DAMPAK PERMAINAN KARTU TOYYIBAH TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA DAN PERILAKU KEAGAMAAN ANAK USIA DINI: Studi Eksperimen Kuasi pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Sumedang.
Judul
Lembar Persetujuan ... ii
Pernyataan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Halaman Motto dan Persembahan ... v
Ucapan Terima Kasih ... vi
Abstrak ... x
Daftar Isi ... xi
Daftrar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Definisi Operasional ... 10
F. Hipotesis Peneliti ... 13
G. Metode Penelitian ... 13
H. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 14
(2)
A. Perkembangan Kosa Kata Anak Usia Dini ... 16
B. Perkembangan Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini ... 25
C. Permainan Kartu Toyyibah ... 33
D. Penelitian yang Relevan ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Desain Penelitian... 41
B. Populasi dan Sampel ... 43
C. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44
D. Instrumen Penelitian ... 44
E. Uji Validitas dan Reliabilitas... 48
F. Teknik Analisis Data ... 54
G. Teknik Pengumpulan Data ... 56
H. Prosedur Penelitian ... 58
I. Agenda Kegiatan Penelitian ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
B. Pembahasan ... 93
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 104
A. Simpulan ... 106
B. Rekomendasi ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN ... 113 xii
(3)
Tabel
1.1 Desain Eksperimen ... ... 13
2.1 Jumlah Kosa Kata Anak... ... 20
3.1 Desain Eksperimen ... 39
3.2 Instrumen Penguasaan Kosa kata . ... 43
3.3 Instrumen Perilaku Keagamaan ... ... 44
3.4 Hasil Pengujian Validitas Penguasaan Kosa Kata ... 47
3.5 Hasil Pengujian Validitas Perilaku Keagamaan ... 48
3.6 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 50
3.7 Jadwal Penelitian ... ... 56
4.1 Deskripsi Statistik Kemampuan Awal Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata ... 66
4.2 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata .. 67
4.3 Hasil Uji Homogenitas Variansi Kemampuan Awal Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata ... ... 68
4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Kemampuan Awal Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata ... ... 69
4.5 Deskripsi Statistik ... ... 70
4.6 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Akhir Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata ... ... 71
4.7 Uji Homogenitas Variansi Kemampuan Akhir Siswa dalam Penguasaan Kosa Kata ... ... 72
(4)
4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kemampuan Akhir Siswa dalam
Penguasaan Kosa Kata ... ... 73
4.9 Deskripsi Statistik ... ... 75
4.10 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Penguasaan Kosa Kata ... 76
4.11 Hasil Uji Homogenitas Variansi Peningkatan Penguasaan Kosa Kata ... 77
4.12 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Peningkatan Penguasaan Kosa Kata ... 78
4.13 Deskripsi Statistik ... ... 75
4.14 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa dalam Perilaku Keagamaan ... 78
4.15 Hasil Uji Homogenitas Variansi Kemampuan Awal Siswa dalam Perilaku Keagamaan ... ... ... 80
4.16 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Kemampuan Awal Siswa dalam Perilaku Keagamaan... ... 82
4.16 Deskripsi Statistik ... ... 83
4.17 Hasil Uji Kesamaan Kemampuan Akhir Siswa dalam Perilaku Keagamaan ....84
4.18 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Akhir Perilaku Keagaman ... 84
4.19 Hasil Uji Homogenitas Variansi Kemampuan Akhir Perilaku Keagaman ... 85
4.20 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kemampuan Akhir Perilaku Keagamaan.... 86
4.21 Deskripsi Statistik ... ... 87
4.22 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Perilaku Keagamaan... 88
4.23 Hasil Uji Homogenitas Peningkatan Perilaku Keagamaan ... 88
4.24 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Peningkatan Perilaku Keagamaan... 90 xiv
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Prosedur Penelitian ... 11
4.1 Grafik Nilai rata-rata pretestdan postes Penguasaan Kosa kata ... 95
4.2 Grafik Nilai rata-rata Gain Ternormalisasi Penguasaan Kosa kata ... 96
4.3 Grafik Nilai rata-rata pretestdan postes Perilaku Keagamaan ... 99
4.1 Grafik Nilai rata-rata Gain Ternormalisasi Perilaku Keagamaan ... 100
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya menyiapkan generasi unggul di masa depan, pendidikan nasional Indonesia memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis, karena melalui upaya inilah akan dihasilkan manusia Indonesia yang berkualitas dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sejalan dengan pernyataan di atas, pendidikan nasional Indonesia memiliki fungsi dan tujuan sebagaimana tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20/2003 tentang Sisdiknas) sebagai berikut:
...mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan dimulai sejak usia dini, karena pendidikan usia dini merupakan pondasi bagi pendidikan selanjutnya. Pendidikan usia dini menentukan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Oleh karena itu, pemerintah mulai memperhatikan dan memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini. Seperti tercantum dalam UU RI No.20/2003 tentang Sisdiknas pada pasal 1 ayat 14 dijelaskan bahwa:
(7)
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 Tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pernyataan di atas merupakan salah satu bukti bahwa pemerintah benar-benar telah peduli dengan pendidikan anak usia dini. Hal ini dapat dipahami karena pengalaman pendidikan pada masa usia dini memberikan pengaruh yang sangat mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang.
Menurut Permendiknas Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Usia Dini dijelaskan bahwa, dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4 – ≤ 6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun, 4 – ≤6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0 - ≤6 tahun; Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 – <4 tahun dan 4 – ≤6 tahun.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa pemerintah sudah mulai membuka mata untuk mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
(8)
Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, baik dalam segi fisik maupun mental. Pada masa ini karakter anak mulai dibentuk dan akan terus berkembang serta melekat pada dirinya hingga dewasa. Oleh karena itu sejak dini anak perlu melakukan pembiasaan-pembiasan yang mengarah pada pembentukan pribadi berkarakter sebagai manusia berkualitas yang mandiri, bermoral serta berperilaku yang baik menurut agama.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu pendidikan awal melalui jalur sekolah bagi anak usia 4-6 tahun. Tujuan dari Taman Kanak-kanak yaitu membantu anak didik mengembangkan potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Jadi jelas melalui tujuan di atas, pengembangan bahasa dan nilai-nilai agama merupakan potensi utama yang harus dikembangkan.
