PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR: Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer.

(1)

Sylvie Suryadi, 2013

PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh

SYLVIE SURYADI 0900945

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer)

Oleh Sylvie Suryadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengentahuan Sosial

© Sylvie Suryadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Sylvie Suryadi, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

SYLVIE SURYADI

0900945

PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Pembimbing II

Dr.Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd NIP. 19620304 198704 2 001


(4)

SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 26 JUNI 2013

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI ATAS: Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 Sekretaris : Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001 Penguji : 1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001

2. Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si NIP. 1950505 198601 1 001 3. Drs. Asep Mulyadi, M.Pd


(5)

Sylvie Suryadi, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Media Komik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer)”. Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Sylvie Suryadi NIM.0900945


(6)

Lakukanlah apapun dengan tepat, Bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi

jika yang kamu lakukan telah tepat.

Pegangan hidup saya adalah Berjagalah untuk haL terburuk, berharaplah akan hal yang terbaik dan terimalah apapun yang datang.

(Robert E Speer)

Success is a journey, not a destination… (Ben Sweetland)

Kupersembahkan karya kecil ini Sebagai setitik baktiku untuk kedua orang tuaku, dan adikku yang senantiasa mendo’akan keberhasilanku “Ya Allah, sertailah langkahku


(7)

i

Sylvie Suryadi, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer)

Oleh: Sylvie Suryadi (0900945)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal di kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor yang memiliki beberapa masalah pada saat proses pembelajaran. Salah satunya yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik hal ini terlihat dari hasil tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung hanya 5 orang peserta didik dari 34 orang yang mencapai nilai lebih dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Permasalahan lain dalam proses pembelajaran mengenai ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran dinilai masih kurang. Hal tersebut menuntut guru untuk membuat inovasi baru agar pembelajaran lebih baik lagi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu mengunakan media pembelajaran komik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik meliputi hasil tes, tugas kelompok dan presentasi dengan menggunakan media pembelajaran komik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research, dengan mengacu pada model John Elliot. Subjek penelitian adalah kelas X-D dengan jumlah peserta didik 41 orang yang terdiri atas 20 orang laki.laki dan 21 orang perempuan. Aspek yang dikaji meliputi hasil belajar peserta didik dan penggunaan media komik dalam pembelajaran geografi. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tindakan dalam satu siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu lembar observasi, instrument tes dan lembar kerja siswa (LKS). Analisis data yang digunakan terdiri dari dua yaitu data kuantitatif dengan prosentasi dan data kualitatif untuk merefleksi kegiatan pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan yang di tetapkan apabila 33 peserta didik atau sekitar 80% dapat mencapai KKM yaitu 72. Hasil penelitian menggunakan media komik secara signifkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor pada sub bab materi pokok Hidrosfer. Hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai hasil belajar yang terus meningkat dalam setiap tindakannya. Hasil belajar sebelum dilakukannya tindakan yaitu sebesar 61 mengalami peningkatan sebesar 25% pada tindakan pertama menjadi 65, kemudian pada tindakan kedua hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 23% menjadi 68 dan pada tindakan ketiga hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan kembali sebesar 26% menjadi 75. Kata Kunci : Media Komik, Hasil Belajar Peserta didik, Penelitian Tindakan Kelas


(8)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF THE COMIC MEDIUM FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES STUDENTS IN CLASS X-D SMA NEGERI 5

BOGOR (Class Action Research On The Subjects Of Geography Subject Matter The Hydrosphere)

By : Sylvie Suryadi (0900945)

The research was distributed by early observations in class X-D SMA Negeri 5 Bogor had some problems during the learning process. One of them is the low learning outcomes learner it is seen from the results of tests conducted after the learning process takes only 5 students from 34 people who achieve more value from the KKM set by the school. Another problem in the process of learning about the availability and utilization of instructional media votes are still lacking. It requires teachers to innovate in order to study better and improve learning outcomes of learners use learning media comics. The purpose of this research is to improve the learning results of students includes test results, group work and presentations using instructional comics media. The methods used in this research is the research methods class action (PTK) or classroom action research, with reference to the model of John Elliot. The subject of research is in class X-D with the number of learners 41 people, consisting of 20 men and 20 women. Aspects studied include the learning learners and media use comics in learning geography. The implementation of this research study was carried out through three actions in one cycle of planning, implementation, observation and reflection. Instruments used in data collection, observation sheets, test instruments and the student worksheet (LKS). The analysis of data used consisted of two quantitative data with qualitative data and prosentasi for implementation of the activities of the capitulars action. Indicators of success in the set in 33 students or approximately 80% can achieve the KKM is 72. The results of research using the signifkan comic media can improve the learning results of students of class X-D SMA Negeri 5 Bogor on sub chapter subject matter the hydrosphere. This is indicated with the acquisition of the value increasing learning results in each of its actions. Results of the study before doing the action of 61 experienced an increase of 25% on the first action to 65, and then on the action of both the learning learners experiencing an increase of 23% to 68 and in the third act of learning outcomes learner experience increased return of 26% to 75.


(9)

ii Sylvie Suryadi, 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Media Komik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran

Geografi Materi Pokok Hidrosfer)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Akhir kata penulis berharap semoga dengan dibuatnya penelitian ini dapat menjadi sebuah pembelajaran dan memberikan manfaat bagi penulis sebagai penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya juga dapat menjadi masukan untuk perbaikan dalam penelitian yang akan datang.

Bandung, Juni 2013 Penulis,

Sylvie Suryadi NIM.0900945


(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua, Drs. Dedi suryadi (Ayah) dan Neneng Krisnayatie (Ibu) yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran dan

tulus ikhlas memberikan do’a, bimbingan, serta dorongan untuk keberhasilan

penulis.

2. Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI dan Dosen Pembimbing I, terimakasih telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

3. Dr. Ahmad Yani, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan waktu dan kesempatan untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran ditengah kesibukannya.

4. Kepala Sekolah SMAN 5 Bogor, rekan-rekan guru khususnya bapak Drs. Agus Sunandar, Dedeh Rosidah, S.Pd dan seluruh siswa kelas X-D di SMA Negeri 5 Bogor yang telah memberikan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah bersedia membagi ilmunya selama peneliti menjadi mahasiswa Jurusan pendidikan Geografi. dan seluruh staff TU, Bapak Cindya, Ibu dina, dan Bapak Iwan yang selalu penulis repotkan dalam hal pengadministrasian.

6. Fikhi Frasethian terimakasih atas kasih sayang, bantuan, dan pengorbanan yang tidak kenal lelah dalam memberikan motivasi, bimbingan serta masukan, membantu dalam pembuatan komik dan do’anya dalam penulisan skripsi ini. Kehadiranmu sangat berarti.

7. Sahabatku SERES, MTJT dan TIM Futsal, terimakasih atas dukungan dan pendapat yang telah diberikan kepada penulis.


(11)

iv Sylvie Suryadi, 2013

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 kelas A dan B. Terimakasih atas semua kenangan indah yang tidak akan pernah terlupakan.

9. Kakak-kakak tingkat dan Adik-adik tingkat geografi yang selalu memberikan motivasi.

10.Teman-teman KKN desa Ciater : Fikhi, Irvan, Candra, Mumu, Dea, Mamah, Gita, Baning, Nurma, dan teman-teman kosan teh darma, winda, sari, nisa, teh iik, teh atied, teh dewi, endang, shinta

Serta semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga tulisan berupa hasil penelitian ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi pada jenjang SMA.

