PENGARUH ARUS KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG
PENGARUH ARUS KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP
LIKUIDITAS
Nada Ratmajaya
ABSTRAK
Likuiditas merupakan elemen kunci dalam menjaga bisnis agar bisa bertahan,
karena likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek pada saat jatuh tempo. T ujuan dari penelitian ini adalah untuk
Memeriksa dan menganalisis pengaruh arus kas dan perputaran piutang terhadap
likuiditas dengan Quick Rasio. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Studi ini menggunakan 23 perusahaan sebagai
populasi dan 8 perusahaan digunakan sebagai sampel makanan Dan perusahaan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013,
menggunakan Teknik Purposive Sampling Sedangkan metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah linear Analisis pada tingkat signifikansi
5%. Program ini digunakan untuk menganalisa data menggunakan Statistical for
Social Sciencs(SPSS) Ver. 19:00. Hasil penelitian perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 menunjukkan
bahwa arus kas parsial dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas. Dengan masing-masing pengaruh besar rendah dan sedang.
Kata kunci: Kas, Perputaran Piutang Usaha dan Likuiditas (Quick Ratio)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio
likuiditas (liquidity ratio). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo (Munawir,
2007:144).
Jika
perusahaan
mampu
melakukan pembayaran
artinya
perusahaan dalam keadaan likuid, sedangkan jika perusahaan berada dalam
keadaan
tidak memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek
artinya perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid (Mulyadi, 2007).
Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha
agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana
ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga
terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga (Riyanto, 2011)
Likuiditas
pemenuhan
sangat diperlukan
oleh
perusahaan
sebagai
jaminan
kewajiban jangka pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara
efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan,
mempertahankan
likuiditasnya
yang
sangat
berperan
agar
dapat
dalam menentukan
seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan
untuk mencapai keuntungan yang diharapkan perusahaan.
Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas
merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan
2
kas yang cukup maka perusahana tidak akan kesulitan dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo. Informasi tentang arus kas suatu perusahana
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental
bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah
perusahaan membayar semua kewajibannya.Oleh
karena
dituntut
ada
agar
mampu
mengelola
dana
yang
itu,
perusahaan
untuk dipergunakan
membiayai segala jenis kegiatannya dan harus berhati-hati dalam menangani
masalah keuangan, khususnya dalam pengelolaan sumber dan penggunaan
kas yang baik sangat diperlukan, karena dapat memberikan informasi tentang
kemampuan perusahana dalam mendapatkan laba serta mengetahui kondisi
likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.
Saat ini, di Indonesia hanya terdapat satu pasar modal yaitu Bursa
Efek Indonesia. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan system dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan beli efek serta pihak-pihak
lain
dengan
tujuan
efek di antara mereka (Gumanti, 2011:54).Besar kecilnya
rendahnya
tingkat
perputaran
memperdagangkan
kas
dan
tinggi
kas memperlihatkan efisiensi penggunaan kas
pada perusahaan. Semakin banyak uang kas yang ada di perusahaan berarti
semakin banyak kas yang kurang efektif dan ini bisa berdampak pada
profitabilitas. Semakin tinggi tingkat perputaran kasnya berarti semakin besar
3
kesempatan untuk menghasilkan laba.Variabel yang kedua yaitu tingkat
perputaran
piutang.
Perputaran
piutang memperlihatkan
jumlah
piutang
tersebut berputar sampai piutang tersebut bisa tertagih dan masuk menjadi
kas perusahaan. Semakin tinggi proporsi piutang dari pemberian kredit yang
telah terdistibusi
maka
berdampak
pada
peningkatan keuntungan,
dan
meningkatkan profitabilitas (Wild dan Halsey, 2007).
B. Rumusan Masalah
1.Seberapa besar pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
2.Seberapa besar pengaruh perpuaran piutang terhadap likuiditas.
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui besarnya pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
2.Untuk mengetahui besarnya pengaruh perputaran piutang terhadap
likuiditas.
4
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
I. KERANGKA TEORITIS
A. Arus Kas
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan
pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan
kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan
bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana
uang
kas
diperoleh
perusahaan
dan
bagaimana
mereka
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu
(biasanya satu tahun buku).
Arus Kas adalah kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas,
(IAI, 2007:2.2).Karena arus kas mengandung 3 komponen yaitu arus kas
operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, maka total arus kas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total arus kas = Arus kas operasi + Arus kas investasi + arus kas
pendanaan
Sumber: Brigham dan Houston (2001)
5
B. Perputaran Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai
akibat
dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.
