Galih Cendekia Nursewan Putra F3409035
commit to user
ii
KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Galih Cendekia Nursewan Putra NIM F3409035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul “KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
WONOGIRI” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
(3)
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Perpajakan.
Surakarta, Juni 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. (………...)
NIP.
Dosen Penguji
2. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. (………...) NRP.
(4)
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
· “I never said to be like me, I say to be like you and make a difference.” (Marilyn Manson)
· “Karena dengan berhenti berusaha, maka kita tidak lebih baik dari seorang pengecut.”
(Bambang Pamungkas-20)
· “A sense of humor is a major defense against minor troubles.” (Mignon McLaughlin)
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Pembimbing, Dosen dan Staf Pengajar
2. Bapak Ibu tercinta
3. Wulan Naris Ardila terkasih beserta keluarga
(5)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
WONOGIRI” dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Tuhan YME yang selalu memberikan rahmat serta karunia-Nya.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta serta pembimbing tugas akhir penulis.
3. Bapak Surip, beserta seluruh karyawan yang ada di bidang penetapan, bidang penagihan, seluruh karyawan DPPKAD Kabupaten Wonogiri, dan Kesbangpolinmas Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan bantuan dalam penyediaan data yang penulis butuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini.
(6)
commit to user
vii
4. Bapak dan Bunda tercinta, Agoes Noorsewan dan Asih Pertiwi serta adik tersayang Galuh Aga Putri yang memberikan kasih sayang yang luar biasa kepada penulis.
5. Wulan Naris Ardila, yang setiap hari menemani penulis mengerjakan tugas akhir ini.
6. Bapak Nanung D.J, Ibu Rita Dewanti, Kak Sinta, serta yang selalu memberikan semangat bagi penulis.
7. Almamater tercinta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Rekan DIII Perpajakan 2009 serta anak Kost BTR Sporting Gulon, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan tugas akhir ini akan penulis perhatikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2012 Penulis
(7)
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN………. xii
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA SURAKARTA ... 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 15
C. RUMUSAN MASALAH ... 18
D. TUJUAN PENELITIAN ... 19
E. MANFAAT PENELITIAN ... 19
F. TEKNIK ANALISIS DATA ... 20
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA ... 23
(8)
commit to user
ix
2. Fungsi Pajak ... 24
3. Asas Pemungutan ... 25
4. Sistem Pemungutan ... 25
5. Pajak Daerah ... 26
6. Pajak Air Tanah ... 28
7. Pendapatan Asli Daerah ... 30
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 31
1. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di DPPKA Surakarta .... 31
2. Kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta ... 41
3. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah ... 44
4. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKA Surakarta untuk mengatasi hambatan yang muncul ... 44
BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN ... 45
B. KELEMAHAN ... 45
BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN ... 47
B. SARAN ... 48 DAFTAR PUSTAKA
(9)
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2009-2011 II.2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten
(10)
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
(11)
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perda Kabupaten Wonogiri No. 06 Tahun 2011 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
3. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001
4. Rekapitulasi Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri tahun anggaran 2009-2011
(12)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dppkad Kabupaten Wonogiri
1. Sejarah dan Perkembangan DPPKAD Kabupaten Wonogiri
Pada mulanya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri adalah merupakan tiga Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pengelola Keuangan Daerah dan Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah.
Dengan semakin berkembangnya keadaan dan guna meningkatkan tugas dari perangkat pelaksanaan pemungut dan penggali sumber-sumber pendapatan, pengelola keuangan dan asset daerah agar lebih efisien dan efektif, dan sejalan dengan itu perlu diambil kebijaksanaan penggabungan satuan kerja perangkat daerah tersebut .
Selain tersebut diatas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan berdasarkan rumpun urusan pemerintahan dalam Peraturan Pemerintah tersebut, tiga satuan kerja tersebut sejak tahun 2009 digabung menjadi satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dasar hokum pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri adalah Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri .
(13)
commit to user
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKAD Kabupaten
Wonogiri
Sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah . Tugas pokoknya melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan asas tugas pembantuan.
