PENDIDIKAN PERPAJAKAN: PERSEPSI AKADEMISI, PRAKTISI, DAN MAHASISWA UNTUK JENJANG DIPLOMA DAN SARJANA
PENDIDIKAN PERPAJAKAN: PERSEPSI AKADEMISI, PRAKTISI, DAN MAHASISWA UNTUK JENJANG DIPLOMA DAN SARJANA
Santi Novita
s_novita@yahoo.com
Okta Sindhu Hartadinata
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
ABSTRACT
The aims of this study is to analyze the view of educators, practitioners, and students regarding the graduate’s attributes in taxation Diploma and Accounting undergraduates to perform as an entry level of taxation staff. It explore whether there is an ‘expectations gap’ exists between the skill, basic capability, and learning outcomes of taxation knowledge obtained at university and practitioners expectations and what attributes they expected the graduate to have. The questionnaire is sent to practitioners likely to recruit graduates who had studied taxation at Taxation diploma or Accounting Undergraduate, to educators who teach taxation within universities, and students of Taxation Diploma and Undergraduate Accounting Program. Using Test and Cl for two proportions for basic capability, two sample T-Test for learning outcomes and skills, the result indicate that the differences exist between students either with practitioners or educators. In the view of academicians and practitioners, the expectation gap does not exist, but the agreement proportion of basic capability indicate that further discussion is needed due to the basic knowledge of tax planning and international taxation that undergraduate must have.
Key words: tax, accounting, learning outcome, skill, perception
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pandangan akademisi, praktisi, dan mahasiswa akan atribut yang harus dimiliki lulusan D3 Perpajakan dan S1 Akuntansi yang akan berkarir awal dalam bidang perpajakan. Penelitian ini mencoba menggali apakah ada perbedaan persepsi mengenai atribut yang terdiri dari keterampilan atau keahlian, kemampuan dasar, dan hasil pembelajaran dari berbagai mata ajar perpajakan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan ekspektasi dari praktisi sebagai pengguna lulusan. Kuesioner dikirim kepada akademisi yang mengajar perpajakan, praktisi sebagai pengguna lulusan, dan mahasiswa sebagai calon lulusan masing-masing untuk jenjang D3 maupun S1. Dengan menggunakan Uji proporsi dua populasi untuk kemampuan dasar, serta Two sample T Test untuk uji learning outcomes dan skills, hasil yang diperoleh menunjukkan ada perbedaan persepsi antara mahasiswa baik dengan akademisi maupun dengan praktisi. Dari sisi akademisi dan praktisi secara umum tidak ada perbedaan, namun dari proporsi persetujuan tentang kemampuan dasar yaitu kemampuan tax planning dan perpajakan internasional perlu ada diskusi lebih lanjut untuk pendidikan perpajakan di jenjang S1.
Kata kunci: perpajakan, akuntansi, hasil pembelajaran, keterampilan, persepsi
PENDAHULUAN
pendidikan diharapkan untuk mengubah Permasalahan link and match antara
paradigma dan orientasi, sehingga lembaga ekspektasi praktisi dan akademisi menjadi
yang tadinya hanya berorientasi pada perhatian bagi pemerintah sebagaimana
penyelenggaraan pengajaran dan riset harus diungkapkan oleh Menteri Tenaga Kerja
mengarah pula pada upaya persiapan dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar bah-
lulusannya dalam memasuki dunia kerja wa perguruan tinggi sebagai puncak sistem
(Fitriana, 2011).
152 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
Berbagai pendapat dan saran dari menyelaraskan diri dengan permintaan praktisi seringkali menjadi masukan bagi
pasar. Beberapa penelitian mencoba meng- perguruan tinggi akan atribut lulusan yang
eksplorasi perbedaan persepsi antar kelom- seharusnya dimiliki, mulai dari prioritas
pok dengan tujuan untuk mendapatkan akan hard skill seperti writing, typing, atau
keselarasan atau konsensus antar kelompok math skill , sampai pada soft skill seperti
tersebut. Penelitian oleh Kasim dan Hanafi communication, leadership, negotiation , atau-
(2008) menunjukkan bahwa terdapat per- pun teamwork skill. Perguruan tinggi pada
bedaan persepsi di bidang audit antara akhirnya menyusun serangkaian atribut
akademisi dan praktisi di Malaysia, String- komprehensif yang tertuang dalam kuri-
fellow et al. (2006) menguji perbedaan per- kulum dengan harapan untuk menghasil-
sepsi antara akademisi dan praktisi di kan lulusan-lulusan yang bernilai tambah,
bidang marketing. Penelitian lain dilakukan namun demikian atribut tersebut masih
Coverdale dan Zaveri (2003) di bidang menjadi bahan diskusi yang menarik bagi
sistem informasi, Law et al. (2009) di bidang akademisi dan praktisi, terutama terkait
akuntansi, Jackson (2009) di bidang mana- kemampuannya menjawab permasalahan
jemen, penelitian Bui dan Porter (2010) me- link and match di Indonesia (Zamzani, 2008).
lalui studi eksplorasi di New Zealand di Menyiapkan lulusan yang mampu
bidang akuntansi mencoba pula untuk menghadapi tuntutan kerja adalah merupa-
mempersempit gap yang terjadi. kan pertanyaan yang tak kunjung usai bagi
Penelitian akan atribut lulusan tidak akademisi maupun bagi para praktisi yang
hanya mencoba untuk melihat hard skill saja akan menerima lulusan tersebut sebagai
namun telah mengarah pada soft skill. Pe- bagian dari perusahaan. Tak terkecuali
nelitian di bidang akuntansi yang me- bagaimana menyiapkan lulusan dari pro-
ngupas tentang soft skill secara umum gram studi Diploma 3 Perpajakan maupun
dilakukan oleh Weligamage (2009) di be- S1 Akuntansi yang hendak berkarir di
berapa Negara, Wells et al. (2009) tentang bidang perpajakan. Kebutuhan akan lulusan
profesional skill yang dibutuhkan lulusan, akuntansi dan perpajakan ini cukup besar
serta Sugahara dan Coman (2010) tentang dan salah satunya dinyatakan oleh Dirjen
skill untuk profesi akuntan di Jepang. Al Pajak yang menyatakan keinginan untuk
Mutairi et al. (2014) menyatakan bahwa ada menambah 40.000 pegawai pajak dalam 5
empat faktor penentu keberhasilan pe- tahun ke depan yang terdiri dari posisi
nembus pasar kerja yaitu pengetahuan, soft account representative dan auditor (Jefriando,
skill , kemampuan personal, dan kemampu- 2015). Dengan tingginya minat akan lulusan
an bekerja dalam kelompok. Kenyataan Diploma 3 Perpajakan maupun S1 Akun-
bahwa soft skill ini mengambil peranan yang tansi untuk mengisi posisi tersebut, maka
tak kalah penting diperkuat dengan pe- perlu dikaji atribut apa yang sebenarnya
nelitian Graham (2001) dengan hasil yaitu diharapkan dari lulusan program tersebut
lulusan harus mampu menunjukkan ke- sehingga mampu mengisi tahap awal pada
mampuan bekerja dalam tim, menunjukkan profesi di bidang perpajakan.
