FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK TER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK
TERLAHIR KE ALAM DUNIA
HALID HANAFI
Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam
Darul Da’Wah wal Isryad Mangkoso
Abstrak: Anak adalah pujaan hati dan dambaan setiap orang tua. Tidak ada
satu pasangan manusiapun dalam kehidupan ini melangsungkan perkawinan
tidak menghendaki atau menginginkan adanya anak. Namun untuk mendapatkan
anak bagi seorang pasangan suami istri tentulah bukanlah sesuatu pekerjaan
yang mudah tetapi butuh perjuangan yang luar biasa dan pengorbanan yang
besar baru bisa mendapatkan seorang anak. Demi untuk mendapatkan seorang
anak terutama anak yang shaleh maka seorang pasangan suami istri diwajibkan
harus menjaga kualitas gen dan hal-hal yang mempengaruhinya, merawat bayi
dalam kandungan, menjaga kesehatan jasmani dan rokhani ibu hamil, menjaga
dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh agama, bertobat bila punya kesalahankesalahan masa lalu dan hidup sesuai dengan yang digariskan Islam.
Kata Kunci: Anak, Alam Dunia
I. PENDAHULUAN
Setiap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan tidak akan pernah terjadi
dengan sendirinya tanpa ada faktor penyebabnya. Gedung bertingkat, jalan raya, mobil,
rumah, komputer, pesawat, pakaian, meja kursi dan sebagainya tentu tidak secara
otomatis terjadi dengan sendirinya tetapi hal itu bisa terjadi lantaran upaya kerja keras
dari manusia dalam kehidupan dengan berbekal pengetahuan dan pegalaman dalam
kehidupan yang memadukan berbagai material dalam kehidupan sehingga terjadilah
hal-hal seperti tersebut di atas. Misalnya meja tidak akan pernah berbentuk meja kalau
tidak ada kayu. Kayu tidak akan pernah menjadi meja kalau tidak ada tukang kayu
pembuat meja. Adanya tukang kayu pembuat meja dan kayu tidak akan bisa
mewujudkan terjadinya meja kalau tidak ditopang oleh alat-alat pertukangan. Hal ini
mengindikasikan bahwa segala yang ada dalam kehidupan di dunia ada faktor penyebab
sehingga memunculkan keberadaannya dalam kehidupan, bahkan faktor penyebab
keberadaan sesuatu benda atau sesuatu sudah barang tentu juga mempengaruhi kualitas
sesuatu benda atau sesuatu tersebut.
2
Hal yang sama juga terjadi pada kelahiran seorang anak manusia ke alam dunia
yang diidam-idamkan oleh setip orang tua tentu tidak bisa muncul dengan sendirinya
dalam kehidupan tanpa ada faktor-faktor penyebab kelahirannya. Anak yang dalam
sudut pandang Islam adalah karunia sekaligus amanah Allah yang diberikan kepada
orang tua maka orang tua mempunyai tanggung jawab memelihara amanah itu. 1 Namun
demikian upaya untuk mendapatkan anak bagi seorang pasangan suami istri tentu
bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalik telapak tangan. Banyak dalam
kehidupan pasangan suami istri yang mendambakan seorang anak belum tentu bisa
mendapatkan anak sebaliknya ada pasangan yang karena dorongan seksual semata
melakukan hubungan intim di luar nikah toh muda melahirkan anak. Orang tua yang
mengidam-idamkan untuk mendapatkan anak laki-laki belum tentu mendapatkan anak
laki-laki sebaliknya orang tua yang mengharapkan mendapatkan anak perempuan malah
mendapatkan anak laki-laki. Ada orang tua yang mengingkan anak yang saleh tetapi
ternyata begitu lahir dan tumbuh berkembang malah menjadi anak yang tidak saleh.
Bahkan terkadang lantaran perjuangan untuk mendapatkan anak, betapa banyak dalam
kehidupan seorang ibu harus melayang nyawanya lantaran perjuangan saat melahirkan.
Uraian di atas menunjukan bahwa boleh jadi faktor-faktor penyebab lahirnya
satu orang anak ke alam dunia dengan anak yang lainya bisa sama dan bisa pula berbeda
sebab karakteristik anak manusia dalam kehidupan ada yang sama karakter perilaku dan
ada pula yang berbeda karakter tetapi karena orang tua sebagai titik awal lahirnya
seorang anak ke alam dunia maka sudah barang tentu faktor penyebab dari orang tua
akan lebih banyak mempengaruhi atau lebih dominan menjadi penyebab sehingga
seorang anak terlahir ke alam dunia.
II. PEMBAHASAN
A. Proses Keberadaan Anak Manusia Dalam Kehidupan Di Dunia
Seorang anak manusia tidak secara otomatis muncul dengan sendiri dalam
kehidupan dunia tetapi lewat sebuah proses yang panjang dan memakan waktu serta
1
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Cet. I; jakarta: logos, 2001), h. 27
3
memerlukan perjuangan berat. Secara biologis proses lahirnya anak ke alam dunia
terwujudnya lewat proses menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan
perempuan lewat prosesi perkawinan lalu dari proses tersebut tumbulah janin dalam
rahim seorang istri atau perempuan sehingga melahirkan seorang anak bayi manusia
yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi anak-anak hingga menjadi dewasa lalu
memasuki masa tua hingga mengakhiri hidupnya di dunia. Dalam perkembangan
selanjutnya lewat adanya lagi proses perkawinan antara seorang laki-laki dan
perempuan lalu melahirkan anak dan berkembang terus lewat proses perkawinanperkawinan lain yang terjadi dalam kehidupan sehingga tumbulah manusia dalam
kehidupan menjadi kelompok masyarakat, bangsa hingga negara dan bertebaran di
muka bumi.
Proses perkembangan anak manusia dalam kehidupan di dunia juga disinyalir
oleh Allah dalam Islam lewat firmannya yang terdapat dalam QS. al-Hujurat (49): 13,
yaitu;
.
