PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI (Eksperimen di SMAN 13 Bandung pada Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi

atau Dokumen ke dalam Jurnal Khusus)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

ALITTA NOER RATNA INTAN NIM. 1006211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI (Eksperimen di SMAN 13 Bandung pada Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi

atau Dokumen ke dalam Jurnal Khusus)

Oleh:

Alitta Noer Ratna Intan

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Alitta Noer Ratna Intan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Disusun Oleh : Alitta Noer Ratna Intan

NIM. 1006211

Telah Disetujui Oleh: Pembimbing

Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M NIP. 19620111 198903 2 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Dr. Kurjono, M.Pd NIP. 19681020 199802 1 003


(4)

PELAKSANAAN DAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini telah dipertahankan dalam Ujian Sidang pada:

Hari/Tanggal : Rabu/ 31 Desember 2014 Waktu : 08.00 – 09.30

Tempat : R. Lab Pendidikan Akuntansi

Panitia Ujian:

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 19600412 198603 1 002 Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd

NIP. 19681020 199802 1 003 Anggota : 1. Dr. H. Kusnendi, MS

NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM

NIP. 19611102 198603 1 002 Penguji : 1. Dr. Kurjono, M.Pd

NIP. 19681020 199802 1 003 2. Imas Purnama Sari, S.pd, M.pd


(5)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIATISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : Alitta Noer Ratna Intan NIM : 1006211

Program Studi : Pendidikan Akuntansi FPEB UPI Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang berjudul:

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR AKUNTANSI SISWA Adalah hasil karya saya sendiri.

Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan/atau daftar pustaka.

Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini jika ada klaim pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Bandung, Desember 2014 Yang membuat pernyataan,

Alitta Noer Ratna Intan 1006211


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Hasil Penelitian... 8

1. Teoritis ... 8

2. Praktis ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar dan Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 10

2. Prinsip-prinsip Belajar ... 12


(7)

D. Model Pembelajaran ... 17

E. Pembelajaran Kooperatif ... 18

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 18

2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 19

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 20

4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 20

5. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

6. Teori-teori yang melandasi Pembelajaran Kooperatif... 22

7. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 23

8. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

9. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 25

F. Materi Pelajaran Akuntansi ... 27

1. Pengertian Akuntansi ... 27

2. Siklus Akuntansi ... 28

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA ... 28

4. Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ... 29

5. Jurnal Khusus ... 30

G. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 30

H. Penelitian yang Relevan ... 31

I. Kerangka Pemikiran ... 33

J. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 37

A. Metode dan Desain Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 42


(8)

2. Sampel ... 43

C. Operasionalisi Variabel ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara ... 45

2. Dokumentasi ... 45

E. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 49

1. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 50

2. Validitas Instrumen Penelitian ... 51

3. Taraf Daya Pembeda ... 52

4. Taraf Kesukaran suatu Item ... 54

F. Teknik Analisis Data ... 55

1. Gambaran Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Mata Pelajaran Akuntansi ... 55

2. Uji Normalitas ... 56

3. Uji Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Objek Penelitian ... 60

1. Identitas Sekolah ... 60

2. Sejarah Singkat Sekolah ... 60

3. Visi sekolah ... 61

4. Misi Sekolah ... 61


(9)

2. Gambaran Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi

Kelompok NHT pada Pertemuan II ... 68

3. Gambaran Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok NHT pada Pertemuan III ... 72

C. Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 74

1. Hasil Kuis Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I ... 75

2. Hasil Kuis Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan II ... 76

3. Hasil Kuis Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan III... 79

D. Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 83

1. Hasil Kuis Siswa Kelas Kontrol Pada Pertemuan I ... 83

2. Hasil Kuis Siswa Kelas Kontrol Pada Pertemuan II ... 84

3. Hasil Kuis Siswa Kelas Kontrol Pada Pertemuan III ... 87

E. Perbedaan Hasil Belajar Kuis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90

F. Uji Normalitas ... 93

G. Pengujian Hipotesis ... 93

I. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Simpulan ... 103

B. Saran ... 103


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Akuntansi... 3

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif... 23

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Langkah-Langkah Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT... Kelas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 38 44 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel... 44

Tabel 3.4 Tabel Penolong XI IPS 1... 46

Tabel 3.5 Tabel Penolong XI IPS 3... 47

Tabel 3.6 Nilai Varians... 48

Tabel 3.7 Tabel Uji Bartlet... 48

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal... 51

Tabel 3.9 Taraf Daya Pembeda... 53

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal... 53

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran... 54

Tabel 3.12 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Soal... 55

Tabel 3.13 Tabel Penolong Uji Normalitas... 56

Tabel 3.14 Tabel Daftar Frekuensi... 57

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Prestasi Siswa Tahun 2009-2012... Hasil Kuis ke-1 Siswa pada Kelas Eksperimen... 63 75 Tabel 4.3 Hasil Kuis ke-2 Siswa pada Kelas Eksperimen... 77

Tabel 4.4 Hasil Kuis ke-3 Siswa pada Kelas Eksperimen... 80

Tabel 4.5 Hasil Kuis ke-1 Siswa pada Kelas Kontrol... 83

Tabel 4.6 Hasil Kuis ke-2 Siswa pada Kelas Kontrol... 85


(11)

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Kuis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-3... 92 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas... 93 Tabel 4.12

Tabel 4.13 Tabel 4.14

Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t)... Hasil Kuis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... Rekapitulasi Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

94 95 99


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 13 Bandung... 63 Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Yang Belum Mencapai KKM dan Sudah

Mencapai KKM pada Kuis 1 di Kelas Eksperimen... 76 Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Hasil Belajar Siswa Yang Belum Mencapai KKM dan Sudah Mencapai KKM pada Kuis 2 di Kelas Eksperimen... Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Kuis ke-1 dan Kuis ke-2 pada Kelas Eksperimen... Grafik Peningkatan Jumlah Siswa dengan Nilai di atas dan di bawah KKM Kuis ke-1 dan Kuis ke-2 pada Kelas Eksperimen.

