PENGARUH SERIKAT PEKERJA DALAM MENDORONG (1)

PENGARUH SERIKAT PEKERJA DALAM MENDORONG
SEBUAH REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH

Disusun Sebagai Tugas Matakuliah Negara, Pasar dan Masyarakat
Dibimbing Oleh :
Prof. Ramlan Surbakti, Drs, M.A, Ph.D.

Disusun Oleh : Zadit Taqwa
Nim

: 071414453006

JURUSAN MAGISTER ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Pada dasarnya setiap manusia menginginkan agar memilki hidup yang
lebih baik, terutama tercukupinya kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi sulitnya
mendapatkan pekerjaan dan kurangnya pendidikan menjadikan sebagian
masyarakat memilih untuk menjadi buruh untuk menyambung hidup mereka.
Menjadi buruh sebenarnya bukanlah hal buruk, akan tetapi kondisi lingkungan
perusahaanlah yang menyebabkan kesenjangan sosial antara pemodal dan buruh
yang menjadikan kecembruan sosial.
Melihat hal tersebut dengan menjadi buruh saja hidup mereka tidak lantas
menjadi lebih baik, namun justru sebaliknya banyak ketidak adilan yang mereka
dapatkan ketika menjadi buruh diperusahaan. Masih banyaknya perusahaan untuk
lebih memilih memakai tenana outsorcing daripada tenaga tetap membuat para
buruh resah ketika suatu saat kontak mereka habis. Selain itu upah yang sangat
minim sering dirasakan oleh para buruh sehingga kebutuhan hidupnya tetap tidak
dapat tercukupi. Seperti halnya prinsip dari para kapitalis bahwa mereka
mengambil untung sebanyak banyaknya dan meminimalisir pengeluaran gaji
buruh dengan upa yang sangat murah, sehingga keuntungan maksimal yang
mereka peroleh.
Sejalan dengan munculnya kapitalisme di Indonesia menjadikan posisi
buruh semakin tersudut dengan system kapitalis tersebut. Menurut Pandangan
Haque


dalam

Restructring

Development

Theoris

and

policies

(1999)

menunjukkan bahwa kapitalisme bukan saja telah gagal mengatasi krisis
pembangunan, melainkan justru lebih memperburuk sosial ekonomi di Dunia
Ketiga.1 Hal tersebut telah dirasakan dampaknya di Indonesia, bahwa keadaan
ekonomi masyarakat semakin buruk dengan kedatangan para kaum kapital.
Penjajahan oleh pihak asing untuk saat ini di Indonesia adalah dalam sektor

ekonomi, mereka cenderung suka infestasi ke idonesia, sebab upah yang
dibayarkan kepada buruhnya sangat kecil, oleh sebab itulah mengapa banyak
sekali pengusaha asing masuk ke Indonesia.
1 Analisis Kebijakan Publik Edi Suharto, Ph.D. hal 47

Untuk menjembatani hal tersebut perlu namanya suatu wadah aspirasi bagi
para buruh, agar hak mereka dapat terpenuhi. Sebab kondisi pada saat ini
pemerintah terkadang lebih condong kepada pihak asing daripada masyarakatnya
sendiri. Oleh sebab itu melihat kenyataan yang ada para buruh pada akhrinya
membentuk sebuah serikat buruh dengan dasar senasib dan seperjuangan bagi
mereka agar ada suatu kebijakan pemerintah yang pro terhadap mereka.
Sudah banyak untuk saat ini serikat pekerja yang mewadahi para buruh
untuk saat ini, mulai dari GASBINDO, GSBI, FSPMI dan lain sebagainya. Tujuan
mereka sama yaitu agar kondisi mereka di perusahaan tidak semakin buruk, sebab
tanpa memiliki suatu gerakan masa mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
1.2.Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah yaitu
bagaimana peran dari serikat pekerja untuk dapat memuluskan suatu kebijakan
yang pro terhadap mereka??
1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah agar dapat mengetahui eksistensi dari
serikat pekerja dan pergerakanya sebagai wadah para buruh dengan tujuan
kebijakan pemerintah yang pro terhadap buruh.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah Singkat Serikat Buruh

