ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 2006
commit to user
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIC
DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
NINA ROMAPURNAMASARI F0207095
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006
Surakarta, Juni 2011 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
Dra. Mahastuti Agoeng, MSi NIP.19480622 1973302 2 001
(3)
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Juni 2011
(4)
(5)
commit to user
HALAMAN MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu
-QS Al-Baqarah :45-
Ya Allah, bantulah diriku agar selalu mampu mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu
-H.R. Abu Daud-
..If you indeed behold the spirit of death, open your hearth wide into the body of life. For life and death are one, even as the river and the sea are
one... -Kahlil Gibran-
Apa yang aku lakukan adalah aku, karena itulah aku ada Hidupku hanya untuk Yang Maha Hidup
(6)
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Segalanya: keluarga Suharno,
keluarga Hendra Satria Pratama
Teman-teman
Segala “keadaan” yang telah terlewati, yang
(7)
commit to user KATA PENGANTAR
ﻢﯿﺣ
ﺮﻟا
ﻦﻤﺣﺮﻟا
ﷲا
ﻢــــــﺴِﺒﻟ
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006”
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Wisnu Untoro ,M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Hunik Sri Runing S, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan Reza Rahardian, SE., MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Siti Khoiriyah, SE., M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik.
4. Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
(8)
commit to user
5. Bapak Drs. Atmadji, M.M dan Drs. Harmadi, M.M selaku Tim Penguji Ujian Skripsi, terima kasih atas saran dan masukan yang diberikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Teman-teman Manajemen 2007, 2008, 2009, 2010.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juni 2011
(9)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian . ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Akuisisi 7
1. Pengertian akuisisi ... 7
2. Motif akuisisi... ... 8 3. Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Akuisisi... 11
4. Tipe-Tipe Akuisisi... 12
5. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi... 13
(10)
commit to user B. Analisis Kinerja Keuangan
...
15
1. Pengertian Kinerja Keuangan 15
C. Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan 18
D. Hasil Penelitian Terdahulu... 23
E. Kerangka Pemikiran ... 24
F. Hipotesis Penelitian... Ff 25 1. BAB III METODE PENELITIAN 27
A. Ruang Lingkup Penelitian. ... 27
B. Metode Pengumpulan Data ……… ... 29 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30
D. Teknik dan Metode Analisis Data 31 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 35
A. Deskriptif Data... 35
B. Analisis Data………. ………... 38 C. Pembahasan………... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Keterbatasan Penelitian ... 64
C. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA... 66
(11)
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV.1. Data Nama Perusahaan Yang Melakukan Akusisi... 35
IV.2. Deskriptif Statistik CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI dan ROE Pada Periode Sebelum dan Sesudah Merger ... 36
IV.3 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Current Ratio... 39
IV.4 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestQuick Ratio... 42
IV.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestFixed Asset Turn Over... 44
IV.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestTotal Asset Turn Over... 46
IV.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestDebt to Total Asset Ratio... 49
IV.8 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestDebt to Equity Ratio... 51
IV.9 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestReturn On Investment... 54
(12)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
II. 1 Skema akuisisi... 8 II. 2. Kerangka Pemikiran... 24
(13)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
I. Data Penelitian... 68
(14)
commit to user ABSTRAKSI
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006 NINA ROMAPURNAMASARI
F0207095
Dalam penelitian ini judul yang diambil adalah Analisis Dampak Akuisisi Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak aksi perusahaan dalam melakukan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakusisi dengan pertimbangan sinergi yang diharapkan dapat terlihat dalam jangka waktu satu sampai tiga tahun sesudah akuisisi.
Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan
yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas
dengan jangka waktu antara tiga tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah akuisisi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder sebanyak 6 perusahaan yang terdaftar di BEI.
Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakanUji Wilcoxon Match Pair Test.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja keuangan pada perusahaan pengakuisisi. Jadi proses akuisisi tidak efektif untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan karena sinergi yang diharapkan tidak tercapai.
(15)
commit to user ABSTRACT
AN ANALYSIS IMPACT ACQUISITION ON THE FINANCIAL PERFORMANCE OF ACQUISITIONING COMPANY ON COMPANIES ENLISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE PERIOD 2005-2006 NINA ROMAPURNAMASARI
F0207095
In this research, the title is taken An Analysis Impact Acquisition On The Financial Performance Of Acquisitioning Company On Companies Enlisted In Indonesia Stock Exchange Period 2005-2006. The purpose of this study was to determine the impact of corporate actions in the acquisition of the company's financial performance with consideration the acquisitioning company synergies that are expected to appear within one to three years after the acquisition.
