Ganbaru (é ‘å¼µã‚‹)Dalam Drama 'Ichi Rittoru No Namida'『一リットルの涙』.

(1)

頑張

精神

サン ク テイ

0442001

タキ 大学

文学部日本文学科

バン ン


(2)

序論

い う

努 力 重 要

ゅう う

あ 確固 意志

ョ ン あ

努力 実 あ 努力 いう 先進国 一国 あ 日

本 国民 映

えい

日 本 人 仕

辛抱

強 対向

い う

努 力 い

あ 幼年時代

う い

日本人 粘 強 諦 い 辛抱

強 生

教 え あ 精 神 頑 張 い う 語 結 晶

あ 日本人 頑張 いう

Roger J Davies 頑張 精神 形作 要素 次

う あ 諦 い 躾 責任 努力 忍耐 あ

一 ッ 涙 頑張 精神

多含 い

主人公

ゅ う

及 副主人公

ゅ う

演技

通 見

本 論 一 ッ 涙 含 頑 張 精 神

主人公及

ゅ う

副主人公

ゅ う

通 析 あ


(3)

本論

頑 張 頑 及 張 い う 語 あ

頑 強 い い う 意 味 張 引 い う 意 味 あ

全体

意味 仕 終わ 々物々 精 出

いう意味 あ Roger J Davies Sanseido Japanese Dictionary 頑

張 意味 五 諦 い 躾 責任

努力 忍耐 あ

一 番 要素

諦 い 言 葉 諦 ~ い 形 形 作

見限 い いう意味 あ 日本人 諦 い いう言葉

一 態

い い

do or die 死 いう意志 強 う

強い 言葉 あ 日本人自 捨 最大

い い

努力 仕 仕

番 要素

躾 あ 躾 規 礼儀

いう意味 あ 日本

親 子供 躾 植え 育 あ あ 躾 会社

応用 あ 日本人 い 困難 規


(4)

番 要素 責任 あ 歴史的 見 責任 いう言葉 あ 任務

完全 果 い場合 担当者

自退

責任 いう 使わ

あ 武士 社会 腹 責任 あ

一 ッ 涙 脊 髄 小 脳 変 性 症

い う う い う

患 い 主人

公キ ウ.アヤ 名

イケウチ.アヤ 頑張 精神 五要素

持 併

あわ

い 見 要素 主人公 病 症

う う

持 い

前 死 生 方 通 見 諦

い 精 神 要 素 ア ヤ 合 唱 団

合戦 出 富田 ア ノ

依頼

い い

見 依頼 富田 彼女 馬鹿

依 頼 断

あ 躾 い う 要 素 親 ウ 開店

手 伝

う アヤ 常 早 朝

う う

起床

責任 いう要素 入学試験 遅 い う 時間 競争 ア

ヤ 態度

努 力 い う 要 素 合 戦 勝 睡眠

時 間 減


(5)

忍耐 いう要素 アヤ 脊 髄 小 脳 変 性 症

い う う い う

患 い 定

以来 アヤ 態度

見 アヤ 苦境

立 い

入 立 向 う あ

頑張 精神 要素 副主人公

ゅ う

あ 母親 イケ

ウチ. 父親 イケウチ. 妹 イケウチ.アコ 弟 イケウ

チ. ロキ 態度

及 行動

う う

四 目 要素 努力 頑張 一 形作 あ

努力 目的 う 肉体及 精神 働 あ

五 目 要素 忍耐 あ 忍耐 自 自身 絶望 追い込

う 難解 状況 対 挫 い あ 精神 持

い 苦境 立 逃 最 対向

結論

一 ッ 涙 頑張 精神 析 結

果次 結論 引 出

- 頑張 精神 諦 い 躾 責任 努力 忍耐 い


(6)

- 当 主人公及 副主人公 頑張 精神 要素 持

併 い

- 功 目的 頑張


(7)

PENDAHULUAN

Sesuatu yang paling penting dalam proses mencapai sukses yaitu usaha. Suatu usaha dapat menjadi sukses jika didukung oleh visi dan niat yang muncul dari diri sendiri. Hal ini tercermin pada bangsa Jepang yang kini menjadi salah satu negara maju.

Dengan adanya hal seperti di atas, orang Jepang mencoba berusaha untuk menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada. Sejak kecil mereka telah diajarkan secara turun temurun untuk melakukan yang terbaik, tabah, pantang menyerah, dan tetap bersemangat walaupun telah jatuh. Orang Jepang menyebutkan hal tersebut dengan ganbaru (頑張 ) sebagai sebuah kata yang dapat menumbuhkan semangat

yang telah hilang.

Menurut Roger J Davies, ada beberapa unsur yang membentuk moral ganbaru (頑張 ), yaitu akiramenai (諦 い), shitsuke (), sekinin (責任), doryoku (

), nintai (忍 耐). Unsur-unsur tersebut dianalisis melalui tokoh utama maupun

tokoh pembantu dalam drama Ichi Rittoru no Namida.

Untuk melakukan penelitian ganbaru (頑張 ) serta unsur-unsurnya penulis

menggunakan metode pesan moral. Dengan menggunakan metode tersebut penulis memahami bahwa sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah karya sastra yang mengandung pesan moral yang tinggi. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra dapat berbentuk tingkah laku yang sesuai dengan kesusilaan, budi pekerti dan juga akhlak yang dapat dilihat dari tokoh, latar maupun alur cerita.


(8)

ISI

Berdasarkan makna leksikalnya ganbaru (頑張 ) terdiri dari dua buah kanji

yang digabungkan, yaitu gan () yang berarti kuat dan haru (張 ) yang berarti tarik.

