UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA DI

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang mulai berkembang, hal

ini ditandai dengan gencarnya pembangunan yang dilakukan baik oleh pemerintah
setempat maupun pihak swasta. Peningkatan jumlah penduduk di kota ini menyebabkan
berbagai permasalahan yang timbul diantaranya adalah alih fungsi lahan, kemacetan,
pencemaran lingkungan termasuk pencemaran udara. Tercatat pada tahun 2014 jumlah
penduduk kota pontianak mencapai 651.598 jiwa (Disdukcapil, 2014).
Kota Pontianak memiliki karakteristik khas dibandingkan ketiga belas
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Barat. Kekhasan kota ini ditimbulkan
oleh statusnya sebagai ibukota provinsi sehingga hanya terdiri dari daerah perkotaan.
Sebagaimana lazimnya daerah perkotaan, tingkat kepadatan penduduk di Kota

Pontianak sangat tinggi. Kepadatan penduduk Kota Pontianak terus beranjak naik dari
tahun ke tahun. Hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 menyebutkan bahwa kepadatan
penduduk Kota Pontianak sebesar 3.679 jiwa/km2. SP 2000 menunjukkan adanya
kenaikan kepadatan penduduk di kota ini menjadi sebesar 4.308 jiwa/km 2. Dan dalam
waktu lima tahun terakhir, kepadatan penduduk Kota Pontianak naik 549 jiwa/km 2dari
4.889 jiwa/km2 pada tahun 2009, menjadi 5.438 jiwa/km2 di tahun 2013. Padatnya
penduduk Kota Pontianak jauh melebihi kepadatan Provinsi Kalimantan Barat yang
hanya 30 jiwa/km2 pada tahun 2011, sementara pada tahun yang sama terdapat 5.249
jiwa/km2 di kota ini (BPS Kota Pontianak, 2012)
Kekhasan kedua adalah komposisi penduduk Kota Pontianak didominasi oleh
penduduk usia produktif (15-64 tahun). Hal ini terjadi karena banyaknya pendatang dari
kabupaten/kota lain, bahkan dari provinsi lain, ke Kota Pontianak dengan alasan
melanjutkan sekolah ataupun bekerja. Perpindahan karena alasan sekolah dan bekerja
ini sekaligus merupakan penyebab tingginya kepadatan penduduk di Kota Pontianak.
Hal lain yang wajib menjadi perhatian adalah kenyataan meningkatnya Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Pontianak dari 0,7% per tahun pada periode 19902000, menjadi 1,8% per tahun pada periode 2000-2010. Banyaknya jumlah penduduk

1

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak

Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

usia produktif di kota ini, ditambah dengan tingginya LPP sangat memprihatinkan. LPP
yang semakin meningkat dapat menyebabkan penduduk Kota Pontianak semakin padat.
Apabila hal ini tidak diwaspadai dan diantisipasi, dikhawatirkan lingkungan Kota
Pontianak tidak mampu lagi menampung dan mendukung kebutuhan penduduk yang
terlalu padat. Saat ini saja sudah banyak lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan
air, beralih fungsi menjadi daerah pemukiman, Banyak parit dan saluran air yang
ditutup untuk dijadikan jalan, menyusutnya ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk
menyerap emisi karbon dan berkurangnya tegakan pohon sebagai penstabil iklim mikro.
Pencemaran udara merupakan salah satu dampak tidak langsung dari
pertambahan penduduk yang tidak terkendali dalam hubungannya dengan upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Alihfungsi lahan baik hutan maupun rawa gambut
untuk pemukiman telah mengakibatkan berkurangnya tumbuhan hijau sebagai penghasil
oksigen dan penyerap gas CO2. Eksploitasi sumberdaya alam seperti pembukaan lahan

untuk area perkebunan dengan cara dibakar juga mengakibatkan pencemaran udara
yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Ketiadaan sarana
transportasi umum memaksa masyarakat untuk bisa memiliki kendaraan sendiri, sebagai
akibatnya emisi gas-gas penyebab GRK semakin tinggi. Dari pemaparan tersebut perlu
adanya sebuah kajian mengenai upaya-upaya dalam menanggulangi pencemaran udara
di Pontianak

2

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

BAB II
PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
2.1


Pengertian pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan masuknya zat-zat asing ke dalam udara yang

menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya. Keberadaan
bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah dan waktu tertentu berpotensi
mengganggu kehidupan manusia dan lingkungannya. Udara merupakan gabungan dari
beberapa unsur gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu
dan tekanan udara di lingkungannya.
2.2

