ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI (1)
ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
“Penelitian Etika Dan Filsafat Komunikasi Dalam
Ruang Lingkup Rumah Sakit Yang Melibatkan
Seorang Perawat, Pasien Dan Petugas Keamanan
Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara”
OLEH :
SELY FITRI ARITONANG
- 150904020
ISMALIYAH YUSUF RANGKUTI
- 150904025
SANAAM MAYTA SITUMORANG
- 150904028
RIMA ANDRIYANI - 150904037
FADHIL MUZAKKIR
- 150904050
DEDY GUNAWAN LIEN
- 150904059
ARIEF PRATAMA HANY
- 150904063
NURUL A. ANDARA
- 150904087
Latar Belakang
Filsafat sebagai induk berbagai kajian ilmu menjadi hal yang tak terpisahkan dari kajian itu
sendiri.Bermacam disiplin ilmu senantiasa membutuhkan filsafat sebagai pisau analisis dalam
membedah sisi espistimologi.Kemudian dalam perkembangannya filsafat menjadi semacam kajian
yang dikawinkan dengan suatu kajian turunan.Termasuk komunikasi. Meninjau pentingnya filsafat,
maka komunikasi menjadikan filsafat sebagai bagian vital yang membantu proses pengembangan
kajian ilmu komunikasi. Maka kita mengenal istiah filsafat komunikasi.
Penggunaan filsafat dalam komunikasi kemudian menimbulkan sebuah keharusan sikap yang
perlu diperhatikan. Untuk itu, filsafat dan komunikasi dilengkapi dengan etika yang membuat
sebuah kajian dan praktik ilmu menjadi pantas. Karena proses komunikasi yang tidak didasari
pemahaman filsafat komunikasi dan etika komunikasi akan menjadi proses yang gagal. Karena pesan
yang disampaikan akan terjadi defiasi dan terhalang oleh sikap tidak etis yang terpancar.
Landasan Teori
Empat Pilar Filsafat Komunikasi
Menurut Richard Laningan, dalam bukunya Communication Models in
Philosophy, Review, and Commentary tentang filsafat komunikasi. Laningan
mengungkapkan bahwa dalam filsafat merupakan jawaban terhadap pertanyaan
berikut :
1.
Apa yang saya ketahui ?
2.
Bagaimana saya mengetahuinya ?
3.
Apakah saya yakin ?
4.
Apakah saya benar ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan penyelidikan sistematis
terhadap studi ontologi, epistemologi, aksiologi, dan metodologi.Empat studi
tersebut merupakan empat pilar filsafat dalam kegiatan komunikasi.
Etika dalam Kegiatan Komunikasi
Etika dalam komunikasi merupakan kearifan dalam melakukan kegiatan
komunikasi. Orang yang mengetahui etika komunikasi akan melakukan kegiatan
komunikasi sesuai dengan norma, nilai, dan aturan yang berlaku di tempat ia
berada. Dalam melakukan kegiatan komunikasi, ia akan selalu mempertimbangkan
terlebih dahulu apakah pesan dan cara penyampaian pesannya etis ataukah tidak
etis. Sehingga ia tidak hanya sekedar menyampaikan pesan sesukanya, namun
juga tetap memperhatikan agar pesan dan cara penyampaian pesannya itu baik
dan benar, sesuai dengan norma yang berlaku.
Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terikat satu dengan yang lain, yaitu:
1. Aksi komunikasi
2. Sarana
3. Tujuan
Hubungan Etika, Filsafat dan Komunikasi
Kegiatan komunikasi yang baik, harus dilandasi oleh etika para pelaku
komunikasi, terutama komunikator.Karena dengan landasan etika, komunikator
dapat memberikan pesan yang baik. Dapat memilih pesan apa yang baik untuk
penerimanya. Sehingga dapat menghindari penyampaian pesan yang akan
berdampak negatif bagi orang yang menerima pesannya.
