PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Mannika Nisa Hasani 1003369

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUTIVISAME

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Mannika Nisa Hasani 1003369

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mannika Nisa Hasani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTIK MENINGKATKAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernnyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap saya.

Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

Mannika Nisa Hasani NIM. 1003369


(4)

LEMBAR PENGESAHAN MANNIKA NISA HASANI

1003369

PENERAPAN PEENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTIK MENINGKATKAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI PERUBHAN KENAMPAKAN BULAN

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Pupun Nuryani, M.Pd NIP.19620522 198603 2 003

Pembimbing II

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 19680703 199203 2 001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 19590508 198403 1 002


(5)

i

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Mannika Nisa Hasanai ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kognisi Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Bulan”. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa dengn menerapkan pendekatan konstruktivisme. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas IV A dengan jumlah siswa 25 orang pada tahun ajaran 2013/2014 di SDN Ciburial, kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yang berisi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dan kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan untuk siklus berikutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Adapun instrumen pengumpulan datanya berupa tes siklus dan lembar observasi Tes digunakan untuk mengetahui kemajuan kemampuan kognisi siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, Lembar observasi kegiatan guru dan siswa digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti serta siswa. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa kemampuan kognisi siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran siklus I berpengaruh pada kemampuan kognisi siswa dengan rata-rata kemampuan kognisi sebelum tindakan 58,23 , setelah siklus I rata-rata-rata-rata meningkat menjadi 76,2 , dan pada tindakan pembelajaran siklus II juga terlihat peningkatan rata-rata menjadi 83,65. Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran mencangkup lima langkah kegiatan didiknya.yang harus dilalui siswa yaitu: 1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, 2) Pemerolehan pengetahuan baru, 3) pemahaman pengetahuan, 4) penerapan pengetahuan dan 5) refleksi. Adapun Saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi motivasi bagi siswa hendaknya lebih kritis dengan dunia luar dan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan agar bermakna bagi siswa


(6)

i

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION OF CONSTRUCTIVISM APPROACH TO IMPROVING COGNITION ABILITY FOR STUDENT IN LEARNING SCIENCE

ABOUT ALTERATION OF MOON APPEARANCE.

(Class Action Research in di SDN Ciburial class IV A Smester 2 year 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Mannika Nisa Hasanai ABSTRACT

This research title is “Application Of Constructivism Approach To Improving Cognition Ability For Student In Learning Science About Alteration Of Moon Appearance”. The research aim for Improving Cognition Ability with Constructivism Approach applied. The subject of this research is Class IV that have 25 of student in ciburial Elementary school Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Metode of the research is using class Action research (PTK) that contain planning, implementation, onservation, and reflection and than make an upgrading for the next sycle. This research use 2 cycle of PTK. The instrumen that resercher use are cycle test, observation sheet that contain teacher and student activity and for known student Cognition Ability improve after the action research, observation sheet for teacher and student used for known accomplished action that researcher and student have done. In the results of the study found that the cognitive abilities of students after the act of learning has increased. On This research found that student cognition ability only attain score 58,23. After applying an action the course become improved. From data showed that action from cycle 1 have effect towards student cognition ability, after cycle 1 score average improve to 76,2 , and from cycle II make an affect too to score average that improve to 83,65. Aplication of constructivism approach in learning science facilitate student to understand science course in real way with experience the natural event that resulting improving cognition ability. Application Of Constructivism Approach in learning contain of five step activities that must be done by student that is: 1) Activation of existing knowledge, 2) acquisition of new knowledge, 3) understanding of knowledge, 4) aplication of knowladge and 5) reflection.