Penyebab Pencemaran Udara di Pontianak
Pada umumnya pencemaran udara disebabkan oleh polutan yang berupa gas dan

asap yang berasal dari hasil proses pembakaran. Gas-gas tersebut berasal dari asap
kendaraan bermotor, cerobong asap pabrik, pembakaran lahan dan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil. Gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai
unsur penyusun bahan bakar seperti Karbondioksida (CO2), Karbon monoksida (CO),
Belerang (SOx), dan Nitrogen Oksida (NOx).
2.2.1


Emisi Kendaraan Bermotor
Pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor hasil pendataan

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalimantan Barat mengalami kenaikan yang
cukup signifikan. Selama tiga tahun terakhir, data jumlah kendaraan jenis sepeda motor
yang dimiliki mencatatkan pertumbuhan paling signifikan terjadi pada tahun 2011 yang
mencapai 729.979 unit dibandingkan tahun 2010 yang hanya 574.322 unit. Sementara
tahun 2012 selama semester pertama telah tercatat sebanyak 355.897 unit. Jumlah ini
diprediksikan terus naik seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan
kebutuhan akan sarana transportasi.
Ketiadaan sarana transportasi publik di kota Pontianak menjadi salah satu
penyebab tingginya permintaan akan kendaraan bermotor pribadi, terutama sepeda
motor. Kenaikan jumlah kendaraan tentu saja berakibat pada naiknya emisi karbon dan

3

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS


Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

meningkatnya tingkat pencemaran udara di kota Pontianak. Penggunaan BBM (Bahan
Bakar Minyak) bensin dalam motor bakar akan selalu mengeluarkan senyawa-senyawa
seperti CO (karbon monoksida), THC (totalhidro karbon), TSP (debu), NOx (oksidaoksida nitrogen) dan Sox (oksida-oksida sulfur). Premium yang dibubuhi TEL, akan
mengeluarkan timbal (Lead). Solar dalam motor diesel akan mengeluarkan beberapa
senyawa tambahan disamping senyawa tersebut di atas, yang terutama adalah fraksifraksi organik seperti aldehida, PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon), yang mempunyai
dampak kesehatan yang lebih besar (karsinogenik), dibandingkan dengan senyawasenyawa lainnya. Beberapa gas emisi kendaraan bermotor dan dampaknya bagi
kesehatan, antara lain :
Karbon monoksida, Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata,
saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
Oksida Belerang, Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi
dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan
dan menyebabkan hujan asam.

Oksida nitrogen, NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang,
iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan
kualitas materi.
2.2.2

Emisi Pabrik dan Industri
Penyebab lain dari pencemaran udara adalah emisi pabrik dan industri,

Pontianak dan Kalimantan Barat pada umumnya beberapa tahun ke belakang sangat
terkenal dengan hasil hutan dan karetnya. Sehingga tidak heran jika pembangunan
pabrik dan industri yang berkaitan dengan kedua sumberdaya tersebut cukup tinggi. Sisa
hasil pembakaran dari pabrik dan industri ini perlahan mulai mencemari udara, tidak
hanya polusi yang sama seperti kendaraan bermotor, adanya pabrik karet dan
pengolahan kayu kerap menimbulkan bau yang sangat mengganggu aktivitas dan

4

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS


Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

kesehatan masyarakat, belum lagi partikulat-partikulat kecil sebagai hasil dari
pengolahan kayu berpotensi mengganggu sistem pernafasan dan dapat mengakibatkan
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
2.2.3

Pembakaran/Kebakaran Lahan
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat merupakan salah satu masalah

yang tidak bisa dianggap remeh. Satu minggu saja tidak turun hujan maka kota
Pontianak akan berkabut akibat dari asap hasil pembakaran lahan. Pembakaran lahan
tersebut akan menghasilkan emisi pencemar udara yaitu partikulat matter (PM10),
karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon
(O3) yang berpotensi mencemari kualitas udara di Kota Pontianak. Hasil pemantauan
kualitas udara ini berupa nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang berisikan

nilai konsentrasi dari 5 macam parameter pencemar udara yaitu partikulat (PM10),
karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon
(O3). Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi antara lain dikarenakan proses konversi
hutan dan lahan di beberapa daerah di Kalimantan Barat menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit serta pemahaman oleh masyarakat bahwa cara membakar hutan merupakan
metode paling murah dalam melakukan pembersihan lahan (land clearing).
2.3