Potensi-potensi yang ada dalam diri anak usia pra sekolah perlu digali dan dikembangkan agar tumbuh dengan seimbang dan optimal. Salah satu potensi yang penting adalah perkembangan bahasa yang di dalamnya terdapat penguasaan kosakata. Anak-anak belajar berbicara dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya.Selain itu lingkungan membenikan pula pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta penambahan perbendaharaan kata. Secara umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian ide atau agagasan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Dengan berbekal penguasaan kosakata anak diharapkan dapat
(9)
mempunyai keterampilan berbicara melaui penguasaan kosa kata dan dapat berkomunikasi yang baik dengan semua orang yang berada dalam lingkungannya.
Hal di atas sependapat dengan Tarigan (1985: 2) bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual. Suatu program yang sistematis dalam perkembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis.
Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina Nogo Manuk (2009) tentang Dampak Permainan Kartu Bergambar terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini yang menyimpulkan bahwa dampak aplikasi pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu bergambar dalam meningkatkan kemampuan kosa kata anak usia dini menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Salah satu potensi lain yang terpenting dan harus digali serta dikembangkan yaitu potensi spiritual, Potensi spiritual merupakan landasan utama dan pedoman bagi kehidupan anak di masa mendatang. Potensi spiritual merupakan potensi yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan. Agama Islam memerintahkan supaya anak-anak sedini mungkin sudah melaksanakan pelaksanaan ibadah dan diberi sangsi yang tegas bagi yang tidak melaksanakannya.
(10)
Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW bahwa perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka untuk melakukan shalat ketika berumur sepuluh tahun serta pisahkan masing-masing dari tempat tidur mereka (anak laki-laki dan perempuan). (HR. Bukhari).
Dari hadist tersebut jelaslah bahwa pelaksanaan ibadah sebagai potensi spiritual harus dilaksanakan sedini mungkin agar hal tersebut tertanam sampai dewasa.
Berkiblat dari hadist di atas, maka program pengembangan keagamaan di taman kanak-kanak harus benar-benar dilaksanakan. Program pengembangan keagamaan di taman kanak-kanak dilaksanakan beriringan dengan program pembentukan perilaku.Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik.
Bentuk dari pelaksanaan pembentukan perilaku dan pengembangan Agama Islam ini salah satu nya melalui kegiatan khusus yaitu terbiasa mengucapkan dan menggunakan kalimat toyyibah.
Seperti pendapat Yusuf S.(2008:61) menyatakan bahwa pengetahuan anak tentang agama pada anak usia dini semakin berkembang, berkat 1) mendengarkan ucapan-ucapan orang tuanya, seperti salam, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, bacaan AlQuran atau menyangkut istilah-istilah keagamaan lainnya seperti ikhlas, sabar, iman, dan islam 2) melihat penampilan perilaku orang tua dalam beribadah, seperti shalat, shaum, zakat dan memberikan pertolongan kepada orang lain, dan
(11)
pengetahuan meniru atau melakukan ibadah bersama orang tua atau teman-temannya.
Kalimat toyyibah merupakan perilaku standar seorang muslim yang sangat penting akan tetapi perilaku verbal itu belum diajarksn secara sistematis. Namun fenomena sekarang yang terjadi di lapangan, khususnya pada anak usia Taman Kanak-kanak yang berada di daerah Sumedang sangat memprihatinkan. Ucapan-ucapan yang diungkapkan oleh sebagian anak TK, terutama anak laki-laki, adalah ucapan-ucapan yang kurang baik. Kalimat toyyibah jarang sekali terdengar diucapkan oleh anak apabila dia melihat sesuatu yang indah atau terkena musibah. Sebagian besar anak mengucapkan kata-kata yang tidak baik apabila ia melihat sesuatu. Sebagai contoh, ketika anak-anak melihat pelangi di pagi hari, kebanyakan anak ketika mereka melihat pelangi mengucapkan “anjirrr” bukannya kalimat toyyibah “Subhanallah” yang terucap dari mulutnya. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pembiasan kalimat toyyibah/kesadaran beragama dan belum tepatnya teknik yang diberikan kepada anak untuk memahami kalimat toyyibah. Teknik yang digunakan selama ini hanya bercakap-cakap saja sehingga anak kurang memahaminya, guru belum melakukan melalui teknik permainan.
Pengembangan bahasa khususnya penguasaan kosa kata anak usia dini dan pengembangan perilaku keagamaan anak usia dini merupakan dua pengembangan yang berbeda namun melalui permainan kartu toyyibah mempunyai keterkaitan diantara keduanya. Dengan kartu toyyibah anak dapat mengenal dan menambah penguasaan kosa kata melalui gambar yang ada pada kartu sekaligus menambah
(12)
perilaku keagamaan khususnya dalam pengucapan kalimat toyyibah yang bermakna.
Berdasarkan hal di atas maka permasalahan tersebut sangat esensial untuk ditelliti karena akan mampu mereduksi permasalahan yang selama ini terjadi terkait dengan penggunaan media kartu toyyibah serta permainan kartu toyyibah yang tepat guna dalam pembelajaran memberikan dampak terhadap penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini. Permasalahan tersebut juga sanagat meaningful untuk diteliti karena akan bermakna bagi anak usia dini, dengan permainan kartu toyyibah dapat berdampak pada penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis memfokuskan kajian tentang ”Dampak Permainan Kartu Toyyibah Terhadap Penguasaaan Kosa Kata Dan Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini” .
B. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas memfokuskan kajian dalam dampak permainan kartu toyyibah terhadap penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini. Agar diperoleh keterarahan fokus maka rumusan masalah penelitian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan permainan kartu toyyibah pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Sumedang dalam meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini?
(13)
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan penguasaan kosa kata anak Kelompok B TK Negeri Pembina Sumedang antara anak yang memperoleh permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan perilaku keagamaaan anak Kelompok B TK Negeri Pembina Sumedang antara anak yang memperoleh permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran penerapan permainan kartu toyyibah di TK Negeri Pembina Sumedang dalam meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan kosa kata yang signifikan antara anak yang memperoleh permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Sumedang
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan perilaku keagamaan yang signifikan antara anak yang memperoleh permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Sumedang
(14)
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis sebagaimana dipaparkan di bawah ini.
1. Manfaat Teoritis
Pegembangan teknik pembelajaran memberikan konstribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan pengembangan teknik dan media pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi kontribusi yang berharga tentang:
a. kajian dan informasi tentang permainan kartu toyyibah dalam mengembangkan kemampuan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
b. pengembangan konsep dan teknik permainan kartu toyyibah dalam mengembangkan kemampuan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
c. sumbangan pemikiran untuk mendukung hasil-hasil penelitian orang lain tentang objek dan kondisi yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
(15)
a. Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru PAUD dan Kepala Sekolah PAUD tentang upaya meningkatkan pembiasaan kalimat toyyibah melalui permainan kartu toyyibah.
b. Lemabaga Pendidikan Anak Usia Dini
Sebagai bahan masukan bagi lembaga pengelola anak usia dini untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pembelajara kea rah yang lebih baik.
c. Peneliti Lain
Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya pada jenjang pendidikan dasar, bahwa kartu toyyibah dapat digunakan untuk anak Sekolah dasar dengan bentuk yang berbeda yaitu tidak berupa gambar melainkan cerita singkat yang terjadi.
E. Definisi Operasional
Ada beberapa variabel yang perlu mendapatkan pendefinisian dalam permainan ini, yaitu sebagai berikut
1. Permainan Kartu Toyyibah
Menurut Santrock (2002) mendefinisikan Permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Erikson dan Freud dalam Santrock (2002), Permainan adalah suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai
(16)
kecemasan dan konflik. Piaget melihat permainan sebagai suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa permainan Kartu Toyyibah merupakan permainan yang menggunakan kartu kartu toyyibah dengan tujuan anak dapat meningkatkan pembiasaan mengucapkan kalimat Toyyibah dengan cara yang menyenangkan. Adapun ukuran permainan kartu toyyibah meliputi faktor-faktor sebagai berikut (a) Pelafalan kalimat toyyibah, (b) ketepatan memasangkan kartu kartu toyyibah.
2. Penguasaan Kosa Kata
Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata.
Penguasaan Kosa Kata adalah kemampuan anak dalam memahami dan mengekspresikan kata-kata. Adapun ukuran kemampuan kosa kata seseorang menurut Arsyad dan Mukti (1993:17) meliputi faktor-faktor sebagai berikut: (1) ketepatan ucapan, (2) penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai.,(3) pilihan kata, (4) ketepatan sasaran pembicaraan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang dalam proses berbahasa, baik lisan maupun tulisan, yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut (1) penguasaan kata
(17)
(2) ketepatan ucapan, (3) penempatan tekanan dan nada (4) makna pemakaian kata, dan (5) ketepatan sasaran pembicaraan.
3. Perilaku Keagamaan
Dalam pandangan Syamsu Yusuf (2004:16) bahwa untuk membantu meningkatkan kesadaran agama anak usia dini, orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak hendaknya melakukan hal-hal berikut:
a Menanamkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa, misalnya pada saat makan, menyusui, menyusui, memandikan, memakai pakaian mengucapkan basmalah pada saat memulai dan bacakan hamdalah pada saat selesai. Contohnya pada saat menggendong atau meninabobokannya menjelang tidur, bacakan kalimah kalimah toyyibah (zikir pada Allah), yaitu bacaan tasbih, hamdalah, takbir dan tahlil.
b Memperlakukan anak dengan penuh kasih saying
c Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agama dengan baik. Anak memiliki kemampuan untuk mengimitasi atau perbuatan orang lain, dalam hal ini orang tua. Oleh karena itu, orang tua seyogyanya tampil sebagai figure yang member teladan dalam mengamalkan nilai-nilai agama pada anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan anak usia dini adalah suatu sikap, tindakan, perbuatan atau tingkahlaku anak usia dini yang diperoleh melalui pengetahuannya dari lingkungan tempat anak berada, yang dilakukan atas keinginan dan keyakinan atau tuntutan agama yang dilakukan melalui pembiasaan, yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut (1) mengenal ciptaan Tuhan, (2) menyebutkan benda buatan manusia (3) mengucapkan doa
(18)
sebelum dan sesudah kegiatan, (4) melafalkan kalimat toyyibah (5) dapat menyanyi lagu-lagu keagamaan, (6) Dapat mengaplikasikan kalimat toyyibah secara spontan pada kehidupan sehari-hari, (7) mengenal sopan santun (8) dapat mengekpresikan rasa sayang atau cinta kasih sesamanya.
F. Hipotesis
Untuk mengetahui tingkat dampak pembelajaran permainan kartu toyyibah, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dalam penguasaan kosakata antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2. Terdapat perbedaan peningkatan yang sigifikan dalam peningkatan perilaku
keagamaan antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
G. Metode Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah menggunakan metode eksperiman dengan jenis kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (Creswell,2003) karena dalam pengambilan sampel tidak dilakukan random asigment, tetapi ditentukan berdasarkan kelas yang ada.