(7)

v

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPANTERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. IPA di Sekolah Dasar ... 8

B. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 15

C. Kemampuan Kognisi dalam Tujuan Pembelajaran ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Model Penelitian ... 22

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24


(8)

vi

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian ... 30 F. Pengolahan dan Analisis Data ... 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian ... 33 B. Hasil Penelitian Dan Analisis Data

1. Siklus I ... 39 2. Siklus II ... 50 C. Pembahasan

1. Siklus I ... 61 2. Siklus II ... 64 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 74 B. Rekomendasi ... 75

DAFTAR PUSTAKA


(9)

vii

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hamalan

4.1 ... P

erencanaan siklus I ... 36

4.2 ... P

erencanaan Siklus II ... 37

4.3 ... H

asil Pretest Sub Bab Perubahan Kenampakan Bulan ... 39

4.4 ... D

eskripsi Hasil Pengamatan Observer Terhadap Aktivitas Guru

dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I... 43

4.5 ... D

eskripsi hasil pengamatan Observer terhadap aktivitas Siswa

pada pembelajan Siklus I ... 47

4.6 ... K

etuntasan Belajar Siklus I... 48

4.7 ... D

eskripsi Hasil Pengamatan Observer Terhadap Aktivitas Guru

dan siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 55

4.8 ... D

eskripsi hasil pengamatan Observer terhadap aktivitas Siswa

pada pembelajan Siklus I ... 58

4.9 ... P

eningkatan Aspek Konstruktivisme Siswa... 59

4.10 ... K

etuntasan Belajar Siklus II ... 59

4.11 ... P


(10)

viii

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 ... Pe

ta Konsep Materi Kenampakan Bulan ... 11

2.2 ... Pr

oses fase bulan ... 12

2.3 ... Fa

se bulan mati ... 13

2.4 ... Fa

se bulan sabit... 13

2.5 ... Fa

se bulan separuh ... 14

2.6 ... Fa

se bulan cembung ... 14

2.7 ... Fa

se bulan purnama ... 14

2.8 ... Fa

se bulan kembali dengan urutan mundur ... 15

3.1 ... M

odel Kemmis Taggart ... 25

4.1 ... Gr

afik Aktivitas Siswa pada Pendekatan Konstruktivisme Siklus I ... 63

4.2 ... Gr

afik Aktivitas siswa pada pendekatan Konsrtuktivisme Siklus II ... 66

4.3 ... Gr

afik Peningkaan keterlaksanaan pendekatan Konstruktivisme ... 68

4.4 ... Gr

afik Rata-rata Ketuntasan belajar... 69

4.5 ... Gr


(11)

ix

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 ... Gr

afik Peningkatan Rata-Rata Kemapuan Mengidentifikasi ... 71

4.7 ... Gr

afik Peningkatan rata-rata kemampuan mencontohkan ... 72

4.8 ... Gr


(12)

1

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan jalan untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan pendidikan maka suatu bangsa akan terbangun dengan baik, karena dengan pendidikan maka akan tercipta manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas, 2003: 4)

Dengan idealnya manusia yang ingin di bentuk bangsa ini melalui pendidikan untuk mencapai bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai bangsa yang berkualitas maka pendidikan juga harus berkualitas, memiliki standar yang dapat di pertanggungjawabkan, dengan begitu barulah manusia berkualitas dapat dibentuk. Kualitas ini juga harus didukung dengan kemampuan peserta didik yang menjalaninya. Sayangnya hal tersebutlah yang menjadi penghambat berjalannya pendidikan yang diharapkan. Bagaimana bisa terbentuk kualitas peserta didik yang berkalitas jika peserta didik terus di jejali dengan pengertian baku yang tertera di buku atau “kata sakti” guru, dimana apa yang guru ucapkan atau apa yang tertera pada buku menjadi harga mati dan tidak dapat di ganggu gugat. Padahal mengetahui bahwa tiap diri individu memiliki perbedaannya masing-masing begitu pula pemikirannya, dengan kepala yang berbeda maka isi kepala juga akan berbeda. Maksudnya mungkin tiap individu akan memiliki bahasa mereka sendiri yang memiliki maksud yang sama hanya perlu suatu treatment yang dapat meluruskan perbedaan maksud-maksud tersebut menjadi pemahaman yang sebenarnya dan disini gurulah yang menjadi pemandunya namun tetap siswa yang menjalankan kegiatan. Seperti yang dikatakan Vygotsky (dalam ratumanan, 2004:45) bahwa anak akan mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa (pendidik), dengan catatan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau simbol untuk kemudian anak akan tumbuh dengan pemikiran yang verbal. Maka dari itu peran guru sangat dibutuhakan dalam meningkatkan tidak hanya pengetahuan, tapi juga pemahaman, penerapan dan menganalisis materi siswa yang perlu dikuasai, dengan begitu barulah dapat dicapai keinginan membentuk manusia yang berkualitas yang diharapkan.