Arti seluruhnya adalah bekerja keras dalam mengerjakan segala sesuatu dengan sabar dan fokus sampai pekerjaan tersebut selesai. Berdasarkan arti ganbaru (頑張 ) yang

dikutip oleh Roger J. Davies dalam buku Sanseido Japanese Dictionary dapat dibagi menjadi 5 sub bab, yaitu Akiramenai (諦 い), Shitsuke (), Sekinin (責 任),

Doryoku (努力), Nintai (忍耐).

Faktor pertama adalah akiramenai (諦 い), merupakan bentuk negatif dari

bentuk dasar akirameru (諦 ) yang berarti pantang menyerah. Bagi orang Jepang

akiramenai (諦 い) adalah suatu kondisi yang membuat seseorang harus

memperjuangkan tekadnya dengan prinsip “do or die” atau “lakukan atau mati”. Prinsip tersebut yang membuat orang Jepang dapat menyelesaikan tugasnya dengan maksimal dengan mengorbankan ego mereka.

Faktor kedua adalah shitsuke 躾 berarti disiplin atau pembiasaan. Di

Jepang orangtua biasanya menggunakan shitsuke 躾 untuk mendidik

anak-anaknya. Selain itu penggunaan shitsuke 躾 juga diterapkan pada

perusahaan-perusahaan. Dengan adanya faktor tersebut, maka seseorang dapat mengendalikan atau mendisiplinkan diri untuk melakukan apa pun kegiatan yang ingin dilaksanakan walaupun itu sangat sulit untuk dijalankan.


(9)

Faktor ketiga adalah sekinin (責任) adalah tanggung jawab. Menurut sejarah,

sekinin (責 任) merupakan tanggung jawab dimana seseorang bertanggung jawab

dengan cara mengundurkan diri karena tidak bisa menyelesaikan tugas dengan maksimal. Pada zaman dahulu, biasanya orang Jepang melakukannya dengan cara bunuh diri dengan memotong perut atau seppuku ( 腹).

Faktor keempat adalah doryoku (努 力), moral ini merupakan salah satu

pembentuk ganbaru (頑張 ) yang sama pentingnya dengan faktor yang lain. arti

dari doryoku (努 力) adalah hal mempekerjakan fisik dan mental untuk membuat

nyata suatu tujuan.

Faktor kelima adalah nintai (忍 耐) yaitu kekuatan untuk tabah dan sabar

dalam menghadapi suatu hal sulit yang membuat diri kita menjadi putus asa. Moral tersebut yang menahan seseorang jika menghadapi suatu masalah tidak akan melarikan diri dari masalah tersebut tetapi menghadapi dan menyelesaikannya.

Kelima faktor di atas dianalisis dari kisah hidup Kitou Aya yang dalam drama

ichi rittoru no namida menggunakan nama samaran Ikeuchi Aya yang mengidap

penyakit sekizuishounouhenseishou. Penulis menganalisis ganbaru (頑 張 ) serta unsur-unsur yang membentuknya dari sebelum Aya dinyatakan sakit sampai ia meninggal dunia. Perjuangan Aya dapat dilihat dari berbagai adegan. Ketika ia memohon pada Tomita untuk mengiringi dengan permainan pianonya untuk perlombaan paduan suara. Tetapi Tomita tetap menolak dan mengejeknya. Hal ini


(10)

merupakan bentuk dari akiramenai (諦 い). Bentuk moral shitsuke (躾) dapat dilihat pada adegan ketika Aya selalu bangun setiap pagi untuk membantu orangtuanya membuka toko tahu. Orangtua Aya mendidik Aya dengan mendisiplinkan waktu bangun pagi Aya. Bentuk sekinin (責任) dapat dilihat pada

adegan ketika ketika Aya berusaha untuk mengejar waktu agar tidak terlambat untuk mengikuti ujian masuk sekolah. Unsur keempat yang membentuk ganbaru (頑張 )

yaitu doryoku (努力) dapat dilihat pada adegan ketika Aya harus bekerja keras tanpa

seseorang yang membantu untuk mencari lagu, hingga menyita waktu tidurnya demi keberhasilan dalam perlombaan paduan suara. Unsur yang terakhir yaitu nintai (忍耐)

dapat dilihat dalam adegan Aya divonis mengidap penyakit pengecilan otak kecil dan sumsum tulang belakang. Aya berada dalam posisi yang sangat sulit, ia harus berjuang untuk bertahan untuk menerima dan tabah soal penyakit yang ia idap sekarang.

Selain itu, penulis juga menganalisis beberapa tokoh pembantu lainnya yaitu Ikeuchi Shioka (ibu), Ikeuchi Mizuo (ayah), Ikeuchi Ako (adik perempuan), dan Ikeuchi Hiroki (adik laki-laki). Keluarga Aya sangat tabah mengetahui Aya mengidap penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Pada tokoh pembantu bentuk akiramenai (

い) dapat dilihat ketika ibu Aya melepaskan karirnya pada bidang kesehatan untuk menjaga Aya. Selain itu, ketika Aya akan bertanding basket, ayah Aya rela menutup toko tahunya demi menyemangati anaknya. Bentuk shitsuke (躾) dapat


(11)

dilihat ketika ibu Aya ingin Aya disiplin dalam menghabiskan obat sesuai saran dokter. Bentuk sekinin (責 任) dapat dilihat pada adegan ketika ayah Aya harus

bekerja demi tanggung jawab atas keluarganya, karena ia adalah kepala keluarga. Bentuk doryoku (努力) dapat dilihat pada adegan ketika kerja keras Hiroki dalam

latihan menendang bola. Unsur terakhir yang mendukung terbentuknya ganbaru (

張 ) dapat dilihat pada adegan ketika ibu Aya tabah mencari dokter yang dapat

menyembuhkan Aya.