Financial performance in this study were measured by using financial ratios of liquidity ratios, activity ratios, leverage ratios and profitability ratios with a period of three years prior to three years after acquisition. This study uses secondary data as many as six companies listed on Indonesia Stock Exchange. The data obtained were then tested using the Wilcoxon Match Pair Test.
The result of research generally shows that there is no significant improvement in the companies’ financial statement in the acquisitioning company. So the acquition is not effective to improve the companies’ financial performance because the expected synergy is not achieved.
(16)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau merger dan akuisisi (Muhammad, 2004).
Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Sementara merger dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan.
Di Amerika Serikat, aktivitas akuisisi merupakan hal biasa terjadi. Bahkan di era 1980an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas sehingga tahun 1980an sering disebut sebagai dekade merger mania (Hitt, 2002). Sementara di Indonesia aktivitas akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan akuisisi diantaranya adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, dan PT Nutricia yang mengakuisisi PT Sari Husada.
Alasan perusahaan lebih tertarik memilih akuisisi sebagai strateginya daripada pertumbuhan internal adalah karena akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan
(17)
commit to user
tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Selain itu akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.
Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, kita dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia diantaranya adalah Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan dan return saham di sekitar peristiwa terjadi.
Hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah peristiwa akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Atas pertimbangan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan diakuisisi.
Bertitik tolak dari tinjauan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti mengambil judul “ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
(18)
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Current Ratio (CR) antara sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio (QR) antara sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over (FAT) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Total Asset Turn Over (TAT) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio (DA) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
6. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio (DE) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
7. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Return on Investment (ROI) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
8. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Return on Equity (ROE) antara sebelum
dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Current Ratio (CR) pada perusahaan
go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio (QR) pada perusahaan go
(19)
commit to user
3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over (FAT) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
4. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Total Asset Turn Over (TAT) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
5. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio (DA) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
6. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio (DE) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
7. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Return on Investment (ROI) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
8. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Return on Equity (ROE) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Investor.
Sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja perusahaan ataupun unit bisnis dari sebuah perusahaan yang dapat digunakan oleh kalangan industri maupun oleh manajemen perusahaan itu sendiri. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan tambahan referensi guna memperoleh pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
b. Bagi Perusahaan yang akan Melakukan Akuisisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan go public yang melakukan
akuisisi dapat mengambil metode yang sesuai untuk melakukan akuisisi dan sebagai pertimbangan dalam memutuskan akuisisi sebagai strategi perusahaan.
(20)
commit to user
Menambah pengetahuan dan diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh sebagai bekal terjun ke masyarakat.
(21)
commit to user BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Akuisisi
1. Pengertian Akuisisi
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), makna
harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,2003). Akuisisi dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam pernyataannya Nomor 22 adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban
atau mengeluarkan saham. Akuisisi sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan anak, yaitu suatu penguasaan mayoritas saham perusahaan lain, sehingga tercipta hubungan perusahaan induk-perusahaan anak. Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan lain akan tetap utuh sebagai suatu kesatuan usaha dan sebagai badan usaha yang berdiri sendiri. Jadi, kedua atau lebih perusahaan tersebut tetap berdiri sebagai suatu badan usaha. Esensi suatu akuisisi adalah untuk menciptakan suatu keuntungan strategik dengan cara membeli suatu bisnis dan memadukan bisnis tersebut ke dalam strategi perusahaannya. Suatu akuisisi bisa efektif jika aktivitas tersebut lebih efisien biayanya dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan pengembangan internal.
(22)
commit to user Gambar II. 1 Skema Akuisisi
2. Motif Akuisisi
Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin, 2003).
1) Motif ekonomi
Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi
perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.
Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi untuk mendapatkan economies of scale dan economies of scope.
PERUSAHAAN A
PERUSAHAAN B
PERUSAHAAN A
(23)
commit to user 2) Motif sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri.
Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber :
(1) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi
(2) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas
(3) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger
(4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham, 2001).
3) Motif diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core
(24)
commit to user
competence). Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan
pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi silang.
4) Motif non-ekonomi
Aktivitas akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan
ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.
a. Hubris hypothesis
Hipotesis ini menyatakan bahwa akuisisi dilakukan karena “ketamakan” dan kepentingan pribadi para eksekutif perusahaan. Mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan, semakin besar pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka terima bukan hanya sekedar materi saja tapi juga berupa pengakuan, penghargaan dan aktualisasi diri.
b. Ambisi pemilik
Adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor bisnis. Menjadikan aktivitas akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi dimana pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Akuisisi
Alasan mengapa perusahaan melakukan akuisisi adalah ada “manfaat lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat akuisisi antara lain adalah (Moin, 2003):
(25)
commit to user
1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.
