EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SPIEL TABU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BERBICARA.

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SPIEL TABU UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BERBICARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Disusun oleh: Ima Krismawatri

0902430

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA

SPIEL TABU UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN BERBICARA

Oleh Ima Krismawatri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ima Krismawatri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAKSI

Krismawatri, Ima. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Spiel tabu untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Berbicara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Jerman, namun kebanyakan dari pembelajar bahasa Jerman merasa sulit dalam menguasai keterampilan berbicara. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai keterampilan berbicara yang masih rendah. Kurangnya rasa percaya diri dan suasana pembelajaran yang monoton adalah hal-hal yang menyebabkan siswa merasa sulit dalam berbicara bahasa Jerman. Oleh karena itu, dibutuhkan media pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa banyak berlatih dan berperan aktif dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman. Salah satu media yang mungkin cocok digunakan untuk pembelajaran berbicara bahasa Jerman adalah Spiel tabu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui: 1) tingkat keterampilan berbicara siswa sebelum menggunakan media Spiel tabu; 2) tingkat keterampilan berbicara siswa sesudah menggunakan media Spiel tabu; 3) efektivitas penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman pada siswa SMA. Metode kuasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttest digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Pasundan 3 Cimahi, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 33 orang di SMA Pasundan 3 Cimahi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat setelah diberikan perlakuan. Dengan penggunaan media Spiel tabu siswa lebih berani mengungkapkan gagasannya dalam bahasa Jerman. Berikut adalah data hasil penelitian: pada pretest diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,57 dengan nilai tertinggi 77 dan terendah 55 dari nilai maksimal 100. Pada posttest diperoleh nilai rata-rata 72,36 dengan dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 60. Perhitungan uji-t menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (19,91 ). Artinya, penggunaan media Spiel tabu efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada pengajar bahasa Jerman untuk menggunakan media pembelajaran Spiel tabu yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran berbicara.


(5)

ABSTRAKT

Krismawatri, Ima. 2013. Die Effektivität der Anwendung von dem Medium

“Spiel tabu zur Steigerung der Qualität des Deutschsprechunterrichts. Bandung. Eine Abschlussarbeit, an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Kunst. UPI.

Sprechen ist eine Sprachfertigkeit, die im Deutschunterricht beherrscht werden soll. In der Tatsache haben aber die Lernenden Schwierigkeiten, diese Fertigkeit zu beherrschen. Es wird mit den niedrigen Noten der Lernenden beim Sprechen belegt. Nach der Beobachtung der Verfasserin sind unter anderem das niedrige Selbvertrauen und die monotone Atmosphäre in der Klasse die Faktoren. Deswegen ist ein richtiges Unterrichtmedium gebraucht, mit dem die Lernenden aktiver Deutsch lernen könnten. Eines der Medien, das möglicherweise passend ist, ist das Medium “Spiel tabu”. Aufgrund der oben genannten Probleme hat die Verfasserin eine Untersuchung durchgeführt, mit den Zielen: 1) die Sprachfertigkeit der Schüler vor der Anwendung des Mediums “Spiel tabu zu beschreiben; 2) die Sprachfertigkeit der Schüler nach der Anwendung des Mediums “Spiel tabu” zu erkennen; 3) die Effektivität der Anwendung von dem Medium “Spiel tabu” zur Steigerung der Sprachfertigkeit herauszufinden. Die quasi-experimentelle Methode mit one group pretest and posttest design wurde in diese Untersuchung verwendet. Die Population dieser Untersuchung waren alle Schüler der Klasse XI SMA Pasundan 3 Cimahi und die Probanden dieser Untersuchung wurden aus den Schülern der Klasse XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi genommen, die aus 33 Personen bestanden. Die Untersuchungsergebnisse zeigten, dass die Sprachfertigkeit der Schüler nach der Anwendung vor dem Medium “Spiel tabu” entwickelt war. Wegen der Anwendung des Mediums lernten die Schüler aktiver in der Klasse. Nach der Datenanalyse hat es sich ergeben, dass 1) die durchshnittliche Punktzahl der Lernenden bei der deutschen Sprachfertigkeit im Vortest 67,57 war. 2) die durchshnittliche Punktzahl der Lernenden bei der deutschen Sprachfertigkeit im Nachtest 72,36 war. 3) es einen signifikanten Untershied zwischen dem Vortest und dem Nachtest gab. Dies wurde durch die Berechnung mit den t-test (trechnung ttabelle = 19,91 1,69) bewiesen. Das heiβt: die Anwendung von dem Medium “Spiel tabu” zur Steigerung der Schülerfähigkeit beim Sprechen war effektiv. Aufgrund der Ergebnisse dieser Untersuchung ist es zu empfehlen, dass die Lehrenden das Medium “Spiel tabu” verwenden, damit die Schüler aktiver lernen können.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Variabel Penelitian... 6

