PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun
Pelajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RUSLAN
0810026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA 2012
(2)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran
2012/2013)
Oleh :
RUSLAN 0810026
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP 19600601 198611 2 001
(3)
Drs. H. Basuni Rachman, M.Pd NIP 19500702 198611 1001
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD
Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP 19600601 198611 2 001
(4)
ABSTRAK
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun
Pelajaran 2012/2013)
Penelitian ini berangkat dari latar belakang pemikiran mengenai perlunya memingkatkan hasil belajar IPA karena melemahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA. Pembelajaran masih didominasi guru dan dalam proses pembelajaran IPA guru belum menggunakan metode yang tepat. Oleh karena itu, siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dalam pembelajaran IPA digunakan metode pembelajaran eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom
action research), dengan menyajikan data hasil penelitian secara deskriftif berupa
pemaparan dari data yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi, dokumentasi, dan angket.
Dilihat dari proses pembelajaran, hasil belajar sebelum menggunakan metode eksperimen yaitu mendapat nilai rata-rata kelas 58,90. Nilai tersebut membuktikan bahwa siswa belum berhasil Dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dilihat dari aktivitas dan hasil evaluasi siklus pertama sampai siklus kedua mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa siklus kesatu rata-rata baru mencapai 73,17%, kemudian siklus kedua meningkat yaitu mencapai 80,03%. Kemudian nilai post test, pada siklus pertama rata-rata nilai siswa yaitu 63,85 dan ketuntasan belajarnya (DSK) 65,85% dari rata-rata ketuntasan belajar yaitu 85,00%. Artinya siklus pertama belum tuntas belajarnya, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 76,17 dengan ketuntasan belajar 85,37%. Artinya siklus kedua sudah mencapai ketuntasan belajar ditetapkan yaitu 85,00%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dengan penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan di kelas IV di sekolah dasar.
(5)
Ruslan,2013 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Laporan Penelitian ... 7
BAB II METODE EKSPERIMEN, HAKIKAT BELAJAR, PEMBELAJARAN IPA DI SD, DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA ... 8
A. Metode Eksperimen ... 8
1. Pengertian Metode Eksperimen ... 8
2. Tujuan Metode Eksperimen ... 9
3. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Eksperimen ... 11
Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen ... 12
B. Hakikat Belajar ... 14
1. Pengertian Belajar ... 15
2. Pengertian Pembelajaran ... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran ... 16
4. Hasil Belajar Siswa ... 17
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 19
D. Langkah-langkah Penerapan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 21
(6)
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 27
C. Metode Penelitian ... 33
D. Definisi Operasional ... 34
1. Pembelajaran IPA ... 34
2. Metode Eksperimen ... 34
3. Hasil Belajar ... 35
4. Aktivitas Belajar Siswa ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 35
1. Tes Hasil Belajar ... 36
2. Lembar Observasi ... 36
3. Angket Siswa ... 36
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 37
1. Teknik Pengumpulan Data ... 37
2. Teknik Pengolahan Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44
1. Profil Sekolah ... 44
2. Karakteristik Siswa Kelas IV SDN Kiara I ... 46
B. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 47
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran IPA Pra Siklus ... 47
2. Pelaksanaan dan Hasil penelitian Siklus Kesatu ... 53
3. Pelaksanaan dan Hasil penelitian Siklus Kedua ... 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang berlaku di sekolah dasar saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang salah satu isi program pembelajarannya adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, dinyatakan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Lebih jelas lagi dalam Permendiknas No 22 (2006) tentang Standar isi dinyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Begitu juga menurut Sund (Poejiadi, 2007) menyatakan bahwa:
IPA sebagai tubuh dari pengetahuan yang dibentuk melalui proses inkuiri yang terus-menerus, yang diarahkan oleh masyarakat yang bergerak dalam bidang sains, sains lebih dari sekedar pengetahuan (knowledge), sains merupakan upaya manusia meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi memanipulasi dan menghitung, keingintahuan (curiosity), keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence) menyingkap rahasia alam.