3. Susunan Organisasi DPPKAD Kabupaten Wonogiri
Susunan Oraganisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari
a. Kepala
b. Sekretariat membawahi ;
1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Pendapatan membawahi ;
(14)
commit to user
2. Seksi Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain 3. Seksi Dana Perimbangan dan Lapoaran Pendapatan d. Bidang Anggaran membawahi ;
1. Seksi Anggaran Belanja Langsung 2. Seksi Anggaran Belanja Tidak Langsung 3. Seksi Pembiayaan
e. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah membawahi ; 1. Seksi Perbendaharaan Belanja Langsung
2. Seksi Perbendaaharaan Belanja Tidak Langsung 3. Seksi Kas Daerah
f. Bidang Akuntansi membawahi ; 1. Seksi Akuntansi dan Pelaporan
2. Seksi Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan 3. Seksi Informasi Keuangan
g. Bidang Aset Daerah membawahi ; 1. Seksi Fasilitasi Pengadaan Aset 2. Seksi Pengelolaan Aset
3. Seksi Pengamanan dan Pemeliharaan Aset
Secara rinci tugas-tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah tersebut dijabarkan dalam Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 109 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri .
(15)
commit to user
4. Deskripsi Tugas
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala dinas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada bawahan.
3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal.
6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi: Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian.
7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan dokumentasi.
8) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan, anggaran, perbendaharaan, akutansi dan aset.
(16)
commit to user
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
1) Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dinas.
3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
4) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
5) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 6) Mengelola administrasi keuangan.
7) Mengelola administrasi umum. 8) Mengelola administrasi kepegawaian. Sekretariat membawahkan :
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan
Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
(17)
commit to user
pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidangperencanaan, evaluasi, dan pelaporan.
2) Subbagian keuangan
Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan.Seperti melakukan penyusunan rencana kerja subbagian keuangan berdasarkan rencana kerja sekretariat, menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran dan perhitungan anggaran.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi Umum dan Kepegawaian. Seperti melakukan administrasi surat menyurat dan perjalanan dinas, mengurus peralatan dan perlengkapan kantor, pendokumentasian informasi hukum serta kearsipan dan perpustakaan.
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas, melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh
(18)
commit to user
Dinas. Bidang pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan, dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah.
d. Bidang Penetapan
Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (DHKP PBB).
(19)
commit to user
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1) Seksi Perhitungan
Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan, meliputi perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah. 2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya. e. Bidang Penagihan
Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.Bidang Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan keberatan, meliputi penagihan tunggakan pajak
(20)
commit to user
daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah data sebab-sebab pengurangan pajak daerah dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
f. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang anggaran.Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu kesatuan tim kerja.
1) Seksi Anggaran I
Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.
2) Seksi Anggaran II
Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.
g. Bidang Perbendaharaan
Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
(21)
commit to user
pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang Perbendaharaan terdiri dari dua Seksi.
1) Seksi Perbendaharaan I
Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
2) Seksi Perbendaharaan II
Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran Dana (SP2D).
h. Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akutansi, seperti merumuskan laporan realisasi anggaran Pemerintah
(22)
commit to user
Kota Surakarta secara keseluruhan. Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
a) Seksi Akuntansi I
Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
b) Seksi Akuntansi II
Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
i. Bidang Aset
Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data barang milik daerah.Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Perencanaan Aset
Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan aset, seperti memproses pengadaan tanah.
(23)
commit to user
2) Seksi Pengelolaan Aset
Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan aset, seperti melakukan pengawasan barang milik daerah.
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah Kota Surakarta.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan.
5. Visi
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan keuangan dan aset daerah secara proporsional dan profesional.