F. Tujuan Penelitian... 6

G. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Media Pembelajaran... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran... 8

2. Fungsi Media Pembelajaran... 10

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 12

B. Pembelajaran Berbicara... 14

1. Pengertian Pembelajaran... 14

2. Pengertian Berbicara... 16

3. Pengertian Pembelajaran Berbicara... 18

4. Faktor-faktor Penilaian Keefektifan Berbicara... 20

a) Ketepatan Ucapan... 20

b) Penenmpatan Tekanan, Nada, dan Durasi... 20

c) Pilihan Kata (Diksi)... 21

d) Ketepatan Sasaran Pembicaraan... 21

C. Spiel Tabu... 21

1. Pengertian Spiel Tabu... 21

2. Perlengkapan Spiel Tabu... 23

3. Tujuan Spiel Tabu... 24

4. Peraturan Bermain Spiel Tabu... 24

5. Cara Bermain Spiel Tabu... 25

6. Peraturan Dadu Spiel Tabu... 26

D. Kerangka berfikir... 27


(7)

BAB III METOGOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 30

C. Populasi dan Sampel... 30

D. Variabel Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Teknik Pengumpulan Data... 32

G. Teknik Pengolahan Data... 33

H. Prosedur Penelitian... 34

I. Hipotesis Penelitian... 35

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 36

B. Uji Persyaratan Analisis... 37

1. Uji Normalitas Data... 37

2. Uji Homogenitas Varian Data X dan Y... 38

3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata Nilai X dan Y... 38

C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran... 39

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 47

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Jerman. Tidak hanya di dalam pembelajaran bahasa Jerman saja, melainkan juga dalam pembelajaran bahasa asing lain pun kemampuan berbicara dituntut untuk dapat dikuasai oleh para pembelajarnya. Sebagai pembelajar yang sedang belajar bahasa Jerman, semua pembelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) tentunya diharapkan dapat menguasai keterampilan berbicara bahasa Jerman dengan baik.

Biasanya guru memiliki banyak media, teknik, atau permainan dalam pembelajaran berbicara. Hal itu dilakukan agar pembelajar tidak merasa bosan dan tertarik dalam belajar Sprechen. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran berbicara salah satunya adalah berdialog. Dengan kegiatan ini guru dapat melihat kemajuan dan mengoreksi Aussprache pembelajar, apakah sudah benar atau masih ada yang kurang tepat pelafalannya.

Dalam kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jerman tidak hanya guru yang berperan penting untuk membuat pembelajar menjadi pandai berbicara bahasa Jerman, melainkan juga peran individu pembelajar pun dibutuhkan di dalam proses pembelajaran ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan setiap pembelajar pun


(10)

berbeda-beda dan akan berpengaruh untuk kelancaran berbicara. Proses pembelajaran yang modern dan megikuti zaman dapat dianggap menarik oleh pembelajar dan membuat pembelajar mengikuti pembelajaran secara aktif. Apabila pembelajar mengikuti proses pembelajaran secara aktif dan menyenangkan, maka pembelajarakan mudah menyerap dan menerapkan materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran untuk digunakan di pembelajaran berikutnya.

