PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI:PTK di Kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang.

(1)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

(PTK di Kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: AULIA PINASTI

0904026

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

(PTK di Kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang)

Oleh AULIA PINASTI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© AULIA PINASTI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI


(4)

i

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

AULIA PINASTI. 0904026. Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi (PTK di Kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang). 2013.

Permasalahan yang ada di SD Negeri Cisangku adalah: (1) Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi masih rendah sehingga mengakibatkan nilai rata-rata formatif siswa di kelas V dalam menulis karangan deskripsi masih rendah, (2) Proses belajar mengajar mesih berpusat pada guru, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa hanya menerima materi-materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekaran kontekstual?, (2) Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual?

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah secara umum yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual di kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah: (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual, (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cisangku. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui pedoman observasi dan tes menulis karangan deskripsi. Dari perolehan hasil kenaikan prosentase aktivitas siswa siklus I sebesar 66%, siklus II sebesar 77%, dan siklus III sebesar 88%. Peningkatan hasil belajar siswa dari tes menulis karangan deskripsi pada siklus I sebesar 66,3 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 53% , siklus II sebesar 73,9 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 70% dan siklus II sebesar 80,73 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 87%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Dengan demikian dapat direkomendasikan hasl penelitian ini yaitu kepada guru bidang studi bahasa Indonesia banwa untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru perlu menggunakan strategi, model, metode, serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terencana, bervariasi, dan menarik seperti penerapan pendekatan kontekstual.


(5)

iv

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E.Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian teori ... 9

B.Kajian Hasil Penelitian ... 35


(6)

v

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. Metode Penelitian... 40

C. Prosedur Pelaksanaan Tindakan ... 52

D. Instrumen Penelitian... 60

E. Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 73

B. Pelaksanaan Penelitian ... 74

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 108

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 118

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 119

B. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

1

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan yang efektif bagi guru di kelas untuk menyampaikan materi pelajaran. Tugas seorang guru adalah membuat agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Kunandar (2007: 265) sebagai berikut:

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik.

Pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang keberhasilannya tergantung kepada murid, guru, sarana dan prasarana serta tujuan yang ingin dicapai. Begitu pun dengan pembelajaran bahasa Indonesia, kita harus mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajarannya, termasuk dalam pembelajaraan menulis.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur bahasa, dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai (Morsey dalam Santosa, 2008: 3.21).

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik. Menulis dapat membantu kita dalam


(8)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang ditetapkan sebagai Kurikulum 2006 pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, pada materi menulis karangan deskripsi salah satu Standar Kompetensi (SK) yang harus dicapai yaitu siswa dituntut untuk “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam karangan, surat undangan, dan dialog tertulis”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yaitu “menulis karangan berdasarkan pengamatan dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan”. Berdasarkan SK dan KD tersebut diharapkan siswa mampu menulis karangan deskripsi dengan baik dan benar dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan yang benar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis karangan, begitu juga dengan menulis karangan deskripsi. Kemampuan dan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang dalam menulis karangan deskripsi pun masih relatif rendah. Siswa tidak bisa menyusun kalimat dalam bentuk deskripsi, siswa sulit menggambarkan objek yang akan dideskripsikan, dan kata serta kalimat yang digunakan cenderung itu-itu saja. Siswa sulit menuangkan pikiran atau gagasannya ke dalam karangannya karena mungkin tidak mengerti dengan karangan deskripsi itu apa. Siswa cenderung tidak fokus terhadap pembelajaran karena mungkin proses belajar mengajar yang kurang menarik untuk siswa. Pada proses pembelajaran seperti ini biasanya


(9)

3

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gurulah yang berperan aktif dalam proses pembelajaran dan siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan materi pelajaran dari guru. Proses komunikasi yang terjadi hanya satu arah, sehingga tidak melatih keaktifan siswa dalam memahami dan mencari pengetahuannya sendiri.

Dari hasil observasi di atas tergambar bahwa kemampuan siswa kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang dalam menulis karangan deskripsi masih rendah. Masih banyak kesulitan-kesulitan yang dialami siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis karangan deskripsi. Hal itu dikarenakan siswa tidak memahami dengan benar karangan deskripsi itu seperti apa. Selain itu metode yang digunakan dalam pembelajarannya pun kurang menarik dan kurang melatih keaktifan siswa. Metode yang digunakan juga hanya metode itu-itu saja seperti metode ceramah atau tanya jawab, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memperhatikan guru saat menerangkan materi karena merasa tidak menarik dengan proses penyampain materi oleh guru. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis.

Perlunya masalah ini diteliti yaitu supaya siswa mampu mendeskripsikan apa yang diamatinya kedalam bentuk sebuah karangan deskripsi dengan baik dan benar. Dalam proses pembelajarannya pun


(10)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan agar lebih menarik dan dapat melatih keaktifan siswa dalam membangun pengetahunnya sendiri. Serta agar materi yang dipelajari dapat lebih bermakna bagi siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diupayakan suatu pembelajaran yang dapat memacu meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu dalam penelitian ini diterapkan suatu pendekatan dalam pembelajarannya yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu dengan pendekatan kontekstual.

Pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakaan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya (Nurhadi dan Burhan, 2004: 5).

