PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI :Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh

MUNAWAR RIFA’I RAMDHAN 0906909

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

Oleh

Munawar Rifa’i Ramdhan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Munawar Rifa’i Ramdhan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MUNAWAR RIFA’I RAMDHAN NIM: 0906909

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS X-4

SMAN 1 SUKARESMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si. NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

KELAS X-4 SMAN 1 SUKARESMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

Oleh Munawar Rifa’i Ramdhan (NIM 0906909)

Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi menjadikan peserta didik kurang aktif sehingga terlihat bosan dan mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran. Guru sudah berusaha menggunakan media pembelajaran, namun hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dalam upaya mengatasi masalah motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi dicoba dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik dengan indikator peningkatan dalam aspek durasi, persistensi, dan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMAN 1 Sukaresmi kelas X semester genap. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X-4 dengan jumlah peserta didik 39, peserta didik laki-laki berjumlah 17 dan peserta didik perempuan berjumlah 22. Aspek yang dikaji meliputi motivasi berprestasi peserta didik dan penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Rencana tindakan yang akan dilaksanakan melalui tiga tindakan dalam satu siklus. Adapun dalam setiap tindakan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: lembar observasi, instrumen tes, lembar kerja peserta didik (LKS), dan presentasi. Analisis data terdiri dari data kuantitatif dengan prosentase dan data kualitatif untuk merefleksi pelaksanaan tindakan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini manakala seorang peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah sebesar 75. Indikator keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar dengan target 80% dari seluruh peserta didik sebanyak 39 peserta didik yaitu sekitar 31 peserta didik yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada mata pelajaran geografi diperoleh data sebagai berikut yaitu: (1) Meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar pada setiap tindakan yang ditandai dengan peserta didik aktif dan tidak ada lagi peserta didik yang mengantuk bahkan yang sibuk dengan kegiatan sendiri. (2) Meningkatnya jumlah peserta didik yang telah mencapai KKM. Sebelum tindakan terdapat 6 peserta didik, pada tindakan pertama terdapat 22 peserta didik, pada tindakan kedua terdapat 34 peserta didik, dan pada tindakan ketiga terdapat 37 peserta didik. Kata kunci : Motivasi Berprestasi Peserta didik dan Model Pembelajaran ARIAS


(5)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF A LEARNING ARIAS MODEL TO INCREASE THE ACHIEVEMENT MOTIVATION FOR STUDENTS

CLASS X-4 IN SMAN 1 SUKARESMI

(Class Action Research On The Subjects Of Geography)

By Munawar Rifa’i Ramdhan (NIM 0906909)

Lack of motivation given by teachers in learning geography in SMAN 1 Sukaresmi makes students less active so it looks tired and sleepy at the moment of learning activities. The teacher has been trying to use the media learning, student learning outcomes; however, there are still many who have not yet reached the KKM. In an attempt to solve the problems of motivation and study result of the students in learning geography attempted to use the model of learning arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). The purpose of this research is to increase the motivation of the student achievers with indicators of improvement in the aspect of duration, persistence, and the results of the study. This research uses the class action Research (PTK) is implemented in the class X Sukaresmi SMAN 1 in second semester. The subject of this research is a student x-4 with 39, number of students boys were 17 and 22 students were women. The aspects examined include the motivation of an accomplished student learning model and application of ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). The action plan will be implemented through three actions in one cycle. As for in each action consists of three activities: planning, implementation, and reflection. The instruments used in the data collection, namely: observation sheets, test instruments, student worksheet (LKS), and presentations. Data analysis consisted of quantitative data with qualitative data and percentage to reflect the implementation of the action. Indicator of success in this research while a student has reached KKM of 75. Indicators of success as seen from the aspect of duration, aspect of persistence, and aspects of the results of the study with a target of 80% of all students by as much as 39 students are about 31 students who successfully attain the KKM. The result of researching on motivation for achievement the student with use the model of learning ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) on the subjects of geography is obtained data as follows: (1) increase the motivation best students, on the duration the aspect of persistency, and the aspect of the results of study in any act that characterized by students active and no more students being drowsy even preoccupied with his own activities. (2) An increase in the number of students who has attained KKM. There were six students, before the act of on the first act of there are 22 students, to the action of both students, there were 34 and to the action of third there are 37 students.

Keywords: the motivation for achievement of students and a model of learning ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).


