Pengaruh Seduhan Teh Rooibos (Aspalathus linearis) terhadap Tekanan Darah Normal Laki-Laki Dewasa.

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH SEDUHAN TEH ROOIBOS (Aspalathus linearis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL

LAKI-LAKI DEWASA

Vickrie Yosafat Tiladuru, 2014

Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K).

Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya tinggi dan berkaitan dengan penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Pengobatan hipertensi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah. Selain obat antihipertensi yang konvensional, terdapat beberapa juga yang digunakan oleh masyarakat di luar negeri sebagai terapi adjuvan hipertensi, antara lain teh rooibos (Aspalathus linearis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek teh rooibos terhadap tekanan darah normal laki-laki dewasa.

Penelitian ini merupakan eksperimental kuasi dengan rancangan pre dan post test. Subjek penelitian terdiri atas tiga puluh orang laki-laki berusia 19 – 26 tahun diberi seduhan teh rooibos. Data yang diukur adalah tekanan darah sebelum dan sesudah diberi seduhan teh rooibos. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan

α=0,005.

Hasil penelitian ini menunjukkan rerata tekanan darah sistol sesudah diberi seduhan teh rooibos sebesar 105,93 mmHg lebih rendah daripada sebelum diberi seduhan teh rooibos sebesar 112,93 mmHg (p=0,000), sedangkan rerata tekanan darah diastol sesudah diberi seduhan teh rooibos sebesar 67,60 mmHg lebih rendah daripada sebelum diberi seduhan teh rooibos sebesar 74,53 mmHg (p=0,000).

Simpulan penelitian ini teh rooibos menurunkan tekanan darah normal laki–laki dewasa


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF ROOIBOS (Aspalathus linearis) TEA ON ADULT MALES NORMAL BLOOD PRESSURE

Vickrie Yosafat Tiladuru, 2014

1st Advisor : Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF

2nd Advisor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K).

Hypertension is one of the non-communicable diseases with high prevalence and associated with heart disease, stroke, and kidney disease. Antihypertensive medications are necessary to control blood pressure. Besides conventional antihypertensive drugs, people in western countries use herbal as ajuvan therapy for hypertension, such as rooibos tea (Aspalathus linearis).

The aim of this experiment was to determine the effect of rooibos tea on adult males normal blood pressure.

This research was a quasy experimental with pre and post test design. Thirty males aged 19-26 years were given rooibois tea. The data messured were systolic and diastolic blood pressure before and after given rooibos tea. The data was analyzed

using paired ”t” test with α=0,05.

The results showed average of systolic blood pressure after given rooibos tea was 105,93 mmHg, highly significant lower than before given rooibos tea 112,93 mmHg (p=0,000), whereas the average of diastolic blood pressure after given rooibos tea was 67,60 mmHg, highly significant lower than before given rooibos tea 74,53 mmHg (p=0,000).

The conclusion of this experiment was rooibos tea decreased the normal blood pressure of adult males.


(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN………....ii

SURAT PERNYATAAN………iii

ABSTRAK………iv

ABSTRACT………v

KATA PENGANTAR……….vi

DAFTAR ISI………...viii

DAFTAR TABEL………...xii

DAFTAR GAMBAR……….xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….1

1.2 Identifikasi Masalah……….2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….2

1.4 Manfaat Penelitian………...2

1.5 Kerangka Pemikiran……….2

1.6 Hipotesis Penelitian………..4

1.7 Metodologi………...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah……….5

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah………...5


(4)

