PENGARUH KOTORAN SAPI DAN EM4 Effective
Laporan Praktikum
Bioremediasi
Hari/tanggal
Kelas/Kel
Dosen
Asisten
: Senin, 9 Januari 2017
: B P2/3
: Ir. Dodit Hadijoyo
Yoscarini H M, S.Hut. M.Si
: Rohani Angelia, A.Md
Richardo lpuy, A.Md
PENGARUH KOTORAN SAPI DAN EM4 (Effective Microorganism 4)
TERHADAP TANAMAN JAGUNG
Oleh :
Komariah
J3M114065
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mengutamakan hasil pertanian sebagai
sumber penghasilan terbesarnya. Hasil pertanian Indonesia digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat indonesia. Hasil pertanian yang paling utama untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat Indonesia adalah hasil produksi pangan. Produksi pangan di Indonesia
merupakan suatu hal yang pokok dan penting untuk dipenuhi. Tanaman jagung merupakan
salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini
merupakan salah satu tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman
jagung berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orangorang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Di samping itu, jagung juga merupakan bahan baku industri dan
pakanternak. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per
tahun sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87%
per tahun (Roesmarkam dan Yuwono, 2002).
Effectife Microorganism 4 (EM4) merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan
beraroma manis asam (segar) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme
hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah.
Menurut Rahayu dan Nur (2002), Mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari
asam laktat (Lactobacillus sp), actinomycetes sp, streptomycetes sp, dan yeast (ragi).
Miroorganisme menguntungkan tersebut (EM4) telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi
terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa dari universitas
Ryukyu Jepang. Dengan demikian EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya
seperti pestisida, obat serangga atau pupuk kimia lainnya (Hidayat et al., 2006).
Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari limbah ternak. Salah satunya yaitu kotoran
sapi dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan bokasi kotoran sapi yang akan menjadi
sumber unsur hara. Bokasi merupakan pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran dan
urine ternak. Penggunaan bokashi kotoran sapi maupun mikroorganisme efektif telah banyak
diteliti dan pada umumnya hasilnya positif. Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu
alternatif dalam penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai prospek yang baik
dijadikan pupuk organik (bokasi), karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup
tinggi (Tola dkk., 2007). Oleh karena itu, pada praktikum ini dapat dilihat pengaruh dari
pemberian bokasi (kotoran sapi dan EM4) terhadap pertumbuhan jagung.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengerahui pengaruh pemberian kotoran sapi dan
EM4 (Effective Microorganism 4) terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sekop, cangkul, ember, penggaris atau
meteran. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kotoran, bioaktivator EM4 dan tanaman
jagung (Zea mays, L).
2.2 Cara Kerja
Pada tahap pertama yaitu pembersihan lahan. Prosedurnya yaitu dengan membersihkan
rumput-rumput yang tumbuh dilahan. Selanjutnya tanah digemburkan dengan menggunakan
sekop dan cangkul, setelah itu pemberian bahan organik atau kotoran sapi dengan masingmasing perlakuan untuk ember kotoran sapi kelompok kami sebanyak 25 ember kotoran sapi,
setelah itu pemberian EM4 (Effective Microorganism 4), pada minggu berikutnya lahan yang
telah dibersihkan di tambahkan asam humat dengan perlakuan yang berbeda sesuai dengan
jumlah bahan organik yang digunakan, tahap berikutnya yaitu penanaman bibit tumbuhan
jagung (Zea mays, L). Setelah proses penanaman jagung, dilanjutkan dengan tahap
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan setiap minggu, parameter yang diukur yaitu
meliputi jumlah daun dan pertumbuhan tinggi batang yang dapat diukur menggunakan
penggaris atau meteran hinggu waktu panen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil data
Tabel 1 Data pertumbuhan jagung kelompok 3/BP-2
0
Tinggi
jagung
( cm)
Jumlah
daun
1
8,1
2
22,3
3
33,5
3
5
8
Minggu Ke4
5
62,1
85,3
8
9
6
118,2
7
162,6
8
181,7
9
196,6
10
10
12
12
Tinggi Tanaman Jagung
250
200
162.6
150
118.2
100
181.7
196.6
Tinggi Tanaman Jagung