Pentingnya Penanggulangan Pencemaran Udara
Pencemaran lingkungan termasuk juga pencemaran udara cenderung meningkat

dari waktu ke waktu, apabila hal ini dibiarkan dan melewati ambang batas dapat
berakibat buruk bagi kehidupan manusia maupun mahluk hidup lainnya. Semakin
memburuknya kondisi udara tidak lain karena bertambahnya populasi manusia yang
berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya alam dalam mengimbangi
kemajuan teknologi. Udara yang baik tanpa adanya bahan pencemar merupakan
anugerah Tuhan YME yang seharusnya kita jaga dan perlakukan sebaik-baiknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980
menyatakan bahwa kematian manusia akibat pencemaran udara ini mencapai angka
51.000 orang dalam waktu satu tahun. Angka tersebut cukup memprihatinkan karena

hampir menyamai kematian akibat penyakit kronis seperti jantung, kanker dan aids.

5

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

Menurut para ahli, sekitar tahun 2000-an kematian yang disebabkan oleh pencemaran
udara akan mencapai angka 57.000 orang pertahunnya. Selama 20 tahun angka
kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara naik menjadi 14% atau mendekati
0,7% pertahunnya. Selain itu, kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara
apabila dikonversikan ke dalam nilai mata uang mencapai sekitar 12 – 16 juta US Dolar
pertahun.
2.4


Klasifikasi Pencemar atau Polutan
Pencemaran udara pada tingkat tertentu dapat berupa campuran dari satu atau

beberapa bahan pencemar lainnya baik berupa padatan, cairan atau gasyang masuk ke
udara dan kemudian menyebar ke lingkungannya. Udara yang kita hirup merupakan gas
yang tidak tampak, tidak berbau dan tidak berasa maupun berwarna. Pembangunan dan
perkembangan teknologi serta penggunaan kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil telah menyebabkan udara yang kita hirup sehari-hari menjadi tercemar
oleh polutan yang bisa membahayakan kesehatan kita. Secara umum penyebab
pencemaran udara ada dua macam yaitu
1. Pencemaran yang terjadi secara alamiah
Pencemaran yang terjadi secara alamiah ini bisa berupa debu yang beterbangan
karena tiupan angin, abu atau debu vulkanik dari letusan gunung berapi, proses
pembusukan bahan-bahan organik dan fenomena alam lainnya yang terjadi
secara alami
2. Pencemaran yang terjadi karena ulah manusia
Manusia merupakan aktor utama penyebab pencemaran udara, penggunaan
kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil, debu dan serbuk sebagai hasil
kegiatan industri, penggunaan zat-zat yang disemprotkan ke udara dalam
pertanian dan perkebunan serta kegiatan manusia lainnya yang menghasilkan
emisi gas polutan.
2.5

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam penanggulangan pencemaran udara

dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu penanggulangan non teknis yang berkaitan

6

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

dengan peraturan maupun upaya penyadaran masyarakat dan penanggulangan secara
teknis yang berupa upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi maupun
menanggulangi pencemaran yang berkaitan dengan penggunaan teknologi.
2.5.1

Penanggulangan Non Teknis

Penanggulangan non teknis adalah suatu uasaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan atau perundang-undangan
yang mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan meliputi
1. Penyajian Informasi Lingkungan
Penyajian informasi Lingkungan (PIL) merupakan telaah secara garis besar
tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, rona lingkungan di tempat
kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan karena kegiatan tersebut
dan rencana tindakan dalam pengendalian dampak negatif (PP No 29 tahun
2012). Kegunaan PIL adalah memutuskan apakah usulan proyek tersebut perlu
diterima tetapi perlu Andal, atau tidak perlu Andal atau ditolak sama sekali. PIL
merupakan langkah awal dari Amdal. Dalam Kepmen 11/MenLH/3/1994,
Kepmen-39/MenLH/8/1996 dan Kepmen no. 17/MenLH/ 2001, untuk
menyederhanakan PIL maka digunakan daftar wajib Amdal dalam PENAPISAN
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Analisis Dampak Lingkungan merupakan upaya untuk menelaah secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting dari suatu kegiatan. Tujuan
dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi semua dampak yang
mempengaruhi lingkungan hidup, mengidentifikasi komponen-komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting serta
memperkirakan dan mengevaluasi rencana kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting tersebut
3. Perencanaan Kawasan Industri dan Teknologi
Apabila ditinjau dari segi lingkungan, perencanaan kawasan untuk industri
merupakan salah satu upaya untuk melokaslisasi dampak akibat kegiatan