Pada tahun 1903 sebelum Indonesia merdeka ketika amerika dan bangsa
eropa mulai masuk ke Indonesia, sejak saat itulah mulai muncul serikat buruh,
namun anggotanya pada saat itu hanya diisi oleh golongan orang eropa saja. Lalu
pada tahun 1905 berdiri serikat buruh kereta api yang mulai di isi oleh kalangan
pribumi dan dapat menjadi anggota, namun dari kalangan pribumi tidak dapat
memiliki hak suara. Pada saat itu muncul dua serikat buruh yang dapat
mempengaruhi

perpolitikan

di


Indonesia,

yang

pertama

adalah VSTP

(Vereenigmg van Spoor en Tratmveg Personel) atau serikat buruh kereta api dan
trem yang didirikan di semaran pada tahun 1908 dan yang kedua adalah PMB
(Personel I-abnck Bond) atau serikat buruh gula yang didirikan di jogja pada
tahun 1918.2
Seiring dengan berkembangnya serikat buruh di indonseia, maka munculah
untuk pertama kali serikat buruh yang didirkan oleh kalangan pribumi yaitu FSBI
(Faderasi Serikat Buruh Indonesia). Pada tahun 1926 pemerintah hindia belanda
melarang serikat buruh untuk bertemu mengadakan rapat, sebab kondisi pada saat
itu mulai memunculkan banyaknya pemberontakan yang didukung oleh partai
komunis Indonesia. Namun pada tahun 1940 pemerintah colonial mulai longgar
terhadap serikat buruh untuk mendapatkan dukungan dari mereka, akibat perang
pasifik. Pada tahun 1942 belanda meyerah pada jepang dan meyerahkan

kekuasaanya, hingga pada akhirnya jepang membubarkan serikat buruh dan
anggotanya dijadikan milisi untuk berhadapan dengan sekutu.
Setelah jepang megalami kekalahan dan Indonesia membacakan proklamasi
pada tanggal 17 agustus 1945, maka serentak buruh menguasai perusahaan yang
dahulunya dikuasai oleh jepang. Dikarenakan Indonesia memiliki jumlah buruh
yang banyak oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan
partai politik serta membentuk serikat buruh sebagai underbown pergerakan
partai. Pada tahun 1946 partai komunis berhasil menyatukan dua federasai
pertama yang berdiri yaitu GASBI (Gabungan Serikat Buruh Seluruh Indonesia)
dengan GSBV. Pada bulan November 1946 berdirilah SOBSI (Sentral Organisasi
Buruh Seluruh Indonesia). Akibat peristiwa di madiun (1948) pemerintah
menuduh SOBSI terlibat dalam pemberontakan tersebut hingga menyebabkan
2 http://bantuanhukum.or.id/en/dokumentasi/makalah/168-sejarah-gerakan-serikat-buruh.html

banyak meninggalnya rakyat sipil. Hingga pada akhirnya militer mengambil alih
perusahaan yang ditangani oleh SOBSI. Selain itu pihak militer juga membentuk
serikat buruh di perusahaan negara yang dikuasai oleh militer, kemudian serikat serikat tersebut digabungkan menjadi SOKSI (Sentral Organisai Karyawan
Seluruh Indonesia)". SOKSI yang didirikan terutama untuk menghimpun
karyawan perusahaan negara juga menghimpun 97 ormas non partisan Parpol
Pada tanggal 20 oktober 1964 organisasi ini disatukan menjadi sekertariat

bersama golongan karya atau yang lebih dikenal dengan Sekber Golkar. Pada
waktu itu juga SOBSI diburu oleh militer dan ditangkap karena dianggap terlibat
pergerakan komunis di Indonesia dan bertanggung jawab atas terjadinya gerakan
30 september atau lebih dikenal G30 S/PKI.
Setelah kekuasan presiden soekarno tumbang, dan muncul rezim orde baru,
maka nasib pergerakan buruh berada dibawah kendali pemerintah sepenuhnya,
sebab pemerintah merasa gerakan buruh merupakan gerakan sosialis yang harus
terus mereka awasi sebab dikawatirkan memunculkan gerakan yang radikal.
Ideologi pada orde baru telah mengatur hubungan antara buru dengan
majikan dan pemerintah serta dilandaskan pada hubungan industry pancasila
kemudian dilansir oleh letnan jendral ali murtopo pada tahun 1974 dengan nama
hubungan perburuhan pancasila (HPP), ali murtopo berkata bahwa perbedaan
antara majikan dan buruh harus lenyap. Doktrin mi melihat hubungan hubungan
perburuhan seperti dengan hubungan didalam keluarga, dengan negara berperan
sebagai bapak yang bijaksana." Doktrin ini pada dasarnya menentang konflik karena bertentangan dengan prinsip musyawarah untuk mufakat, oleh karena itu
penyelesaian konflik perburuhan dengan cara mogok dan lock out adalah sesuatu
yang harus ditiadakan di dalam kepentingan buruh dan majikan. Pada tahun 1980
an pemerintah semakin gencar mengendalikan organisasi buruh, hal ini terbukti
dengan adanya peleburan menjadi serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI) akan
tetapi ruang gerak SPSI tidak terlalu efektif mengatasi pemogokan buruh yang

semakin lama semakin meningkat sejak awal 1990 sampai tahun berikutnya.
Kemudian pada tahun 1996 pemerintah mengubah startegi dengan cara mengubah
SPSI menjadi federasi yaitu FSPSI.