vii

2.1.1.2 Tahanan Tepi Total (Resistensi Perifer Total)……….7

2.1.1.3 Volume Darah………..8

2.1.1.4 Elastisitas Pembuluh Darah………..8

2.1.1.5 Renin………....8

2.1.1.6 Faktor – faktor Tambahan yang Mempengaruhi Tekanan Darah………...10

2.1.2 Pengaturan Tekanan Darah………11

2.1.2.1 Sistem Saraf………...12

2.1.2.2 Hormonal………....13

2.1.2.3 Ion dan Faktor Kimia Lainnya………...15

2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah………...16

2.2 Hipertensi………...19

2.2.1 Pengertian Hipertensi………19

2.2.2 Prevalensi Hipertensi……….20

2.2.3 Klasifikasi Hipertensi………21

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi……….22

2.2.4.1 Faktor Penyakit Hipertensi………23

2.2.5 Penatalaksanaan Hipertensi………...24

2.2.5.1 Penatalaksanaan Farmakologis………..24

2.2.5.2 Penatalaksanaan Non Farmakologis………..26

2.3 Teh Rooibos (Aspalathus linearis)……….28

2.3.1 Morfologi Teh Rooibos……….28

2.3.2 Taksonomi……….29

2.3.3 Sejarah Teh Rooibos……….29

2.3.4 Kandungan Kimia Teh Rooibos………....30

2.3.4.1 Phenolic Carboxylic Acids………30


(5)

viii

2.3.4.3 C-C-linked Flavone Glycosides………30

2.3.4.4 C-C-linked Flavanone Glycosides………31

2.3.4.5 C-C-linked Dihydrochalcone Glycosides………..31

2.3.4.6 C-C-linked Chromone Glycoside………..31

2.3.4.7 Condesed Tannin-type………...31

2.3.4.8 Metabolit Non-fenol………..32

2.3.5 Kandungan Mineral Teh Rooibos……….32

2.3.6 Manfaat Teh Rooibos………33

2.3.7 Efek Teh Rooibos Sebagai Anti Hipertensi………..34

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian………..36

3.1.1 Bahan yang Digunakan……….36

3.1.2 Alat yang Digunakan………36

3.2 Subjek Penelitian………36

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian……….37

3.4 Metodologi Penelitian………37

3.4.1 Desain Penelitian………...37

3.4.2 Variabel Penelitian………37

3.4.2.1 Definisi Operasional Variabel………...38

3.4.3 Besar Sampel Penelitian………38

3.4.4 Prosedur Kerja………...39

3.4.4.1 Persiapan Bahan Uji………..39

3.4.4.2 Persiapan Sebelum Tes……….39

3.4.5 Cara Pemeriksaan………..39


(6)

ix

3.4.6.1 Analisis Data……….40

3.4.6.2 Hipotesis Statistik……….40

3.4.6.3 Kriteria Uji………41

3.4.7 Aspek Etika Penelitian………..41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………..42

4.1.1 Pengaruh Seduhan Teh Rooibos Terhadap Tekanan Darah Sistol……….42

4.1.2 Pengaruh Seduhan Teh Rooibos Terhadap Tekanan Darah Diastol………...44

4.2 Pembahasan………45

4.3 Hipotesis Penelitian………46

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian………...46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………49

5.2 Saran………..49

DAFTAR PUSTAKA………..50

LAMPIRAN………..54


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi dari Tekanan Darah

Dewasa ≥ 18 Tahun (JNC VII)………..21

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO ………..22

Tabel 2.3 Modifikasi Gaya Hidup Dalam Penanganan Hipertensi ………...………...27

Tabel 2.4 Kandungan Mineral Teh Rooibos………..32

Tabel 4.1 Tekanan Darah Sistol Sebelum dan Sesudah Perlakuan………43

Tabel 4.2 Hasil Uji “t” Berpasangan Tekanan Darah Sistol………..43

Tabel 4.3 Tekanan Darah Diastol Sebelum dan Sesudah Perlakuan ………44


(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Renin-Angiotensin ………...…...9 Gambar 2.2 Hormon-hormon yang Mempengaruhi Tekanan Darah ………....…15 Gambar 2.3 Pengukuran Tekanan Darah Metode Palpasi …………..…... 17 Gambar 2.4 Pengukuran Tekanan Darah Metode Auskultasi ………..…… 18 Gambar 2.5 Tanaman Rooibos (Aspalathus linearis) ...…... 28


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Uji “t” Berpasangan Tekanan Darah Sistolik ... ……50

Hasil Uji “t” Berpasangan Tekanan Darah Diastolik ... ……51

Bahan dan Alat………...………52

Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian………53


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistol lebih besar atau sama dengan 140mmHg dan/atau diastol lebih besar atau sama dengan 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Lidya, 2009). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya tinggi dan berkaitan dengan penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Prevalensi hipertensi pada penderita dewasa di dunia pada tahun 2000 sebesar 26,4% dan diperkirakan akan mencapai 29,2% pada tahun 2025 (Agoes et all, 2013). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 14 %, dengan prevalensi laki-laki sebesar12,2% dan perempuan 15,5% (DepKes, 2007).