PENUTUP

Setelah penulis menganalisis ganbaru (頑張 ) serta unsur-unsurnya dalam

drama ichi rittoru no namida, penulis memahami bentuk moral ganbaru (頑張 )

serta unsur-unsurnya dalam drama tersebut yang terlihat pada tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu lainnya. Penulis menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan memahami yang dimaksud dengan ganbaru (頑張 ) serta unsur-unsur yang

mendukung munculnya ganbaru (頑張 ).

Sesuatu yang paling penting dalam proses untuk mencapai kesuksesan adalah usaha. Ganbaru (頑張 ) bagi orang Jepang adalah suatu bentuk moral yang menjadi

suatu pedoman semangat agar seseorang tetap terus bertahan dan berusaha untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat terwujud karena ada beberapa faktor yang


(12)

membentuk munculnya ganbaru (頑 張 ) yaitu akiramenai (諦 い), shitsuke


(13)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………1

1.2Pembatasan Masalah………..6

1.3Tujuan Penelitian………...6

1.4Metodologi……….6

1.5Organisasi Penulisan………..9

BAB II GANBARU (頑張 ) 2.1 Ganbaru (頑張 )...10

2.2 Akiramenai (諦 い)...17

2.3 Shitsuke (躾)...19

2.4 Sekinin (責任)...21

2.5 Doryoku (努力)...24


(14)

BAB III GANBARU (頑張 ) PADA DIRI TOKOH

3.1 Tokoh utama - Ikeuchi Aya (Kitou Aya)...28

3.1.1 Kondisi sebelum sakit...28

3.1.2 Ketika mengidap penyakit sekizuishounouhenseishou (脊髄小脳変性症)...43

3.2 Tokoh pembantu...65

3.2.1 Ikeuchi Shioka (Ibu)...65

3.2.2 Ikeuchi Mizuo (Ayah)...68

3.2.3 Ikeuchi Ako (Adik perempuan)...68

3.2.4 Ikeuchi Hiroki (Adik laki-laki)……….71

BAB IV KESIMPULAN………72

SINOPSIS...vi

DAFTAR PUSTAKA...ix

LAMPIRAN...xi


(15)

LAMPIRAN

Erika Sawajiri - Ikeuchi Aya Takanori Jinnai - Ikeuchi Mizuo

(Tokoh Utama) (Ayah)

Hiroko Yakushimaru – Ikeuchi Shioka Riko Narumi – Ikeuchi Ako

(Ibu) (Adik Aya I)

Yuma Sanada – Ikeuchi Hiroki Ai Miyoshi – Ikeuchi Rika


(16)

Ryou Nishikido – Asou Haruto Hiroshi Katsuno – Asou Yoshifumi

(Kekasih Aya) (Ayah Asou Haruto)

Saori Koide – Mari Sugiura Kenichi Matsuyama – Yuji Kawamoto (Sahabat Aya ) (Cinta Pertama Aya)

Naohito Fujiki – Hiroshi Mizuno (Dokter saraf)


(17)

RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama : Martinette Susan Christie Prabowo Notosaputro Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 26 September 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katholik

Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara

Alamat : Jln. Diponegoro 170 Salatiga, Jawa Tengah Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Ayah : Budi Prabowo Nama Ibu : Margareth Yuli

2. PENDIDIKAN

1991-1992 : TK Xaverius Marsudirini 78, Salatiga 1992-1998 : SD Kristen 03, Salatiga

1998-2001 : SMP Kristen 02, Salatiga

2001-2004 : SMA Kristen Laboratorium Satya Wacana, Salatiga

2004-2009 : Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha Bandung


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi manusia hidup di dunia ini merupakan suatu perjuangan, karena mereka harus bertahan dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi. Namun dalam menghadapi semua masalah tersebut sering ditemukannya kegagalan.

Sesuatu yang paling penting dalam proses mencapai sukses yaitu usaha. Suatu usaha dapat menjadi sukses jika didukung oleh visi dan niat yang muncul dari diri sendiri. Hal ini tercermin pada bangsa Jepang yang kini menjadi salah satu negara maju.

Dengan adanya hal seperti di atas, orang Jepang mencoba berusaha untuk menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada. Sejak kecil mereka telah diajarkan secara turun temurun untuk melakukan yang terbaik, pantang menyerah, dan tetap bersemangat walaupun telah jatuh. Orang Jepang menyebutkan hal tersebut dengan ganbaru (頑 張 ) sebagai sebuah kata yang dapat menumbuhkan semangat yang telah hilang.

Salah satu contoh ganbaru (頑 張 ) orang Jepang dapat dilihat dari bangkitnya kota Hiroshima dan Nagasaki setelah Perang Dunia II. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima yang menewaskan puluhan ribu jiwa. Sembilan puluh persen kotanya menjadi puing. Tiga


(19)

hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom sekali lagi di kota Nagasaki. Sebagian besar kotanya hancur dan menewaskan sekitar 75.000 jiwa. Bagi Hiroshima dan Nagasaki dua hari tersebut merupakan kiamat bagi mereka.

