PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA.

(1)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III A Semester II di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Siska Kusmayanti

1003470

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Oleh Siska Kusmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siska Kusmayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014


(3)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III A Semester II di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Siska Kusmayanti 1003470

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan kognisi siswa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai siswa yang belum mencapai KKM IPA yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 75. Hal ini didasarkan karena guru kurang mengaitkan antara pengalaman siswa dengan materi yang dipelajari, pembelajaran cenderung bepusat pada guru. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan menerapkan pendekatan CTL untuk meningkatkan kognisi siswa. Rumusan dalam penelitian ini yaitu : (1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL, (2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognisi setelah menerapkan pendekatan CTL. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dan (2) mengungkapkan peningkatan kemampuan kognisi siswa setelah menerapkan pendekatan CTL. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian yang digunakan yaitu adaptasi dari model Kemmis dan Mc.Taggart. Model tersebut terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian yaitu nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 78,37 dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata menjadi 91,1. Hal tersebut membuktikan bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan kemampuan kognisi siswa. Hal itu dikarenakan pendekatan CTL memiliki prinsip-prinsip pembelajaran yang membantu guru mencapai tujuan pembelajaran serta pembelajaran berpusat pada siswa. Simpulan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dapat berjalan dengan lancar, aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat aktif dan aspek kemampuan kognisi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada para guru khususnya guru IPA,


(5)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran sebagai pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kognisi siswa.


(6)

ABSTRACT

APPLICATION OF CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) APPROACH TO IMPROVE STUDENTS' COGNOTIVE ABILITY IN NATURAL SCIENCE CLASS OF MATERIAL

MOTION AND EFFECT OF AN OBJECT

(Classroom Action Research of third-year third-semester students of a 3A-classroom of elementary school SDN Cibural, Lembang Subdistrict, West

Bandung Regency in Academic Year 2013-2014)

By

Siska Kusmayanti 1003470

Background of this study was lower cognitive ability of the students. It is indicated by student score, which is below Minimum Mastery Criteria (MMC) for Natural Science that has been set in a school that is 75. This is resulted from lack of relationship teacher made between student experiences and subject matter and tendency of teacher-centered learning. One attempt to address this challenge is to conduct Classroom Action Research and to apply CTL approach to improve cognitive ability of the students. The problem formulation of this study is: (1) How does the application of the CTL approach in learning process? (2)To what extent does the improvement of cognitive ability following the application of CTL approach?The purposes of this study are to find out (1) the application of CTL approach in learning process and (2) improvement of cognitive ability of the students following the application of CTL approach. This study applied Classroom Action Research and Kemmis and Mc. Taggart adjusted model, which consists of planning, actuating, observation and reflection stages, in double cycles. The result showed that average class score was 78.37 amd 91.1 in the first and second cycles, respectively. CTL approach showed improving cognitive ability of the students, because of student-centered learning and having principles of learning that helps teachers achieve the learning objectives. In conclusion, application of CTL approach in learning process ran smoothly, the students were active and cognitive abilities of students improved at each cycle. These findings suggest that the teacher of natural science should apply CTL approach in learning process to improve cognitive ability of the students.


(7)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Hipotesis Tindakan ... F. Definisi Operasional ...

BAB KAJIAN PUSTAKA ...

A. Konsep IPA di SD ... 1. Pengertian IPA ... 2. Hakikat Pembelajaran IPA ... 3. Tujuan IPA ... 4. Konsep Gerak dan Pengaruh Benda dalam Pembelajaran IPA di Kelas

3 SD ... a. Gerak Benda ...

i ii iii iv v vi vii viii ix 1 1 6 6 7 9 9 11 11 11 12 13 15 16


(8)

b. Macam-macam Gerak Benda ... 1) Jatuh ... 2) Memantul ... 3) Menggelinding ... 4) Berputar ... 5) Mengalir ... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda ... 1) Bobot Benda ... 2) Luas Permukaan Benda ... 3) Bentuk Permukaan Benda ... 4) Bentuk Permukaan Lintasan ... B. Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran ... 1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) ... 2. Karakteristik Contextual Teaching and learning (CTL) ... 3. Prinsip Dasar Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 4. Langkah – langkah Pendekatan Contextual Teachiang and Learning (CTL) ... 5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) ... a. Kelebihan Contextual Teaching and Learning (CTL)... b. Kelemahan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 6. Hands On Activity Bagian dari CTL ... C. Kemampuan Kognisi dalam Tujuan Pembelajaran ...

1. Pengertian Kognisi/ Kognitif ... 2. Proses Perkembangan Kognitif ... 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 4. Ruang Lingkup Kemampuan Kognitif dalam Pembelajaran ... a. Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran ... b. Pengertian ICK (Indikator Capaian Kompetensi) dalam

Pembelajaran ... 16 16 17 17 18 18 19 19 19 20 20 21 21 22 23 27 27 28 29 29 33 33 34 37 38 38 41


(9)

1) Mengingat (C1) ... 2) Memahami (C2) ... 3) Mengaplikasikan / Menerapkan (C3) ... 4) Menganalisis (C4) ... 5) Mengevaluasi (C5) ... 6) Mengekreasi (C6) ... D. Penerapan CTL dalam Pembelajaran IPA Materi Gerak dan Pengaruh Benda ... E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... F. Kerangka Berpikir ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Model Penelitian ... C. Lokasi Penelitian ... D. Waktu Penelitian ... E. Subjek Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ... G. Tekhnik Pengumpulan Data ...

1. Instrumen Penelitian ... 2. Instrumen Pengumpulan Data ... H. Pengolahan Data dan Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ………...

