140157802 Implikasi Pendidikan Bagi Anak Usia Sd lengkap

IMPLIKASI PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SD

MAKALAH
Perkembangan Peserta Didik

Disusun
oleh:
Alvi Zairi
Nurhasanah
Yusran

(F03112030)
(F03112086)
(F03112046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehigga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“IMPLIKASI PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR” .
Kami para penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Usman, selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, yang telah
memberikan tugas dan bimbingan kepada kami untuk menulis makalah ini sehingga kami
dapat mendapatkan ilmu mengenai perkembangan peserta didik secara lebih mendalam
Penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan untuk mengetahui perkembangan pendidikan anak usia
Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Kekurangankekurangan tersebut terutama disebabkan karena kelemahan dan keterbatasan pengetahuan
serta kemampuan penulis. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk
memberikan kritik dan saran yang konstruktif maka kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diperkecil. Namun dalam penulisan makalah ini ada sepercik harapan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, serta diridhai oleh Allah SWT amin.

Pontianak, April 2013


Penulis

2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... 2
Daftar Isi .............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5
A. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ..................................................................5
1. Senang Bermain ................................................................................................ 6
2. Senang Bergerak ............................................................................................... 6
3. Senangnya Bekerja dalam Kelompok ............................................................... 6
4. Senang Merasakan atau Melakukan Sesuatu Secara Langsung ....................... 6
B. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia SD dan Implikasinya ............................... 7
1. Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk
permainan sehari-hari ....................................................................................... 7

2.

Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme
yang sedang tumbuh ......................................................................................... 8

3.

Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya ....................................... 8

4.

Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita ........................................... 9

5.

Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung ............ 9

6.

Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan seharihari .................................................................................................................... 10


7.

Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai.................................................11

8.

Mancapai kemandirian pribadi ......................................................................... 12

C. Peneyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Usia SD ................................................. 12
BAB III ANALISIS .............................................................................................................14
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................17

3

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang
berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan
anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh
karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga
akan berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua
dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah
mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya
anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi,
mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B.

RUMUSAN MASALAH
1.


Apa pengertian anak usia SD?

2.

Siapa yang menjadi objek dalam materi ini?

3.

Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD?

4.

Dimana materi ini cocok dikembangkan?

5.

Kapan materi ini cocok dilaksanakan?

6.


Mengapa materi ini dibahas oleh jurusan Fisika?

C. TUJUAN
1.

Mengetahui pengertian anak usia SD

2.

Mengetahui objek dalam implikasi pendidikan bagi anak usia SD

3.

Mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD

4.

Mengetahui tempat yang cocok bagi implikasi pendidikan bagi anak usia SD

5.


Menentukan waktu yang cocok untuk implikasi pendidikan bagi anak usia SD

6.

Menjelaskan kaitan antara jurusan Fisika dengan implikasi pendidikan bagi anak
usia SD

4

BAB II
PEMBAHASAN
A.

KARAKTERISTIK ANAK USIA SEKOLAH DASAR (SD)
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah.
Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa
kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus
sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai
prestasi sekolahnya.
Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu
mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka
membuat peraturan sendiri.

Setiap fase perkembangan anak menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda.
Demikian pula pada anak usia SD mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut
Sumantri dan Nana Syaodih (2006) karakteristik anak pada usia SD adalah:

5

1. Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan
jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
2. Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk
berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30
menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk

jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Senangnya Bekerja dalam Kelompok
Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya,anak dapat belajar aspek-aspek
penting dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan,belajar tidak tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya,
mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima
tanggung jawab, belajar bersaing secara sehat bersama teman-temannya, belajar
bagaimana bekerja dalam kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat
meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk
mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Senang Merasakan atau Melakukan Sesuatu Secara Langsung
Berdasarkan teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang
dipelajari di sekolah, anak belajar menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Pada masa ini anak belajar untuk membentuk konsep-konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, peran jenis kelamin, dan moral.
6

Pembelajaran di SD cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung melakukan
atau praktik apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin,
dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap
arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari
arah mana angin saat itu bertiup.
B. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN

IMPLIKASINYA

TERHADAP PENDIDIKAN
Setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembangan untuk memenuhinya.
Demikian anak usia SD memerlukan kemampuan untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangannya.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961) dan
implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan
sehari-hari
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak SD dituntut untuk menguasi
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan aktivitas fisik motorik.
Nabi Muhammad saw bersabda: ” ajarilah putra-putrimu berenang memanjat”
(HR At­-Tahatwi). Dalam hadis lain beliau juga bersabda ” mengajari anak-anakmu
berenang dan memanah adalah kewajiban,” beliau lalu berkata” ajari anakmu memanah
latihlah berkuda sampai mereka lancar” (HR. Bukhari).
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk
melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga anak
dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik,
menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan. Perkembangan dan fisik motorik anak
SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki
perempuan, bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan budaya lingkundan teman sebaya
yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara mencoba membantu seseorang yang
mengalami hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.
Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
a. Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi
gemuk.
b. Gigi susu berganti gigi tetap.

7

c. Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
d. Masih senang berlari
Sementara itu, implikasi pada pekembangan ini adalah sebagai berikut:
a. Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang
seling dengan activitas tenang.
b. Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan lain
berenang, dsb.
c. Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan­kegiatan harus seimbang.
Para pendidik membutuhkan cara pengajaran yang lebih terbuka, lansung
memberikan kesempatan anak berperan mengoptimalkan perkembangan fisik dan
perceptual mereka. Dengan cara ini anak dapat lebih bersemangat dan timbul rasa
senang dalam menjalani aktivitas pembelajaran. Sehingga berdampak positif juga bagi
perkembangan mereka. Cara pembelajaran yang diharapakan dengan : program
pengajaran yang fleksibel dan tidak kaku serta membedakan perbedaan individu, tidak
monoton dan verbalistik yang di beri banyak variasi ( terdapat eksperimen, praktek,
observasi,dll ), dan menggunakan berbagai media sehingga anak dapat berperan aktif
secara mental dan perseptualnya. Di harapkan dengan cara ini anak dapat lebih
berkembang, aktif dan membantu timbulnya suasana yang menyenangkan selama
proses belajar. Karena anak lebih butuh banyak aktivitas yang membantu perkembangan
mereka.
2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme

yang

sedang tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk
dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga
kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan
kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik
secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan
dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh secara
optimal.
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya

8

Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga.
Anak (siswa) SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial
diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya
merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya.
Pemenuhan

tugas

perkembangan

ini

membawa

implikasi

terhadap

penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi
kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Guru harus
terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan sekolah dan
masyarakat.
4. Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita
Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), dalam mencapai tugas
perkembangan perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut perbedaan
peran jenis kelamin selama anak Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita sebagaimana anak
laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar.
Baru mulai usia 9 atau 10 tahun terdapat perbedaan anatomi antara anak laki-laki
dengan anak wanita.
Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali dalam
asuhan keluarga. Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui pergaulan
dalam budaya teman sebaya. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada
fungsi perbaikan jika ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas
perkembangan ini.
5. Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung
Berdasarkan hasil studi psikologis menunjukkan, bahwa membaca dipelajari oleh
kebanyakan masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun. Kecepatan membaca dalam hati
dan kemauan membaca bersuara jarang meningkat lagi setelah usia tersebut. Namun
tentang kemampuan dalam mengambil makna isi bacaan terus bertambah selama ia
belajar.
Keterampilan menulis sejalan dengan membaca, bahwa penguasaan menulis
dipengaruhi oleh frekuensi anak melakukan/belajar menulis. Karena menulis
memerlukan kebiasaan penggunaan aktivitas fisik/tangan. Pada anak usia SD sudah
mencapai kematangan dalam hal aktivitas fisik/tangan. Keterampilan berhitung
berkembang hingga usia 12 atau 13 tahun, dan jarang berkembang lagi jika tidak
melanjutkan ke sekolah menengah atau perguruan tinggi memungkinkan anak SD
9