Kota Hiroshima dan Nagasaki merupakan sejarah yang tak akan terlupakan. Kini kota tersebut telah bangkit kembali. Hiroshima kini telah menjadi sebuah kota industri, seperti industri tekstil dan barang-barang karet yang terletak di Pulau Honshu. Selain itu perusahaan mobil Mazda, perusahaan makanan Calbee, dan perusahaan saus Otafuku yang sangat terkenal menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kota Hiroshima. Kini kota tersebut berpenduduk sekitar satu juta lebih. Sedangkan Nagasaki, adalah sebuah kota pelabuhan dan industri berat yang terletak di Pulau Kyushu yang kini berpenduduk sekitar 500.000 jiwa. Kota tersebut kini menjadi kawasan perdagangan utama, karena terletak di ujung teluk yang panjang membentuk pelabuhan alami terbaik di pulau selatan Jepang.

Hal – hal tersebut merupakan salah satu contoh ganbaru (頑 張 ) orang Jepang yang penulis bahas dalam drama serial yang disutradarai oleh Masanori Murakami berjudul Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙) atau 1 Litre of Tears. Drama kisah nyata ini dirilis pada tahun 2005 yang terdiri dari 11 episode.

Drama ini menceritakan seorang gadis bernama Ikeuchi Aya (Kitou Aya Æ nama sebenarnya) ketika berumur 15 tahun dinyatakan mengidap penyakit pengecilan otak kecil dan sumsum tulang belakang (Spinocerebellar Ataxia -


(20)

脊 髄 小 脳 変 性 症 い う うへ い う

) yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Selama Aya

sakit, keluarga dan orang-orang di sekitarnya selalu mendukung dan menyemangati, karena mereka tahu bahwa ini adalah saat-saat terakhir bagi Aya. Aya bercita-cita ingin menolong orang lain. Ia menulis buku harian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah majalah. Suatu hari Aya menerima sebuah surat dari seorang penggemar yang menderita penyakit yang sama seperti Aya. Orang itu berkata bahwa ia menjadi lebih kuat untuk bertahan hidup karena membaca buku harian Aya tersebut.

Dalam pandangan penulis hal tersebut merupakan salah satu contoh ganbaru (頑張 ) yang muncul dalam drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙).

Seperti yang diungkapkan Lisak Yuk-Ming Leung, sebagai berikut :

“ I w abuchi 編集 た Feeling Asian Moder nit ies[ ダ

ニ 感 ] ( 2004) 日本文化 流通 拡大 い 理論化

た 最近入手 最 洗練さ た企 供 寄稿者

1 人 Lisak Yuk- m ing Leung 香港 ビュ た 日本

人気 マ 1992 年 ブ ェネ ョン 1997 年

ン バ ョ ン 分 析 い 彼 女 日 本

努力 い 奮闘 いう ッセ

い う ッ セ 新 た 装 い 具 体 的 表 現

日本製 ビ マ 通 横断 旅 た 91

いう行動 マ 中 努力 い そ 相棒

勇気 け ・・・仕 人間関係 奮闘 い 都会的主人公

詳細 生 生 写さ た マ 見た人たち 異

度合い 世代 違い 越え いう ッセ 採用

た 100~102 ”

“Iwabuchi no henshuu shita Feeling Asian Modernities (ajia no modaniti wo kanjiru) (2004) ha, nihonbunka no ryuutsuu to kakudai nit suite rironka suru tameni saikin nyuushu dekiru, motto mo senren sareta kudawate wo teikyou


(21)

suru. Kikousha no hitori Lisak Yuk-Ming Leung ha, Hongkong de debyuu shita futatsu no nihon no ninki dorama, 1992 nen no (rabu.jenereeshon) to 1997 nen no (rongu.bakeshon) wo bunseki shite iru. Kanojyou ni yoru to, nihon no “ganbaru” (doryoku shite ooi ni funtou suru) to iu messeeji ha, (ganbaru to iu messeeji wo aratana yosoi no naka de gutaiteki ni hyougen suru) nihonsei no terebi dorama wo tsuujite ajia wo oudan suru ryo wo shita. Ganbaru to iu koudou ha, dorama no naka no (doryoku shite iru sono aibou ni yotte yuuki jukerarete…shigoto to ningenkankei ni funtou shite iru) tokaitekishujinkou ni doai de, sedai no chigai wo koete, ganbaru to iu messeeji wo saiyou shita.”

“Dalam terbitan editan Iwabuchi yang berjudul Feeling Asian Modernities (2004), menyediakan cara yang paling baik dalam men-teori-kan aliran perluasan dari budaya Jepang. Seorang kontributor yang bernama Lisak Yuk-Ming Leung menganalisa dua drama populer Jepang yang ditayangkan di Hongkong di tahun 1992 (“Love Generation”) dan tahun 1997 (“Long Vacation”). Menurut dia, pesan “ganbaru” (“bekerja dan berusaha keras”) telah menyebar di seluruh Asia melalui drama-drama TV Jepang yang “membawa pesan-pesan Ganbaru dalam bentuk baru” (91). Tingkah laku yang ganbaru diperlihatkan oleh tokoh-tokoh perkotaan dalam drama tersebut yang telah berusaha keras dalam bekerja dan dalam hubungan antar manusia…. yang disemangati oleh pasangannya untuk berusaha terus” (92). Para penonton drama-drama tersebut, telah mengadopsi pesan ganbaru dalam berbagai intensitas dan dalam seluruh kelompok umur (100-102).”1

Pernyataan tersebut merupakan bukti nyata bahwa ganbaru (頑 張 ) yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat di Jepang, tercermin pada beberapa drama-drama TV Jepang dan membawa pesan moral ganbaru (頑張 ).