(13)

2

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu komponen utama dalam kegiatan belajar di sekolah adalah siswa. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan sulit untuk hanya menggunakan satu pendekatan dalam mencapai pemahaman siswa yang di harapkan. Dilihat dari proses belajar yang terlihat banyak siswa kelas IV A SD Ciburial kesulitan mempelajari beberapa materi IPA dengan berbagai alasan. ini terlihat dari sikap siswa yang selalu ragu dalam menjawab pertanyaan guru saat sesi tanya jawab, atau saat anak diminta untuk menjabarkan kembali hasil tanya jawab. Lebih banyak siswa yang hanya berusaha mendapatkan jawaban dari guru tapi tidak berusaha menerjemahkan sendiri Anak menjadi tidak punya jiwa percaya diri dalam menjawab, padahal setelah diminta dengan halus dan sedikit dorongan ternyata siswa sebenarnya bisa menjawab walaupun dengan bahasanya sendiri. Dari keseluruhan kelas IV A yang berjumlah 26 orang ini, hanya 19% anak yang mau bertanya dan berpendapat, bahkan untuk menjelaskan kembali hanya ada 7% yang melakukannya dengan dorongan terlrbih dahulu. Dari hasil belajarnya hanya di dapat 26% anak yang mencapai nilai KKM 70. Ini disebabkan dari kebiasaan guru kelas yang hanya mengandalkan komunikasi satu arah, dan juga penggunaan sumber pengetahuan yang terpaku pada satu buku sumber. Dapat dikatakan ada yang salah dalam cara memberikan materi oleh pendidik yang selama ini telah berlangsung. Pada dasarnya pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didiknya untuk mengalami fenomena yang terjadi di alam, namun yang terjadi sebenarnya pendidik seolah tidak mengindahkan kelebihan dari pembelajaran IPA ini. Terlebih melihat peserta didik yang masih pada usia yang agak sulit untuk berpikir abstrak terjebak dengan metode ceramah pendidiknya.

Berkaitan dengan bebrapa faktor yang menyebabkan gejala kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran, maka terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai referensi pilihan diantaranya menggunakan metode tanya jawab untuk mengaktifkan siswa untuk berfikir kritis disaat guru bertanya maka siswa harus menjawab dengan pembiasaan anak akan terbiasa, atau dengan teknik key word untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan mendorong anak untuk mengingat satu kata dan menjabarkannya dengan bahasanya sendiri, dengan begitu sifat anak yang terkekang dengan kebiasaan

teacher center setidaknya berkurang, atau lebih baik lagi hilang. Juga bisa dengan

penggunaan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan anak untuk berfikir kritis dan juga menjadikan anak lebih terbiasa mengungkapkan pemikirannya tanpa harus takut disalahkan oleh guru.

Pengetahuan tidak bisa hanya ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian

atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus (Suparno, 1997).


(14)

3

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

Melihat uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan judul

“PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI

PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN

Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,

secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kognisi Siswa Kelas IV A

dalam Pembelajaran IPA ?”

Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Konstruktivisme untuk meningkatkan

kognisi siswa Kelas IV A dalam pembelajaran IPA?

