Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM MEMBENTUK SIKAP DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

  

IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI

DALAM MEMBENTUK SIKAP DISIPLIN SISWA

DI SMP NEGERI 6 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendididikan

Oleh

  

ANJAR WIDIYANTI

NIM. 11113123

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang

lain.” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

  

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik,

bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al-Isra:7)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang mempunyai peranan penting dalam hidupnya

  1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah serta nenekku yang paling tersayang, terimakasih telah menjadi orang tua yang baik yang telah mendidikku, merawatku dengan penuh kasih sayang 2.

  Terima kasih banyak untuk teman-temanku tercinta dan saudara-saudaraku yang selama ini telah setia mendukungku, dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini sehingga skripsi ini selesai.

  3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis pilih untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang diperoleh penulis dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

4. Untuk keluarga besarku SMC dari angkatan Dedikato, Elano, Awarnes,

  Willpower, Zealous, Cambioso, Extender, Fidelio, Cakrawangsa, Gamananta dan Ovedio terima kasih untuk pengalaman dan ilmunya.

  Salam melodi !!! 5. Untuk keluarga besarku SSC terimakasih untuk pengalaman yang sangat berharga. Bravo olahraga !!!

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb

  Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Muhammad Saw., yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikanpada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4.

  Bapak Dr. M.Gufron, M. Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Rasimin, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi.

  6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan karyawati IAIN Salatiga yang telah membantu semua bentuk administrasi dan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan .

  Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis dari pembaca yang budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  Salatiga, 20 September 2017 Anjar Widiyanti NIM. 111-13-12

  

ABSTRAK

Widiyanti, Anjar. 2017. Implementasi Pelajaran Budi Pekerti Dalam

  Membentuk Sikap Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 . Skripsi. Program Studi Pendidikan

  Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri (IAN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin M. Pd

  Kata Kunci: budi pekerti, sikap disiplin

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga. Fokus masalah yang akan dikaji adalah bagaimana implementasi pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga, apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga, dan apa saja hasil implementasi pelajaran budi pekerti siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan tahap persiapan, pelaksanaan, penyelesaian. Subjek penelitian adalah sikap disiplin siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

  Hasil penelitian diketahui bahwa Implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa SMP Negeri 6 Salatiga sudah diterapkan dan berjalan dengan baik di SMP Negeri 6 Salatiga. Komponen dalam pelajaran budi pekerti meliputi komponen mandiri, komponen keagamaan dan komponen kesusilaan. Penerapan pelajaran budi pekerti dilakukan dua minggu sekali pada hari Sabtu di jam terakhir yang disampaikan oleh guru kelas dan guru pendamping. Metode yang digunakan dalam penerapan pelajaran budi pekerti yaitu metode ceramah, presentasi, dan bermain peran. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga. Faktor pendukungnya antara lain adanya sarana dan prasarana yang mendukung, materi yang telah disediakan oleh kepala sekolah, perhatian orangtua. Karena orang tualah yang menjadi faktor utama dalam mendidik anak. Implementasi hasil pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga adalah adanya peningkatan sikap disiplin yang lebih baik. Selain perubahan pada sikap disiplin, siswa memiliki kesadaran atas kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang telah mereka perbuat dan memiliki usaha untuk berubah agar lebih disiplin dan baik lagi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii PENGESHAN KELULUSAN ............................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv MOTTO.................................................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................. ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Fokus Masalah .............................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 4 E. Definisi Operasional ..................................................................................... 5 F. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budi Pekerti ................................................................................................ 11

  1. Pengertian Budi Pekerti .......................................................................... 11

  2. Tinjauan Konseptual Tentang Budi Pekerti .......................................... 13

  3. Komponen Budi Pekerti ......................................................................... 16

  4. Tujuan Budi Pekerti ............................................................................... 17

  5. Tahapan Budi Pekerti ............................................................................. 18

  6. Prinsip- Prinsip Dasar Pemikiran Pendidikan Budi Pekerti ................... 19

  B. Disiplin ....................................................................................................... 21

  1. Pengertian Disiplin ................................................................................. 21

  2. Unsur Disiplin ....................................................................................... 22

  3. Macam- Macam Disiplin ........................................................................ 23

  4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Disiplin ............................... 24