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ………... b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……… c. Observasi Siklus I ……….. d. Refleksi Siklus I ………. 2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ………...

41 42 44 45 46 46 47 50 51 52 52 52 55 55 55 55 64 65 65 66 70 70 70 71 71 76 79 81


(10)

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ……….. b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….. c. Observasi Siklus II ………. d. Refleksi Siklus II ……… B. Pembahasan ...

1. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)... a. Pelaksanaan Siklus I ... b. Pelaksanaan Siklus II ... 2. Peningkatan Kemampuan Kognisi Siswa pada Materi Gerak dan Pengaruh Benda dengan Menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A. Simpulan ... B. Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

81 82 87 90 91

91 91 97

102

109

109 110 111 115 280


(11)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Supriatna dkk, 2009, hlm.5) mengatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dilaksanakan oleh manusia sepanjang hayatnya. Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia ini bisa didapatkan pada tiga lembaga pendidikan, yaitu infomal (keluarga), formal (sekolah), dan non formal (masyarakat). Ketiga lembaga tersebut bahu membahu saling bekerja sama dan saling melengkapi agar manusia sebagai makluk Tuhan bisa menjadi manusia sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan bagian dari kehidupan alam.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Dalam lembaga formal di Indonesia, salah satu jenjang pendidikan di sekolah adalah Sekolah Dasar. Banyak sekali mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah bidang studi ilmu pengetahuan alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam (science studies) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh seluruh siswa Sekolah Dasar (SD). IPA dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Peranan mata pelajaran IPA disekolah dasar sangat penting bagi siswa sebagai upaya dalam


(12)

memahami diri sendiri dan alam secara ilmiah, sehingga kumpulan pengetahuan yang diperoleh siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan IPA, salah seorang ahli mengemukakan pengertian dari IPA. Menurut Powler (Samatowa, 2010, hlm.3) mengatakan bahwa:

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/ sistematis/ (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Pembelajaran IPA salah satu idealnya adalah pembelajaran yang mampu menghubungkan materi yang disampaikan oleh guru dengan kehidupan nyata siswa. Dengan demikian siswa akan lebih memahami konsep yang dipelajarinya karena dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari. Hal itu sebagaimana termaktub dalam taksonomi Bloom yang dikemukakan oleh Prihantro Laksmi (dalam Trianto, 2010, hlm.142) bahwa ‘IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran’. Oleh karena itu kognitif merupakan salah satu yang penting dikembangkan secara optimal. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh J. Nurikhsan (2011,

hlm.49) bahwa “kemampuan kognitif anak harus dikembangkan secara optimal karena menyangkut dengan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari”.

Tetapi fakta di lapangan berbeda. Hal ini bisa terlihat dari observasi yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas III A semester II di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda. Dari hasil observasi tersebut, penulis menemukan beberapa permasalahan diantaranya, pada saat berlangsungnya pembelajaran IPA, siswa terlihat tidak memperhatikan penjelasan dari guru, siswa bosan dan sering mengganggu teman yang lain. Siswa banyak melakukan aktivitas sendiri-sendiri,


(13)

seperti mengobrol dengan teman sebangkunya, ataupun melakukan aktivitas yang lainnya.

Hal ini berdampak pada kemampuan kognisi siswa kelas III A pada mata pelajaran IPA, terutama pada materi gerak dan pengaruh benda ini masih tergolong rendah. Gejala-gejala permasalahan tersebut bisa terlihat salah satunya dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran IPA materi pokok gerak dan pengaruh benda di kelas III A SDN Ciburial, menunjukkan nilai yang relatif rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM IPA yang ditetapkan oleh pihak sekolah 75. Dari jumlah 30 siswa, hanya 2 siswa memperoleh nilai ≥ 75 atau 6,67% yang tuntas belajar, dan 28 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM atau sebanyak 93,3% belum tuntas, akibatnya mereka harus belajar remedial. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kemampuan kognisi siswa pada materi gerak dan pengaruh masih tergolong rendah.

Faktor yang menyebabkan munculnya permasalahan tersebut yaitu karena guru kurang mampu untuk menghubungkan materi yang dibelajarkan dengan pengalaman siswa. Akibatnya kemampuan siswa hanya menghapal fakta-fakta saja, dan siswa tampak kesulitan untuk menghubungkan antara konsep materi dengan pengalaman yang pernah dialaminya.

Guru lebih banyak aktif dalam memberikan materi kepada siswa, atau dalam kata lain guru cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan pembelajaran terbatas hanya mendengarkan dan menyalin materi tulisan yang disampaikan guru melalui papan tulis. Akibatnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA masih kurang. Hal ini terlihat pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan peran siswa sangatlah sedikit, siswa hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru saja, guru kurang memberikan kesempatan siswa hasil dari pengalaman siswa. Padahal, keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran mampu menimbulkan rasa senang terhadap pembelajaran.

Adanya keterbatasan penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh penyampaian mata pelajaran IPA, khususnya materi mengenai


(14)

gerak benda menggunakan buku dan LKS. Padahal media adalah salah satu penunjang keberhasilan di dalam menyampaikan materi pelajaran dan ketercapaian tujuan dari materi pelajaran.