Pengobatan hipertensi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah dengan menggunakan obat antihipertensi. Selain obat antihipertensi yang konvensional, banyak pasien menggunakan herbal atau kombinasi konvensional-herbal seperti teh hijau, bawang putih, belimbing, dan teh rooibos (Gusmira, 2012).

Rooibos (Aspalathus linearis) atau “semak merak” digunakan untuk membuat

minuman teh herbal yang biasanya disebut sebagai teh merah Afrika Selatan, yang merupakan minuman popular di Afrika Selatan. Teh rooibos tidak hanya berkhasiat menyehatkan tetapi juga beraroma harum, lezat, menyegarkan, serta terkenal di Jepang, Jerman, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat (Joubert, 2008).

Teh rooibos banyak digunakan masyarakat karena manfaatnya bagi kesehatan antara lain untuk sakit kepala, insomnia, asma, eczema, alergi, hipertensi, dan yang


(11)

2

lainnya (Joubert, 2008). Kelebihan teh rooibos juga bebas kafein dan kandungan

tannin yang rendah (Superfood Scientific Research, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah teh rooibos menurunkan tekanan darah normal pada laki-laki dewasa.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek teh rooibos terhadap tekanan darah normal laki-laki dewasa.

1.4 Manfaat Penelitian

 Manfaat akademis, memberi informasi ilmiah mengenai efek tanaman herbal teh rooibos

 Manfaat praktis, memberi informasi kepada masyarakat bahwa teh rooibos bermanfaat sebagai minuman tambahan untuk menurunkan tekanan darah

1.5Kerangka Pemikiran

Tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah (Guyton & Hall, 2008).

Sistem renin-angiotensin merupakan mekanisme yang dimiliki ginjal dalam mengatur tekanan darah. Renin merupakan enzim protein yang dilepaskan ginjal bila


(12)

3

tekanan arteri turun sangat rendah. Ketika dilepaskan substrat renin, yaitu angiotensin I akan dilanjutkan pemecahan substrat menjadi angiotensin II di paru-paru oleh enzim, yaitu Angiotensin Converting Enzyme. Angiotensin II berpengaruh pada vasokonstriksi pembuluh darah juga retensi garam dan air oleh ginjal sehingga menyebabkan peningkatan tekanan arteri (Guyton & Hall, 2008). Maka dari itu, ACE

Inhibitors (Angiotensin Converting Enzym Inhibitors) adalah salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi dengan menghambat enzim pengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (Nafriadi, 2009).

Flavonoid quercetin yang juga terdapat dalam teh rooibos dapat menurunkan tekanan darah dengan berperan sebagai ACE inhibitors, yang memengaruhi sistem

Renin-Angiotensin yang mana sirkulasi angiotensin II –vasokonstriksi kuat- akan diturunkan (Larson, 2010).

Teh rooibos (Aspalathus linearis) mengandung SOD (Super oxide dismutase)

yang berperan dalam mengurangi radikal bebas yang memengaruhi penurunan produksi Nitric Oxide (NO) sebagai pelebar arteri (vasodilator), sehingga terjadi peningkatan resitensi perifer dan tekanan darah. Oleh karena itu, dengan meningkatnya kadar super oxide dismutase (SOD) dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu juga terdapat flavonoid, mineral seperti kalium 7.12 mg/200 mL teh dan magnesium 1.57 mg/200 mL teh, serta bebas kafein (Erickson, 2003).

