PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU PAI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA BIDANG STUDI PAI.

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN YANG

DIGUNAKAN GURU PAI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR MEREKA PADA BIDANG STUDI PAI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ciwidey)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Agama Islam

oleh

ELISA SOLIHAH 0809283

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN YANG

DIGUNAKAN GURU PAI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR MEREKA PADA BIDANG STUDI PAI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ciwidey)

Oleh Elisa Solihah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Elisa Solihah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN ELISA SOLIHAH

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU PAI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR MEREKA PADA BIDANG STUDI PAI DI SMA NEGERI 1 CIWIDEY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. H. Abas Asyafah, M.Ag 19581016 198601 1 003

Pembimbing II,

Saepul Anwar, S.Pdi, M.Ag 19811109 200501 1 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag 19570303 198803 1 001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis/ 27 Februari 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP. 19580128 198612 1 001

Dr. H. Fahrudin, M.Ag. NIP. 19591008 198803 1 003

Dra. Hj. Kokom St. Komariah, M.Pd. NIP. 19620513 198803 2 002


(5)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Elisa Solihah, persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI.

Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas sangat ditentukan oleh prosedur pembelajaran. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan melalui prosedur yang tepat dan sistematis, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Pemberian motivasi pada saat proses pembelajaran juga menjadi peran yang penting. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik mengkaji tentang hubungan antara persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru Pendidikan Agama Islām (PAI) dengan motivasi belajar siswa.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran dan motivasi belajar siswa, data hasil angket dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial, serta studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI mencapai nilai rerata 76 yang termasuk pada kategori tinggi, artinya siswa memiliki persepsi bahwa guru PAI di SMAN 1 Ciwidey telah melakukan prosedur pembelajaran PAI di kelas dengan baik. Kedua, motivasi belajar siswa SMAN 1 Ciwidey terhadap bidang studi PAI berada pada tingkatan tinggi dengan pencapaian nilai rerata 64. Ketiga, persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI dan motivasi belajar siswa kemudian dikorelasikan dengan menggunakan analisis Korelasi Pearson yang diolah dengan software IBM SPSS Statistics ver. 21 diperoleh nilai korelasi sebesar 0,6% berarti mempunyai korelasi tapi sangat rendah dan 99,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci : Persepsi, Prosedur Pembelajaran, Motivasi Belajar, Pendidikan


(6)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

Elisa Solihah, a student’ perception of a teaching procedure which is used

by teachers of Islamic Education (PAI), it’s relation to their learning motivation in

Islamic Education Subject (PAI).

The success of learning and teaching process in the class is very determined by the learning procedure. Regardless of the completeness and clearness of others components, without an appropriate and systematic procedure in implementing them, then the components will not have any meanings in the process of achieving the goal. Giving motivation in the learning process also has a big role. According to these cases, the writer is interested to asses about the relation between student’ perception of learning procedure which is used by Islamic Education’s (PAI) teacher with the students’ learning motivation.

Quantitative approach was used in this research with correlation method.

This research was used questionnaires of students’ perceptions to the learning procedure and learning motivation. The data was analyzed by descriptive and inferential statistic, and literature study.

The result of the test revealed that: Firstly, the students’ perception of learning procedure of Islamic Education subject in the class achieved average score of 76, which is categorized as high, it means the students had opinions that

Islamic Education’s (PAI) teacher at SMAN 1 Ciwidey had done the learning

procedure well. Secondly, students’ learning motivation of SMAN 1 Ciwidey to the Islamic education subject (PAI) is in the high level with the average score of 64. Thirdly, the students’ perceptions of learning procedure which was used by the

teacher and the students’ learning motivation was correlated using Pearson correlation analysis which was processed with IBM SPSS Statistic ver.21 software and got the core of correlation of 0.6%, it means both aspects have a correlation even though very low and it is 99.4% was influenced by others factors which was not be assessed.

Key words: Perception, Learning Procedure, Learning Motivation, Islamic Education (PAI)


(7)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI


(8)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

DAFTAR DIAGRAM... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Sistematika Penulisan... 9

BAB II HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR... 11 A. Persespsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran... 11

1. Siswa... 11

2. Persepsi Tentang Prosedur Pembelajaran... 12

B. Motivasi Belajar Siswa... 24

1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa... 24

2. Macam-Macam Motivasi Belajar Siswa... 25

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa... 27

4. Fungsi Motivasi Belajar Siswa... 28

5. Peranan Motivasi Dalam Belajar... 29

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa... 30

C. Pendidikan Agama Islām Di Sekolah... 32


(9)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan Pendidikan Agama Islām... 34

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islām... 36

D. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa... 36 E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 38

F. Kerangka Pemikiran... 38

G. Hipotesis... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A. Lokasi Penelitian... 41

B. Populasi Dan Sampel Penelitian... 46

C. Desain Penelitian... 47

D. Metode Dan Pendekatan Penelitian... 51

E. Definisi Operasional... 52

F. Instrumen Penelitian... 55

G. Pengembangan Instrumen Penelitian... 57

H. Teknik Pengumpulan Data... 65

I. Analisis Data... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 75

A. Hasil Penelitian... 75

1. Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran... 75

2. Deskripsi Motivasi Belajar Siswa... 78

3. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI Dengan Motivasi Belajar Siswa ... 81 B. Pembahasan... 87

BAB V KESIMPULAN... 98

A. Kesimpulan... 98

B. Rekomendasi... 99

DAFTAR PUSTAKA... 102

RIWAYAT HIDUP... 106


(10)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

[3.2] Tabel 1 Siswa Kelas XI Jurusan IPA dan IPS SMA Negeri 1 Ciwidey... 46

[3.4] Tabel 2 Operasional Variabel Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 55 [3.5] Tabel 3 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa... 57

[3.6] Tabel 4 Uji Validitas Angket Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 59 [3.7] Tabel 5 Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 61 [3.8] Tabel 6 Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa... 63

[3.9] Tabel 7 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa... 65

[3.10] Tabel 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 72

[3.11] Tabel 9 Kriteria Koefisien Determinasi... 73

[3.12] Tabel 10 Kriteria Hubungan Variabel... 74

[4.1] Tabel 11 Sub Variabel dan Indikator Angket Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 75 [4.2] Tabel 12 Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 76 [4.4] Tabel 13 Sub Variabel dan Indikator Angket Motivasi Belajar Siswa... 79

[4.5] Tabel 14 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 79

[4.7] Tabel 15 Hasil Uji Normalitas... 82

[4.8] Tabel 16 Hasil Uji Regresi... 83

[4.9] Tabel 17 Uji Korelasi Pearson... 84

[4.12] Tabel 18 Model Summary... 86

DAFTAR GAMBAR [2.1] Gambar 1 Proses Persepsi... 14

[2.2] Gambar 2 Tujuan Pendidikan... 36

[3.1] Gambar 3 Denah Lokasi Penelitian... 41


(11)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

[4.3] Grafik 1 Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI... 78 [4.6] Grafik 2 Motivasi Belajar Siswa... 81

DAFTAR DIAGRAM

[4.10] Diagram Pencar 1 Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI...

85


(12)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI


(13)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islām merupakan agama Allāh yang diwahyukan kepada Rasūl-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Agama Islām memberikan pedoman yang menyeluruh, mencakup segala aspek kehidupan (Lukman, 2014).

