PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Pasundan 4 Bandung.

(1)

Nidya Narulita, 2012

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR BAGAN………... xii

DAFTAR GAMBAR………... xiii

DAFTAR TABEL……… xiv

BAB I PENDAHULUAN……….... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 9

C. Tujuan Penelitian………. 10

D. Manfaat Hasil Penelitian………..…………... 11

E. Definisi Operasional………. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS….……….. 14

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran………. 14

a. Pengertian Belajar……… 14

b. Pengertian Pembelajaran………... 17

B. Media Pembelajaran……….. 18

1. Pengertian Media Pembelajaran………. 18


(2)

Nidya Narulita, 2012

Pembelajaran………... 24

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran………. 26

a. Media Audio……… 26

b. Media Visual……… 30

c. Media Audio Visual……… 33

d. Kelompok Media Penyaji……… 35

e. Media Objek dan Media Interaktif Berbasis Komputer………. 36

C. Media Film………... 36

a. Jenis-Jenis Film……… 36

b. Kelebihan dan Keterbatasan Film………... 39

D. Media Film Pendek dalam Pembelajaran Bahasa Inggris……….. 40

E. Hasil Belajar………...42

a. Pengertian Hasil Belajar……….. 42

b. Hasil Belajar Ranah Kognitif………... 42

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. 45

F. Mata Pelajaran Bahasa Inggris………...47

a. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris……… 49

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris………... 48

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris……….. 49

G. Hipotesis……… 52

BAB III METODE PENELITIAN……… 55

A. Metode Penelitian…………...……….. 55

B. Desain Penelitian………... 56

C. Lokasi,Populasi dan Sampel Penelitian………. 58

1. Lokasi Penelitian……….. 58

2. Populasi………... 58


(3)

Nidya Narulita, 2012

1. Alat Pengumpul Data………... 60

a. Tes Objektif………... 60

2. Tahap Penyusunan Tes Hasil Belajar……….. 62

E. Pengembangan Instrumen………. 63

1. Uji Validitas………. 63

2. Uji Reliabilitas………. 64

3. Daya Pembeda………. 65

4. Tingkat Kesukaran Soal………... 66

F. Teknik Analisis Data………. 67

a. Teknik Analisis Data Kuantitatif………. 67

1. Normalitas……….. 68

2. Homogenitas………... 68

3. Uji Hipotesis………... 69

G. Prosedur Penelitian……… 70

1. Tahap Pembuatan Rancangan Penelitian………. 70

2. Pelaksanaan Penelitian………. 72

3. Pembuatan Laporan Penelitian……… 72

H. Alur Penelitian………... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 74

A. Hasil Uji Coba Instrumen………. 74

1. Validitas………... 74

a. Validitas Alat Ukur……… 74

b. Validitas Butir Soal……… 75

2. Reliabilitas………... 76

3. Tingkat Kesukaran Soal………... 77

4. Uji Daya Beda………... 78

B. Deskripsi Tempat Pelaksanaan Penelitian………... 80

C. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 80


(4)

Nidya Narulita, 2012

3. Rumusan Masalah Ketiga dan Tujuan Penelitian Ketiga……….... 88

D. Uji Persyaratan Analisis………. 91

1. Uji Normalitas………... 91

2. Uji Homogenitas……….. 94

E. Uji Hipotesis……….. 97

F. Pembahasan Hasil Penelitian………. 105

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………... 118

A. Simpulan……… 118

1. Simpulan Umum……….. 118

2. Simpulan Khusus………. 118

B. Rekomendasi……….. 119

DAFTAR PUSTAKA……….. 122 LAMPIRAN- LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih menyukai sesuatu yang bersifat variatif dan tidak membosankan, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, dalam proses pembelajaran pun peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak hanya pembelajaran yang bersifat konvensional. Dahulu siswa hanya mendengarkan guru yang berceramah di depan kelas, namun karena perkembangan zaman, guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran di kelas sehingga membuat siswa tidak jenuh di dalam kelas.

Pembelajaran di kelas merupakan ujung tombak dari sistem pendidikan, karena dalam pembelajaran di kelas terdapat interakasi antara peserta didik dan guru dalam rangka penyampaian materi. Dilihat dari proses pembelajaran tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran merupakan tolak ukur dari kesuksesan siswa dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh gurunya dengan jelas yang tentu saja akan sangat berpengaruh pada hasil yang


(6)

akan di dapat oleh siswa tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sudah sangat jelas dijelaskan dari beberapa definisi pembelajaran diatas bahwa inti dari pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dimana dalam proses tersebut ada materi yang disampaikan. Penyampaian materi oleh pendidik hendaknya dilakukan secara kreatif dan variatif karena pada zaman sekarang ini siswa cenderung menyukai hal-hal baru yang lebih inovatif dibandingkan dengan sekedar mendengar penjelasan dari guru melalui ceramah di depan kelas. Materi pembelajaran yang disampaikan tidak semua dapat disampaikan dengan ceramah, terkadang ada beberapa materi yang memerlukan penjelasan lebih rinci dan nyata untuk dapat memahaminya. Contohnya materi yang bersifat praktek. Siswa akan sulit memahami materi yang bersifat praktek apabila dijelaskan hanya dengan ceramah saja.