77

78

79 Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Hasil Belajar Siswa Yang Belum Mencapai KKM dan Sudah Mencapai KKM pada Kuis 3 di Kelas Eksperimen... Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Kuis ke-1, ke-2 dan Kuis ke-3 pada Kelas Eksperimen... Grafik Peningkatan Jumlah Siswa dengan Nilai di atas dan di bawah KKM Kuis ke-1, ke-2, dan Kuis ke-3 pada Kelas Eksperimen...

80

81

82

Gambar 4.9 Hasil Belajar Siswa Yang Belum Mencapai KKM dan Sudah Mencapai KKM pada Kuis 1 di Kelas Kontrol... 84 Gambar 4.10 Hasil Belajar Siswa Yang Belum Mencapai KKM dan Sudah

Mencapai KKM pada Kuis 2 di Kelas Kontrol... 85 Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Kuis

ke-1 dan Kuis ke-2 pada Kelas Kontrol... 86 Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Jumlah Siswa dengan Nilai di atas dan di


(13)

xiii

Gambar 4.16

bawah KKM Kuis ke-1, ke-2, dan Kuis ke-3 pada Kelas Kontrol... Presentase Kelulusan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

90 92 Gambar 4.17 Grafik Perbedaan Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa pada

Post-test Kelas Eksperimen dan Post-test Kelas Kontrol... 96 Gambar 4.18 Grafik Perbedaan Jumlah Siswa yang mendapat Nilai di atas dan

di bawah KKM pada Post-test Kelas Eksperimen dan Post-test kelas Kontrol... 97


(14)

(15)

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI (Eksperimen di SMA N 13 Bandung pada Kompetensi Dasar Mencatat Transaksi

atau Dokumen ke dalam Jurnal Khusus) Alitta Noer Ratna Intan

Pembimbing: Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Akuntansi dan mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan. Penelitian ini termasuk desain kuasi eksperimen. Penelitian dilakukan di SMA N 13 Bandung dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS, siswa kelas XII IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XII IPS 1 sebagai kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah terlaksana dengan baik selama 3 kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t satu arah pada post test dengan dk=78, α=0,05, diperoleh hasil =3,65 dan =1,6646 atau > , sehingga hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa hipotesis diterima, artinya hasil belajar siswa pada kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads


(16)

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL NUMBERED HEADS TOGHETER (NHT) TYPE ON STUDENT LEARNING OUTCOMES

IN ACCOUNTING SUBJECT

(Experimental Study in SMAN 13 Bandung On Posting to Journal)

Alitta Noer Ratna Intan

Supervisor: Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M.

ABSTRACT

This research aims to describe the application of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) on type on Accounting subjects and determine whether the learning outcomes of students in the class that treated with cooperative learning model NHT type are better than the class that does not. This research including to a quasi experimental design. This research in SMAN 13 Bandung and sample in this research is XII IPS student, XII IPS 3 student as the experimental class and XII IPS 1 student as a control class. The implementation of cooperative learning model NHT type has been performing well during 3 meetings. Based on the hypothesis results using one-way t-test on the post-test with df = 78, α = 0.05, obtained results =3,65 and =1,6646 or > , so the hypothesis is accepted. It can be concluded that all three results of hypothesis using t-test are showed that the hypothesis is accepted, which means that students learning outcomes in the class that treated with cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) type are better than the class that does not treated with cooperative learning model Numbered Heads Together

(NHT) type.

Keywords: Cooperative Learning Model Numbered Heads Together (NHT) Type, Learning Outcomes


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan, pembangunan erat kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari mutu pendidikan, karena maju dan berkembangnya suatu negara tidak akan lepas dari maju dan berkembangnya mutu pendidikan negara yang menghasilkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003 : 3) dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Usaha sadar dalam pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara terencana untuk menyiapkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas melalui pengajaran. Pengajaran merupakan kegiatan dalam proses belajar mengajar yang membentuk suatu jalinan hubungan interaksi antara tenaga kependidikan (guru) dan peserta didik (siswa) dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru merupakan komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sehingga guru mengetahui perubahan yang terjadi.


(18)

Siswa sebagai input pendidikan, setelah melalui proses belajar mengajar pada akhirnya menghasilkan output atau hasil belajar berupa perubahan tingkah laku siswa.


(19)

2

Purwanto (2008 : 23) mengemukakan:

Hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar … hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung dengan tujuannya.

Menurut UU No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 2 ayat 1a (2013 : 8) “Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum untuk mewujudkan tujuan pendidikan”. Selanjutnya, pada pasal 1 ayat 1 (2013 : 2) disebutkan bahwa “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Tujuan pendidikan dikatakan berhasil apabila siswa memperoleh hasil belajar yang optimal atau dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setelah siswa melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik dapat menciptakan suatu penguasaan materi yang baik pula bagi peserta didik. Penguasaan materi pelajaran dapat dikatakan sebagai hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai melalui tes formatif dan sumatif yang dilakukan oleh siswa. Indikator keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan memperoleh hasil belajar yang tinggi atau di atas KKM dalam mata pelajaran di sekolah termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran Akuntansi.

SMA Negeri 13 Bandung memiliki banyak prestasi dibidang akademik maupun dibidang non akademik, termasuk salah satunya adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Salah satu prestasi akademik yang pernah diraih pada mata pelajaran Akuntansi adalah juara cerdas cermat Mata Pelajaran Akuntansi se-Provinsi Jawa Barat yang diadakan oleh Universitas Pasundan pada tahun 2011. Tidak hanya itu, SMA Negeri 13 Bandung merupakan sekolah negeri yang pada tahun 2008 pernah dinyatakan oleh (Badan Akreditasi Nasional) BAN sebagai sekolah dengan akreditasi A. Dengan prestasi gemilang yang diraih menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 13 Bandung.