Tuhan mewahyukan ajaran agama untuk kepentingan seluruh manusia, dengan bimbingan agama ini diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti dan benar dalam menjalani hidupnya dan membangun peradabannya. Dengan kata lain mewujudkan keserasian dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allāh dan sesama manusia. Dan memiliki tujuan yang sangat tinggi, yaitu “membentuk manusia yang seutuhnya dengan pola taqwa kepada Allāh SWT” (Tafsir, 2010: 48).

Islām merupakan syariat Allāh yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’ān:

ِْا َسْنِْْاَو نِْْا ُتْقَلَخاَمَو

ِنْوُدُبْعَ يِل

Artinya:”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. [QS. Al-Żāriyāt [51] : 56]*

Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan yang baik dan benar, dimulai dari pendidikan di rumah, sekolah maupun lingkungan. Sebagaimana dikatakan oleh Majid (2004: 30) bahwa:

*Seluruh teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari menu Qur`ān in word dalam microsoft word, yang disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim


(14)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Pendidikan Agama Islām merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan memegang kebudayaan”.

Pendidikan Agama Islām (PAI) harus ditanamkan sejak kecil, karena pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, seharusnya “PAI ditanamkan dalam pribadi anak mulai ia dalam kandungan dan dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah” (Majid, 2006: 39).

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional PAI di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, karena PAI di Indonesia dimasukkan kedalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh setiap anak didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Dalam hal ini PAI mempunyai tujuan kulikuler yang merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam UU RI Nomor 20, 2003 SISDIKNAS, Pasal 1, Ayat 1 bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses belajar yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara” (Lestari, 2013: 40).

Berhasil tidaknya proses belajar mengajar PAI di sekolah sesuai dengan tujuan yang diharapkan ditentukan oleh banyak faktor baik dari internal maupun dari eksternal. Menurut Daradjat (2000: 63) bahwa:

“Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar diantaranya yaitu kondisi fisiologis, kondisi psikologis, kecerdasan (intelegensi) dan kematangan sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial”.


(15)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Djamarah (2005: 55) sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan keluarga, ekonomi, adat istiadat, agama, ataupun psikologis. Maka dari itu, akan muncul persepsi yang berbeda-beda terhadap pelajaran yang diterima.

Dilihat dari segi psikologis, menurut penulis perbedaan persepsi pada siswa merupakan hal yang menarik, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama. Hal ini dikarenakan “berbagai macam faktor yang mempengaruhinya” (Djamarah, 2005: 59).

Menurut David Krech dan Ricard Crutcfield (Rahmat, 2003: 52) mengemukakan bahwa:

“Faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor personal. Faktor struktural adalah faktor yang semata-mata berasal dari sifat stimulus fisik terhadap obyek-obyek saraf yang ditimbulkan pada saraf individu”.

Persepsi merupakan hal yang penting karena pandangan seseorang berperilaku terhadap suatu objek tidaklah sama. Persepsi siswa terhadap PAI ini perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa “siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar” (Sardiman, 2014: 111), sehingga dengan demikian dapat dilakukan beberapa penyesuaian yang tepat agar PAI ini mendapat apresiasi yang baik dari siswa.

Berkaitan dengan PAI banyak persepsi keliru yang berkembang dikalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis melalui wawancara langsung kepada siswa [Tanggal 11/Februari/2013] persepsi tersebut antara lain: sebagian siswa berpersepsi bahwa PAI tidak menarik, tidak menyenangkan, membosankan, membuat ngantuk, dan lain sebagainya. Siswa lebih memperhatikan pelajaran selain PAI. Meski demikian, terdapat pula sebagian siswa yang mempunyai


(16)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persepsi tepat bahwa PAI itu sangat penting, bahkan pelajaran PAI yang diberikan di sekolah telah diaplikasikan dikehidupan sehari-hari. Seharusnya agama bukan hanya sekadar ritualitas atau hanya memenuhi kewajiban akademis saja bagi siswa, namun PAI dalam pelaksanaannnya harus benar-benar dilaksanakan kegunaannnya pada kehidupan sehari-hari.

Kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia yang tercapai jika tujuan pendidikan terus dikembangkan dan benar-benar dilaksanakan sesuai prosedur yang telah dijabarkan dalam kurikulum. Menurut Subroto (2002: 56) “salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan tujuan pendidikan adalah faktor cara mengajar guru”, bagaimana guru menjalankan prosedur pembelajaran dengan baik dan benar. Prosedur pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan sistemik. Sebagai seorang guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat. Menurut (Tamwifi, 2013) secara umum dan menyeluruh, prosedur pembelajaran terdiri dari:

1. Kegiatan awal/pendahuluan 2. Kegiatan inti

3. Kegiatan akhir/penutup

Ketiga kegiatan diatas tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Untuk mendukung suksesnya kegiatan belajar bidang studi PAI di sekolah, peran guru PAI cukup penting dalam mendidik siswa agar menjadi manusia yang taat dalam beragama. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dirinya dalam mengajar dengan kondisi yang dihadapi, supaya motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan sendirinya. Menurut Ramayulis (2013: 14) seorang guru berkewajiban untuk menciptakan situasi belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Adanya motivasi belajar pada siswa akan


(17)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai hasil yang memuaskan bagi siswa itu sendiri sehingga tujuan yang dikehendakinya dapat tercapai (Sardiman, 2014: 75).

Motivasi yang sehat perlu ditumbuhkan secara menyeluruh didalam kegiatan belajar dengan mengambil dari dalam sistem nilai lingkungan sekitarnya, motivasi tersebut dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam hal ini motivasi yang terjadi di kelas dapat dilakukan dengan cara guru menyisipkan dan memasukkan motivasi di dalam cara mengajarnya ketika proses belajar mengajar berlangsung (Sardiman, 2014: 145). Siswa akan merasa termotivasi untuk belajar agar dapat berprestasi. Dengan menggunakan prosedur pembelajaran yang sistematis maka materi yang disampaikan dapat diserap oleh siswa dengan sebaik-baiknya. Prosedur yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Sebagai calon pendidik khususnya bidang studi PAI, maka sangatlah perlu menjalankan prosedur pembelajaran dengan baik. Dengan menjalankan prosedur tersebut maka guru diharapkan mampu menyampaikan materi-materi ajar PAI dengan baik sehingga tujuan PAI dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dan guru juga diharapkan dapat membantu siswa dalam meminati bidang studi PAI dengan memberikan persepsi yang baik kepada siswa terhadap bidang studi PAI itu sendiri.

Menurut Suparta (2003: 3) bagi guru PAI “tugas dan kewajiban merupakan amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru, amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab”. Firman Allāh dalam Al-Qur’ān :

نِا

ْأَي َها

ْنَا ْمُكُرُم

اَناَمَْْااودَؤُ ت

ٰلِا ِت

َِِِ ْمَُُُِعَي اْعِن َها نا ِِْدَعْلاَِ اَََُُْْْْ ْنَا ِِاَلا ََْْ َ ْمََََُُْْاََِاَو اََِلَْا

اًرْ يِصََ اًعْ يََِ َناَك َها نِا

Artinya:“Sesungguhnya Allāh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allāh memberi pengajaran yang sebaik-baiknya


(18)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepadamu. Sesungguhnya Allāh adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. [QS. Al-Nisā’ [04]: 58]

Guru Pendidikan Agama Islām (GPAI) adalah figur yang utama dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islām dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta perilaku akhlāqul-karīmah kepada siswa (Suparta, 2003: 2). Tetapi dalam kenyataannya tidak seperti itu, seperti halnya proses pembelajaran PAI di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang Agama Islām. Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islām pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI masih monoton. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa (Djati, 2003: 23). Artinya, prosedur pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islām pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI.

