BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Yang Signifikan antara Pendekatan Saintifik Metode Discovery dengan Metode Inquiry terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yaitu di SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem yang terletak di desa Jlarem Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Kedua sekolah ini masih dalam satu gugus Patimura. Dimana SDN 1 Jlarem sebagai kelas eksperimen dan SDN 2 Jlarem sebagai kalas kontrol. Jumlah semua siswa kelas IV dari kedua SD adalah 41 anak dengan latar belakang orang tua sebagian besar bermata pencahrian sebagai petani. Memiliki jarak 14 km dari pusat kecamatan. Meskipun demikian dua SD tersebut mampu menunjukkan prestasi yang baik. Dimana kedua SD tersebut melakukan pembelajaran cukup baik .

  Jumlah seluruh guru di SDN 1 Jlarem berjumlah 9 orang, semua yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 8 guru dan 1 karyawan semua beragama islam. Jumlah seluruh siswanya adalah 105, terdiri dari 62 laki-laki dan 43 perempuan. Dalam kerjasamanya antar guru dengan guru, antar guru dengan guru honorer, antar guru dengan penjaga sekolah sangat baik. Untuk pembelajaran di sekolah sangat mendukung untuk siswa belajar. Keadaan sekolah terdiri dari 6 ruang kelas yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 kantor, 1 ruang dapur yang di tempati penjaga, dan ruang WC.

  Jumlah seluruh guru di SDN 2 Jlarem ada 8 orang, yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas dan 1 guru olah raga. Jumlah seluruh siswa disana adalah 82, terdiri dari 40 laki-laki dan 42 perempuan. Dalam keadaan sekolah ini sengat mendukung dalam pembelajaran anak didik, bangunan sekolah yang jauh dari keramaian kota. Keadaan sekolah terdiri dari 6 ruang kelas yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 kantor dan 1 ruang WC.

  Latar belakang dari kedua sekolah tersebut yaitu SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem sekolahnya sangat mendukung dalam pembelajaran. Kepala sekolah, para guru yang dan penduduk sekitar yang ramah, murid-murid yang antusias dalam melakukan pembelajaran maka penulis mememilih ke dua sekolah ini untuk penelitian.

  Penelitian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan dalam penelitian ini yang menggnakan metode inquiri adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran discovery. SDN 1 Jlarem merupakan kelas eksperimen yang akan menggunakan pembelajaran inquiry. SDN 2 Jlarem merupakan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran discovery. Akan tetapi sebelum penelitian, guru yang bersangkutan diberi gambaran umum mengenai metode inquiri dan discovery dalam melakukan langkah-langkah sesui sintaknya. Tujuan ini supaya guru dapat memahami dan berlatih menggunakan masing-masing metode yang akan digunakan untuk penelitian. Penerapan uji coba menggunakan metode ini yaitu pada materi yang digunakan sebelum materi yang digunakan untuk penelitian. Hal ini bertujuan agar dalam proses penelitian yang sebenarnya guru dapat memahami sintak dari metode yang digunakan.

  Pada pelaksanaan penelitian pada siswa kelas 4 di SDN 1 Jlarem dengan metode pembelajaran inquiri pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen ini sudah sesuai dengan RPP dengan improvisasi yang baik dari guru kelas dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung terlihat lebih aktif, siswa antusias untuk bertanya jawab kepada guru, dan tertib dalam melaksanakan diskusi kelompok.

  Penelitian di kelas kontrol SDN 2 Jlarem dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pembelajaran pada siswa kelas 4 ini sudah sesuai dengan RPP siswa juga aktif mengikuti pembelajaran. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa dalam media pembelajaran yang berupa video, sehingga guru harus menggunakan bahasa daerah untuk membantu pemahaman siswa.

  Secara umum pelaksanaan penelitian di kedua SD berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena interaksi yang baik antara guru dan siswa. Siswa di kedua SD juga memiliki sopan santun dan rasa hormat terhadap guru. Sehingga semua intruksi dalam proses pembelajaran dari guru dapat berjalan lancar.