(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Penjelasan Konsep ...6

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Model Pembelajaran ARIAS ...9

1. Assurance (Percaya Diri) ...10

2. Relevance (Relevansi) ...11

3. Interest (Minat/Perhatian) ...12

4. Assessment (Evaluasi) ...13

5. Satisfaction (Kepuasan) ...14

B. Motivasi Berprestasi dalam Pembelajaran Geografi ...15

1. Motivasi Berprestasi ...18

2. Faktor-faktor Motivasi Berprestasi ...20

3. Jenis Motivasi ...22

4. Fungsi Motivasi ...23

5. Prinsip-prinsip Motivasi...24

6. Pengukuran Motivasi ...25

7. Indikator Motivasi ...25


(7)

vi

9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ...26

C. Hipotesis Tindakan...26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...27

B. Faktor-faktor yang diteliti/Aspek yang dikaji ...29

C. Rencana Pemecahan Masalah/Tindakan ...29

D. Instrumen Penelitian ...34

E. Analisis Data ...47

F. Indikator Keberhasilan ...47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ...48

1. Kondisi Sebelum Tindakan ...48

2. Kondisi Setelah Tindakan ...50

a. Tindakan Pertama ...50

b. Tindakan Kedua ...58

c. Tindakan Ketiga ...65

3. Peningkatan Setiap Tindakan ...72

B. Pembahasan ...77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...85

B. Saran ...86

DAFTAR PUSTAKA ...87

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Komponen Model ARIAS dan Pelaksanaan dalam Pembelajaran ...16

3.1 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...36

3.2 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...36

3.3 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...37

3.4 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...38

3.5 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua...39

3.6 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...39

3.7 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...40

3.8 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...41

3.9 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga ...41

3.10 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama ...43

3.11 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua ...44

3.12 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga...45

4.1 Nilai Rata-rata Ulangan Umum ...49

4.2 Format Obervasi Proses Belajar Tindakan Pertama ...52

4.3 Motivasi Berprestasi Siswa Tindakan Pertama ...55

4.4 Format Observasi Proses Belajar Tindakan Kedua ...61

4.5 Motivasi Berprestasi Siswa Tindakan Kedua ...64

4.6 Format Observasi Proses Belajar Tindakan Ketiga ...68

4.7 Motivasi Berprestasi Aktivitas Siswa Tindakan Ketiga ...70

4.8 Motivasi Berprestasi Siswa pada Tindakan Pertama, Tindakan Kedua, dan Tindakan Ketiga ...75

4.9 Peningkatan Motivasi Berprestasi Siswa pada Tindakan Pertama, Tindakan Kedua, dan Tindakan Ketiga ...77


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Peta Lokasi Penelitian...28

4.1 Nilai Rata-rata Aspek Durasi Siswa ...72

4.2 Nilai Rata-rata Aspek Persistensi Siswa ...73

4.3 Nilai Rata-rata Aspek Hasil Belajar Siswa ...74


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Purwanto (2011:18) “Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diiinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan”. Berbeda menurut Syah (2006:11) “Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya”. Maka dari itu setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Pendidikan mencakup beberapa hal yang bersifat kependidikan seperti belajar, mengajar, dan kegitan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki peran sentral dalam menciptakan suasana belajar peserta didik. Salah satu peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai motivator. Motivasi sangat penting bagi peserta didik guna tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Donald dalam Fathurrohman dan Sutikno (2009:19) “motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut Sardiman (2011:75) “motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar”. Menurut Ningrum (2009:32) “motivasi dalam pembelajaran adalah upaya menciptakan kegiatan belajar yang menarik bagi peserta didik sehingga mereka tidak merasa terpaksa untuk melakukan kegiatan belajarnya”. Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”.

Sesuai dengan fungsi dari motivasi belajar, Hamalik (2009:161) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu:


(11)

1) mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan, 2) menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan dengan menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Hal inilah yang menyebabkan bahwa motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Walaupun faktor motivasi sangat penting, namun tidak semua guru mampu menerapkannya dengan tepat. Menurut keterangan dari guru geografi kelas X SMAN 1 Sukaresmi berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas X-4 pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 jam pelajaran ke 1-2 dengan materi pembelajaran jagat raya dan tata surya. Adapun masalah yang sering muncul pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung terlihat dari peserta didik yang nampak bosan dan mengantuk pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru sudah berusaha menggunakan media pembelajaran, namun hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Peserta didik banyak yang mengikuti remedial agar mencapai KKM untuk melanjutkan ke materi berikutnya. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi, peserta didik jarang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru. Terdapat 1-2 peserta didik saja yang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan cara mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan dokumen nilai peserta didik kelas X-4 yang ada pada guru mata pelajaran geografi, menunjukkan hasil belajar yang sangat bervariasi. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata ulangan umum semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi, dengan perolehan nilai terendah sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi sebesar 80, nilai rata-rata kelas sebesar 60,97, jumlah peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 33 peserta didik dari 39 peserta didik, jumlah peserta didik yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 orang dari 39 peserta didik, persentase peserta didik yang belum mencapai KKM sebesar 84,61%, dan persentase peserta didik yang sudah mencapai KKM sebesar 15,38%.


(12)

3

Mata pelajaran geografi di SMAN 1 Sukaresmi menetapkan standar KKM sebesar 70.

