Analisis kinerja pelayanan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil studi kasus di Kabupaten Kotawaringin Timur

(1)

i

ANALISIS KINERJA PELAYANAN

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Studi Kasus di Kabupaten Kotawaringin Timur

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Pantaleon Carnegie

NIM : 102114007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap

hatimu, dan janganlah bersandar kepada

pengertianmu sendiri.”

AMSAL 3: 5

“Don’t Stop When You’re Tired, Stop When You’re Done”

-Anonymous-

Kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Ayahanda Dugan

Ibunda Tripina

Adikku Lusia Yeseniae

Cinditia Oktaviana


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaaan dan kasih setia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam Menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.I.P., M.Sc., Akt selaku pembimbing I yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., C.A dan Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A selaku dewan penguji.

5.

Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu penulis selama menyelesaikan kuliah.


(6)

vi

6. Drs. Rukmana Priyatna, MSM selaku Kepala Dinas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur yang telah memberikan ijin serta pengarahan dalam melakukan penelitian.

7. Segenap Pegawai Dinas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

8. Ayahanda Dugan dan ibunda Tripina, serta adikku Lusia Yeseniae untuk semangat, dukungan dan doa yang ditujukan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

9. Cinditia Oktaviana untuk koreksi-koreksi penulisan, motivasi, dukungan, dan doanya kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

10. Teman-teman kelas MPT untuk kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini.

11. Teman-teman AKT A 2010 atas segala dukungan dan motivasi, khususnya saudara F.C. Cahyo Kunto Wibisono, S.E dan saudari Kunanti, S.E untuk koreksi serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

12. Dota 2 yang telah memberikan inspirasi dalam semangat juang pengerjaan skripsi ini.


(7)

(8)

(9)

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... viii

HALAMAN PUBLIKASI ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4


(11)

xi

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Sektor Publik ... 7

1. PengertianSektorPublik ... 7

2. Area OrganisasiSektorPublik ... 7

3. Alasan DibutuhkanSektorPublik ... 8

B. Good Governance ... 9

1. PengertianGood Governance ... 9

2. Ciri Good Governance ... 9

C. Kinerja dan Pengukuran Kinerja ... 10

1. Definisi ... 10

2. Aspek – Aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 11

3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 12

D. Indikator Kinerja ... 13

1. Definisi Indikator Kinerja ... 13

2. Syarat – Syarat Indikator Ideal ... 14

3. Jenis Indikator Kinerja Pemerintah Daerah ... 16

4. Efisiensi dan Efektivitas ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22


(12)

xii

C. Objek Penelitian ... 23

D. Subjek Penelitian ... 23

E. Populasi dan Sampel... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

G. Variabel Penelitian ... 26

H. Data Yang Diperlukan ... 30

I. Pengukuran Data ... 31

J. Pengujian Instrumen Penelitian ... 31

K. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 39

A. Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Timur ... 39

B. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur ... 42

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Pengujian Instrumen ... 54

B. Analisis Data ... 57

C. Pembahasan ... 65

BAB VI PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70


(13)

xiii

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Perhitungan Pengujian Validitas... 55

Tabel 2. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 56

Tabel 3. Hasil Perhitungan nilai belief rata-rata dan ideal rata-rata... 57

Tabel 4. Hasil selisih ideal rata-rata dan belief rata-rata serta bobot ... 59


(15)

xv

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PELAYANAN

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Studi Kasus di Kabupaten Kotawaringin Timur

Pantaleon Carnegie NIM: 102114007 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan yang diberikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan perspektif pelanggan dan perspektif keuangan melalui pengukuran efisiensi dan efektivitas. Latar belakang dari penelitian ini adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai lembaga pemerintah yang berhadapan langsung dalam melayani masyarakat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan, efisien dan efektif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk perspektif pelanggan adalah Multiattribute Attitude Model

(MAM) sedangkan untuk perspektif keuangan menggunakan pengukuran efisiensi dan efektivitas.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam perspektif pelanggan kinerja pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sangat memuaskan. Dalam perspektif keuangan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dikatakan efisien dalam penggunaan sumber daya dan dana serendah-rendahnya, dan sudah efektif dalam mencapai target yang telah ditetapkan.


(16)

xvi

ABSTRACT

PERFORMANCE ANALYSIS OF

DEPARTMENT OF POPULATION AND CIVIL REGISTRATIONS Case Study at Kotawaringin Timur Regency

Pantaleon Carnegie NIM: 102114007 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The purpose of this study was to know the level of performance for the service given Department of Population and Civil Registrations Kotawaringin Timur Regency based on customers perspective and financial perspective through the measurement of efficiency and effectiveness. Department of Population and Civil Registrations as government agencies that deal directly in serving the community is expected to provide satisfactory service, efficiently and effectively to the residents.

This study is a case study. The data were obtained by questionnare, observation, and documentation. This study used Multiattribute Attitude Model (MAM) for customers perspective and the measurement of efficiency and effectiveness for financial perspective.

The result of this study concluded that service performance of Departement of Population and Civil Registrations Kotawaringin Timur Regency based on customers perspective was very satisfying. In the financial perspective, Departement of Population and Civil Registrations Kotawaringin Timur Regency can be said to be efficient in the use of resources and turnover of funds , and has been effective in achieving the target.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi pemerintah adalah untuk melayani kepentingan publik dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai penyelenggara negara, pemerintah wajib menyediakan layanan sektor publik yang efektif dan efisien. Pemerintah tidak mengambil peran sebagai penerima layanan, namun pemerintah lebih berperan sebagai pelayan yang bertugas melayani masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata. Oleh karena itu, masyarakat sudah sepantasnya mendapatkan pelayanan sektor publik yang berkualitas dan memuaskan.

Dewasa ini, banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa kinerja pelayanan yang diberikan oleh pemerintah belum maksimal. Salah satu keluhan masyarakat yaitu proses administrasi dibeberapa sektor publik yang memakan waktu lama dan panjang. Hal ini berdampak pada pendapat masyarakat mengenai kualitas pelayanan yang diberikan semakin kurang memenuhi harapan.

Dalam UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pasal 2, Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh; Dokumen Kependudukan; pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; perlindungan atas Data Pribadi; kepastian hukum atas kepemilikan dokumen; informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas dirinya dan/ atau keluarganya; dan ganti rugi dan pemulihan


(18)

nama baik sebagai akibat kesalahan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi oleh Instansi Pelaksana.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Dinas Sektor Publik yang melayani masyarakat dalam Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/ atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap (UU No 23 Tahun 2006). Pencatatan Sipil yang dilakukan adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi pelaksana. Peristiwa penting yang dimaksud adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, percaraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan (UU No 23 Tahun 2006).

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) merupakan salah satu Dinas yang berhadapan langsung dengan masayarakat. Oleh karena itu, sebagai lembaga pemerintah yang menangani pelayanan masyarakat, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat dianggap sebagai cerminan bagaimana pelayanan publik dinilai berkualitas dalam melayani masyarakat.


