PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI I KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

(1)

P

PEENNGGAARRUUHH MMOODDEELL PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN PPRROOBBLLEEMM BBAASSEEDD LLEEAARRNNIINNGG D

DAANN GGRROOUUPP IINNVVEESSTTIIGGAATTIIOONN TTEERRHHAADDAAPP KKEEMMAAMMPPUUAANN B

BEERRPPIIKKIIRR KKRRIITTIISS DDAANN HHAASSIILL BBEELLAAJJAARR SSIISSWWAA PPAADDAA M

MAATTEERRII EEKKOOSSIISSTTEEMM DDII SSMMAA NNEEGGEERRII 11 KKUUAALLUUHH SSEELLAATTAANN KKAABBUUPPAATTEENN

L

LAABBUUHHAANNBBAATTUU UUTTAARRAA

T TEESSIISS

D

Diiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann ddaallaamm M

Meemmppeerroolleehh GGeellaarr MMaaggiisstteerr PPeennddiiddiikkaann P

Prrooggrraamm SSttuuddii PPeennddiiddiikkaann BBiioollooggii

O

O ll ee hh ::

D

DE

EF

FR

R

I

I

R

RA

AH

H

MA

M

AT

T

N

NIIMM.. 88112266117744000044

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

P

P

A

A

S

S

C

C

A

A

S

S

A

A

R

R

J

J

A

A

N

N

A

A

U

UN

N

IV

I

VE

ER

R

S

S

IT

I

TA

A

S

S

N

NE

E

GE

G

ER

RI

I

M

ME

E

D

D

AN

A

N

M

ME

ED

DA

A

N

N

2


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Defri Rahmad, NIM. 8126174004. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di SMA Negeri I Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2015.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Group Investigation, dan

Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara; dan 2) Pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Group Investigation, dan Konvensional)

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 4 kelas, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini 3 kelas dengan jumlah 36 orang siswa yaitu kelas XA sebagai kelas dengan pembelajaran Problem Based Learning, kelas XB sebagai kelas dengan pembelajaran Group Investigation, dan kelas XC sebagai kelas dengan pembelajaran Konvensional.

Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan: 1) tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 40 item; dan 2) tes berpikir kritis dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 item. Metode penelitian ini kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan anakova dan anava 2 jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitin diperoleh bahwa: 1) Terdapat pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Group Investigation dan

Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dimana yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning 81,38±10,09, Group Investigation 74,94±11,22, dan Konvensional 68,98±11,75, dengan Fhitung =

13,026; p = 0,000 dan taraf signifikansinya = 0,05; (2) Terdapat pengaruh model

pembelajaran (Problem Based Learning, Group Investigation, dan Konvensional)

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dimana yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning 79,58±10,23, Group Investigation 73,47±11,57, dan Konvensional 66,80±10,29, dengan Fhitung =

12,794; p = 0,000 dan taraf signifikansinya = 0,05.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Group Investigation, Hasil Belajar,


(5)

ii ABSTRACT

Defri Rahmad, NIM. 8126174004. The Effect of Problem Based Learning and Gorup Investigation on Student’s Learning Outcomes and Critical Thinking in Ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu. Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan (UNIMED). 2015.

This research was conducted in class 10th SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu which aims to determine: (1) The effect of learning model (Problem Based Learning, Group Investigation, and Konvensional) on

student’s learning outcomes in ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu; and (2) The effect of learning model (Problem Based Learning, Group Invetigation, and Konvensional) on student’s

critical thinking in ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu. The population in this study amounted four clases and otherwise being research sample was as much as three classes, 10thA as class with Problem Based Learning, 10thB as class with Group Investigation, and 10thC as

class with Konvensional. The data collection instrument by using: (1) Test student’s learning outcomes in the form of the 40 moltiple-choice items; and (2) Test student’s critical thinking in the form of the 20 multiple-choice items. This research method is quasi experiment with data analysis technique using Anacova Test and Anova 2 lines with a significance level α = 0,05. The result of this research found that: (1) There is an effect of learning model (Problem Based Learning, Group Investigation, and Konvensional) on student’slearning outcomes

in ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu, where a group of student who learned wih Problem Based Learning

81,38±10,09, Group Investigation 74,94±11,22, and Konvensional 68,98±11,75,

with Fcount = 13,026; p = 0,000 and significance level α = 0,05; (2) There is an

effect of learning model (Problem Based Learning, Group Investigation, and

Konvensional) on student’s critical thinking in ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu, where a group of student who learned wih Problem Based Learning 79,58±10,23, Group Investigation

73,47±11,57, and Konvensional66,80±10,29, with Fcount = 12,794 p = 0,000 and

significance level α = 0,05.

