, so that people's access to health care easier.
This is not out of the role of central and local government and community responses that
social security programs in the health sector can be right on target.
Keyword: Social Security, Poverty, Health care

PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya zaman yang
semakin heterogen dan permasalahan
masyarakat yang semakin kompleks,
menuntut setiap individu harus hidup secara
berdampingan dengan individu yang lain.
Hal ini bertujuan untuk menjaga keselarasan

dan
keseimbangan
kondisi
suatu
individu/kelompok
di
dalam
suatu
masyarakat baik itu dalam bidang ekonomi,
sosial, maupun pendidikan. Akan tetapi,
dalam menjaga keseimbangan tersebut
tentunya terdapat beberapa permasalahan
yakni kemiskinan.
Kemiskinan telah melanda hampir seluruh
belahan dunia termasuk di Indonesia. Di
Indonesia, sebagian besar penduduknya
masih tergolong miskin, yang hidup dengan
penghasilan kurang dari 2 dolar AS perhari.
Dewasa ini melalui berbagai media massa
dapat

terbaca
dan
terlihat
tentang
meningkatnya berbagai permasalahan yang
ada di berbagai kota besar di Indonesia.
Masalah yang muncul antara lain :
meningkatnya angka penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan, meningkatnya
angka pengangguran, menipisnya sumber air
minum, meningkatnya angka kebakaran di
musim kemarau, banyaknya daerah yang
tertimpa banjir di musim penghujan,
meningkatnya jumlah anak jalanan dan
mengemis, meningkatnya kasus perampokan,
dan sebagainya. Berbagai permasalahan
tersebut
seringkali
dikaitkan
dengan

banyaknya jumlah penduduk miskin di
Indonesia.
Kemiskinan seringkali dipahami sebagai
gejala rendahnya tingkat kesejahteraan
semata padahal kemiskinan merupakan
gejala yang bersifat kompleks dan
multidimensional, dimana berkaitan dengan
aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek
lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah
fenomenal di belahan dunia, khususnya
Indonesia
yang
merupakan
negara
berkembang. Kemiskinan telah membuat
jutaan anak tidak bisa mengenyam
pendidikan, kesulitan biaya kesehatan,
kurangnya tabungan dan investasi , dan
masalah lain yang menjurus kearah tindakan
kekerasan dan kejahatan. Rendahnya tingkat

kehidupan yang sering sebagai alat ukur

kemiskinan pada hakekatnya merupakan
salah satu mata rantai dari munculnya
lingkaran kemiskinan.
Permasalahan kemiskinan yang cukup
kompleks membutuhkan intervensi semua
pihak secara bersama dan terkoordinasi.
Peran dunia usaha pada masyarakat
umumnya juga belum optimal. Kerelawanan
sosial dan kehidupan masyarakat yang dapat
menjadi sumber penting pemberdayaan dan
pemecahan akar permasalahan kemiskinan
juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan
perubahan yang bersifat sistemik dan
menyeluruh dalam upaya penanggulangan
kemiskinan.
Di Indonesia, pada umumnya
kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu kemiskinan kronis atau kemiskinan

struktural yang terjadi secara terus menerus
dan kemiskinan sementara yang ditandai
dengan menurunnya pendapatan masyarakat
secara sementara sebagai akibat dari
perubahan siklus ekonomi dari kondisi
normal menjadi kondisi krisis. Berdasar
kompleksitas penyebab kemiskinan, maka
upaya penanggulangan kemiskinan tidak
dapat digeneralisasi. Masing-masing daerah,
rumah tangga bahkan individu memiliki
dimensi yang beragam, sehingga upaya
penanggulangannya harus dilihat menurut
karakteristik masing-masing.
Kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut
(Soekanto,

2005:
25).
Kemiskinan
merupakan salah satu masalah yang tidak
dapat terelakkan dalam pembangunan
khususnya di negara-negara berkembang
sepeerti
Indonesia.
Kemiskinan
menimbulkan dampak terhadap seluruh
aspek kehidupan masyarakat, termasuk
dalam hal kesejahteraan sosial di masyarakat
walaupun serigkali kemiskinan tersebut
tidak disadari kehadirannya sebagai suatu
masalah
bagi
masyarakat
yang
bersangkutan.
Masyarakat

miskin,
seringkali
mengalami berbagai macam keterbatasan
dalam mengakses fasilitas yang diberikan

oleh pemerintah bagi warganya, seperti
sulitnya mengakses sarana pendidikan,
kesehatan, maupun pelayanan publik.
Keterbatasan kemampuan dalam mengakses
fasilitas pemerintah tersebut seringkali
menimbulkan permasalahan bagi masyarakat
miskin, seperti tingkat buta huruf yang cukup
tinggi, gizi buruk dan tingkat kesehatan yang
rendah, pemukiman yang kumuh, dan masih
banyak permasalahan lain.
Kemiskinan merupakan suatu masalah
yang masih belum bisa diatasi sampai saat
ini. Di Kabupaten Lumajang
yang
merupakan daerah yang kaya akan SDA,

tetapi masih banyak masyarakat yang sistem
ekonominya masih kurang memenuhi
standar kebutuhan hidup, diantaranya adalah
kebutuhan sandang pangan, dan tempat
tinggal. Kemudian terdapat beberapa
Kecamatan yang masih kurang dalam
memenuhi
sektor
perekonomiannya,
sehingga masyarakat masih kesulitan dalam
mengakses seluruh kebutuhan, terutama
bidang kesahatan dan pendidikan.
Pada tahun 2010 jumlah penduduk
Keseluruhan Kabupaten Lumajang yang
berjumlah 807.386 jiwa, terdapat 140.80 jiwa
yang merupakan kategori miskin dengan
presentase sebesar 13,98 persen yang semula
pada tahun 2009 jumlah penduduk kategori
msikin 157.76 jiwa dengan persentase 15.83
persen. Dari perbandingan jumlah dan
presentase penduduk miskin tahun 20092010, terhitung mengalami penurunan
sebanyak 1.85 persen.
Selama ini telah banyak programprogram pembangunan dari pemerintah
yang bertujuan untuk mengurangi kasus
kemiskinan. Seperti impress desa tertinggal,
pemberian BLT, raskin, kompensasi BBM,
dan berbagai program lain. Namun dari
berbagai program yang telah di lakukan oleh
pemerintah
tersebut
masih
terdapat
kekurangan-kekurangan
dalam
pelaksanaannya
dan
belum
mampu
mengurangi
tingkat
kemiskinan.
Diantaranya dikarenakan adanya bantuan
dari pemerintah tersebut yang tidak merata
sehingga tidak semua masyarakat miskin
mendapatkan bantuan tersebut sehingga
pemerintah dikatakan masih kurang optimal
dalam melaksanakan programnya. Untuk itu