(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan mengambil pokok permasalahan sebagai berikut, “Apakah kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur dalam melayani masyarakat efisien dan efektif?”.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan melihat Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan perspektif tingkat kepuasan pelanggan yang telah atau sudah pernah merasakan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur. Sedangkan untuk meneliti segi keuangan penelitian ini juga menggunakan data laporan keuangan dan laporan realisasi anggaran.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pelayanan yang diberikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur kepada masyarakat, berdasarkan persepsi masyarakat dan berdasarkan rasio pengukuran efisiensi dan efektivitas.


(20)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur penelitian ini diharapkan dapat melihat tingkat kinerjanya.

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma sebagai bagian dari kepustakaan dan referensi penelitian. 3. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, karena sebagai masyarakat Kotawaringin Timur penelitian ini diharapkan dapat menilai kesuksesan organisasi sektor publik melalui kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan publik yang murah dan berkualitas. Selain itu, penelitian ini digunakan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.


(21)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas pokok permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisikan landasan teori atau teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam mendukung proses penelitian

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memuat tentang objek penelitian, metode dan desain penelitian, teknik penelitian yaitu teknik pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian, serta teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pokok permasalahan penelitian.

Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini berisikan penjelasan berupa gambaran umum mengenai Kabupaten Kotawaringin Timur dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai objek yang diteliti.


(22)

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang analisis data yang telah didapat dari objek penelitian selama masa pengumpulan data dengan menggunakan teknik yang telah diuraikan dalam Metode Penelitian.

Bab VI Penutup


(23)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sektor Publik

1. Pengertian Sektor Publik

“Menurut Mahsun (2006:7) sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan badan hukum“.

2. Area Organisasi Sektor Publik

Menurut Mahsun (2006:15) sektor publik berada pada area dengan batasan-batasan antara lain:

a. Penyelenggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan masyarakat umum,

b. Bukan konsumsi individual,

c. Pemerintah ikut mengendalikan dengan saham atau sejumlah regulasi yang mengikat,

d. Harga tidak semata-mata ditentukan berdasarkan mekanisme pasar.


(24)

3. Alasan Dibutuhkan Sektor Publik

Menurut Mahsun (2006:19), beberapa alasan mengapa organisasi sektor publik dibutuhkan bisa diuraikan sebagai berikut: a. Untuk menjamin bahwa pelayanan publik seperti pendidikan,

kesehatan, transportasi, rekreasi, perlindungan hukum dapat dapat disediakan untuk masyarakat secara adil dan merata tanpa memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayarnya.

b. Untuk memastikan bahwa layanan publik tertentu ditempatkan pada wilayah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, misalnya museum, perpustakaan, tempat parkir dan sebagainya.

c. Untuk menjamin bahwa public goods and services disediakan dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jika membeli dari perusahaan swasta, misalnya perusahaan transportasi, rumah sakit, sekolah, dan perusahaan jasa lainnya yang menyediakan layanan yang serupa.

d. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa karena adanya perbedaan agama maupun suku.

e. Untuk melindungi hak dan kemerdekaan masyarakat dengan menetapkan peraturan perundangan yang kuat dan jelas.


(25)

B. Good Governance

1. Pengertian Good Governance

Good Governance menurut Thariq (2013) merupakan pelaksanaan kewenangan/kekuasaan serta serangkaian proses interasi sosial politik antara pemerintahan dengan masyarakat dalam berbagai bidang, untuk mengelola berbagai urusan negara dalam setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara dalam mendorong terciptannya kondisi kesejahteraan dalam masyarakat.

2. Ciri good governance.

Menurut Kurniawan (2006) dalam Hardiyansyah (2011:110) Good governance memiliki ciri sebagai berikut:

a. Akuntabel, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus disertai pertanggungjawabannya.

b. Transparan, artinya harus tersedia informasi yang memadai kepada masyarakat terhadap proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan.

c. Responsif, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus mampu melayani semua stakeholder.

d. Setara dan inklusif, artinya seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali harus memperoleh kesempatan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan sebuah kebijakan.


(26)

e. Efektif dan efisien, artinya kebijakan dibuat dan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia dengan cara yang terbaik.

f. Mengikuti aturan hukum, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan membutuhkan kerangka hukum yang adil dan ditegakan.

g. Partisipatif, artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus membuka ruang bagi keterlibatan banyak aktor.

h. Berorientasi pada konsesnsus (kesepakatan), artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus merupakan hasil kesepakatan bersama diantara para aktor yang terlibat.

C. Kinerja dan Pengukuran Kinerja.

1. Definisi

Menurut Mahsun (2006: 25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu oraganisasi.

Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurment) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan


(27)

jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002).

2. Aspek – Aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Dalam bukunya, Mahsun (2006: 31) pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi:

a. Kelompok masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

b. Kelompok Proses (process) adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

c. Kelompok Keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible)

d. Kelompok hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung.

e. Kelompok manfaaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.


(28)

f. Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik, dan juga sangat bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial keorganisasian. Dalam Mahsun (2006:33) berikut manfaat pengukuran kinerja menurut BPKP, baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik:

a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.

b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.


(29)

f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan

secara obyektif.

i. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan. j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

D. Indikator Kinerja

1. Definisi Indikator Kinerja

Menurut Mahsun (2006: 71) terdapat dua definisi kinerja. Pertama, Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/ atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP; 2000). Kedua, indikator kinerja adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekpresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi (Lohman; 2003).

Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pencapaian sasaran atau tujuan yang akan dicapai oleh organisasi melalui ukuran tertentu.


(30)

2. Syarat-syarat Indikator Ideal

Indikator kinerja bisa berbeda untuk setiap organisasi, namun setidaknya ada persyaratan umum unuk terwujudnya suatu indikator yang ideal. Dalam Mahsun (2006: 74) ada dua syarat-syarat indikator ideal. Menurut Palmer (1995), syarat-syarat-syarat-syarat indikator ideal adalah sebagai berikut:

a. Consistency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indikator kinerja harus konsisten, baik antara periode waktu maupun antar unit-unit organisasi.

b. Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya banding secara layak.

c. Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefenisikan secara jelas dan mudah dipahami.

d. Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang manejer publik harus berada pada area yang dapat dikendalikannya.

e. Contingency. perumusan indikator kinerja bukan variabel yang independen dari lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen, ketidakpastian dan kompleksitas lingkungan eksternal harus dipertimbangkan dalam perumusan indikator kinerja.


(31)

f. Comprehensiveness. Indikator kinerja harus mereflesikan semua aspek perilaku yang cukup penting untuk pembuatan keputusan manajerial.

g. Boundedness. Indikator konerja harus difokuskan pada faktor-faktor utama yang merupakan keberhasilan organisasi.

h. Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indikator spesifik yang relevan untuk kondisi dan kebutuhan tertentu. i. Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar

perumusan indikator kinerja harus merupakan harapan yang realistik dan dapat dicapai.

Sementara itu, syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000) adalah sebagai berikut:

a. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi.

b. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifak kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih menugkur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.

c. Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.

d. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.


(32)

e. Harus cukup flesibel dan sensitif terhadap perubahan/ penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan. f. Efektif. Data/informasi yang berkaitan dengan indikator

kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.