(8)
2
Dalam era globalisasi dan era informasi ini proses pembelajaran sudah semestinya disampaikan secara menarik, menyenangkan dan menantang bagi siswa (Sa’ud, 2008: 29). Dalam proses pembelajaran IPA, paradigma lama yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber informasi dalam belajar sudah harus ditinggalkan karena pembelajaran dalam IPA bukan hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa sebagai peserta didik, melainkan proses, sikap dan norma. Pola pembelajaran lama mengajar berpusat pada guru (teacher
centered) sekarang sudah harus berubah ke arah aktivitas yang berpusat pada
siswa (student centered).
Namun demikian fenomena yang terjadi dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I terkait dengan hasil belajar siswa masih rendah, nilai ulangan formatif pada pokok bahasan cahaya belum mencapai hasil yang memuaskan. Secara umum materi penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran IPA dengan pelaksanaan yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota masih didominasi dan berfokus pada penilaian hasil belajar ranah kognitif melalui tes. Hal ini berpengaruh pada gaya mengajar guru yang lebih memberatkan pada aspek kognitif, guru senderung melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang terpusat pada guru. Sementara itu kesempatan siswa untuk melakukan eksplorasi sangat terbatas. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi IPA tentang cara tumbuhan hijau membuat makanan menjadi dangkal. Maka dari itu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA menjadi rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar nilai kelas V tahun 2012
(9)
3
tubuh manusia baru mencapai 58.00. Sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM mata pelajaran IPA baru 50.00%, (dari KKM 65,00) yang telah ditetapkan di kelas V SDN Kiara I baru. Kondisi ini menjadi bahan renungan penulis untuk memperbaiki hasil belajar siswa tersebut.
Permasalahan tersebut muncul akibat dari proses pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal. Selama ini pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, sementara siswa kurang mendapatkan bimbingan untuk melakukan proses belajar sendiri, untuk menemukan konsep-konsep IPA dari hasil penelitian atau belajar secara ilmiah yang dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini dikarenakan pemilihan metode pembelajaran oleh guru masih kurang tepat, dan metode yang digunaan kurang menunjang pada karakteristik materi IPA dan tingkat perkembangan berfikir siswa. Sesungguhnya materi dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan untuk melatih siswa dalam berfikir ilmiah. Mengacu pada ketentuan dalam Kurikulum, 2006, bahwa:
Pelaksanaan proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan melalui inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara tidak langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Memperhatikan esensi dan tujuan pendidikan IPA di SD, seyogianya penyelenggaraan proses pembelajaran IPA mampu mempersiapkan, membina dan
(10)
4
membentuk kemampuan siswa menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat, proses pembelajaran harus berorientasi kepada siswa (student centered), artinya siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih termotivasi dalam mencapai hasil belajarnya bila diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri melalui proses dalam pembelajarannya melalui percobaan-percobaan dan penyelidikan yang menunutut siswa untuk mencari sendiri jawaban dari permasalahan atau materi-materi dalam IPA. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi harapan dan tuntutan tersebut adalah dengan menerapkan metode eksperimen, seperti yang dikemukakan Abadi (2008)
sebagai berikut: “Metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu”.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Penerpan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar (PTK pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2012/2013).
(11)
5
Masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih rendah baik secara individu maupun klasikal, ini ditandai dengan rendahnya pencapaian persentase ketuntasan belajar siswa.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru, siswa belum mendapatkan kesempatan yang memadai untuk melakukan pembelajaran secara ilmiah dengan melakukan eksplorasi.
3. Pembelajaran masih dititikberatkan pada pencapaian hasil, bukan pada meningkatkan kualitas proses yang mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa akan konsep-konsep IPA.
4. Penggunaan model atau pendekatan pembelajaran belum maksimal, guru lebih banyak mengguakan pembelajaran langsung dengan menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru.
5. Kurangnya sarana dan prasarana terutama alat peraga (KIT IPA) untuk membantu kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran IPA.