Keywords: Problem Based Learning, Group Invetigation, Learning Outcomes,


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara”

Penulis juga menyadari bahwa terselesaikannya tesis ini berkat adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Dosen Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. rer nat, Binari Manurung, M.Si. dan

Dosen Pembimbing II, Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., yang dengan tulus telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan tesis ini.

2. Penguji, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si., Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd., yang telah memberi saran dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Validator ahli, Bapak Drs. Ashar Hasairin, M.Si. dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si. yang telah membantu penulis dalam memvalidasi instrumen yang digunakan dalam tesis ini.

4. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama di Program Pascasarjana Unimed.

5. Ayahanda Tua Pasaribu, SH., S.Pd. dan Ibunda Guna Br Siagian. yang telah memberikan doa dan mendukung penulis dengan sepenuh hati sampai terselesaikannya tesis ini; juga kepada Istri terayang Hj. Sarah Novita Yani, S.Pd., anak tercinta Muhazara Ulya dan Adik-Adik Arga Satria, Putri Maharani, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

6. Kepala sekolah, guru, dan staf pegawai SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk dukungan dan kerjasamanya.


(7)

ii

7. Teman-teman angkatan XXII Program Studi Pendidikan Biologi dan teman-teman seperjuangan dalam penulisan tesis ini: Halisah Suriani, M.Pd., Khairina Afni, M.Pd., kak Fitriyani Chaniago, Putri Handayani, Lily Ayu, M.Pd, tante Erwina Laily, M.Pd., mami Titin Zuarni, M.Pd., Ade Irwansyah, Aisyah Nasution, M.Pd. Anni Erlina, M.Pd., Masni Veronika, M.Pd, Khoirunnisah Daulay, M.Pd., M. Akhyar Nasution, M.Pd., Mardiana, Nana Ariani, M.Pd. Puput, M.Pd., Sewarni Naibaho, M.Pd., Syahril Manaf, M.Pd., Wiesye, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini; semoga Allah WT membalaskan semua dengan lebih baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.

Penulis

Defri Rahmad NIM. 8126174004


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar ... 9

2.2. Hasil Belajar ... 11

2.3. Kemampuan berfikir Kritis ... 12

2.4. Model Belajar ... 14

2.5. Model Pembelajaran PBL ... 16

2.6. Model Group Investigation ... 17

2.7. Penelitian yang Relevan ... 20

2.8. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.2. Populasi dan Sampel ... 23

3.2.1. Populasi ... 23

3.2.2. Sampel ... 23

3.3. Variabel Penelitian ... 23

3.3.1. Variabel Bebas ... 23

3.3.2. Variabel Terikat ... 23

3.4. Rancangan Penelitian ... 24

3.5. Prosedur Penelitian ... 25

3.5.1 Tahap Persiapan ... 25

3.5.2. Tahap Pelaksanaan ... 26


(9)

vi

3.7. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 27

3.7.1. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.7.2. Instrumen Penelitian ... 28

3.8. Uji Coba Intrumen Penelitian ... 29

3.9. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian ... 35

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 35

4.1.2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 36

4.1.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

4.1.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Hasil Belajar Siswa ... 37

4.1.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan berpikir kritis ………. 38

4.2. Pembahasan ... 40

4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation dan PBL Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan ... 40

4.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation dan PBL Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan ... 43

4.1. Keterbatasan Penelitian ... 44

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Implikasi ……… 45

5.2. Saran ... 47 Daftar Pustaka


(10)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran PBL ... 17

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian ... 24

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 28

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Berpikir Kritis ... 29

Tabel 4.1. Data hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Pembelajaran PBL, GI, dan Konvensional ... 35