(19)
Penelitian eksperimen ini bertujuan menguji permainan kartu toyyibah untuk meningkatkan penguasaan kosakata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
Tabel 1. 1 Desain Eksperimen
Kelompok Pretest Treatmen Posstest
Treatment Group 01 X1 02
Control Group 03 X2 04
Kelompok eksperimen dan kontrol terpilih diberi prestest (O) dan posttest (O). Kelompok eksperimen diberi perlakuan permainan kartu toyyibah (X1),
sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (X2).
H. Lokasi dan Populasi Penelitian
Pengertian poppulasi menurut Sugiyono, (2007:57) menyatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subjekatau objek penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas B Taman
(20)
Kanak-Kanak Negeri Sumedang yang beralamat di Jalan By Pass Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Dalam penggunaan populasi ini dilakukan dengan melalui dengan total sampling berjumlah 30 orang. Suharsimi Arikunto (2000: 5), penentuan sampel berjumlah kurang dari 100 orang dapat digunakan total sampling artinya seluruh siswa menjadi sampel. Terbagi menjadi dua kelompok yakni 15 anak untuk kelas control dan selebihnya untuk kelas eksperimen.
Pemilihan Taman Kanak-kanak Negeri Pembina sebagai tempat penelitian karena Taman Kanak-kanak Negeri Pembina sebagai sebuah sekolah yang memiliki jumlah murid yang cukup banyak dan sebagai salah satu sekolah favorit di kabupaten Sumedang.
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Dalam bukunya, MacMillan dan Schumacher (2001:590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan: “researc in which the independent variable is manipilated to investigete cause-and-effect relationships between the independent and dependent variable” (penelitian dengan variabel yang independen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab dan akibat di antara variabel bebas dan variabel terikat).
Disebabkan tidak dimungkinkannya untuk mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat secara ketat, maka bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semua (Quasi eksperimen).
Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dipilih secara random, sebelum diberi perlakuan, kelompokdiberi pre-test dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pre-test yang baik bila dinilai, maka kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol.
(22)
Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Kelompok Pretest Treatmen Posstest
Treatment Group 01 X1 02
Control Group 03 X2 04
Keterangan:
A : kelompok Eksperimen B : kelompok Kontrol
O1 : Pre-test sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen O2 : Post-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen O3 : Pre-test pada kelompok Kontrol
O4 : Post-test pada kelompok Kontrol
X1 : Perlakuan kesatu yaitu Permaianan Kartu Toyyibah X2 : Perlakuan kedua yaitu Pembelajaran Konvensional
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberpa besar pengaruh dari suatu perlakuan yang dibeerikab secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan permainan kartu toyyibah untuk mengukur terdapat peningkatan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan ankak usia dini di kelas B Taman kanak-kanak Negeri Pembina Sumedang.
(23)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Arikunto, 2002:108). Sedangkan menurut Sugiyono, (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Dalam penggunaan populasi ini dilakukan dengan melalui dengan total sampling berjumlah 30 orang. Suharsimi Arikunto (2000: 5), penentuan sampel berjumlah kurang dari 100 orang dapat digunakan total sampling artinya seluruh siswa menjadi sampel. Terbagi menjadi dua kelompok yakni 15 anak untuk kelas control dan selebihnya untuk kelas eksperimen. Berikut gambaran jumlah populasi, sampel, kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 3.2
Jumlah Populasi dan Sampel
Populasi Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(24)
C. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kabupaten Sumedang provinsi Jawa Barat. TK ini berdiri pada Tahun 2001 dengan ijin operasional dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang. Lokasi TK ini berada di Jalan Parigi Lama/By Pass Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, telepon 0261205321.
Pemilihan Sekolah TK Negeri Pembina Sumedang berdasarkan pertimbangan bahwa masalahnya ada dan sangat esensial untuk diteliti, lokasi sekolah dekat dengan tempat dimana peneliti tinggal . Selain itu alasan praktis yang ada bahwa penulis bekerja pada sekolah ini sehingga waktu penelitian dapat dipermudah dan didukung oleh banyak pihak, dan demi kebutuhan masa depan sekolah maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk kemajuan pembelajaran siswa di kemudian hari.
Subjek eksperimen yaitu kelompok B TK Negeri Pembina Kabupaten Sumedang. Dalam pelaksanaannya peneeliti akan mengatur skenario pembelajaran sedangkan guru menjalankan eksperimen sesuai skenario.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas (Arikunto, 1999:160). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument tes. Salah satu ciri tes yang baik adalah valid dapat mengukur apa yang hendak diukur.
(25)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 1998:170). Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil, akan tetap sama.
