TAREKAT HAQ NAQSYABANDIYAH DI KALIMANTAN BARAT (Studi Kasus di Kecamatan Pontianak Timur)

TAREKAT HAQ NAQSYABANDIYAH DI KALIMANTAN BARAT (Studi Kasus di Kecamatan Pontianak Timur)

Muh. Gitosaroso

Abstrak

Tulisan ini merupakan upaya mengungkap tarekat Haq Naqsyabandiyah yang ada di Pontianak Timur. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta metode deskriptif fenomenologi, kajian ini mencoba mengungkap dan mengurai fenomena yang terjadi di

masyarakat yang notabenenya sebagai masyarakat tarekat. Salah satu ajaran tarekat adalah diyakini bahwa waktu luang seseorang itu sangatlah berharga dan bernilai serta tidak boleh dibiarkan berlalu sia-sia begitu saja. Waktu luang itu mestilah digunakan untuk

melantunkan zikir kepada Allah Swt. Dalam tarekat Haq Naqsyabandiyah tidak memerlukan banyak berjaga malam dan lapar. Akan tetapi hendaklah mengambil jalan

tengah dalam segala perkara beserta hati yang selalu hadir mengingat Allah, baik menyendiri maupun ketika sedang berkumpul dengan orang banyak, segala sikap dan pergaulan selalu menjadi cerminan seorang yang berakhlak mulia sehingga dipandang

mampu memperbaiki kondisi umat dan bangsa sekarang ini.

Kata Kunci: Tarekat, Haq Naqsyabandiyah

A. Pendahuluan

secara lahir mengalami kesejahteraan. Namun walaupun secara lahir telah

Indonesia sedang membangun terpenuhi, terdapat kekurangan yang

bangsa yang seutuhnya lahir dan dirasakan pada diri bangsa ini, yaitu

batin. Pembangunan lahir yang dapat kurang terpenuhinya kebutuhan batin.

mensejahterakan masyarakat bisa

dengan kekurangan terwujud

kebutuhan batin ini, mereka mulai kebutuhan hidup secara material.

untuk mencari sesuatu yang dapat Pembangunan lahir ini membawa

mengisinya agar menjadi tenang. akibat

meningkatnya penghasilan Terlepas dari itu semua, di

ekonomi. Sehingga

dengan

tengah masyarakat modern umumnya meningkatnya penghasilan atau taraf

jarang kita jumpai hidup bangsa berarti bangsa Indonesia

atau tidak atau tidak

dalam Ilmu Tasawuf. lain-lain. Faktor yang terlihat sebagai

Ushuludin dan Fiqih menjadi penyebabnya antara lain karena

dasar keislaman dengan dilengkapi adanya perang yang berkepanjangan,

ilmu Tasawuf yang merupakan ajaran tenaga kerja yang melimpah tidak

dalam agama Islam, mengajarkan sebanding dengan lapangan kerja

bagaimana seharusnya sikap mental yang sempit, kepadatan penduduk,

manusia dalam berhubungan dengan polusi udara, penghasilan rendah

Tuhannya sebagai pencipta dan sementara itu kebutuhan semakin

dengan sesama manusia beserta alam meningkat, gangguan keamanan serta

lingkungannya yang berpedoman pada persaingan di segala bidang semakin

Al-Qur`an dan al hadis. Dalam tasawuf tinggi.

dikenal tarekat yang merupakan Dalam diri setiap manusia

metode atau cara yang mengacu baik mempunyai

kepada sistem latihan meditasi atau mendapatkan

potensi

untuk

amalan (muraqabah, zikir, wirid dan kebahagiaan baik lahiriyah maupun

ketenangan

atau

yang dihubungkan bathiniyah, sehingga masing-masing

sebagainya)

tokoh-tokoh sufi dan mencari jalan untuk mendapatkan

dengan

organisasi yang tumbuh di seputar kebahagiaan tersebut. Jalan tersebut 1 metode sufi yang khas , dengan

tidak lain adalah agama, yang mampu tarekat di Indonesia banyak tumbuh menuntun

dan berkembang.

ketenangan. Begitu juga sebagai Tarekat tersebut antara lain seorang muslim, tentu memiliki jalan

Nasyabandiyah yang keluar dari ajaran Islam untuk

tarekat

tarekat besar yang menuntun

merupakan

kemudian terpecah di beberapa kebahagiaan. Pokok ajaran Islam

umatnya

menggapai

daerah termasuk Kalimantan Barat. Di meliputi tiga unsur sebagaimana yang

dari tarekat disampaikan Rasulullah, yaitu Iman,

antara

begian

tersebut adalah Islam dan Ihsan. Ketiga unsur tersebut

Naqsyabandiyah

tarekat Haq Naqsyabandiyah di melebur dalam satu kesatuan yang

wilayah Kecamatan Pontianak Timur. tidak dapat dipisahkan, masalah iman

dibahas dalam

ilmu

ushuludin,

1 Brunessen, Martin Van. 1995. Tarekat

masalah Islam dibahas dalam ilmu

Naqsyabandiyah di Indonesia. Mizan. Bandung. Hal 15

Dalam usahanya untuk memberikan dilengkapi Bendahara dan susunan ketenangan rohani pada masyarakat

pengurus lainnya.

dengan metode-metode yang akan kita Setelah melakukan berbagai ungkapkan dalam penelitian ini.

aktivitas, maka untuk menyesuaikan Sehingga dari uraian di atas kita dapat

diri dengan peraturan perundangan lebih jauh mengupas tarekat Haq

yang berlaku, serta untuk memberikan Nasyabandiyah di wilayah kecamatan

ruang gerak yang lebih luas bagi Pontianak Timur, berbeda dengan

yayasan, maka disepakati melakukan penelitian tentang tarekat yang pernah

perubahan nama dan anggaran dasar ada. Yang mana kita akan mengkaji

yayasan.

pengamalan para

murid

yang

merupakan bagian dari bangsa

B. Yayasan Darul Ismu Haq

Indonesia yang sedang menghadapi Yayasan Darul

Ismu Haq masalah yang kompleks.

didirikan berdasarkan Akte Notaris No.

31 tanggal 20 Desember 2006,

A. Yayasan Tarekat

Haq

sebagai tindak lanjut perubahan nama

Naqsyabandiyah

dan anggaran dasar yayasan Tarekat Sejalan dengan perkembangan

Haq Naqsyabandiyah yang didirikan jumlah jamaah yang terus meningkat,

dengan Akte Notaris No. 20 tahun dan untuk memperoleh legalitas

1994 yang berkedudukan di Mataram sebagai

organisasi

sosial

Nusa Tenggara Barat. kemasyarakatan, maka dibentuklah

Darul Ismu Haq berasal dari kata sebuah wadah yang diberi nama

”Darul” yang bermakna rumah atau Yayasan

yang berarti Naqsyabandiyah. Yayasan ini dibentuk

Tarekat

Haq

w adah.

”Ismu”

nama/semangat/cita- cita. Dan ”Haq” berdasarkan Akte Notaris No. 20 tahun

yang bermakna hakekat/kebenaran 1994, yang dikukuhkan oleh Notaris

sejati/kebenaran hakiki. Jadi Darul Lalu Sribawa, SH di Mataram.

