IMPLEMENTASI SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga) - Test Repository
IMPLEMENTASI
SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
(Studi di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran
Kabupaten Semarang dan
Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga)
Oleh
ANIS WULANDARI
12010160017
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar
Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ABSTRACT
Systemic Implementation Character Education In Islamic Education Institutions
(Study At MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang And SMP
Muhammadiyah Salatiga)The aim of national education is to develop the potential of students to become
human beings with character. Applying character education in junior high
schools is a program that can produce generations that are able to internalize
and personalize character values in daily behavior.This study focused on the application of the character education system
through management, learning and fostering student activities. This study uses
qualitative methods using descriptive techniques.Findings of research on Systemic Implementation of Character
Education in Islamic Education Institutions (Studies at MTs Al Irsyad Semarang
and Muhammadiyah Middle School Salatiga) are: (1) programs and socialization
of understanding of character education adequately; (2) the determination of a
representative indicator of the value of the character invested; (3) firm in the
arrangement of rules; (4) increasing communication with the local Health Office.
Keyword: education, character, management.
ABSTRAK
Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter Di Lembaga Pendidikan Islam (Studi di MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga).
Tujuan pendidikan nasioanal yaitu mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang berkarakter. Penerapan pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama merupakan program yang dapat mencetak generasi yang mampu menginternalisasi dan mempersonalisasi nilai karakter dalam perilaku sehari hari.
Penelitian ini difokuskan pada penerapan sistem pendidikan karakter melalui menejemen, pembelajaran dan pembinaan kegiatan kesiswaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif.
Temuan penelitian Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter Di Lembaga Pendidikan Islam (Studi di MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga) yaitu : (1) program dan sosialisasi pemahaman pendidikan karakter secara memadai; (2) penentuan indikator yang representatif nilai nilai karakter yang ditanamkan; (3) tegas dalam menyusunan aturan ; (4) peningkatan komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
Keyword: pendidikan, karakter, menejemen.
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam (Studi di MTs Al Irsyad Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga) ”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Magister pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada kita Nabi Muhammmad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaat-Nya kelak di yaumul qiyamah, amin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di almamater tercinta.
2. Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga dan pembimbing dalam penulisan tesis ini yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak penulisan sampai dengan selesainya tesis ini.
3. Bapak Hammam, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
4. Ibu Maslihah, Ibu Muna, Bapak Imam, Bapak Wiji, Mbak Lilik, Helman dan semua team dari MTs Al Irsyad Semarang/SMP Muhammadiyah Salatiga yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam proses penulisan tesis ini hingga tuntas.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak masih dapat diterima dengan senang hati. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pendidikan karakter di Lembaga Islam dimasa mendatang.
Salatiga, 26 Juni 2018 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv PRAKATA ......................................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 2 A. Latar Belakang ........................................................................................... 2 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3 C. Signifikasi Penelitian ................................................................................. 4 D. Kajian Pustaka ........................................................................................... 4 E. Metode Penelitian .................................................................................... 14 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 16 BAB II IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MENEJEMEN SEKOLAH ................................................................................ 18 A. Menejemen Sekolah yang Berkarakter ...................................................... 18 B. Menejemen Sekolah Berkarakter In Action .............................................. 28 BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN KELAS............................................................................... 32 A. Perencanaan .............................................................................................. 34 B. Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................................... 36 C. Penilaian .................................................................................................. 38 D. Tindak Lanjut Pembelajaran ..................................................................... 40
BAB IV IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ................................ 42 A. Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan ...................................................... 42 B. Pembinaan Bakat dan Minat .................................................................... 44 C. Pembinaan Kegiatan UKS dan Pendidikan Penanggulangan Narkoba ..... 46 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 49 A. Kesimpulan .............................................................................................. 49 B. Saran ........................................................................................................ 50 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52 LAMPIRAN ...................................................................................................... 55 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak menuntut
peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter agar peserta didik memiliki karakter mulia sesuai
1
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Senada dengan Zakiyudd in “Moral selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus,norma sebagai cara bertindak yang berupa tuntutan baik bersifat relatif maupun absolut. Jadi, moral adalah wacana normatif dan imperatif yang diungkapkan dalam kerangka yang baik dan yang buruk. Intinya moral hendak menjawab persoalan sebagaimana "seharusnya". Moral mengandung dua makna:keseluruhan aturan dan norma yang berlaku, yanga diterima oleh suatu masyarakat sebagai pegangan dalam bertindak dan diungkapkan dalam kerangka yang baik dan yang buruk; disiplin filsafat yang merefleksikan
2 aturan-aturan tersebut dalam rangka mencari landasan dan tujuannya.
