ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (1)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PALANG MERAH INDONESIA

Hasil

MUNAS PMI XIX

PEMBUKAAN

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Sesungguhnya set iap manusia, sebagai cipt aan Tuhan Yang Maha Esa, sej ak dil ahirkan pada hakikat nya mempunyai deraj at , hak, sert a mart abat yang sama sebagai makhl uk sosial yang sal ing memerl ukan sat u sama l ain. Ol eh karena it u, dengan didasarkan at as keimanan dan ket akwaan t erhadap Tuhan Yang Maha Esa, menj adi kewaj iban bagi sel uruh umat manusia unt uk sal ing menol ong dal am penderit aan, t anpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, gol ongan, warna kul it , j enis kel amin, bahasa, dan pandangan pol it ik.

Dengan dil andasi rasa kemanusiaan yang adil dan beradab dan dengan didorong semangat Gerakan Int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah unt uk meringankan penderit aan sesama manusia apa pun sebabnya, pada t anggal 17 Sept ember 1945 dal am rangka usaha t urut mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia, dibent ukl ah Perhimpunan Pal ang Merah Indonesia sebagai suat u organisasi kemasyarakat an yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan yang awal pembent ukannya diprakarsai dan diset uj ui Pemerint ah.

Dal am rangka usaha menj al in kasih sayang t erhadap sesama manusia berdasarkan Pancasil a dan Undang-Undang Dasar 1945 dan t urut memel ihara budi pekert i yang l uhur menuj u ke arah t erwuj udnya masyarakat yang berkeadil an sosial dal am wadah Negara Kesat uan Republ ik Indonesia, disusunl ah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Perhimpunan Pal ang Merah Indonesia.

2 of 37

ANGGARAN DASAR

BAB I NAMA, WAKTU, STATUS, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Perhimpunan ini bernama Pal ang Merah Indonesia dan disingkat PMI.

Pasal 2

PMI dibent uk di Jakart a pada t anggal 17 Sept ember 1945 dan didirikan unt uk kurun wakt u yang t idak dit ent ukan.

Pasal 3

PMI adal ah organisasi yang berst at us badan hukum dan disahkan dengan Keput usan Presiden RIS No. 25 Tahun 1950 sert a Keput usan Presiden RI No. 246 Tahun 1963 sebagai sat u-sat unya organisasi di Indonesia yang dit unj uk unt uk menj al ankan pekerj aan Perhimpunan Nasional Pal ang Merah at au Bul an Sabit Merah menurut Konvensi-Konvensi Jenewa t ahun 1949.

Pasal 4

PMI Pusat berkedudukan di ibukot a Negara Republ ik Indonesia.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 5

PMI berasaskan Pancasil a.

Pasal 6

PMI bert uj uan meringankan penderit aan sesama manusia yang disebabkan ol eh bencana dan kerent anan l ainnya dengan t idak membedakan agama, bangsa, suku bangsa, bahasa, warna kul it , j enis kel amin, gol ongan, dan pandangan pol it ik.

BAB III PRINSIP DASAR

Pasal 7

(1) PMI mel aksanakan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah yang mel iput i:

1. Kemanusiaan;

2. Kesamaan;

3 of 37

3. Kenet ralan;

4. Kemandirian;

5. Kesukarelaan;

6. Kesat uan;

7. Kesemest aan.

(2) Prinsip-prinsip dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dal am menyusun rencana, program, dan kebij akan sert a semua akt ivit as di semua j aj aran Pal ang Merah Indonesia besert a unit -unit yang berada di bawah l ingkup Pal ang Merah Indonesia.

BAB IV MANDAT DAN TUGAS POKOK

Pasal 8

Mandat PMI adal ah menj al ankan pekerj aan Pal ang Merah di dal am Negara Kesat uan Republ ik Indonesia dan di Luar Negeri menurut Konvensi -Konvensi Jenewa t ahun 1949.

Pasal 9

Tugas pokok PMI adal ah:

a. bert indak unt uk dan at as nama pemerint ah Republik Indonesia dalam pel aksanaan hubungan l uar negeri di bidang kepal angmerahan menurut Konvensi-Konvensi Jenewa t ahun 1949;

b. mempersiapkan dan melaksanakan t ugas-t ugas bant uan penanggulangan bencana, baik di dal am maupun di l uar negeri;

c. melaksanakan t ugas-t ugas lain di bidang kepalangmerahan yang diberikan ol eh Pemerint ah Republ ik Indonesia; dan

d. menj alankan semua kegiat an PMI dengan berpegang pada ket ent uan perundang-undangan yang berl aku di negara Republ ik Indonesia.

BAB V LAMBANG DAN LAGU

Pasal 10

Lambang PMI sebagai t anda pengenal organisasi di Indonesia yang t el ah dit unj uk unt uk menj al ankan pekerj aan pal ang merah sesuai Konvensi-Konvensi Jenewa t ahun 1949 adal ah pal ang merah di at as dasar warna put ih dil ingkari garis merah yang berbent uk bunga berkel opak l ima sebagai pengej awant ahan dari dasar negara, yakni Pancasil a dengan t ul isan Pal ang Mer ah Indonesi a at au PMI.

Pasal 11

Lagu PMI t erdiri at as himne PMI dan mars PMI.

4 of 37

BAB VI PELINDUNG DAN DEWAN KEHORMATAN

Pasal 12

(1) Presiden Republik Indonesia adalah pelindung PMI.

(2) Gubernur adalah pel indung PMI di provinsi.

(3) Bupat i/ wal ikot a adalah pelindung PMI di kabupat en/ kot a.

(4) Camat adal ah pelindung PMI di kecamat an.

Pasal 13

(1) Dewan Kehormat an adalah mant an pengurus PMI dan/ at au t okoh masyarakat yang mempunyai komit men t erhadap t uj uh prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah.

(2) Dewan Kehormat an diusulkan dan diangkat ol eh Musyawarah PMI pada set iap t ingkat an.

(3) Dewan Kehormat an berf ungsi sebagai pembina yang dapat memberikan nasehat , arahan, dan bimbingan kepada pengurus PMI pada set iap t ingkat an, baik dimint a maupun t idak dimint a.

(4) Jumlah Dewan Kehormat an sebanyak-banyaknya 5 orang.

(5) Komposisi Dewan Kehormat an t erdiri at as seorang ket ua dan anggot a.

BAB VII STRUKTUR DAN KOMPONEN ORGANISASI

Pasal 14

St rukt ur organisasi PMI t erdiri at as:

a. PMI pusat ;

b. PMI provinsi;

c. PMI kabupat en/ kot a; dan

d. PMI kecamat an.

Pasal 15

Komponen PMI t erdiri at as:

a. pengurus;

5 of 37 5 of 37

c. relawan; dan

d. karyawan.

