Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Sdn Kaliabang Tengah Vii Bekasi Utara

(1)

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DI SDN KALIABANG TENGAH VII BEKASI UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh :

Sartika

NIM : 1812011000096

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2016/1437 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Prestasi Belajar Siswa di SDN Kaliabang Tengah 07 Bekasi Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui apakah upaya yang dilakukan guru PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kaliabang tengah 07 Bekasi Utara sejak peneliti berkunjung sampai penelitian dilakukan yakni sejak bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dilakukan untuk mendeskripsikan apakah prestasi belajar PAI akan meningkat dengan upaya guru PAI tersebut. Diantara upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah : dengan menggunakan metode –metode yang dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menarik dan menyenangkan, memberikan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabat, memberikan latihan dan bimbingan konseling atau lebih tepatnya pendalaman materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam belajar, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, memberikan pengayaan, mengulang materi bagi nilai yang rendah dengan waktu yang sama tempat yang berbeda, memberikan pekerjaan rumah (PR) setiap akhir materi dan melakukan ulangan harian setiap 1 bulan sekali. Upaya-upaya yang dilakukan guru PAI kelas 3 dan 4 di SDN Kaliabang Tengah 07 memberikan hasil yang baik, prestasi belajar mereka meningkat meskipun dalam proses yang cukup panjang dan dengan grafik yang tidak terlalu pesat.


(7)

ii

Efforts PAI Teachers in Improving Student Achievement in Elementary School Middle Kaliabang 07 North Bekasi

This study aims to determine the efforts of teachers PAI in improving student achievement and determine whether the efforts of PAI teachers can improve student achievement. This research was conducted in the middle of the 07 SDN Kaliabang North Bekasi since researchers visited until the research is done since October 2015 to December 2015. The method used in this research is using qualitative research methods. This method of describing whether learning achievement PAI will increase with the efforts of teachers PAI. Among the efforts of teachers PAI in improving student achievement are: using -Method that can be tailored to the learning materials, the methods used by teachers in the learning interesting and fun, provide exemplary stories of the prophets and companions, providing training and guidance counseling or more precisely deepening of the material, giving the questions that can stimulate the activity of students in learning, the curriculum used is the curriculum in 2013, provides enrichment, repeating material for a low value to the same time different places, giving homework (PR) of each end of the matter and conduct daily tests every 1 month. The efforts that teachers PAI grade 3 and 4 in the Middle Kaliabang SDN 07 gives good results, they increase learning achievement even in a long process and the graphics are not too rapid.


(8)

iii

perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan. Special for “Ema dan Bapak ku serta Suami tercinta yang telah memberikan doa dan dorongan semangat dan moril maupun materil.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, diantaranya rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi ini berjudul Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Di SDN kaliabang Tengah 07 Bekasi’ Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Madjid Khon, M.Ag., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Rusdi Jamil, MA., Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Guru-guru tk dan kepala sekolah tempat aku mengajar ‘’Ra Baiturrohmah

‘’ Atas dukungan dan doa kalian, menjadi motivasi untuk menyelesaikan

skripsi ini.

6. Sahabatku Nurhayati,dede,jahro yang selalu menemaniku tanpa lelah disaat penulisan.


(9)

iv

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas spiritnya.

Jakarta, Oktober 2016 Penulis

Sartika


(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING UJI REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ... 1

1. Upaya Guru PAI ... 1-10 2. Prestasi Belajar ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35


(11)

vi

E. Analisis Data ……… ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 43 B. Pembahasan ... 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(12)

vii


(13)

viii

Gambar 4.1 Sarana Wudhu ... 56 Gambar 4.2 Situasi Belajar ... 57 Gambar 4.3 Prestasi Siswa ... 57


(14)

1

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita, terlebih lagi kita sedang berinteraksi aktif di dalamnya. Kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam proses menuju kedewasaannya, setiap manusia melalui tahap pendidikan.

Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalam terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan, karena itulah, bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia dalam melestarikan hidupnya.

Pendidikan adalah suatu proses pembinaan tingkah laku manusia yang mana anak harus bisa belajar berpikir, berperasaan, dan bertindak lebih sempurna dan baik daripada yang sebelumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan harus diarahkan kepada keseluruhan aspek pribadi dan meliputi aspek jasmani, mental kerohanian maupun aspek moral.1

Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa adalah suatu keniscayaan. Melalui pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing sebagai salah satu row input proses pembangunan bangsa. Tanpa pendidikan yang bermutu tidak mungkin tujuan pembangunansebuah bangsa dapat terwujud dengan baik. Pendidikan

1

Ali Saifullah, Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (Surabaya: Usaha Nasional, 2004), hlm. 37c


(15)

bermutu dan pembanngunan berkualitas bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam konteks bangsa Indonesia,landasan yuridis Umdang-Undang

Dasar 1945 ale ia keempat menyatakan bahwa “……Kemudian dari pada itu,

untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia dan unntuk

memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa….”.

Merujuk kepada petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui upaya pembangunan sector pendidikan. Oleh karena itu, pendidkan merupakan pilar strategis yang tidak bisa tergantikan oleh sector manapun dan sudah menjadi komitmen nasional sejak Negara ini berdiri sehingga isu pendidikan selalu menarik untuk dikaji dan dikembangkan. Hal49 merentas pendidikan nilai

Agama Islam merupakan agama yang sempurna, agama yang dibawa nabi Muhammad ini diajarkan melalui mukjizat yang merupakan teks Al-quran. Al-quran merupakan teks rujukan dan pedoman bagi umatnya dalam seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan.

Agama islam sangat mengutamakan proses pendidikan, hal tersebut dapat dilihat dari lima ayat pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam surat al-alaq

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam


(16)

segala fase dan proses perkembangan siswa, secara lebih rinci tugas guru berpusat pada tiga hal:

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri. 2

Berarti dalam proses pembelajaran guru disamping bertugas dan bertanggung jawab menyampaikan ilmu pengetahuan mengantarkan siswa pada pencapaian prestasi yang tinggi (aspek kognitif), ia juga bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa atau dengan kata lain mampu membangkitkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat sebagai pengajar menjadi sebagai direktur pengarah belajar. Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran (professional), pengelola pengajaran (manager), sebagai penilai hasil belajar (Evaluator), sebagai pembimbing (Konselor), dan sebagai motivator.

Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia sebab dari gurulah segala peradaban di mulai, serta mengalami perkembangan yang sangat mengagumkan hingga detik ini.3

Sebagai seorang pendidik atau guru harus memiliki kepribadian yang positif. Bagaimanapun alasannya seorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan dari anak didiknya. Karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak didik, serta mangantarkanya menuju keberhasilan tujuan yang di

2

Slameto, Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.. 97

3

Marno, M.Pd dan M. Idris. S. Si (2014), Strategi Metode, dan Teknik Mengajar Ar-Ruzz Media, h. 5


(17)

cita-citakan yakni memiliki kepribadian yang takwa kepada Allah. Sulit rasanya seorang pendidik atau guru mampu membawa anak didiknya menuju keberhasilan tujuan pendidikan, jika seorang guru tidak terlebih dahulu memiliki sifat-sifat serta kepribadian yang positif. Seorang guru di samping keberadaanya sebagai figur atau contoh di hadapan anak didik. Guru atau pendidik juga harus mampu mewarnai dan mengubah kondisi anak didik dari kondisi negatif menjadi kondisi yang positif.

Guru atau pendidik terhadap anak didik bagaikan orang tua terhadap anak-anaknya. Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairoh.

ْمُكُمِلَعُأ ِدِلاوْلا ِةَلِزْنَِِ ْمُكَل اَنَأ اَمَِإ

“ Sesungguhnya aku terhadap kamu menduduki sebagai orang tua aku

mengajarkan kamu.”4

Sebagai pendidik, juag harus mendidik anak didiknya untuk cinta kepada orang sholeh dengan mengenalkan figur orang-orang sholeh, baik yang masih hidup maupun sejarah mereka yang sudah wafat. Agar siswa dapat meneladani kehidupan mereka. Pada jaman sekarang anak lebih kenal nama-nama bintang film daripada nama-nama-nama-nama para sahabat dan para ulama. Bagaimana siswa meneladani mereka, hal ini menjadi amat penting bagi seorang guru menberikan mata pelajaran yang berkaitan dengan hal tersebut. Agar siswa terbentengi kepribadiannya terhadap hal-hal yang kurang baik dari lingkungannya.5

Kedudukan guru memang terhormat dan mulia. Guru tersebut adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki akhlak, serta mampu memperdayakan siswa dengan ilmu yang dimilikinya. Seorang guru harus mampu memerankan fungsinya sebagai seorang guru yaitu mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan bangsa.6

4

Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Hadits Tarbawi, (Rawamangun : Kencana, 2012) h. 65

5

Abdul Majid Khon. Op.cit, h 234

6


(18)

Al Ghozali berpendapat, bahwa maksud dan tujuan pendidikan Islam adalah mendekatkan diri pada Allah bukan mencari pangkat dan kebanggaan.7

Sebagai pendidik atau guru juga harus mempunyai niat ikhlas mencari ridho Allah. Namun realita di jaman sekarang ini, banyak sekali seorang guru atau pendidik yang menjadikan jabatan sebagai seorang guru sebagai pekerjaan atau sebagai media mencari nafkah. Guru atau pendidk tersebut menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Hal ini berdampak terhadap anak didik.

Anak didik yang seharusnya mendapatkan bimbingan dan arahan yang baik dari seorang guru, sering kali anak didik merasakan kehidupan di sekolah tidak selalu menyenangkan serta anak didik merasakan kebosanan di sekolah. Hal ini di sebabkan karena kurangnya pengetahuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi anak didiknya.

Di karenakan ketidak mampuan guru menggunakan metode-metode serta media-media dalam pembelajaran, dengan tujuan yang tidak jelas, serta hanya berpegang teguh pada satu buku mata pelajaran saja, akhirnya guru tidak dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya.

Dalam hal ini pemerintah mengatur pendidikan agama dalam uu No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS poin 2 menyebutkan bahwa pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, Kebudayaan nasional Indonesia,dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Selain itu, dalam bab II pasal 3 disebutkan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.8

7

Abdul Majid Khon, Op.cit, h 190 8

Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung : CV. Arfino Raya, 2010), hlm. 91


(19)

UU ini sangat baik di jadikan tujuan dalam mendidik anak didik dalam pembelajaran agama di karenakan pemerintah sudah jelas sekali menjabarkannya.

Adapun pemerintah, ditingkat pusat dan daerah merupakan perwujudan masyarakat bangsa dan negara. Pemerintah mengemban kepercayaan masyarakat untuk mengelola keseluruhan segi kehidupan bangsa dalam bidang pendidikan. Adapun tanggungjawab pemerintah terhadap lembaga pendidikan pemerintah meliputi:

1. Tanggungjawab kenegaraan dan kemasyarakatan yang berupa motivasi untuk melestarikan tegaknya kemerdekaan bangsa dan negara. Tanggungjawab ini mencakup pembinaan kesadaran nasional, berideologi nasional dan berkonstitusi.

2. Tanggungjawab struktural kelembagaan yani sebagai wujud watak tata-kelembagaan negara dengan masing-masing aspek dan tanggungjawabnya. Dapat juga diartikan sebagai tanggungjawab yuridis-konstitusional.9

Bahwasannya dalam konsep Islam, Iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalm bentuk amal shaleh, sehingga menghasilkan prestasi Rohani (Iman) yang disebut takwa. Dengan demikian, amal shleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan Manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan Sosial, dan hubungan manusia dengan Alam yang membentuk kesalehan terhadap Alam sekitar. Kualitas amal shaleh ini akan menentukan derajat ketakwaan (prestasi Rohani/Iman) seseorang dihadapan Allah SWT.10

Dalam peroses pembelajaran di sekolah, terutama sekolah dasar guru merupakan sumber edukatif sekaligus aktor peroses pembelajaran yang utama. Seorang guru tidak akan pernah tergantikan walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama teknologi pembelajaran mengalami

9

M. Noor Syam, Opcit., hlm.16-19 10

Muhaimin, Paradigma PAI Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 75


(20)

perkembangan yang sangat pesat. Perubahan cepat dalam teknologi informasi dan teknologi pembelajaran bukan menjadi penghalang bagi guru sebagai pendidik tataran idea guru yang efektif menurut survey UNESCO terhadap anak usia 8 – 12 tahun dari 50 negara menyimpulkan bahwa guru yang efektif memiliki karakteristik :

1. Hubungan guru murid :

Bersahabat, menjadi mitra belajar sambil menghibur murid, menyayangi murid seperti anaknya sendiri, adil, memahami kebutuhan setiap anak serta berusaha memberikan yang terbaik untuk muridnya, dan mampu membantu anak didik menuju kedewasaan.

2. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru :

Mencintai pekerjaannya, cakap secara akademik, mampu menerangkan dengan jelas, mampu merangsang siswa untuk belajar, mampu memberikan kepada siswa sesuatu yang berharga, dan mampu menjadikan kelas sebagai lingkungan yang menyenangkan.