kepemimpinan, dedikasi, dan inisiasi lebih Berbagai penelitian di berbagai bidang
daripada yang mereka lakukan saat ini. dilakukan sebagai upaya meminimalisir
Penelitian di bidang perpajakan oleh perbedaan atau gap yang terjadi antara
Tan dan Veal (2005), memberi masukan praktisi, akademisi, maupun mahasiswa.
untuk kurikulum pada mata ajar perpajakan Sebagaimana dinyatakan Ali et al. (2015)
di jenjang S1 Akuntansi. Pentingnya mem- bahwa untuk mengurangi gap ini, reformasi
bahas kurikulum perpajakan ini tidak hanya pendidikan sangat diperlukan untuk mem-
dirasakan oleh program penyelenggara percepat pengembangan lulusan yang lebih
terkait yaitu program studi Akuntansi atau baik, sehingga pendidikan tinggi dituntut
Perpajakan saja, namun dirasakan pula oleh
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
penyelenggara program Non-Accounting . perubahan yang akan dilakukan yang akan Sebagaimana penelitian yang dilakukan
berperan dalam mengoptimalkan lingkung- oleh Lai et al. (2013) tentang masukan guna
an pendidikan (Aghamolaei dan Fazel, mereformasi kurikulum yang ada dengan
memasukkan perpajakan orang pribadi, Penelitian ini meliputi jenjang pendidi- perencanaan pajak, dan konsep dasar per-
kan sarjana yaitu S1 Akuntansi, dan D3 pajakan dengan argumentasi bahwa pajak
yaitu D3 Perpajakan, mengingat di Indo- adalah pilar yang membangun masyarakat
nesia dua jenjang yang berbeda inilah yang sadar pajak. Dari penelitian tersebut maka
bagi pengguna lulusan dipilih untuk me- kurikulum perpajakan memang wajib untuk
ngisi lowongan staf perpajakan pada per- menjadi bagian penting program untuk
usahaan. Hipotesis penelitian dalam studi diperbaharui dengan input atau masukan
ini adalah terdapat perbedaan persepsi yang diberikan oleh pihak kompeten terkait.
ketiga kelompok responden tersebut untuk Penelitian oleh Miller dan Woods (2000)
masing-masing jenjang. Dengan penelitian menguji apakah ada perbedaan persepsi
ini diharapkan dapat menggali apakah mengenai pengetahuan perpajakan yang
terdapat perbedaan persepsi tersebut dan diharuskan oleh universitas dan apa yang
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang menjadi persepsi pengguna lulusan dengan
atribut lulusan yang dibutuhkan untuk melihat learning outcome. Kuesioner dikirim
memenuhi persyaratan awal untuk bekerja. kepada akademisi di perguruan tinggi
Penelitian tentang atribut yang se- “lama” yaitu program yang ada sebelum
harusnya dimiliki oleh lulusan ketika tahun 1992 dan “baru” atau setelah tahun
berkarir di bidang perpajakan ini dilakukan 1992 serta ke praktisi. Hasil yang diperoleh
dengan menggali persepsi baik dari aka- menunjukkan beberapa persamaan persepsi
demisi, praktisi, maupun mahasiswa sen- untuk atribut tertentu seperti pengetahuan
diri. Adapun bahasan penelitian akan ter- tentang ketentuan umum perpajakan dan
diri dari lima bagian yaitu pendahuluan, teori ekonomi untuk perpajakan, dan
tinjauan teoretis, metode penelitian, analisia pengetahuan akan isu perpajakan inter-
dan pembahasan, serta simpulan. nasional. Sementara sebagian besar hasil masih menunjukkan beberapa perbedaan
TINJAUAN TEORETIS
baik antara akademisi dari perguruan tinggi
Persepsi dan Teori
“lama” dan “baru” maupun antara aka- Dalam Rokes dan Willson (2000: 24) demisi dan praktisi seperti tentang ke-
persepsi terjadi secara tidak langsung se- mampuan komputasi, kemampuan meng-
bagai hasil akhir dari interaksi antara input operasikan software, kemampuan negosiasi,
stimulus dengan harapan dan pengetahuan. interpersonal skill , problem solving skill, dan
Faktor motivasi dan emosi juga sebagai writing skill .
faktor yang berperan dalam proses per- Dengan menggabungkan masukan dari
sepsual. Ditambahkan pula bahwa persepsi berbagai penelitian, baik dalam hal respon-
dipengaruhi oleh faktor individu. Persepsi den dimana sebagian besar penelitian ter-
didefinisikan sebagai proses dimana indi- dahulu berkisar pada perbandingan dua
vidu memilih, mengorganisasikan, dan kelompok responden misal antara aka-
menginterpretasikan informasi untuk men- demisi dan praktisi atau praktisi dan maha-
ciptakan gambaran akan suatu kondisi. siswa, maka penelitian ini mencoba meng-
Persepsi ini tidak hanya tergantung pada gabungkan mahasiswa, praktisi, dan aka-
stimuli fisik, namun juga pada hubungan demisi sebagai responden. Responden
stimuli tersebut dengan lingkungan sekitar mahasiswa dianggap cukup penting selain
dan kondisi individu tersebut (Kotler: 2001, praktisi dan akademisi karena persepsi
84). Selanjutnya dijelaskan bahwa individu mahasiswa dianggap menjadi dasar bagi
bisa saja memiliki persepsi yang berbeda
154 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
walaupun menghadapi obyek yang sama tersebut sudah tidak dipengaruhi oleh disebabkan oleh tiga faktor yaitu selective
lingkungan sosialnya, apakah rekan kerja, attention, selective distortion, dan selective
teman, keluarga, atau pihak lainnya. retention. Selective attention yaitu individu
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akan cenderung menyaring stimuli yang
perbedaan persepsi ini bisa berbeda antara ada, selective distortion yaitu kecenderungan
individu satu dan lainnya karena perbedaan memutar informasi sesuai makna yang
perkembangan kognitif individu-individu dipahami dan menginterpretasikannya de-
tersebut.
ngan cara yang sesuai dengan dugaan individu tersebut, dan faktor ketiga yaitu
Penelitian Terdahulu dan Perumusan
selective retention dimana walaupun indi-
Hipotesis
vidu terkadang lupa akan sesuatu yang Perbedaan persepsi antara akademisi telah dipelajari, namun cenderung me-
dan praktisi untuk mahasiswa akuntansi, nyimpan informasi yang mendukung sikap
terutama terkait kurangnya fokus akan soft dan keyakinan mereka.