6. Rendahnya motivasi belajar siswa akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan monoton dan membosankan.
Dari beberapa permasalahan tersebut, dalam penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kiara I dengan mengoptimalkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
(12)
6
Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah: “Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa sekolah dasar?” Adapun rumusan masalah tersebut secara rinci difokuskan pada masalah berikut:
1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon dengan menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
2. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon setelah menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
3. Bagaimana respon angket siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I dengan tujuan:
1. Ingin mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I Cilamaya Kulon menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon setelah menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
(13)
7
3. Ingin mengetahui respon angket siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon dengan menggunakan metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1. Bagi guru, bertambahnya wawasan guru dalam mengelola pembelajaran ke
arah yang lebih baik.
2. Bagi siswa, pembelajaran dengan metode eksperimen dapat memberikan pengalaman langsung. Siswa mendapat berbagai pengalaman belajar dalam melakukan eksperimen untuk memahami konsep cahaya.
3. Bagi peneliti lain, hasil PTK ini bisa dijadikan sebagai gambaran tindakan untuk mengatasi kendala-kendala dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar.
G. Sistematika Laporan Penelitian
Hasil penelitian ditulis secara rinci dengan sistematika pelaporan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisi a) latar belakang masalah, b) Identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumuasan masalah, d) tujuan penelitian, e) manfaat penelitian; f) definisi operasional; g) sistematika laporan penelitian.
Bab II berisikan kajian teoritik tentang teori-teori: metode esperimen, pembelajaran IPA di SD, dan hakikat belajar siswa.
(14)
8
Bab III membahas metode penelitian terdiri dari a) lokasi dan subjek penelitian, b) desain penelitian, c) Metode penelitian, d) definisi operasional, e) instrumen penelitian, dan f) teknik pengumpulan dan pengolahan data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan Bab V kesimpulan dan saran-saran.
(15)
Ruslan,2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang. Dan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 41 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki, dan 22 siswa perempuan. Keseluruhan siswa tersebut akan diberi tindakan pembelajaran IPA pada materi tumbuhan hijau dalam membuat makanan dengan menggunakan metode eksperimen.
B. Desain Penelitian
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menempuh tahapan-tahapan atau prosedur yang berurutan dalam pengembangan setiap siklus. Desain siklus yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan tindakan adalah seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999:14) yaitu:
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur yang dijelaskan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66) adalah sebagai
(16)
26
melaksanakan observasi, (4) melakukan refleksi”. Sedangkan untuk siklus
selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang.
Desain penelitian ini dibuat dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Dalam setiap siklus telah dibuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan yang telah dipersiapkan. Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart (Arikumto, dan Suhardjono, 2008)
Prasiklus
Refleksi
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
(17)
27
Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di kelas V SDN Kiara I dan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan dan rencana penelitian yang hendak diselenggarakan dalam proses pembelajaran IPA. Kegiatan perencanaan tersebut di antaranya: (a) berdiskusi dengan guru mitra penelitian dalam menyiapkan RPP, (b) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktik pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama antara guru mitra dan peneliti yang juga merangkap sebagai praktikan guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya peneliti meminta guru mitra (teman sejawat) untuk mengamati peneliti yang sekaligus menjadi praktisi dalam pelaksanaan tindakan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada rancangan siklus pertama untuk menjawab permasalahan yang diperoleh dari data observasi awal.
(18)
28
Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kejadian siklus sebelumnya.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi pada penelitian ini mengacu pada pembahasan observasi
yang dikemukakan oleh Trianto (2010:78) sebagai berikut: “Tahapan observasi sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan.”