” Pendidikan seharusnya tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas secara akademik, namun juga berakhlak mulia. Hal ini diperkuat dan dipertegas lagi dengan Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter 1 Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa , Jakarta, 2010, 5. 2 Zakiyuddin Baidhawy; Relasi Etika Dan Politik:Landasan Etis Mebangun Politik Berkeadaban. Melalui [28/02/2018], 2014, 15.
yang menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu dan lain lain, perlu penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter pada peserta peserta didik dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan : intrakurikuier, kokurikuler dan ekstrakurikuler melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian, penerapan dan penguatan pendidikan karakter pada pendidikan formal secara sistemik menjadi sangat esensial untuk segera diimplementasikan di sekolah.
Dengan demikian peneliti bermaksut meneliti implementasi sistemik pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, adalah:
1. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui manajemen sekolah di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga? 2. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui proses pembelajaran di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP
Muhammadiyah Salatiga? 3. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembinaan siswa di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan
SMP Muhammadiyah Salatiga?
C. Sigifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
pendidikan karakter sesuai dengan visi dan misi yang ada di sekolah siswa memberi respon baik terhadap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo , menemukan bahwa implementasi
Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl
Berdasarkan penelitian oleh Pipit Ulina (2013) dengan judul
Memberikan rekomendasi perbaikan dalam implementasi pendidikan karakter c. Untuk mendorong penelitian lebih lanjut mengenai implementasi pendidikan karakter di berbagai aspek dan tingkatan sekolah
Menambah jumlah data, informasi dan literatur terkait implementasi pendidikan karakter, khususnya pada lembaga pendidikan Islam b.
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: a.
2. Manfaat Penelitian
Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembinaan siswa di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.
c.
Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui proses pembelajaran di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.
b.
Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui manajemen sekolah di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
sekolah atau kebiasaan-kebiasaan di lingkungan sekolah yang membiasakan
3 karakter jujur, religius, tanggungjawab dan disiplin.
Pada penelitian oleh Eri Hendro Kusuma (2012) yang berjudul
Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Batu Malang . Mengapa tentang pelaksanaan pendidikan
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kurang efektif yang disebabkan
4 jenis kegiatannya kurang memadai demikian juga sarana dan prasarananya.
Penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter Jujur Dalam oleh Nila
Membentuk Kepribadian Siswa Kelas VII di SMP N 1 Palembang
Hulani (2017), dengan fokus penelitian pada pendidikan karakter jujur sebagai budaya sekolah melalui pengintegrasian kegiatan kelas, sekolah dan ekstra kurikuler. Memberikan kontribusi wawasan bahwa guru mempunyai peran sebagai pengawas, pembimbing, teladan dan pemberi hukuman dalam
5 pelaksanaan pendidikan karakter tersebut.