Ismu Haq, bermakna: wadah tempat Yayasan

Tarekat

Haq

menyatunya hati, semangat dan cita- Naqsyabandiyah ini diketuai oleh

cita yang sejati/benar dalam meraih Makmun, SH seorang pengacara

kebahagiaan hidup di dunia dan senior di Kota Mataram. Berikut

akhirat. Dengan demikian, yayasan ini Sekretaris Drs. Mahdan dengan Wakil

menjadi wadah untuk menjadikan Sekretaris

Mohammad

Mujib,

semangat, hati dan cita-cita yang semangat, hati dan cita-cita yang

dalam

setiap denyut

Naqsyabandiyah.

kebahagiaan, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.

C. Penamaan Haq Naqsyabandiyah

nama Haq diharapkan

Naqsyabandi oleh Tuan Guru Syaikh pencerahan dan penyegaran rohani

Habibullah dalam dan jasmani bagi ummat muslim

Abdussamad

halaqah dzikir beliau mendapat ilham khususnya dan masyarakat pada

tentang nama tarekat tersebut kejadian umumnya. Maksud tersebut ditempuh

ini terjadi pada tahun 1986 M. melalui kegiatan keagamaan, sosial

adalah untuk dan kemanusiaan, yang dilandasi

Maksudnya

membedakan antara tarekat yang haq pondasi iman, taqwa dan ikhlas

dan batil. Tarekat Haq selalu mengacu dengan mengharapkan ridho Allah

kepada yang batin atau rohani (haq) Swt.

sedangkan tarekat Naqsyabandi yang Visi yayasan Darul Ismu Haq

lainnya menuju kepada yang dzahir adalah ”Terwujudnya pribadi muslim

atau jasmani (batil). yang beriman, cerdas, sejahtera dan

Penambahan kata “Haq” berakhlak mulia ”. Sedangkan Misinya

dimaksudkan untuk menjelaskan jati antara lain ”Meningkatkan pengertian,

dirinya sebagai sebuah thoriqot Al- pemahaman dan pengamalan ajaran

Naqsyabandy sejati yang puritan Islam secara kaffah (syariat, tarekat,

(murni), artinya selalu berpegang hakekat

teguh kepada syari‟at yang bersumber pengenalan, pengkajian, pemahaman

dan makrifat)

melalui

dari al- Qur‟an dan al- Hadits. Hal ini dan pengamalan ajaran tarekat Haq

juga tentunya untuk membedakan diri Naqsyabandiyah secara baik, benar

dengan banyak thoriqot yang mengaku dan berkelanjutan, dalam upaya

namun dalam mendekatkan diri dan menggapai ridho

Al-Naqsyabandy

prakteknya jauh menyimpang dari Allah Swt.

garis-garis yang telah ditetapkan oleh Untuk melaksanakan visi dan

syari‟at Islam.

misi tersebut, maka salah satu

kegiatan yayasan adalah melakukan

pembinaan dan pengembangan ajaran

tarekat Haq Naqsyabandiyah dengan

D. Perguruan

taklim yang

Naqsyabandiyah

beranggotakan 20 sampai 50 orang

Perguruan memiliki ribuan orang

jamaah.

jamaah, tersebar hampir di seluruh Tarekat Haq Naqsyabandiyah Indonesia,

ajarannya berasal dari aliran tarekat diantaranya ada di berbagai belahan

bahkan

sebagian

Naqsyabandiyah yang didirikan oleh dunia.

Syaikh Bahauddin Naqsyabandiyah tersebar di desa,

Naqsyabandiy dari Bukhara (1390 M) kelurahan, kecamatan, kabupaten di

Afrika. Ajaran ini seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat,

di

Jazirah

berkembang di pulau Lombok sejak Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa

1890/1891 dibawa dan Timur, Jawa Tengah, Kalimantan

tahun

dikembangkan oleh Maulana Syaikh Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan

Haji Muhammad Ali Batu dari Selatan, Batam, Riau, Sulawesi

Batubangka Desa Sakra Kecamatan Tengah, Papua dan lain sebagainya.

Sakra, Lombok Timur. Sementara jamaah luar negeri tercatat

Tarekat Haq Naqsyabandiyah antara lain, dari Belanda 3 orang,

berasal dari kata ”tarekat” yang Tunisia 4 orang, Amerika Serikat 4

bermakna jalan, yaitu jalan, metode,

atau cara yang dapat ditempuh orang- (sumber data jamaah Yayasan Darul

orang, dan Malaysia 10 orang.

orang yang sedang berjalan meraih Ismu Haq 2010).

ridho Allah Swt. Hal ini sejalan dengan Untuk melakukan pembinaan

firman Allah Swt di dalam Surah Al-Jin jamaah secara berkesinambungan,

ayat 11 :

maka yayasan membentuk Pengurus Artinya: ”Dan sesungguhnya Besar (PB) Perguruan Tarekat Haq

diantara kami ada orang-orang yang Naqsyabandiyah untuk tingkat Pusat,

shaleh dan diantara kami ada (pula) dan Pengurus Wilayah (PW) untuk

yang tidak demikian halnya. Kami tingkat Provinsi. Pengurus Cabang

menempuh jalan yang berbeda- beda.” (PC) untuk tingkat Kabupaten/Kota,

Kata berikutnya adalah ”haq” Pengurus Anak Cabang (PAC) untuk

berasal dari kata ”hakekat” yang tingkat Kecamatan dan Pengurus

bermakna benar atau kebenaran. Ranting

Tetapi dalam kaitan dengan tarekat ini, Desa/Kelurahan.

yang dimaksud dengan kata ”haq” terdapat kelompok-kelompok dzikir

Disetiap ranting, Disetiap ranting,

putra pertama dari delapan bersaudara Jadi, tujuan perjalanan melalui

dari pasangan Ahmad Hamid dan tarekat pada umumnya dan tarekat

Karsimah (almarhumah). Tepatnya di Haq

bulan Agustus 2001, beliau memulai khususnya, adalah mengupayakan

Naqsyabandiyah

pada

menyebarkan (mensyiarkan) ajaran agar ruh yang diterima dari Allah Swt

Islam, yaitu mengajarkan tarekat ini digunakan di jalan Allah Swt dan

kepada keluarganya yaitu orang dijaga kesuciannya agar saat kembali

saudara-saudaranya, kepada Allah Swt, ruh dalam keadaan

tuanya

dan

dimulai di rumah orang tuanya di Jalan suci seperti saat diterima dari-Nya.

Komyos Sudarso Gang Rambe Jalur D Naqsyabandiyah, berasal dari

No. 87 Komplek Perumahan Pemda nama pendiri tarekat ini, yaitu

Kalbar, Kelurahan Sungai Jawi Luar Bahauddin Naqsyabandi, bermakna

Kecamatan Pontianak Barat, Kota lukisan. Karena pengajaran melalui

Pontianak. Rumah orang tuanya tarekat ini, ditempuh melalui pelukisan

tersebut dijadikan sebagai tempat atau

sekretariat dan sekaligus sebagai dimaksudkan

penggambaran

yang

untuk memudahkan wadah pembinaan ummat Islam yang pengertian, pemahaman, keyakinan

sudah bergabung dengan tarekat Haq dan pengamalan.

Naqsyabandiyah. Hari demi hari Segala

tarekat Haq diterangkan dalam ajaran ini, dilakukan

ini semakin dengan pelukisan atau penggambaran.

Naqsyabandiyah

bertambah banyak dan menyebar di Misalnya, dengan menggunakan tamsil

seantero wilayah Kota Pontianak dan dan ibarat dalam memahami ayat-ayat

Tarekat Haq Allah Swt yang tersurat dan tersirat di

sekitarnya.