2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kredititor lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal. 5) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru. 7) Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.
8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
Disamping memiliki keunggulan, akuisisi juga memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Proses integrasi yang tidak mudah.
2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. 3) Biaya konsultan yang mahal.
4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi. 5) Biaya koordinasi yang mahal.
6) Seringkali menurunkan moral organisasi. 7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. 4. Tipe-Tipe Akuisisi
Akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu: (Moin, 2003)
(26)
commit to user
Akuisisi horisontal adalah akuisisi antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama.
2) Akuisisi vertikal
Akuisisi vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3) Akuisisi konglomerat
Akuisisi konglomerat adalah akuisisi dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4) Akuisisi ekstensi pasar
Akuisisi ekstensi pasar adalah akuisisi yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.
5) Akuisisi ekstensi produk
Akuisisi ekstensi produk adalah akuisisi yang dilakukan oleh dua atau perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
5. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi
Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan keputusan akuisisi seiring dengan meningkatnya momentum, selanjutnya terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu:
1) Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan perusahaan pengambilalih.
2) Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan akuisisi.
(27)
commit to user
3) Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program akuisisi. 4) Pendekatan-pendekatan integrasi yang tidak disesuaikan dengan perusahaan target
yaitu absorbsi, preservasi atau simbiosis.
5) Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan
6) Tim negosiasi yang berbeda dengan tim implementasi yang akan menyulitkan proses integrasi.
7) Ketidakpastian, ketakutan dan kegelisahan diantara staf perusahaan yang tidak ditangani. Untuk itu tim implementasi dari perusahaan pengambilalih harus menangani masalah tersebut dengan kewibawaan, simpati dan pengetahuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan komitmen mereka pada proses integrasi.
8) Pihak pengambilalih tidak mengkomunikasikan perencanaan pengharapan mereka terhadap karyawan perusahaan target sehingga terjadi kegelisahan diantara karyawan.
6. Faktor-Faktor Keberhasilan Akuisisi
Hunt dkk. (1987) mengakhiri penelitian mereka dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu:
1) Melakukan audit sebelum akuisisi. 2) Perusahaan target dalam keadaan baik. 3) Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya. 4) Perusahaan target relatif kecil.
(28)
commit to user
B. Analisis Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Perusahaan publik merupakan perusahaan yang dimiliki oleh banyak pihak, yang masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda terhadap perusahaan. Terdapat banyak individu dan kelompok, di antaranya manajemen, pemilik (investor), pemberi pinjaman (kreditur), karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum yang mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan. Oleh karena itu, pihak-pihak tersebut berkepentingan terhadap penilaian kinerja perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan serta kemampuan kerja. Maka kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dari sebuah laporan keuangan dapat diketahui apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk. Laporan keuangan juga merupakan alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuantungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi
(29)
commit to user
tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas (PSAK, 2002: Par. 1.2). Laporan keuangan yang pokok terdiri dari:
a. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas aset tersebut. Aset perusahaan menunjukkan keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman dan dari penyertaan pemilik perusahaan.
b. Laporan rugi laba
Laporan rugi laba merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi, pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru. Hutang bertambah kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik. Hutang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi untuk membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan berubah.
(30)
commit to user
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya (Mamduh, 2009)
C. Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi.
Menurut Husnan (1997) untuk melakukan analisis keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Salah satu analisis yang sering digunakan untuk mendiagnosa kondisi keuangan perusahaan adalah rasio keuangan yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Rasio keuangan ini merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang signifikan dan relevan.
Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya (Hanafi, 2004). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
(31)
commit to user
Current Ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. Rasio yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Perhitungan Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current ratio =
b. Quick Ratio
Quick Ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva lancar dan sisanya
dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi menjadi kas dengan cepat. Perhitungan Quick Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Quick ratio =
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
(32)
commit to user
Fixed Asset Turn Over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya. Semakin rendah Fixed Asset Turn Over, berarti penggunaan
aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk mengukur besarnya Fixed Asset
Turn Over dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Fixed Asset Turn Over =
b. Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan kata lain, rasio
ini mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola aktivanya. Untuk menghitung Total Asset Turn Over digunakan
rumus sebagai berikut:
Total Asset Turn Over =
3. Rasio Leverage
Rasio Leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal
sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor.
a. Debt to Total Asset Ratio
Debt to Total Asset Ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh
(33)
commit to user
semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk mengukur besarnya Debt To Total Asset dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Debt to Total Asset Ratio =
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk membayar hutang. Perhitungan Debt to Equity Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Return On Investment
Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva
yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja yang buruk atas pemanfaatan aktiva yang buruk oleh manajemen, sedangkan rasio tinggi
(34)
commit to user
menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung
Return On Investment digunakan rumus sebagai berikut:
Return On Investment =
b. Return On Equity
Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan
dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity
digunakan rumus sebagai berikut;
Return On Equity =
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan Payamta dan Setiawan (2004) meneliti pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset
Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit
Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan
(35)
commit to user
Widjanarko (2006) meneliti perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi. Untuk memperjelas pengaruh pengumuman akuisisi terhadap perusahaan pengakuisisi dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran dibawah ini :
II. 2 Bagan Kerangka Pemikiran Kinerja Perusahaan
Pengakuisisi Sebelum Akuisisi
Akuisisi
Kinerja Perusahaan Pengakuisisi Sesudah Akuisisi
Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan
(36)
commit to user F. Hipotesis Penelitian
Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan dimana setelah akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena asest, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja pasca akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum akuisisi.
Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Current Ratio pada perusahaan go public di
Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio pada perusahaan go public di
Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H3 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H4 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Totak Asset Turn Over pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H5 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio pada perusahaan
go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H6 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H7 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Return On Investment pada perusahaan go
(37)
commit to user
H8 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Return On Equity pada perusahaan go
(38)
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian studi empiris yang bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah melakukan proses akuisisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan, dimana data yang diambil berasal dari data sekunder yang diperoleh dari ICMD di IPOT FE UNS.
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai apakah proses akuisisi mempengaruhi kinerja perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dengan rentang waktu antara tiga tahun sebelum sampai tiga tahun sesudah akuisisi. Hal ini dikarenakan pada penelitian sebelumnya rentang waktu yang dilakukan adalah antara dua tahun sebelum sampai dua tahun sesudah akuisisi. Sehingga diharapkan hasil pengujian ini dapat lebih menggambarkan bagaimana pengaruh akuisisi pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi karena waktu yang diukur lebih panjang.
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan anggota suatu kelompok yang akan dijadikan subyek penelitian. Sugiono (2000:80), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Dipilihnya perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI) karena data-data yang tersedia di pasar modal tersebut cukup lengkap, bersifat homogen, dan terbuka untuk pihak eksternal yang melakukan penelitian.
(39)
commit to user 2. Sampel
Penentuan sampel dalam suatu penelitian adalah merupakan suatu langkah yang penting karena akan menentukan hasil penelitian nantinya. Menurut Sugiono (2000:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah enam perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan akuisisi periode 2005-2006. Penggunaan perusahaan go public di BEI dimaksudkan agar implikasi dari penelitian ini dapat
memberi informasi tambahan bagi investor di pasar modal.
Sampel perusahaan pengakuisisi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Perusahaan yang melakukan akuisisi selama periode tahun 2005-2006 yang sudah
go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2) Melakukan satu kali aktivitas akuisisi dan memiliki pasangan perusahaan target maksimal satu perusahaan.
3) Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan tersebut diakuisisi.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh 6 sampel perusahaan yang melakukan aktivitas akuisisi periode 2005-2006, yaitu :
1) PT Sarasa Nugraha Tbk mengakuisisi PT Indo Acidatama Chemical Industry Tbk pada Oktober 2005
2) PT. BAT INDONESIA (BATI) mengakuisisi PT. Rothmans of Pall Mall Indonesia pada Juni 2005
3) PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengakuisisi PT. Dankos Tbk. (DNKS) pada Januari 2006
(40)
commit to user
4) PT Surya Toto Indonesia Tbk mengakuisisi PT Surya Pertiwi Paramita pada September 2006
5) PT Astra International Tbk mengakuisisi PT Bank Permata Indonesia Tbk pada September 2006
6) PT Ades Waters Indonesia Tbk mengakuisisi PT Pamargha Indo Jatim pada Juli 2006.