4.2 Hasil Penelitian

  Data hasil penelitian yang diperoleh adalah sekor hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data skor hasil belajar tersebut digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian yang diolah dengan deskripsi data untuk mengetahui distribusi frekensi dan analisis data guna untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Deskripsi data meliputi data posttestdari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t.

4.2.1 Deskripsi Data

  Deskripsi dari hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran hasil penelitian yang diperoleh dari data hasil belajar. Data hasil belajar diperoleh dari skor hasil posttest yang dilakukan sisa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran. Hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dibuat dengan tabel distribusi frekensi. Tabel distribusi frekensi dibuat bertujuan untuk mengetahui persebaran data sekor hasil belajar dan mempermudah dalam mengelompokkan data dalam kelas dengan panjang interval yang sudah dihitung melalui perhitungan matematis.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

  Pengolahan data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori, dan interval untuk membuat tabel distribusi frekuensi. Nilai hasil belajar dari hasil

  

posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik dan lebih mudah dibaca mengenai data tersebut.

  Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil nilai posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode inquiri di SDN 1 Jlarem. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA, menurut Sugiyono (2010: 36) pertama menentukan banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n (jumlah siswa)

  = 1 + 3,3 log 21 = 1 + 3,3 . 1,32 = 1 + 4,36 = 5,36 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

  Range (R) = (nilai maksimal

  • – nilai minimal) + 1 = (100
  • – 65) + 1 = 35 +1 =

  36 Interval (I) =

  Range Banyaknya kelas

  =

  36

  5 = 7,2 = 7

  Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang interval 7, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya sepertiyang terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Kelas 4 SDN 1

  

Jlarem Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015

  No Interval Frekuensi Persentase (%)

  1

  94 5 24%

  • – 100 2 87 - 93

  2 10%

  3

  80 7 33%

  • – 86

  4

  73 4 19%

  • – 79

  5

  66 1 5%

  • – 72

  6

  59 2 10%

  • – 65 Jumlah

  21 100% Berdasarkan dari Tabel 4.1. dapat diketahui pada kelas eksperimen siswa yang mendapat nilai 94 sampai dengan 100 sebanyak 5 anak dengan prosentase

  24%. Siswa yang mendapat nilai 87 sampai dengan 98 sebanyak 2 anak dengan prosentase 10%. Siswa yang mendapat nilai 80 sampai dengan 86 sebanyak 7 anak dengan prosentase 33%. Siswa yang mendapat nilai 73 sampai dengan 79 sebanyak 4 anak dengan prosentase 19%. Siswa yang mendapat nilai 66 sampai dengan 72 sebanyak 1 anak dengan prosentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 59 sampai dengan 65 sebanyak 2 anak dengan prosentase 10%.

  Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas melalui gambar 4.1 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil kelompok eksperimen.

  posttest

Gambar 4.1 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Tahun Ajaran 2014/2015

  Tabel destribusi frekuensi hasil belajar IPA yang selanjutnya adalah hasil dari nilai posttest pada kelompok kontrol yang menggunakan metode discovery di SDN 2 Jlarem. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA, menurut Sugiyono (2010: 36) pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I) dengan rumus seperti berikut ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n (jumlah siswa)

  = 1 + 3,3 log 20 = 1 + 3,3 . 1,30 = 1 + 4,29 = 5,29 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

  Range (R) = (nilai maksimal

  • – nilai minimal) + 1 = (100
  • – 55) + 1 = 45 +1 =

  55

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 94-100 87-93 80-86 73-79 66-72 59-65 24%

  10% 33% 19% 5%

  10% F rek u e n si Interval Nilai Posttest Kelas Eksperimen Range

  Interval (I) =

  Banyaknya kelas

  55 =

  5 =

  11 Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang interval 7, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya sepertiyang terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Kelas 4 SDN 2 Jlarem

  

Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015

  No Interval Frekuensi Persentase (%)

  1

  90 1 5%

  • – 100

  2

  79 6 30%

  • – 89

  3

  68 10 50%

  • – 78

  4

  57 1 5%

  • – 67

  5

  46 2 10%

  • – 56 Jumlah

  20 100% Berdasarkan dari Tabel 4.2. dapat diketahui pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai 90 sampai dengan 100 sebanyak 1 anak dengan prosentase 5%.

