Sosiologi dari paradigma AUFKLARUNGOFNUI (1)

Skip to content

AUFKLARUNGOFNUI



BERANDA
PERIHAL

RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI SUATU
PENGANTAR PROF. DR.
SOERJONO SOEKANTO
24 APRIL 2015 | NURISYAMSIAH

SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR
Prof. Dr.Serjono Soekanto
BAB. 1 Pendahuluan
1. Pengantar
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau
telah mengalami perkembangan yang cukup lama, setiap
manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,

masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup yang
telah menarik perhatian. Pemikiran terhadap masyarakat
lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang kemudian dinamakan sosiologi,
pertama kali terjadi di Eropa. Pada abad 19 Auguste Comte
menulis beberapa buah buku yang berisikan pendekatanpendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
beranggapan saatnya telah tiba bahwa sumua penelitian
terhadap permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala
masyarakat memasuki tahap akhir, yaitu tahap ilmiah.
Sosiologi (1839), berasal dari kata latin socius yang berarti
“kawan” dan logos yang berarti “kata” atau “berbicara”.
Jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”.
Bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
kemasyarakatan umum yang merupakan hasil

perkembangan ilmu pengetahuan dan sosiologi harus di
bentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat
bukan merupakan spekulasi.
1. Ilmu Pengetahuan dan Sosiologi
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang

tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah
(dikontrol) dengan krisis setiap orang lain yang
mengetahuinya. Unsur- unsur (element)yang merupakan
bagian- bagian yang tergabung dalam suatu kebulatan
adalah :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Tersusun secara sistematis
3. Menggunakan pemikiran
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau
umum (objektif).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda
sekali dengan kepercayaan (beliefs),
takhayul (superstitions) dan penerangan- penerangan yang
keliru (misinformations). Ilmu pengetahuan dapat di
bedakan menurut sifat dan objeknya.
Menurut sifat ilmu pengetahuan di kelompokan menjadi :
1. Ilmu pengetahuan yang bersifat eksak
2. Ilmu pengetahuan yang bersifat non-eksak

Menurut objek ilmu pengetahuan di kelompokan menjadi :
1. Ilmu matematika
2. Ilmu pengetahuan alam
3. Ilmu tentang perilaku
4. Ilmu pengetahuan kerohanian
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :

1.

Sosiologi bersifat empiris, ilmu pengetahuan itu
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan
akal sehat serta hasinya tidak bersifat spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, ilmu pengetahuan tersebut
selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi
dan menyusunnya menjadi sebuah teori.
3. Sosiologi bersifat komulatif, teori sosiologi dibentuk
atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti
diperbaiki, memperluas dan memperhalus teori yang
lama.

4. Sosiologi bersifat non etis, yang mempersoalkan
fakta tertentu untuk tujuan menjelaskan fakta tersebut
secara analitis.
Sosiologi mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya
dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam
masyarakat. Beberapa definisi sosiologi :
1.

Pitirim Sorokin,Sosiologi ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala social, gejala social dengan gejala
nonsosial, cirri-ciri umum semua gejala social.
2. Roucek dan WarrenSosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia dalam antar kelompok-kelompok.
3. William F Ogburn dan Meyer F Nimkoff Sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi social
dan hasilnya yaitu organisasi social
4. A.A van Doorn dan C.J Lammers Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan prosesproses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Selo Soemardjan dan Soelaeman Sumardi Sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari stuktur social dan prosesproses social, termasuk perubahan social.

Sosiologi merupakan ilmu social yang objeknya adalah
masyarakat. Masyarakat mencakup beberapa unsure
berikut.
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama
Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
Mereka sadar bahwa mereka satu kesatuan.
Mereka merupakan suatu system yang hidup bersama.
Gambaran Ringkas tentang Sejarah Teori-teori
Sosiologi
2. Apakah Teori?
Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara
dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut caracara tertentu. Kegunaan teori Sosiologi :




1.


1.

Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar
hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya
yang menyangkut objek yang dipelajari sosiologi.
2. Teori memberikan petunjuk- petunjuk terhadap
kekurangan- kekurangan pada seseorang yang
memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
3. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih
mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
4. Suatu teori akan sangat berguna dalam
mengembangkan system klarifikasi fakta, membina
struktur konsep- konsep serta memperkembangkan
definisi- definisi yang penting untuk penelitian.
5. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinankemungkinan untuk mengadakan proyeksi social .
2. Perhatian Terhadap Masyarakat Sebelum Comte
Seorang filsuf Barat yang pertama kali menelaah
masyarakat secara sistemmatis adalah Plato ( 429-347
SM ), bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi
dari manusia perorangan dan suatu masyarakat akan


mengalami kegoncangan. Artistoteles (348-322 SM)
mengikuti system analisis secara organis dari Plato. Dalam
bukunya politic, Aristoteles mengadakan suatu analisis
mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam
masyarakat.
Pada akhir abab pertengahan muncul ahli filsafat Arab, Ibn
Khaldun (1332-1406) yang mengemukakan beberapa
prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian social
dan peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama
akan dijumpai bila ingin mengadakan analisis terhadap
timbul tenggelamnya Negara-negara. Pada
zaman Renaissance (1200-1600), tercatat nama-nama
seperti Thomas More dengan Utopia –nya dan Campanella
yang menulis City of the Sun. Mereka masih sangat
terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya
masyarakat yang ideal. Berbeda dengan mereka adalah N.
Machiavelli yang menganalisis bagaimana
mempertahankan kekuasaan.
Abad ke-17 ditandai dengan munculnya tulisan Hobbes