2. Bagaimana peningkatan kognisi siswa kelas IV A dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membantu meningkatkan hasil kognisi siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV A dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan deskripsi pelaksanaan pendekatan

Konstruktivisme untuk meningkatkan kognisi siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPA

b. Untuk mendapatkan deskripsi peningkatan kognisi siswa kelas IV A

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran IPA D. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kualitas kognisi siswa kelas IV A dengan penerapan pendekatan konstruktivisme khususnya dalam pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bulan. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiran-pemikiran baru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.


(15)

4

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.

b. Memberikan motivasi pada siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA

2. Bagi Guru:

a. Memberikan alternatif kepada guru dalam penggunaan pendekatan

pembelajaran dalam materi IPA, dan sekaligus memperbaiki sistem pengjaran yang telah ada dan mengembangkan profesionalisme keguruannya.

b. Memberikan dorongan kepada guru untuk lebih kreatif dalam pemberian materi IPA.

3. Bagi Pihak Lain Yang Berkepentingan:

Memperoleh ilmu, wawasan, dan pengalaman baru dalam keterampilan belajar mengajar di sekolah, khususya pada pembelajaran melalui penerapan pendekatan Konstruktivisme pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Bulan. Namun disarankan pendekatan Konstruktivisme tidak hanya bisa diterapkan pada materi kenampakan bulan saja, tetapi dengan materi lain juga bisa diterapkan. Pendekatan Konstruktivisme juga tidak hanya bisa diterapkan pada mata pelajaran IPA saja, mata pelajaran lain juga bisa diterapkan. Intinya pendekatan Konstruktivisme harus disesuaikan dengan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

E. Hipotesis Tindakan

Penelitian Rencananya akan di laksanakan ke dalam 2 siklus dengn setiap siklusnya mengikuti prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Melalui dua siklus ini, maka dapat di amati adanya peningkatan atau pengaruh pada kemampuan kognisi siswa dalam pembelajaran pada materi perubahan kenampakan bulan.

Dengan demikian maka penelitian akan menggunakan hipotesis tindakan

“Dengan diterapkannya Pendekatan Konstruktivisme pada Pembelajaran IPA di Kelas IV maka dapat meningkatkan Kognisi Siswa”

F. Definisi Operasional

Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel sebagai pembangunnya yaitu pendekatan konstruktivisme sebagai variabel bebas dan kemampuan kognisi sebagai variable terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian yang meliputi :

1. Pendekatan Konstruktivisme merupakan pendekatan yang memusatkan

kegiatan pada siswa, dimana guru hanya sebagai pembimbing dan pemfasilitas, dengan begitu siswa dapat bebas mencari informasi dari berbagai sumber dengan guru sebagai penjaga batasan kebebasan siswa. Terdapat 5 langkah pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme, yaitu: 1)


(16)

5

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dilakukan dengan mengadakan tanya jawab seputar pengalaman siswa melihat perubahan kenampakan bulan; 2) Pemerolehan pengetahuan baru, dilakukann dengan pemberian animasi mengenai fase bulan, animasi mengenai kalender hijriyah dan contoh kalender hijriyah; 3) Pemahaman pengetahuan, dilakukan dengan pemberian LKS yang nantinya di kritisi oleh siswa; 4) Menerapkan pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh, dilakukan dengan meminta siswa

mensimulasikan fase bulan penuh dan proses perputaran bumi dengan bulan mengelilingi matahari yang nantinya dihubungkan dengan perhitungan kalender masehi; dan 5) melakukan refleksi yang dilakukan dengan pembenaran hasil jawaban siswa dengan cara analisis oleh teman. Setiap langkah pembelajran akan ada pada setiap siklus dengan mempertimbangkan keadaan kelas dan SK dan KD pada materi perubahan kenampakan bulan.