Menurut studi dari Department of Medical and Health Sciences, Division of Drug Research/Pharmacology, Linkoping University pemberian teh rooibos 400 mg secara oral menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghambat aktivitas Angiotensin Converting Enzyme (ACE), dengan selang waktu pemeriksaan 30 menit dan 60 menit setelah pemberian (Persson et all, 2010).

Penghambatan angiotensin I menyebabkan vasodilatasi sehingga TPR (Tahanan Perifer Total) lebih rendah dan kerja simpatik berkurang, terutama terhadap otot jantung dan otot pembuluh darah. Efek lainnya dapat menyebabkan penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sekresi aldosteron, dan sekresi anti diuretic hormone


(13)

4

menyebabkan penurunan CO (Cardiac Output), akibatnya tekanan darah menurun (Guyton & Hall, 2008).

Kalium mengatur kerja jantung yang memengaruhi kontraksi otot-otot jantung mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama Natrium, berperan dalam vasodilatasi arteriol sehingga TPR menurun demikian juga dengan tekanan darah (Guyton & Hall, 2008).

Magnesium menyebabkan vasodilatasi hebat karena ion magnesium umumnya menghambat kontraksi otot polos (Guyton & Hall, 2008).

1.6 Hipotesis Penelitian

Teh rooibos menurunkan tekanan darah normal laki – laki dewasa.

1.7Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuasi, dengan desain

pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol (mmHg) sebelum dan sesudah meminum teh rooibos. Analisis data dengan uji “t


(14)

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

Teh rooibos menurunkan tekanan darah normal laki – laki dewasa.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain agar didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat, serta untuk mengetahui efek samping dan dosis efektif teh rooibos yang tidak menimbulkan efek samping untuk menurunkan tekanan darah, maka penulis menyarankan :

 Teh rooibos dapat digunakan sebagai terapi tambahan atau terapi suportif untuk mengontrol tekanan darah ataupun menurunkan tekanan darah.  Penelitian lanjutan untuk menentukan besar kandungan quercetin dalam

teh rooibos.

 Penelitian dengan waktu yang lebih lama dan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak.

 Penelitian lebih lanjut mengenai efek samping teh rooibos dalam penggunaan jangka panjang.


(15)

50

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A, Utami, YW, & Rini, BO. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang. 2.

Alam,IG.2012. Tekanan Darah dan Pengaturan Darah Rata-rata.,

http://file.upi.edu/Direktori/Fpok/Jur._Pend._Kesehatan_&_Rekreasi/Prod

i._Keperawatan/197610152008011- Ikbal_Gentar_Alam/Tekanan_Darah_dan_Pengaturan_Darah_Rata-rata.pdf., Maret 11th, 2014.

Bordley III, J., Connor, C. A., Hamilton, W. F., Kerr, W. J., & Wiggers, C. J. 1951. Recommendation for Human Blood Pressure Determinations by Sphygmomanometers. Journal of The American Heart Association, 503-509.

Steenkamp, V., Fernandes, AC., Rensburg, CEJ van.2004.Antioxidant scavenging potential of South African export herbal teas. African Journal of Botany, 660-663.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Masalah Hipertensi di Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masala-hipertensi-di-indonesia.html.6 Mei 2012.

Erickson, L. 2003. Rooibos Tea: Research into Antioxidant and Mutagenic Properties. The Journal of American Botanical Council, 34-45.

Ferreira, D, Marais, C, & Steenkamp, JA. 1995. Rooibos Tea as a Likely Health Food Supplement. Fundamental Foods for Health, 73-88.

Frank,K. 2013. Rooibos., http://examine.com/supplements/Rooibos/., February 20th, 2014.

Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology, Twenty-Second Edition. 2005. Gray, HH, Dawkins, KD, Simpson, IA, & Morgan, JM. 2005. Lecture Notes

Kardiologi. jakarta: Erlangga.

Greene, R. 2014. Rooibos Tea & Weight Loss., http://www.ehow.com/about_5218067_rooibos-tea-weight-loss.html., August 27th, 2014.

Gusmira, S. 2012. Makara, Kesehatan, Vol. 16, NO. 2. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi Konvensional dan Kombinasi Konvensional-Bahan Alam pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wilayah Depok, 77-83.