Sebelum
melaksanakan
kegiatan
komunikasi,
komunikator
harus
mengetahui dan memahami filsafat komunikasi. Dengan adanya pemahaman
tentang filsafat komunikasi, komunikator dapat menentukan pesan apa yang
ingin disampaikan, bagaimana penyampaiannya, apakah pesan yang ia
sampaikan itu etis, dan apakah pesan yang akan ia sampaikan itu benar
Modus Komunikasi
Dalam pembelajaran etika, filsafat, dan komunikasi, kita akan mengenal istilah modus
komunikasi. Penelitian modus komunikasi ini pada awalnya dilakukan untuk mengidentifikasi
komunikasi antara manusia dan hewan, bagaimana hewan merespon setiap bentuk komunikasi
yang diberikan manusia, baik melalui modus visual (penglihatan, gerakan tubuh, jarak dan ruangm
simbol), perabaan, penciuman dan pengecapan, dan pendengaran.
Postulat Komunikasi
Postulat Komunikasi adalah perilaku interaksi yang tidak perlu dipersoalkan – apa adanya –
namun berhubungan dengan strategi komunikasi
Human Communication
Human Communication adalah cabang yang berusaha untuk memahami bagaimana manusia
berkomunikasi. Richmond dan McCroskey mengatakan bahwa “pentingnya komunikasi pada
manusia sudah diketahui sangat lama, melebihi yang dapat direkam oleh sejarah. Manusia
memiliki kemampuan komunikasi yang tidak dimiliki hewan. Manusia berkomunikasi untuk
meminta bantuan, menginformasikan sesuatu kepada orang lain, dan menunjukkan sikap/perilaku
sebagai bentuk untuk bonding”.
Hasil Penelitian
Narasumber I (Perawat Rumah Sakit)
Nama : Edvanny Mith
Umur : 25 Tahun
Lama Bekerja
: 3 Tahun
Menurut Edvanny etika sangat diperlukan oleh semua orang tanpa terkecuali terkhusus pada
seorang dokter maupun perawat yang mengemban profesi yang mencerminkan dirinya seseorang
yang berwibawa. Karena etika tersebut akan berpengaruh pada kesan pasien yang ia tangani. Karena
melalui etikalah seorang dokter mampu menjalin kedekatan dengan orang disekelilingnya terutama
pasien. Jika seorang dokter beretika baik, ramah dan sopan maka pasien pun akan merasa senang.
Dan kegembiraan hati seorang pasien berpenngaruh pada kesembuhannya. Komunikasi interpersonal
maupun intrapersonal sangat dibutuhkan dalam hubungan komunikasi antara dokter dengan pasien
ataupun keluarganya. Untuk itu akan lebih baik jika dokter mengenal pasien lebih dalam dan
menganggapnya sebagai seorang teman ataupun sahabat agar apsien merasa nyaman dan tidak
merasa ketakutan dengan penyakitnya. Mendalami psikologis pasien, emosional dan karakteristiknya
adalah yang yang lebih penting dan snagat diperlukan daripada sebuah obat. Karena komunikasi
seorang dokter 90% berpengaruh pada kesembuhan pasien baik verbal maupun non verbal.