Piutang sebagai bagian dari modal kerja, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 7 (2014)4 keberadaannya akan terus berputar, dalam arti
piutang itu akan tertagih dan kembali menjadi modal kerja pada saat
tertentu. Secara umum piutang diartikan sebagai klaim atas uang
penerimaan pembayaran yang dimiliki oleh seseorang atau badan lain
yang disebut kreditur, akan tetapi berdasarkan asal usul piutang dapat
diartikan sebagai suatu tuntutan atau tagihan hasil penjualan barang
dagangan atau jasa menjadi suatu usaha pokok perusahaan kepada
pembelinya dimana pembayarannya akan terjadi pada saat jatuh tempo.
Menurut Awat (1999: 451) besar kecilnya suatu piutang
dipengaruhi oleh 2 variabel yaitu :(1) Tingkat Penjualan dan, (2) Syarat
pembayaran kredit ( term of credit)Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan
kredit. Karena timbulnya piutang disebebakan oleh penjualan barangbarang secara kredit dan hasil penjualan secara kredit dibagi dengan
piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Nilai dari perputaran
piutang tergantung dari syarat piutang tersebut. Makin lunak atau makin
lama syarat pengembalian dan pembayaran yang ditetapkan berarti makin
lama
modal
terikat
dalam
piutang.
Periode
perputaran
piutang
6
tergantung
pada
panjang
pendeknya
ketentuan
waktu
yang
dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Sehingga semakin lama
syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja
dimana modal kerja merupakan kas yang terkumpul untuk diolah
kembali untuk penjualan kredit berikutnya.
Menurut Munawir (2004 : 75) perputaran piutang adalah posisi
piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung
perputaran
piutang turn
over receivabel yaitu
dengan
membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang adalah usaha (account receivable turn over)
untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas
dalam setahun (Reeeve , 2005:407).
Berdasarkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan
kredit dan rata-rata piutang. Adakalanya angka penjualan kredit untuk
suatu periode tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai
penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Tingkat perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Piutang = Penjualan bersihx 100%
Rata-rata Piutang
7
C. Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh
suatu
perusahaan
karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada
terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.
Menurut
membayar
Sinungan
kewajiban
(1993:78)
likuditas
jangka pendek
atau
harus
kemampuan
benar-benar
diperhatikan.Walau rasio ini amat rendah, yaitu Cash ratio minimum
sebesar 2%, namun asset yang convertible harus benar-benar dijaga jangan
sampai tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Salah
satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah analysis rasio
likuiditas (liquidity ratios).
Menurut Fahmi (2010:116) Untuk menganalis secara lebih dalam
tentang risiko likuiditas dapat dilakukan dengan menganilis kondisi
kemampuan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari segi: (a) Analisis
arus kas, (b) Analisis kewajiban jangka pendek, (c) Melakukan analisis
terhadap arus dana jangka pendek
Rasio
yang
digunakan
dalam
mengukur likuditas adalah Rasio Lancar. Rasio lancar adalah rasio
asset lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya.Informasi ini
dapat ditemukan di dalam neraca. Rumus yang digunakan dalam
menghitung tingkat likuiditas adalah sebagai berikut :
Rasio lancar = Asset lancar
8
Kewajiban Lancar
Sebab-sebab
yang
melatarbelakangi
terjadinya
risiko
likuditas adalah : (a) Utang perusahaan yang berada pada posisi
extreme laverage. Extreme leverage artinya utang perusahaan sudah
berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri,
(b) Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo
sudah begitu besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis ,
utang dagang, dan berbagai bentuk tagihan lainnya, (c) Perusahaan
telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh
jangka
pada
kerugian
panjang.
yang
bersifat
(d) Kepemilikan
jangka
asset
pendek
perusahaan
maupun
tidak
lagi
mencukupi untuk menstabilkan perusahan, yaitu sudah terlalu banyak
asset yang dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut masih ingin
dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan,
(e) Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi
penurunan yang fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melakukan
perubahan konsep sebelum terlambat.
II. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Likuiditas
Piutang
yang
harus
merupakan
bagian
dari
diperhatikan perputarannya.
pos
aktiva
Perputaran
lancar
piutang
merupakan hal yang penting agar kelangsungan perusahaan dapat
9
dipertahankan, hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dari aktiva
lancar yang digunakan untuk menutupi utang (kewajiban jangka
pendek), oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus sangat
diperhatikan untuk mempertahankan tingkat
likuiditas perusahaan.
Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Manurung dan Nugraha (2012). Berdasarkan penelitian Manurung
dan Nugraha (2012) berjudul Analisis pengaruh Perputaran Piutang
terhadap
Indonesia
Likuiditas
Tbk,
dan
Perusahaan
PT.