(16)

51

Guyton, AC, Hall, JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Harris, K. 2014. Mother Nature Network., http://www.mnn.com/food/healthy-eating/blogs/6-health-benefits-of-rooibos-tea., October 21st, 2014.

Jafar, N. 2010. Hipertensi., Respiratory Universitas Hasanuddin., Program studi ilmu gizi fakultas kesehatan masyarakat universitas Hassanuddin Makassar, 1-21.

JNC VII. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

USA: U.S Departement of Health and Human Services.

Joubert, M. 2008. South African herbal teas: Aspalathus linearis, Cyclopia spp.

and Athrixia phylicoides-A review.Journal of Ethnopharmacology, 376-412.

Kartikawati, A. 2008. Prevalensi dan Determinan Hipertensi pada Pasien Puskesmas di Jakarta Utara Tahun 2007. Departemen Epidemiologi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008, 9-43.

Khan, A, Gilani, AH. 2006. Selective broncholdilatory effect of rooibos tea (Aspalathus linearis) and its flavonoid, chrysoeriol. European Journal of Nutrition 45, 463–469.

Kumar, V, Abbas, AK, & Fausto, N. 2010. Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta: EGC.

Larson, AJ. 2010. Quercetin: A Treatment for Hyertension? A Review of Efficacy and Mechanisms. The Effects of a Single Dose of Quercetin on Cardiovascular Function in Normotensive and Hypertensive Men, 1-19. Larson, AJ, Symons, JD, & Jalilli, T. 2010. Quercetin: A Treatment for

Hypertension?-A Review of Efficacy and Mechanisms. Pharmaceuticals, 237-250.

Lidya, HA. 2009. Studi prevalensi dan determinan hipertensi di propinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007, 8.

Lyrawati, D. 2008. Farmakologi hipertensi.,

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/11/hypertensionhosppharm.pdf., May 25th, 2014.

Marnewick, JL. 2010. Rooibos and honeybush: Recent advances in chemistry, biological activity and pharmacognosy. In: African natural plant products:


(17)

52

New discoveries and challenges in chemistry and quality. American Chemical Society, Washington DC, USA, pp 277–294.

Mboi, SM. 2013. Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah. Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2013 , pp. 4-5.

Nafriadi. 2009. Antihipertensi. In Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (pp. 351-352). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

NHLBI. 2003. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), 1-21. Departement of health and humans services: https://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/phycard.pdf., January 10th, 2014.

Oktavianto, H, Sardjono, M T. 2002. Analisa Metode Oscillometric Pada Pengukuran Tekanan Darah Menggunakan FPGA.

Palmer, DA, Williams, PB. 2007. Simple Guide Tekanan Darah. Jakarta: Erlangga.

Persson, IAL, Persson, K, Hagg, S, & Andersson, RG. 2010. Effects of green tea, black tea and Rooibos tea on angiotensin converting enzyme and nitric oxide in healthy volunteers. Public Health Nutrition, 730-737.

RSUP Sanglah Denpasar. 2013. Hari Kesehatan Sedunia 2013: Hipetensi The

Silent Killer of Death.,

http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/berita.php?ID=113., Juny 3rd, 2014.

Scanlon, PV, Sanders, T. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology.

Philadelphia: F. A. Davis Company.

Sherwood, L. 2012. Fisioogi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC. St. George's, University of London. Blood pressure measurement,

http://www.elu.sgul.ac.uk/rehash/guest/scorm/217/package/content/pic6.ht m., July 10th, 2014.

Superfood Scientific Research. http://www.superfoods-scientific-research.com/superfoods/rooibos-benefits.htm., January 10th, 2014.

Sylvia, A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

The McGill Physiology Virtual Lab.,

http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/cardio/auscul.html., October 12th, 2014.


(18)

53

Tiedtke, DJ, Marks, DO. 2002. Rooibos-The New "White Tea" For Hair and Skin Care. Oleo Chemicals, 16-19.