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 29 B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 30 C. Sumber Data .............................................................................................. 30 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 31 E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 32 F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................... 33 G. Tahap- tahap Penelitian ............................................................................. 35 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data Lokasi Penelitian ................................................................ 36

  1. Profil dan Sejarah SMP Negeri 6 Salatiga ............................................ 36

  2. Identitas Sekolah ................................................................................... 37

  3. Visi-Misi ................................................................................................ 38

  4. Program SMP Negeri 6 Salatiga ........................................................... 39

  5. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan .................................................... 40

  6. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 41

  7. Hasil Yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM ...................................... 42

  8. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 43

  9. Upaya-Upaya Yang Ditempuh Dalam Mencapai Tujuan .................... 43

  B. Temuan Peneliti ..................................................................................... 46

  1. Pelajaran Budi Pekerti ............................................................................ 46

  2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelajaran Budi Pekerti di

  3. Hasil Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga ................................................... 51

  C. Analisis Data .......................................................................................... 53

  1. Pelajaran Budi Pekerti ............................................................................ 53

  2. Implementasi Pelajaran Budi Pekerti ..................................................... 54

  3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelajaran Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga58Hasil Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk Sikap D

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 61 B. Saran ........................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63 LAMPIRAN- LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Pelajaran Budi PekertiGambar 4.2 Materi Budi PekertiGambar 4.3 Materi Budi Pekerti

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2.Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 4.Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 5.Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6.Laporan SKK Lampiran 7.Pedoman Wawancara Lampiran 8. Daftar Responden Lampiran 9. Jadwal Pelajaran SMP Negeri 6 Salatiga Lampiran 10. Dokumentasi Foto Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti yang luas disiplin mengacu pada pola tingkah laku yang kuat

  untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi norma, etik, dan peraturan yang ada di masyarakat maupun di sekolah. Dengan disiplin, diharapkan siswa dapat menaati dan melaksanakan peraturan yang telah ada. Berkaitan dengan itu, kenyataan yang terjadi pada saat ini di sekolah, anak kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab di sekolah, misalnya; tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mencoret-coret bangku, tidak tertibpada saat upacara bendera, tidak berpakaian rapi, sering datang terlambat, kurang hormat terhadap guru.

  Hal ini merupakan dasar dalam pembentukan kepribadian siswa. Jika kebiasaan ini tidak ditemukan pemecahan masalahnya maka tujuan pendidikan nasional akan sulit terwujud. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan harus dilaksanakan untuk meningkatkan akhlak yang mulia dan budi pekerti luhur. Budi pekerti mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia, budi pekerti merupakan pedoman pembimbing dan pendorong dalam diri manusia untuk mencapai kualitas yang lebih baik dan sempurna. Budi pekerti merupakan alat pengembang dan pengendalian yang penting. Oleh karena itu budi pekerti sebagai dasar penentu dalam perkembangan dan pembinaan rasa kemanusiaan, maka pemahaman dan pengalaman yang benar sangat dibutuhkan.

  Dari permasalahan di atas, terdapat banyak faktor yang memengaruhi anak kurang menunjukkan sikap disiplin, diantaranya lemahnya perhatian orang tua, orang tua sibuk dengan pekerjaannya, keluarga yang broken home, pengaruh pergaulan lingkungan sekitar, penyalahgunaan teknologi, kurangnya pendekatan dari orang tua dan juga guru di sekolah. Dalam hal ini, semua aspek kehidupan harus terlibat untuk membenahi kedisiplinan dan budi

  Jika seorang anak berada di lingkungan sekolah, maka yang akan mengajarkan pendidikan budi pekerti adalah semua orang dewasa di sekolah.

  Secara terus-menerus, siswa akan mengamati tingkah laku dan kebiasaan orang dewasa di sekolah seperti, guru, staff, pengelola kantin, sampai dengan petugas kebersihan yang dilihat sebagai contoh model mana yang baik mana dan yang buruk. Penyampain moral budi pekerti di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat masih memiliki banyak kendala sehingga kurangnya pemahaman akan arti dan manfaat budi pekerti tersebut. Hal itu dapat terlihat dalam fenomena perilaku yang tidak santun, perilaku kekerasan,dan pelanggaran-pelanggaran tata tertib sekolah lainnya.