Gajah
studi
kasus
Tungal
pada
tbk.
PT. Goodyear
Kesimpulan
dari
penelitian tersebut adalah bahwa perputaran piutang PT Goodyear
Indonesia Tbk mempunyai korelasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut dapat
dari
perubahan-perubahan
perputaran
piutang
yang
dilihat
meningkat
setiap Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)6 tahunnya.
Dimana jika perputaran piutang semakin meningkat (baik), maka
terdapat kecenderungan yang positif pada keadaan yang likuiditas
perusahaan. Sedangkan hasil penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk
adalah bahwa perputaran piutang PT Gajah Tunggal Tbk
juga
mempunyai korelasi yang positif terhadap kemampuan perusahaan
membayar utang jangka pendeknya.
Tingkat likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk
membayar
utang lancarnya) pada umumnya menjadi perhatian bagi
10
pihak kreditur, karena tingkat likuiditas perusahaan menunjukan mampu
atau tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo. Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka
semakin
besar
lancarnya.
pula kemampuan
perusahaan
menutupi
kewajiban
Hal tersebut berkenaan dengan tingkat perputaran piutang
sebagai alat ukur proses konversi piutang menjadi kas yang akan
digunakan sebagai alat bayar utang lancarnya. Berdasarkan uraian diatas
hipotesisnya adalah: H1 Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap
Likuiditas perusahaan.
B. Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas
Arus
kemampuan
kas
dinilai
perusahaan
banyak
memberikan
dalam mendapatkan
informasi
laba
dan
tentang
kondisi
likuiditas perusahaan di masa yang akan datang, (Sofyan Syafri
Harahap, 2006:257).Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau
merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya,
berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, (Jumingan
2009:97).
11
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
I. OBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah
arus kas dan perputaran piutang yang merupakan variabel independen
sedangkan likuiditas merupakan variabel dependen.
II. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif.
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:13) menjelaskan proses penelitian
dapat
disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi:
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang
relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian
7. Kesimpulan
12
B. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel
bebas adalah arus kas (X1) dan perputaran piutang (X2). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat
adalah dividen likuiditas (Y).
C.Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dimana
data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan-perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013.
D.Populasi dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor makanan
dan minuman.
2.Sampel
Dalam penentuan jumlah sampel digunakan metode penetapan
sampel
purposive sampling.
perusahaan
sektor
yang
makanan
digunakan
dan
Dalam
adalah
minuman
yang
penelitian
sebanyak
terdaftar
ini
jumlah
8 perusahaan dari
di
Bursa
Efek
Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan data
dengan
menggunakan
data ekunder dimanadata sekunder tersebut
13
merupakan laporan keuangan dari setiap perusahaan dengan periode tahun
2009 sampai dengan 2013 yaitu selama 5 tahun. Sehingga jumlah data
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 tahun.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
merupakan
cara-cara
untuk
memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti yaitu dilakukan
dengan cara:
1.Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder
yang diperoleh dengan cara: pengumpulan data dengan cara mencatat
data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari
dokumen-dokumen yang berhubungan denganperusahaan. Berdasarkan
penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya Arus
Kas,
Perputaran
Piutangdanbesarnya
Likuiditas
dimiliki
perusahaan,serta
informasi-informasi lain yang diperlukan.
2.Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti oleh penulisan
14
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. HASIL PENELITIAN
.
16
II. PEMBAHASAN
A. Pengaruh Arus Kas Terhadap LIkuiditas
Hasil penelitiam ini didukung oleh landasan teori pada pembahasan
sebelumnya yang menyatakan bahwa arus kas dinilai banyak memberikan
inormasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan
kondisi likuiditas perusahaan di masa yang kan datang ( Sofyan
Syafri,2006:257). Selain itu pendapat lain meyebutkan bahwa arus kas
mememiliki pengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu semakin besa
pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pendeknya atau
tingkat likuiditasnya pada saat jatu tempo ( Simamora,2005:523).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan Nurul Hayati & Christina Riani (2008) yang hasil penelitiannya
menunjukkan
bahwa
arus
kas
berpengaruh
terhadap
likuiditas.
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh arus kas
terhadap likuiditas,jadi dapat diimpulkan bahwa semakin tinggi nilai arus
kas suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula rasio likuiditas suatu
perusahaan atau semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang lancer atau hutang jangka pendeknya.
