HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI MESIN PRODUKSI DALAM BIDANG TEKNIK PEMESINAN DI SMK SWASTA PEMDA KISARAN T. A. 2014.

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS XI MESIN PRODUKSI DALAM BIDANG TEKNIK PEMESINAN DI SMK SWASTA

PEMDA KISARAN.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Oleh

Andri Wijaya NIM 5103121007

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Andri Wijaya. 5103121007. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi Dalam Bidang Teknik Pemesinan Di SMK Swasta Pemda Kisaran T. A. 2014. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Hubungan Motivasi Belajar Siswa (X1) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y) , 2) Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y), 3) Hubungan Antara Motivasi Belajar (X1) dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y). Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Total Sampling yaitu jumlah sampel merupakan seluruh anggota populasi siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan SMK Swasta Pemda Kisaran T. A. 2014 yang berjumlahkan 35 orang siswa.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data variabel Motivasi Belajar (X1) memiliki distribusi normal dengan perolehan skor X2hitung (6,889) < X2tabel (11,04), data pada variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) memiliki distribusi normal dengan perolehan skor X2hitung (6,988) < X2tabel (11,04), dan data pada variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) memiliki distribusi normal degan perolehan skor X2hitung (7,05) < X2tabel (11,04). Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) memiliki hubungan yang signifikan dan linier dengan variabel Motivasi Belajar (X1) dengan perolehan skor Fhitung (1,43) < Ftabel (2,25), dan hasil uji linieritas juga menunjukkan bahwa variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) memiliki hubungan yang signifikan dan linier dengan variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) dengan perolehan skor Fhitung (2,03) < Ftabel (2,27). Hasil uji hipotesis variabel penelitian Motivasi Belajar (X1) dengan variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perolehan skor skor rhitung (0,369) > rtabel (0,334) dan thitung (2,281) > ttabel (1,692), dan uji hipotesis variabel penelitian Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) dengan variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan perolehan skor rhitung (0,370) > rtabel (0,334) dan thitung (3,379) > ttabel (1,692),

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014, dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru secara bersama-sama dengan Prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dan Prestasi Belajar Siswa.


(5)

ii ABSTRACT

Andri Wijaya. 5103121007. Relationship Between Motivation Learning and Student Perceptions About the Teacher Competency With Class Class XI Production Engineering in Engineering Machining in SMK Swasta Pemda Kisaran A.Y. 2014 Thesis range. Faculty of Engineering, State University of Medan. 2015.

This study aims to determine: 1) Relations Student Motivation (X1) with Student Achievement (Y), 2) Relations Student Perceptions of Teacher Competence (X2) with Student Achievement (Y), 3) Relationship Between Motivation (X1) and Student Perceptions of Teacher Competence (X2) with Student Achievement (Y). Determination of the sample using total sampling technique that is the number of samples are all members of the Class XI Production Engineering in Engineering Machining in SMK Swasta Pemda Kisaran with range 35 students.

Normality test results indicate that the variable data Motivation (X1) has a normal distribution with the acquisition X2hitung score (6.889) <X2table (11.04), the data on the variable Student Perceptions of Teacher Competence (X2) has a normal distribution with the acquisition X2arithmetic score (6.988 ) < X2table (11.04), and data on Student Achievement variable (Y) has a normal distribution degan acquisition X2 arithmetic score (7.05) < X2tabel (11.04). Linearity test results indicate that the variable Student Achievement (Y) has a significant and linear relationship with learning motivation variables (X1) with a score acquisition of F (1,43) <F table (2.25), and the linearity test results also showed that the variables Student Achievement (Y) has a linear relationship with a significant and variable Student Perceptions of Teacher Competence (X2) with a score acquisition of F (2,03) <F table (2.27). Results of hypothesis testing Motivation research variables (X1) with variable Student Achievement (Y) showed a significant association with the acquisition scores rhitung score (0.369)> rtable (0.334) and t count (2,281)> t table (1.692), and hypothesis testing Student Perceptions of research variables on Teacher Competence (X2) with variable Student Achievement (Y) shows a positive and significant relationship with the acquisition rhitung score (0.370)> rtabel (0.334) and t count (3.379)> t table (1.692),

From the results of research and discussion, it can be concluded that (1) there is a significant relationship between motivation Class XI Production Engineering in Engineering Machining Academic Year 2014, (2) there is a positive and significant relationship between Student Perceptions About Competence Master Class XI Production Engineering in Engineering Machining Academic Year 2014, and (3) there is a positive and significant relationship between motivation Student and Teacher Student Perceptions of competence together with a Class XI Production Engineering in Engineering Machining Academic Year 2014.