  Di sekolah pendidikan budi pekerti telah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang relevan, seperti kewarganegaraan, agama, bahasa indonesia ataupun bahasa daerah. Dengan usaha pemerintah yang seperti ini, budi pekerti para peserta didik masih belum tercapai sesuai dengan apa yang di inginkan oleh sekolah. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib sekolah dan banyak siswa yang tidak disiplin. Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan belajar. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin.

  Untuk itu sekolah perlu melakukan strategi baru agar nilai pendidikan budi pekerti dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kebijakan sekolah yang berbeda-beda membuat suatu sekolah menerapkan kebijakan maka SMP Negeri 6 Salatiga menerapkan mata pelajaran tambahan yaitu Budi Pekerti yang diwajibkan untuk semua peserta didik dari kelas VII-IX. Jadwal mata pelajaran tambahan Budi Pekerti dilaksanakan pada hari Sabtu di akhir jam. Pengambilan kebijakan seperti ini, penulis ingin meneliti bagaimana peranan dari implementasi mata pelajaranBudi Pekerti dan bagaimana peranannya dalam membentuk sikap disiplin peserta didik SMP Negeri 6 Salatiga dengan judul skripsi “Implementasi Pelajaran Budi Pekerti Dalam Pembentukan Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

  ” B.

   Fokus Penelitian

  Adapun yang menjadi permasalahan skripsi ini adalah: 1.

  Bagaimana Implementasi Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga?

  2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga? 3. Apa saja hasil dari implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam membentuk sikap disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

  3. Untuk mengetahui hasil dari implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan dapat meberi manfaat secara teoritis maupun praktis, antara lain:

1. Manfaat teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia pendidikan b.

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan implikasi pendidikan budi pekerti terhadap kedisiplinan.

2. Manfaat praktis a.

  Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi baru tentang peranan implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

  b.

  Penelitian ini diharapkan dijadikn acuaan bagi sekolah lain dalam menerapkan pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

E. Definisi Operasional 1. Implementasi

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:427).

  Implementasi dalam arti luas merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, inovasi,dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan , keterampilan maupun nilai dan sikap (Susilo, 2007:174)

2. Budi Pekerti

  Budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang lebih ditekankan pada ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan ranah psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,mengemukakan pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007:19-20).

3. Disiplin

  Dalam ilmu pendidikan, dikenal dua istilah yaitu disiplin dan ketertiban. Menurut Arikunto(1993:114), ketertiban menunjukan padakepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tatatertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar, misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari atasan. Disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Biasanya ketertiban terjadi lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi disiplin.

4. Sikap

  Menurut Stephen dan Timothy, 2008:92 , mendefinisikan sikap (attitude) adalah pernyataan evaluative, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Sikap (attitude) menurut Purwanto (2000:141) merupakan suatu cara berinteraksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapinya. Dalam hal ini, sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku manusia untuk bereaksi. Oleh karena itu, orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek atau situasi tertentu ia akan memperlihatkan kesukan atau kesenangan (like), sebaliknya orang yang memiliki sikap negative ia akan memperlihatkan ketidaksukaan atau ketidak senangan (dislike).

F. Kajian Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan sebagai pembanding yang tidak terlepas dari topik.

  Berdasarkan penelilitian yang dilakukan oleh Patonah, Siti Nor. 2009.

  Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap Disiplin Siswa (Studi Kasus di MI Darussalam Rejosari Kecamatan Bancak Tahun 2009).

  Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah, yakni siswa, guru, karyawan, atau karyawati dan pengelola sekolah itu sendiri. Disiplin sering kali dihubungkan dengan kontrol. Disiplin diri dalam ketertiban sudah menjadi siasat. Tujuan akhir dari peraturan adalah mencapai efektifitas pengajaran tanpa menyampingkan kepentingan masing-masing.