17
B.Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas
Hasil penelitian didukung oleh landasan teori pada pembahasan
sebelumnya yang menyatakan bahwa piutang merupakan bagian dari pos
aktiva lancer yang harus diperhatikan perputarannya. Perputaran piutang
merupakan hal yang penting agar kelangsungan perusahaan dapat
dipertahankan. Hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dan aktiva
lancer yang digunakan untuk menutupi utang ( kewajiban jangka pendek),
oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus sangat diperhatikan untuk
mempertahankan tingkat likuiditas perusahaan.
Tingkat likuiditas perusahaan ( kemampuan perusahaan untuk
membayar utang lancarnya ) pada umumnya menjadi perhatian bagi pihak
kreditor,karena tingkat likuiditas perusahaan menunjukkan mampu atau
tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh
tempo. Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang ,maka
semakin besar pula kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
lancarnya. Hal ini berkenaan dengan tingkat perputaran piutang sebagai
alat ukur proses konvensi piutang menjadi kas yang akan digunakan
sebagai alat bayar utang lancarnya.
Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancer
dan hutang lancar akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
tingkat likuiditas sesungguhnya. Oleh karena itu penting untuk melihat
sesuatu yang terdapat dibalik pengukuran likuiditas secara menyeluruh
18
untuk menentukan tingkat likuiditas yang sesungguhnya dari masingmasing komponen aktiva lancer dan hutang lancer (Lukman Syamsudin,
2007:47).
Dengan adanya pengaruh tersebut,maka jelas terdapat hubungan
antara perputaran piutang dengan tingkat likuiditas perusahaan. Bila
seluruh piutang dagang dapat tertagih tepat waktu dan memiliki jangka
waktu yang relative pendek,maka perusahaan akan lebih liquid ( Jopel
Jusuf,2008: 53 ).
19
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya,maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Arus kas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan
makanan dan minuman dengan besar pengaruh parsial rendah. Hal ini
berarti bahwa apabila arus kas naik mak likuiditas pun naik sebaliknya.
2. Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada
perusahaan makanan dan minuman dengan besar pengaruh sedang. Hal ini
berarti bahwa apabila perpuran piutang naik maka likuiditas naik.
II. SARAN
Berdasakan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada emitmen
dan investor sebagai berikut :
1. Agar arus kas mempengaruhi kuat terhadap likuiditas pada
perusahaan,maka sebaiknya perusahaan perlu memperhatikan keluar
masuknya kas seefisien mungkin,memperhatikan pengelolaan kas secara
khusus. Karena arus kas mememiliki banyak kontribusi dan dinilai banyak
20
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
perusahaan
dalam
mendapatkan perusahaan dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang
akan datang.
2. Agar perputaran piutang memberikan pengaruh kuat terhadap
likuiditas pada perusahaan,maka perusahaan harus memperhatikan pos
aktiva lancar karena perputaran piutang merupakan hal yang penting agar
tingkat likuiditas perusahaan dapat dipertahankan dan piutang perusahaan
harus dikelola dengan baik agar perusahaan juga ikut membaik,karena
bahwa piutang merupakan unsur aktiva lancar yang mudah dicairkan dan
likuiditas merupakan cerminan kinerja perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
21
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2007.Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik.Jakarta: Kencana.
Brigham, Eugene F dan Michael C Ehrhard. 2002. Financial Management
(Theory and Practice), Tenth Edition, Thomsons Learing Inc
Brigham. E. F. & Weston J. F, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Edisi Kesembilan,
Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Gujarati Damodar N. (2003). Basic Econometrics. Singapore. Mc Graw Hill.
Henry Simamora. 2005, Akuntansi Manajemen, Jakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
EmpatJopei Jusuf. 2008. Analisis Kredit untuk Account Offricer, Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. 2012. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada, Edisi Keenam.
Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen keuangan perusahaan.Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Munawir.2002.Analisa Laporan Keuangan Edisi
Liberty Yogyakarta.
Keempat.
Yogyakarta.
Nina Sufiana 2010, Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas.Bali : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Nurul Hayati dan Christina Riani. 2011. Pengaruh Arus Kas Terhadap
Likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI.Jurnal
Spread, Volume 1 Nomor 1.
R. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)Edisi
Pertama. BPFE: Yogyakarta.
Rina Yuliani 2012, Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT.
Unilever Indonesia Tbk.Malang : Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan
Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.
Perusahaan,Edisi
22
Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
S. Munawir. 2007. Analisa laporan keuangan.Yogyakrta : Liberty.Suad Husnan
& Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta :
UPP AMP YKPM.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : AlfabetaSugiyono. 2009.
Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta.