1


(22)

Kata Ganbaru berasal dari gan () yang berarti kuat dan haru (張 ) yang berarti tarik .

Dalam Kamus Kojien kata ganbaru (頑張 ) adalah :

1. 我意

張 Æい 張 押

2. こま 忍耐

たい

, 努力 く

3. あ 場所 占 働

1. Gai ni ha haru

Æ

i wo hari to osu. 2. Dokomademo nintaishite, doryoku suru. 3. Aru basho wo shimete hatarakanai.

1. Tekan keinginanmu atau egomu.

2. Sampai kapan pun tetap sabar (bertahan), berusaha dengan keras. 3. Tidak akan berhenti bekerja sebelum selesai.

(Kojien, 1993 : 591) Jadi arti sepenuhnya adalah “Hang in there!”; bertahanlah; lakukan yang terbaik.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas ganbaru (頑張 ) karena bagi orang Jepang kata tersebut merupakan kata penyemangat untuk membesarkan hati dalam berjuang menyelesaikan tugas mereka. Selain itu, sepengetahuan penulis belum ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang ganbaru (頑張 ) ini.


(23)

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membahas apa yang dimaksud dengan ganbaru (頑張 ) dan bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan yang diamati dari drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙) yang terdiri dari 11 episode sebagai kajian utama.

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis bertujuan memahami yang dimaksud dengan ganbaru (頑張 ) melalui drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙), serta unsur-unsur yang mendukung munculnya ganbaru (頑 張 ) dari kisah kehidupan Kitou Aya sebagai tokoh utama. Selain itu juga tokoh-tokoh pembantu lainnya.

1.4 Metodologi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pesan moral. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia, makhluk tertinggi yang memiliki pengertian ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya seperti akhlak, budi pekerti, susila. (KBSI, 1994)

Istilah moral berasal dari kata latin mos (moris), yaitu adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas adalah kemauan


(24)

untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.(Yusuf, 2002 : 51)

Salah satu tujuan kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat pembacanya adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk berbudaya, berpikir, dan berkeTuhanan. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, sehingga mereka dapat berhubungan satu dengan yang lain dan membentuk suatu budaya dan pola pikir yang berbeda juga. Hal ini yang membentuk pemikiran manusia untuk menilai hal yang baik maupun buruk.(Atar, 1993:71). Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis menyetujui bahwa sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah karya sastra yang mengandung pesan moral yang tinggi. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra dapat berbentuk tingkah laku yang sesuai dengan kesusilaan, budi pekerti dan juga akhlak yang dapat dilihat dari tokoh, latar maupun alur cerita.

Moral selalu mengacu pada baik dan buruknya manusia. Masyarakat dan moral berjalan seiring dengan berkembangnya kebudayaan. Melalui pendekatan ini penulis akan menguraikan hubungan prinsip-prinsip kehidupan dan menunjukkan penerapannya pada berbagai situasi perbuatan manusia.

Morale, also known as esprit de corps when discussing the morale of a group, is an intangible term used for the capacity of people to maintain belief in an institution or a goal, or even in oneself and others

...According to Alexander H. Leighton, "morale is the capacity of a group of people to pull together persistently and consistently in pursuit of a common purpose".


(25)

...Morale is unrelated to morality (the ability to distinguish right and wrong).

Moral, juga disebut sebagai esprit de corps (semangat korporasi) ketika berdiskusi mengenai moral dari sebuah kelompok, adalah sesuatu yang tidak dapat diraba, yang digunakan untuk kapasitas orang untuk memelihara kepercayaan dalam sebuah pendirian atau sebuah cita-cita, atau pun dalam seorang pribadi dan yang lain.

...Berdasarkan pernyataan Alexander H. Leighton, “moral adalah kapasitas sebuah kelompok untuk mendorong bersama secara terus menerus dan konsisten dalam pencarian dari sebuah keadaan yang biasa”.

...Moral tidak ada hubungannya dengan moralitas (kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk).

(Morale, www.wikipedia.com/morale) Adanya keyakinan tentang moral dan penerapannya itu bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Moral juga dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya tindakan manusia. Dalam bahasa latin kata untuk kebiasaan adalah mos (bentuk tunggal), mores (bentuk jamak) dan kata sifat moralitas bentuk jamak mores berarti kebiasaan, kelakuan, kesusilaan.

Dengan menggunakan metode pesan moral, penulis dapat memaparkan ganbaru (頑 張 ) sebagai pesan moral dari kehidupan masyarakat Jepang yang muncul dalam drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙).


(26)

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi dalam 4 bagian, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Analisis Data atau bahan beserta kutipan-kutipan dan Bab IV Kesimpulan.

Pada Bab I Pendahuluan, penulis menampilkan latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metode dan teknik penelitian serta organisasi penulisan. Latar belakang berisi gambaran umum tentang ganbaru (頑 張 ) serta unsur-unsur yang terdapat didalamnya, bangkitnya kota Hiroshima dan Nagasaki sebagai salah satu contoh ganbaru (頑張 ) orang Jepang.

Dalam Bab II sebagai landasan teori, penulis akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan ganbaru (頑張 ), contoh beberapa kasus yang berhubungan dengan ganbaru (頑張 ) sebagai pendukung teori yang ada, serta unsur-unsur yang membentuk ganbaru (頑張 ).