  Jannah, Roudlotul. 2015. Pemikiran Hamka Tentang Nilai-Nilai

  Pendidikan Budi Pekerti. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

  pemikiran Hamka tentang nilai-nilai pendidikan budi pekerti yaitu (a) nilai pendidikan budii pekerti terhadap Allah berupa ketakwaan, keimanan, tawakkal, syukur, taubat, sabar, dan istiqamah, (b) nilai pendidikan budi pekerti terhadap diri sendiri berupa tanggung jawab, iffah, dan pengendalian diri, (c) nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang tua berupa birrul walidain, dan mentaati kedua orang tua dalam kebaikan, (d) nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang lain berupa kejujuran, amanah, pemaaf, dermawan, rendah hati, kemanusiaan, toleransi, keadilan dan ihsan. Adapun relevansi pemikiran Hamka tentang nilai-nilai pendidikan budi pekerti dengan pendidikan saat ini adalah sama-sama terdapat pendidikan religious, nilai pendidikan kejujuran, nilai pendidikan toleransi, nilai pendidikn peduli sosial pendidikan budi pekerti sangat tepat jika diajarkan pada pendidikan saat ini. Skripsi ini didalamnya terdapat kesimpulan yang penting, bahwasannya Hamka membahaskan budi pekerti sangat luas, tetapi sebenarnya kalau dispesifikasikkan yang dimaksud nilai pendidikan budi pekerti terhadap Allah tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan akidah , nilai pendidikan budi pekerti terhadap diri sendiri tidak lain adalah penanaman nilaipendidikan tasawuf, nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang tua tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan birrul walidain, dan nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang lain tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan sosial.

  Dalam jurnal Elfrianto. 2015. Urgensi Keseimbangan Pendidikan Budi

  

Pekerti di Rumah dan Disekolah. Melihat fenomena yang terjadi pada peserta

  didik di Indonesia hari ini, rasanya dunia pendidikan di negeri ini sudah keluar dari rel yang dicita-citakan para pendiri negeri dulu. Duni pendidikan Indonesia saat ini menghasilkan manusia-manusia dengan pola piker kapitalis, liberalis dan dengan kadar moralitas yang sangat rendah. Seperti ada missing link. System pendidikan masa kini paling tidak mengurangi unsure moralitas, akhlak, etika, budi pekerti tau nama lain yang sinonim dengan itu, yang seharusnya menjadi ruh yang paling utama dari dunia pendidikan. Tapi pada sisi lain, pendidikan budi pekerti di sekolah tidak cukup untuk memberikan pembelajaran tentang etika dan budi pekerti hanya dalam tempo beberapa jam saja sehari. Orang tualah yang seharusnya menjadi first teacher dalam membentuk kepribadian, pola pikir, pola sikap, dan pola hidup anak. Tapi moral/akhlak anak-anaknya kepada pihak sekolah dengan mentah-mentah.

  Perbedaan penelitian oleh Siti Patonah dan Roudlotul Jannah yaitu pada metode penelitinnya, sedang penelitian Elfrianto dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu pada keterkaitan pendidikan budi pekerti dirumah dengan sekolah. Bahwa peran orang tua juga berpengaruh dalam pembentukan moral, akhlak, etika dan budi pekerti pada anak. Pada penelitian yang dilakukan penulis melihat peranan pendidikan budi pekerti yang diberikan terpisah yang biasanya diintegrasikan pada pelajaran-pelajaran lain.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebgai berikut: BAB I: Bab pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah penelitian yang dilakukan. Bagian ini mengurai tentang konteks atu latar belakang penelitian, fokus penelitian, Kajian penelitian terdahulu yang berisi tentang gambaran terhadap penelitian terdahulu yang masih relevan mengenai pelajaran budi pekerti dan sikap disiplin di sekolah.

  BAB II: Kajian teori digunkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyatan di lapangan, terdiri dari deskripsi teori yang berisi tentang paparan budi pekerti, sikap, dan disiplin di sekolah.

  BAB III: Bagian ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara opersional yang meliputi: pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

  BAB IV: Paparan data dan analisis yang merupakan uraian atas paparan data yang disajikan dengan topikyang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data tentang implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga tahun 2017.