Materi pembelajaran yang bersifat praktik terkadang sulit pula untuk dipraktekan secara langsung, berbagai kendala dapat terjadi, sebagai contoh kurangnya sarana atau ketidakmungkinan menggunakan peralatan yang sesungguhnya untuk praktek, misalnya bahan-bahan kimia yang berbahaya


(7)

yang tidak mungkin digunakan oleh siswa untuk praktek secara langsung. Untuk mengatasi masalah tersebut maka terciptalah yang dinamakan media pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai perantara interaksi antara peserta didik dan pendidik. Media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977), sedangkan menurut Briggs Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaiakan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, slide dan sebagainya. Media memiliki dua unsur penting yaitu unsur perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang disampaikan (Message/Software).

Penggunaan media pembelajaran dewasa ini sudah sangat lumrah, karena tingkat kreatifitas guru yang semakin berkembang dan teknologi yang semakin maju. Penggunaan media pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Jika dilihat dari karakteristik peserta didik akan terlihat jelas bahwa masing-masing peserta didik memiliki perbedaan karakter dan gaya belajar. Peserta didik yang memiliki gaya belajar bersifat auditif (mendengarkan) tidak relevan jika menggunakan media buku sebagai media pembelajaran begitu pula dengan peserta didik yang memilki gaya belajar Visual (melihat) tidak relevan jika menggunakan media pembelajaran berupa suara atau tape recoder.

Mata Pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum di Indonesia ini. Mata pelajaran ini bertujuan untuk


(8)

membentuk siswa menjadi terampil dalam menggunakan Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional yang tentu saja sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri. Betapapun pentingnya mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah tidak disertai dengan nilai siswa yang memuaskan karena masih sangat banyak nilai siswa yang dibawah kriteria ketuntasan minimal. Salah satu contoh dapat dilihat dari hasil evaluasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Semarang yakni rata-rata nilai UN (Ujian Nasional) di 205 SMP dan MTS di Semarang adalah 6,52 tercatat paling rendah dibanding nilai mata pelajaran lainnya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan diseluruh dunia, begitu pentingnya Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari sehingga pemerintah menjadikan Bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran wajib di setiap sekolah. Di SMP Pasundan 4 Bandung sendiri nilai Bahasa Inggris siswa hampir 95% di bawah KKM. Hanya 5 % siswa yang nilainya di atas KKM, tak jarang guru Bahasa Inggris mengadakan ujian ulang berkali-kali untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

Melihat dari data hasil belajar siswa diatas maka sangatlah jelas tergambarkan bahwa masih banyak sekali siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM. Hal ini tentu saja harus dicari solusinya, salah satu solusi yang dapat dilaksanakan adalah penggunaan media pembelajaran untuk menarik minat siswa. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu unsur


(9)

penting dalam pembelajaran dimana berfungsi dalam penyampaian materi agar tidak membosankan, namun pemilihan media pembelajaran harus benar-benar cermat dan sesuai kebutuhan. Pada umumnya pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah hanya menggunakan buku paket ataupun lembar kerja siswa yang membuat siswa merasa bosan dan tidak mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Penggunaan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris secara signifikan.

Pada mata pelajaran Bahasa Inggris erat kaitannya dengan percakapan menggunakan Bahasa Inggris, percakapan merupakan dialog yang digunakan untuk berkomunikasi. Untuk mengajarkan percakapan berbahasa Inggris hendaknya menggunakan media yang jelas yang mencakup cara pengucapan, cara penggunaan ataupun pelafalan kalimat yang ada pada suatu percakapan. Dilihat dari beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran, film merupakan media yang paling tepat untuk mengajarkan percakapan singkat dalam berbahasa Inggris, karena film dapat menampilkan dengan jelas dialog yang digunakan dalam percakapan baik secara pengucapan, ekspresi ataupun pelafalan.