B. Metode Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini menggunakkan studi kasus, yaitu suatu pendekatan yang mengambil suatu objek penelitian untuk diamati secara intensif dan mendalam sehingga di dapat objek penelitian dan permasalahan yang berkaitan dengan objek tersebut, selanjutnya dianalisis secara lebih rinci. Pendekatan studi kasus dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan akuisisi terhadap perusahaan yang sudah go public
2. Melakukan penelitian dengan bersumber pada data sekunder
3. Melakukan analisis data terhadap data-data sekunder yang diperoleh.
4. Memberikan alternatif pemecahan masalah dengan memberikan saran-saran untuk memperbaiki kinerja perusahaan setelah akuisisi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan berupa ringkasan laporan neraca, dan laporan laba rugi. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, dan data dari internet.
(41)
commit to user
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban
atau mengeluarkan saham.
Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan.
Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio berikut ini:
1. Rasio likuiditas, meliputi: Current Ratio dan Quick Ratio.
2. Rasio aktivitas, meliputi: Fixed Asset Turnover, dan Total Asset Turnover.
3. Rasio leverage, meliputi: Debt to Total Asset dan Debt to Equity Ratio.
4. Rasio profitabilitas, meliputi: Return On Investment dan Return On Equity.
D. Teknik Dan Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya akan di analisis dengan menggunakkan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan:
1. Rasio likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek.
(42)
commit to user
Current ratio =
Quick ratio =
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.
Fixed Asset Turn Over =
Total Asset Turn Over =
3. Rasio Leverage
Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor.
Debt to Total Asset Ratio =
Debt to Equity Ratio =
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
(43)
commit to user
Return On Investment =
Return On Equity =
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan.
2. Pengujian Hipotesis
Data yang digunakan mempunyai sampel enam perusahaan, karena jumlah (n) ini kurang dari 30 maka data dianggap berdistribusi tidak normal dan akan dilakukan
Wilcoxon Match Pairs Test. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal berjenjang, Sugiyanto (2002) dalam penelitian Betty (2009). Teknik ini merupakan pengujian dua arah dengan membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Apabila p<0,05 maka hipotesis tersebut terbukti atau signifikansi. Sebaliknya apabila data p>0,05, maka hipotesis tidak terbukti atau tidak signifikansi.
(44)
commit to user
Ho: Tidak terdapat perbedaan CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI, ROE pada perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
Ha: Terdapat perbedaan CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI, ROE pada perusahaan go
(45)
commit to user BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan go public di Indonesia antara
sebelum dan sesudah akuisisi, oleh karena itu dilakukan pengujian kandungan informasi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil pengamatan pada periode tahun 2005 hingga tahun 2006 diperoleh sampel perusahaan yang mengumumkan akuisisi.
Tabel IV.1
Data Nama Perusahaan yang Melakukan Akuisisi
NO. PERUSAHAAN PENGAKUISISI
PENGUMUMAN
AKUISISI PERUSAHAAN TARGET
1
PT. Sarasa Nugraha Tbk Oktober 2005 PT. Indo Acidatama Chemical Industry Tbk
2 PT. BAT INDONESIA Juni 2005 PT. Rothmans of Pall Mall
Indonesia 3 PT. Kalbe Farma Tbk. Januari 2006 PT. Dankos Tbk
4 PT Ades Waters Indonesia Tbk Juli 2006 PT Pamargha Indo Jatim 5 PT. Surya Toto Indonesia Tbk September 2006 PT Surya Pertiwi Paramita 6 PT. Astra International Tbk September 2006 PT Bank Permata Indonesia Sumber: Pusat Data Bisnis Indonesia Tahun 2011
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan go public sesudah
(46)
commit to user
informasi, yaitu menganalisis adanya perubahan kinerja keuangan perusahaan tiga tahun sebelum dan tiga sesudah pengumuman. Adapun deskripsi data rasio keuangan disajikan dalam tabel IV.2 berikut ini:
Tabel IV.2 Deskripsi Data
Rasio Mean Minimum Maximum
CR_SBLM 1,7406 0,22 3,94
CR_SSDH 1,9228 0,34 4,98
QR_SBLM 0,83 0,14 2,83
QR_SSDH 0,8517 -0,59 3,09
FAT_SBLM 4,0083 0,98 8,57
FAT_SSDH 4,9294 0,92 14,71
TAT_SBLM 1,1211 0,68 2,02
TAT_SSDH 1,2461 0,7 2,69
DA_SBLM 0,6161 0,28 1,42
DA_SSDH 0,4906 0,22 0,72
DE_SBLM 26,6344 0,54 445,88
DE_SSDH 1,0528 0,33 2,22
ROI_SBLM -10,3622 -144,04 16,97
ROI_SSDH 0,165 -86,62 18,09
ROE_SBLM -1639,1467 -29006,16 135,67
ROE_SSDH -3,2244 -230,76 34,58
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
1. Current Ratio
Nilai rata-rata CR tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 1,7406 dengan nilai minimum 0,22 dan nilai maximum sebesar 3,94. Sedangkan nilai rata-rata CR tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 1,9228 dengan nilai minimum 0,34 dan nilai maximum sebesar 4,98.