Bandung, Juni 2013


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Media Dalam Proses Pembelajaran ... 9

1. Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran ... 12

B. Komik sebagai Media Pembelajaran ... 17

1. Langkah-Langkah Pembuatan Komik sebagai Media Pembelajaran .... 20

2. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran ... 21

C. Hasil Belajar dan Faktor Peningkatnya ... 23

1. Hasil belajar Ranak Kognitif ... 23

2. Hasil Belajar Ranah Afektif... 26

3. Hasil Belajar Ranah Psikomotoris ... 27

D. Hipotesis Tindakan ... 28


(13)

vi Sylvie Suryadi, 2013

A. Lokasi penelitian ... 29

B. Faktor-faktor yang diteliti/ Aspek-aspek yang dikaji ... 29

C. Metode Penelitian ... 29

D. Desain Penelitian ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 31

F. Definisi Operasional ... 36

G. Instrument Penelitian ... 37

H. Analisis Data ... 54

I. Indikator Keberhasilan... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

1. Kondisi Pembelajaran Sebelum Tindakan ... 56

a. Proses Belajar ... 56

b. Hasil Belajar ... 58

2. Kondisi Setelah Tindakan ... 59

a. Tindakan Pertama... 59

b. Tindakan kedua ... 67

c. Tindakan Ketiga ... 74

3. Peningkatan Setiap Tindakan ... 81

a. Proses Belajar ... 81

b. Hasil Belajar ... 83

4. Kendala Proses Pembelajaran ... 87

B. Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 97

1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru ... 97

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL Tabel

3.1 Validitas Uji Coba Soal Tindakan Pertama ... 39

3.2 Validitas Uji Coba Soal Tindakan Pertama ... 39

3.3 Validitas Uji Coba Soal Tindakan Ketiga ... 40

3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 41

3.5 Indek Kesukaran Soal Tindakan Pertama ... 42

3.6 Indek Kesukaran Soal Tindakan Kedua ... 42

3.7 Indek Kesukaran Soal Tindakan Ketiga ... 43

3.8 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 44

3.9 Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Pertama ... 45

3.10 Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Kedua ... 45

3.11 Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Ketiga ... 46

3.12 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 47

3.13 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ... 48

3.14 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ... 50

3.15 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ... 52

4.1 Proses Belajar Pra Tindakan ... 57

4.2 Hasil Belajar Peserta didik X-D Sebelum Tindakan ... 58

4.3 Proses Belajar Tindakan Pertama ... 62

4.4 Hasil Belajar Peserta didik Tindakan Pertama ... 64

4.5 Proses Belajar Tindakan Kedua ... 70

4.6 Hasil Belajar Peserta Didik Tindakan Kedua... 72

4.7 Proses Belajar Tindakan Ketiga ... 78


(15)

viii Sylvie Suryadi, 2013

4.9 Peningkatan Proses Belajar Tindakan pertama, Kedua dan Ketiga ... 82 4.10 Peningkatan Nilai Hasil Tes, Tugas Kelompok dan Presentasi Pada

Tindakan Pertama, Kedua dan Ketiga ... 83 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tindakan Pertama, Kedua


(16)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 10

2.2 Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ... 12

3.1 Siklus PTK John Elliot ... 31


(17)

x Sylvie Suryadi, 2013

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Kisi- kisi Instrumen Penelitian 2. Silabus Pembelajaran

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4. Media Pembelajaran Komik

5. Soal dan Kunci Jawaban 6. Hasil Penelitian

7. Surat – surat Penelitian 8. Dokumentasi Kegiatan


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa

“media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi

tercapainya tujuan pendidikan”. Sementara itu Sukiman (2012:44) menjelaskan

kegunaan praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar yaitu “media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar”. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik

dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran geografi dapat dilakukan dengan berbagai media dan metode. Namun kenyataan di lapangan seringkali proses pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Pentingnya peran media pembelajaran sering kali tidak dimaksimalkan karena kreativitas guru dan para peserta didik untuk membuat media sederhana sangatlah kurang. Guru harus mampu mengidentifikasi, menyusun dan mengembangkan serta menilai bahan atau materi, memilih strategi, memilih media dan model pembelajaran yang kreatif dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga memungkinkan peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru mata pelajaran Geografi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Bogor hari Senin pada tanggal 28 Januari 2013


(19)

2

Sylvie Suryadi, 2013

mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bidang studi Geografi metode yang digunakan adalah ceramah dengan mengunakan media papan tulis dan spidol. Guru mata pelajaran geografi tersebut merekomendasikan kelas yang tepat untuk dilakukan pengamatan yaitu kelas X-D. Hal ini dikarenakan ketika proses kegiatan belajar berlangsung kelas tersebut cenderung tidak memperhatikan penjelasan dan memiliki nilai yang rendah di antara kelas X lainnya.

Pengamatan di dalam kelas X-D selanjutkan dilakukan pada hari Selasa pada tanggal 29 Januari 2013 pukul 10.15 sampai dengan 11.45. Dalam pembelajaran Geografi metode yang dilakukan oleh guru adalah metode ceramah. Guru menyampaikan materi dan menulis konsep-konsep Geografi di papan tulis sebagai media pembelajaran. Hingga sekitar 30 menit proses pembelajaran berjalan dengan baik. Tetapi selanjutnya terlihat indikasi kurangnya konsentrasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa peserta didik terlihat mulai mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain, salah satunya mengobrol, melamun, dan mengantuk. Ketika proses pembelajaran berlangsung tidak ada peserta didik yang mau bertanya kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak dimengerti.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh peserta didik di kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor ketika peneliti melakukan tes awal nilai hasil tes evaluasi belajar peserta didik yang diperoleh masih sangat rendah. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas hasil tes evaluasi belajar peserta didik pada hari itu hanya mencapai 61 sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 72. Peserta didik di kelas X-D keseluruhannya berjumlah 42 orang yang terdiri atas laki-laki 20 orang dan perempuan 22 orang, namun pada saat dilakukannya observasi dan dilakukannya tes evaluasi hasil belajar peserta didik yang hadir hanya 34 orang. Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik yaitu 77 dan nilai terendah yaitu 43. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya sebesar 15% atau hanya 5 orang dari 34 peserta didik yang mengikuti tes dan sudah memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini menandakan masih rendahnya pencapaian hasil belajar peserta didik di Kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor.


(20)

3

Peningkatan hasil belajar perlu dilakukan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. dengan penggunaan metode dan media yang tepat akan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan hasil belajar tersebut mendorong agar pembelajaran berikutnya perlu diadakannya perbaikan sehingga adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas menurut Ningrum, dkk (2008:8 ) adalah “suatu kegiatan ilmiah yang berorientasi untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran melalui tindakan yang disengaja dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran”. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menerapkan suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif sehingga mendorong untuk dilakukannya perbaikan yang tepat dan didukung melalui suatu metode dan media yang mendukung dalam upaya peningkatan hasil belajar.

Kenyataan di atas, maka perlu adanya perbaikan dan modifikasi dalam sistem pembelajaran dikelas. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran tersebut adalah dengan cara melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan inovasi tersebut, diharapkan pembelajaran dikelas mempunyai suasana baru yang positif dan inovasi pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap hasil belajar peserta didik. Peneliti berpikir bahwa pengembangan media merupakan salah satu solusi dan inovasi perbaikan pembelajaran dikelas. Hal ini senada dengan urutan proses belajar yang dikemukakan oleh Bruner (Daryanto 2011:12) yaitu,

Dalam proses belajar hendaknya menggunakan urutan belajar dari gambaran atau film (iconic respresentation of experiment), kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic respresentation). Hal tersebut belaku tidak hanya untuk anak tetapi juga orang dewasa.