Termahnya;
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. 2
Berdasarkan firman Allah swt dapatlah dipahami bahwa memang prosesi
keberadaan anak manusia dalam kehidupan di dunia bermula dari diciptakan seorang
laki-laki dan perempuan oleh Allah lalu terjadilah perkawinan di antara dua manusia
yang berbeda jenis kelamin tersebut lalu terjadi kehamilan pada perempuan sehingga
lahirlah seorang anak manusia dan dalam proses selanjutnya menjadikan anak tersebut
tumbuh menjadi dewasa dan melakukan pernikahan lagi lalu punya anak, anaknya
tumbuh menjadi dewasa dan begitu seterusnya hingga menjadikan manusia dalam
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya : Mahkota, 1989) h. 957
4
kehidupan di dunia tumbuh menjadi kelompok-kelompok keluarga, suku-suku dan
bangsa yang terus berkembang yang bertebaran di muka bumi.
Secara Islam biasanya dipahami bahwa manusia bermula dari diciptakan Adam
dari tanah oleh Allah lalu dari tulang rusuk Adam diciptakan Hawa dan dari perkawinan
keduanya berkembanglah anak keturunan manusia di seluruh pelosok dunia. Memang
selain Adam dan Hawa yang terlahir tanpa proses ayah dan ibu, ada yang terlahir hanya
lewat ibu yaitu Nabi Isa tapi itu semua karena kekuasaan dari Allah, tetapi selain itu
semua anak manusia terlahir kedunia lewat prosesi adanya ayah dan ibu.3
Untuk itu jelas dalam proses perkembangan seorang manusia dalam kehidupan
melalui tahapan-tahapan perubahan dalam proses yang lama dan dalam proses tersebut
terjadi perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang anak manusia dimana hal
tersebut lebih dikenal dengan proses perkembangan atau proses pertumbuhan
keperibadian anak.
Proses pertumbuhan kepribadian seorang anak adalah tahapan-tahapan
perubahan yang dialami oleh seorang anak baik yang bersifat jasmaniah maupun yang
bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan berubah tingkah laku anak
baik yang terbuka maupun yang tertutup. Proses pertumbuhan anak juga berarti cara
terjadinya perubahan dalam diri yang merupakan perubahan-perubahan berhubungan
dengan perkembangan yang dialami oleh seorang anak. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada anak terjadi dalam berbagai kapasitas baik yang bersifat biologis maupun
yang bersifat psikologis.
Secara global proses perkembangan individu atau anak sampai menjadi individu
berlangsung dalam tiga tahapan yaitu; tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum
ibu oleh sel sperma ayah), tahapan proses kelahiran saat kelahiran bayi dari rahim ibu
ke alam dunia bebas dan tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi
pribadi yang khas sehingga bila dikelompokkan terhadap proses perkembangan
kepribadian anak maka proses perkembangan anak melalui tiga tahapan yaitu; masa
3
Lihat Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah (Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 4
5
anak menjadi janin dalam rahim seorang ibu, masa anak menjadi bayi, dan masa anak
dari kanak-kanak hingga tumbuh menjadi dewasa hingga mengakhiri hayat hidup di
dunia. 4
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami bahwa proses
keberadaan anak manusia di muka bumi secara umum terjadi lewat proses terjadinya
penyatuan dua insan anak manusia antara seorang laki-laki dan perempuan lewat proses
pernikahan yang selanjutnya terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan setelah
melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia, dimana cikal bakal adanya
manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan pernikahan keduannya
melahirkan adanya manusia yang terus berkembang di alam dunia ini.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Terlahir Ke Alam Dunia
Setiap anak yang lahir kedunia membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuannya. Pewarisan
tersebut misalnya struktur tubuh, warna kulit, bentuk rambut, kecerdasan, emosional,
bakat dan sebagainya. Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas dapat diartikan sebagai totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik
fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa pembuahan ovum
oleh sel sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Setiap
individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya
sangat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inchi. Sel ini merupakan perpaduan
antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dengan sperma (spermatozoid) yang
berasal dari ayah. Di dalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan
pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya
sehingga setelah kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru (Cet. IX; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004, Lihat Tohirin Ms, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. II;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 39, Lihat H Jalaluddin, Teologi Pendidikan (Cet. III;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 20
6
Kesempurnaan janin sebagai makhluk hidup diperoleh setelah ditiupkan ruh oleh
malaikat ke dalam dirinya pada usia 120 hari (4 bulan). 5
Setiap sel tersebut memiliki inti sel yang sangat kecil. Inti sel benih berlainan
dengan sel yang lainya (sel badan). Sel-sel badan mempunyai fungsi menggerakkan
otot, menghubungkan syaraf, menahan keseimbangan dan sebagainya. Sedangkan sel
benih mempunyai fungsi yang istimewa dan khusus, yaitu fungsi pertumbuhan
(pembentukan organisme baru). Hanya sel-sel benih yang menentukan penurunan sifat,
sementara sel-sel lain tidak menentukan sifat. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom,
yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang. Tiap kromosom
mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan atau faktor-faktor dasar dalam
pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik fisik
maupun psikisnya. Jumlah gen-gen dalam satu telur yang telah dibuahi sebanyak 10000
sampai 15000.
Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan kromosom yang
jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini pun segera diikuti oleh pembelahan diri
menjadi dua organisme sehingga jumlah kromosom pada sel-sel baru tersebut tetap 24
pasang. Di antara kedua organisme baru tersebut terjadilah perjuangan dan yang lebih
kuat dapat terus hidup. Pada akhirnya hanya satu organisme yang berhasil hidup, maka
akan lahir satu orang anak, tetapi apabila keduannya berhasil mempertahankan
hidupnya, akan lahir anak kembar. Kembar yang berasal dari satu sel telur akan
melahirkan anak kembar yang memiliki jenis kelamin dan sifat yang sama. Kembar
yang berasal dari dua sel telur akan melahirkan anak kembar bisa memiliki jenis
kelamin dan sifat yang sama atau jenis kelamin dan sifat yang berbeda. Mengenai jenis
kelamin dari hasil pembuahan, sangat bergantung pada perpaduan antara kromosom.