SMA Negeri 13 Bandung memiliki dua program/jurusan yaitu IPA dan IPS. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa pada program IPS


(20)

3

adalah mata pelajaran Akuntansi. Tujuan dari pembelajaran Akuntansi adalah membekali lulusan siswa agar dapat menerapkan konsep, prinsip dan prosedur Akuntansi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga manfaat dari mempelajari Akuntansi dapat dirasakan. Namun, mengacu pada hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Akuntansi di SMA N 13 Bandung Dra. Hj. Sri Surtikanti pada hari Kamis, 24 Juli 2014, pukul. 10.30, di SMA N 13 Bandung, sebagian besar siswa mengalami berbagai kesulitan dalam memahami materi Akuntansi, selain itu respon siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi masih kurang, siswa pasif dan kurang fokus terhadap materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan pemaparan di atas, mengindikasi bahwa siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Akuntansi selanjutnya karena materi Akuntansi merupakan materi bersiklus, artinya apabila siswa tidak memahami satu materi, untuk materi selanjutnya siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Tidak hanya itu, tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran akan sulit terwujud.

Sulitnya mempelajari Akuntansi dapat tercermin dari rendahnya nilai ulangan siswa. Berikut tabel yang menunjukkan nilai ulangan di SMA Negeri 13 Bandung.

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Harian Akuntansi

No Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah Siswa yang Tuntas

Ketuntasan (%)

1 XI IPS 1 40 5 12,5

2 XI IPS 2 40 9 22,5

3 Xl IPS 3 40 4 10

4 Xl IPS 4 41 12 29,27


(21)

4

atau 81,37% tidak mencapai KKM. Melihat data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa SMA Negeri 13 Bandung masih tergolong rendah. Terkait dengan evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa perlu diperhatikan oleh guru. Rendahnya hasil belajar siswa dapat mencerminkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Akibatnya, ke depan siswa akan terus menerus kesulitan memahami Akuntansi, karena materi Akuntansi merupakan materi siklus yang berhubungan satu sama lain dengan materi selanjutnya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi bahwa dalam menilai hasil belajar siswa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2011 : 177) unsur dan faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:

1. Unsur Luar

a. Faktor Lingkungan (Alami, Sosial Budaya)

b. Faktor Instrumental (Kurikulum, Program, Sarana dan Fasilitas, Guru) 2. Unsur Dalam

a. Faktor Fisiologis (Kondisi Fisologis, Kondisi Panca Indra)

b. Faktor Psikologis (Minat, Kecerdasan, Bakat, Motivasi, Kemampuan Kognitif)

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Djamarah salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran, karena guru berperan langsung dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa. Keberhasilan pembelajaran di sekolah, tidak terlepas dari peran guru. Oleh karena itu, selama proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, bermakna dan mudah dimengerti siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih dan mengaplikasikan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan siswa agar dalam penerapan proses pembelajaran siswa tidak mengalami kejenuhan, siswa menjadi lebih mudah


(22)

5

memahami suatu materi sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang yang lebih baik.

Hal ini sejalan dengan pendapat Aunurrahman (2012 : 143):

Penggunaan model pembelajaraan yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan rasa senang siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi lebih mudah dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada Mata Pelajaran Akuntansi khususnya pada materi Jurnal Khusus adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu mata pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Materi Akuntansi memiliki karakteristik yang terdiri dari proses pemahaman konsep, prosedur dan vokasional. Berdasarkan karakteristik tersebut, mata pelajaran Akuntansi tidak hanya mata pelajaran yang bersifat hafalan, namun siswa lebih diharuskan untuk memahami konsep, prosedur dan vokasional terhadap materi yang sedang dipelajari. Dalam materi Jurnal Khusus, siswa diharuskan menganalisis dan memahami setiap transaksi yang terjadi. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT proses belajar siswa menekankan siswa


(23)

6

antusias dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dan lebih baik.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 13 Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran penerapan model kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Akuntansi?

2. Apakah hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran tipe NHT?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukaan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran penerapan model kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran tipe NHT.


(24)

7

E. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik kegunaan secara teoritis maupun kegunaan secara praktis:

1. Kegunaan secara Teoritis

Dapat memberikan informasi dalam rangka penyusunan model kooperatif hasil belajar siswa mana yang lebih baik antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pembelajaran yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya dalam bidang ilmu Akuntansi.

2. Kegunaan secara Praktis a. Bagi Siswa

Memberikan variasi belajar kepada siswa agar tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mandiri dalam penguasaan materi pembelajaran khususnya pelajaran Akuntansi.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru untuk lebih berinovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran pada umumnya.

d. Bagi Peneliti


(25)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Arikunto, (2012 : 51) “desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar–ancar

kegiatan yang akan dilaksanakan”. Dalam desain penelitian dapat mencakup penggambaran secara jelas tentang hubungan antar variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang keterkaitan antar variabel yang ada dalam konteks penelitian dan yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain eksperimen.

Menurut Emzir (2009 : 64) “desain eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan paling produktif dalam penelitian. Bila dilakukan dengan baik, studi eksperimental menghasilkan bukti yang paling benar berkaitan dengan hubungan sebab akibat”.

Jenis penelitian ini termasuk rancangan Kuasi Eksperimen

(Quasi-Eksperimental Design). Menurut pendapat Darmawan (2013 : 241), “kuasi

eksperimental terhadap variabel dilakukan tidak dengan murni atau penuh, tetapi dikurang atau ditampilkan sebagian saja. Eksperimen seperti ini sering disebut dengan eksperimen Non-equivalent”.