Salah satu aspek penyebab siswa kurang termotivasi untuk belajar PAI adalah kurangnya kemampuan guru dalam menjalankan prosedur pembelajaran secara sistematis. Akibatnya siswa kurang memahami manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam materi PAI tersebut, yang menyebabkan tidak adanya motivasi siswa untuk belajar materi PAI. Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan PAI, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang efektif dan efisien (Sardiman, 2014: 139).

Melihat kenyataan yang ada di lapangan, [Tanggal 11/Februari/2013] sebagian besar teknik dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru tampaknya lebih banyak menghambat untuk memotivasi potensi otak. Sebagai contoh, seorang siswa hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan gurunya.


(19)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

”Fakta semua yang dipelajari di bangku sekolah itu ternyata tidak integratif dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak belakang dengan pelajaran di sekolah. Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya membuat siswa tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki keberanian menyampaikan persepsi, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain”.

Jadi, guru yang efektif adalah mereka yang mampu membimbing siswanya dengan berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sardiman (2014: 9) “untuk menilai efektivitas mengajar ada dua tolok ukur, yaitu tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang tinggi”. Untuk mencapai tingkat efektivitas mengajar yang tinggi setiap guru harus menguasai benar semua prosedur pembelajaran yang secara langsung akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri. Dengan seperti itu, siswa pasti memiliki persepsi yang positif dan motivasi belajar yang tinggi terhadap bidang studi PAI.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran dengan motivasi belajar, yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah : PERSEPSI SISWA TERHADAP PROSEDUR PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU PAI HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA BIDANG STUDI PAI (Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Ciwidey)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah umum yang akan diteliti sebagai berikut :

“Bagaimana persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey”


(20)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemudian masalah umum tersebut dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey?

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey?

3. Sejauhmana korelasi antara persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum diadakannya penelitian ini adalah :

“Mengetahui persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey”.

Kemudian tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey.

2. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey.

3. Mengetahui korelasi antara persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey.

D. Manfaat Penulisan


(21)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pendidikan khususnya dalam menjalankan prosedur pembelajaran dan motivasi belajar kepada siswa.

b. Memperkaya khasanah ilmu pendidikan khususnya mengenai prosedur pembelajaran dan teori motivasi belajar dalam bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Bagi penulis khususnya dijadikan sebagai referensi dalam memberikan pembelajaran PAI.

b. Bagi guru dan kepala sekolah dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menjalankan prosedur pembelajaran yang sistematis bagi siswa dan bagaimana bersikap terhadap siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya.

c. Bagi program studi IPAI FPIPS dan universitas penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan sistematika yang telah ditentukan dalam Pedoman Karya Tulis Ilmiah UPI 2011 dan dengan melalui bimbingan yang dilakukan dengan dosen pembimbing skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang uraiannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan atau gambaran secara umum skripsi.

Bab II Kajian Pustaka : Pada bab ini pembahasan mengenai teori yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Teori tersebut dibagi menjadi dua fokus yaitu pengkajian materi mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran


(22)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang digunakan guru PAI dan mengenai motivasi belajar siswa dalam bidang studi PAI, serta kajian teori mengenai hubungan diantara keduanya. Kemudian dalam bab ini berisi referensi penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. kerangka pemikiran, hipotesis atau dugaan sementara

Bab III Metode Penelitian : Pembahasan lebih mengarah pada: Pertama, lokasi penelitian. Kedua, populasi dan sampel penelitian yang dilakukan di SMA Negeri Ciwidey dengan pengambilan sampel menggunakan random sampling. Ketiga, desain penelitian. Keempat, metode dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian ex-post facto atau penelitian korelasional. Kelima, definisi operasional atau variabel yang ada dalam penelitian. Keenam, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang diberikan kepada siswa, dan kajian pustaka. Ketujuh, pengembangan instrumen penelitian, dengan melakukan membuat angket kedua variabel dan di uji validitas serta reabilitasnya. Kedelapan, teknik pengumpulan data. Dan Kesembilan, analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan : Pada bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya mengenai hasil tersebut. Pada bab ini akan dipaparkan kesesuaian antara hipotesis yang telah diajukan sebelumnya dengan kenyataan hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran : Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan saran sebagai perbaikan dari segala kekurangan dan disertai dengan lampiran-lampiran.


(23)

41 BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ciwidey yang bertempat di Jln. Babakantiga No.125 Desa. Panyocokan Kec. Ciwidey Kab. Bandung 40973. Adapun denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Google Map [3.1] Gambar 3. Denah Lokasi Penelitian (SMAN 1 Ciwidey)

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Ciwidey

SMA Negeri 1 Ciwidey mulai menerima siswa baru pada Tahun Pelajaran 1987-1988 sebagai FILIAL (Kelas Jauh) dari SMA Negeri 1 Soreang, yang pada saat itu dipimpin olah Bapak Lili Mulya Setia BA, selaku kepala SMA Negeri 1 Soreang sekaligus sebagai pengelola SMA Negeri 1 Ciwidey.

Pada Tahun Pertama, SMA Negeri 1 Ciwidey menerima siswa baru kelas 1 sebanyak 4 kelas (186 siswa) dan menumpang di SD Ciwidey III, sedangkan guru-gurunya 90% guru SMA Negeri 1 Soreang.


(24)

Tahun kedua, yakni tahun pelajaran 1988-1989 lokasi sekolah pindah ke SMP Negeri 1 Ciwidey dan menerima siswa baru kelas 1 sebanyak 4 kelas (187 siswa) sedangkan siswa yang naik dan melanjutkan di kelas 2 tinggal 3 kelas (141 siswa). Pada tahun ini bapak Lili Mulya Setia BA meninggal dunia, dan Bapak Drs. Tadjudin Noor Rosadi menggantikannya sebagai kepala SMAN 1 Soreang sekaligus sebagai pengelola SMA Negeri 1 Ciwidey. jumlah Guru dan TU sebanyak 30 orang.

Tahun ketiga, yaitu tahun pelajaran 1989-1990 lokasi sekolah berpindah lagi ke SD Panundaan dan menerima siswa baru kelas 1 sebanyak 4 kelas (161 siswa). Sedangkan siswa yang naik dan melanjutka di kelas 2. 4 kelas (139 siswa) dan dikelas 3 sebanyak 127 siswa. Pada tahun ini dirintis pemebebasan tanah untuk lokasi SMA Negeri 1 Ciwidey Di Jalan Babakan tiga dengan status hak milik (± 8000 m2) jumlah guru dan tata usaha sebanyak 37 orang.