Dalam proses pembelajaran, istilah media, teknik, permainan ataupun istilah lainnya dapat membantu peningkatan KKM pembelajaran berbicara bahasa Jerman. Dengan menggunakan media, teknik ataupun permainan baru dan menyenangkan, proses pembelajaran yang selalu dianggap monoton dan membosankan oleh pembelajarakan mampu berubah menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik keaktifan partisipasi pembelajar. Keuntungan pembelajaran menggunakan mediaakan mempermudah guru dan pembelajar di dalam proses pembelajaran. Dari pihak guru, mereka akan merasa terbantu dengan adanya penggunaan media. Begitu juga halnya dengan pihak pembelajar, mereka akan dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis ketika mengikuti PPL di SMA Pasundan 3 Cimahi, terdapat banyak pembelajar SMA yang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi sederhana dengan menggunakan bahasa Jerman. Hal ini berdampak terhadap kemampuan berbicara bahasa Jerman mereka.


(11)

Hambatan tersebut dapat berasal dari internal pembelajar SMA atau pun hambatan eksternal yang dialami oleh pembelajar SMA.

Dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar yang menarik dan efektif tanpa merasa dibebani oleh situasi pembelajaran, maka dibutuhkan permainan baru dalam proses pembelajaran bahasa asing dan dapat diterapkan di dalam kelas, sehingga suasana pembelajaran menjadi kondusif. Materi pembelajaran dapat disampaikan secara komunikatif dengan penggunaan media Spiel tabu. Media Spiel tabu merupakan bagian dari metode komunikatif dapat digunakan dan dikembangkan sesuai materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Dalam pembelajaran yang menggunakan Spiel tabu, diasumsikan pengajardapat memotivasi pembelajar agar pembelajar mampu dan berani berkomunikasi (berbicara) sederhana dalam bahasa Jerman atas kemauan mereka sendiri dan tidak hanya menjadi pembelajar yang pasif.

Dari penjelasan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SPIEL TABU UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA.”


(12)

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana motivasi pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman?

2. Bagaimana minat pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman?

3. Apakah motivasi pembelajar SMA berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Jerman?

4. Apakah minat pembelajar SMA berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Jerman?

5. Apakah kesulitan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman disebabkan oleh cara pembelajaran yang kurang menarik?

6. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada pembelajar SMA setelah dan sebelum penggunaan Spiel tabu?

7. Apakah penggunaan Spiel tabu dapat meningkatkan kemampuan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman?


(13)

C. Batasan masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai masalah di dalam penelitian ini, tetapi karena keterbatasan waktu, kemampuan, biaya dan keterbatasan lainnya, dan menginginkan penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Keterampilan pembelajar SMA berbicara bahasa Jerman sebelum digunakanSpiel tabu.

2. Hasil keterampilan berbicara bahasa Jerman pembelajar SMA setelah digunakan Spiel tabu.

3. Perbandingan nilai hasil belajar pembelajar SMA sebelum dan sesudah penggunaan Spiel tabu.

D. Rumusan masalah

Dari paparan batasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(14)

1. Bagaimanakah keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman sebelum penggunaan Spiel tabu?

2. Bagaimanakah keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman sesudah penggunaan Spiel tabu.

3. Bagaimana efektivitas penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman pada pembelajar SMA?

E. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (x) adalah penggunaan Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

2. Variabel terikat (y) adalah hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman setelah pembelajar SMA menggunakan media Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

F. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran

berbicara bahasa Jerman sebelum penggunaan Spiel tabu.