Pada pria ada pasangan kromosom XY sedangkan pada wanita hanya memiliki
pasangan XX. Bila dalam pembuahan terjadi pasangan XY (X dari wanita dan Y dari
5
Syamsu Yusuf LN & A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Cet. I; Badung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 173
7
laki-laki ) maka anak yang akan lahir adalah laki-laki, sedangkan apabila XX maka
yang akan lahir adalah wanita.6
Penjelasan-penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi anak sebelum lahir adalah faktor gen dari orang tuannya dimana
kualitas gen dari orang tua akan sangat berpengaruh dasar pada kondisi fisik maupun
psikis dari anak saat dilahirkan, dimana anak itu akan menjadi perempuan atau laki-laki,
sehat atau kurang sehat, cerdas atau kurang cerdas, dan sebagainya itu tergantung pada
kualitas gen dari orang tua. Ini berarti bahwa agar orang tua dapat memiliki anak yang
sehat secara jasmani maupun rokhani maka para orang tua harus menjaga kualitas gen
yang dimilikinya minimal selain perawatan bayi dalam kandungan saat ibu mengandung
maka boleh jadi seorang ibu dan ayah harus mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang
dilarang oleh agama baik itu berupa makanan yang dikonsumsi, perilaku yang
ditampakkan saat mulai proses pembuatan anak hingga kelahirannya, bertobat bila
punya kesalahan-kesalahan masa lalu, hidup sesuai dengan yang digariskan Islam, dan
sebagainya. Sebab pepatah kaum bijak mengatakan bahwa buah kelapa jatuh tidak jauh
dari pohonnya, bila menanam kelapa maka akan tumbuh kelapa.
Suatu perumpamaan yang dapat kami kemukakan misalnya; sebagus apaun
tanah yang akan ditanami petani kalau tanam yang ditanamnya itu tidak dirawat dengan
baik maka pasti hasinya juga tidak akan baik tetapi walaupun tanah yang akan ditanami
itu gersang serta kondisi alam yang panas tetapi kalau petani rajin mengelola tanah yang
akan ditanami berupa memberinya pupuk, tanaman rajin dirawat, serta rajin disirami
maka boleh jadi akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah,
yang berbunyi;
صْلاى ا
سْلا َم
َ اُ َع َل ْيْ ِه َو
َ َع ْنْ ُه َقْْال َ َقْْال َ ال ان ِب ّي
سْْا ِن ِه
َ صْْ َرا ِن ِه أَ ْو ُي َم ّج
ّ َفْْأ َ َب َوا ُه ُي َه ّو َدانِْْ ِه أَ ْو ُي َن
فِي َها َجدْ َعا َء
Artinya;
6
ضْ َي ا
ِ ْر َة َر
َ َْعنْ أَ ِبي ه َُر ْي
ُا
َم ْولُْْو ٍد ُيو َلْْ ُد َع َلى ا ْلف ِْطْْ َر ِة
ا ْل َب ِهي َم ِْة ُت ْن َت ُج ا ْل َب ِهي َم َة َهلْ َت َرى
Ibid, h. 174, Lihat Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Cet. XII; Jakarta: PT Raja
Garfindo Persada, 2002), h. 194,
8
Dari Abi Hurairah ra berkata; telah bersabda nabi saw; setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi Yahudi, Nasrani atau Majuzi sebagaimana binatang ternak yang
melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya (HR Bukhari).
Ahmad Tafsir mengatakan bahwa Rasulullah lewat hadis tersebut telah
menggariskan bahwa setiap anak yang dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Ibu dan
bapaknyalah yang menjadikan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Selain itu
redaksi hadis tersebut sepertinya tidak bisa dipahami secara tekstual saja sebab kalau
yang dipahami kelahiran anak itu sebatas saat anak lahir maka tentu saat anak masih
dalam kandungan, apapun yang dilakukan oleh orang tuannya tidak akan berpengaruh
padanya, pada hal sebagimana disebutkan di atas dan berdasarkan hasil penelitian dalam
bidang psikologi ternyata kebanyakan yang dilakukan oleh orang tua sangat
berpengaruh pada perilaku anak selanjutnya.7
H Baihaqy AK yang dikutip oleh Ahmad Tafsir mengemukakan;
Hadis di atas bermakna bahwa karena tangan-tangan orang tuanyalah si anak dapat
berubah arah, yang tadinya fitrah malah menjadi menyimpang. Kelahiran anak itu
sendiri fitrah, dan orang tuanyalah yang mewarnai dengan celupan Majusi, Nasrani,
atau Yahudi. Analogi hadis dimaksud adalah kenakalan, kemalasan, ketidakpatuhan,
serta ketidak sopanan, akibat ulah orang tuannya. Pada hal secara kejadian dan
kelahiran anak itu bersih atau suci.8
Berdasarkan pendapat Ahmad Tafsir dan H Baihaqy AK tersebut dapatlah
dipahami bahwa proses kejadian anak dan kelahirannya itu bersih atau suci nanti yang
membuat perangai anak itu menjadi perangai Yahudi, Majusi dan Nasrani karena ulah
tangan-tangan atau perilaku keseharian dari kedua orang tuannya sehingga karenanya
para orang tua dalam kehidupannya tanpa memandang waktu harus selalu hidup sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam.
H Jalaluddin mengemukakan bahwa keselamatan diri dapat dipelihara atas dasar
ketaatan menjalankan syari’at Islam meliputi;
1. Memelihara agama
7
Ahmad Tafsir (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga (Cet. IV; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 67
8
Ibid.
9
2. Memelihara akal, seperti menghindari minuman memabukkan, menuntut ilmu, dan
sebagainya
3. Memelihara jiwa, antara lain tidak menganiaya diri
4. Memelihara harta benda, tidak boros, atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat
5. Memelihara keturunan seperti membina keluarga melalui pernikahan yang sah.9
Berdasarkan pendapat H Jalaluddin tersebut dapatlah dipahami bahwa semua
yang dimiliki manusia dalam kehidupan baik diri, keluarga, harta benda, nyawa dan
sebagainya semuanya harus diarahakan dalam kehidupan demi untuk pengabdian
kepada Allah termasuk apa yang diperoleh harus diperoleh lewat jalan yang halal. Ini
bermakna dalam hal proses pembuatan anak maka segala aktifitas yang terkait dengan
proses pembuatan tersebut benar-benar lewat proses yang halal dan ditopang oleh halhal yang halal serta perilaku yang dibenarkan oleh Islam.