Umi Narimawati. (2010) Metodelogi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian
Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis.
http://www.idx.co.id
23
LIKUIDITAS
Nada Ratmajaya
ABSTRAK
Likuiditas merupakan elemen kunci dalam menjaga bisnis agar bisa bertahan,
karena likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek pada saat jatuh tempo. T ujuan dari penelitian ini adalah untuk
Memeriksa dan menganalisis pengaruh arus kas dan perputaran piutang terhadap
likuiditas dengan Quick Rasio. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Studi ini menggunakan 23 perusahaan sebagai
populasi dan 8 perusahaan digunakan sebagai sampel makanan Dan perusahaan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013,
menggunakan Teknik Purposive Sampling Sedangkan metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah linear Analisis pada tingkat signifikansi
5%. Program ini digunakan untuk menganalisa data menggunakan Statistical for
Social Sciencs(SPSS) Ver. 19:00. Hasil penelitian perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 menunjukkan
bahwa arus kas parsial dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas. Dengan masing-masing pengaruh besar rendah dan sedang.
Kata kunci: Kas, Perputaran Piutang Usaha dan Likuiditas (Quick Ratio)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio
likuiditas (liquidity ratio). Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo (Munawir,
2007:144).
Jika
perusahaan
mampu
melakukan pembayaran
artinya
perusahaan dalam keadaan likuid, sedangkan jika perusahaan berada dalam
keadaan
tidak memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek
artinya perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid (Mulyadi, 2007).
Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha
agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana
ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga
terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga (Riyanto, 2011)
Likuiditas
pemenuhan
sangat diperlukan
oleh
perusahaan
sebagai
jaminan
kewajiban jangka pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara
efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan,
mempertahankan
likuiditasnya
yang
sangat
berperan
agar
dapat
dalam menentukan
seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan
untuk mencapai keuntungan yang diharapkan perusahaan.
Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas
merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan
2
kas yang cukup maka perusahana tidak akan kesulitan dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo. Informasi tentang arus kas suatu perusahana
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental
bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya sebuah
perusahaan membayar semua kewajibannya.Oleh
karena
dituntut
ada
agar
mampu
mengelola
dana
yang
itu,
perusahaan
untuk dipergunakan
membiayai segala jenis kegiatannya dan harus berhati-hati dalam menangani
masalah keuangan, khususnya dalam pengelolaan sumber dan penggunaan
kas yang baik sangat diperlukan, karena dapat memberikan informasi tentang
kemampuan perusahana dalam mendapatkan laba serta mengetahui kondisi
likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.
Saat ini, di Indonesia hanya terdapat satu pasar modal yaitu Bursa
Efek Indonesia. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan system dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan beli efek serta pihak-pihak
lain
dengan
tujuan
efek di antara mereka (Gumanti, 2011:54).Besar kecilnya
rendahnya
tingkat
perputaran
memperdagangkan
kas
dan
tinggi
kas memperlihatkan efisiensi penggunaan kas
pada perusahaan. Semakin banyak uang kas yang ada di perusahaan berarti
semakin banyak kas yang kurang efektif dan ini bisa berdampak pada
profitabilitas. Semakin tinggi tingkat perputaran kasnya berarti semakin besar
3
kesempatan untuk menghasilkan laba.Variabel yang kedua yaitu tingkat
perputaran
piutang.
Perputaran
piutang memperlihatkan
jumlah
piutang
tersebut berputar sampai piutang tersebut bisa tertagih dan masuk menjadi
kas perusahaan. Semakin tinggi proporsi piutang dari pemberian kredit yang
telah terdistibusi
maka
berdampak
pada
peningkatan keuntungan,
dan
meningkatkan profitabilitas (Wild dan Halsey, 2007).
B. Rumusan Masalah
1.Seberapa besar pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
2.Seberapa besar pengaruh perpuaran piutang terhadap likuiditas.
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui besarnya pengaruh arus kas terhadap likuiditas.
2.Untuk mengetahui besarnya pengaruh perputaran piutang terhadap
likuiditas.
4
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
I. KERANGKA TEORITIS
A. Arus Kas
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan
pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan
kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan
bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana
uang
kas
diperoleh
perusahaan
dan
bagaimana
mereka
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu
(biasanya satu tahun buku).
Arus Kas adalah kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas,
(IAI, 2007:2.2).Karena arus kas mengandung 3 komponen yaitu arus kas
operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, maka total arus kas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total arus kas = Arus kas operasi + Arus kas investasi + arus kas
pendanaan
Sumber: Brigham dan Houston (2001)
5
B. Perputaran Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai
akibat
dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.