(47)
commit to user
2. Quick Ratio
Nilai rata-rata QR tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 0,83 dengan nilai minimum 0,14 dan nilai maximum sebesar 2,83. Sedangkan nilai rata-rata QR tiga tahun sesudah akuisisisi sebesar 0,8517 dengan nilai minimum -0,59 dan nilai maximum sebesar 3,09.
3. Fixed Asset Turn Over
Nilai rata-rata FAT tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 4,0083 dengan nilai minimum 0,98 dan nilai maximum sebesar 8,57. Sedangkan nilai rata-rata FAT tiga tahun sesudah akuisisisi sebesar 4,9294 dengan nilai minimum -0,59 dan nilai maximum sebesar 3,09.
4. Total Asset Turn Over
Nilai rata-rata TAT tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 1,1211 dengan nilai minimum 0,68 dan nilai maximum sebesar 2,02. Sedangkan nilai rata-rata TAT tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 1,2461 dengan nilai minimum 0,7 dan nilai maximum sebesar 2,69.
5. Debt to Total Asset Ratio
Nilai rata-rata DA tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 0,6161 dengan nilai minimum 0,28 dan nilai maximum sebesar 1,42. Sedangkan nilai rata-rata DA tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 0,4906 dengan nilai minimum 0,22 dan nilai maximum sebesar 0,72.
6. Debt to Equtity Ratio
Nilai rata-rata DE tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 26,6344 dengan nilai minimum 0,54 dan nilai maximum sebesar 445,88. Sedangkan nilai rata-rata DE tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 1,0528 dengan nilai minimum 0,33 dan nilai maximum sebesar 2,22.
(48)
commit to user
7. Return On Investment
Nilai rata-rata ROI tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -10,3622 dengan nilai minimum -144,04 dan nilai maximum sebesar 16,97. Sedangkan nilai rata-rata ROI tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 0,165 dengan nilai minimum -86,62 dan nilai maximum sebesar 18,09.
8. Return On Equity
Nilai rata-rata ROE tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -1639,1467 dengan nilai minimum -29006,16 dan nilai maximum sebesar 135,67. Sedangkan nilai rata-rata ROE tiga tahun sesudah akuisisi sebesar -230,76 dengan nilai minimum 34,58. B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris adanya perubahan kinerja keuangan sesudah pengumuman akuisisi.
1. Pengujian Hipotesis
Uji beda ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan pada periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS Release
11.5 for Windows. Adapun hasil pengujian Wilcoxon Signed Ranks Test dapat
diuraikan di bawah ini: a) Rasio likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio dan Quick Ratio.
(49)
commit to user Tabel IV.3
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Current Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,992 0,046 Ha diterima
1sblm_2ssdh -0,405 0,686 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,524 0,6 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada dua tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada dua tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada dua tahun
(50)
commit to user
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,992 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,405 dengan signifikansi sebesar 0,686, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,686>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,524 dengan signifikansi sebesar 0,6, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,6>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan rata-rata nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio pada periode antara tiga tahun sebelum dan
tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Current Ratio.
(51)
commit to user Tabel IV.4
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Quick Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,524 0,6 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -0,677 0,498 Ha ditolak
1sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Quick Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada tiga tahun sebelum
dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada tiga tahun sebelum
dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,943 dengan signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,345>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada dua tahun sebelum
dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,153 dengan signifikansi sebesar 0,249, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,249>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada dua tahun sebelum
dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,153 dengan signifikansi sebesar 0,249, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,249>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada dua tahun sebelum
(52)
commit to user
dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,524 dengan signifikansi sebesar 0,6, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,6>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan
satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,677 dengan signifikansi sebesar 0,498, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,498>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan dua tahun
sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah
diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan Quick Ratio pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Quick Ratio.
b) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over. Hasil
uji beda rata-rata dpat dilihat pada tabel di bawah ini.
(53)
commit to user
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Fixed Asset Turn Over
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,674 0,5 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Fixed Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,674 dengan signifikansi sebesar 0,5, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,5>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada tiga tahun
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada dua
(54)
commit to user
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak.. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar 0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar 0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
Fixed Asset Turn Over pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Fixed Asset Turn Over.
