POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING

KONSEP PENGANTAR KARYA TA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni

Oleh: SUSAN PRIHARYANTO

NIM.C. 0604017

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

commit to user

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Susan Priharyanto Nim : C.0604017 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pengantar tugas akhir dengan judul POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAAN KARYA DRAWING adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir ini diberi citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbuki pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berua pencabutan tugas akhir dan gelar yang diperoleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 25 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,

Susan Priharyanto NIM. C.0604017

commit to user

- Allah SWT - Bapak, Ibu dan keluargaku - Almamater

commit to user

Bersabar bahwa kehidupan adalah roda yang terus bergerak dan berproses, maka teruslah melangkah. Yang terpenting dalam hidup ini adalah cara kita saling memperlakukan satu-sama lain.

commit to user

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan dalam kesempatan kali ini yang telah member kenikmatan dan petunjuk kepada kita sekalian. Tidak lupa juga sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan dan membawa kejayaan hingga akhir jaman.

Dalam kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait serta telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Polusi udara sebagai salah satu ancaman serius bagi keberadaan bumi dimasa mendatang, kemudian menarik penulis untuk kemudian menggangkat kedalam penyajian Tugas Akhir dengan judul POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING, Adapun tema dalam penyajian Tigas Akhir ini adalah pencemaran udara asap industri pabrik, dimana pencemaran udara asap industri pabrik berperan besar didalam terjadiya polusi udara. Penulis berharap penyajian Tugas Akhir ini dapat memperkaya khasanah Seni rupa khususnya seni drawing, yang dapat menjadi media bahan perenungan terhadap kondisi lingkungan hidup di masa sekarang ini.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa bahwa di dalam penyusunan pengantar Tugas Akhir ini mengalami berbagai macam kesulitan, sehingga penulis memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikanya. Maka dalam kesempatan kali ini pula penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

commit to user

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Nooryan Bahari, M.Sn., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingannya dengan sabar dan mau memberikan masukan-masukan, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Sigit Purnomo Adi, S.Sn.,M.Sn., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan dukungan dan bimbinganya dalam menyelesaikan tugas akhir.

5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Orang tua, istri dan adik, atas dukungan, kasih sayang dan doa kalian.

7. Seluruh teman-teman Seni Rupa Murni Universitas Sebelas Maret dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebut satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga karya Tugas Akhir ini benar-benar dapat bermanfaat menjadi landasan konsep karya seni drawing dalam penyajianya

Surakarta, 25 Januari 2012 Penulis

commit to user

4. Pen yajian………………………………………………………….. 50

BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………... 52 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….54 DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..56

commit to user

Susan Priharyanto. C0604017. 2012. POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING. Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1), Jurusan Seni Rupa Murni, Universitas Sebelas Maret.

Pemasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1 ) apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat? (2) bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya (3) Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara?

Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat. (2) Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya. (3) Dapat menjelaskan karya drawing dengan sumber ide polusi udara. Metode yang digunakan ini adalah menggunakan Studi Pustaka. Mengumpulkan data dan teori melalui beberapa literatur buku, dan informasi non manusia serta bahan literatur lainya. Setelah melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung mengenai fenomena alam seputar polusi udara, penulis tertarik untuk mengangkat tema POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING dalam karya Tugas Akhir.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) polusi udara merupakan ancaman dbagi kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. (2) asap industri pabrik merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam tercapainya polusi udara. (3) melalui media seni drawing ini penulis ingin memvisualisasikan pencemaran udara terhadap kehidupan manusia dengan segenap kemampuan serta pengalaman yang dimiliki dengan teknik drawing.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Polusi udara dibeberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan, langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru (Emil Salim. 1980: 13).

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (Emil Salim. 1980: 174). Sebenarnya banyak polutan

menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel asap dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10% sisanya menghidup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak (Emil Salim. 1980: 177). Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat bahwa masalah polusi udara perlu mendapat perhatian karena polusi udara ini jarang disadari oleh masyarakat kita tentang dampak-dampak yang diakibatkannya. Hal ini mendorong penulis untuk mengangkat polusi udara sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni drawing. Penciptaan karya seni drawing tersebut, bertujuan ingin menyampaikan simbol-simbol figuratif dan naratif dalam penciptaan karya seni kepada masyarakat. Khususnya dalam karya seni drawing.

