Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Awal Keterampilan siswa di kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab.

  Grobogan tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti selama bulan Oktober 2018, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik yang digunakan guru dalam sehari-hari sering atau sebagian besar dilakukan secara ceramah atau konvensional. Pembelajaran tematik masih

  

teacher center , dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa hanya menerima

  begitu saja materi yang disampaikan guru kemudian diakhiri evaluasi sehingga dalam pembelajaran siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki. Keterampilan proses yang rendah diperoleh dari hasil observasi keterampilan proses pra siklus dimana setiap siswa diamati kemudian hasilnya diolah. Untuk mendapatkan hasil dari keterampilan proses dalam pembelajaran tematik, hasil observasi setiap anak diolah berdasarkan langkah Arikunto (2013: 65) sehingga dapat digolongkan menjadi keterampilan proses kategori kurang (skor 0

  • – 4), kategori cukup (skor 5
  • – 10), kategori baik (11 – 15), dan kategori baik sekali (16 – 20). Hasil observasi keaktifan siswa pra siklus dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa Kelas 5 Pembelajaran Tema 2

  

Udara Bersih Bagi Kesehatan Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ

Pernapasan Manusia

Frekuensi

Interval Kategori Muatan Bahasa Muatan IPA Persentase

  

Indonesia

  • 16-20 Baik Sekali 11-15 Baik

  

8

8 28,6% 5-10 Cukup

17

17 60,7% 0-4 Kurang

  

3 3 10,7% Total

28 28 100% Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa pada Muatan IPA dan Bahasa Indonesia dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan, pada kategori baik sekali masih tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tersebut, dalam kategori baik terdapat 8 siswa dengan persentase sebesar 28,6%, dalam kategori cukup terdapat 17 siswa dengan persentase sebesar 60,7%, dan dalam kategori kurang terdapat 3 siswa dengan persentase sebesar 10,7%. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari jumlah seluruh siswa kelas 5 masih kurang dalam keterampilan prosesnya. Karena kurangnya keterampilan proses tersebut akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan persentase sebesar 71,4%.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Tema 2 Subtema 3 Memelihara Kesehatan Organ

  

Pernapasan Manusia Kelas V SD Negeri 3 Nambuhan

  Interval Frekuensi Kategori Presentase 85 - 100

  3 Sangat Baik 10,7% 75 - 84

  5 Baik 17,9% 65 - 74

  7 Cukup 25% 55 - 64

  10 Kurang Baik 35,7% < 55

  3 Sangat Tidak Baik 10,7% TOTAL 28 100%

  Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan, terdapat 8 siswa yang mencapai KKM dengan persentase sebesar 28,6% dengan interval nilai 75-84 sebanyak 5 siswa dan interval nilai 85-100 sebanyak 3 siswa, dan sebanyak 20 siswa tidak mencapai KKM dengan persentase sebesar 71,4% dengan interval nilai 65-74 sebanyak 7 siswa, nilai 55-64 sebanyak 10 siswa dan interval nilai kurang dari 55 sebanyak 3 siswa. Pada proses pembelajaran tematik, KKM yang diterapkan adalah nilai 75.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

  Hasil penelitian pada bagian pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.2.1. Pelaksanaan Siklus I

  Pada bagian pelaksanaan siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) yang mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian pelaksanaan siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.2.1.1. Perencanaan Tindakan

  Perencanaan diawali dengan pada tanggal 5 Februari yaitu dilaksanakan persiapan sebelum penelitian dengan berkunjung ke SD Negeri 3 Nambuhan menyerahkan surat perijinan. Selanjutnya, bersama dengan guru kelas 5 berkonsultasi mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai penelitian serta mengkonsultasikan tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru. Tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari 6 pertemuan setiap siklusnya. Semua tindakan dalam siklus I dan II akan dipaparkan ke dalam RPP yang telah disusun (lampiran). Tahap ketiga adalah membuat kisi-kisi soal, lalu membuat 25 butir soal siklus I dan 25 butir soal siklus II yang kemudian pada tanggal 26 Februari hingga 27 Februari 2018 dilakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Negeri 1 Nambuhan pada kelas 5. Setelah mendapatkan soal yang valid kemudian soal tersebut dipilih kembali masing-masing 20 soal siklus I dan 20 soal siklus II. Untuk lembar observasi keterampilan proses dibuat berdasarkan indikator keterampilan proses, lalu lembar observasi tersebut juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas bersamaan dengan uji validitas dan reliabilitas butir soal. Sebelum tindakan juga harus menyusun lembar observasi guru keterlaksanaan sintaks Project Based Learning berdasarkan sintaks pembelajaran metode Project Based Learning.