Naqsyabandiyah ini besekretariat di dalam al- Qur‟an maupun ayat-ayat

alamat tersebut di atas sampai dengan kauniyah yang tersebar nyata disekitar

akhir tahun 2002.

kita. Kemudian di tahun 2003-2005 sekretariat

tarekat Haq

E. Tarekat Haq Naqsyabandiyah di

Naqsyabandiyah berpindah di Jalan

Kalimantan Barat

Paralel Tol Kelurahan Tanjung Hilir

Tarekat ini dikembangkan di Kecamatan Pontianak Timur dengan Kalimantan Barat oleh Syeikh Agus

mengontrak

rumah masyarakat rumah masyarakat

wilayah Kalimantan Barat. Pengikut luas. Untuk itu pengurus dari tarekat

terbanyak terdapat di Kota Pontianak Haq Naqsyabandiyah berinisistif untuk

dan dari Kabupaten Kubu Raya. mencari tempat khusus pembinaan

(wawancara dengan guru tarekat, jamaah tarekat. Sekretariat baru

selasa, 15 November 2011). tersebut beralamat di Jalan Sungai Landak Timur No. 56 Perumnas IV

F. Dasar-dasar Ajaran Tarekat Haq Naqsabandiyah

Kecamatan Pontianak Timur Kota

Pontianak.

Naqsyabandiyah Sejak tahun 2005 tepatnya di

Penganut

mengenal sebelas asas Thariqah. bulan Desember 2005, sekretariat

Delapan dari asas itu dirumuskan oleh pindah di lokasi baru sampai dengan

al-Khaliq Ghuzdawani, sekarang. Selanjutnya pembangunan

„Abd

sisanya adalah dan renovasi gedung sekretariat baru

sedangkan

penambahan oleh Baha‟ al-Din terus dilakukan demi kenyamanan dan

Naqsyaband. Asas-asas ini disebutkan kemudahan jamaah tarekat dalam

satu per satu dalam banyak risalah, mengikuti pembinaan dan halaqah

termasuk dalam dua kitab pegangan dzikir

tarekat tersebut. Gedung utama para penganut Khalidiyah, Jami sekretariat perguruan tarekat Haq

al- ‟Ushul Fi al-‟Auliya. Kitab karya Naqsyabandiyah sekarang di Jalan

Ahmad Dhiya‟ al-Din Gumusykhanawi Sungai Landak Timur No. 56 itu dibawa pulang dari Makkah oleh

Perumnas IV Pontianak, sudah berdiri tidak sedikit jamaah haji Indonesia dengan megah dua lantai dengan aula

pada akhir abad ke-19 dan awal abad pertemuan yang bisa menampung

ke-20. Kitab yang satu lagi, yaitu jamaah kurang lebih 500 jamaah.

Tanwir al-Qulub oleh Muhammad Amin Pembinaan dan halaqah dzikir tarekat

al-Kurdi dicetak ulang di Singapura dilaksanakan setiap hari Selasa,

dan di Surabaya, dan masih dipakai Kamis dan Sabtu pada pukul 19.00

secara luas. Uraian dalam karya-karya WIB sampai selesai dan tawajjuh

ini sebagian besar mirip dengan uraian dilaksanakan setiap hari Ahad .

Taj al- Din Zakarya (“Kakek” spiritual Jumlah jamaah yang terdata

dari Yusuf Makassar) sebagaimana sampai dengan saat ini kurang lebih

dikutip Trimingham. Masing-masing 2.150

asas dikenal dengan namanya dalam asas dikenal dengan namanya dalam

meninggalkan segala bentuk Khawajagan

(bahasa

para

ketidaksempurnaannya sebagai penganut Naqsyabandiyah India).

dan

kebanyakan

manusia menuju kesadaran akan

hakikatnya sebagai makhluk adalah:

a. Asas- asasnya

mulia atau dengan

1. Hush dar dam : “sadar sewaktu penafsiran lain: suatu perjalanan bernafas”.

fisik, melintasi sekian negeri, konsentrasi:

Suatu

latihan

untuk mencari mursyid yang bersangkutan haruslah sadar

sufi

yang

sejati, kepada siapa seseorang setiap

sepenuhnya pasrah dan dialah menghembuskan nafas, dan

menarik

nafas,

yang akan menjadi perantaranya ketika berhenti sebentar di

Allah Swt antara keduanya. Perhatian pada

dengan

(Gumusykhanawi). nafas dalam keadaan sadar akan

4. Khalwat dar anjuman : “sepi di Allah Swt, memberikan kekuatan

tengah keramaian”. Berbagai spiritual dan membawa orang

memberikan lebih hampir kepada Allah; lupa

pengarang

bermacam tafsiran, beberapa atau kurang perhatian berarti

pada konsep kematian spiritual dan membawa

dekat

“innerweltliche Askese” dalam orang jauh dari Allah Swt (al-

sosiologi agama Max Weber. Kurdi).

Khalwat bermakna menyepinya

2. Nazar bar qadam : “menjaga seorang pertapa, anjuman dapat langkah”. Sewaktu berjalan, sang

berarti perkumpulan tertentu. murid

Beberapa orang mengartikan langkah-langkahnya,

haruslah

menjaga

asas ini sebagai “menyibukkan duduk memandang lurus ke

sewaktu

diri dengan terus menerus depan, demikianlah agar supaya

dzikir tanpa tujuan-tujuan (ruhani)-nya tidak

membaca

memperhatikan hal-hal lainnya dikacaukan oleh segala hal di

bahkan sewaktu berada di sekelilingnya yang tidak relevan.

tengah keramaian orang”; yang

mengartikan sebagai perjalanan

3. Safar dar watan : “melakukan

lain

perintah untuk turut serta secara kelahirannya”.

di

tanah

dalam kehidupan perjalanan

bermasyarakat, sementara pada bermasyarakat, sementara pada

keridlaan-Mulah yang terpaut kepada Allah Swt saja

dan

kuharapkan). Sewaktu dan selalu wara‟. Keterlibatan

mengucapkan dzikir, arti dari banyak kaum Naqsyabandiyah

kalimat ini haruslah senantiasa secara

berada di hati seseorang, untuk dilegitimasikan (dan mungkin

aktif dalam

politik

mengarahkan perasaannya yang dirangsang) dengan mengacu

halus kepada Tuhan semata. kepada asas ini.

7. Nigah dasyt : “waspada”. Yaitu

5. Yad kard : “ingat”, “menyebut”. menjaga pikiran dan perasaan Terus-menerus

terus-menerus sewaktu nama Allah, dzikir tauhid (berisi

mengulangi

melakukan dzikir tauhid, untuk formula la ilaha illallah), atau

mencegah agar pikiran dan formula dzikir lainnya yang

perasaan tidak menyimpang dari diberikan oleh guru seseorang,

kesadaran yang tetap akan dalam hati atau dengan lisan.

Tuhan, dan untuk memelihara Oleh sebab itu, bagi penganut

pikiran dan perilaku seseorang Naqsyabandiyah, dzikir itu tidak

agar sesuai dengan makna dilakukan sebatas berjamaah

tersebut. Al-Kurdi ataupun

kalimat

mengutip seorang guru (anonim): shalat, tetapi harus terus-

sendirian

sehabis

“Kujaga hatiku selama sepuluh menerus, agar di dalam hati

hari; kemudian hatiku menjagaku bersemayam kesadaran akan

selama dua puluh tahun.” Allah Swt yang permanen.

8. Yad dasyt : “mengingat kembali”.

Penglihatan yang diberkahi: memperbarui”.