Untuk itu sudah seharusnya bagi seorang calon ibu atau suami sejak dini sudah
mempersiapkan dirinya dengan baik berupa hidup sesuai dengan ajaran Islam dalam
segala aktifitas kehidupannya. Bila sebelumnya ia banyak melakukan kesalahan maka
segerahlah bertobat sebab Allah maha pengampun. Sebaliknya juga bagi para ibu atau
bapak yang terlanjur melakukan kesalahan dalam proses pengadaan anak maka
perbaikilah diri anda dengan jalan tobat dan hidup secara Islami sehingga dengan
demikian anak-anak yang akan dilahirkan atau sudah dilahirkan bisa menjadi anak yang
saleh.
Hery Noer Aly mengemukakan bahwa;
Pertumbuhan jasmani seorang anak kadangkala dipengaruhi oleh faktor iklim, baik
alamiah seperti iklim, perubahan musim dan sifat tanah, maupun dipengaruhi
sosio-budaya seperti cara makan, cara memelihara badan dari penyakit dan
perawatan. Untuk faktor warisan dari orang tua ibarat sebiji benih apabila
disemaikan di atas tanah yang sesuai, benih akan tumbuh menjadi pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang diharapkan. Namun, apabila disemaikan di atas tanah yang
tidak sesuai, ia tidak akan tumbuh dengan semestinya. Sebaliknya, walaupun
bagaimana suburnya tanah itu, benih tidak akan dapat menjadi tanaman yang baik
apabila tanaman yang disemaikan itu benih yang buruk. Demikian pula halnya
9
H Jalaluddin, op. cit, h. 64
10
dengan kecerdasan. Seorang tidak akan bisa diharapkan untuk menjadi pintar atau
genius walaupun bagaimanapun suburnya lingkungan di sekelilingnya apabila
sejak awal ia membawa warisan dari kecerdasan dari orang tuannya rendah. 10
Berdasarkan penjelasan dari Hery Noer Aly tersebut dapatlah dipahami bahwa
faktor penyebab yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia adalah kualitas sperma
dari ayah dan kualitas sel telur yang dimiliki oleh seorang ibu serta proses perawatan
yang dilakukan terhadap ibu hamil selama mengalami proses kehamilan sehingga hal
tersebut memungkin bisa lahirnya seorang anak dengan baik.
Kartini Kartono mengemukakan bahwa;
Janin dalam rahim ibu itu nyaman terlindung dari setiap gangguan lingkungan.
Namun hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut bisa aman dari
pengaruh luar. Sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung
pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan psikisnya. Ibu dan janin
merupakan satu bagian perkumpulan organik tunggal. Semua kebutuhan ibu dan
bakal anak dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik dari ibu si
anak mengalir pula ke dalam jasad janinya. Unitas ini tidak hanya meliputi prosesproses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi destruktif.
Tegasnya, kesejahteraan ibu, baik jasmani maupun rokhani, akan melimpahkan
kesejahteraan kepada janinya. Gangguan-gangguan pada pribadi ibu, baik yang
bersifat fisik maupun psikis (misalnya suatu penyakit yang parah atau gangguan
emosional yang serius). Selanjutnya, kematian dari salah seorang yaitu ibu atau
janinnya, biasanya mengakibatkan pula kematian pada pihak lainya. Apabila mineral
dan hormon-hormon yang esensial penting bagi pertumbuhan calon bayi itu sangat
kurang, maka janin akan banyak menyerap mineral dan hormon dari ibunya dengan
mengorbankan kondisi ibunya.11
Berdasarkan pendapat Kartini Kartono tersebut di atas dapatlah dipahami bahwa
faktor yang mempengaruhi seorang anak terlahir ke alam dunia juga dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan psikis dari seorang ibu termasuk makanan yang dikonsumsi oleh
seorang ibu. Untuk itu di saat seorang sedang mengandung maka ia harus dijaga
makanannya, kesehatannya, dan kenyamanan tempat ia selama mengandung anak
dimana bila hal itu baik maka anak yang dilahirkan kemungkinan akan lahir dengan
baik tetapi bila hal tersebut kurang baik maka bisa jadi akan mempengaruhi kelahiran
mislanya bayi lahir cacat, keguguran, atau bahkan kematian bayi atau ibu dan bayinya.
10
Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Logos, 1999), h. 123
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembanga ) (Cet. V; Bandung: Mandar Maju,
1995), h. 67-68
11
11
Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia meliputi; kualitas
sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang dikonsumsi seorang
ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan seorang ibu, perilaku
keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat mengandung, kondisi
kesehatan ibu, dan takdir dari Allah. Masuknya takdir dari Allah sebagai salah satu
penyebab yang mempengaruhi anak sebelum dilahirkan dikarenakan secara Islam
walapuan berbagai hal telah diupayakan oleh manusia agar ia bisa mempunya anak
namun bila Allah tidak menghendaki keduannya untuk mendapatkan anak maka
pasangan tersebut tentu tidak dikarunia anak, prinsipnya manusia harus melakukan
ikhtiar berusaha asal jangan menghalakan segala cara tetapi tetap merujuk pada ajaran
Islam.
III. KESIMPULAN
1. Proses keberadaan anak manusia di muka bumi secara biologis terjadi lewat proses
terjadinya menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan perempuan lewat
proses perkawinan sehingga terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan
setelah melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia sementara cikal
bakal adanya manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan
pernikahan keduannya melahirkan adanya anak manusia yang terus berkembang
hingga akhir hayat hidupnya di dunia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak hingga terlahir ke alam dunia meliputi;
kualitas sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang
dikonsumsi seorang ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan
seorang ibu, perilaku keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat
mengandung, kondisi kesehatan ibu dan takdir dari Allah
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam Di Indonesia, Cet. I; jakarta: logos, 2001
12
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya : Mahkota, 1989
al-Ja’fiy, Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Shahih Bukhari,
Cet. I; Riyadh: Dar al-Salam, 1997
Muhaimin dkk. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah, Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru, Cet. IX;
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Ms, Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Cet. II; Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006
Jalaluddin, H. Teologi Pendidikan, Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
LN, Syamsu Yusuf & A Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, Cet. I;
Badung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: PT Raja Garfindo Persada,
2002
Tafsir, Ahmad (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Cet. IV; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002
Ali, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Jakarta: Logos, 1999
Kartono, Kartini. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan ), Cet. V; Bandung: Mandar
Maju, 1995
TERLAHIR KE ALAM DUNIA
HALID HANAFI
Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam
Darul Da’Wah wal Isryad Mangkoso
Abstrak: Anak adalah pujaan hati dan dambaan setiap orang tua. Tidak ada
satu pasangan manusiapun dalam kehidupan ini melangsungkan perkawinan
tidak menghendaki atau menginginkan adanya anak. Namun untuk mendapatkan
anak bagi seorang pasangan suami istri tentulah bukanlah sesuatu pekerjaan
yang mudah tetapi butuh perjuangan yang luar biasa dan pengorbanan yang
besar baru bisa mendapatkan seorang anak. Demi untuk mendapatkan seorang
anak terutama anak yang shaleh maka seorang pasangan suami istri diwajibkan
harus menjaga kualitas gen dan hal-hal yang mempengaruhinya, merawat bayi
dalam kandungan, menjaga kesehatan jasmani dan rokhani ibu hamil, menjaga
dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh agama, bertobat bila punya kesalahankesalahan masa lalu dan hidup sesuai dengan yang digariskan Islam.