Desain penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah Posttest

Only Design with Nonequivalent Groups, yaitu “eksperimen terhadap 2

kelompok, yang satu kelompoknya diberi perlakuan dan posttest, sedangkan pada kelompok lain hanya diberikan posttest saja, tidak ada perlakuan”. (Darmawan, 2013 : 242).


(26)

39

Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post Tes

Eksperimen X O1

Kontrol - O2

(Darmawan, 2013 : 242) Keterangan:

- X : dikenakan treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif NHT.

- O1 : tes akhir/posttest (sesudah perlakuan) pada kelompok ekperimen.

- O2 : tes akhir/posttest pada kelompok kontrol.

- Kelompok Eksperimen : Kelompok yang dikenakan treatment atau model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

- Kelompok Kontrol : Kelompok yang tidak dikenakan treatment.

Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen diberikan treatment dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan

treatment. Hasil pengaruh perlakuan dipelajari dengan menilai perbedaan hasil

skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok. Tabel 3.1

Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

1. Mengemukakan tujuan pembelajaran.

2. Guru menyampaikan bahwa dengan memahami dan mengerti mengenai jurnal khusus akan mempermudah siswa

Siswa menyimak informasi yang diberikan


(27)

40

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase 2

Menyajikan informasi 1. Guru menginstruksikan siswa untuk menyiapkan sumber ajar berupa LKS Tuntas dan buku paket Akuntansi 2.

2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pengertian jurnal khusus, manfaat jurnal khusus, jenis-jenis dan fungsi jurnal khusus. 3. Guru menjelaskan

mengenai jurnal khusus. 4. Guru bertanya penjelasan

mana yang masih belum dipahami siswa

1. Siswa menyiapkan sumber ajar.

2. Siswa menyampaikan pendapat mengenai pengertian jurnal khusus, manfaat jurnal khusus, jenis-jenis dan fungsi jurnal khusus.

3. Siswa menyimak penjelasan guru.

4. Siswa bertanya apa yang tidak dimengerti.

Tahap 3

Penomoran 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa secara heterogen (siswa bekemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah bergabung).

2. Guru menginstruksikan kepada masing-masing anggota kelompok untuk menuliskan kepala nomor beserta nama siswa dalam amplop yang sudah disediakan, untuk selanjutnya dimasukan ke dalam amplop dan dikumpulkan kepada guru, dengan ketentuan: kelompok 1 menuliskan nomor kepala 1-5; kelompok 2 menuliskan nomor kepala 6-10; kelompok 3 menuliskan nomor kepala 11-15, dan seterusnya.

1. Siswa berkelompok dengan 3-5 anggota kelompok.

2. Siswa menulis nomor kepala disertai nama siswa, kemudian memasukan ke dalam amplop yang sudah disediakan, dan mengumpulkan kepada guru.


(28)

41

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap 4

Mengajukan pertanyaan Guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok untuk membagikan latihan soal dan didiskusikan dengan teman sekelompoknya

Ketua kelompok mengambil lembar latihan yang disediakan

Tahap 5

Berfikir bersama Guru memantau kegiatan belajar siswa

1. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan, untuk selanjutnya didikusikan.

2. Siswa membantu sesama anggotanya untuk

memahami setiap materi dan jawaban dari soal latihan yang diberikan. Tahap 6

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan latihan soal.

Siswa menanyakan soal yang di anggap sulit

Tahap 7

Menjawab Guru memanggil nomor kepala secara acak dengan gelas undian, selanjutnya siswa yang memiliki nomor kepala yang disebutkan guru maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan guru dari soal latihan yang telah diberikan.

1. Siswa menyimak nomor kepala yang akan dipanggil.

2. Siswa yang memiliki nomor kepala sesuai yang di sebutkan guru maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan dari soal latihan yang telah dikerjakan bersama kelompok.

3. Siswa yang lain memperhatikan,


(29)

42

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap 8

Memberikan Penghargaan Guru memberikan penghargaan bagi kelompok siswa yang aktif.

Siswa menyimak informasi.

Tahap 9 Evaluasi

1. Guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai jurnal khsusus. 2. Guru membuat

kesimpulan tentang materi yang baru dipelajari bersama.

1. Siswa menjawab pertanyaan.

2. Siswa menyimpulkan

Adapun prosedur eksperimen yang akan dilakukan, diantaranya sebagai berikut:

a. Guru mengkondisikan siswa dan melakukan absensi serta mengemukakan tujuan pembelajaran.

b. Guru sekilas memberikan ulasan materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi ajar yang akan dijelaskan.

c. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

d. Guru menjelaskan secara garis besar pokok materi ajar.

e. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan digunakan ketika proses pembelajaran.

f. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok kecil yang heterogen. Selanjutnya, dalam amplop yang tersedia, siswa menuliskan nomor kepala beserta nama dengan ketentuan:

1) Kelompok 1, masing-masing anggota kelompok menuliskan nomor kepala dari 1-5.

2) Kelompok 2, masing-masing anggota kelompok menuliskan nomor kepala dari 6-10.

3) Kelompok 3, masing-masing anggota kelompok menuliskan nomor kepala dari 11-15, dan seterusnya.


(30)

43

g. Tiap kelompok menganalisis dan memahami materi serta menjawab setiap pertanyaan yang terlampir dalam lembar soal latihan. Siswa berdiskusi sesama anggota kelompoknya dan membantu anggota kelompok satu sama lain untuk memahami jawaban dari setiap soal latihan.

h. Guru berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam kelompok saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

i. Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan soal latihan, guru kemudian mengocok nomor kepala dari 1-40 untuk selanjutnya siswa yang memiliki nomor kepala sesuai dengan yang dipilih oleh guru maju ke depan untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan di papan tulis dan mempresentasikan jawabannya. Siswa lainnya yang tidak terpilih menyimak penjelasan.

j. Apabila jawaban siswa kurang tepat, maka kelompok lain memiliki kesempatan untuk berebut menjawab atas pertanyaan yang diajukan. k. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa terbaik.

l. Guru bersama-sama siswa melakukan evaluasi dengan mengkoreksi, mengomentari dan menilai hasil pekerjaan kelompok dan dikembalikan untuk selanjutnya dibahas pada pertemuan yang akan datang.

m. Setelah melakukan treatment, tahap selanjutnya memberikan post-test kepada siswa secara mandiri.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013 : 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu


(31)

44

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013 : 118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling. Menurut Darmawan (2013 : 151) Nonprobability Sampling adalah jenis sampel yang tidak dipilih secara acak”.