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa peserta didik akan lebih tertarik bila menggunakan media yang bersifat visual. Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera pandang atau penglihatan. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera


(21)

4

Sylvie Suryadi, 2013

pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dale (Arsyad, 2011:10) bahwa “pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui

indera lainnya sekitar 12%”. Dengan media, pemikiran, ide, gagasan atau suatu materi akan lebih optimal dikomunikasikan. Komunikasi tersebut dapat disampaikan secara lisan, tulisan, gambar atau model tiga dimensi. Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran Sudjana dan Rivai (2005:3-4) membagi media pembelajaran menjadi empat golongan yaitu:

Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik. Kedua media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama. Ketiga media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Dalam pengembangan media dalam proses pembelajaran ini lebih menekankan pada pembelajaran menggunakan media berbasis visual yaitu media

grafis lebih tepatnya komik sebagai media pembelajaran. “Komik merupakan

bentuk kartun dimana perwatakan sama membentuk suatu cerita dalam urutan gambar-gambar yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur pembacanya” (Sudjana dan Rivai 2005:69). Dapat dikatakan bahwa komik adalah media gambar yang cukup unik untuk mengkomunikasikan suatu cerita. Dalam media ini cerita biasanya disajikan dalam gambar dan balon-balon kata yang menceritakan sesuatu. Komik merupakan salah satu media yang mulai dikembangkan untuk bisa membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik, efektif dan efisien. Bonneff (1998:67) mengatakan bahwa komik memiliki dua fungsi yaitu,

Pertama fungsi hiburan dan kedua dapat dimanfaatkan langsung baik tidak langsung untuk tujuan edukatif karena kedudukan komik yang semakin berkembang ke arah yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai edukatif yang bisa dibawanya.

Bonneff (1998:198) berpendapat bahwa “pembaca utama komik adalah anak

muda berusia antara 15 sampai 25 tahun, sehingga komik memiliki andil yang cukup besar dalam memberikan pengaruh dan perubahan perilaku pada golongan


(22)

5

usia ini”. Bedasarkan pemaparan dan pendapat di atas tersebut pembaca utama

komik adalah anak muda yang berusia 15 sampai 25 tahun sehingga komik dapat diterapkan sebagai media pembelajaran di jejang Sekolah Menengah Atas tepatnya di kelas X, karena peserta didik SMA kelas X itu berusia 15 sampai dengan 17 tahun.

Dengan demikian bisa semakin digaris bawahi bahwa sebetulnya komik berpengaruh sekali dalam memberi pemahaman yang bermuatan edukasi. Bahasa gambar dan teks dalam komik mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat terhadap suatu masalah dibanding hanya menggunakan tulisan saja. Pesan yang disampaikan oleh komik berupa gambar-gambar dan tulisan yang membentuk sebuah rangkaian cerita akan menarik perhatian dan minat belajar peserta didik sehingga akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Yang (2003 dalam http://www.humblecomics.com/comicsedu/strengths.html ) memiliki kekuatan dan kelebihan jika dipakai dalam proses pembelajaran di antaranya “komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Gambar komik dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran”.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryani (2012) mengenai penggunaan media komik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan Ali (2008), hasilnya bahwa Penggunaan Media Komik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Pathmasari pada tahun 2008 menunjukan bahwa penerapan media komik memiliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas XI IPS I dan XI IPS II SMA Negeri 6 Bandung. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dimana membandingkan kelas XI IPS I yang menggunakan media komik dan dengan kelas XI IPS II yang tidak menggunakan komik sebagai media pembelajaran dengan rancangan tes awal dan tes akhir. Hasil akhir setelah dilakukan uji hipotesis bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dikelas yang menggunakan media pembelajaran komik. Dari pemaparan tersebut


(23)

6

Sylvie Suryadi, 2013

dapat disimpulkan bahwa komik sebagai media pembeajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Media komik dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit dan nyata mengenai materi Geografi, hal ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi khususnya di SMA Negeri 5 Bogor. Atas dasar itulah peneliti mencoba menerapkan media komik sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Geografi tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk lebih memperdalam kajian mengenai efektifitas penerapan media komik dalam meningkatkan hasil belajar menjadi sebuah penelitian di kelas X-D SMA Negeri 5

Bogor. Adapun judul yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah “Penerapan

Media Komik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Dalam Pembelajaran Geografi (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas X-D SMA Negeri 5

Bogor)”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian yang diangkat oleh peniliti adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik meliputi, yaitu hasil tes, tugas kelompok, dan presentasi sehingga peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan media komik dalam proses pembelajaran geografi dikelas X-D SMA Negeri 5 Bogor?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan media komik dalam pembelajaran geografi dikelas X-D SMA Negeri 5 Bogor? 3. Bagaimana kendala penerapan media komik dalam proses pembelajaran

geografi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dikelas X-D SMA Negeri 5 Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan pelajaran yang berharga mengenai penggunaan media komik untuk


(24)

7

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendapatkan gambaran berkaitan proses pembelajaran geografi melalui penerapan media komik di kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi melalui penerapan media komik di kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor.

3. Mengetahui kendala penerapan media komik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam bidang pendidikan, khususnya pada pendidikan SMA dalam mata pelajaran Geografi. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara khusus adalah dapat:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah strategi yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan khususnya dalam mengatasi masalah-masalah yang sering muncul dalam pembelajaran geografi di kelas.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, dapat dijadikan pertimbangan dan referensi dalam memaksimalkan sumber belajar dan hasil belajar peserta didik

b. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan proses pembelajaran dan untuk mengembangkan serta melakukan inovasi pembelajaran

c. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam mempelajari geografi sehingga geografi dapat menjadi mata pelajaran yang menarik juga menyenangkan dan akhirnya ilmu geografi akan semakin berkembang.


(25)

8

Sylvie Suryadi, 2013

d. Bagi peneliti, dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan media komik dalam pelajaran geografi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN ini membahas pemaparan dan uraian mengenai pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi yang menjelaskan pentingnya masalah untuk diteliti, menganalisis masalah agar mencapai tujuan dan manfaat yang akan dicapai. Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA ini membahas tentang teori-teori yang relevan dengan pokok permasalahan dan teori memperkuat penelitian . BAB III METODE PENELITIAN ini memaparkan lokasi dan subjek penelitian, aspek/faktor yang dikaji, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, analisis data, dan indikator keberhasilan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ini menguraikan dan memaparkan hasil penelitian mengenai penerapan media komik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ini membahas paparan singkat mengenai hasil dari penelitian dan rekomendasi materi keilmuan untuk penelitian berikutnya.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan ini akan dilakukan di SMA Negeri 5 Bogor kelas X semester 2 (genap) tahun ajaran 2012-2013. SMA Negeri 5 Bogor berada di Jalan Manunggal No 22 Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Peserta didik yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah kelas X-D dengan jumlah peserta didik 41 orang yang terdiri atas laki-laki 20 orang dan perempuan 21 orang. Alasan pemilihan kelas X-D adalah :

1. Hasil rundingan peneliti dengan guru bidang studi geografi untuk melaksanakan tindakan di kelas X-D.

2. Nilai Rata-rata pelajaran Geografi hasil tes evaluasi pra penelitian yang diperoleh yaitu sebesar 61 sehingga dinyatakan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum dengan skala yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 72.

B. Faktor-faktor yang diteliti/Aspek yang Dikaji

Adapun faktor yang akan diteliti oleh peneliti pada penelitian ini yaitu : 1. Peserta didik : Hasil belajar peserta didik yang meliputi : nilai test,

nilai tugas kelompok dan nilai presentasi.

2. Guru : Penggunaan media komik dalam pembelajaran geografi

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.


(27)

30

Sylvie Suryadi, 2013

Pendapat lain mengenai penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Suyadi (2012:3) yang menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Menurut Elliot dalam Daryanto (2011:3) menyatakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya, melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan professional.

Berdasarkan pemaparan diatas penelitian tindakan kelas adalah suatu pengamatan yang dilakukan di dalam kelas dari tahap perencanaan setelah ditemukannya masalah dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Peneliti menggunakan metode PTK dengan alasan adanya masalah dalam hasil belajar peserta didik yang masih tergolong rendah yang ditemukan dikelas sesuai dengan yang telah dipaparkan dalam latar belakang, khususnya dalam mata pelajaran Geografi. Sehingga diharapkan dengan dilakukannya PTK ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Geografi.