demi melancarkan dan meratakan bantuan
dari pemerintah, dibuat program yaitu
Jaminan Sosial di Bidang Kesehatan.
Jaminan sosial dapat didefinisikan
sebagai perlindungan yang diberikan oleh
masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk
resiko-resiko
atau
peristiwa-peristiwa
tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin,
untuk menghindari terjadinya peristiwaperistiwa
tersebut
yang
dapat
mengakibatkan hilangnya atau turunnya
sebagian besar penghasilan, dan unutk
memberikan pelayanan medis atau jaminan
keuangan terhadap konsekwensi ekonomi
dari terjadinya peristiwa tersebut, serta
jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak
(Kertonegoro, 1982: 29-30).
Jaminan Sosial di bidang kesehatan
merupakan program yang dibuat oleh
pemerintah
untuk
masyarakat
yang
perekonomiannya masih kurang dari standar
taraf kehidupan. Untuk memperoleh bantuan
ini, pemerintah secara adil menyeleksi
masyarakat yang tergolong tidak mampu
dengan cara member kartu Jamkesmas di
tiap-tiap desa, kabupaten, dan kota.
Untuk mengatasi berbagai masalah
kemiskinan tersebut pemerintah daerah
kecamatan Padang kabupaten Lumajang
mengambil inisiatif dengan mengadakan
program baru yang belum pernah dilakukan
oleh kecamatan yang lain. pengentasan
kemiskinan melalui berbagai macam
program diantaranya adalah program Serbu
(Serahkan Seribu Rupiah), Gema Saboti
(Gerakan Mandiri peningkatan penanaman
Sayur, Buah-buahan, Obat-obatan dan
penggalakan peternakan dan perikanan air
tawar), dan Sertus (subsidi silang antara
siswa dari keluarga mampu dan siswa dari
keluarga tidak mampu dalam satu lembaga /
sekolah).
Dari ketiga program yang diadakan oleh
Pemerintah Kecamatan Padang peneliti
meneliti satu program yaitu program Serbu.
Program serbu ini merupakan program yang
di adakan oleh Pemerintah Kecamatan
Padang Kabupaten Lumajang dengan untuk
membantu meringankan beban masyarakat
miskin yang ada di wilayah Kecamatan
Padang. Program serbu lebih ditujukan
kepada gakin yang tidak mendapatkan

jamkesmasda. Namun masyarakat miskin
yang mendapatkan fasilitas jamkesmasda
juga bisa mendapatkan bantuan dari serbu
akan tetapi dengan beberapa persyaratan,
sehingga masyarakat Padang juga bisa
mengakses kesehatan degan mudah melalui
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan didakannya program Serbu.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
mengangkat dua rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana Program Jaminan Sosial
bagi masyarakat miskin dilaksanakan
untuk mengurangi beban masyarakat
miskin di bidang kesehatan di
Kecamatan Padang?
2. Bagaimana masyarakat menanggapi
Program Serbu sebagai bagian dari
program jaminan sosial bidang
kesehatan di Kecamatan Padang?
KAJIAN KONSEP
Integrasi Sosial
Konsep kemiskinan merupakan suatu
masalah dalam pembangunan dengan
ditandai oleh indikator adanya pengangguran
dan keterbelakangan yang kemudian
meningkat menjadi ketimpangan dan
kecemburuan sosial. Tumanggor (dalam
Misbach, 2004: 34), menyatakan bahwa
masyarakat msikin adalah kelompok
(sejumlah
orang)
yang
memperoleh
pendapatan sebagai imbalan terhadap
pekerjaan yang mereka kerjakan dimana
jumlah penerimaan tersebut jauh leih sedikit,
bila dibandingkan dengan kebutuhan
pokoknya.
Bila diukur dari tingkat
pendapatan, kemiskinan dibedakan menjadi
kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Yang dimaksud kemiskinan absolut yaitu
tingkat pendapatan lebih rendah dari garis
kemiskinan dengan kata lain jumlah
pendaatannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimum. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemisknan relatif yaitu
perbandingan antara kelompok masyarakat
dengan tingkat pendapatan diatas garis
kemiskianan sehingga tidak termasuk miskin,
namun masih lebih miskin apabila
dibandingkan dengan kelompok masyarakat
lainnya (Soemarno, 1996:5).
Dalam lingkup yang luas, John G.
Turnbull (dalam Kertonegoro, 1982: 26)