Tahun Pelajaran 1993-1994 SMA Negeri 1 Ciwidey diresmikan sebagai SMAN 1 Ciwidey pada tanggal 23 Desember 1993 dan mandiri dengan Kepala Sekolah Bapak Amaj Rachman sebagai pejabat yang mangku tugas (PYMT), tahun ini menerima siswa baru kelas 1 sebanyak 5 kelas (215 siswa) yang naik dan melanjutkan di kelas 2 sebanyak 5 kelas (186 siswa) dan dikelas 3 sebanyak 3 kelas (109 siswa). Jumlah guru dan tata usaha 40 orang. Tahun ini dibangun kelas baru bertingkat sebanyak 4 lokal.

Bapak Amaj Rachman pensiun dan diserah terimakan jabatan kepala sekolah kepada Bapak. Drs.Odji Setiajdi AR dan didampingi oleh Ibu Dra.Hj. Jajah Rumilah sebagai PLH. Tahun Pelajaran 1994-1995 dilakukan serah terima jabatan Kepala Sekolah dari Bpk. Drs.Odji Setiadji AR kepada Ibu Dra.Hj. Jajah Rumilah yang selama ini menjabat PLH. Setelah Dra.Hj. Jajah Rumilah Kepala Sekolah berikutnya adalah Drs. Asep Ikhsan kemudian digantikan oleh Hj. Nani P Samja, S.Pd dan setelah itu Ibu Hj. Nani digantikan oleh Drs. Suhendan Suhala.

Pada pertengahan tahun pelajaran 2006-2007 Drs. Suhendan Suhala digantikan oleh H. Totong Syamsudin,SP.d.M.MPd. Tahun Pelajaran baru


(25)

2007-2008 SMA Negeri 1 Ciwidey Menerima siswa baru 340 siswa (8 kelas). Jumlah guru dan TU tahun ini sebanyak 64 orang.

Demikian sejarah singkat perkembangan SMA Negeri 1 Ciwidey, yang Insya Allah akan lebih berkembang lagi dimasa mendatang. Amiin (Sumber: Dok. SMAN 1 Ciwidey).

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran SMA Negeri 1 Ciwidey a) Visi

Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan peserta didik berkembang menjadi manusia yang beriman , bertaqwa, berprestasi , berbudaya, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu berkompetisi baik lokal, nasional maupun global.

Indikator-indikator dari visi tersebut sebagai berikut : 1) Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa

 Bebas dari ” Buta Baca Tulis Al-Qur‟ān” bagi siswa muslim  Mampu melaksanakan kewajiban peribadahan

 Melaksanakan kegiatan peringatan hari besar  Meraih prestasi dalam bidang keagamaan 2) Terwujudnya peserta didik yang berprestasi

 Mampu mencapai tingkat kelulusan 100% dalam mengikuti ujian nasional. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh lebih tinggi dari nilai rat-rata dari tahun sebelumnya

 Meraih prestasi akademik dalam kegiatan Olympiade mata pelajaran di tingkat gugus, kabupaten, hingga nasional.

 Meningkatnya lulusan yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi baik negeri maupun wasta melalui jalur PMDK dan SPMB  Dapat meraih prestasi dalam penulisan Lomba Karya Tulis Ilmiah

tingkat kabupaten, propinsi hingga nasional.

 Meraih prestasi bidang ekstrakurikuler diantaranya mampu mengirim salah satu anggota Paskibraka Tingkat Kabupaten, Propinsi hingga Nasional.


(26)

 Mampu mencetak atlet unggulan tingkat kabupaten, propinsi, bahkan tingkat nasional.

3) Terwujudnya peserta didik yang berbudaya

 Meraih prestasi dalam bidang kebudayaan dalam event kejuaraan seni budaya daerah seperti Lomba Pupuh, dongeng bahasa sunda, rampak sekar serta pemilihan mojang dan jajaka sunda (moka)  Terciptanya pembinaan seni budaya daerah yang berkesinambungan

sehingga menghasilkan pekerja seni daerah untuk mendukung dunia pariwisata

 Terbentuknya sanggar seni budaya daerah sebagai wadah pelatihan dan pembinaan generasi muda sehingga kebudayaan daerah dapat dilestarikan.

4) Terwujudnya peserta didik yang berwawasan lingkungan

 Terciptanya iklim yang kondusif dalam proses belajar-mengajar  Terwujudnya lingkungan yang bersih, aman, dan tertib

 Terwujudnya kerjasama yang baik antara siswa, guru, karyawan, komite sekolah dan masyarakat pendukung (Sumber: Dok. SMAN 1 Ciwidey).

b)Misi

1) Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan sikap dan kepribadian yang santun, beretika dan berestetika tinggi.

3) Membentuk peserta didik yang senantiasa menjunjung tinggi kebudayaan nasional dan daerah

4) Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

5) Mewujudkan optimalisasi kegiatan MGMP untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, bahan ajar, media dan alat pembelajaran sehingga terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan berhasil.


(27)

6) Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana teknollogi informasi dan komunikasi baik untuk tenaga pendidik, tenaga administrasi maupun peserta didik .

7) Mewujudkan perpustakaan sekolah yang refresentatif guna memberikan pelayanan maksimal sehingga mampu mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal.

8) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi

9) Membentuk sikap dan watak kompetitif peserta didik sehingga senantiasa siap berkompetisi baik di tingkat lokal, nasional hingga global.

10) Membangun kemitraan yang baik dengan segenap stoke holder lingkungan sekolah (Sumber: Dok. SMAN 1 Ciwidey).

c) Tujuan

Adapun tujuan SMA Negeri Ciwidey terbagi dalam tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang. Dimana peserta didik diharapkan dapat memiliki kompetensi maupun prestasi yang membanggakan (Sumber: Dok. SMAN 1 Ciwidey).

d)Sasaran

Adapun sasaran SMA Negeri 1 Ciwidey adalah untuk :

1) Mengembangkan pembinaan kegiatan keagamaan melalui peningkatan sarana dan prasarana keagamaan, peningkatan intensitas kegiatan keagamaan serta optimalisasi ektrakurikuler kerohanian

2) Mengembangkan pembelajaran yang efektif dan inovatif melalui peningkatan kompetensi pendidik dalam meningkatkan administrasi pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, penilaian serta bahan ajar.

3) Meningkatkan pembinaan kegiatan baik akademik maupun non akademik

4) Pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran berbasis Tekonologi informasi dan komunikasi


(28)

5) Pengembangan perpustakaan sekolah yang refresentatif.

6) Penciptaan suasana belajar yang kondusif dan berwawasan lingkungan (Sumber: Dok. SMAN 1 Ciwidey).

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Ciwidey karena sekolah tingkat menengah atas Negeri di kecamatan Ciwidey hanya ada satu yakni SMA Negeri 1 Ciwidey. Selain itu, melihat visi SMA Negeri 1 Ciwidey

yakni “Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa” sehingga menarik peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut. Jadi, peneliti ingin mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMA 1 Negeri Ciwidey karena seharusnya sebagai satu-satunya sekolah tingkat menengah atas Negeri di kecamatan Ciwidey bisa menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lainnya yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Ciwidey, karena di lokasi yang tidak terlalu jauh juga terdapat SMK Yayasan Budi Bakti Ciwidey dan MA Swasta Wanasari.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam hal ini subjek yang diambil dari penelitian ini adalah

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciwidey yang terdiri dari jurusan IPA dan IPS sebanyak 372 orang.