Peningkatan pembelajaran perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka pembelajaran berikutnya perlu diadakan perbaikan. Menurut Sanjaya (2010:13) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Menurut Kemmis (1988) dalam Sanjaya (2010:24) “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”. Pendapat lain menurut John Elliot (1982) dalam Daryanto (2011:3) bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup; telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menerapkan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif sehingga mendorong untuk dilakukannya perbaikan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Dick dan Carey dalam Herdian (2012) “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut Joyce & Weil dalam Rusman (2009:223) "model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain".Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).


(13)

Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutendi (2011) mengenai penggunaan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kemudian didukung penelitian yang dilakukan oleh Nurishlah (2012) bahwa penerapan model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, penelitian model ARIAS dilakukan oleh Susilawati (2013) bahwa terdapat peningkatan dalam hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakannya penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Geografi)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi berprestasi peserta didik pada aspek persistensi?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek hasil belajar?


(14)

5

4. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran

ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction)

selama pelaksanaan tindakan kelas?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi.

2. Untuk mengidentifikasi pengaruh model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) terhadap motivasi berprestasi peserta didik pada aspek persistensi.

3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).

4. Untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) selama pelaksanaan tindakan kelas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi peserta didik.

2. Manfaat praktis a. Bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik pada aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran geografi.

2) Memberikan pengalaman belajar yang secara langsung di rasakan saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).


(15)

b. Bagi Guru atau Pendidik

Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat memberikan inovasi baru, meningkatkan pemahaman, profesionalitas, kualitas guru dan pendidik lainnya dalam model pembelajaran yang nantinya akan digunakan saat kegiatan belajar mengajar dengan demikian tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran berhasil dan lebih efektif, serta termotivasi untuk melakukan peningkatan kualitas belajar peserta didik melalui tindakan kelas.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran, dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian Standar Kelulusan sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah.

E. Penjelasan Konsep

1. Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).

Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model

ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987:2-9) dalam Sopah (2007) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. Assurance (Percaya diri)

Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007) yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Salah satunya dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku, atau dengan cara memberikan soal-soal yang relatif mudah pada awal pembelajaran.


(16)

7

b. Relevance (Relevansi)

Menurut Keller (1987:2-9) dalam Sopah (2007), yaitu berhubungan dengan kehidupan peserta didik baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. Salah satunya dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran, menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata, dan pengetahuan peserta didik sebelumnya.

c. Interest (Minat/ perhatian peserta didik)

Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Salah satunya dengan cara mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan, atau dengan mengadakan diskusi, demonstrasi, menggunakan media atau alat peraga.

d. Assessment (Evaluasi)

Menurut Syah (2006:141) evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Salah satunya dengan cara melakukan evaluasi terhadap diri sendiri mengenai materi yang belum dipahami, atau dengan mengajak peserta didik mengevaluasi hasil pekerjaan temannya.

e. Satisfaction (Kepuasan)

Satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Menurut Gagne dan Driscoll (1988:70) dalam Sopah (2007) Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi peserta didik tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Salah satunya dengan cara memberi penghargaan baik secara verbal maupun non-verbal kepada peserta didik yang berani menampilkan kemampuannya.

2. Motivasi berprestasi

Djaali (2009:103) mengemukakan bahwa :

Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi sebaik mungkin).


(17)

Selain itu, Mc. Clelland dalam Djaali (2009:103) mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi merupakan yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian”.

Aspek-aspek untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu: a. Tes

Menurut Purwanto (2011:63-64) tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek hasil belajar.

b. Kerja kelompok

Menurut Sudjana (2010:82) menyatakan bahwa “kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)”. Dalam penelitian ini kelompok diberikan lembar kerja peserta didik untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi peserta didik yaitu aspek durasi

c. Presentasi kelompok

Menurut Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:62) menyatakan bahwa “presentasi adalah salah satu cara yang berupaya menyampaikan dan memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya”. Dalam penelitian ini presentasi kelompok digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek persistensi.


(18)

27

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi Kelas X semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi berada di jalan Mariwati Km. 4 Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Untuk melihat lebih jelas lokasi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi dapat dilihat pada gambar 3.1.

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 dengan jumlah siswa 39, siswa laki-laki berjumlah 17 dan siswa perempuan berjumlah 22. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru bidang studi geografi bertindak sebagai pelaksana tindakan.

Adapun alasan pemilihan Kelas X-4 sebagai subjek penelitiaan, yaitu : 1. Nilai akhir pada raport siswa pada mata pelajaran geografi semester ganjil

tahun pelajaran 2012-2013 masih sangat rendah bila dibandingkan dengan kelas yang lainnya.

2. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran geografi sebanyak 33 siswa atau sekitar 84,61%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau sekitar 15,38% dari 39 siswa.