Fraenkel dan walen (1993:556) menyatakan bahwa ”The degree to which score obtained with an instrument are consistent measures of whatever the instrument measures” Penekananya terhadap konsistensi. Jika hasil tes dihitung walaupun insrtument itu diuji beberapa kali maka hasilnya akan senilai (ekuivalen) pada masing-masing pengetesan, memperoleh nilai relatif tetap dan tidak berubah. Artinya kapan pun instrument tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
(26)
Tabel 3.2
Instrumen Penguasaan Kosa kata Anak Usia Dini
No
Variable Sub
Variabel Indikator
Teknik Pulta Respon den Butir Item 1 Penguasaan
Kosakata Jenis Kata 1. Penguasaan Kata benda Obser vasi
Anak 1
2.Penguasaan Kata Kerja
Obser vasi
Anak 2
3.Penguasaan Kata Sifat
Obser vasi
Anak 3
4.Penguasaan Kata Keterangan
Obser vasi
Anak 4
Pengguna an Kata 5. Ketepatan Ucapan Obser vasi
Anak 5,6 6. Penempatan
tekanan dan nada
Obser vasi
Anak 7,9
7. Makna Pemakaian kata
Obser vasi
Anak 10,11 8. Ketepatan
Sasaran Pembicaraan
Obser vasi
Anak 13,17, 18,19 20
(27)
Tabel 3.3
Instrumen Perilaku Keagamaan Anak Usia Dini No
Variable Sub
Variabel Indikator
Teknik Pulta Respon den Butir Item 1 Perilaku
Keagamaan
Pemahaman Keagamaan
1. Mengenal ciptaan Tuhan
Observasi Anak 1 2. Menyebutkan
buatan Manusia
Observasi Anak 2
Sikap Keagamaan 3. Mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan
Observasi Anak 3,4,5,6
4. Melafalkan kalimat thoyibbah
Observasi Anak 8,9,10, 11,12 5. Dapat
menyanyikan lagu lagu keagamaan
Observasi Anak 13
6. Dapat mengaplikasi kan kalimat toyyibah pada kehidupan sehari-hari
Observasi Anak 15,16, 17,18
7. Mengenal sopan santun
Observasi Anak 22,23, 24,25, 26 8.Dapat mengekpresi kan rasa sayang atau cinta kasih sesama
Observasi Anak 28,29, 30,31, 32,33, 34,35
(28)
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Data 1. Uji Validitas Instrumen
Salah satu ciri tes yang baik adalah valid dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas isi tes penulis melakukan konsultasi dengan Dosen pembimbing dan guru di sekolah tempat penelitian. Validitas isi ini ditetapkan berdasarkan kejelasan bahasa pedoman observasi, kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa, dan kebenaran materi. Butir pedoman observasi yang validitas isinya memadai dicobakan kepada kelas lain diluar subjek sumpel, untuk mengetahui apakah redaksi pedoman observasi dapat dipahami dengan baik.
Setelah melalui revisi dan semua perangkat dinilai memadai, instrumen diujicobakan untuk mendapatkan koefisien korelasi antara setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk memperoleh koefisien korelasi tersebut, digunakan rumus korelasi product-moment pearsen, yaitu:
rxy=
( )( )
( )
(
∑
∑
)
(
∑
( )
∑
)
∑
∑
∑
− − − 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :rxy = Koefisien korelasi
N =Jumlah Siswa X = Skor item Y = Skor total (Arikunto, 2002)
(29)
Selanjutnya interpretasi koefisien validitas yang diperoleh menggunakan klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 147), seperti terlihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir (X) dengan skor total (Y), dengan kritria:
1. Bila Rhitung ≥ Rkritis, maka butir instrumen valid.
2. Bila Rhitung < Rkritis, maka butir instrumen tidak valid.
(Sugiono, 2009)
Dari hasil perhitungan untuk penguasaan kosa kata, diketahui bahwa korelasi ke duapuluh butir item dengan skor total ditunjukkan pada tabel berikut.
(30)
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen Penguasaan Kosa Kata
No. rhitung rkritis Keputusan
r1y 0,57 0.514 Valid
r2y 0,61 0.514 Valid
r3y 0,55 0.514 Valid
r4y 0,67 0.514 Valid
r5y 0,75 0.514 Valid
r6y 0,55 0.514 Valid
r7y 0,64 0.514 Valid
r8y 0,31 0.514 Tidak Valid
r9y 0,56 0.514 Valid
r10y 0,62 0.514 Valid
r11y 0,57 0.514 Valid
r12y 0,17 0.514 Tidak Valid
r13y 0,56 0.514 Valid
r14y 0,15 0.514 Tidak Valid
r15y 0,23 0.514 Tidak Valid
r16y 0,21 0.514 Tidak Valid
r17y 0,73 0.514 Valid
r18y 0,56 0.514 Valid
r19y 0,65 0.514 Valid
r20y 0,78 0.514 Valid
Dari data di atas dapat terlihat bahwa ada lima belas indikator yang valid dan lima indikator yang tidak valid, dapat terlihat pada tabel berikut:
(31)
Tabel 3.5
Rangkuman Validitas Butir Soal Penguasaan Kosa Kata
Validitas Butir Soal
Valid 1,2,3,4,5,6,7,9,10,
11,13,17,18,19,20
Tidak Valid 7,12,14,15,16
Dari hasil perhitungan untuk perilaku keaagamaan, diketahui bahwa korelasi ke-35 butir item dengan skor total ditunjukkan pada tabel berikut.
(32)
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen Perilaku Keagamaan
No. rhitung rkritis Keputusan
r1y 0,55 0.514 Valid
r2y 0,56 0.514 Valid
r3y 0,65 0.514 Valid
r4y 0,75 0.514 Valid
r5y 0,57 0.514 Valid
r6y 0,55 0.514 Valid
r7y 0,31 0.514 Tidak Valid
r8y 0,54 0.514 Valid
r9y 0,56 0.514 Valid
r10y 0,56 0.514 Valid
r11y 0,58 0.514 Valid
r12y 0,59 0.514 Valid
r13y 0,58 0.514 Valid
r14y 0,13 0.514 Tidak Valid
r15y 0,57 0.514 Valid
r16y 0,57 0.514 Valid
r17y 0,56 0.514 Valid
r18y 0,53 0.514 Valid
r19y 0,52 0.514 Valid
r20y 0,47 0.514 Tidak Valid
r21y 0,23 0.514 Tidak Valid
r22y 0,53 0.514 Valid
r23y 0,62 0.514 Valid
r24y 0,55 0.514 Valid
r25y 0,57 0.514 Valid
r26y 0,64 0.514 Valid
r27y 0,19 0.514 Tidak Valid
r28y 0,67 0.514 Valid
r29y 0,61 0.514 Valid
r30y 0,58 0.514 Valid
r31y 0,65 0.514 Valid
r32y 0,65 0.514 Valid
r33y 0,61 0.514 Valid
r34y 0,54 0.514 Valid
(33)
Dari data di atas dapat terlihat bahwa ada lima belas indikator yang valid dan lima indikator yang tidak valid, dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Rangkuman Validitas Butir Soal Perilaku Keagamaan
Validitas Butir Soal
Valid 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,14,15,16,17, 18, 21,22,23,24,25,27, 28, 29, 30
Tidak Valid 7,13,19,20,26
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui nilai reliabilitas, digunakan rumus Alpha (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) yaitu sebagai berikut:
11
r =
− −
∑
2 t 2 i S S 1 1 n n Keterangan: 11r = Koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir soal (item)
∑
2i
S = Jumlah varians skor setiap butir soal
2 t
S = Varians skor total
Selanjutnya dilakukan penginterprestasian nilai koefisien (r11) yang
(34)
dibuat, menurut J.P Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 117) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas
Nilai r11 Interpretasi
r11 ≤ 0,20
0,20 < r11 ≤ 0,40
0,40 < r11 ≤ 0,60
0,60 < r11 ≤ 0,80
0,80 < r11 ≤ 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Hasil perhitungan uji coba instrumen penguasaan kosakata diperoleh koefisien reliabilitas r11 = 0,915, berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat
tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
Hasil perhitungan uji coba instrumen perilaku keagamaan diperoleh koefisien reliabilitas r11 = 0,925, berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat
tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang berkaitan dengan hasil pretest, posttest, dan indeks gain dari data kemampuan kosa kata dan perilaku agama, yaitu dengan cara menguji normalitas, menguji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.