(1588-1679) yang berjudul The Leviathan. Dia
beranggapan bahwa dalam keadaan alamiah, kehidupan
manusia didasarkan pada keinginan-keingginan yang
mekanis sehingga manusia sering berkelahi. Akan tetapi,
mereka mempunyai pikiran hidup damai dan tentram
adalah jauh lebih baik jika mereka mengadakan suatu
perjanjian atau kontrak. Abad ke-18 muncul ajaran-ajaran
seperti John Locke (1632-1704) dan J.J. Rousseau (17121778) yang masih berpegang pada konsep kontrak social
dari Hobbes. Menurut Locke, manusia pada dasarnya
memiliki hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup,
kebebasan dan hak atas harta. Rousseau berpendapat
bahwa kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah
menyebabkan tumbuhnya suatu kolektivitas yang memiliki
keinginan-keinginan sendiri, yaitu

keinginan umum.Pada abab ke -19 muncul ajaran seperti
Saint Simon (1760-1825) menyatakan bahwa manusia
hendaknya di pelajari dalam kehidupan kelompok.
3. Sosiologi Auguste Comte (1798- 1853)
Auguste Comte adalah orang pertama – tama memakai

istilah “Sosiologi” dan yang membedakan antara ruang
lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. menurut Comte ada 3 tahap
perkembangan intelektual :
1.

Tahap teologis, yaitu tahap dimana manusia
menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara
teologis, yaitu dengan kekuatan-kekuatan roh dewadewa atau Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Tahap metafisik, yaitu manusia menganggap bahwa
dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau
inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkap.
3. Ilmu pengetahuan positif, yaitu manusia masih terikat
cita-cita tanpa verifikasi karena adan kepercayaan
bahwa setiap cita-cita terikat pada suatu realitas
tertentu dan dan tidak ada usaha untuk menemukan
hukum alam yang seragam.
Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah
penilaiannya terhadap sosiologi, yang merupaka ilmu
pengetahuan yang paling kompleks, dan merupakan suatu

ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat
sekali. Comte kemudian membedakan antara sosiologis
statis dan dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian
pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar dari adanya
masyarakat. Studi ini mempelajari aksi-aksi dan reaksi
timbal balik dari system-sistem social. Sosiologi dinamis
merupakan teori tentang perkembangan dalam arti
pembangunan. Ilmu pengetahuan ini menggambarkan
cara-cara pokok dalam mana perkembangan manusia

terjadi dari tingkat intelegensia yang rendah ketingkat
yang lebih tinggi. Comte yakin bahwa masyarakat
berkembang menuju suatu kesempurnaan.
4. Teori- teori Sosiologi sesudah Comte
Suatu gambararan menyeluruh dan lengkap tentang teoriteori sosiologi sesudah masa comte akan dipilih beberapa
teori saja, yang dikelompokan kedalam beberapa mazhab
untuk memudahkan penyusunan.
1. Mazhab Geografi dan Lingkungan
Mazhab Geografi dan Lingkungan telah lama berkembang.
Dengan kata lain, jarang sekali terjadi para ahli pemikir

menguraikan masyarakat manusia terlepas dari tanah atau
lingkungan dimana masyarakat itu berada. Masyarakat
hanya mungkin timbul dan berkembang apabila ada
tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat
tersebut. Teori yang termasuk mazhad ini adalah ajaranajaran dari Edward Buckle yang berasal dari Inggris (18211862) dan Le Play dari Prancis (1806-1888). Dalam
karyanyaHistory of Civilization in England, Buckle
meneruskan ajaran-ajaran yang sebelumnya tentang
pengaruh keadaan alam terhadap masyarakat.
1. Mazhab Organis dan Evolusiuner
Herbert Spencer adalah orang pertama-tama menulis
tentang masyarakat atas dasar data empiris yang
kongkret. Dia telah memberikan suatu model kongkret
yang secara sadar maupun tidak telah diikuti oleh sosiolog
setelah dia. Suatu organisme menurut Spencer , akan
bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan
dengan adanya diferensiasi antara bagian-bagiannya.
Spencer ingin membuktikan bahwa masyarakat tanpa
diferensiasi pada tahap pra industry secara intern tidak
stabil karena terlibat pertentangan-pertentangan diantara

mereka sendiri. Selanjutnya dia berpendapat bahwa
masyarakat industry yang telah terdiferensiasi dengan
mantap, aka nada suatu stabilitas yang menuju pada
kehidupan yang damai.
Ajaran Spencer berpengaruh besar sekali terutama di
Amerika Serikat. Salah satunya W.G Summer (1840-1910)
salah satu hasil karyanya adalah Folkway.
Folkway dimaksudkan dengan kebiasaan-kebiasaan social
yang timbul secara tidak sadar dalam masyarakat, yang
menjadi bagian dari tradisi. Division of Labor karya Emile
Durkheim termasuk mazhab ini. Durkheim menyatakan
bahwa unsure-unsur dalam masyarakat adalah factor
solidaritas. Dia membedakan masyarakat yang memiliki
solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Masyarakat
dengan solidaritas mekanis, warga-warga masyarakat
belum mempunya diferensiasi dan pembagian kerja,
masyarakat memiliki kepentingan dan kesadaran yang
sama. Masyarakat dengan solidaritas organis, yang
merupakan perkembangan dari masyarakat solidaritas
mekanis, telah memiliki pembagian kerja yang ditandai
dengan derajat spealisasi tertentu.
Sebagaimana halnya dengan Spencer dan Durkheim,
Ferdinand Tonnies dari Jerman (1855-1936) juga
terpengaruh oleh bentuk-bentuk kehidupan social yang
lain. Hal yang penting bagi Tonnies adalah bagaimana
warga suatu kelompok mengadakan hubungan dengan
sesamanya. Tonnies berpendapat bahwa dasar hungungan
tersebut disatu pihak adalah factor perasaan, simpati,
pribadi, dan kepentingan bersama. Di pihak lain dasarnya
adalah kepentingan-kepentingan rasional dan ikatan-ikatan
yang tidak permanen sifatnya.
1.

