TUGAS 1 MEMOMTIVASI PESERTA DIDIK DALAM

MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
yang diampu oleh : Dr. Amin Budiamin, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1507181
1505236
1504334
1504386

Indah Santika
Intan Ryana Hidayanti
Kristiawati
Rendy Nugraha

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kita semua. Kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Psikolgi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan
serta semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Memotivasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran”
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Makalah ini berisi pemaparan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.


Bandung, Oktober 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Ruang Lingkup..............................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN.........................3
A. Pengertian Motivasi......................................................................................3
B. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia...................................................4
C. Fungsi Motivasi.............................................................................................5

D. Strategi Membangun Motivasi Belajar.........................................................6
E. Sumber Motivasi Belajar..............................................................................8
F.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar..................................................8

G. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi...............................................................11

BAB III..................................................................................................................14
IMPLIKASI DAN KESIMPULAN.......................................................................14
A. Implikasi......................................................................................................14
B. Kesimpulan.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan
yang harus dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang
yang mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mengikuti sebuah proses
pendidikan yang diberikan oleh guru. Sudah seharusnya seorang guru
memberikan sebuah dorongan yang mampu memberikan motivasi terhadap siswa
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dorongan yang telah diberikan oleh guru belum cukup untuk merubah
sikap/perilaku siswa untuk meningkatkan cara belajar mereka apabila tidak
adanya peran individu itu sendiri didalamnya, karena semua aspek tersebut
mempunyai suatu hubungan yang sangat berkaitan dan dapat memberikan satu
nilai tambah dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Suryabrata (1989:142),faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
digolongkan menjadi 3, yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor
instrument.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil
didalamnya yaitu dengan memberikan suatu arahan agar dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Bagaimana caranya untuk meningkatkan prestasi belajar?
Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan
motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang diberikan
kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Apabila kondisi psikologis seseorang baik maka dengan
sendirinya motivasi untuk melakukan sesuatu juga akan baik. Dalam hal
pembelajaran tentu perlu menjadi perhatian oleh pendidik karena tidak semua

1

2

peserta datang ke sekolah dengan kondisi psikologis yang sama karena ada
pengaruh internal dan eksternal peserta didik itu sendiri.Untuk itu, dalam
perencanaan pembelajaran seorang pendidik perlu merancang sebuah strategi
pembelajaran yang mampu memotivasi belajar peserta didik.
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong
(driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam
diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan dalam perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Agar motivasi belajar tesebut dimiliki oleh peserta didik
maka dituntut kepiawaian guru dalam menentukan strategi yang tepat dalam
pembelajaran sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

Apabila peserta didik sudah termotivasi untuk belajar dengan sendirinya akan
berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan serta dapat
dijadikan dasar mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta
pendidik.

B. Ruang Lingkup
1. Pengertian Motivasi
2. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia
3. Fungsi Motivasi
4. Strategi Membangun Motivasi Belajar
5. Sumber Motivasi Belajar
6. Faktor – Faktor yang Memperngaruhi Belajar
7. Teori dan Prinsip-Prinsip Motivasi

BAB II
MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menutut Mc. Donald (dalam

sadirman. 1986), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adannya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali
terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang
karena adanaya tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai.
Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktifitas belajar.
Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan,
dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan
antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa
merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran
lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu
belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil
belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa
mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.


3

4

Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut
merupan inti motivasi.
Motivasi disebut juga :
 Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau
 Suatu keadaan yang kompleks (acomplex state) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to
move,motion,motive)

ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak

disadari.
B. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia
Atas dasar sumber dan proses perkembangannya, terjadi penggunaan berbagai
macam istilah yang sering dipertukarkan (interchangeable). Untuk keperluan studi

psikologis telah diadakan penertiban dngan diadakan penggolongannya, anatara
lain sebagai berikut ini
1. Motif Primer (Primary Motive) atau motif dasar (basic motive) menunjukan
kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang untuk ini sering
juga digunakan istilah dorongan (drive). Golongan inipun dibedakan lagi ke
dalam
a). Dorongan fisiologis (physiological drive) yang bersumber pada kebutuhan
organis (Organic need) yang mencangkup

anatara lain : lapar, haus,

pernapasan, seks, kegiatan dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup
organis diperlukan pemenuhan keebutuhan–kebutuhan tersebut sehingga
dicapai keadaan fisik (physiological state or condition) yang seimbang
(homeo stasis)

5

b). Dorongan umum (Morgan’s general drive) dan motif darurat (
Wodworth’s emergency motive ), termasuk di dalamnya dorongan takut, kasih

sayang, kegiatan, kekaguman dan ingin tahu; dalam hhubungannya dengan
rangsangan dari luar, termasuk dorongan untukmelarikan diri (escape),
meneyerang (combate), berusaha (effort) dan menegejar (pursuit) dalam
rangka mempertahankan dan menyelamatkan dirinya.
Motif-motif yang termasuk ke dalam kategori primer tersebut pada umumnya
terjadi secara natural dan instinktif.
2. Motif Sekunder (Secondary Motive) menujukan kepada motif yang
berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari
( conditioning and reinforcement). Ke dalam golongan ini termasuk anatara
lain
a) Takut yang dipelajari ( learned fearce)
b) Motif-motif sosial (Ingin diterima, dihargai, konforomitas, afiliasi,
persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya)
c) Motif-motif objektif dan interest ( eksplorasi, manpulasi, minat )
d) Maksud (purposes) dan aspirasi
e) Motif berprestasi (achievement motif)

C. Fungsi Motivasi
Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil
dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan

motivasi belajar siswanya.
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) (Derry Jamaluddin) menjelaskan
ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

6

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah,
dan sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu
tujuan.
D. Strategi Membangun Motivasi Belajar
Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk
belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan
berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar
seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional
Khusus (TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan
maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah. Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang
belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang

7

berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol,
penghargaan, dan benda.
3. Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat
proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut
mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan metode bervariasi.
10. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara.
Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan
media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk
menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih
dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh
konkrit. Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap indera
siswa.