Keywords: Motivation Learning, Student Perceptions of Competence Teacher and Student Achievement.


(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 12

1. Hakikat Motivasi Belajar Siswa ... 12

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 12

b. Ciri – ciri Motivasi Belajar ... 16

c. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 17

d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi belajar ... 18

2. Hakikat Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ... 21

a. Hakikat Persepsi Siswa ... 21

1) Pengertian Persepsi ... 21

2) Proses Terjadinya Persepsi... 22

3) Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 26

b. Hakikat Kompetensi Guru ... 30

1) Kompetensi Paedagogik ... 31


(7)

vii

3) Kompetensi sosial ... 34

4) Kompetensi profesional ... 34

c. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ... 35

3. Hakikat Prestasi Belajar ... 36

a. Pengertian prestasi belajar ... 36

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 38

B. Penelitian Yang Relevan...39

C. Kerangka Berfikir... 41

D. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Penelitian... 47

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 49

G. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 58

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 61

C. Uji Persyaratan Analisis ... 64

D. Pengujian Hipotesis ... 67

E. Temuan Penelitian ... 71

F. Pembahasan Penelitian ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 75

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 45

Tabel 2. Kisi-Kisi Penyusunan Angket Motivasi Belajar ... 48

Tabel 3. Kisi-Kisi Penyusunan Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ... 48

Tabel 4. Kategori harga Rata – rata Skor Ideal (Mi) dan Deviasi Ideal (SDi) ... 52

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa (X1) ... 58

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) ... 59

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 61

Tabel 8. Analisa Tingkat Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa (X1) ... 62

Tabel 9. Analisa Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X2) ... 63

Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 63

Tabel 10. Analisa Tingkat Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 63

Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian... 64

Tabel 12. Ringkasan Anava Untuk Persamaan Y Atas X1 ... 65

Tabel 13. Ringkasan Anava Untuk Persamaan Y Atas X2 ... 66

Tabel 14. Ringkasan Koefisien Korelasi Parsial Variabel Penelitian ... 68

Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ... 70

Tabel 16. Bobot Sumbangan Masing – Masing Variabel Terikat Terhadap Variabel Bebas ... 71


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Stimulus Respon ... 24 Gambar 2. Paradigma Penelitian ... 42 Gambar 3. Diagram Batang Distribusi Nilai Variabel Motivasi \

Belajar Siswa (X1) ... 59 Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Nilai Variabel Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Guru (X2) ... 60 Gambar 5. Diagram Batang Distribusi Nilai Variabel Prestasi

Belajar Siswa ... 61 Gambar 6. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas Dengan


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Motivasi Belajar (X1) ... 81

Lampiran 2. Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (X2) ... 84

Lampiran 3. Tabel Nilai Chi Kuadrat ... 87

Lampiran 4. Tabel Product Moment (R) ... 88

Lampiran 5. Tabel Distribusi (T) ... 89

Lampiran 6. Tabel Distribusi F Probabilitas = 0,005 ... 90

Lampiran 7. Hasil Uji Coba Angket Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa (X1) ... 91

Lampiran 8. Hasil Uji Coba Angket Perhitungan Validitas Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ... 95

Lampiran 9. Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar Siswa (X1), Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X2) Dan Prestasi Belajar (Y) ... 100

Lampiran 10. Perhitungan Distribusi Frekuensi Dari Data Variabel Penelitan ... 101

Lampiran 11. Uji Normalitas Sebaran Data Masing – Masing Variabel Penelitian ... 105

Lampiran 12. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Variabel ... 108

Lampiran 13. Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran Dan Persamaan Regresi Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Teknik Pemesinan (Y) Dan Motivasi Belajar Siswa (X1) ... 112