  Siswa yang mendapat nilai 79 sampai dengan 89 sebanyak 6 anak dengan prosentase 30%. Siswa yang mendapat nilai 68 sampai dengan 78 sebanyak 10 anak dengan prosentase 50%. Siswa yang mendapat nilai 57 sampai dengan 67 sebanyak 1 anak dengan prosentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 46 sampai dengan 56 sebanyak 2 anak dengan prosentase 10%.

  Gambaran data hasil belajar IPA kelompok kontrol dapat dilihat jelas melalui gambar 4.2 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil

  posttest kelompok kontrol.

Gambar 4.2 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015

  Analisis deskriptif merupakan gambaran umum (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimal, nilai maksimal, mean, dan standar deviasi. Data yang akan di analisis berupa skor hasil belajar IPA dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini analisis deskriptif skor hasil belajar yang diolah menggunakan SPSS 16 disajikan dalam tabel 4.3.

  F rek u e n si Interval Nilai Possttest kelas kontrol

  30% 50% 5% 10%

  10 90-100 79-89 68-78 57-67 46-56 5%

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Deskriptif

  20

  Valid N

  Deviation eksperimen 21 65 100 1745 83.10 10.895 kontrol 20 55 100 1520 76.00 11.192

  N Minimum Maximum Sum Mean Std.

  

Descriptive Statistics

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Tabel: 4.2 olah data hasil belajar IPA menggunakan bantuan SPSS 16,0 for window dapat menunjukkan jumlah responden (N) pada kelas eksperimen sebanyak 21 siswa mempunyai skor minimum 65 sedangkan skor maksimum 100. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 83.10, dengan standar deviasi adalah 10.895. Jumlah responden (N) pada kelas kontrol sebanyak 20 siswa mempunyai skor minimum 55 sedangkan skor maksimum 100 dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 76.00 dengan standar deviasi adalah 11.192. Hasil pengolahan SPSS 16,0 for window diatas dapat memeper jelas gambaran hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.2.2 Uji-T Sebelum dilakukan analisis uji t, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu.

  Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan pada data posttest untuk mengetahui data posttest berdestribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data posttest juga menggunakan tekni One Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdestribusi normal jika signifikan >0,05. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji normalitas nilai post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

  

Tests of Normality

a

  Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

  • eksperimen .141

  20 .200 .942 20 .261 kontrol .182 20 .080 .956 20 .467

  a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

  Berdasarkan Tabel 4.4. tampak bahwa hasil uji normalitas di lihat dari

  

Kolmogrov-Smirnov untuk hasil post test kelas eksperimen skor signifikan sebesar

  0,200. Dan untuk hasil post test kelas kontrol skor signifikan sebesar 0,080. Hasil syarat distribusi data dapat dikatakan normal adalah data memiliki signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post tes pada kelas eksperimen dan post test kelas kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada

gambar 4.3. dan Gambar 4.4 berikut:Gambar 4.3 Persebaran Kenormalan Postest Kelas Eksperimen

  Berdasarkan gambar 4.3 bahwa tingkat persebaran kenormalan postest merata sehingga kelas eksperimen dikatan normal. Kerena dari rentang kenormalan tersebut kelas eksperimen sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 65 sampai dengan skor 100 sehingga dalam pembelajaran siswa tersebut sangat bagus. Dalam tingkat persebaran skor dalam pembelajaran pada kelas eksperimen setelah di beri perlakuan menggunakan metode inquiri.