  BAB V: Penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan, tindak lanjut peneliti, saran dan kata penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Budi Pekerti 1. Pengertian budi pekerti Istilah budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

  dipisahkan, kedua kata tersebut adalah bagian yang saling terkait. Budi berarti panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk. Pekerti berarti perangai, tingkah laku, akhlak. Dengan demikian budi pekerti berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku.

  Dari pengertian pendidikan dan budi pekerti dapat diartikan pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, disiplin, dan kerja sama yang lebih ditekankan pada ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif(berpikir rasional) dan ranah psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007:19-20).

  Selain dikenal sebagai tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara juga mengembangkan pendidikan budi pekerti yang merupakan salah satu pendukung utama dalam melaksanakan tujuan pendidikan nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, Budi Pekerti berarti pikiran, perasaan, kemauan. Sedangkan pekerti berarti tenaga. Budi pekerti itu sifatnya jiwa manusia, mulai angan-angan sampai tujuan yang terjelma sebagai tenaga. Jadi yang dimaksud budi pekerti menurut Ki Hajar Dewantara adalah bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan yang akhirnya menimbulkan tenaga (Ki Hajar Dewantara,

  Menurut Salam (2000:35) dalam I Nyoman (2006:98) menyatakan bahwa budi tumbuh di dalam jiwa, bila sudah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi budi pekerti, pangkal dari dalam jiwa, ketika masih menjadi angan, imaji, cita, niat hati sampai ia lahir ke luar berupa perbuatan nyata. Dalam kaitannya dengan perbuatan dibedakan menjadi: (1) tujuannya baik, tetapi cara mencapainya tidak baik, (2) tujunnya tidak baik, tetapi cara mencapainya kelihatannya baik,(3) tujuannya tidak baik, cara mencapainya juga tidak baik,(4)tujuannya baik, dan cara mencapainya juga baik. Jika tingkah laku seseorang termasuk dalam klasifikasi yang keempat (tujuannya baik dan cara mencapainya juga baik) maka orang tersebut disebut berbudi pekerti baik atau berbudi pekerti luhur. Sementara jika tingkah laku seseorang termasuk klasifikasi yang lain, seseorang yang melakukan tingkah laku itu disebut berbudi pekerti kurang baik atau tidak luhur.

  Jadi dapat disimpulkan budi pekerti yang dimaksud oleh penulis adalah penanaman nilai budi pekerti seperti sopan santun, tanggung jawab , disiplin ikhlas.

2. Tinjuan konseptual tentang budi pekerti

  Istilah budi pekerti sering disinonimkan dengan akhlak, moral, dan juga etika. Karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi yang sama dari aspek bik dan buruknya, benar dan salahnya. Beberapa kriteria di bawah ini akan memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam pembahasan budi pekerti. Tujuannya supaya dapat mempermudah pemahaman dan perbedaan antara istilah-istilah tersebut, seperti penjelasan dibawah ini : a.

  Akhlak Akhlak secara etimologis menurut Nasution (1992:2) berasal dari bahasa Arab yang merupkn bentuk jamak dari khuluk. Kata Khuluk atau akhlak dalam ensiklopedi tematis dunia islam berarti tabi’at, perangai, kebiasan atau krakter. Akhlak berarti budi pekerti, watak dan kesusilaan yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap sesama manusia (Abdullah, 2003: 326).

  Secara terminologis, akhlak menurut Al-Ghazali adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa seseorang, yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran (Abdullah, 2003:326). Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah yang artinya akhlak yang baik dan akhlak

  mazmumah yaitu akhlak yang buruk. Ukuran untuk menetapkan

  akhklak adalah al- Qur’an dan sunnah.

  b.

  Moral Taufiq Rahman, (1999:9 ) kata “moral” (bahasa Inggris) yang perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Bahasa Al-

  Qur’an yang identik dengan istilah ini adalah kata “akhlak”. Saliman dan Sudarso (1994: 149) menyatakan di dalam kamus pendidikan dan pengajaran, bahwa kata moral secara etimologis berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan yang menjadi dasar baik atau buruk. Sedangkan secara terminologis moral adalah nilai-nilai atau adat kebiasaan yang bersumber dari masyarakat baik secara terpaksa atupun tidak. Moral bermanfaat untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan yang dapat dinyatakan baik atau buruk dan benar atau salah.

  c.