[3.2] Tabel 1. Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ciwidey

Kelas Banyak Siswa Ket.

XI-1 42 IPA

XI-2 42 IPA

XI-3 44 IPA

XI-4 44 IPA

XI-5 42 IPS

XI-6 42 IPS

XI-7 38 IPS

XI-8 42 IPS

XI-9 36 IPS

Jumlah 372


(29)

Karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga peneliti mengambil sampel dari anggota populasi. Dikatakan oleh Suryabrata (1983: 35) dalam “penelitian ilmiah hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang

sebenarnya mau diteliti”. Jadi, penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Terkait pengertian sampel, Hasan (2010: 58) berpendapat juga bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. Oleh karena itu, dari populasi tersebut kemudian diambil sampel penelitian yang dikhususkan pada bidang studi PAI dengan menggunakan teknik Random6 Sampling yakni mengambil satu kelas dari masing-masing jurusan kelas XI, yakni kelas XI-1 dari jurusan IPA dan kelas XI-9 dari jurusan IPS. Hal ini mengacu pada pemaparan Sarwono (2006: 111) yang mengemukakan bahwa

sampel merupakan “sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari”.

Dan pemaparan Sugiyono (2007: 64) bahwa Simple Random Sampling adalah

“teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Teknik Simple Random Sampling diambil karena anggota populasi dianggap homogen, dengan banyaknya jumlah kelas yang ada di sekolah tidak memungkinkan pengambilan sampel terhadap semua kelas, peneliti menganggap cukup mengambil 71 siswa dari 372 siswa jumlah keseluruhan kelas XI jurusan IPA dan IPS SMA Negeri 1 Ciwidey.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post-facto, karena “peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu

memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti” (Sukardi, 2005: 15).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang artinya semua informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang digunakan adalah analisis statistik.


(30)

Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data berupa gambaran persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru dan gambaran motivasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMA Negeri 1 Ciwidey.

Secara garis besar langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan studi penelitian terdahulu sebelum melakukan penelitian yaitu dengan membuat proposal penelitian, kemudian mencari dan mengumpulkan literatur mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru PAI dan motivasi belajar siswa. Setelah itu peneliti melakukan survey awal lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Ciwidey. Survey dilakukan kepada Guru PAI dan siswa SMA Negeri 1 Ciwidey. Setelah melakukan survey, kemudian peneliti melakukan perizinan dari kampusdan pimpinan lembaga tempat penelitian untuk melakukan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan studi pendahuluan dan tahap persiapan yang telah dilakukan, kemudian peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pembuatan Angket

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah angket, yang berisi sejumlah pernyataan tertulis yang akan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai persepsi siswa tentang prosedur pembelajaran guru PAI dan motivasi belajar. Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala guttman dengan dua alternatif jawaban yakni Ya dan Tidak, sehingga responden tinggal memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang tersedia. b. Jugjment Angket

Sebelum angket disebarkan kepada responden, sebelumnya angket yang akan disebar dijugjment terlebih dahulu oleh Dosen Pakar, yang mana peneliti meminta bantuannya kepada Bapak Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

c. Penyebaran Angket

Penyebaran angket dilakukan sebagai upaya pencarian informasi mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru PAI dan motivasi belajar


(31)

siswa yang diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Ciwidey dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

d. Uji coba

Setelah angket disebarkan, peneliti melakukan uji coba validitas dan reliabilitas dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21.

e. Revisi Angket

Setelah di uji validitas dan reliabilitasnya, peneliti merevisi angket. f. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah. Pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data tersebut bisa berupa jumlah (total), rata-rata (average), persentasi (percentage) dan sebagainya (Sugiyono, 2005). Dalam melakukan pengolahan data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Memeriksa

Tahap ini dimaksudkan untuk menyunting data yang terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsentrasi dalam setiap jawaban pertanyaan. Editing dilakukan oleh peneliti ditempat pengumpulan data, dari hasil pemeriksaan angket tidak didapatkan angket yang rusak atau kesalahan dalam pengisian.

2) Memberi Kode

Coding harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menentukan reliabiltas. Memberi kode pada setiap variabel digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data. Hal ini penting untuk dilakukan karena alat yang digunakan untuk analisis data adalah komputer melalui program IBM SPSS ver.21 yang memerlukan kode tertentu.

3) Tabulasi Data

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai dengan kriterianya.Peneliti membuat tabel-tabel bantu untuk mengelompokkan data agar mudah dibaca dan dipahami.


(32)

4) Memasukan Data

Kegiatan ini merupakan proses memasukkan data kedalam kategori tertentu. 5) Pengolahan dan Analisis data

Setelah memasukan data selanjutnya dilakukan pengolahan data dan menganalisisnya dengan menggunakan komputer yakni bantuan software IBM SPSS ver.21.

6) Pembahasan hasil penelitian

Membahas hasil penelitian dan mengkonsultasikannya kepada pembimbing (Sugiyono, 2005).

d. Kajian Pustaka

Pada tahap kajian pustaka, dilakukan tidak hanya selama penelitian berlangsung, namun sebelum dan sesudahpun masih tetap dilakukan. Mengumpulkan informasi secara tertulis mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru PAI, motivasi belajar siswa, dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

3. Tahap Pelaporan

Tahapan yang terakhir setelah penelitian dilakukan dan informasi terkumpul, adalah dengan melakukan analisis terhadap data tersebut kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan atau skripsi.


(33)

Penulis menggambarkan penelitian dalam bentuk diagram seperti berikut:

[3.3] Gambar 4 Proses Penelitian

D. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif karena hanya mencari gambaran yang ada di lapangan. Sebagaimana pendapat Nasution (2009: 24)

bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang memberi gambaran lebih jelas

tentang situasi-situasi sosial saat ini”. Kategorinya yaitu ex-post facto atau penelitian korelasional. Sukardi (2008: 166) mengemukkan bahwa penelitian

korelasi adalah “suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel

atau lebih”.

Rumusan Masalah

Tinjauan Teoritis

Uji Hipotesis

Hipotesis Proses Penelitian

Pengolahan Data

Pembuatan Angket

Penyebaran Angket Pengumpulan

Data

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Saran/Rekomendasi


(34)

Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena diperlukan data yang bersifat objektif mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru PAI dan motivasi belajar siswa. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2007: 7), maksudnya dalam mendeskripsikan hasil penelitian dengan bilangan yang merupakan hasil pengukuran.

Data yang berupa angka-angka tersebut kemudian diolah dengan menggunakan statistik parametrik karena data normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik (Sugiyono, 2007: 75). Hasil pengolahan statistik kemudian dideskripsikan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

Menurut pendapat Sarwono (2006: 27) yang dimaksud dengan definisi

operasional adalah “definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut”. Yakni:

1. Persepsi Siswa

Menurut Slameto (2010: 102) “Persepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia”. Sedangkan Menurut

Sugihartono (2007: 8) “Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan

stimulus atau proses untuk menerjemahkan/mengintrepetasi stimulus yang masuk

kedalam alat indera”. Sedangkan menurut Djamarah (2008: 51) siswa disebut

anak didik. Ia mengemukakan bahwa “anak didik adalah setiap orang yang

menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan

kegiatan pendidikan”.

