MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN BANGUNAN DI SE (1)

MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN
BANGUNAN DI SEKITAR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Disusun Oleh :

Alif Jati Santoso

(135090301111026)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

1

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Bangunan DiSekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)”.Penulisan makalah ini merupakan sebuah
syarat untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah Fisika Lingkungan.

Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang penulis alami, terutama
disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan yang dipatkan. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari semua pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi materi, pembahasan, maupun dalam teknis penulisannya , untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi yang membacanya.Aamiin.

Malang, 17 November 2015

Penulis

2

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
BAB I....................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
1.1

Latar Belakang............................................................................................... 4

1.2

Rumusan Masalah........................................................................................... 5

1.3

Tujuan......................................................................................................... 5

BAB II...................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN......................................................................................................... 6
2.1

Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)................................................................6

2.1.1


Pengertian DAS Secara Umum.....................................................................6

2.1.2

Definisi DDS Dsearar DfDunssi...................................................................6

2.2

Pengelolaan dan Prinsip Pengolahan Daerah Aliran Sungai........................................8

2.3

Pembangunan Disekitar Daerah Aliran Sungai......................................................10

2.4

Dampak Negatif yang Ditimbulkan Bangunan Di Sekitar DAS..................................12

2.5


Upaya Mengatasi Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh Bangunan di DAS...............13

BAB III................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................... 16
3.1

Kesimpulan................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, lingkungan di sekitar kita


masih begitu alami dan sejuk, banyaknya lahan hutan yang menjadi habitat bagi berbagai
jenis hewan kini sudah berubah menjadi pemukiman-pemukiman penduduk, pabrik, area
perbelanjaan, lahan pertanian, dan sebagainya. Hal ini akan menimbulkan dampak yang luas
bagi kehidupan kita dimasa yang akan datang. Seperti banjir, tanah longsor kepunahan
berbagai satwa langka, ketersediaan air bersih yang terbatas dan sebagainya, hingga berujung
pada pemanasan global.
Pembangunan tidak dapat dihentikan, sebab pembangunan berbanding lurus dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan masyarakat. Semakin banyak
penduduk, maka semakin banyak pula lahan yang harus digunakan untuk membuat
pemukiman tempat tinggal mereka, semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula
kebutuhan akan bahan pokok yang menyebabkan pembangunan industri akan semakin
menjamur.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang ikut menambah jumlah pembangunan,
kita hanya dapat melakukan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan, dan saling
menguntungkan antara kehidupan manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya serta
lingkungan sekitar kita tinggal agar terjaga selalu keseimbangan lingkungan .
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini, agar dapat membantu pembaca agar
dapat mengetahui dampak-dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dengan pembangunan
yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitar terutama di daerah aliran sungai (DAS)

dan bagaimana cara mengatasi ketika dampak negatif dari pembangunan itu muncul.

4

1.2

Rumusan Masalah

1.

Apakah yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai?

2.

Apakah yang di maksdu dengan Pengolahan Daerah Aliran Sungai?

3.

Bagaimana pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai?


4.

Bagaiman dampak negatif pembangunan di Daerah Aliran Sungai?

5.

Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif pembangunan di Daerah Aliran
Sungai?

1.3

Tujuan
1. Mengetahui pengertian Daerah Aliran Sungai.
2. Mengetahui pengertian pengolahan dan prinsip pengolahan Daerah Aliran Sungai.
3. Mengetahui pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai.
4. Mengetahui dampak negatif yang terjadi pada pembangunan di Daerah Aliran Sungai.
5. Mengetahui cara menanggulangi dampak negatif pembangunan di Daerah Aliran
Sungai.

5


BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
2.1.1

Pengertian DAS Secara Umum

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta bermuara melalui anak-anak sungai
dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau.Menurut PP No 37 tentang Pengelolaan
DAS, Pasal 1, DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan
air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.