85.3
50
0
62.1
0
8.1
22.3
33.5
Grafik 1 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 3
3.2 Pembahasan
Hasil dari data di atas menunjukan bahwa pemberian kotoran sapi dan EM4
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung. Terlihat perbedaan terhadap rata-rata
tinggi tanaman jagung pada setiap minggunya, dari minggu pertama sampai minggu
kesembilan tinggi tanaman terus bertambah. Berdasarkan pada tabel diatas perkembangan
yang paling cepat yaitu pada minggu ke-6 yaitu 162,6. Pemberian pupuk kotoran sapi pada
tanaman jagung akan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung pada umur 7 hst dan 14
hst hal ini dikarenakan pada umur 7 dan 14 hari setelah tanam perakaran tanaman jagung
belum berkembang sempurna dan belum dapat menyerap unsur hara secara maksimal,
sehingga unsur hara yang diberikan belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal
untuk melakukan pertumbuhan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa kandungan unsur N, P,
dan K pada pupuk kotoran sapi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan unsur N sangat diperlikan
oleh tanaman untuk pembentukan klorofil, dan klorofil sendiri merupakan akseptor dalam
penyerapan cahaya matahari yang diperlikan tanaman dalam proses fotosintesis agar dapat
menghasilkan fotosintat yang diperlukan tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan juga
perkembangan. Menurut Sumeru Ashari (1995) menyatakan, bahwa nitrogen didalam
tanaman berfungsi sebagai penyusun protoplasma, molekol klorofil, asam nukleat dan sam
amino yang merupakan penyusun protein, jika terjadi difisiensi netrogendapat menyebabkan
pertumbuhan vegetative maupun generative tanaman terganggu. Unsur P berperan dalam hal
pembelahan sel, perkembangan sel, kekuatan batang, kekebalan terhadap penyakit tertentu,
pembentukan protein dan mineral. Tanaman yang keku rangan unsur P gejalanya daun
berwarna keunguan atau kemerahan. Unsur P merupakan komponen penyusun membrane sel
tanaman, penyusun enzim-enzim, penyusun nukleotida ( bahan penyusun asam nukleat).
Selain itu juga sebagai karbohidrat, memacu pertumbuhan bunga dan buah serta menentukan
kemampuan berkencambah biji yang dijadikan benih, mempercepat pematangan buah dan
memperkuat batang agar tidak mudah roboh. Unsur K berperan dalam meningkatkan system
perakaran, penghilang efek rebah dan penembahan kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batanag dan daun menjadi lemas/ rebah, daun
berwarnahijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan batang tidak sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. Dan Adanya EM4 sebagai
elemen tambahan sangat bermanfaat, mengingat cara kerja EM4 dalam tanah secara sinergis
dapat meningkatkan kesuburan tanah, baik fisik, kimia, dan biologis sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan produktivitas
tanah dan tanaman (Sutedjo, 1994). Disamping itu, hasil fermentasi bahan organik yang
dilakukan oleh mikroorganisme efektif 4 (EM4) adalah asam laktat, asam amino, yang dapat
diserap langsung oleh tanaman sebagai antibiotik yang mampu menekan pertumbuhan
mikroorganisme yang merugikan (Higa and James, 1997).
Air sangat mempengaruhi pertumbuhan karena Air berfungsi Untuk Fotosintesis,
Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim , Membantu proses perkecambahan biji, Menjaga
(mempertahankan) kelembapan, Untuk transpirasi, dan Meningkatkan tekanan turgor
sehingga merangsang pemebelahan sel. Faktor lingkungan lain yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman yaitu tanah, suhu dan cahaya serta suplai unsur hara. Faktor tanah
sangat berkaitan dengan kesuburan tanah yang tidak lepas dari kandungan mineral organik,
kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah. Mineral organik yang berasal dari pelapukan
bahan induk jumlahnya 1% dalam tanah organik 99% dalam tanah liat (Setyati, 1984). Faktor
iklim sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila tanaman
ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain bukaan stomata, laju transpirasi,
laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya
terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C)
merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan
suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C)
merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. Media tanah merupakan
sumber utama zat hara untuk tanaman Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur
dan struktur tanah.