Untuk mengendalikan pergolakan serikat buruh maka pemerintah membuat
instrumen hukum yaitu Permenaker No. 03 tahun 1993 tentang Pendaftaran
Serikat Pekerja. Permenaker ini menutup peluang buruh untuk membentuk serikat
buruh independen, tujuanya adalah untuk menutup ruang gerak bagi buruh yang
ingin mndirikan serikat sendiri, supaya pemerintah dapat dengan mudah
mengontrol ruang gerak dari serikat buruh. Bagi pemerintah diluar dari serikat
buruh ciptaan orde baru maka dianggap liar dan menentang pemerintah. Orde baru
terkenal akan otoriternya, sehingga presiden dengan mudah mengendalikan buruh
dengan kekuasaanya. Selain dengan menyingkirkan bagi yang tidak sesuai dengan
ketetapan pemerintah, sisitem pengupahan pada era orde baru tidak memihak
kepada buruh, masih jauh dari yang namanya minimal. Keberadaan serikat buruh
pada zaman orde baru hanya sebatas boneka saja dan segala sesuatunya atas dasar
kesepakatan bersama.
Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1998, rezim orde baru
tumbang dan menuju gerbang demokrasi. Sehingga setelah tumbangnya rezim
orde baru menjadi era reformasi, kebebasan yang demokratis mulai dirasakan oleh

segala pihak tanpa ada rasa takut intimidasi oleh penguasa. Mulai dari kebebasan
pers, kebebasan berpendapat, hingga yang terpenting bagi kalangan buruh adalah
agar dapat memilki kebebasan untuk bersyarikat. Setelah pintu demokrasi terbuka
lebar hinga pada saat ini serikat buruh mulai dan terus berkembang pesat dam
memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah melalui masukan-masukan
kebijakan yang dapat mendukung kesejahteraan rakyatnya.
2.2.Peran Serikat Buruh Saat Ini
Runtuhnya orde baru membawa angin segar bagi masyarakat yang bekerja
menjadi buruh di perusahaan. Secara tidak langsung kebebasan untuk
mengapresiasi pendapat tidak dapat terbatasi dan bisa disalurkan dengan berbagai
macam media, baik dengan melalui surat ataupun dengan melakukan orasi secara
langsung. Pengaruh serikat buruh dapat memberikan warna tersendiri bagi
perpolitikan di Indonesia, salah satunya adalah dapat mengakomodasi aspirasi
para buruh untuk dijadikan rujukan didalam membuat kebijakan.

Kebebasan dalam berserikat ditandai dengan munculnya undang undang no
12 tahun 2000 tentang kebebasan berserikat dan hak berorganisasi. Namun
melihat realita, ada atau tidaknya undang-undang tersebut, tetap kondisi buruh
masih memperihatinkan. Kenyataanya, masih banyak para pemiliki modal
melakukan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan kaum buruh.

Pada prinsipnya kaum kapitalis hanya menginginkan untung yang lebih
sehingga melupakan hak dan kewajiban buruh sesuai dengan undang undang
ketenaga kerjaan. Masih banyak perusahaan yang menyalahi peraturan seperti
masih memberikan upah yang sangat kecil, adanya system oustsorcing yang
secara tidak langsung dapat sewaktu waktu diberhentikan karena bukan buruh
tetap tpi sistemnya kontrak yang merugikan para pekerja yang dihantui pemecatan
sewaktu-waktu, selain itu sebagian perusahaan masih ada yang yang belum
menjamin kesehatan para pekerjanya. Pelanggaran tersebut seringkali diabaikan
oleh pengusaha, dan hal ini diperparah ketika dibawa keranah hukum, maka
permaslahan ini aka menguap begitu saja tanpa ada kejelasan.
Untuk itu disinilah serikat pekerja berperan menjembatani segala
permaslahan buruh. Serikat Pekerja/ Buruh adalah organisasi yg dibentuk dari,
oleh, dan untuk pekerja/ buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yg
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/ buruh
serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya. 3 Selain itu
serikat pekerja memilki keistimewaan sebagai pihak pembuat perjanjian kerja
bersama (PKB), hal ini diperkuat oleh undang undang no 21 tahun 2000, sehingga
adanya kesepakatan antara majikan dan buruh membuat nasib para buruh menjadi
lebih tertata dengan baik.