Piutang sebagai bagian dari modal kerja, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 7 (2014)4 keberadaannya akan terus berputar, dalam arti
piutang itu akan tertagih dan kembali menjadi modal kerja pada saat
tertentu. Secara umum piutang diartikan sebagai klaim atas uang
penerimaan pembayaran yang dimiliki oleh seseorang atau badan lain
yang disebut kreditur, akan tetapi berdasarkan asal usul piutang dapat
diartikan sebagai suatu tuntutan atau tagihan hasil penjualan barang
dagangan atau jasa menjadi suatu usaha pokok perusahaan kepada
pembelinya dimana pembayarannya akan terjadi pada saat jatuh tempo.
Menurut Awat (1999: 451) besar kecilnya suatu piutang
dipengaruhi oleh 2 variabel yaitu :(1) Tingkat Penjualan dan, (2) Syarat
pembayaran kredit ( term of credit)Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan
kredit. Karena timbulnya piutang disebebakan oleh penjualan barangbarang secara kredit dan hasil penjualan secara kredit dibagi dengan
piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Nilai dari perputaran
piutang tergantung dari syarat piutang tersebut. Makin lunak atau makin
lama syarat pengembalian dan pembayaran yang ditetapkan berarti makin
lama
modal
terikat
dalam
piutang.
Periode
perputaran
piutang
6
tergantung
pada
panjang
pendeknya
ketentuan
waktu
yang
dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Sehingga semakin lama
syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja
dimana modal kerja merupakan kas yang terkumpul untuk diolah
kembali untuk penjualan kredit berikutnya.
Menurut Munawir (2004 : 75) perputaran piutang adalah posisi
piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung
perputaran
piutang turn
over receivabel yaitu
dengan
membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang adalah usaha (account receivable turn over)
untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas
dalam setahun (Reeeve , 2005:407).
Berdasarkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan
kredit dan rata-rata piutang. Adakalanya angka penjualan kredit untuk
suatu periode tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai
penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Tingkat perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Piutang = Penjualan bersihx 100%
Rata-rata Piutang
7
C. Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh
suatu
perusahaan
karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada
terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.
Menurut
membayar
Sinungan
kewajiban
(1993:78)
likuditas
jangka pendek
atau
harus
kemampuan
benar-benar
diperhatikan.Walau rasio ini amat rendah, yaitu Cash ratio minimum
sebesar 2%, namun asset yang convertible harus benar-benar dijaga jangan
sampai tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Salah
satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah analysis rasio
likuiditas (liquidity ratios).
Menurut Fahmi (2010:116) Untuk menganalis secara lebih dalam
tentang risiko likuiditas dapat dilakukan dengan menganilis kondisi
kemampuan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari segi: (a) Analisis
arus kas, (b) Analisis kewajiban jangka pendek, (c) Melakukan analisis
terhadap arus dana jangka pendek
Rasio
yang
digunakan
dalam
mengukur likuditas adalah Rasio Lancar. Rasio lancar adalah rasio
asset lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya.Informasi ini
dapat ditemukan di dalam neraca. Rumus yang digunakan dalam
menghitung tingkat likuiditas adalah sebagai berikut :
Rasio lancar = Asset lancar
8
Kewajiban Lancar
Sebab-sebab
yang
melatarbelakangi
terjadinya
risiko
likuditas adalah : (a) Utang perusahaan yang berada pada posisi
extreme laverage. Extreme leverage artinya utang perusahaan sudah
berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri,
(b) Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo
sudah begitu besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis ,
utang dagang, dan berbagai bentuk tagihan lainnya, (c) Perusahaan
telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh
jangka
pada
kerugian
panjang.
yang
bersifat
(d) Kepemilikan
jangka
asset
pendek
perusahaan
maupun
tidak
lagi
mencukupi untuk menstabilkan perusahan, yaitu sudah terlalu banyak
asset yang dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut masih ingin
dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan,
(e) Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi
penurunan yang fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melakukan
perubahan konsep sebelum terlambat.
II. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Likuiditas
Piutang
yang
harus
merupakan
bagian
dari
diperhatikan perputarannya.
pos
aktiva
Perputaran
lancar
piutang
merupakan hal yang penting agar kelangsungan perusahaan dapat
9
dipertahankan, hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dari aktiva
lancar yang digunakan untuk menutupi utang (kewajiban jangka
pendek), oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus sangat
diperhatikan untuk mempertahankan tingkat
likuiditas perusahaan.
Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Manurung dan Nugraha (2012). Berdasarkan penelitian Manurung
dan Nugraha (2012) berjudul Analisis pengaruh Perputaran Piutang
terhadap
Indonesia
Likuiditas
Tbk,
dan
Perusahaan
PT.