Bab III penulis akan menganalisis ganbaru (頑張 ) bagaimana yang muncul dalam drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙). Penulis akan menganalisis dengan cara mengambil bahan atau data beserta kutipan-kutipan dari tiap adegan film dan dialognya melalui tiap tokoh.

Bab IV merupakan kesimpulan dari seluruh analisis yang telah dilakukan. Sinopsis serta lampiran-lampiran jika dibutuhkan.


(27)

BAB IV KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisis unsur-unsur ganbaru (頑張る) pada tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu dalam drama “Ichi Rittoru

no Namida”. Dalam analisis ini penulis bertujuan memahami yang dimaksud dengan ganbaru (頑張る) serta unsur-unsur yang mendukung munculnya ganbaru (頑張る).

Sesuatu yang paling penting dalam proses untuk mencapai kesuksesan adalah usaha. Ganbaru (頑張る) bagi orang Jepang adalah suatu bentuk moral yang menjadi

suatu pedoman semangat agar seseorang tetap terus bertahan dan berusaha untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat terwujud karena ada beberapa faktor yang membentuk munculnya ganbaru (頑 張 る) yaitu akiramenai (諦 め な い), shitsuke

(躾), sekinin (責任), doryoku (努力), nintai (忍耐).

Unsur pertama yaitu akiramenai (諦 め な い). Arti akiramenai (諦 め な い)

adalah pantang menyerah dengan menahan ego. Dalam drama ini bentuk moral tersebut sering terlihat pada tokoh utama. Hal ini terlihat ketika Aya memohon Tomita untuk mengiringi paduan suara. Aya sangat berusaha agar paduan suara ini berhasil, hingga ia harus menahan egonya untuk marah ketika Tomita menolak dan mengejeknya. Selain itu ketika Aya memohon pada teman-teman sekelasnya untuk ikut berpartisipasi dalam pertandingan paduan suara. Ia berusaha untuk menahan egonya untuk tidak marah karena mereka menolaknya. Aya juga tidak menyerah


(28)

dalam berusaha untuk masuk dalam tim inti basket sekolahnya. Ketika Aya dinyatakan sakit, ia tidak menyerah dan menerima begitu saja. Justru ia lebih berusaha untuk tidak putus asa dan mencoba untuk membantu orang lain meskipun dirinya sudah sangat kesulitan dalam melakukan berbagai kegiatan. Pada tokoh pembantu dapat dilihat pada adegan ketika ibu Aya melepaskan karirnya pada bidang kesehatan untuk menjaga Aya. Selain itu, ketika Aya akan bertanding basket, ayah Aya rela menutup toko tahunya demi menyemangati anaknya.

Unsur kedua yaitu shitsuke (躾) adalah disiplin atau pembiasaan. Biasanya

bentuk moral ini digunakan oleh orangtua untuk mendidik anak-anaknya. Dalam drama bentuk shitsuke (躾) ditunjukkan pada adegan ketika Aya selalu bangun setiap

pagi untuk membantu orangtuanya membuka toko tahu. Orangtua Aya mendidik Aya dengan mendisiplinkan waktu bangun pagi Aya. Pada tokoh pembantu dapat dilihat pada adegan ketika ibu Aya ingin Aya disiplin dalam menghabiskan obat sesuai saran dokter.

Unsur ketiga yaitu sekinin (責任); tanggung jawab. Bentuk moral ini dapat

dilihat ketika Aya berusaha untuk mengejar waktu agar tidak terlambat untuk mengikuti ujian masuk sekolah. Hal ini disebabkan karena Aya tertidur dalam bus. Selain adegan tersebut, sekinin (責任) juga terlihat dalam adegan ketika Aya diangkat

sebagai ketua kelas dan harus bertanggung jawab mencari lagu untuk perlombaan paduan suara. Pada tokoh pembantu dapat dilihat dalam adegan ketika ayah Aya


(29)

harus bekerja demi tanggung jawab atas keluarganya, karena ia adalah kepala keluarga.

Unsur keempat yaitu doryoku (努力). Salah satu faktor pembentuk ganbaru

(頑張る) ini artinya adalah kerja keras yang mempekerjakan fisik dan mental. Hal ini

dapat dilihat dalam adegan ketika Aya harus bekerja keras tanpa seseorang yang membantu untuk mencari lagu, hingga menyita waktu tidurnya demi keberhasilan dalam perlombaan paduan suara. Selain itu, ketika Aya menjahitkan nama Hiroki pada seragam olahraga adiknya. Ia bekerja keras untuk menjahit meskipun tangannya sudah sangat sulit untuk bergerak.

Unsur yang terakhir yaitu nintai (忍耐). Bentuk moral ini dapat dilihat pada

salah satu adegan ketika Aya divonis mengidap penyakit pengecilan otak kecil dan sumsum tulang belakang. Aya berada dalam posisi yang sangat sulit, ia harus berjuang untuk bertahan untuk menerima dan tabah soal penyakit yang ia idap sekarang. Pada tokoh pembantu dapat dilihat dalam adegan ketika ayah Aya harus mengetahui apa yang terjadi pada diri Aya. Ia sangat tabah mengetahui bahwa anaknya mengidap penyakit yang belum dapat disembuhkan.