3. Berkaitan dengan sikap dan kepribadian :

Berpenampilan menarik, tidak terlalu kaku, dan menjadi teladan bagi siswanya.11

Dari sekian masalah maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tugas seorang guru bukanlah tugas yang main-main atau tugas yang diremehkan. Tugas seorang guru pada kenyataannya menuntut guru sebagai pekerja profesional.

Di mana dalam proses belajar guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan belajar siswa, agar mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk menujang keberhasilan dalam peroses pembelajaraan, tentunya setiap guru harus meningkatkan kemampuannya, melalui keikutsertaannya dalam berbagai pelatihan, seminar, loka karya, maupun melakukan studi penelitian tindakan kelas. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut guru dapat mengembangkan keahlian mengajarnya.

11


(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya yang dilakukan guru pai dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ?

2. Bagaimana hasil prestasi belajar siswa setelah guru pai melakukan upaya peningkatan prestasi belajar siswa ?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka pembatasan fokus penelitian dari penelitian ini adalah bagaimana upaya guru pai dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara

2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimanakah upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara

b. Apakah upaya guru PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah,adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara

b. Mengetahui seberapa besar pelajaran pai dapat meningkatkan prestasi belajar.


(22)

2. Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Bagi SD Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara yang menjadi fokus penelitian ini di harapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar.

b. Bagi guru dan calon guru dapat memberikan informasi tentang pentingnya meningkatkan prestasi belajar PAI siswa.


(23)

10

KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik

1. Upaya Guru PAI

a. Pengertian Guru PAI

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar. Kata guru yang dalam bahasa arab disebut MUALLIM dan dalam bahasa inggris teacher itu memang mempunyai arti sederhana, yakni A person whose

occupation is teaching others (mcleod,1989), artinya guru ialah

seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.12

Guru agama mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi siswa di samping mengajarkan pengetahuan agama kepada siswa. Guru agama harus memperbaiki pribadi siswa yang terlanjur rusak, karena pendidikan dalam keluarga. Guru agama harus membawa siswa semuanya kepada arah pembinaan pribadi yang sehat dan baik. Setiap guru agama harus menyadari bahwa segala sesuatu pada dirinya akan merupakan unsur pembinaan bagi siswanya. Seorang guru agama juga mempunyai tugas pendidikan yaitu memelihara dan membimbing fitrah dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan fitrah itu sendiri, kearah tujuan yang ingin dicapaidalam pendidikan islam, yaitu menjadi manusia yang berkpribadian yang baik sesuai dengan tuntunan agama.

Di samping pendidikan dan pengajaran yang di laksanakan dengan sengaja oleh guru agama dalam pembinaan siswa, juga yang sangat penting dan menentukan pula adalah kepribadiaan,sikap dan cara hidup guru itu sendiri, bahkan cara berpakaian, cara bergaul, berbicara dan menghadapi setiap masalah yang secara langsung tidak

12


(24)

tampak hubungannya dengan pengajaran, namun dalam pendidikan dan pembinaan pribadi si siswa, hal itu sangat berpengaruh.13

Berdasarkan paparan di atas sekolah dasar merupakan awal terbentuknya pembinaan pribadi siswa..Pendidikan di sekolah dasar merupakan tugas seorang guru agama. Guru agama yang pandai dan bijaksanalah yang dapat mendekatkan siswa ke arah sikap positif siswa terhadap agama.

Guru-guru agama di sekolah dasar harus menyadari bahwa siswa-siswa di sekolah dasar adalah siswa-siswa yang perlu bimbingan dan pembinaan yang ekstra. Dengan kata lain guru agama di sekolah dasar harus menguasai karakter setiap siswa, psikologi siswa, serta penguasaan terhadap ilmu yang akan di ajarkannya kepada siswa itu harus cukup baik. Latihan-latihan keagamaan sangat baik di biasakan sejak dini, misalnya saja yang berkaitan dengan ibadah seperti sembahyang, menghapal surat-surat pendek serta doa sehari-hari. Sembahyang juga harus di biasakan sejak di sekolah dasar, sehingga lama kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut. Dalam setiap latihan-latihan yang di lakukan di sekolah dasar akan berdampak pada kepribadian siswa, maka akan timbulnya pembiasaan. Pembiasaan ini sangat penting di dalam pendidikan agama.Setiap guru juga harus ingat bahwa ia adalah unsur terpenting dalam pendidikan agama di sekolah.

b. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam arti sederhana kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercemin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.kata lain yang sangat dekat artinya dengan kpribadian adalah karakter dan indentitas. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Oleh karena itu, setiap calon guru

13


(25)

dan guru profesional sangat di harapkan memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian diri yang di perlukan sebagai panutan anak didiknya.

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru meliputi :

1) Fleksibilitas kongnitif guru

Fleksibilitas kongnitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang di ikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya di tandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi,ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu. Seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis.14

2) Keterbukaan psikologis pribadi guru

Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri.15

Khalifah dan Quthub (2009) mengungkapkan tentang karakter guru muslim sebagai berikut.

(a) Rohiah dan akhlakiah. Hal ini diejawantahkan dengan beriman kepada Allah, beriman kepada kada dan kadar Allah, beriman dengan nilai-nilai islam yang abadi,melakukan perintah-perintah yang diwajibkan agama dan menjahui yang dilarang agama, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.

(b) Asas dan penopang anda dalam mengajar adalah untuk menyebarkan ilmu dan demi merengkuh pahala akhirat. (c) Tidak emosional. Yang di maksud dengan sifat ini adalah

mampu mengekang diri,meredam kemarahan teguh pendirian,

14

Muhibbin Syah, h. 225

15


(26)

jauh dari sikap sembrono, sikap yang tidak didasari dengan pemikiran yang matang.

(d) Rasional. Sifat ini seperti pandai, Mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik, cerdas dan cekatan, serta kuat daya inngatnya.

(e) Sosial. Yang termasuk dalam sifat ini adalah menjalin hubungan baik dengan orang lain, baik dikala senang maupun susah, khususnya dengan orang-orang yang bertanggung jawab dalam dunia pendidikan.