2.1.2

Definisi DAS secarar funnssi

Gambar 1. Penempang Lahan Daerah Aliran Sungai(DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian menurut
fungsinya, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. Adapun perbedaanya yaitu jika
6

daerah hulu secara biogeofisik merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase
(penyerapan air) lebih tinggi, dengan kemiringan lereng lebih besar dari 15%, bukan
merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis
vegetasi umumnya tegakan hutan. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang
dikelola untuk mempertahankan kondisilingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara
lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupanvegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan
menyimpan air (debit), dan curah hujan.
Sedangkan daerah hilir DAS merupakan daerah pemanfaatan dengan kemiringan
lereng kecil (kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir, pengaturan
pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi, dan jenis vegetasi didominasi oleh tanaman

pertanian kecuali daerah estuaria yang didominsi hutan gambut/bakau. DAS bagian hilir
didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk
kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. Berikut ini adalah table
perbandingan perbedaan faktor biofisik antara DAS bagian Hilir dan Hulu.
Bagian Tengah dari DAS merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik
biogeofisik DAS hilir dan hulu yang berbeda.Bagian tengah dari DAS biasanya di amnfaatkan
untuk aktivitas penduduk. Perubahan tataguna lahan dibagian hulu DAS seperti reboisasi,
pembalakan hutan, deforestasi, budidaya yang mengabaikan kaidah-kaidah konservasi akan
berdampak pada bagian hilirnya, sehingga DAS bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan
dari segi tata air. Contohnya erosi yang terjadi di bagian hulu menyebabkan sedimentasi dan
banjir di hilir, dan bagian hilir umumnya menyediakan pasar bagi hasil pertanian dari bagian
hulu.Olehkarena itu yang menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS sering kali DAS
bagian hulu, mengingat adanya keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
Daerah Hilir
- Topografi datar
- Erosi yang terjadi kecil
- Penutupan Lahan bukan hutan
- Tanah umumnya subur akibat

-

sedimentasi
Pengolahan tanah intensif dan

Daerah Hulu
- Bergelombang, berbukit, gunug
- Rawan terhadap terjadinya erosi
- Didominasi oleh hutan
- Tanah umumnya marjinal
-

Pengolahan tanah masih ekstensif fan

umumnya beririgasi dengan baik
merupakan lahan kering
Table 1. Perbandingan Faktor Biofisik Antara DAS bagian Hilir dan Hulu

7

2.2

Pengelolaan dan Prinsip Pengolahan Daerah Aliran Sungai
Pengelolaan

DAS

merupakan

suatu

bentuk

pengembangan

wilayah

yang

menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara
umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum
dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar
distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.Ada tiga
aspek utama yang selalu menjadi perhatian dalam pengelolaan DAS yaitu jumlah air (water
yield), waktu penyediaan (water regime) dan sedimen. DAS dapat dipandang sebagai suatu
sistem hidrologi yang dipengaruhi oleh perubah presipitasi (hujan) sebagai masukan ke dalam
sistem.Disamping itu DAS mempunyai karakter yang spesifik serta berkaitan erat dengan
unsur-unsur utamanya seperti jenis tanah, topografi, geologi, geomorfologi, vegetasi dan
tataguna lahan.Karakteristik DAS dalam merespon curah hujan yang jatuh di tempat tersebut
dapat memberi pengaruh terhadap besar kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran
permukaan, kandungan air tanah, dan aliran sungai.Dalam hal ini air hujan yang jatuh di
dalam DAS akan mengalami proses yang dikontrol oleh sistem DAS menjadi aliran
permukaan (surface runoff), aliran bawah permukaan (interflow) dan aliran air bawah tanah
(groundwater flow). Ketiga jenis aliran tersebut akan mengalir menuju sungai, yang tentunya
membawa sedimen dalam air sungai tersebut.

Selanjutnya, karena daerah aliran sungai

dianggap sebagai sistem, maka perubahan yang terjadi disuatu bagianakan mempengaruhi
bagian yang lain dalam DAS.