Kurangnya pelaksanaan praktikum/ kegiatan ilmiah. Akibatnya siswa kurang terampil dalam keterampilan proses sains, seperti kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan eksperimen atau praktikum. Siswa kurang terlatih dalam kegiatan ilmiah, misalnya dalam eksperimen, mengamati gejala alam, menganalisis dan menyimpulkan.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya kognisi siswa adalah pembelajaran yang bersifat teacher centered. Dalam hal inilah diperlukan upaya untuk menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk membangun konsepnya sendiri melalui aktivitas ilmiah mengaitkan konsep pembelajaran dengan pengalaman nyata siswa, dengan pemanfaatan lingkungan sekitar. Salah satu upayanya yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa meningkatkan kognisi siswa, aktivitas belajar siswa dan pengaitan konsep pembelajaran dengan pengalaman nyata siswa tersebut adalah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nurhadi (dalam Rusman, 2011, hlm.189) menyatakan :

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pemilihan pendekatan tersebut juga didasarkan pada pemikiran dari teori perkembangan kognitif Piaget (pengelompokan kecerdasan Piaget), siswa kelas III


(15)

berada pada tahapan berfikir operasional konkret (anak usia 7-11 tahun). Anak pada tahap operasional konkret masih sangat membutuhkan benda-benda konkret untuk membantu pengembangan kemampuan intelektualnya. Oleh karena itu, guru harus selalu mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan benda-benda konkret yang ada di lingkungan sekitar.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran tersebut diharapkan dapat berlangsung optimal apabila dilengkapi hands on activity siswa. Hands on activity merupakan bagian dari pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran dengan kegiatan percobaan dengan mengutamakan aktivitas tangan, sehingga siswa mampu menggali informasi, menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.

Dengan siswa terlibat secara langsung dalam praktek atau percobaan (beraktivitas secara fisik) yang dilakukan oleh siswa (hands on activity), maka siswa akan lebih memahami dan percaya atas kebenaran konsep atau kesimpulan setelah melakukan percobaan yang dilakukannya sendiri. Alasan lain peneliti memilih pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) :

1.Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terdiri dari banyak prinsip-prinsip yang dapat menanggulangi berbagai macam masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan masalah-masalah yang menyebabkan kognisi siswa rendah.

2.Selain itu, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membuat siswa aktif dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini karena dilengkapi dengan Hands on activity. Hands on activity ini merupakan bagian dari Contextual Teaching and Learning (CTL). Selain itu siswa dapat memecahkan masalah secara sistematis dan memperoleh informasi dan pengetahuan dengan cara menemukan sendiri yang difasilitasi oleh guru juga pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian “PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND


(16)

LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III A Semester II di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa di kelas III A SDN Ciburial?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognisi pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa di kelas III A SDN Ciburial ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa di kelas III A SDN Ciburial.

2. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai peningkatan kemampuan kognisi siswa pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda setelah menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa di kelas III A SDN Ciburial.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Manfaat Teoritik

Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan tentang cara membelajarkan gerak dan pengaruh benda dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa pada materi gerak dan pengaruh benda melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa :

1) Meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

2) Meningkatkan perhatian dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran IPA mengenai materi gerak benda.

3) Memperoleh pengalaman belajar pada mata pelajaran IPA mengenai materi gerak dan pengaruh benda melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

4) Meningkatkan kemampuan kognisi siswa dan aktivitas belajar pada mata pelajaran IPA mengenai materi gerak dan pengaruh benda melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

5) Meningkatkan kegiatan ilmiah siswa dalam proses belajar IPA dengan bereksperimen (beraktivitas secara fisik) dengan hands on activity, mengamati gejala-gejala alam, menganalisis, menyimpulkan suatu kosep dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

b. Bagi Guru

1) Guru sebagai peneliti:

a) Memberikan ilmu dan pengalaman baru dalam keterampilan belajar mengajar di sekolah, khususnya pada pembelajaran mengenai materi gerak dan


(18)

pengaruh benda pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

b) Dapat terampil dalam membelajarkan materi gerak dan pengaruh benda pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

c) Sebagai wahana untuk mengetahui sejauhmana penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan kemampuan kognisi siswa terhadap mata pelajaran IPA tentang materi gerak benda.

d) Sebagai wahana dalam menguasai konsep, prosedur, dan teknik yang terdapat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2) Guru secara umum :

a) Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara membelajarkan materi gerak dan pengaruh benda pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), agar kualitas serta kinerja guru dalam mengajar dapat meningkat.

b) Sebagai bahan rujukan/ referensi bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kognisi siswa dalam materi gerak dan pengaruh benda pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ,

c) Memberikan sumbangan dalam rangkaian perbaikan mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas serta profesinalisme guru dalam mengajar.

c. Bagi Peneliti Lain

Memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan dalam keterampilan belajar mengajar di sekolah, dan sebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut khususya pada pembelajaran IPA materi gerak benda dan pengaruhnya melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

E. Hipotesis Tindakan

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda yaitu dengan


(19)

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Hal ini dikarenakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan yang memiliki tahapan yang jelas serta prinsip-prinsip yang membantu ketercapaian tujuan pembelajaran IPA dengan mengaitkan materi yang dibelajarkan dengan pengalaman siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar dan benda-benda konkret, sehingga memudahkan siswa dalam meningkatkan kemampuan kognisi khususnya pada materi gerak dan pengaruh benda.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan,

“apabila guru menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda, maka kemampuan

kognisi siswa kelas III A SDN Cibruial meningkat.” F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai variabel bebas dan kemampuan kognisi siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data, maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian yang meliputi:

1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, alam sekitar, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan prinsip-prinsip pembelajaran CTL yakni : konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), modelling, masyarakat belajar (learning community), penilaian autentik (authentic assessment) dan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ke tujuh prinsip tersebut. Pelaksanaan CTL ini dapat dilihat dari lembar observasi kegiatan siswa dan guru dengan berpedoman kepada tujuh prinsip pembelajaran dalam CTL yang telah diungkapkan sebelumnya.