8

E. Sumber Motivasi Belajar
Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang
saling berkaitan satu dengan lainnya.
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi
murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya
keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk
berhasil, dan sebagainya.
2.

Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari

luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi
ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya
menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa
bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan
motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil
belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut
Suryabrata

(1989:142),faktor-faktor

yang

mempengaruhi

hasil

belajar

digolongkan menjadi 3, yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor
instrument.
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar
yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi:

9

a. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak
yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang
tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak
dalam proses belajar.
b. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi,
emosi dan kemampuan kognitif.
Dari kondisi psikologis diantaranya pertamafaktor kecerdasan yang dibawa
individu mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat
kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan
cepat. Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka
belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.Kedua faktor Bakat,
individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun
berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.Ketiga
faktorMinat, minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu.
Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan
cepat.Keempat faktor Motivasi, motivasi belajar antara siswa yang satu dengan
siswa lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah ”Sesuatu
yang menyebabkan kegiatan belajar terwujud”. Motivasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi
siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru
membelajarkan siswa.Kelima faktor emosi, emosi merupakan kondisi psikologi
(ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk
belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain:
perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.Keenam faktor
kognitif, Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek
pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa

10

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
a.

Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar

misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang
dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran.
Dari lingkungan alami yang dalamnya ada faktor yang mempengaruhinya
dianatanya pertama faktor Keadaan udara, keadaan udara mempengaruhi proses
belajar siswa, apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa
dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa
akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.kedua waktu belajar, waktu
belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa
untuk belajar dalam satu hari.Ketiga cuaca, cuaca yang terang benderang dengan
cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman
bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.Keempat tempat
atau gedung, Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung
sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh
dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan lain-lain),
tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang
membahayakan keselamatansiswa.Faktor yang kelima media, media/alat-alat
pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi)
ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).
b.

Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik

manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang
lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam
lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota
keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga
lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain
kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial
dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

11

G. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi
Wlodkowski (dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara
Ames dan Ames (Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang
dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut
definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi
kemauan seseorang.Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui
ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang
banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja
dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi
berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen
terhadap prestasi belajar.
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah
menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:
1. Attention (Perhatian)
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh
sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik
akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu
tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan
yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.
Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal
ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan
agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.

12

2. Relevance(Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara
apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif
pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif
value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for
power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam
mengerjakan

suatu tugas

dianggapm

sebagai langkah untuk mnecapai

keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin
dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang
diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam
mengerjakan

suatu tugas

dianggapm

sebagai langkah untuk mnecapai

keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin
dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang
diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
3. Confidence (Percaya diri)
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi
secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah
bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk
berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa
lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan
(prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk
mengerjakan tugas berikutnya.

13

4. Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.
Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima,
baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan
memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan
(reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.

BAB III
IMPLIKASI DAN KESIMPULAN
A. Implikasi
Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran. Dengan cara:
Pertama Meluangkan waktu untuk menemani anak.
Kedua Memberikan penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk
belajar.
Ketiga Memberikan hukuman yang mengandung pelajaran.
Ketiga Mendengarkan keluh kesah anak mengenai kegiatan belajar yang
dilakukannya
.Keempat Memberi perhatian pada hal-hal yang dilakukan anak pada saat ia
belajar.
Kelima Menghargai setiap perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam
kegiatan belajarnya, sekecil apa pun perkembangan itu
Keenam Mengetahui kemampuan minat dan bakat anak sedari dini.
Upaya ini tidak sebatas hanya dilakukan seorang guru pada saat proses
belajar mengajar di sekolah, tetapi peranan orang tua di rumah sangatlah
dibutuhkan demi meningkatkan motivasi yang optimal.

14

15

B. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dipaparkan didepan dapat diambil suatu
kesimpulan diantaranya bahwa;
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga komponen utama dam
motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Motivasi yang ada
pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari dalam diri individu,
yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya yang memang harus
dikembangkan. Semua hal tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan
satu sama lain untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan motivasi peserta didik.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk meningkatkan
motivasi peserta didik. Namun, upaya yang dilakukan guru saja tentunya tidak
cukup, dukungan dari siswa itu sendiri, dukungan dari orang tua dan faktor
lingkungan juga sangat menentukan tingkat motivasi seorang siswa. Oleh karena
itu motivasi bukan hanya dilakukan oleh guru didalam pembelajaran namun harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anggota keluarga dan teman-teman
di sekitar lingkungan bermain.

DAFTAR PUSTAKA
Jamulddin, Dery. (2010). Motivasi dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran.
[Online]. Tersedia: http://deryjamaluddin.page.tl/Motivasi-dalam-prosesbelajar-dan-pembelajaran.html. [7 Oktober 2015].
Makmun, AS. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Redaksi MIN . (2007). Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar. Malang:
Copyright Malang.
Taidin, Suhaimin. (2008). Artikel Motivasi & Pembangunan Diri. Kinabalu:
Copyright UGMC.

16