6. Misi
a. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur pengelola pendapatan, keuangan dan aset daerah
b. Meningkatkan dan mengoptimalkan pemungutan sumber - sumber pendapatan daerah
c. Meningkatkan kualitas pengendalian dan akuntabilitas peengelolaan keuangan dan aset daerah
(24)
commit to user
e. Meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
B. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber utama penerimaan Pemerintah Republik Indonesia disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu penerimaan Pemerintah, Pajak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah (budgeter), maupun untuk meningkatkan kegiatan masyarakat. Alokasi pajak untuk pembangunan prasarana dan perbaikan kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
Prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab bagi pemerintah daerah pada dasarnya adalah untuk membantu pemerintah pusat dalam menyelenggarakan pemerintahan. Untuk dapat melakukan tujuan dari prinsip tersebut, maka kepala daerah diberikan wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
Sebagai daerah otonomi, daerah mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dan bertanggung jawab atas kepentingan masyarakatnya berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan. Salah satu tolak ukur finansial yang dapat digunakan untuk melihat kesiapan daerah dalam menjalankan prinsip otonomi daerah adalah dengan melihat besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
(25)
commit to user
Karena diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 2000, pemerintah pusat mewajibkan setiap daerah untuk menggali potensi pendapatan yang bisa digunakan sebagai pendapatan asli daerah tersebut. Tidak terkecuali dengan Kabupaten Wonogiri juga dituntut oleh pemerintah pusat untuk menggali potensi pendapatan di daerahnya sendiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pendapatan asli daerah merupakan sumber dana yang penting bagi pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangga pemerintahan yang ditujukan untuk memajukan daerah khususnya bagi Kabupaten Wonogiri.
Salah satu jenis pajak daerah yang kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonogiri relatif tinggi yaitu Pajak Penerangan Jalan. Penerimaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan selalu melebihi target yang telah ditetapkan di setiap tahunnya.
Pajak penerangan jalan adalah pungutan daerah atas penggunaan tenaga listrik. Saat ini banyak kegiatan industry dan non industry menggunakan tenaga listrik yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak penerangan jalan yang nantinya akan bisa meningkatkan juga pendapatan asli daerah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas “Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonogiri”.
(26)
commit to user
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
daerah Kabupaten Wonogiri.
2. Bagaimana perbandingan antara realisasi dan target penerimaan pajak penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun (2009-2011) 3. Seberapa besar kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan
Jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun anggaran (2009-2011). 4. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pemungutan pajak
penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri.
5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri.
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Wonogiri
2. Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi dan target penerimaan pajak penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun (2009-2011).
3. Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan atau penurunan yang terjadi pada realisasi penerimaan pajak penerangan jalan selama tiga tahun anggaran (2009-2011).
(27)
commit to user
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi.
E. Manfaat
1. Bagi Instansi:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pikiran untuk lebih meningkatkan kinerja dalam rangka usaha peningkatan penerimaan dari sektor pajak daerah, khususnya pajak penerangan jalan.
2. Bagi Penulis:
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu perpajakan yang diperoleh dari perkuliahan ke dalam kenyataan sesungguhnya serta sebagai sarana kegiatan penelitian di bidang perpajakan.
3. Bagi Pembaca:
Sebagai bahan acuan untuk membuat penelitian dimasa mendatang.
F. Teknik Analisis Data
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri. 2. Data Penelitian
(28)
commit to user
Data yang diambil penulis untuk penelitian ini adalah: a. Gambaran umum DPPKAD Kabupaten Wonogiri
b. Rekapitulasi laporan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Wonogiri 3. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dan informasi dengan cara menelaah buku-buku literatur, peraturan perundangan-undangan perpajakan, keputusan dan surat edaran di bidang perpajakan, serta literatur lain yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir ini.
b. Studi Lapangan, meliputi:
1) Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti.
2) Interview, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait.
3) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencari data, laporan, atau tulisan dari DPPKAD Kabupaten Wonogiri.
4. Metode Analisis Data
a. Analisis Kualitatif, yaitu proses analisis data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pajak penerangan jalan.
(29)
commit to user
b. Analisis Kuantitatif, yaitu proses analisis data yang menggunakan angka atau rumus. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan pajak penerangan jalan.