mengartikan jaminan sosial sebagai suatu
keadaan yang terlindung atau aman dari
berbagai jenis ancaman dan bahaya. Tetapi
pemerintah kemudian juga membatasi
jaminan tersebut pada bidang ekonomi saja.
Menurut
Harun
Alrasjid
(dalam
Kertonegoro, 1982: 26-27), mengemukakan
bahwa jaminan sosial merupakan suatu
perlindungan kesejahteraan masyarakat yang
diselenggarakan atau dibina oleh pemerintah
untuk menjaga dan meningkatkan taraf hidup
rakyat.
Dengan
demikian,
jaminan
sosial
dimaksudkan untuk mencegah dan mengatasi
keterbelakangan,
ketergantungan,
keterlantaran, serta kemiskinan pada
umumnya. Namun biasanya pengertian
jaminan sosisal hanya meliputi bantuan sosial
serta asuransi sosial sebagaimana yang
didefinisikan oleh ILO (Internasional Labour
Organisation). Dalam salah satu konversinya
mengenai
standart
jaminan
sosial
sebagaimana tertuang dalam Social Security
convention,
1952
(No.
102),
ILO
mengartikan jaminan sosial sebagai usaha
pemerintah untuk melindungi masyarakat
(atau sebagian besar anggota masyarakat)
dari
tekanan
ekonomi
yang
bisa
menyebabkan hilangnya penghasilan karena
sakit, pengangguran, cacat, hari tua, dan
kematian;
untuk
menyediakan
bagi
masyarakat itu pemeliharaan kesehatan yang
dibutuhkan; dan untuk memeberi batuan
kepada keluarga dalam memelihara anak
(Kertonegoro, 1982: 28-29).
Program jaminan sosial memberikan dua
manfaat utama. Peranannya yang pokok
ialah untuk mencapai tujuan sosial dengan
memberikan
tenaga
kerja
bagi
buruh/karyawan yang merupakan pelaksana
pembangunan
melalui
perlindungan
terhadap terganggunya arus penerimaan
penghasilan. Disamping itu, program
jaminan sosial juga memiliki tujuan
ekonomi sebagai akibat dari pemupukan
dana yang berasal dari iuran para pesertanya
dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembiayaan pembangunan (Kertonegoro,
1982: 215).
Di Kecamatan Padang Jaminan Sosial
yang dilaksanakan bisa disebut sebagai
bantuan sosial yakni bantuan untuk

masyarakat yang tidak mampu. Bantuan
tersebut
diberikan
oleh
pemerintah
pusat/pemerintah daerah untuk dapat
mengakses
kesehatan
dengan
tidak
memberikan beban biaya kepada masyarakat
miskin. Bantuan sosial yang diberikan oleh
pemerintah daerah kecamatan Padang
dinamakan Serbu, hal tersebut bertujuan
untuk masyarakat miskin yang tidak
mendapatkan
Bantuan sosial apapun
khususnya dalam bidang kesehatan.
Program-program yang diambil untuk
suatu sistem jaminan sosial dapat terdiri dari
berbagai
jenis
sesuai
kebutuhan
pegawai/buruh/tenaga kerja dari masigmasing negara. Tetapi karea resiko-resiko
yang dapat ditanggulangi oleh asuransi
sosial, jenisnya tebatas pada peristiwapwristiwa yang langsung mengakibatkan
hilangnya atau berkuragnya penghasilan
tenaga
kerja,
maka
bentuk-bentuk
programnya juga tertentu. Peristiwaperistiwa tersebut berupa : kematian, hari
tua, kecelakaan atau cacat, sakit dan
penganguran.
Risiko kematian ditanggulangi dengan
asuransi kematian. Jaminan hari tua dipenuhi
melalui program pensiun atau tabungan hari
tua. Risiko kecelakaan kerja, penyakit dan
cacat akibat kerja dijamin dengan asurasi
kecelakaan kerja. Kemungkinan sakit
ditanggulangi dengan asuransi kesehatan.
Sedangkan akibat pengangguran dapat
dihadapi dengan asuransi pengangguran.
Diluar program-program ini, maka bentuk
jaminan sosial akan berupa bantuan sosial
(Kertonegoro, 1982: 62).
Kesehatan masyarakat berasal dari
gabungan kata kesehatan dan masyarakat.
Pengertian kesehatan banyak macamnya,
beberapa pengertian kesehatan diantaranya
yang dipandang cukup penting antara lain:
1. Sehat adalah suatu keadaan seimbang
yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dengan berbagai faktor yang
berusaha mempengaruhinya (Perkin,
1938).
2. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera
sempurna dari fisik mental dan sosial
yang tidak hanya terbatas pada bebas
dari penyakit atau kelemahan saja

(WHO, 1947 dan Undang-undang
kesehatan no.9 tahun 1960).
3. Sehat adalah suatu keadaan diman
seseorang pada waktu diperiksa oleh
ahlinya tidak mempunyai keluhan
ataupun tidak terdapat tanda-tanda
penyakit atau kelainan (White, 1977).
4. Sehat adalah suatu keadaan dan
kualitas dari organ tubuh yang
berfugsi secara wajar dengan segala
faktor keturunan lingkungan yang
dimilikinya (WHO, 1957).
5. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera
dari pada, jiwa dan sesuatu yang
memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi
(Undang-undang kesehatan no.23
tahun 1992), (Azwar, 1996: 5-6)
Dari kelima batasan ini dapat disimpulkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang
memugkinkan orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan.
Diantara berbagai bentuk jaminan sosial
diatas, jaminan kesehatan merupakan sistem
yang telah berdiri sejak lama dan sangat
diperlukan oleh masyarakat. Jaminan
kesehatan
merupakan
pendorong
pembangunan dan strategi penting dalam
penanggulangan
kemiskinan.
Jaminan
kesehatan telah diakui sebagai satu strategi
kebijakan sosial yang penting dalam
menopang industri dan pertumbuhan
ekonomi, bukan saja di negara-negara
industri seperti Amerika Serikat dan Eropa
Barat. Melainkan pula di negara-negara
industri baru seperti Sigapura, Cina, India,
dan Brazil. Sebagai contoh, beberapa
kotamadya di Cina telah meretas sistem
jaminan kesehatan dan brazil telah mulai
menciptakan sistem asuransi kesehatan yang
sragam dan tersetandart (Wieczorek-Zeul,
2005 : 89).
Program serbu ini merupakan program
yang diadakan oleh Pemerintah Kecamatan
Padang Kabupaten Lumajang dengan untuk
membantu meringankan beban masyarakat
miskin yang ada di wilayah Kecamatan
Padang. Program tersebut merupakan
bantuan dari masyarakat Kecamatan Padang