Hasil perlakuan kelompok kami pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung
sangat baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dikarena pemberian kotoran sapi dan
EM4 sangat cukup. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perlakuan P3 adalah perlakuan
yang menyediakan unsur hara pas dari yang dibutuhkan oleh jagung manis (Zea mays
saccharata) dalam proses pertumbuhan. Sedangkan jika dibandingkan dengan perlakuan P0
(kontrol) memiliki pertumbuhan yang paling lambat yaitu karena media pupuk yang
digunakan memiliki terlalu banyak unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak
optimal. Sedangkan dengan perlakuan P4 pertumbuhan jagung sangat tinggi dibandingkan
dengan kelompok kami, hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman jagung juga tidak hanya
dipengaruhi oleh bahan organik yang digunakan saja yaitu kotoran sapi akan tetapi juga
dipengaruhi oleh sinar matahari dan hama yang menyerang pertumbuhan tanaman jagung,
Pemberian dosis bokhasi yang berbeda pada tanaman jagung seharusnya menunjukkan
semakin tinggi dosis yang di beriakn maka semakin bagus pula pertumbuhan dan
produksinya. Dosis 20 ton/ha bokashi kotoran sapi memberikan hasil yang tertinggi pada
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (tola dkk., 2007. Pupukan sapi mempunyai kadar
serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio
yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan
langsung kelahan pertaniaan karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Ini terjadi
karena mikroba decomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk sehingga tanaman
utama akan kekurangan N. bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara
langsung akan memerlukan tenaga lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih
berlangsung. EM4 (Effective Microorganism 4) yang diberikan saat proses pembuatan bokasi
juga berpengaruh pada pertumbuhan jagung manis. EM4 (Effective Microorganism 4)
digunakan untuk mempercepat proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat pada EM4 (Effective Microorganism 4) bersifat baik untuk
tanaman dan tanah, sehingga dengan adanya campuran EM4 (Effective Microorganism 4).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan pada praktikum ini adalah bahwa pemberian kotoran sapi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jagung manis (Zea mays saccharata) karena
memberikan ketersediaan N, P, K yang baik bagi pertumbuhan jagung, dengan adanya
campuran EM4 (Effective Microorganism 4) struktur tanah menjadi lebih baik dan
meningkatkan unsur N dan P pada tanah Pemberian perlakukan jumlah kotoran sapi yang
diberikan pada setiap perlakuan yang berbeda dapat menghasilkan pertumbuhan jagung yang
berbeda juga.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Hamzah, Dahlan, dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi
Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal
Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1.
Higa, T. dan F.D. James, 1997. Effective Microorganism (EM4). Dimensi Baru. Kyusei
Nature Farming Societies, Vol. 02/Th 1993. Jakarta
Roesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sutedjo, M.M., 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Setyati, S. H. 1984. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia.
LAMPIRAN
Tabel 1. Pertumbuhan dan Jumlah Helai Daun Jagung Kelas B-P2
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
ke- 0
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
Perlak
B
A
A
A
B
A
A
B
A
B
B
B
uan
(c (hel
(hel
(hel (cm (he
(hel (cm
(helai)
(cm)
(cm)
(cm)
m) ai)
ai)
ai)
)
lai)
ai)
)
47.4
59.8
I
3
8.6
5
25.5
7
30.2 9
10
6
5
II
5
7.4
7
27.6
7
31.8
8
41.5
8
60.8
3
8.1
5
22.3
8
33.5
8
62.1
9
85.3
IV
3
8.1
4
27.4
8
31.8
9
62.2
10
92.7
V
3
10.3
6
22.5
6
37.4
8
48.5
9
79
III
PENANA
MAN
Minggu
Minggu
ke-6
ke-7
A
A
B
B
(hel
(hel (cm
(cm)
ai)
ai)
)
117.