Pembelajaran yang dianggap mampu menjawab persoalan pembelajaran lebih lanjut diungkapkan Nurhadi dan Burhan (2004: 3-4) sebagai berikut:

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi 'mengingat' jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita. Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu.

Pendekatan kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman menjadi lebih


(11)

5

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuannya. Dengan penerapan pendekatan kontekstual ini dalam pembelajaran akan melatih siswa untuk ikut serta aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian peneliti berinisiatif untuk mengangkat judul :”Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi (PTK di Kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, secara umum masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi?”.

Permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:.

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.


(12)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tentu harus mempunyai manfaat baik bagi peneliti maupun bagi orang lain. Dalam penelitan tindakan kelas ini, peneliti berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat, diantaranya:

1. Manfaat bagi siswa

a. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh kegiatan belajar yang aktif, efektif dan menyenangkan.

b. Siswa memperoleh pengalaman langsung berdasarkan pengamatan yang dilakukannya dilingkungan dalam menulis karangan deskripsi.

c. Memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. 2. Manfaat bagi guru

a. Menambah wawasan guru mengenai pendekataan kontekstual sebagai salah satu pendekataan yang dapat diterapkan dalam materi menulis karangan deskripsi.

b. Menumbuhkan motivasi dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat diterapkan dalam pembelajaraan khususnya pelajaran Bahasa Indonesia. 3. Manfaat bagi peneliti lain


(13)

7

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sebagai bahan untuk diskusi dan kajian bersama tentang metode pembelajaran yang cocok untuk tingkatan pendidikan sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis perlu menguraikan definisi operasional dari judul yang telah diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning) Riyanto (2012: 160) menyatakan bahwa:

pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pendekatan kontekstual dalam penerapannya menggunakan lingkungan alamiah sebagai sarana dalam proses pembelajaran, dengan tujuan agar materi yang dipelajari siswa menjadi lebih bermakna.

2. Menulis

Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa:

menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menulis yaitu menuangkan sesuatu yang kita pikirkan dan rasakan kedalam suatu lambang-lambang bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain.


(14)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Karangan Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describe yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Resmini et al. (2010: 119) menyatakan bahwa dari segi istilah:

karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Karangan yang apabila kita membacanya kita seolah-olah merasakan dan melihat sendiri apa yang diungkapkan penulis dalam tulisannya tersebut.


(15)

38

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang. Dengan alasan karena lokasi penelitian yang cukup strategis, dan pihak sekolah yang mendukung peneliti mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Serta dengan berbagai pertimbangan peneliti memilih kelas V sebagai kelas untuk melakukan penelitian, karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis karangan deskripsi dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan deskripsi masih sangat rendah. Serta guru kelas V belum pernah menggunakan model/pendekatan mengajar dengan penerapan pendekatan kontekstual.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kelas V SD Negeri Cisangku yang berjumlah 30 orang, diantaranya 14 siswa dan 16 siswi. Adapun topik yang diteliti


(16)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Data Siswa

No. Nama Siswa

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

1. Abdul Muhit L

2. Agus Sunandar L

3. Ahmad Humaedi L

4. Anisah P

5. Erna Wati P

6. Hasan Basri L

7. Hayati P

8. Jasinah P

9. Junaenah P

10. Ma‟suroh P

11. Muhammad Arif L

12. Muhammad Buang L

13. Muhtadi L

14. Najmudin L

15. Nurul Diana P

16. Rifqi Wijaya L

17. Rustandi L

18. Sahroni L

19. Siti Aisah P

20. Siti Julaeha P

21. Siti Komariah P


(17)

40

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23. Siti Patimah P

24. Siti Rohayati P

(1) (2) (3) (4)

25. Sunata L

26. Sukmanah P

27. Suwarni P

28. Ulumudin L

29. Yusuf Surya L

30. Yuyun P

Jumlah 14 16

Jumlah Keseluruhan 30

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan salah satu proses strategi yang dapat digunakan guru untuk memahami kejadian-kejadian yang terjadi di kelas dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kinerjanya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa pihak yang terlibat guna membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

Departemen Pendidikan Nasional (1999: 1) menyatakan bahwa: pihak yang terlibat (guru, widyaiswa, instruktur, kepala sekolah dan warga masyarakat) mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilannya.


(18)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Wiriaatmadja dalam Taniredja et al. (2010: 16) bahwa

„penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri‟.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani dan Wihardit, 2008: 1.4).

Singkatnya PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari. Selain itu penelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pada pembelajaran tertentu yang muncul baik di dalam maupun di luar sekolah, dengan menggunakan metode ilmiah yang sesuai dengan konteks pembelajarannya.

Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflekstif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara professional (Yusnandar, 2012: 7).

Lebih lanjut Yusnandar (2012: 8) mengungkapkan bahwa:

tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas.

Menurut Harun dan Nadiroh (2010: 4) “tujuan penelitian tindakan

kelas adalah untuk memecahkan masalah-masalah pada pembelajaran tertentu


(19)

42

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2006: 91) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”.

Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didalam pekerjaan guru. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar. “Tujuan lain PTK adalah untuk meningkatkan dan/atau perbaikan praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh

guru” (Taniredja et al., 2010: 21).