Narasumber II (Pasien Rumah Sakit)
Nama : Sisi
Umur : 19 Tahun
Lama Dirawat
Penyakit Yang Diderita
: 10 Hari
: Paru-Paru
Menurut Sisi etika dan komunikasi yang baik sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dengan
kondisi pasien. Karena komunikasi yang baik dari dokter mampu mensugesti pasien untuk lebih yakin dan
semangat dalam proses penyembuhan sakit yang ia derita. gaya komunikasi verbal maupun non verbal
yang diberikan petugas rumah sakit sangat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien, oleh karena itu
dokter harus lebih bisa menempatkan situasi dan kondisi pasien jika ingin mengatakan suatu hal yang
serius menyangkut kesehatan pasien. Kedekatan itu juga harus terjalin dengan pihak keluarga jika kondisi
jiwa pasien tidak memungkinkan untuk mendengar hal hal yang buruk. Oleh bahasa dan komunikasi yang
diberikan dapat berpengaruh besar dalam kesembuhan pasien, karena sesungguhnya pasien lebih
membutuhkan motivator untuk membantunya bangkit dan berjuang melawan penyakitnya dibandingan
obat obatan. Sebab sebagai orang yang dipercaya sebagai tangan kanan tuhan, dokterlah yang mampu
memberikan kehidupan yang lebih baik dari orang orang yang menderita sakit. Ketenangan hati dan
ketentraman jiwa lebih berpengaruh besar untuk kesembuhan pasien. Maka dari itu 75% komunikasi lebih
penting untuk kesembuhan pasien dari seorang dokter.
Narasumber III (Petugas Keamanan Rumah Sakit)
Nama : Nurdiyan Handoko
Umur : 24 Tahun
Lama Bekerja : 3 Tahun
Menurut Handoko etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari apalagi dalam bidang
pelayanan yang mana sesuai visi misi rumah sakit seorang petugas keamanan haruslah
memberikan kenyamanan kepada para pengunjung maupun petugas rumah skait lainnya. Tidak
jauh berbeda dengan Sisi dan Vany, Handoko menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal
sangat mempengaruhi stabilitas kesembuhan pasien, jika baik komunikasi yang terjalin antara
dokter dan pasien maka berpengaruh akan kesembuhan pasien lebih cepat dan membaik, tapi
jika sebaliknya justru bisa lebih memburuk. Baik buruknya penyampaian yang berkaitan tentang
kondisi kesehatan pasien juga sangat berpengaruh, sebagaimana janji seorang dokter bahwa
keselamatan nyawa pasien adalah hal yang paling utama. Oleh karena itu dokter harus menjalin
kedekatan dengan pasien agar pasien lebih nyaman dan merasa bahwa penyakit yang
dideritanya tidaklah berbahaya. Untuk itu komunikasi yang baik, etika yang baik 80%
mempengaruhi kesehatan dan kesembuhan pasien.
Kesimpulan
Filsafat komunikasi menuntun seseorang untuk mendalami kajian komunikasi lebih
jauh. Lebih dari itu, membuat seseorang mengerti akar permasalahan yang ada pada
proses penggalian ilmu. Titik terang epistimologi komunikasi bisa dicari dengan adanya
filsafat dalam komunikasi. Sehingga penelusuran yang dilakukan menjadi terarah dan
sistematis. Kajian filsafat pada komunikasi juga memunculkan suatu sikap yang harus
dimengerti oleh setiap pengaji. Etika menjadi sesuatu yang dihasilkan dan merupakan
suatu keharusan untuk dipenuhi. Karena pada dasarnya filsafat betujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan. Maka kebijaksanaan tidak bisa lahir dari etika yang tak
beres. Karenanya etika dan filsafat dalam komunikasi menjadi bagian yang tak
terpisahkan. Proses
komunikasi—dalam
berbagai
bentuk—bertujuan
agar
tersampaikannya pesan secara baik untuk mendapatkan timbal balik yang baik pula.
Karenanya, filsafat dan etika menjadi cara untuk menciptakan suatu proses komunikasi
yang ideal. Pada akhirnya, komunikator bisa mendapatkan apa yang diharapkan dan
komunikan mendapatkan apa yang dibutuhkan secara terarah. Dalam hal ini, dokter
dapat menggunakan berbagai modus komunikasi dalam menyampaikan pesan baik
verbal ataupun non-verbal dalam mendukung kesembuhan pasien dan kedekatan
hubungan antar keduanya. Hal ini sejalan dengan postulat komunikasi bahwa “dengan
sendirinya” manusia akan berkomunikasi karena ia adalah makhluk yang tidak dapat
tidak berkomunikasi.