Penelitian oleh Mujtahid (2016) dengan judul Model Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi Dalam Perkuliahan PAIFITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Meneliti tentang model
karakter religius, yaitu karakter yang dikonstruk melalui pembiasaan perkuliahan dengan pembudayaan membaca kalimat thoyyibah (basmalah
dan hamdalah), tilawah al-
Quran, do’a dan dzikir sebagai manisfestasi aktualisasi nilai-nilai keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Kedua, model karakter kepribadian diri, yakni konstruksi karakter yang ditanamkan melalui pembiasaan disiplin, jujur dan tanggungjawab dalam semua aktivitas perkuliahan yang meliputi aspek proses, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Ketiga, konstruksi karakter sosial, yakni karakter yang
3 Pipit Ulina, “Kajian Moral dan Kewarganegaraan”, Implementasi Pendidikan Karakter
Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo , Volume 1, Nomor 1, (2013), 165. 4 Eri Hendro Kusumo, Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Batu Malang, Melalui[28/02/2018], 2012, 20. 5 Nila Hulani, “Implementasi Pendidikan Karakter Jujur Dalam Membentuk Kepribadian Siswa Kelas VII di SMP N 1 Palembang ”, Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang, 2017, 115-116. meliputi toleransi, kepedulian sosial dan demokratis yang nyata dalam
6 sistem pembelajaran.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian oleh Nilam Pathulhadi (2013) yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter
Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMA N I Semarang . Penelitiannya
membahas tentang kebijakan pendidikan karakter melalui 3 cara yaitu, mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui penyusunan rencana pembelajaran dalam bentuk pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan intrakulikuler dan
7 ekstrakulikuler.
Sejauh ini peneliti belum menemukan suatu penelitian yang menggali tentang implementasi pendidikan karakter secara sistemik melalui kegiatan manajemen sekolah, proses pembelajaran dan pembinaan siswa di sekolah Islam. Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Oleh karena itu sangat diperlukan penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter secara sistemik melalui kegiatan, manajemen sekolah, proses pembelajaran, dan pembinaan siswa, khususnya di lembaga pendidikan Islam. Judul penelitian yang akan dilaksanakan adalah “Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter” (Studi Kasus Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga).
6 Mujtahid, Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi
Dalam Perkuliahan PAIFITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ulul Albab, Volume 17,
Nomor 2, ( 2016), 231. 7 Ni am Pathulhadi, ‘Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Agama Islam [28/02/2018], 2013, 138-139.Di SMA N I Semarang ‘, Melalui
2. Kerangka Teori
a. Dasar-dasar Menejemen Pendidikan Karakter dalam Al- Qur’an
Dalam ayat ini menegaskan pentingnya menejemen, pengaturan, pembagian tugas sesuai fungsi masing masing sehingga sebuah aktivitas berjalan dengan baik.
At-Taubat ayat 122 َفَن ْمُه ْنِم ٍةَق ْرِف ِ ل َل ْو
ُك ْنِم َر َلَف ًةَّفاَك اوُرِفْنَيِل َنوُنِمْؤُمْلا َناَك اَم َو ةَفِئاَط ْوَق اوُهَّقَفَتَيِل
ْمُهَّلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَج َر اَذِإ ْم ُهَم اوُرِذْنُيِل َو ِنيِ دلا يِف َنوُرَذْحَي “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
” (QS. At-Taubat :
8
122)
Al-Hujuraat ayat 13, dalam ayat ini menegaskan bahwa sebuah kerjasama,
saling menghargai, bersatu dengan saudara sesama muslim adalah perilaku yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
اَي َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَج َو ىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ 8 تارجحلا ريِبَخ ميِلَع ََّاللَ َّنِإ ْمُكاَقْتَأ َِّاللَ َدْنِع ْمُكَم َرْكَأ َّنِإ اوُفَراَعَتِل
Abdullah Bin Muhammad bin Abdurrahman Bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir Surat At- Taubat 122 , Jakarta, Pustaka Imam Syafi’i, 229-231.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
9 Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS.Al-Hujuraat: 13)
b. Definisi
Pendidikan moral berfokus pada nilai dan pembelajaran sosial- emosional berfokus pada keterampilan dan sikap yang dibutuhkan 10 untuk berfungsi di lingkungan sosial yang relevan.