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan guru mitra penelitian melakukan pengamatan dan mencatat semua hal- hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat, sehingga dapat diketahui apakah aktivitas guru dan siswa telah sesuai atau tidak dengan lembar observasi. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah merupakan kegiatan akhir penelitian. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya sebagai
(19)
29
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen pada konsep tumbuhan hijau di kelas V (lima), menggunakan beberapa siklus yang diawali dengan pra siklus, siklus I, dan apa bila belum mencapai keberhasilan pada tahap-tahap siklus tersebut maka akan ditempuh siklus II. Dalam implementasi tindakan ini terdapat beberapa tahapan, diantaranya:
1. Kegiatan pra siklus
Kegiatan ini merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Dalam upaya mendapatkan data kondisi awal keadaan kelas V yang dijadikan tempat penelitian tindakan kelas, diperlukan suatu kegiatan pengamatan keadaan kelas, supaya dapat menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan peneliti, berdasarkan kebiasaan guru atau kondisi nyata dan untuk menemui kendala-kendala yang dirasakan oleh guru serta mengadakan pretes yang berkaitan dengan konsep tumbuhan hijau.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini, peneliti bersama teman sejawat (guru) melakukan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa serta kendala-kendala yang dirasakan guru pada saat proses pembelajaran pada konsep tumbuhan hijau di kelas V. Dari hasil analisis pada tahap observasi disepakati untuk menggunakan metode eksperimen guna untuk
(20)
30
memecahkan masalah-masalah yang telah ditemukan pada kegiatan observasi.
2. Kegiatan siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru membuat rencana kegiatan penelitian yang berupa tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran hasil pengamatan dan temuan yang diperoleh pada tahap prasiklus. Dalam penelitian ini guru dan peneliti bersama-sama menetapkan target keberhasilan siswa apabila rata-rata siswa tidak mencapai nilai rata-rata 70,0 maka penelitain ini akan dilanjutkan pada siklus II, tetapi apabila sudah mencapai nilai rata-rata70,0 maka kegiatan penelitian akan dihentikan di siklus I.
Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
berkaitan dengan metode eksperimen pada konsep tumbuhan hijau
2) Membuat dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebagai sumber belajar
3) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dan
5) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung.
(21)
31
b. Tindakan (acting)
Tahap ini dilakukan kegiatan belajar mengajar berdasarkan rencana yang telah disusun dan disepakati bersama yaitu menggunakan metode eksperimen pada konsep tumbuhan hijau. Guru melaksanakan tindakan dengan merancang pembelajaran sesuai RPP.
Adapun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan adalah sebagaiberikut:
1) Menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep tumbuhan hijau dengan model atau media yang ada di lingkungan sekitar siswa
2) Mengadakan tanya jawab
3) Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah siswa
4) Menyiapkan LKS untuk didiskusikan bersama kelompoknya
5) Siswa menyelesaikan LKS tersebut secara berdiskusi dengankelompoknya, guru membimbing kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan. Guru membiarkan siswa membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan konsep materi yang diterima 6) Mempersentasikan hasil kerja kelompok dan memberikan tanggapan 7) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
yang lain
8) Guru dan siswa mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
(22)
32
9) Dengan bantuan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari hasil diskusi
10) Memberikan latihan individu berupa tes tertulis berbentuk uraian.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru kelas V selama pembelajaran pada konsep tumbuhan hijau berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati adalah pada proses pembelajaran terhadapkegiatan guru mengajar dan aktivitas siswa belajar. Serta mencatat hasil pengamatan dalam pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru mengajar dan aktivitas siswa belajar dalam proses belajar di kelas.
d. Refleksi (reflecting)
Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, pada tahap ini peneliti dan guru mengadakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengelompokkan hasil data yang diperoleh
2) Menganalisis hasil evaluasi yang berupa tes tertulis dalam bentuk uraian 3) Menganalisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan kegiatan
mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran
4) Mendiskusikan dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan yang muncul pada kegiatan pembelajaran, mencari solusi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus I, agar
(23)
33
3. Siklus 2
Tahap proses penelitian pada siklus 2 mengikuti tahapan yang dilaksanakan pada siklus 1. Dalam hal ini, rencana tindakan yang dilakukan pada siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua merupakan upaya penyempurnaan dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan metode eksperimen pada Fotosintesis di kelas V SDN Kiara I Bila pada siklus kedua tujuan belajar yang diharapkan belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus ketiga.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selanjutnya yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran” (Arikunto, dkk, 2008:58). Sedangkan Sulipan, (2010:11) mendefinisikan PTK yaitu: “Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa inggris classroom action research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut.”