  RPP siklus I disusun terdiri dari 6 pertemuan dengan penyampaian materi melalui penerapan metode Project Based Learning dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 8 x 35 menit, kemudain pada akhir pembelajaran pertemuan keenam dilakukan evaluasi. Pembuataan RPP dikonsultasikan kepada guru kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan pada tanggal 19 Februari hingga 22 Februari 2018. RPP mengalami sedikit revisi pada bagian lembar kerja siswa berdasarkan masukan dari guru kelas 5. Selain berkonsultasi RPP, dilakukan pula diskusi dengan guru kelas mengenai sintaks dari model agar guru kelas matang dalam memahami sintaks dari model dan benar-benar bisa mewakili tindakan. Pada awalnya guru kelas masih kurang memahami sintaks karena sintaks dari model Project Based Learning hampir serupa dengan model Problem Based Learning, namun setelah diberi penjelasan lebih mendalam akhirnya guru kelas memahami sintaks model Project Based Learning itu sendiri.

  Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama satu minggu meliputi lembar soal untuk diskusi, alat peraga dan lembar soal evaluasi. Alat-alat peraga yang dipersiapkan meliputi gambar siklus air, gambar sungai, teks bacaan, video lagu, LCD, dan proyektor. Alat peraga gambar siklus air, gambar sungai, dan video lagu dapat diperoleh melalui internet, lalu untuk teks bacaan sudah tercantum pada buku siswa Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, sedangkan untuk LCD dan proyektor sudah disediakan oleh sekolah. Melakukan konsultasi tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru, dan akhirnya pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai pada hari senin tanggal 12 Maret 2018 hingga tanggal 17 Maret 2018.

4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dalam RPP, dimana dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Secara umum, guru telah melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun dan dikonsultasikan sebelumnya. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus I:

1) Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi dan pada muatan IPA adalah manfaat air bagi manusia, hewan dan tanaman.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar lingkungan pada LCD kepada siswa dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan gambar yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks bacaan yang sudah dipersiapkan guru. Teknik membaca dapat menggunakan teknik membaca senyap atau membaca keras bergantian. Guru menjelaskan secara singkat apa itu peta pikiran dan contoh dari peristiwa-peristiwa penting. Selanjutnya siswa diminta untuk mencari sendiri peristiwa-peristiwa penting yang terdapat pada teks bacaan yang telah mereka baca kemudian dibuat dalam bentuk peta pikiran.

  Siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Guru memberikan beberapa pertanyaan dan setiap kelompok diminta untuk mencari jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut. Dalam proses tersebut siswa dapat mencari dari berbagai sumber seperti buku ataupun internet. Hasil dari jawaban tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran dan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa- peristiwa penting pada teks fiksi, pada muatan IPA tentang siklus air, dan pada muatan SBdP tentang unsur-unsur dalam lagu.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menampilkan video sebuah lagu berjudul “Air Terjun” pada LCD kepada siswa dan memberikan pertanyaan- pertanyaan terkait dengan video yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk mengamati teks lagu “Air Terjun” yang ditampilkan pada LCD bacaan. Guru menjelaskan secara singkat tentang tangga nada dan tempo. Siswa dibimbing oleh guru mencoba menyanyikan nada-nada pada lagu secara berulang-ulang hingga tepat. Guru mengaitkan lagu “Air Terjun” dengan siklus air. Siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Guru menampilkan sebuah gambar siklus air pada LCD dan meminta siswa untuk mengamati gambar tersebut. Bersama dengan kelompoknya, siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut. Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menceritakan gambar siklus air dan proses-proses yang terlihat pada gambar.