Tabel 4.2. Sebaran data hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model pembelajaran PBL, GI, dan Konvensional ... 35

Tabel 4.3. Data kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan Dengan model pembelajaran Problem Based Learning, GI, dan Konvensional ... 36

Tabel 4.4. Sebaran data berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan Model pembelajaran PBL, GI, dan Konvensional ... 36


(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Penelitian ... 25 Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation dan

Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar ... 37 Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation dan


(12)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rubrik Berpikir Kritis………... 51

Lampiran 2. Silabus ………... 52

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PBL ………….. 59

Lampiran 4. Rencaca Pelaksanaan Pembelajara (RPP) GI ……….... 66

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelakaran Konvensional …... 76

Lampiran 6. Instrumen Tes Hasil Belajar………... 83

Lampiran 7. Instrumen Tes Berpikir Kritis ……….... 90

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Berpikir Kritis………... 97

Lampiran 9. Data Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes ... 98

Lampiran 10. Data Berpikir Kritis Siswa Pretes dan Postes ... 99

Lampiran 11. Uji Validitas Instrumen Tes ... 100

Lampiran 12. Uji Validitas ... 101

Lampiran 13. Tingkat Kesukaran Soal ... 102

Lampiran 14. Daya Pembeda Tes ... 103

Lampiran 15. Uji Validitas dan Reliabilitas Berpikir Kritis ... 104


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Hasil Study Programme for International Study Assessment

(PISA) dan Third in International Mathematics Science and Study (TIMSS) 2012

menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika,

dan sains yang meliputi diantaranya adalah Biologi. (Fidiana, 2008).

Pembelajaran biologi hendaknya diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains meliputi minds on (kognitif), hearts on (afektif) dan hands on

(psikomotor) (Rustaman, 2011). Namun, Mmplementasi pembelajaran biologi sesuai hakikatnya sebagai sains belum dapat sepenuhnya diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara-negara Asia Tenggara masih banyak yang menggunakan paradigma teacher-centered dengan menggunakan pendekatan ceramah deduktif dan masih jarang yang menerapkan paradigma students-centered atau berorientasi pada proses (process-oriented approach) (Noor, 2007).

Sejalan dengan hal itu, National Research Council (1996) menyebutkan enam standar guru dalam melaksanakan pembelajaran sains sebagai berikut: (1) Dapat merencanakan pembelajaran sains yang berbasis inkuiri; (2) Melaksanakan pembelajaran sains yang mengarahkan dan memfasilitasi siswa dalam belajar; (3) Melaksanakan penilaian yang disesuaikan dengan kegiatan guru mengajar dan sesuai dengan pembelajaran siswa; (4) Mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dimana siswa belajar; (5) Menciptakan masyarakat pembelajar sains; dan (6) Merencanakan dan mengembangkan pembelajaran dari program sains sekolah.


(14)

2

Salah satu sumber rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah Kurangnya partisipasi Guru dalam Proses pembelajaran. Penyebab Kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dewasa ini adalah kurang adanya usaha menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir dalam diri siswa. Aktivitas siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir siswa seperti kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir sangat penting untuk dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk membekali siswa dalam mengatasi masalah di tengah persaingan era globalisasi seperti sekarang ini.

Mengembangkan kemampuan berpikir siswa menjadi fokus para guru Biologi di kelas. Menurut Sabandar (2008:1), belajar Biologi berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar serta berpikir karena karakteristik biologi merupakan suatu ilmu dan human activity, yaitu bahwa Biologi adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat.

Rendahnya hasil belajar bisa diakibatkan oleh model pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa lebih dahulu merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Salah satu indikator hasil belajar rendah adalah apabila siswa tidak mencapai nilai KKM bidang studi yang sudah ditentukan. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru biologi umumnya berupa metode konvensional seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab (Observasi dilakukan peneliti di Sekolah SMA Negeri 1 Kualuh Selatan). Guru pada umumnya mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas dan menjadi satu-satunya sumber informasi sehingga kegiatan pembelajaran hanya mengutamakan aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik. Akibatnya, banyak siswa yang memiliki hasil belajar rendah, yakni tidak mendapatkan KKM yang memuaskan, rata-rata dibawah 75 (Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan adalah 75).