Dari pengertian PTK menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran.
(24)
34
Tujuan utama penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.Kegiatan ini tidak saja bertujuan unuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah.PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.
Jadi Penelitian tindakan kelas ini dilakukan bertujuan mengoptimalkan pembelajaran IPA melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep tumbuhan hijau bagi siswa kelas V Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak Pembelajaran IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang tumbuhan hijau dalam membuat makanannya yang dilaksanakan menggunakan metode eksperimen, sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah proses pembelajaran yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu.
(25)
35
3. Hasil Belajar
Hasil belajar IPA siswa SD dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa kelas V setelah melakukan serangakaian aktivitas proses pembelajaran IPA pada materi Fotosintesis dengan menerapkan metode eksperimen, baik kemampuan dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkandengan sebelumnya, misalnya dari tidak tau menjadi tahu.
4. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan dalam proses belajar siswa dalam memperoleh pengalaman belajarnya.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk menjaring data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya. Tes dilaksanakan pada awal dan akhir pelajaran dengan jenis tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dan isian.
(26)
36
2. Lembar observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, atau proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Sutrisno, (Sugiyono, 2010:203).
Sedangkan menurut Sudjana (2009:84) bahwa observasi adalah sebagai berikut: Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar siswa. Misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam kegiatan simulasi, dan penggunaan alat peraga waktu mengajar ataupun tingkah laku guru pada saat mengajar.
3. Angket Siswa
Angket skala sikap adalah lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkapkan tentang cara-cara yang sering dilakukan dalam pelajaran IPA, harapan siswa dalam belajar IPA dan tanggapan terhadap pendekatan pembelajaran yang sering diterima. Pertanyaan berhubungan dengan perasaan selama mengikuti pembelajaran, pendapat tentang pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan.
(27)
37
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa lembar observasi, lembar tes, dan lembar angket.. a. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik observasi terfokus, peneliti tinggal memberi tanda yang telah ditetapkan dalam pedoman observasi. Jumlah lembar observasi yang digunakan ada dua yakni lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pedoman observasi dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, observasi terhadap siswa dan observasi terhadap peneliti sebagai model. Adapun pedoman observasi terhadap siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Observasi guru tersaji dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V Konsep Tumbuhan Hijau Dengan Penerapan Metode Eksperimen
No Aspek yang Diamati Nilai
1 2 3 4
1 Merencanakan Eksperimen 2 Melakukan Eksperimen 3 Bekerjasama
4 Menyampaikan Informasi Rata-rata
(28)
38
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kegiatan Mengajar Guru dengan Menggunakan Metode eksperimen
No Aspek Yang
Dinilai Deskriptor
Nilai
Keterangan 1 2 3 4
1 Apersepsi 1) Membangkitkan motivasi
belajar siswa
2) Membangun konsep awal
siswa
3) Mengajukan banyak pertanyaan-pertanyaan lisan
4) Mengkaitkan konsep yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata
2 Eksplorasi 1) Guru mempersilakan
siswa untuk bertanya
2) Memberi pengalaman
dan penjelasan konsep
3) Memberi pengalaman
dan penjelasan konsep
4) Mengumpulkan dan
menginterprestasikan data.
3 Diskusi dan penjelasan konsep
1) Memberi penjelasan materi
2) Guru melakukan demontrasi
3) Memberikan pemahaman
baru dan memberi penguatan
4) Membentuk kelompok
percobaan atau diskusi dan memberi tugas
4 Pengembangan
aplikasi
1) Mengembangkan materi
2) Mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata 3) Mengaplikasikan
pemahaman konseptual 4) Memberikan kesimpulan Jumlah nilai seluruh descriptor
Rata-rata
(29)
39
Nilai rata-rata = Jumlah nilai yang diperoleh Jumlah aspek yang di amati
Nilai rata- rata kelas = Jumlah nilai jumlah siswa Kriteria Penilaian:
a. Nilai 4, jika semua deskriptor muncul b. Nilai 3, jika hanya 2 deskriptor yang muncul c. Nilai 2, jika hanya 1 deskriptor yang muncul
Rumus seperti di atas dibuat, sebab dalam kegiatan ini hanya terdapat tiga deskriptor saja. Adapun skala penilaiannya adalah sebagai berikut:
A = 3.5 - 4 = Baik sekali B = 2.8 - 3.4 = Baik C = 2.0 - 2.7 = Cukup D = 1.0 - 1.9 = Kurang b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193)
Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep tumbuhan hijau yaitu tes tertulis, bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes objektif pilihan ganda dan jawaban singkat.
