PROSES REPRESENTASI PENGETAHUAN DALAM RA

PROSES REPRESENTASI PENGETAHUAN
DALAM RANCANGAN
SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT PERNAFASAN
YANG DIAWALI DARI GEJALA UTAMA NYERI DADA
Oleh : Sari Iswanti
STMIK AKAKOM Yogyakarta
sari@akakom.ac.id

ABSTRAKSI
Sistem pakar, salah satu bidang dari kecerdasan buatan merupakan suatu sistem
berbasis komputer yang mengadopsi pengetahuan manusia (pakar) ke dalam komputer.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana merubah pengetahuan yang dimiliki
seorang pakar ke dalam bentuk yang dapat difahami dan diterima oleh sistem (komputer).
Dalam tulisan ini, akan disajikan bagaimana merubah pengetahuan ke dalam
bentuk yang dapat diterima oleh sistem melalui beberapa tahap sampai pada bentuk yang
bisa diterima oleh sistem. Wilayah pengetahuan yang diambil adalah penyakit pernafasan
yang diawali dari gejala utama nyeri dada dan representasi pengetahuan yang dipilih
adalah kaidah produksi.
Kata kunci : kaidah produksi, pengetahuan, representasi pengetahuan, sistem pakar

1. PENDAHULUAN

Sistem pakar merupakan suatu sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia
ke dalam komputer sehingga komputer dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah sebagaimana dilakukan oleh seorang pakar. Dalam sistem pakar yang diolah
adalah pengetahuan yang merupakan serangkaian informasi pada suatu domain (wilayah
pengetahuan) tertentu.
Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu keahlian
tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar banyak
diterapkan di berbagai bidang antara lain di bidang medis. Salah satu penerapan sistem
pakar di bidang medis adalah untuk membantu melakukan diagnosa penyakit.
Karena sistem pakar merupakan sistem yang berbasis komputer, maka
permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana merubah pengetahuan yang dimiliki oleh
seorang pakar ke dalam bentuk yang dapat difahami dan diterima oleh komputer.
Tujuan tulisan ini adalah menjelaskan bagaimana proses penyajian pengetahuan
dari seorang pakar menjadi bentuk yang dapat diterima oleh sistem (komputer) dalam

1 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

wilayah pengetahuan (domain) penyakit pernafasan yamg diawali dari gejala utama nyeri
dada.


2.

LANDASAN TEORI

2.1.

Penyakit Pernafasan
Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

menangani suatu penyakit. Diagnosa medis yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk
menentukan jenis penyakit yang diderita pasien kemudian menentukan terapi
atau pengobatan yang sesuai.
Diagnosa dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali
dengan memperhatikan ciri-ciri gejala klinis pada pasien yang ditimbulkan oleh penyakit
tersebut. Gejala-gejala penyakit yang ditanyakan sesuai prognosis yang dimiliki pakar.
Dalam proses penentuan diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis yang ada tidak
selalu diagnosa itu dapat langsung ditegakkan sehingga diperlukan data-data pendukung
misalnya hasil pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa


penyakit pernafasan dapat ditegakkan dengan diawali dari gejala

utamanya. Berawal dari gejala utama tersebut, seorang pakar dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan kepada pasien dalam rangka mengarah kepada hasil
akhir yang berupa penentuan diagnosa. Penyakit pernafasan merupakan penyakit yang
menyerang pada sistem respirasi. Gejala utama dari penyakit pernafasan adalah batuk,
batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, dan mengi (Munro, 2001).
Dalam tulisan ini hanya akan dibahas penyakit pernafasan yang diawali dari
gejala utama nyeri dada. Nyeri biasanya terbatas pada dinding dada. Nyeri yang sifatnya
satu sisi dan bertambah oleh nafas dalam dan batuk dapat pula disebabkan oleh kelainan
yang menimpa tulang, otot, saraf, sendi dinding dada, tulang punggung, dan perikarditis
(Munro, 2001). Dari gejala utama nyeri dada ini terdapat 9 kemungkinan diagnosa yaitu
pneumonia, angina pektoris, serangan jantung, tuberkulosa, kegagalan jantung kongestif,
bronkhiektasia, penyakit-penyakit dengan sakit punggung, fraktur iga, dan gastritis
(Rahardjo,dkk, 1981). Jadi, meskipun seseorang memiliki gejala awal nyeri dada tetapi
hasil diagnosa tidak selalu menunjuk pada salah satu penyakit pernafasan.