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Wijoyo, IP. 2011. Rahasia Penyembuhan HIpertensi Secara Alami. bogor: Bee Media AGRO.

Woolson, RF, Clarke W R. 2002. Statistical Method for the Analysis of Biomedical Data (Edisi 2). New York: A John Wiley & Sons, Inc,, Publication. Hal 154.


(1)

4

menyebabkan penurunan CO (Cardiac Output), akibatnya tekanan darah menurun (Guyton & Hall, 2008).

Kalium mengatur kerja jantung yang memengaruhi kontraksi otot-otot jantung mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama Natrium, berperan dalam vasodilatasi arteriol sehingga TPR menurun demikian juga dengan tekanan darah (Guyton & Hall, 2008).

Magnesium menyebabkan vasodilatasi hebat karena ion magnesium umumnya menghambat kontraksi otot polos (Guyton & Hall, 2008).

1.6 Hipotesis Penelitian

Teh rooibos menurunkan tekanan darah normal laki – laki dewasa.

1.7Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuasi, dengan desain pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol (mmHg) sebelum dan sesudah meminum teh rooibos. Analisis data dengan uji “t


(2)

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

Teh rooibos menurunkan tekanan darah normal laki – laki dewasa.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain agar didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat, serta untuk mengetahui efek samping dan dosis efektif teh rooibos yang tidak menimbulkan efek samping untuk menurunkan tekanan darah, maka penulis menyarankan :

 Teh rooibos dapat digunakan sebagai terapi tambahan atau terapi suportif untuk mengontrol tekanan darah ataupun menurunkan tekanan darah.  Penelitian lanjutan untuk menentukan besar kandungan quercetin dalam

teh rooibos.

 Penelitian dengan waktu yang lebih lama dan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak.

 Penelitian lebih lanjut mengenai efek samping teh rooibos dalam penggunaan jangka panjang.


(3)

50

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A, Utami, YW, & Rini, BO. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Panti Werdha Pangesti Lawang Malang. 2.

Alam,IG.2012. Tekanan Darah dan Pengaturan Darah Rata-rata., http://file.upi.edu/Direktori/Fpok/Jur._Pend._Kesehatan_&_Rekreasi/Prod

i._Keperawatan/197610152008011- Ikbal_Gentar_Alam/Tekanan_Darah_dan_Pengaturan_Darah_Rata-rata.pdf., Maret 11th, 2014.

Bordley III, J., Connor, C. A., Hamilton, W. F., Kerr, W. J., & Wiggers, C. J. 1951. Recommendation for Human Blood Pressure Determinations by Sphygmomanometers. Journal of The American Heart Association, 503-509.

Steenkamp, V., Fernandes, AC., Rensburg, CEJ van.2004.Antioxidant scavenging potential of South African export herbal teas. African Journal of Botany, 660-663.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Masalah Hipertensi di Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masala-hipertensi-di-indonesia.html.6 Mei 2012.

Erickson, L. 2003. Rooibos Tea: Research into Antioxidant and Mutagenic Properties. The Journal of American Botanical Council, 34-45.

Ferreira, D, Marais, C, & Steenkamp, JA. 1995. Rooibos Tea as a Likely Health Food Supplement. Fundamental Foods for Health, 73-88.

Frank,K. 2013. Rooibos., http://examine.com/supplements/Rooibos/., February 20th, 2014.

Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology, Twenty-Second Edition. 2005. Gray, HH, Dawkins, KD, Simpson, IA, & Morgan, JM. 2005. Lecture Notes

Kardiologi. jakarta: Erlangga.

Greene, R. 2014. Rooibos Tea & Weight Loss., http://www.ehow.com/about_5218067_rooibos-tea-weight-loss.html., August 27th, 2014.

Gusmira, S. 2012. Makara, Kesehatan, Vol. 16, NO. 2. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi Konvensional dan Kombinasi Konvensional-Bahan Alam pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wilayah Depok, 77-83.


(4)

51

Guyton, AC, Hall, JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Harris, K. 2014. Mother Nature Network., http://www.mnn.com/food/healthy-eating/blogs/6-health-benefits-of-rooibos-tea., October 21st, 2014.