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. PTK dipandang sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kinerja pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai secara optimal.

Singkatnya PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari. Penelitian ini berusaha mengkaji serta merefleksikan secara kritis dan kolaboratif suatu implementasi pembelajaran. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran dan memfasilitasi guru untuk mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran agar proses dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sesuai dengan yang diharapkan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.


(20)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini cocok menggunakan PTK karena dengan penggunaan penelitian tindakan kelas dapat memudahkan penelitian terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan dikelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, dan penelitian terhadap proses atau produk pembelajaran secara reflektif dikelas, serta dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dapat memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dan peneliti dari tahap perencanaan sampai dengan tahap refleksi dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi tertentu.

1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menjelaskan karateristik dari PTK, yang membedakannya dengan jenis penelitian lain, bahwa PTK merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengaan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Dengan PTK diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.


(21)

44

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Kunandar (2011: 58-60) bahwa PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil

atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti).

b. Problem solving oriented (berorientaasi pada pemecahan masalah).

c. Improvement-oriented (berorientrasi pada peningkatan mutu).

d. Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui

urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).

e. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan

(treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. f. Pengkajian terhadap dampak tindakan.

g. Specifics contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalan praktis

yang dihadapi guru dalam PBM di kelas.

h. Partisipatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan

bermitra dengan pihak lain, seperti temen sejawat.

i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

Berdasarkan karakteristik di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berdasarkan pada pemecahan masalah terhadap masalah yang muncul secara nyata di lingkungan peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah.


(22)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Penelitian Tidakan Kelas

Dapat dikatakan bahwa semua penelitian bertujuan untuk memecahkan suatu masalah, namun khusus PTK disamping tujuan tersebut tujuan PTK yang utama adalah untuk peningkatan dan perbaikan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar.

Menurut Mulyasa (2009: 89-90) secara umum tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa yang harus benar-benar dapat dicapai. Dengan


(23)

46

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakannya PTK, berarti peneliti senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya dengan merancang suatu rencana pembelajaran yang merujuk pada peningkatan kualitas belajar dan kemampuan siswa.

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki banyak manfaat. Menurut Depdiknas dalam Taniredja et al. (2010: 21) manfaat penelitian tindakan kelas yaitu meliputi:

a. Peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di luar dan di dalam kelas.

b. Peningkatan sikap profesional guru dan dosen.

c. Perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa. d. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. e. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu

belajar, dan sumber belajar lainnya.

f. Perbaikan dan/atau peningkatann kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

g. Perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah

h. Perbaikan dan/atau peningkatan kualitas peningkatan kurikulum.

Berdasarkan manfaat PTK di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat PTK yaitu untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam pembelajaran yang bertujuan untuk peningkatakan mutu pendidikan dan pembelajaran baik di luar maupun di dalam kelas. PTK juga merupakan


(24)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan.

4. Model-model PenelitianTindakan Kelas

Ada beberapa model PTK yang sering digunakan dalam penelitian dalam bidang pendidikan, yaitu: a. Model Kurt Lewin; b. model Kemmis & Mc. Teggart; c. Model Dave Ebbutt; d. Model John Elliott; e. Model Hopkins, f. Model Gabungan Sanford dan Kemmis (Depdiknas dalam Taniredja et al., 2010: 23-29). Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sedikit mengenai model-model PTK tersebut sebagai berikut:

a. Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin merupakan model pertama dalam PTK yang diperkenalkan pada tahun 1946, dan merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai model PTK yang lain. Konsep inti PTK Lewi, bahwa dalam satu siklus PTK terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

b. Model Kemmis & Mc. Taggart

Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc. Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, sehingga keliatan masih sangant dekat dengan model Lewin. Kemmis dan Mc.


(25)

48

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taggart menjadikan satu kesatuan komponen acting (tindakan) dan

observing (pengamatan).

c. Model Dave Ebbutt

Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan Kemmis dan Elliott, tetapi tidak setuju mengenai beberapa interpretasi Elliott dari karya Kemmis. Bentuk spiral yang merupakan karya Kemmis dan Mc. Taggart bukan merupakan cara terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-aksi (action-reflection) (Wibawa, 2004:18).

d. Model John Elliott

Model John Elliott juga dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin, tetapi Nampak lebih detail dan rinci. Pada model John Elliott dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2,dan langkah tindakan 3 (Depdiknas, 1999: 22).

e. Model Hopkins

Hopkins mengembangkan model PTK berdasarkan model-model yang sebelumnya sudah ada.

f. Model Gabungan Sanford dan Kemmis

Model ini rupanya dikembangkan oleh Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas. Sehingga diperoleh batasan penelitian tindakan adalah sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang siklis dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan


(26)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap sistem,cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi (Depdiknas dalam Taniredja et al., 2010: 28).

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom

Actron Research) dengan model Kemmis dan M. C. Taggart.

Model Kemmis dan M. C. Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas, 1999: 21).

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V SD, dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi, dengan siklus tindakan dari prasiklus sampai siklus III. Keempat kegiatan pembelajaran ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus dari pra siklus, siklus I dan selanjutnya.

a. Perencanaan (Planning)

Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dirancang berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dan berdasarkan hipotesis yang telah diajukan. Dalam tahap perencanaan ini dilakukan perencanakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk peningkatkan, perbaikan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusinya.

b. Tindakan (Action)

Dalam tahap ini diaplikasikan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya kedalam sebuah kegiatan belajar mengajar.