3. Jenis Indikator Kinerja Pemerintah Daerah

Menurut Mahsun (2006: 77) juga menjelaskan jenis indikator kinerja pemerintah daerah sebagai berikut:

a. Indikator Masukan (input), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana), sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain, yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber daya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan. Tolok ukur ini dapat pula digunakan untuk perbandingan (brenchmarking) dengan lembaga-lembaga relevan.

b. Indikator proses (process), dalam indikator proses, organisasi merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Rambu yang paling dominan dalam proses adalah


(33)

tingkat efisiensi dan ekonomis pelaksanaan kegiatan organisasi. Efisiensi berarti besarnya hasil yang diperoleh dengan pemanfaatan sejumlah input. Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomis adalah bahwa suatu kegiatan dilaksanakan lebih murah dibandingkan dengan standar biaya atau waktu yang telah ditentukan.

c. Indikator Keluaran (output), adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non-fisik. Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran, instansi dapat menganalisis apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu, indikator keluaran, harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi. Misalnya untuk kegiatan yang bersifat penelitian, indikator kinerja berkaitan dengan keluaran paten dan publikasi ilmiah

d. Indikator Hasil (outcomes), adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator seringkali rancu dengan indikator keluaran. Indikator outcome lebih


(34)

utama dari sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu outcome kegiatan tersebut telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat banyak.

e. Indikator Manfaat (Benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu)

f. Indikator dampak (Impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.

Sementara itu, menurut Palmer (1995) dalam buku Mahsun (2006) ini, jenis indikator kinerja Pemerintah daerah antara lain: a. Indikator biaya (misalnya biaya total, biaya unit).


(35)

b. Indikator produktivitas (misalnya jumlah pekerjaan yang mampu dikerjakan pegawai dalam jangka waktu tertentu). c. Tingkat penggunaan (misalnya sejauh mana layanan yang

tersedia digunakan).

d. Target waktu (misalnya waktu rata-rata yang digunkaan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan).

e. Volume pelayanan (misalnya perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai).

f. Kebutuhan pelanggan (jumlah volume pelayanan uang disediakan dibandingkan dengan volume permintaan yang potensial).

g. Indikator kualitas pelayanan. h. Indikator kepuasan pelanggan. i. Indikator pencapaian tujuan. 4. Efisiensi dan Efektivitas

Menurut Mahsun (2006: 182), indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena di satu pihak, mungkin pelaksanaanya sudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai degan target yang diharapkan. Sedang di pihak lain, sebuah program dapat dikatakan efektif dalam mencapai tujuan, tetapi mungkin dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan efisien. Jika program


(36)

dapat dilakukan dengan efisien dan efektif maka program tersebut dapat dikatakan cost-effectivenes.

a. Efisiensi

Menurut Mardiasmo (2009: 132), pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well).

Menurut Mahmudi (2010: 85), secara matematis, efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input

atau dengan istilah lain output per unit input. Dalam pusat pertanggungjawaban teknik, untuk mengukur efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya standar. Biaya standar menunjukkan biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan output tertentu.

b. Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2009: 134), efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.


(37)

Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.

Menurut Mahsun (2006: 191), efektivitas (hasil guna) adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pengelolaan keuangan dengan melihat perbandingan anggaran pendapatan dengan realisasinya dan persentase tingkat pencapaiannya.


(38)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus mengenai pengukuran kinerja pada Dinas Kependuduk dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, sehingga kesimpulan dari hasil penelitian hanya bermanfaat bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur. Menurut Gunawan (2013: 121), studi kasus yaitu penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan berbagai sumber data.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, Jl. H.M Arsyad No. 1000 Sampit.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan April-Mei 2014.


(39)

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kinerja Bidang Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah masyarakat yang telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115). Dalam penelitian ini populasinya adalah adalah masyarakat yang telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 116). Penelitian ini menggunakan metode Nonprobability Sampling dengan teknik Accidental Sampling. Pengambilan sampel aksidental menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapa pun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data (Sumarni, 2006). Dalam penelitian ini sampel akan diambil


(40)

dari masyarakat yang ditemui ditempat penelitian pada jam kerja dan telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupataen Kotawaringin Timur.

Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan rumus menurut Cooper dan Emary (1996:231) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel pq = Proporsi populasi

σp = Kesalahan Proporsi Standar

Berdasarkan dari rumus tersebut besarnya nilai proporsi populasi adalah 0,25, kesalahan proporsi standar adalah 0,051 (0,10/ 1,96).

Jika penelitian ini menggunakan estimasi varians maksimum ini, maka sampel yang dibutuhkan adalah 97. Untuk mempermudah penelitian maka peneliti akan menggunakan 100 sampel.


(41)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner (angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Kuesioner dalam penelitian ini diambil dari penelitian sebelumnya dengan judul “Analisis Kinerja Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Barat” yang ditulis oleh Florensia Octaviani (2011). Dalam penelitian tersebut, terdapat 10 pernyataan yang digolongkan menjadi 5 indikator yaitu indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, indikator hasil, dan indikator manfaat. Pernyataan – pernyataan tersebut juga digunakan pada penelitian ini, karena teori yang menjadi dasar pernyataan kuesioner tersebut juga digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian sebelumnya juga memiliki kesamaan masalah yang diteliti, hal ini membuat peneliti menggunakan kuesioner yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya.


(42)

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik observasi tidak tersturktur. Observasi tidak terstruktur adalah teknik observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati (Sugiyono, 2009: 205). Sasaran observasi penelitian ini adalah perilaku masyarakat dan proses kerja.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyalin atau mencatat informasi dari sumber data yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu gambaran umum Kabupaten Kotawaringin Timur, gambaran perusahaan dan informasi lain yang dapat digunakan untuk penelitian ini.

G. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kinerja Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dalam penelitian ini, Kinerja Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan diukur melalui 5 jenis indikator kinerja pemerintah daerah yang meliputi:


(43)

a) Indikator Masukan (input), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana), sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain, yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber daya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan. Tolok ukur ini dapat pula digunakan untuk perbandingan (brenchmarking) dengan lembaga-lembaga relevan (Mahsun, 2006: 77). Dari indikator ini pernyataan yang digunakan dalam kuesioner yaitu:

1) Sarana dan prasarana pelayanan pencatatan sipil memadai dan baik.

2) Jumlah pegawai yang ada telah mencukupi.

3) Masyarakat selalu mendapatkan pembinaan atau penyuluhan secara baik dan teratur.

b) Indikator proses (process), dalam indikator proses, organisasi merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Rambu yang paling dominan dalam proses adalah tingkat efisiensi dan ekonomis pelaksanaan kegiatan organisasi. Efisiensi berarti besarnya hasil yang diperoleh dengan


(44)

pemanfaatan sejumlah input. Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomis adalah bahwa suatu kegiatan dilaksanakan lebih murah dibandingkan dengan standar biaya atau waktu yang telah ditentukan (Mahsun, 2006: 77). Dari indikator ini pernyataan yang digunakan dalam kuesioner yaitu:

1) Pegawai selalu cepat dalam menanggapi keluhan masyarakat untuk mengurus pembuatan dokumen pencatatan sipil.