memperoleh ilmu pengetahuan serta menggunakan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh untuk dihubungkan dengan lingkungan dan masalah-masalah yang terjadi di
sekitar anak.
Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak
sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis,
membaca, menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini, anak SD harus dibekali
pengalaman-pengalaman
menanamkan

tingkah

kemampuan
laku

dengan

tertentu
pola-pola

untuk
baru

menambah
agar

pengertian

mereka

dapat

mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan
baru yaitu mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan
(menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang
berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan,
membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan
untuk berfikir bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan,
berserta lingkungan alam sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk
mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian atas berbagai hal yang dialami di
lingkungan dan sekitarnya.
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan
intelektual anak. Dalam hal ini guru harus memberikan perhatian agar menunjang
proses pendidikan anak. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan hasil belajarnya serta memberikan komentar terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan oleh anak SD dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini diharapkan
dapat membentuk proses pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah.
Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda
dengan orang dewasa. ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus
menjadi perhatian utama. Anak SD akan sulit memahami bahan pelajaran jika urutan
bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD, pengoperasian suatu penjumlahan harus
menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap
perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret
6. Pengembangan konsep - konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari

10

Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia
perlu memahami dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu dalam
kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk
memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif berkenaan
dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial.Secara psikologis
pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki perbendaharaan
banyak konsep, terutama konsep-konsep yang sederhana.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan
tempat yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum
sekolah hendaknya memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin
terutama pada kelas-kelas bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun
konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang nyata, misalnya tentang konsep yang
berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan angka.
7. Pengembangan kata hati, moral dan nilai - nilai
Perkembangan moral adalah perkembangan moral anak yang merupakan hal yang
sangat bagi perkembangan kepribadian dan sosial anak dalam kehidupannya sehari-hari.
Anak usia SD sudah dituntut untuk mengembangkan kontrol moral dari dalam,
menghargai aturan moral, dan memulai dengan skala nilai yang rasional. Melalui proses
identifikasi terhadap kedua orang tuanya, anak mengembangkan sendiri penerapan
“peringatan-hukuman” dari orang tua sebagai perwujudan kata hati. Piaget berpendapat,
bahwa anak usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam mempelajari
moralitas kerja sama.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peranan penting dalam
rangka pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai melalui proses pembelajaran.
Bimbingan merupakan salah satu tehnik untuk membantu siswa utamanya yang
mengalami hambatan atau permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan ini.
Impliksi perkembangan terhadap penyelenggraaan pendidikan di SD guru
mengarahkan anak didikanya untuk melakukan kebaikan dan selalu menanamkan
kejujuran karena pada tahap perkembangan ini anak SD sudah mengetahui peraturan
dan tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosial, disamping itu anak telah dapat
mengasosiasikan perbuatannya dengan lingkungan di sekiranya. Misalnya perbuatan
nakal, jujur, adil serta sikap hormat baik terhadap orang tua, guru dan lingkuangan
sekitamya.
11

8. Mancapai kemandirian pribadi
Tugas-tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD mampu menjadi pribadipribadi yang mandiri. Kemandirian ini ditunjukkan pada kemampuan membuat
perencanaan dan melaksanakan kegiatan belajar/sekolahnya tanpa harus selalu
diarahkan oleh guru maupun orang tua.
Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam melaksanakan
proses pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik kemandirian dalam tugas
individual maupun kemandirian dalam tugas-tugas kelompok.
C. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA SD
Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah pendidikan yang paling lama
penyelenggaraannya (6 tahun) dibanding jenjang pendidikan yang lain. Diantara jenjang
pendidikan, pendidikan SD merupakan jenjang yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM. Pada jenjang inilah kemempuan dan
ketrampilan dasar dikembangkan, baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun
terjun kemasyarakat untuk bersosialisasi.
Kebijakan Pemerintah RI tentang pedidikan Sekolah Dasar diatur pada beberapa
peraturan perundang-undangan antara lain :