“Penelitian Etika Dan Filsafat Komunikasi Dalam
Ruang Lingkup Rumah Sakit Yang Melibatkan
Seorang Perawat, Pasien Dan Petugas Keamanan
Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara”
OLEH :
SELY FITRI ARITONANG
- 150904020
ISMALIYAH YUSUF RANGKUTI
- 150904025
SANAAM MAYTA SITUMORANG
- 150904028
RIMA ANDRIYANI - 150904037
FADHIL MUZAKKIR
- 150904050
DEDY GUNAWAN LIEN
- 150904059
ARIEF PRATAMA HANY
- 150904063
NURUL A. ANDARA
- 150904087
Latar Belakang
Filsafat sebagai induk berbagai kajian ilmu menjadi hal yang tak terpisahkan dari kajian itu
sendiri.Bermacam disiplin ilmu senantiasa membutuhkan filsafat sebagai pisau analisis dalam
membedah sisi espistimologi.Kemudian dalam perkembangannya filsafat menjadi semacam kajian
yang dikawinkan dengan suatu kajian turunan.Termasuk komunikasi. Meninjau pentingnya filsafat,
maka komunikasi menjadikan filsafat sebagai bagian vital yang membantu proses pengembangan
kajian ilmu komunikasi. Maka kita mengenal istiah filsafat komunikasi.
Penggunaan filsafat dalam komunikasi kemudian menimbulkan sebuah keharusan sikap yang
perlu diperhatikan. Untuk itu, filsafat dan komunikasi dilengkapi dengan etika yang membuat
sebuah kajian dan praktik ilmu menjadi pantas. Karena proses komunikasi yang tidak didasari
pemahaman filsafat komunikasi dan etika komunikasi akan menjadi proses yang gagal. Karena pesan
yang disampaikan akan terjadi defiasi dan terhalang oleh sikap tidak etis yang terpancar.
Landasan Teori
Empat Pilar Filsafat Komunikasi
Menurut Richard Laningan, dalam bukunya Communication Models in
Philosophy, Review, and Commentary tentang filsafat komunikasi. Laningan
mengungkapkan bahwa dalam filsafat merupakan jawaban terhadap pertanyaan
berikut :
1.
Apa yang saya ketahui ?
2.
Bagaimana saya mengetahuinya ?
3.
Apakah saya yakin ?
4.
Apakah saya benar ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan penyelidikan sistematis
terhadap studi ontologi, epistemologi, aksiologi, dan metodologi.Empat studi
tersebut merupakan empat pilar filsafat dalam kegiatan komunikasi.
Etika dalam Kegiatan Komunikasi
Etika dalam komunikasi merupakan kearifan dalam melakukan kegiatan
komunikasi. Orang yang mengetahui etika komunikasi akan melakukan kegiatan
komunikasi sesuai dengan norma, nilai, dan aturan yang berlaku di tempat ia
berada. Dalam melakukan kegiatan komunikasi, ia akan selalu mempertimbangkan
terlebih dahulu apakah pesan dan cara penyampaian pesannya etis ataukah tidak
etis. Sehingga ia tidak hanya sekedar menyampaikan pesan sesukanya, namun
juga tetap memperhatikan agar pesan dan cara penyampaian pesannya itu baik
dan benar, sesuai dengan norma yang berlaku.
Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terikat satu dengan yang lain, yaitu:
1. Aksi komunikasi
2. Sarana
3. Tujuan
Hubungan Etika, Filsafat dan Komunikasi
Kegiatan komunikasi yang baik, harus dilandasi oleh etika para pelaku
komunikasi, terutama komunikator.Karena dengan landasan etika, komunikator
dapat memberikan pesan yang baik. Dapat memilih pesan apa yang baik untuk
penerimanya. Sehingga dapat menghindari penyampaian pesan yang akan
berdampak negatif bagi orang yang menerima pesannya.