BAB VIII KEPENGURUSAN

Pasal 16

(1) Pengurus adalah orang perseorangan yang dipil ih dan dit et apkan berdasarkan hasil Musyawarah at au Musyawarah Luar Biasa PMI pada set iap t ingkat an unt uk menj al ankan roda organisasi secara kol ekt if .

(2) Khusus unt uk pengurus kecamat an adalah orang perseorangan yang dit et apkan ol eh pengurus kabupat en/ kot a yang bersangkut an.

(3) Kepengurusan PMI t erdiri at as:

a. pengurus pusat ;

b. pengurus provinsi;

c. pengurus kabupat en/ kot a; dan

d. pengurus kecamat an.

Pasal 17

(1) Pengurus pusat PMI sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang yang dipilih dan diput uskan ol eh Musyawarah Nasional yang t erdiri at as ket ua umum, seorang wakil ket ua umum, sekret aris j enderal , bendahara, dan anggot a.

(2) Kepemimpinan pengurus pusat PMI bersif at kolekt if dan dipimpin oleh ket ua umum.

(3) Pengurus pusat PMI bert ugas unt uk:

a. membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar dapat melaksanakan t ugas pokok dan f ungsi sesuai dengan mandat dan penugasan yang diberikan;

b. menegakkan dan mengawasi pel aksanaan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

c. membuat dan menet apkan kebij akan yang mengacu pada anggaran dasar/ anggaran rumah t angga, hasil -hasil Musyawarah Nasional , dan Musyawarah Kerj a Nasional ;

d. mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi, nasional , dan int ernasional;

e. mengangkat dan memberhent ikan Kepala Markas PMI Pusat ;

f. memut uskan pelepasan aset –aset PMI unt uk disewakan, dij aminkan, dan dij ual kepada pihak ket iga at au dihapuskan, sert a penambahan aset baru sebagaimana yang diusul kan ol eh Kepal a Markas PMI Pusat ;

g. mengawasi dan mengevaluasi secara berkal a kinerj a Kepala Markas PMI Pusat ;

h. mempert anggungj awabkan hasil pelaksanaan pokok-pokok kebij akan dan

6 of 37 6 of 37

i. melant ik pengurus provinsi.

(4) Masa bakt i pengurus pusat selama 5 (lima) t ahun.

(5) Hal -hal yang berkait an dengan pengat uran t ugas pengurus pusat dan Kepal a Markas PMI Pusat akan diat ur di dal am perat uran organisasi.

Pasal 18

Pengurus pusat PMI berkedudukan di ibukot a Negara Republ ik Indonesia

Pasal 19

Pengurus pusat berkewaj iban:

a. melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga;

b. melaksanakan pengawasan at as pel aksanaan keput usan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Kerj a Nasional ;

c. melaksanakan pengawasan dan pembinaan t erhadap pengurus provinsi dan pengurus kabupat en/ kot a;

d. mempert anggungj awabkan pel aksanaan t ugasnya pada Musyawarah Nasional ; dan

e. melaporkan pelaksanaan t ugasnya kepada pel indung secara berkal a.

Pasal 20

(1) Pengurus provinsi PMI sebanyak-banyaknya 13 (t iga belas) orang yang dipilih dan diput uskan ol eh Musyawarah Provinsi dan t erdiri at as ket ua, seorang at au l ebih wakil ket ua, sekret aris, bendahara, dan anggot a.

(2) Kepemimpinan pengurus provinsi PMI bersif at kolekt if dan dipimpin oleh ket ua.

(3) Pengurus provinsi PMI bert ugas unt uk:

a. membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar dapat melaksanakan t ugas pokok dan f ungsi sesuai dengan mandat dan penugasan yang diberikan;

b. menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

c. membuat dan menet apkan kebij akan yang mengacu pada anggaran dasar/ anggaran rumah t angga, hasil -hasil Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kerj a Nasional , dan Musyawarah Kerj a Provinsi;

d. mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi di daerahnya;

e. mengangkat dan memberhent ikan Kepala Markas PMI Provinsi;

f. mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerj a Kepala Markas PMI

7 of 37

Provinsi;

g. mempert anggungj awabkan hasil pelaksanaan rencana program pokok sert a pel aksanaan t ugas l ainnya sel ama masa bakt inya pada Musyawarah Provinsi; dan

h. melant ik pengurus kabupat en/ kot a.

(4) Masa bakt i pengurus provinsi selama 5 (lima) t ahun.

(5) Hal-hal yang berkait an dengan pengat uran t ugas pengurus provinsi dan Kepal a Markas PMI Provinsi akan diat ur di dal am perat uran organisasi.

Pasal 21

Pengurus provinsi berkedudukan di ibukot a provinsi yang bersangkut an.

Pasal 22

Pengurus provinsi berkewaj iban :

a. melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga;

b. melaksanakan pengawasan at as pel aksanaan keput usan Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kerj a Provinsi;

c. melaksanakan keput usan-keput usan pengurus pusat ;

d. melaksanakan pengawasan dan pembinaan t erhadap pengurus kabupat en/ kot a di wil ayah kerj anya;

e. melaporkan pelaksanaan t ugasnya kepada pengurus pusat dan pelindung secara berkal a; dan

f . mempert anggungj awabkan pel aksanaan t ugasnya pada Musyawarah Provinsi.

Pasal 23

(1) Pengurus kabupat en/ kot a PMI sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang yang dipil ih dan diput uskan ol eh Musyawarah Kabupat en/ Kot a dan t erdiri at as ket ua, seorang at au l ebih wakil ket ua, sekret aris, bendahara, dan anggot a.

(2) Kepemimpinan pengurus kabupat en/ kot a PMI bersif at kolekt if dan dipimpin ol eh ket ua.

(3) Pengurus kabupat en/ kot a PMI bert ugas unt uk:

a. membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar dapat melaksanakan t ugas pokok dan f ungsi sesuai dengan mandat dan penugasan yang diberikan;

b. menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

c. membuat dan menet apkan kebij akan yang mengacu pada anggaran dasar/ anggaran rumah t angga, hasil -hasil Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupat en/ Kot a, Musyawarah Kerj a Nasional , Musyawarah Kerj a Provinsi, dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a;

8 of 37 8 of 37

e. mengangkat dan memberhent ikan Kepala Markas PMI Kabupat en/ Kot a;

f. mengawasi dan mengevaluasi secara berkal a kinerj a Kepala Markas PMI Kabupat en/ Kot a;

g. mempert anggungj awabkan hasil pelaksanaan rencana program pokok sert a pel aksanaan t ugas l ainnya sel ama masa bakt inya pada Musyawarah Kabupat en/ Kot a;

h. melant ik pengurus kecamat an.

(4) Masa bakt i pengurus kabupat en/ kot a selama 5 (lima) t ahun.