  Etika Dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etik berasal dari bahasa

  Yunani, ethosyang berarti watak kesusilaan atau adat. Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yng berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan baik buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan merekan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat Abudin Nata (2002:88) d. Budi pekerti

  (2010:170)terdiri dari dua kata, yaitu budi dan pekerti yang tidak dapat dipisahkan, kedua kata tersebut adalah bagian yang saling terkait. Budi berarti panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk. Pekerti berarti perangai, tingkah laku, akhlak. Dengan demikian budi pekerti berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku.

  Dari pengertian pendidikan dan budi pekerti dapat diartikan pendidikan budi pekertimerupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiatsiswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, disiplin, dan kerja sama yang lebihditekankan pada ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif(berpikir rasional) dan ranah psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,mengemukakan pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007:19-20).

  Persamaan antara moral, etika, akhlak dan budi pekerti dapat dilihatdari fungsinya yang sama-sama menentukan nilai sutu perbuatan yang dilakukan oleh manusia dari aspek baik dan buruknya, benar dan salahnya, dan bertujuan untuk memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia secara lahir dan batin. Sedangkan perbedaan antara moral, etik, akhlak, dan budi pekerti yaitu moral terpaksa ataupun tidak, etika adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk moral, akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran, sedangkan budi pekerti adalah suatu persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang, yang dapat menimbulkan tingkah laku dengan mudah, tanpa membutuhkan pemikiran.

3. Komponen budi pekerti

  Menurut Pusbangkurandik, Balitbang dikbud, pendidikan budi pekerti dikategorikan menjadi tiga komponen yaitu : a.

  Keberagamaan, terdiri dari nilai-nilai,pertama, kekhususan hubungan dengan Tuhan, kedua, kepatuhan kepada agama, ketiga, niat baik dan keikhlasan, keempat, perbuatan baik, kelima, pembalasaan atas perbuatan baik dan buruk.

  b.

  Kemandirian, terdiri dari nilai-nilai, pertama, harga diri, kedua, disiplin, ketiga, etos kerja (kemuan untuk berubah, hasrat mengejar kemajuan, cinta ilmu, tehnologidan seni), keempat, rasa tanggung jawab, kelima, keberanian dan semangat, keenam, keterbukaan,

  ketujuh , pengendlian diri.

  c.

  Kesusilaan, terdiri dari nilai-nilai,pertama cinta dan kasih sayang,

  kedua kebersamaan, ketiga kesetiakawanan, keempat gotong-royong, kelima tenggangrasa, keenam hormat menghormati, ketujuh

  kelayakan kepatuhan, kedelapan rasa malu, kesembilan kejujuran dan yang kesepuluh pernyatan terima kasih, permintaan maaf (rasa tahu diri). (Depdikbud, 1977:42). Adapun aspek-aspek yang ingin dicapai dalam pendidikan budi pekerti adalah tiga ranah yang popular di kalangan dunia pendidikan yang menjadi lapangan dalam pembentukan kepribadian peserta didik;pertama, kognitif, mengisi otak, mengajarinya dari tidak tahu menjadi tahu, dan pada tahap berikutnya dapat membudayakan akal pikiran sehingga dia dapat memfungsikan akalnya menjadi kecerdasaan intelegensia. Kedua, afektif, yang berkenaan dengan persaan, emosional, pembentukan sikap didalam diri priibadi seseorang dengan terbentuknya sikap simpati, antipasti, mencintai, membenci, dan lain sebagainya. Sikap ini semua dapat digolongkan sebagai kecerdasan emosional.Ketiga, psikomotorik adalah berkenaan dengan perbuatan, perilaku, dan seterusnya. (Haidar, 2004:222)

  4. Tujuan budi pekerti Tujuan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur (Haidar:2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan budi pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia, yaitu tertananmnya nilai-nilai akhlak yang mulia kedalam diri peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah laku. Dapat dikatakan bahwa hakekat dari tujuan pendidikan budi pekerti adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan Negara yang baik (Muhtadi,2010:6).