11 89.6 11
7
119.
9
89.4
9
8
118.
162.
10
10
2
6
132.
165.
11
12
6
5
107.
135.
11
12
7
3
Minggu
ke-8
A
B
(hel
(cm)
ai)
165.
12
2
151.
11
6
181.
12
7
178.
12
5
161.
12
5
Minggu
ke-9
A
B
(he
(cm)
lai)
178.
12
1
179.
11
3
196.
12
6
197.
13
4
195.
12
7
Pertumbuhan Jagung
200
178.1
180
165.2
160
140
117.7
120
100
89.6
80
59.85
60
47.46
40
25.5
30.2
208.6
0
Grafik 1 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 1 BP2
Tinggi pertumbuhan jagung
Tinggi Jagung
179.3
151.6
119.8
89.4
60.8
41.5
31.8
27.6
7.4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 2 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 2 B- P2
Tinggi Pertumbuhan Jagung (cm)
250
200
181.7
196.6
162.6
150
118.2
100
85.3
62.1
50
33.5
22.3
8.1
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9
Tinggi Pertumbuhan Jagung (cm)
Grafik 3. Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 3 B-P2
Tinggi Tanaman
250
200
197.4
178.5
165.5
150
132.6
100
92.7
62.2
50
31.8
27.4
0
Tinggi Tanaman
8.1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 4
Tinggi Pertumbuhan Tanaman Jagung Kelompok 4 B- P2
Tinggi Tanaman
250
200
195.7
161.5
150
135.3
Tinggi Tanaman
107.7
100
79
50
0
22.5
10.3
1
2
48.5
37.4
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 5 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 5 B- P2
Lampiran dokumentasi kelompok 3
Keterangan
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Dokumentasi
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Minggu ke-5
Minggu ke-6
Minggu ke-7
Minggu ke-8
Minggu ke-9
Bioremediasi
Hari/tanggal
Kelas/Kel
Dosen
Asisten
: Senin, 9 Januari 2017
: B P2/3
: Ir. Dodit Hadijoyo
Yoscarini H M, S.Hut. M.Si
: Rohani Angelia, A.Md
Richardo lpuy, A.Md
PENGARUH KOTORAN SAPI DAN EM4 (Effective Microorganism 4)
TERHADAP TANAMAN JAGUNG
Oleh :
Komariah
J3M114065
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mengutamakan hasil pertanian sebagai
sumber penghasilan terbesarnya. Hasil pertanian Indonesia digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat indonesia. Hasil pertanian yang paling utama untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat Indonesia adalah hasil produksi pangan. Produksi pangan di Indonesia
merupakan suatu hal yang pokok dan penting untuk dipenuhi. Tanaman jagung merupakan
salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini
merupakan salah satu tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman
jagung berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orangorang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia
termasuk Indonesia. Di samping itu, jagung juga merupakan bahan baku industri dan
pakanternak. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per
tahun sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87%
per tahun (Roesmarkam dan Yuwono, 2002).
Effectife Microorganism 4 (EM4) merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan
beraroma manis asam (segar) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme
hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah.
Menurut Rahayu dan Nur (2002), Mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari
asam laktat (Lactobacillus sp), actinomycetes sp, streptomycetes sp, dan yeast (ragi).
Miroorganisme menguntungkan tersebut (EM4) telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi
terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa dari universitas
Ryukyu Jepang. Dengan demikian EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya
seperti pestisida, obat serangga atau pupuk kimia lainnya (Hidayat et al., 2006).
Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari limbah ternak. Salah satunya yaitu kotoran
sapi dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan bokasi kotoran sapi yang akan menjadi
sumber unsur hara. Bokasi merupakan pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran dan
urine ternak. Penggunaan bokashi kotoran sapi maupun mikroorganisme efektif telah banyak
diteliti dan pada umumnya hasilnya positif. Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu
alternatif dalam penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai prospek yang baik
dijadikan pupuk organik (bokasi), karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup
tinggi (Tola dkk., 2007). Oleh karena itu, pada praktikum ini dapat dilihat pengaruh dari
pemberian bokasi (kotoran sapi dan EM4) terhadap pertumbuhan jagung.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengerahui pengaruh pemberian kotoran sapi dan
EM4 (Effective Microorganism 4) terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sekop, cangkul, ember, penggaris atau
meteran. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kotoran, bioaktivator EM4 dan tanaman
jagung (Zea mays, L).
2.2 Cara Kerja
Pada tahap pertama yaitu pembersihan lahan. Prosedurnya yaitu dengan membersihkan
rumput-rumput yang tumbuh dilahan. Selanjutnya tanah digemburkan dengan menggunakan
sekop dan cangkul, setelah itu pemberian bahan organik atau kotoran sapi dengan masingmasing perlakuan untuk ember kotoran sapi kelompok kami sebanyak 25 ember kotoran sapi,
setelah itu pemberian EM4 (Effective Microorganism 4), pada minggu berikutnya lahan yang
telah dibersihkan di tambahkan asam humat dengan perlakuan yang berbeda sesuai dengan
jumlah bahan organik yang digunakan, tahap berikutnya yaitu penanaman bibit tumbuhan
jagung (Zea mays, L). Setelah proses penanaman jagung, dilanjutkan dengan tahap
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan setiap minggu, parameter yang diukur yaitu
meliputi jumlah daun dan pertumbuhan tinggi batang yang dapat diukur menggunakan
penggaris atau meteran hinggu waktu panen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil data
Tabel 1 Data pertumbuhan jagung kelompok 3/BP-2
0
Tinggi
jagung
( cm)
Jumlah
daun
1
8,1
2
22,3
3
33,5
3
5
8
Minggu Ke4
5
62,1
85,3
8
9
6
118,2
7
162,6
8
181,7
9
196,6
10
10
12
12
Tinggi Tanaman Jagung
250
200
162.6
150
118.2
100
181.7
196.6
Tinggi Tanaman Jagung
85.3
50
0
62.1
0
8.1
22.3
33.5
Grafik 1 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 3
3.2 Pembahasan
Hasil dari data di atas menunjukan bahwa pemberian kotoran sapi dan EM4
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung. Terlihat perbedaan terhadap rata-rata
tinggi tanaman jagung pada setiap minggunya, dari minggu pertama sampai minggu
kesembilan tinggi tanaman terus bertambah. Berdasarkan pada tabel diatas perkembangan
yang paling cepat yaitu pada minggu ke-6 yaitu 162,6. Pemberian pupuk kotoran sapi pada
tanaman jagung akan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung pada umur 7 hst dan 14
hst hal ini dikarenakan pada umur 7 dan 14 hari setelah tanam perakaran tanaman jagung
belum berkembang sempurna dan belum dapat menyerap unsur hara secara maksimal,
sehingga unsur hara yang diberikan belum bisa dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal
untuk melakukan pertumbuhan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa kandungan unsur N, P,
dan K pada pupuk kotoran sapi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan unsur N sangat diperlikan
oleh tanaman untuk pembentukan klorofil, dan klorofil sendiri merupakan akseptor dalam
penyerapan cahaya matahari yang diperlikan tanaman dalam proses fotosintesis agar dapat
menghasilkan fotosintat yang diperlukan tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan juga
perkembangan. Menurut Sumeru Ashari (1995) menyatakan, bahwa nitrogen didalam
tanaman berfungsi sebagai penyusun protoplasma, molekol klorofil, asam nukleat dan sam
amino yang merupakan penyusun protein, jika terjadi difisiensi netrogendapat menyebabkan
pertumbuhan vegetative maupun generative tanaman terganggu. Unsur P berperan dalam hal
pembelahan sel, perkembangan sel, kekuatan batang, kekebalan terhadap penyakit tertentu,
pembentukan protein dan mineral. Tanaman yang keku rangan unsur P gejalanya daun
berwarna keunguan atau kemerahan. Unsur P merupakan komponen penyusun membrane sel
tanaman, penyusun enzim-enzim, penyusun nukleotida ( bahan penyusun asam nukleat).