(20)

2. Kemampuan Kognisi

Kemampuan kognisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ranah berfikir siswa yang berekenaan dengan hasil belajar intelektual siswa yang terdiri dari enam aspek ranah kogniitif, yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.

Kemampuan kognisi yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dua ranah kemampuan kognitif, yaitu kemampuan mengingat (C1) dan kemampuan memahami (C2). Hal ini didasarkan atas indikator dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Dalam penelitian ini hanya akan dibatasi pengukuran kemampuan kognisi pada tiga indikator, yaitu mengidentifikasi, menyimpulkan, dan menjelaskan. Ketiga indikator tersebut bisa diukur melalui hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan isian.


(21)

(22)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial pada materi gerak dan pengaruh benda. Oleh karena itu, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto (2007, hlm.3) bahwa :

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Menurut Burn (dalam Sanjaya, 2010, hlm.25) penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan praktisi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu penelitian seorang guru atau peneliti terjun langsung untuk menemukan fakta atau mengidentifikasi masalah yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan oleh guru yang bersangkutan, untuk selanjutnya mencari solusi untuk permasalahan tersebut dan diaplikasikan dalam pembelajaran, dengan tujuan agar dapat memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang bersangkutan dengan pembelajaran.

B. Model Penelitian

Didalam penelitian tindakan, ada beberapa model penelitian tindakan yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan penelitian


(23)

tindakan. Beberapa model tersebut yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart, model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, model Hopkins.

Model penelitian tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart. Hal ini karena model Kemmis dan Mc. Taggart berorientasi pada siklus spiral refleksi yang memiliki beberapa komponen diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan refleksi serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini, rencana yang telah disusun dilaksanakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat. Begitu pula dalam penelitian ini rencana yang telah disusun kemudian dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual teaching and Learning.

3. Observasi (Observing)

Dalam tahap ini, penelitian melakukan observasi atau mengamati apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan terhadap tindakan yang sedang dan telah dilakukan. Observasi dapat dilakukan oleh peneliti sendiri atau pihak lain yang telah diberi tugas untuk hal itu. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan sebenarnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi mencakup mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan siklus atau dengan kata lain.kegiatan analisis, interpretasi,


(24)

dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya.

Langkah-langkah penelitian tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut. Observasi Awal

Rumusan Masalah

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (2009)

Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah

Perencanaan

Observasi

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi III

Kesimpulan Observasi Perencanaan

Observasi

Refleksi I Pelaksanaan

Refleksi II

Perencanaan Siklus I

Siklus II


(25)

semula. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Ciburial, yang beralamatkan di Jalan Tangkuban Parahu RT 02/ RW 04 Desa/ Kelurahan Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 40391.

D. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah dua bulan terhitung dari bulan April-Mei 2014.

E.Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas III A SDN Ciburial Desa/ Kelurahan Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 30 orang, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Siswa kebanyakan berasal dari lingkungan sekitar sekolah.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial pada materi gerak dan pengaruh benda dengan menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 2011, hlm.97) tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada referensi awal.

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 tindakan dengan alokasi waktu 5x35 menit. Begitupun untuk siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 tindakan dengan alokasi waktu 5x35 menit. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Plan), tindakan (Action), pengamatan (Observation), dan refleksi (Reflection).


(26)

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.

a. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)

Kegiatan pada pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan pelaksanaan tindakan yang harus dilakukan oleh penulis. Adapun tahapan pra penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat dan subjek penelitian, dan memilih subjek penelitian yang akan diteliti.

2) Meminta izin dan melakukan pendekatan dengan Kepala Sekolah dan guru kelas III A serta rekan sejawat untuk diajak sebagai tim pelaksanaan penelitian. 3) Melakukan observasi dan wawancara kepada guru dan siswa yang akan

dijadikan subjek penelitian.

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN Ciburial secara keseluruhan, terutama siswa kelas III A yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung di dalam kelas dengan menggunakan alat pengumpul data untuk melihat kemampuan siswa dalam pembelajaran, keadaan lingkungan siswa mengenai ketersediaan sumber belajar, media/ alat peraga yang mendukung proses pembelajaran, sarana pendukung lainnya yang tersedia di sekolah.

4) Identifikasi permasalahan Kegiatan ini dimulai dari:

a) Setelah melakukan observasi dan wawancara di dalam kelas. Peneliti melakukan analisis untuk menelaah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran, serta menelaah kesulitan yang dialami oleh guru, sehingga peneliti harus merencanakan untuk melakukan tindakan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.


(27)

b) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, SK-KD IPA, buku sumber kelas III A, pembelajaran IPA, dan model-model pembelajaran IPA, agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dan tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.

c) Menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA yang akan disampaikan pada waktu melakukan penelitian. d) Menentukan metode atau pendekatan yang relevan dengan karakteristik siswa,

bahan ajar dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran IPA.

e) Menyususun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

f) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.

b. Tahap Tindakan

Tahapan tindakan pada penelitian tindakan kelas akan diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari

a) Pembuatan skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika penerapan metode eksperimen. c) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).

d) Menyiapkan alat bantu mengajar (media pembelajaran) yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami konsep-konsep IPA khususnya pada materi gerak dan pengaruhnya dengan baik.

e) Menyusun alat evaluasi berupa hasil pembelajaran untuk mengetahui kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial.


(28)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar.