D. Desain Penelitian

Rancangan desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model yang dikembangkan oleh John Elliot. “Desain PTK John Elliot dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari beberapa tindakan, yaitu tindakan satu, tindakan dua dan tindakan tiga” (Kusumah dan Dwitagama, 2010:21). Adanya langkah-langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali tindakan. Dalam setiap tindakan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan dan observasi (action and observe), dan refleksi (reflection).


(28)

31

Gambar 3.1 Siklus PTK John Elliot (Kusumah dan Dwitagama, 2010:22)

E. Prosedur Penelitian

Rencana tindakan yang akan dilaksanakan melalui tiga tindakan dalam satu siklus. Adapun dalam setiap tindakan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: perencanaan

(plan), pelaksanaan dan observasi (action and observe) dan refleksi (reflection)

1. Tahap Perencanaaan:

a. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Menyusun intrument tes, yaitu test berbentuk pilihan uraian dan menentukan kriteria penilaian terhadap nilai tes, tugas kelompok sehingga diperoleh hasil belajar

c. Menentukan objek yang diobservasikan, observasi akan dilakukan oleh guru secara lngsung dan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.


(29)

32

Sylvie Suryadi, 2013

d. Mempersiapkan media pembelajaran dengan menggunakan media komik isi dari komik tersebut tentang materi-materi pembelajaraan, khusus dalam penelitian ini materi yang disampaikan didalam komik ini yaitu materi hidrosfer pada mata pelajaran geografi. Sasaran dari komik ini adalah peserta didik kelas X SMA. Komik tersebut berisi garis besar suatu peristiwa yang sesuai dengan materi yang sedang di bahas dikelas yang ceritanya dibuat melalui serangkaian petualangan.

e. Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang akan digunakan oleh peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti. f. Menentukan observer.

g. Menentukan waktu pelaksanaan sesuai dengan JPL dan program semester

h. Melakukan koordinasi dengan observer. 2. Pelaksanaan

a. Pelaksanan pembelajaran pada setiap tindakan yang merupakan implementasi dari tahap perencanaan atau dalam pengertian yang lebih sederhana melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada RPP. Pokok bahasan yang akan diberikan selama pelaksanaan tindakan mengenai menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Pemilihan materi pembelajaran mengikuti program semseter yang sudah ditentukan oleh sekolah tempat penelitian. Penjabaran mengenai langkah-langkah pada pelaksanaan setiap tindakan sebagai berikut :

1) Tindakan 1

Proses pembelajaran tindakan 1 membahas tentang siklus hidrologi, jenis perairan darat, air tanah , proses terbentuknya danau, jenis-jenis rawa dan manfaat rawa bagi kehidupan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan 1 sebagai berikut :

a) Pada awal kegiatan, guru mengabsen peserta didik dan Guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan menjelaskan penggunaan media komik pada kegiatan pembelajaran.


(30)

33

b) guru membagi peserta didik ke dalam kelompok dan membagikan komik ke setiap kelompok. selanjutnya Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca komik yang telah diberikan.

c) Guru mengintruksikan kepada peserta didik agar mencatat hal-hal yang belum dipahami.

d) Peserta didik membahas materi pelajaran dengan menggunakan media komik yang sebelumnya telah disiapkan.

e) Setelah peserta didik selesai membahas pelajaran, Peserta didik diberi permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS), permasalahan yang terdapat dalam LKS berupa penjabaran kembali bagaimana siklus hidrologi, jenis perairan darat, air tanah , proses terbentuknya danau, jenis-jenis rawa dan manfaat rawa bagi kehidupan.

f) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan LKS.

g) Peserta didik secara aktif mendiskusikan materi yang disajikan dalam LKS kemudian guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.

h) Guru meluruskan dan menyimpulkan serta memberikan uraian singkat untuk memperjelas hasil presentasi peserta didik.

i) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran 2) Tindakan 2

Proses pembelajaran tindakan 2 membahas tentang klasifikasi, jenis dan pola aliran sungai juga mengenai faktor kerusakan, upaya pelestarian DAS dan manfaat sungai bagi kehidupan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan 2 sebagai berikut :

a) Pada awal kegiatan, guru mengabsen peserta didik Sebelum memulai materi pembelajaran guru mengulas kembali materi pelajar pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan berikutnya.


(31)

34

Sylvie Suryadi, 2013

b) Tahap selanjutnya peserta didik kembali membentuk kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dibuat menjadi 7 kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 6 orang lalu guru membagikan media komik kesetiap kelompok. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca komik yang telah diberikan

c) Guru mengintruksikan kepada peserta didik agar mencatat hal-hal yang belum dipahami.

d) Peserta didik membahas materi pelajaran dengan menggunakan media komik yang sebelumnya telah disiapkan.

e) Setelah peserta didik selesai membahas pelajaran, guru mengintruksikan supaya peserta didik membentuk kelompok. Peserta didik diberi permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS), permasalahan yang terdapat dalam LKS berupa pemberian penjelasan mengenai klasifikasi, jenis dan pola aliran sungai juga mengenai faktor kerusakan, upaya pelestarian DAS dan manfaat sungai bagi kehidupan. f) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk

menyelesaikan LKS.

g) Peserta didik secara aktif mendiskusikan materi yang disajikan dalam LKS kemudian guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.

h) Guru meluruskan dan menyimpulkan serta memberikan uraian singkat untuk memperjelas hasil presentasi peserta didik.

i) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran 3) Tindakan 3

Proses pembelajaran tindakan 3 membahas tentang mengenai perbedaan pesisir dan pantai, mengklasifikasikan jenis-jenis laut, dan morfologi laut. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan 3 sebagai berikut :


(32)

35

a) Pada awal kegiatan, guru mengabsen peserta didik Sebelum memulai materi pembelajaran guru mengulas kembali materi pelajar pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan berikutnya.

b) Tahap selanjutnya peserta didik kembali membentuk kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dibuat menjadi 7 kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 6 orang lalu guru membagikan media komik kesetiap kelompok. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca komik yang telah diberikan guru membahas materi pelajaran dengan menggunakan media komik yang sebelumnya telah disiapkan. c) Guru mengintruksikan kepada peserta didik agar mencatat

hal-hal penting dalam pelajaran.

d) Peserta didik membahas materi pelajaran dengan menggunakan media komik yang sebelumnya telah disiapkan.

e) Setelah guru selesai membahas pelajaran, guru mengintruksikan supaya peserta didik membentuk kelompok. Peserta didik diberi permasalahan yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS), permasalahan yang terdapat dalam LKS berupa pemberian penjelasan mengenai perbedaan pesisir dan pantai, mengklasifikasikan jenis-jenis laut, dan morfologi laut

f) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan LKS.

g) Peserta didik secara aktif mendiskusikan materi yang disajikan dalam LKS kemudian guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.

h) Guru meluruskan dan menyimpulkan serta memberikan uraian singkat untuk memperjelas hasil presentasi peserta didik.

i) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran b. Pelaksanan observasi, dilakukan oleh guru mata pelajaran geografi yang


(33)

36

Sylvie Suryadi, 2013

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti guna memperoleh gambaran terhadap jalannya pelaksanaan disetiap tindakan. c. Pelaksanaan tes, berupa pemberian soal evaluasi yang dilaksanakan

diakhir kegiatan untuk mengukur kemampuan dan pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah diberikan selama proses pembelajaran. 3. Evaluasi dan refleksi

Tahap evaluasi dan refleksi yaitu mengadakan analisis data, evaluasi proses dan hasil serta rencana pembelajaran. Bersama guru mata pelajaran peneliti menganalisis dan melakukan refleksi terhadap pelaksanaan dari setiap tindakan yang dilaksanakan. Kemudian bersama dengan guru, peneliti merancang ulang rencana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya dalam bentuk perbaikan-perbaikan.