Gambar 4.4 Persebaran Kenormalan Postest Kelas Kontrol

  Berdasarkan gambar 4.4 persebaran kenormalan postest pada kelas kontrol sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 55 sampai dengan skor maksimal 100 sehingga dalam pembelajaran tersebut menggunakan metode discovery pada kelas kontrol sudah bagus.

  Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai

  

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data

  ini juga menggunakan program SPSS Statistic 16 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Posttest

  

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  .289

  3 39 .594

  Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar 0,594. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05. Atau menunjukkan bahwa 0,594 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan homogen. maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama.

  Pengujian selanjutnya menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil

  

posttest siswa setelah deberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini bertujuan

  untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode inquiry dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode discovery. Data dianalisis menggunakan teknik uji t dengan program SPSS Statistic 16. Tabel 4.6 merupakan uji t hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Tabel 4.6 Hasil Uji T-Test Skor Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

  

Independent Samples Test

  Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Sig. Std. Interval of the

  (2- Mean Error Difference taile Differ Differ

  F Sig. t df

  d) ence ence Lower Upper Nil Equal ai variances .289 .594 2.057 39 .046 7.095 3.449 .118 14.073 assumed Equal variances

  2.056 38.77 .047 7.095 3.452 .112 14.079 not assumed

  Berdasarkan Tabel 4.6. dalam perhitungan pada Independent Sample Test peneliti menggunakan nilai sig (2-tailed). Menurut Priyatno (2010:86) Sig (2- tailed) atau signifikansi two tailed diartikan sebagai pengujian dua arah. Two tailed digunakan untuk membandingkan perbedaan kelompok ekperimen dan kelompok kontrol, apakah kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak dengan memilih salah satu dari dua hipotesis yang telah ditentukan. Alasan menggunakan analisis sig (2-tailed) karena peneliti membandingkan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol untuk menentukan hipotesis yang tepat. Signifikansi bisa ditentukan lewat baris sig (2-tailed). Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka hubungan antara dua kelompok dianggap signifikan. Apabila nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka hubungan antara dua kelompok dianggap tidak signifikan signifikan.

  Perhitungan pada kolom Levene's Test for Equality of Equality Variances pada tabel 4.6 di peroleh nilai F sebesar 0,289 dan nilai probabilitas signifikan 0,594 yang menunjukkan bahwa hasil tersebut lebih besar dari pada 0,05 maka Ho diterima. Dengan melihat asumsi variance sama diperoleh nilai T tabel sebesar 2,057 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan rata-rata instrumern postest yang signifikan terhadap hasil belajar antara kelas ekspermen dan kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri dan metode discovery. Perbedaan rata- ratanya kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol berkisar 0,118 sampai 14,073 dengan perbedaan rata-rata 7,095.

4.3 Uji Hipotesis

  Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan hasil penelitian melalui pengolahan data posstest yang didapat dari kedua kelas. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah adakah perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pmbelajaran menggunakan metode inquiry dengan menggunakan metode discovery. Perbedaan hasil belajar dikatakan signifikan apabila beda rata-rata kedua kelas memiliki signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka belum bisa dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini:

  Ho : Tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan

  saintifik melalui metode inquiry dengan metode discovery terhadap

  hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem Ha : Terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik melalui metode inquiry dengan metode discovery terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem

  Uji t-test yang telah dilakukan menggunakan Independent Sample Test terhadap instrumen post tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,046. Nilai signifikansi (2-tailed) 0,046 lebih kecil dari 0,05 (0,046 < 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik melalui metode

  

inquiry dengan metode discovery hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 1 Jlarem

dan SDN 2 Jlarem Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

  Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana dalam kelas eksperimen diterapkan dangan metode pembelajaran inquiri dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran discovery. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem. Penelitian pertama dilakukan di SDN 1 Jlarem dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri, sekolah ini merupakan kelas eksperimen. Penelitian yang ke dua dilaksanakan di SDN 2 Jlarem dengan menggunakan metode pembelajaran discovery, sekolah ini merupakan kelas kontrol.