Selain itu juga sebagai karbohidrat, memacu pertumbuhan bunga dan buah serta menentukan
kemampuan berkencambah biji yang dijadikan benih, mempercepat pematangan buah dan
memperkuat batang agar tidak mudah roboh. Unsur K berperan dalam meningkatkan system
perakaran, penghilang efek rebah dan penembahan kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batanag dan daun menjadi lemas/ rebah, daun
berwarnahijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan batang tidak sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. Dan Adanya EM4 sebagai
elemen tambahan sangat bermanfaat, mengingat cara kerja EM4 dalam tanah secara sinergis
dapat meningkatkan kesuburan tanah, baik fisik, kimia, dan biologis sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan produktivitas
tanah dan tanaman (Sutedjo, 1994). Disamping itu, hasil fermentasi bahan organik yang
dilakukan oleh mikroorganisme efektif 4 (EM4) adalah asam laktat, asam amino, yang dapat
diserap langsung oleh tanaman sebagai antibiotik yang mampu menekan pertumbuhan
mikroorganisme yang merugikan (Higa and James, 1997).
Air sangat mempengaruhi pertumbuhan karena Air berfungsi Untuk Fotosintesis,
Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim , Membantu proses perkecambahan biji, Menjaga
(mempertahankan) kelembapan, Untuk transpirasi, dan Meningkatkan tekanan turgor
sehingga merangsang pemebelahan sel. Faktor lingkungan lain yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman yaitu tanah, suhu dan cahaya serta suplai unsur hara. Faktor tanah
sangat berkaitan dengan kesuburan tanah yang tidak lepas dari kandungan mineral organik,
kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah. Mineral organik yang berasal dari pelapukan
bahan induk jumlahnya 1% dalam tanah organik 99% dalam tanah liat (Setyati, 1984). Faktor
iklim sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila tanaman
ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain bukaan stomata, laju transpirasi,
laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya
terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C)
merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan
suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C)
merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. Media tanah merupakan
sumber utama zat hara untuk tanaman Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur
dan struktur tanah.
Hasil perlakuan kelompok kami pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung
sangat baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dikarena pemberian kotoran sapi dan
EM4 sangat cukup. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perlakuan P3 adalah perlakuan
yang menyediakan unsur hara pas dari yang dibutuhkan oleh jagung manis (Zea mays
saccharata) dalam proses pertumbuhan. Sedangkan jika dibandingkan dengan perlakuan P0
(kontrol) memiliki pertumbuhan yang paling lambat yaitu karena media pupuk yang
digunakan memiliki terlalu banyak unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak
optimal. Sedangkan dengan perlakuan P4 pertumbuhan jagung sangat tinggi dibandingkan
dengan kelompok kami, hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman jagung juga tidak hanya
dipengaruhi oleh bahan organik yang digunakan saja yaitu kotoran sapi akan tetapi juga
dipengaruhi oleh sinar matahari dan hama yang menyerang pertumbuhan tanaman jagung,
Pemberian dosis bokhasi yang berbeda pada tanaman jagung seharusnya menunjukkan
semakin tinggi dosis yang di beriakn maka semakin bagus pula pertumbuhan dan
produksinya. Dosis 20 ton/ha bokashi kotoran sapi memberikan hasil yang tertinggi pada
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (tola dkk., 2007. Pupukan sapi mempunyai kadar
serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio
yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan
langsung kelahan pertaniaan karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Ini terjadi
karena mikroba decomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk sehingga tanaman
utama akan kekurangan N. bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara
langsung akan memerlukan tenaga lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih
berlangsung. EM4 (Effective Microorganism 4) yang diberikan saat proses pembuatan bokasi
juga berpengaruh pada pertumbuhan jagung manis. EM4 (Effective Microorganism 4)
digunakan untuk mempercepat proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat pada EM4 (Effective Microorganism 4) bersifat baik untuk
tanaman dan tanah, sehingga dengan adanya campuran EM4 (Effective Microorganism 4).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan pada praktikum ini adalah bahwa pemberian kotoran sapi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jagung manis (Zea mays saccharata) karena
memberikan ketersediaan N, P, K yang baik bagi pertumbuhan jagung, dengan adanya
campuran EM4 (Effective Microorganism 4) struktur tanah menjadi lebih baik dan
meningkatkan unsur N dan P pada tanah Pemberian perlakukan jumlah kotoran sapi yang
diberikan pada setiap perlakuan yang berbeda dapat menghasilkan pertumbuhan jagung yang
berbeda juga.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Hamzah, Dahlan, dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi
Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal
Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1.