Batasan masalah yang diangkat dalam pembahasan topik dibatasi pada lingkup dampak-dampak buruk yang diakibatkan oleh polusi udara bagi masyarakat sebagai sumber ide dalam berkarya seni drawing.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat?

2. Bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya?

3. Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara?

D. TUJUAN PENULISAN

1. Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat.

2. Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya.

3. Dapat menjelaskan karya drawing yang dibuat dengan sumber ide polusi udara

E. MANFAAT PENULISAN

1. Mendapatkan banyak informasi mengenai masalah polusi udara dan dampaknya.

2. Meningkatkan apresiasi seni, khususnya yang berkaitan dengan masalah polusi udara.

3. Dapat memahami karya drawing yang penulis ciptakan berdasarkan konsep yang telah diuraikan dalam penulisan ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. POLUSI UDARA DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN

1. Definisi Polusi Udara

Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara yang mengganggu kehidupan, karena masuknya polutan kedalam udara. Polusi udara terjadi jika ada penambahan komponen udara atau bahan kimia yang kehadirannya membahayakan organisme. Pada dasarnya penyebab polusi udara serupa dengan penyebab polusi air. Pencemaran udara adalah jika udara dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh buruk terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorpsi atau dihilangkan dalam waktu relatif singkat.

Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun

udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun. Kita diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakannya solusi alternatif tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya polusi udara, dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon. ( Sudrajad Agung, 2006 : 4).

partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi: Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol). Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida). Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon). Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap).

(http://www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/)

Sedangkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene. Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia,

misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.

Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.

(http://www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/ Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:

Sulfur dioksida (SO 2 ).

Karbon monoksida (CO).

Nitrogen dioksida (NO 2 ). Ozon (O 3 ). Hidro karbon (HC). PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 ). TSP (debu).

Pb (Timah Hitam). Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :

Polusi udara. Panas. Radiasi.

Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :

Asap industri. Asap kendaraan bermotor. Asap pembangkit listrik. Asap kebakaran hutan.

Timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah. Timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.

2. Dampak dan masalah yang ditimbulkan

Pencemaran udara berpengaruh besar terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Berdasarkan sumber yang saya peroleh dari Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan pada data tahun 2008, ada beberapa kota yang diketahui sebagai kategori kota yang tidak sehat. Kota itu diantaranya adalah: Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan salah satu daerah kategori sangat tidak sehat.

Sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Badan Penanggulangan Dampak lingkungan. Propinsi DKI Jakarta juga mencatat mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di Sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Badan Penanggulangan Dampak lingkungan. Propinsi DKI Jakarta juga mencatat mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum:

1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat ozon.

2. Terbentuknya radikal bebas/stress oksidatif.

3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraseluler seperti enzim-enzim yang bekerja pada tubuh.

4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan sistem imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.

6. Dapat mengganggu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan keseluruh tubuh.

menekan fungsi olveolar makrofag pada paru). Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan

jangka panjang. Pengaruh kesehatan dalam jangka pendek :

1. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan).

2. Berkurangnya aktifitas harian akibat sakit.

3. Gejala akut (batuk, sesak napas, infeksi saluran pernapasan).

4. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah). Pengaruh kesehatan dalam jangka panjang :

1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular.

2. Mennigkatnya insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru obstruktif kronis).

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

4. Kanker. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemar_udara )

1. Seni Sebagai Media Ekspresi

Seni Rupa sebagai cabang atau bagian dari seni pada umumnya, diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensional yang memerlukan ruang dan waktu (P. Mulaydi,1994 : 7).

Secara teoritis seni juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu seni murni atau Fine Art dan seni yang dimanfaatkan untuk macam- macam kepentingan atau Applied Art. Seni Murni adalah apabila dalam penciptaanya si seniman hanya terikat oleh persyaratan yang ada di dalam seni itu sendiri, dan tidak harus terikat oleh misalnya gaya yang disenangi masyarakat, ditempatkan dimana dan sebagainya. Sedang Applied Art atau seni terapan ialah seni yang selain bentuknya harus indah juga masih harus mengingat persyaratan yang berkaitan dengan unsur pemakaianya; misalnya rumah yang nyaman ditempati, kursi harus sesuai dengan tujuanya. (P. Mulyadi, 1994 : 7).