2) Pegawai selalu tepat waktu dalam memproses pembuatan dokumen pencatatan sipil.

c) Indikator Keluaran (output), adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non-fisik. Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran, instansi dapat menganalisis apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan saasran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu, indikator keluaran, harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi. Misalnya untuk kegiatan yang bersifat penelitian, indikator kinerja berkaitan dengan keluaran paten dan publikasi ilmiah (Mahsun, 2006: 78).


(45)

Dari indikator ini pernyataan yang digunakan dalam kuesioner yaitu:

1) Dalam menerbitkan dokumen pencatatan sipil, pegawai selalu benar dalam melakukan penulisan biodata pemohon.

d) Indikator Hasil (outcomes), adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator seringkali rancu dengan indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama dari sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu outcome kegiatan tersebut telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat banyak (Mahsun, 2006: 78). Dari indikator ini pernyataan yang digunakan dalam kuesioner yaitu:

1) Pelayanan pembuatan dokumen pencatatan sipil selalu memuaskan.


(46)

e) Indikator Manfaat (Benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu) (Mahsun, 2006: 78). Dari indikator ini pernyataan yang digunakan dalam kuesioner yaitu:

1) Masyarakat mengetahui manfaat dan kepemilikan dokumen pencatatan sipil.

2) Masyarakat mudah mendapatkan pelayanan pembuatan dokumen pencatatan sipil.

3) Dalam mengurus dokumen pencatatan sipil masyarakat mendapatkan pelayanan yang sama.

H. Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan untuk melakukan penelitian analisis pengukuran kinerja sektor publik ini yaitu:

1. Gambaran umum letak daerah penelitian (Kabupaten Kotawaringin Timur, Sampit).

2. Gambaran umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.


(47)

3. Rencana Strategis Pembangunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

4. Laporan Keuangan tahun anggaran 2013. 5. Laporan realisasi anggaran periode 2013. I. Pengukuran Data

Dalam penelitian ini pengukuran data menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2009: 132) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata. Dalam menganalisis, penelitian ini menggunakan jawaban dengan gradasi yang telah diberi skor:

Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Tahu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1 (Sugiyono: 2009; 132)

J. Pengujian Instrumen Penelitian

Sugiyono (2009:172) menjelaskan bahwa perlu dibedakan hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur


(48)

apa yang seharusnya diukur. Sedangkan Instrument yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sehingga valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

1. Analisis Validitas

Pengujian Validitas ini menggunakan teknik korelasi

Product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sujawerni, 2012: 177):

2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan: xy

r = Koefisien korelasi setiap pernyataan

X = Skor tiap item pernyataan

Y = Skor seluruh pernyataan (total variabel)

n = Jumlah responden

Besarnya rxydapat dihitung dengan menggunakan korelasi

dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika rxy > r tabel, maka

penelitian tersebut dikatakan valid.

Sebaliknya dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika rxy < r


(49)

2. Analisis Reliabilitas

Pengujian realibitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut:

Keterangan:

= Relibilitas

k = Banyaknya butir soal atau item = Jumlah Varians butir

= varians total

Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrument dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika r hitung < r

tabel dengan taraf signifikan 5% maka instrument dapat dikatakan tidak reliabel.

K. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Perspektif pelanggan

peneliti akan menggunakan pengukuran skala Likert untuk menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden sesuai skor yang ditetapkan. Setelah kuesioner yang telah selesai diisi responden dikumpulkan maka selanjutnya


(50)

peneliti akan menghitung tingkat persetujuan kinerja pelayanan yang diberikan dinas terkait telah memuaskan.

Hasil Kuesioner pertama-tama akan dianalisis menggunakan analisis Multiattribute Attitude Model (Engel,1994: 353):

Keterangan:

Ab = Sikap responden secara keseluruhan terhadap suatu objek n = Nilai Atribut yang diteliti

Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden pada atribut i Li = Nilai ideal rata-rata responden pada atribut i

Xi = Nilai belief rata-rata responden pada atribut i

Kata belief yang dimaksud adalah keyakinan (dalam kuesioner adalah “Kenyataan”) dari kepuasan responden (masyarakat) terhadap pelayanan yang diberkian oleh pencatatan sipil, sedangkan kata ideal

adalah harapan yang responden (masyarakat) harapkan atau inginkan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pencatatan sipil.

Rumus diatas didapat dengan menggunakan langkah sebagai berikut:


(51)

Pemberian bobot rata-rata untuk masing-masing atribut adalah sebagai berikut:

Nomor Urut Nilai Bobot

1 2 3 4 5 5 4 3 2 1

5/15 x 100% = 33 4/15 x 100% = 27 3/15 x 100% = 20 2/15 x 100% = 13 1/15 x 100% = 7

Total 15 100

b. Sebelum menghitung nilai ideal dan belief maka skala sikap ditentukan terlebih dahulu dalam bentuk skor, dalam penelitian ini urutannya sebagai berikut:

Keterangan Skor

Sangat Setuju/ Sangat Berharap 5

Setuju/ Berharap 4

Tidak Tahu 3

Tidak Setuju/ Tidak Berharap 2 Sangat Tidak Setuju/ Sangat tidak

Berharap

1

c. Mencari nilai ideal dan nilai belief, digunakan rumus sebagai berikut:

Nilai ideal = Skor x Jumlah responden ideal masing-masing alternatif jawaban


(52)

Nilai belief = Skor x Jumlah responden belief masing-masing alternatif jawaban

Kemudian mencari nilai ideal rata-rata dan belief rata-rata:

Nilai ideal rata-rata =

Nilai belief rata-rata =

d. Memasukkan hasil perhitungan multiatribute Attitude Model ke dalam skala likert (Sugiyono, 2009).

Jika skala semakin kecil atau mendekati nol, maka sikap responden semakin baik atau positif karena kesenjangan antara

ideal dan belief semakin kecil. Sehingga dapat dikatakan responden puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh dinas terkait atau dapat dikatakan kinerja pelayanan sektor publik dari dinas terkait dapat dikatakan baik. Jika skala semakin besar atau semakin ke kanan maka sikap responden semakin tidak baik atau negatif karena kesenjangan antara ideal

dan belief semakin besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan sektor publik dari dinas terkait dapat dikatakan tidak baik.

Sangat Puas

Puas Cukup Puas

Tidak Puas Sangat Tidak Puas 0 - 80 81 - 160 161 - 240 241 - 320 321 - 400


(53)

2. Perspektif Keuangan

a) Pengukuran Efisiensi

Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil karya tertentu mempergunakan sumber daya dan dana yang serendah rendahnya (Mahsun, 2006:189).

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan (Mardiasmo, 2009: 132).

Kriteria efisiensi:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (X < 100%) berarti Efisien.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (X = 100%) berarti Efesiensi berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (X > 100%) berarti Tidak Efisien.


(54)

b) Perspektif Efektivitas

Efektivitas (hasil guna) adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Unutk mengukur tingkat efektivitas dalam pengelolaan keuangan dengan melihat perbandingan anggaran pendapatan dengan realisasinya dan persentase tingkat pencapaiannya (Mahsun, 2006:187). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakann efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Mardiasmo, 2009: 132)..