(5) Hal -hal yang berkait an dengan pengat uran t ugas pengurus kabupat en/ kot a dan Kepal a Markas PMI Kabupat en/ Kot a akan diat ur di dal am perat uran organisasi.

Pasal 24

Pengurus kabupat en/ kot a berkedudukan di ibukot a kabupat en/ kot a yang bersangkut an.

Pasal 25

Pengurus kabupat en/ kot a berkewaj iban:

a. melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga;

b. melaksanakan pengawasan at as pelaksanaan keput usan Musyawarah Kabupat en/ Kot a dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a;

c. melaksanakan keput usan-keput usan pengurus pusat dan pengurus provinsi;

d. melaksanakan pengawasan dan pembinaan t erhadap pengurus kecamat an di wil ayah kerj anya;

e. melaporkan pelaksanaan t ugasnya kepada pengurus provinsi dan pel indung secara berkal a; dan

f . mempert anggungj awabkan pel aksanaan t ugasnya pada Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

Pasal 26

(1) Pengurus kecamat an diangkat oleh pengurus kabupat en/ kot a sebanyak- banyaknya 7 (t uj uh) orang dengan memperhat ikan usul dari anggot a-anggot a yang bersangkut an set el ah berkonsul t asi dengan camat sebagai pel indung.

(2) PMI kecamat an sebagai pelaksana kebij akan PMI kabupat en/ kot a sehingga susunan dan komposisi pengur us kecamat an dit et apkan ol eh pengurus kabupat en/ kot a.

(3) Pengurus kecamat an diangkat unt uk masa bakt i selama 5 (lima) t ahun.

(4) Pengurus Kecamat an berkedudukan di ibukot a kecamat an yang bersangkut an.

9 of 37

Pasal 27

Pengurus kecamat an berkewaj iban:

a. melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga;

b. melaksanakan keput usan-keput usan pengurus kabupat en/ kot a;

c. melaksanakan t ugas-t ugas kepalangmerahan yang diberikan oleh pengurus kabupat en/ kot a;

d. melaporkan pelaksanaan t ugasnya kepada pengurus kabupat en/ kot a dan pel indung secara berkal a; dan

e. mempert anggungj awabkan sel uruh pel aksanaan t ugasnya kepada pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 28

(1) Ket ua umum dipil ih unt uk masa bakt i sel ama 5 (l ima) t ahun dan dapat dipil ih kembal i unt uk 1 (sat u) periode berikut nya.

(2) Ket ua PMI provinsi dipil ih unt uk masa bakt i sel ama 5 (l ima) t ahun dan dapat dipil ih kembal i.

(3) Ket ua PMI kabupat en/ kot a dipil ih unt uk masa bakt i sel ama 5 (l ima) t ahun dan dapat dipil ih kembal i.

BAB IX KEANGGOTAAN

Pasal 29

(1) Anggot a PMI adalah pribadi-pribadi/ individu yang memenuhi syarat sebagai anggot a PMI.

(2) Keanggot aan PMI t erbuka bagi set iap orang t anpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, gol ongan, warna kul it , j enis kel amin, bahasa, dan pandangan pol it ik.

(3) Anggot a PMI t erdiri at as:

a. anggot a biasa;

b. anggot a luar biasa; dan

c. anggot a kehormat an.

BAB X RELAWAN

Pasal 30

(1) Relawan PMI adalah seseorang yang melaksanakan kegiat an kepalangmerahan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan

10 of 37

Bul an Sabit Merah dengan sukarel a.

(2) Relawan PMI diwadahi dalam bent uk:

a. relawan remaj a/ palang merah remaj a (PMR);

b. korps sukarela (KSR);

c. t enaga sukarela (TSR); dan

d. pendonor darah sukarel a (DDS).

BAB XI KARYAWAN

Pasal 31

(1) Karyawan PMI adalah individu yang bekerj a pada organisasi PMI dan memperol eh imbal an berupa gaj i at au honor sesuai dengan t ugas/ t anggung j awabnya dan berdasarkan ket ent uan yang berl aku.

(2) Karyawan PMI diangkat dan diberhent ikan ol eh pengurus at as usul Kepala Markas PMI.

BAB XII MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 32

Musyawarah t erdiri at as:

a. Musyawarah Nasional PMI, Musyawarah Provinsi PMI, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a PMI;

b. Musyawarah Kerj a Nasional, Musyawarah Kerj a Provinsi, dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a; dan

c. Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa.

Pasal 33

(1) Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a masing masing diadakan 1 (sat u) kal i dal am kurun wakt u 5 (l ima) t ahun.

(2) Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a sah apabil a dihadiri ol eh sekurang–kurangnya dua pert iga dari j uml ah pesert a yang berhak hadir.

(3) Set iap keput usan pada Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a diambil at as dasar musyawarah unt uk muf akat .

(4) Apabila t idak dapat diambil dengan suara bulat (aklamasi), keput usan diambil dengan suara t erbanyak ( vot i ng).

11 of 37

Pasal 34

(1) Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasaan t ert inggi di dalam PMI.

(2) Pesert a Musyawarah Nasional adalah pengurus pusat PMI, ut usan pengurus provinsi PMI, dan ut usan pengurus kabupat en/ kot a PMI.

(3) Musyawarah Nasional dapat dihadiri oleh peninj au yang dit ent ukan oleh pengurus pusat .

(4) Pesert a memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih.

(5) Peninj au hanya memiliki hak bicara.

(6) Musyawarah Nasional bert ugas:

a. menet apkan j adwal acara dan t at a t ert ib Musyawarah Nasional ;

b. menil ai pert anggungj awaban pengurus pusat sel ama masa bakt inya;

c. menet apkan Pokok-Pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis PMI unt uk kurun wakt u 5 (l ima) t ahun mendat ang;

d. memil ih pengurus pusat PMI unt uk masa bakt i 5 (l ima) t ahun mendat ang; dan

e. membahas dan menet apkan hal -hal pent ing l ainnya yang bersif at st rat egis.

Pasal 35

(1) Musyawarah Provinsi merupakan pemegang kekuasaan t ert inggi di dalam wil ayah kerj a provinsi yang bersangkut an.

(2) Pesert a Musyawarah Provinsi adalah pengurus provinsi PMI dan ut usan pengurus kabupat en/ kot a PMI di wil ayah kerj a provinsi yang bersangkut an sert a ut usan pengurus pusat .

(3) Musyawarah provinsi dapat dihadiri oleh peninj au yang dit ent ukan oleh pengurus provinsi.

(4) Pesert a memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih.

(5) Peninj au hanya memiliki hak bicara.