Tindakan Awal

a) Membuka pelajaran dengan memberi salam b) Mengajak siswa berdoa

c) Mengecek kehadiran siswa

d) Mempersiapkan mental siswa agar siap mengikuti pembelajaran, misalkan melalui permainan, cerita ataupun bernyanyi.

e) Mengaitkan pembelajaran yang akan dipelajari dengan pembelajaran sebelumnya (Peneliti melakukan apersepsi dengan menyebutkan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari)

f) Menyampaikan cakupan, tema dan tujuan materi pelajaran

Tindakan Inti

a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai pengalaman yang pernah dialami, dilihat atau didengarnya tentang benda bergerak

b. Perwakilan siswa diminta untuk medemonstrasikan gerak suatu benda (meja) dengan melakukan perpindahan tempat (meja), misalnya dari titik A ke titik B.

c. Siswa diarahkan untuk melakukan inkuiri mengenai demonstrasi yang telah dilakukan dengan melakukan tanya jawab mengenai pengertian gerak benda d. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai pengalaman tentang

peritiwa gerak benda.

e. Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan pengertian gerak benda dalam bahasanya sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya.

f. Siswa menyimak konfirmasi dari guru mengenai pengertian gerak benda g. Siswa menyimak contoh gerak benda dalam kehidupan sehari-hari yang


(29)

h. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan contoh gerak benda di lingkungan sekitarnya

i. Berdasarkan pengalaman siswa, siswa menceritakan pengalamannya tentang gerak benda yang permah dilihat, didengar atau dialaminya.ke dalam bentuk tulisan

j. Siswa dikondisikan oleh guru untuk belajar secara berkelompok untuk berdiskusi mengamati berbagai peristiwa mengenai macam-macam gerak benda (jatuh, memantul, menggelinding, berputar, dan mengalir). Adapun 1 kelompok terdiri dari 6 orang.

k. Perwakilan siswa membantu guru untuk membagikan LKS kepada setiap kelompok.

l. Siswa menyimak petunjuk pengerjaan LKS yang disampaikan oleh guru. m. Siswa dibantu guru menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam

pengamatan tentang macam-macam gerak benda yang ada di linkungan sekitar siswa .

n. Sebelum melakukan pengamatan, siswa dipancing oleh guru untuk melakukan hipotesis mengenai macam-macam gerak benda , dengan cara mengidentifikasi gerak suatu benda.

o. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan melakukan pengamatan terhadap gerak benda (jatuh, memantul, menggelinding, dan berputar, mengalir) selama 30 menit. Sementara untuk hasil pengamatan siswa tersebut dituliskan dalam LKS. Pengerjaan LKS ini dilakukan secara individu. tetapi dengan tetap berdiskusi dengan teman kelompoknya

p. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas.

q. Siswa mengumpulkan LKS yang telah diisinya kepada guru. r. Siswa membereskan peralatan yang dipakai saat percobaan.

s. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai hasil pengamatan mengenai gerak dan pengaruh benda yang telah dilakukan..


(30)

a) Guru (peneliti) memberikan apresiasi untuk semua siswa selama KBM berlangsung, serta memberikan reward kepada kelompok dan siswa aktif. b) Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa dan materi yang telah

dipelajari.

c) Guru meluruskan kesalah pahaman dan memberi penguatan siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

d) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa . e) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif

f) Guru membagikan soal evaluasi individu.

g) Guru melakukan penilaian terhadap evaluasi yang sudah dikerjakan siswa. h) Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

i) Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

j) Guru memberikan penugasan (PR) kepada siswa.

k) Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran.

l) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. m)Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam

3) Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

Tahap pengamatan (observasi) adalah mengamati seluruh proses tindakan terhadap semua aktifitas guru dan siswa. Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dan siswa dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaranakan dicatat oleh peneliti. Secara lebih rinci pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung (aktivitas siswa) :

a) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. b) Keaktifan siswa.

c) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.

d) Kemampuan siswa saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. e) Kemampuan siswa pada saat mempresentasikan hasil diskusi.


(31)

f) Kemampuan siswa pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan aktivitas guru bisa dilakukan dengan pengamatan:

a) Kesesuai RPP dengan pelaksanaan pembelajaran.

b) Penguasaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

4) Tahap Analisis dan Refleksi (Analysis and Reflecting)

Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan hasil dari pengamatan adalah merupakan rangkaian kegiatan peneliti pada tahap refleksi. Peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil tindakan pada siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi atau tidak.

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari penelitian tindakan pada siklus I. Setelah kognisi dan pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II.

Siklus II

Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan (Planning)

Tim peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, dengan langkah:

a) Menetapkan, merumuskan kenggulan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I.

b) Meninjau kembali skenario pembelajaran berupa RPP yang akan dilaksanakan pada siklus II.

c) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk siklus II.

d) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa pada proses pembelajaran dan lembar observasi kemampuan


(32)

pengelolaan pengajaran guru dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

Tindakan Awal

a) Membuka pelajaran dengan memberi salam b) Mengajak siswa berdoa

c) Mengecek kehadiran siswa

d) Mempersiapkan mental siswa agar siap mengikuti pembelajaran, misalkan melalui permainan, cerita ataupun bernyanyi.

e) Mengaitkan pembelajaran yang akan dipelajari dengan pembelajaran sebelumnya (siswa menyebutkan pembelajaran yang sebelumnya mengenai gerak dan pengaruh benda)

f) Menyampaikan cakupan, tema dan tujuan materi pelajaran

Tindakan Inti

a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai pengalaman yang pernah dialami, dilihat atau didengarnya tentang gerak benda.

b. Perwakilan siswa diminta ke depan untuk mendemonstrasikan untuk membandingkan gerak jatuh antara batu dan selembar kertas, serta membandingkan sedangkan siswa yang lain memperhatikannya.