Tabel IV.6
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Total Asset Turn Over
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,156 0,248 Ha ditolak
(55)
commit to user
1sblm_3ssdh -1,156 0,248 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
(56)
-commit to user
1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
Total Asset Turn Over pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Total Asset Turn Over.
c) Rasio Leverage
Rasio Leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva
dan modal sendiri perusahaan. Rasio Leverage diukur dengan Debt to Total
Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. Hasil uji beda rata-rata dpat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel IV.7
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada
Debt to Total Asset Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,21 0,833 Ha ditolak
3sblm_2ssdh 0 1 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,42 0,674 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,997 0,046 Ha diterima
(57)
commit to user
1sblm_3ssdh -1,997 0,046 Ha diterima
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to Total Asset Ratio pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,21 dengan signifikansi sebesar 0,833, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,833>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada
tiga tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar 0 dengan signifikansi sebesar 1, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (1>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,943 dengan signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,345>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada
dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,42 dengan signifikansi sebesar 0,674, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,674>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada
dua tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,153 dengan signifikansi sebesar 0,249, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,249>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Total Asset Ratio pada
satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Debt to Total Asset Ratio pada
(58)
commit to user
-1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Debt to Total Asset Ratio pada
satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan enam periode yang mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak dan tiga periode yang mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 pada periode satu tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah akuisisi. Artinya terdapat perbedaan Debt to Total Asset Ratio pada periode
antara satu tahun sebelum dan antara satu sampai tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi berpengaruh terhadap
Debt to Total Asset Ratio.
Tabel IV.8
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Debt to Equity Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -1,572 0,116 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -1,782 0,075 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -1,572 0,116 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -1,572 0,116 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,992 0,046 Ha diterima
1sblm_2ssdh -1,992 0,046 Ha diterima
1sblm_3ssdh -1,992 0,046 Ha diterima
(59)
commit to user
Hasil analisis data terhadap variabel Debt to Equity Ratio pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,943 dengan signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,345>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada tiga
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,572 dengan signifikansi sebesar 0,116, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,116>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,782 dengan signifikansi sebesar 0,075, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,075>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada dua
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,572 dengan signifikansi sebesar 0,116, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,116>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada dua
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,572 dengan signifikansi sebesar 0,116, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,116>0,05), sehingga Ha ditolak. Debt to Equity Ratio pada satu
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Debt to Equity Ratio pada satu
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Debt to Equity Ratio pada satu
(60)
commit to user
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -1,997 dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan enam periode yang mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak dan tiga periode yang mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 pada periode satu tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah akuisisi, sehingga Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan Debt to Equity
Ratio pada periode antara satu tahun sebelum dan antara satu sampai tiga
tahun sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio.
d) Rasio Profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas diukur dengan Return On Investment
dan Return On Equity. Hasil uji beda rata-rata dpat dilihat pada tabel di bawah
(61)
commit to user Tabel IV.9
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada
Return On Investment
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,524 0,6 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -1,363 0,173 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Return On Investment pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Return On Investment pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,943 dengan signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,345>0,05), sehingga Ha ditolak. Return On Investment pada tiga
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,524 dengan signifikansi sebesar 0,6, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,6>0,05), sehingga Ha ditolak. Return On Investment pada dua tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Return On Investment pada dua tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,943 dengan signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari
(1)
commit to user
Berdasarkan hasil pengujian signifikansi pada Debt to Total Asset Ratio
dan Debt to Equity Ratio pada perusahaan pengakuisisi menyimpulkan bahwa
akuisisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap leverage perusahaan. Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2004) yang menduga hasil ini disebabkan oleh penerapan merger dan akuisisi yang salah atau pemilihan perusahaan target dan perusahaan pengakuisisi tidak memiliki pengalaman dalam melakukan akuisisi.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik. Hasil analisis terhadap rasio profitabilitas menunjukkan bahwa akuisisi tidak berpengaruh signifikan baik
terhadap Return On Investment dan Return On Equity. Hal ini menunjukkan
bahwa pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan terutama dalam menghasilkan keuntungan.