Lampiran 14. Perhitungasn Persamaan Regresi, Uji Kelinieran Dan Persamaan Regresi Prestasi Belajar Siswa (Y) Dan Persepsi SiswaTentang Kompetensi Guru ... 119

Lampiran 15. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 125

Lampiran 16. Perhitungn Kooefisien Korelasi Parsial Dan Uji Keberartian Korelasi Parsial ... 128

Lampiran 17. Perhitungan Regresi Ganda, Uji Kelinieran Dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 131


(11)

xi

Lampiran 18. Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda Dan Uji Keberartian

Koefisien Korelasi Ganda ... 135 Lampiran 19. Perhitungan Sumbangan Relatif Dan Sumbangan Efektif

Variabel Motivasi Belajar Siswa (X1) Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X2) Terhadap


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan antara lain : guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lainnya, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Seorang pendidik harus memperlihatkan bahwa ia mampu mandiri, tidak bergantung pada orang lain. Ia harus mampu membentuk dirinya sendiri. Dia juga bukan saja dituntut bertangung jawab terhadap anak didik, namun dituntut pula bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Tanggungjawab ini didasarkan atas kebebasan yang ada pada dirinya untuk memilih perbuatan yang terbaik menurutnya. Apa yang dilakukannya menjadi teladan bagi masyarakat (Hasbullah, 2006). Biasanya guru yang memiliki sikap yang baik lebih banyak disukai siswa sehingga dapat menciptakan keakraban baik saat belajar didalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini dapat mempermudah hubungan antara guru dengan siswa didalam kelas, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat lebih mudah diterima oleh siswa. Guru yang aktif dalam kelas membuat suasana kelas hidup dan ramai, seperti guru yang suka membuat media – media kreatif sebagai media mengajar agar lebih mudah dipahami oleh siswa


(13)

2

sehingga membuat suasana lebih hidup dengan melibatkan siswanya dalam proses belajar mengajar.

Dalam Undang – Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal (1) ayat (1) dinyatakan, “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.

Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru mengembangkan tugas sebagaimana dinyatakan dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003, dalam pasal 39 ayat 1. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan dalam proses kegiatan belajar yang berlangsung disekolah. Prestasi belajar sebagai hasil usaha belajar siswa dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor interrn dan faktor ekstern. Faktor intern siswa antara lain: motivasi dan kebiasaan belajar, daya fikir atau


(14)

3

kecerdasan yang dimiliki siswa. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan, tingkat ekonomi dan orang tua.

Setiap peserta didik mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda – beda untuk dapat menerima materi pelajaran yang disampaikan guru tersebut ada yang cepat namun ada juga yang lambat. Kemampuan dan karakteristik siswa tersebut akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Seorang peserta didik yang memiliki motivasi yang bagus dalam dirinya baik itu motivasi dari luar maupun dari dalam dunia pendidikan akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik tersebut, demikian juga sebaliknya. Beberapa kesalahan pendidik adalah mengecap peserta didik yang berbeda tersebut adalah bodoh dan lambat menerima yang kemudian disebut keterbelakangan mental. Motivasi belajar peserta didik yang berbeda – beda ini menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang khusus pula sesuai kebutuhan.

Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern (internal motivation) dan motivasi ekstern (eksternal motivation). Motivasi intern muncul karena adanya faktor dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan,sedangkan motivasi ekstern karena adanya motivasi dari luar, terutama dari lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran faktor eksternal yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kinerja guru.

Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti harapan guru, instruksi langsung, umpan balik (feedback) yang tepat, hadiah, dan hukuman. Pemberian angka, persaingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, pujian, memberitahukan hasil, hasrat untuk berhasil, minat, dan tujuan yang ingin dicapai juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Beberapa


(15)

4

faktor di atas yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan keterampilan mengajar yang perlu dimiliki oleh seorang guru, seperti instruksi langsung dan pemberian umpan balik.