(27)

50

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilaksanakan apa yang direncanakan oleh guru dan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang kearah yang diinginkan.

c. Observasi (Observation)

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti mengolah data yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran yang telah diamati, kemudian merefleksikan pada siklus berikutnya baik kelebihan maupun kekurangan yang ada dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi (Reflection)

Dalam tahapan ini dilakukan suatu proses data yang didapat dari hasil pengamatan sebelumnya. Kemudian data tersebut ditafsirkan dan dideskripsikan, dianalisis dan disintesiskan. Penelitian mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dengan berbagai kriteria. Selanjutnya peneliti dan guru bekerjasasama dalam merencanakan tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta merencanakan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya.

Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative yang bertujuan untuk mengatasi persoalan kegiatan


(28)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di dalam kelas. Hakikat penelitian tindakan kelas yaitu adanya upaya berupa tindakan atau suatu intervensi yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Pra Siklus

Pelaksanaan

Siklus

I Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus

II Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Refleksi Observasi


(29)

52

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart

Sumber: (Wiriaatmadja, 2009: 66)

C. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Sebelum melangkah ke siklus I, penelitian ini terlebih dahulu mengadakan pra siklus untuk mendapatkan gambaran sejauh mana kemampuan dan kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran.

Rencana dalam penelitian ini yaitu mulai dari pra siklus, siklus I, siklus II dan seterusnya sampai pembelajaraan dianggap berhasil. Adapun tahap-tahap kegiatan yang akan direncanakan oleh peneliti, adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Pra siklus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan sebelum tindakan kelas dan rencana tindakan dilakukan terhadap proses pembelajaran.

Adapun langkah-langkah kegiatan tersebut sebagai berikut: a. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk melihat sejauhmana kemampuan siswa terhadap pembelajaran, serta untuk


(30)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat bagaimana proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Melihat bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan bagaimana cara guru dalam menyampaikan pembelajaran. Pada dasarnya observasi dilakukan untuk melihat kondisi obyektif (mengobservasi keadaan lapangan) yang dimaksudkan untuk memantau kegiatan belajar-mengajar (KBM) Bahasa Indonesia berdasarkan kondisi nyata yang terjadi di kelas V SD Negeri Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang. b. Refleksi

Dari hasil observasi tersebut kemudian dijadikan bahan refleksi untuk mempertimbangkan dan merencanakan kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan. Dengan merencanakan program pengembangan kegiatan yang tepat dan akurat dengan situasi dan kondisi yang terjadi di kelas serta merencanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dari hasil observasi dan refleksi kegiatan prasiklus sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan prasiklus.

1) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi pokok menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.


(31)

54

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Membuat pedoman observasi dan lembar observasi untuk mengetahui perkembangan aktivitas siswa.

3) Menyiapkan instrument evaluasi yaitu berupa tes tulis untuk mengetahui hasil kognitif siswa dan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melakukan apa yang telah direncanakan sebagai tindakan untuk perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut:

1) Bagian awal pembelajaran guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang diajarkan dengan cara memperlihatkan gambar pasar dan supermarket. 2) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

3) Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk menuliskan perbedaan antara pasar dan supermarket.

4) Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


(32)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Guru memberikan model atau contoh karangan deskripsi dan membacakannya di depan kelas.

7) Guru memerintahkan siswa untuk membuat karangan deskripsi dengan mendeskripsikan rumah tempat tinggal siswa.

8) Beberapa siswa membacakan hasil karangannya 9) Siswa mengumpulkan hasil karangannya.

10)Siswa mengevaluasi/merefleksi proses pemecahan masalah, dan menyimpulkan pembelajaran.

c. Observasi

Kegiatan ini bertujuan untuk memantau kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan tindakan yang terlah direncanakan untuk meningkatakan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual yang dilakukan di kelas V dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan, yang diamati adalah aktivitas siswa.

d. Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan evaluasi dan diskusi terhadap kekurangan dan kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penerapan pendekatan kontekstual, terutama tentang perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam


(33)

56

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Kemudian merumuskan rencana kegiatan untuk tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.

3. Siklus II

Berdasarkan Refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru kelas akan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Peneliti bersama guru kelas V membuat rencana untuk melakukan tindakan dari hasil observasi dan refleksi dari siklus I. Adapun kegiatan pada tahap perencanaan pada siklus I diantaranya:

1) Mendata hasil temuan-temuan dan masalah-masalah yang muncul pada siklus I.

2) Membuat rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan pendekatan kontekstual untuk siklus II.

3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi. 4) Menentukan jadwal untuk pelaksanaan siklus II. b. Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebagai tindakan untuk perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Adapun


(34)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah pembelajaran pada proses tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Di bagian awal pembelajaran guru melakukan apersepsi: Melakukan tanya jawab atau brainstorming tentang karangan deskripsi.

2) Guru menjelaskan tentang cara menulis karangan deskripsi.

3) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan cara permainan mencocokan kartu kata, setiap siswa diberikan masing-masing satu

kartu kata yang berisikan nama kelompok.” Judul, Tema, Kata, Kalimat, Paragraf, Ejaan” lalu mereka mencari kelompoknya

dengan menyamakan kartu yang mereka pegang. 4) Guru mengajak siswa keluar kelas.

5) Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mengamati keadaan sekolah dan mencatat hasil pengamatannya.

6) Guru mengajak siswa untuk kembali ke dalam kelas.

7) Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatannya.

8) Guru menyuruh masing-masing siswa untuk membuat karangan deskripsi berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan. 9) Beberapa siswa membacakan hasil karangannya.

10)Siswa mengumpulkan hasil karangannya.

11)Siswa melakukan refleksi tentang proses pemecahan masalah dan menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.


(35)

58

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Observasi

Observer (guru mitra) melakukan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, serta mencatat perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada lembar pedoman observasi.

d. Refleksi

1) Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam menulis karangan deskripsi.

2) Menganalisis hasil temuan dan hasil penelitian pada siklus II, kemudian merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti pada siklus III.

4. Siklus III

Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka peneliti dan guru mitra akan merencanakan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam kegiatan ini peneliti bersama guru merencanakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari


(36)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan siklus II sebagai wujud revisi dari hasil temuan dan kelemahan-kelamahan yang terjadi pada kegiatan siklus II. Rincian perencanaannya yaitu sebagai berikut:

1) Melakukan pendataan masalah dan temuan-temuan pada siklus II, lalu dievaluasi dan didiskusikan untuk mencari upaya perbaikan yang kemudian akan diterapkan pada pembelajaran di siklus III. 2) Merancang rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus

III.

3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi. 4) Menentukan jadwal untuk pelaksanaan siklus III. b. Tindakan

Berdasarkan dari perencanaan, maka tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, dan guru mitra sebagai observer. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus III adalah sebagi berikut:

1) Di awal pembelajaran guru melakukan apersepsi: Melakukan tanya jawab atau brainstorming tentang materi menulis karangan deskripsi yang telah diajarkan sebelumnya.

2) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan cara permainan mencocokan kartu kata, setiap siswa diberikan masing-masing satu


(37)

60

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kalimat, Paragraf, Ejaan” lalu mereka mencari kelompoknya

dengan menyamakan kartu yang mereka pegang.

3) Guru membagikan hasil karangan siswa yang telah dikumpulkan sebelumnya.

4) Guru mengajak siswa keluar kelas.

5) Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mengamati kembali keadaan sekolah dan mencatat hasil pengamatannya.

6) Guru mengajak siswa kembali ke dalam kelas.

7) Guru menyuruh siswa untuk memperbaiki karangannya.

8) Beberapa perwakilan kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil karangannya.

9) Siswa mengumpulkan hasil karangannya.

10)Siswa melakukan refleksi tentang proses pemecahan masalah dan menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

c. Observasi

Observer (guru mitra) melakukan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, serta mencatat perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada lembar pedoman observasi.

d. Refleksi

Peneliti dan guru mengadakan refleksi dengan tujuan untuk melakukan evaluasi dan diskusi dari hasil observasi dan memikirkan


(38)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang hasil observasi terutama tentang kekurangan dan kendala yang ditemukan, data dari siklus I s/d III yang dijadikan sebagai bahan untuk kemudian mengadakan revisi tentang rencana kegiatan pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian kompetensi (Trianto, 2007: 93). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dan nontes berupa observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam instrument, yaitu: 1. Pedoman observasi

Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah bersifat perilaku manusia, proses kerja dan dengan responden yang berjumlah sedikit maka menggunakan observasi. Menurut Kunandar (2011: 143) “pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”.

“Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia,

proses kerja, gejala alam, dan responden kecil” (Sugiyono, 2009: 172). Melalui observasi dapat diketahui hal-hal yang harus diperbaiki,


(39)

62

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya. Observasi dilakukan untuk pengamataan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung agar memperoleh informasi tentang masalah yang diteliti.

Dalam pedoman observasi akan diobservasi tentang bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual, yaitu yang mencakup ketujuh komponen utama pendekatan kontekstual seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual

No. Aspek yang

Diobservasi Deskriptor

Observasi

Jumlah

1 2 3 4 5

1. Konstruktivisme (Constructivism)

a. Mengaitkan antara materi dengan lingkungan. b. Mengaitkan antara

materi dengan kehidupan sehari-hari.

c. Siswa membangun sendiri

pengetahuannya melalui keterlibatan aktif dalam


(40)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran.

d. Mengkonstruksikan antara pengetahuan yang didapat. 2. Menemukan

(Inquiry)

a. Melakukan observasi. b. Menonjolkan ide

kreatifitas.

c. Menganalisis dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk karangan deskripsi.

d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasilnya pada pihak lain.

3. Bertanya (Questioning)

a. Keaktifan dalam bertanya.

b. Pertanyaan sesuai dengan materi pembelajaran. c. Memberikan respon

dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

d. Antusiame dalam bertanya.

4. Masyarakat Belajar

a. Keaktifan dalam berdiskusi.