  Siswa diminta untuk membaca teks yang berkaitan dengan siklus air. Teknik membaca dapat menggunakan teknik membaca senyap atau membaca keras bergantian. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Dengan kelompoknya, siswa menggambar bagan sederhana untuk menjelaskan siklus air sesuai dengan teks bacaan. Siswa diminta membuat bagan yang benar dan menarik. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan bagan yang dibuatnya. Kelompok lain menanggapi dan memberi masukan atas bagan yang dipresentasikan.

  Siswa membaca senyap teks fiksi “Semut dan Beruang”. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Selanjutnya siswa menuliskan urutan peristiwa pada bacaan “Semut dan Beruang” dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dan dengan menggunakan kata-kata baku. Tahap terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

3) Pertemuan Ketiga

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa- peristiwa penting pada teks nonfiksi, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang keragaman budaya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks “Rumah Betang Uluk Palin” secara bergantian dan guru melakukan tanya jawab tentang teks bacaan tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 6-7 orang. Bersama kelompoknya, siswa berdiskusi mengenai peristiwa pada bacaan dan keunikan rumah betang, serta mendiskusikan keunikan rumah adat di daerahnya. Secara bergantian setiap kelompok membacakan hasil diskusinya, jika ada perbedaan hasil diskusi dari tiap kelompok, guru dapat meminta siswa mendiskusikan perbedaan itu.

  Selanjutnya siswa mendiskusikan sikap toleransi yang dapat dilakukan dalam keragaman budaya masyarakat Indonesia lalu membuatnya dalam bentuk naskah drama pendek. Setiap kelompok itu pun diminta untuk memeragakan naskah drama yang telah dibuat.

  Siswa membaca senyap bacaan “Jenis Usaha dengan Mengolah Sumber Daya Alam”. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Bersama dengan kelompoknya tadi, siswa diminta untuk mengamati aktivitas penduduk sekitar lingkungan mereka yang memanfaatkan sumber daya alam. Hasil dari pengamatan tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas sehingga dapat dibandingkan dengan kelompok yang lain.

  Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan Keempat

  Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan Masyarakat Indonesia” pada buku siswa dan melakukan tanya jawab terkait dengan bacaan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, secara individu siswa diminta untuk membuat peta pikiran tentang jenis-jenis usaha masyarakat Indonesia berdasarkan bacaan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membentuk kelompok besar beranggotakan 8-10 orang. Siswa diminta untuk mengamati lingkungan sekitar atau mewawancarai teman dalam kelompoknya tentang jenis usaha yang mungkin dilakukan keluarganya. Siswa dapat menuliskan dalam bentuk tabel seperti pada buku siswa. Selanjutnya, bersama kelompok lain, siswa menuliskan banyaknya tiap jenis usaha yang dilakukan keluarga siswa dalam bentuk tabel seperti pada buku siswa.

  Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

5) Pertemuan Kelima

  Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, muatan SBdP tentang tangga nada mayor, dan muatan IPA tentang manfaat air bagi kehidupan.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menampilkan video lagu “Kampungku” pada LCD dan melakukan tanya jawab terkait dengan video tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, video lagu yang sudah ditampilkan dikaitkan dengan tangga nada mayor dan minor. Guru menjelaskan apa itu tangga nada dan tangga nada mayor itu sendiri. Siswa diminta membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Kemudian siswa memilih salah satu lagu bertangga nada mayor dan menyanyikannya di depan kelas secara berkelompok.

  Selanjutnya, guru menampilkan sebuah gambar pada LCD dan mengaitkannya dengan lagu “Kampungku”. Guru memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan gambar tersebut dan siswa mengerjakan secara berkelompok. Perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas dan kelompok lain dapat menanggapi atau memberikan saran. Selanjutnya, siswa diminta membaca senyap cerita fiksi “Bunga Paling Berharga” dalam buku siswa. Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. Siswa diminta untuk menuliskan peristiwa-peristiwa pada cerita “Bunga Paling Berharga”, lalu mengurutkan peristiwa-peristiwa tersebut. Secara singkat, siswa menceritakan kembali cerita fiksi “Bunga Paling Berharga”.

  Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

6) Pertemuan Keenam

  Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi, muatan SBdP tentang tangga nada minor, dan muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan membaca teks mengenai permainan

  dhingklik oglak aglik dan perepet jengkol dan melakukan tanya jawab terkait

  dengan bacaan tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Siswa diminta untuk mencoba memainkan permainan tradisional sesuai pada teks bacaan. Setelah itu secara berkelompok, siswa diminta untuk menuliskan nilai-nilai yang terdapat pada permainan dhingklik oglak aglik dan perepet jengkol yang sudah mereka coba sebelumnya, menyebutkan nama permainan tradisional di daerahnya, dan menuliskan pengalamannya saat memainkan permainan itu bersama teman- temannya.

  Selanjutnya, siswa mengamati video lagu “Syukur” yang ditampilkan pada LCD. Guru meng aitkan lagu “Syukur” tersebut dengan tangga nada minor dan menjelaskan secara singkat apa itu tangga nada minor. Siswa menjawab beberapa pertanyaan tentang identitas lagu tersebut secara individu. Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi singkat tentang berbagai materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, siswa diberikan soal evaluasi yang berguna untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa.

4.2.1.3. Observasi

  Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu selama enam pertemuan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan keseluruhan sintaks model ataukah ada yang belum terlaksana serta untuk mengetahui aktivitas siswa termasuk dalam kriteria indikator keterampilan proses yang mana.

4.2.1.3.1 Observasi Guru dalam Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning

  Observer akan berpedoman pada lembar observasi guru dalam proses penerapan Project Based Learning. Keterlaksanaan sintaks Project Based Learning siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Keterlaksanaan Sintaks Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3

  

Nambuhan Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

Kegiatan Mengajar Jumlah sintaks yang Jumlah sintaks yang Jumlah keseluruhan

Siklus I dilaksanakan belum dilaksanakan sintaks

  Pertemuan Pertama

  4

  3

  7 Pertemuan Kedua

  4

  3

  7 Pertemuan Ketiga

  5

  2

  7 Pertemuan Keempat

  6

  1

  7 Pertemuan Kelima

  6

  1

  7 Pertemuan Keenam

  7

  7 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru dalam melaksanakan

  sintaks Project Based Learning pada siklus I dari 7 sintaks Project Based Learning diketahui pada pertemuan pertama sintaks yang telah dilaksanakan guru berjumlah 4 dan ada 3 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sintaks yang belum terlaksana yaitu pada tahap membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja dan membuat kesimpulan.

  Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kedua diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 4 sintaks terlaksana dan ada 3 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintak yang belum terlaksana adalah membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing siswa selama jalannya proyek, dan membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja.

  Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan ketiga diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 5 sintaks terlaksana dan ada 2 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa selama jalannya proyek dan membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek.

  Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan keempat diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 6 sintaks terlaksana dan ada 1 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab.

  Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kelima diperoleh data bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning terdapat 6 sintaks terlaksana dan ada 1 yang tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah guru mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan. Sedangkan sintaks yang belum terlaksana adalah tahap membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek.

  Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan keenam diperoleh data yang sama bahwa dari 7 sintaks Project Based Learning semua sintaks sudah dilaksanakan guru tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Guru sudah melaksanakan tahap mendorong siswa untuk mengamati atau memperhatikan hal penting dari suatu benda/objek, membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab, membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dll), membimbing diskusi untuk menjawab soal dan menulis jawaban pada lembar kerja, membimbing siswa selama jalannya proyek, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi berkaitan dengan proyek, dan memberi penguatan terhadap hasil presentasi hasil diskusi secara lisan.