2 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

2.2. SISTEM PAKAR

Sistem pakar mempunyai struktur sebagai berikut :
BASIS
PENGETAHUAN

MESIN INFERENSI

MEMORI
KERJA

(KAIDAH)

AGENDA

(FAKTA)

FASILITAS
PENJELASAN

FASILITAS AKUISISI
PENGETAHUAN


ANTAR MUKA
PEMAKAI

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar
Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan
pakar yang disajikan dalam format tertentu. Basis pengetahuan ini berisi kaidah-kaidah.
Memori kerja dalam hal ini yang dimaksud adalah basis data yang digunakan untuk
menyimpan fakta yang digunakan oleh kaidah. Mesin inferensi merupakan perangkat
lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk
menghasilkan suatu kesimpulan.

Mesin inferensi inilah yang mencari solusi dari

permasalahan yang ada. Fasilitas penjelasan di dalam suatu sistem sangat penting karena
berguna dalam memberikan penjelasan/alasan kepada pemakai mengapa sistem meminta
informasi tertentu dari pemakai dan mengapa sistem dapat menyimpulkan

suatu


keputusan tertentu atau mengapa sistem tidak memberikan keputusan sesuai yang
dikehendaki pemakai. Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang
digunakan untuk memasukkan dan melakukan proses edit pengetahuan ke dalam sistem.
Dilihat dari struktur sistem pakar di atas, maka perlu disiapkan pengetahuan
(knowledge) bidang tertentu pada tingkatan pakar yang disajkan dalam format tertentu
yang akan dimasukkan ke dalam sistem yang nantinya tersimpan dalam basis
pengetahuan.

2.3. REPRESENTASI PENGETAHUAN
Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh
seseorang, baik itu berasal dari pendidikan formal, non formal, proses pembelajaran,
3 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

maupun dari pengalaman. Beberapa tipe pengetahuan yang dapat dikategorikan dalam
bentuk keahlian adalah :
1. fakta atau bukti tentang suatu permasalahan
2. teori-teori yang mendasari suatu permasalahan
3. aturan-aturan baku dan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan permasalahan
tertentu
4. aturan-aturan tentang apa yang harus dikerjakan dalam suatu permasalahan

5. strategi global
6. meta knowledge (pengetahuan meta)

Pengetahuan, supaya dapat diterima oleh sistem harus disajikan dalam bentuk/format
tertentu. Representasi pengetahuan berhubungan dengan bagaimana cara menyajikan
kaidah-kaidah dan fakta-fakta dalam format tertentu yang dapat diterima sistem. Tujuan
representasi pengetahuan adalah membuat struktur yang digunakan untuk membantu
mengkodekan pengetahuan ke dalam program. Beberapa model representasi pengetahuan
antara lain : jaringan semantik (semantic net), bingkai (frame), logika predikat (predicate
logic), dan kaidah produksi (production rule). Representasi pengetahuan yang paling

banyak digunakan adalah kaidah produksi dan bingkai (Turban, 2004).
Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika .. maka (if..then). Pada dasarnya
penyajian pengetahuan secara kaidah produksi terdiri dari 2 hal yaitu :
1. anteseden : bagian yang mengekspresikan situasi atau premis atau evidence
2. konsekuen : bagian yang menyatakan suatu tindakan, hasil, hipotesa atau
kesimpulan yang diperoleh jika premis bernilai benar.
Hal ini dapat dituliskan sebagai IF anteseden THEN konsekuen. Konsekuen atau
kesimpulan yang dinyatakan pada bagian THEN baru dinyatakan benar, jika bagian IF
pada kaidah tersebut juga bernilai benar atau sesuai ketentuan tertentu.


3.

IMPLEMENTASI
Merancang sistem pakar harus memperhatikan struktur sistem pakar seperti

terlihat pada gambar 1. Langkah pertama adalah

penentuan domain (wilayah

pengetahuan). Proses identifikasi pengetahuan diawali dari akuisisi pengetahuan
dilanjutkan dengan representasi pengetahuan. Akuisisi pengetahuan merupakan proses
pengumpulan data (informasi) dari sumber-sumber keahlian. Pengetahuan bisa