skill sebagaimana dibutuhkan oleh peng- Thoha (2008) mengatakan bahwa faktor
guna lulusan dinyatakan oleh de Villiers internal dan eksternal dapat menentukan
(2010) dalam penelitiannya bahwa baik persepsi individu. Faktor internal berasal
technical skill maupun soft skill sangat di- dari dalam diri individu seperti sikap,
butuhkan untuk peningkatan kinerja dan kebiasaan, dan kemauan. Faktor eksternal
pertumbuhan yang berkelanjutan. adalah faktor yang berasal dari luar indi-
Penelitian yang dilakukan oleh Miller vidu seperti stimulus sosial. Pada penelitian
dan Woods (2000) tentang persepsi antara mengenai perbedaan persepsi, teori Cogni-
akademisi dan pengguna lulusan, dilatar- tive Moral Development Theories atau yang
belakangi munculnya atau meningkatnya biasa disebut sebagai teori CMD (Kohlberg,
ketertarikan terhadap profesi di bidang 1976) seringkali digunakan sebagai dasar
Perpajakan. Kuesioner dikirimkan kepada untuk menjelaskan atau memprediksi feno-
akademisi pengajar mata kuliah perpajakan mena.
di program S1 Akuntansi pada Universitas Dalam implementasinya Teori CMD ini
“lama” dan Universitas “baru” di UK, serta secara luas digunakan termasuk menggali
kepada praktisi. Hasil penelitian menunjuk- implikasinya terhadap praktek bisnis. Pe-
kan adanya perbedaan persepsi dimana di nelitian Ford et al. (2000) dengan tujuan me-
sisi akademisi sendiri antara akademisi di ngembangkan pemasaran produk industrial
universitas “lama” dan “baru” juga terjadi di U.S. dilakukan dengan memahami “busi-
perbedaan, demikian pula antara akademisi ness mind” eksekutif Jepang sehingga dalam
dan praktisi. Penelitian lain oleh Handcock, penelitian tersebut menggunakan respon-
et al . (2009) sebagai akademisi yang be- den eksekutif di bagian pengadaan dari
rangkat dari keprihatinan akan kurangnya perusahaan terbesar di Jepang.
atribut atau skill yang dimiliki lulusan Adapun terkait penelitian tentang per-
akuntansi, telah mengindikasikan adanya bedaan persepsi dengan menggunakan teori
perbedaan persepsi dengan praktisi. Pe- CMD ini, Najmudin dan Adawiyah (2011)
nelitian Jackson (2009), serta Jackson dan meneliti tentang intervensi etika maha-
Chapman (2012) untuk S1 manajemen, juga siswa, sementara penelitian Novita (2013)
mengindikasikan perbedaan persepsi. Pe- menggali perbedaan persepsi etika maha-
nelitian Johnson (2014) yang mencoba untuk siswa akuntansi. Teori CMD tersebut me-
mengidentifikasi perbedaan persepsi dan nyatakan bahwa pandangan ataupun tinda-
mengeksplorasi apa penyebab perbedaan kan individu bisa dipengaruhi adanya
persepsi akan kompetensi lulusan akun- aturan-aturan atau kondisi lingkungan
tansi. Sementara penelitian Ali et al. (2016) sosial. Pada tahap tertentu pandangan
menyatakan ada perbedaan persepsi ten-
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
tang pengetahuan dan keterampilan untuk Penelitian yang menunjukkan perbeda- lulusan akuntansi. Berangkat dari peneliti-
an antara mahasiswa dan praktisi ini di- an-penelitian tersebut dapat dinyatakan
lakukan oleh Kavanagh dan Drennan (2008) hipotesis 1 sebagai berikut:
dan menunjukkan hasil yang berbeda ter-
H 1 : Terdapat perbedaan persepsi antara utama dalam memberikan prioritas akan akademisi dan praktisi tentang ke-
skill yang hendaknya di miliki oleh lulusan, mampuan dasar yang harus dimiliki
dimana mahasiswa menganggap continuous lulusan baik untuk jenjang S1 Akun-
learning yang meliputi hal teknis seperti tansi maupun untuk D3 Perpajakan.
kemampuan teknis rutin dan communication skill sementara praktisi mengharapkan
Penelitian oleh Abedin et al. (2014) problem solving skill dan basic accounting skill.
mengenai persepsi mahasiswa dan aka- Penelitian dengan menggunakan web demisi terhadap proses evaluasi belajar survey dan menghasilkan perbedaan pan- mengajar memberikan hasil bahwa antara dangan antara mahasiswa dan praktisi
kedua kelompok tersebut tidak terjadi per- tentang peran praktek kerja, kemampuan, bedaan persepsi, namun berbeda dengan dan faktor dalam memilih praktek kerja penelitian lain yang sebagian besar meng- dilakukan oleh Beggs et al. (2008). Penelitian
hasilkan kesimpulan bahwa masih terjadi lain Law et al. (2009) juga mencoba me- perbedaan persepsi. njembatani gap antara mahasiswa dan Stringfellow et al. (2006) yang menguji praktisi di bidang Akuntansi dan dilakukan
perbedaan persepsi antara akademisi, diskusi antara mahasiswa dan praktisi mahasiswa dan praktisi di bidang market- dalam program yang disebut Accounting ing dengan exploratory study, menghasilkan Student-Practitioner Day (ASPD) . Berangkat
persepsi yang berbeda dimana para praktisi dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut lebih menginginkan lulusan untuk lebih dapat dinyatakan hipotesis ke-3 adalah detail dan mendalam dalam pemahaman
sebagai berikut:
suatu konsep dan pemahaman akan bisnis,
H 3 : Terdapat perbedaan persepsi antara sementara mahasiswa memahami konsep mahasiswa dan praktisi tentang secara general merupakan modal awal atribut yang harus dimiliki lulusan untuk menapaki dunia kerja. Bagi aka- baik untuk jenjang S1 Akuntansi demisi sendiri memahami konsep yang luas maupun untuk D3 Perpajakan. dan menghasilkan penelitian dalam market-
ing merupakan faktor yang cukup penting Dari ketiga hipotesis yang menyatakan bagi lulusan. Penelitian lain mencoba meng-
terdapat perbedaan persepsi antara ke- gali persepsi mahasiswa dan akademisi da-
lompok responden di atas, tentu tidak lam bidang ekonomi khususnya pandangan
menjadi menarik apabila tidak dilanjutkan mereka akan pendidikan kewirusahaan dan
dengan meninjau atribut apa yang menjadi kompetensi yang dibutuhkan dilakukan
harapan dunia kerja terhadap lulusan per- oleh Nistoreanu dan Gheorghe (2014). Hasil
guruan tinggi. Penelitian yang juga men- penelitian menyatakan beberapa perbedaan
coba untuk mengetahui hal tersebut yaitu diantara keduanya. Berangkat dari peneliti-
penelitian Well et al. (2009), Hancock et al. an ini dapat dinyatakan hipotesis sebagai
(2009), serta Kavanagh dan Drennan (2008). berikut:
Sebagaimana penelitian tersebut, maka un-
H 2 : Terdapat perbedaan persepsi antara tuk melengkapi hasil penelitian ini di- mahasiswa dan akademisi tentang
lanjutkan dengan menggali atribut apa yang atribut yang harus dimiliki lulusan
sebaiknya dimiliki lulusan D3 Perpajakan baik untuk jenjang S1 Akuntansi
dan S1 Akuntansi ketika hendak berkarir di maupun untuk D3 Perpajakan.
bidang perpajakan.