2. Mengetahui tingkat keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman setelah penggunaan Spiel tabu.


(15)

3. Mengetahui efektivitas penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman pada pembelajar SMA.

G. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a. Menambah pengalaman penulis dalam penggunaan Spiel tabu di dalam proses pembelajaran berbicarabahasa Jerman.

b. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan Spiel tabu di dalam proses pembelajaran berbicarabahasa Jerman.

2. Bagi Pengajar (guru)

a. Memberikan cara penggunaan Spiel tabu sebagai alternatif untuk pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

b. Dapat memperjelas materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman.


(16)

a. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di dalam suasana pembelajaran berbicara yang menarik dan menyenangkan.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang akan dilakukan ialah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding. Penelitian ini menggunakan media Spiel tabu dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Pretest akan diberikan terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan. Selanjutnya diadakan posttest keterampilan berbicara bahasa Jerman untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa. Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara statistik dengan cara membandingkan hasil pretest keterampilan berbicara dengan hasil posttest sesudah menggunakan media Spiel tabu. Metode ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa SMA di SMA Pasundan 3 Cimahi.

Adapun desain penelitian ini adalah sabagai berikut:

O

1

X

O

2

Keterangan:

O1 = Pretest, untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.


(18)

X = Treatment, berupa pengajaran berkompetensi dasar berbicara dengan menggunakan media pembelajaran Spiel tabu.

O2 = Posttest, dilakukan untuk mengetahui kemampuan setelah perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanaan di SMA Pasundan 3 Cimahi pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 13 September 2013 dan berakhir tanggal 3 Oktober 2013.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 3 Cimahi. Agar penelitian tidak meluas, maka penulis mengambil sampel dari populasi yang dapat mewakili. Penarikan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah sistem sampel purposif yang artinya subjek penelitian yang diambil menggunakan cara menunjuk anggota tertentu. Maka sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi yang berjumlah 33 orang.


(19)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (x) adalah penggunaan Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

2. Variabel terikat (y) adalah hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman setelah pembelajar SMA menggunakan media Spiel tabudalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali treatment, serta perangkat permainan Spiel tabu yang telah dimodifikasi. Tes yang diujikan berupa tes lisan dan tes ini dilakukan pada saat pertemuan pertama (pretest) dan setelah perlakuan (treatment) selesai (posttest). Pretest diujikan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa berbicara bahasa Jerman, sedangkan posttest akan diujikan setelah dilaksanakannya perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jerman.Materi pokok dalam tes bersumber dari buku bahan ajar SMA Pasundan 3 Cimahi yang telah disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tes yang diberikan merupakan tes lisan yang bertemakan Kleidung dengan menggunakan kartu


(20)

tabu yang telah disesuaikan dengan kemampuan siswa, dimana siswa diberikan sebuah kartu yang berisikan satu kata yang harus ditebak dan 3 kata yang tidak boleh disebutkan dalam menjelaskan kata yang akan ditebak oleh lawan berbicaranya. Satu kata yang harus ditebak tersebut dijelaskan menggunakan kalimat-kalimat bahasa Jerman yang sederhana. Pada saat menjelaskan, siswa tidak boleh menyebutkan 3 kata yang tertera di bawah kata tabu.

Instrumen penelitian yang baik harus mampu memenuhi dua persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliable. Untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrument dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman di SMA Pasundan 3 Cimahi untuk menentukan apakah instrumen penelitian tersebut layak untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Selain itu peneliti juga berkonsultasi kepada dosen pembimbing skripsi agar tes tersebut sesuai dengan tujuan penelitian dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman pada tingkat SMA.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kajian pustaka berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian ini. Hasil dari kajian pustaka dipakai sebagai bahan dasar acuan dalam melakukan penelitian.