(f) Fisik yang sehat. Yang dimaksud dengan sifat ini adalah kesehatan badan, ketangkasan tubuh, dan keindahan fisik. (g) Profesi. Yang termasuk dalam sifat ini adalah keiginan dan

kecintaan yang tulus untuk mengajar, serta yakin atas manfaat dan pengabdiannya terhadap masyrakat.16

Dari paparan di atas Guru yang terbuka secara pisikologis di tandai dengan kesediannya yang relatif tinngi untuk mengkomonikasikan dirinya dengan teman sejawatnya, serta lingkungan tempatnya bekerja. Ia mau menerima keritik dengan ikhlas, di samping itu dia juga memiliki empati. jika salah seorang siswanya sedang mengalami kemalagan, maka ia turut bersedih dan menunjukan simpati dan berusaha mencari jalan ke luarnya. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru, mengingat posisinya sebagai panutan. Selain itu keterbukaan psikologis di perlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa agar terjalin hubungan yang harmonis. Sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.

karakteristik yang baiklah yang mengantarkan siswa menuju kepribadian, sikap, akhlak yang baik yaitu dekat dengan nilai-nilai relegius serta dapat meciptakan suasana kelas yang

16


(27)

nyaman yang pada akhirnya memudahkan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa nya.

c. Syarat Guru Profesional

Secara etimologi profesi berasal dari kata PROFESSION yang berarti pekerjaan. Profesional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Prefesional adalah:

1) Bersangkutan dengan profesi,

2) Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, 3) Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya17.

Profesional menurut rumusan Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhui standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi18

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 39 (ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan Profesional. Teks lengkapnya sebagai berikut:

“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pwembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.(Sekretariat Negara, 2003:26).19

UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menempatkan kedudukan guru sebagai tenaga professional sangat urgen karena berfungsi untuk meningkatkan martabat guru sendiri dan meningkatkan mutu pendidikan nasional.

17

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 1

18

Ibid, h. 6

19


(28)

Ini tertera pada pasal 4:“Kedudukan guru sebagai tenaga profesionalsebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional.”

Selanjutnya, pasal 6 menyatakan tujuan menepatkan guru sebagai tenaga professional yaitu:

“Kedudukan guru dan dan dosen sebagai tenaga professional

bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawaab.”20

Menurut Wardiman Djojonegoro, guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kriteria utama, yaitu:

1) Kemampuan profesional, meliputi kemampuan kecerdasan, sikap dan prestasi kerja.

2) Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesioanl yang di milikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata.

3) Waktu yang di curahkan untuk kegiatan profesioanal, menunjukan intensitas waktu seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya.

4) Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, guru yang bermutu ialah mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasai keahlian, baik dalam dispilin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajar.21

20

Ibid, h. 34

21


(29)

Adapun supaya tercapai tujuan pendidikan maka seorang

guru harus memiliki syarat-syarat pokok yakni menurut Sulani

adalah :

1) Syarat syakhsiyah yakni seorang guru pendidikan agama islam

harus memiliki kepribadian yang dapat diandalkan.

2) Syarat ilmiah yakni seorang guru pendidikan agama Islam harus memilki pengetahuan yang luas.

3) Syarat idhofiyah yakni seorang guru pendidikan agama Islam

harus mengetahui, menghayati, dan menyelami manusia yang

dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa

siswa menuju tujuan yang ditetapkan.22

Bahwasannya guru pendidikan agama Islam juga harus memiliki syarat kompetensi akademik, kematangan pribadi, sikap penuh dedikasi, kesejahteraan yang menadai, pengembangan karier, budaya kerja, dan suasana kerja yang kondusif.

Dalam pandangan islam, di samping syarat-syarat guru pendidikan agama Islam di atas, maka seorang guru harus orang yang bertakawa, yaitu beriman, berilmu, dan berakhlakul karimah sehingga tidak saja efektif dalam mengajar, tetapi efektif dalam mendidik, sebab mendidik dengan keteladanan lebih efektif daripada mengajar dengan perkataan.23

Menurut UUD SISDIKNAS tentang syarat menjadi guru pendidikan agama Islam yakni dibahas pada pasal 41 ayat 1, 2 dan 3, yang menjelaskan tentang ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:

22

Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media grup, 2008) h.129

23


(30)

1) Pendidik harus memilki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.

3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah Sebagai seorang yang profesional guru di harapankan dapat meningkatkan prestasi belajar para siswa-siswanya.misalnya saja cara yang di lakukan seorang guru adalah:

(a) Membangun rasa percaya diri pada siswa

Kepercayaan diri perlu di latih, karena secara umum siswa yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi cenderung berhasil meraih kesuksesan di banding dengan siswa yang kepercayaan dirinya rendah.24

Kepercayaan diri pada siswa memang harus di bangun dari tingkat sekolah yg terendah yaitu dari tingkat pendidikan TK,SD,SMP dan seterusnya.

Terkadang guru kurang mendukung pembelajaran untuk siswanya sehingga mematahkan rasa percaya diri pada siswanya.

(b) Membangun daya ingat siswa

Dalam konteks pembelajaran, yang perlu di lakukan guru adalah berusaha membangkitkan memori jangka panjang yang di miliki siswa. Mengapa hal ini harus di lakukan? Karena memori jangka panjang tidak akan hilang.Banyak upaya yang bisa di lakukan guru untuk menumbuhkan memori jangka panjang. misalnya, pemberian bahan ajar yang menarik, bermakna dan berkesan, serta di angkat dari masalah-masalah

24


(31)

kontekstual yang biasa di alami oleh siswa. Selain itu daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal, karena hasil belajar siswa di sekolah di ukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang perosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan mengunakan daya ingat). maka, dengan daya ingat yang baik , siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil optimal. Namun, tidak semua siswa memiliki daya ingat yang baik. Meskipun demikian, satu hal yang perlu dicatat bahwa daya ingat itu dapat di perbaiki. Stine (2003) meyakini bahwa orang yang memiliki ingatan tajam (daya ingat baik) tidak di lahirkan, tetapi di ciptakan. Melalui teknik yang tepat, guru dapat mendayagunakan daya ingat siswa sehingga ia memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Guru dapat membantu ini semua.25

Dari paparan di atas guru sangat di butuhkan kepiwaiannya dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga dalam setiap proses belajar mengajar siswa akan selalu ingat dan berkesan terhadap guru dan materi yang di ajarkannya.

(c) Membangun motivasi Siswa

Inti dari motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,menjmin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan, sehinnga dapat mencapai tujuan dalam proses belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

25


(32)

dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan efektif.

Pada hakikatnya, motivasi terbagi dalam dua jenis, yaitu motivasi intrinstik dan ekstrinsik.

(1) Motivasi intrinstik .motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri (berdasarkan kemauan diri sendiri) tanpa ada paksaan ataupun dorongan orang lain.