8

Gambar 2. Daur Hidrologi Daerah Aliran Sungai(DAS)

Pengelolaan DAS dijalankan berdasarkan prinsip kelestarian sumberdaya (resources
sustainability) yang menyiratkan keterpaduan antara prinsip produktifitas dan konservasi
sumberdaya yaitu sustainabilty = productivity + conservation of resources yang ada di dalam
mencapai beberapa tujuan pengelolaan DAS, yaitu terjaminnya penggunaan sumberdaya alam
yang lestari, seperti hutan, kehidupan liar, dan lahan pertanian , tercapainya keseimbangan
ekologis lingkungan sebagai sistem penyangga kehidupan , terjaminnya jumlah dan kualitas
air yang baik sepanjang tahun , mengendalikan aliran permukaan dan banjir , mengendalikan
erosi tanah, dan proses degradasi lahan lainnya.
Bagian hilir dari DAS pada umumnya berupa kawasan budidaya pertanian, tempat
pemukiman (perkotaan), dan industri, serta waduk untuk pembangkit tenaga listrik, perikanan
dan lain-lain.Daerah bagian hulu DAS biasanya diperuntukan bagikawasan resapan
air.Dengan demikian keberhasilan pengelolaan DAS bagian hilir adalah tergantung dari
keberhasilan pengelolaan kawasan DAS pada bagian hulunya.Kerusakan DAS dapat ditandai
oleh perubahan perilaku hidrologi, seperti tingginya frekuensi kejadian banjir (puncak aliran)
dan meningkatnya proses erosi dan sedimentasi. Kondisi ini disebabkan belum tepatnya
sistem penanganan dan pemanfaatan DAS.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bersifat multidisiplin dan lintas sektoral maka
dalam pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan DAS perlu diterapkan azas One River
One Plan, yaitu suatu perencanaan terpadu dengan memperhatikan kejelasan keterkaitan
antar sektor pada tingkat daerah atau wilayah dan nasional serta kesinambungan-nya. Selain
itu pelaksanaan pengelolaan DAS umumnya melalui tiga upaya pokok :



Pengelolaan tanah melalui usaha konservasi tanah dalam arti luas;
9




Pengelolaan sumber daya air melalui usaha perlindungan sumber daya air;
Pengelolaan hutan, khususnya hutan lindung.

Kegiatan pengelolaan DAS juga dihubungkan dengan kelestarian sumber daya air , yang
mempunyai sifat di antarnya adalah:

1.

Kuantitatif: memperbesar suplai ke dalam tanah sehingga menambah tampungan air
tanah

dan

meningkatkan suplai air

tanah

ke

alur

sungai

yang

berdampak

mengurangi fluktuasi debit limpasan.
2. Kualitatif: mengurangi kandungan material tersuspensi aliran sungai (suspended load).
Sebagai akibat bertambah besarnya air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga
pengikisan permukaan berkurang.
2.3

Pembangunan Disekitar Daerah Aliran Sungai
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan ikut meningkatkan pertumbuhan daerah

pemukiman yang berakibat berkurangnya daerah resapan air. Hal tersebut memang telah
membawa pertumbuhan ekonomi, namun meningkatnya pertumbuhan ekonomi tanpa
mempertimbangkan alam, akan menyebabkan bencana dan kerusakan alam misalnya banjir,
kekeringan dan menurunnya kualitas air tanah. Selain itu kurangnya penanganan limbah
industri maupun domestik yang memadai,

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap

lingkungan, akan mengakibatkan menurunnya kapasitas aliran sungai karena sampah,
sedimentasi, dan bangunan-bangunan liar di bantaran.