Mazhab Formal

Ahli piker yang menonjol pada mazhab ini, kebanyakan dari
Jerman yang terpengaruh oleh ajaran-ajaran Immanuel
Kant. Georg Simmel (1858-1918) menyatakan elemenelemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentukbentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen
tersebut. Selanjutnya dia berpendapat bahwa pelbagai
lembaga di dalam masyarakat terwujud dalam bentuk
superioritas, subordinasi, dan konflik. Menurut Simmel,
seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami
proses individualisasi dan sosialisasi.
Leopold von Wiese (1876-1961) berpendapat bahwa
sosiologi harus memusatkan perhatian pada hubunganhubungan antarmanusia tanpa mengkaitkannya dengan
tujuan-tujuan maupun kaidah-kaidah. Alfred Vierkandt
(1867-1953) menyatakan bahwa sosiologi menyoroti
situasi-situasi mental yang berasal dari hasil perilaku yang
timbul sebagai akibat interaksi antar individu dan
kelompok dalam masyarakat.
1. Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde (1843-1904) dari perancis. Dia mulai
denagnsuatu dugaan atau pandangan awal bahwa gejala
social mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi
antara jiwa-jiwa individu dimana jiwa tersebut terdiri dari
kepercayaan – kepercayaan dan keinginan-keinginan.
Keinginan utama Tarde adalah berusaha untuk menjelaskan
gejala-gejala social di dalam kerangka reaksi-reaksi psikis
seseorang. Salah satu sosiolog dari Amerika, Richard
Horton Cooley (1864-1926) menyatakan bahwa individu
dan masyarakat saling melengkapi, dimana individu hanya
akan menemukan bentuknya di dalam masyarakat.

Di Inggris yang terkenal adalah L.T Hobhouse (1864-1929)
yang sangat tertarik pada konsep-konsep pembangunan
dan perubahan social. Dia menolak penerapan prisipprinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia;
psikologi dan etika merupakan criteria yang diperlukan
untuk mengukur perubahan social.
1. Mazhab Ekonomi
Di mazhab ini akan dikemukakan ajaran-ajaran dari Karl
Marx (1818-1883) dan Max Webber (1864-1920). Marx
telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat
untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang
menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu
keadaan dimana ada keadilan social. Menurut Marx, selama
masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada
kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan
dan kekayaan
Webber menyatakan bahwa bentuk organisasi social harus
diteliti menurut prilaku warganya, yang motivasinya serasi
dengan harapan warga-warga lainnya.
1. Mazhab Hukum
Durkheim menaruh perhatian yang besar tehadap hukum
yang dihubungkannya dengan jenis-jenis solidaritas yang
terdapat di masyarakat. Hukum menurut Durkheim adalah
kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat-ringannya
tergantung pada pelanggaran, anggapan-anggan serta
keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu
tindakan. Tujuan kaidah-kaidah hukum ini adalah untuk
mengemablikan keadaan pada situasi semula, sebelum
terjadi kegoncangan sebagai akibat dilanggarnya kaidah
hukum.

Max Webber yang mempunyai latar belakang prndidikan
hukum dapat dimasukan dalam mazhab ini. Dia telah
mempelajari pengaruh politik, agama dan ekonomi
terhadap perkembangan hukum. Disamping itu , dia juga
menyoroti pengaruh para cendikiawan hukum, praktikus
hukum, dan para hororatioren terhadap perkembangan
hukum. Bagi Webber hukum rasional dan formal
merupakan dasar bagi suatu Negara modern. Konsep
budaya hukum di perkenalkan di Amerikan pada tahun60an oleh Lawrence M. Friedmann lewat tulisannya yang
berjudul “Legal Culture and Social”. Menurut Lev, konsepsi
budaya hukum menujuk pada nilai-nilai yang berkaitan
dengan hukum (substantif) dan proses hukum (hukum
ajektif). Budaya hukum pada hakikatnya mencakup 2
komponen pokok yang saling berkaitan, yakni nilai-nilai
hukum substantif dan nilai-nilai hukum ajektif. Nilai-nilai
hukum hukum substantif beisikan asumsi-asumsi
fundamental mengenai distribusi dan pengunaan sumbersumber di dalam masyarakat, hal-hal yang secara social
dianggap salah atau benar. Nilai-nilai hukum ajektif
mencakup sarana pengaturan social maupun pengelolaan
konflik yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Di dalam perkembangan selanjutnya Lev memperkenalkan
konsepsi system hukum yang mencakup struktur hukum,
substansi hukum dan budaya hukum. Struktur hukum
merupakan suatu wadah, kerangka maupun system
hokum, yakni susunan daripada unsure-unsur system
hukum yang bersangkutan. Substansi hukum mencakup
norma-norma atau kaidah mengenai patokan prilaku yang
pantas dan prosesnya. Budaya hukum mencakup segala
macam gagasan, sikap, kepercayaan harapan maupun
pendapaty-pendapat mengenai hukum.

Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode,
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode
kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat di ukur
dengan angka-angka atai denganukuran lain yang bersifat
eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan
nyata di dalam masyarakat. Di dalam metode Kualitatif
termasuk metode historis dan metode komparatif. Metode
historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa
masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara
bermacam-macam masyarakar berserta bidang-bidangnya
untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaanpersamaan serta sebab-sebabnya.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan
keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala
yang di teliti dapat diukur menggunakan scalar-skalar,
indeks, tabel dan formula-formula yang semuanya
menggunakan ilmu pasti atau matematika. Yang termasuk
metode kuntitatif adalah metode ststistik yang bertujuan
untuk menelaah gejala-gejala social secara matematis.
Disamping metode-metode diatas, metode sosiologi
lainnya berdasarkan penjenisan antara metode induktif
yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlakudalam lapang
yang lebih luas, dan metode deduktif yang
mempergunakan proses sebaliknya, yaitu mulai dengan
kaidah-kaidah yang dianggap berlaku secara umum untuk
kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.

1.

Metode-metode dalam Sosiologi

2.

Kualitatif : tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata
dalam masyarakat(metode historis,komparatif)
3. Kuantitatif : bias diukur dengan
angka,skala,indeks,table dan formula ( metode
statistik,sociometry)
E. Mazhab-mazhab dan Spesialisasi dalam Sosiologi
Contoh spesialisasi dalam sosiologi adalah sosialisasi
pendidikan. Sosiologi pendidikan adalah cabang sosiologi
yang mempelajari lembaga-lembaga dan proses
pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah meneruskan
kebudayaan kepada generasi muda melalui proses
sosialisasi.F. Perkembangan Sosiologi Di IndonesiaWalau pada
hakikatnya para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah
mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan, banyak diantara mereka yang telah
memasukkan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajarannya.
Ajaran Wulang Reh yang diciptakan Sri paduka
Mangkenegoro IV dari Surakarta antara lain mengajarkan
tata hubungan antara para anggota masyarakat jawa yang
berasal dari golongan –golongan yang berbeda ,banyak
mengandung aspek sosiologi , terutama dalam bidang
hubungan antar golongan. Almarhum Ki Hadjar Dewantoro,
Pelopor Utama yang meletakkan dasar-dasar bagi
pendidikan nasional di Indonesia , memberikan sumbangan
yang sangat banyak pada sosiologi dengan konsep –
konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan
Indonesia yang dengan nyata dipraktikan dalam organisasi
pendidikan Taman Siswa.
Bab 2. Proses Sosial dan Interaksi Sosial
1. Pengantar
Proses Sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat
dilihat apabila para individu dan kelompok –kelompok
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk

hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya caracara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain,
proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbale balik
antara berbagai segi kehidupan bersama.
1.

Interaksi Sosial sebagai faktor utama dalam
kehidupan social
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan-hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
1. Syarat-syarat terjadinya interaksi social
Suatu Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila
tidak memenuhi dua syarat, yaitu :
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya Komunikasi
3. Kehidupan yang terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya
interaksi sosial dapat diuji pada suatu kehidupan yang
terasing (isolation). Kehidupan Terasing yang sempurna
ditandai dengan ketidakmampuan mengadakan interaksi
sosial dengan orang lain.
E. Bentuk –bentuk Interaksi sosial
1. Proses-proses yang asosiatif
2. Kerja sama ( Cooperation )
Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut:
1.

Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong
menolong

2.

Bargaining, yait pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih.
3. Kooptasi ( Cooptation ), Yakni suatu proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai
salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan
4. Koalisi ( Coalition ), yakni kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang
tidak stabil untuk sementara waktu karena dua
organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai
struktur yang tidak sama antara satu dengan yang
lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama,
maka sifatnya adalah kooperatif
5. Joint venture, Yaitu Kerjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak.
6. Akomodasi ( Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti:
1.

Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaaan,
berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi antara individu dan kelompok sehubungan
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku didalam masyarakat.
2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses.
Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usahausaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan
yaitu usaha-usaha mencapai kestabilanTujuan Akomodasi
adalah untuk mengurangi pertentangan antar individu atau kelompok ,

untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk
sementara waktu agar terjadi kerja sama.
3. Proses Disosiatif
4. Persaingan ( Competition)
5. Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing
mencari ke mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat
perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa
mempergunakan kekerasan atau ancaman.
6. Persaingan ada dua tipe, yaitu bersifat pribadi dan
yang tidak bersifat pribadi.
7. Bentuk-bentuk persaingan adalah :
8. Persaingan Ekonomi
9. Persaingan Kebudayaan
10. Persaingan untuk mencapai kedudukan
11. Persaingan Karena Perbedaan Ras
12. Fungsi Persaingan adalah :
13. Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat
kompetitif
14. sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks
dan seleksi sosial
15. Hasil suatu persaingan adalah :
16. Perubahan kepribadian seseorang
17. Kemajuan
18. Solidaritas Kelompok
19. Disorganisasi
1. Kontravensi (Contravention)
2. Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk
proses social yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian.
3. Tipe- tipe Kontravensi, menurut Von Wiese dan Becker,
terdapat tiga tipe umum yaitu, kontravensi generasi