Jenis-jenis teknik nonprobability sampling menurut Darmawan (2013 : 145), convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball

sampling”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini

adalah teknik purposive sampling. Menurut Darmawan (2013:152), purposive

sampling yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel atas dasar

pertimbangan peneliti sendiri”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebagai berikut:

a. Mencari data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMA Negeri 13 Bandung.

b. Dari data yang diperoleh, peneliti menentukan kelas-kelas yang memiliki nilai terendah.

c. Setelah menentukan kelas yang memiliki nilai terendah, peneliti mencari rata-rata nilai dari kelasnya.

d. Setelah mencari rata-rata, peneliti melakukan uji homogenitas untuk mengetahui masing-masing kelas homogen atau tidak.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu XI IPS 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen. Kelas yang dipilih berdasarkan hasil teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling dimana kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3 memiliki persentase


(32)

45

Tabel 3.2

Kelas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelas Jumlah

Siswa Rata-rata

Jumlah Siswa yang

Tuntas

Ketuntasan (%)

XI IPS 1 40 60,43 5 12,5

Xl IPS 3 40 60,33 4 10

Sumber: Dokumentasi (diolah dari arsip nilai guru Akuntansi kelas XI IPS SMA

N 13 Bandung)

C. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2013 : 60) variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa variabel adalah objek yang akan diuji dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2013 : 3) “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah terjadi proses pembelajaran”. Operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Hasil Belajar Siswa

Nilai Siswa Nilai Post Test Interval

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah yang digunakan dalam memperoleh data penelitian. Menurut Sugiyono (2013 : 193) “instrumen yang teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”.


(33)

46

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data wawancara dilakukan pada saat pra penelitian untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mendapatkan informasi lainnya yang lebih mendalam terkait dengan penelitian.

Menurut Sugiyono (2013 : 194), “wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon”.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara secara terstruktur untuk selanjutnya diajukan kepada nara sumber.

2. Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan data penelitian, dokumentasi yang dibutuhkan berupa data mengenai siswa dan data hasil belajar siswa yang diperoleh dari guru mata pelajaran Akuntansi. Dokumentasi pada saat pra penelitian dilakukan untuk mengetahui masalah dalam penelitian berupa nilai ulangan siswa yang terjadi di SMA N 13 Bandung. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa kelas yang memiliki rata-rata nilai terendah, yaitu siswa kelas XII IPS 1 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XII IPS 3 sebagai kelas eksperimen. Setelah mendapat sampel, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas untuk mengetahui kehomogenan kemampuan awal siswa sebelum penelitian dilakukan. Uji homogenitas dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari kedua varians yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3 sebagai berikut: a. Varians Kelas XI IPS 1

1) Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 76

Skor terkecil = 41 2) Mencari Rentang (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil R = 76 – 41


(34)

47

3) Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) BK = 1 + 3,3 Log (40)

BK = 1+ 3,3 (1,60) BK = 1 + 5,28 BK = 6,28 ≈ 6

4) Mencari nilai panjang kelas (i)

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong Tabel 3.4

Tabel Penolong XI IPS 1 No. Kelas

Interval F

Nilai Tengah ( )

1. 41 - 46 12 43,5 1.892,25 522 22.707 2. 47 - 52 3 49,5 2.450,25 148,5 7.350,75 3. 53 - 58 5 55,5 3.080,25 277,5 15.401,25 4. 59 - 64 1 61,5 3.782,25 61,5 3.782,25 5. 65 - 70 6 67,5 4.556,25 405 27.337,5 6. 71 - 76 13 73,5 5.402,25 955,5 70.229,25

Jumlah 2.370 146.808


(35)

48

Maka Varians (S) kelas XI IPS 1 S =

b. Varians Kelas XI IPS 3

1) Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 76

Skor terkecil = 41 2) Mencari Rentang (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil R = 76 – 41

R = 35

3) Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) BK = 1 + 3,3 Log (40)

BK = 1+ 3,3 (1,60) BK = 1 + 5,28 BK = 6,28 ≈ 6

4) Mencari nilai panjang kelas (i)

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong Tabel 3.5

Tabel Penolong XI IPS 3 No. Kelas

Interval F

Nilai Tengah ( )

1. 41 - 46 7 43,5 1.892,25 304,5 13.245,75 2. 47 - 52 4 49,5 2.450,25 198 9801 3. 53 - 58 5 55,5 3.080,25 277,5 15.401,25


(36)

49

No. Kelas Interval F

Nilai Tengah ( )

4. 59 - 64 6 61,5 3.782,25 369 22.693,5 5. 65 - 70 7 67,5 4.556,25 472,5 31.893,75 6. 71 - 76 11 73,5 5.402,25 808,5 59.424,75

Jumlah 2430 152.460

6) Mencari simpangan baku (Standar Deviasi)

Maka Varians (S) kelas XI IPS 4 S =

Tabel 3.6

Tabel Nilai Varians

Nilai Varians Sampel XI IPS 1 XI IPS 3

Standar Deviasi (s) 12,80 11,14

Varians (S) 163,73 124,04

Sampel (n) 40 40

2. Memasukan angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel Uji Bartlet.

Tabel 3.7 Tabel Uji Bartlet Sampel dk = (n - 1)


(37)

50

3. Menghitung varians gabungan dari kedua sampel yang diteliti.

4. Menghitung

5. Menghitung nilai B x 2,16 x 78

6. Menghitung nilai

= (lon 10) [B- ] = (2,30) [168,48– 167,7] = 2,30 x [0,78]

= 1,794

Bandingkan nilai dengan , untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k-1 = 2-1 = 1. Maka didapatkan = 3,841. Dibandingkan dengan ≤ = 0,759 ≤ 3,841 maka kedua data homogen.