Pendidikan karakter memerlukan proses yang cukup panjang dan bersifat saling menguatkan (reinforce) antara kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan siswa. Character education is
the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values” (Pendidikan karakter adalah usaha sengaja
(sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti). Bahkan dalam buku Character Matters dia menyebutkan: Character education is the deliberate effort
to cultivate virtue —that is objectively good human qualities—that are good for the individual person and good for the whole society
(Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan
9 Abdullah Bin Muhammad bin Abdurrahman Bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir Surat Al- Hujuraat 13 , 10 Jakarta, Pustaka Imam Syafi’i, 495-497.
Larry Nucci, Darcia Narvaez and Tobias Krettenauer, “Moral and Character
education”, in Larry P. Nucci & Darcia Narvaez (ed.), The Complementary Perspectives Of Social And Emotional Learning, Moral Education . New York: Routledge Published, 2014, 272. hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk
11 masyarakat secara keseluruhan).
c. Tahapan Pengembangan Karakter
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan
12
negara serta dunia internasional (lihat diagram1)
d. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter 2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif 3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif 11 4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian
Thomas Lickona, Character Matters: Persoalan Karakter, terj. Juma Wadu
Wamaungu & Jean Antunes Rudolf Zien dan Editor Uyu Wahyuddin dan Suryani, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012, 5. 12 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah , Jakarta, 2010, 21.5) Memberi kesempatan peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik 6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka
7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik 8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter 9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter 10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat 11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik.
e. Pendidikan Karakter Secara Sistemik
Kemampuan lembaga pendidikan merencanakan program, melaksanakan kegiatan, dan evaluasi terhadap tiap-tiap komponen pendidikan yang di dalamnya memuat nilai-nilai karakter secara terintegrasi (terpadu/sistemik).
Pendidikan karakter secara sistemik (terintegrasi/terpadu) di lembaga pendidikan dilaksanakan melalui proses menejemen sekolah , pembelajaran dan kegiatan pembinaan kesiswaan.
1) Pendidikan Karakter Melalui Manajemen Sekolah
Keterkaitan antara berbagai komponen, proses manajemen berbasis sekolah dan nilai-nilai karakter yang melandasinya dapat dilihat pada gambar berikut
.
13
13 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah , Jakarta, 2010, 72.
a) Integrasi Nilai-Nilai Karakter dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Program
Penyusunan silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter yaitu dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai.
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, yang dipilih dan dilaksanakan harus mencerminkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan.
Penerapan authentic assessment: Teknik dan instrumen penilaian tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif peserta didik, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadiannya. Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian peserta didik sekaligus.
b) Manajemen Sekolah yang Berkarakter in Action
(1) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam manajemen sekolah
(2) Penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam manajemen sekolah (3) Pengimplementasian perilaku (tindakan) yang berkarakter terintegrasi dalam manajemen sekolah (4) Implementasi pengelolaan lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah
2) Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran
Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di sekolah mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
a) Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP) , dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas yang menjadikan peserta didik tidak hanya menguasai kompetensi (materi) tapi juga menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-
14
nilai dan menjadikannya perilaku Pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yakni melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan dilandasi oleh sebuah filosofi bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian siswa
15
secara utuh. Dengan demikian, selain untuk menjadikan 14 peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
Sulistyowati, E, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji Panama, 2012, 127. 15 Akbar, S, Samawi, A, Arafik, M & Hidayak, Pendidikan Karakter: Best Practices.
Malang: Universitas Negeri Malang, 2015, 27. kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
b) Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan
c) Evaluasi Pencapaian Pembelajaran
16
mengungkapkan hal-hal yang perlu diperhatikan Sa’dijah dalam melaksanakan penilaian diantaranya: 1) guru harus memahami lebih awal tentang pembelajaran yang akan dijalani oleh siswa dan mampu menerapkan pengajaran yang tepat, 2) guru harus memahami tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai siswa, 3) guru menentukan kompetensi siswa, 4) guru memilih teknik penilaian yang tepat, 5) guru dan siswa mampu menggunakan informasi belajar secara maksimal melalui teknik penilaian yang tepat, 6) siswa perlu mengetahui teknik penilaian yang digunakan.
d) Tindak Lanjut Pembelajaran
Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk memfasilitasi peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah dipelajari dan internalisasi nilai lebih lanjut.
3) Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembinaan Kesiswaan
Dikutip dari Patrick Akos “Extracurricular activities are
discretionary activities that are physically or mentally stimulating
17 to the individual and contain some structured parameters ” 16 Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran
Sa’dijah, C & Sukoriyanto, Asesmen Pembelajaran Matematika, Malang: Universitas Negeri Malang, 2015, 133-134. 17 Patrick Akos , “Extracurricular Participation and the Transition to Middle School” Research in Middle Level Education, Volume 29, Number 9, (2006), 2.
wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka.
F Metodologi Penelitian .
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang implementasi sistemik pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang (yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Salatiga (yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut SMP Muhammadiyah Salatiga) secara objektif. Peneliti menggunakan studi kasus untuk menjelaskan pertanyaan penelitian, karena studi kasus merupakan metodologi yang ideal ketika penelitian memerlukan investigasi mendalam pada objek penelitian yang
18
tidak luas. Penelitian ini menggunakan kombinasi tiga cara pengumpulan data yaitu : wawancara, observasi dan analisis dokumen sekolah yang relevan. Dengan demikian peneliti mengumpulkan data-data terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter di Mts Al-Irsyad Tengaran Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.
Subyek atau sumber data penelitian ini adalah: 1. Kepala tarbiyah, kepala sekolah, waka kurikulum, direktur keuangan, tenaga kependidikan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP
Muhammadiyah Salatiga. sebagai narasumber terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter dalam menejemen sekolah.
2. Guru MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP
Muhamadiyah Salatiga, sebagai narasumber terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter dalam pembelajaran dan pembinaan siswa.
Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang yang beralamat di Jl. Raya Solo Semarang km 18 Winston M Tellis, “Application of a Case Study Methodology”, The Qualitative Report, Volume 3, Number 3, (January 1997), 14.
45 Butuh Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhamadiyah Salatiga yang beralamat di Jl. Cempaka 5-7 Sidorejo Lor Sidorejo Salatiga.
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai gambaran suasana dan kondisi kegiatan sekolah, pelaksanaan pembelajaran: pendahuluan, inti, dan penutup, pelaksanaan layanan sekolah dan pengelolaan lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah, pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan. Pengamatan lapangan dilakukan untuk melengkapi data yang mungkin tidak diperoleh melalui wawancara.
Metode wawancara akan dilakukan untuk memperoleh data tentang: 1. Sejarah dan gambaran umum sekolah Sejarah, visi, misi, strategi, kompetensi lulusan, so, jumlah guru, jumlah peserta didik, jumlah mapel, jumlah jam belajar, jumlah kegiataan.
2. Pemahaman sekolah mengendai pendidikan dan proses pendidikan karakter.
3. Proses pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran, manajemen sekolah dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Peneliti akan melakukan wawancara terbuka dan mendalam kepada beberapa orang kunci, yaitu direktur pendidikan, kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaaan, dan guru.
Dokumentasi dengan metode ini peneliti memperoleh data-data mengenai silabus, RPP, bahan ajar, visi, misi, Struktur Organisasi (SO), uraian kerja, Rencana Kegiatan Sekolah (RKS), Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS), jadwal pelajaran, jadwal kegiatan, dan lain lain yang serupa yang dapat berfungsi sebagai sumber data untuk penelitian. Peneliti meninjau dokumen-dokumen yang relevan secara sistematis, kemudian dibandingkan dengan hasil dari wawancara dan observasi. Metode ini digunakan untuk memastikan konsistensi dan akurasi informasi serta untuk menghindari bias yang mungkin terjadi dalam data yang diperoleh.