156 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
Rerangka Konseptual Penelitian
konseptual sebagaimana ditunjukkan dalam Berdasarkan gambaran hipotesis ter-
gambar 1 adalah sebagai berikut: sebut di atas, maka disusun rerangka
Atribut: Kemampuan dasar (basic capability) Hasil pembelajaran (learning outcome) Keterampilan (skill)
Program D3 Perpajakan Program S1 Akuntansi
Persepsi: Praktisi vs Akademisi
Persepsi:
Praktisi vs Akademisi Praktisi vs Mahasiswa
Praktisi vs Mahasiswa Akademisi vs Mahasiswa
Akademisi vs Mahasiswa
Gambar 1 Rerangka konseptual penelitian
Sumber: Olahan Penulis METODE PENELITIAN
akademisi yang mengajar perpajakan pada Penelitian dilakukan dengan mengirim-
program D3 Perpajakan maupun S1 Akun- kan kuesioner melalui on line survey meng-
tansi yang datanya diperoleh baik dari gunakan monkey survey. Monkey survey ini
EBSBED Dikti maupun dari website masing- adalah penyedia layanan pembuatan survey
masing perguruan tinggi. dengan proses tahapan yang cukup praktis yaitu merancang kuesioner, menentukan
Populasi dan Sampel
siapa responden yang menjadi sasaran, dan Responden dari penelitian ini adalah mengirimkannya. Survey juga dilakukan
praktisi perpajakan yang merekrut lulusan dengan mengirim email kepada praktisi
S1 Akuntansi, praktisi perpajakan yang perpajakan terutama yang memiliki Kantor
merekrut lulusan D3 Perpajakan, akademisi Konsultan Pajak, atau praktisi perpajakan
pengajar mata kuliah perpajakan di S1 dari Kantor Pelayanan Pajak yang memiliki
Akuntansi, akademisi pengajar mata kuliah email dari blog atau artikel, serta praktisi
perpajakan di D3 Perpajakan, mahasiswa perpajakan yang emailnya tersedia di
semester akhir S1 Akuntansi dan maha- jarringan sosial atau forum perpajakan.
siswa semester akhir D3 Perpajakan. Dari Kuesioner dikirim secara manual ke
segi jumlah populasi dalam penelitian ini praktisi dari beberapa perusahaan yang
tidak dapat diketahui secara pasti jumlah- merekrut lulusan dari D3 Perpajakan atau
nya dan kondisi atau keadaan ini dialami S1 Akuntansi sebagai staf perpajakan.
pula oleh penelitian terdahulu baik itu Kuesioner di kirim secara manual maupun
untuk kelompok responden mahasiswa, melalui email kepada mahasiswa D3 praktisi, maupun akademisi.
Perpajakan dan S1 Akuntansi dari beberapa Sampel dalam penelitian ini melibatkan Universitas baik negeri maupun swasta di
344 mahasiswa semester akhir yang terdiri Indonesia, dan dikirim pula secara manual,
dari 169 mahasiswa D3 Perpajakan yang email, maupun on line survey kepada para
selanjutnya akan disebut dengan istilah
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
yang tertera dalam tanda kurung (maha- siswa D3), dan 175 mahasiswa S1 Akuntansi (mahasiswa S1) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia baik itu swasta maupun negeri. Berikutnya adalah 21 praktisi yang merekrut staf perpajakan dari S1 Akuntansi (Praktisi S1) dan 34 praktisi yang merekrut staf perpajakan dari D3 Perpajakan (Praktisi D3). Praktisi ini berasal dari perusahaan swasta, Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Perpajakan, BUMN, maupun Kantor Pemerintahan di Indonesia. Untuk akademisi terdiri dari 33 akademisi yang mengajar mata kuliah perpajakan di S1 Akuntansi (Akademisi S1) serta 25 aka- demisi yang mengajar mata kuliah per- pajakan di D3 Perpajakan (Akademisi D3) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah atribut yang berupa kemampuan dasar sebagai- mana digunakan dalam Miller dan Woods (2000). Kemampuan dasar yang harus dimiliki pada saat awal berkarir tersebut meliputi mampu menghitung pajak ter- hutang dan menyusun Surat Pemberitahuan (SPT), kemampuan mengerjakan adminis- trasi pajak, melakukan perencanaan pajak dasar, dan melakukan perencanaan pajak untuk hal yang komplek serta perpajakan internasional.
Atribut berikutnya adalah learning outcome dari berbagai mata kuliah per- pajakan yang telah ditempuh mahasiswa sehingga bisa dijadikan bekal dalam meniti karir di bidang perpajakan yaitu penge- tahuan tentang ketentuan umum perpaja- kan, kebijakan fiskal dan imbas sosialnya, teori ekonomi dalam perpajakan, kemam- puan komputasi, kemampuan perencanaan pajak, kemampuan evaluasi efek perpajakan pada pengambilan keputusan, kemampuan menggunakan software, pengetahuan ten- tang sejarah perpajakan, perpajakan inter- nasional, kemampuan bernegosisasi, pe- ngembangan kemampuan interpersonal, ke- mampuan menulis, problem solving dalam
masalah perpajakan, dan kemampuan anali- tikal.
Sementara atribut ketiga yaitu ke- trampilan (skill) mengacu pada penelitian Kavanagh dan Drennan (2008) serta Han- cock et al. (2009) meliputi generic skill yang paling banyak diinginkan atau dibicarakan untuk lulusan berlatar belakang akuntansi, yang meliputi technical skill, analytic skill, appreciative skill, personal skill, interpersonal skill, problem solving, business awareness, basic accounting and taxation skill , etika profesi, komunikasi, dan keterampilan menulis, kemampuan bekerja antar disiplin ilmu, kerjasama, interpersonal, continuous learning, pemahaman bisnis, fleksibilitas, kemampu- an teknologi, kemampuan untuk meng- ambil keputusan, kritis, kemampuan me- motivasi diri, dan sikap profesional.