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

47

tahun

2008 tentang

”Wajib Belajar”. Peraturan ini menyangkut beberapa hal, seperti: fungsi dan
tujuan wajib belajar, penyelenggaraan wajib belajar, program wajib belajar,
pengelolaan wajib belajar, evaluasi wajib belajar, penjaminan wajib belajar, hak



dan kewajiban masyarakat, serta pengawasan wajib belajar.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesianomor 17 Tahun 2010 Tentang
“Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan”.
Permendiknas Nomor 2 Tahun 2011 tentang Ujian Sekolah/ Madrasah Dan Ujian
Nasional Pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Dan Sekolah Dasar Luar



Biasa tahun Pelajaran 2010/2011.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2009 Tentang “Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang
Pendidikan Dasar Dan Menengah”. Peraturan ini menyangkut beberapa hal,
seperti: Tujuan penyelenggaraan SBI, Standar Penyelenggaraan SBI, Kurikulum,
Proses Pembelajaran, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana Prasarana,
Pengelolaan,

Pembiayaan,

Penilaian,
12

Peserta

Didik,

Kultur

Sekolah,

Kewenangan Penyelenggaraan, Perizinan Penyelenggaraan, Pengendaliaan


Penyelenggaraan, Pengendalian, Pengawasan, Sanksi, dan Peraturan Peralihan.
Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang “Standar Sarana dan Prasarana”.
Peraturan ini antara lain meliputi: Lahan (tanah), bangunan (gedung), ketentuan
ruang kelas, ruang perpustakaan, laboraturium, ruang pimpinan/guru, tempat



ibadah, UKS, Jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/olahraga.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
“Guru”.

Peraturan ini antara lain meliputi: Kompetensi Dan Sertifikasi,

Anggaran Peningkatan Kualifikasi Akademik dan Sertifikasi Pendidik Bagi
Guru Dalam Jabatan, Tunjangan Profesi, Penilaian, Penghargaan, dan Sanksi
oleh Guru kepada Peserta Didik, Perlindungan dalam Melaksanakan tugas dan
Hak atas Kekayaan Intelektual, Akses Memanfaatkan Sarana dan Prasarana
Pembelajaran,

Pengembangan

dan

Kompetensi, dan Keprofesian Guru.

13

Peningkatan

Kualifikasi

Akademik,

BAB III
ANALISIS
Analisis menurut kelompok kami bahwa Anak usia SD masih suka bermain.
Mereka tidak begitu suka pelajaran yang diberikan hanya melalui penjelasan atau model
ceramah,karena hal itu terasa sangat monoton dan membosankan. Maka, guru harus
lebih kreatif lagi dalam merancang model pembelajaran. Misalnya saja dengan sedikit
permainan atau kuis dalam pembelajaran, dari sini anak juga dapat bergerak dan terlihat
aktif. Anak tidak suka terlalu lama berdiam diri, duduk, dan mereka suka berpindahpindah tempat.
Didalam pembelajaran, anak juga harus dapat bersosialisasi dengan teman-teman
sebayanya. Guru dapat membentuk kelompok belajar agar anak dapat belajar aspekaspek penting dalam bersosialisasi melalui kelompok, serta menerima tanggung jawab.
Selain itu, anak perlu dilibatkan langsung dalam proses belajar. Tidak hanya menjadi
audiens saja, tetapi harus ada sautu kegiatan yang merangsang psikologi perkembangan
anak. Hal ini dapat di wujudkan dengan melakukan praktek dari materi yang telah
disampaikkan gurunya.
Tugas perkembangan anak SD meliputi beberapa hal yaitu pembelajaran fisik
dimana anak sangat aktif sekali melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang memacu daya
kerja otot dan tenaga untuk melakukan suatu aktivitas ,hal ini dilakukan untuk
mengembangkan kreativitas yang anak miliki, karena basic anak pada usia SD sangat
senang sekali bermain. Anak memiliki karakter untuk mencoba hal-hal baru dan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain peran
serta dari pihak sekolah. Peran orang tua juga ikut berpengaruh karena berkembangnya
anak didik dimulai dari lingkungan keluarga, sehingga peran sekolah hanyalah sebagai
jembatan untuk memberikan bimbingan dan memberikan teguran apabila siswa
melakukan suatu pelanggaran. Setiap lingkungan dimana anak bersosialisasi maka akan
berpengaruh juga terhadap pembentukan keutuhan anak segabai organisme yang
tumbuh.
Anak didik bisa berkembang daya kreatifitasnya apabila mereka sering bergaul
dan berkelompok dengan teman sebayanya, mereka dapat memahami mengerti satu
sama lain sekaligus sebagai sarana untuk sosialisasi. Dalam bersosialisasi tidak