(15)

3

Hal ini mengakibatkan pencapaian hasil belajar biologi belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah yaitu 70, terutama materi ekosistem yang dipelajari di kelas X, yaitu pada tahun pelajaran 2011/2012 KKM yang ditetapkan sekolah 65, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 51; pada tahun pelajaran 2012/2013 KKM yang ditetapkan sekolah masih 65, nilai rata-rata siswa adalah 60; pada tahun 2013/2014 KKM yang ditetapkan sekolah 70, nilai rata-rata siswa adalah 66. Sumber diperoleh dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Pelajaran 2014/2015.

Agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan Hasil belajar yang maksimal, perlu rencana pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran menurut Trianto (2010), adalah pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk bisa menemukan dan membangun konsep sendiri dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Problem Based Learning (PBL).

Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan kolaborasi antara problem solving dan penemuan konsep secara mandiri. Model pembelajaran ini menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan. Model ini dirasakan tepat karena kemampuan berpikir kritis akan muncul apabila didukung oleh suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered), sehingga siswa bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang timbul dari dalam dirinya serta lingkungan belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran tersebut.


(16)

4

Tahap-tahap PBL sangat mendukung untuk pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa karena fase-fase dalam sintak PBL mengakomodasi siswa dalam mengembangkan proses berpikir kreatif meliputi fluency, flexibility, originality dan elaboration serta telah teruji di banyak negara, karena menurut Tan Oon Seng (2003) program pendidikan yang kreatif dalam pemecahan masalah sebagai orientasinya akan menstimulasi kemampuan berpikir kreatif siswa.

Prinsip PBL ditekankan pada peningkatan dan perbaikan cara belajar dengan tujuan untuk menguatkan konsep dalam situasi nyata, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar siswa, mengembangkan keterampilan membuat keputusan, menggali informasi, meningkatkan percaya diri, tanggung jawab, kerjasama dan komunikasi. Menurut Tan Oon Seng (2003), proses PBL sangat menunjang pembangunan keterampilan dalam mengatur diri sendiri (self directed), kolaboratif, keterampilan berpikir tingkat tinggi yang didalamnya termasuk berpikir kritis, cakap menggali informasi yang semuanya diperlukan di dunia kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat berpartisipasi secara aktif terhadap kemampuan berpikir siswa dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran mahasiswa program studi pendidikan biologi FMIPA Universitas Jambi. Demikian halnya penelitian yang dilakukan oleh Hasruddin (2009) yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kritis dengan memberdayakan kemampuan berpikirnya melalui pendekatan yang dapat diaplikasikan, salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan pendekatan kontekstual, siswa melibatkan dalam proses berpikir, sharing antar teman, bertanya, mengobservasi, menemukan, merefleksi, dan mengkonstruksi pengetahuannya.


(17)

5

Selain itu dapat pula di gunakan Model Pembelajaran Group Investigation.

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Model pembelajaran Group Investigation berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, orang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey menulis sebuah buku Democracy and Education (Arends, 1998). Dalam buku itu, Dewey menggagas konsep pendidikan bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata.

Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob. Et. Al. 1996) adalah: (1) Siswa hendaknya aktif: learning by doing; (2) Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik; (3) Pengetahuan berkembang, tidak bersifat tetap; (4) Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa; (5) Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain: prosedur demokratis sangat penting; (6) Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata.

Dalam pembelajaran kooperatif model Group Investigation, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi kebebasan kepada pembelajar untuk berpikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif.


(18)

6

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang Pengaruh Model PBL dan Group Investigation terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara, sebagai pembanding digunakan model pembelajaran konvensional.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Model belajar yang digunakan guru belum tepat. 2. Hasil belajar Biologi masih rendah.

3. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

4. Belum adanya Inovasi dalam menerapkan model pembelajaran. 5. Kurangnya Komunikasi antar siswa.

6. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

7. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah. 8. Guru kurang merencanakan pembelajaran dengan baik.