Jadi yang disebut dengan persepsi siswa dalam skripsi ini adalah suatu proses dimana sekelompok orang yang menjalankan proses pendidikan menyimpulkan suatu pesan atau informasi yang berupa peristiwa berdasarkan pengalamannya. Penerimaan pesan ini dilakukan melalui panca indra yang dimiliki para siswa.


(35)

2. Prosedur Pembelajaran

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002: 899) prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Sedangkan pembelajaran menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002: 17) adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Jadi yang dimaksud dengan prosedur pembelajaran dalam skripsi ini merupakan keseluruhan proses usaha belajar dan pembentukan kompetensi siswa yang direncanakan. Prosedur pembelajaran ini meliputi: kemampuan guru dalam membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, implementasi langkah-langkah pembelajaran (skenario), penggunaan media pembelajaran, evaluasi, dan kemampuan menutup pelajaran. 3. Motivasi Belajar

Ada dua kata yang perlu ditelusuri maknanya untuk menjelaskan motivasi belajar, yaitu kata motivasi dan belajar. Istilah motivasi menurut Uno (2010: 3) diartikan sebagai “kekuatan yang terdapat dalam diri individu tersebut bertindak atau berbuat”. Motivasi tidak dapat diambil secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Adapun kata belajar, menurut Sardiman (2004: 20) adalah “usaha penguasaan materi pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya dengan penambahan pengetahuan”.

Jadi yang dimaksud motivasi belajar dalam skripsi ini adalah suatu dorongan atau daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar. Sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dengan demikian sangatlah penting bagi para guru untuk menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya dapat melakukan aktifitas belajarnya dengan baik, sehingga akan mendapatkan output yang baik dan berkualitas tinggi.

Adapun bentuk motivasi belajar di sekolah menurut Muhibbinsyah (2002: 136) dibedakan menjadi dua macam, yaitu :


(36)

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Muhibbinsyah, 2002: 136).

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan bertahan lama serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Tetapi bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah (Sardiman, 2014: 91).

4. Bidang Studi Pendidikan Agama Islām (PAI)

Bidang studi PAI adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Menurut Daradjat (Majid, 2006: 130) yang dimaksud Pendidikan Agama Islām adalah:

Suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islām secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang ada pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islām sebagai pandanga hidup.

Jadi Bidang Studi PAI dalam skripsi ini adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohaninya, dalam rangka membentuk kepribadian yang berkualitas menuju arah pendewasaan dan menuju


(37)

F. Instrumen Penelitian

Pengertian instumen menurut Arikunto (2010: 203) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Angket Persepsi Siswa terhadap Prosedur Pembelajaran

Untuk memperoleh data tentang persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala guttman yakni berupa lembar skala yang berisi sejumlah pernyataan tertulis yang akan digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa terhadap prosedur pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Skala guttman dipilih oleh peneliti agar mendapatkan jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya yakin – tidak yakin, ya – tidak, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya. Angket skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist (). Peneliti menggunakan bentuk checklist (√), skor 1 untuk jawaban Salah dan skor 2 untuk jawaban Benar.

Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan operasional variabel persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yakni sebagai berikut:

[3.4] Tabel 2. Operasional Variabel Persepsi Siswa terhadap Prosedur Pembelajaran

Variabel Sub Variabel Indikator Jenis Data

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI (X)

Kemampuan guru dalam membuka pelajaran

- menarik perhatian siswa - memotivasi siswa - membuat kaitan materi

sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan/appersepsi - memberi acuan materi ajar yang

akan diajarkan

Ordinal

Sikap guru dalam proses pembelajaran

- kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

- tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang mengganggu perhatian siswa


(38)

- antusiasme mimik dalam penampilan

- mobilitas posisi tempat dalam kelas

Penguasaan materi

pembelajaran

- kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor)

- kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntunan aspek kompetensi - mencerminkan penguasaan materi

ajar secara proporsional Implementasi

langkah-langkah pembelajaran (skenario)

- materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang teruang dalam RPP - proses pembelajaran

mencerminkan komunikasi antara guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

- antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa - cermat dalam memanfaatkan

waktu sesuai dengan alokasi yang direncanakan

Penggunaan media

pembelajaran

- tepat pada saat penggunaan - terampil dalam mengoperasikan - membantu kelancaran proses

pembelajaran

Evaluasi - melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

- melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

- melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan - melakukan evaluasi sesuai dengan


(39)

Kemampuan menutup pelajaran

-meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang telah diajarkan

-memberi kesempatan bertanya -menugaskan kegiatan ko-kurikuler -menginformasikan materi ajar

berikutnya

2. Angket Motivasi Belajar Siswa

Untuk mengungkap motivasi belajar siswa peneliti menggunakan skala guttman juga. Sebagaiman penjelasannya telah diungkap di atas.

Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan operasional variabel motivasi belajar siswa yakni sebagai berikut:

[3.5] Tabel 3. Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Sub Variabel Indikator Jenis Data

Motivasi Belajar Siswa (Y)

Motivasi Intriksik

- motif berprestasi - motif bekerja keras

- motif mengatasi tantangan/tabah mengatasi kesulitan

- motif menyelesaikan masalah - motif keingintahuan

Ordinal

Motivasi Ekstrinsik

- belajar demi nilai ujian

- belajar demi memperoleh juara - belajar demi memperoleh hadiah - belajar demi popularitas/terkenal - belajar demi memperoleh pujian

G. Pengembangan Instrumen Penelitian

Sebagaimana telah disampaikan di atas, bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berskala guttman. Jawaban yang tersedia hanya ada dua jawaban, yakni ya dan tidak. Variabel yang diteliti yakni:

1. Variabel Persepsi Siswa terhadap Prosedur Pembelajaran Guru PAI

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen variabel persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang dilakukan guru PAI adalah sebagai berikut:


(40)

a. Menentukan tujuan pengukuran. Dalam penelitian ini tujuan pengukuran adalah untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap persepsi siswa tentang prosedur pembelajaran guru PAI.

b. Menentukan sub variabel angket persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) kemampuan guru dalam membuka pelajaran 2) sikap guru dalam proses pembelajaran 3) penguasaan materi pembelajaran

4) implementasi langkah-langkah pembelajaran (skenario) 5) penggunaan media pembelajaran

6) evaluasi

7) kemampuan menutup pelajaran (Direktorat Akademik, 2011: 17) c. Operasionalisasi konsep

Yang dimaksud operasionalisasi konsep adalah proses menginterpretasikan dan menggunakan konsep yang abstrak menjadi konkrit dalam mendekati masalah penelitian. Supaya dapat digunakan untuk meneliti, maka opersionalisasi konsep tersebut diikuti dengan pengukuran sehingga menjadi variabel, dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah bentuk angket berskala guttman.

d. Merumuskan indikator dan kisi-kisi angket persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran seperti terlihat dalam tabel no [3.4] Tabel 2 di atas.

e. Menyusun 52 pernyataan berdasarkan kisi-kisi untuk di uji cobakan. Pernyataan angket terlampir pada lampiran.

f. Mengkonsultasikan draft angket yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi pernyataan dalam angket berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

g. Meminta penilaian kepada dosen pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk kepada Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.