(41)

64

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Learning

Community)

b. Antusiasme dalam berdiskusi.

c. Kekompakan dalam berdiskusi.

d. Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi. 5. Pemodelan

(Modeling)

a. Memanfaatkan model yang digunakan dalam pembelajaran dengan baik. b.Memahami materi

sesuai dengan model

pembelajaran. c. Ketepatan dalam

mendeskripsikan model yang digunakan dalam pembelajaran. d.Kekreatifitasan

dalam

mendeskripsikan model yang digunakan dalam pembelajaran. 6. Refleksi

(Reflection)

a. Merespons semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman


(42)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang terjadi pada

pembelajaran. b.Memberikan kesan

dan pesan mengenai pembelajaran. c. Mengajukan kritik

dan saran. d.Menciptakan

sebuah solusi. 7. Penilaian

Autentik (Authentic

Assessment)

a. Antusiame dalam pembelajaran. b.Ketekunan dan

keuletan dalam pembelajaran. c. Keaktifan dalam

pembelajaran. d.Partisipasi dalam

pembelajaran. Jumlah

2. Tes Menulis Karangan Deskripsi

Menurut Kunandar (2011: 186) “Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek

psikologis didalam dirinya”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk tes tertulis. Adapun kriteria penilaian tes keterampilan menulis karangan deskripsi meliputi koherensi judul, koherensi antar paragraf, cara


(43)

66

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulisan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), pilihan kata atau diksi dan kerapihan tulisan.

Dalam melaksanakan tes keterampilan menulis karangan, terlebih dahulu mempersiapkan kisi-kisi tes keterampilan menulis karangan deskripsi. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam karangan, surat undangan dan dialog tertulis.  Kompetensi Dasar: Menulis karangan bedasarkan pengamatan dengan

memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal

Tabel 3.4

No. Materi Uraian Materi Indikator

1. Menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.

 Kesesuaian judul dengan isi  Koherensi antar paragraf  EYD

 Diksi  Kerapihan

Menulis karangan deskripsi


(44)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskripsi

Kriteria Penilaian Skor Arti Skor

Kesesuaian judul dengan isi

3

2

1

 Judul sesuai dengan isi karangan.

 Judul kurang sesuai dengan isi karangan.

 Judul tidak sesuai dengan isi karangan.

Koherensi antar paragraf 3

2

1

 Semua paragraf dalam karangan berkoherensi.

 Ada beberapa paragraf dalam karangan yang tidak

berkoherensi.

 Semua paragraf dalam karangan tidak berkoherensi.

EYD 6

5 4 3 2 1

 Dalam karangan tidak terdapat kesalahan EYD.

 Ada kesalahan ejaan 1-3 kata.  Ada kesalahan ejaan 4-7 kata.  Ada kesalahan ejaan 7-9 kata.  Ada kesalahan ejaan 10-12 kata.  Ada kesalahan ejaan >20 kata.

Diksi 6

5

4

3

 Semua kata dalam karangan dipilih secara tepat.

 Ada 1-3 kata dipilih secara tidak tepat.

 Ada 4-7 kata dipilih secara tidak tepat.


(45)

68

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

1

 Ada7-9 kata dipilih secara tidak tepat.

 Ada 10-12 kata dipilih secara tidak tepat.

 Ada > 12 kata dipilih secara tidak tepat.

Kerapihan 6

5

4

3

2

1

 Karangan dapat dibaca secara jelas, tata letak tulisan rapi dan tidak terdapat coretan.

 Karangan dapat dibaca secara jelas, tata letak tulisan rapi, tetapi terdapat sedikit coretan.  Karangan dapat dibaca secara

jelas, tata letak tulisan rapi, tetapi terdapat banyak coretan.  Karangan dapat dibaca secara

jelas, tata letak tulisan tidak rapi, dan terdapat sedikit coretan.

 Karangan dapat dibaca secara jelas, tata letak tulisan tidak rapi, dan terdapat banyak coretan.

 Karangan tidak dapat dibaca secara jelas, tata letak tulisan tidak rapi, dan terdapat banyak coretan.


(46)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang terkumpul menjadi acuan dalam melaksanakan analisis data yang diperolah dari pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kontekstual pada bidang studi Bahasa Indonesia dalam materi menulis karangan deskripsi.

Teknik pengolahan data yang berkaitan dengan keaktifan siswa dan peningkatan kemampuan siswa adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data, maksudnya yaitu memeriksa lembar observasi hasil temuan observer, mengecek data nama siswa sampai kelengkapan identitas pengisi instrumen, dan juga hasil tes siswa.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan lengkap, maka dilakukan klasifikasi dan dianalisa berdasarkan tujuan untuk memudahkan pengolahan dan pengambilan prosentase keberhasilan.

a. Lembar Pedoman Observasi

Untuk memperoleh data yang relevan dalam bentuk kualitatif, yang disesuaikan dengan format lembar observasi yang telah disediakan, maka untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru model (peneliti), observer menuliskan hasil temuan dari pengamatannya pada lembar pedoman observasi yang disediakan.