1.3.Batasan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar biologi siswa dalam penelitian ini dibatasi dalam ranah kognitif pada materi Ekosistem di kelas X yang diperoleh melalui tes hasil belajar. 2. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah dengan cara berpikir kritis.

3. Kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol yaitu Kelas eksperimen dibelajarkan dengan Model Pembelajaran PBL dan Group Investigation dan Kelas kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.


(19)

7

1.4.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Model Pembelajaran (PBL, Group Investigation

dan Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di kelas X IPA SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara?

2. Apakah terdapat pengaruh Model Pembelajaran (PBL, Group Investigation, dan Konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Ekosistem di Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui terdapat pengaruh Model Pembelajaran (PBL, Group Investigation dan Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di kelas X IPA SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. 2. Mengetahui terdapat pengaruh Model Pembelajaran (PBL, Group

Investigation dan Konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara.

1.6.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran biologi terutama penggunaan model pembelajaran PBL dan Group Investigation pada Materi Ekosistem.

2. Manfaat praktis

Pada tataran praktis, penulis memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dan kepada guru biologi maupun siswa di sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dari sekarang. Selain itu,


(20)

8

penulis dapat memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini untuk pembahasan yang lebih mendalam lagi.


(21)

23

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran (Group Investigation, Problem Based Learning, dan Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Hasil belajar Biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL 81,38 ± 10,09 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan konvensional 68,98 ± 11,75, dan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Biologi siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran GI 74,94 ± 11,22 namun tidak signifikan.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran (Group Investigation, Problem Based Learning, dan Konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL 79,58 ± 10,23 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan konvensional 66,80 ± 10,29, dan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran GI 73,47 ± 11,57 namun tidak signifikan.

1.2.Implikasi

Sesuai dengan teori konstruktivis, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman fisik dan juga dari orang lain melalui dari transmisi sosial. Pengetahuan tidak dapat


(22)

24

ditransfer begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa, akan tetapi siswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya, dan salah satu penerapan teori konstruktivis dalam pembelajaran di sekolah adalah dengan menggunakan Group Investigation.

Keuntungan penggunaan model pembelajaran Group Investigation selain dapat mengembangkan aktivitas siswa model ini juga bisa meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dibahas dan prestasi belajar siswapun meningkat, sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Sedangkan dalam teori belajar bermakna, siapapun yang terlibat dalam proses pembelajaran, maka sesungguhnya ia bermaksud untuk mencapai kebermaknaan belajar (kebermaknaan intelektual, kebermaknaan sosial, dan kebermaknaan spiritual). Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyidikan atau penemuan karena pengetahuan yang diperoleh melalui belajar seperti ini akan bertahan lama dan memiliki nilai transfer yang baik sehingga sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membantu siswa dalam memproses informasi yang dimiliki, membantu siswa untuk membangun pengetahuannya tentang dunia sosial dan dunia fisik yang ada disekitarnya dan dapat melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan serta memecahkan masalah yang dilakukan melalui langkah-langkah penelitian ilmiah dan salah satu penerapan teori belajar bermakna dalam pembelajaran di sekolah adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Model pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebuah model pembelajaran yang menstrukturkan materi pelajaran dalam kurikulum pembelajaran yang mendorong siswa berhadapan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan sebuah stimulus untuk belajar sehingga dalam proses pembelajaran yang dilakukan masalah tersebut dijadikan sebagai


(23)

25

basis pembelajaran. Guru tidak menyampaikan konsep secara langsung tetapi memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan membangun konsep dari permasalahan yang diberikan. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan siswa mendapat lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, kecakapan pencarian, pengolahan informasi, dan mendorong pembelajaran siswa lebih aktif dan mendalam.

Melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu mengasah dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.

1.3.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru perlu menerapkan suatu model tertentu yang dapat mengalihkan pembelajaran dari pembelajaran konvensional. Guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep ekosistem, melainkan dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memecahkan masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran PBL maupun pembelajaran GI, guru diharapkan dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan terlebih dahulu. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar dan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.