F. Definisi Operasional

1. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar. 2. Media Komik adalah media komunikasi yang termasuk kedalam media

komunikasi grafis, isinya berupa sebuah gambar dan dilengkapi dengan teks yang membentuk suatu alur cerita dan didalamnya terdapat berbagai aspek yang dapat menggambarkan suatu kejadian untuk membantu penyampainaan materi atau informasi dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini media komik akan berisikan mengenai materi-materi geografi yang akan dijelaskan di kelas. Media komik dibuat secara manual di kertas ukuran A4 yang kemunian di edit melalui software photoshop dan corel draw. Setelah selesai meia komik tersebut dibagikan per kelompok didalam kelas.

3. Hasil Belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh peserta didik dari serangkaian tes yang dilaksanakan setelah peserta didik mengikuti


(34)

37

proses pembelajaran. Aspek–aspek pengukuran hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui tes, tugas kelompok dan hasil presentasi.

G. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian maka peneliti menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data informasi selama pembelajaran berlangsung yang terdiri dari suasana kelas, aktivitas peserta didik, pola interaksi dan aktivitas guru dalam mengajar. Test dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengukur pemahaman hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik setelah pelaksanaan tindakan dan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan dan melihat sejauhmana kinerja peserta didik hasil kerjasama kelompok.

1. Lembar Observasi

Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data informasi selama pembelajaran berlangsung yang terdiri dari suasana kelas, aktivitas peserta didik, pola interaksi dan aktivitas guru dalam mengajar dengan penerapan media komik.

2. Test

Test adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan dan intelegensi kemampuan atau bakat yang di miliki individu atau kelompok. Pada penelitian ini tes akan dilakukan pada akhir kegiatan yang mana akan digunakan untuk mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik pada saat mengikuti pembelelajaran di kelas.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa test dengan soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dengan lima option yaitu (A, B, C, D, dan E) yang sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu dan dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tiap soal agar diperoleh soal yang baik dan layak digunakan.


(35)

38

Sylvie Suryadi, 2013

a. Uji Validitas Soal

Arikunto (2007:65) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi R-Biserial dengan angka kasar dengan mencari korelasi antar item dengan skor total. Rumus korelasi R-Biserial adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Rbis = koefisien korelasi biserial point ke-i

Xi = rata-rata skor tiap butir untuk tiap peserta didik uji coba Xt = rata-rata skor total tiap peserta didik yang di uji (seluruh item)

pi = proposi peserta didik yang menjawab benar qi = proposi peserta didik yang menjawab salah St = standar deviasi skor total

(Arikunto,2007:79) Indeks valid tidaknya suatu butir soal, maka rbis harus dibandingkan rtabel. Jika rbis < rtabel maka soal dinyatakan tidak valid, sedangkan jika rbis > rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid. Untuk melihat lebih jelas validitas instrument uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua dan tindakan ketiga tersaji pada tabel 3.1, tabel 3.2 dan tabel 3.3.

Dari tabel 3.1 uji validitas soal dapat disimpulkan bahwa dari 15 soal yang diberikan dalam tahap uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama terdapat 6 butir soal dinyatakan valid yaitu pada no 3,9,10,11,12 dan 14. Sedangkan 9 butir soal lain dinyatakan tidak valid yaitu pada no 1,2,4,5,6,7,8,13 dan 15. Untuk 6 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 9 butir soal yang tidak valid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes.


(36)

39

Tabel 3.1

Validitas Uji Coba Soal Tindakan Pertama No

Butir r bis rtabel Keterangan

1 0.171 0.361 Tidak Valid

2 0.189 0.361 Tidak Valid

3 0.385 0.361 Valid

4 0.100 0.361 Tidak Valid

5 0.189 0.361 Tidak Valid

6 0.096 0.361 Tidak Valid

7 0.100 0.361 Tidak Valid

8 0.272 0.361 Tidak Valid

9 0.406 0.361 Valid

10 0.406 0.361 Valid

11 0.368 0.361 Valid

12 0.495 0.361 Valid

13 0.096 0.361 Tidak Valid

14 0.473 0.361 Valid

15 0.278 0.361 Tidak Valid

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Untuk melihat lebih jelas validitas uji coba soal untuk tindakan kedua tersaji pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Validitas Uji Coba Soal Tindakan Pertama No

Butir R bis Rtabel Keterangan

1 0.480 0.374 Valid

2 0.508 0.374 Valid

3 0.575 0.374 Valid

4 0.115 0.374 Tidak Valid

5 0.448 0.374 Valid

6 0.487 0.374 Valid

7 0.437 0.374 Valid

8 0.513 0.374 Valid

9 0.387 0.374 Valid

10 0.504 0.374 Valid

11 0.573 0.374 Valid

12 0.495 0.374 Valid

13 0.096 0.374 Tidak Valid

14 0.473 0.374 Valid

15 0.400 0.374 Valid


(37)

40

Sylvie Suryadi, 2013

Dari tabel 3.2 uji validitas soal di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 soal yang diberikan dalam tahap uji coba soal untuk diberikan pada tindakan kedua terdapat 13 butir soal dinyatakan valid yaitu pada no 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,14 dan 15. Sedangkan 2 butir soal lain dinyatakan tidak valid yaitu pada no 4 dan 13. Untuk 13 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 2 butir soal yang tidak valid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes.

Untuk melihat lebih jelas validitas uji coba soal untuk tindakan ketiga tersaji pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Validitas Uji Coba Soal Tindakan Ketiga No Butir Rbis Rtabel Keterangan

1 0.378 0.444 Tidak Valid

2 0.360 0.444 Tidak Valid

3 0.514 0.444 Valid

4 0.454 0.444 Valid

5 0.514 0.444 Valid

6 0.127 0.444 Tidak Valid

7 0.460 0.444 Valid

8 0.086 0.444 Tidak Valid

9 0.401 0.444 Valid

10 0.406 0.444 Valid

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Dari tabel uji validitas diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang diberikan dalam tahap uji coba soal untuk diberikan pada tindakan ketiga terdapat 6 butir soal dinyatakan valid yaitu pada no 3,4,5,7,9 dan 10. Sedangkan 4 butir soal lain dinyatakan tidak valid yaitu pada no 1,2,6,dan 8. Untuk 6 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 4 butir soal yang tidak valid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes.


(38)

41

b. Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Arikunto (2007:207) soal yang baik adalah “soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknyanya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari indeks kesukaran soal dalam penelitian ini yaitu:

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

(Arikunto,2007:208) Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 - 0,29 Sukar

0,30 - 0,69 Sedang

0,70 - 1,00 Mudah

(Arikunto,2007:210)

Untuk melihat lebih jelas indeks kesukaran instrument uji coba soal yang akan diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua dan tindakan ketiga tersaji pada tabel 3.5, tabel 3.6 dan tabel 3.7.

Tabel 3.5 mengenai indek kesukaran soal tindakan pertama dari 15 soal masuk kedalam kategori soal mudah dan soal sukar. Jumlah soal dengan indeks mudah pada instrumen ini ada 10 soal dengan persentase 67%. Jumlah soal dengan indeks sukar pada instrumen ini ada 5 soal dengan persentase 33%.