(30)
commit to user
19
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Pajak
Pajak merupakan salah satu perwujudan atas kewajiban kenegaraan dan partisipasi anggota masyarakat dengan melakukan iuran masyarakat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) tanpa mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Berikut ini definisi pajak yang dikemukakan para ahli :
Menurut Sommerfield Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan terlebih dahulu, tanpa mendapat imbalan langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro S.H., pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang dengan tiada mendapat jasa imbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut dikoreksinya sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
(31)
commit to user
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Selain itu pemahaman pajak dari kacamata hukum menurut Soemitro adalah suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara, negara mempunyai kekuatan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak.
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu:
a. Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
(32)
commit to user
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Sistem Pemungutan
a. Official Assessment System
Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus,
2) Wajib Pajak bersifat pasif,
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assessment System
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri,
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,
(33)
commit to user
c. With Holding System
With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
4. Asas Pemungutan
a. Asas Domisili (Asal Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia.Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
5. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan
(34)
commit to user
6. Obyek dan Subyek Pajak Penerangan Jalan
Obyek pajak penerangan jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik baik berasal dari PLN maupun bukan dari PLN. Beberapa obyek yang menjadi pengecualian pajak penerangan jalan, meliputi:
a. Penggunaan tenaga listrik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang di Pusat dan Pemerintah Daerah yang digunakan oleh Kedutaan. Konsulat, Perwakilan Asing dan Lembaga-lembaga Internasional dengan asas timbale balik sebagaimana berlaku untuk pajak Negara.
c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait.
d. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan sebagai tempat ibadah.
Subyek pajak penerangan jalan adalah oranf pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau penggunaan tenaga listrik.
7. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan
Dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual tenaga listrik. Nilai jual tenaga listrik ini ditetapkan:
(35)
commit to user
a. Dalam hal tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan PLN dengan pembayaran, nilai jual tenaga listri adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik atau rekening listrik.
b. Dalam hal tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan PLN dengan tidak dipungut pembayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan kapasitas dan penggunaan atau taksiran penggunaan listrik serta harga satuan listrik yang berlaku di Kabupaten Wonogiri.
c. Khusus untuk kegiatan industrim pertambangan minyak bumi dan gas alam, nilai jual tenaga listrik ditetapkan sebesar tiga puluh persen. d. Harga satuan listrik adalah sama dengan harga satuan listrik dari PLN. Tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebagai berikut:
a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 9% (sembilan persen).
b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industry sebesar 4% (empat persen).
c. Penggunaan tenaga listrik yang bukan berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 6% (enam persen).
d. Penggunaan tenaga listrik yang bukan berasal dari PLN, untuk industri sebesar 2% (dua persen).
8. Penerangan Jalan Umum
Penerangan Jalan Umum diolah oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah Kabupaten, bertanggung jawab atas segala perawatan seluruh sarana dan prasarana Penerangan Jalan Umum, sedangkan PLN hanya bertanggung
(36)
commit to user
jawab sebagai pemasok listrik Penerangan Jalan Umum. Di samping itu tugas PLN juga memungut pajak penerangan jalan dan kemudian disetorkan kepada pihak kantor kas Pemerintah Kabupaten, seperti yang sudah tertuang dalam perjanjian antara PLN dengan pihak Pemerintah Kabupaten terkait. Jika dilakukan pengajuan Penerangan Jalan Umum maka ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Daerah, karena tugas kedua pihak tersebut mengelola Penerangan Jalan Umum meliputi:
a. Mengadakan bahan material Penerangan Jalan Umum, sebagai contoh bola lampu, tiang, dan jaringan.
b. Pengurusan sambungan listrik ke PLN.
c. Memelihara, dan bertanggung jawab atas Penerangan Jalan Umum yang terpasang.
Pemerintah Kabupaten berkewajiban membayar seluruh rekening Penerangan Jalan Umum kepada PLN. Untuk pengembang perumahan mengajukan Penerangan Jalan Umum bagi perumahan sekitarnya dengan syarat:
a. Mengajukan permohonan Penerangan Jalan Umum kepada PLN
b. Menyertakan penanggung jawab atau direktur pengembang perumahan atau yang diberi kuasa.
c. Menyertakan sketsa jalan yang akan dipasang Penerangan Jalan Umum.