Teknik Analisis Data
Tahapan dalam menjawab pertanyaan mengenai apakah ada perbedaan persepsi mengenai atribut dan skill yang harus di- miliki oleh lulusan D3 Perpajakan dan S1 Akuntansi diuji statistik dengan mengguna- kan software package Minitab 16. Adapun tahapan dalam mendapatkan informasi dan analisi data adalah sebagai berikut: Per- tama, Menanyakan persetujuan atau tidak- nya responden tentang kemampuan yang harus dimiliki lulusan pada tahap awal atau tahun pertama bekerja sebagai staf per- pajakan yang meliputi kemampuan meng- hitung pajak terhutang dan menyusun Surat Pemberitahuan (SPT), kemampuan me- ngerjakan administrasi perpajakan, dan me- lakukan perencanaan pajak untuk per- masalahan yang kompleks dan perpajakan internasional. Jawaban dari pertanyaan ini adalah ya atau tidak.
Kedua, Melihat perbedaan persepsi antar kelompok responden dan melihat pro- porsi responden yang menyatakan setuju tentang atribut yang seharusnya dimiliki diawal karir dengan menggunakan uji proporsi dua populasi (Test and Cl for two proportion).
158 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
Ketiga, Mengacu pada learning outcome lulusan dengan memilih 10 skill yang paling untuk mata kuliah perpajakan, responden
diharapkan.
kemudian ditanya tentang tingkat per- setujuan akan 13 pernyataan mengenai
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
learning outcome yang seharusnya dimiliki Berdasarkan pengujian terhadap H 1 lulusan setelah mereka menempuh berbagai
yang dilakukan dengan memberikan per- mata kuliah perpajakan di perguruan tinggi.
tanyaan yang meliputi penyiapan laporan Pernyataan persetujuan tersebut mengguna-
laba rugi fiskal dan SPT, penanganan kan skala likert mulai dari sangat tidak
administrasi perpajakan, penguasaan dasar- setuju sampai dengan sangat setuju.
dasar perpajakan dan perpajakan inter- Keempat, Membandingkan jawaban
nasional sebagaimana disajikan dalam tabel antara beberapa kelompok responden de-
1a, maka jika p<0,05 dapat dijelaskan bahwa ngan menggunakan uji Two-Sample T-Test.
terjadi perbedaan persepsi antara kedua Kelima, Untuk mengetahui lebih dalam
kelompok.
mengenai learning outcome terpenting mana- Dari tabel 1a yang terkait atribut pro- kah yang paling dibutuhkan maka respon-
gram studi D3 Perpajakan, untuk Hipotesis den diminta untuk memberikan peringkat
1 (H 1 ) yang menyatakan bahwa ada per- terhadap learning outcome tersebut menjadi
bedaan persepsi antara mahasiswa dan lima atribut terpenting. Hasil dari per-
akademisi tentang atribut awal yang harus tanyaan ini berupa analisa deskriptif yang
dimiliki oleh lulusan D3 Perpajakan, maka diperoleh dengan memilih lima terbesar
secara rata-rata menunjukkan tidak terjadi dari ketiga belas pernyataan yang paling
perbedaan antara kedua kelompok respon- banyak dipilih. Kemudian dari kelima
den (nilai p>0,05). Dari keempat pertanyaan pernyataan yang dipilih tersebut, pernyata-
yang diajukan, perbedaan terjadi hanya an keberapa yang paling banyak meng-
pada pertanyaan keempat yaitu penguasaan anggapnya sebagai ranking 1, kemudian
mengenai perencanaan pajak dan perpaja- dipilih pernyataan tersebut sebagai atribut
kan internasional dengan nilai p<0.05, di peringkat pertama terpenting yang di-
sementara untuk penyiapkan laporan laba pilih responden. Untuk memilih peringkat
rugi, administrasi perpajakan, dan pe- kedua, tidak menyertakan atribut yang te-
nguasaan dasar-dasar perpajakan tidak lah terpilih di peringkat pertama. Kemudian
terjadi perbedaan antara mahasiswa dan dengan mengakumulasi jumlah responden
akademisi.
yang memilih pernyataan terbanyak di Dengan atribut yang sama untuk jen- urutan kedua untuk keempat pernyataan
jang S1 Akuntansi, maka dari Tabel 1a yang tersisa maka dipilih sebagai peringkat
dapat dijelaskan bahwa antara mahasiswa kedua dan seterusnya.
dan akademisi secara rata-rata tidak terjadi Keenam, Untuk mengetahui skill yang
perbedaan antara kedua kelompok tersebut. seharusnya dimiliki lulusan dan mem-
Atribut mengenai administrasi perpajakan, banding kan persepsi baik antara maha-
penguasaan dasar-dasar perpajakan dan siswa, praktisi, dan akademisi akan skill
perencanaan pajak serta perpajakan inter- yang paling sering menjadi bahan diskusi
nasional dengan nilai p>0.05 yang bermak- maka diajukan 17 pernyataan mengenai skill
na tidak terdapat perbedaan persepsi, na- tersebut. Langkah analisa data dilakukan
mun demikian untuk atribut penyiapan sama dengan tahapan kedua untuk uji
laporan laba rugi fiskal dan SPT nilai p<0,05 mengenai learning outcome seperti yang telah
yang berarti ada perbedaan persepsi antara dikemukakan sebelumnya sampai dengan
mahasiswa dan akademisi. tahap memperingkat atau meranking skill
Dari Tabel 1a tersebut, pada kelompok yang paling diharapkan dapat dimiliki oleh
responden akademisi dan praktisi baik untuk D3 Perpajakan maupun S1 akuntansi
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
menunjukkan tidak terdapat perbedaan per- seluruhan atribut (nilai p>0,05) kecuali sepsi tentang kemampuan awal yang di
atribut ke-enam dijenjang D3 yang dijelas- butuhkan saat bekerja pertama kali. Hal ini
kan di Tabel 2b yaitu atribut tentang ke- ditunjukkan dengan nilai p>0,05 di hampir
mampuan menggunakan software perpaja- semua atribut yang diajukan kecuali untuk
kan.
atribut menyiapkan laporan laba rugi fiskal Pada atribut skill, table 3a menunjukkan dan SPT masih menunjukkan perbedaan
bahwa antara akademisi dan mahasiswa di persepsi antara dua kelompok tersebut
jenjang S1 menunjukkan bahwa sebagian pada jenjang D3.
besar atribut tersebut terdapat perbedaan Pada kelompok mahasiswa dan prakti-
persepsi antara kedua kelompok responden si, dari Tabel 1a dapat digambarkan bahwa
dengan nilai p<0,05 kecuali pada lima dengan p<0,05 terjadi perbedaan persepsi
atribut skill. Sementara untuk jenjang D3 tentang kemampuan dasar lulusan untuk
sebagian besar menunjukkan nilai p>0,05 jenjang D3 di keempat atribut, sementara
yang menjelaskan bahwa tidak terdapat untuk S1 akuntansi justru menunjukkan
perbedaan persepsi antara kedua kelompok kondisi sebaliknya yaitu tidak terdapat
responden.