(6) Musyawarah Provinsi bert ugas:

a. menet apkan j adwal acara dan t at a t ert ib Musyawarah Provinsi;

b. menilai pert anggungj awaban pengurus provinsi;

c. menet apkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan Tugas PMI di dalam wil ayah provinsi yang bersangkut an dal am kurun wakt u 5 (l ima) t ahun, berdasarkan Pokok-Pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis yang dit et apkan ol eh Musyawarah Nasional PMI;

d. memilih pengurus provinsi PMI yang baru unt uk masa bakt i 5 (lima) t ahun mendat ang; dan

e. membahas dan menet apkan hal-hal pent ing lainnya yang bersif at st rat egis.

12 of 37

Pasal 36

(1) Musyawarah Kabupat en/ Kot a merupakan pemegang kekuasaan t ert inggi di dal am wil ayah kerj a kabupat en/ kot a yang bersangkut an.

(2) Pesert a Musyawarah Kabupat en/ Kot a adalah pengurus kabupat en/ kot a PMI, ut usan pengurus kecamat an PMI, ut usan rel awan PMI dal am wil ayah kerj a kabupat en/ kot a yang bersangkut an, sert a ut usan pengurus provinsi.

(3) Musyawarah Kabupat en/ Kot a dapat dihadiri oleh peninj au yang dit ent ukan ol eh pengurus kabupat en/ kot a.

(4) Pesert a memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih.

(5) Peninj au hanya memiliki hak bicara.

(6) Dalam hal kabupat en/ kot a bel um memil iki kecamat an, Musyawarah Kabupat en/ Kot a dihadiri ol eh pengurus kabupat en/ kot a PMI, ut usan rel awan PMI, dan anggot a PMI dal am wil ayah kerj a kabupat en/ kot a yang bersangkut an.

(7) Musyawarah Kabupat en/ Kot a bert ugas:

a. menet apkan j adwal acara dan t at a t ert ib Musyawarah Kabupat en/ Kot a;

b. menilai pert anggungj awaban pengurus kabupat en/ kot a;

c. menet apkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah kerj a kabupat en/ kot a yang bersangkut an unt uk kurun wakt u 5 (l ima) t ahun berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi sert a Pokok-pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis yang dit et apkan ol eh Musyawarah Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI;

d. memilih pengurus kabupat en/ kot a PMI yang baru unt uk masa bakt i 5 (l ima) t ahun mendat ang; dan

e. membahas dan menet apkan hal-hal pent ing lainnya yang bersif at st rat egis.

Pasal 37

(1) Musyawarah Kerj a Nasional, Musyawarah Kerj a Provinsi, Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a, dan Rapat Kerj a Kecamat an diadakan 1 (sat u) kal i dal am 1 (sat u) t ahun.

(2) Pesert a Musyawarah Kerj a Nasional t erdiri at as pengurus pusat PMI dan ut usan pengurus provinsi PMI.

(3) Pesert a Musyawarah Kerj a Provinsi t erdiri at as pengurus provinsi PMI dan ut usan pengurus kabupat en/ kot a PMI.

(4) Pesert a Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a t erdiri at as pengurus kabupat en/ kot a PMI, ut usan pengurus kecamat an PMI, dan ut usan rel awan PMI dal am wil ayah kerj a kabupat en/ kot a yang bersangkut an.

(5) Pesert a Rapat Kerj a Kecamat an t erdiri at as pengurus kecamat an PMI, ut usan pengurus kabupat en/ kot a PMI, ut usan rel awan PMI, dan ut usan pal ang merah remaj a.

(6) Musyawarah Kerj a Nasional, Musyawarah Kerj a Provinsi, Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a bert ugas:

13 of 37 13 of 37

b. menyusun rencana kerj a t ahun yang akan dat ang, t ermasuk rancangan anggaran pendapat an dan bel anj a; dan

c. membahas dan menet apkan hal-hal pent ing lainnya yang bersif at st rat egis.

Pasal 38

Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa dapat disel enggarakan:

a. apabil a pengurus pusat , pengurus provinsi, dan pengurus kabupat en/ kot a mel anggar ket ent uan anggaran dasar/ anggaran rumah t angga PMI;

b. apabil a t erdapat masalah yang luar biasa; at au

c. berdasarkan usulan t ert ulis sekurang-kurangnya sepert iga dari ut usan yang berhak hadir dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

Pasal 39

Rapat merupakan pert emuan resmi yang disel enggarakan ol eh pengurus pusat , pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an yang t erdiri at as:

a. rapat pleno pengurus; dan

b. rapat -rapat lainnya.

BAB XIII HAK SUARA

Pasal 40

(1) Hak suara adalah hak yang dimil iki oleh set iap ut usan Musyawarah Nasional at au Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi at au Musyawarah Provinsi Luar Biasa, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa dal am pengambil an keput usan.

(2) Pengurus pusat , pengurus provinsi, dan pengurus kabupat en/ kot a masing- masing hanya memil iki 1 (sat u) suara dal am Musyawarah Nasional at au Musyawarah Nasional Luar Biasa dan Musyawarah Provinsi at au Musyawarah Provinsi Luar Biasa.

(3) Pengurus provinsi dan pengurus kabupat en/ kot a masing-masing hanya memiliki

1 (sat u) suara dal am Musyawarah Kabupat en/ Kot a at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa.

BAB XIV

14 of 37

MARKAS

Pasal 41

(1) Markas PMI adalah perangkat dan sarana organisasi yang berf ungsi mel aksanakan t ugas kepal angmerahan.

(2) Di t ingkat pusat disebut Markas Pusat PMI; di t ingkat provinsi disebut Markas PMI Provinsi; di t ingkat kabupat en/ kot a disebut Markas PMI Kabupat en/ Kot a; dan di t ingkat kecamat an disebut Markas PMI Kecamat an.

(3) Kepala Markas Provinsi at au Kepal a Markas Kabupat en/ Kot a dapat dij abat oleh unsur sekret aris.

Pasal 42

(1) Markas PMI Pusat dipimpin oleh Kepala Markas PMI Pusat .

(2) Markas PMI Provinsi dipimpin oleh Kepala Markas PMI Provinsi.

(3) Markas PMI Kabupat en/ Kot a dipimpin oleh Kepala Markas PMI Kabupat en/ Kot a.

(4) Markas PMI Kecamat an dipimpin oleh Ket ua PMI Kecamat an.

BAB XV KEPALA MARKAS

Pasal 43

Kepal a Markas PMI diangkat dan diberhent ikan ol eh pengurus pada set iap t ingkat an unt uk masa kerj a 5 (l ima) t ahun.

BAB XVI UPAYA KESEHATAN TRANSFUSI DARAH

Pasal 44

(1) Upaya kesehat an t ransf usi darah at au UKTD merupakan kegiat an PMI yang dit ugaskan ol eh pemerint ah berdasarkan perat uran perundang-undangan t ent ang t ransf usi darah.

(2) Upaya kesehat an t ransf usi darah diselenggarakan dengan membent uk unit t ransf usi darah (UTD) PMI yang dikel ol a secara berkesinambungan sert a prof esional .