(24)

23

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto, B. (2009). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 4 Bahorok Langkat”. Tesis. Program Pascasarjana Unimed.

Anwar, K. (2006). “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kreativitas Berpikir Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan IPA siswa PGSD FIP Unimed”. Tesis: Program Pascasarjana Unimed.

Arends, R. I. (1998). Learning to Teach. Jakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Malang: UMM Press.

Bruce, joyce, Weil, Marsha, Calhon, Emily, (2007). Models of Teaching, 6th ed.

Boston: Allyn and Bacon.

Bloom, S.B. (1982). Taxonomy of educational objectives. The Clasification of

Educationa . Handbook I : Cognitive domain. (editor : Engelhart, Furst,

Hill, Krathwohl). New York dan London: Longman.

Dick, W & Carey, L. (2005). The Systematic Designe of Instructional. New York:

Longman.

Dimiyanti.(2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Donald. (2005). Asessment of the us of the Problem-Based Learning Method and

Active Learning in Non-majors, Introductory Biology. American Journal

of Applied Sciences. Vol. 2 (1):49-53.

Eysenk, M.W. (1981). Learning Memory and personality, AModel for

Personality, ed. H.J. Eysenck, New York: Spring-verlag.

Fidiana, A.N. (2008). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SMA Negeri Semarang pada Sistem Peredaran Darah Pemanfaatan Pembelajaran

Berbasis Masalah. Tesis Magister Biologi. Semarang.

Fudyanto, KI RBS. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Jogyakarta: Global Pustaka Umum.

Gagne. (1997). The Conditioning of Learning. New York: Holt Rinehart dan

Wiston.


(25)

24

Gerlach, Vernon S. Ely, Donald P. (1980). Teaching and Media A Systematic

Approach. New Jersey: Prantice hall Inc.

Halimatussa’diyah, (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas III MTs Negeri 2

Medan. Tesis. Unimed.

Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasruddin. (2009). Strategi pembelajaran Kooperatif PadaPembelajaran Biologi.

Tabularasa. Jurnal Pendidikan PPS Unimed, Vol. 03. No.1, Desember

2006.

Inc Edward,Warnick B, Endres D. (2006). Critical Thingking and Comunication

5th edition. Boston: Pecerson.

Made, Wena, (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mariani,N. (2005). Upaya Peningkatan hasil belajar Biologi Melalui Model Group Investigation dengan Pendekatan Struktur di Kelas VII SLTP Negeri 20

Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (1):8-12.

Merril.(1981). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Kencana.

Miarso,Y.(2005). Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Mudhofir. (1987). Pengggunaan Strategi terhadap Hasil belajar dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal Biogenesis Vol. 2(1): 50-57.

Myers, (2002). Exploring the Environment: Problem Based Learning Action,

dalam Annual Meeting of The American Education Research Association 2002.

Nasution, S. (1999). Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar Mengajar. Edisi

pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Noor. 2007. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran PBL Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi,

Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Volume 2 ( 3) Halaman 33-35.

Nickerson, R.S.(1985). The Teaching of Thingking. New jersey: Lawrence Erbaun


(26)

25

Rustaman. (2011). The Programme for Internasional Student Asesment (PISA)

Journal of Chiropactic Humanities. NUHS.

Prawiradilaga,D. (2008). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Purwanto, M.N. (1994). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Rahayuningsih. (2008). Berfikir Kritis. http://www.ningsih.com. Diakses 25

Februari 2014.

Rahim.(2006). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Reigeluth, T.W.(1998). Instrusional Designe Theories and Models, an Overview

of Their Current Status. London, Hillsdale, New Jersey: Lawrence

Erlbaum ASS Pub.

Sahertian. (2004). Strategi belajar dan mengajar. Jakarta: Grafindo.

Sanjaya, W. (2005). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2009). Penggunaan Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sabri, (2010). “Pengaruh Strategi Pembejalaran dan Adopsi Informasi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 3 Bahorok”. Tesis. Program Pascasarjana Unimed.

Syaiful. (2009). Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap hasil Belajar dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal Bioginesis Vol. 2(1):50-57.