c. Siswa diarahkan untuk melakukan inkuiri mengenai demonstrasi yang telah dilakukan dengan melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.

d. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai pengalaman tentang peritiwa hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

e. Berdasarkan pengalaman siswa, siswa menceritakan pengalamannya tentang gerak benda yang permah dilihat, didengar atau dialaminya ke dalam bentuk tulisan


(33)

f. Siswa dikondisikan oleh guru untuk belajar secara berkelompok untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang mempengaruhi benda bergerak dengan melakukan pengamatan. Adapun 1 kelompok terdiri dari 6 orang.

g. Perwakilan siswa membantu guru untuk membagikan LKS kepada setiap kelompok.

h. Siswa menyimak petunjuk pengerjaan LKS yang disampaikan oleh guru. i. Siswa dibantu guru menyiapkan peralatan yang akan dipakai dalam

pengamatan tentang hal-hal yang mempengaruhi gerak benda .

j. Sebelum melakukan pengamatan, siswa dipancing oleh guru untuk melakukan hipotesis mengenai hal-hal yang mempengaruhi gerak benda, dengan cara mengidentifikasi contoh yang diberikan guru .

k. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang mempengaruhi gerak benda selama 30 menit. Sementara untuk hasil pengamatan siswa tersebut dituliskan dalam LKS. Pengerjaan LKS ini dilakukan secara individu. tetapi dengan tetap berdiskusi dengan teman kelompoknya

l. Siswa dibantu guru untuk membereskan peralatan yang dipakai saat percobaan.

m. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas.

n. Siswa mengumpulkan LKS yang telah diisinya kepada guru.

o. Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan membahas hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. p. Siswa menyimak contoh yang diberikan guru mengenai hal-hal yang

mempengaruhi gerak benda dengan membandingkan suatu benda.

q. Siswa diberi kesempatan untuk menyebutkan contoh yang lain yang berhubungan dengan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

Tindakan Akhir

a. Guru meluruskan kesalah pahaman dan memberi penguatan atas jawaban siswa dan materi yang telah disampaikan.


(34)

c. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

d. Guru membagikan soal evaluasi individu.

e. Siswa membantu guru untuk melakukan penilaian terhadap evaluasi yang sudah dikerjakan siswa.

f. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan materi yang telah disampaikan

g. Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

h. Guru memberikan penugasan (PR) kepada siswa.

i. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran.

j. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. k. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.

3) Pengamatan (Observation)

Tim peneliti melakuakan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran keseluruhan, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .

4) Refleksi (Reflecting)

Data yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial Kec. Lembang Kab. Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkat. Apabila data yang diharapkan belum sesuai maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

5) Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)) dalam


(35)

meningkatkan kemampuan kognisi siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ada dua jenis instrumen yang digunakan, yaitu

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Instrumen Pembelajaran

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).

2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Contextual teaching and Learnng (CTL). LKS ini berfungsi sebagai penunjang siswa dalam menemukan konsep dan memfasilitasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan materi gerak dan pengaruh benda.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tekhnik:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.


(36)

b. Tes Tertulis

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post test. Digunakan untuk mengetahui kemampuan kognisi siswa tentang gerak dan pengaruh benda pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pelaksanaannya yaitu pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan kemampuan kognisi siswa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan ketika proses pembelajaran dengan menggunakan kamera dan bertujuan untuk mendapatkan bukti penelitian. Adapun data yang dapat diambil dalam proses pembelajaran yaitu foto atau gambar interaksi guru dan siswa pada saat melakukan tindakan kelas.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2009, hlm.54) mengatakan bahwa “pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna”. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul dengan harapan dapat memberikan kesimpulan mengenai pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan sesuai dengan hipotesis tindakan yang diharapkan. Pengolahan data di sini terbagi ke dalam dua jenis pendekatan penelitian yaitu kuntitatif dan kualitatif. Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari data penyekoran hasil tes siswa pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda, pengolahan nilai rata-rata kelas, dan pengolahan persentase ketuntasan belajar.

1) Penyekoran Hasil Tes

Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kemajuan siswa dalam pembelajaran dan mengukur kemampuan kognisi siswa yaitu dengan memberikan tes Pilihan Ganda (PG) dan uraian bebas. Dalam hal ini, peneliti membuat kriteria pensekoran (terlampir)


(37)

disesuaikan dengan indikator pembelajaran, skor maksimal yang diperoleh siswa yaitu 17. Maka, untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sukardi (dalam Gumilar, 2013, hlm.37) 2) Pengolahan Nilai Rata-rata Kelas

Pengolahan nilai rata-rata dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria rata-rata kelas yang didapatkan dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi gerak dan pengaruh benda. Pengolahan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Aqib (dalam Gumilar, 2013, hlm.38) Keterangan

R : nilai rata-rata

∑ � : jumlah semua nilai siswa

∑ � : jumlah siswa

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Rata-Rata Kelas

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85-100

Baik 70-84

Cukup 60-69

Kurang 50-59

Kurang Sekali >50

Sumber : Depdiknas (dalam Gumilar, 2013, hlm.38) 3) Pengolahan Persentase ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya siswa yang tuntas berdasarkan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Nilai =� � � ℎ�

R =

∑ �


(38)

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

� =∑ ≥ 75 × %

Keterangan :∑ ≥ 75: Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dariatau sama dengan 75

n : Banyak siswa 100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar

Menurut Depdiknas, (dalam Gumilar, 2013, hlm.38) menyatakan bahwa “kelas dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)”. Oleh karena itu berdasarkan pernyataan di atas untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran secara klasikal di kelas dapat menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)

Tingkat Keberhasilan (%) Klasifikasi >80 % Sangat Tinggi

60-79 % Tinggi

40-59 % Sedang

20-39 % Rendah

>20 % Sangat Rendah Sumber: Aqib (dalam Gumilar, 2013, hlm.39)

P = ∑ � � �


(39)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan tiga pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa. Analisis data tersebut diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa selanjutnya setelah data dianalisis kemudian diolah dan hasilnya dideskripsikan.