masyarakat, kontravensi yang menyangkut seks, dan
kontravensi parlementer.
4. Tipe- tipe umum tersebut dimasukan dalam katagori
kontravensi karena pada umumnya tidak menggunakan
ancaman atau kekerasan, tipe- tipe tersebut antara lain :
5. Kontavensi antarmasyarakat setempat
6. Antagonisme keagamaan
7. Kontravensi Intelektual
8. Oposisi moral
1. Pertentangan atau pertikaian ( Conflict )
2. Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses
sosial dimana individu atau kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan dengan ancaman atau kekerasan.
3. Sebab-sebab pertentangan adalah
4. Perbedaan Individu
5. Perbedaan Kebudayaan
6. Perbedaan Kepentingan
7. Perubahan Sosial
8. Pertentangan –pertentangan yang menyangkut suatu
tujuan, nila atau kepentingan bersifat positif, sepanjang
tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di
dalam struktur sosial tertentu.
9. Bentuk-bentuk pertentangan adalah
10. Pertentangan pribadi
11. Pertentangan rasial
12. Pertentangan antara kelas-kelas sosial
13. Pertentangan politik
14. Pertentangan yang bersifat Internasional
15. Akibat-akibat dari pertentangan antara lain :
16. tambahnya solidaritas atau mungkin sebaliknya
17. Perubahan Kepribadian
18. Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak
tertentu

Bab 3. Kelompok- kelompok sosial dan kehidupan
masyarakat
A. Pengantar
Manusia pada dasrnya adalah makhluk social, memiliki
naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk
selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness
sehingga manusia juga disebut sosial animal Karena sejak
dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1.

Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia satu
dengan yang lainnya.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya
3. Pendekatan sosiologis terhadap kelompokkelompok sosial
Kelompok sosial atau sosial group adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya
hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain
menyangkut hubungan timbale balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
menolong.
1. Tipe-tipe Kelompok Sosial
2. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok sosial
Tipe tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut atau ukuran. Seorang sosiolog jerman ,
George Simmel, mengambil ukuran besar kecilnya jumlah
anggota kelompok, sebagaimana individu mempengaruhi
kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok
tersebut.Ukuran lain yang diambil adalah atas dasar derajat interaksi
sosial dalam kelompok sosial tersebut.
2.

Kelompok Sosial dipandang dari sudut individu

Seorang masyarakat yang masih bersahaja susunannya,
secara relatif menjadi anggota pula dari kelompok
kelompok kecil lain secara terbatas. Kelompok sosial
termaksud biasanya adalah atas dasar perbedaan
pekerjaan atau kedudukan.
3. In-Group dan Out-Group
In Group adalah kelompok sosial dimana individu
mengidentifikasikan dirinya.Out Group adalah kelompok sosial
yang oleh individu diartikan sebagai lawan in gorupnya.Perasaan in group
atau out group didasari dengan sutu sikap yang dinamakan etnosentris,
yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam
kelompoknya merupakan yang terbaik disbanding dengan
kelompok lainnya.
4. Kelompok Primer dan kelompok sekunder
Kelompok Primer atau face to face group merupakan
kelompok sosial yang paling sederhana, dimana
anggotanya saling mengenal antara lain serta ada kerja
sama yang erat. Contohnya,Keluarga, kelompok
sepermainan dan lain lain.Kelompok sekunder adalah kelompok
yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak berdasrkan
pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng. Contohnya
Hubungan kontrak jual beli.
5. Paguyuban dan patembayanPaguyuban( gemeinschaft )
merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni,
bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut
adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang
telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai
dalam keluarga, kelompok kekerabatan,rukun tetangga,
dan lain lainPatembayan( geselischaft) merupakan ikatan lahir yang
bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia

bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contohnya adalah ikatan antara pedagang, organisasi
dalam suatu pabrik, dan lain-lain.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal Group adalah kelompok yang mempunyai aturan
tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotannya
untuk membangun hubungan antara sesame. Contohnya
organisasiInformal Group Tidak mempunyai struktur dan organisasi
tertentu yang pasti. Kelompok kelompok tersebut biasanya terbentuk
karena pertemuan yang berulangkali yang didasari oleh
kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya Klik
( Clique)
7. Membership Group dan reference group
Membership group Merupakan suatu kelompok
dimanasetiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut.Reference Group ialah kelompok-kelompok sosial
yang menjadi acuan bagi seseorang ( bukan anggota
kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya.
8. Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul
karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, diman
kelompok ini timbul karena anggotanya, memiliki pekerjaan
yang anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana
farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.Kelompok
Volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan
sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat.
Melalui kelompok ini diharapakan akan dapat memenuhi
kepentingan anggotanya secara individual tanpa
mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.

1. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur
2. Kerumunan ( Crowl )
Kerumunan ( Crowl ) adalah individu-i( individu yang
berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, pada waktu
yang bersamaan.
Bentuk kerumunan adalah formal dan ekspresif ( direncanakan )
Sifat kerumunan ( sementara ), yaitu tidak
menyenangkan, keadaan panic, kerumunan penonton.