Sabandar, (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah

Menengah Pertama. Educationist, Volume. 1 (1): 41 – 62.

Tan, Oon Seng. (2009). Problem Based learning innovation. Singapore; Seng Lee

Press.

Taufik, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium

Singaraja, Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, Vol.

2, 42-59.

Trianto. 2010. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran (Group Investigation, Problem Based Learning, dan Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Hasil belajar Biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL 81,38 ± 10,09 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan hasil hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan konvensional 68,98 ± 11,75, dan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Biologi siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran GI 74,94 ± 11,22 namun tidak signifikan.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran (Group Investigation, Problem Based Learning, dan Konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL 79,58 ± 10,23 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan konvensional 66,80 ± 10,29, dan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran GI 73,47 ± 11,57 namun tidak signifikan.

1.2.Implikasi

Sesuai dengan teori konstruktivis, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman fisik dan juga dari orang lain melalui dari transmisi sosial. Pengetahuan tidak dapat


(2)

ditransfer begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa, akan tetapi siswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya, dan salah satu penerapan teori konstruktivis dalam pembelajaran di sekolah adalah dengan menggunakan Group Investigation. Keuntungan penggunaan model pembelajaran Group Investigation selain dapat mengembangkan aktivitas siswa model ini juga bisa meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang dibahas dan prestasi belajar siswapun meningkat, sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Sedangkan dalam teori belajar bermakna, siapapun yang terlibat dalam proses pembelajaran, maka sesungguhnya ia bermaksud untuk mencapai kebermaknaan belajar (kebermaknaan intelektual, kebermaknaan sosial, dan kebermaknaan spiritual). Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyidikan atau penemuan karena pengetahuan yang diperoleh melalui belajar seperti ini akan bertahan lama dan memiliki nilai transfer yang baik sehingga sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membantu siswa dalam memproses informasi yang dimiliki, membantu siswa untuk membangun pengetahuannya tentang dunia sosial dan dunia fisik yang ada disekitarnya dan dapat melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan serta memecahkan masalah yang dilakukan melalui langkah-langkah penelitian ilmiah dan salah satu penerapan teori belajar bermakna dalam pembelajaran di sekolah adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Model pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebuah model pembelajaran yang menstrukturkan materi pelajaran dalam kurikulum pembelajaran yang mendorong siswa berhadapan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan sebuah stimulus untuk belajar sehingga dalam proses pembelajaran yang dilakukan masalah tersebut dijadikan sebagai


(3)

basis pembelajaran. Guru tidak menyampaikan konsep secara langsung tetapi memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan membangun konsep dari permasalahan yang diberikan. Dengan model pembelajaran Problem Based

Learning diharapkan siswa mendapat lebih banyak kecakapan daripada

pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, kecakapan pencarian, pengolahan informasi, dan mendorong pembelajaran siswa lebih aktif dan mendalam.

Melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu mengasah dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.

1.3.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru perlu menerapkan suatu model tertentu yang dapat mengalihkan pembelajaran dari pembelajaran konvensional. Guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep ekosistem, melainkan dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memecahkan masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran PBL maupun pembelajaran GI, guru diharapkan dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan terlebih dahulu. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar dan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto, B. (2009). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 4 Bahorok Langkat”. Tesis. Program Pascasarjana Unimed.

Anwar, K. (2006). “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kreativitas Berpikir Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan IPA siswa PGSD FIP Unimed”. Tesis: Program Pascasarjana Unimed.

Arends, R. I. (1998). Learning to Teach. Jakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Malang: UMM Press.

Bruce, joyce, Weil, Marsha, Calhon, Emily, (2007). Models of Teaching, 6th ed.

Boston: Allyn and Bacon.

Bloom, S.B. (1982). Taxonomy of educational objectives. The Clasification of

Educationa . Handbook I : Cognitive domain. (editor : Engelhart, Furst,

Hill, Krathwohl). New York dan London: Longman.

Dick, W & Carey, L. (2005). The Systematic Designe of Instructional. New York:

Longman.