6. Baz gasyt: “kembali”,

secara langsung menangkap Zat mengendalikan hati supaya tidak

Demi

Allah, yang berbeda dari sifat- condong kepada hal-hal yang

nama-namanya; menyimpang (melantur), sang

sifat

dan

mengalami bahwa segalanya murid harus membaca setelah

berasal dari Allah Yang Esa dan dzikir tauhid atau ketika berhenti

beraneka ragam ciptaan terus sebentar di antara dua nafas,

berlanjut ke tak berhingga. formula ilahi anta maqsudi wa

Penglihatan ini ternyata hanya ridlaka mathlubi (Ya Tuhanku,

dalam keadaan Engkaulah tempatku memohon

mungkin mungkin

atasnya.

b. Asas-asas Tambahan dari Baha al- Din Naqsyabandi:

G. Pokok

Ajaran

Tarekat Haq

1. Wuquf-I zamani : “memeriksa

Naqsyabandiyah

penggunaan waktu seseorang”.

a. Mengenal Hakekat Diri Mengamati

Mengenal hakekat diri artinya bagaimana

secara

teratur

mengenal atau mengetahui sesuatu menghabiskan waktunya. (Al-

seseorang

yang ada di dalam diri. Diri manusia Kurdi menyarankan agar ini

terdiri dari jasmani dan rohani. Diri dikerjakan setiap dua atau tiga

yang jasmani, sudah dikenalkan jam).

sejak umur balita oleh orang tua

I „adadi: “memeriksa kita. Dikenalkan mana yang disebut hitungan

2. Wuquf-

kaki, tangan, perut, kepala, telinga, Dengan hati-hati beberapa kali

dziki r

seseorang”.

lain sebagainya. seseorang mengulangi kalimat

mata

dan

tentang jasmani dzikir

Pengenalan

diperdalam lagi di sekolah, mulai mengembara ke mana-mana).

(tanpa

pikirannya

tingkat taman kanak-kanak sampai Dzikir itu diucapkan dalam

dengan perguruan tinggi. Kita jumlah hitungan ganjil yang telah

diajarkan tentang anatomi manusia, ditetapkan sebelumnya.

seperti jantung, paru, limpa, hati,

3. Wuquf-I qalbi : “menjaga hati ginjal, usus besar, usus kecil, usus tetap

halus dan lain sebagainya. membayangkan hati seseorang

terkontrol”.

Dengan

Pengenalan tentang rohani, (yang di dalamnya secara batin

disingkat roh, atau ada yang dzikir ditempatkan) berada di

menyebutnya jiwa, nyawa, atau hadirat Allah Swt, maka hati itu

hati, masih banyak istilah lainnya, tidak sadar akan yang lain

yang merupakan hakekat diri yang kecuali Allah Swt, dan dengan

sebenarnya. Dengan demikian, kita demikian perhatian seseorang

sudah memiliki rohani, jiwa, nyawa, secara

yang disebut sebagai diri yang dengan dzikir dan maknanya. Taj

sempurna

selaras

sebenarnya. Tetapi persoalannya, al-Din

tidak semua orang mengenal membayangkan gambar hati

menganjurkan

untuk

nyawanya, jiwanya, rohnya (rohani).

Pengetahuan tentang

Ada dua macam dzikir yaitu: dianggapnya hanya milik Allah.

roh

1. Dzikir ism al-dzat, “mengingat Manusia tidak boleh mengenalnya.

yang haqiqi” dan dzikir tauhid, ” Sebagai

keesaan”. yang mengabaikan anugerah Allah Swt

duluan terdiri dari pengucapan miliknya yang sangat berharga

Allah berulang-ulang tersebut. Apabila badannya sakit

asma

dalam hati, ribuan kali (dihitung sedikit saja, ia akan segera datang

tasbih), sambil ke dokter. Bila sakitnya agak berat,

dengan

memusatkan perhatian kepada ia

Tuhan semata. spesialis

akan mengunjungi

dokter

2. Dzikir Tauhid (juga dzikir tahlil penyembuhan.

untuk

mencari

atau dzikir nafty wa itsbat) terdiri atas bacaan perlahan disertai

b. Dzikir dan Wirid

pengaturan nafas, Seperti kebanyakan tarekat

dengan

kalimat la ilaha illa llah, yang lainnya,

seperti berulang-ulang menyebut nama

menggambar jalan (garis) Tuhan ataupun menyatakan kalimat

tubuh. Bunyi la la ilaha illallah. Tujuan latihan itu

melalui

permulaan digambar dari daerah ialah untuk mencapai kesadaran

pusar terus ke hati sampai ke akan Tuhan yang lebih langsung

ubun-ubun. Bunyi Ilaha turun ke dan permanen. Pertama sekali,

kanan dan berhenti pada ujung Tarekat

Naqsyabandiyah bahu kanan. Di situ, kata membedakan dirinya dengan aliran

berikutnya, illa dimulai dengan lain dalam hal dzikir yang lazimnya

turun melewati bidang dada, adalah

sampai ke jantung, dan ke arah “tersembunyi”, atau qalbi, ” dalam

jantung inilah kata Allah di hati”), sebagai lawan dari dzikir

hujamkan dengan sekuat tenaga. keras (dhahri) yang lebih disukai

Orang membayangkan jantung tarekat-tarekat lain. Kedua, jumlah

itu mendenyutkan nama Allah hitungan

dan membara, memusnahkan diamalkan lebih banyak pada

segala kotoran yang ada di Tarekat Naqsyabandiyah daripada

dalamnya.

kebanyakan tarekat lain. Tujuh tingkatan dzikir ini adalah : kebanyakan tarekat lain. Tujuh tingkatan dzikir ini adalah :

1. Mukasyah. Mula-mula

dzikir

tiga.

sebanyak 5000 kali sehari

4. Waqaf Qalbi

semalam. Kemudian melaporkan

5. Ahadiah

kepada syeikh untuk di naikkan

6. Ma‟iah

7. Tahlil, Setelah sampai pada semalam. Dzikir 5000 dan 6000

zikirnya menjadi 6000 kali sehari-

maqam terakhir ini maka sang itu dinamakan maqam pertama.

murid tersebut akan memperolah

2. lathifah ( jamak latha‟if), dzikir ini gelar khalifah, dengan ijazah dan antara 7000 hingga 11.000 kali

berkewajiban menyebarluaskan sehari-semalam. Terbagi kepada

ajaran tarekat ini dan boleh tujuh macam yaitu qalb (hati),

memimpin yang dinamakan oleh ruh (jiwa), sirr (nurani terdalam),

mursyid.