Kriteria efektivitas:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (X < 100%) berarti Tidak Efektif.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (X = 100%) berarti efektivitas berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (X > 100%) berarti Efektif.


(55)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kabupaten Kotawaringin Timur

Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai luas wilayah kurang lebih 16.146 Km2 terdiri dari 17 kecamatan, 168 desa dan 17 Kelurahan dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 2013 sebanyak: 475.469 jiwa terdiri dari Laki-laki: 248.557 jiwa dan Perempuan: 226.912 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga sebanyak: 134.787 KK, dengan kepadatan penduduk rata-rata 28,82 jiwa/Km persebarannya tidak merata dengan konsentrasi dipinggiran sungai.

1. Letak Geografis

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur secara geografis terletak pada 11207’29” sampai 113014’22” Bujur Timur dan 1011’50” s/d 3018’51” Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagi berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Katingan. b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan. c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Katingan. d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.


(56)

2. Topografi, Klimatologi, dan Penggunaan Lahan

Secara umum keadaan Topografi Kabupaten Kotawaringin Timur bervariasi dengan kisaran 0 – 60 meter diatas permukaan laut, dimana sebagian besar merupakan dataran rendah yang meliputi bagian selatan sampai bagian tengah memanjang dari timur ke barat. Sedangkan bagian utara merupakan dataran tinggi yang berbukit yang didominasi jenis tanah padsonik merah kuning dan beberapa bagian lain berjenis alluvial, organosal, dan lithosol.

Berdasakan hidrologinya Kabupaten Kotawaringin Timur dialiri oleh 1 (satu) sungai besar yaitu mentaya yang mengalir dari arah utara ke selatan dan bermuara di laut Jawa. Sungai Mentaya memiliki panjang kurang lebih 400 km dan dapat dilayari sejauh kurang lebih 270 km dengan kedalaman rata – rata 6 meter dan lebar rata – rata 400 meter. Iklim di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya termasuk Daerah beriklim tropis basah (lembab) dengan tipe B (menurut Scmidt dan Ferguson) dengan perincian kondisi iklim sebagi berikut:

a. Curah Hujan: 1.934 mm/tahun (jumlah hari hujan 69 HH). b. Suhu rata – rata/bulan: 270C – 360C.

c. Kelembaban Nisbi: 82 – 89 %.

Berdasarkan kondisi eksisting tentang kondisi geografis meliputi karakteritis topografi dan klimatologi Kabupaten Kotawaringin


(57)

Timur, berikut ini akan diuraikan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan ekonomi. Sumber daya alam Kotawaringin Timur yang diidentifikasikan sebagai kawasan pembangunan.

a. Kehutanan

Memiliki potensi hutan kurang lebih 411.898 Ha. Secara keseluruhan diperuntunkan untuk 6.558,97 Ha. Hutan tanaman industri (HTI) 85.230,00 Ha. Hutan produksi terbatas 234.804,10 Ha, Hutan produksi tetap 388.923,13 Ha. Monumental 625,00 Ha. Kawasan Pemukiman dan Penggunaan lainnya (KPP) 258.129,38 Ha. Dan Kawasan Pengembangan Produksi 595.607,97 Ha.

b. Pertambangan

Potensi tambahan yang telah dikembangkan di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah Biji Besi dengan produksi di tahun 2007 sebesar 1.375.698 dan 2.640.881 serta tanbang emas rakyat dengan produksi tahun 2007 sebesar 31.907.000 dan tahun 2008 13.718.000.

c. Pariwisata

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki beberapa objek wisata yang cukup berpotensi dan sangat menarik untuk dikunjungi karena memiliki kekhasan tersendiri. Objek wisata yang dimiliki antara lain: Rumah adat Betang Antang Kalang Tumbang Gagu,


(58)

Arung Jeram di kecamatan Antang Kalang dan Pantai Ujung Pandaran.

B. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Kotawaringin Timur

1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil bersdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggara pelayanan administrasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

b. Pengelolaan data dan informasi penduduk;

c. Pelaksanaan registrasi, akreditasi dan lisensi administrasi bidang akta capil;

d. Pengkoordinasian penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan di bidang data kependudukan dan pencatatan sipil;


(59)

e. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian,keuangan, hubungan masyarakat dan perlengkapan;

f. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan bukan pajak g. Pengelolaan barang milik/kekayaan daerah; dan

h. Pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh bupati;

Untuk melaksanakan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. Memperoleh keterangan dan data yang benar tentang Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk; b. Memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami

Penduduk atasdasar putusan atau penetapan pengadilan;

c. Memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada lembaga peradilan;

d. Mengelola data dan pendayagunaan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk Kepantingan pembangunan; e. Pejabat Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data dalam register akta Pencatatan Sipil, menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, dan membuat catatan Pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil;

f. Pelaksanaan pendaftaran penduduk dengan melakukan pencatatan biodata untuk penerbitan Nomor Induk Kepegawaian (NIK), Pencatatan Peristiwa Kependudukan dan Pendataan Penduduk


(60)

Penerbitan Dokumen hasil Pendaftaran Penduduk (biodata penduduk, KK, KTP, surat keterangan kependudukan);

g. Pelaksanaan pencatatan sipil dengan menerbitkan hasil pencatatan sipil yang meliputi: Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian dan Akta Pengakuan Anak dan pembatalan Akta-Akta Pencatatan Sipil;

h. Pengelolaan data dan informasi penduduk;

i. Pelaksanaan Registrasi, akreditasi dan lisensi administrasi Bidang Akta Capil;

j. Untuk mendapatkan data hasil Peristiwa Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi yang beragama Islam dari KUA Kecamatan; dan k. Menerbitkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada setiap

Penduduk yang berlaku seumur hidup dan selamanya setelah dilakukan pencatatan biodata.

Struktur Organisasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sesuai dengan Peraturan Bupati Kotawaringin Timur No 30 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai berikut:

i. Kepala Dinas

ii. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan membawahai 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu terdiri dari:


(61)

b. Sub Bagian Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan.

iii. Bidang Pendaftaraan Penduduk terdiri dari: a. Seksi Pencatatan Biodata Penduduk;

b. Seksi Pendaftaran Persitiwa Kependudukan;

c. Seksi Pendataan Penduduk Rentan dan Pelaporan Penduduk;

iv. Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari:

a. Seksi Pencatatan Akta Kelahiran dan Kematian dan Pendokumentasian Akta Catatan Sipil;

b. Seksi Pencatatan Akta Perkawinan dan Perceraian dan Perubahan Status Kewarganegaraan;

c. Seksi pencatatan Perubahan Administrasi Akta Catatan Sipil.

v. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Penduduk, terdir dari: a. Seksi Sistem Informasi Kependudukan;

b. Seksi Informasi Hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

c. Seksi Kebijakan Pendayagunaan Data Informasi dan Proyeksi Kependudukan.