Dimiyanti.(2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Donald. (2005). Asessment of the us of the Problem-Based Learning Method and

Active Learning in Non-majors, Introductory Biology. American Journal

of Applied Sciences. Vol. 2 (1):49-53.

Eysenk, M.W. (1981). Learning Memory and personality, AModel for

Personality, ed. H.J. Eysenck, New York: Spring-verlag.

Fidiana, A.N. (2008). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SMA Negeri Semarang pada Sistem Peredaran Darah Pemanfaatan Pembelajaran

Berbasis Masalah. Tesis Magister Biologi. Semarang.

Fudyanto, KI RBS. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Jogyakarta: Global Pustaka Umum.

Gagne. (1997). The Conditioning of Learning. New York: Holt Rinehart dan

Wiston.


(5)

Gerlach, Vernon S. Ely, Donald P. (1980). Teaching and Media A Systematic Approach. New Jersey: Prantice hall Inc.

Halimatussa’diyah, (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas III MTs Negeri 2

Medan. Tesis. Unimed.

Hamalik, Oemar. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasruddin. (2009). Strategi pembelajaran Kooperatif PadaPembelajaran Biologi.

Tabularasa. Jurnal Pendidikan PPS Unimed, Vol. 03. No.1, Desember

2006.

Inc Edward,Warnick B, Endres D. (2006). Critical Thingking and Comunication

5th edition. Boston: Pecerson.

Made, Wena, (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mariani,N. (2005). Upaya Peningkatan hasil belajar Biologi Melalui Model Group Investigation dengan Pendekatan Struktur di Kelas VII SLTP Negeri 20

Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (1):8-12.

Merril.(1981). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Kencana.

Miarso,Y.(2005). Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Mudhofir. (1987). Pengggunaan Strategi terhadap Hasil belajar dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal Biogenesis Vol. 2(1): 50-57.

Myers, (2002). Exploring the Environment: Problem Based Learning Action,

dalam Annual Meeting of The American Education Research Association 2002.

Nasution, S. (1999). Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar Mengajar. Edisi

pertama. Jakarta: Bina Aksara.

Noor. 2007. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran PBL Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi,

Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Volume 2 ( 3) Halaman 33-35.

Nickerson, R.S.(1985). The Teaching of Thingking. New jersey: Lawrence Erbaun


(6)

Rustaman. (2011). The Programme for Internasional Student Asesment (PISA)

Journal of Chiropactic Humanities. NUHS.

Prawiradilaga,D. (2008). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Purwanto, M.N. (1994). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Rahayuningsih. (2008). Berfikir Kritis. http://www.ningsih.com. Diakses 25

Februari 2014.

Rahim.(2006). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Reigeluth, T.W.(1998). Instrusional Designe Theories and Models, an Overview

of Their Current Status. London, Hillsdale, New Jersey: Lawrence

Erlbaum ASS Pub.

Sahertian. (2004). Strategi belajar dan mengajar. Jakarta: Grafindo.

Sanjaya, W. (2005). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2009). Penggunaan Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sabri, (2010). “Pengaruh Strategi Pembejalaran dan Adopsi Informasi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 3 Bahorok”. Tesis. Program Pascasarjana Unimed.

Syaiful. (2009). Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap hasil Belajar dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal Bioginesis Vol. 2(1):50-57.

Sabandar, (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah

Menengah Pertama. Educationist, Volume. 1 (1): 41 – 62.

Tan, Oon Seng. (2009). Problem Based learning innovation. Singapore; Seng Lee

Press.

Taufik, 2012. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium

Singaraja, Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, Vol.

2, 42-59.

Trianto. 2010. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Dokumen yang terkait

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DI MTS NEGERI KUALUH HULU KECAMATAN KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

0 2 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUAIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POLUSI LINGKUNGAN DI SMK NEGERI 2 KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

0 4 30

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT.

1 6 27

PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 1 AEK NATAS LABUHANBATU UTARA.

0 2 28

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 17 MEDAN.

0 13 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP SWASTA METHODIST PEMATANG SIANTAR.

0 2 22

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran Sejarah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Motivasi Belajar.

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (CRITICAL THINKING) DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA NEGERI 1 BANTUL.

0 0 1