Kata Kunci: Anak, Alam Dunia
I. PENDAHULUAN
Setiap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan tidak akan pernah terjadi
dengan sendirinya tanpa ada faktor penyebabnya. Gedung bertingkat, jalan raya, mobil,
rumah, komputer, pesawat, pakaian, meja kursi dan sebagainya tentu tidak secara
otomatis terjadi dengan sendirinya tetapi hal itu bisa terjadi lantaran upaya kerja keras
dari manusia dalam kehidupan dengan berbekal pengetahuan dan pegalaman dalam
kehidupan yang memadukan berbagai material dalam kehidupan sehingga terjadilah
hal-hal seperti tersebut di atas. Misalnya meja tidak akan pernah berbentuk meja kalau
tidak ada kayu. Kayu tidak akan pernah menjadi meja kalau tidak ada tukang kayu
pembuat meja. Adanya tukang kayu pembuat meja dan kayu tidak akan bisa
mewujudkan terjadinya meja kalau tidak ditopang oleh alat-alat pertukangan. Hal ini
mengindikasikan bahwa segala yang ada dalam kehidupan di dunia ada faktor penyebab
sehingga memunculkan keberadaannya dalam kehidupan, bahkan faktor penyebab
keberadaan sesuatu benda atau sesuatu sudah barang tentu juga mempengaruhi kualitas
sesuatu benda atau sesuatu tersebut.
2
Hal yang sama juga terjadi pada kelahiran seorang anak manusia ke alam dunia
yang diidam-idamkan oleh setip orang tua tentu tidak bisa muncul dengan sendirinya
dalam kehidupan tanpa ada faktor-faktor penyebab kelahirannya. Anak yang dalam
sudut pandang Islam adalah karunia sekaligus amanah Allah yang diberikan kepada
orang tua maka orang tua mempunyai tanggung jawab memelihara amanah itu. 1 Namun
demikian upaya untuk mendapatkan anak bagi seorang pasangan suami istri tentu
bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalik telapak tangan. Banyak dalam
kehidupan pasangan suami istri yang mendambakan seorang anak belum tentu bisa
mendapatkan anak sebaliknya ada pasangan yang karena dorongan seksual semata
melakukan hubungan intim di luar nikah toh muda melahirkan anak. Orang tua yang
mengidam-idamkan untuk mendapatkan anak laki-laki belum tentu mendapatkan anak
laki-laki sebaliknya orang tua yang mengharapkan mendapatkan anak perempuan malah
mendapatkan anak laki-laki. Ada orang tua yang mengingkan anak yang saleh tetapi
ternyata begitu lahir dan tumbuh berkembang malah menjadi anak yang tidak saleh.
Bahkan terkadang lantaran perjuangan untuk mendapatkan anak, betapa banyak dalam
kehidupan seorang ibu harus melayang nyawanya lantaran perjuangan saat melahirkan.
Uraian di atas menunjukan bahwa boleh jadi faktor-faktor penyebab lahirnya
satu orang anak ke alam dunia dengan anak yang lainya bisa sama dan bisa pula berbeda
sebab karakteristik anak manusia dalam kehidupan ada yang sama karakter perilaku dan
ada pula yang berbeda karakter tetapi karena orang tua sebagai titik awal lahirnya
seorang anak ke alam dunia maka sudah barang tentu faktor penyebab dari orang tua
akan lebih banyak mempengaruhi atau lebih dominan menjadi penyebab sehingga
seorang anak terlahir ke alam dunia.
II. PEMBAHASAN
A. Proses Keberadaan Anak Manusia Dalam Kehidupan Di Dunia
Seorang anak manusia tidak secara otomatis muncul dengan sendiri dalam
kehidupan dunia tetapi lewat sebuah proses yang panjang dan memakan waktu serta
1
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Cet. I; jakarta: logos, 2001), h. 27
3
memerlukan perjuangan berat. Secara biologis proses lahirnya anak ke alam dunia
terwujudnya lewat proses menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan
perempuan lewat prosesi perkawinan lalu dari proses tersebut tumbulah janin dalam
rahim seorang istri atau perempuan sehingga melahirkan seorang anak bayi manusia
yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi anak-anak hingga menjadi dewasa lalu
memasuki masa tua hingga mengakhiri hidupnya di dunia. Dalam perkembangan
selanjutnya lewat adanya lagi proses perkawinan antara seorang laki-laki dan
perempuan lalu melahirkan anak dan berkembang terus lewat proses perkawinanperkawinan lain yang terjadi dalam kehidupan sehingga tumbulah manusia dalam
kehidupan menjadi kelompok masyarakat, bangsa hingga negara dan bertebaran di
muka bumi.
Proses perkembangan anak manusia dalam kehidupan di dunia juga disinyalir
oleh Allah dalam Islam lewat firmannya yang terdapat dalam QS. al-Hujurat (49): 13,
yaitu;
.