(21)

3. Pembuatan instrumen penelitian berupa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan media Spiel tabu.

Tes lisan, tes yang dilaksanakan sebanyak 2 kali terdiri dari pretest dan posttest.Pretest dilakukan untuk memperoleh data sebelum proses belajar dengan menggunakan media Spiel tabu (perlakuan) berlangsung. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa berbicara sederhana dengan tema Kleidung, jenis-jenis pakaian, pakaian sehari-hari, dan merk-merk pakaian, dan tempat pembelian pakaian. Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan keteranpilan berbicara bahasa Jerman pada objek penelitian setelah mendapatkan perlakuan.

G. Teknik Pengolahan Data

Apabila semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka tahapan selajutnya ialah mengolah data tersebut sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses mengolah data yang telah diperoleh sebagai berikut :

1. Hasil pretest dan posttestdianalisis dan dinilai kemudian menghitung nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan varians kelas yang dijadikan sampel.

2. Dalam penentuan uji statistik yang akan digunakan, peneliti mencari uji normalitas dan homogenitas sampel, kemudian menguji signifikansi perbedaan rata-rata menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut :


(22)

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretes dan posttest Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑X2

d = jumlah kuadrat deviasi n = subjek

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitiannya adalah:

1. Persiapan

a) Membuat proposal penelitian;

b) Melakukan studi pendahuluan ke sekolah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah pengajaran bahasa Jerman;

c) Membuat surat izin penelitian ke SMA Pasundan 3 Cimahi; d) Membuat rancangan proses pembelajaran (RPP);

e) Menyusun instrumen penelitian;

f) Melakukan uji coba instrument penelitian. 2. Pelaksanaan


(23)

a) Melakukan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa berbicara bahasa Jerman;

b) Memberikan perlakuan kepada siswa sebanyak 3 kali pertemuan dengan menggunakan media Spiel tabu;

c) Melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan.

3. Pelaporan

a) Memeriksa data yang telah diperoleh;

b) Mengola data penelitian dan mengujinya dengan menggunakan perhitungan uji-t;

c) Menarik kesimpulan.

I. Hipotesisi Penelitian

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : μ SsP = μ SbP berarti hasil posttest setelah perlakuan sama dengan pretest. Hi : μ SsP >μSbP berarti hasil posttest setelah perlakuan lebih besar dari pretest. Keterangan:

μSsP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah perlakuan (posttest).

μSbP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum perlakuan (pretest).


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sebelum menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik namun nilai rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

2. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sesudah menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik dan nilai rata-rata siswa sesudah menggunakan media Spiel tabu sebagai media pembelajaran dapat mencapai nilai KKM.

3. Terdapat peningkatan yang cukup signifikan antara hasil pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sebelum menggunakan media pembelajaran Spiel tabu dan sesudah menggunakan media pembelajaran Spiel tabu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran Spiel tabu dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pembelajaran berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi.


(25)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan sebelumnya, serta berdasarkan kajian teoretis yang mendasari penelitian ini penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Siswa hendaknya berlatih berbicara bahasa Jerman dengan perbendaharaan kosakata mereka tidak hanya di kelas (sekolah), tetapi juga di luar sekolah sehingga kemampuan berbicara mereka akan meningkat.

2. Media pembelajaran Spiel tabu dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran di sekolah karena media ini mengandung unsur permainan. Hal ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa, dapat juga menggunakan media Spiel tabu untuk penelitian dalam bidang penguasaan kosakata, kennenlernen, dan W-Frage bahasa Jerman.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand

Schӧningh Gmbh.

Battacchi, Marco W. Suslow, Thomas. Renna, Margherita. (1996). Emotion und Sprache. Berlin: Peter Lang.

Bolte, Henning. (1996). Fremdsprache Deutsch: Zeitschrift für die Praxis des Deutschunterricht, Heft 14 Sprechen. Stuttgart: Ernstklett Verlag.

Collins. (2008). Langenscheidt, Groβwӧrterbüch. Berlin: Langenscheidt. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Gassner. (2005). Medien und Unterricht. München: IUDICIUM Verlag. Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Herlanti, Yanti. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Universitas Islam

Negeri. Tidak diterbitkan.