4 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

didapatkan dari materi cetakan (buku, artikel, jurnal) maupun konsultasi dengan pakar
sesuai bidangnya. Pengetahuan inilah yang nantinya akan dimasukkan ke dalam basis
pengetahuan ( knowledge base)..
Pengetahuan-pengetahuan yang mendukung dalam melakukan diagnosa penyakit

pernafasan direpresentasikan dalam bentuk kaidah produksi dengan pertimbangan antara
lain :
a. mudah difahami karena bersifat deklaratif
b. sesuai dengan jalan berfikir manusia dalam menyelesaikan masalah
c. mudah dimodifikasi karena berbentuk modular
d. mudah diinterpretasikan
Terdapat 3 proses pengolahan pengetahuan yang didapatkan dari akuisisi pengetahuan
sehingga sampai pada bentuk kaidah produksi, yaitu :
1. membuat tabel keputusan, berguna untuk mendokumentasikan pengetahuan
2. membuat pohon keputusan, berguna untuk menghilangkan/memangkas kaidahkaidah untuk meniadakan terjadinya perulangan pertanyaan
3. menyusun kaidah produksi.
Penjelasan berikut akan memuat proses pengolahan pengetahuan yang
bersumber dari hasil akuisisi pengetahuan yaitu bagan alir (flow chart) penuntun diagnosa
penyakit pernafasan yang diawali dari gejala utama nyeri dada. Bagan alir penuntun
diagnosa ini terlihat pada gambar 2.

5 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

BAGAN ALIR GEJALA UTAMA NYERI DADA


Nyeri dada

Nyeri dada bersama dengan
gerak pernafasan

ya
ya
ronkhi krepitasi ATAU
suara pernafasan bronkhial

tidak

Pneumonia
ya
Sesak nafas

tidak
rasa seperti tertindih di dada

nadi lemah dan

sianosis

ya

ya

tidak
serangan
jantung
Angina Pektoris

tidak
tidak
Hati membesar DAN
Kenaikan desakan venosa

ya

Kegagalan Jantung
Kongestif
tidak
Batuk lebih dari 4 minggu
ATAU darah dalam dahak

ya

TBC atau
Bronkhiektasia

tidak
Nyeri pada satu tulang
Punggung atau lebih

ya

Nyeri dari penyakit
di tulang belakang

ya

Fraktur Iga

ya

Gastritis

tidak
Riwayat trauma DAN
Nyeri setempat di iga
tidak
Nyeri dada bagian bawah
Lebih berat dengan makan
tidak

Pemeriksaan Penunjang

Gambar 2. Bagan Alir Penuntun Diagnosa Gejala Utama Nyeri Dada (Rahardjo,dkk, 1981)

3.1. Tabel Keputusan
Langkah

selanjutnya

adalah

membuat

tabel

keputusan

untuk

mendokumentasikan pengetahuan yang mengacu pada bagan alir penuntun diagnosa
pada gambar 2. Tabel keputusan ini memuat 3 hal penting ,yaitu
1. gejala-gejala penyerta dari gejala utama nyeri dada
2. diagnosa penyakit
6 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

3. kombinasi kemungkinan jawaban dari gejala-gejala penyerta, yang disajikan
dalam bentuk jawaban Y (ya) dan T (tidak).
Sebelum menterjemahkan ke dalam tabel keputusan terdapat hal yang perlu diperhatikan
dalam membaca bagan alir adalah
1. kotak dalam bagan alir menandakan gejala
2. tanda panah menunjukkan gejala apa yang harus diketemukan pada langkah
berikutnya
3. terdapat 3 kemungkinan dalam kotak yaitu
a. hanya ada satu gejala, bila gejala ini terpenuhi maka langkah selanjutnya
diteruskan dengan mengikuti panah ya .
b. terdapat 2 gejala yang dihubungkan dengan kata “ATAU” , artinya jika
kedua gejala atau hanya salah satu gejala yang dipenuhi maka langkah
selanjutnya diteruskan dengan mengikuti panah ya
c. terdapat 2 gejala yang dihubungkan dengan kata “DAN” , artinya langkah
selanjutnya diteruskan dengan mengikuti panah ya apabila kedua gejala
dipenuhi tetapi jika hanya satu gejala saja yang memenuhi maka harus
mengikuti panah tidak.
Ketiga hal di atas perlu diperhatikan terutama dalam menentukan kombinasi
kemungkinan jawaban Y (ya) atau T(tidak) dalam tabel keputusan.
Mengacu dari bagan alir penuntun diagnosa gambar 2, dapat dibuat tabel
keputusan seperti terlihat pada tabel 1.

7 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

Tabel 1. Tabel Keputusan Gejala Utama Nyeri Dada

NO

DIAGNOSA

Pneumonia

Angina Serangan

TBC

KJK

Bronkhietasia

Pektoris Jantung

GEJALA

kemungkinan

kemungkinan

1 nyeri dada

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

kemungkinan

kemungkinan

Nyeri dari peny.