(47)

70

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi terfokus, yaitu observasi yang dimaksud, sasaran dan alat-alat bantu pelaksanaan observasi telah ditentukan sebelumnya. Sehingga observasi hanya menggunakan simbol atau tanda-tanda yang telah disepakati. Untuk pengolahan datanya sebagai berikut:

Jumlah deskriptor = 28 Skor maksimal = 140

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 80 - 100% siswa = 5

60 - 77% siswa = 4 40 - 57% siswa = 3 20 - 37% siswa = 2 > 20% siswa = 1

Penskorannya sebagai berikut:

Pedoman penilaian:

88 – 100% = Sangat Baik 77 – 87% = Baik

66 – 76% = Cukup 55 – 65% = Kurang

≤ 55% = Kurang Sekali (Sumber: Arifin, 2009: 89)

b. Tes Hasil Belajar

� � � � = �� � �


(48)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penskoran tes hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, yaitu:

Tes : Membuat karangan deskripsi.

Jumlah soal : 1

Skor maksimal : 24

Maka dengan demikian peneliti menentukan skor hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:

Adapun rumus untuk menentukan nilai akhirnya adalah:

Nilai Akhir Siswa = Skor Akhir Siswa x 100

Dan nilai rata-rata kelasnya ditentukan dengan rumus:

Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

� �= �� � �

� �

� � � − � � � � = � � �

�= � � � �� � �


(49)

72

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULISKARANGANDESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumus di atas, maka disesuaikan dengan kriteria penilaian hasil tes siswa sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Pengkategorian Kualitatif Hasil Tes Siswa

Angka Huruf Keterangan

90 – 100 A Baik Sekali

80 – 89 B Baik

65 – 79 C Cukup

55 – 64 D Kurang

≤ 55 E Buruk

(Sumber: Rakhmat dan Solehudin, 2012: 56)

3. Dokumentasi

Untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto sebagai dokumentasi hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti. Teknik dokumentasi disesuaikan dengan perjalanan penelitian, kesesuaian dan ketepatan dalam penelitian sangat diperlukan dalam dokumentasi. Dokumentasi dijadikan sebagai pembuktian dalam pelaksana penelitian. Hasil dokumentasi merupakan salah satu data akurat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.


(50)

119

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian yang berlangsung dari 3 Mei 2013 sampai dengan 24 Mei 2013 yang dilakukan dalam tiga siklus, dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari mulai pelaksanaan pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III, adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer (guru

mitra) terhadap proses pembelajaran pada pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus III, hal itu terlihat dari peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Dari siklus I sebesar 66% dengan kategori cukup, pada siklus II meningkat menjadi 77% dengan kategori cukup, dan pada siklus III semakin meningkat menjadi 88% dengan kategori baik. Dapat peneliti simpulkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal itu bisa terlihat dari munculnya aktifitas siswa pada setiap deskriptor yang ada pada lembar pedoman observasi yang dibuat oleh peneliti. Setiap siswa sudah bisa mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya ketika mengikuti pembelajaran, interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa guru dengan guru sudah tampak berkembang pada saat pembelajaran, meningkatnya rasa ingin tahu siswa


(51)

120

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal itu terlihat dari keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta antusias siswa terlihat pada setiap pembelajaran dan pada saat pengamatan yang dilakukan bersama anggota kelompoknya. Guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, sehingga interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa sudah terlihat selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya yaitu dari siklus I sampai dengan siklus III, hal ini bisa terlihat dari skor rata-rata nilai siswa mulai dari siklus I mencapai 66,3 dengan prosentase ketuntasan belajar 53% ternasuk kedalam kategori cukup, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 73,9 dengan prosentase ketuntasan belajar 70% masih dalam kategori cukup, dan pada siklus III nilai rata-rata siswa mencapai 80,73 dengan prosentase ketuntasan belajar 87% termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan khususnya dalam menulis karangan deskripsi dengan penerapan pendekatan kontekstual.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian dengan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi ini telah berhasil dan memperoleh hasil yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya nilai siswa sehingga dengan itu menunjukan bahwa kemampuan siswa pun dalam menulis karangan deskripsi mengalami peningkatan. Dengan penerapan


(52)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah pendekatan kontekstual dengan baik dalam proses pembelajaran sehingga terciptanya aktifitas siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan membantu siswa mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki siswa untuk bisa menuangkan penemuan-penemuan hasil pengamatannya kedalam sebuah karangan yang baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas V SDN Cisangku dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru Kelas

a. Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki pelajaran pada materi pokok yang akan disampaikan. Sebaiknya guru melakukan apersepsi untuk memotivasi siswa terlebih dahulu. Dalam pembelajaran guru sebaiknya tidak mendominasi terhadap kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Dalam memberikan pembelajaran guru senantiasa menciptakan atau menggunakan alat peraga/model.

b. Guru sebaiknya menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan membuat siswa menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.


(53)

122

Aulia Pinasti, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi tentang suatu materi pelajaran, karena dalam pendekatan kontekstual membantu siswa memahami pembelajaran dengan cara menemukan sendiri pengetahuannya dan bisa berpikir secara terbuka dengan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta merangsang keaktifan siswa.

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan sarana penunjang untuk dapat menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan efektif serta memotivasi dewan guru untuk menerapkan metode atau pendekatan yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarakan. Kepala sekolah juga harus senantiasa selalu memantau guru dengan memberikan masukan-masukan atau saran terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru guna mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan pemberian penghargaan kepada guru dapat meningkatkan motivasi guru untuk dapat meningkatkan mutu pendidkan.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan adanya kekurangan-kekurangan, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai


(54)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran bahasa Indonesia dimasa yang akan datang.