Gajah
studi
kasus
Tungal
pada
tbk.
PT. Goodyear
Kesimpulan
dari
penelitian tersebut adalah bahwa perputaran piutang PT Goodyear
Indonesia Tbk mempunyai korelasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut dapat
dari
perubahan-perubahan
perputaran
piutang
yang
dilihat
meningkat
setiap Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)6 tahunnya.
Dimana jika perputaran piutang semakin meningkat (baik), maka
terdapat kecenderungan yang positif pada keadaan yang likuiditas
perusahaan. Sedangkan hasil penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk
adalah bahwa perputaran piutang PT Gajah Tunggal Tbk
juga
mempunyai korelasi yang positif terhadap kemampuan perusahaan
membayar utang jangka pendeknya.
Tingkat likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk
membayar
utang lancarnya) pada umumnya menjadi perhatian bagi
10
pihak kreditur, karena tingkat likuiditas perusahaan menunjukan mampu
atau tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo. Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka
semakin
besar
lancarnya.
pula kemampuan
perusahaan
menutupi
kewajiban
Hal tersebut berkenaan dengan tingkat perputaran piutang
sebagai alat ukur proses konversi piutang menjadi kas yang akan
digunakan sebagai alat bayar utang lancarnya. Berdasarkan uraian diatas
hipotesisnya adalah: H1 Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap
Likuiditas perusahaan.
B. Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas
Arus
kemampuan
kas
dinilai
perusahaan
banyak
memberikan
dalam mendapatkan
informasi
laba
dan
tentang
kondisi
likuiditas perusahaan di masa yang akan datang, (Sofyan Syafri
Harahap, 2006:257).Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau
merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya,
berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, (Jumingan
2009:97).
11
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
I. OBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah
arus kas dan perputaran piutang yang merupakan variabel independen
sedangkan likuiditas merupakan variabel dependen.
II. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif.
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:13) menjelaskan proses penelitian
dapat
disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi:
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang
relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian
7. Kesimpulan
12
B. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel
bebas adalah arus kas (X1) dan perputaran piutang (X2). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat
adalah dividen likuiditas (Y).
C.Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dimana
data-data tersebut diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan-perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013.
D.Populasi dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor makanan
dan minuman.
2.Sampel
Dalam penentuan jumlah sampel digunakan metode penetapan
sampel
purposive sampling.
perusahaan
sektor
yang
makanan
digunakan
dan
Dalam
adalah
minuman
yang
penelitian
sebanyak
terdaftar
ini
jumlah
8 perusahaan dari
di
Bursa
Efek
Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan data
dengan
menggunakan
data ekunder dimanadata sekunder tersebut
13
merupakan laporan keuangan dari setiap perusahaan dengan periode tahun
2009 sampai dengan 2013 yaitu selama 5 tahun. Sehingga jumlah data
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 tahun.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
merupakan
cara-cara
untuk
memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti yaitu dilakukan
dengan cara:
1.Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder
yang diperoleh dengan cara: pengumpulan data dengan cara mencatat
data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari
dokumen-dokumen yang berhubungan denganperusahaan. Berdasarkan
penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya Arus
Kas,
Perputaran
Piutangdanbesarnya
Likuiditas
dimiliki
perusahaan,serta
informasi-informasi lain yang diperlukan.
2.Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti oleh penulisan
14
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. HASIL PENELITIAN
.
16
II. PEMBAHASAN
A. Pengaruh Arus Kas Terhadap LIkuiditas
Hasil penelitiam ini didukung oleh landasan teori pada pembahasan
sebelumnya yang menyatakan bahwa arus kas dinilai banyak memberikan
inormasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan
kondisi likuiditas perusahaan di masa yang kan datang ( Sofyan
Syafri,2006:257). Selain itu pendapat lain meyebutkan bahwa arus kas
mememiliki pengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu semakin besa
pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pendeknya atau
tingkat likuiditasnya pada saat jatu tempo ( Simamora,2005:523).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan Nurul Hayati & Christina Riani (2008) yang hasil penelitiannya
menunjukkan
bahwa
arus
kas
berpengaruh
terhadap
likuiditas.
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh arus kas
terhadap likuiditas,jadi dapat diimpulkan bahwa semakin tinggi nilai arus
kas suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula rasio likuiditas suatu
perusahaan atau semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang lancer atau hutang jangka pendeknya.