Ekspresi itu sendiri adalah pengungkapan atau proses menyatakan (maksud, gagasan, perasaan) dalam bentuk nyata (Mike Susanto, 2002 : 101).

Dalam hal ini pengertian seni, terlalu banyak ahli yang mengatakan persoalaan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya. Karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan Dalam hal ini pengertian seni, terlalu banyak ahli yang mengatakan persoalaan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya. Karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan

Dengan demikian seni merupakan sesuatu kegiatan merancang sesuatu untuk menjadi sebuah karya seni dengan melibatkan pengalaman dan pengamatan serta ungkapan perasaan supaya orang lain dapat merasakan apa yang dirasakan melalui karya seni.

Menurut Ki Hajar Dewantara, “Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah hingga

dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia”. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Berbeda dangan definisi terdahulu, yang

dikemukakan oleh Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa “Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam karya yang berkat

bentuk maupun isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam ala m rohani si penerimanya”. Dalam definisi ini dengan tegas dinyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani, bukan semata-mata kegiatan jasmani (P. Mulyadi, 2000 : 5).

Menurut Thomas Munro, “Seni adalah buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, Menurut Thomas Munro, “Seni adalah buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan,

Berdasarkan batasan-batasan tersebut Sudarso S.P. memberikan kesimpulan sementara bahwa “Seni adalah hasil karya manusia yang

mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara indah dan menarik sehingga memberikan atau merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada manusia lain yang menghayatinya”. Kelahiranya tidak didorong hasrat memenuhi kebutuhan

manusia yang pokok, melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannya atau memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual (P. Mulyadi, 2000 : 6).

dapat digolongkan menjadi 5 hal, yaitu :

b. Seni sebagai kegiatan manusia. Menurut Leo Tolstoy, seni adalah kegiatan manusia yang terjadi bahwa secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan yang telah dahayatnya kepada orang lain.

c. Seni sebagai karya seni. Dalam bahasa asing dikenal “Work of Art”, pengertian ini terjadi karena adanya pembagian proses dan produk. Seni lebih diartikan sebagai kegiatan sedangkan hasilnya disebut dengan karya seni.

d. Seni sebagai kemahiran. Pengertian tersebut diambil dari kata seni yaitu “Art” yang berasal dari kata latin ”ars” yang artinya kemahiran, sedangkan “art” mempunyai arti menyambung, jadi dapat diartikan suatu kemahiran mengolah suatu obyek menjadi suatu yang indah.

e. Seni sebagai Fine art. Seni yang utama bertalian dengan pembuatan benda-benda dengan kepentingan estetis dan tidak berpijak pada kepentingan manfaat atau guna dari benda tersebut.

f. Seni sebagai Visual art.

Sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni penglihatan yaitu benda-benda kreatifitas masyarakat yang Sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni penglihatan yaitu benda-benda kreatifitas masyarakat yang

lingkungan dimana ia berada. Pengaruh lingkungan akan mempengaruhi setiap proses kehidupan manusia. Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta Dibalik munculnya karya seni memang tidak lepas dari eksistensi mendapatkan dan memperoleh ide dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan, kemudian melalui proses perenungan ataupun proses berpikir timbul gagasan atau ide yang melandasi sebuah penciptaan karya seni.

Berdasarkan pendapat dari berbagai sumber yang saya dapatkan, saya sendiri mempunyai pandangan sendiri tentang seni adalah sebuah awal mula proses dari manusia, dan itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.

Berdasarkan uraian di atas dan pengertian secara umum seni dapat diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai ungkapan atau ekspresi, Berdasarkan uraian di atas dan pengertian secara umum seni dapat diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai ungkapan atau ekspresi,

2. Drawing

Drawing atau menggambar adalah suatu bentuk seni visual yang menggunakan sejumlah instrumen menggambar untuk menandai media dua dimensi. Instrumen umum termasuk pensil grafit, pena dan tinta, bertinta kuas, pensil lilin warna, krayon, arang, kapur, pastel, spidol. Sejumlah kecil bahan dilepaskan ke media dua dimensi, meninggalkan tanda terlihat. Dukungan yang paling umum untuk menggambar adalah kertas, meskipun bahan-bahan lainnya, seperti kardus, plastik, kulit, kanvas, dan papan, dapat digunakan. Media telah menjadi sarana populer dan fundamental dari ekspresi publik sepanjang sejarah manusia. Ketersediaan relatif mudah instrumen gambar dasar membuat gambar lebih universal daripada kebanyakan media lain.