Fraktur

di tlg belakang

iga

Gastritis

kemungkinan kemungkinan kemungkinan

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

YY

T

T

T

Y

Y

Y

T

T

T

T

T

T

Y

T

T

Y

T

T

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

2 nyeri dada bersama gerak
pernafasan
3 ronkhi krepitasi

atau

4 suara pernafasan bronkhial
5 sesak nafas

Y

Y

Y

T

T

T

Y

T

Y

T

Y

T

Y

Y

Y

T

T

T

Y

Y

T

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

Y

T

Y

Y

T

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

Y

Y

Y

Y

Y

Y
T

T

T

6 rasa seperti tertindih di dada

Y

Y

Y

Y

7 nadi lemah dan sianosis

T

T

Y

Y

T

T

T

Y

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

Y

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T
T

T

T

T
Y

T
T

T
Y

T
T

T
Y

T

8 hati membesar DAN

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

9 kenaikan desakan venosa

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

atau

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T

11 ada darah dalam dahak

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

Y

T

Y

10 batuk > 4 minggu

T

T

T

T

T

T

T

T

T

Y

Y

Y

T

T

T

T

T

T

13 riwayat trauma DAN

Y

Y

Y

T

T

T

14 nyeri setempat di iga

Y

Y

Y

T

T

T

Y

Y

Y

12 nyeri pd 1tlg punggung /lebih

15 nyeri dada bagian bawah
lebih berat dengan makan

Keterangan :
KJK : Kegagalan Jantung Kongestif
Y : Ya; T : Tidak

8 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

3.2.

Pohon Keputusan
Pohon keputusan disusun dengan mengacu dari tabel keputusan yang telah dibuat.

Gambar 3 menampilkan pohon keputusan yang dihasilkan.
Nyeri dada bersama
gerak pernafasan

y

ronkhi krepitasi

y

suara pernafasan
bronkhial

t
t

t

suara pernafasan bronkhial

ronkhi krepitasi

y

y
P
N
E
U
M
O
N
I
A

y

suara pernafasan bronkhial

y

sesak nafas

y

t
t
suara pernafasan
bronkhial

t
y

sesak nafas

y

t
sesak nafas

y

rasa seperti tertindih
di dada

y

nadi lemah dan
sianosis

y

SERANGAN
JANTUNG

t
t

ANGINA PEKTORIS

hati membesar

y

kenaikan desakan y
venosa

KEGAGALAN JANTUNG
KONGESTIF

t
t
kenaikan desakan venosa
t
batuk lebih dari 4 minggu

y

ada darah dalam dahak y

TBC
atau

t

t
BRONKHIETASIA

ada darah dalam dahak

y

t
nyeri pada 1 tulang
punggung atau lebih

y

NYERI DARI PENYAKIT
TULANG BELAKANG

t
riwayat trauma

y

nyeri setempat di iga

y

FRAKTUR IGA

t
nyeri setempat di iga
t
nyeri di dada bagian bawah
lebih berat dengan makan

y

GASTRITIS

Gambar 3. Pohon Keputusan Gejala Utama Nyeri Dada

9 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

3.3.

MENYUSUN KAIDAH PRODUKSI
Mengacu pohon keputusan, dapat disusun kaidah produksi. Dari pohon keputusan

yang ditampilkan pada gambar 3, notasi ellips menyatakan gejala yang ada dan persegi
panjang menyatakan penyakit sebagai hasil diagnosa. Dalam menyusun kaidah produksi
maka gejala yang dinotasikan dengan ellips menjadi anteseden dan hasil diagnosa yang
dinotasikan dengan persegi panjang menjadi konsekuen. Keterangan y (ya) dan t (tidak)
menanyakan apakah memenuhi gejala tersebut, jika y (ya) maka gejala tersebut akan
menjadi anteseden; tetapi jika t (tidak) maka gejala tersebut diabaikan.
Dari pohon keputusan yang ada dihasilkan sebanyak 30 kaidah dalam bentuk
kaidah produksi :
Kaidah 1

: IF nyeri dada AND nyeri dada terjadi bersama gerak pernafasan AND
ronkhi krepitasi AND suara pernafasan bronkhial
THEN Pneumonia

Kaidah 2

: IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
ronkhi krepitasi
THEN Pneumonia

Kaidah 3

: IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
suara pernafasan bronkhial
THEN Pneumonia

Kaidah 4

: IF nyeri dada AND ronkhi krepitasi AND
suara pernafasan bronkhial AND sesak nafas
THEN Pneumonia

Kaidah 5

: IF nyeri dada AND suara pernafasan bronkhial AND sesak nafas
THEN Pneumonia

Kaidah 6

: IF nyeri dada AND ronkhi krepitasi AND sesak nafas.
THEN Pneumonia

Kaidah 7

: IF nyeri dada AND sesak nafas AND rasa seperti tertindih batu
THEN Angina Pektoris