Sebelum
melaksanakan
kegiatan
komunikasi,
komunikator
harus
mengetahui dan memahami filsafat komunikasi. Dengan adanya pemahaman
tentang filsafat komunikasi, komunikator dapat menentukan pesan apa yang
ingin disampaikan, bagaimana penyampaiannya, apakah pesan yang ia
sampaikan itu etis, dan apakah pesan yang akan ia sampaikan itu benar
Modus Komunikasi
Dalam pembelajaran etika, filsafat, dan komunikasi, kita akan mengenal istilah modus
komunikasi. Penelitian modus komunikasi ini pada awalnya dilakukan untuk mengidentifikasi
komunikasi antara manusia dan hewan, bagaimana hewan merespon setiap bentuk komunikasi
yang diberikan manusia, baik melalui modus visual (penglihatan, gerakan tubuh, jarak dan ruangm
simbol), perabaan, penciuman dan pengecapan, dan pendengaran.
Postulat Komunikasi
Postulat Komunikasi adalah perilaku interaksi yang tidak perlu dipersoalkan – apa adanya –
namun berhubungan dengan strategi komunikasi
Human Communication
Human Communication adalah cabang yang berusaha untuk memahami bagaimana manusia
berkomunikasi. Richmond dan McCroskey mengatakan bahwa “pentingnya komunikasi pada
manusia sudah diketahui sangat lama, melebihi yang dapat direkam oleh sejarah. Manusia
memiliki kemampuan komunikasi yang tidak dimiliki hewan. Manusia berkomunikasi untuk
meminta bantuan, menginformasikan sesuatu kepada orang lain, dan menunjukkan sikap/perilaku
sebagai bentuk untuk bonding”.
Hasil Penelitian
Narasumber I (Perawat Rumah Sakit)
Nama : Edvanny Mith
Umur : 25 Tahun
Lama Bekerja
: 3 Tahun
Menurut Edvanny etika sangat diperlukan oleh semua orang tanpa terkecuali terkhusus pada
seorang dokter maupun perawat yang mengemban profesi yang mencerminkan dirinya seseorang
yang berwibawa. Karena etika tersebut akan berpengaruh pada kesan pasien yang ia tangani. Karena
melalui etikalah seorang dokter mampu menjalin kedekatan dengan orang disekelilingnya terutama
pasien. Jika seorang dokter beretika baik, ramah dan sopan maka pasien pun akan merasa senang.
Dan kegembiraan hati seorang pasien berpenngaruh pada kesembuhannya. Komunikasi interpersonal
maupun intrapersonal sangat dibutuhkan dalam hubungan komunikasi antara dokter dengan pasien
ataupun keluarganya. Untuk itu akan lebih baik jika dokter mengenal pasien lebih dalam dan
menganggapnya sebagai seorang teman ataupun sahabat agar apsien merasa nyaman dan tidak
merasa ketakutan dengan penyakitnya. Mendalami psikologis pasien, emosional dan karakteristiknya
adalah yang yang lebih penting dan snagat diperlukan daripada sebuah obat. Karena komunikasi
seorang dokter 90% berpengaruh pada kesembuhan pasien baik verbal maupun non verbal.