Menggambar adalah bentuk ekspresi visual dan merupakan salah satu bentuk utama dalam seni visual. Menggambar umumnya berkaitan dengan tanda garis dan bidang nada di atas kertas, sementara yang modern pensil warna gambar mungkin pendekatan atau lintas batas antara menggambar dan melukis. Dalam terminologi Barat, bagaimanapun, menggambar berbeda dari lukisan, walaupun media yang sama sering

(http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing).

Bernett Newman, salah satu seniman papan atas Amerika, pernah berujar manusia yang pertama menjadi seniman adalah pada saat dia menorehkan sebuah garis di atas permukaan tanah menggunakan sebilah kayu. Torehan garis tersebut bisa dianggap sebagai gambar pertama. Gambar tampaknya selalu menyertai perjalanan peradaban dan kebudayaan manusia. Karena itu, tak mengherankan jika gambar menjadi wilayah sangat penting dan tak dapat dipisahkan dari dunia seni dan seniman. Sebetulnya “menggambar”, seperti corat-coret, membuat sketsa,

membuat bagan dan sebagainya merupakan salah satu cara seniman (dan para perancang) dalam menvisualisasikan gagasan yang ada dalam kepalanya. Karena itu menggambar sesungguhnya juga merupakan upaya pengkongkretan imajinasi, gagasan seniman. Tentu saja setiap bentuk karya seni sesugguhnya merupakan bentuk pengkongkretan gagasan sang seniman, namun gambar menduduki posisi istimewa sebab dalam prosesnya merupakan visualisasi konkret yang paling awal, spontan dan langsung. Hal itu diutarakan dengan gamblang oleh G. Sidharta Soegijo: “Salah satu cara yang paling langsung untuk menghubungkan proses

berpikir, yang berlangsung secara abstrak, dengan bentuk visual, yang konkret,

(www.dapunta.com/seni- gambar/953/html).

sejak masa Renesans sampai pada masa Modern. Akademi seni di Eropa sejak abad 16 sampai abad 19 menekankan pentingnya gambar sebagai tulang punggung seni lukis dan seni patung. Apa yang dikenal sebagai akademisme, tak lain adalah formulasi dan pendekatan seni rupa yang menekankan pentingnya kemampuan menggambar bagi seorang seniman. Hal itu bisa kita lihat dari peninggalan gambar-gambar para pelukis- pelukis terkenal Eropa sejak masa Renesans sampai era seni rupa modern. Karena itu, sungguh mengherankan bahwa gambar atau lebih tepat seni gambar menjadi kategori seni yang otonom baru beberapa tahun belakangan ini. (www.dapunta.com/g)

Hal ini tidak diketahui kapan seni atau menggambar didirikan. Sketsa dan lukisan telah diproduksi sejak zaman prasejarah, seperti yang ditunjukkan oleh gua dan lukisan batu. Dengan 12 ke abad ke 13, para bhikkhu sedang menyiapkan manuskrip di atas vellum dan perkamen di biara-biara di seluruh Eropa dan menggunakan jarum piringan hitam mengarah untuk menarik baris untuk tulisan-tulisan mereka dan untuk menguraikan untuk iluminasi mereka. Segera seniman umumnya adalah menggunakan perak untuk membuat gambar dan underdrawings. Awalnya mereka digunakan dan digunakan kembali tablet kayu dengan tanah dipersiapkan untuk gambar-gambar ini. Bila kertas menjadi umumnya tersedia, mulai dari abad ke 14, gambar artis ', kedua studi persiapan dan

( http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing )

3. Simbol Dalam Seni

Kata simbol berasal dari Y unani “symbolos” yang berarti tanda pengenal atau lencana. Symbolos di Yunani digunakan sebagai bukti identitas untuk mengkat persahabatan, sebuah batu atau mata uang dibelah hingga pemegang setiap potongan mempunyai bukti konkret dari persahabatan mereka. Symbolos melambangkan 2 orang atau lebih, merupakan tanda nyata dari sesuatu yang tidak kelihatan, perkawinan, persahabatan, saling percaya mempercayai (Sastro Pratejo, 1982 : 55).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta disebutkan bahwa: Simbol adalah lambang 1. (lukisan ,perkataan, lencana dsb) yang menyatakan sesuatu hal yang mujarab. 2. Tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan dsb), misalnya warna putih adalah kesucian, gambar padi sebagai kemakmuran (W.J.S Poerwodarminto, 1976 : 378).