(39)

42

Sylvie Suryadi, 2013

Tabel 3.5

Indek Kesukaran Soal Tindakan Pertama No

Butir

Tingkat

Kesukaran ( P ) Keterangan

1 0.90 Mudah

2 0.93 Mudah

3 0.90 Mudah

4 0.10 Sukar

5 0.93 Mudah

6 0.97 Mudah

7 0.10 Sukar

8 0.17 Sukar

9 0.93 Mudah

10 0.93 Mudah

11 0.70 Mudah

12 0.17 Sukar

13 0.97 Mudah

14 0.27 Sukar

15 0.90 Mudah

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Untuk melihat lebih jelas indeks kesukaran instrument uji coba 15 soal yang akan diberikan pada tindakan kedua tersaji pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Indek Kesukaran Soal Tindakan Kedua No Butir Tingkat

Kesukaran ( P ) Keterangan

1 0.90 Mudah

2 0.93 Mudah

3 0.90 Mudah

4 0.10 Sukar

5 0.93 Mudah

6 0.97 Mudah

7 0.10 Sukar

8 0.17 Sukar

9 0.93 Mudah

10 0.93 Mudah

11 0.70 Mudah

12 0.17 Sukar

13 0.97 Mudah

14 0.27 Sukar

15 0.90 Mudah


(40)

43

Berdasarkan tabel 3.6 indek kesukaran soal tindakan kedua 15 soal tersebut termasuk kedalam kategori mudah dan sukar. Jumlah soal dengan indeks mudah pada instrumen ini ada 10 soal dengan persentase 67%. Jumlah soal dengan indeks sukar pada instrumen ini ada 5 soal dengan persentase 33%.

Untuk melihat lebih jelas indeks kesukaran instrument uji coba 10 soal yang akan diberikan pada tindakan kedua tersaji pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Indek Kesukaran Soal Tindakan Ketiga No

Butir

Tingkat

Kesukaran ( P ) Keterangan

1 0.15 Sukar

2 0.15 Sukar

3 0.95 Mudah

4 0.65 Mudah

5 0.90 Mudah

6 0.15 Sukar

7 0.85 Mudah

8 0.95 Mudah

9 0.15 Sukar

10 0.90 Mudah

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan tabel 3.7 indek kesukaran soal tindakan kedua 15 soal tersebut termasuk kedalam kategori mudah dan sukar. Jumlah soal dengan indeks mudah pada instrumen ini ada 6 soal dengan persentase 60%. Jumlah soal dengan indeks sukar pada instrumen ini ada 4 soal dengan persentase 40%.

c. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang disingkat D. Adapun rumus yang


(41)

44

Sylvie Suryadi, 2013

digunakan untuk mencari indeks diskriminasi soal dalam penelitian ini yaitu:

Keterangan :

D = daya pembeda butir

BA = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

(Arikunto,2007:214)

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks

Daya Pembeda Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali (Arikunto,2007:214-218)

Untuk melihat lebih jelas klasifikasi indeks daya pembeda instrument uji coba soal yang akan diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua dan tindakan ketiga tersaji pada tabel 3.9, tabel 3.10 dan tabel 3.11.

Berdasarkan tabel 3.9 indek daya pembeda 15 soal tindakan pertama menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda baik ada 1 atau sekitar 6,7%. Jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda cukup ada 3 atau sekitar 20% dan jumlah soal dengan kategori daya pembeda jelek ada 11 atau sekitar 73%.


(42)

45

Tabel 3.9

Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Pertama No Butir Daya Pembeda

( D ) Keterangan

1 -0.20 Jelek

2 -0.13 Jelek

3 0.20 Cukup

4 0.06 Jelek

5 0.13 Jelek

6 0.06 Jelek

7 -0.06 jelek

8 0.20 Cukup

9 0.00 Jelek

10 0.00 Jelek

11 0.60 Baik

12 0.33 Cukup

13 0.06 Jelek

14 -0.13 Jelek

15 0.06 Jelek

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Untuk melihat lebih jelas klasifikasi indeks daya pembeda instrument uji coba 15 soal yang akan diberikan pada tindakan kedua tersaji pada tabel 3.10

Tabel 3.10

Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Kedua No Butir Daya Pembeda

( D ) Keterangan

1 0.20 Cukup

2 0.13 Jelek

3 0.20 Cukup

4 0.06 Jelek

5 0.13 Jelek

6 0.06 Jelek

7 0.06 jelek

8 0.20 Cukup

9 0.13 Jelek

10 0.06 Jelek

11 0.60 Baik

12 0.33 Cukup

13 0.06 Jelek

14 0.13 Jelek

15 0.06 Jelek


(43)

46

Sylvie Suryadi, 2013

Berdasarkan tabel 3.10 indek daya pembeda 15 soal tindakan kedua menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda baik ada 1 atau sekitar 6,7%. Jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda cukup ada 3 atau sekitar 20% dan jumlah soal dengan kategori daya pembeda jelek ada 11 atau sekitar 73%.

Untuk melihat lebih jelas klasifikasi indeks daya pembeda instrument uji coba 10 soal yang akan diberikan pada tindakan ketiga tersaji pada tabel 3.11

Tabel 3.11

Indek Daya Pembeda Soal Tindakan Ketiga No

Butir

Daya Pembeda

( D ) Keterangan

1 0.20 Jelek

2 3.40 Cukup

3 0.30 Cukup

4 6.50 Baik

5 0.10 Jelek

6 5.60 Baik

7 0.20 Cukup

8 3.70 Cukup

9 0.10 Jelek

10 0.10 Jelek

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan tabel 3.11 indek daya pembeda 15 soal tindakan ketiga menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda baik ada 2 atau sekitar 20%. Jumlah soal yang termasuk dalam kategori daya pembeda cukup ada 4 atau sekitar 40% dan jumlah soal dengan kategori daya pembeda jelek ada 4 atau sekitar 40%.

d. Uji Reliabilitas Soal

Untuk memperoleh indeks reliabilitas soal dapat dicari dengan menggunakan rumus Product Moment :


(44)

47

Keterangan :

X = skor butir belahan ganjil Y = skor butir belahan genap N = jumlah responden

(Purwanto,2010:162) Setelah semua data terkumpul, maka untuk mencari koefisien reliabilitas tidaknya suatu butir soal, maka dapat dicari dengan rumus

Spearman-Brown :

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = korelasi Product moment antara dua belahan instrument (ganjil genap)

(Riduwan,2011:102) Tabel 3.12

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,000 – 0,200 Sangat Rendah 0,200 – 0,400 Rendah 0,400 – 0,600 Cukup 0,600 – 0,800 Tinggi 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

(Riduwan,2011:98)

Cara menggunakan metode ini, yaitu dengan membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belah ganjil-genap. Setiap item yang dapat dijawab dengan benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Untuk melihat lebih jelas item soal dengan belah ganjil genap uji coba soal dari tindakan pertama, tindakan kedua dan tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.13, tabel 3.14 dan tabel 3.15.

Adapun langkah-langkah menghitung reliabilitas soal adalah sebagai berikut :


(45)

48

Sylvie Suryadi, 2013

Tabel 3.13

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama

Responden Ganjil ( X ) Genap ( Y ) X2 Y2 XY

1 2 4 4 16 8

2 3 3 9 9 9

3 6 4 36 16 24

4 4 5 16 25 20

5 7 6 49 36 42

6 5 5 25 25 25

7 5 5 25 25 25

8 7 6 49 36 42

9 5 5 25 25 25

10 5 6 25 36 30

11 6 6 36 36 36

12 4 5 16 25 20

13 6 6 36 36 36

14 6 4 36 16 24

15 4 5 16 25 20

16 5 4 25 16 20

17 6 6 36 36 36

18 7 6 49 36 42

19 3 4 9 16 12

20 3 3 9 9 9

21 3 4 9 16 12

22 5 6 25 36 30

23 5 5 25 25 25

24 5 4 25 16 20

25 5 4 25 16 20

26 5 4 25 16 20

27 3 3 9 9 9

28 4 2 16 4 12

TOTAL 133 131 688 648 655 STATISTIK ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY Sumber : Hasil Penelitian 2013

Hasil data pada tabel 3.13 merupakan data awal untuk mencari reliabilitas. Langkah pertama mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment karena hasil dari rumus ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes.