Setelah dilakukan uji homogenitas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel yaitu kelas XI IPS 1dan XI IPS 3 homogen.

E. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.


(38)

51

1. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2012 : 100) “suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa reliabilitas berhubungan dengan ketetapan tes. Instrumen yang baik merupakan instrumen yang memiliki data sesuai dengan kenyataan.

Peneliti menggunakan software anates yang diperkenalkan oleh Kartono dan Wibisono Y agar lebih mudah dan lebih valid. Berikut ini akan digambarkan cara menggunakan software anates tersebut:

a. Buka program Anates : Klik Start >> All Program >> ANATES >> AnatesV4.

b. Selanjutnya Klik “Jalankan Tes Uraian”, untuk analisis butir soal uraian. c. Pada kolom FILE, terdapat tombol “Buat File Baru” untuk analisis baru,

“Baca File yang Ada” untuk membuka file tersimpan, “Keluar dari Anates” untuk keluar program.

d. Klik “Buat File Baru” jika belum memiliki file sebelumnya.

e. Pada jumlah Subyek tuliskan jumlah peserta tes, jumlah soal dan jumlah

option, kemudian klik OK.

f. Masukan kunci jawaban masing nomor soal, tuliskan masing-masing nama peserta tes dan jawaban peserta tes untuk masing-masing-masing-masing soal, untuk semua peserta.

g. Entri data selesai. Kemudian pilih dan klik “Kembali ke Menu Utama”. h. Pada kolom PENYEKORAN pilih “Olah Semua Otomatis”.

i. Dengan demikian secara otomatis akan didapatkan hasil dari proses tersebut.


(39)

52

Kaidah Keputusan:

-Jika artinya item soal reliabel. -Jika artinya item soal tidak reliabel.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan software Anates v4, didapat sebesar 0,60 dan sebesar 0,3120 atau dengan α = 0,05 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Artinya soal tes yang digunakan dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang tetap walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

2. Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2012 : 79) disebutkan bahwa “data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid”. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari variabel data yang diteliti secara tepat. Tes yang akan diberikan kepada siswa berupa tes dalam bentuk soal uraian. Oleh karena itu, untuk mengukur ketepatan data dalam menguji validitas bentuk soal uraian, digunakan software Anates.

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, hasil perhitungan yang didapatkan yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal

Nomor r hitung Keterangan

1 0,430 Signifikan

2 0,449 Signifikan

3 0,557 Sangat

Signifikan

4 0,570 Sangat

Signifikan

5 0,491 Signifikan

6 0,425 Signifikan

7 0,451 Signifikan

8 0,480 Signifikan

9 0,368 -

10 0,425 Signifikan

11 0,426 Signifikan

12 0,448 Signifikan

13 0,347 -


(40)

53

Nomor r hitung Keterangan

15 0,457 Signifikan

16 0,458 Signifikan

(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)

Dari tabel 3.8 dapat dilihat dari 16 item soal, terdapat soal yang tidak signifikan, yaitu nomor 9 dan nomor 13, sedangkan sisanya signifikan. Semua soal yang signifikan akan digunakan saat pelaksanaan Post Test pada akhir pertemuan setelah melakukan penelitian. Post Test digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

3. Taraf Daya Pembeda Suatu Item

Taraf daya pembeda suatu item ditujukan untuk mengukur sejauh mana jumlah jawaban benar siswa tergolong kelompok atas berbeda dengan siswa yang tergolong kelompok bawah. Menurut Arikunto (2012 : 226):

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta tes dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group).

Menguji daya pembeda setiap butir bentuk objektif digunakan rumus dan klasifikasi sebagai berikut:

(Arikunto, 2012 : 228) dimana :


(41)

54

Tabel 3.9 Taraf Daya Pembeda

Skor Kategori

0,00 – 0,20 jelek (poor) 0,21 – 0,40 cukup (satistifactory) 0,41 – 0,70 baik (good) 0,71 – 1,00 0,71 – 1,00

Negatif semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

(Arikunto, 2012 : 232) Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software Anates V4, maka didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal

Nomor Indeks Diskriminasi (D) Keterangan

1 0,26 Cukup

2 0,22 Cukup

3 0,40 Cukup

4 0,47 Baik

5 0,31 Cukup

6 0,24 Cukup

7 0,44 Baik

8 0,31 Cukup

9 0,26 Cukup

10 0,35 Cukup

11 0,39 Cukup

12 0,33 Cukup

13 0,21 Cukup

14 0,44 Baik

15 0,32 Cukup

16 0,36 Cukup

(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)

Dari tabel 3.10 dapat dilihat dari 16 butir soal, 13 soal dinyatakan cukup baik dan 3 soal dinyatakan baik untuk digunakan saat pelaksanaan Post Test pada akhir penelitian sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk butir soal yang dinyatakan jelek akan dibuang dan tidak akan digunakan sebagai instrumen penelitian.