2. Kemampuan Kognisi merupakan suatu proses yang akan manusia temui

dalam kehidupannya dalam mencari pengetahuan, ranah kognisi mengacu pada proses mental karena pada prosesnya kognisi lebih banyak berada pada pikiran manusia, dari mengingat, berfikir maupun mengaplikasikan pengetahuannya. Sebenarnya ranah kognitif terdiri dari ke-6 kategori kognitif dari C1-C6 berupa tingkatan berfikir dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Dari keenam kategori dipilih 2 kategori yaitu:

a. Pengetahuan siswa diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen evaluasi seperti soal-soal misalnya dalam bentuk pilihan ganda. Ini juga dapat terlihat saat anak diajak bertanya jawab oleh guru. Indikator yang saya ambil dari ranah ini adalah aspek mengidentifikasi.

b. Pemahaman siswa dapat terukur ketika siswa dapat menjelaskan proses perubahan bentuk kenampakan bulan tiap harinya dan menjelaskan penyebab kenampakan bulan yang berbeda (menerjemahkan), mampu membedakan kenampakan bulan sesuai urutannya (menginterpretasi), dan siswa mampu merencanakan percobaan pembuktian perubahan kenampakan bulan (mengeksplorasi). Indikator yang akan saya gunakan dalam penelitian adalah aspek mencontohkan dan menjelaskan. Karena penelitian menggunakan materi IPA sebagai salah satu variablenya, saya berusaha memanfaatkan sebaik mungkin indikator indikator ini.


(1)

ix Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6 ... Gr afik Peningkatan Rata-Rata Kemapuan Mengidentifikasi ... 71 4.7 ... Gr afik Peningkatan rata-rata kemampuan mencontohkan ... 72 4.8 ... Gr afik Peningkatan rata-rata kemampuan menjelaskan ... 74


(2)

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan jalan untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan pendidikan maka suatu bangsa akan terbangun dengan baik, karena dengan pendidikan maka akan tercipta manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas, 2003: 4)

Dengan idealnya manusia yang ingin di bentuk bangsa ini melalui pendidikan untuk mencapai bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai bangsa yang berkualitas maka pendidikan juga harus berkualitas, memiliki standar yang dapat di pertanggungjawabkan, dengan begitu barulah manusia berkualitas dapat dibentuk. Kualitas ini juga harus didukung dengan kemampuan peserta didik yang menjalaninya. Sayangnya hal tersebutlah yang menjadi penghambat berjalannya pendidikan yang diharapkan. Bagaimana bisa terbentuk kualitas peserta didik yang berkalitas jika peserta didik terus di jejali dengan pengertian baku yang tertera di buku atau “kata sakti” guru, dimana apa yang guru ucapkan atau apa yang tertera pada buku menjadi harga mati dan tidak dapat di ganggu gugat. Padahal mengetahui bahwa tiap diri individu memiliki perbedaannya masing-masing begitu pula pemikirannya, dengan kepala yang berbeda maka isi kepala juga akan berbeda. Maksudnya mungkin tiap individu akan memiliki bahasa mereka sendiri yang memiliki maksud yang sama hanya perlu suatu treatment yang dapat meluruskan perbedaan maksud-maksud tersebut menjadi pemahaman yang sebenarnya dan disini gurulah yang menjadi pemandunya namun tetap siswa yang menjalankan kegiatan. Seperti yang dikatakan Vygotsky (dalam ratumanan, 2004:45) bahwa anak akan mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa (pendidik), dengan catatan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau simbol untuk kemudian anak akan tumbuh dengan pemikiran yang verbal. Maka dari itu peran guru sangat dibutuhakan dalam meningkatkan tidak hanya pengetahuan, tapi juga pemahaman, penerapan dan menganalisis materi siswa yang perlu dikuasai, dengan begitu barulah dapat dicapai keinginan membentuk manusia yang berkualitas yang diharapkan.