  Secara rinci tujuan pendidikan budi pekerti menurut Cahyoto (2002) dalam Eni (2009:9-13) dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) mendorong kebiasaan berperilaku terpuji sesuai nilai-nilai universal dan tradisi budaya yang religius; (2) menanamkn jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab; (3) memupuk ketegaran mental peserta didik agar tidak terjerumus pada perilaku yang menyimpang, baik secara individu maupun sosial, dan (4) meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

  5. Tahapan budi pekerti Tahapan pertama yaitu pada masa anak-anak, yaitu dengan membiasakan bertingkah laku serta berbuat menurut peraturan atau kebiasaan yang umum. Jadi pada masa anak-anak yang dimulai di dalam keluarga dan di Taman Kanak Kanak dilatih membiasakan perilaku- perilaku yang baik, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Misalnya: bangun pagi, makan bersama, mandi dua kali sehari, berpakaian rapi dan bersih, mencuci tangan setiap akan makan, berdoa setiap akan melakukan kegiatan, berpamitan/meminta izin setiap kali akan berpergian dan lain- lain.

  Tahap kedua yaitu pada usia beranjak dewasa yaitu mulai diberi pengertian tentang tingkah laku kebaikan dan menghindari keburukan dalam kehidupan sehari-hari, dan ditanamkan sikap tentang sopan santun, kesusilaan, unggah-ungguh. Untuk menanamkan hal tersebut dapat melalui kegiatan Kepemudaaan, Pramuka, OSIS, Kelompok Pecinta Alam, Kegiatan Palang Merah Remaja, Olahraga, Ikatan Remaja Masjid, dan lain-lain.

  Tahap ketiga yaitu pada usia dewasa, yaitu mulai ditanamkannya norma-norma kehidupan beragama, berbangsa, bermasyarakat, mengerti dan memahami norma etika, hukum, kesusilaan, kebudayaan, adat istidat. Dalam penanaman budi pekerti disini harus meliputi teori dan praktik “Ngerti, Ngrasa, Nglakoni” artinya bahwa dalam melaksanakan pendidikan budi pekerti haruslah tertanam pengertian yang betul-betul dipahami, dan merasa sebagai suatu kebutuhan, kemudian melaksanakannya.

6. Prinsip-prinsip dasar pemikiran pendidikan budi pekerti

  Prinsip dasar pemikiran budi pekerti, diantaranya adalah sebagai berikut: a.

  Menggunakan nilai utma etika sebagai dasar pendidikn budi pekerti yang baik.

  b.

  Budi pekerti yang harus didefinisikan secara konferahensif pada cara berfikir perasaan dan perilku.

  Pendidikan budi pekerti yang efektif sebaiknya merupakan pendekaatan yang terencana, proaktif dan menyeluruh yang mengarah pada nilai-nilai dasar pada setiap tingkatan dari kehidupan sekolah.

  d.

  Sekolah harus menjadi sebuah komunitas yang peduli.

  e.

  Untuk membangun pekerti siswa membutuhkan kesempata dalam melakukan tindakan dari kehidupan sekolah.

  f.

  Pendidikan budi pekerti yang efektif seharusnya bermakna dan kurikulum dapat membantu siswa dalam kesuksesannya.

  g.

  Pendidikan budi pekerti harus dapat mendorong siswa untuk mengembangkan motivasi dalam diri siswa.

  h.

  Seluruh staf harus menjadi komunitas pembelajaran dan komunitas moral, sama-sma bertanggung jawab dalam pendidikan budi pekerti dan menjalankan nilai-nilai dasar yang sama untuk dapat memandu pendidikan para siswa. i.

  Pendidikan budi pekerti membutuhkan pembagian dukungan dan tanggung jawab. j.

  Sekolah harus melibatkan orang tua dan anggota komunitas sebagai rekan utama dalam upaya pengembangan budi pekerti. k.