Narasumber II (Pasien Rumah Sakit)
Nama : Sisi
Umur : 19 Tahun
Lama Dirawat
Penyakit Yang Diderita
: 10 Hari
: Paru-Paru
Menurut Sisi etika dan komunikasi yang baik sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dengan
kondisi pasien. Karena komunikasi yang baik dari dokter mampu mensugesti pasien untuk lebih yakin dan
semangat dalam proses penyembuhan sakit yang ia derita. gaya komunikasi verbal maupun non verbal
yang diberikan petugas rumah sakit sangat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien, oleh karena itu
dokter harus lebih bisa menempatkan situasi dan kondisi pasien jika ingin mengatakan suatu hal yang
serius menyangkut kesehatan pasien. Kedekatan itu juga harus terjalin dengan pihak keluarga jika kondisi
jiwa pasien tidak memungkinkan untuk mendengar hal hal yang buruk. Oleh bahasa dan komunikasi yang
diberikan dapat berpengaruh besar dalam kesembuhan pasien, karena sesungguhnya pasien lebih
membutuhkan motivator untuk membantunya bangkit dan berjuang melawan penyakitnya dibandingan
obat obatan. Sebab sebagai orang yang dipercaya sebagai tangan kanan tuhan, dokterlah yang mampu
memberikan kehidupan yang lebih baik dari orang orang yang menderita sakit. Ketenangan hati dan
ketentraman jiwa lebih berpengaruh besar untuk kesembuhan pasien. Maka dari itu 75% komunikasi lebih
penting untuk kesembuhan pasien dari seorang dokter.
Narasumber III (Petugas Keamanan Rumah Sakit)
Nama : Nurdiyan Handoko
Umur : 24 Tahun
Lama Bekerja : 3 Tahun
Menurut Handoko etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari apalagi dalam bidang
pelayanan yang mana sesuai visi misi rumah sakit seorang petugas keamanan haruslah
memberikan kenyamanan kepada para pengunjung maupun petugas rumah skait lainnya. Tidak
jauh berbeda dengan Sisi dan Vany, Handoko menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal
sangat mempengaruhi stabilitas kesembuhan pasien, jika baik komunikasi yang terjalin antara
dokter dan pasien maka berpengaruh akan kesembuhan pasien lebih cepat dan membaik, tapi
jika sebaliknya justru bisa lebih memburuk. Baik buruknya penyampaian yang berkaitan tentang
kondisi kesehatan pasien juga sangat berpengaruh, sebagaimana janji seorang dokter bahwa
keselamatan nyawa pasien adalah hal yang paling utama. Oleh karena itu dokter harus menjalin
kedekatan dengan pasien agar pasien lebih nyaman dan merasa bahwa penyakit yang
dideritanya tidaklah berbahaya. Untuk itu komunikasi yang baik, etika yang baik 80%
mempengaruhi kesehatan dan kesembuhan pasien.
Kesimpulan
Filsafat komunikasi menuntun seseorang untuk mendalami kajian komunikasi lebih
jauh. Lebih dari itu, membuat seseorang mengerti akar permasalahan yang ada pada
proses penggalian ilmu. Titik terang epistimologi komunikasi bisa dicari dengan adanya
filsafat dalam komunikasi. Sehingga penelusuran yang dilakukan menjadi terarah dan
sistematis. Kajian filsafat pada komunikasi juga memunculkan suatu sikap yang harus
dimengerti oleh setiap pengaji. Etika menjadi sesuatu yang dihasilkan dan merupakan
suatu keharusan untuk dipenuhi. Karena pada dasarnya filsafat betujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan. Maka kebijaksanaan tidak bisa lahir dari etika yang tak
beres. Karenanya etika dan filsafat dalam komunikasi menjadi bagian yang tak
terpisahkan. Proses
komunikasi—dalam
berbagai
bentuk—bertujuan
agar
tersampaikannya pesan secara baik untuk mendapatkan timbal balik yang baik pula.
Karenanya, filsafat dan etika menjadi cara untuk menciptakan suatu proses komunikasi
yang ideal. Pada akhirnya, komunikator bisa mendapatkan apa yang diharapkan dan
komunikan mendapatkan apa yang dibutuhkan secara terarah. Dalam hal ini, dokter
dapat menggunakan berbagai modus komunikasi dalam menyampaikan pesan baik
verbal ataupun non-verbal dalam mendukung kesembuhan pasien dan kedekatan
hubungan antar keduanya. Hal ini sejalan dengan postulat komunikasi bahwa “dengan
sendirinya” manusia akan berkomunikasi karena ia adalah makhluk yang tidak dapat
tidak berkomunikasi.