Analisis data yang digunakan peneliti agar data menjadi lebih mudah difahami dan lebih bermakna, adalah analisis data Model Analisis Interaktif dari Mills dan Huberman yang membagi kegiatan analisis data menjadi beberapa bagian, yaitu : pengumpulan data, pengelompokan menurut variable, reduksi data, penyajian data, memisahkan outlier data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data, semua data yang diperoleh dibaca, dipelajari, dipahami, dipilih dan dikumpulkan serta dianalisis menggunakan deskriptif analitik. Analisis deskripsi disini adalah melakukan analisis terhadap bagaimana implementasi implementasi pendidikan karakter di tingkat menejemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Hasil kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, bagaimana implementasi pendidikan karakter di menejemen, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
G. Sistematika Penulisan Pada tesis ini, peneliti memaparkan hasil penelitian dalam lima bab.
Bab I pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian
Bab II pada bab ini dipaparkan konsep konsep pentingya pendidikan karakater, pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, tahapan, pengembangan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, sistemik pendidikan karakter melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Bab III bab ini meliputi implementasi sistemik pendidikan karakter melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Bab IV bab ini tentang pembahasan sekaligus mendeskripsikan hasil penelitihan dan kondisi nyata di lapangan berkenaan dengan implementasi pendidikan karakter secara terpadu dan sistemik.
Bab V merupakan penutup yang memuat simpulan dan rekomendasi. Pada
bab ini membahas kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi untuk MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga serta untuk penelitian berikutnya berkenaan dengan implementasi pendidikan karakter secara sistemik di lembaga pendidikan Islam.
Pada bagian paling akhir dan tesis ini terdiri dan daftar pustaka dan lampiran yang terkait dengan penelitian.
BAB II IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MENEJEMEN SEKOLAH A. Menejemen Sekolah yang Berkarakter Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat dengan subur
memfasilitasi peserta didik dan warga sekolah pada umumnya untuk menginternalisasi karakter yang baik seperti: keterbukaan, tanggungjawab, kerjasama, partisipasi, dan mandiri merupakan nilai-nilai dalam manajemen sekolah yang memandu kepala sekolah dalam mengelola sekolah yang
19
bernuansa pendidikan karakter. Pendidikan karakter di lingkungan sekolah merupakan program yang berkesinambungan dan terintegrasi kedalam keseluruhan sistem pengelolaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang didasarkan kepada tujuan pendidikan nasional.
Pengembangan nilai nilai karakter melalui menejemen secara umum telah diterapkan pada MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga, yaitu meliputi fungsi perencanaan, implementasi, monitoring/evaluasi, dan tindak lanjut dengan mengintegrasikan nilai nilai karakter yang diharapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan proses pendidikan karakter di sekolah. 19 Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Panduan Penerapan Pendidikan Krakter Bangsa , Jakarta, 2010, 64.
1. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Perencanaan Program
Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dalam proses perencanaan program seperti perumusan visi dan misi, perumusan jenis kegiatan sekolah melibatkan stake holder yaitu guru, perwakilan orang tua siswa, karyawan, direktur keuangan, Dewan Pimpinan & Pengawas (DPP), tokoh masyarakat setempat. Keterlibatan mereka mewujudkan adanya kerjasama, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Program yang disusun dalam Rencana Anggaran Belanja menunjukkan adanya kegiatan kegiatan yang menanamkan nilai karakter seperti cinta tanah air, cinta
20 ilmu, disiplin, hormat.
Perencanaan diwujudkan dalam bentuk Rencana Anggaran Belanja (RAB) saja belum dalam program jengka pendek dan menengah.
Walaupun demikian dalam perumusan Rencana Anggaran Belanja (RAB) sekolah telah melibatkan pemangku kepentingan, hal ini menunjukan adanya upaya menumbuhkembangkan nilai nilai karakter baik seperti: adaptif dan antisipatif/proaktif untuk mengurangi terjadinya penyimpangan; bertanggungjawab terhadap keberhasilan perencanaan program dan kegiatan; memiliki kontrol kualitas, kualifikasi, dan spesifikasi yang kuat; memiliki kontrol yang kuat terhadap waktu, target, tempat, sasaran, dan pendanaan; serta komitmen yang tinggi untuk 20 melaksanakannya pada akhirnya. Dengan cara ini diharapkan program
Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah , Jakarta, 2010, 73-74. pengembangan sekolah akan menjadi milik semua warga sekolah dan semua pihak yang terkait.
Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam persiapan, perumusan Rencana Kerja Tahunan (RKT) melibatkan stake holder: guru, kepala sekolah, komite sekolah, staf dan Tata Usaha (TU), Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dengan dijiwai oleh nilai- nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan nilai-nilai kebangsaan. Tim perumus disebut KKRKS (Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah) yang terdiri dari 6 unsur: kepala sekolah,wakil kepala sekolah, wakil dari guru, wakil dari TU dan wakil dari komite sekolah. RKT dikaji ulang dan disahkan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga yang kemudian disosialisasikan kepada para pemangku
21
kepentingan sekolah. Nilai nilai karakter yang tumbuh dalam proses ini adalah percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif, mandiri, bertanggung jawab, sabar, berhati-hati, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, malu berbuat salah, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif,
22
21 sportif, tabah, terbuka dan tertib. 22 Rencana Kerja Tahunan (RKT), SMP Muhammadiyah Salatiga, 2017, 4.Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah , Jakarta, 2010, 75.
2. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Pelaksanaan Program
Untuk mengimplementasikan manajemen sekolah yang terpadu dengan nilai-nilai karakter, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara baik, antara lain melalui: (a) perencanaan penerimaan (recruitment) guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, (b) mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja masing-masing, (c) memberikan pengarahan kepada para guru dan staf agar bekerjasama untuk tercapainya tujuan, (d) melakukan pengawasan (control) terhadap pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan- aturan yang sudah ditetapkan bersama, (e) meningkatkan profesionalisme para guru dan staf, baik teknis maupn non-teknis, melaksanakan pembinaan karir dan kesejahteraan, serta menerapkan sistim penghargaan
23 dan hukuman (reward and punishment system).
Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang proses rekruitmen hanya dilakukan apabila membutuhkan dan sesuai program kerja, dengan mengajukan ke bagian Human Resources Departement
24 (HRD ) dilengkapi kualifikasi yang sesuai. Semua sumber daya dalam hal
ini guru, staf dan karyawan dikelola sesuai dengan kompetensi masing
25 masing demi tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.
Kegiatan rutin sebagai bentuk tanggungjawab dalam pengembangan nilai 23 nilai karakter baik, pengarahan pelaksanaan program kerja dari kepala
Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah , Jakarta, 2010, 75. 24 25 Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018.
MTs Al Irsyad Semarang, Tugas dan Fungsi Perangkat, 2017. sekolah kepada guru dan staf dilakukan setiap hari Senin pagi sebelum
26 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan. Untuk tercapainya
efektifitas pelaksanaan program berkaitan dengan guru karyawan dan staf, pengawasan dilakukan bekerjasama dengan HRD yaitu dengan memberlakukan reward dan punishment.
Pembinaan karir guru akan berdampak pada meningkatnya kualitas layanan pendidikan yang diberikan seiring dengan upaya dalam peningkatan kompetensi guru melalui sertifikasi guru oleh pemerintah. Sehingga kegiatan ini sangat diperhatikan oleh MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatakan mutu pendidikannya.
Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah diharapkan guru mampu memberikan contoh nilai nilai baik kepada peserta didik, karena dengan kegiatan ini menumbuhkembangkan karakter inovatif, kreatif, bekerja keras dan mandiri bagi guru.
Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pemenuhan sumber daya manusia sekolah tidak berhak merekrut guru dan staf secara mandiri, namun harus pengajuan kepada Persarikatan Muhammadiyah dengan kualifikasi sesuai kebutuhan dan apabila dalam proses ini ada masalah dengan SDM tersebut, sekolah berhak mengembalikannya dan
27 mengajukan yang lebih baik.
Agar tercipta hasil kerja yang optimal pada kegiatan guru dan staf 26 maka dilakukan pengelolaan pada bidang masing masing yang sesuai 27 Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018.
Wawancara, Yudi Haryono, 27 Januari 2018.
28