khafi (kedalaman tersembunyi), akhfa

c. Amalan Dzikrullah tersembunyi), dan nafs nathiqah

(kedalaman

paling

bermakna ingat. (akal budi),. Lathifah ketujuh, kull

Dzikir

Dzirullah yaitu ingat kepada Allah jasad

Swt. Dzikir memiliki peran strategis merupakan titik tetapi luasnya

sebetulnya

tidak

untuk menjadikan hati bersih, meliputi seluruh tubuh. Bila

tenang, tenteram dan damai. seseorang

Ketiadaan dzikir menyebabkan tingkat dzikir yang sesuai dengan

telah

mencapai

kegalauan, kegelisahan, baik dalam lathifah terakhir ini, seluruh tubuh

menapaki hidup di dunia maupun di akan bergetar dalam nama

akhirat. Ketiadaan dzikir akan Tuhan. Ternyata latha‟if pun

menyebabkan seseorang alpa akan persis serupa dengan cakra

hakekat dirinya, sehingga ia berani dalam teori yoga. Memang, titik-

dan bersikap titik itu letaknya berbeda pada

bertindak

bertentangan dengan ketentuan tubuh, tetapi peranan dalam

Allah Sang Penciptanya. psikologi dan teknik meditasi

1. Perintah Dzikir seluruhnya sama saja.

Sebagai wujud kasih sayang

3. Nafi‟ Itsbat, pada tahap ini, atas kepada hamba-Nya, maka Allah pertimbangan syeikh, diteruskan

Swt memerintahkan agar dzikir dzikirnya dengan kalimat la ilaha

dilaksanakan secara dilaksanakan secara

berkekalan dan istiqamah,

dzikir

berkesinambungan. berkesinambungan, maka Allah

dan

b. Dzikir Qalbu Swt menjanjikan ketenteraman

Dzikir qalbu atau dzikir hati hati bagi pelakunya. Mengingat

disebut juga dzikir rahasia pentingnya hal tersebut, maka

atau dzikir siir atau dzikir khofi guru atau pembimbing tarekat

adalah dzikir yang mula selalu

pertama diajarkan sang guru muridnya

menekankan

agar

pada saat ditawajjuh atau di dzikrullah

untuk

melakukan

wisuda. Dzikir siir dilakukan berkelanjutan, baik dilakukan

secara

teratur,

oleh murid/jamaah sesuai sendiri,

jenjang maqomnya. Maqom berjamaah.

ataupun

secara

ditentukan berdasarkan posisi

a. Waktu berdzikir rohanis murid/jamaah. Tiap Dzikrullah yang dilakukan

tingkatan, memiliki pengantar umumnya

dikategorikan pembuka hakekat dan lafadz sebagai dzikir qalbu atau

dzikir berbeda. Demikian juga dzikir hati dan sering disebut

dengan sikap saat berdzikir dengan dzikir rahasia atau sir.

ada beberapa perbedaan. Dzikir jenis ini dapat dilakukan

Kebiasaan dan lafadz dzikir secara

siir inilah yang mewarnai kelompok.

individu

ataupun

dzikir sang murid/jamaah, pelaksanaannya adalah setiap

Waktu

dalam segala situasi dan selesai shalat, baik fardhu

keadaan. Di jalan, di rumah, di ataupun

dapur, di sawah, di pabrik, di Jumlahnya tidak ditentukan,

shalat

sunnah.

kantor, bahkan pada saat semakin

semakin baik. Melakukan

c. Dzikir Jahar dzikir ba‟da shalat fardhu

Dzikir lisan atau tahlul lisan sangat dianjurkan, khususnya

dilakukan oleh perorangan ba‟da shalat Subuh dan

kelompok, dan Maghrib atau shalat tahajjud.

maupun

disebut dzikir jahar. Dzikir Hal ini dapat untuk sebagai

jahar yang disebut juga dzikir jahar yang disebut juga dzikir

d. Maqom/kedudukan batin dilakukan baik pagi maupun

Dzikir dan ibadah lainnya malam hari. Biasanya setelah

murid/jamaah shalat fardhu lima waktu,

seorang

dilaksanakan berdasarkan terutama sekali ba‟da shalat

maqom, yaitu kedudukan Shubuh, Maghrib atau Isya.

batin. Maqom diberikan dan TGH.

Abdussamad ditentukan oleh guru Habibullah,

berdasarkan hasil menganjurkan

sangat

jamaahnya pengamatan guru terhadap melakukan dzikir jahar secara

batin seorang berjamaah. Dzikir berjamaah

kemajuan

murid/jamaah. disamping

mempererat persaudaraan

d. Melaksanakan Shalat Khusyuk jamaah,

sesama

Setelah melakukan tawajjuh sebagai wahana

juga

sekaligus

memasuki ajaran tarekat Haq untuk masyarakat sekitar.

dakwah

Naqsyabandiyah, maka berbagai Oleh karena itu maka setiap

penjelasan yang berkaitan dengan Kamis malam atau malam

pelaksanaan ibadah, khususnya Jumat, secara tetap dilakukan

ibadah shalat harus diikuti dengan dzikir bersama. Bertempat di

cermat. Betapa tidak, ibadah shalat markas dakwah Perguruan

yang sudah dikerjakan sebelumnya, Tarekat Haq Naqsyabandiyah

harus siap dikoreksi dan dilakukan Pontianak.

perbaikan seperlunya. Hal ini Pelaksanaan dzikir jahar:

penting, karena sering kali shalat Dzikir jahar diawali dengan

yang dilakukan sebelumnya hanya pembukaan

merupakan kebiasaan rutin dan sesuai maqom sang murid.

hakekat

diri

tidak pernah dipikirkan dengan Dilanjutkan dengan membaca

cermat, tentang syarat, rukun, sah pembukaan sebagai berikut:

dan batalnya shalat. Bisa jadi, Mohon syafaat pada: Ila

mengerjakan shalat, hanya sekedar hadirotin nabiyyil mustafa

mengikuti contoh dan pendapat Muhammad Saw.

orang lain tanpa pernah mendalami atau mengkajinya.

bila Allah Swt murka, yang

Saat ini jamaah tarekat/murid

dan

dampaknya sangat dahsyat dalam mengkaji,

bersangkutan

diminta

kehidupan keseharian kita di dunia kemudian mengamalkan shalatnya

mempelajari

dan

maupun kehidupan yang buruk di dengan berdasarkan pengetahuan,

akhirat.

pemahaman dan keyakinan yang Dengan memperhatikan ayat pasti dan ditegakkan dengan

al- Qur‟an dan hadits Rasulullah khusyuk. Bahasan tentang shalat

Saw, tentang perintah, penjelasan dalam risalah ini, lebih diarahkan

peringatan dalam untuk mengkaji secara sekilas

dan

shalat, maka upaya mencapai shalat khusyuk,

melaksanakan

pembimbing/mursyid sangat sebagaimana sering ditekankan

jamaahnya untuk oleh pembimbing (guru tarekat)

menekankan

melaksanakan shalat khusyuk dan dalam setiap pengajian yang

kekeliruan dalam dilaksanakan.

mencegah

melaksanakannya. Khusyuk adalah keadaan hati

Ketentuan syarat dan rukun yang selalu hadir/ingat secara

shalat harus ditegakkan dengan berkesinambungan kepada Allah

baik, begitu pula sah dan batalnya Swt sejak niat diawali shalat dan

harus dipahami dengan benar. Hal mengucapkan salam pada akhir

yang menjadi syarat sahnya shalat, upacara shalat. Hati selalu hadir

harus dikaji, dicermati, dipahami, atau ingat dalam shalat adalah

dan dilaksanakan dengan baik. karena Allah Swt memerintahkan

Seluruh syarat tersebut merupakan manusia mendirikan shalat, untuk

satu kesatuan, ia tidak bisa mengingati-Nya. Manakala ketika

dilepaskan satu dengan lainnya. shalat, tetapi tidak ingat kepada

Rusak yang satu, akan merusak Allah Swt, maka disebut lalai dalam

syarat sah yang lainnya. Badan shalatnya. Jika lalai, berarti belum

dalam keadaan najis, misalnya, melaksanakan perintah dengan baik

akan menyebabkan shalat tidak dan jika perintah tidak dilaksanakan

sah, walaupun persyaratan lainnya dengan baik, maka shalatnya

terpenuhi.

tertolak. Jika shalatnya tertolak, Dengan tidak mengabaikan maka bahaya mengancam kita.