(35)
Uji normalitas data merupakan syarat dalam melakukan uji kesamaan rata-rata. Cara melakukan uji normalitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.
Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05 Jika sudah dipastikan kedua sampel berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas variansi. Apabila salah satu kelas atau keduanya tidak normal, dilakukan uji statistik non-parametrik.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji Homogenitas Variansi dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua variansi data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Cara melakukan uji homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.
Selanjutnya akan didapatkan hasil uji homogenitas variansi berdasarkan uji Levene. Kedua sampel homogen kalau signifikansinya > 0,05 dan tidak homogen untuk signifikansi yang lain. Apabila kedua variansinya homogen, maka akan dilanjutkan dengan uji-t, jika tidak homogen akan menggunakan uji-t’. c. Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Cara melakukan uji homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.
Pada output terdapat dua hasil uji kesamaan dua rata-rata. Hasil pertama merupakan hasil uji kesamaan dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas
(36)
homogen, dan hasil kedua merupakan hasil uji kesamaan* dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas tidak homogen (Uji-t'). Pilih hasil uji-t sesuai dengan hasil uji homogenitas variansi. Ada-tidaknya perbedaan dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan, selain itu berarti terdapat perbedaan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi dokumentasi. Paparannya sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan (Akdon,2008:136). Sedangkan Lincoln dan Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan (Sugiyono,2008:145). Lincoln dan Guba (1985) mengatakan dalam kegiatan observasi yang perlu dilakukan adalah (1) menanggalkan teori sehingga pemahaman yang tidak terungkap dapat terlihat, (2) berpegangan pada fokus dan tujuan penelitian yaitu mampu membedakan antara observasi khusus atau umum dengan bantuan cheklist (3)menentukan kriteria dan standar pengumpulan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. (Suherman dan Sukjaya, 1990:76). Inti dari observasi adalah memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan tentang makna dan sudut pandang responden, kejadian atau proses yang diamati.
(37)
Penelitian ini menggunakan rating scale .Rating scale didalamnya terdapat data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Rating scale sebagai skala pengukuran dalam penelitian ini, dengan perhitungan sebagai berikut:
a) 4 = Mahir (MH) b) 3 = Mampu (M)
c) 2 = Kurang Mampu(KM) d) 1 = Tidak Mampu (TM) 2. Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti dapat dilakukan dengan kegiatan studi dokumentasi yang ada, baik kondisi atau fasilitas Taman Kanak, keadaan orangtua atau masyarakat di lingkungan Taman Kanak-Kanak, baik dari segi status ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
(38)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitiian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian dan disajikan dalam bagan berikut:
Gambar 3.1: Prosedur Penelitian Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan Eksperimen dan Pre Tes
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pembelajaran Konvensional Permainan Domino
Toyyibah
Observasi
Pelaksanaan Post Tes
Analisis Data
(39)
I. Agenda Kegiatan Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama delapan bulan pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan jadwal sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun
2010/2011 Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Tahap Pertama: Penyusunan Usulan Penelitian
a. Menyusun Usulan Penelitian
b. Sidang Usulan Penelitian
c. Perbaikan Usulan Penelitian
2. Tahap Kedua: Penulisan Tesis a. Penyusunan
pedoman obsevasi b. Menyebarkan
Pedoman Observasi
c. Analisis dan Pengolahan Data d. Penulisan
Laporan Tesis e. Bimbingan
Tesis
3. Tahap Ketiga: Sidang Tesis a. Bimbingan
Akhir Tesis b. Perbaikan Tesis c. Sidang Tesis
(40)
(41)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada saat awal pembelajaran tampak guru menggali pemahaman anak tentang tema yang akan disampaikan sehingga anak terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada saat akan menerangkan kalimat toyyibah, guru menggali pemahaman anak tentang kalimat toyyibah yang diajarkan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan kalimat toyyibah yang akan diberikan kepada anak melalui permainan kartu toyyibah. Anak melakukan permainan kartu toyyibah. Permainan kartu toyyibah berdampak positif bagi penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
2. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dalam penguasaan kosa kata antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional. Adapun yang lebih baik dalam penguasaan kosa kata adalah siswa yang memperoleh pembelalajaran melalui kartu toyyibah dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
3. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dalam peningkatan perilaku keagamaan antara anak yang mempeoleh pembelajaran dengan
(42)
menggunakan permainan kartu toyyibah dengan anak yang memperoleh pembelajaran konvensional. Adapun yang lebih baik dalam penguasaan kosa kata adalah siswa yang memperoleh pembelalajaran melalui kartu toyyibah dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan kartu toyyibah berdampak sangat baik bagi kemampuan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini karena itu penulis merekomendasikan kepada semua pihak baik bagi guru, orang tua, pengelola Pendidikan Anak Usia Dini, serta peneliti lain. Adapun rekomendasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru TK
Bagi guru TK diharapkan untuk melakukan permainan kartu toyyibah yang dapat dilakukan pada saat pertemuan siang setelah pembelajaran inti. Guru harus dapat memotivasi anak melalui teknik permainan yang menyenangkan serti halnya permainan kartu toyyibah. Permainan kartu toyyibah dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia din secara signifikan dibanding dengan pembelajaran konvensional di Tingkat Taman Kanak-kanak.