10

Gambar 3. Keadaan Bangunan Di DAS

Gambar 4. Kepadatan Pembangunan Disekitar DAS
Pada gambar diatas terlihat bahwa kepadatan pemukiman dan bangunan di DAS
menghasilkan dampak kerusakan bagi DAS yang sangat besar. Di daerah perkotaan yang
umumnya merupakan bagian hilir DAS, permukaan tanah banyak ditutupi oleh bangunan
permanen yang kedap air. Akibat dari semakin luasnya lapisan kedap air di permukaan tanah,
hujan yang jatuh sebagian besar tidak dapat diinfiltrasikan ke dalam tanah dan menimbulkan
genangan atau banjir.Selain itu akibat kepadatan pemukiman disekitar DAS banyak
masyarakat yang membuang sampah disungai, dan menyurangi penyerapan air pada DAS
akibat sampah.
11

Pemikiran banyak orang tentang banjir di bagian hilir semata‐mata hanyalah
diakibatkan oleh kiriman banjir dari bagian hulu tidak sepenuhnya benar, karena banjir yang
terjadi di bagian hilir akan tetap terjadi walaupun hujan di hulu kecil jika air hujan dan aliran
permukaan yang masuk ke hilir tidak mampu dialirkan ke dalam tanah atau ke badan air
dengan baik.

Semakin banyaknya bangunan dan infrastruktur permanen dibangunan

memperluas lapisan kedap air di atas prmukaan tanah pada DAS menjadi salah satu sumber
masalah utama banjir di suatu daerah contohnya Jakarta. Kasus DAS Ciliwung yang berhulu
di daerah Puncak Bogor dan berhilir di Jakarta menunjukkan bahwa banjir yang terjadi di
Jakarta tidak selamanya akibat kiriman air dari Bogor, dimana Jakarta pernah banjir

pada

saat Bogor tidak terjadi hujan.

2.4

Dampak Negatif yang Ditimbulkan Bangunan Di Sekitar DAS
Kepadatan pemukiman dan bangunan-bangunan di sekitar daerah aliran sungai dapat

menghasilkan dampak buruk bagi masyarakat banyak.Pembangunan yang dilakukan di daerah
aliran Sungai (DAS) terutama untuk kawasan perumahan dan industri ini memilki dampak
negatif bagi lingkungan hidup. Salah satu dampak yang paling banyak dirasakan masyarakat
yaitu banjir dikarenakan kurangnya sumber resapan.Mengingat fungsi dari bantaran-bantaran
sungai adalah sebagai penyerap air, namun bantaran-bantaran yang ada dibangun pemukiman
rumah atau bangunan disekitar DAS.Kurangnya sumber resapan mengakibatkan air tidak bisa
terserap dengan bebas selain itu permukiman yang ada juga menyempitkan aliran air. Air
yang lewat di sekitar DAS dengan padat pemukiman diserap seadanya ,lalu mengakibatkan
banjir.
Selain banjir dampak lain yaitu keselamatan penduduk yang bermukim di DAS. Air
sungai yang mengalir akan mengikis tanah pada bantaran sungai (erosi) .Lama-lama tanah
pada bantaran sungai menjadi terkikis dan mengancam bangunan yang bermukim diatas
bantaran sungai dan mengakibatkan longsor.
Selain longsor dampak lain yang dihasilkan yaitu pencemar yang masuk kesungai oleh
perilaku manusia, contoh bahan pencemar yang bersalah dari perumahan (limbah rumah
tangga) seperti aktifitas manusia yang membuang bungkus makanan, air sabun, air bekas
cucian yang mengandung zat kimia sebagainya langsung ke sungai. Sedangkan bahan
pencemar yang berasal dari aktifitas industri (limbah industri" seperti sisa produksi yang
bermuatan zat kimia dan ini merupakan pencemar air sungai nomor satu, penyebab lain juga
12

dikarenakan saluran buangan air dari setiap perumahan dan industri yang langsung mengarah
ke sungai. Air yang tercemar membawa dampak pada kerugian bagi makhluk hidup,
mengingat kedudukan air sebagai salah satu elemen terpenting dari kehidupan.
Berikut adalah sebagian dampak pencemaran sungai bagi kehidupan sehari-hari :
 Tumbuhnya mikroorganisme berbahaya yang bersal dari pembusukan sampah. Bila
sampai masuk ke dalam tubuh, mikrooganisme ini akan menimbulkan bahaya, yaitu
penyakit.
 Air yang beracun, sehingga berbahaya bila dikonsumsi untuk daur ulang. Racun ini
bisa bersal dari limbah kimiawi dari rumah tangga, industri, dll.
 Kesulitan untuk memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
 Terganggunya keseimbangan ekosistem di dalam air yang bisa berdampak bagi
kehidupan manusia, contoh berkurangnya populasi ikan di sungai atau laut.