Termahnya;
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. 2
Berdasarkan firman Allah swt dapatlah dipahami bahwa memang prosesi
keberadaan anak manusia dalam kehidupan di dunia bermula dari diciptakan seorang
laki-laki dan perempuan oleh Allah lalu terjadilah perkawinan di antara dua manusia
yang berbeda jenis kelamin tersebut lalu terjadi kehamilan pada perempuan sehingga
lahirlah seorang anak manusia dan dalam proses selanjutnya menjadikan anak tersebut
tumbuh menjadi dewasa dan melakukan pernikahan lagi lalu punya anak, anaknya
tumbuh menjadi dewasa dan begitu seterusnya hingga menjadikan manusia dalam
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya : Mahkota, 1989) h. 957
4
kehidupan di dunia tumbuh menjadi kelompok-kelompok keluarga, suku-suku dan
bangsa yang terus berkembang yang bertebaran di muka bumi.
Secara Islam biasanya dipahami bahwa manusia bermula dari diciptakan Adam
dari tanah oleh Allah lalu dari tulang rusuk Adam diciptakan Hawa dan dari perkawinan
keduanya berkembanglah anak keturunan manusia di seluruh pelosok dunia. Memang
selain Adam dan Hawa yang terlahir tanpa proses ayah dan ibu, ada yang terlahir hanya
lewat ibu yaitu Nabi Isa tapi itu semua karena kekuasaan dari Allah, tetapi selain itu
semua anak manusia terlahir kedunia lewat prosesi adanya ayah dan ibu.3
Untuk itu jelas dalam proses perkembangan seorang manusia dalam kehidupan
melalui tahapan-tahapan perubahan dalam proses yang lama dan dalam proses tersebut
terjadi perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang anak manusia dimana hal
tersebut lebih dikenal dengan proses perkembangan atau proses pertumbuhan
keperibadian anak.
Proses pertumbuhan kepribadian seorang anak adalah tahapan-tahapan
perubahan yang dialami oleh seorang anak baik yang bersifat jasmaniah maupun yang
bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan berubah tingkah laku anak
baik yang terbuka maupun yang tertutup. Proses pertumbuhan anak juga berarti cara
terjadinya perubahan dalam diri yang merupakan perubahan-perubahan berhubungan
dengan perkembangan yang dialami oleh seorang anak. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada anak terjadi dalam berbagai kapasitas baik yang bersifat biologis maupun
yang bersifat psikologis.
Secara global proses perkembangan individu atau anak sampai menjadi individu
berlangsung dalam tiga tahapan yaitu; tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum
ibu oleh sel sperma ayah), tahapan proses kelahiran saat kelahiran bayi dari rahim ibu
ke alam dunia bebas dan tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi
pribadi yang khas sehingga bila dikelompokkan terhadap proses perkembangan
kepribadian anak maka proses perkembangan anak melalui tiga tahapan yaitu; masa
3
Lihat Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah (Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 4
5
anak menjadi janin dalam rahim seorang ibu, masa anak menjadi bayi, dan masa anak
dari kanak-kanak hingga tumbuh menjadi dewasa hingga mengakhiri hayat hidup di
dunia. 4
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami bahwa proses
keberadaan anak manusia di muka bumi secara umum terjadi lewat proses terjadinya
penyatuan dua insan anak manusia antara seorang laki-laki dan perempuan lewat proses
pernikahan yang selanjutnya terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan setelah
melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia, dimana cikal bakal adanya
manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan pernikahan keduannya
melahirkan adanya manusia yang terus berkembang di alam dunia ini.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Terlahir Ke Alam Dunia
Setiap anak yang lahir kedunia membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuannya. Pewarisan
tersebut misalnya struktur tubuh, warna kulit, bentuk rambut, kecerdasan, emosional,
bakat dan sebagainya. Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas dapat diartikan sebagai totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik
fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa pembuahan ovum
oleh sel sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Setiap
individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya
sangat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inchi. Sel ini merupakan perpaduan
antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dengan sperma (spermatozoid) yang
berasal dari ayah. Di dalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan
pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya
sehingga setelah kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru (Cet. IX; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004, Lihat Tohirin Ms, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. II;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 39, Lihat H Jalaluddin, Teologi Pendidikan (Cet. III;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 20
6
Kesempurnaan janin sebagai makhluk hidup diperoleh setelah ditiupkan ruh oleh
malaikat ke dalam dirinya pada usia 120 hari (4 bulan). 5
Setiap sel tersebut memiliki inti sel yang sangat kecil. Inti sel benih berlainan
dengan sel yang lainya (sel badan). Sel-sel badan mempunyai fungsi menggerakkan
otot, menghubungkan syaraf, menahan keseimbangan dan sebagainya. Sedangkan sel
benih mempunyai fungsi yang istimewa dan khusus, yaitu fungsi pertumbuhan
(pembentukan organisme baru). Hanya sel-sel benih yang menentukan penurunan sifat,
sementara sel-sel lain tidak menentukan sifat. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom,
yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang. Tiap kromosom
mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan atau faktor-faktor dasar dalam
pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik fisik
maupun psikisnya. Jumlah gen-gen dalam satu telur yang telah dibuahi sebanyak 10000
sampai 15000.
Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan kromosom yang
jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini pun segera diikuti oleh pembelahan diri
menjadi dua organisme sehingga jumlah kromosom pada sel-sel baru tersebut tetap 24
pasang. Di antara kedua organisme baru tersebut terjadilah perjuangan dan yang lebih
kuat dapat terus hidup. Pada akhirnya hanya satu organisme yang berhasil hidup, maka
akan lahir satu orang anak, tetapi apabila keduannya berhasil mempertahankan
hidupnya, akan lahir anak kembar. Kembar yang berasal dari satu sel telur akan
melahirkan anak kembar yang memiliki jenis kelamin dan sifat yang sama. Kembar
yang berasal dari dua sel telur akan melahirkan anak kembar bisa memiliki jenis
kelamin dan sifat yang sama atau jenis kelamin dan sifat yang berbeda. Mengenai jenis
kelamin dari hasil pembuahan, sangat bergantung pada perpaduan antara kromosom.