Heuken, Adolf SJ. (2011). Deutsch–Indonesische Wӧrterbuch. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lehrer. Frankfurt am Main: Diesterweg.

Hintz, Dieter. Pӧppel, Gerhard. Rekus. (1993). Jürgen, Neues Schulpӓdagogische

Wӧrterbuch. München und Weinheim: Juventa Verlag.

Huneke. (2007). Sprachdidaktik Deutsch. Berlin: Erich Smidt Verlag. Immar, Aulia Nur Annisa. (2012). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share. FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.


(27)

Kunkel, Katharina. Razum. (2010). DUDEN, das Bedeutungswӧrterbuch. Mannheim: Duden Verlag.

Mahfuddin, Azis. (2008). Belajar dan Pembelajaran Bahasa. FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dan Pengajaran dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Schatz, Heide. (2006). Sprechenfertigkeit Deutsch. Stuttgard: Verlag Ferdinand.

Schӧningh GmbH.

Sprado, Heidrun. (2009). Sprachfluss ELBE nach gӓngiger Literatur zum Thema. Hamburg.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhendra dan Supinah. (2002). Penguasaan Keterampilan Berbicara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winataputra, Udin S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakatra: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Bohm. (2000). [Online]. Tersedia: http://www.uni-due.de/edit/lp/common/lernen.htm. [April 2013].

Fairus. (2012). Keterampilan Berbicara. [Online]. Tersedia http://profesor-fairus.blogspot.com/2012/01/keterampilan-berbicara.html. [Mei 2013]

Herch. (2005). [Online]. Tersedia: http://www.amazon.de/Hasbro-amazon37-Tabu-Fun-Spiel/dp/B00006RT95#productDescription. [April 2013].

Khoerudin, Ending. (2011). Media Pembelajaran Bahasa Jerman. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bahasa_Jerman/19710509199802 1-Ending_Khoerudin/Media_Pembelajaran_Bahasa_Jerman.pdf. [Februari 2013]

Sinisi, Barbara. (2009). Drama im DaF-Unterrich zur Fӧrderung der Sprechfertigkeit. [Online]. Tersedia: http://scenario.ucc.ie/ [Oktober 2012]. Sudrajat, Akhmad. (2010). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(28)

Wolfe. (2009). Pembelajaran dan Permainan. [Online]. Tersedia: http://intelligenceexplosion.com/de/2011/playing-taboo-with-intelligence/. [Mei 2013]

Yudkowsky. (2011). [Online]. Tersedia:

http://intelligenceexplosion.com/de/2011/playing-taboo-with-intelligence/. [Mei 2013].


(1)

a) Melakukan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa berbicara bahasa Jerman;

b) Memberikan perlakuan kepada siswa sebanyak 3 kali pertemuan dengan menggunakan media Spiel tabu;

c) Melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan

treatment atau perlakuan.

3. Pelaporan

a) Memeriksa data yang telah diperoleh;

b) Mengola data penelitian dan mengujinya dengan menggunakan perhitungan uji-t;

c) Menarik kesimpulan.

I. Hipotesisi Penelitian

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : μ SsP = μ SbP berarti hasil posttest setelah perlakuan sama dengan pretest.

Hi : μ SsP >μSbP berarti hasil posttest setelah perlakuan lebih besar dari pretest. Keterangan:

μSsP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah perlakuan (posttest).

μSbP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum perlakuan (pretest).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sebelum menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik namun nilai rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

2. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sesudah menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik dan nilai rata-rata siswa sesudah menggunakan media Spiel tabu sebagai media pembelajaran dapat mencapai nilai KKM.

3. Terdapat peningkatan yang cukup signifikan antara hasil pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sebelum menggunakan media pembelajaran Spiel tabu dan sesudah menggunakan media pembelajaran Spiel tabu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran Spiel tabu dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pembelajaran berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi.