perbedaan persepsi antara kedua kelompok Untuk kelompok mahasiswa dan prak- responden.
tisi pada S1 Akuntansi sebagian besar Untuk atribut kedua yaitu learning
atribut skill menunjukkan nilai p<0.05 yang outcome, maka dari table 2a tampak bahwa
menyatakan bahwa masih terdapat per- dari ketiga belas atribut yang ditanyakan
bedaan persepsi pada kelompok tersebut maka hampir di keseluruhan atribut terjadi
sementara untuk D3 rata-rata menunjukkan perbedaan persepsi antara akademisi dan
nilai p>0.05 yang menjelaskan bahwa tidak mahasiswa di jenjang S1. Hanya pada
terdapat perbedaan persepsi tentang skill atribut ke dua dan tiga yaitu pemahaman
antara mahasiswa dan praktisi. akan kebijakan fiscal dan teori ekonomi
Tabel 3a juga menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan persepsi dan di-
untuk kelompok akademisi dan praktisi tunjukkan dengan nilai p>0,05. Sementara
baik untuk S1 Akuntansi dan D3 Perpajakan untuk jenjang D3 dapat dikatakan masih
hampir di keseluruhan atribut skill, nilai belum ada kesepakatan antara kedua ke-
yang diperoleh p>0,05 yang menjelaskan lompok responden dimana separuh me-
bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi nyatakan cenderung tidak terjadi perbedaan
antara kedua kelompok praktisi dan aka- persepsi.
demisi tentang skill yang harus dimiliki Dari kelompok responden mahasiswa
lulusan.
dan praktisi, Tabel 2a tentang learning outcome dapat dijelaskan bahwa untuk jen-
Perbandingan Kemampuan Dasar Lulusan
jang S1 tampak separuh atribut dengan nilai
Pada Tahap Awal Karir Di Bidang Per-
p>0,05 dan separuh atribut dengan nilai
pajakan
sebaliknya, sehingga belum terjadi kesama- Untuk menjawab tentang kemampuan an persepsi antara kedua kelompok tersebut
dasar lulusan maka diajukan pertanyaan baik pada jenjang S1. Untuk jenjang D3
terkait tingkat kemampuan yang diharap- tampak rata-rata atribut tidak terjadi per-
kan mampu untuk menyelesaikan pekerjaan bedaan persepsi antara mahasiswa dan
pada tahap awal berkarir di bidang per- praktisi dengan nilai p>0.05, dan hanya
pajakan. Dengan tingkat signifikansi yang pada tiga atribut yang menunjukkan per-
digunakan (α) adalah 5% sehingga tingkat bedaan. Tabel 2a tersebut selanjutnya me-
kepercayaan 95%, maka dari Tabel 1a dapat nunjukkan bahwa pada responden aka-
dilihat bahwa secara keseluruhan ke- demisi dan praktisi di jenjang D3 dan S1
mampuan dasar lulusan yang dibutuhkan tidak terdapat perbedaan hampir di ke-
pada awal meniti karir di bidang perpaja-
160 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
kan antara kelompok praktisi dan akademi- mampuan lebih untuk mengerti perpajakan si tidak terdapat perbedaan persepsi baik
secara luas, sementara pada kenyataannya ditingkat D3 maupun S1.
hal ini tidak menjadi prioritas pada awal Pada jenjang D3, dari keempat per-
karir di perpajakan dari kacamata para tanyaan yang diberikan kepada praktisi D3
akademisi maupun praktisi. dan akademisi D3 hanya pertanyaan ke-
Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1b, empat yang masih merupakan kemampuan
dimana praktisi dan akademisi yang men- yang belum dibutuhkan pada awal karir
jawab perencanaan pajak dan perpajakan dibidang perpajakan. Praktisi merekrut
internasional tersebut merupakan kemam- lulusan untuk mengerjakan tugas-tugas
puan yang hendaknya dimiliki lulusan D3 yang sifatnya administratif di awal karir
pada awal karir mereka hanya sekitar 20% mereka dan belum mengarah pada pe-
sementara mahasiswa D3 71% menyatakan rencanaan pajak ataupun level perpajakan
setuju dengan pernyataan bahwa kemam- yang lebih luas seperti perpajakan inter-
puan tersebut dibutuhkan. nasional, terbukti bahwa praktisi hanya
Dari keempat pertanyaan untuk jenjang sebesar 23% dan akademisi 20% yang me-
S1 pada Tabel 1a, persepsi praktisi dan nyetujui pernyataan tentang atribut ke-
akademisi, maupun mahasiswa S1 sendiri empat tersebut (Tabel 1b).
menunjukkan nilai p>0,05 yang berarti ti- Dari table 1a, dengan pertanyaan yang
dak signifikan atau tidak terdapat per- sama yaitu tentang empat kemampuan
bedaan persepsi antar responden kecuali dasar lulusan pada awal karir di bidang
pada pertanyaan pertama untuk responden perpajakan, perbedaan hasil terjadi di-
akademisi dan mahasiswa dengan nilai tingkat D3. Secara umum ditunjukkan
p<0,05.
bahwa mahasiswa D3 Perpajakan memiliki Untuk kemampuan akan menyiapkan ekspektasi yang berbeda dengan praktisi
laporan laba rugi fiskal dan SPT, me dan akademisi, dimana mereka yang nota
nangani administrasi perpajakan, mengua- bene memang memiliki muatan mata kuliah
sai dasar-dasar perpajakan adalah kemam- perpajakan lebih banyak daripada maha-
puan yang dibutuhkan.