Pada pria ada pasangan kromosom XY sedangkan pada wanita hanya memiliki
pasangan XX. Bila dalam pembuahan terjadi pasangan XY (X dari wanita dan Y dari
5
Syamsu Yusuf LN & A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Cet. I; Badung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 173
7
laki-laki ) maka anak yang akan lahir adalah laki-laki, sedangkan apabila XX maka
yang akan lahir adalah wanita.6
Penjelasan-penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi anak sebelum lahir adalah faktor gen dari orang tuannya dimana
kualitas gen dari orang tua akan sangat berpengaruh dasar pada kondisi fisik maupun
psikis dari anak saat dilahirkan, dimana anak itu akan menjadi perempuan atau laki-laki,
sehat atau kurang sehat, cerdas atau kurang cerdas, dan sebagainya itu tergantung pada
kualitas gen dari orang tua. Ini berarti bahwa agar orang tua dapat memiliki anak yang
sehat secara jasmani maupun rokhani maka para orang tua harus menjaga kualitas gen
yang dimilikinya minimal selain perawatan bayi dalam kandungan saat ibu mengandung
maka boleh jadi seorang ibu dan ayah harus mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang
dilarang oleh agama baik itu berupa makanan yang dikonsumsi, perilaku yang
ditampakkan saat mulai proses pembuatan anak hingga kelahirannya, bertobat bila
punya kesalahan-kesalahan masa lalu, hidup sesuai dengan yang digariskan Islam, dan
sebagainya. Sebab pepatah kaum bijak mengatakan bahwa buah kelapa jatuh tidak jauh
dari pohonnya, bila menanam kelapa maka akan tumbuh kelapa.
Suatu perumpamaan yang dapat kami kemukakan misalnya; sebagus apaun
tanah yang akan ditanami petani kalau tanam yang ditanamnya itu tidak dirawat dengan
baik maka pasti hasinya juga tidak akan baik tetapi walaupun tanah yang akan ditanami
itu gersang serta kondisi alam yang panas tetapi kalau petani rajin mengelola tanah yang
akan ditanami berupa memberinya pupuk, tanaman rajin dirawat, serta rajin disirami
maka boleh jadi akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah,
yang berbunyi;
صْلاى ا
سْلا َم
َ اُ َع َل ْيْ ِه َو
َ َع ْنْ ُه َقْْال َ َقْْال َ ال ان ِب ّي
سْْا ِن ِه
َ صْْ َرا ِن ِه أَ ْو ُي َم ّج
ّ َفْْأ َ َب َوا ُه ُي َه ّو َدانِْْ ِه أَ ْو ُي َن
فِي َها َجدْ َعا َء
Artinya;
6
ضْ َي ا
ِ ْر َة َر
َ َْعنْ أَ ِبي ه َُر ْي
ُا
َم ْولُْْو ٍد ُيو َلْْ ُد َع َلى ا ْلف ِْطْْ َر ِة
ا ْل َب ِهي َم ِْة ُت ْن َت ُج ا ْل َب ِهي َم َة َهلْ َت َرى
Ibid, h. 174, Lihat Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Cet. XII; Jakarta: PT Raja
Garfindo Persada, 2002), h. 194,
8
Dari Abi Hurairah ra berkata; telah bersabda nabi saw; setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi Yahudi, Nasrani atau Majuzi sebagaimana binatang ternak yang
melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya (HR Bukhari).
Ahmad Tafsir mengatakan bahwa Rasulullah lewat hadis tersebut telah
menggariskan bahwa setiap anak yang dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Ibu dan
bapaknyalah yang menjadikan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Selain itu
redaksi hadis tersebut sepertinya tidak bisa dipahami secara tekstual saja sebab kalau
yang dipahami kelahiran anak itu sebatas saat anak lahir maka tentu saat anak masih
dalam kandungan, apapun yang dilakukan oleh orang tuannya tidak akan berpengaruh
padanya, pada hal sebagimana disebutkan di atas dan berdasarkan hasil penelitian dalam
bidang psikologi ternyata kebanyakan yang dilakukan oleh orang tua sangat
berpengaruh pada perilaku anak selanjutnya.7
H Baihaqy AK yang dikutip oleh Ahmad Tafsir mengemukakan;
Hadis di atas bermakna bahwa karena tangan-tangan orang tuanyalah si anak dapat
berubah arah, yang tadinya fitrah malah menjadi menyimpang. Kelahiran anak itu
sendiri fitrah, dan orang tuanyalah yang mewarnai dengan celupan Majusi, Nasrani,
atau Yahudi. Analogi hadis dimaksud adalah kenakalan, kemalasan, ketidakpatuhan,
serta ketidak sopanan, akibat ulah orang tuannya. Pada hal secara kejadian dan
kelahiran anak itu bersih atau suci.8
Berdasarkan pendapat Ahmad Tafsir dan H Baihaqy AK tersebut dapatlah
dipahami bahwa proses kejadian anak dan kelahirannya itu bersih atau suci nanti yang
membuat perangai anak itu menjadi perangai Yahudi, Majusi dan Nasrani karena ulah
tangan-tangan atau perilaku keseharian dari kedua orang tuannya sehingga karenanya
para orang tua dalam kehidupannya tanpa memandang waktu harus selalu hidup sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam.
H Jalaluddin mengemukakan bahwa keselamatan diri dapat dipelihara atas dasar
ketaatan menjalankan syari’at Islam meliputi;
1. Memelihara agama
7
Ahmad Tafsir (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga (Cet. IV; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 67
8
Ibid.
9
2. Memelihara akal, seperti menghindari minuman memabukkan, menuntut ilmu, dan
sebagainya
3. Memelihara jiwa, antara lain tidak menganiaya diri
4. Memelihara harta benda, tidak boros, atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat
5. Memelihara keturunan seperti membina keluarga melalui pernikahan yang sah.9
Berdasarkan pendapat H Jalaluddin tersebut dapatlah dipahami bahwa semua
yang dimiliki manusia dalam kehidupan baik diri, keluarga, harta benda, nyawa dan
sebagainya semuanya harus diarahakan dalam kehidupan demi untuk pengabdian
kepada Allah termasuk apa yang diperoleh harus diperoleh lewat jalan yang halal. Ini
bermakna dalam hal proses pembuatan anak maka segala aktifitas yang terkait dengan
proses pembuatan tersebut benar-benar lewat proses yang halal dan ditopang oleh halhal yang halal serta perilaku yang dibenarkan oleh Islam.