2.5

Upaya Mengatasi Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh Bangunan di DAS
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pembangunan sebenarnya tidak dapat dihentikan,

sebab pembangunan berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah
kebutuhan masyarakat.
Namun ketika dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan di DAS itu muncul, maka
perlu ada upaya yang harus dilakukan agar dampak negatif tidak semakin parah yaitu :
1. Pembangunan tanggul banjir untuk mencegah meluapnya air banjir sampai tingkat /
besaran banjir tertentu. Dengan dibangun tanggul terbentuk penampang sungai yang
tersusun untuk mengalirkan debit banjir rencana
2. Pembangunan waduk penampung dan atau retensi banjir, banjir kanal dan interkoneksi
untuk memperkecil debit banjir; serta
3. Konservasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan besarnya aliran permukaan dan
mengendalikan besarnya debit puncak banjir serta pengendalian erosi untuk
mengurangi pendangkalan / sedimentasi di dasar sungai. Kegiatan ini merupakan
gabungan antara rekayasa teknik sipil dengan teknik agro, yang bertujuan untuk
mengendalkan aliran permukaan antara lain dengan terasering, bangunan terjunan,
check dam / dam penahan sedimen, dam pengendali sedimen, kolam retensi,
penghijauan, dan reboisasi serta sumur resapan.
4. Penataan ruang dan rekayasa di DAS hulu (yang dengan pertimbangan tertentu
kemungkinan ditetapkan menjadi kawasan budidaya) sedemikian rupa sehingga
13

pembudidyaan / pendayagunaan lahan tidak merusak kondisi hidroorologi DAS dan
tidak memperbesar debit dan masalah banjir.
5. Peran msyarakat yang didukung penegakan hukum antara lain dalam menaati
ketentuan menyangkut tata ruang dan pola pembudidayaan dataran banjir dan DAS
hulu, menghindarkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan alur sungai akibat
sampah padat maupun bangunan / hunian dan tanaman di daerah sempadan sungai.
6. Penggusuran bangunan di sekitar daerah aliran sungai.
7. Tidak membuang sampah sembarangan langsung kesungai
8. Mengurangi intensitasi limbah rumah tangga.
9. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
Banyak kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan menata kembali kerusakan lahan
yang

terjadi

dan

dilain

pihak

perlu

melakukan

pencegahan

kerusakan

dimasa

mendatang.Semua tujuan ini untuk membuat penggunaan lahan menjadi lebih baik akibat
keterbatasan lahan dan sumber air yang ada.Ada sejumlah pelaksanaan pengelolaan DAS
dapat digunakan dan dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya. Ada tiga sasaran umum
kegiatan pengelolaan DAS yaitu:
1. REHABILITASI
Memperbaiki lahan pertanian/kehutanan akibat erosi dan sedimen yang berlebihan dan
bahan-bahan yang mudah larut yang tidak diperlukan akibat run-off dll. Metoda rehabilitasi
yang digunakan adalah metoda: tanah hutan, rangeland, tanah pertanian dan saluran aliran.
Rehabilitasi sering dibatasi untuk DAS kecil; pengertian rehabilitasi sering digunakan untuk
membatasi fungsi DAS yang memerlukan penataan kembali.
2. PROTEKSI
Perlindungan tanah pertanian/kehutanan akibat pengaruh yang membahayakan
produksi dan kelestarian menggunakan metoda: tanah hutan, rangeland, pencegahan
kebakaran, pencegahan terhadap gangguan serangga/hama serta penyakit.
3. PENINGKATAN
Peningkatan sifat sumber air dilakukan dengan manipulasi ciri-ciri suatu DAS akibat
pengaruh hidrologi atau fungsi kualitas air.Tujuan penungkatan pengelolaan DAS didasarkan
pada pengakuan bahwa sistem tanah-tanaman yang alami tidak memerlukan produksi air yang
14