(46)

49

Hasil korelasi skor belahan ganjil genap (rxy) menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil koefisien sebesar 0,736. Angka koefisien korelasi tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

Dengan menggunakan rumus Spearman-Brown untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah menjadi koefisien reliabilitas penuh diperoleh angka 0,848. Koefisien realiabiltas sebesar 0,848 menunjukan pada reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.

Untuk melihat lebih jelas item soal dengan belah ganjil genap uji coba soal dari tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.14

√{ }{ }

√{ } { }

√{ } { }

rxy = 0,736


(47)

50

Sylvie Suryadi, 2013

Tabel 3.14

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua

Responden Ganjil ( X ) Ganjil ( Y ) X2 Y2 XY

1 2 4 4 16 8

2 3 3 9 9 9

3 6 4 36 16 24

4 4 5 16 25 20

5 7 6 49 36 42

6 5 5 25 25 25

7 5 5 25 25 25

8 7 6 49 36 42

9 5 5 25 25 25

10 5 6 25 36 30

11 6 6 36 36 36

12 4 5 16 25 20

13 6 6 36 36 36

14 6 4 36 16 24

15 4 5 16 25 20

16 5 4 25 16 20

17 6 6 36 36 36

18 7 6 49 36 42

19 3 4 9 16 12

20 3 3 9 9 9

21 3 4 9 16 12

22 5 6 25 36 30

23 5 5 25 25 25

24 5 4 25 16 20

25 5 4 25 16 20

26 5 4 25 16 20

27 3 3 9 9 9

28 5 2 25 4 10

TOTAL 131 129 675 635 642 STATISTIK ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY Sumber : Hasil Penelitian 2013

Hasil data pada tabel 3.14 merupakan data awal untuk mencari reliabilitas. Langkah pertama mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment karena hasil dari rumus ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes.


(48)

51

Hasil korelasi skor belahan ganjil genap (rxy) menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil koefisien sebesar 0,765. Angka koefisien korelasi tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

Dengan menggunakan rumus Spearman-Brown untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah menjadi koefisien reliabilitas penuh diperoleh angka 0,07. Koefisien realiabiltas sebesar 0,886 menunjukan pada reliabilitas dengan kategori sangat tinggi.

Untuk melihat lebih jelas item soal dengan belah ganjil genap uji coba soal dari tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.15

√{ }{ }

√{ } { }

√{ } { }

rxy = 0,765


(49)

52

Sylvie Suryadi, 2013

Tabel 3.15

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga

Responden Ganjil ( X ) Genap ( Y ) X2 Y2 XY

1 3 2 9 4 6

2 3 3 9 9 9

3 4 2 16 4 8

4 3 2 9 4 6

5 3 2 9 4 6

6 3 3 9 9 9

7 2 2 4 4 4

8 4 3 16 9 12

9 3 3 9 9 9

10 5 2 25 4 10

11 3 3 9 9 9

12 2 2 4 4 4

13 3 2 9 4 6

14 3 4 9 16 12

15 2 2 4 4 4

16 3 3 9 9 9

17 4 3 16 9 12

18 2 3 4 9 6

19 3 3 9 9 9

20 3 2 9 4 6

TOTAL 57 51 169 137 146 STATISTIK ∑X ∑X2 ∑Y ∑Y2 ∑XY

Sumber: Hasil Penelitian 2013

Hasil data pada tabel 3.15 merupakan data awal untuk mencari reliabilitas. Langkah pertama mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment karena hasil dari rumus ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes.

Hasil korelasi skor belahan ganjil genap (rxy) menggunakan rumus korelasi product moment dibawah memberikan hasil koefisien sebesar 0,096. Angka koefisien korelasi tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown.


(50)

53

Perhitungan menggunakan rumus korelasi Product Moment :

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

Dengan menggunakan rumus Spearman-Brown untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah menjadi koefisien reliabilitas penuh diperoleh angka 0,175. Koefisien realiabiltas sebesar 0,175 menunjukan pada reliabilitas dengan kategori sangat rendah.

√{ }{ }

√{ } { }

√{ } { }

rxy = 0,096


(51)

54

Sylvie Suryadi, 2013

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mana LKS tersebut berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan dan melihat sejauhmana kinerja dan cara berpikir peserta didik dalam kerjasama kelompok untuk memecahkan permasalahan yang diberikan di kelas.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mempelajari dokumen seperti daftar nama dan jumlah peserta didik, daftar nilai peserta didik, silabus,rencana pembelajaran. Selain itu dokumentasi akan berguna untuk melengkapi berbagai temuan dan mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data kuantitatif yang didapatkan dari hasil test yang dilakukan oleh peserta didik dan data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas peneliti di kelas selama proses pembelajaran. Analisis Data dengan menggunakan analisis data deskriptif.

1. Data kuantitatif dianalisis secara statistika sederhana yaitu prosentase sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan KKM dan nilai peserta didik sebelum penelitian tindakan kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil atau tidak. Data kuantitatif mengenai hasil belajar peserta didik meliputi nilai tes, tugas kelompok dan hasil presentasi.

2. Data kualitatif diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran komik, lalu dianalisis secara kualitatif yang diperuntukan untuk merefleksi di pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif.


(52)

55

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini, didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran geografi yang ditetapkan oleh SMA Negeri 5 Bogor yaitu 72. Indikator keberhasilan yang di tetapkan apabila 33 peserta didik atau sekitar 80% dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Nilai yang di peroleh

Keterangan 0 - < 72 Belum Tuntas


(53)

95

Sylvie Suryadi, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada setiap tindakan, mulai dari tindakan pertama sampai tindakan ketiga pada mata pelajaran Geografi sub materi pokok Hidrosfer dengan menggunakan media pembelajaran Komik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-D Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi awal pembelajaran sebelum digunakannya media komik dalam pembelajaran Geografi di kelas X-D SMAN 5 Bogor jarang sekali diberikan media pembeajaran yang kreatif dan unik. Sehingga belum menunjukan suasana pembelajaran yang kondusif. Selain itu hasil belajar peserta didik masih sangat rendah dilihat dari hasil tes yang diperoleh hanya 5 orang atau sekitar 15% yang mencapai KKM 72 dari 34 siswa yang mengikuti. Perencanaan yang dilakukan peneliti bersama guru dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan media pembelajaran komik untuk meningkatkan hasil belajar meliputi diskusi mengenai hasil media komik, penyusunan kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan komik. Dalam pelaksanaan pembelajaran tindakan pertama guru dan peserta didik belum terbiasa menggunakan komik sebagai media pembelajaran dan ada dua kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Pada tindakan kedua dan ketiga semua langkah-langkah kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dalam RPP. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan hanya sampai tindakan ketiga, karena dalam tindakan ketiga hasil belajar peserta didik dalam penelitian tindakan kelas ini tekah mencapai target indikator keberhasilan dengan tujuan yang diharapkan.

2. Penerapan media pembelajaran komik dapat meningkatkan hasil belajar meliputi hasil tes, hasil tugas kelompok (LKS) dan hasil presentasi kelompok. Hal tersebut ditunjukan dengan hasil belajar yang terus meningkat dalam


(54)

96

setiap tindakannya. Nilai tes pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 72, tindakan kedua memperoleh nilai sebesar 74 dan pada tindakan ketiga mempeoleh nilai sebesar 81. Nilai tugas kelompok dalam menyelesaikan LKS pada tindakan pertama nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71, tindakan kedua memperoleh nilai sebesar 72 dan tindakan ketiga memperoleh nilai sebesar 76.Nilai presentasi kelompok pada tindakan pertama nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 66, tindakan kedua memperoleh nilai sebesar 73 dan tindakan ketiga memperoleh nilai sebesar 78. Pelaksanaaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media komik secara signifkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-D SMA Negeri 5 Bogor pada sub bab materi pokok Hidrosfer. Hal ini terbukti dengan hasil belajar sebelum dilakukannya tindakan yaitu sebesar 61 mengalami peningkatan sebesar 25% pada tindakan pertama menjadi 65, kemudian pada tindakan kedua hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 23% menjadi 68 dan pada tindakan ketiga hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan kembali sebesar 26% menjadi 75.