Karakteristik motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa berbakat berkaitan dengan konsistensi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya, senang mengerjakan tugas secara independen dimana mereka hanya memerlukan sedikit pengarahan, serta ingin belajar, menyelidiki, dan mencari lebih banyak informasi. Siswa-siswi berbakat memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal pembelajaran, seperti mudah menangkap pelajaran, memiliki ketajaman daya nalar, daya konsentrasi baik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, guru yang berperan dalam menangani siswa berbakat, terutama bagi mereka yang ditempatkan dalam kelas akselerasi, lebih berperan sebagai fasilitator, sedangkan tanggungjawab belajar ada pada peserta didik.

Stipek dalam Sudjana (2004) mengatakan bahwa setiap perbuatan guru memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi siswa. Dengan demikian, tidak hanya perbuatan memberikan reward kepada siswa yang dapat meningkatkan motivasi siswa, melainkan perbuatan seperti perencanaan pembelajaran dan manajemen kelas juga dapat meningkatkan motivasi siswa.

Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik maka guru harus bersikap sebagaimana layaknya seorang guru yang patut digugu dan ditiru, oleh sebab itu guru harus lebih memperhatikan bagaimana harusnya bersikap. Disinilah kemampuan seorang pendidik diuji mampukah ia memahami isi jiwa, sikap mental dan kebutuhan setiap peserta didiknya. Maka untuk itu pendidik dituntut untuk bisa menunjukkan keteladanan, kewibawaan, perhatian serta


(16)

5

kompetensi yang seharusnya dimiliki seorang guru. Semua itu menjadi sangat penting dalam proses pendidikan. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan kualitasnya tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Guru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai

.

Adapun keempat kompetensi guru tersebut adalah:

1) Kompetensi Paedagogik yang berarti adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

2) Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

3) Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, masyarakat lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Kepribadian yakni kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang dewasa, stabil, arif dan bijaksana, berwibawa, mantap, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Dalam Garis Besar Program Pengajaran (1999) dinyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari pendidikan dalam system pendidikan nasional yang bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, dan mampu


(17)

6

mengembalikan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha industri pada saat ini maupun yang akan datang, dan (4) menyiapkan tamatan agar mampu menjadi warga negara yang produktif, adaftif dan kreatif.

Oemar (1990) mengemukakan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yakni mendidik siswa untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai juru teknik dalam bidangnya sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Namun tujuan Sekolah Menengah Kejuruan diatas sulit terealisasi dengan baik bila mana unsur siswa tidak menjadi perhatian utama. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data hasil observasi pertama nilai siswa Kelas X Mesin Produksi Bidang Teknik Pemesinan dalam menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar di SMK Swasta Pemda Kisaran Tahun Ajaran 2014 masih berada dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya persentasi kelulusan siswa yang berada pada standar KKM yaitu sebesar 40% dan besarnya persentasi siswa yang berada dibawah standar KKM yaitu sebesar 60%. Tingginya angka ketidaklulusan tersebut tidak terlepas dari semangat dan motivasi belajar siswa itu sendiri dan guru yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas kependidikannya.

Sampai saat ini kita cenderung melupakan bahwa hakikat pendididkan adalah belajarnya siswa dan bukanlah mengajarnya guru. John Dewey menekankan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari diri siswa itu sendiri. Guru adalah pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu haruslah berasal dari murid yang belajar.


(18)

7

Dalam proses pembelajaran kemampuan siswa dalam menerima menangkap pelajaran berbeda – beda tergantung tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa juga persepsi yang dimiliki siwa terhadap pengajar dan pelajaran tertentu. Adanya perbedaan persepsi siswa yang dimiliki oleh siswa terhadap guru yang berkompeten akan berpengaruh pada perbedaan motivasi belajar dan prestasi atau hasil belajar pada masing – masing siswa dikelas. Siswa yang cukup termotivasi terhadap suatu pelajaran maka dia akan mempunyai dorongan yang tinggi terhadap suatu pelajaran, sedangkan siswa yang tidak termotivasi maka dorongan belajarnya cenderung akan menurun. Sejalan siswa yang memiliki persepsi yang baik terhadap guru yang berkompetensi pasti mempunyai prestasi belajar yang bagus dikarenakan mereka merasa puas dan senang terhadap suatu proses pembelajaran di dalam kelas tersebut, sedangkan siswa yang memiliki persepsi yang kurang baik terhadap guru yang tidak mengusai kompetensi sebagai pengajar pasti memperoleh prestasi/hasil belajar yang rendah dikarenakan siswa merasa tidak puas terhadap suatu pemebelajaran dikelas tersebut.