syarat yang lainnya, guru sangat Bahayanya adalah murka Allah Swt,

menekankan

perlunya jamaah perlunya jamaah

haulaa walaa quwata illa billah ” bersuci, yaitu suci dari hadats besar

perihal

tiada berdaya tanpa pertolongan maupun kecil.

dan ridho Allah Swt. Untuk

pemahaman dan Berkaitan dengan syarat sahnya

1. Bersuci

mencapai

penghayatan yang baik, maka shalat, maka ada beberapa hal

guru selalui mengedepankan yang

bahasa kaum, yaitu bahasa yang misalnya masalah bersuci, bebas

perlu

diperhatikan,

mudah dimengerti oleh jamaah dari hadats besar maupun kecil.

tarekat. Karenanya, seringkali Hadas besar adalah terjadinya

niat, menggunakan suatu perkara yang mewajibkan

lafadz

bahasa daerah atau bahasa untuk junub/mandi bercsuci.

dimengerti jamaah Sedangkan hadats kecil adalah

yang

bersangkutan. suatu

Untuk niat Istinja batin, guru menyebabkan

perkara

yang

mengajarkan lafadz niat sebagai berwudhu.

Dalam mendirikan

”Bismillahirrahmaanirrahiim, diwajibkan untuk suci dari hadits

shalat,

nawaitu istin jaa‟i, banyu suci, besar maupun kecil. Untuk

badan suci sempurna, yaqin masalah ini mursyid/pembimbing

ikhlas kepada Allah Swt”. tarekat mengajarkan lafadz niat

Artinya: ”Sengaja melakukan dan bagaimana bersuci untuk

Istinja‟/bersuci dengan air yang hadats besar dan kecil secara

suci, untuk menjadikan badan hakekat

jasmani dan rohani suci dengan melaksanakan mandi bersih atau

makrifat.

Dalam

sempurna, yakin akan capaian hadats besar dan berwudhu atau

kebersihan dan kesuciannya dan hadats kecil, haruslah dilakukan

ikhlas membersihkan segala dengan baik sesuai dengan

sesuatunya kepada Allah Swt. syarat dan rukunnya. Lafadz niat

Untuk niat berwudhu, secara yang diucapkan, dihayati dan

lafadznya adalah diyakini makna yang terkandung

hakekat,

berikut: didalamnya.

sebagai

”Bismillahirrahmanirrahiim, Disamping itu, harus senantiasa

hakekatul wudllu mengedepankan iktikad ”Laa

Nawaitu

minnuril asma Allah min awwal minnuril asma Allah min awwal

menemukan arah kiblat. dengan nur/cahaya nama Allah,

Sementara itu, sahnya shalat, fardhu/wajib semata karena Allah

secara ruhaniyah, diperoleh Swt.

bila seseorang Dengan

hanya

senantiasa fokus, konsentrasi tersebut,

mengamalkan

niat

dan tidak berpaling walau bahwa kebersihan yang dicapai

maka

diiktiqadkan

sesaat dari Allah Swt sebagai adalah dhahir dan bathin. Karena

kiblat ruhaniyahnya. itu, syarat dan rukun bersihnya

c. Melaksanakan Rukun Shalat dhahir dilaksanakan dan syarat

Shalat memiliki 13 rukun, bersihnya

pada urutan pertama adalah ditegakkan.

bathin

muthlak

niat, yang kedua berdiri tegak menghadap kiblat. Ketiga

2. Menghadap Kiblat adalah melakukan takbiratul Syarat sah shalat lain yang

disusul rukun menjadi perhatian sang mursyid

ikhram,

keempat membaca surah al- adalah masalah kiblat. Menurut

Fatihah, memasuki rukun mursyid, pengertian menghadap

kelima adalah ruku dengan kiblat ada dua, yaitu :

tumakninah. Keenam, i‟tidal

dengan tumakninah juga, menghadapnya badan atau

a. Kiblat Jasadiyah

yaitu

rukun ketujuh jasad ke arah ka‟bah/baitullah

disusul

melakukan dua sujud dan secara

kedelapan duduk diantara dua menghadap Baitullah atau se

dhahir.

Badan

sujud. Kesembilan tasyahud arah dengannya.

akhir, kesepuluh membaca

tasyahud akhir, kesebelas menghadapnya jiwa dan raga

b. Kiblat Ruhaniyah

yaitu

membaca shalawat atas nabi, hanya kepada Allah Swt

kedua belas salam dan semata.

terakhir adalah tertib. Karenanya,

Ketiga belas rukun tersebut, dilakukan tidak menghadap

shalat

yang

dikelompokkan menjadi tiga kiblat, tidak sah, kecuali

bagian aktivitas, yaitu: dilakukan oleh orang yang bagian aktivitas, yaitu: dilakukan oleh orang yang

pula dengan imam ikut berdiri tugas untuk menegakkan

dan mengambil posisi di niat. Niat dilakukan oleh

depan jamaah. Imam yang hati, lembut, tersembunyi,

sudah berdiri tegak, kemudian bebas dari huruf dan kata.

berbalik menghadap jamaah Hati inilah yang akan

membelakangi kiblat, seraya menjaga

Rapatkan dan shalat dari awal, yang

kekhusyukan

berseru:

luruskan shaf. Sesungguhnya dimulai

merapatkan dan meluruskan sampai

dengan

niat

shaf adalah untuk mencapai mengucapkan

dengan

kesempurnaan shalat. sebagai penutup.

salam

Kadang bukan itu saja, imam

b. Kedua: Pekerjaan kemudian menengok ke kiri lidah/lisan, tugas yang

kanan, sambil diemban lidah atau lisan

dan

mengingatkan jamaah untuk adalah

menyuarakan mengisi shaf yang kelihatan lafadz

belum rapat, baru kemudian Fatihah dan ayat al- Qur‟an

pembacaan

al-

berbalik menghadap kiblat lainnya serta pembacaan

kembali, membaca niat dan tasbih,

takbiratul ikhram. sebagainya.

sholawat

dan

e. Menamatkan Shalat

c. Ketiga: Pekerjanan Melaksanakan tarekat, bagi badan/jasad, tugas yang

sebagian orang diidentikkan diemban

jasad/badan dengan manamatkan shalat. dalam shalat antara lain

Artinya, banyak kalangan berdiri, melakukan takbir,

berpendapat bahwa orang rukuk,

mengikuti matode sebagainya.

tarekat dalam mendekatkan

d. Perintah Merapatkan Shaf diri kepada Allah Swt, pada Ada banyak kecenderungan

ujung perjalanannya adalah sewaktu

mempelajari bagaimana iqomah

shalat,

setelah

dikumandangkan, caranya agar tidak lagi jamaah

berdiri

dan

melaksanakan shalat fardhu melaksanakan shalat fardhu

jasmani maupun secara rohani. setelah mengikuti pelajaran

biasanya

banyak

Penekanannya adalah menanamkan tarekat, mereka tidak lagi

keyakinan bahwa dibalik badan/jasad mengerjakan shalat secara

ini, haruslah disadari ada badan syariat, yaitu menegakkan

halus yang disebut dengan rohani. shalat dan rukunnya.