  Evaluasi pendidikan budi pekerti harus dapat mengukur budi pekerti sekolah, staf dan seberapa siwa mengimplementsikan budi pekerti yang dibangun(pgsd-pgsd.blogspot.co.ic/2014/10/etika-dan-

  budipekerti.html?m=1 ) diakses 15 Agustus 2017 10.04 WIB B.

   Disiplin 1.

  Pengertian disiplin Disiplin berasal dari bahasa latin “discipline” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat

  (Martoyo, 1994: 56). Melalui pendidikan dan latihan setiap individu atau kelompok dapat ditanamkan tabiat dasar sebagai landasan mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah: a.

  Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya).

  b.

  Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

  c.

  Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

  Dalam ilmu pendidikan, dikenal dua istilah yaitu disiplin dan ketertiban. Menurut Arikunto (1993:114): ketertiban menunjukan pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tatatertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar, misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari atasan. Disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Biasanya ketertiban terjadi lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi disiplin.

  Menurut Singgih Gunarsa (2002:136) bahwa fungsi utama disiplin adalah untuk melakukan pelanggaran harus ditetapkan berdasarkandan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rumusan sanksi berat- ringannya hukuman harus terlebih dahulu mendapat pertimbangan logis dan adil.

  Sedang “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara yang mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharan kondisi yang membantu kepada pencapaian fungsi-fungsi sekolah (Sutrisna, 1987:97).

  Juga Webster’s New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata “disiplin” itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai berikut: 1)

  Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisien.

  2) Hasil latihan serupa itu; pengendalian diri, perilaku yang tertib. 3)

  Penerimaan atau keptuhan terhadap kekuasaan dan kontrol; 4) Perlakuan yang menghukum atau menyiksa.

  Dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap disiplin adalah suatu bentuk kepatuhan dan ketaatan pada sutau perturan yang berlaku. Meskipun dengan dorongan rasa terpaksa, nantiny akan terbiasa.

  2. Unsur-unsur disiplin Hurlock (2011;92) membagi unsur-unsur disiplin menjadi tiga yaitu: a. Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai pedoman penilaian yang baik.

  b.

  Hukuman bagi pelanggaran peraturan dan hukum. Hukuman yang diberikan berupa sanksi yang mempunyai nilai pendidikan dan tidak hanya bersifat menakut nakuti saja, akan tetapi bersifat menyadarkan anak agar tidak mengulangi perbuatannya lagi c.

  Hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku sosial yang baik. Hadiah dapat duberikan dalam bentuk verbal dan non verbal agar anak lebih termotivasi untuk berbuat baik lagi. Dapat disimpulkan bahwasannya unsur dari disiplin yaitu adanya peraturan, hukuman bagi si pelanggar peraturan tersebut dan hadiah untuk yang menaati peraturan yang ada agar termotivasi terus untuk berbuat baik.

  3. Macam-macam disiplin Pembahasan mengenai macam- macam disiplin dijelaskan oleh Tu’u, dalam (

  Ma’sumah, 2015:14-16) yakni : a.

  Disiplin otoritarian Disiplin otoritarian merupakan suatu disiplin yang bersifat memaksa kehendak orang lain untuk menaati suatu peraturan yang berlaku. Tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan. Apabila ada yang melanggar disiplin tersebut maka akan mendapatkan sanksi. Begitu juga sebaliknya, apabila dapat menaati peraturan kurang mendapatkan penghargaan karena disiplin otoritarian ini bersifat wajib.

  b.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 2 JOMBANG

0 8 27

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO PADA GURU MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A DI SMP NEGERI 6 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 18

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

12 145 86

PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAO SIKAP DISIPLIN SISWA - Test Repository

1 2 72

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBIASAAN BERAGAMA DAN BERBUDI PEKERTI SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 134

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110

PENERAPAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SARANA MEMBENTUK KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN 2016/2017 - Test Repository

0 1 143

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI TAJWID MELALUI MEDIA APLIKASI AL-KALAM PADA SISWA KELAS X MIPA 4 SMA NEGERI 3 BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 140

IMPLIKASI KELUARGA BROKEN HOME TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 2 112

Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH MATERI KHILAFAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XII IPS I MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 3 180