4.2.1.3.1 Observasi Keterampilan Proses Siswa

  Observer akan berpedoman pada lembar observasi keterampilan proses siswa yang sudah dilengkapi dengan rubrik penskoran keterampilan proses sehingga akan memudahkan observer dalam mengamati dan menilai. Dengan klasifikasi nilai keterampilan proses yang dibagi menjadi empat kategori yaitu baik sekali, baik, cukup dan Kurang. Hasil keterampilan proses siswa siklus I yang berlangsung selama enam pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

  No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 - -

  2. Baik 11-15 9 32,1%

  3. Cukup 5-10 16 57,1%

  4. Kurang 0-4 3 10,7% Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan pertama terdapat 9 orang dalam kategori baik, 16 orang dalam kategori cukup dan terdapat 3 orang yang dalam kategori kurang yang menandakan bahwa siswa tersebut masih memerlukan bimbingan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sebesar 32,1 %, kategori cukup sebesar 57,1% dan dalam kategori cukup sebesar 10,7%.

Tabel 4.5 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

  

No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 - -

  2. Baik 11-15 10 35,7%

  3. Cukup 5-10 15 53,5%

  4. Kurang 0-4 3 10,7%

  Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan kedua terdapat 10 orang dalam kategori baik, 15 orang dalam kategori cukup dan masih terdapat 3 orang dalam kategori kurang yang menandakan siswa tersebut masih memerlukan bimbingan. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan data yang diambil pada pertemuan pertama. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sebesar 35,7%, kategori cukup sebesar 53,5% dan dalam kategori kurang sebesar 10,7%.

Tabel 4.6 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Ketiga

  No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 2 7,14%

  2. Baik 11-15 10 35,7%

  3. Cukup 5-10 14 50%

  4. Kurang 0-4 2 7,14% Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan ketiga terdapat 2 orang dalam kategori baik sekali, 10 orang dalam kategori baik, 14 orang dalam kategori cukup dan terdapat 2 orang dalam kategori kurang. Pada pertemuan ketiga ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan kedua walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 7,14 %, kategori baik sebesar 35,7%, kategori cukup sebesar 50% dan dalam kategori kurang sebesar 7,14%.

Tabel 4.7 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Keempat

  No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 4 14,2%

  2. Baik 11-15 9 32,1%

  3. Cukup 5-10 14 50%

  4. Kurang 0-4 1 3,5% Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan keempat terdapat 4 orang dalam kategori baik sekali, 9 orang dalam kategori baik, 14 orang dalam kategori cukup dan terdapat 1 orang dalam kategori kurang. Pada pertemuan keempat ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan ketiga walaupun tidak terlalu signifikan. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 14,2%, kategori baik sebesar 32,1%, kategori cukup sebesar 50% dan dalam kategori Kurang sebesar 3,5%.

Tabel 4.8 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Kelima

  No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 5 17,8%

  2. Baik 11-15 10 35,7 %

  3. Cukup 5-10 13 46,4 % 4.

  • Kurang 0-4 Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan kelima terdapat 5 orang dalam kategori baik sekali, 10 orang dalam kategori baik, dan 13 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan kelima ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan keempat, terlihat pada siswa yang sebelumnya masih memerlukan bimbingan sekarang sudah masuk dalam kategori cukup. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 17,8%, kategori baik sebesar 35,7%, dan kategori cukup sebesar 46,4%.

Tabel 4.9 Hasil Keterampilan Proses Siswa Siklus I Pertemuan Keenam

  No. Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

  1. Baik Sekali 16-20 6 21,4%

  2. Baik 11-15 11 39,2%

  3. Cukup 5-10 11 39,2%

  4. Kurang 0-4 - - Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil pengambilan data keterampilan proses siswa pada pertemuan keenam terdapat 6 orang dalam kategori baik sekali, 11 orang dalam kategori baik, dan 11 orang dalam kategori cukup. Pada pertemuan keenam ini mulai mengalami peningkatan dibanding pada pertemuan kelima. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk persentase yang termasuk dalam kategori baik sekali sebesar 21,4%, kategori baik sebesar 39,2%, dan kategori cukup sebesar 39,2%.