  Penelitian ini mencari apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara metode inquiry dan metode discovery. Pelaksanaan penelitian pada siswa kelas 4 di SDN 1 Jlarem menggunakan metode pembelajaran inquiri pada mata

  pelajaran IPA, pokok bahasan Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen ini sudah sesuai dengan RPP dengan improvisasi yang baik dari guru kelas dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung terlihat lebih aktif, siswa antusias untuk bertanya jawab kepada guru, dan tertib dalam melaksanakan diskusi kelompok. Kendala dalam pembelajaran pada kelas eksperimen ini waktu pembelajaran sempat terhambat, karena pada saat penayangan video proyektor tidak dapat menamiplkan gambar pada layar lcd jadi waktu pembelajaran sempat terpotong sedikit tetapi berdasarkan observasi yang dilakukan, guru mengajar pembelajaran dengan metode inqury sudah dilakukan dengan baik atau sesuai pada langkah- langkah pada RPP sehingga proses pembelajaran berjalan dengan tertib dan lancar.

  Penelitian di kelas kontrol SDN 2 Jlarem menggunakan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pembelajaran pada siswa kelas 4 ini sudah sesuai dengan RPP siswa juga aktif mengikuti pembelajaran. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa dalam media pembelajaran yang berupa video, sehingga guru harus menggunakan bahasa daerah untuk membantu pemahaman siswa.

  Soal postest diberikan kepada dua kelompok tersebut setelah kegiatan pembelajaran selesai, yang berupa soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Selanjutnya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut di dapat hasil skor. Cara untuk menghitung hasil skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pengujinnya menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,289 dengan sig 0,594 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi

  

equal variance assumed . Terlihat bahwa skor T tabel sebesar 2,057 dan nilai Sig.

  (2-tailed) sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan rata-rata instrumern postest yang signifikan terhadap hasil belajar antara kelas ekspermen dan kelas kontrol. Perbedaan rata-ratanya kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol berkisar 0,118 sampai 14,073 dengan perbedaan rata-rata 7,095. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan saintifik metode discovery dengan metode inquiry terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Jlarem dan SDN 2 Jlarem Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.

  Hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini terdapat perbedaan dikarenakan adanya penggunaan metode inquiry pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam memahami konsep materi pembelajaran. Di dalam kelompok tersebut siswa mencoba memecahkan permaslahan bersama yang akan mendorong pola pikir kreatif anak dalam memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dalam proses penyelesaian masalah siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran menggunakan metode inquiry ini juga memacu siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelompok lain. Dalam proses presentasi kelompok lain juga ikut aktif dalam menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa setelah menggunakan metode inquiry pada kelas eksperimen.

Dokumen yang terkait

1 PEMANFAATAN INTERNET OLEH SISWA DI SMP NEGERI 1 BULU TEMANGGUNG Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Internet oleh Siswa di SMP Negeri 1 Bulu Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Buku Nirmana dalam Fotografi Flatlay Menggunakan Teori Nirmana

3 5 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama Siswa dalam Pelajaran TIK

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer: Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Kota Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Film Dokumenter Sejarah Terpisahnya Pulau Nusalaut dan Pulau Ambalau di Maluku Menggunakan Teknik Rekonstruksi

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Goa Kreo Ungaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah

0 2 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) dalam Evaluasi Minat terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komputer: Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran

0 8 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendekatan Saintifik - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Yang Signifikan antara Pendekatan Saintifik Metode Discovery dengan Metode Inquiry terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Yang Signifikan antara Pendekatan Saintifik Metode Discovery dengan Metode Inquiry terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Tahun

0 0 17