(3)

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu komponen utama dalam kegiatan belajar di sekolah adalah siswa. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan sulit untuk hanya menggunakan satu pendekatan dalam mencapai pemahaman siswa yang di harapkan. Dilihat dari proses belajar yang terlihat banyak siswa kelas IV A SD Ciburial kesulitan mempelajari beberapa materi IPA dengan berbagai alasan. ini terlihat dari sikap siswa yang selalu ragu dalam menjawab pertanyaan guru saat sesi tanya jawab, atau saat anak diminta untuk menjabarkan kembali hasil tanya jawab. Lebih banyak siswa yang hanya berusaha mendapatkan jawaban dari guru tapi tidak berusaha menerjemahkan sendiri Anak menjadi tidak punya jiwa percaya diri dalam menjawab, padahal setelah diminta dengan halus dan sedikit dorongan ternyata siswa sebenarnya bisa menjawab walaupun dengan bahasanya sendiri. Dari keseluruhan kelas IV A yang berjumlah 26 orang ini, hanya 19% anak yang mau bertanya dan berpendapat, bahkan untuk menjelaskan kembali hanya ada 7% yang melakukannya dengan dorongan terlrbih dahulu. Dari hasil belajarnya hanya di dapat 26% anak yang mencapai nilai KKM 70. Ini disebabkan dari kebiasaan guru kelas yang hanya mengandalkan komunikasi satu arah, dan juga penggunaan sumber pengetahuan yang terpaku pada satu buku sumber. Dapat dikatakan ada yang salah dalam cara memberikan materi oleh pendidik yang selama ini telah berlangsung. Pada dasarnya pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didiknya untuk mengalami fenomena yang terjadi di alam, namun yang terjadi sebenarnya pendidik seolah tidak mengindahkan kelebihan dari pembelajaran IPA ini. Terlebih melihat peserta didik yang masih pada usia yang agak sulit untuk berpikir abstrak terjebak dengan metode ceramah pendidiknya.

Berkaitan dengan bebrapa faktor yang menyebabkan gejala kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran, maka terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai referensi pilihan diantaranya menggunakan metode tanya jawab untuk mengaktifkan siswa untuk berfikir kritis disaat guru bertanya maka siswa harus menjawab dengan pembiasaan anak akan terbiasa, atau dengan teknik key word untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan mendorong anak untuk mengingat satu kata dan menjabarkannya dengan bahasanya sendiri, dengan begitu sifat anak yang terkekang dengan kebiasaan teacher center setidaknya berkurang, atau lebih baik lagi hilang. Juga bisa dengan penggunaan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan anak untuk berfikir kritis dan juga menjadikan anak lebih terbiasa mengungkapkan pemikirannya tanpa harus takut disalahkan oleh guru.

Pengetahuan tidak bisa hanya ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus (Suparno, 1997). Konstruktivisme sendiri memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar


(4)

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

Melihat uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan judul

“PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial kelas IV A Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kognisi Siswa Kelas IV A dalam Pembelajaran IPA ?”

Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Konstruktivisme untuk meningkatkan kognisi siswa Kelas IV A dalam pembelajaran IPA?

2. Bagaimana peningkatan kognisi siswa kelas IV A dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membantu meningkatkan hasil kognisi siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV A dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan deskripsi pelaksanaan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan kognisi siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPA

b. Untuk mendapatkan deskripsi peningkatan kognisi siswa kelas IV A dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA

D. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kualitas kognisi siswa kelas IV A dengan penerapan pendekatan konstruktivisme khususnya dalam pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bulan. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiran-pemikiran baru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.


(5)

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.

b. Memberikan motivasi pada siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA 2. Bagi Guru:

a. Memberikan alternatif kepada guru dalam penggunaan pendekatan pembelajaran dalam materi IPA, dan sekaligus memperbaiki sistem pengjaran yang telah ada dan mengembangkan profesionalisme keguruannya.

b. Memberikan dorongan kepada guru untuk lebih kreatif dalam pemberian materi IPA.