(62)

2. Tenaga Pegawai

Untuk menjalankan Tugas dan Fungsi tersebut diatas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur didukung sejumlah tenaga Pegawai sebanyak 40 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil: 26 orang dan Tenaga Honorer sebanyak 14 orang.

3. Kinerja Pelayanan SKPD

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2009 mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Di Kabupaten Kotawaringin Timur, hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang berupa data/laporan belum dapat secara maksimal didayagunakan untuk kepentingan pelayanan publik lainnya maupun perencanaan pembangunan.

Disadari bahwa banyak peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan serta perceraian belum tercatat dan juga peristiwa kependudukan belum ditata secara baik, bahkan penduduk masih ada yang belum memiliki dokumen penduduk seperti KK, KTP dan akta-akta capil.

Dengan demikian perlu diupayakan penerbitan administrasi kependudukan secara komprehensif dan dilaksanakan secara


(63)

konsisten, sehingga dapat tercapainya pelayanan yang prima kepada masyarakat. Salah satu penertiban administrasi kependudukan adalah dengan pembangunan database. Pembangunan database kependudukan Kotawaringin timur diperoleh perekaman hasil pemutakhiran data penduduk misal kegiatan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) yang merupakan sistem administrasi kependudukan (SAK), sehingga akhirnya dapat melakukan pelayanan yang prima, cepat dan akurat. Keluaran dari adminsitrasi kependudukan adalah:

a. Dokumen kependudukan (surat keterangan kependudukan, KK, KTP dan akta-akta pencatatan sipil).

b. Data Kependudukan (agregat dan Individu). c. Data DP4.

4. Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Perencanaan Strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang mungkin timbul. Rencana strategis mengandung Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program yang realisitis dan rencana masa depan yang diinginkan dan dicapai.


(64)

a. Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inisiatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keaadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah.

Berdasarkan gambaran ke depan maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur menetapkan suatu visi “TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL”. Tertib administrasi ini memberikan arti yang sangat luas sekali yang di dalamnya meliputi tentang pemberian pelayanan, pembinaan kepada masyarakat serta langkah-langkah ke arah tertibnya suatu pelayanan secara sistematis.

b. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil guna dengan baik, dengan misi tersebut diharapkan seluruh aparatur dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahuiakan peran dan program-program serta hasil yang hendak dicapai di waktu yang akan datang dari visi yang telah ditetapkan tersebut.


(65)

Untuk mewujudkan visi dimaksud, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menetapkan misi sebagai berikut:

1) Menetapkan pedoman pelaksanaan.

2) Menetapkan petugas yang bertanggung jawab.

3) Menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

4) Mengutamakan pelayanan secara terpadu dan prima. 5. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Kotawaringin Timur, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam mengemban tugas dibidang kependudukan dan pencatatan sipil mempunyai tujuan:

a. Memberikan keabsahan identitas dan kapasitas hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk.

b. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk.

c. Menyediakan data dan informasi kependudukan dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap mutakhir dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan pembangunan.

d. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu.


(66)

e. Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah:

a. Terwujudnya jaringan informasi dan kualitas pelayanan prima terhadap masyarakat.

b. Memberikan kontribusi nyata dalam Sistem Administrasi Kependudukan melalui pembangunan database kependudukan yang akurat dan aktual.

c. Tertibnya administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

6. Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur

Sebagai penjabaran dan implementasi dari misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, strategi dan kebijakan yang diambil untuk mewujudkan visi, misi di tahun yang akan datang sebagai berikut:

a. Program strategis

Program Strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, strategi dan kebijakan yang diambil untuk mewujudkan visi, misi di tahun yang akan datang sebagai berikut:


(67)

2) Peningkatan ketersediaan dan kualitas datan dan informasi kependudukan yang memadai, akuran dan tepat waktu.

3) Pembentukan dan penguatan kelembagaan.

4) Penataan mekanisme pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

5) Peningkatan kapasitasaparatur pejabat strategis dan pelaksana.

6) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

7) Pemantauan, evaluasidan pelaporan. b. Kebijakan Strategis

Dengan mengacu visi, misi dan strategis tersebut diatas,maka kebijakan umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur diarahkan untuk:

1) Mengembangkan sistem informasi kependudukan.

2) Meningkatkan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan penerapan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) online.

3) Menjaga dan memelihara keakuratan database kependudukan dalam rangka penyediaan data untuk


(68)

perencanaan pembangunan pemerintah maupun swasta dan lain-lain.

4) Mendorong kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

7. Rencana Program dan Kegiatan

Sesuai visi dan misi yaitu Tertib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta Arah dan Kebijakan Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur untuk masa 5 (lima) Tahun ke depan (2011-2015) sebagaimana terlampir.

Program indikatif yang dilaksanakan untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2011-2015 antara lain sebagai berikut:

a. Terwujudnya Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b. Terwujudnya Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur.

c. Terwujudnya Program Peningkatan Disiplin Aparatur. d. Terwujudnya Program fasilitas pindah/purna tugas.

e. Terwujudnya Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

f. Terwujudnya program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.


(69)

g. Terwujudnya Program Penyerasian kebijakan kependudukan. h. Terwujudnya Peningkatan Promosi di Dinas Kependudukan


(70)

54

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Instrumen

Dalam menjawab rumusan masalah maka akan dilakukan analisis dengan menggunakan 2 perspektif, yaitu berdasarkan perspektif pelanggan dan perspektif keuangan.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengumpulkan jawaban dari masyarakat, peneliti telah membagikan kuesioner kepada 100 responden yang telah menerima atau dianggap sudah menerima pelayanan dari Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil. Kemudian kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas kuesioner. Dari 100 kuesioner yang telah dibagikan, sebanyak 100 kuesioner telah dijawab oleh responden.

a) Pengujian Validitas

Uji validitas ini terfokus pada item total statistik. Nilai r tabel yang digunakan untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% (0,05), oleh karena itu penelitian ini menggunakan N=100 dan p =0,05, jadi nilai r tabel product moment adalah 0,195.


(71)

Berikut ini hasil dari pengolahan data dan perhitungannya yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil perhitungan pengujian validitas

No. Item

r hitung r

tabel

5% hasil ideal belief

1 0,773 0,487 0,195 valid 2 0,677 0,305 0,195 valid 3 0,721 0,598 0,195 valid 4 0,782 0,710 0,195 valid 5 0,832 0,635 0,195 valid 6 0,780 0,589 0,195 valid 7 0,741 0,642 0,195 valid 8 0,718 0,550 0,195 valid 9 0,762 0,695 0,195 valid 10 0,761 0,671 0,195 valid

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel diatas, maka semua instrumen penelitian sikap responden terhadap kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotawaringin Timur adalah valid karena ideal dan belief memeliki r hitung yang lebih besar dari r tabel dalam taraf signifikansi 5%.

b) Pengujian Reliabilitas

Uji Reabilitas ini terfokus pada item total statistik. Nilai r tabel yang digunakan untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% (0,05), oleh karena itu penelitian ini menggunakan N=100 dan p =0,05, jadi nilai r tabel product moment


(72)

perhitungannya yang telah dilakukan menggunakan rumus alpha cronbach diperoleh hasil sebagai berikut:

Reliability Statistics (ideal)

Cronbach's Alpha N of Items

.916 10

Dari hasil pengujian diatas reliabilitas menunjukan bahwa koefisien alpha cronbach untuk instrumen penelitian sikap responden terhadap kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotawaringin Timur untuk responden ideal adalah 0,916 dan untuk responden belief adalah 0,769 yang menunjukan nilai tersebut lebih besar dari nilai r tabel dalam taraf signifikansi 5%, 0,195 maka untuk melihat tingkat reliabilitas instrument tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Tingkat reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 - 0,20 Kurang Reliabel >0,20 - 0,40 Agak Reliabel >0,40 - 0,60 Cukup Reliabel >0,60 - 0,80 Reliabel >0,80 - 1,00 Sangat Reliabel

Reliability Statistics (belief)

Cronbach's Alpha N of Items


(73)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai alpha cronbach ideal adalah 0,916 yang berarti tingkat reliabilitasnya adalah sangat reliabel, sedangkan nilai alpha cronbach belief adalah 0,793 yang berarti tingkat reliabilitasnya adalah reliabel.

B. Analisis Data

1. Perspektif Pelanggan

Tahap selanjutnya setelah uji validitas dan reliabilitas adalah analisis untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Dalam melakukan analisis pada tahap ini maka akan digunakan analisis MAM (Multiattribute Attitude Model ). Jadi data kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data kuantitatif terlebih dahulu dengan diberi skor 1 sampai 5.

Penelitian ini menggunakan nilai belief dan nilai ideal, dimana nilai belief merupakan kondisi nyata atau yang benar terjadi di lokasi penelitian, sedangkan nilai ideal merupakan kondisi yang diharapkan.

Dari nilai belief dan ideal tersebut masing masing dihitung rata-ratanya. Seperti dalam tabel berikut:

Tabel 3. Hasil perhitungan nilai belief rata-rata dan ideal rata-rata.

Skor Belief Jumlah Nilai Belief Rata-Rata Ideal Jumlah Nilai ideal Rata-Rata

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Atribut Indikator Masukan

Butir 1 22 70 2 5 1 407 4,07 39 61 439 4,39

Butir 2 7 51 27 14 1 349 3,49 22 78 422 4,22

Butir 3 19 57 9 15 0 380 3,8 33 67 433 4,33


(74)

Tabel lanjutan dari halaman sebelumnya

Atribut Indikator Proses

Butir 4 19 59 6 15 1 380 3,8 37 63 437 4,37

Butir 5 19 55 11 15 0 378 3,78 38 62 438 4,38 Total Belief rata-rata 3,79 Total Ideal rata-rata 4,375 Atribut Indikator keluaran

Butir 6 18 43 16 22 1 355 3,55 38 62 438 4,38 Total Belief rata-rata 3,55 Total Ideal rata-rata 4,38 Atribut Indikator Hasil

Butir 7 17 65 7 9 2 386 3,86 34 65 1 431 4,31

Total Belief rata-rata 3,86 Total Ideal rata-rata 4,31 Atribut Indikator Manfaat

Butir 8 22 60 12 5 1 397 3,97 32 68 432 4,32 Butir 9 22 60 2 14 2 386 3,86 39 61 439 4,39 Butir 10 30 50 9 10 1 398 3,98 43 57 443 4,43 Total Belief rata-rata 3,94 Total Ideal rata-rata 4,38

Sumber: data primer diolah

Keterangan:

Mencari jumlah belief: skor x sikap

o (22x5)+(70x4)+(2x3)+(5x2)+(1x1) = 407

Mencari rata – rata belief: jumlah/responden

o 407/100 = 4,07

Mencari jumlah belief: skor x sikap

o (39x5)+(51x4) = 439

Mencari jumlah rata-rata ideal: jumlah/responden

o 439/100 = 4,39

Setelah menghitung total nilai belief rata-rata dan total nilai ideal rata-rata masing masing dari atribut tersebut, kemudian diurutkan dan dibobot.


(75)

Hasil belief rata-rata dan ideal rata-rata masing –masing atribut serta bobot kepentingannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. Hasil selisih ideal rata-rata dan belief rata-rata serta bobot

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa atribut indikator manfaat, artinya indikator manfaat merupakan atribut yang kenyataannya paling mendekati harapan responden, yang disusul oleh atribut indikator hasil, indikator masukan, indikator proses, dan indikator keluaran.

Indikator masukan merupakan indikator yang berada pada urutan ketiga dari kelima indikator yang mendekati harapan masyarakat dengan selisih antara harapan dan kenyataan sebesar 0,55. Indikator masukan meliputi sarana dan prasarana yang memadai, jumlah pegawai, serta penyuluhan dan pembinaan yang teratur. Bagi responden sarana prasana yang digunakan dalam melayani masyarakat sudah memenuhi harapan, namun jumlah pegawai masih dirasa kurang dalam melayani masyarakat. Penyuluhan dan pembinaan dari desa ke desa juga perlu ditingkatkan.

Atribut Total Ideal

Rata-Rata

Total Belief

rata-rata

Selisih

|Li-Xi| Urutan Bobot

Indikator Masukan 4,33 3,78 0,55 3 20

Indikator Proses 4,375 3,79 0,585 4 13

Indikator Keluaran 4,38 3,55 0,83 5 7

Indikator Hasil 4,31 3,86 0,45 2 27


(76)

Indikator proses merupakan indikator yang berada pada urutan keempat dari kelima indikator yang mendekati harapan masyarakat dengan selisih antara harapan dan kenyataan sebesar 0,585. Indikator proses meliputi cepatnya pegawai dalam menanggapi keluhan masyarakat dalam mengurus pembuatan dokumen pencatatan sipil, dan ketepatan waktu dalam memproses pembuatan dokumen pencatatan sipil. Dalam penerbitan dokumen pencatatan sipil sebagian responden merasa jika prosesnya memakan waktu yang lama, sehingga responden masih mengharapkan adanya peningkatan kecepatan dalam pemrosesan penerbitan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

Indikator keluaran merupakan indikator yang berada pada urutan terakhir dari kelima indikator yang mendekati harapan masyarakat dengan selisih antara harapan dan kenyataan sebesar 0,83. Indikator keluaran meliputi kecermatan pegawai dalam melakukan penulisan biodata pemohon. 23 dari 100 responden dalam penelitian ini menganggap para pegawai masih sering melakukan kesalahan dalam penulisan dalam penerbitan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

Indikator hasil merupakan indikator yang berada pada urutan kedua dari kelima indikator yang mendekati harapan masyarakat dengan selisih antara harapan dan kenyataan sebesar 0,45. Indikator hasil meliputi pelayanan pembuatan dokumen pencatatan sipil. Umumnya responden sudah merasa puas akan pelayanan yang ditunjukan para pegawai yang melayani masyarakat dalam pembuatan dokumen.