(2) Motivasi ekstrinsik.motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau dorongan dari orang lain, sehingga dengan keadaan demikian siswa mau belajar.26

Dalam memotivasi anak didiknya setiap guru diharapkan dapat berkerja sama dengan pihak-pihak yang terkait atau pihak yang secara langsung atau tidak langsung behubungan pembelajaran di sekolah yang tujuannya menciptakan prestasi belajar yang baik.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:

(1) Menjelaskan Tujuan Belajar kepada Siswa Secara Jelas Dan Terukur

Pembelajaran hendaknya dimulai dari penjelasan guru mengenai tujuan yang akan dicapainya dalam proses pembelajaran. Makin jelas tujuan yang hendak dicapai, maka makin bisa mendorong munculnya motivasi dalam belajar.

(2) Memberikan Hadiah

Setiap anak ingin di hargai, maka berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi, baik prestasi besar maupun prestasi kecil, seperti dapat menjawab pertanyaan guru. Hal ini akan memacu semangat

26


(33)

mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan memiliki motivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Penghargaan tidak selamanya berupa materi, tetapi bisa berupa pujian pada siswa yang berprestasi.

(3) Membuat Saingan/kompetisi

Guru berusaha membuat persaingan yang sehat di antara siswanya.Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar atau berusaha memperbaiki hasil prestasi belajar yang baik.

Beberapa Fenomena pembelajaran yang kurang mendukung dalam membangun kepercayaan diri murid antara lain :

(1) Terlalu sering memberikan label negatif atau minor pada siswa. Label ini biasanya diciptakan guru melalui opini atau komentar.misalnya, kita mengatakan anak tidak akan mampu, atau lebih ekstremnya murid tadak mungkin bisa sama sekali.

(2) Terlalu sering memotong proses eksplorasi dan pengalaman yang dilakukan murid dengan terlalu banyak atau terlalu cepat mengeluarkan

larangan”jangan”. Terkadang, ini dibutuhkan ketika yang dilakukan siswa tersebut berbahaya. Namun, guru perlu memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada siswa agar mereka menemukan solusinya. Jika memungkinkan, guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan dirinya.

(3) Menciptakan perbandingan negatif. Untuk membuktikan betapa tidak hebatnya siswa, guru


(34)

biasanya menunjuk siswa lain atau temannya yang lebih bagus sebagai bukti untuk menyerang.Ini kerap membuat siswa minder atau terancam. Lebih baik guru membuat perbandingan positif, misalnya dengan mengatakan, ”kamu pasti bisa, bahkan bisa lebih

baik dari yang lain kalau mau lebih giat belajar.”

(4) Terlalu mengabaikan prestasi siswa. Apapun bentuk hasil kerja siswa, guru perlu memberikan penghargaan. Padatnya jadwal guru, terkadang membuatnya lupa memberikan penghargaan pada hasil kerja siswa, sehinnga siswa tidak merasakan sensasi apa-apa dengan prestasinya. Kondisi ini akan menghambat motivasi siswa.

(5) Memberikan ancaman dan menciptakan rasa takut. Terlalu sering memunculkan pernyataan pesimis atau sering memunculkan pemahaman negatif tentang hidup, melakukan kekerasaan psikologis maupun fisik. Kedua hal ini bisa menyumbangkan benih-benih mental rendah pada siswa.27

d. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru PAI Dalam Proses Belajar

Pekerjaan guru pendidikan agama Islam adalah luas, yaitu membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari siswa sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas atau fungsi guru dalam membina siswa tidak terbatas pada interaksi belajar mengajar saja.

27


(35)

Fungsi sentral guru agama Islam adala mendidik . Fungsi sentral ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan mengajar dan kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan siswa. Senantiasa terkandung fungsi mendidik.28 Agar fungsi pendidikan agama islam dapat di laksanakan dengan baik, maka seorang pendidikan agama islam harus memiliki kualifikasi, yaitu profesionalisme, memiliki kompetensi dalam ilmu pengetahuan, kredibilitas moral, dedikasi dalam menjalankan tugas kematangan jiwa, dan memiliki keterampilan teknis mengajar, serta mampu membangkitkan siswa dalam kegiatan pemelajaran di kelas, sehingga siswa dapat meraih prestasi belajar yang di harapkan.

Tugas guru pendidikan agama islam itu meliputi, 1) tugas pengajaran atau sebagai pengajar,

2) tugas bimbingan dan penyuluhan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan, dan

3) tugas administrasi atau guru sebagai “ pemimpin” (manajer kelas).29 Apabila ketiga tugas dilaksanakan secara seimbang dan serasi, maka tugas seorang guru pendidikan agama Islam akan berfungsi sebagaimana dalam tugasnya, dan saling keterkaitan yang dapat menghasilkan keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Guru pendidikan agama Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan siswa dalam perkembangan jasmani dan ruhaninya agar tecapai tingkat kedewasaan, seta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Di samping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.

28 marno.op,cit,h. 128

29


(36)

Jadi, jelas bahwa tugas guru agama Islam tidak hanya mengajar dalam kelas, tetapi juga sebagai pembawa norma agama di tengah-tengah masyarakat.

e. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengajar

Upaya guru atau usaha guru dalam dunia pendidikan sangat berperan sekali dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Aktivitas guru yang dilakukMan dalam rangka membimbing, mendidik, mengajar, dan melakukan transfer knowledge dalam proses belajar mengajar harus dilakukan oleh seorang guru yang memiliki usaha tinggi yang disertai dengan kemampuan keprofesionalan.30

Memberikan pengetahuan kepada siswa adalah suatu hal yang mudah tetapi untuk membentuk jiwa dan watak siswa itulah yang sukar, sebab siswa yang dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi oleh sejumlah norma hidup sesuai dengan ideologi, falsafah dan bahkan agama.Pendidikan tidak dilakukan semata-mata dengan perkataan tetapi dengan sikap, tingkah laku, dan perbuatan.

Bahwasannya guru mempunyai peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, seorang guru harus melakukan usaha-usaha yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku.Pada saat orang belajar,maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Skinner, seperti yang di kutip Barlow dalam bukunya Education Psyhology: The teaching-learning

30


(37)

process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progesif.31

Sedangkan jika di lihat dari sudut ilmu mendidik menurut M.Ngalim Purwanto, belajar berarti perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru.32

Purwanto, M.pd, menyatakan bahwa belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektuf, dan psikomotorik. Pada teori belajar prilaku, proses belajar cukup dilakukan dengan mengikatkan antara stimulus denagan respon secara berulang, sedangkan pada teori kongnitif, proses belajar membutuhkan pengertian dan pemahaman.33

Belajar menurut Hintzman dalam THE Psychology of learning

and memory “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang

dapat mempengaruhui tingkah laku organisme.”