Berlawanan dengan norma hukum
2. Publik
Publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan
kesatuan .Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui
alat komunikasi misalnya pembicaraan pribadi yang
berantai, desas desus, surat kabar, radio,televise, film, dan
lain sebagainya.



1.

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaan
Empat criteria untuk klasifikasi masyarakat, yaitu :
1.
2.

Jumlah penduduk
luas,kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah
pedalaman
3. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setemapat
terhadap seluruh masyarakat.
4. organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
Perbedaan antara masyarakat pedesaaan dan masyarakat perkotaan
Masyarkat Pedesaan Masyarakat PerkotaanWarga memiliki
hubungan yang lebih erat Jumlah penduduknya tidak
tentuSistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar
kekeluargaan Bersifat IndividualistisUmumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit
batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaanGolongan

orang tua memegang peranan penting Perubahan sosial terjadi secara
cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan
orang tuaDari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan
rakyat bersifat informal Interaksi lebih disebabkan faktor
kepentingan daripada faktor pribadiPerhatian masyarakat
lebih daripada keutamaan kehidupan Perhatian lebih pada pengguanaan
kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestiseKehidupan
keagamaan lebih kental Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota
Banyak migrant yang berasal dari dari daerah dan berakibat negatif di
kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dan
lain lain
5. Kelompok-kelompok kecil (Small Group)
Small Group suatu kelompok yang secara teoritis terdiri
paling sedikit dari dua orang, dimana orang-orang saling
berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan
yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
1. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial, setiap kelompok sosial pasti
mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan
dalam kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan
secara lambat, namun ada pula yang mengalami
perubahan secara cepat.
Bab 4. Kebudayaan dan Masyarakat
1. Pengantar
Kebudayaan adalah Kompleks yang mencakup
pengetahuan,kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adapt
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan
–kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
B. Unsur-unsur Kebudayaan

Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai Cultural
Unifrsals, yaitu :
1.

Peralatan dan perlengkapan hidup manusia( Pakaian,
perumahan, Alat-Alat Rumah tangga,senjata,alat-alat
produksi, transport dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
3. Sistem Kemasyarakatan
4. Bahasa(Lisan maupun tertulis )
5. Kesenian
6. Sistem Pengetahuan
7. Religi ( sistem kepercayaan )
C . Fungsi Kebudayaan bagi masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi
masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi oleh
masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan
alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam
masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu,
masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang
spiritual maupun materiil.
1. Sifat Hakikat Kebudayaan
Sifat Hakikat Kebudayaan adalah sebagai berikut:
1.

Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku
manusia
2. Kebudayaan terlebih ada dahulu mendahului yang
lainnya
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
tingkah lakunya
4. Kepribadian dan kebudayaan
Kepribadian mewujudakan perilaku manusia Perilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena
kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada

dalam diri seorang individu, sedangkan pengertian
kebudayaan menunujuk pada pola perilaku- perilaku yang
khas dari masyarakat.
1. Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup
dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan.Gerak manusia terjadi sebab dia
mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia
lainnya. Artinya karea terjadinya hubungan antar kelompok
manusia di dalam masyarakat.
Bab 5. Lembaga Kemasyarakatan ( Lembaga Sosial )
1. Pengantar
Lembaga Kemsyarakatan merupakan terjemahan langsung
dari istilah asing Sosial Institution . Akan tetapi hingga kini
belum ada kata sepakat mengenai istilah Indonesia yang
dengan tepat dapat menggambarkan isi Sosial Institution
tersebut. Ada yang mempergunakan istilah pranata sosial,
tetapi Sosial-Institution menunjuk pada adanya unsur-unsur
yang mengatur perilaku warga masyarakat.
1. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
2. Norma- Norma Masyarakat
Ada empat pengertian norma( dimana dasar itu sama yaitu
memeberikan pedoman bagi seseorang untuk bertingkah
laku dalam masyarakat):
1.

Cara ( Usage ) menunujuk pada suatu bentuk
perubahan
2. Kebiasaan ( Folkways ) adalah perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk sama.
3. Tata kelakuan ( mores ) merupakan kebiasaan yang
dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima normanorma pengatur.

4.

Adat-Istiadat (Customs) adalah tata kelakuan yang
kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat. Ada sanksi penderitaan bila dilanggar.
5. Sistem Pengendalian SosialPengendalian social
Bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan – perubahan dalam masyarakat. Atau,
suatu sistem pengendalian sosial bertujuan untuk
mencapai keadaan damai melalui keserasian antara
kepastian dengan keadilan/kesebandingan.Alat-alat
pengendalian sosial dapat digolongkan ke dalam paling sedikit
lima golongan, yaitu :
1.

Mempertebal anggota keyakinan masyarakat akan
kebaikan norma-norma kemasyarakatan
2. Memberikan penghargaan kepada anggota
masyarakat yang taat pada norma-norma
kemasyarakatan
3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa
anggota masyarakat bila mereka menyimpang atau
menyeleweng dari norma-norma kemasyarakatan dan
nilai-nilai yang berlaku.
4. Menimbulkan rasa takut
5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib
dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
C . Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan
mempunyai beberapa cirri umum, yaitu.:
1.

Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu
organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku
yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri
semua lembaga kemasyarakatan

3.