(37)
commit to user
Ada dua kategori tanggung jawab dalam pengelolaan Penerangan Jalan Umum:
a. Beban yang ditanggung melalui swadaya masyarakat.
1) Biaya pembangunan jaringan, instalasi listrik, peralatan, pemeliharaan, dan pembayaran rekening listrik bulanan ditanggung oleh warga masyarakat sendiri, untuk kategori pertanggung jawaban ini warga masyarakat melalui ketua kelompok atau warga yang ditunjuk dapat mengajukan permintaan aliran listrik kepada PLN terdekat, dan akan diproses sesuai ketentuan atau prosedur yang sama dalam melayani calon pelanggan umum.
2) Membayar biaya pembangunan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik yang berlaku.
3) Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum dilakukan oleh BTL yang sah dan terdaftar dari PLN terkait.
b. Beban ditanggung oleh Pemerintah Daerah
1) Biaya pembangunan jaringan, instalasi listrik, peralatan, pemeliharaan, dan pembayaran rekening listrik bulanan ditanggung oleh Pemerinah Daerah setempat, Untuk kategori ini warga masyarakat harus mengajukan permintaan Penerangan Jalan Umum kepada Pemerintah Daerah setempat (Pemerintah Kota / Kabupaten).
2) Membayar biaya pembangunan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik yang berlaku.
(38)
commit to user
3) Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum dilakukan oleh BTL yang sah dan terdaftar dari PLN terkait.
Penyambungan Penerangan Jalan Umum yang tidak melalui prosedur diatas makan sambungan Penerangan Jalan Umum tersebut ilegal, dan sangat membahayakan kepentingan umum, serta merugikan Negara.
B. Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah daerah terutama dalam pelaksanaan pembangunan diharapkan Kabupaten Wonogiri dapat menggali mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayahnya. Berikut ini
1. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Wonogiri:
Rumus yang digunakan dalam menghitung kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah:
(39)
commit to user Tabel II.1
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Target Realisasi Pajak Penerangan Jalan (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp) Kontribusi Nominal
(Rp) %
2009 6.000.000.000 7.586.923.375 57.092.965.233,50 7.586.923.375 0,13
2010 7.000.000.000 8.530.502.215 64.718.361.873 8.530.502.215 0,13
2011 7.500.000.000 8.448.548.302 77.335.927.384 8.448.548.302 0,10
Jumlah 21.500.000.000 24.565.973.89
2 199.147.254.490,50 24.565.973.892 0,33
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Wonogiri tahun 2009
x 100 %
x 100% = 0,13 %
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Wonogiri tahun 2010
x 100 %
x 100% = 0,13 %
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Wonogiri tahun 2011
(40)
commit to user
x 100 %
x 100% = 0,10 %
Kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Wonogiri dari tahun 2009 dengan Realisasi Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 7.586.923.375 dan Pendapatan asli daerah sebesar Rp. 57.092.965.233,50 maka dapat diperoleh prosentase kontribusi Pajak Penerangan Jalan sebesar 0,13%, lalu pada tahun 2010 Kabupaten Wonogiri memperoleh realisasi Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 8.530.502.215,00 dan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 64.718.361.873,00 diperoleh prosentase kontribusinya sebesar 0,13% sama seperti pada tahun 2009, sampai pada tahun 2011 Kabupaten Wonogiri yang memperoleh Realisasi Pajak penerangan Jalan sebesar Rp. 8.448.548.302,00 dan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 77.335.927.384,00 prosentase kontribusi Pajak Penerangan Jalan mengalami penurunan 0,03% menjadi sebesar 0,10%.
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Wonogiri masih belum begitu besar, dan mengalami penurunan sebesar 0,03% pada tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan pada pendapatan asli daerah dan penurunan pajak penerangan jalan karena pajak penerangan jalan masih ada penggunaan listrik tanpa ijin atau pemasangan penerangan jalan umum yang llegal dan masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. Sedangkan prosentase capaian penerimaan diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan target yang ditentukan kemudian dikalikan 100%.