dengan klasifikasi yakni 4000 donatur yang
sudah dicatat terdiri dari : PNS + TNI,
POLRI, Kepala Desa, Perangkat Desa, RT
& RW, Anggota Kelompok Tani, dan
Donatur lainnya. Program bantuan ini antara
lain berupa sumbangan uang sukarelawan
seribu rupiah yang dikumpulkan setiap
bulannya, dan Kemudian uang tersebut
disetorkan di kecamatan untuk dikumpulkan
setiap bulannya. Uang yang telah terkumpul
digunakan untuk gakin yang tidak
mendapatkan kartu jamkesmas/jamkesda.
Namun program ini tidak hanya
ditujukan untuk mengakses kesehatan saja
akan tetapi dana yang terkumpul juga untuk
digunakan untuk biaya pendidikan dari anak
keluarga gakin yang tidak mempunyai biaya
untuk sekolah karena melihat biaya
pendidikan yang relatif sangat mahal.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
beberapa definisi tersebut adalah bahwa
jaminan
sosial
merupakan
jaminan
perlindungan yang diberikan pemerintah
kepada masyarakat miskin yang sakit,
mengalami kecelakaan, tunjangan kematian
dan lain sebagainya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif,
karena
menekankan
pada
pemaknaan, pendefinisian, terhadap situasi
tertentu dan mengenai realita sosial yang ada
dimasyarakat.
Bogdan
dan
Taylor
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Moleong, 2005: 4).
Penelitian kualitatif diharapkan dapat
mendeskripsikan gambaran lebih mendalam
mengenai fenomena tentang interpretasi
masyarakat miskin terhadap Program Serbu
sebagai program pemerintah yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama
dibidang
pendidikan
dan
kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Suyanto (2006: 44), penelitian
deskriptif
kualitatif
berusaha
menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan
kata lain penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat studi.
Batasan masalah dalam penelitian
kualitatif disebut fokus, yang berisi pokok
masalah yang masih bersifat umum
(Sugiyono, 2009: 32). Masalah dalam
penelitian kualitatif bertumpu pada fokus
penelitian. Terdapat dua maksud yang ingin
dicapai oleh peneliti dalam merumuskan
masalah penelitian dengan memanfaatkan
fokus. Pertama, penetapan fokus dapat
membatasi studi, dan kedua, penetapan
fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria
keluar masuknya infomasi yang baru
diperoleh dilapangan. Dengan adanya fokus,
peneliti tahu persis data yang perlu
dikumpulkan dan data yang tidak perlu
dimaksukkan ke dalam sejumlah data yang
sedang diproses (Moleong, 2005: 94).
Berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan, penelitan ini menetapkan fokus
penelitian yang menjabarkan tentang:
1. Peran Jaminan Sosial bagi masyarakat
miskin untuk mengurangi beban
masyarakat
miskin
di
bidang
kesehatan di Kecamatan Padang
2. Masyarakat menanggapi Program
Serbu sebagai bagian dari Program
Jaminan Sosial di bidang kesehatan di
Kecamatan Padang
Pemilihan Informan
Narasumber atau informan adalah orang
yang bisa memberikan informasi- informasi
utama yang dibutuhkan dalam penelitian
(Yin, 2008: 29). Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif pada umumnya tidak
menggunakan populasi namun lebih kepada
pemilihan sampel untuk dijadikan sebagai
narasumber. Sebagai narasumber tentunya
harus memiliki pengetahuan yang memadai
dan paham terhadap seluk-beluk suatu
permasalahan. Oleh karena itu, narasumber
harus memahami betul permasalahan yang
diteliti.
Pemilihan
informan
bukan
hal
sembarangan,
mengingat
pentingnya
kedudukan informan di dalam penelitian
lapangan. Dalam penelitian ini, penentuan
informan dilakukan secara purposive.
Pemilihan
informan
harus
dipilih

berdasarkan pertimbangan, tujuan dan
kriteria-kriteria tertentu. Ada tiga kriteria
dalam menentukan informan antara lain
disebutkan pada kutipan berikut:
Pertama, seorang peneliti menggunakannya
untuk memilih kasus unik yang sangat
informatif. Kedua, seorang peneliti dapat
menggunakan purposive untuk memilih
anggota populasi yang sulit dijangkau.
Ketiga, situasi lain untuk purposive terjadi
ketika
seorang
peneliti
ingin
mengidentifikasi jenis tertentu dari kasus
untuk investigasi mendalam.
Penelitian ini menentukan informan
dengan cara purposive, yaitu informan dipilih
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu dengan sifat-sifat yang bisa diketahui
sebelumnya. Sedangkan dalam penelitian
kualitatif ini, pemilihan informan dilakukan
dengan cara purposive untuk memilih
informan
yang
dianggap
memahami
permasalahan dan lebih terbuka dalam
memberikan informasi serta ditentukan oleh
peneliti menurut pendapatnya sendiri
(Wisadirana, 2004: 89).
Subjek penelitian yang telah tercermin
dalam fokus penelitian ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian ini menjadi
informan yang akan memberikan berbagai
informasi yang diperlukan selama proses
penelitian, informan penelitian ini meliputi
beberapa macam seperti: (1) informan kunci,
yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan
dalam penelitian; (2) informan utama, yaitu
mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti; (3) informan
tambahan, yaitu mereka yang dapat
memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam interaksi sosial yang
diteliti (Suyanto, 2005:171).
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara:
Wawancara (interview)
Wawancara adalah kegiatan bertanya
keada responden untuk memeroleh jawaban
yang bertolak pada penelitian (Wisadirana,
2005: 60). Peneliti akan mengumulkan data
dengan Tanya jawab secara langsung
dengan perangkat masyarakat di Kecamatan
Padang.