Dari hasil observasi awal pada siswa kelas X Mesin Produksi Bidang Teknik Pemesinan ada beberapa siswa yang menyukai guru dengan cara mengajarnya dan merasa puas dengan cara penyampaian pembelajaran dari guru mata pelajaran tersebut, namun ada juga beberapa siswa yang tidak menyukai guru dengan cara mengajarnya dan merasa tidak puas dengan cara penyampaian dari guru mata pelajaran tersebut.

Dari semua uraian diatas menyatakan betapa penting motivasi dan kompetensi guru dalam meningkatkan prestasi belajar, dimana motivasi baik yang diperoleh siswa dapat memberikan semangat yang baik pula untuk meningkatkan


(19)

8

prestasi belajar siswa. Dan guru – guru yang memiliki kompetensi yang baik dalam melakasanakan tugas kependidikannya akan mentransfer pengetahuan dan mendidik serta membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini akan menjadi stimulus bagi siswa yang sebagai respon pada diri siswa apakah siswa tersebut akan menyikapi sebagai hal yang positif atau menyikapi sebagai hal yang negatif.

Untuk mengungkap motivasi belajar siswa dan kompetensi guru disekolah tersebut, maka akan dilakukan penilitian dikelas XI semester 3 yang dahulunya kelas X pada Bidang Teknik Pemesinan dalam Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut yang berjudul : “Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran T.A. 2014”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Motivasi Belajar siswa kelas XI Mesin Produksi ?

2. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi guru di SMK Swasta Pemda Kisaran ?

3. Apakah guru telah memiliki kompetensi keguruan yang baik ?

4. Bagaimana hubungan motivasi belajar dengan prestasi siswa kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014?


(20)

9

5. Bagaimana hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi siswa kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014?

6. Faktor apa saja yang berpengaruh untuk meningkatakan prestasi belajar siswa? C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis memberikan batasan – batasan agar tidak terjadi bias dan permasalahan yang dikaji lebih terarah. Adapun pembatasan permasalahan penelitian ini adalah :

1. Motivasi Belajar siswa kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan.

2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dalam Bidang Teknik Pemesinan. 3. Prestasi Belajar Siswa kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik

Pemesinan.

4. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran T.A 2014.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah yang penulis uraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah hal tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hubungan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014 ?


(21)

10

2. Bagaimanakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014?

3. Bagaimanakah hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014 ?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan sasaran utama yang akan dicapai peneliti melalui kegiatan meneliti yang akan dilakukan, sebab tanpa tujuan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan tidak mempunyai arah yang jelas. Sesuai dengan judul peneliti, maka yang menjadi tujuannya adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014.

2. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014.

3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan di SMK Swasta Pemda Kisaran tahun ajaran 2014.


(22)

11

F.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka manfaat penelitian ini adaah : 1. Bagi guru

Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya prestasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah

Meningkatkan mutu sekolah khususnya dalam bidang prstasi belajar. 3. Bagi peneliti


(23)

76

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan :

1.Terdapat hubungan yang positif dan signifikaN antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan tahun ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1y = 0,369 oleh karena rx1y = (0,369 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa .

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx2y = 0,370 oleh karena rx2y = (0,370 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar.

3.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru secara bersama-sama dengan Prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1,2y = 0,9890 oleh


(24)

77 karena rx1,2y = (0,9890 > 0,2316), maka dapat disimpulkan antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1,2y = 0,491 oleh karena rx1,2y = (0,491 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara Motivasi Belajar Siswa Siswa dan Persepsi Siswa Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Diterimanya hipotesis pertama, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak guru SMK untuk senantiasa mempertahankan Motivasi Belajar (X1) belajar yang menyenangkan agar Motivasi Belajar (X1) belajar siswa yang tinggi dapat dipertahankan.