(41)

h. Melakukan perbaikan instrumen pernyataan dalam angket atas saran dosen pakar.

i. Melakukan uji coba aitem kepada 155 siswa kelas XI-2 (IPA), XI-4 (IPA), dan XI-6 (IPS) XI-7 (IPS) di SMAN 1 Ciwidey. Uji coba dilakukan pada hari Selasa, tanggal 30 April 2013.

j. Melakukan analisis uji coba angket, yang meliputi: 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 65) sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas angket persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21, hasilnya sebagai berikut:

[3.6] Tabel 4 Uji Validitas

No. Item Nilai Korelasi Interpretasi Keterangan

1 0,166 Valid Digunakan

2 -0,044 Invalid Tidak digunakan

3 0,258 Valid Digunakan

4 0,457 Valid Digunakan

5 -0,07 Invalid Tidak digunakan

6 0,315 Valid Tidak digunakan

7 -0,081 Invalid Digunakan

8 0,26 Valid Digunakan

9 0,187 Valid Digunakan

10 0,379 Valid Digunakan

11 0,413 Valid Digunakan

12 0,225 Valid Digunakan

13 0,392 Valid Digunakan

14 0,321 Valid Digunakan

15 0,312 Valid Digunakan

16 0,331 Valid Digunakan


(42)

18 0,205 Valid Digunakan

19 0,377 Valid Digunakan

20 0,275 Valid Digunakan

21 0,138 Invalid Digunakan

22 -0,1 Invalid Digunakan

23 0,396 Valid Tidak digunakan

24 0,26 Valid Digunakan

25 0,48 Valid Digunakan

26 0,367 Valid Digunakan

27 0,316 Valid Digunakan

28 0,29 Valid Digunakan

29 0,262 Valid Digunakan

30 0,372 Valid Digunakan

31 0,414 Valid Digunakan

32 0,044 Invalid Tidak digunakan

33 0,46 Valid Digunakan

34 0,036 Invalid Tidak digunakan

35 0,364 Valid Digunakan

36 0,147 Invalid Tidak digunakan

37 0,071 Invalid Tidak digunakan

38 0,162 Valid Tidak digunakan

39 0,379 Valid Digunakan

40 0,167 Valid Digunakan

41 0,285 Valid Digunakan

42 0,308 Valid Digunakan

43 0,458 Valid Digunakan

44 0,338 Valid Digunakan

45 0,113 Invalid Tidak digunakan

46 0,463 Valid Digunakan


(43)

48 0,267 Valid Digunakan

49 0,023 Invalid Tidak digunakan

50 0,125 Invalid Tidak digunakan

51 0,455 Valid Digunakan

52 0,418 valid Digunakan

Keterangan: Jika rpbi ≥ rt, maka Valid; dan jika rpbi < rt, maka Invalid.

Maka diketahui (rt = N – 2 = 155 – 2 = 153) dengan tarafsignifikansi

5% adalah 0,156.

Dari 52 item yang telah diujikan kepada 155 siswa, hasilnya adalah 39 item Valid, yaitu item 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 51, dan 52. Dan item yang Invalid berjumlah 13, yaitu item 2, 5, 7, 17, 21, 22, 32, 34, 36, 37, 45, 49, dan 50. Dari data yang valid ada yang tidak digunakan karena ada yang sudah terpenuhi. Sebaliknya, ada juga yang invalid tetapi digunakan karena belum terpunuhi pada salah satu indikator. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap (Arikunto, 2010: 196). Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap atau mengikuti perubahan secara ajeg, maka tes tersebut dapat dipercaya. Dalam mengihitung reliabilitas angket ini, peneliti menggunakan IBM SPSS Statistics ver 21 diperoleh output sebagai berikut:

[3.7] Tabel 5 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

0,741 52

Dari output di atas terlihat bahwa r11 ≥ 0,741 berarti angket yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).


(44)

k. Menata dan memperbaiki kembali instrumen angket yang masih perlu dihaluskan untuk dijadikan instrumen final, sehingga peneliti mendapati 40 item angket.

2. Angket Motivasi Belajar Siswa

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen angket adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pengukuran. Dalam penelitian ini tujuan pengukuran ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap motivasi belajar siswa. b. Menentukan sub variabel angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) motivasi intrinsik 2) motivasi ekstrinsik c. Operasionalisasi konsep

Yang dimaksud operasionalisasi konsep adalah proses menginterpretasikan dan menggunakan konsep yang abstrak menjadi konstruk dalam mendekati masalah penelitian. Supaya dapat digunakan untuk meneliti opersionalisasi konsep tersebut diikuti dengan pengukuran sehingga menjadi variabel, dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah bentuk angket berskala guttman.

d. Merumuskan indikator dan kisi-kisi angket motivasi belajar siswa, seperti terlihat dalam tabel no [3.5] Tabel 3 di atas.

e. Menyusun 40 pernyataan berdasarkan kisi-kisi untuk di uji cobakan. Pernyataan angket terlampir pada lampiran.

f. Mengkonsultasikan draft angket yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi pernyataan dalam angket berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

g. Meminta penilaian kepada dosen pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk kepada Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

h. Melakukan perbaikan instrumen pernyataan dalam angket atas saran dosen pakar.


(45)

i. Melakukan uji coba aitem kepada 155 siswa kelas XI-2 (IPA), XI-4 (IPA) dan XI-6 (IPS), XI-7 (IPS) di SMAN 1 Ciwidey. Uji coba dilakukan pada hari Selasa, tanggal 30 April 2013.

j. Melakukan analisis uji coba angket, yang meliputi: 1) Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 65) sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas angket motivasi belajar siswa dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21, hasilnya sebagai berikut:

[3.8] Tabel 6. Uji Validitas

No. Item Nilai Korelasi Interpretasi Keterangan

1 0,537 Valid Digunakan

2 0,118 Invalid Tidak digunakan

3 0,295 Valid Digunakan

4 0,048 Invalid Tidak digunakan

5 0,442 Valid Digunakan

6 0,291 Valid Digunakan

7 0,418 Valid Digunakan

8 0,363 Valid Digunakan

9 0,502 Valid Digunakan

10 0,385 Valid Digunakan

11 0,355 Valid Digunakan

12 0,382 Valid Digunakan

13 0,317 Valid Digunakan

14 0,169 Valid Digunakan

15 0,342 Valid Digunakan

16 0,375 Valid Digunakan

17 0,337 Valid Digunakan

18 0,271 Valid Digunakan


(46)

20 0,484 Valid Digunakan

21 0,595 Valid Digunakan

22 0,555 Valid Digunakan

23 0,351 Valid Digunakan

24 0,026 Invalid Tidak digunakan

25 0,518 Valid Digunakan

26 0,318 Valid Digunakan

27 0,314 Valid Digunakan

28 -0,051 Invalid Tidak digunakan

29 0,383 Valid Digunakan

30 0,293 Valid Digunakan

31 0,601 Valid Digunakan

32 0,124 Invalid Digunakan

33 0,369 Valid Digunakan

34 0,202 Valid Digunakan

35 0,399 Valid Digunakan

36 0,529 Valid Tidak digunakan

37 0,056 Invalid Digunakan

38 0,532 Valid Digunakan

39 0,337 Valid Digunakan

40 0,534 Valid Digunakan

Keterangan: Jika rpbi ≥ rt, maka Valid; dan jika rpbi < rt, maka Invalid.