15 of 37

(3) Kepala unit t ransf usi darah PMI pada semua j enj ang diangkat dan diberhent ikan ol eh pengurus pada set iap t ingkat an set el ah berkonsul t asi dengan pengurus PMI

1 (sat u) t ingkat di at asnya.

(4) Unit t ransf usi darah PMI merupakan unit pel ayanan t eknis yang diat ur dan t unduk pada pengurus PMI di set iap t ingkat an.

(5) Kepala unit t ransf usi darah PMI bert anggung j awab dan melaporkan pel aksanaan t ugasnya kepada pengurus PMI di set iap t ingkat an.

(6) Pokok-pokok penyelenggaraan unit t ransf usi darah PMI dit et apkan oleh pengurus pusat .

BAB XVII UNIT USAHA

Pasal 45

(1) PMI dapat menyelenggarakan unit -unit usaha guna membant u upaya-upaya pengumpul an dana secara berkesinambungan yang sepenuhnya dipergunakan unt uk menunj ang kel angsungan kegiat an PMI pada semua t ingkat an.

(2) Unit -unit usaha dimaksud dapat berupa rumah sakit , pol ikl inik, pendidikan dan pel at ihan, sert a berbagai kegiat an usaha l ainnya yang sah.

(3) Unit -unit usaha dimaksud dikel ola secara prof esional dan t ransparan.

BAB XVIII HUBUNGAN DAN KERJA SAMA

Pasal 46

(1) Dalam menj alankan kegiat an kepalangmerahan, semua j aj aran PMI selal u berkoordinasi dan mengedepankan kepent ingan kemanusiaan.

(2) PMI sebagai anggot a gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bulan Sabit Merah menj al in kerj a sama yang erat dengan Komit e Int ernasional Pal ang Merah (ICRC), Federasi Int ernasional Perhimpunan Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah (Federasi), sert a Perhimpunan Nasional Pal ang Merah at au Bul an Sabit Merah (Perhimpunan Nasional ) negara l ain.

(3) Unt uk mendukung kegiat an kepalangmerahan, PMI dapat bekerj a sama dengan pemerint ah sert a organisasi nonpemerint ah yang berkedudukan di Indonesia.

(4) Kerj a sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) j uga dapat dilakukan dengan pemerint ah negara sahabat , organisasi int ernasional ,

sert a organisasi nonpemerint ah asing yang berkedudukan di l uar negeri.

Pasal 47

Set iap perj anj ian yang dibuat dengan pemerint ah at au dengan organisasi l ain yang berkait an dengan kegiat an kepal angmerahan t idak bol eh bert ent angan dengan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah dan

16 of 37 16 of 37

BAB XIX PERBENDAHARAAN

Pasal 48

Yang dimaksud dengan perbendaharan PMI adal ah sel uruh hart a kekayaan yang berupa uang, barang-barang bergerak, dan barang-barang t idak bergerak t ermasuk surat -surat berharga mil ik at au yang dikuasai ol eh PMI, t ermasuk yang berada di unit -unit kerj a PMI.

Pasal 49

(1) Pengurus pusat mempert anggungj awabkan perbendaharaan yang diperol eh, pengel ol aan, dan penggunaannya kepada Musyawarah Nasional .

(2) Pengurus provinsi mempert anggungj awabkan perbendaharaan yang diperol eh, pengel ol aan,

dan penggunaannya kepada Musyawarah Provinsi dan mel aporkan kepada pengurus pusat .

(3) Pengurus kabupat en/ kot a mempert anggungj awabkan perbendaharaan yang diperol eh, pengel ol aan,

dan penggunaannya kepada Musyawarah Kabupat en/ Kot a dan mel aporkan kepada pengurus provinsi.

(4) Pengurus kecamat an mempert anggungj awabkan perbendaharaan yang diperol eh, pengel ol aan, dan penggunaannya kepada pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 50

(1) Kekayaan Pal ang Merah Indonesia diperol eh dari:

a. bulan dana yang dilaksanakan ol eh PMI berdasarkan perset uj uan pihak berwenang di wil ayahnya;

b. bant uan/ subsidi pemerint ah pusat , pemerint ah provinsi, at au pemerint ah kabupat en/ kot a;

c. sumbangan masyarakat sepanj ang wakt u melal ui berbagai usaha;

d. sumbangan-sumbangan l ain yang t idak mengikat ; dan/ at au

e. usaha-usaha lain yang sah dan t idak bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku dan perat uran PMI.

(2) Upaya-upaya unt uk memperol eh kekayaan Pal ang Merah Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diat ur l ebih l anj ut dal am perat uran organisasi.

BAB XX PEMBINAAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 51

17 of 37

Pengurus PMI mel akukan pembinaan dan pengawasan secara berj enj ang ke bawah dal am manaj emen dan t ert ib organisasi.

Pasal 52

(1) Apabila seorang pengurus melanggar anggaran dasar at au anggaran rumah t angga:

a. pada t ingkat pusat , diberhent ikan sement ara berdasarkan keput usan pengurus pusat ;

b. pada t ingkat provinsi, diberhent ikan sement ara berdasarkan keput usan pengurus provinsi;

c. pada t ingkat kabupat en/ kot a, diberhent ikan sement ara berdasarkan keput usan pengurus kabupat en/ kot a; dan

d. pada t ingkat kecamat an, diberhent ikan sement ara berdasarkan keput usan pengurus kabupat en/ kot a.

(2) Anggot a pengurus pusat , pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an yang diberhent ikan, diberi hak unt uk membel a diri pada rapat pl eno pengurus.

BAB XXI PEMBEKUAN KEPENGURUSAN

Pasal 53

(1) Pengurus pusat PMI, pengurus provinsi PMI, pengurus kabupat en/ kot a PMI, at au pengurus kecamat an PMI dapat dibekukan apabil a t idak dapat menj al ankan t ugas dan t anggungj awabnya berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI.

(2) Unt uk menj aga kelangsungan organisasi, pengurus pusat PMI menet apkan pel aksana t ugas di provinsi set el ah berkonsul t asi dengan pel indung sesuai dengan j enj ang organisasi.

(3) Unt uk menj aga kel angsungan organisasi, pengurus provinsi PMI menet apkan pel aksana t ugas di kabupat en/ kot a set el ah berkonsul t asi dengan pel indung sesuai dengan j enj ang organisasi.

(4) Unt uk menj aga kelangsungan organisasi, pengurus kabupat en/ Kot a PMI menet apkan pel aksana t ugas di kecamat an set el ah berkonsul t asi dengan pel indung sesuai dengan j enj ang organisasi.

(5) Pembekuan pengurus hanya dapat dilakukan set elah mendapat perset uj uan dari pengurus pusat PMI.

BAB XI PENGHARGAAN

18 of 37

Pasal 54

PMI memberikan penghargaan kepada seseorang at au l embaga yang t el ah berj asa membant u t umbuh berkembangnya PMI.