Observasi
Observasi adalah suatu teknik atau cara
pengumpulan data/informasi dengan melalui
suatu pengamatan terhadap objek yang
diteiliti (Wisadirana, 2005: 67). Pengamatan
dilakukan dengan membandingkan langsung
teori dan konsep mengenai kemiskinan
dengan tanggapan masyarakat miskin
terhadap pelaksanaan Program Serbu di
Kecamatan Padang.
Analisis Data
Analisa data adalah kegiatan untuk
memaparkan data, sehingga dapat diperoleh
suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari
suatu hipotesis. Batasan ini diungkapkan
bahwa analisis data adalah sebagai proses
yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan ide
seperti yang disarankan oleh data sebagai
usaha untuk memberikan bantuan pada tema
dan ide (Moleong, 1994: 103).
Dengan demikian, data yang terkumpul
tersebut
dibahas,
ditafsirkan,
dan
dikumpulkan secara induktif, sehingga dapat
diberikan gambaran yang tepat mengenai
hal-hal yang sebenarnya terjadi. Mengingat
penelitian ini hanya menampilkan data-data
kualitatif, maka penulis menggunakan
analisis data induktif menurut Sutrisno Hadi.
Metode induktif adalah jalan berfikir dengan
mengambil kesimpulan dari data-data yang
bersifat khusus dan berangkat dari faktafakta atau peristiwa-peristiwa yang konkrit.
Kemudian ditarik generalisasi-generalisasi
yang mempunyai sifat umum (Hadi, 1986:
42).
Bertolak dari pengertian di atas, peneliti
menggunakan metode ini adalah untuk
menyimpulkan hasil observasi, wawancara
dan data yang terkumpul lainnya. Metode
induktif adalah untuk menilai fakta-fakta
empiris yang ditemukan dan kemudian
dicocokkan dengan landasan yang ada.
Dengan demikian, maka dapat ditegaskan
bahwa teknik yang digunakan dalam
menganalisis data penelitian ini adalah teknik
induktif.

Keabsahan Data
Keabsahan data diperoleh dari proses
pengumpulan data yang tepat, salah satu
caranya
adalah
dengan
triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu (Moleong, 2005: 330).
Denzin (dalam Moleong, 2005: 330-331)
membedakan empat macam triangulasi
sebagai
teknik
pemeriksaan
yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori. Pertama, triangulasi
dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek kembali suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Kedua,
triangulasi dengan metode dilakukan dengan
pengcekan derajat kepercayaan penemuan
hasil
penelitian,
beberapa
teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama. Ketiga, triangulasi
dengan penyidik yaitu dengan memanfaatkan
pengamat lain membantu mengurangi
kemelencengan dalam pengumpulan data dan
membadingkan hasil analisa dengan analisa
lain. Keempat, triangulasi dengan teori
adalah menggunakan beberapa sudut
pandang yang berbeda terhadap sebuah data.
Hasil yang diperoleh peneliti adalah
kumpulan data mengenai Program Serbu
dalam membantu masyarakat miskin dan
memberikan bantuan jaminan kesehatan
kepada masyarakat yang tidak mendapatkan
kartu jamkesmas di Kecamatan Padang. Dan
tanggapan masyarakat miskin di Kecamatan
Padang terhadap pelayanan kesehatan dengan
menggunakan dana bantuan Serbu yang
dihubungkan dengan konsep-konsep jaminan
sosial, kesehatan, dan kemiskinan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Jaminan Sosial Bidang Kesehatan
di Kecamatan Padang
Berbagai macam Jaminan sosial di
Kecamatan Padang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kesejahteraan sosial masyarakat
Padang, karena Jaminan Sosial tersebut dapat
membantu
beban
mereka
khususnya
masyarakat miskin dalam mendapatkan

pelayanan kesehatan secara gratis tanpa
membebani
mereka
dalam
kegiatan
perekonomiannya. Jaminan sosial di bidang
kesehatan yang ada di Kecamatan Padang
adalah Jampersal; Jamkesmas, dan Jamkesda.
Ketiga program Jaminan sosial tersebut di
buat pemerintah untuk masyarakat miskin
yang belum pernah mendapatkan jaminan
sosial apapun.
Jampersal
merupakan
jaminan
pembiayaan pelayanan persalinan yang
meliputi
pemeriksaan
kehamilan,
pertolongan persalinan, pelayanan nifas
termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan
pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Ibu hamil yang terdaftar dalam peserta
Jampersal dapat melakukan persalinan gratis.
Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas sampai 42
hari setelah melahirkan, dan bayi baru lahir
sampai dengan usia 28 hari. Adapun jaminan
pembiayaannya meliputi
pemeriksaan
kesehatan, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas, pelayanan kb pasca persalinan, dan
pelayanan
bayi
baru
lahir.
(http://dinkes.balangankab.go.id.programjaminan-persalinan-jampersal-html. Diakses
pada hari Kamis 2 Mei 2013 pkl. 14.00 WIB)
Selanjutnya
Jamkesmas
merupakan
program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak
mampu. Pelayanan Jamkesmas dilaksanakan
oleh Puskesmas dan masyarakat harus
membawa kartu Jamkesmas agar bisa
mendapatkan pelayanan secara gratis.
Penduduk yang menjadi peserta Jamkesmas
ditentukan oleh BPS dengan beberapa
kriteria yang telah ditentukan untuk menjadi
peserta Jamkesmas.
Kemudian jaminan sosial yang lain terkait
dalam masalah kesehatan yaitu Jamkesda.
Program ini merupakan program lanjutan
yang dibuat untuk masyarakat miskin yang
tidak mendapatkan kartu Jamkesmas.
Prosedur pelayanan program Jamkesda sama
seperti Jamkesmas, hanya saja dana yang
dikeluarkan untuk program Jamkesda
berbeda yaitu yang digunakan adalah dana
sharing antara APBD Pemerintah Provinsi
dengan
Kabupaten.
Berbeda
dengan
Jamkesmas, dana yang digunakan adalah