Jafar, N. 2010. Hipertensi., Respiratory Universitas Hasanuddin., Program studi ilmu gizi fakultas kesehatan masyarakat universitas Hassanuddin Makassar, 1-21.

JNC VII. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. USA: U.S Departement of Health and Human Services.

Joubert, M. 2008. South African herbal teas: Aspalathus linearis, Cyclopia spp. and Athrixia phylicoides-A review.Journal of Ethnopharmacology, 376-412.

Kartikawati, A. 2008. Prevalensi dan Determinan Hipertensi pada Pasien Puskesmas di Jakarta Utara Tahun 2007. Departemen Epidemiologi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008, 9-43.

Khan, A, Gilani, AH. 2006. Selective broncholdilatory effect of rooibos tea (Aspalathus linearis) and its flavonoid, chrysoeriol. European Journal of Nutrition 45, 463–469.

Kumar, V, Abbas, AK, & Fausto, N. 2010. Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta: EGC.

Larson, AJ. 2010. Quercetin: A Treatment for Hyertension? A Review of Efficacy and Mechanisms. The Effects of a Single Dose of Quercetin on Cardiovascular Function in Normotensive and Hypertensive Men, 1-19. Larson, AJ, Symons, JD, & Jalilli, T. 2010. Quercetin: A Treatment for

Hypertension?-A Review of Efficacy and Mechanisms. Pharmaceuticals, 237-250.

Lidya, HA. 2009. Studi prevalensi dan determinan hipertensi di propinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007, 8.

Lyrawati, D. 2008. Farmakologi hipertensi.,

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/11/hypertensionhosppharm.pdf., May 25th, 2014.

Marnewick, JL. 2010. Rooibos and honeybush: Recent advances in chemistry, biological activity and pharmacognosy. In: African natural plant products:


(5)

52

New discoveries and challenges in chemistry and quality. American Chemical Society, Washington DC, USA, pp 277–294.

Mboi, SM. 2013. Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah. Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2013 , pp. 4-5.

Nafriadi. 2009. Antihipertensi. In Farmakologi dan Terapi Edisi 5 (pp. 351-352). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

NHLBI. 2003. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), 1-21. Departement of health and humans services: https://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/phycard.pdf., January 10th, 2014.

Oktavianto, H, Sardjono, M T. 2002. Analisa Metode Oscillometric Pada Pengukuran Tekanan Darah Menggunakan FPGA.

Palmer, DA, Williams, PB. 2007. Simple Guide Tekanan Darah. Jakarta: Erlangga.

Persson, IAL, Persson, K, Hagg, S, & Andersson, RG. 2010. Effects of green tea, black tea and Rooibos tea on angiotensin converting enzyme and nitric oxide in healthy volunteers. Public Health Nutrition, 730-737.

RSUP Sanglah Denpasar. 2013. Hari Kesehatan Sedunia 2013: Hipetensi The

Silent Killer of Death.,

http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/berita.php?ID=113., Juny 3rd, 2014.

Scanlon, PV, Sanders, T. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Sherwood, L. 2012. Fisioogi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC. St. George's, University of London. Blood pressure measurement,

http://www.elu.sgul.ac.uk/rehash/guest/scorm/217/package/content/pic6.ht m., July 10th, 2014.

Superfood Scientific Research. http://www.superfoods-scientific-research.com/superfoods/rooibos-benefits.htm., January 10th, 2014.

Sylvia, A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

The McGill Physiology Virtual Lab.,

http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/cardio/auscul.html., October 12th, 2014.


(6)

53

Tiedtke, DJ, Marks, DO. 2002. Rooibos-The New "White Tea" For Hair and Skin Care. Oleo Chemicals, 16-19.

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Wijoyo, IP. 2011. Rahasia Penyembuhan HIpertensi Secara Alami. bogor: Bee Media AGRO.

Woolson, RF, Clarke W R. 2002. Statistical Method for the Analysis of Biomedical Data (Edisi 2). New York: A John Wiley & Sons, Inc,, Publication. Hal 154.