BAB XXIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 55

(1) Usul perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga diaj ukan secara

t ert ul is kepada pengurus pusat ol eh pengurus pusat , pengurus provinsi, dan pengurus kabupat en/ kot a sel ambat -l ambat nya 3 (t iga) bul an sebel um Musyawarah Nasional .

(2) Usul perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga diaj ukan oleh

pengurus pusat dan sekurang-kurangnya sepert iga pengurus provinsi sert a sepert iga pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 56

(1) Anggaran dasar dan anggaran rumah t angga hanya dapat diubah oleh

Musyawarah Nasional dal am sidang yang dihadiri ol eh sekurang-kurangnya dua pert iga dari j uml ah ut usan yang berhak.

(2) Keput usan perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga adalah sah

apabil a diset uj ui ol eh sekurang-kurangnya t iga perempat dari j uml ah suara yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 57

Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah t angga diberit ahukan kepada pemerint ah.

BAB XXIV PENUTUP

Pasal 58

(1) Penj abaran dan ket ent uan lebih lanj ut mengenai hal -hal yang bel um diat ur

dal am anggaran dasar diat ur dal am anggaran rumah t angga.

(2) Anggaran rumah t angga t idak boleh bert ent angan dengan anggaran dasar.

(3) Anggaran dasar ini mul ai berl aku sej ak disahkan dan dit et apkan ol eh

Musyawarah Nasional .

19 of 37

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I NAMA, WAKTU, STATUS, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Penggunaan nama penuh Pal ang Merah Indonesia maupun dengan singkat an PMI memil iki makna dan art i yang sama.

Pasal 2

(1) PMI diakui oleh Komit e Int ernasional Palang Merah (Int er nat i onal Commi t t ee of

t he Red Cr oss) pada t anggal 15 Juni 1950.

(2) PMI dit erima menj adi anggot a Federasi Int ernasional Perhimpunan Pal ang Merah

dan Bul an Sabit Merah ( Int er nat i onal Feder at i on of t he Red Cr oss and Red Cr escent Soci et i es / Federasi) pada t anggal 16 Okt ober 1950.

BAB II PRINSIP DASAR DAN FUNGSI

Pasal 3

Prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 Anggaran Dasar adal ah:

1. Kemanusiaan Gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah didirikan berdasarkan

20 of 37 20 of 37

2. Kesamaan Gerakan ini t idak membuat perbedaan at as dasar kebangsaan, ras, agama, at au pandangan pol it ik. Tuj uannya semat a-mat a mengurangi penderit aan manusia sesuai dengan kebut uhannya dan mendahul ukan keadaan yang pal ing parah.

3. Kenet ral an Agar senant iasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini t idak bol eh memihak at au mel ibat kan diri dal am pert ent angan pol it ik, ras, agama, at au ideol ogi.

4. Kemandirian Gerakan ini bersif at mandiri. Perhimpunan nasional di samping membant u pemerint ahnya dal am bidang kemanusiaan, j uga harus menaat i perat uran negaranya, harus sel al u menj aga ot onominya sehingga dapat bert indak sej al an dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

5. Kesukarel aan Gerakan ini adal ah gerakan pemberi bant uan sukarel a yang t idak didasari ol eh keinginan unt uk mencari keunt ungan apa pun.

6. Kesat uan Di dal am sat u negara hanya ada sat u perhimpunan Pal ang Merah yang t erbuka unt uk semua orang dan mel aksanakan t ugas kemanusiaan di sel uruh wil ayah.

7. Kesemest aan Gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah bersif at semest a. Set iap perhimpunan nasional mempunyai st at us yang sederaj at sert a berbagi hak dan t anggung j awab dal am menol ong sesama manusia.

BAB III KEGIATAN POKOK

Pasal 4

Unt uk memenuhi asas dan mencapai t uj uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 5 dan Pasal 6 Anggaran Dasar sert a sebagai penj abaran dari mandat dan t ugas pokok sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 dan Pasal 9 Anggaran Dasar, PMI mel aksanakan kegiat an pokok:

a. pembinaan dan pengembangan organisasi;

b. penanggulangan bencana t ermasuk pemulihan hubungan keluarga;

c. pelayanan sosial dan kesehat an, t ermasuk upaya kesehat an t ransf usi darah;

d. penyebarl uasan dan pengembangan aplikasi nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip- prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah sert a

21 of 37 21 of 37

e. pembinaan generasi muda dan relawan.

BAB IV LAMBANG DAN LAGU

Pasal 5

(1) PMI menggunakan l ambang pal ang merah di at as warna put ih sebagai t anda pel indung.

(2) PMI menggunakan l ambang pal ang merah di at as warna put ih di l ingkari garis merah berbent uk bunga berkel opak 5 (l ima) sebagai t anda pengenal .

(3) Penggunaan l ambang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan nasional dan int ernasional mengenai penggunaan l ambang yang berl aku bagi perhimpunan nasional .

Pasal 6

Bent uk, perbandingan ukuran, dan art i l ambang pal ang merah dan PMI adal ah sebagaimana t ercant um dal am l ampiran I Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 7

(1) Himne dan mars PMI dikumandangkan dal am acara-acara resmi PMI, t erut ama pada musyawarah PMI.

(2) Lirik dan nada himne dan mars PMI sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 Anggaran Dasar adal ah sebagaimana t ercant um dal am l ampiran II Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB V PELINDUNG

Pasal 8

(1) Pel indung dapat memberikan saran pert imbangan sert a dukungan moril / mat eriil kepada PMI di set iap t ingkat an.

(2) Pengurus PMI memberikan l aporan kepada pel indung secara berkal a, sekurang- kurangnya 1 (sat u) t ahun sekal i sesuai dengan t ingkat an organisasi.

BAB VI STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9

22 of 37

(1) PMI pusat meliput i seluruh wil ayah Republik Indonesia.

(2) PMI provinsi meliput i wilayah provinsi.

(3) PMI kabupat en/ kot a mel iput i wilayah kabupat en/ kot a.

(4) PMI kecamat an meliput i wilayah kecamat an.

Pasal 10

(1) PMI provinsi yang-baru dibent uk mel al ui prakarsa PMI pusat , PMI provinsi induk, masyarakat , dan pemerint ah provinsi set empat .

(2) PMI kabupat en/ kot a yang-baru dibent uk at as prakarsa PMI provinsi, PMI kabupat en/ kot a induk, masyarakat , dan pemerint ah kabupat en/ kot a set empat .

(3) PMI kecamat an yang-baru dibent uk at as prakarsa PMI kabupat en/ kot a, masyarakat , dan pemerint ah kecamat an set empat .

Pasal 11

(1) PMI provinsi dan PMI kabupat en/ kot a yang-baru disahkan oleh PMI pusat .