(30)
40
Tes uraian adalah suatu bentuk soal yang harus dijawab atau dipecahkan dengan cara mengemukakan pendapatnya secara terurai (Rakhmat dan Solehuddin, 2006:29).Selain diberikan soal tes, diberikan juga lembar kerja siswa (LKS), LKS digunakan sebagai alat dalam pembelajaran IPA pada konsep tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa sepuluh soal pilihan ganda dan lima soal jawaban singkat.
Sedangkan format penilaian yang digunakan dalam tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Format Penilaian Hasil Tes Belajar Siswa Pada Konsep Tumbuhan Hijau
No Nama siswa
Jenis
Nilai
Ketuntasan Belajar
Keterangan Kel.
Tuntas Blm Tuntas
1 SUTA L
2 ACING L
3 BAGUS MAULANA L
4 WATI P
5 DIDI SUPARDI L
6 SOPARDI L
7 AHMAD AL FARIZI L
8 AHMAD RIFAI L
9 ANDIKA HADANA L
10 DEBI KRISTIYAN L
11 DEDE PUTRA PRATAMA L 12 DEVI PUJI ASTUTI P
(31)
41
No Nama siswa
Jenis Nilai Ketuntasan Belajar Keterangan Kel.
Tuntas Blm Tuntas 16 IYAN HERDIYANSYAH L
17 JINON L
18 KARTIKA P
19 KARTI FADILAH P
20 KOMIH PUTRI P
21 LINDA WIDIAWATI P
22 MARLINA P
23 MELINDA AJENG P P
24 MELINDA AJENG S P
25 M. FIKRI PRATAMA L
26 NAGITA JULIANTI P
27 NANDANG TEGAR L
28 RATNA SARI P
29 RIKA SEPTIANI P
30 SAFITRI AULIA ANATASA P
31 TALDA KENCANA L
32 TASYA ALIFIA AZZAHRI P
33 ULFI DEWI YANTI P
34 YOGA PRAMUDIA L
35 YULIANI ANGGRAENI P
36 WAHYUDIN L
37 SINDY AGUSTIN P
38 AZRIL AKBAR L
39 SITI SA’ADAH P
40 TIKAFI DILA YULINA S P
41 LUXY L
Jumlah 41
Nilai Rata-rata
(32)
42
c. Angket Siswa
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA yang dilakukan selama dua siklus, peneliti memberikan angket untuk diisi oleh siswa berdasarkan pemahaman dan tanggapannya terhadap pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Selanjutnya hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Pedoman Angket Siswa terhadap Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Materi Fotosintesis
No
Soal Pernyataan
Frekuensi
SS S TS STS
1 Pembelajaran yang tentang fotosintesis membuat saya senang dan bersemangat dalam belajar IPA
2 Media yang digunakan
mempermudah saya
memahami materi tentang fotosintesis.