4.2.1.4. Refleksi

  Berdasarkan observasi siklus I pelaksanaan tindakan dengan metode Project

  

Based Learning maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas,

  sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based Learning diantaranya siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh, materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran daripada sebelum menggunakan Project

  

Based Learning . Selain kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama

  pembelajaran Siklus I antara lain sebagai berikut :

  a) Pada pertemuan pertama, guru pada awal pembelajaran tidak menyampaikan lamanya waktu siswa untuk berdiskusi sehingga siswa lama dalam melakukan diskusi. Hal ini menyebabkan waktu pembelajaran banyak terbuang habis sehingga guru belum melaksanakan sintaks membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi. b) Pada beberapa pertemuan, guru kurang membimbing siswa selama jalannya kegiatan sehingga siswa kurang memahami inti dari kegiatan yang mereka lakukan. Hal ini diperkuat juga dengan siswa yang masih ragu bahkan takut untuk bertanya kepada guru apabila mereka kurang paham.

  c) Pada beberapa pertemuan ketika proses pembentukan kelompok menimbulkan sedikit keributan di kelas karena siswa cenderung ingin memilih kelompok sendiri.

  d) Guru sudah berusaha untuk melakukan pembimbingan selama kegiatan berlangsung namun karena banyaknya kelompok dalam kelas menyebabkan pembimbingan kurang merata.

  e) Siswa masih malu-malu atau kurang percaya diri ketika mengungkapkan gagasan/soal masalah yang sedang diskusikan karena siswa tidak terbiasa maju menyampaikan jawaban di depan kelas.

  Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka dapat diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II adalah:

  a) Guru pada awal pembelajaran menentukan dan menyampaikan lamanya waktu diskusi kelompok sehingga semua sintaks dapat terlaksana.

  b) Guru harus bersikap tegas dengan siswa yang memilih anggota kelompok sendiri dan sebaiknya proses pembentukan kelompok dilakukan sebelum pelaksanaan, sehingga tidak menghabiskan waktu lama pada saat pembelajaran.

  c) Guru harus lebih sering memancing siswa agar dapat melakukan tanya jawab sehingga apabila ada siswa yang masih kurang paham dapat termotivasi untuk bertanya.

  d) Guru lebih merata dalam melakukan bimbingan diskusi sehingga apabila ada anggota kelompok siswa yang pasif dan yang cenderung bekerja sendiri dapat diberi pengarahan. e) Guru menciptakan suasana yang menyenangkan, guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif dengan pemberian ganjaran jika jawaban siswa benar sehingga siswa tidak malu-malu dalam mengemukakan jawaban.

4.2.2. Pelaksanaan Siklus II

  Pada bagian pelaksanaan siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) yang mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan sebagai suatu perbaikan dari kekurangan siklus I. Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.2.2.1. Perencanaan Tindakan

  Perencanaan tindakan siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selanjutnya dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru kelas tentang hal-hal yang harus diperbaiki dan dipersiapkan pada siklus II. Melihat hasil belajar siswa pada siklus I dan hasil observasi keterampilan proses siklus I yang disesuaikan dengan KKM dan indikator keberhasilan belum mencapai indikator keberhasilan maka dilaksanakan perbaikan di siklus II. RPP siklus kedua yang telah disusun terdiri dari 6 pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 8 x 35 menit, kemudian pada akhir pembelajaran pertemuan keenam dilakukan evaluasi. Semua tindakan dalam siklus I dan II akan dipaparkan ke dalam RPP yang telah disusun (lampiran).

  Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama satu minggu meliputi lembar soal untuk diskusi, alat peraga dan lembar soal evaluasi. Alat-alat peraga yang dipersiapkan meliputi berbagai macam gambar, penggalan gambar cerita, teks bacaan, LCD, dan proyektor. Untuk gambar-gambar dan penggalan gambar cerita dapat diperoleh melalui internet, lalu untuk teks bacaan sudah tercantum pada buku siswa Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, sedangkan untuk LCD dan proyektor sudah disediakan oleh sekolah. Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai pada hari senin tanggal 26 Maret 2018 hingga tanggal 31 Maret 2018.