3. Kendala yang dihadapi saat penggunaan media komik pada pembelajaran Geografi adalah pertemuan tindakan pertama belum terbiasa dihadapkan pada pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran komik, kegiatan pembelajaran yang kurang kondusif, sebagian peserta didik kurang memiliki perhatian menyimak arahan dari guru, dan penjelasan materi dari setiap perwakilan kelompok, peserta didik belum terbiasa dengan diskusi kelompok yang menuntut kerjasama kelompok dalam pembelajaran geografi. Dalam pengerjaan tugas kelompok ada beberapa anggota kelompok belum terlibat aktif, hanya ketua dan beberapa orang saja yang aktif dalam pengerjaan tugas tersebut. Untuk mengatasi kendala tersebut guru perlu menyusun perencanaan yang matang dengan memperhatikan diskusi balikan untuk evaluasi dan perbaikan dalam langkah-langkah menggunakan media pembelajaran komik.


(55)

97

Sylvie Suryadi, 2013

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, sebagai bahan saran dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi dengan kegiatan penelitan menggunakan media pembelajaan komik yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

a. Penggunaan media pembelajaran komik untuk menjelaskan materi pada mata pelajaran tertentu dapat dipergunakan sebagai suatu alternatif penggunaan media bagi guru, sehingga bisa merubah paradigma bahwa komik bukan sekedar bacaan anak-anak yang sifatnya menghibur, namun dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

b. Media komik dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang menarik dan unik khususnya untuk pembelajaran Georafi pada sub bab Hidrosfer untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

c. Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam pembuatan serta penggunaan media disesuaikan dengan materi pelajaran yang dapat mencairkan suasana pembelajaran sehingga seluruh komponen dapat secara aktif ikut dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak jenuh dan terwujud proses interaksi yang efektif.

d. Guru diharapkan siap dengan menggunakan sarana prasarana sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Media pembelajaran yang diberikan dengan banyak macam variasi agar peserta didik tetarik dalam mengikuti pembelajaran. e. Pihak sekolah hendaknya memberikan kebebasan yang bertangungjawab

kepada guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan media dan metode pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah


(56)

98

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media komik dalam pembelajaran. Sudah selayaknya media ini dijasikan sebagai kesempatan yang baik untuk mengembangkan media pembelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada saat ini.

b. mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai penerapan media komik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi.

c. melakukan penelitian dengan menggunakan media komik sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran lain dengan melibatkan bariabel lain dan dengan cakupan yang lebih besar.


(1)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, sebagai bahan saran dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi dengan kegiatan penelitan menggunakan media pembelajaan komik yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

a. Penggunaan media pembelajaran komik untuk menjelaskan materi pada mata pelajaran tertentu dapat dipergunakan sebagai suatu alternatif penggunaan media bagi guru, sehingga bisa merubah paradigma bahwa komik bukan sekedar bacaan anak-anak yang sifatnya menghibur, namun dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

b. Media komik dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang menarik dan unik khususnya untuk pembelajaran Georafi pada sub bab Hidrosfer untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

c. Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam pembuatan serta penggunaan media disesuaikan dengan materi pelajaran yang dapat mencairkan suasana pembelajaran sehingga seluruh komponen dapat secara aktif ikut dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak jenuh dan terwujud proses interaksi yang efektif.

d. Guru diharapkan siap dengan menggunakan sarana prasarana sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Media pembelajaran yang diberikan dengan banyak macam variasi agar peserta didik tetarik dalam mengikuti pembelajaran. e. Pihak sekolah hendaknya memberikan kebebasan yang bertangungjawab

kepada guru untuk berekspresi secara kreatif dan inovatif dalam menentukan media dan metode pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah


(2)

98

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media komik dalam pembelajaran. Sudah selayaknya media ini dijasikan sebagai kesempatan yang baik untuk

mengembangkan media pembelajaran pada lembaga-lembaga

pendidikan yang ada saat ini.

b. mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai penerapan media komik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi.

c. melakukan penelitian dengan menggunakan media komik sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran lain dengan melibatkan bariabel lain dan dengan cakupan yang lebih besar.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdulhak, I dan Sanjaya, W. (1995), Media Pendidikan (Suatu Pengantar). Bandung : Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media Pendidikan IKIP Bandung.

Ali. M.W.Y. (2008). Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sains Di Sekolah Dasar:Kuasi

Eksperimen Terhadap Siswa Kelas III SD Lab School UPI Bandung. Skripsi

pada Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bahri, S. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Bonneff, M. (1998). Les Bandes Dessinees Indonesiennes atau Komik Indonesia.

Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia

Daryanto, (2010). Media Pembelajaran. Bandung : Satu Nusa

Daryanto, (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.

Dimyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fathurrohman, P. dan Sutikno, M.S. (2009). Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung : PT. Refika Aditama.


(4)

100

Kusumah. W dan Dwitagama. D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Maharsi, I. (2011). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta : Kata Buku Masdiono. T.(1998). 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creative Media.

McCloud, S. (2001). Understanding Comic atau Memahami Komik. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Ningrum,E,dkk. (2008). Handout Metode Penelitian Pendidikan Geografi. Bandung: Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Nur, Moh, 2001, Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya : University Press. Universitas Negeri Surabaya

Patmahsari. V. (2008). Pengaruh Media Pembelajaran Komik Akuntansi

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 6 Bandung :Studi Eksperimen di SMA Negeri 6 Bandung Kelas XI-IPS Periode Semester

Genap 2007/2008. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Purwanto, (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Riduwan, M.B.A. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. : Alfabeta.

Sadiman, A.S., dkk. (2009). Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.


(5)

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukiman, (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Suryani. L. (2012). Penggunaan Media Komik Pada Pembelajaran IPS Materi

Peristiwa Sekitar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Siswa Di SD. Skripsi pada Jurusan PGSD FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suyadi, (2012). Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta : Penerbit Andi. Sumber Internet

Arjun.(2011). Komik Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

arjunabelajar.blogspot.com/2011/03/komik-sebagai-media-pembelajaran.html [11 Maret 2013]

Fitria. R.(2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. [Online]

Tersedia:http://rizcafitria.wordpress.com/2010/07/05/komik-sebagai-media-pembelajaran/ [11 Maret 2013]

Hadi, S. (2005) Pembelajaran Konsep Pecahan dengan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas VI Semen Gresik. [Online]. Tersedia: http://jdih.surabaya.go.id/../prolegda_1.pdf [11 Maret 2013]

Lestari, S. dkk. (2009). Media Grafis. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan/197706 132001122-laksmi_dewi/media_grafis/media_grafis


(6)

102

Yang. G. (2003). Strengths of Comics in Education .[Online]. Tersedia:


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IIS 4 SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi).

0 1 17

PENERAPAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS 1 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 PLUMBON KABUPATEN CIREBON.

0 3 46

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 2 MAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG: Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Lingkungan Hidup.

0 1 48

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI POKOK HIDROSFER : Penelitian dan Pengembangan untuk Membangun Karakter Peduli Lingkungan Peserta Didik Kelas X di SMA Negeri Pekanbaru.

0 3 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 4 BANDUNG : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Hakekat Geografi.

0 2 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI :Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 0 43

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI SITURAJA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 5 34

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN PENDEKATAN OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI (Materi Pokok Hidrosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Muka Bumi Peserta didik Kelas X-8 SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2014/

0 0 26

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X.

3 30 417

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA BLOCK DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA PESERTA DIDIK KELAS X IPS7 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Materi Pokok Dinamika Atmosfer) - UNS Institutional Repository

0 0 20