3 Bimbingan dan arahan guru mempermudah saya dalam memahami langkah-langkah yang ada di LKS
4 Saya Lebih mudah memahami materi Fotosintesis dengan
menggunakan metode
eksperimen
Jumlah Persentase
(33)
43
2. Teknik Pengolahan Data
Tes hasil belajar siswa diberi nilai sesuai dengan rumus yang ditentukan yaitu :
NA =��
��
x 100
Keterangan : NA = Nilai Akhir ND = Nilai yang dicapai NI = Nilai Ideal
Nilai yang sudah ditabelkan, dicari rata-rata kelasnya dengan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (x) = ∑ nilai seluruh siswa x 100% ∑ siswa
Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65% (*KKM=65)
DSK = Keterangan :
DSK = Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85%
Keterangan:
Kreteria penilaian Huruf Keterangan
9,0 – 10 A Baik sekali
8,0 – 8,9 B Baik
6,5 – 7,9 C Cukup
5,5 – 6,4 D Kurang
55 E Kurang sekali
∑ siswa yang memperoleh nilai ≥ 85% ∑ seluruh siswa
(34)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan pada setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang, dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang materi fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dari aspek yang diobservasi selama pembelajaran berlangsung yaitu : Aspek Merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, bekerjasama, dan menyampaikan informasi. Melihat ketercapaian aktivitas siswa pada setiap aspek yang diobservasi dalam proses pembelajaran pada siklus I bila dirata-ratakan baru mencapai 73,17% atau dikonversikan ke dalam nilai kualitatif = “C”, siklus kedua rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik, yaitu mencapai 80,03% atau dikonversikan kedalam nilai kualitatif = “B”.
2. Hasil belajar siswa setelah melakukan metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang materi fotosintesis yaitu dalam penelitian ini pada siklus I persentase rata-rata hasil belajar siswa dari nilai pos tes yaitu 63,85 dan pada penelitian siklus II naik menjadi 76,17 mengalami peningkatan sebesar 12,32. Dengan melihat hasil penelitian tindakan siklus I sampai siklus II maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen tersebut cocok untuk digunakan dalam penyampaian materi fotosintesis untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA pada siswa sekolah dasar.
(35)
86
3. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan memanfaatkan metode eksperimen adalah positif. Dari empat pernyataan yang terdapat pada angket rata-rata persentase sangat senang dan semangat, lebih mudah mudah mempelajari materi yang diberikan dengan bantuan media pembelajaran yang tepat, bimbingan guru mempermudah dalam memahami langkah-langkah penelitian, dan lebih memahami materi yang diberikan.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil temuan dalam penelitian tindakan kelas mata pelajaran IPA di SD kelas V diajukan beberapa saran sebagai masukan antara lain:
1. Kepada rekan sejawat guru disarankan untuk menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA terutama yang membutuhkan praktek langsung. Dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar meningkat.
2. Bagi Kepala Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membina guru-guru dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik, dalam meningkatkan kualitas dan belajar peserta didik di sekolah dasar.
3. Bagi peneliti lanjutan yang akan meneliti efektivitas metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, I W Y (2008). Model Pembelajaran. http://guru-kbm.blogspot.com
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, S.B & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Echols, dan Shadily. (1992). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia
Hamzah B. Uno. (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide To Classroom Research. Buckingham – Philadelphia: Open Univercity Press.
Iskandar, M.Srini. (1196/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departeman Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi: IBRD: LOAN
Martiningsih, R. (2007). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.martiningsih.co.cc
Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito Palendeng. (2003). Metode Eksperimen dalam Pembelajaran. http: archive.
Blog.Pendidikan. Com.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(37)
88
Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Rosdakarya. Bandung.
Roestijah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, S., (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Semiawan, C. R. dan Joni, T.R. (1993). Pendekatan Pembelajaran: Acuan
Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta:
Konsorsium Ilmu Pendidikan Depdikbud.
Sidi, I.D. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumantri, Mulyani dan Permana, J (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud PPGSD IBRD
Suryosubroto. (1995). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, S, Udin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka
Wiraatmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Rosda Karya. Yusup. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Andira.
Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
(1)
42
c. Angket Siswa
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA yang dilakukan selama dua siklus, peneliti memberikan angket untuk diisi oleh siswa berdasarkan pemahaman dan tanggapannya terhadap pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Selanjutnya hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Pedoman Angket Siswa terhadap Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Materi Fotosintesis
No
Soal Pernyataan
Frekuensi
SS S TS STS
1 Pembelajaran yang tentang fotosintesis membuat saya senang dan bersemangat dalam belajar IPA
2 Media yang digunakan
mempermudah saya
memahami materi tentang fotosintesis.