Sedangkan untuk analisis data kuantitatif, digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kemajuan pembelajaran. Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil post test siswa selanjutnya setelah dianalisis data diolah dan dihitung persentase ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas.


(40)

(41)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa Kelas III A SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam pembelajaran IPA pada materi gerak dan pengaruh benda, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada setiap siklusnya cenderung berjalan lancar. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dari berdoa, mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif, memotivasi siswa melalui kegiatan ice breaking, melakukan kegiatan apersepsi, menyampaikan tema pembelajaran, cakupan materi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, pembelajaran lebih menekankarun pada pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pada pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), seperti prinsip kontruktivisme, inquiri, questioning, modelling, learning community, reflection, assesment authentic. Kemudian pada kegiatan akhir pembelajaran terdiri dari kegiatan memberikan penguatan atas materi yang telah dipelajari, meluruskan kesalahpahaman siswa, siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran, memberikan penugasan, menyampaiakan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, dan mengkondisiskan siswa ntuk berdoa menutup pembelajaran.


(42)

2. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) hasilnya meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari siklus I ke siklus II. Rata-rata kemampuan kognisi siswa siklus I pada indikator mengidentifikasi sebesar 84 dan pada siklus II sebesar 99. Rata-rata kemampuan kognisi siswa siklus I pada indikator menyimpulkan sebesar 74,8 dan pada siklus II sebesar 92. Rata-rata kemampuan kognisi siswa siklus I pada indikator menjelaskan sebesar 80 dan pada siklus II sebesar 96. Sedangkan untuk persentase ketuntasan belajar juga sebanding dengan peningkatan kemampuan kognisi siswa yaitu siklus I sebesar 77% dan pada siklus II sebesar 92%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognisi siswa kelas III A SDN Ciburial pada mata pelajaran IPA pada materi pokok gerak dan pengaruh benda dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, berikut ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

1. Bagi guru SD, penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa, pada pembelajaran IPA materi gerak dan pengaruh benda. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki prinsip-prinsip yang menunjang siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kognisinya. Tidak hanya berdampak pada peningkatan kemampuan kognisi siswa saja, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

2. Bagi peneliti lain selanjutnya, diharapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diteliti lebih lanjut dengan kelas yang berbeda dan mata


(43)

pelajaran yang berbeda, agar dapat membandingkan keefktifan dari pendekatan pembelajaran ini. Selain itu direkomendasikan prinsip CTL dalam pembelajaran khususnya pada prinsisp questioning agar lebih dikembangkan lagi dengan cara-cara yang lebih bervariatif, karena pada prinsip tersebut masih kurang maksimal.


(44)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, C. (2011). CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: kaifa Learning.

Amin, M. (2007). Apa itu Hands On Activity? [Online]. Tersedia di: http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/08/apa-itu-hands-on-activity/ [23 Desember 2013].

Anonim. (2011). Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL [Online]. Tersedia di: http://s1-pgsd.blogspot.com/2011/12/makalah-pendekatan-kontekstual-learning.html [24 Desember 2013).

Anonim. (2012). Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL [Online]. Tersedia di:

http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html#ixzz2oZspQB89 [24 Desember 2013).

Anonim. (2012). Pembelajaran Kontekstual berbasis Hands On Activity [Online]. Tersedia di: http://d34209019pmt.wordpress.com/2012/11/ [22 Desember 2013].

Anonim. Pembelajaran Hands On Activity [Online]. Tersedia di: http://eprints.uny.ac.id/9358/3/BAB%202%20-%2008312244009.pdf [14 Maret 2014].

Arikunto, S, dkk.(2010). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

B. Johnson, E. (2002). CTL Contextual Teaching and Learning.Bandung: Kaifa Learning.


(45)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bloom B.S. (1956) . Taxonomy of Educational Objectives, Hanbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Gumilar, K. (2013) PenerapanMetode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Haryanto. (2012). Sains SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.

Hilman (2012). Pengertian Kognitif [Onlie]. Tersedia di http://hilmanshodri.blogspot.com/2012/06/perkembangan-kognitif.html [18 Maret 2014].

Imam. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa [Online]. Tersedia di: http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20 &%20Anggarini_Taksonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20R anah%20Kognitif%20Kerangka%20Landasan%20untuk%20Pembelajaran, %20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf [18 Maret 2014].

K. Prasetyo, Z (2013). Hands On Activity dalam IPA [Online]. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/9358/3/BAB%202%20-%2008312244009.pdf [14 maret 2014].


(46)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesuma, D. (2010). SK-KD-ICK-AMP. Pedagogik Prodi PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bandung: Bumi Aksara.

Priyono dan Sayekti, T. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 3 Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas III A Sekolah Dasar/ madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Rudi. (2011). Pembelajaran Bermakana [online]. Tersedia di: http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html [13 November 2012].

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusmayanti, E. (2008). Meningkatkan Kognisi tentang Ciri-ciri Lingkungan yang Sehat dan Tidak Sehat Melalui Penerapan Pendekatan Kontektual. Skripsi Sarjana PGSD UPI Bandung: tidak diterbitkan.