Higa, T. dan F.D. James, 1997. Effective Microorganism (EM4). Dimensi Baru. Kyusei
Nature Farming Societies, Vol. 02/Th 1993. Jakarta
Roesmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sutedjo, M.M., 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Setyati, S. H. 1984. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia.
LAMPIRAN
Tabel 1. Pertumbuhan dan Jumlah Helai Daun Jagung Kelas B-P2
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
ke- 0
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
Perlak
B
A
A
A
B
A
A
B
A
B
B
B
uan
(c (hel
(hel
(hel (cm (he
(hel (cm
(helai)
(cm)
(cm)
(cm)
m) ai)
ai)
ai)
)
lai)
ai)
)
47.4
59.8
I
3
8.6
5
25.5
7
30.2 9
10
6
5
II
5
7.4
7
27.6
7
31.8
8
41.5
8
60.8
3
8.1
5
22.3
8
33.5
8
62.1
9
85.3
IV
3
8.1
4
27.4
8
31.8
9
62.2
10
92.7
V
3
10.3
6
22.5
6
37.4
8
48.5
9
79
III
PENANA
MAN
Minggu
Minggu
ke-6
ke-7
A
A
B
B
(hel
(hel (cm
(cm)
ai)
ai)
)
117.
11 89.6 11
7
119.
9
89.4
9
8
118.
162.
10
10
2
6
132.
165.
11
12
6
5
107.
135.
11
12
7
3
Minggu
ke-8
A
B
(hel
(cm)
ai)
165.
12
2
151.
11
6
181.
12
7
178.
12
5
161.
12
5
Minggu
ke-9
A
B
(he
(cm)
lai)
178.
12
1
179.
11
3
196.
12
6
197.
13
4
195.
12
7
Pertumbuhan Jagung
200
178.1
180
165.2
160
140
117.7
120
100
89.6
80
59.85
60
47.46
40
25.5
30.2
208.6
0
Grafik 1 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 1 BP2
Tinggi pertumbuhan jagung
Tinggi Jagung
179.3
151.6
119.8
89.4
60.8
41.5
31.8
27.6
7.4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 2 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 2 B- P2
Tinggi Pertumbuhan Jagung (cm)
250
200
181.7
196.6
162.6
150
118.2
100
85.3
62.1
50
33.5
22.3
8.1
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9
Tinggi Pertumbuhan Jagung (cm)
Grafik 3. Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 3 B-P2
Tinggi Tanaman
250
200
197.4
178.5
165.5
150
132.6
100
92.7
62.2
50
31.8
27.4
0
Tinggi Tanaman
8.1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 4
Tinggi Pertumbuhan Tanaman Jagung Kelompok 4 B- P2
Tinggi Tanaman
250
200
195.7
161.5
150
135.3
Tinggi Tanaman
107.7
100
79
50
0
22.5
10.3
1
2
48.5
37.4
3
4
5
6
7
8
9
MINGGU KE-
Grafik 5 Tinggi pertumbuhan tanaman jagung kelompok 5 B- P2
Lampiran dokumentasi kelompok 3
Keterangan
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Dokumentasi
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Minggu ke-5
Minggu ke-6
Minggu ke-7
Minggu ke-8
Minggu ke-9