Jadi,dalam pandangan Hintzman, perubahan yang di timbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhui organisme.34

Berdasarkan uraian tentang beberapa definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pembelajaran yang relatif permanen yang di dapat dari pengalaman belajar siswa serta praktek yang di dapat di dalam setiap pembelajaran di sekoalah serta lingkungan sekitar di mana siswa itu tinggal.

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”yang berati “hasil

usaha.”35

31

Muhibin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet. II, 2003) h. 64

32

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. Remaja Rosda Karya, Cet. 23, 2007) h. 89

33

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka pelajar,Cet.II,2010).h.43

34


(38)

Prestasi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dan dikerjakan.36 Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.

Prestasi tidak mugkin di capai atau di hasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sunguh-sunguh atau dengan perjuangan yang gigih. Untuk mendapatkan prestasi sangat diperlukan pengorbanan.Karena dalam mencapai prestasi banyak rintangan dan hambatan yang menghadang.

Menurut Poerwodarminto Mila Ratnawati, Pretasi belajar diartikan sebagai perstasi yang di capi oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan di catat dalam buku rapor sekolah37

Menurut Yaspir Gandhi Wirawan Dan Murjono, prestasi belajar adalah hasil yang di capai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana di cantumkan dalam nilai raportnya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahi kemajuan-kemajuan yang telah di capai nya Dalam belajar .38

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui. Jadi belajar itu pada dasarnya adalah merupakan suatu pembawaan kearah perubahan yang positif, perubahan itu terjadi karena usaha dengan kesengajaan.

Setelah mengetahui pengertian tentang prestasi dan belajar, maka penulis memadukan pengertian tersebut yaitu pengertian prestasi dan belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau yang diperoleh yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap

35

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Cet. V, 2013), h. 12

36

Boediono, Kamus lengkap bahasa Indonesia, (Jakarta: Bintang Indonesia )h. 292

37

Hasan Basri, Pradikma Baru system pembelajaran, (Bandung:cv pustaka setia, 2015) cet.ke 1, hal 153

38


(39)

pengalaman dan pelatihan yang telah dilalui oleh individu dan akhirnya mengakibatkan adanya perubahan dalam diri individu tersebut.

Adapun prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, namun pencapaian hasil belajar tersebut yang merujuk pada aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu,ketiga aspek-aspek di atas juga harus menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar pendidikan agama Islam harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar kita perlu memperhatikan fakror- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhui prestasi belajar siswa dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor internal

Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmani), dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).39

a) Aspek fisiologi

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhui semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika di sertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kongnitif sehingga materi pelajaran yang di pelajarin tidak akan bisa maksimal di serap.

39


(40)

b) Aspek psikologis

Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhui kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dapat dirangkum sebagai berikut.40

c) Intelegensi siswa

Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.41

Menurut Desmita, Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kongnitif pada tingkatan yang lebih tinggi.42 Dengan demikian Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan likungan dengan cara yang tepat.

Tingkat kecerdasan atau Intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat kenberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajarnya.Namun seebaliknya jika Intelegensinya rendah maka tingkat keberhasilan dalam meraih prestasi belajar tidak akan dapat terrcapai.

d) sikap siswa

sikap adalah gejala internal yang berdemensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatife tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif atau negatife.

Sikap siswa positif dapat menjadi pertanda awal yang baik dalam kelangsungan proses belajar dan mengajar,

40

Ngalim Purwanto, Op. Cit. h. 52

41

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta didik (Bandung : PT. Rosda Karya, Cet. III, 2011) h. 53

42


(41)

tetapi sebaliknya sikap siswa yang negatife dapat menjadi penghambat dalam kegiatan belajar. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatife siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menujukan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi bidangnya. e) Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat ,dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara gelobal bakat itu mirip dengan intelegensi.

f) Minat siswa

secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,dan kebutuhan.

g) Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangaannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan


(42)

keadaan yang berasal dari luar individu siswayang mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini berasal dari luar diri siswa. Secara garis besar fackor ekstrnal dapat di bagi menjadi dua, yaitu:43

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial siswa di mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan seluruh perangkatnya, serta lingkungan sosial masyrakat memiliki pengaruh bagi siswa yang sangat signifikan dalam semangat belajar siswa. Terlebih lagi lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang sangat penting dalam mempengaruhui semangat belajar. Perhatian, kasih sayang dan dorongan kedua orang tua adalah semangat bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, di samping lingkungan sekolah dan lingkungan masyrakatyang juga cukup berpengaruh.

b) Lingkungan non social

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tingal siswa dan letakknya,alat-alat belajar, keadaan cuaca dann waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar.

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efeseinsi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

43


(43)

belajar tertentu. Disamping faktor internal dan eksternal, Pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa.

Diantara pendekatan belajar yang harus diperhatikan adalah pengorganisasian siswa, diantaranya adalah:

a) Pembelajaran secara individual, yaitu kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.

b) Pembelajaran secara kelompok, yaitu pembelajaran dengan cara membentuk kelompok kecil.

c) Pembelajaran secara klasikal, yaitu pembelajaran yang merupakan kemampuan guru yang utama, karena pengajaran kasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efesien.

3. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.44

Belajar bisa mengasikan dan bisa juga menjenuhkan ,tergantung guru menyikapinya dalam peroses belajar. dan pembelajaran di kelas Di. dalam peroses pembelajaranlah seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan , Dalam hal ini guru diharapkan mengunakan metode-metode belajar, agar siswa mendapatkan prestasi belajar di dalam kelas dengan baik.

a. Faktor-faktor Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhui belajar anak didk dapat di bedakan menjadi tiga macam,yakni:

44


(44)

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri anak didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani anak didik.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar anak didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar anak didik.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar anak didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan anak didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.45

Faktor-faktor diatas satu sama lain saling berkaitan dalam menujang kegiatan belajar anak didik yang semuanya sangat membantu sekali dalam meningkatkan prestasi belajar.

b. Faktor- faktor kesulitan belajar

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam.

1) Faktor intern anak didik, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dalam diri siswa.Faktor ini meliputi:

a) Yang bersifat kongnitif (ranah cipta) seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi ank didik.

b) Yang bersifat afektif (rana raas) seperti labilnya emosi dan sikap.

c) Yang bersifat psikomotor (rana karsa) seperti tergangunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga). 2) Faktor ekstern, yakni hal-hal atau keadaan-keadan yang datang

dari luar diri siswa.Faktor ini meliputi:

a) Lingkungan keluarga,(ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu

b)Dan rendahnya kehidupan keluarga)

c) Lingkungan perkampungan/masyarakat,(kumuh dan teman sepermainan yang nakal)

45


(45)

d) Lingkungan sekolah,(kondisi dan letak sekolah yang buruk seperti dekat

e) Pasar,kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah 46

Dalam hal ini berbagai faktor -faktor di atas sangat berpengaruh besar terhadap proses belajar anak didik ,yang nantinya berakibat terhadap rendahnya prestasi belajar anak didik.

c. Jenis-jenis belajar

1) Belajar abstrak, belajar yang mengguunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masala-masalah yang tidak nyata.

2) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

3) Belajar sosial, adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti maslah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyrakatan.47

4) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar mengunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuanya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kongnitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

46

Ibid., h.170

47


(46)

5) Belajar rasional, adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuanya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. 6) Belajar kebiasaan, adalah belajar menggunakan kebiasaan,

perintah, suri teladan dan pengalaman khusus,juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya untuk memperoleh sikap-sikap dan kebiasan-kebiasan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif.48

7) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai sustu objek. Tujuanya agar anak didik memperoleh dan mengembangkan ranah rasa yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, musik, dan sebagainya.

8) Belajar pengetahuan, adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar anak didik memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasannya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan ala- alat, laboratorium dan penelitian lapangan.49

B. Hasil Penelittian yang Relevan

1. Ilhamsyah (2013) yang berjudul : “Pengaruh Perhatian Guru Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Arridha Jakarta Barat”

Berdasarkan data yang didapat dan kemudian dianalisis disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari factor perhatian guru terhadap prestasi belajar siswa dengan tingkat korelasi yang cukup dengan nilai. Hal ini menginformasikan kepada guru agar selalu menciptakan

48

Ibid., h.121

49


(47)

suasana yang harmonis dengan memberikan perhatian kepada siswa didiknya, menciptakan hubungan kasih sayang serta sedapat mungkin menyediakan fasilitas dan sarana belajar yang mencukupi bagi siswa didiknya, sehingga tercipta suasana kondusif.

2. Tuti Alawiyah (2014) yang berjudul : “Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqih kelas IV di MIN

Pegadungan Kalideres Jakarta Barat”

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan :

Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dillihat pada hasil perhitungan product moment

berdasarkan jawaban siswa yaitu 0,57.

Dari hasil perhitungan product moment diperoleh hasil 0,57. Dengan memperhatikan besarnya rxy yang dihasilkan yang berada pada rentang di bawah 0,70 berarti korelasi antara variable x dan variable y dapat dikatakan sedang atau cukup baik, jadi tingkat korelasi antara metode mengajar dengan prestasi belajar siswa cukup berpengaruh dan signifi


(48)

35 A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini berlokasi. SDN Kaliabang Tengah V11 Jln pondok unggu permai raya Kelurahan Kaliabang tengah Kecamatan Bekasi Utara Adapun waktu penelitian mulai dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.50 Metode penelitian secara umum dimengerti sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu.

Metode penelitian adakalanya juga disebut “metodologi penelitian”

(sebenarnya kurang tepat tetapi banyak digunakan), dalam makna yang lebih luas bisa berarti “desain” atau rancangan penelitian. Rancangan ini berarti rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu.

Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. McMillan dan dan Schumacher mengutip pendapat Walberg51, ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui

50

Sumadi suryabrata, Metodologi penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1983), h 59

51


(49)

penelitian, yaitu : (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, (5) menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dilakukan untuk mendeskripsikan apakah prestasi belajar PAI akan meningkat dengan upaya guru PAI tersebut. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yanng berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan peneliti kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam mengumpulkan dan memeroleh data, peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas. Mengetahui secara langsung bagaimana proses pembelajaran. Dengan begitu dapat mengetahui apa saja dan bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam pengumpulan data, peneliti tidak hanya melakukan observasi dalam kelas, tetapi juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan.


(50)

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb.

Orang sering mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengibservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciumann pendengaran, peraba, dan pengecap.

Observasi berlangsung dalam proses pembelajaran siswa di kelas, untuk melihat upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya.

2. Wawancara atau Interviu (interview)

Selain observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam prosedur pengumpulan data, peneliti juga melakukan wawancara yang ditujukan kepada guru PAI.

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Interviewer). Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan

seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Secara


(51)

pisik interviu dapat dibedakan atas interviu terstruktur dan interviu tidak terstruktur.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat

(place) dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang

bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi (content analysis)

Pada penelitian ini, peneliti memperoleh informasi dan dokumen lain yang melengkapi. Dokumen yang dikumpulkan diantaranya foto ketika kegiatan pembelajaran PAI, catatan-catatan ketika penelitian sedang berlangsung.

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan lebih jelas, peneliti melakukan penelitian secara langsung Penelitian dilakukan dari hasil observasi di kelas. Data yang didapatkan berupa hasil observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar upaya guru PAI dalam meningkatkaa perstasi belajar siswa.


(52)

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas (validitas interval) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Pengujian kredibilitas diantaranya :

1. Perpanjangan pengamatan

Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan narasumber sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber karena telah memercayai peneliti. Selain itu, perpanjangan pengamatan dan mendalam dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh. Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila pengecekan kembali data di lapangan telah kredibel. 2. Meningkatkan ketekunan

Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud dari peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh.

3. Triangulasi

Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada.

Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi teknik, pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi waktu, narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya.

4. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan yang dimaksud dapat berupa alat perekam suara, kamera, handycam dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh peneliti selama melakukan penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung kredibilitas data.


(53)

5. Mengadakan membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid. Pelaksanaan

membercheck dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data

selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan.

E. Analisis Data 1. Pengertian

Nasution menyatakan bahwa52 :

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang

sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan53 menyatakan bahwa

“Data analysis is the process of systematically searching and arranging

the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you

to present what you have discovered to others” Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

52

Sugiyono, Metode Pendekatan Kuantitatif dan, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2014), h. 334

53


(54)

hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

2. Proses Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

a. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

b. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.


(55)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

2) Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been

narative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3) Conclusion Drawing / Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(1)

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-082

Tgl.

Terbit :

1

Maret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN

PENELITIAN

Nomor : Un.01/F.'1lKM.01 .31...12016

Lamp.'.

Outline/Proposal

Hal

:

Permohonan

lzin

Penelitian

Jakarta, 21 September 2016

Kepada Yth.

Kepala Sekolah SDN Kaliabang Tengah Vll Bekasi Utara

di

Tempat

Assal am u' al aiku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

: Sartika

NIM

:

181201'1000096

Jurusan

. PAI

Semester

:Vll

(Tujuh)

Judul

Skripsi

. Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di

SDN kaliabang Tengah

Vll

Bekasi Utara.