(55)

Aulia Pinasti, 2013 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, dkk. (1991). Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Berns, R. G. dan Erickson, P. M. (2001). Contextual Teaching and Learning The

Highlight Zone: Research @ Work No. 5. (Online). Tersedia:http://www.nccte.org/publications/infosynthesis/highlightzone/hi ghlight05/index.asp (26 Mei 2004).

Cahyani, I., dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (1999). Penelitian Tindakan Action Research. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Menengah Umum Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/

CTL). Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Djuanda, D. (2010). “Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. 57-64.

Finoza, L. (2004). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Hanifah, N., dan Suhana, C. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Harun, C. A., dan Nadiroh, S. (2010). “Role Play dalam Pembelajaran Speaking di Kelas III Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. 3-6.

Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press Inc.

Kokom, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(1)

121

langkah-langkah pendekatan kontekstual dengan baik dalam proses pembelajaran sehingga terciptanya aktifitas siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan membantu siswa mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki siswa untuk bisa menuangkan penemuan-penemuan hasil pengamatannya kedalam sebuah karangan yang baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas V SDN Cisangku dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru Kelas

a. Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki pelajaran pada materi pokok yang akan disampaikan. Sebaiknya guru melakukan apersepsi untuk memotivasi siswa terlebih dahulu. Dalam pembelajaran guru sebaiknya tidak mendominasi terhadap kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Dalam memberikan pembelajaran guru senantiasa menciptakan atau menggunakan alat peraga/model.

b. Guru sebaiknya menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan kebebasan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan membuat siswa menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.


(2)

122

c. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi tentang suatu materi pelajaran, karena dalam pendekatan kontekstual membantu siswa memahami pembelajaran dengan cara menemukan sendiri pengetahuannya dan bisa berpikir secara terbuka dengan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta merangsang keaktifan siswa.

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan sarana penunjang untuk dapat menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan efektif serta memotivasi dewan guru untuk menerapkan metode atau pendekatan yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarakan. Kepala sekolah juga harus senantiasa selalu memantau guru dengan memberikan masukan-masukan atau saran terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru guna mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan pemberian penghargaan kepada guru dapat meningkatkan motivasi guru untuk dapat meningkatkan mutu pendidkan.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan adanya kekurangan-kekurangan, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai


(3)

123

upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran bahasa Indonesia dimasa yang akan datang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, dkk. (1991). Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Berns, R. G. dan Erickson, P. M. (2001). Contextual Teaching and Learning The

Highlight Zone: Research @ Work No. 5. (Online). Tersedia:http://www.nccte.org/publications/infosynthesis/highlightzone/hi ghlight05/index.asp (26 Mei 2004).

Cahyani, I., dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (1999). Penelitian Tindakan Action Research. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Menengah Umum Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/

CTL). Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Djuanda, D. (2010). “Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. 57-64.

Finoza, L. (2004). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Hanifah, N., dan Suhana, C. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Harun, C. A., dan Nadiroh, S. (2010). “Role Play dalam Pembelajaran Speaking di Kelas III Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. 3-6.

Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press Inc.

Kokom, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(5)

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Mackey, W. F. (1986). Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Marahimin, I. (2010). Menulis Secara Populer. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Mastari, P. (2011). Penggunaan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi (PTK di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karyabuana I Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang. Skripsi S-I PGSD UPI Serang: tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi dan Burhan, Y. (2004). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Rakhmat, C dan Solehuddin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira.

Resmini, N., Churiah, Y. dan Sundari, N. (2010). Membaca dan Menulis di

Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Resmini, N. dan Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, P. (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Semi, M. A. (2003). Menulis Efekif. Padang: Angkasa Raya.

Shttp://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan-pembelajaran-bahasa-indonesia- Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Tindakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


(6)

Suherli. (2007). Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya Duta.

Sukemi. (2011). Optimalisasi Model Contextual Teaching Learning (CTL) dalam

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Sains Pada Konsep Air. Skripsi S-1

PGSD UPI Serang: tidak diterbitkan.

Suprijono, S. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taniredja, T., Pujiati, I. dan Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H. G. (1989). Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Naskah PLPG PGSD-FIP UNJ. (2012). Modul Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Pers.

Wardhani, I. dan Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wibawa, Basuki. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional.

Wibowo, Wahyu. (2001). Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.

Yusnandar, Eddy. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGAYU 01 SEMARANG BARAT

0 24 161

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SDN MEKARSARI 3 KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG.

0 1 36

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI: PTK di Kelas IV SDN Serang 11 Kota Serang.

0 1 32

PENERAPAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA DALAM KARANGAN PERSUASIF DI KELAS IV SD NEGERI TAKTAKAN 1 KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG.

0 1 33

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD NEGERI CIBEUNYING KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 52

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI: PTK di Kelas V SDN UjungtebuKec. Curug Kota Serang.

0 2 34

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Kamanisan Kecamatan Curug Kota Serang.

0 1 32

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN SISWA Penerapan Media Gambar Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Keprabon Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten

0 0 13

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONGROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI :PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang.

0 5 43