(2) PMI kecamat an yang-baru disahkan oleh PMI provinsi.

BAB VII KEPENGURUSAN

Pasal 12

Syarat -syarat bagi seseorang cal on pengurus adal ah:

a. warga Negara Indonesia yang set ia pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;

b. belum pernah dihukum at au t idak t erlibat dal am organisasi t erlarang;

c. bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Garis- Garis Kebij akan PMI;

d. berpengalaman dal am berorganisasi;

e. bersedia mengabdi unt uk memaj ukan PMI;

f. bersedia menyediakan wakt u dan t enaga unt uk organisasi;

g. t idak dibenarkan merangkap menj adi pengurus pada t ingkat kepengurusan PMI dan/ at au unit organisasi PMI l ainnya; dan

h. bersedia menandat angani pernyat aan sanggup dicalonkan menj adi pengurus dan memenuhi ket ent uan organisasi.

Pasal 13

23 of 37

(1) Pengurus pusat mul ai berf ungsi set el ah disahkan ol eh Musyawarah Nasional .

(2) Pengurus provinsi mul ai berf ungsi set el ah mendapat kan surat pengesahan dari pengurus pusat .

(3) Pengurus kabupat en/ kot a mul ai berf ungsi set el ah mendapat kan surat pengesahan dari pengurus provinsi.

(4) Pengurus kecamat an mul ai berf ungsi set el ah dit et apkan ol eh pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 14

(1) Serah t erima ant ara pengurus l ama dan pengurus baru pada set iap t ingkat an harus dil aksanakan sel ambat -l ambat nya 1 (sat u) bul an set el ah pengesahan ol eh Musyawarah Nasional unt uk pengurus pusat dan pengesahan pengurus pusat unt uk pengurus provinsi, pengurus provinsi unt uk pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kabupat en/ kot a unt uk pengurus kecamat an.

(2) Serah t erima kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), waj ib dil engkapi dengan berit a acara serah t erima yang mencakup keuangan, hart a kekayaan, ut ang piut ang, sumber daya manusia, dan sumber daya l ainnya.

Pasal 15

Dal am mel aksanakan keput usan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Kerj a Nasional , pengurus pusat berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan dan rencana st rat egis PMI dalam bent uk program kerj a t ahunan;

b. menet apkan perat uran pelaksanaan;

c. melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah Republ ik Indonesia mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

d. bekerj a sama dengan pemerint ah dalam mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

e. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan lainnya di t ingkat pusat dal am rangka pengembangan kepal angmerahan;

f. berpart isipasi akt if dal am kegiat an gerakan int ernasional Palang Merah dan Bul an Sabit Merah sert a bekerj a sama dengan l embaga-l embaga int ernasional l ainnya; dan

g. melakukan hal-hal lain unt uk kepent ingan PMI.

Pasal 16

(1) Pengurus pusat mewakil i PMI di dal am dan di luar pengadilan.

(2) Apabila dianggap perl u pengurus pusat dapat mendelegasikan wewenang

24 of 37 24 of 37

Pasal 17

Dal am mel aksanakan keput usan-keput usan Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kerj a Provinsi, pengurus provinsi berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan, rencana st rat egis PMI, dan rencana program pokok dal am bent uk rencana kerj a t ahunan;

b. melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah provinsi mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

c. bekerj a sama dengan pemerint ah provinsi dalam mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

d. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan l ainnya di t ingkat provinsi dal am rangka pengembangan kepal angmerahan; dan

e. melakukan hal-hal lain unt uk kepent ingan PMI provinsi.

Pasal 18

Dal am mel aksanakan keput usan Musyawarah Kabupat en/ Kot a dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a, pengurus kabupat en/ kot a berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan, rencana st rat egis PMI, dan rencana program pokok dal am bent uk rencana kerj a t ahunan;

b. melaksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah kabupat en/ kot a mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

c. bekerj a sama dengan pemerint ah provinsi dalam mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

d. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan l ainnya di t ingkat kabupat en/ kot a dal am rangka pengembangan kepal angmerahan; dan

e. melakukan hal-hal lain unt uk kepent ingan PMI kabupat en/ kot a.

Pasal 19

Pengurus kecamat an berkewaj iban:

(1) Melaksanakan t ugas-t ugas yang diberikan oleh pengurus kabupat en/ kot a.

(2) Melakukan hubungan, pendekat an dan kerj a sama dengan pemangku kepent ingan di wil ayah kerj anya.

Pasal 20

25 of 37

(1) Pengurus pusat menyampaikan laporan pel aksanaan t ugas kepal angmerahan pada Musyawarah Kerj a Nasional dengan t embusan kepada pel indung PMI.

(2) Pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an menyampaikan l aporan pel aksanaan t ugas kepal angmerahan kepada pengurus set ingkat di at asnya dengan t embusan kepada pel indung PMI di set iap t ingkat an.

BAB VIII PERGANTIAN ANTARWAKTU

Pasal 21

(1) Kekosongan pengurus di t ingkat pusat diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Nasional .

(2) Kekosongan pengurus di t ingkat provinsi diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Provinsi sert a diusul kan kepada pengurus pusat unt uk mendapat kan pengesahan.

(3) Kekosongan pengurus di t ingkat kabupat en/ kot a diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a sert a diusul kan kepada pengurus provinsi unt uk mendapat kan pengesahan.

(4) Kekosongan pengurus di t ingkat kecamat an diisi berdasarkan Keput usan Rapat Pl eno Pengurus Kabupat en/ Kot a at as usul pengurus kecamat an.

BAB IX KEANGGOTAAN

Pasal 22

(1) Anggot a biasa adal ah mereka yang t el ah berusia 18 t ahun at au t el ah menikah.

(2) Anggot a l uar biasa adal ah warga negara asing yang t el ah berusia 18 t ahun at au t el ah menikah.

(3) Anggot a kehormat an adal ah mereka yang dianggap t el ah berj asa memberikan sumbangan yang sangat berart i t erhadap kemaj uan PMI.

Pasal 23

Anggot a biasa mendaf t arkan diri kepada pengurus kabupat en/ kot a di wil ayah domisil i yang bersangkut an.

Pasal 24

Hak dan Kewaj iban Anggot a Biasa:

(1) Hak anggot a biasa adal ah:

26 of 37 26 of 37

b. menyampaikan pendapat dalam f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI;

c. memiliki hak bicara dan hak suara dalam set iap musyawarah di t ingkat kabupat en/ kot a dan set iap rapat di t ingkat kecamat an; dan

d. memilih dan dipilih sebagai pengurus PMI.

(2) Kewaj iban anggot a biasa adal ah:

a. menj alankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar, anggaran rumah t angga, dan perat uran organisasi PMI l ainnya;

c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. berpart isipasi akt if dalam kegiat an PMI;

e. menj aga nama baik PMI; dan

f. membayar uang iuran keanggot aan.