7

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

tersebut sehingga pengaruhnya terhadap Lingkungan tidak melebar kemanamana dan lebih mudah dalam pengelolaannya. Dapat dibayangkan bagaimana
jadinya apabila kegiatan-kegiatan industri tidak dilakukan dalam kawasankawasan tertentu akan tetapi bebas tersebar baik di tengah pemukiman maupun
lingkungan lain seperti kawasan hutan, Daerah Aliran Sungai, pegunungan atau
perbukitan dan wilayah-wilayah lainnya
4. Menerapkan Prilaku Disiplin
Selain peraturan dan perundangan, penerapan prilaku disiplin pada masyarakat
juga bisa dikategorikan ke dalam upaya penanggulangan dampak pencemaran
lingkungan. Seandainya masyarakat bisa lebih menyadari bahwa penggunaan
kendaraan pribadi telah menambah beban cemaran udara dibandingkan
menggunakan kendaraan umum bukan tidak mungkin tingkat pencemaran udara
di kota Pontianak ini bisa berkurang. Demikian juga apabila masyarakat sadar
dan mengerti tidak hanya sebatas tahu bahwa pembakaran lahan sangat-sangat
merugikan lingkungan dan kesehatan mahluk hidup bukan tidak mungkin kasus
kabut asap di Pontianak ini bisa berkurang. Penerapan prilaku disiplin ini bisa
diaplikasikan dalam berbagai kegiatan sehari-hari tidak hanya sebatas pada dua
hal yang diutarakan sebelumnya
2.5.2

Penanggulangan secara Teknis
Upaya penanggulangan pencemaran udara lainnya bisa dilakukan secara teknis,

yaitu dengan melakukan upaya-upaya riil oleh individu, masyarakat maupun pemerintah
di lingkungan kota Pontianak, upaya-upaya yang bisa dilakukan tersebut diantaranya
adalah :
1. Pengurangan Jumlah Kendaraan Bermotor
Jumlah kendaraan bermotor yang cenderung meningkat salah satunya
disebabkan oleh ketiadaan atau minimnya jumlah transportasi publik yang ada di
Pontianak, sehingga setiap orang cenderung ingi memiliki kendaraan pribadi.
Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut tanpa ada usaha untuk memperbaikinya
sudah bisa dipastikan kualitas lingkungan termasuk juga udara di Pontianak
akan semakin buruk.

8

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

2. Penggunaan Kendaraan Hemat Energi
Sampai dengan saat ini, bahan bakar fosil masih belum tergantikan oleh bahan
bakar lainnya, mengganti secara total bahan bakar ini masih belum bisa
sepenuhnya dilakukan, namun kuantitas penggunaannya bisa dikurangi melalui
penggunaan kendaraan hemat energi. Kendaraan hemat energi bisa berupa mulai
dari sepeda yang tidak menggunakan bahan bakar sama sekali, mobil atau kereta
listrik, mobil tipe baru yang sering disebut Low Cost Green Car (LCGC) dan
tidak lagi menggunakan mobil “tua” yang sudah berumur 20 tahun atau lebih
3. Pencegahan kebakaran lahan
Kebakaran atau pembakaran lahan di Kalbar termasuk juga di Pontianak
merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat pencemaran udara di
Pontianak yang dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat. Analisis Global
Forest Watch menunjukkan bahwa 75% peringatan titik api terdapat di lahan
gambut, tipe tanah yang tersusun sebagian besar dari material organik.
Kebakaran di lahan gambut menghasilkan api relatif lebih banyak dibandingkan
kebakaran di lahan lainnya. Kebakaran di lahan gambut juga lebih susah
dipadamkan dibandingkan kebakaran lainnya disamping juga lebih banyak
menghasilkan gas rumah kaca ke atmosfer. Pencegahan ini bisa dilakukan
dengan mengeluarkan peraturan dan benar-benar mengawasi implementasinya di
lapangan. Pemerintah bisa juga mengembangkan program dan kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan besar untuk menciptakan alat atau metode pembukaan
lahan tanpa harus dibakar yang harganya terjangkau oleh masyarakat kecil.
Meningkatkan usaha penegakan hukum kepada perusahaan yang melakukan
pembakaran secara illegal. Menangkap petani-petani kecil tidak akan
mengurangi potensi kebakaran kedepannya secara signifikan, apalagi kalau
petani-petani tersebut tidak memiliki alternatif lain dalam usaha pembukaan
lahan.