Dalam pembentukan serikat pekerja perlu adanya suatu payung hukum yang
kuat agar tidak dapat dijatuhkan, oleh sebab itu Serikat pekerja dibentuk
berdasarkan antara lain:
3 http://ppmi-upawafer.wen.ru/page/c.html

1. Undang-undang Dasar Negara RI Th. 1945
2. Piagam PBB tentang Hak-hak azazi manusia Pasal 20 (ayat 1) dan pasal
23 (ayat 4)
3. UU No. 18 th. 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 98 mengenai
Hak berorganisasi dan Berunding bersama
4. KePres No. 23 th. 1998 tentang Pengesahan Konvensi ILO NO. 87 tentang
kebabasan berserikat dan perlindungan hak berorganisasi
5. KeMenaker No. PER-201/MEN/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja
6. KepMenaker No. PER-16/MEN/2000 tentang tata cara Pendaftaran Serikat
Pekerja
7. UU No. 21 th. 2000 tentang Serikat Pekerja (SP)
8. UU No. 13 th. 2003 tentang Ketenagakerjaan
9. UU No. 2 th. 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(PPHI)
10. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Serikat Pekerja yg
bersangkutan
Dengan melihat kondisi posisi buruh yang sangat lemah, maka serikat
pekerja merupakan salah satu alternative untuk memunculkan kekuatan politik
baru bagi para buruh, sehingga posisi mereka bisa terangkat dengan masuk
sebagai anggota serikat pekerja. Selain itu serikat pekerja memiliki beberapa
fungsi anatara lain sebagai berikut :
1. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial;

2. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang
ketenagakerjaan seseuai dengan tingkatannya;
3. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis
dan berkeadilan sesuai dengabn peraturan perundang-undangan;
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggotanya;
5. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan pekerja/
buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Sebagai wakil pekerja/ buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham
di perusahaan.
Melihat fungsi tersebut maka sudah sangat jelas bahwa tujuan dari adanya
serikat pekerja adalah untuk menghimpun para pekerja. Selain itu Serikat pekerja
memilki tiga prinsip, antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip kesatuan yaitu adanya solidaritas dikalangan buruh bahwa mereka
merupakan satu bagian tak terpisahkan dalam organisasi
2. Prinsip kemandirian maksudnya organisasi buruh harus bebas dari
dominasi kekuatan dari luar buruh, baik itu pemerintah, majikan, partai
politik, organisasi agama atau tokoh-tokoh individual.
3. Prinsip demokratis artinya mendapat dukungan dan partisipasi penuh para
anggotanya.4

4 Artikel FUNGSI SERIKAT PEKERJA DALAM PENINGKATAN HUBUNGAN INDUSTRIAL, Oleh
ASRI WIJAYANTI, S.H., MH.

Ketiga prinsip tersebut wajib dimiliki oleh serikat buruh, agar dapat berjalan
dengan baik. Serikat pekerja sudah banyak memberikan kontribusi bagi
perkembanagan masyarakat saat ini. Dengan adanya serikat buruh dan penguatan
undang undang maka bagi kalangan buruh sudah tidak ada lagi kerisauan bagi
mereka. Sebab semua telah diatur dalam undang undang dasar 1945, tinggal
bagaimana para buruh dapat mengawal permasalahan tersebut sampai tuntas agar
terselsaikan dengan baik.
Dengan demikian serikat buruh merupakan tonggak perjuangan para buruh
dalam menuntut hak mereka serta menghimpun kekuatan agar bisa menjadi motor
pergerakan yang sangat kuat. Keterlibatan serikat pekerja sudah muncul sejak
sebelum kemerdekaan hingga sampai saat ini semakin berkembang pesat dan tetap
memperjuangkan hak haknya yang telah dihilangkan oleh kaum kapital.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Serikat pekerja / buruh mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
usaha meningkatkan hubungan industrial di tingkat perusahaan. Kedudukan itu
berkaitan dengan pelaksanaan fungsinya yaitu sebagai pihak dalam pembuatan
PKB dan penyelesaian perselisihan industrial, sebagai sarana pencipta hubungan
industrial yang harmonis, sebagai sarana penyalur aspirasi pekerja, penanggung
jawap mogok dan wakil pekerja dan memperjuangkan kepemilikan saham oleh
sebab itu perlunya serikat pekerja untuk saat ini dirasakan sangat penting
keberadaanya oleh para pekerja agar dapat tersalurkan segala bentuk aspirasi
mereka sehingga adanya korelasi antara negara sebagai pembuat kebijakan, pasar
dalam artian perusahaan yang memiliki buruh serta masyrakat disini adalah para
organisasi buruh yang memilki hak dan kewajiban yang harus terpenuhi dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Kebijakan Publik Edi Suharto, Ph.D. hal 47
http://bantuanhukum.or.id/en/dokumentasi/makalah/168-sejarah-gerakanserikat-buruh.html. Di unduh rabu 09-01-2013 pukul 08.00
http://ppmi-upawafer.wen.ru/page/c.html. Di unduh rabu 09-01-2012 pukul
13.00
Artikel : FUNGSI SERIKAT PEKERJA DALAM PENINGKATAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL, Oleh ASRI WIJAYANTI, S.H., MH.