langsung dari APBN. Program Jamkesda ini
sudah terealisasi di Kecamatan Padang
namun khususnya di Desa Padang Jamkesda
tersebut tidak ada. Hal tersebut karena
adanya persepsi dari pemerintah pusat bahwa
Jamkesmas di Desa Padang sudah memenuhi
sasaran. Namun pada kenyataan masih
banyak
masyarakat
yang
sangat
membutuhkan bantuan jaminan sosial
kesehatan tersebut.
Peran Antar Instistusi dalam Program
Jaminan Sosial
Dinas, badan, atau instansi diatas memiliki
peran dan fungsinya masing-masing dalam
implementasi program Jamkesmas di
Kecamatan Padang. Peran dan fungsi
tersebut antara lain:
1. Dinas Kesehatan Kecamatan Padang
berperan serta dalam mengontrol dan
mengendaikan masalah pendanaan.
2. Puskesmas
Padang
berperan
memberikan pelayanan kesehatan.
3. Pemda
Kabupaten
Lumajang
khususnya bidang kesejahteraan sosial
berperan untuk menerima pendanaan
dari pusat.
4. BPS sebagai penentu masyarakat yang
berhak menerima Jamksemas. Kriteria
untuk menjadi peserta Jamkesmas
meliputi empat belas kritria data BPS
antara lain jenis lantai bangunan tempat
tinggal, jenis bahan bakar untuk
memasak sehari-hari, penghasilan,
frekuensi
makan
setiap
hari,
kepemilikan televise, motor, ternak,
tabungan dan lain-lain.
5. Kantor
Pos
berperan
dalam
penyimpanan dana setelah dikeluarkan
oleh Pemda.
6. PT. Askes berperan dalam hal
kepesertaan dan membuat kartu
jamkesmas.
Dari peran-peran yang telah ditetapkan
dari masing-masing institusi tersebut pada
dasarnya peran Kecamatan Padang juga
sangat penting dalam pelaksanaan program
Jamkesmas terkait dengan pendataan
masyarakat miskin dan proses pelayanan
maupun sosialisasi yang dilaksanakan.
Walaupun pada kenyataannya BPS yang
menentukan masyarakat yang berhak

menjadi peserta Jamkesmas. Pelaksanaan
program Jamkesmas pada dasarnya tidak bisa
dilaksanakan sendiri oleh satu dinas, tetapi
meliputi banyak dinas dimana berbagai dinas
tersebut harus menerapkan suatu koordinasi
dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
Implementasi suatu kebijakan akan sangat
tergantung dari kinerja para implementor.
Sebaik apapun kebijakan itu dibuat apabila
tidak didukung dengan kinerja yang baik dan
professional maka kebijakan tersebut tidak
akan berjalan. Dengan kata lain, kinerja dari
implementor
sangat
menentukan
keberhasilan dari kebijakan itu sendiri.
Keberhasilan penyelanggaraan program
Jamkesmas di Kecamatan Padang juga tidak
bisa terlepas dari kinerja para aparat dari
berbagai instansi yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang
diberikan
kepada
masyarakat.
Penyelenggaraan tidak berhenti sampai
pembagian kartu, tapi apakah kartu itu benarbenar dugunakan. Dan lebih jauh lagi apakah
kartu itu didapatkan dan digunakan oleh
orang yang tepat.
Ketika program Jamkesmas sudah
disahkan oleh Dinas Kesehatan setelah
melalui proses verifikasi dan claim dana dari
Puskesmas, berarti kegiatan pelayanan harus
dilaksanakan. Kegiatan pelayanan ini
merupakan faktor kunci untuk melihat
kinerja institusi terutama Puskesmas dalam
program Jamkesmas. Sekali lagi karena
Puskesmas
merupakan
instansi yang
berlangsung
berhubungan
dengan
masyarakat. Selain Puskesmas, instansi yang
menentukan tercapai atau tidaknya program
Jamkesmas salah satu diantaranya yang
terkait dengan masalah kepesertaan yaitu
BPS Kabupaten Lumajang. BPS merupakan
badan yang bertugas melakukan pendataan
calon peserta program Jamkesmas. Seorang
peserta Jamkesmas, haruslah warga yang
benar-benar miskin dan memiliki kriteria
yang ditetapkan BPS.
Kemiskinan
ini
terjadi
karena
kelembagaan yang ada membuat anggota
atau kelompok masyarakat tidak menguasai
sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
merata dengan kata lain kemiskinan ini tidak
ada hubungannya dengan kelangkaan
sumberdaya alam. Berdasarkan konsep

tersebut, maka dapat diketahui bahwa
ternyata BPS menilai masyarakat dari
permasalahan yang timbul secara umum,
yakni masyarakat tidak bisa memanfaatkan
sumberdaya alam yang tersedia karena
keterbatasan ekonomi, sehingga BPS
mengkriteriakan
masyarakat
tersebut
kedalam kemiskinan struktural. Apabila
dikaitkan dengan konsep kemiskinan yang
lainnya menurut Ambar (dalam Surjono dan
Nugroho, 2008: 53) yang mengemukakan
konsep kemiskinan bersifat multidimensional
karena cara pandang yang dipergunakan
memecahkan
persoalan
kemiskinan
hendaknya juga meliputi beberapa aspek dari
kemiskinan.
Dalam hal ini, kemiskinan tidak hanya
menyangkut kesejahteraan tetapi juga
menyangkut
kerentanan
dan
ketidak
berdayaan, tertutupnya akses untuk peluang
kerja, dan kemiskinan terefleksi yang
diwarisi dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Berdasarkan konsep tersebut
dalam hal ini Bapak Camat mencoba melihat
keadaan masyarakat secara mendalam karena
pada realitanya kemiskinan yang timbul di
masyarakat tidak semua mencakup dalam
tujuh kriteria yang telah ditetapkan oleh BPS.
Karena kemiskinan bersifat multidimensional
maka Bapak Camat tidak melihat masyarakat
miskin dari kriteria-kriteria yang ditetapkan
oleh BPS, tetapi melihat permasalahan
kemiskinan dalam masyarakat yang semakin
kompleks.
Tanggapan
Masyarakat
Mengenai
Program Serbu
Program Serbu yang sudah diterapkan oleh
Camat Kecamatan Padang sejak awal
terbentuknya membuat warga sekitar sudah
tidak merasa asing dengan istilah tersebut.
Berbagai sosialisasi dan himbauan yang
diberikan oleh pihak kecamatan direspon
positif oleh masyarakat Desa Padang. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat antusiasme
warga untuk berpartisipasi dalam berjalannya
program Serbu yang dilaksanakan oleh pihak
Kecamatan Padang. Keterlibatan masyarakat
dalam program Serbu sedikit banyak
dipengaruhi oleh kemauan dan keikhlasan
diri sendiri untuk ikut bersedekah melalui
program ini.