(41)
commit to user
2. Perbandingan antara realisasi dan target penerimaan pajak
penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun (2009-2011)
Tabel II.2
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Target Realisasi Pajak
Penerangan Jalan Efektivitas
2009 6.000.000.000 7.586.923.375 126,44%
2010 7.000.000.000 8.530.502.215 121,86%
2011 7.500.000.000 8.448.548.302 112,64%
Prosentase capaian penerimaan pajak penerangan jalan kabupaten Wonogiri tahun 2009.
x 100 %
x 100% = 126,44%
Prosentase capaian penerimaan pajak penerangan jalan kabupaten Wonogiri tahun 2010
x 100 %
x 100% = 121,86%
Prosentase capaian penerimaan pajak penerangan jalan kabupaten Wonogiri tahun 2011
(42)
commit to user
x 100 %
x 100% = 112,64%
Dari penghitungan diatas, prosentase laju pertumbuhan pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri selama 3 (tiga) tahun yaitu, pada tahun 2009 prosentasenya adalah sebesar 126,44%, pada tahun 2010 prosentasenya sebesar 121,86% sedangkan pada tahun 2011 prosentase capaian pajak penerangan jalan sebesar 112,64%.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pencapaian pajak penerangan jalan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan, tetapi dari tiga tahun anggaran tersebut realisasi pajak peneranganan jalan di Kabupaten Wonogiri selalu melebihi target realisasi yang ditentukan, pada tahun 2009 melebihi sebesar Rp. 1.586.923.375,00 pada tahun 2010 melebihi target sebesar Rp. 1.530.502.215,00 sedangkan pada tahun 2011 realisasi pajak penerangan jalan Kabupaten Wonogiri melebihi target sebesar Rp. 948.548.302,00.
3. Kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun anggaran (2009-2011)
Tabel II.3
Kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Realisasi Pajak
Penerangan Jalan
Jumlah Kenaikan (+)
atau Penurunan (-) Prosentase
(43)
commit to user
2010 8.530.502.215 943.578.840 1.12%
2011 8.448.549.302 -81.952.913 0.98%
Perbandingan kenaikan atau penurunan Pajak Penerangan Jalan tersebut dapat diperoleh dari perhitungan (Pi/Po x 100%).
Pi : Tahun Pembanding Po : Tahun Dasar
Hasil dari perhitungan diatas yaitu terjadi kenaikan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar Rp 943.578.840,00 atau diprosentasekan sebesar 1,12%, pada tahun 2011 jika dibandingkan hasil realisasi penerimaan pajak penerangan jalan tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp 81.952.913,00 atau diprosentasikan menurun 0.98%.
4. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak
penerangan jalan adalah sebagai berikut :
a. Adanya pemasangan penerangan jalan umum yang tidak sah atau illegal sehingga tidak ada kejelasan wajib pajak yang bertanggung jawab atas pemungutan pajak penerangan jalan tersebut.
b. Kurangnya pendataan yang masuk ke pihak DPPKAD, sehingga pihak DPPKAD tidak mengetahui secara pasti jumlah wajib pajak yang membayar pajak penerangan jalan tersebut.
5. Upaya-upaya yang dilakukan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain:
a. Melakukan survey atau pendataan ulang terhadap penerangan jalan umum yang terpasang di Kabupaten Wonogiri.
(44)
commit to user
b. Meningkatkan kerjasama antara pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri dengan PLN Kabupaten Wonogiri tentang jumlah data-data wajib pajak dari pajak penerangan jalan.
(45)
commit to user
34
BAB III TEMUAN
Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan penulis di DPPKA Surakarta mengenai kontribusi penerimaan pajak air tanah di Surakarta, maka penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang ditemukan terkait dengan hal tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahan yang ditemukan penulis yaitu :
A. Kelebihan
1. Adanya kerjasama yang baik, dilakukan oleh pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri dengan pihak PLN Kabupaten Wonogiri dalam pemungutan pajak penerangan jalan. Hal tersebut sangat mendukung pajak penerangan jalan sebagai pajak daerah yang prosperktif bagi daerah.
2. Pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri telah melebihi target anggaran yang ditetapkan setiap tahunnya.
3. Pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri menjadi pajak daerah yang terbesar penerimaannya dibandingkan dengan sektor pajak daerah lainnya. 4. Pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan di DPPKAD Kabupaten
Wonogiri sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011.
B. Kelemahan
1. Pajak penerangan jalan masih perlu ditingkatkan, sebab masih ada penggunaan listrik tanpa ijin maka perlu adanya penertiban pemasangan penerangan-penerangan jalan (ijin yang dimaksud yaitu pemasangan
(46)
commit to user
lampu penerangan jalan umum tanpa meteran PLN yang sah atau tanpa seijin Pemkab/pemda sehingga meyebabkan adanya tagihan listrik tidak terbayar).
2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak penerangan jalan sehingga masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa pajak penerangan jalan adalah sebuah beban.
3. Kerjasama antara PLN dengan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri perlu ditingkatkan kembali, untuk koordinasi masalah kelengkapan data-data pelanggan, karena pihak DPPKAD tidak mengetahui secara lengkap jumlah wajib pajak yang membayar pajak.
(47)
commit to user
36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kontribusi penerimaan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Wonogiri mengalami penurunan dari tahun 2009 dan 2010 yang besarnya sama yaitu sebesar 0,13% sedangkan di tahun 2011 sebesar 0,10%. Karena adanya penggunaan-penggunaan tenaga listrik yang illegal, sehingga dapat merugikan pemerintah daerah dan juga sulit untuk ditelusuri pajaknya secara adil.
2. Realisasi penerimaan pajak penerangan jalan selama tahun anggaran 2009-2011 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Prosentase capaian penerimaan pajak air tanah pada tahun 2009 sebesar 126,44%. Mengalami penurunan sebesar 121,86% pada tahun 2010, kemudian juga mengalami penurunan di tahun 2011 sebesar 112,64%.
3. Realisasi dan kontribusi yang dicapai dalam pemungutan pajak penerangan jalan di DPPKAD Kabupaten Wonogiri masih belum optimal karena pemungutan pajak penerangan jalan masih memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaikilagi.
(48)
commit to user
B. Saran
1. Sosialisasi kepada masyarakat masih perlu dilakukan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri karena pajak penerangan jalan masih perlu ditingkatkan dalam kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.
2. Perlunya penertiban dan pengawasan dari PLN Kabupaten Wonogiri juga dari pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri tentang masalah pemasangan penerangan jalan umum yang illegal, karena selain dapat membahayakan masyarakat sendiri juga menyebabkan ketidakjelasan Wajib Pajak yang akan membayar tagihannya.
(49)
commit to user
38
DAFTAR PUSTAKA
Halim., Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : STIE YKPN
Ilyas dan Waluyo. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2004. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Pedoman Penulisan Tugas Akhir. 2012. Surakarta: Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi UNS.
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 06 Tahun 2011 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001
Setyaningsih, Titik, 2012. Pedoman Penulisan Tugas Akhir dan Magang Kerja, Program Studi Diploma III Perpajakan, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Soemarso, SR. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta : Salemba Empat
Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Valentina dan Aji Suryo. 2003. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Waluyo, 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
(50)
commit to user
(51)
(52)
(53)
(54)
(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
DAFTAR PUSTAKA
Halim., Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : STIE YKPN
Ilyas dan Waluyo. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2004. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Pedoman Penulisan Tugas Akhir. 2012. Surakarta: Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi UNS.
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 06 Tahun 2011 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001
Setyaningsih, Titik, 2012. Pedoman Penulisan Tugas Akhir dan Magang Kerja, Program Studi Diploma III Perpajakan, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Soemarso, SR. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta : Salemba Empat
Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Valentina dan Aji Suryo. 2003. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Waluyo, 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
(2)
commit to user
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4)
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(6)