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

dan

akan

mengadakan penelitian

(riset)

di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wasal am u al a i ku m wr. wb.

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan

Kajur Pendidikan Agama lslam

fl

Majid Khon, M.Ag. 9s80707 198703 1005

bersangkutan


(2)

"m,

}rnryry-'

lrrrel

lLrur t

i

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl lr H Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen FITK-FR-AKD-OB 1

Tgl. Terbit 1 Maret 2010

No. Revisi

Nomor : Un.01/F 1/KM.0 1 .31...12015

Lamp.

:,...

Hal

: Bimbingan Skripsi

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Jakarta. 1B Mei 2015

Kepada Yth.

Drs. i{usdi Jarril, MA

Pernbirrrbirrg Skr ipsi

Fakultas Ilmu Tarbiyal-r dan Keguruarr

UII*J Syarif Hidayatullah

Ja ka rta.

A.s s a I amu' al aiku m wr.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Sauclara

untuk

menjadi

pembimbing

llll

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama

: Sartika

NIM

:1812011000096

Jurusan

: PAI

Semester

:

VI

I

Judul

Skripsi

: Upaya Guru

PAI

dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

di

SDN

Kaliabang Tengah

VII

Bekasi Utara

Judul tersebuttelah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 18 mei

2OlS,

abstraksi/orztline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redakiional pada judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi

Jurusan terlebih dahulu.

B.imbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam) bulan,

dan

dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan,

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alaikum wr.w b.

a.n. Dekan

r

PAI

tAbdulffi*ho

19s80707 198703 1

.Ag

00s

Tembusan:

I.

Dekan FITK


(3)

l-Dekan Fakultas

Ilmu

Tarbiyah menerangkan bahwa:

Nama

NIM

Tempat,

Tgl. Lahir

JurusarVProdi Semester

Tahun Akademik

dan

Keguruan

UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Sartika

11812011000096 Jakarta,Ol

Mei

1977 Pendidikan Agama Islam

VIII

(Delapan

20t212013

Adalah

benar

mahasiswa

pada

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mengikuti prosesi sidang pada

hari

Selasa, 17

}dei

2016 dilantai 3 ruang munaqosah sebagai syarat untuk mengikuti sidang.

Demikian surat keterangan

ini

dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakafia, 17

Mei2016

Kajur P idikan Agama Islam KEMENTERIAN AGAMA

"ffik

UIN

JAKARTA

,ieffi:

FtrK

Jt lr. H. Juanda No 95 Ctputal 15412 lndonesa

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-068 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT KETERANGAN


(4)

6)

lrrr-l

luilrI

DEPARTEMEN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat I 51 I 2 lndonesia

FORM GR)

No.

Dokumen

:

FITK-FR-AKD-01

Tgl.

Terbit :

I

September 2008

No.

Revisi: :

00

Hal

:

...1 ..

DAFTAR

HADIR CALON

PESBRTA

UJIAN

Hari dan Tanggal Jenis Kegiatan 'fempat/Ruang

Se

bsn /y

toEt

_

Aot6

NO

NAMA MA}IASISWA

NIM

TANDA TANGAN

I

3R1

x-tattyt,o:1

/

8C

r

20

i/aOoO'e

7

t-a

v/

(,0**1

Y,-I

2

ffi

s

a

efira

/

Kl

tza

rt

UooO

JL

2//

,(u,(=l^

3

io

A

Pas pr TA 5a a)

)

80

r

20 t/

oooa

5(

'

,)9,

/1

4

SociraLt

,

012OtlCtoa| 83

*WMn

5

-{*rnarr"

Aqchlz

\,{ t

z

Olr

oooo

63

s+.

I

6

!

i,,

u

ggd,.zL

t9ortott

aob

ett

,ffi,;,i#

7

\u"dr*g

cwqLi

t9t

ta

it

c>boo6

7

(_l_ \J) 8

Br

t,ra-

tB

tu>

L\

&YD

4

v

r

log,'

9

Ya^i

qtxanh

L&tzo

!\oooo$7

e

4;1*

l0

9T

Nut\

trtfuw;

Ctlnn

I

t

tzcll

00o

rS

I

to

-tkJfi.#

1l

ilab,b

tVtW1

DWD

q3

"

11"{-

I

12 T2

Jakarta,

lk t"

".

t-

I


(5)

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DINAS

PENDIDIKAN

UPTD PEMBINAAN SD KECAMATAN BEKASI UTARA

SEKOLAH

DASAR

NEGERI

KALIABANG

TENGAH

\rII

Peruo- Pondok Ungu P€rmai IGl. fafiOmg feqgah, Kec. Bskasi Utara - Kota Bolosi Telp. O21 - 8883788

SURAT

KETERANGAN

NO.

421.2t ...

/

SDNKATVII/2016

Yang

Bertanda Tangan

di

bawah

ini

:

Nama

NIP

Jabatan

Alamat

Sugito, S.Pd. M.Si. 196607181991091001 Kepala Sekolah

Pondok Ungu Permai

Raya

Kel. Ka.

Tengah Kec. Bekasi

Utara

Dengan

ini

menerangkan

bahwa

:

Nama

NIM

Jurusan

Judul

Skripsi

:

Sartika

:18120110000096

: Pendidikan Agama Islam

:

"Upaya

gurur

PAI

dalam meningkatkan

prestasi

belajar

siswa"

SDN Kaliabang Tengah

VII

Bekasi Utara..

Telah melakukan penelitian dan observasi

di

SDN Kaliabang Tengah

VII

Bekasi Utara. Demikian surat

ini

saya buat dengan sebenarnya.

April2016

Ka.Tengah

VII


(6)

NAMA

NIM

TEMPAT

TANGGAL

LAHIR

FAKULTAS

ruRUSAN

ALAMAT

zuWAYAT PENDIDIKAN

BIODATA

PENULIS

Sartika

1812011000096 Jakarta,0I

Mei

1977

FITK

(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

PAI

(Pendidikan Agama Islam)

JI. Batu Raya RT

0lll07

Kel. Menteng Atas Kec.

Setia

Budi

- Jakarta Selatan

: SDN 15 Petang, Jakarta Selatan, Lulus Tahun t987.

SMP Setia, Jakarta Selatan, Lulus Tahun 1993.

SMEA Yapermas, Jakarta Pusat, Lulus Tahun t996.


Dokumen yang terkait

Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam

0 4 103

Hubungan Profesionalisme Guru Pai Dengan Prestasi Belajar Siswa Smp Dua Mei

3 11 137

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa Di Smk Muhammadiyah 3 Nogosari Tahun 2015\2016.

0 5 15

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDN NO. 52 LEREKANG

0 2 82

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN

0 0 7