3. Nilai Rata-rata mata pelajaran Geografi yang diperoleh yaitu sebesar 60,97 sehingga dinyatakan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan skala yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi yaitu sebesar 75.

4. Hasil bimbingan peneliti dengan dosen pembimbing setelah melihat pencapaian nilai rata-rata pelajaran geografi selama semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 kelas X-4 memperoleh nilai rata-rata paling rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas yang lainnya dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM yang paling banyak dibandingkan dengan kelas lainnya.


(19)

(20)

5. Hasil rundingan peneliti dengan guru bidang studi geografi untuk melaksanakan tindakan di kelas X-4 dikarenakan jadwal pelajaran geografi untuk kelas X-4 dilaksanakan pada jam pertama yaitu pada pagi hari sehingga daya serap siswa lebih baik dan mendukung untuk menerima materi pelajaran yang diberikan bila dibandingkan dengan kelas lain yang jadwal pelajaran geografinya dilaksanakan pada siang hari.

B. Faktor-faktor yang diteliti/ Aspek yang dikaji :

1. Siswa : Peningkatan motivasi berprestasi siswa yang meliputi aspek durasi, aspek persistensi, aspek hasil belajar, serta kendala penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) selama penelitian tindakan kelas (PTK).

2. Guru : Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada materi pokok hidrosfer.

C. Rencana Pemecahan Masalah/ Tindakan

Untuk pemecahan masalah maka dalam pelaksanaan tindakan kelas akan diterapkan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, and Satisfaction). Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) adalah model pembelajaran yang berusaha untuk menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa, berusaha menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa serta diadakan evaluasi dan pada akhirnya ingin menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan.

Rencana penelitian yang akan dilaksanakan dalam satu siklus dimana dalam satu siklus terdapat 3-5 tindakan sehingga total pertemuan pada penelitian ini sebanyak 3-5 pertemuan. Model siklus ini merupakan model PTK menurut Elliot dalam Sanjaya (2010:52), yaitu model yang menekankan kepada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Elliot adalah menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang dilanjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni studi untuk mempertajam


(21)

gagasan atau ide. Manakala peneliti sudah merasa cukup, selanjutnya melakukan rencana secara menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melakukan tindakan pertama yang selama pelaksanaannya dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari monitoring dan eksplorasi peneliti dapat melakukan tindakan kedua atau kembali merevisi rencana.

Adapun dalam setiap satu kali tindakan yang meliputi tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (action), dan tahap refleksi (reflection). Penelitian ini akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan:

a. Model pembelajaran yang digunakan: Penggunaan model pembelajaran

ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada mata pelajaran geografi.

b. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

c. Menyusun intrument tes, yaitu tes berbentuk pilihan uraian dan lembar kerja siswa selama proses pembelajaran.

d. Menentukan cara observasi, observasi akan dilakukan oleh peneliti secara langsung dan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.

e. Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

f. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan oleh siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti untuk memecahkan permasalahan yang diberikan selama di kelas.

g. Menentukan waktu pelaksanaan sesuai dengan jam pelajaran dan program semester.

h. Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi geografi. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanan pembelajaran pada setiap tindakan yang merupakan implementasi dari tahap persiapan atau dalam pengertian yang lebih sederhana melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada RPP. Pokok bahasan yang akan diberikan selama pelaksanaan tindakan mengenai


(22)

dinamika perubahan hidrosfer. Pemilihan materi pembelajaran mengikuti program semester yang sudah ditentukan oleh sekolah sebagai tempat penelitian. Penjabaran mengenai langkah-langkah pada pelaksanaan setiap tindakan sebagai berikut :

1) Tindakan Pertama

Proses pembelajaran tindakan pertama membahas tentang siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, dan sungai. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan pertama sebagai berikut:

a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/ percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian hidrosfer, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku.

b) Guru menggunakan contoh-contoh siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, air tanah dan sungai yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

c) Guru menjelaskan tentang materi tentang siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, air tanah dan sungai dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan.

d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS).

e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).

f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.


(23)

g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus.

h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari.

i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya.

j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.

2) Tindakan Kedua

Proses pembelajaran tindakan kedua membahas tentang danau, rawa, air tanah, dan banjir. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan kedua sebagai berikut :

a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/ percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian danau, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku.

b) Guru menggunakan contoh-contoh danau, rawa, air tanah, dan banjir yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

c) Guru menjelaskan tentang materi tentang danau, rawa, air tanah, dan banjir dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan.

d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS).

e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).


(24)

f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.

g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus.

h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari.

i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya.

j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.

3) Tindakan Ketiga

Proses pembelajaran tindakan ketiga membahas tentang perairan laut. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan ketiga sebagai berikut: a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/

percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian laut, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku.

b) Guru menggunakan contoh-contoh perairan laut yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

c) Guru menjelaskan tentang materi tentang perairan laut dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan.

d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS).