Dari hasil penelitian ini, apabila dikaitkan
dengan pendekatan konsep jaminan sosial
menurut Suharto (2009: 58-59), yang
mengatakan bahwa jaminan sosial adalah
intervensi melembaga yang dirancang oleh
pemerintah maupun sektor swasta untuk
melindungi masyarakat dari berbagai resiko
yang timbul dari dirinya (kecelakaan, sakit,
meninggal
dunia),
maupun
dari
lingkungannya (PHK, bencana alam, bencana
sosial). Bantuan sosial dapat berbentuk
tunjangan uang, barang atau pelayanan
sosial. Tunjangan kesejahteraan bagi
keluarga miskin, jompo, dan anak-anak.
Terkait dengan pelaksanaan program Serbu
maka selama ini pemerintah daerah
Kecamatan
Padang
mengupayakan
masyarakat untuk dapat tercover dalam
jaminan sosial demi untuk meningkatan
kesejahteraan
masyarakat
khususnya
masyarakat yang tidak mampu. Perlindungan
tersebut dapat terwujud dari terbentuknya
Program Serbu yang dibentuk untuk
masyarakat miskin yang tidak mendapatkan
jamkesmas/jamkesmasda. Terkait dengan
banyaknya masyarakat miskin yang sakit dan
tidak mendapatkan jaminan kesehatan, maka
pemerintah membentuk program Serbu untuk
mengisi kekosongan tersebut. Agar nantinya
masyarakat miskin mendapatkan haknya
untuk
memelihara
kesehatan
seperti
masyarakat pada umumnya.
Diantara berbagai bentuk jaminan
sosial, jaminan kesehatan merupakan sistem
yang telah berdiri sejak lama dan sangat
diperlukan oleh masyarakat. Jaminan
kesehatan
merupakan
pendorong
pembangunan dan strategi penting dalam
membantu beban masyarakat tidak mampu.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian
tersebut adalah bahwa jaminan sosial
merupakan jaminan perlindungan yang
diberikan pemerintah kepada masyarakat
miskin yang sakit, mengalami kecelakaan,
tunjangan
kematian
dan
sebagainya.
Sedangkan Program Serbu adalah program
yang dibuat khusus untuk membantu
masyarakat kususnya masyarakat miskin
yang tidak memiliki kartu Jamkesmas.
Program Serbu dibuat dengan motif
bersedekah karena dana yang diperoleh
merupakan dana sukarela dari aparat

pemerintah dan dikelola oleh Badan Amal
Zakat. Bantuan sedekah ini dibuat oleh
pemerintah Kecamatan Padang yang
bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat
yang tidak mampu. Meskipun sosialisasi
program Serbu masih belum merata namun
program tersebut sangat bermanfaat untuk
masyarakat miskin di Padang agar
terciptanya masyarakat Desa Padang yang
sehat dan produktif untuk menunjang
kesejahteraan sosial masyarakat.
Dari hasil pembahasan diatas,
penelitian
ini
menggunakan
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong,
2005: 330).
Denzin (dalam Moleong, 2005: 330331) membedakan empat macam triangulasi
sebagai
teknik
pemeriksaan
yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori. Mengacu pada teknik
tersebut, dalam penelitian ini dilakukan
pemerikasaan keabsahan data menggunakan
triangulasi
dengan
sumber
berarti
membandingkan dan mengecek kembali
suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh
informasi dari informan yaitu terdiri dari
Bapak Camat, kepala Puskesmas Padang, dan
koordinator pelayanan jaminan sosial.
Sumber yang lain yaitu dari peserta jaminan
sosial, masyarakat yang tidak mendapatkan
jaminan sosial, dan peserta Program Serbu di
Kecamatan Padang dengan kriteria peserta
tersebut belum mendapatkan jaminan sosial.
Hasil yang diperoleh peneliti adalah
kumpulan
data
mengenai
program
Jamkesmas yang fokus utamanya adalah
untuk mengurangi beban masyarakat,
khususnya masyarakat miskin dalam bidang
kesehatan. Data yang diperoleh peneliti
merupakan data hasil dari dokumentasi dan
wawancara yang telah dilakukan. Hasil
dokumentasi dan wawancara yang telah
diperoleh di cek kembali melalui waktu yang
berbeda artinya peneliti berusaha untuk

melihat dari sumber yang berbeda dan dari
sumber yang berbeda tersebut dapat
memperoleh suatu data yang akurat dan
terpercaya. Sumber-sumber yang berbeda
dalam penelitian ini yaitu pernyataan hasil
wawancara dengan Bapak Tauhid, dan Ibu
Irni terkait dengan pelaksanaan program
jaminan sosial yaitu jamkesmas, jamkesda,
dan jampersal, serta program Serbu. Sumbersumber yang lainnya yaitu melihat kesamaan
antara pernyataan informan dari masyarakat
Desa Padang mengenai respon masyarakat
terhadap program jaminan sosial dan
program Serbu. Sumber-sumber penelitian
yang didapatkan tersebut yang akan
menunjukkan hasil akhir dari penelitian ini
bahwa melalui sumber-sumber tersebut
program jaminan sosial harus terus
dilaksanakan karena program tersebut
merupakan program yang bertujuan untuk
mengurangi beban masyarakat miskin
khususnya di bidang kesehatan, serta
program Serbu sangat diterima oleh
masyarakat
karena
bertujuan
untuk
membantu masyarakat miskin dalam bidang
kesehatan yang dalam hal ini tidak
mendapatkan jaminan sosial.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. a)Peran
Jaminan
Sosial
bagi
masyarakat miskin untuk mengurangi
beban masyarakat miskin di bidang
kesehatan di Kecamatan Padang dapat
diketahui dengan adanya programprogram Jaminan Sosial yang ada di
Kecamatan Padang, seperti Jampersal,
Jamkesmas, Jamkesda, dan Program
Serbu. Jaminan sosial tersebut untuk
masyarakat yang tidak mampu agar
mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan di biayai oleh pemerintah pusat
atau pemerintah daerah. Jaminanjaminan sosial dibidang kesehatan yang
ada di Kecamatan Padang tidak dapat
berjalan tanpa adanya institusi-institusi
terkait seperti Dinas Kesehatan,
Puskesmas Padang, Pemda Kabupaten
Lumajang, Kantor Pos, PT. Askes, dan

terakhir BPS (yang menentukan peserta
jamkesmas). Institusi-institusi tersebut
secara langsung maupun tidak langsung
ikut berperan dalam proses pelaksanaan
program Jaminan sosial di bidang
kesehatan.
2. Meskipun
dalam
kenyataannya
koordinasi antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah masih
kurang tetapi pihak pemerintah daerah
sudah melaksanakan program tersebut
dengan memberikan pelayanan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Kurangnya koordinasi tindakan social
karyawan produksi, dengan kata lain
struktur social tersbut melekat pada
karyawan produksi.