(42)

55

4. Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat menentukan berkualitas atau tidaknya butir-butir soal.Butir-butir soal tes dinyatakan baik apabila taraf kesukaran dari soal tersebut tidak terlalu mudah ataupun terlalu sukar, dalam artian taraf kesukaran butir soal tersebut sedang atau cukup. Indeks soal merupakan bilangan untuk menunjukkan taraf kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Semakin tinggi indeksnya menunjukkan soal yang semakin mudah. Rumus mencari P adalah:

(Arikunto, 2012 : 223) dimana:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa tes

(Arikunto, 2012 : 222)

Tabel 3.11

Kriteria Tingkat Kesukaran

Skor Kategori

0,0 1,0


(43)

56

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan software Anates V4, maka didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Soal

Nomor Indeks Kesukaran (P) Keterangan

1 0,71 Mudah

2 0,60 Sedang

3 0,58 Sedang

4 0,58 Sedang

5 0,79 Mudah

6 0.64 Sedang

7 0,57 Sedang

8 0,68 Sedang

9 0,67 Sedang

10 0,66 Sedang

11 0,61 Sedang

12 0,61 Sedang

13 0,69 Sedang

14 0,60 Sedang

15 0,77 Mudah

16 0,70 Sedang

(Sumber: Data diolah dengan software Anates V4, terlampir)

Dari tabel 3.12 dapat dilihat dari 16 butir soal, 3 soal dinyatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah, sedangkan soal sisanya dinyatakan memiliki tingkat kesukaran yang sedang.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian perlu diolah agar memiliki makna. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif, oleh karena itu pengolahan data menggunakan teknik statistik.

1. Gambaran Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif NHT pada Mata Pelajaran Akuntansi

Setiap pelaksanaan eksperimen akan dicatat bagaimana jalannya proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Akuntansi khususnya pada materi jurnal khusus dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi catatan langkah kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen mengenai apa saja kekurangan


(44)

57

selama treatment dilakukan. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengkoreksi dan melakukan perbaikan pada treatment selanjutnya serta membantu guru agar dapat melaksanakan treatment secara terencana.

Setelah lembar observasi dibuat, peneliti kemudian mendeskripsikan hasil catatan kegiatan eksperimen selama pembelajarn di kelas eksperimen yang berpedoman pada lembar observasi dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-3.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi Chi Kuadrat. Berikut langkah-langkah pengujian normalitas data dengan distribusi Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil b. Menentukan rentangan (R)

(Riduwan, 2013 : 180) c. Menentukan banyaknya kelas (BK)

(Riduwan, 2013 : 180) d. Menentukan panjang kelas (

(Riduwan, 2013 : 180) e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong


(45)

58

f. Mencari rata- rata atau mean

(Riduwan, 2013 : 180) g. Mencari simpangan baku (S)

S=

(Riduwan, 2013 : 181) h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

1) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :

(Riduwan, 2013 : 181) 3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dan 0 – Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris 1 dikurangi baris 2, angka baris 2 dikurangi angka baris 3 dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden (n). Tabel 3.14 Tabel Daftar Frekuensi No Batas Kelas Z Luas O – Z Luas Kelas

Tiap Interval fe f0


(46)

59

i. Menghitung Chi Kuadrat ( ) dengan rumus:

(Riduwan, 2013 : 182) j. Membandingkan ( ) dengan ( )

Dimana dan derajat kebebasan Kaidah keputusan :

- Jika > artinya data berdistribusi tidak normal. - Jika ≤ artinya data berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Menurut Sudjana (2004 : 156) uji beda rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah:

Dua populasi yang kita pelajari itu mempunyai rata-rata yang perbedaannya tidak berarti, atau apakah terdapat perbedaan yang cukup memberikan kepada kita untuk menyimpulkan bahwa dua sampel yang kita ambil itu berasal dari populasi dengan rata-rata yang tidak sama. Penelitian ini menggunakan uji beda rata-rata dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Statistik

H0 :μ1=μ2 Hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT sama dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

H1: μ1>μ2 Hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan model


(47)

60

b. Statistik Uji

Rumus yang digunakan adalah:

t tabel = t ( ; n1 + n2 – 2)

(Sudjana, 2004 : 162) Keterangan :

t : uji beda rata-rata

: rata- rata kelas eksperimen : rata – rata kelas kontrol s : simpangan baku gabungan

: varians sampel dari populasi yang berukuran n1

: varians sampel dari populasi yang berukuran n2

n1dan n2: banyaknya data kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan dengan tabel distribusi t ( . Taraf signifikansi yang dipakai adalah 0,05.

Kaidah Keputusan:

-Jika nilai > , artinya H0 ditolak.


(48)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 13 Bandung, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat terlaksana sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan sebelumnya pada kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen selama 3 kali penerapan dan 1 kali post-test. Pada penerapan ke-1 terjadi beberapa kekurangan, diantaranya guru tidak memberikan motivasi dan kurang antusiasnya siswa ketika pembentukan kelompok, kemudian pada penerapan ke-2 guru sudah dapat mengatasi kekurangan yang terjadi pada pertemuan ke-1, walaupun masih terjadi kekuarang pada pertemuan ke-2 diantaranya belum tersedia sumber ajar sehingga menghambat proses pembelajaran. Namun, pada pertemuan ke-3 semua kekurangan dapat diatasi sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, sehingga proses pembelajaran yang diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan RPP.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini terlihat pada saat melakukan post test akhir, jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM pada kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol. Dapat dikatakan, hasil belajar yang diperoleh siswa pada


(49)

106

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA N 13 Bandung, peneliti menyarankan:

1. Bagi guru Akuntansi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi jurnal khusussebagai variasi pada kegiatan pembelajaran agar suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, bersemangat dan penuh motivasi dapat terasa pada setiap kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan pada kompetensi dasar lain selain pada materi jurnal khusus yang sesuai dengan karakteristik materi tersebut. Tidak hanya itu, untuk peneliti selanjutnya disarankan dalam prosedur eksperimen dilapangan untuk tidak melakukan pengulangan latihan yang sama.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dokumen:

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Undang-undang Standar Nasional

Pendidikan.