Dengan demikian, setelah melakukan analisis terhadap drama ichi rittoru no namida, ganbaru (頑 張 る) adalah bentuk moral yang digunakan oleh masyarakat

Jepang sebagai pedoman yang dapat menumbuhkan semangat, kerja keras dan berusaha untuk menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Kojien. printed in JAPAN.1993

Kamus Besar Sastra Indonesia. Balai Pustaka.1993

Semi, Atar. Metode Penelitian Sastra. penerbit angkasa Bandung.1993

Japanese Culture Getting Closer to Japan. 2001

Ikuo, Amano dkk. Japan an Illustrated Encyclopedia. KODANSHA. 1993

Sanseido Japanese Dictionary. Kenbou. 1989

Ways to Discover Japanese Culture : A Pilot Project for Multi-culture. Ibaraki University. 2002

Lafayette De Mente, Boye. Japan’s Culture Code Words. Tuttle Vista.

Davies, Roger J dan Ikeno, Osamu. The Japanese Mind – understanding contemporary Japanese culture. Boston. Rutland. Vermont. Tokyo. 2002.

Inoguchi, Rikihie; Nakajima, Tadashi; Pineau, Roger. Kisah Para Pilot Kamikaze Pasukan Udara Berani Mati Jepang pada Perang Dunia II. Komunitas Bambu. 2008

Sugimoto, Yoshio. An Introduction to Japanese Society. United Kingdom : Cambridge University Press. 1997


(31)

- http://kyotoreviewsea.org/Issue_8-9/Otmazgindon.html, Mei 2008

- Online shitsuke. http://www.wikipedia.com/shitsuke, 8 Agustus 2008

- Online doryoku. http://www.wikipedia.com/doryoku, 24 September 2008

- Online nintai. http://www.wikipedia.com/nintai, 12 Agustus 2008


(1)

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi dalam 4 bagian, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Analisis Data atau bahan beserta kutipan-kutipan dan Bab IV Kesimpulan.

Pada Bab I Pendahuluan, penulis menampilkan latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metode dan teknik penelitian serta organisasi penulisan. Latar belakang berisi gambaran umum tentang ganbaru (頑 張 ) serta

unsur-unsur yang terdapat didalamnya, bangkitnya kota Hiroshima dan Nagasaki sebagai salah satu contoh ganbaru (頑張 ) orang Jepang.

Dalam Bab II sebagai landasan teori, penulis akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan ganbaru (頑張 ), contoh beberapa kasus yang berhubungan

dengan ganbaru (頑張 ) sebagai pendukung teori yang ada, serta unsur-unsur yang

membentuk ganbaru (頑張 ).

Bab III penulis akan menganalisis ganbaru (頑張 ) bagaimana yang muncul

dalam drama Ichi Rittoru No Namida (一 ッ 涙). Penulis akan menganalisis

dengan cara mengambil bahan atau data beserta kutipan-kutipan dari tiap adegan film dan dialognya melalui tiap tokoh.

Bab IV merupakan kesimpulan dari seluruh analisis yang telah dilakukan. Sinopsis serta lampiran-lampiran jika dibutuhkan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

72

BAB IV KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisis unsur-unsur ganbaru (頑張る) pada tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu dalam drama “Ichi Rittoru no Namida”. Dalam analisis ini penulis bertujuan memahami yang dimaksud dengan ganbaru (頑張る) serta unsur-unsur yang mendukung munculnya ganbaru (頑張る).

Sesuatu yang paling penting dalam proses untuk mencapai kesuksesan adalah usaha. Ganbaru (頑張る) bagi orang Jepang adalah suatu bentuk moral yang menjadi

suatu pedoman semangat agar seseorang tetap terus bertahan dan berusaha untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat terwujud karena ada beberapa faktor yang membentuk munculnya ganbaru (頑 張 る) yaitu akiramenai (諦 め な い), shitsuke

(躾), sekinin (責任), doryoku (努力), nintai (忍耐).

Unsur pertama yaitu akiramenai (諦 め な い). Arti akiramenai (諦 め な い)

adalah pantang menyerah dengan menahan ego. Dalam drama ini bentuk moral tersebut sering terlihat pada tokoh utama. Hal ini terlihat ketika Aya memohon Tomita untuk mengiringi paduan suara. Aya sangat berusaha agar paduan suara ini berhasil, hingga ia harus menahan egonya untuk marah ketika Tomita menolak dan mengejeknya. Selain itu ketika Aya memohon pada teman-teman sekelasnya untuk ikut berpartisipasi dalam pertandingan paduan suara. Ia berusaha untuk menahan egonya untuk tidak marah karena mereka menolaknya. Aya juga tidak menyerah


(3)

dalam berusaha untuk masuk dalam tim inti basket sekolahnya. Ketika Aya dinyatakan sakit, ia tidak menyerah dan menerima begitu saja. Justru ia lebih berusaha untuk tidak putus asa dan mencoba untuk membantu orang lain meskipun dirinya sudah sangat kesulitan dalam melakukan berbagai kegiatan. Pada tokoh pembantu dapat dilihat pada adegan ketika ibu Aya melepaskan karirnya pada bidang kesehatan untuk menjaga Aya. Selain itu, ketika Aya akan bertanding basket, ayah Aya rela menutup toko tahunya demi menyemangati anaknya.

Unsur kedua yaitu shitsuke (躾) adalah disiplin atau pembiasaan. Biasanya

bentuk moral ini digunakan oleh orangtua untuk mendidik anak-anaknya. Dalam drama bentuk shitsuke (躾) ditunjukkan pada adegan ketika Aya selalu bangun setiap

pagi untuk membantu orangtuanya membuka toko tahu. Orangtua Aya mendidik Aya dengan mendisiplinkan waktu bangun pagi Aya. Pada tokoh pembantu dapat dilihat pada adegan ketika ibu Aya ingin Aya disiplin dalam menghabiskan obat sesuai saran dokter.