S. Arini, D. (2006). Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Konsep Gerak Benda dalam Mata Pelajaran Sains pada Siswa Tunarungu Kelas III. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Khusus UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(47)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S. Kuswana, W. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Rosda.

Sabillah, K. (2012). Teori Edgar Dale [online]. Tersedia di: http://khesyasabillah.blogspot.com/2012/04/kerucut-pengalaman-edgar-dale-dan.html [13 November 2012].

Safari, dkk. (1993). Penyusunan, Penskoran dan penggunaan tes Prestasi Belajar Bentuk Uraian. Jakarta: Puslitbang Sisjian.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: KencanaPredana MediaGroup

Sudaryono.(2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Tangerang: Graha Ilmu.

Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo.

Sugiono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(48)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wikipedia. Teori Pengalaman Langsung. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [13 November 2012].

Wilis Dahar, R. (2006) Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Yuni. (2010). Pendekatan Contextual teaching and Learning [online]. Tersedia di: http://yunipu3.blog.com/2010/10/02/mengenal-pendekatan-pembelajaran-kontekstual/ [23 Desember 2013].


(1)

pelajaran yang berbeda, agar dapat membandingkan keefktifan dari pendekatan pembelajaran ini. Selain itu direkomendasikan prinsip CTL dalam pembelajaran khususnya pada prinsisp questioning agar lebih dikembangkan lagi dengan cara-cara yang lebih bervariatif, karena pada prinsip tersebut masih kurang maksimal.


(2)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, C. (2011). CTL Contextual Teaching & Learning. Bandung: kaifa Learning.

Amin, M. (2007). Apa itu Hands On Activity? [Online]. Tersedia di: http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/08/apa-itu-hands-on-activity/ [23 Desember 2013].

Anonim. (2011). Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL [Online]. Tersedia di: http://s1-pgsd.blogspot.com/2011/12/makalah-pendekatan-kontekstual-learning.html [24 Desember 2013).

Anonim. (2012). Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL [Online]. Tersedia di:

http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html#ixzz2oZspQB89 [24 Desember 2013).

Anonim. (2012). Pembelajaran Kontekstual berbasis Hands On Activity [Online]. Tersedia di: http://d34209019pmt.wordpress.com/2012/11/ [22 Desember 2013].

Anonim. Pembelajaran Hands On Activity [Online]. Tersedia di: http://eprints.uny.ac.id/9358/3/BAB%202%20-%2008312244009.pdf [14 Maret 2014].

Arikunto, S, dkk.(2010). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

B. Johnson, E. (2002). CTL Contextual Teaching and Learning.Bandung: Kaifa Learning.


(3)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bloom B.S. (1956) . Taxonomy of Educational Objectives, Hanbook I: The

Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar

Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Gumilar, K. (2013) PenerapanMetode Survey, Question, Read, Recite, Review

(SQ3R) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi pada FIP UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Haryanto. (2012). Sains SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.

Hilman (2012). Pengertian Kognitif [Onlie]. Tersedia di http://hilmanshodri.blogspot.com/2012/06/perkembangan-kognitif.html [18 Maret 2014].

Imam. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa [Online]. Tersedia di: http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20 &%20Anggarini_Taksonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20R anah%20Kognitif%20Kerangka%20Landasan%20untuk%20Pembelajaran, %20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf [18 Maret 2014].

K. Prasetyo, Z (2013). Hands On Activity dalam IPA [Online]. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/9358/3/BAB%202%20-%2008312244009.pdf [14 maret 2014].


(4)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesuma, D. (2010). SK-KD-ICK-AMP. Pedagogik Prodi PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bandung: Bumi Aksara.

Priyono dan Sayekti, T. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas 3 Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

untuk Kelas III A Sekolah Dasar/ madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Rudi. (2011). Pembelajaran Bermakana [online]. Tersedia di: http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html [13 November 2012].

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusmayanti, E. (2008). Meningkatkan Kognisi tentang Ciri-ciri Lingkungan yang

Sehat dan Tidak Sehat Melalui Penerapan Pendekatan Kontektual. Skripsi

Sarjana PGSD UPI Bandung: tidak diterbitkan.

S. Arini, D. (2006). Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Konsep Gerak Benda dalam Mata Pelajaran Sains pada Siswa Tunarungu Kelas III. Skripsi Sarjana

Jurusan Pendidikan Khusus UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S. Kuswana, W. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Rosda.

Sabillah, K. (2012). Teori Edgar Dale [online]. Tersedia di: http://khesyasabillah.blogspot.com/2012/04/kerucut-pengalaman-edgar-dale-dan.html [13 November 2012].

Safari, dkk. (1993). Penyusunan, Penskoran dan penggunaan tes Prestasi Belajar

Bentuk Uraian. Jakarta: Puslitbang Sisjian.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: KencanaPredana MediaGroup

Sudaryono.(2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Tangerang: Graha Ilmu.

Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algesindo.

Sugiono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Kusmayanti, Siska. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNISI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK DAN PENGARUH BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wikipedia. Teori Pengalaman Langsung. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [13 November 2012].

Wilis Dahar, R. (2006) Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Yuni. (2010). Pendekatan Contextual teaching and Learning [online]. Tersedia di: http://yunipu3.blog.com/2010/10/02/mengenal-pendekatan-pembelajaran-kontekstual/ [23 Desember 2013].


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 1 12

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 36

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TENTANG SIFAT-SIFAT BENDA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 27

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TENTANG SIFAT-SIFAT BENDA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 27

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TENTANG SIFAT-SIFAT BENDA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 22