Oleh

sebab

itu,

penegak

hukum

di

Indonesia

harus

mulai

memprioritaskan investigasi kepada perusahaan kecil, menengah, dan besar, dan
memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
kebakaran mendapatkan hukumannya, bersama dengan pejabat publik yang
terbukti melakukan pelanggaran hukum

9

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

4. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta
gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil erat kaitannya dengan penggunaan
kendaraan bermotor di Pontianak, hal ini berbanding lurus dengan jumlah
kendaraan pribadi. Sehingga pengadaan transportasi publik yang memadai bisa
menjadi alternatif agar penggunaan bahan bakar fosil bisa dikurangi. Selain itu,
konversi bahan bakar fosil menjadi bahan bakar gas (BBG) seperti yang
diterapkan pada Bajaj dan Bus Transjakarta patut dicontoh jika suatu saat di
Pontianak ini mempunyai transportasi publik. Penggunaan Air Conditioner
(AC), DDT, Insektisida dengan cara disemprot juga perlu diperhatikan
mengingat cukup berperan dalam pencemaran lingkungan.
5. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara
memasang bahan penyerap polutan atau saringan
Selain upaya pencegahan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya upaya
penanggulangan pencemaran udara juga perlu dilakukan. Hal ini bisa diterapkan
di pabrik-pabrik atau industri-industri yang ada di Pontianak dengan
menggunakan:
a. Filter udara, filter ini berfungsi untuk menangkap debu atau partikel yang
ikut keluar dari cerobong asap pabrik sehingga udara yang keluar dari
cerobong asap relatif lebih bersih dibandingkan jika tidak menggunakan
filter udara
b. Pengendap Silikon dan Gravitasi , merupakan pengendap debu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip
kerjanya adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas buangan
yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
6. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum
dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke
udara bebas

10

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

7.

201
5

membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus
lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas
suatu pemukiman

8. memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu
kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, penghasil
oksigen dan penyerap karbon, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel
lain. Di kota Pontianak, Ruang terbuka hijau sebenarnya sudah di atur dalam
peraturan pemerintah kota No. 2 tahun 2013, dimana luasannya harus lebih dari
30% mengacu pada UU No 26 tahun 2007. Meskipun pada kenyataannya luasan
tersebut seharusnya tidak boleh disamaratakan di setiap wilayah di Indonesia
mengingat perbedaan suhu udara, topografi dan lainnya. Pemanfaatan lahan
kosong untuk ditanami pepohonan bisa mengurangi tingkat pencemaran udara di
kota Pontianak, selain itu penanaman pohon disepanjang jalan raya juga bisa
menyerap emisi kendaraan bermotor sehingga pencemaran udara setidaknya bisa
dikurangi

11

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

KESIMPULAN


Penyebab pencemaran udara di Pontianak terutama di dominasi oleh
kebakaran/pembakaran hutan dan lahan, emisi kendaraan bermotor akibat
ketiadaan sarana transportasi publik



Upaya penanggulangan pencemaran udara dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu penanggulangan non teknis dan secara teknis



Penanggulangan pencemaran udara secara Non teknis meliputi Penyajian
Informasi Lingkungan (PIL), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Perencanaan Kawasan Industri dan Penerapan prilaku disiplin



Penanggulangan pencemaran secara teknis dapat berupa pengurangan jumlah
kendaraan bermotor, penggunaan kendaraan hemat energi, pencegahan
kebakaran lahan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan melakukan
penanaman pohon

12

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura

201
5

DAFTAR PUSTAKA
http://dukcapil.kalbarprov.go.id/statistik.html?data=jumlah-penduduk
Februari 2015

diakses

pada

20

http://green.ui.ac.id/Penanggulangan%20Pencemaran%20Udara diakses pada 18 Februari
2015
http://www.artikellingkunganhidup.com/usaha-pencegahan-pencemaran-udara.html
pada tanggal 15 Februari 2015

13

Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara di Pontianak
Muhammad Zamhar AS

diakses