Berdasarkan hasil pengujian Return On Investment dan Return On Equity
pada perusahaan pengakuisisi, membuktikan bahwa akuisisi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan karena sinergi yang diharapkan tidak tercapai dan diduga karena lemahnya strategi dan pengakuisisi kurang berpengalaman dalam melakukan dan akuisisi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Payamta dan Doddy Setiawan (2004) yang menunjukkan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan untuk satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah pengumuman akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Jadi, kinerja perusahaan
(2)
commit to user
manufaktur setelah melakukan akuisisi ternyata tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melaksanakan akuisisi.
Informasi akuisisi dapat mempunyai makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin dalam perubahan kinerja keuangan. Pengumuman akuisisi yang masuk ke bursa saham ternyata mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang melakukan akuisisi, hal ini bisa disebabkan aktiva yang dimiliki perusahaan semakin optimal dalam menghasilkan laba. Widjanarko (2006) meneliti perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas.
Peningkatan dan penurunan yang terjadi pada rasio-rasio keuangan tidak cukup kuat untuk menunjukkan adanya pengaruh akuisisi terhadap rasio keuangan pada perusahaan pengakuisisi. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan secara signifikan antara tiga tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah akuisisi.
Dari hasil pengujian tersebut disimpulkan tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan sebelum dengan sesudah akuisisi yang menolak hipotesis yang diajukan sebelumnya. Dengan kata lain bahwa akuisisi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini diduga karena akuisisi tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakuisisi yang kemungkinan disebabkan lemahnya strategi yang dilakukan, pemilihan perusahaan target yang kurang tepat, perusahaan pengakuisisi kurang pengalaman dalam melakukan akuisisi dan adanya faktor non ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
(3)
commit to user
Para investor di pasar modal perlu mempertimbangkan keputusan menanamkan modalnya ketika perusahaan melakukan akusisi. Pertimbangan ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang prospek perusahaan
sesungguhnya. Prospek perusahaan dapat dilihat melalui kinerja keuangan perusahaan. Para investor dapat mengetahui kinerja perusahaan melalui rasio-rasio
keuangan. Dalam penelitian ini terdapat rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan
(4)
commit to user BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Tidak terdapat perbedaan Current Ratio, Quick Ratio, Fixed Asset Turnover, Total
Asset Turn Over, Return On Investment, dan Return On Equity pada periode tiga tahun
sebelum dan tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi. Terdapat perbedaan Debt to Total
Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio pada periode satu tahun sebelum dengan satu
sampai tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi.
Hasil pengujian dari kedelapan rasio menunjukkan bahwa enam rasio yang diujikan tidak terdapat perbedaan antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah dilakukannya akuisisi. Namun terdapat dua rasio yang menunjukkan perbedaan antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah akuisisi, yaitu Debt to Total Asset Ratio dan
Debt to Equity Ratio. Terdapatnya perbedaan variabel Debt to Total Asset Ratio dan
Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah akuisisi, kemungkinan disebabkan perusahaan menggunakan sebagian kekayaan pemilik perusahaan yang dimiliki untuk melakukan pembiayaan akusisi yang dilakukannya. Hal ini kemungkinan menyebabkan hutang pengakuisisi semakin bertambah dengan adanya akuisisi untuk operasional perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Terbatasnya jumlah perusahaan go public yang melakukan akuisisi sehingga secara
otomatis berpengaruh terhadap keterbatasan jumlah sampel penelitian.
(5)
commit to user
C. Saran
Saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan go public
perlu mempertimbangkan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang akan melakukan akuisisi. Pertimbangan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang prospek perusahaan sesungguhnya. Prospek perusahaan dapat dilihat melalui kinerja keuangan perusahaan. Para investor dapat mengetahui kinerja perusahaan melalui rasio-rasio keuangan.
2. Bagi Perusahaan yang akan Melakukan Akuisisi
Bagi perusahaan yang akan melakukan akuisisi perlu mempertimbangkan keputusan untuk melakukan akuisisi. Pertimbangan ini dilakukan perusahaan pengakuisisi untuk mengambil metode yang sesuai saat melakukan akuisisi. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memberikan gambaran yang jelas dan terukur tentang pertimbangan perusahaan saat akan melakukan akusisi. Sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan meminimalisir dari kegagalan sebuah aksi akusisi.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
a) Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode pengamatan.
b) Menambah jumlah sampel dari semua jenis industri untuk dapat mengetahui
pengaruh akusisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi.
c) Dalam melakukan penelitian pengaruh akusisi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pengakuisisi selanjutnya, dapat menggunakan lebih banyak proksi yang terdapat pada penelitian-penelitian terdahulu, sehingga dapat
(6)
commit to user
dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh akusisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi secara lebih mendalam.