(25)

e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).

f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.

g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus.

h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari.

i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya.

j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.

b. Pelaksanan observasi, dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan jalannya pelaksanaan tindakan atau sebagai observer guna memperoleh data kualitatif pada setiap tindakan.

c. Pelaksanaan tes, berupa pemberian soal yang akan diberikan di akhir kegiatan guna mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan selama proses belajar mengajar.

3. Tahap evaluasi dan refleksi yaitu mengadakan analisis data, evaluasi proses dan hasil serta rencana pembelajaran, kemudian merefleksikannya dalam bentuk perbaikan-perbaikan bagi setiap tindakannya.

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010:86). Lembar observasi merangkum segala aktivitas proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai akhir kegiatan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan


(26)

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction).

2. Tes

Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya (Purwanto, 2011:63-64). Tes dalam penelitian ini merupakan soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dengan lima option yaitu (A, B, C, D, dan E). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang baik dan layak digunakan maka diujicobakan terlebih dahulu. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek hasil belajar siswa

a. Uji Validitas R-Biserial

Keterangan :

rbis (i) = Koreasi biserial poin ke-i

xi = Rata-rata skor total responden yang menjawab

benar pada butir no 1

xt = Rata-rata skor total semua responden

pi = Proporsi jawaban benar

qi = Proporsi jawaban salah

St = Standar deviasi skor total

(Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati) Indeks validitas diklasifikasikan sebagai berikut :

rbis < rtabel = Tidak Valid

rbis > rtabel = Valid

Validitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3. Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.1.

Dari tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 7 butir soal yang valid yaitu nomor

i i t

t i i bis

q

p

S

x

x


(27)

soal 2,3,4,5,6,7,dan 10, sedangkan soal invalid terdapat 3 butir soal yaitu nomor 1, 8, dan 9. Untuk 7 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 3 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes.

Tabel 3.1

Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama No Soal rbis rtabel Interpretasi

1 -0,026 0,514 Invalid

2 0,643 0,514 Valid

3 0,678 0,514 Valid

4 0,704 0,514 Valid

5 0,726 0,514 Valid

6 0,626 0,514 Valid

7 0,735 0,514 Valid

8 0,168 0,514 Invalid

9 0,158 0,514 Invalid

10 0,546 0,514 Valid

Sumber: Hasil penelitian 2013

Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua No Soal rbis rtabel Interpretasi

1 1,303 0,514 Valid 2 0,609 0,514 Valid 3 0,609 0,514 Valid 4 1,174 0,514 Valid 5 0,722 0,514 Valid 6 0,609 0,514 Valid 7 1,103 0,514 Valid 8 0,159 0,514 Invalid 9 1,511 0,514 Valid 10 -0,31 0,514 Invalid

Sumber: Hasil penelitian 2013

Dari tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 8 butir soal yang valid yaitu nomor soal 1, 2,3,4,5,6,7, dan 9, sedangkan soal invalid terdapat 2 butir soal yaitu nomor


(28)

8, dan 10. Untuk 8 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 2 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes. Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga No Soal rbis rtabel Interpretasi

1 2,075 0,514 Valid 2 -1,088 0,514 Invalid 3 0,582 0,514 Valid 4 3,105 0,514 Valid 5 1,125 0,514 Valid 6 0,717 0,514 Valid 7 0,639 0,514 Valid 8 3,794 0,514 Valid 9 0,825 0,514 Valid 10 1,445 0,514 Valid

Sumber: Hasil penelitian 2013

Dari tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan ketiga terdapat 9 butir soal yang valid yaitu nomor soal 1,3,4,5,6,7, 8, 9, dan 10, sedangkan soal invalid terdapat 1 butir soal yaitu nomor 2. Untuk 9 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 1 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes.

b. Tingkat Kesukaran P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arifin, 2009 : 272) Klasifikasi Indeks Kesukaran :

Harga Koefisien Kriteria P < 0,70 Mudah 0,30 < P 0,70 Sedang P < 0,30 Sukar


(29)

Tingkat kesukaran instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.4, tabel 3.5, dan tabel 3.6.

Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama

Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan

1 P = 0,6 Sedang

2 P = 0,8 Mudah

3 P = 0,4 Sedang

4 P = 0,6 Sedang

5 P = 0,6 Sedang

6 P = 0,4 Sedang

7 P = 0,7 Mudah

8 P = 0,4 Sedang

9 P = 0,2 Sukar

10 P = 0,5 Sedang

Sumber: Hasil penelitian 2013

Dari tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu nomor soal 2 dan 7, untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 7 butir soal yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 9.

Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.5. Dari tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu nomor soal 1 dan 2, untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 7 butir soal yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 8.

Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.6. Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 4 butir soal dengan tingkat


(30)

kesukaran mudah yaitu nomor soal 1, 2, 4, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 6 butir soal yaitu nomor 3, 5, 6, 7, 8, dan 9.

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua

Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan

1 P = 0,8 Mudah

2 P = 0,8 Mudah

3 P = 0,4 Sedang

4 P = 0,5 Sedang

5 P = 0,4 Sedang

6 P = 0,6 Sedang

7 P = 0,6 Sedang

8 P = 0,3 Sukar

9 P = 0,4 Sedang

10 P = 0,5 Sedang

Sumber: Hasil penelitian 2013 Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga

Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan

1 P= 0,8 Mudah

2 P= 0,7 Mudah

3 P= 0,5 Sedang

4 P= 0,7 Mudah

5 P= 0,5 Sedang

6 P= 0,5 Sedang

7 P= 0,5 Sedang

8 P = 0,5 Sedang

9 P = 0,4 Sedang

10 P = 0,7 Mudah

Sumber: Hasil penelitian 2013

c. Daya Pembeda D =

Keterangan :

D = Daya pembeda butir

BA = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab soal dengan betul

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab soal dengan betul

JB = banyaknya subjek kelompok bawah


(31)

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal : Harga Koefisien Kriteria

0,00 - 0,20 Jelek 0,21 - 0,40 Cukup 0,41 - 0,70 Baik 0,71 - 0,100 Baik Sekali

Daya pembeda instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.7, tabel 3.8, dan tabel 3.9.

Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama

Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan

1 D = 0 Jelek

2 D = 0,4 Baik

3 D = 0,8 Baik sekali

4 D = 0,8 Baik sekali

5 D = 0,8 Baik sekali

6 D = 0,8 Baik sekali

7 D = 0,6 Baik

8 D = 0,4 Baik

9 D = 0 Jelek

10 D = 0,6 Baik

Sumber: Hasil penelitian 2013

Dari tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 2 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1 dan 9, untuk daya pembeda baik terdapat 4 butir soal yaitu nomor 2, 7, 8, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir soal yaitu nomor 3, 4, 5, dan 6.

Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.8. Dari tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 1 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1, untuk daya pembeda cukup terdapat 1 butir soal yaitu nomor 8, untuk daya pembeda baik terdapat 4 butir soal yaitu nomor 2,


(32)

4, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir soal yaitu nomor 3, 5, 6, dan 7.

Tabel 3.8

Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua

Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan

1 D = -0,4 Jelek

2 D = 0,4 Baik

3 D = 0,8 Baik sekali

4 D = 0,6 Baik

5 D = 0,8 Baik sekali

6 D = 0,8 Baik sekali

7 D = 0,8 Baik sekali

8 D = 0,2 Cukup

9 D = 0,4 Baik

10 D = 0.6 Baik

Sumber: Hasil penelitian 2013

Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga

Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan

1 D = 0 Jelek

2 D = 0,2 Cukup

3 D = 0,6 Baik

4 D = -0,2 Jelek

5 D = 0,6 Baik

6 D = 1 Baik sekali

7 D = 0,6 Baik

8 D = 0,2 Cukup

9 D = 0,4 Baik

10 D = 0,6 Baik

Sumber: Hasil penelitian 2013

Dari tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan ketiga terdapat 2 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1 dan 4, untuk daya pembeda cukup terdapat 2 butir soal yaitu nomor 2 dan 8, untuk daya pembeda baik terdapat 5 butir soal yaitu nomor 3, 5, 7, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 1 butir soal yaitu nomor 6.


(33)

d. Uji Reliabilitas

1) Product Moment

r

xy

=

Keterangan :

X = Skor butir belahan ganjil Y = Skor butir belahan genap N = Jumlah Responden

(Purwanto,2011 : 162)

2) Spearman-Brown

r11 =

Keterangan :

r11 = Reabilitas instrumen

r = Korelasi antara dua belahan instrumen

(Arikunto, 2006 : 180) Klasifikasi Guilford sebagai berikut:

(Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati) Reliabilitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada soal tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga selama penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Adapun langkah-langkah untuk menghitung reliabilitas soal mulai dari tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga sebagai berikut:

< 0,20 = Tidak ada korelasi 0,20-0,39 = Rendah

0,40-0,69 = Sedang 0,70-0,89 = Tinggi 0,90-0,99 = Tinggi sekali 1,00 = Sempurna


(34)

Tabel 3.10

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama

Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X2 Y2

1 4 4 16 16 16

2 3 2 6 9 4

3 1 3 3 1 9

4 2 1 2 4 1

5 3 3 9 9 9

6 3 3 9 9 9

7 2 2 4 4 4

8 2 5 10 4 25

9 2 3 6 4 9

10 4 3 12 16 9

11 2 1 2 4 1

12 0 1 0 0 1

13 4 4 16 16 16

14 1 1 1 1 1

15 4 5 20 16 25

Total 37 41 116 113 139

Sumber: Hasil penelitian 2013

Menghitung dengan rumus korelasi product moment

rxy = 0,62

Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus


(35)

Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas tinggi.