Kaidah 8

: IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
rasa seperti tertindih batu.
THEN Angina Pektoris

Kaidah 9

: IF nyeri dada AND sesak nafas AND

10 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

rasa seperti tertindih batu AND nadi lemah dan sianosis
THEN Serangan Jantung
Kaidah 10 : IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
rasa seperti tertindih batu AND nadi lemah dan sianosis
THEN Serangan Jantung
Kaidah 11 : IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
hati membesar AND kenaikan desakan venosa.
THEN Kegagalan Jantung Kongestif
Kaidah 12 : IF nyeri dada AND sesak nafas AND
hati membesar AND kenaikan desakan venosa
THEN Kegagalan Jantung Kongestif
Kaidah 13 :

IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
batuk lebih dari 4 minggu AND ada darah dalam dahak
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 14 :

IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
batuk lebih dari 4 minggu
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 15 :

IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
ada darah dalam dahak
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 16 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND batuk lebih dari 4 minggu AND
ada darah dalam dahak
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 17 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND batuk lebih dari 4 minggu
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 18 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND ada darah dalam dahak.
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 19 : IF nyeri dada AND batuk lebih dari 4 minggu AND ada darah dalam
dahak
THEN TBC atau Bronkhietasia
Kaidah 20 :

IF nyeri dada AND batuk lebih dari 4 minggu.
THEN TBC atau Bronkhietasia

Kaidah 21 :

IF nyeri dada AND ada darah dalam dahak.

11 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

THEN TBC atau Bronkhietasia
Kaidah 22 :

IF nyeri dada ANDnyeri dada bersama gerak pernafasan AND
nyeri pada satu tulang punggung atau lebih
THEN Penyakit Tulang Belakang

Kaidah 23 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND
nyeri pada satu tulang punggung atau lebih
THEN Penyakit Tulang Belakang

Kaidah 24 :

IF nyeri dada AND nyeri pada satu tulang punggung atau lebih.
THEN Penyakit Tulang Belakang

Kaidah 25 :

IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
riwayat trauma ANDnyeri setempat di iga.
THEN Fraktur Iga

Kaidah 26 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND riwayat trauma AND
nyeri setempat di iga
THEN Fraktur Iga

Kaidah 27 :

IF nyeri dada AND riwayat trauma AND nyeri setempat di iga
THEN Fraktur Iga

Kaidah 28 :

IF nyeri dada AND nyeri dada bersama gerak pernafasan AND
nyeri di dada bagian bawah lebih berat dengan makan
THEN Gastritis

Kaidah 29 :

IF nyeri dada AND sesak nafas AND
nyeri di dada bagian bawah lebih berat dengan makan
THEN Gastritis

Kaidah 30 :

IF nyeri dada AND nyeri di dada bagian bawah lebih berat dengan
makan
THEN Gastritis

4. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. pengetahuan dalam wilayah pengetahuan tertentu harus diubah dalam format
tertentu supaya dapat diterima oleh sistem (komputer)
2. Pengetahuan yang direpresentasikan berupa kaidah (rule) dalam bentuk kaidah
produksi

12 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM

3.

Kaidah (rule) itulah yang dimasukkan dalam knowledge base.

Setelah semua pengetahuan diubah dalam bentuk kaidah produksi, maka dapat
dilanjutkan dengan membangun sebuah sistem pakar pendiagnosa penyakit pernafasan
yang diawali dari gejala utama nyeri dada dengan menggunakan bahasa pemrograman
yang menunjang pembuatan sistem pakar tersebut. Representasi pengetahuan dalam
bentuk kaidah produksi dapat dimasukkan ke dalam knowledge base dari struktur sistem
pakar yang dibangun dengan bahasa pemrograman apapun tidak mengacu pada salah
satu bahasa pemrograman tertentu.

5. DAFTAR PUSTAKA
Giarratano, J, and Riley G., 1994. “Expert System : Principle and Programming” ,
2 ed, PWS Publishing Company, Boston, MA.
Ignizio, JAMES, p., “Introduction to Expert System”, 1991, McGraw-Hill. Inc. USA
Munro, John F., Ford , Michael J., 2001, “Pengantar Pemeriksaan Klinis”,
edisi 6, EGC, Jakarta.
Rahardjo P. dr, M.Comm.H., Hausman, B.A., Kushadiwijaya, H., dr. 1981, “Penuntun
Diagnosa Dalam Pelayanan Kesehatan Primer”, edisi pertama, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

13 |pernah dipublikasikan di majalah FORMAT STMIK AKAKOM