2. Diterimanya hipotesis kedua, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak guru SMK untuk senantiasa mempertahankan kompetensi guru yang mendukung dalam proses belajar mengajar agar siswa tetap berpersepsi terhadap para guru.

3. Diterimanya hipotesis ketiga, maka kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak SMK khususnya pada Program Keahlian Mesin Produksi untuk mempertahankan dan meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru kepada siswa secara bersama-sama yang dapat meningkatkan Pretasi Belajar Siswa dengan senantiasa menyertakan tujuan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.


(25)

78

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka sebagai tindak lanjut peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mempertahankan Motivasi Belajar Siswa yang tinggi diharapkan kepada guru pengajar untuk senantiasa memberikan motivasi belajar yang lebih baik lagi agar dapat mempertahankan Motivasi Belajar yang tinggi.

2. Kepada guru teknik pemesinan agar senantiasa meningkatkan kompetensi keguruan untuk menjadi guru yang benar-benar kompeten dan selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi

3. Bagi peneliti selanjutnya, maka disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut guna menemukan faktor-faktor lain yang lebih dominan memberikan kontribusi terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.


(26)

78

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono. (1990). Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Dahnita Adiningsih (2012) : Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X2) Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/876) diakses tanggal 13 Desember 2014

Atkinson dkk.( 1987). Pengantar Psikologi Jilid II. Interaksa Batam

Bimo Walgito. (1986). “Pengantar Psikologi Umum”. Yogyakarta: Andi Offset Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Davidoff Linda. (1988). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga

Dimyati Mahmud. (1990). Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE

Dewi. (2012). “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Mengajar Guru dengan Hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Budi Satria Medan”. (Skripsi)

Djohar. (2006). Guru, Pendidikan Dan Pembinaanya. (Penerapannya Dalam Pendidikan Dan Undang – Undang Guru). Yogyakarta : Sinar Grafika

Hasbullah. (2006). Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Hamzah B. Uno. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Jalalludin Rahmat. (1984). Psikologi Umum. Alumni Bandung Kamus Umum Bahasa Indonesia . (1991).


(27)

79

Mc Donald. (1959). Educational Pshycology. San Fransisco : Wadsworth Publishing. Inc

M. Dahlan Al-Barry. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola

Muhibbin Syah. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, Dan

Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ngainun Naim. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Belajar Oemar Hamalik. (1996). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Oemar Hamalik. (1990). Psikologi Belajar Dan Megajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo

Oemar Hamalik . (1994). Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007

Raini Prasetyawati (2006) : “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang

Profesionalisme Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Diklat Akuntansi Siswa Jurusan Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta Tahun Diklat 2005/2006).

(http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=3959) diakses tanggal 28 Agustus 2014

Raymond J. dan Judith H. (2004). Hasrat Untuk Belajar. Pustaka Pelajar

Sardiman A.M.. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Dengan Mengajar . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sarlito Wirawan Sarwono. (1976). Pengantar Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. PT. Grafindo Perkasa Rajawali Suparlan. (2008). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta : Hidayat


(28)

80

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sriyati. (2012). “Pengaruh Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Paedagogik Guru Pai dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dikeas

IV SDN 1 Rejosari Brangsong Kendal”. (Skripsi)

(http://eprints.walisongo.ac.id/1103/) diakses tanggal 30 September 2014

Syaiful Bahri Djamarah. (1994). Prestasi Belajar Siswa (Y) Belajar Dan Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wasty Soemanto. (1990). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta : Rineka Cipta


(1)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan :

1.Terdapat hubungan yang positif dan signifikaN antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan tahun ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1y = 0,369 oleh karena rx1y = (0,369 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa .

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx2y = 0,370 oleh karena rx2y = (0,370 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar.

3.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru secara bersama-sama dengan Prestasi belajar Siswa Kelas XI Mesin Produksi dalam Bidang Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1,2y = 0,9890 oleh


(2)

karena rx1,2y = (0,9890 > 0,2316), maka dapat disimpulkan antar variabel yang memberikan hasil nilai rx1,2y = 0,491 oleh karena rx1,2y = (0,491 > 0,334), maka dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara Motivasi Belajar Siswa Siswa dan Persepsi Siswa Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Diterimanya hipotesis pertama, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak guru SMK untuk senantiasa mempertahankan Motivasi Belajar (X1) belajar yang menyenangkan agar Motivasi Belajar (X1) belajar siswa yang tinggi dapat dipertahankan.