Pasal 25

Anggot a l uar biasa mendaf t arkan diri kepada pengurus kabupat en/ kot a di wil ayah domisil i yang bersangkut an.

Pasal 26

Hak dan Kewaj iban Anggot a Luar Biasa:

(1) Hak anggot a l uar biasa adal ah:

a. mendapat pembinaan dan pengembangan dari pengurus PMI; dan

b. menyampaikan pendapat dalam f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI.

(2) Kewaj iban anggot a l uar biasa adal ah:

a. menj alankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar dan anggaran rumah t angga PMI;

c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. berpart isipasi akt if dalam kegiat an PMI;

e. menj aga nama baik PMI; dan

f. membayar uang iuran keanggot aan.

Pasal 27

27 of 37

Anggot a kehormat an diangkat dengan surat keput usan pengurus pusat berdasarkan usul an pengurus pusat , pengurus provinsi, at au pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 28

Hak dan Kewaj iban Anggot a Kehormat an:

(1) Hak anggot a kehormat an adal ah:

a. menyampaikan pendapat dalam f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI;

b. berpart isipasi akt if dalam kegiat an PMI; dan

c. dipilih sebagai pengurus PMI.

(2) Kewaj iban anggot a kehormat an adal ah:

a. menj alankan dan membant u menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar dan anggaran rumah t angga PMI;

c. membant u mempromosikan kegiat an PMI; dan

d. menj aga nama baik PMI.

Pasal 29

(1) Keabsahan sebagai anggot a biasa dan anggot a luar biasa PMI dinyat akan oleh t ercant umnya nama anggot a yang bersangkut an dal am buku daf t ar anggot a di PMI kabupat en/ kot a dan kepadanya diberikan kart u anggot a.

(2) Set iap anggot a yang pindah dari kabupat en/ kot a, t empat yang bersangkut an berdomisil i,

diwaj ibkan memberit ahukan kepada kabupat en/ kot a yang bersangkut an dan mel aporkan kepada kabupat en/ kot a di t empat t inggal yang baru.

Pasal 30

Pembinaan anggot a dil aksanakan ol eh pengurus PMI sesuai dengan t ingkat annya.

Pasal 31

(1) Anggot a PMI dinyat akan gugur keanggot aanya apabila yang bersangkut an:

a. berhent i;

b. diberhent ikan; at au

c. meninggal dunia.

(2) Anggot a PMI dapat diberhent ikan ol eh pengurus PMI sesuai dengan t ingkat annya apabil a yang bersangkut an mel akukan perbuat an yang mencemarkan nama baik PMI dan/ at au di j at uhi hukuman pidana yang t el ah berkekuat an hukum t et ap.

28 of 37

Pasal 32

(1) Ket ent uan-ket ent uan yang berkait an dengan keanggot aan PMI dit et apkan oleh pengurus pusat .

(2) Ket ent uan-ket ent uan yang berkait an dengan iuran anggot a biasa dan anggot a l uar biasa dit et apkan ol eh pengurus pusat .

BAB X RELAWAN

Pasal 33

(1) Anggot a biasa dan anggot a luar biasa dapat bergabung dalam wadah korps sukarel a.

(2) Anggot a biasa dan anggot a luar biasa yang memiliki keahlian khusus yang dapat dimanf aat kan unt uk menunj ang kegiat an PMI dapat menj adi t enaga sukarel a.

(3) Ket ent uan–ket ent uan yang berkait an dengan relawan remaj a, korps sukarel a, t enaga sukarel a dan pendonor darah sukarel a dit et apkan ol eh pengurus pusat .

Pasal 34

Hak dan Kewaj iban Rel awan:

(1) Hak rel awan adal ah:

a. mendapat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan ket erampil an dari PMI;

b. menyampaikan pendapat dal am f orum-f orum/ pert emuan rel awan PMI;

c. memil iki hak bicara dan hak suara dal am set iap musyawarah di t ingkat kabupat en/ kot a dan set iap rapat di t ingkat kecamat an mel al ui wadah pal ang merah remaj a, korps sukarel a, t enaga sukarel a dan pendonor darah sukarel a; dan

d. dapat dipil ih sebagai Pengurus PMI.

(2) Kewaj iban rel awan adal ah:

a. menj al ankan dan menyebarl uaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar, anggaran rumah t angga, dan perat uran organisasi PMI l ainnya;

c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. mel aksanakan t ugas-t ugas kepal angmerahan yang diberikan ol eh pengurus dan/ at au Kepal a Markas; dan

e. menj aga nama baik PMI.

29 of 37

BAB XI KARYAWAN

Pasal 35

Persyarat an, hak dan kewaj iban karyawan diat ur l ebih l anj ut dal am pedoman karyawan yang dit et apkan ol eh pengurus pusat .

BAB XII MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 36

Pimpinan musyawarah adal ah:

(1) Pengurus pusat , pengurus provinsi at au pengurus kabupat en/ kot a memimpin rapat paripurna Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a sampai dengan t erpil ihnya pimpinan Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a;

(2) Pimpinan musyawarah dipil ih set el ah t at a t ert ib dan j adwal musyawarah dit et apkan.

(3) Rapat -rapat paripurna sel anj ut nya, rapat -rapat komisi, dan rapat l ainnya dipimpin ol eh pimpinan rapat yang dipil ih di ant ara pesert a musyawarah yang bersangkut an.

Pasal 37

(1) Pengurus dinyat akan demisioner set elah laporan pert anggungj awaban pengurus yang bersangkut an dit erima ol eh musyawarah.

(2) Pengurus yang dinyat akan demisioner menj adi pesert a musyawarah dan dapat menj adi narasumber.

(3) Kewenangan pengurus demisioner diat ur lebih lanj ut dengan perat uran organisasi.

Pasal 38

Pemil ihan pengurus dil aksanakan sebagai berikut :

(1) Ket ua Umum Pengurus Pusat PMI, Ket ua Pengurus Provinsi PMI, dan Ket ua Pengurus Kabupat en/ Kot a PMI dipil ih l angsung dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

(2) Pengurus pusat PMI, pengurus provinsi PMI, dan pengurus kabupat en/ kot a PMI l ainnya dipil ih dal am musyawarah mel al ui sist em f ormat ur.

30 of 37

Pasal 39

(1) Format ur adalah represent asi dari pesert a musyawarah yang dipilih dalam Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a yang bert ugas membent uk susunan l engkap pengurus PMI.

(2) Format ur berj umlah ganj il sekurang-kurangnya 3 (t iga) orang dan sebanyak- banyaknya 7 (t uj uh) orang, t ermasuk Ket ua Umum Pengurus Pusat , Ket ua Pengurus Provinsi, dan Ket ua Pengurus Kabupat en/ Kot a t erpil ih.