6.2 SaranSaran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka
diajukan beberapa saran yaitu sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah daerah
Kecamatan Padang dan BPS untuk
melakukan koordinasi yang baik
dalam menentukan masyarakat miskin
karena hal tersebut berhubungan
dengan masyarakat yang menjadi
peserta Jamkesmas agar dalam
penentuan
peserta
Jamkesmas
selanjutnya bisa lebih baik lagi, dalam
hal ini tepat guna dan tepat sasaran.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah
Kecamatan Padang untuk memberikan
sosialisasi
secara
merata
agar
masyarakat
mengetahui
dan
memahami program-program yang
diadakan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah terutama Program
Serbu yang masih tergolong baru di
mata masyarakat. Agar masyarakat
selalu
berupaya
memberikan
dukungan untuk program-program
jaminan sosial di bidang kesehatan

yang ada di Kecamatan Padang
sehingga program yang dilakukan oleh
pemerintah tersebut memberikan
manfaat secara maksimal dalam
memberikan
jaminan
kesehatan
kepada masyarakat.
3. Penelitian yang berjudul Program
Serbu (Serahkan Seribu Rupiah)
dalam mengurangi beban masyarakat
miskin menggunakan tiga pendekatan
konseptual yakni konsep jaminan
sosial, kemiskinan, dan kesehatan.
Oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menggali lebih dalam atas fenomena
kemiskinan yang terjadi di masyarakat
terkait dengan masyarakat miskin
yang mendapatkan jaminan sosial juga
masyarakat yang masih belum
tercover dalam jaminan sosial. Peneliti
juga
berharap
agar
penelitian
selanjutnya bisa lebih teliti lagi dalam
kepesertaan masyarakat miskin yang
mendapatkan
jaminan
sosial
khususnya di bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Buku

Achmadi, dkk. 2004. Kebijakan Publik dan Pembangunan. Malang: IKIP Malang.
Anonymous, Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas (Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang: 2011)
Azrul, Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metode Research. Jakarta: Andi Offset.
Hartono, H. dan Arnicun Aziz. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ife, Jim and Frank Tesoriero. 2006. Community Development: Community-Based
Alternatives in an age of Globalization. Australia. Diterjemahkan Yakin,
Nurul dan M. Nursyahid. 2008. Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kertonegoro, Sentanoe. 1982. Jaminan Sosial Prinsip dan Pelaksanaannya di
Indonesia. Jakarta: Mutiara.
Misbach, I. 2004. Potert Kemiskinan Perkotaan di Jawa Timur. Berkala Ilmiah
Kependudukan, Vol. 6 No. 1.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja karyawan. Yogyakarta. Hal.45:
BPFE
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Soemarmo, 1996. Ragam Wilayah Pedesaan Miskin dan Upaya Pengentasannya.
Malang: Puslit PWD Unibraw.
Soekanto, Soeryono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia,
Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan.
Bandung: Alfabeta
Surjono, Agus dan Trilasono Nugroho. 2008. Paradigma, Model, Pendekatan,
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah.
Malang: Bayumedia Publishing.
Suyanto. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Wattimena, Reza A.A. 2008. Filsafat dan Sains. Jakarta: Grasindo
Wiezzorek-Zeul, Heidemarie. 2005. Socia Health Insurance in Development
Cooperation dalam Jens Holst and Assia Bandrup Lukanow (eds),
Extending Social Protection in Health : Developing Countries’
Experiences, Lessons Learnt and Recommendations, Frankfurt: VASVrlag fur Akademische Schriften, hal. 1-2
Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. Malang: UM Press
Wrihatnolo, Radi R. dan Riant N. Dwidjowijoto. 2007. Manajemen
Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus Desain dan Metode. Diterjemahkan oleh
M.Djauzi Mudzakir. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hukum:
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Than 1945 Bab XA** tentang
Hak Asasi Manusia Pasal 28H.
Undang-undang Dasar Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008, tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2008.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 686/Menkes/SK/VI/2010, tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun
2010.

Website:
Anonymous. 2007. Jurnal Masyarakat Miskin. Online. Available at:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20masyarakat
%20miskin&source=web&cd=26&cad=rja&ved=0CEMQFjAFOBQ&ur
l=http%3A%2F%2Fisjd.pdii.lipi.go.id%2Fadmin%2Fjurnal
%2F8208111121.pdf&ei=3LReUK6rD9HQrQep94CoBg&usg=AFQjCN
GejW2E3CJISGROGLnsV65nVWWYrw 3 Diakses pada hari Kamis 2
Mei 2013 pkl. 14.00 WIB
Anonymous. 2008. Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan.Online. Available at:
http://massofa.wordpress.com/2008/09/18/ruang-lingkup-sosiologikesehatan/ diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.39 WIB
Anonymous. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960
Tentang
Pokok-Pokok
Kesehatan.
Online.
Available
at:
http://ngada.org/uu9-1960.htm/ diakses pada 18 November 2012 pkl.
20.42 WIB
Anonymous. 2009. Konsep Sehat Sakit Menurut WHO. Online. Available at:
http://dc173.4shared.com/doc/P1q-uViZ/preview.html/ diakses pada 18
November 2012 pkl. 20.46 WIB
Anonymous, 2011. Program Jaminan Persalinan-Jampersal. Online. Available
at:
http://dinkes.balangankab.go.id.program-jaminan-persalinanjampersal-html. Diakses pada hari Kamis 2 Mei 2013 pkl.