2. Bagi Orang Tua Murid TK
Bagi orang tua murid TK diiharapkan permainan kartu toyyibah dapat diterapkan juga di rumah, maka adanya kesinambungan pembelajaran kallimat
(43)
toyyibah melalui permainan kartu toyyibah karena dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagaamaan anak usia dini.
3. Bagi Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini
Bagi pengelola Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan dapat mempertimbangkan permainan kartu toyyibah yang dapat berdampak positif bagi penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
4. Bagi para peneliti
Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengklarifikasi hasil penelitian ulang agar hasil penelitian ini benar-benar berdaya guna bagi peningkatan kualitas pendidikan dasar, dalam kaitnnya dengan permainan kartu toyyibah yang dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Managemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Agustin, M. (2008). Mengenali dan Memahami Dunia Anak. Bandung.
Allport, G. W., (1950). The Individual and His Religion. New York : MacMillan Publishing Co., Inc.
Bennett, N. (2005). Teaching Through Play (Mengajar Lewat Permainan).Jakarta: PT Gramedia.
Budiani, Amin. Dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press. Clark, W. H., (1958), The Psychology of Religion. New York : The Mac Millan
Company.
Dhieni,N,dkk. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Djamarah, SB. (2008)). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. (Edisi Pertama, Cetakan Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 1992. Pedoman Penggunaan Alat Peraga Taman Kanak-kanak. Jakarta.
---. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam.Jakarta. ---. 2000. Materi Pengembangan Agama Islam. Jakarta:
Depag.
Dockett, S& Fleer M. (2000). Play and Pedagogy in Early Childhood- Bending The Rulse. Australia: Harcout.
(45)
Gwendolyn, C & Fellows, J. (1988). Teaching Social Skills to Children (second edition). New York: Pergamon Press.
Hartinah.S (2008). Perkembangan Peserta Didik.Refika Aditama : Bandung Hurlock, E (1986).Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Penerjemah Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga. Jalaludin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Judith, Rothschild. 2000. Alih Bahasa:Kenny Dewi Juwita. Menciptakan Bahan Ajar yang Berpusat Pada Anak. Jakarta: CRI.
Manuk HN. (2010). Dampak Permainan Kartu Bergambar Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini. Tesis.
McMillan, J.H. and Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman.
Megawangi,R, dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan.Depok: Indonesia Heritage Foundation.
Musbikin. (2010). Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islami). Jogyakarta: Laksana
Musthafa B.,(2008). Dari Literasi Dini ke Literasi Teknologi. Cahaya Insana Sejahtera : Jakarta
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslihudin&Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK dan RA. Bandung : Rizqi Press.
Moeslichaoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mutiah, M.(2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
(46)
Parke, RD & Gauvain, M. (2009). Child Psykology (A Contemporary Viewpoint) Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Inc.
Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia dini. PPPG Tertulis.( 2006) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung. Ranggiasanka, A. (2011). Serba-serbi Pendidikan Anak. Jakarta: Siklus.
Rachmawati,Y&Kurniati,E.(2010). Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak (Usia Taman Kanak-kanak). Jakarta:Kencana prenada Media group. Ramayulis, (2001). Metode Pengajaran Agama Islam. Jakarta
Ramayulis, (2006). Ilmu Pendidikan AgamaIslam. Jakarta
Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Thahir, HA. (2008). Fikih Sunnah untuk anak. Surakarta: Ziyad Visi Media. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan Untuk Pendidikan anak
Usia dini. Jakarta: Grasindo
Umar, B. (2010). Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Amzah.
Santrock. (2007). Child Development (Elevent Edition). New York; McGraw-Hill Companies.Inc.
Santi.(2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Sanjaya, W. (2008). Perencanan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujiono, YN. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
(47)
Sururi&Suharto, N.(2007). Belajar SPSS For Windows. Bandung: Dewa Ruchi. Soemitro. 1992. Permainan Kecil.Jakarta: Depdikbud.
Solehuddin M.dkk.(2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira
Solehuddin M.dkk,(2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira
---. (1997). Konsep dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: UPI Soedono Anggani dkk, 2000. Buku Pedoman Untuk Taman Kanak-kanak.
Bandung:IGTKI-GTZ.
Sudono, A. (2010). Sumber belajar dan Alat Permainan (Untuk Anak Usia Dini).Jakarta: Grasindo.
Stiggins R.,(1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan Publising Company
Tarigan (2008). Berbicara (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.
Tim Pengembang. (2006). Metode Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Indonesia Legal Center Publising.
Wahyudin, U& Agustin,M. (2010) Penilaian Perkembangan anak usia Dini. Bandung: CV Falah production.
Wortham, SC. (2006). Early Childhood Curriculum (Developmental Bases For Learning and Teaching). Ohio: Pearson Education
Yamin, M& Sana, JS. (2010). Panduan Pendidikan anak Usia Dini. Jakarta: GP Press.
Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yusuf,S.LN dan Nurihsan J.(2009). Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Remaja rosdakarya
(48)
Yusuf, S.LN.dan Sugandhi, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Yusuf,S,LN. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rodakarya.