Unsur ketiga yaitu sekinin (責任); tanggung jawab. Bentuk moral ini dapat

dilihat ketika Aya berusaha untuk mengejar waktu agar tidak terlambat untuk mengikuti ujian masuk sekolah. Hal ini disebabkan karena Aya tertidur dalam bus. Selain adegan tersebut, sekinin (責任) juga terlihat dalam adegan ketika Aya diangkat

sebagai ketua kelas dan harus bertanggung jawab mencari lagu untuk perlombaan paduan suara. Pada tokoh pembantu dapat dilihat dalam adegan ketika ayah Aya


(4)

Universitas Kristen Maranatha

74

harus bekerja demi tanggung jawab atas keluarganya, karena ia adalah kepala keluarga.

Unsur keempat yaitu doryoku (努力). Salah satu faktor pembentuk ganbaru

(頑張る) ini artinya adalah kerja keras yang mempekerjakan fisik dan mental. Hal ini

dapat dilihat dalam adegan ketika Aya harus bekerja keras tanpa seseorang yang membantu untuk mencari lagu, hingga menyita waktu tidurnya demi keberhasilan dalam perlombaan paduan suara. Selain itu, ketika Aya menjahitkan nama Hiroki pada seragam olahraga adiknya. Ia bekerja keras untuk menjahit meskipun tangannya sudah sangat sulit untuk bergerak.

Unsur yang terakhir yaitu nintai (忍耐). Bentuk moral ini dapat dilihat pada

salah satu adegan ketika Aya divonis mengidap penyakit pengecilan otak kecil dan sumsum tulang belakang. Aya berada dalam posisi yang sangat sulit, ia harus berjuang untuk bertahan untuk menerima dan tabah soal penyakit yang ia idap sekarang. Pada tokoh pembantu dapat dilihat dalam adegan ketika ayah Aya harus mengetahui apa yang terjadi pada diri Aya. Ia sangat tabah mengetahui bahwa anaknya mengidap penyakit yang belum dapat disembuhkan.

Dengan demikian, setelah melakukan analisis terhadap drama ichi rittoru no

namida, ganbaru (頑 張 る) adalah bentuk moral yang digunakan oleh masyarakat

Jepang sebagai pedoman yang dapat menumbuhkan semangat, kerja keras dan berusaha untuk menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Kojien. printed in JAPAN.1993

Kamus Besar Sastra Indonesia. Balai Pustaka.1993

Semi, Atar. Metode Penelitian Sastra. penerbit angkasa Bandung.1993

Japanese Culture Getting Closer to Japan. 2001

Ikuo, Amano dkk. Japan an Illustrated Encyclopedia. KODANSHA. 1993

Sanseido Japanese Dictionary. Kenbou. 1989

Ways to Discover Japanese Culture : A Pilot Project for Multi-culture. Ibaraki University. 2002

Lafayette De Mente, Boye. Japan’s Culture Code Words. Tuttle Vista.

Davies, Roger J dan Ikeno, Osamu. The Japanese Mind – understanding contemporary Japanese culture. Boston. Rutland. Vermont. Tokyo. 2002.

Inoguchi, Rikihie; Nakajima, Tadashi; Pineau, Roger. Kisah Para Pilot Kamikaze Pasukan Udara Berani Mati Jepang pada Perang Dunia II. Komunitas Bambu. 2008

Sugimoto, Yoshio. An Introduction to Japanese Society. United Kingdom : Cambridge University Press. 1997


(6)

x Universitas Kristen Maranatha

- http://kyotoreviewsea.org/Issue_8-9/Otmazgindon.html, Mei 2008

- Online shitsuke. http://www.wikipedia.com/shitsuke, 8 Agustus 2008

- Online doryoku. http://www.wikipedia.com/doryoku, 24 September 2008

- Online nintai. http://www.wikipedia.com/nintai, 12 Agustus 2008


Dokumen yang terkait

Perbandingan Struktur Manga Mezon Ikkoku (漫画めぞん刻)Dengan Anime Mezon Ikkoku(アニメめぞん一刻).

0 3 26

Fenomena SŌSHOKUKEI DANSHI 「草食系男子」Dalam Serial Drama Otomen 「オトメン-乙男」.

0 8 23

Meiyo Yang 『名誉』Tercermin Dalam Film 'Bushi No Ichibun'『武士の一分』.

0 1 28

Analisis Verba 習 なら う, 学 まな ぶ, 勉強 べんきょう する Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

0 3 74

Analisis コード切り替え dan コード混合 Dalam Film Serial 'Heroes' (Kajian Sosiolinguistik).

0 0 50

Analisis Pronomina Demonstratif この、その、あの Dalam Drama 'Hanafubuki Koifubuki'(Kajian Pragmatik).

0 3 44

Kakaadenka (嚊天下)Dalam Drama At Home Dad (アット・ホーム・ダッド).

0 1 26

Peranan Ninja Dalam Film Azumi dan Azumi 2 - 'Death Or Love' 『あずみ』と『あずみ2“Death or Loveâ€œã€ã®æ˜ ç”»ã®å¿è€ ã®å½¹å‰².

1 8 43

IMPLIKATUR PENOLAKAN PADA DRAMA JEPANG (Kajian Pragmatik) 日本ドラマにおける断りの推意 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

5 19 123

PEMAKNAAN STRUKTURAL PADA KUMPULAN PUISI KARYA KOBAYASHI ISSA å°æž—ä¸€èŒ¶ã®ä¿³å¥ã®æ§‹é€ ä¸Šã®æ„å‘³ - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 4 87