Badan kasar seperti badan yang Belajar tarekat adalah untuk

terdiri dari kulit, daging, tulang, darah, memperbaiki

bisa hidup karena adanya rohani atau menyempurnakan

shalat,

menghidupkannya. shalat, untuk mempercepat

Sementara hati, jantung, limpa, ginjal, pencapaian dengan Allah Swt

usus, perut besar, perut kecil dan yaitu terus meningkatkan

perlengkapan lainnya, bentuk dan ibadah

fungsinya tidak beda dengan jantung, meningkatkan kualitas dan

shalatnya

hati, limpa dan lainnya yang dimiliki kuantitas shalat dan diiringi

binatang/hewan.

dengan dzikir kepada Allah Rohani atau roh atau nyawa Swt.

berasal langsung dari Allah. Inna Dengan demikian,

lillaahi wa inna Ilaihi Raajiuun, kita wajib tidak bisa ditawar yaitu

shalat

berasal dari Allah dan akan kembali wajib dilaksanakan dengan

Allah Swt. Sementara berkelanjutan

kepada

badan/jasad yang kasar diciptakan kesinambungan. Tepat waktu,

dan

Allah dan berproses dari saripati caranya

tumbuh-tumbuhan. Manakala badan pelaksanaannya, tertib rukun

benar

dalam

halus atau roh atau nyawa yang dan syarat sahnya, inilah yang

Allah memenuhi dinamakan

berasal

dari

panggilan Allah untuk langsung menamatkan shalat.

dengan

kembali

kepada-Nya, maka

badan/jasad

yang kasar akan

H. Pengantar Makrifat

kembali ke sumber kejadiannya yaitu kubur atau tanah.

Apabila mempelajari ajaran Roh atau nyawa tetap hidup, ia

tarekat haq naqsyabandiyah ini, bersumber dari Yang Maha Hidup. Ia

maka langkah

pertama

yang

yang menghidupkan jasad, ia yang ditekankan adalah mengenal hakekat yang menghidupkan jasad, ia yang ditekankan adalah mengenal hakekat

cahaya atau energi untuk seisi alam dimintai pertanggung jawaban atas

jagat raya ini. Jagat raya yang terdiri kehidupan yang diterimanya. Ia yang

dari alam yang nyata dan alam yang akan memperoleh bahagia dan ia

ghaib, yang kita ketahui atau tidak pula yang mendapatkan siksa sesuai

kita ketahui, dan kesemuanya hidup dengan amal ibadah yang dilakukan

dan dihidupkan dengan nur atau dalam kehidupannya. Sementara itu,

energi yang bersumber dari Allah jasad yang bersumber dari saripati

Swt. Jikalau boleh mengambil tanah akan kembali ke tanah. Ia akan

perumpamaan, bumi, langit dan jagat kembali ke asalnya. Ia akan lebur

raya seisinya adalah alam nyata, menjadi saripati yang menghidupkan

alam yang nampak, alam yang maha tetumbuhan-tetumbuhan

luas, sementara itu alam jagat raya menghidupkan manusia dan hewan

yang

yang tidak kita ketahui lebih luas lagi. diatas dunia ini. Ia akan mengalami

ingin memperoleh proses daur ulang yang tiada

Bila

betapa luas dan berkesudahan.

gambaran

dahsyatnya alam jagat raya ciptaan Dengan demikian, haruslah

Allah, cobalah membuka internet, disadari bahwa badan kasar manusia

dengan mudah kita memperoleh hanyalah sebuah wadah atau tempat

gambaran bahwa bermilyar bintang- bagi

gemintang tersebar di alam ini, yang menghidupkan badan. Ia merupakan

rohani. Rohanilah

yang

nampak dan yang tidak nampak, nur atau energi yang menghidupkan.

yang dikenal maupun yang belum Nur ini mengalir pada aliran darah

dikenal. Kesemuanya tergambar dan sampai kesetiap saraf dan setiap

jelas, rinci dan runtut raut. relung tubuh manusia. Dengan

Sementara itu, alam ghaib adanya nur yang merupakan sumber

digambarkan Allah Swt di dalam al- energi tersebut, seluruh saraf dan

Qur‟an, luasnya seluas tujuh kali tiap bagian tubuh manusia menjadi

luasnya langit dan bumi, baik yang hidup dan bergerak.

sudah diketahui maupun yang belum Secara

diketahui. Padahal yang kita ketahui menerangkan hal ini melalui sebuah

lewat ilmu pengetahuan sudah perumpamaan di dalam al- Qur‟an

teramat sangat luas. Sementara yang surah an-Nur ayat 35: teramat sangat luas. Sementara yang surah an-Nur ayat 35:

pada orang tersebut. Roh itu yang Ada

menghidupkan. Apabila roh ditarik mengatakan bahwa manusia hidup

sebagian

orang

oleh pemiliknya, maka badan menjadi karena makan dan minuman. Tanpa

layu seluruh perangkat yang ada makan atau minum seseorang akan

dalam tubuh berhenti berfungsi. menderita sakit dan pada akhirnya

Manusia menjadi mati/mayit. akan meninggal dunia. Hal itu yang terjadi secara kasat mata, seolah

I. Tawajjuh

tanpa makan dan minum seseorang Tawajjuh berasal dari kata

akan meninggal dunia. Padahal ”tawajjaha-yatawajjahu” yang berarti banyak orang yang selama berhari-

menghadap atau mengarah. Kata ini hari,

bahkan berminggu-minggu juga dapat dimaknai sebagai arah

tetapi ia tetap hidup sehat. Hal ini pandang, pemikiran atau madzhab dan

terjadi pada orang-orang yang sebagainya. Dalam kaitan dengan

melakukan pendekatan dengan Allah tawajjuh yang dilaksanakan Perguruan

melalui tarekat/tasawuf. Ia hidup Tarekat Haq Naqsyabandiyah, maka

walau nyaris tanpa makan dan tawajjuh dimaknai sebagai awal

minum yang berarti nafasnya masih bimbingan bagi salik/murid untuk dapat

berlanjut, jantungnya

masih

dan mantap menghadapkan jiwa/hati berdenyut,

nyawanya

masih

batinnya hanya kepada Allah Swt. bertahan.

diperkenalkan Sebaliknya banyak orang yang

Salik/murid

hakikat dirinya yang secara fisik cukup sehat, pagi hari

tentang

sebenarnya. Diri yang ada dalam senam, berolah raga, sarapan, tetapi

dirinya, diri yang dapat mengenal Allah secara

tiba-tiba

diumumkan

Swt, diri yang selalu dekat dengan meninggal dunia. Badannya kaku,

Allah Swt, diri yang berasal dari Allah nafasnya lenyap, degup jantungnya

Swt dan akan kembali kepada Allah hilang, dan nyawanya sudah kembali

Swt. Proses tawajjuh/wisuda dilakukan kepada

Yang Maha

Memiliki

untuk satu atau beberapa orang Segalanya.

sekaligus. Memasuki Menyadari hal tersebut, maka

salik/murid

ruangan tawajjuh, salik dituntut suci jelaslah

yang

menyebabkan

dari hadats kecil maupun besar. Hati seseorang hidup atau mati, adalah

dan pikiran fokus pada tujuan, ingin dan pikiran fokus pada tujuan, ingin

b. Sanggup menjauhkan diri dari Kegiatan diawali dengan pengajian

maksiat, seperti tentang hakikat diri manusia.

perbuatan

melakukan perzinahan, meminum Tawajjuh dilakukan pada awal

yang mamabukkan, memasuki pengajaran dan pada saat

minuman

kebohongan, penganiayaan dan pergantian

lain sebagainya. penyegaran tawajjuh atau disebut juga

maqom.