Dengan demikian pengertian disebut diatas, bahwa simbol merupakan perwujudan dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam perbuatan duniawi, pengertian dan ekspresi. Budaya manusia sebagai hasil dari tingkah laku atau hasil dari kreasi manusia, maksud atau pengertian yang terkandung didalamnya. Alat pengantar budaya itu dapat berbentuk: bahasa benda atau barang, warna, suara, tindakan atau perbuatan yang

Herusatoto, 2005 : 1-10). Pengertian simbolisme menurut Suryo Soeradjijo adalah sebagai berikut: Simbolisme adalah suatu bahasa, sesuatu sistem simbol-simbol walaupun dengan batasan arti yang agak elastis dan tata (rules) kombinasi dengan cara yang sama mengekspresikan ide-ide yang dibentuk (Suryo Soeradjijo 1985 : 38).

Pengertian lainya dimana simbolisme merupakan wujud analogi yang dipilih oleh senimanya untuk mewakili ide-ide abstraknya. Dari uraian diatas memberikan suatu pengertian bahwa simbolisme merupakan hal-hal yang erat hubunganya dengan hasil karya perilaku manusia lewat gagasan, ide-ide yang dibentuk sebagai hasil karya manusia. Lebih lanjut Budiono Herusatoto menjelaskan bahwa bentuk simbolis dalam budaya Jawa sangat dominan dalam segala hal dan dalam sebala bidang. Hal ini terlihat dalam tindakan sehari-hari orang Jawa, sebagai realitas dari pandangan dan sikap hidupnya. Bentuk-bentuk simbolis itu dapat dikelompokkan kedalam 3 macam simbolis, yaitu pertama tindakan simbolis dan religinya, kedua, tindakan simbolis dalam tradisinya, ketiga, tindakan simbolis dalam kesenianya (Budiono Herusatoto, 2005 : 98).

Pengertian simbol merupakan pernyataan yang lebih menekankan pada sifat kejiwaan dalam menuturkan maksud tertentu. Dalam hal ini Pengertian simbol merupakan pernyataan yang lebih menekankan pada sifat kejiwaan dalam menuturkan maksud tertentu. Dalam hal ini

Simbol seni dalam buku Bunga Rampai Seni oleh Suryo Soeradjijo ditulis bahwa simbol seni adalah bentuk ekspresif itu sendiri. Ia adalah suatu simbol dalam suatu arti yang lazim, karena ia tidak menyampaikan sesuatu dari dirinya sendiri. Oleh karenanya, ia tidak dapat dikatakan dengan tegas m empunyai “arti” yang ia miliki ialah “makna” (Suryo Soeradjijo, 1985: 41). Dalam buku Manusia Multi Dimensional karangan

A. Sudiarja mengungkapkan bahwa simbol seni bukanlah suatu susunan, jadi tak dapat dikatakan teratur atau tidak teratur. Simbol seni adalah satu atau utuh, karena itu ia tidak dapat menyampaikan “makna” (meaning) untuk “dimengerti”, melainkan “pesan’ (import) untuk “diresapkan”. (A. Sudiarja. 1982:77). A.Sudiarja juga mengungkapkan bahwa terhadap “makna” orang hanya dapat mengerti atau tidak mengerti, tetapi terhadap ”pesan” dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan secara intensif. Sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan “pesan” seni itu.

Sedangkan simbol Menurut Charles Sanders Pierce simbol adalah tanda yang representamenya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated); simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya. (Kris Budiman, 2000 : 59).

Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang dilakukan oleh pencipta seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa : Yang diatur dalam komposisi ialah garis, warna, hingga tektur (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5).

Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu:

a. Unity ( Kesatuan)

Adalah proses penyatuanya berbagai unsur (baik unsur yang visual maupun yang mengenai aspek fisik), untuk mendapatkan suatu bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan ini akan membawa penghayat untuk dapat menikmati bentuk ciptaan secara keseluruhan, karena jika hal ini tidak dicapai maka karya akan menimbulkan kebosanan dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya tersebut. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5).

b. Kesetimbangan (Balans) Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga member kesan stabil (seimbang). Dalam praktek penciptaan, unsur- unsur dasar misalnya garis, bidang, warna, tekstur, dll. Diumpamakan anak-anak timbangan pada sebuah Neraca. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 5).

c. Harmoni (Keselarasan)

“Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari terciptanya suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga “Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari terciptanya suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga

d. Repetisi (Pengulangan) “Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian penghayat

secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan merupakan cara yang mudah untuk mengikuti keseluruhan unsur- unsur disain didalam satu kesatuan (unity )”. (Arfial Arsad Hakim,2000 : 18).

e. Dominan

“Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol.

Kelayakan tingkat dominan dari unsur-unsur pendukung suatu disain akan mencapai harmoni, kesatuan hubungan”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).

f. Gradasi

“Gradasi adalah suatu drajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah dijembatani oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan,

peralihan atau langkah yang selaras”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).

“Didalam seni rupa Ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga

menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan serta kesan gerak”. (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).

Ada beberapa tipe ritme, yaitu :

1) Repetitif (Pengulangan)

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan dari unsur-unsur yang sama atau hampir sama (garis, bidang, warna, ukuran, arah). (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

2) Alternatif (Pergantian)

“Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara unsur- unsur yang bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih,

warna panas dengan warna dingin)”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

3) Progresif

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan perubahan pembesaran atau pengurangan ukuran”.

(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17).

4) Flowing

“Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suatu perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk kebentuk la inya yang selaras dalam gerak”.

Komposisi menyangkut hal ”tata-susun” dalam melahirkan suatu bentuk ungkapan atau ide, dimana kesatuan hubungan, keserasian (unity, harmony ) merupakan hakikat utama di dalam sebuah komposisi. Dengan demikian menyangkut pula tentang balans, tentang ada atau tidaknya tekanan (aksen atau emphasis) atau pusat perhatian (centre of interest) di dalam sebuah komposisi dan komposisi yang bagaimana, yang diciptakan tersebut. Pada dasarnya komposisi adalah unity, dan unity yang merupakan organisasi dari unsur-unsur adalah desain. Maka kita dapat pula

mengatakan komposisi itu adalah “desain” itu sendiri (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35).

5. Unsur-unsur rupa

Unsur-unsur rupa/unsur-unsur rupa terdiri dari garis, bidang, warna, dan tektur.

a. Garis.

Garis adalah hubungan antara sebuah titik, merupakan “jejak” yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan suatu goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35).

Pembagian garis terdiri atas garis aktual/formal dan garis ilusif/sugestif (khayal/semu). Garis aktual/formal terdiri dari 2 macam geometris yang sifatnya berpola terukur dan kaku seperti garis lurus, garis Pembagian garis terdiri atas garis aktual/formal dan garis ilusif/sugestif (khayal/semu). Garis aktual/formal terdiri dari 2 macam geometris yang sifatnya berpola terukur dan kaku seperti garis lurus, garis

b. Shape (bidang). Shape adalah bidang yang terjadi karena dibatasi oleh kontur

(garis) dan atau dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono Sony Kartika, 2004 : 102).

Shape Geometrik (terukur) disini shape merupakan suatu bentuk yang ada standart (ukuran, aturan, batasan) dalam sifat dan berasal dari ilmu ukur. Shape tersebut misalnya lingkaran, empat persegi, segitiga, dan lain-lain.

Shape Biomorphic, disini shape merupakan bentuk yang tidak beraturan (bentuk-bentuk bebas, organik) (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 63-64).

c. Warna.

Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik di bidang seni murni maupun seni terapan.

karena kualitasnya, sangat peka terhadap reaksi emosional. Warna merupakan suatu elemen yang sangat mempunyai emosi, atau mempesona langsung dan segar (Ocvirk, 1962 : 32).

Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda yang dikenainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 1617). Menurut Suryo Suradjijo dalam bukunya Filsafat Seni menjelaskan bahwa warna dapat dibedakan menjadi dua pengertian, warna sebagai cahaya atau fenomena dan warna sebagai bahan yang keduanya berasal dari pigmen warna; warna sebagai cahaya sangat dipengaruhi oleh kondisi ruang sekitarnya. Warna merah akan memantulkan cahaya merah yang berbeda jika benda dalam ruangan yang derajat terangnya berbeda. Sedang sebagai bahan warna merah dimanapun dia berada tetap sebagai warna. (Suryo Suradjijo, 1990 : 64).