Untuk itu sudah seharusnya bagi seorang calon ibu atau suami sejak dini sudah
mempersiapkan dirinya dengan baik berupa hidup sesuai dengan ajaran Islam dalam
segala aktifitas kehidupannya. Bila sebelumnya ia banyak melakukan kesalahan maka
segerahlah bertobat sebab Allah maha pengampun. Sebaliknya juga bagi para ibu atau
bapak yang terlanjur melakukan kesalahan dalam proses pengadaan anak maka
perbaikilah diri anda dengan jalan tobat dan hidup secara Islami sehingga dengan
demikian anak-anak yang akan dilahirkan atau sudah dilahirkan bisa menjadi anak yang
saleh.
Hery Noer Aly mengemukakan bahwa;
Pertumbuhan jasmani seorang anak kadangkala dipengaruhi oleh faktor iklim, baik
alamiah seperti iklim, perubahan musim dan sifat tanah, maupun dipengaruhi
sosio-budaya seperti cara makan, cara memelihara badan dari penyakit dan
perawatan. Untuk faktor warisan dari orang tua ibarat sebiji benih apabila
disemaikan di atas tanah yang sesuai, benih akan tumbuh menjadi pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang diharapkan. Namun, apabila disemaikan di atas tanah yang
tidak sesuai, ia tidak akan tumbuh dengan semestinya. Sebaliknya, walaupun
bagaimana suburnya tanah itu, benih tidak akan dapat menjadi tanaman yang baik
apabila tanaman yang disemaikan itu benih yang buruk. Demikian pula halnya
9
H Jalaluddin, op. cit, h. 64
10
dengan kecerdasan. Seorang tidak akan bisa diharapkan untuk menjadi pintar atau
genius walaupun bagaimanapun suburnya lingkungan di sekelilingnya apabila
sejak awal ia membawa warisan dari kecerdasan dari orang tuannya rendah. 10
Berdasarkan penjelasan dari Hery Noer Aly tersebut dapatlah dipahami bahwa
faktor penyebab yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia adalah kualitas sperma
dari ayah dan kualitas sel telur yang dimiliki oleh seorang ibu serta proses perawatan
yang dilakukan terhadap ibu hamil selama mengalami proses kehamilan sehingga hal
tersebut memungkin bisa lahirnya seorang anak dengan baik.
Kartini Kartono mengemukakan bahwa;
Janin dalam rahim ibu itu nyaman terlindung dari setiap gangguan lingkungan.
Namun hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut bisa aman dari
pengaruh luar. Sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung
pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan psikisnya. Ibu dan janin
merupakan satu bagian perkumpulan organik tunggal. Semua kebutuhan ibu dan
bakal anak dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik dari ibu si
anak mengalir pula ke dalam jasad janinya. Unitas ini tidak hanya meliputi prosesproses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi destruktif.
Tegasnya, kesejahteraan ibu, baik jasmani maupun rokhani, akan melimpahkan
kesejahteraan kepada janinya. Gangguan-gangguan pada pribadi ibu, baik yang
bersifat fisik maupun psikis (misalnya suatu penyakit yang parah atau gangguan
emosional yang serius). Selanjutnya, kematian dari salah seorang yaitu ibu atau
janinnya, biasanya mengakibatkan pula kematian pada pihak lainya. Apabila mineral
dan hormon-hormon yang esensial penting bagi pertumbuhan calon bayi itu sangat
kurang, maka janin akan banyak menyerap mineral dan hormon dari ibunya dengan
mengorbankan kondisi ibunya.11
Berdasarkan pendapat Kartini Kartono tersebut di atas dapatlah dipahami bahwa
faktor yang mempengaruhi seorang anak terlahir ke alam dunia juga dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan psikis dari seorang ibu termasuk makanan yang dikonsumsi oleh
seorang ibu. Untuk itu di saat seorang sedang mengandung maka ia harus dijaga
makanannya, kesehatannya, dan kenyamanan tempat ia selama mengandung anak
dimana bila hal itu baik maka anak yang dilahirkan kemungkinan akan lahir dengan
baik tetapi bila hal tersebut kurang baik maka bisa jadi akan mempengaruhi kelahiran
mislanya bayi lahir cacat, keguguran, atau bahkan kematian bayi atau ibu dan bayinya.
10
Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Logos, 1999), h. 123
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembanga ) (Cet. V; Bandung: Mandar Maju,
1995), h. 67-68
11
11
Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia meliputi; kualitas
sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang dikonsumsi seorang
ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan seorang ibu, perilaku
keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat mengandung, kondisi
kesehatan ibu, dan takdir dari Allah. Masuknya takdir dari Allah sebagai salah satu
penyebab yang mempengaruhi anak sebelum dilahirkan dikarenakan secara Islam
walapuan berbagai hal telah diupayakan oleh manusia agar ia bisa mempunya anak
namun bila Allah tidak menghendaki keduannya untuk mendapatkan anak maka
pasangan tersebut tentu tidak dikarunia anak, prinsipnya manusia harus melakukan
ikhtiar berusaha asal jangan menghalakan segala cara tetapi tetap merujuk pada ajaran
Islam.
III. KESIMPULAN
1. Proses keberadaan anak manusia di muka bumi secara biologis terjadi lewat proses
terjadinya menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan perempuan lewat
proses perkawinan sehingga terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan
setelah melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia sementara cikal
bakal adanya manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan
pernikahan keduannya melahirkan adanya anak manusia yang terus berkembang
hingga akhir hayat hidupnya di dunia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak hingga terlahir ke alam dunia meliputi;
kualitas sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang
dikonsumsi seorang ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan
seorang ibu, perilaku keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat
mengandung, kondisi kesehatan ibu dan takdir dari Allah
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam Di Indonesia, Cet. I; jakarta: logos, 2001
12
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya : Mahkota, 1989
al-Ja’fiy, Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Shahih Bukhari,
Cet. I; Riyadh: Dar al-Salam, 1997
Muhaimin dkk. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah, Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru, Cet. IX;
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Ms, Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Cet. II; Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006
Jalaluddin, H. Teologi Pendidikan, Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
LN, Syamsu Yusuf & A Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, Cet. I;
Badung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: PT Raja Garfindo Persada,
2002
Tafsir, Ahmad (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Cet. IV; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002
Ali, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Jakarta: Logos, 1999
Kartono, Kartini. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan ), Cet. V; Bandung: Mandar
Maju, 1995