siswa S1 Akuntansi, berharap ada ke-
Table 1a P-Value Test and CI for Two Proportions akan kemampuan dasar lulusan pada awal karir
Program Studi D3 Perpajakan
Program Studi S1 Akuntansi
Akademisi Mahasiswa Pertanyaan:
Mahasiswa Akademisi Mahasiswa Mahasis
dan dan Kemampuan lulusan
Akademisi Praktisi
Praktisi
Akademi Praktisi Praktisi
si
P – Value
P – Value
Menyiapkan laporan laba rugi fiskal dan SPT
0.061 0.471 Menangani administrasi
0.526 0.393 penyetoran, pelaporan) Menguasai dasar-dasar perpajakan
perpajakan (Perhitungan,
0.145 0.316 Menguasai perencanaan
pajak untuk permasalahan yang
0.700 0.446 kompleks dan/atau perpajakan internasional
Sumber: Data diolah
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
Table 1b Proporsi Persetujuan Responden Terhadap Kemampuan Lulusan pada Tahap Awal Karir
Akademisi Akademisi Praktisi Praktisi Mahasiswa Mahasiswa Pertanyaan
Menyiapkan laporan laba rugi fiskal dan SPT
0.914 0.952 Menangani administrasi perpajakan
0.908 0.964 Menguasai dasar-dasar perpajakan
0.994 0.964 Menguasai perencanaan pajak untuk permasalahan yang kompleks dan/atau untuk perpajakan internasional
Sumber: Data diolah
Untuk pertanyaan keempat memang national di UK. Sementara pada penelitian tidak terjadi perbedaan persepsi antara
ini sekitar separuh dari akademisi dan ketiga kelompok responden, namun apabila
praktisi menyatakan atribut keempat ini dilihat dari Tabel 1b, jawaban akan penting
dibutuhkan dan separuh lainnya menyata- tidaknya kemampuan tersebut masih belum
kan tidak dibutuhkan, sehingga tentunya memberikan jawaban yang diinginkan kare-
diperlukan perumusan atau diskusi lebih na prosentase yang menyatakan kemampu-
lanjut.
an tersebut penting hanya sekitar 52% dari praktisi S1, dan 57% akademisi S1. Hal ini
Perbandingan Hasil Pembelajaran (Lear-
tentunya belum menjawab secara memuas-
ning Outcome) Yang Harus Dimiliki
kan apakah kemampuan keempat ini benar-
Lulusan Dari Persepsi Praktisi, Akademisi,
benar dibutuhkan ataukah tidak. Diskusi
Dan Mahasiswa.
lebih lanjut antara praktisi dan akademisi Pertanyaan ini terkait berhubungan dibutuhkan agar pertanyaan tersebut benar-
dengan learning outcome dari mata kuliah benar terjawab.
perpajakan yang telah ditempuh oleh maha- Penelitian yang merekomendasi perlu-
siswa selama perkuliahan. Responden di- nya diskusi lebih lanjut antara praktisi dan
minta untuk menyatakan persetujuan dari akademisi ini juga terjadi pada penelitian
beberapa pernyataan akan learning outcome Jackson (2009) untuk S1 di bidang mana-
yang sekiranya dibutuhkan atau dimiliki jemen serta Tan dan Veal (2005) untuk per-
mahasiswa sehingga menjadi bekal ketika pajakan di tingkat S1 Akuntansi. Untuk
mereka bekerja. Pertanyaan kedua, respon- ketiga pertanyaan pertama, hasil sejalan
den diminta untuk memberikan rangking dengan penelitian oleh Miller dan Woods
atau peringkat atas learning outcome tersebut (2000) yang meneliti di jenjang S1. Namun
dimulai dari peringkat 1 (terpenting) sam- untuk pertanyaan keempat berbeda karena
pai dengan peringkat 5.
pada penelitian Miller dan Woods (2000) Dari persetujuan akan pernyataan ten- 76% responden menyatakan ketidaksetuju-
tang learning outcome yang terdiri dari 13 an akan pernyataan tersebut yang berarti
atribut serta hasil dari peringkat learning untuk tingkat S1 pun belum dibutuhkan
outcome yang terpenting, maka hasil yang perencanaan pajak untuk masalah pajak
di peroleh sebagai berikut: yang komplek serta perpajakan inter-
162 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
Tabel 2a P-value Perbandingan Persepsi Antar Responden Akan Learning Outcome
Akademisi - Akademisi Atribut
Akademisi - S1
Akademisi - D3
Mahasiswa -
Mahasiswa -
S1 dan - D3 dan Mahasiswa - S1
Mahasiswa -D3
Praktisi – S1
Praktisi –D3
Praktisi - S1 Praktisi D3
Sumber: Data diolah
Tabel 2b
Ranking dari learning outcome yang diharapkan
Prakti Mahasis- Mahasis-
D3 D3 Akuntan- Perpajak- si
an
1 Memahami Ketentuan Umum Perpajakan
1 1 1 1 1 1 2 Memahami kebijakan fiskal dan
imbas sosialnya 3 Memahami teori ekonomi dari perpajakan
2 4 Mampu melakukan perhitungan,
menerapkan aturan, dan 2 2 2 2 3 2 menyelesaikan kasus perpajakan 5 Mampu melakukan perencanaan pajak orang pribadi dan badan
5 3 5 3 6 Mampu menggunakan
aplikasi/software perpajakan 5 3 5 4 4 7 Memahami sejarah perpajakan
8 Memahami perpajakan internasional 9 Memiliki kemampuan bernegosiasi/berargumentasi
4 5 10 Memiliki keahlian interpersonal
11 Memiliki kemampuan menulis (writing skill) 12 Memiliki keahlian interpretasi ketentuan perpajakan yang diperlukan dalam menghadapi
permasalahan praktek perpajakan 13 Memiliki kemampuan analitis
(analytical skill) 4 5
Sumber:
Data
diolah
Pendidikan Perpajakan: ... – Novita, Hartadinata
Dari Tabel 2a dapat dilihat bahwa atribut memahami Ketentuan Umum Per- secara umum tidak terdapat perbedaan per-
pajakan. Hasil ini juga sejalan dengan sepsi antara praktisi dengan akademisi baik
penelitian terdahulu yang menyatakan bah- di jenjang S1 maupun D3, dan tidak ada
wa peringkat atribut ini adalah di lima perbedaan antara praktisi D3, dan aka-
besar.
demisi D3 dengan mahasiswa D3. Per- Atribute 5: Mampu melakukan pe- bedaan terjadi antara mahasiswa S1 baik
rencanaan pajak orang pribadi dan badan. dengan akademisi maupun praktisi S1.
Tidak ada perbedaan persepsi baik antara Tabel 2a dan 2b bisa dijelaskan sebagai
mahasiswa, praktisi, dan akademisi dengan berikut: Atribut 1: Memahami Ketentuan
rata-rata menyatakan bahwa atribut ini Umum Perpajakan. Antara praktisi dan
penting harus dimiliki lulusan, dan apabila akademisi menyatakan sangat setuju bahwa
diperingkat maka atribut 5 ini termasuk learning outcome ini wajib dimiliki oleh
atribut ke lima terpenting menurut aka- lulusan. Perbedaan tingkat persetujuan ter-
demisi dan praktisi, dan sedikit berbeda jadi antara mahasiswa D3 maupun S1 baik
dengan peringkat oleh mahasiswa D3 per- dengan akademisi maupun praktisi. Semen-
pajakan yang merangking atribut ini di tara dari tingkat peringkat atau ranking
urutan ketiga. Hal yang sangat berbeda atribut ini dianggap paling penting (pe-
adalah mahasiswa S1 tidak menganggap ringkat 1) baik berdasar pengalaman prakti-
bahwa atribut ini termasuk 5 atribut ter- si maupun dari sudut pandang akademisi
penting.