Warna mempunyai daya tarik yang sensual yang menjadi rasa nikmat bila terorganiser dengan baik. Oleh karena itu warna mayoritas dipergunakan untuk menciptakan keindahan dalam seni rupa. Untuk dapat mengolah warna dengan baik kita harus memiliki pengetahuan dan teori- teori warna yang telah ditemukan, sebagai pedoman untuk memudahkan dalam pengekspresian dan menempatkan warna tersebut dalam perwujudan sesuai dengan konsepsi yang akan dikemukakan.

kenyataan, sebagaimana pada pelukis-pelukis realis atau naturalis. Namun warna juga dapat dipergunakan tidak demi bentuk tetapi demi warna itu sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahanya serta dapat dipergunakan untuk berbagai pengekspresian (Fadjar Sidik, 1981 : 11).

d. Tekstur Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang yang member karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus, kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Tekstur Nyata (Actual Texture)

Tektur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok, amplas dan lain-lain, dan tekstur dapat berupa tekstur buatan alami.

2) Tekstur Semu (Simulated Texture)

Adalah seolah-olah bila kita membuat tektur dengan alat atau tektur tertentu pada suatu bidang tapi hanya terbentuk gambar dua dimensi. Lalu hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita rasakan hanya permukaan

Ia lahir dalam ciptaan imaji visual. (Arvial Arsad Hakim, 2000 : 87).

6. Deformasi

Deformasi dipakai dalam istilah perubahan bentuk yang tidak dapat diklarifikasikan didalam distrorsi. Tetapi deformasi bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imaji penghayat masih dapat mengagkat tema alam didalamnya. Misalnya pada bentuk patung yang kaku dan karya abstrak (Suryo Soeradjijo, 1994 : 80).

BAB III POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING

A. IMPLEMENTASI TEORITIS

Gagasan atau ide merupakan hal utama yang harus dimiliki seorang pencipta seni dalam proses penciptaansuatu karya seni. Subjektivitas dari seorang pencipta seni menggambarkan latar belakang yang kompleks, seperti pengalaman kehidupanya, pengamatan terhadap suatu objek atau bentuk- bentuk tertentu yang dikenalnya. Secara ilmu jiwa, langkah pertama lahirnya karya seni adalah dari pengamatan peristiwa sesungguhnya bukan peristiwa yang lepas dan berdiri sendiri, karena bila seseorang mengamati objek, maka aka nada stimulasi atau rangsangan. Selanjutnya seseorang akan menangkap makna sesuatu objek secara pribadi sesuai dengan pengalamanya. Biasanya objek benda atau hal yang menimbulkan ide dalam kelahiran suatu karya seni.

Penulis tertarik untuk menjadikan polusi udara sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni drawing. Hal itu dikarenakan, akibat yang buruk dari polusi udara. Polusi udara bisa digambarkan ke dalam sebuah karya yang diharapkan bisa menggugah perasaan. Bagi penulis rangsangan awal yang memotivasi untuk menciptakan sebuah karya dengan sumber ide polusi udara adalah banyaknya dampak buruk yang diakibatkan dari

polusi udara adalah dapat terjangkitnya penyakit pada manusia. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta serangan penyakit yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit jantung dan diabetes. Bahkan anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan bahkan ini diderita oleh anak-anak dan lanjut usia. Penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan.

Polusi udara sebagian dibuat/diciptakan oleh manusia sendiri, yaitu karbonmonoksida. Gas berbahaya ini tercipta karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam kendaraan, pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah. pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi sangat berbahaya. Kadar karbon monoksida dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit, pengaruh karbon monoksida serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen. Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih tertarik kepada karbon monoksida. Akan terbentuklah senyawa karbon monoksida dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari ikatan dengan oksigen. Molekul ini sangat berbahaya dan untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Karbon Polusi udara sebagian dibuat/diciptakan oleh manusia sendiri, yaitu karbonmonoksida. Gas berbahaya ini tercipta karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam kendaraan, pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah. pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi sangat berbahaya. Kadar karbon monoksida dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit, pengaruh karbon monoksida serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen. Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih tertarik kepada karbon monoksida. Akan terbentuklah senyawa karbon monoksida dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari ikatan dengan oksigen. Molekul ini sangat berbahaya dan untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Karbon

Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas karbon monoksida dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.

Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.

B. IMPLEMENTASI VISUAL

1. Konsep Bentuk

Di dalam penyajian tugas akhir karya drawing ini, penulis mencoba mengangkat fenomena alam serta pengamatan lingkungan yang kemudian menjadikan sebagai gagasan utama yang diwujudkan (divisualisasikan) ke dalam sebuah karya drawing. Adapun karya-karya yang dihadirkan menggambarkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap industri pabrik serta akibatnya banyaknya industri pabrik beserta cerobong-

mengancam dalam kelangsungan hidup manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Terdapat perubahan yang sangat mencolok terhadap warna-warna pada karya yang ditampilkan, hal ini dimaksudkan agar didalam karya seni drawing tersebut dapat lebih kaya dan variasi. Warna juga lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada karya ini terdapat figur-figur manusia yang merasa kesakitan, hal ini dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi dampak negatif terhadap manusia itu sendiri, yang juga berdampak pada sebuah kematian, kemudian figur manusia dengan ekspresi mulut yang menganga, hal ini dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi dampak negatif terhadap keberadaan manusia itu sendiri, yang juga berdampak pada kematian. Kemudian figur manusia yang terlihat organ pernapasan, yaitu paru-paru yang berwarna merah dengan bercak hitam, disini dijelaskan bahwa ini adalah salah satu penyakit yang diderita dari dampak negatif dari menghirup udara yang tercemar sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia, yang berdampak pada kematian. Sayangnya hal inilah yg tidak terlalu dihiraukan oleh manusia. Kemudian figur manusia memakai masker, di harapkan dapat memberikan pesan perlindungan pernapasan dari penghirupan udara kotor yang membahayakan. Ada figur memakai sebuah tabung alat pernapasan yang disambungkan dengan selang yang mengarah pada titik penghasil gas oksigen, disini dimaksudkan bahwa, dampak negatif dari udara kotor dan

manusia dalam kelangsungan hidupnya. Ada figur manusia dengan terikat badannya dan mulut yang menganga, ini dimaksudkan bahwa dampak dari udara tercemar, sangat menyiksa manusia karena tidak dapat bernafas dalam proses kelangsungan hidup, dan ada sebuah figur sebuah janin yang dikelilingi dengan gumpalan asap yang tebal dan beberapa selang rantai yang menusuk kedalam beberapa tubuhnya, hal ini di maksudkan bahwa pencemaran udara dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kita saja, bahkan janin pun akan merasakan dampak negatif yang sama pada proses kehidupanya.

Dalam visualisasi warna di dalam karya penulis menampilkan beberapa warna yang didominasi oleh warna-warna gelap, abu-abu, hitam, coklat tua, hal ini dimaksudkan dalam arti serta kesan kotor, tercemar,dan berbahaya, namun banyak pula di dominasi oleh warna campuran seperti merah, oranye, kuning, yang diharapkan penulis dapat memberikan kesan, panas, berbahaya, tercemar, dan tidak nyaman bagi kelangsungan hidup manusia.

Dalam karya ini penulis terinspirasi pula oleh garis-garis yang ada di alam sekitar, seperti serat kayu, gelombang air. Dalam karya-karya itu penempatan obyek dan perpaduan komposisi yang menghasilkan karya yang harmoni. Ada bidang yang dibuat penuh, juga membiarkan beberapa bidang yang kosong, ini untuk memunculkan keragaman bentuk yang bervariasi.

Untuk menghasilkan suatu karya seni yang bagus dan sempurna, medium sangat dibutuhkan. Semua karya seni menggunakan medium yang berbeda, tergantung dari jenis karya seni yang akan dibuat. Pada saat kuliah penulis mengambil mata kuliah studio, penulis mengambil seni grafis. Seni grafis bagi penulis merasakan sesuatu hal yang baru, karena baru mengenal seni ini. Pembentukan karakter saat berkarya dalam membuat sebuah cetakan telah mempengaruhi penulis saat ini. Namun saat penulis dihadapkan pada semester akhir dan pengambilan Tugas Akhir, penulis menggambil drawing, sebagai medium dalam penciptaan karya seni.