---.(2009).Psikologi Belajar Agama. Bandung:Maestro
---. (2000). Mental Hygiene (Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas). Bandung: Maestro.
--- (2009). Konseling Spiritual Teistik. Bandung: Rizki Press Zakiah,D. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bualn Bintang.
http://www.first-school.ws/theme/printables/dominoes-math.htm http://www.suite101.com/content/printable-games-index-a7919 http://www.boardgamecentral.com/games/dominoes.html
(1)
toyyibah melalui permainan kartu toyyibah karena dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagaamaan anak usia dini.
3. Bagi Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini
Bagi pengelola Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan dapat mempertimbangkan permainan kartu toyyibah yang dapat berdampak positif bagi penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
4. Bagi para peneliti
Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengklarifikasi hasil penelitian ulang agar hasil penelitian ini benar-benar berdaya guna bagi peningkatan kualitas pendidikan dasar, dalam kaitnnya dengan permainan kartu toyyibah yang dapat meningkatkan penguasaan kosa kata dan perilaku keagamaan anak usia dini.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Managemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Agustin, M. (2008). Mengenali dan Memahami Dunia Anak. Bandung.
Allport, G. W., (1950). The Individual and His Religion. New York : MacMillan Publishing Co., Inc.
Bennett, N. (2005). Teaching Through Play (Mengajar Lewat Permainan).Jakarta: PT Gramedia.
Budiani, Amin. Dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press. Clark, W. H., (1958), The Psychology of Religion. New York : The Mac Millan
Company.
Dhieni,N,dkk. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Djamarah, SB. (2008)). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. (Edisi Pertama, Cetakan Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 1992. Pedoman Penggunaan Alat Peraga Taman Kanak-kanak. Jakarta.
---. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam.Jakarta. ---. 2000. Materi Pengembangan Agama Islam. Jakarta:
Depag.
Dockett, S& Fleer M. (2000). Play and Pedagogy in Early Childhood- Bending The Rulse. Australia: Harcout.
(3)
Gwendolyn, C & Fellows, J. (1988). Teaching Social Skills to Children (second edition). New York: Pergamon Press.
Hartinah.S (2008). Perkembangan Peserta Didik.Refika Aditama : Bandung Hurlock, E (1986).Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Penerjemah Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga. Jalaludin (2008). Psikologi Agama. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Judith, Rothschild. 2000. Alih Bahasa:Kenny Dewi Juwita. Menciptakan Bahan Ajar yang Berpusat Pada Anak. Jakarta: CRI.
Manuk HN. (2010). Dampak Permainan Kartu Bergambar Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini. Tesis.
McMillan, J.H. and Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman.
Megawangi,R, dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan.Depok: Indonesia Heritage Foundation.
Musbikin. (2010). Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islami). Jogyakarta: Laksana
Musthafa B.,(2008). Dari Literasi Dini ke Literasi Teknologi. Cahaya Insana Sejahtera : Jakarta
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslihudin&Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK dan RA. Bandung : Rizqi Press.
Moeslichaoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mutiah, M.(2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
(4)
Parke, RD & Gauvain, M. (2009). Child Psykology (A Contemporary Viewpoint) Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Inc.
Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia dini. PPPG Tertulis.( 2006) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung. Ranggiasanka, A. (2011). Serba-serbi Pendidikan Anak. Jakarta: Siklus.
Rachmawati,Y&Kurniati,E.(2010). Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak (Usia Taman Kanak-kanak). Jakarta:Kencana prenada Media group. Ramayulis, (2001). Metode Pengajaran Agama Islam. Jakarta
Ramayulis, (2006). Ilmu Pendidikan Agama Islam. Jakarta
Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Thahir, HA. (2008). Fikih Sunnah untuk anak. Surakarta: Ziyad Visi Media. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan Untuk Pendidikan anak
Usia dini. Jakarta: Grasindo
Umar, B. (2010). Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Amzah.
Santrock. (2007). Child Development (Elevent Edition). New York; McGraw-Hill Companies.Inc.
Santi.(2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Sanjaya, W. (2008). Perencanan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujiono, YN. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
(5)
Sururi&Suharto, N.(2007). Belajar SPSS For Windows. Bandung: Dewa Ruchi. Soemitro. 1992. Permainan Kecil.Jakarta: Depdikbud.
Solehuddin M.dkk.(2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira
Solehuddin M.dkk,(2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira
---. (1997). Konsep dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: UPI Soedono Anggani dkk, 2000. Buku Pedoman Untuk Taman Kanak-kanak.
Bandung:IGTKI-GTZ.
Sudono, A. (2010). Sumber belajar dan Alat Permainan (Untuk Anak Usia Dini).Jakarta: Grasindo.
Stiggins R.,(1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan Publising Company
Tarigan (2008). Berbicara (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.
Tim Pengembang. (2006). Metode Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Indonesia Legal Center Publising.
Wahyudin, U& Agustin,M. (2010) Penilaian Perkembangan anak usia Dini. Bandung: CV Falah production.
Wortham, SC. (2006). Early Childhood Curriculum (Developmental Bases For Learning and Teaching). Ohio: Pearson Education
Yamin, M& Sana, JS. (2010). Panduan Pendidikan anak Usia Dini. Jakarta: GP Press.
Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yusuf,S.LN dan Nurihsan J.(2009). Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Remaja rosdakarya
(6)
Yusuf, S.LN.dan Sugandhi, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Yusuf,S,LN. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rodakarya.
---.(2009).Psikologi Belajar Agama. Bandung:Maestro
---. (2000). Mental Hygiene (Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas). Bandung: Maestro.
--- (2009). Konseling Spiritual Teistik. Bandung: Rizki Press Zakiah,D. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bualn Bintang.
http://www.first-school.ws/theme/printables/dominoes-math.htm http://www.suite101.com/content/printable-games-index-a7919 http://www.boardgamecentral.com/games/dominoes.html