dan mahasiswa. Hasil ini sama dengan Atribut 6: Mampu menggunakan apli- penelitian Miller dan Woods (2000).
kasi/software perpajakan. Atribut ini juga Atribut 2: Memahami kebijakan fiskal
sangat penting dari persepsi akademisi dan dan imbas sosialnya. Tidak ada perbedaan
praktisi, namun ada perbedaan dengan su- persepsi baik antara mahasiswa, praktisi,
dut pandang baik mahasiswa S1 maupun dan akademisi dengan rata-rata menyata-
D3. Dari peringkat, atribute ini menjadi kan setuju. Hanya saja dari tingkat penting-
atribute terpenting ke empat dari sudut nya atribut ini, responden tidak memilih
pandang praktisi, akademisi S1 dan maha- sebagai atribut yang harus dimiliki lulusan
siswa D3, terpenting ketiga bagi akademisi yang terpilih menjadi 5 atribut terpenting.
di D3, namun tidak menjadi atribute pilihan Atribut 3: Memahami teori ekonomi
bagi mahasiswa S1. Hasil ini berbeda de- dari perpajakan. Tidak ada perbedaan per-
ngan penelitian terdahulu oleh Miller dan sepsi baik antara mahasiswa, praktisi, dan
Woods (2000) bahwa penggunaan paket akademisi. Sama halnya dengan atribut 2,
software ini tidak termasuk 5 besar ter- maka learning outcome ini tidak termasuk 5
penting.
atribut terpenting, kecuali dari pandangan Atribut 7: Memahami sejarah perpaja- mahasiswa S1, dan ini berbeda dengan
kan. Tidak ada perbedaan persepsi aka- kelompok yang lain.
demisi dan praktisi, namun ada perbedaan Atribut 4: Mampu melakukan per-
sudut pandang dengan mahasiswa S1. hitungan, menerapkan aturan, dan me-
Atribute ini tidak menjadi lima atribute nyelesaikan kasus perpajakan. Bagi praktisi
terpenting dari pandangan responden. dan akademisi hal ini sangat penting bagi
Atribut 8: Memahami perpajakan inter- lulusan. Perbedaan persepsi terjadi hanya
nasional. Ada kesepahaman dari persepsi antara mahasiswa S1 dengan dosen dan
akademisi dan praktisi akan atribut ini, dan praktisi, dimana mahasiswa S1 mengang-
ada sedikit perbedaan tingkat dari sudut gap faktor ini tidak sepenting pandangan
pandang mahasiswa. Atribut ini juga tidak dari praktisi dan akademisi. Sementara dari
menjadi lima atribut terpenting dari rangking, maka atribut ini merupakan
responden.
atribut di urutan kedua terpenting setelah
164 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 2, Juni 2016 : 151 – 171
5 besar atribut terpenting dari kacamata negosiasi/berargumentasi
Atribut 9: Memiliki kemampuan ber-
praktisi dan dosen pengajar di D3, namun Atribut ini dapat dikatakan cukup
dari persepsi mahasiswa S1 dan dosen S1, penting bagi responden dan tidak ada
atribut ini termasuk 5 atribut terpenting. perbedaan persepsi baik antara praktisi,
Dari Tabel 2a untuk jenjang D3, rata- akademisi dan mahasiswa, namun dari sisi
rata level persetujuan terhadap learning ranking, tidak merupakan atribut 5 teratas
outcome yang disajikan tidak terdapat per- terpenting dari sudut pandang praktisi dan
bedaan antara praktisi D3, akademisi D3, akademisi, namun menjadi atribut ter-
dan mahasiswa D3 Perpajakan. Berdasar penting dari sudut pandang mahasiswa
ranking akan atribut mana yang menjadi baik S1 maupun D3. Hasil ini juga sama
prioritas, dari sudut pandang praktisi D3 dengan penelitian terdahulu oleh Miller dan
dan akademisi D3 kesepakatan terjadi di- Woods (2000).
mana atribut terpenting meliputi memaha- Atribut 10: Memiliki keahlian inter-
mi Ketentuan Umum Perpajakan, mampu personal. Persetujuan akan atribut ini tidak
melakukan perhitungan, menerapkan atur- menjadi suatu perbedaan antara akademisi
an, dan menyelesaikan kasus perpajakan, dan praktisi, hanya ada perbedaan level
mampu menggunakan aplikasi/software persetujuan dengan mahasiswa S1. Semen-
perpajakan, keahlian interpretasi ketentuan tara untuk peringkat atribut ini juga tidak
perpajakan, dan perencanaan pajak orang menjadi lima teratas atribut terpenting.
pribadi dan badan. Hal yang berbeda de- Atribut 11: Memiliki kemampuan me-
ngan pilihan mahasiswa D3 adalah pada nulis. Atribut tentang kemampuan menulis
keahlian interpretasi ketentuan perpajakan juga ada persamaan persepsi antara aka-
tidak menjadi perhatian, dan memilih demisi dan praktisi, hanya ada perbedaan
kemampuan bernegosiasi/berargumentasi tingkat persetujuan dengan mahasiswa S1.
menjadi 5 atribut terpenting. Atribut ini juga tidak menjadi lima atribut
Hal yang perlu dicermati adalah ada- terpenting dalam ekspektasi terhadap lear-
nya perbedaan dari level persetujuan akan ning outcome . Berbeda dengan penelitian di
pentingnya suatu learning outcome dari mata UK, bahwa atribut ini merupakan lima
kuliah perpajakan yang diajarkan adalah atribut terpenting.
adanya perbedaan antara mahasiswa S1 Atribut 12: Memiliki keahlian inter-
baik dengan akademisi maupun praktisi S1. pretasi ketentuan perpajakan yang diperlu-
Hal ini bisa dilihat dari tabel 2a bahwa nilai kan dalam menghadapi permasalahan prak-
beda tersebut adalah berkisar pada atribut tek perpajakan. Atribut ini cukup penting
yang bersifat konseptual seperti pemaha- dan tidak ada perbedaan antara akademisi,
man akan teori ekonomi dan kemampuan praktisi, dan mahasiswa, namun apabila
analitis, keahlian intrepretasi ketentuan per- dilihat dari rangking atau peringkat dimana
pajakan dalam permasalahan praktek per- akademisi dan praktisi menilainya sebagai
pajakan serta kebalikannya seperti ke- atribut ketiga atau empat terpenting,
mampuan teknis, mampu melakukan per- sementara bagi mahasiswa baik S1 maupun
hitungan atau komputasi, serta kemampuan D3 tidak menjadi atribut terpenting.
menggunakan aplikasi software. Hal ini Atribut 13: Memiliki kemampuan anali-