(77)

Indikator manfaat merupakan indikator yang berada pada urutan pertama dari kelima indikator yang mendekati harapan masyarakat dengan selisih antara harapan dan kenyataan sebesar 0,44. Indikator manfaat meliputi pengetahuan masyarakat tentang manfaat kepemilikan dokumen pencatatan sipil, kemudahan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pembuatan dokumen, dan pelayanan yang sama bagi setiap masyarakat. Sebagian masyarakat mengetahui manfaat dari dokumen kependudukan dan pencatatan sipil dan mendapatkan pelayanan yang cukup memenuhi harapan dari para responden.

Setelah menentukan selisih total ideal rata-rata dengan total belief

rata-rata dan masing-masing atribut diberi bobot, maka selanjutnya adalah mengukur sikap masyarakat yang menggunakan jasa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotawaringin Timur terhadap indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, indikator hasil, dan indikator manfaat.


(78)

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Ab = 33(4,38-3,94)+27(4,31-3,86)+20(4,33-3,78)+13(4,375-3,79)+7(4,38-3,55)

= (33x0,44)+(27x0,45)+(20x0,46)+(13x0,585)+(7x0,83)

= 14,63 + 12,15 + 11 + 7,61 + 5,81

= 51,2

Berdasarkan dari nilai rata-rata tingkat kepuasan sebesar 51,2 maka selanjutnya angka tersebut dimasukkan kedalam table indikator kepuasan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

Tabel 5. Indikator tingkat kepuasan masyarakat

Berdasarkan dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai sikap secara keseluruhan sebesar 51,2. Nilai ini menggambarkan sikap responden terhadap keadaan atau kondisi kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sangat memuaskan karena berada

Sangat Puas

Puas Cukup Puas

Tidak Puas Sangat Tidak Puas 0 – 80 81 - 160 161 - 240 241 - 320 321 - 400


(79)

pada rentang nilai 0 – 80. Hal ini juga disebabkan oleh faktor tingkat harapan kepuasan responden dalam pelayanan yang diterima tidak terlalu tinggi. Sebagian besar responden sudah merasa sangat puas akan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sekarang ini.

2. Perspektif Keuangan

Pada tahap ini, untuk menjawab permasalahan dari sisi keuangan maka akan digunakan rasio efesiensi dan efektivitas. Data yang digunakan dalam tahap ini adalah Laporan Keuangan tahun 2013.

a) Pengukuran Efisiensi

Mengukur tingkat input dari dari organisasi sektor publik terhadap tingkat outputnya sektor publik (Mahsun, 2006:187). Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan (Mardiasmo, 2009: 132).

Kriteria Efisiensi:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (X < 100%) berarti Efisien.


(80)

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (X = 100%) berarti Efesiensi Berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (X > 100%) berarti Tidak Efisien.

Perhitungan pengukuran efesiensi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut:

Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka rasio efesiensi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 82,63%. Besarnya rasio ini menunjukan bahwa kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur efisien, hal ini disebabkan karena rasio efisiensi berada dibawah 100%.

b) Pengukuran Efektivitas

Mengukur tingkat output organisasi sektor publik terhadap target-target pendapatan sektor publik. Pengukuran tingkat efektivitas memerlukan data-data realisasi pendapatan dan anggaran atau target pendapatan (Mahsun, 2006:187).


(81)

Kriteria efektivitas:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (X < 100%) berarti Tidak Efektif.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% (X = 100%) berarti efektivitas berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (X > 100%) berarti Efektif.

Perhitungan pengukuran efektivitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut:

Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka rasio efektivitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 167,76%. Besarnya rasio ini menunjukan bahwa kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur dinilai efektif, hal ini disebabkan karena rasio efisiensi yang berada diatas 100%, dimana realisasi pendapatan lebih besar daripada anggaran pendapatan.

C. Pembahasan

1. Perspektif Pelanggan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data, didapatkan nilai sikap secara keseluruhan adalah sebesar 51,2 pada rentang 0 sampai


(82)

dengan 80, yang menggambarkan bahwa sikap masyarakat terhadap keadaan atau kondisi kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur berada pada kategori sangat puas, atau dapat dikatakan kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur memuaskan.

Dalam perspektif pelanggan, dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah dianalisis menunjukan bahwa masyarakat sangat puas terhadap kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur. Dari kelima indikator penelitian ini, indikator Manfaat merupakan atribut yang kenyataannya paling mendekati harapan masyarakat, yang disusul oleh atribut indikator hasil, masukan, proses, keluaran.

Kinerja yang memuaskan ini juga didukung oleh sistem atau prosedur pengurusan yang jelas, sumber daya manusia terlatih, dan sarana prasarana yang menunjang proses pengurusan pembuatan dokumen kependudukan. Sistem atau prosedur pengurusan yang jelas ini terlihat dari adanya petunjuk-petunjuk proses administrasi, dan sumber daya manusia yang membantu masyarakat dalam melakukan proses administrasi pembuatan dokumen kependudukan. Selain itu, sarana dan prasarana yang disediakan juga membantu masyarakat dalam mengikuti prosedur pengurusan secara tertib dan teratur, seperti papan nama bidang kepengurusan, nomor antrian, petunjuk alur proses administrasi, dan lain – lain. Setiap pegawai yang berhadapan langsung dengan masyarakat juga


(83)

dituntut untuk menguasai bidang yang ditanganinya, sehingga dapat membantu masyarakat yang memiliki masalah dalam mengurus pembuatan dokumen kependudukan. Visi dan misi yang telah dirumuskan juga memiliki peranan dalam kejelasan tugas dan fungsi para pegawai untuk mengerti apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. 2. Perspektif Keuangan

a) Pengukuran Efesiensi

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sudah efisien. Hal ini ditunjukan dari perhitungan pengukuran rasio efisiensi sebesar 82,63%, dimana nilai rasio efisiensi lebih kecil dari 100% yang berarti semakin kecil rasio pengukuran efisiensi maka semakin efisien kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotawaringin Timur.

b) Pengukuran Efektivitas

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sudah efektif. Hal ini ditunjukan dari perhitungan pengukuran rasio efektivitas sebesar 167,76%, dimana nilai rasio efisiensi lebih besar dari 100% yang berarti semakin besar rasio pengukuran efektivitas maka semakin efektif kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotawaringin Timur.


(84)

Pada perspektif keuangan, kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur dinilai sudah efisien dan efektif dalam menjalankan program kegiatanya. Tingkat efisiensi ini menggambarkan bahwa program kegiatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur telah dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang lebih rendah dari yang dianggarkan. Hal ini sesuai dengan pengertian efisiensi menurut Mardiasmo (2009: 132) yaitu, proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Pada tingkat efektivitas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur dikatakan sudah efektif dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Menurut Mahmudi (2010: 86) suatu organisasi, program atau kegiatan dinililai efektif apabila outuput yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dikatakan spending wisely. Dalam pengukuran efektivitas, penulis mengasumsikan anggaran pendapatan merupakan ukuran kuantitatif yang ingin dicapai oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.

Untuk menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur apabila dievaluasi dengan perspektif pelanggan dan perspektif keuangan yang dihitung berdasarkan rasio efisiensi dan rasio efektivitas,


(85)

maka dapat dikatakan bahwa kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sudah memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang telah dilakukan melalui perspektif pelanggan dan perspektif keuangan.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)