(3)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan sebelumnya, serta berdasarkan kajian teoretis yang mendasari penelitian ini penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Siswa hendaknya berlatih berbicara bahasa Jerman dengan perbendaharaan kosakata mereka tidak hanya di kelas (sekolah), tetapi juga di luar sekolah sehingga kemampuan berbicara mereka akan meningkat.

2. Media pembelajaran Spiel tabu dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran di sekolah karena media ini mengandung unsur permainan. Hal ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa, dapat juga menggunakan media Spiel tabu untuk penelitian dalam bidang penguasaan kosakata,


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand Schӧningh Gmbh.

Battacchi, Marco W. Suslow, Thomas. Renna, Margherita. (1996). Emotion und

Sprache. Berlin: Peter Lang.

Bolte, Henning. (1996). Fremdsprache Deutsch: Zeitschrift für die Praxis des

Deutschunterricht, Heft 14 Sprechen. Stuttgart: Ernstklett Verlag.

Collins. (2008). Langenscheidt, Groβwӧrterbüch. Berlin: Langenscheidt. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Gassner. (2005). Medien und Unterricht. München: IUDICIUM Verlag. Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Herlanti, Yanti. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Universitas Islam

Negeri. Tidak diterbitkan.

Heuken, Adolf SJ. (2011). Deutsch–Indonesische Wӧrterbuch. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lehrer. Frankfurt am Main: Diesterweg.

Hintz, Dieter. Pӧppel, Gerhard. Rekus. (1993). Jürgen, Neues Schulpӓdagogische

Wӧrterbuch. München und Weinheim: Juventa Verlag.

Huneke. (2007). Sprachdidaktik Deutsch. Berlin: Erich Smidt Verlag. Immar, Aulia Nur Annisa. (2012). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui

Model Pembelajaran Think Pair Share. FPBS. Universitas Pendidikan


(5)

Kunkel, Katharina. Razum. (2010). DUDEN, das Bedeutungswӧrterbuch. Mannheim: Duden Verlag.

Mahfuddin, Azis. (2008). Belajar dan Pembelajaran Bahasa. FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dan Pengajaran dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Schatz, Heide. (2006). Sprechenfertigkeit Deutsch. Stuttgard: Verlag Ferdinand. Schӧningh GmbH.

Sprado, Heidrun. (2009). Sprachfluss ELBE nach gӓngiger Literatur zum Thema. Hamburg.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhendra dan Supinah. (2002). Penguasaan Keterampilan Berbicara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winataputra, Udin S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakatra: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Bohm. (2000). [Online]. Tersedia: http://www.uni-due.de/edit/lp/common/lernen.htm. [April 2013].

Fairus. (2012). Keterampilan Berbicara. [Online]. Tersedia http://profesor-fairus.blogspot.com/2012/01/keterampilan-berbicara.html. [Mei 2013]

Herch. (2005). [Online]. Tersedia: http://www.amazon.de/Hasbro-amazon37-Tabu-Fun-Spiel/dp/B00006RT95#productDescription. [April 2013].

Khoerudin, Ending. (2011). Media Pembelajaran Bahasa Jerman. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bahasa_Jerman/19710509199802 1-Ending_Khoerudin/Media_Pembelajaran_Bahasa_Jerman.pdf. [Februari 2013]

Sinisi, Barbara. (2009). Drama im DaF-Unterrich zur Fӧrderung der

Sprechfertigkeit. [Online]. Tersedia: http://scenario.ucc.ie/ [Oktober 2012].

Sudrajat, Akhmad. (2010). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/. [Desember 2012]


(6)

Wolfe. (2009). Pembelajaran dan Permainan. [Online]. Tersedia: http://intelligenceexplosion.com/de/2011/playing-taboo-with-intelligence/. [Mei 2013]

Yudkowsky. (2011). [Online]. Tersedia:

http://intelligenceexplosion.com/de/2011/playing-taboo-with-intelligence/. [Mei 2013].