Lembaga Kemasyarakatan mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan.
5. Lambang biasanya juga merupakan cirri khas lembaga
kemasyarakatan
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu
tradisi tertulis atau yang tidak tertulis.
1. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan
Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan dapat diklasifikasikan
sebgai berikut :
1.
2.
3.
4.

dari sudut perkembangannya
cresif institutions
enacted institutions
dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima
masyarakat
5. basic institutions
2.subsidiary institutions
1. dari sudut penerimaan masyarakat
2. approved socially sanctioned
3. dari sudut penyebarannya
4. general institutions
2 regulatif institutions
1. dari sudut fungsinya
2. operatif institutions
2.restrictedinstitutions
1.

Cara-cara Mempelajari Lembaga
Kemasyarakatan

Cara-cara pendekatan atau mempelajari lembaga
kemasyarakatan dapat dirinci ke dalam :
1.
2.
3.

analisis histories
analisis komparatif
analisis hubungan antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu masyarakat
tertentu.
4. Conformity dan Deviation
Masalah Conformity dan Deviation berhubungan erat
dengan social control. Conformity berarti proses
penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara
mengindahkan kaidah dan nilai-nilai masyarakat.
Sebaliknya, Deviation adalah penyimpangan terhadap
kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat.
BAB 6 . LAPISAN MASYARAKAT
(STRATIFIKASI SOSIAL)
2.1.1
Pengantar
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan
tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang
bersangkutan. Bahkan pada zaman kuno dahul, filosof
Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat
tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat,
dan yang berada di tengah-tengahnya.
Sistem lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal
dengan Social Stratification. Social Stratification adalah
pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelaskelas secara bertingkat (hirarkis).
2.1.2
Terjadinya Lapisan Masyarakat
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu.
Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk

mngejar suatu tujuan bersama. Pembedaan atas lapisan
masyarakat merupakan gejala universal yang merupakan
bagian sistem sosial setiap masyarakat.Untuk meneliti
terjadinya proses lapisan dalam masyarakat, pokokpokoknya adalah :
1. Sistem lapisan berpokok pada sistem pertentangan
dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang
menjadi objek penyelidikan.
2. Sistem lapisan dapat dianalisis sebagai berikut :
3. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti
misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan
(kesehatan, laju kejahatan)
4. Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga
masyarakat (prestise dan penghargaan)
5. Kriteria sistem pertanggaan dapat berdasarkan
kualitas pribadi, keanggotaan, kelompok kerabat
tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan
6. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku
hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada
suatu organisasi
7. Mudah sukarnya bertukar kedudukan
8. Solidaritas diantara individu atau kelompok-kelompok
sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam
sistem sosial masyarakat.
2.1.3
Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup (Closed
Social Statification) dan dapat pula terbuka (Open Social
Stratification). Yang bersifat tertutup tidak memungkingkan
pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain,
baik gerak pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Di dalam
sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk masuk
menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran.

Sebaliknya didalam sistem terbuka, setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha
dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi
mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan
yang atas ke lapisan yang dibawahnya.
2.1.4
Kelas-kelas dalam Masyarakat (Social
Classes)
Kelas sosial (Social Clases) adalah semua orang dan
keluarga yang sadar akan kedudukannya didalam suatu
lapisan, sedang kedudukan mereka itu diketahui erta diakui
oleh masyarakat umum.
Kurt. B. Mayer berpendapat bahwa istilah kelas hanya
dipergunakan untuk lapisan yang berdasarkan atas unsurunsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas
kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok
kedudukan (Status Group) selanjutnya dikatakan bahwa
harus diadakan pembedaan yang tegas antara kelas dan
kelompok kedudukan tersebut.
Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam
maka akan dijumpai beberapa kriteria tradisional, yaitu :
1.
2.

Besar atau ukuran jumlah anggot-anggotanya
Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban warganya
3. Kelanggengan
4. Tanda-tanda atau lambang-lambang yang merupakan
ciri khas
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap
kelompok lain)
6. Antagonisme tertentu
Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas
menyediakan kesempatan atau fasilitas-fasilitas hidup
tertentu. Sosiologi menamakannya life chances.

2.1.5
Dasar Lapisan Masyarakat
Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk menggolonggolongkan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan
adalah:
1. Ukuran kekayaan (material)
2. Ukuran kekuasaan
3. Ukuran kehormatan
4. Ukuran ilmu pengetahuan
2.1.6
Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
1. Kedudukan (Status)
Secara abstrak, kedudukan berati tempat seseorang daam
suatu pola tertentu. Dengan demikian seseorang dikatakan
mempunyai banyak kedudukan, oleh karena seseorang
biasanya ikut serta dalam pelbagai pola-pola kehidupan.
Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan
dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan, yaitu :
1.

Ascribed-status : kedudukan eseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaanperbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran.
2. Achieved-status : kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini tidan diperoleh atas dasar kelahiran, akan
tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, ergantug dari
kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya.
3. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam keudukan
yaitu Assigned-status, yang merupakan kedudukaan
yang diberikan.Assigned-status tersebut sering

mempunyai hubungan yang erat dengan achievedstatus dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggikepada
seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan
suatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
Adakalanya antara kedudukan –kedudukan yang dimiliki
seseorang timbul pertentangan-pertentangan atau konflik,
yang dalam sosiologi, dinamakan status-conflic.
Kedudukan tertentu yang dimliki seseorang atau yang
melekat pada diri seseorang tercermin pada kehidupan
sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu. Sosiologi
menyebutnya status-cymbol.
1. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan.
Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peranan. Suatu peranan mencakup
paling sedikit tiga hal, yaitu :
1. Peranan adalah melupiti norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat seeorang dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu yang terpenting bagi struktur sosial.
2.1.7
Lapisan yang Sengaja Disusun
Chaster I. Barnard secara khusus membahas sistem lapisan
yang sengaja disusun dalam organisasi-organisasi formal
untuk mengejar suatu tujuan tertentu. Menurut Barnard,
sistem kedudukan dalam organisasi-organisasi formal

timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan
kepentingan dan kemampuan individu. Sistem pembagian
kekuasaan dan wewenang dalam organisasi-organisasi
tersebut, dibedakan kedalam :
1.