Sumber Buku:

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Emzir. (2009). Metode Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Huda, M. (2012). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model

Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. (2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Moeslihat, R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina


(51)

106


(52)

106

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Soemantri. (2005). Memahami Akuntansi Seri B. Bandung: Armico.

Solehatin, E dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. (2004). Statistika untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Graha Ilmu

Suyanto dan Jihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan

Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global). Jakarta: Esensi Erlangga Cipta

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Sumber Skripsi:

Anjani, D. (2011). Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode NHT

dengan Metode Student Teams Achiement Divisions (STAD) ditinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kertasura Tahun Pelajaran


(53)

107

Silalahi, C.Y. (2013). Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered

Heads Together dengan Time Token untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta GKPI Pamen Medan Tahun Pembelajaran 2013/2013. Medan: Program Sarjana Universitas Negeri Medan

Sumber Jurnal:

Febriany, D.D, Siswandari, Ivada, E. (2013). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi”. Vol.1 No. 2. Jurnal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Haydon, T., Maheady, L. dan Hunter, W. (2010).“Effects of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities”. Journal of Behavioral Education, Vol. 19, Iss. 3, pp 222-238. Diunduh dari http://link.springer.com/article/10.1007/s10864-010-9108-3?no-access=truepada 13 Juli 2014.

Maheady, L., Michielli-Pendl, J., Harper, G. F., dan Mallette, B. (2006). “The Effects of Numbered Heads Together with and Without and Incentive Package on the Science Test Performance of a Diverse Group of Sixth Graders”. Journal of

Behavioral Education, Vol. 15, No. 1, pp 25-39. Diunduh dari

http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10864-005-9002-6#page-1 pada 13 Juli 2014.

Sumber Internet:

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. [Online]. Tersedia: http://history22education.wordpress.com . [Januari, 2009].


(1)

105 Alitta Noer Ratna Intan, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 13 Bandung, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat terlaksana sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan sebelumnya pada kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen selama 3 kali penerapan dan 1 kali post-test. Pada penerapan ke-1 terjadi beberapa kekurangan, diantaranya guru tidak memberikan motivasi dan kurang antusiasnya siswa ketika pembentukan kelompok, kemudian pada penerapan ke-2 guru sudah dapat mengatasi kekurangan yang terjadi pada pertemuan ke-1, walaupun masih terjadi kekuarang pada pertemuan ke-2 diantaranya belum tersedia sumber ajar sehingga menghambat proses pembelajaran. Namun, pada pertemuan ke-3 semua kekurangan dapat diatasi sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, sehingga proses pembelajaran yang diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan RPP.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini terlihat pada saat melakukan post test akhir, jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM pada kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol. Dapat dikatakan, hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 13 Bandung, peneliti menyarankan:

1. Bagi guru Akuntansi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi jurnal khusus sebagai variasi pada kegiatan


(2)

106

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA N 13 Bandung, peneliti menyarankan:

1. Bagi guru Akuntansi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi jurnal khusussebagai variasi pada kegiatan pembelajaran agar suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, bersemangat dan penuh motivasi dapat terasa pada setiap kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan pada kompetensi dasar lain selain pada materi jurnal khusus yang sesuai dengan karakteristik materi tersebut. Tidak hanya itu, untuk peneliti selanjutnya disarankan dalam prosedur eksperimen dilapangan untuk tidak melakukan pengulangan latihan yang sama.


(3)

105 Alitta Noer Ratna Intan, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dokumen:

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Undang-undang Standar Nasional

Pendidikan.

Sumber Buku:

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Emzir. (2009). Metode Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Huda, M. (2012). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model

Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. (2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Moeslihat, R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina

Mulyadi, A. (2004). Akuntansi Untuk SMA Kelas II. Bandung: Grafindo Media Pratama

Mulyadi, E. (2011). Akuntansi 2SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira

Purwanto, N. (2008). Evaluasi Hasil Penelitian. Bandung: PT Remaja Roesdakarya


(4)

(5)

106

Alitta Noer Ratna Intan, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Soemantri. (2005). Memahami Akuntansi Seri B. Bandung: Armico.

Solehatin, E dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. (2004). Statistika untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Graha Ilmu

Suyanto dan Jihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan

Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global). Jakarta: Esensi Erlangga Cipta

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Sumber Skripsi:

Anjani, D. (2011). Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode NHT

dengan Metode Student Teams Achiement Divisions (STAD) ditinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kertasura Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Listya, K. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Dengan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XIIS-1 SMA Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2012/2013. Medan: Program Sarjana Universitas Negeri


(6)

107

Silalahi, C.Y. (2013). Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Numbered

Heads Together dengan Time Token untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta GKPI Pamen Medan Tahun Pembelajaran 2013/2013. Medan: Program Sarjana Universitas Negeri Medan

Sumber Jurnal:

Febriany, D.D, Siswandari, Ivada, E. (2013). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi”. Vol.1 No. 2. Jurnal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Haydon, T., Maheady, L. dan Hunter, W. (2010).“Effects of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities”. Journal of Behavioral Education, Vol. 19, Iss. 3, pp 222-238. Diunduh dari http://link.springer.com/article/10.1007/s10864-010-9108-3?no-access=truepada 13 Juli 2014.

Maheady, L., Michielli-Pendl, J., Harper, G. F., dan Mallette, B. (2006). “The Effects of Numbered Heads Together with and Without and Incentive Package on the Science Test Performance of a Diverse Group of Sixth Graders”. Journal of

Behavioral Education, Vol. 15, No. 1, pp 25-39. Diunduh dari

http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10864-005-9002-6#page-1 pada 13 Juli 2014.

Sumber Internet:

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. [Online]. Tersedia: http://history22education.wordpress.com . [Januari, 2009].


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI - repository UPI S PEA 1006211 Title

0 1 5