14

membedakan jenis kelamin antara wanita dan pria. Mereka semua sama yang
membedakan hanyalah pertumbuhan fisiknya.
Untuk meningkatkan prestasi dan intelektual anak, anak didik berlatih untuk
mengembangkan ketrampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung dengan. Karena
hal yang paling dasar tersebut akan mempengaruhi kinerja anak saat mendapatkan
materi pembelajaran di sekolah. Seorang anak apabila salah satu dari ketrampilan dasar
tidak terpenuhi maka proses pembelajaran akan terhambat. Saat anak memasuki bangku
sekolah dasar mereka memperoleh konsep baru yang di dapat dari lingkungan. Sehingga
anak merasakan pengetahuaanya bertambah. Dari konsep baru inilah anak mulai
berkembang pola berfikirnya. Dalam pengembangan pola berfikir anak juga harus
mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai. Nilai dan moral merupakan tolak ukur
sang anak dalam berperilaku. Sekolah memiliki peran penting dalam hal memberikan
bimbingan kepada anak didik untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang baik dalam
proses pembelajaran sehingga anak dapat mencapai suatu kemandirian. Selain dari guru
dan anak didik, penyelenggaraan pendidikan harus disertai juga fasilitas, sarana
prasarana, standar penilaian yang sudah di atur dalam peraturan perundang-undangan
dan permendiknas.

15

BAB IV
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
Anak pada usia SD menunjukkan beberapa karakteristik yaitu senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang melakukan sesuatu secara
konkret. Kebanyakan anak lebih suka praktek dari pada diberikan teori. Pendidikan di
SD pada dasarnya mendorong dan mengembangkan anak dalam merealisir tugas-tugas
perkembangannya. Oleh sebab itu guru SD dituntut untuk mampu
mengimplikasikannya tugas-tugas perkembangan ini dalam proses pembelajaran.
Untuk melaksanakan penyelenggaraan pendidikan di SD mengacu pada Perundangundangan dan peraturan pemerintah, baik standar pengelolaannya, penilaiannya, sarana
dan prasaranannya, UASBN, dan kualifikasi pendidik/guru.

B.

SARAN
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain peran
serta dari pihak sekolah .peran orang tua juga ikut berpengaruh karena berkembangnya
anak didik dimulai dari lingkungan keluarga, sehingga peran sekolah hanyalah sebagai
jembatan untuk memberikan bimbingan dan memberikan teguran apabila siswa
melakukan suatu pelanggaran.

16

DAFTAR PUSTAKA

Dianzansori.2010. Implikasi Perkemban dan Anak Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan. (online). (dianzansori.wordpress.com, diakses tanggal 23 Maret 2011)
Massofa.2008.”Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar”. (online).
(http://massofa.wordpress.com/, diaksses tanggal 18 Maret 2013)
Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tentang Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan
Poerwanti, Endang, dan Nur Widodo. 2000. Perkembangan Peseserta Didik. Malang: UMM
Press
Rosyid.2009. Karakteristik Anak Usia SD. (online). (http://www.rosyid.info/, diakses
tanggal 23 Maret 2013)
Rubiyanto, Saring Marsudi, dan Sri Hartini.2008. Perkembanagan Peserta Didik. Surakarta:
BP-FKIP UMS
Sofa.2008. Karakteristik Anak Usia SD. (online). ( http://www.ilmukami.co.cc, diakses
tanggal 23 Maret 2013)
Wardani, Dwi. 2012. makalah-prkembangan-peserta-didik. (online).
(http://pulungdwiwardani.wordpress.com, diakses maret 2013)
Yusuf, Syamsul. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya

17