Sistem fungsional yang merupakan pembagian kerja
kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan
harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2. Sistem skala yang merupakan pembagian kekuasaan
menurut tangga kedudukan dari bawah ke atas.
2.1.8
Mobilitas Sosial (Social Mobility)
1. Pengertian Umum dan Jenis-jenis Gerak Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup
sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu
dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu
gerak sosial yang horizontal dan vertikal. Dengan gerak
sosial yang horizontal dimaksudkan suatu perihal individu
atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial
lainnya yang sederajat.
Dengan gerak sosial yang vertikal dimaksudkan sebagai
perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial
yang vertikal yaitu yang naik (social climbing) dan yang
turun (social sinking).
1. Tujuan Penelitian Gerak Sosial
Para sosiolog meneliti gerak-gerak sosial terutama untuk
mendapatkan keterangan-keterangan perihal
kelanggengan dan keluwesan struktur sosial untuk
masyarakat tertentu.

1.

Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial Yang
Vertikal
Prinsip-prinsip umum gerak sosial yang vertikal adalah
sebagai berikut:
1.

Hampir tak ada masyarakat dengan sistem lapisan
yang tertutup secara mutlak.
2. Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu
masyarakat, tak mungkin gerak sosial vertikal dilakukan
dengan bebas, sedikit banyaknya akan ada hambatanhambatan.
3. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua
masyarakat tak ada. Setiap masyarakat mempunyai ciriciri khas bagi gerak sosialnya yang vertikal.
4. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktorfaktor ekonomi, politik serta pekerjaan adalah berbeda.
5. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam
gerak sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor
ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan
yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju
gerak sosial.
1. Saluran Gerak Sosial Vertikal
Saluran-saluran yang terpenting adalah angkatan
bersenjata, lembaga-lembaga keagamaan, sekolah,
organisasi politik, ekonomi dan keahlian dalam
pelaksanaan gerak sosial vertikal di dalam masyarakat.
2.1.9
Perlunya Sistem Lapsian Mayarakat
Mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat, oleh karena
gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang
dihadapi masyarakat, yaitu penempatan individu dalam
tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan
mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai
dengan kedudukan serta peranannya.

BAB 7. KEKUASAAN, WEWENANG DAN
KEPEMIMPINAN
2.2.1
Pengantar
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan
nasib berjuta-juta manusia. Karena itu, soal kekuasaan
(power) amat menarik perhatian para ahli ilmu
pengetahuan masyarakat.
Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pegetahuan, sosiologi
tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik
atau buruk. Akan tetapi sosiologi mengakui kekuasaan
sebagai unsur yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat.
Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat,
baik yang masih bersahaja, maupun yang sudah besar dan
rumit susunannya. Adanya kekuaaan tergantung dari
hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai, atau
dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki
kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain
yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau karena
terpaksa.
Apabila kekuasaan dijelmamakan pada diri seseorang,
maka biasanya orang itu dinamakan pemimpin, dan
mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikutpengikutnya. Bedanya antara kekuasaan dan wewenang
(authority atau legalized power) adalah bahwa setiap
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat
dinamakan kekuasaan, sedangkan wewenang adalah
kekuasaan yang pada seseorang atau sekelompok orang,
yang mendapat pengakuan masyarakat.
2.2.2
Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya

Kekuasaan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan. Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat
dinamakan pula kedaulatan (sovereignity) yang biasanya
dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Oleh Gaetano
Mosca diebut the rulig class.
2.2.3
Unsur-unsur Saluran Kekuasaan dan
Dimeninya
Unsur-unsur pokok kekuasaan adalah :
1. Rasa Takut
Perasaan takut pada seseorang menimbulkan suatu
kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang
yang ditakuti tadi.Rasa takut merupakan unsur negatif,
karena seseorang tunduk kepada orang lain dalam keadaan
terpaksa.
1. Rasa Cinta
Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada
umumnya positif.
1. Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan
langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat
asosiatf.
1. Pemujaan
Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh
orang-orang lain. Akan tetapi di dalam sistem pemujaan,
seseorang atau sekelompok orang-orang yang memegang
kekuaaan, mempunyai dasar pemujaan dari orang-orang
lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa
dibenarkan atau setidak-tidaknya di anggap benar.

Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di
dalam kekuasaannya dijalankan melalui saluran-saluran
tertentu, yakni:
1. Saluran militer
2. Saluran ekonomi
3. Saluran politik
4. Saluran tradisional
5. Saluran ideology
6. Saluran-saluran lainnya
2.2.4
Cara-cara Mempertahankan Kekuasaan
Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan kekuasaan antara lain adalah:
1.

Dengan jalan meninggalkan segenap peraturanperaturan lama, terutama dalam bidang politik, yang
merugikan kedudukan penguasa.
2. M