4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dalam RPP, dimana dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Secara umum, guru telah melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun dan dikonsultasikan sebelumnya. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus I:

1) Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks nonfiksi dan pada muatan IPA adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar lingkungan pada LCD dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa terkait dengan gambar yang akan memacu siswa untuk aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta membentuk kelompok beranggotakan 5-6 orang. Guru memberikan beberapa pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air dan secara berkelompok siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sebagai bahan diskusi kelas sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan ataupun saran.

  Selanjutnya siswa diminta untuk membaca teks berjudul “Air untuk Kebutuhan Sehari- membaca senyap atau membaca nyaring bergantian. Dalam membaca nyaring bergantian, salah satu siswa membaca satu paragraf, siswa lain mendengarkan dan paragraf selanjutnya dibaca oleh siswa yang berbeda. Secara berkelompok, siswa menuliskan informasi-informasi penting pada bacaan dalam bentuk peta pikiran. Secara bergantian setiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan ataupun saran.

  Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa- peristiwa penting pada teks fiksi, pada muatan IPA tentang kualitas air, dan pada muatan SBdP tentang gambar cerita.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai. Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta untuk membaca teks “Hari Air Sedunia” dengan teknik membaca senyap atau bergantian. Siswa menandai informasi-informasi penting pada teks dan bersama teman sebangkunya, siswa mendiskusikan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan teks “Hari Air Sedunia” pada buku siswa. Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya secara bergantian. Jika ada perbedaan dalam jawaban dari setiap kelompok, seluruh siswa dalam kelas mendiskusikan bersama-sama.

  Selanjutnya siswa diminta untuk membentuk kelompok beranggotakan 6-7 orang. Guru memberikan beberapa pertanyaan dan siswa mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, lalu digunakan sebagai bahan diskusi kelas sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan saran. Selanjutnya guru menampilkan sebuah penggalan cerita bergambar pada LCD dan siswa mengamati penggalan tersebut. Guru menjelaskan secara singkat apa itu cerita bergambar. Masih dalam kelompoknya, siswa diminta untuk mendiskusikan apakah gambar yang ditunjukkan mendukung cerita serta menuliskan jawaban dan alasannya. Dari kegiatan-kegiatan di atas, siswa diharapkan dapat menyimpulkan pengertian gambar cerita dan ciri-ciri gambar cerita. Lalu guru meminta siswa memilih satu tema untuk dibuat gambar cerita. Tema dapat dipilih dari pengalaman diri sendiri atau orang lain, melihat lingkungan sekitar, atau dari bacaan. Siswa menuliskan satu tema untuk membuat gambar cerita. Hal ini dilakukan untuk dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

  Pada akhir kegiatan guru memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

3) Pertemuan Ketiga

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa- peristiwa penting pada teks, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang pengaruh kegiatan ekonomi.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai, dan melakukan apersepsi dengan siswa diminta membaca teks melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan teks tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk memacu siswa agar aktif berfikir terkait dengan materi dan memotivasi siswa.

  Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa diminta mengamati teks bacaan yang sudah mereka baca dan membuat peta pikiran (mind map) tentang informasi-informasi penting dari teks tersebut. Selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Setiap kelompok mengamati kegiatan produksi dan distribusi di lingkungan sekitarnya. Pada setiap kegiatan produksi atau distribusi itu, siswa mengidentifikasi orang-orang yang diuntungkan dan keuntungan yang diperoleh. Hasil pengamatan dan identifikasi ditulis ke dalam tabel seperti dalam Buku Siswa. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya di depan guru dan kelompok- kelompok lain sehingga kelompok lain dapat memberi tanggapan atau masukan. Selanjutnya, setiap kelompok diminta mendiskusikan keuntungan adanya keragaman sosial akibat dari berbagai jenis usaha masyarakat, setelah itu setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya sebagai bahan diskusi kelas.

  Kegiatan terakhir adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan Keempat

  Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2018 dengan materi pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia adalah peristiwa-peristiwa penting pada teks, pada muatan PPKn tentang keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan muatan IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

  Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, mempresensi siswa, menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 1 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 0 149

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

0 1 18