Tabel 3.11

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua

Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X2 Y2

1 5 3 15 25 9

2 2 3 6 4 9

3 1 3 3 1 9

4 2 0 0 4 0

5 3 3 9 9 9

6 4 3 12 16 9

7 4 2 8 16 4

8 2 5 10 4 25

9 2 2 4 4 4

10 4 3 12 16 9

11 2 1 2 4 1

12 1 2 2 1 4

13 4 4 16 16 16

14 1 1 1 1 1

15 4 5 20 16 25

Total 41 40 120 137 134

Sumber: Hasil penelitian 2013

Menghitung dengan rumus korelasi product moment


(36)

rxy = 0,408

Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown :

Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas cukup.

Tabel 3.12

Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga

Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X2 Y2

1 4 4 16 16 16

2 2 3 6 4 9

3 3 4 12 9 16

4 2 2 4 4 4

5 3 4 12 9 16

6 4 3 12 16 9

7 2 3 6 4 9

8 3 4 12 9 16

9 2 3 6 4 9

10 4 3 12 16 9

11 2 2 4 4 4

12 1 2 2 1 4

13 4 4 16 16 16

14 1 2 2 1 4

15 4 5 20 16 25

Total 41 48 142 129 166


(37)

Menghitung dengan rumus korelasi product moment

rxy = 0,75

Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown :

Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas sangat tinggi.

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa (LKS) berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan dan melihat sejauhmana kinerja dan cara berpikir siswa dalam kerjasama kelompok untuk memecahkan permasalahan yang diberikan di kelas. Fungsi dari lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi siswa yaitu aspek durasi.


(38)

4. Presentasi

Presentasi digunakan untuk melihat dan mengukur kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerjasama kelompok dalam mennyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Fungsi dari presentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi siswa yaitu aspek persistensi.

E. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data kuantitatif yang didapatkan dari hasil test yang dilakukan oleh siswa dan data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas peneliti di kelas selama proses pembelajaran.

1. Data kuantitatif dianalisis secara statistika sederhana yaitu persentase sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan nilai siswa sebelum penelitian tindakan kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil atau tidak.

2. Data kualitatif dianalisis secara kualitatif yang diperuntukan untuk merefleksi di pelaksanaan tindakan berikutnya.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah manakala seorang siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran geografi yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi sebesar 75. Masing-masing indikator keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar dengan target 80% dari seluruh siswa sebanyak 39 siswa yaitu sekitar 31 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).


(39)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran geografi pada materi pokok hidrosfer dengan penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi. Kesimpulan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek durasi peserta didik dalam menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKS). Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,6. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,3. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 93,4.

2. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek persistensi peserta didik dalam mempresentasikan hasil kerjanya. Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 80. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,83. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,92.

3. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan tes di akhir kegiatan pembelajaran. Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,31. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,44. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 85,41.

4. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) yaitu terlihat dengan langkah


(40)

86

kegiatan pembelajaran yang tidak selalu tercapai, guru belum terbiasa dalam menggunakan model pembelajaran ARIAS, dan peserta didik belum memperlihatkan belajar aktif pada saat kegiatan pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa saran dalam melaksanakan pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) untuk dijadikan bahan masukan diantaranya :

1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran geografi pada materi selain materi hidrosfer untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik sehingga tercapai hasil yang optimal.

2. Kepada guru-guru bidang studi geografi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam belajar geografi dan dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada pembelajaran geografi.


(41)

87

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo Enre. (1989). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi antar Pribadi terhadap Efektivitas Kepala Sekolah. Editoral jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi 40.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Astrawan. Pengaruh Penerapan Model ARIAS terhadap Hasil Belajar TIK.

[Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/59031955/Proposal-Arias. [25 Januari 2013].

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah

Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamah, Sopah. (2006). Model-model pembelajaran. [online]. Tersedia: http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/. [21 januari 2013].

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hayati, Sri. (2012). Evaluasi Pembelajaran Geografi Validitas. Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1962021319 90012-SRI_HAYATI/MK-EVALUASI/Validitas.pdf (8 Maret 2012)

Herdian. (2012). Apa Perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan

Teknik Pembelajaran [Online]. Tersedia:

http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/. [7 Maret 2013] Mc.Clelland, D. C (1985). Human Motivation. Illinois : Scott, Foresman &


(42)

88

Ningrum, Epon. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Nurishlah, Laesti. (2012). Penggunaan Model Arias (Assurance, Relevance, Interest, And Satisfaction) Pada Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan Permasalahan Sosial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada PGSD Bumi Siliwangi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pasya, Gurniwan Kamil. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Rahim, Mulyatini. (2011). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rasimin. (2001). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media Group.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmaja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung : Bumi Aksara

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito.