Maka diketahui (rt = N – 2 = 155 – 2 = 153) dengan tarafsignifikansi

5% adalah 0,156.

Dari 40 item yang telah diujikan kepada 155 siswa, hasilnya adalah 35 item Valid, yaitu item 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 38, 39 dan 40. Dan item yang Invalid berjumlah 5, yaitu item 2, 4, 24, 28, 32 dan 37. Dari data yang valid ada yang tidak digunakan karena ada yang sudah terpenuhi.


(1)

100

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam berupa keteladanan, kemampuan, keadilan dan ketegasan terhadap siswa-siswanya. Dalam hal ini juga guru harus lebih memperhatikan siswa dalam pergaulan dan kegiatan harian dan tidak hanya terpaku pada tugas pada saat proses pembelajaran. Meskipun memang tidak mudah memperhatikan siswa secara personal, tetapi ada cara masing-masing dalam melakukan pendekatan kepada siswa. Dan peneliti percaya bahwa setiap guru memiliki cara tersendiri dalam menanggapi siswa-siswanya.

3. Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām

Bagi Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islām (IPAI) perlu memperhatikan dan lebih meningkatkan lagi proses dan prosedur-prosedur pembelajaran yang sistematis dan lebih memberikan arahan kepada mahasiswa-mahasiswanya dalam menanggapi setiap siswanya, setiap siswa adalah unik, memiliki persepsi masing-masing dalam menanggapi segala hal. Lebih menanamkan juga proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan motivasi belajar para siswa, tugas seorang guru bukan sekedar memberi materi dan pembinaan akhlak saja. Tetapi dengan penanaman motivasi yang diharapkan mahasiswa mampu menularkan semangat belajar mereka kepada anak didiknya (siswa) kelak.

4. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Bagi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), UPI merupakan universitas dengan begitu banyak jurusan yang ditujukan untuk dididik dan menjadi seorang guru. Harus lebih menanamkan kegiatan pembelajaran yang menjadikan guru itu sebagai contoh yang baik bagi anak didiknya, memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dan bisa memberikan motivasi serta persepsi belajar yang positif bagi para siswanya.

5. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan persiapan dengan lebih matang lagi dan memperkuat instrumen yang digunakan dalam pencarian informasi terhadap pengumpulan data. Selain itu pendekatan kepada pihak


(2)

101

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dan respondenpun harus lebih intens lagi agar diperoleh kemudahan terhadap data yang diharapkan atau data yang sesuai dengan fakta di lapangan.

Disamping itu, didasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran guru PAI dengan motivasi belajar siswa hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil yaitu 0,6% dan 99,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk mampu meneliti faktor-faktor lain yang secara signifikan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.


(3)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

_________. (2000). Al-Qur’ān Dan Terjemahnya. Bandung: CV. Dipenogoro. Admin. (2009). Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi. [Online].

Tersedia:http://gurupembaharu.com/home/elaborasi-eksplorasi-dan-konfirmasi/ [12 Maret 2014]

Admin. (2012). Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi pada Kegiatan Inti Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://sman78jkt.sch.id/sumberbelajar/doku men/PANDUAN%20KEGIATAN%20EKS,EL,%20KONF(1).pdf.

[12 Maret 2014]

Ali, M. (2010). Pengembangan Pendidikan Agam Islam di Sekolah. Ispi. [Online]. Tersedia:http://www.ispi.or.id/2010/09/19/pengembangan-pendidikan-agama-islam-di-sekolah/ [9 April 2013]

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Asrori. (2011). Landasan PAI di Sekolah. Kabar Pendidikan, [Online]. Tersedia:http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/artikel-pendidikan-landasan-pai-di.html. [9 April 2013]

Azwar. S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baihaqi. (2005). Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung:

PT.Refika Aditama.

Dalila. (2011). Tahapan Pra Pembelajaran Tindak Lanjut Dan Penyajian Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://sadidadalila.wordpress.com/2011/04/ 29/tahapan-pra-pembelajaran-tindak-lanjut-dan-penyajian-pembelajaran/ [12 Maret 2014]

Daradjat, Z. (2000). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati. dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Akademik. (2011). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Kependidikan Dan Tenaga Pendidik. Bandung: UPI.

Djamarah, S.B. (2005). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. _________. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djati, I. (2003). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Logos.


(4)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen SMA Negeri 1 Ciwidey. (2012). Bandung. Echols. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia.

Hamalik, O. (2000). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

_________. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. _________. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, I. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan. (1988). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. _________. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Idris, Z. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Jansen, E. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta: PT. Indeks.

Johari, J. (2013). Pengertian Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi Dalam Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://petirfenomenal.blogspot.com/2013/0 3/pengertian-eksplorasi-elaborasi-dan.html. [12 Maret 2014]

Junaidi, W. (2009). Hakikat Prosedur Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/hakikat-prosedur-pembelajaran.html. [12 Juni 2013]

Lestari. (2013). Himpunan Lengkap Undang-Undang Sisdiknas dan Sertifikasi Guru. Jogjakarta: Buku Biru.

Lukman. (2014). Islam Itu Menyeluruh dan Sempurna (1). [Online]. Tersedia:http://lukmanpsdp.blogspot.com/2014/01/islam-itu-menyeluruh-dan-sempurna-1.html. [12 Maret 2014]

Majid, A. (2004). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

_________. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhibbinsyah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.


(5)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto, N. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahmah. (2010). Persepsi siswa terhadap mata pelajaran PAI di SMA Negeri 3

Tangerang Selatan. Jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rahmat, J. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ramayulis. (2013). Profesi & Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduan. (2010). Statistika. Bandung: CV. Alfabeta.

Ruhimat, T. (2012). Prosedur Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek_pendidikan /195711211985031-toto_ruhimat/prosedur_pembelajaran_di_sd.pdf. [12 Juni, 2013]

Sardiman. (1988). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

_________. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_________. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_________. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_________. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sholahuddin. (2006). Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam mengikuti pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Tambun Selatan. Jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. _________. (2006). Teknik Penelitian. Yogyakarta: Pines.

_________. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. _________. (2010). Metode Penelitan Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.


(6)

Elisa Solihah, 2014

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. _________. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suparta, M. (2003). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Amissco. Suryabrata, S. (1983). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung:

Alfabeta.

Tafsir, A. (1997). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.

_________. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tamwifi, I. (2013). 3 Tahap Dasar Pembelajaran Efektif Dan Bermakna. [Online]. Tersedia:http://kampuspendidikan.blogspot.com/2013/09/3-tahap-dasar-pembelajaran-efektif-dan_2.html. [12 Maret 2014]

Uno, H. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, E. (2000). Pengantar Psikologi. Bandung: Bulan Bintang.

Utsman, M.N. (2005). Psikologi dalam Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia. Walgito, B. (2010). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Widayatun, T.R. (2009). Ilmu Perilaku. Jakarta: CV. Sagung Setu.

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yusuf. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Andira. _________. (1993). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Andira.