3 Bimbingan dan arahan guru mempermudah saya dalam memahami langkah-langkah yang ada di LKS
4 Saya Lebih mudah memahami materi Fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen
Jumlah Persentase
(2)
43
Ruslan,2013
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Teknik Pengolahan Data
Tes hasil belajar siswa diberi nilai sesuai dengan rumus yang ditentukan yaitu :
NA =��
��
x 100
Keterangan : NA = Nilai Akhir ND = Nilai yang dicapai NI = Nilai Ideal
Nilai yang sudah ditabelkan, dicari rata-rata kelasnya dengan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (x) = ∑ nilai seluruh siswa x 100% ∑ siswa
Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65% (*KKM=65) DSK =
Keterangan :
DSK = Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85% Keterangan:
Kreteria penilaian Huruf Keterangan
9,0 – 10 A Baik sekali
8,0 – 8,9 B Baik
6,5 – 7,9 C Cukup
5,5 – 6,4 D Kurang
55 E Kurang sekali
∑ siswa yang memperoleh nilai ≥ 85% ∑ seluruh siswa
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan pada setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang, dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang materi fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dari aspek yang diobservasi selama pembelajaran berlangsung yaitu : Aspek Merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, bekerjasama, dan menyampaikan informasi. Melihat ketercapaian aktivitas siswa pada setiap aspek yang diobservasi dalam proses pembelajaran pada siklus I bila dirata-ratakan baru mencapai 73,17% atau dikonversikan ke dalam nilai kualitatif = “C”, siklus kedua rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik, yaitu mencapai 80,03% atau dikonversikan kedalam nilai kualitatif = “B”.
2. Hasil belajar siswa setelah melakukan metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang materi fotosintesis yaitu dalam penelitian ini pada siklus I persentase rata-rata hasil belajar siswa dari nilai pos tes yaitu 63,85 dan pada penelitian siklus II naik menjadi 76,17 mengalami peningkatan sebesar 12,32. Dengan melihat hasil penelitian tindakan siklus I sampai siklus II maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen tersebut cocok untuk digunakan dalam penyampaian materi fotosintesis untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA pada siswa sekolah dasar.
(4)
86
Ruslan,2013
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan memanfaatkan metode eksperimen adalah positif. Dari empat pernyataan yang terdapat pada angket rata-rata persentase sangat senang dan semangat, lebih mudah mudah mempelajari materi yang diberikan dengan bantuan media pembelajaran yang tepat, bimbingan guru mempermudah dalam memahami langkah-langkah penelitian, dan lebih memahami materi yang diberikan.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil temuan dalam penelitian tindakan kelas mata pelajaran IPA di SD kelas V diajukan beberapa saran sebagai masukan antara lain:
1. Kepada rekan sejawat guru disarankan untuk menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA terutama yang membutuhkan praktek langsung. Dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar meningkat.
2. Bagi Kepala Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membina guru-guru dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik, dalam meningkatkan kualitas dan belajar peserta didik di sekolah dasar.
3. Bagi peneliti lanjutan yang akan meneliti efektivitas metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, I W Y (2008). Model Pembelajaran. http://guru-kbm.blogspot.com
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, S.B & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Echols, dan Shadily. (1992). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia
Hamzah B. Uno. (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide To Classroom Research. Buckingham – Philadelphia: Open Univercity Press.
Iskandar, M.Srini. (1196/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departeman Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi: IBRD: LOAN
Martiningsih, R. (2007). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.martiningsih.co.cc
Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito Palendeng. (2003). Metode Eksperimen dalam Pembelajaran. http: archive.
Blog.Pendidikan. Com.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(6)
88
Ruslan,2013
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Rosdakarya. Bandung.
Roestijah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, S., (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Semiawan, C. R. dan Joni, T.R. (1993). Pendekatan Pembelajaran: Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Konsorsium Ilmu Pendidikan Depdikbud.
Sidi, I.D. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumantri, Mulyani dan Permana, J (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud PPGSD IBRD
Suryosubroto. (1995). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, S, Udin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka
Wiraatmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Rosda Karya. Yusup. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Andira.
Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.