Sedangkan

c. Sanggup menjauhkan diri dari pembaharuan,

segala perbuatan syirik. seminggu atau dua minggu sekali. Hal

dilakukan

berkala,

d. Tidak melakukan perbuatan yang ini dimaksudkan agar petunjuk yang

dengan hukum diberikan dan penjelasan yang sudah

bertentangan

negara republik Indonesia, serta diterangkan dapat dipahami dan

tidak melakukan perbuatan yang dilaksanakan dengan baik.

menimbulkan kekacauan di Penjelasan yang diberikan guru

masyarakat.

e. Ikhlas menyerahkan diri kepada tenang, sabar dan penuh perhatian.

harus didengarkan dengan cermat,

swt, dan tidak akan Nasehat untuk menjauhi larangan

Allah

memalingkan diri dari-Nya. Allah dan menegakkan ibadah dengan

f. Ridho menerima segala macam baik dan benar serta berkualitas dan

penghinaan serta tidak akan juga menegakkan amalan dzikir

pembalasan berkelanjutan menjadi pokok nasehat

mengadakan

kepadanya.

yang diberikan. Oleh sebab itu,

g. Sanggaup menahan diri dari segala sebelum ditawajjuh, salik diminta

nafsu amarah, tamak, ujub, ria serta mempelajari, mengkaji dan mengerti

menjauhi sifat pemboros dan serta memahami, memantapkan tekad

pebuatan bid‟ah/sesat. di hati untuk selalu siap melaksanakan

gambaran awal perintah dan menjauhi larangan Allah

Demikian

pengenalan dari salik dan beberapa sebagai syarat utama untuk dapat

hal pokok yang wajib ditegakkan mendekatkan diri dan memperoleh

dalam perjalanan mendekatkan diri ridho-Nya.

dan berupaya meraih ridho-Nya untuk Perintah dan larangan Allah

keberuntungan hidup di dunia dan dimaksud, antara lain:

akhirat.

a. Sanggup mendirikan shalat fardhu tepat waktu.

J. Bentuk Pengamalan

7. Lalu membaca ( الله,الله) dengan pikiran dihadapkan ke

1. Membaca Surat al-Fatihah yang

(halusnya hati yang berada dibawah dihadiahkan kepada Rasulullah

susu kiri sekadar dua jari miring SAW.

kearah kiri), serta ingat akan

2. Hadiah al-Fatihah kepada para ruh

asma Allah yang ahli

didzikirkan, yaitu Zat Allah yang Naqsyabandiyah,

khususnya

wajib bagi-Nya Sifat Kamal, muhal, kepada Maulana Syaikh KH.

dan naqis serta berharap akan Muhammad Ali Batu; Syaidina

Allah. Kemudian Syaikh KH. Abdusshomad Al-Haqqi

anugerah

lidah didalam Habibullah; Syaidina Syaikh Tuan

memasangkan

cetakannya, memejamkan kedua Guru H. Ahmad Bagi Harta As-

belah mata, dan menundukkan Siddiq

Syaikh KH. Agus Sukarmin Al-

8. Tatkala sudah jelas letak dzikir Fattah Habibullah.

didalam lathaif qalbi sebagai berkah

3. Hadiah al-Fatihah kepada para dari tawajuh kepada syaikh Maka

arwah ibu dan bapak dan seluruh berpindahlah ke

umat muslimin dan muslimat, ْح ْوُّرلا ُ َفْي ِ َل (halus-

halusnya ruh yang terletak dibawah mukminin-mukminat

bagi

yang

susu kanan kadar dua jari miring ke hidup

arah kanan), lantas berdzikir seperti meninggal dunia.

dalam lathaif qalbi.

4. Kemudian membaca,

9. Tatkala sudah jelas letak dzikir 5x atau lebih

lathaif ruh,

berpindahlah dengan seizin guru ke

5. Membaca Sholawat

6. Hatinya dihadapkan kepada Allah ِّرِّسلا ُ َفْي ِ َل (halusnya indera perasa

yang berada di susu sebelah kiri Swt

seraya

memohon

dianugerahkan cinta dan ma‟rifat kadar dua jari miring ke tengah- tengah dada), lalu berdzikir sesuai

kepada Allah

Swt

dengan

dengan dzikir diatas. perantaraan

10. Apabila sudah jelas letak dzikir menghadirkan rupa sang guru yang

lathaif sirr, maka mengajarkan dzikir (talqin) dengan

didalam

berpindahlah dengan seizin guru penglihatan hati didepannya.

ke

ِّىِفَخْلا ُ َفْي ِ َل (halusnya perkara ِّىِفَخْلا ُ َفْي ِ َل (halusnya perkara

sebelah kanan kadar dua jari

miring ke tengah-tengah dada), Artinya: “Ya Allah, Engkau Zat lalu berdzikir sesuai dengan dzikir

yang kumaksud, Ridho-Mu diatas.

adalah

yang kucari.

11. Apabila sudah jelas letak dzikir Anugerahkanlah kepada kami didalam lathaif

dan kemampuan berpindahlah dengan seizin guru

mengenal Zat- Mu”. ke

ىَف ْخ ْلْا ُ َفْي ِ َل (halus-halusnya Begitu juga setelah selesai dari perkara yang lebih samar yang

dzikir naïf itsbat maka membaca terletak di tengah-tengah dada),

doa diatas. Ketika dzikir naïf itsbat lalu berdzikir sesuai dengan dzikir

menggunakan lisan, diatas.

dengan

disyaratkan harus dengan lisan

12. Apabila sudah jelas letak dzikir yang fasih dalam mengucapkan didalam lathaif akhfa, maka

mengingat-ingat berpindahlah dengan seizin guru

lafadz

dan

Apabila mampu ke ِسْفَّنلا ُ َفْيِ َل (halusnya otak yang

maknanya.

melestarikan dzikir dengan hati terletak ditengah-tengahnya kedua

yang Khudur, maka bersyukurlah belah mata dan kedua belah alis),

kepada Allah jika dzikir sudah lalu berdzikir sesuai dengan dzikir

menjadi watak sehari-hari. diatas.

13. Apabila sudah jelas letak dzikir

K. Cara Menghadirkan Qalbu

didalam lathaif

nafs,

maka

Niat shalat hurufiah Dani (roh berpindahlah dengan seizin guru

tabi‟i) : Niat shalat harus dilakukan ke

ْبَلاَ ْلا ُ َفْي ِ َل (halusnya seluruh

membaca lafadz anggota tubuh dari ujung kaki

dengan

cara

hakekat: (lafadz hingga

pembuka

ujung rambut),

lalu

menghadirkan qalbu, sebagai berikut): berdzikir sesuai dengan dzikir

Ada badan di dalam tubuhku serupa diatas.

dengan rupaku ialah dinamakan Roh

14. Setelah jelas letak dzikir didalam Tabi‟i. Di dalam roh tabi‟i cahayanya lathaif yang 7 diatas, maka

terang putih, di dalam cahayanya yang ucapkan didalam hati atau lisan

terang putih gilang gemilang yang doa sebagai berikut:

tidak ada bandingannya disitulah tempat berdirinya Asma‟ Alif Allah tidak ada bandingannya disitulah tempat berdirinya Asma‟ Alif Allah

4. Illa Maulana Syeikh Abdussomad menyebut Allah-Allah. Pukul syaithon

Habibullah Syafaat Qalu Fiddunnya sanubari dibawah susu kiri, latifatul

indal akhirah al-Fatihah. qalbi takluk kepada Roh Rabbani (1)

5. Illa Maulana Syeikh Muhammad Ali yang berhadapan di bawah kedudukan

Bagi Harta Syafaat Qalu Fiddunnya Mak Suci kemudian baca Istighfar