optimum. Ketergantungan pada tujuan pengelolaan tanah tertentu, neraca air, cara hidup atau
kualitas air dapat dirubah. Semua praktek dan program peningkatan yang sekarang dilakukan
(kuantitas air dan cara hidup) dan program perlindungan serta perbaikan, bertujuan untuk
mengontrol atau menata kualitas air. Pelaksanaannya antara lain adalah:
 Penebangan dan Perubahan Tanaman
Umumnya tanaman perlu ditebang agar: mempertahankan pertemuan permukaan pada
tahun pertama; menghindari gangguan pada proses hidrologi alami pada bidang
pertemuan tanah dan air.
 DAS Perkotaan
Untuk menjaga sumber utama air di perkotaan, diperlukan pengelolaan pengaruh runoff dari DAS sekitar hutan.Pengawasan rutin perlu untuk menjamin jalannya peraturan
bahwa air yang mengalir di saluran/sungai tidak digunakan untuk rekreasi, penggunaan
secara perseorangan, tempat pembuangan air kotor dan limbah industri.
 Memperbaiki Aliran
Pembuatan saluran, pemberantasan phreatophyte, kontrol erosi pada tepi sungai,
program jalan masuk aliran, drainase, perlindungan dan penataan kembali terhadap
perikanan, serta program pengalihan air perlu dilakukan.Banyak pekerjaan saluran
berjangka pendek memberikan keuntungan ekonomi kepada organisasi penyalur tenaga
kerja untuk menyalurkan pekerja dalam memelihara saluran yang diperbaiki.
 Modifikasi DAS
Modifikasi DAS dapat dilakukan dengan batasan adanya perubahan pada: besarnya
kemiringan tanah, gradient aliran, ukuran dan harus selalu memperhatikan perubahan
pada penutup tanaman yang juga dapat berpengaruh pada perubahan albedo dan berakibat
pada banyaknya pola evaporasi dan run off.

15

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Daerah aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai

suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit)
yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Pembangunan tidak dapat
dihentikan, sebab pembangunan berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk
dan jumlah kebutuhan masyarakat. Semakin banyak penduduk dan semakin banyak pula
kebutuhan akan bahan pokok, maka semakin banyak pula lahan yang harus digunakan untuk
membuat pemukiman tempat tinggal mereka dan untuk membuat industri.Sebagian
masyarakat juga lebih memilih untuk tinggal di Daerah Aliran Sungai ketimbang di wilayah
perkotaan karena harga lahan dan tanah yang relatif lebih rumah.
Oleh karena itu akan menimbulkan dampak negatif lingkungan hidup, terutama
pencemaran air yang dapat menibulkan penyakit bila dikonsumsi oleh manusia dan merusak
ekositem di dalam air yaitu berkurangnya populasi ikan di sungai. Diperlukan upaya untuk
menanggulangi

hal

tersebut

sehingga

dapat

mengurangi

pencemaran

dan

dapat

mempertahankan standar kondisi lingkungan yang juga mempengaruhi pada kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya.

16

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1999. “DAS sebagai Satuan Monitoring dan Evaluasi Lingkungan: Air
sebagai Indikator Sentral”, Seminar Sehari PERSAKI DAS sebagai Satuan Perencanaan
Terpadu dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, 21
Desember 1999. Jakarta.
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.2000. Studi Pendahuluan
Penanganan Konservasi dan Pengembangan Sumberdaya Air di Wilayah Sungai Ciliwung –
Cisadane. Jakarta.
Kartodihardjo, H., K. Murtilaksono, H.S. Pasaribu. et.all. 2000.Kajian Institusi
Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah.Bogor: K3SB.
Kodoatie, R.J. et.all. 2001. Pengelolan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah.
Yogyakarta: Andi.
Sarjadi, Soegeng. 2001. Otonomi-Potensi Masa Depan Republik Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia PustakaUtama.
Wischmeier, W.H. and D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses. US Dept.
Agriculture Handbook.No. 537.

17