17
B.Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas
Hasil penelitian didukung oleh landasan teori pada pembahasan
sebelumnya yang menyatakan bahwa piutang merupakan bagian dari pos
aktiva lancer yang harus diperhatikan perputarannya. Perputaran piutang
merupakan hal yang penting agar kelangsungan perusahaan dapat
dipertahankan. Hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dan aktiva
lancer yang digunakan untuk menutupi utang ( kewajiban jangka pendek),
oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus sangat diperhatikan untuk
mempertahankan tingkat likuiditas perusahaan.
Tingkat likuiditas perusahaan ( kemampuan perusahaan untuk
membayar utang lancarnya ) pada umumnya menjadi perhatian bagi pihak
kreditor,karena tingkat likuiditas perusahaan menunjukkan mampu atau
tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh
tempo. Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang ,maka
semakin besar pula kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
lancarnya. Hal ini berkenaan dengan tingkat perputaran piutang sebagai
alat ukur proses konvensi piutang menjadi kas yang akan digunakan
sebagai alat bayar utang lancarnya.
Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancer
dan hutang lancar akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
tingkat likuiditas sesungguhnya. Oleh karena itu penting untuk melihat
sesuatu yang terdapat dibalik pengukuran likuiditas secara menyeluruh
18
untuk menentukan tingkat likuiditas yang sesungguhnya dari masingmasing komponen aktiva lancer dan hutang lancer (Lukman Syamsudin,
2007:47).
Dengan adanya pengaruh tersebut,maka jelas terdapat hubungan
antara perputaran piutang dengan tingkat likuiditas perusahaan. Bila
seluruh piutang dagang dapat tertagih tepat waktu dan memiliki jangka
waktu yang relative pendek,maka perusahaan akan lebih liquid ( Jopel
Jusuf,2008: 53 ).
19
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya,maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Arus kas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan
makanan dan minuman dengan besar pengaruh parsial rendah. Hal ini
berarti bahwa apabila arus kas naik mak likuiditas pun naik sebaliknya.
2. Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada
perusahaan makanan dan minuman dengan besar pengaruh sedang. Hal ini
berarti bahwa apabila perpuran piutang naik maka likuiditas naik.
II. SARAN
Berdasakan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada emitmen
dan investor sebagai berikut :
1. Agar arus kas mempengaruhi kuat terhadap likuiditas pada
perusahaan,maka sebaiknya perusahaan perlu memperhatikan keluar
masuknya kas seefisien mungkin,memperhatikan pengelolaan kas secara
khusus. Karena arus kas mememiliki banyak kontribusi dan dinilai banyak
20
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
perusahaan
dalam
mendapatkan perusahaan dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang
akan datang.
2. Agar perputaran piutang memberikan pengaruh kuat terhadap
likuiditas pada perusahaan,maka perusahaan harus memperhatikan pos
aktiva lancar karena perputaran piutang merupakan hal yang penting agar
tingkat likuiditas perusahaan dapat dipertahankan dan piutang perusahaan
harus dikelola dengan baik agar perusahaan juga ikut membaik,karena
bahwa piutang merupakan unsur aktiva lancar yang mudah dicairkan dan
likuiditas merupakan cerminan kinerja perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
21
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2007.Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik.Jakarta: Kencana.
Brigham, Eugene F dan Michael C Ehrhard. 2002. Financial Management
(Theory and Practice), Tenth Edition, Thomsons Learing Inc
Brigham. E. F. & Weston J. F, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Edisi Kesembilan,
Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Gujarati Damodar N. (2003). Basic Econometrics. Singapore. Mc Graw Hill.
Henry Simamora. 2005, Akuntansi Manajemen, Jakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
EmpatJopei Jusuf. 2008. Analisis Kredit untuk Account Offricer, Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir. 2012. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada, Edisi Keenam.
Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen keuangan perusahaan.Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Munawir.2002.Analisa Laporan Keuangan Edisi
Liberty Yogyakarta.
Keempat.
Yogyakarta.
Nina Sufiana 2010, Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas.Bali : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Nurul Hayati dan Christina Riani. 2011. Pengaruh Arus Kas Terhadap
Likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI.Jurnal
Spread, Volume 1 Nomor 1.
R. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)Edisi
Pertama. BPFE: Yogyakarta.
Rina Yuliani 2012, Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT.
Unilever Indonesia Tbk.Malang : Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan
Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.
Perusahaan,Edisi
22
Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
S. Munawir. 2007. Analisa laporan keuangan.Yogyakrta : Liberty.Suad Husnan
& Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta :
UPP AMP YKPM.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : AlfabetaSugiyono. 2009.
Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta.
Umi Narimawati. (2010) Metodelogi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian
Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis.
http://www.idx.co.id
23