3. Bagi Pihak Lain Yang Berkepentingan:

Memperoleh ilmu, wawasan, dan pengalaman baru dalam keterampilan belajar mengajar di sekolah, khususya pada pembelajaran melalui penerapan pendekatan Konstruktivisme pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Bulan. Namun disarankan pendekatan Konstruktivisme tidak hanya bisa diterapkan pada materi kenampakan bulan saja, tetapi dengan materi lain juga bisa diterapkan. Pendekatan Konstruktivisme juga tidak hanya bisa diterapkan pada mata pelajaran IPA saja, mata pelajaran lain juga bisa diterapkan. Intinya pendekatan Konstruktivisme harus disesuaikan dengan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

E. Hipotesis Tindakan

Penelitian Rencananya akan di laksanakan ke dalam 2 siklus dengn setiap siklusnya mengikuti prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Melalui dua siklus ini, maka dapat di amati adanya peningkatan atau pengaruh pada kemampuan kognisi siswa dalam pembelajaran pada materi perubahan kenampakan bulan.

Dengan demikian maka penelitian akan menggunakan hipotesis tindakan “Dengan diterapkannya Pendekatan Konstruktivisme pada Pembelajaran IPA di Kelas IV maka dapat meningkatkan Kognisi Siswa”

F. Definisi Operasional

Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel sebagai pembangunnya yaitu pendekatan konstruktivisme sebagai variabel bebas dan kemampuan kognisi sebagai variable terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian yang meliputi :

1. Pendekatan Konstruktivisme merupakan pendekatan yang memusatkan kegiatan pada siswa, dimana guru hanya sebagai pembimbing dan pemfasilitas, dengan begitu siswa dapat bebas mencari informasi dari berbagai sumber dengan guru sebagai penjaga batasan kebebasan siswa. Terdapat 5 langkah pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme, yaitu: 1)


(6)

Mannika Nisa Hasani, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISMEUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dilakukan dengan mengadakan tanya jawab seputar pengalaman siswa melihat perubahan kenampakan bulan; 2) Pemerolehan pengetahuan baru, dilakukann dengan pemberian animasi mengenai fase bulan, animasi mengenai kalender hijriyah dan contoh kalender hijriyah; 3) Pemahaman pengetahuan, dilakukan dengan pemberian LKS yang nantinya di kritisi oleh siswa; 4) Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, dilakukan dengan meminta siswa mensimulasikan fase bulan penuh dan proses perputaran bumi dengan bulan mengelilingi matahari yang nantinya dihubungkan dengan perhitungan kalender masehi; dan 5) melakukan refleksi yang dilakukan dengan pembenaran hasil jawaban siswa dengan cara analisis oleh teman. Setiap langkah pembelajran akan ada pada setiap siklus dengan mempertimbangkan keadaan kelas dan SK dan KD pada materi perubahan kenampakan bulan. 2. Kemampuan Kognisi merupakan suatu proses yang akan manusia temui

dalam kehidupannya dalam mencari pengetahuan, ranah kognisi mengacu pada proses mental karena pada prosesnya kognisi lebih banyak berada pada pikiran manusia, dari mengingat, berfikir maupun mengaplikasikan pengetahuannya. Sebenarnya ranah kognitif terdiri dari ke-6 kategori kognitif dari C1-C6 berupa tingkatan berfikir dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Dari keenam kategori dipilih 2 kategori yaitu:

a. Pengetahuan siswa diukur dengan menggunakan instrumen-instrumen evaluasi seperti soal-soal misalnya dalam bentuk pilihan ganda. Ini juga dapat terlihat saat anak diajak bertanya jawab oleh guru. Indikator yang saya ambil dari ranah ini adalah aspek mengidentifikasi.

b. Pemahaman siswa dapat terukur ketika siswa dapat menjelaskan proses perubahan bentuk kenampakan bulan tiap harinya dan menjelaskan penyebab kenampakan bulan yang berbeda (menerjemahkan), mampu membedakan kenampakan bulan sesuai urutannya (menginterpretasi), dan siswa mampu merencanakan percobaan pembuktian perubahan kenampakan bulan (mengeksplorasi). Indikator yang akan saya gunakan dalam penelitian adalah aspek mencontohkan dan menjelaskan. Karena penelitian menggunakan materi IPA sebagai salah satu variablenya, saya berusaha memanfaatkan sebaik mungkin indikator indikator ini.