(43)

Susilawati, Tri. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Arias Dengan Memanfaatkan Multimedia Presentasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sutendi, Teten. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Listrik Dinamis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sutikno, M. Sobry dan Pupuh Faturrohman. (2007). Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung : PT. Refika

Aditama

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Rosdakrya.

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Syaodih, Nana. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya

Wena, made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(1)

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Presentasi

Presentasi digunakan untuk melihat dan mengukur kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerjasama kelompok dalam mennyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Fungsi dari presentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi siswa yaitu aspek persistensi.

E. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data kuantitatif yang didapatkan dari hasil test yang dilakukan oleh siswa dan data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas peneliti di kelas selama proses pembelajaran.

1. Data kuantitatif dianalisis secara statistika sederhana yaitu persentase sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan nilai siswa sebelum penelitian tindakan kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil atau tidak.

2. Data kualitatif dianalisis secara kualitatif yang diperuntukan untuk merefleksi di pelaksanaan tindakan berikutnya.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah manakala seorang siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran geografi yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi sebesar 75. Masing-masing indikator keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar dengan target 80% dari seluruh siswa sebanyak 39 siswa yaitu sekitar 31 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).


(2)

85

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran geografi pada materi pokok hidrosfer dengan penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X-4 SMAN 1 Sukaresmi. Kesimpulan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek durasi peserta didik dalam menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKS). Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,6. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,3. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 93,4.

2. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek persistensi peserta didik dalam mempresentasikan hasil kerjanya. Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 80. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,83. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,92.

3. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dapat meningkatkan nilai rata-rata pada aspek hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan tes di akhir kegiatan pembelajaran. Pada tindakan pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,31. Pada tindakan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,44. Pada tindakan ketiga memperoleh nilai rata-rata sebesar 85,41.

4. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) yaitu terlihat dengan langkah


(3)

86

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran yang tidak selalu tercapai, guru belum terbiasa dalam menggunakan model pembelajaran ARIAS, dan peserta didik belum memperlihatkan belajar aktif pada saat kegiatan pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa saran dalam melaksanakan pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) untuk dijadikan bahan masukan diantaranya :

1. Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran geografi pada materi selain materi hidrosfer untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik sehingga tercapai hasil yang optimal.

2. Kepada guru-guru bidang studi geografi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam belajar geografi dan dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada pembelajaran geografi.


(4)

87 Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo Enre. (1989). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi antar Pribadi terhadap Efektivitas Kepala Sekolah. Editoral jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi 40.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Astrawan. Pengaruh Penerapan Model ARIAS terhadap Hasil Belajar TIK. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/59031955/Proposal-Arias. [25 Januari 2013].

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamah, Sopah. (2006). Model-model pembelajaran. [online]. Tersedia: http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/. [21 januari 2013].

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hayati, Sri. (2012). Evaluasi Pembelajaran Geografi Validitas. Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1962021319 90012-SRI_HAYATI/MK-EVALUASI/Validitas.pdf (8 Maret 2012)

Herdian. (2012). Apa Perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan

Teknik Pembelajaran [Online]. Tersedia:

http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/. [7 Maret 2013] Mc.Clelland, D. C (1985). Human Motivation. Illinois : Scott, Foresman &


(5)

88

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Ningrum, Epon. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

Nurishlah, Laesti. (2012). Penggunaan Model Arias (Assurance, Relevance, Interest, And Satisfaction) Pada Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan Permasalahan Sosial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada PGSD Bumi Siliwangi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pasya, Gurniwan Kamil. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Rahim, Mulyatini. (2011). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rasimin. (2001). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media Group.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmaja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung : Bumi Aksara

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito.


(6)

Munawar Rifa’i Ramdhan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

Susilawati, Tri. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Arias Dengan Memanfaatkan Multimedia Presentasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sutendi, Teten. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Listrik Dinamis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sutikno, M. Sobry dan Pupuh Faturrohman. (2007). Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung : PT. Refika Aditama

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakrya.

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Syaodih, Nana. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya

Wena, made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI.

0 1 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IIS 4 SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi).

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Pajang 1 No. 93 Kecamatan Laweyan Kota Surak

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Pajang 1 No. 93 Kecamatan Laweyan Kota Surak

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 4 BANDUNG : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Hakekat Geografi.

0 2 49

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI SITURAJA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 5 34

PENERAPAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X-D SMA NEGERI 5 BOGOR: Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Pokok Hidrosfer.

0 0 60

(ABSTRAK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN ELEKTRONIKA SISWA SMAN 1 KUDUS.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS 1.

0 1 18

EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO POWTOON PADA MATA PELAJARAN KIMIA TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 1.

12 25 272