2. Diterimanya hipotesis kedua, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak guru SMK untuk senantiasa mempertahankan kompetensi guru yang mendukung dalam proses belajar mengajar agar siswa tetap berpersepsi terhadap para guru.

3. Diterimanya hipotesis ketiga, maka kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak SMK khususnya pada Program Keahlian Mesin Produksi untuk mempertahankan dan meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru kepada siswa secara bersama-sama yang dapat meningkatkan Pretasi Belajar Siswa dengan senantiasa menyertakan tujuan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.


(3)

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka sebagai tindak lanjut peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mempertahankan Motivasi Belajar Siswa yang tinggi diharapkan kepada guru pengajar untuk senantiasa memberikan motivasi belajar yang lebih baik lagi agar dapat mempertahankan Motivasi Belajar yang tinggi.

2. Kepada guru teknik pemesinan agar senantiasa meningkatkan kompetensi keguruan untuk menjadi guru yang benar-benar kompeten dan selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi

3. Bagi peneliti selanjutnya, maka disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut guna menemukan faktor-faktor lain yang lebih dominan memberikan kontribusi terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono. (1990). Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Dahnita Adiningsih (2012) : Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X2) Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/876) diakses tanggal 13 Desember 2014

Atkinson dkk.( 1987). Pengantar Psikologi Jilid II. Interaksa Batam

Bimo Walgito. (1986). “Pengantar Psikologi Umum”. Yogyakarta: Andi Offset Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Davidoff Linda. (1988). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga

Dimyati Mahmud. (1990). Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE

Dewi. (2012). “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Mengajar Guru

dengan Hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Budi Satria Medan”. (Skripsi)

Djohar. (2006). Guru, Pendidikan Dan Pembinaanya. (Penerapannya Dalam

Pendidikan Dan Undang – Undang Guru). Yogyakarta : Sinar

Grafika

Hasbullah. (2006). Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Hamzah B. Uno. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Dibidang

Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Jalalludin Rahmat. (1984). Psikologi Umum. Alumni Bandung Kamus Umum Bahasa Indonesia . (1991).


(5)

Mc Donald. (1959). Educational Pshycology. San Fransisco : Wadsworth Publishing. Inc

M. Dahlan Al-Barry. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola

Muhibbin Syah. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, Dan

Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ngainun Naim. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Belajar Oemar Hamalik. (1996). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Oemar Hamalik. (1990). Psikologi Belajar Dan Megajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo

Oemar Hamalik . (1994). Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007

Raini Prasetyawati (2006) : “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang

Profesionalisme Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Diklat Akuntansi Siswa Jurusan Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta Tahun Diklat 2005/2006).

(http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=3959) diakses tanggal 28 Agustus 2014

Raymond J. dan Judith H. (2004). Hasrat Untuk Belajar. Pustaka Pelajar

Sardiman A.M.. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Dengan Mengajar . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sarlito Wirawan Sarwono. (1976). Pengantar Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. PT. Grafindo Perkasa Rajawali Suparlan. (2008). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta : Hidayat


(6)

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sriyati. (2012). “Pengaruh Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Paedagogik

Guru Pai dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dikeas IV SDN 1 Rejosari Brangsong Kendal”. (Skripsi) (http://eprints.walisongo.ac.id/1103/) diakses tanggal 30 September 2014

Syaiful Bahri Djamarah. (1994). Prestasi Belajar Siswa (Y) Belajar Dan

Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wasty Soemanto. (1990). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan). Jakarta : Rineka Cipta


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DI SMK SINAR HUSNI MEDAN T.P 2014/2015.

0 5 26

HUBUNGAN FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IS SMA SWASTA TAMAN SISWA KISARAN T.A 2013/2014.

0 2 24

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMK KARYA BAKTI T.A. 2013/2014.

0 2 26

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Piutang Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar.

0 1 145

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 6

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 2 107

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, IKLIM KELAS, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 188