Film pendek dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Film pendek merupakan media yang tepat karena film pendek memiliki durasi yang tidak terlalu panjang sehingga siswa tidak akan merasa bosan untuk menontonnya, film


(10)

pendek dapat menyajikan materi Bahasa Inggris dengan menarik dan jelas karena dalam film pendek terdapat alur cerita yang membuat siswa menjadi tertarik untuk belajar, dan pada film pendek juga pengucapan kata berbahasa Inggris akan terdengar dengan jelas sehingga siswa akan lebih memahami cara pengucapan kata berbahasa Inggris dengan benar. Film pendek sangat tepat digunakan untuk pembelajaran karena film yang baik digunakan untuk pembelajaran adalah film yang memiliki durasi yang tidak terlalu panjang dan pada umumnya hanya membahas satu konsep materi saja. Film pendek tepat digunakan untuk pembelajaran Bahasa Inggris terutama materi percakapan karena setiap dialog yang terdapat dalam film merupakan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sehingga tidak terdapat banyak noise (gangguan) yang dapat mengganggu penyampaian materi yang akan disampaikan melalui media itu sendiri.

Film termasuk dalam kategori bahan ajar Audio-visual atau bahan ajar pandang dengar. Bahan ajar Auido-visual merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan dua bahan materi yakni materi visual dan materi auditif. Materi yang bersifat auditif digunakan untuk merangsang pendengaran peserta didik sedangkan materi visual digunakan untuk merangsang penglihatan peserta didik.Dua materi ini diharapkan peserta didik akan lebih memahami materi yang disampaikan melalui media film tersebut. Hal ini di perkuat oleh pendapat Confucius dalam Prastowo (2011:301), mengatakan “Apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat, saya ingat, apa yang saya lakukan, saya paham”. hal yang serupa juga dikemukakan oleh Mell


(11)

Silbermen dalam Prastowo (2011:302) yang mengungkapkan sebuah hasil penelitian bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Dengan demikian penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan mencapai 200%.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran hendaknya menghasilkan pengalaman yang nyata bagi para siswanya, karena dengan adanya pengalaman nyata dan kongkrit pada penyampaian pesan pembelajaran diharapkan siswa dapat lebih mengingat apa isi pesan yang disampaiakan dari pembelajaran tersebut.

Salah satu jenis media pembelajaran yang sering digunakan adalah media film J.E Kemp mengatakan “film dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap”. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media film dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.

Penggunaan media film dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam menangkap materi yang disampaikan dengan pengalaman belajar yang lebih nyata, karena dengan menggunakan media film siswa menyaksikan secara langsung. Media film juga dianggap media yang cocok untuk memenuhi keberagaman karakteristik dan gaya belajar siswa karena dalam film terdapat gambar gerak dan suara yang dilengkapi dengan backsound yang diharapkan dapat menarik minat siswa untuk


(12)

menontonnya. Pengalaman yang nyata dialami oleh siswa dapat dihubungkan dengan pembelajaran kontekstual dimana pendekatan ini menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa.

Banyaknya penggunaan film dalam pembelajaran tidak dapat dipungkiri juga bahwa film yang digunakan untuk pembelajaran tidak dirancang oleh pendidik sendiri yang sudah tentu mengetahui dan memahami proses pembelajaran dan tujuan pembelajarannya sehingga media film yang dirancang dapat sesuai. Kebanyakan media film yang digunakan, dirancang oleh para ahli membuat media yang tidak memahami unsur pedagogisnya, kebanyakan dari mereka hanya merancang dengan hanya memasukkan materi yang ada dari buku mata pelajaran atau bahan-bahan materi lainnya sehingga terkadang tujuan dari pembelajarannya tersebut tidak dapat tercapai dengan baik. Menurut Diknas(2004) dalam Prastowo (2011:310), “struktur bahan ajar film meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan dan penilaian”.

Pada umumnya siswa lebih tertarik dengan film yang memiliki alur cerita terlebih dengan cerita yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat dari ketertarikan siswa untuk menonton acara televisi , Hasil kajian Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia misalnya, mencatat, rata-rata anak usia sekolah dasar menonton televisi antara 30-35 jam seminggu. Melihat dari hal tersebut maka lebih baik guru menggunakan media film yang terdapat keterkaitan antara materi pembelajaran dengan cerita kehidupan sehari-hari siswa.


(13)

Atas dasar permasalahan di atas maka penulis berinisiatif untuk mengabungkan media pembelajaran film dengan kesukaan peserta didik menonton film yakni dengan membuat Media pembelajaran film pendek. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang berdurasi antara 1-60 menit, dengan menggunakan film pendek yang berdurasi tidak terlalu lama diharapkan siswa tidak akan merasa bosan untuk menontonnya.

Bertolak dari latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “ Pengaruh penggunaan media film pendek terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris ranah kognitif”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum, masalah yang akan dikaji adalah : “Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?”

Secara terperinci permasalahan penelitian tersebut dirumuskan secara khusus, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek ingatan antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek pemahaman antara siswa yang menggunakan media film pendek


(14)

dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini tentu mempunyai tujuan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Tujuan umum tersebut diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus. Tujuan khusus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek ingatan antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek pemahaman antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang


(15)

menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam dunia pendidikan baik sebagai pengembang pendidikan, lembaga pendidikan formal maupun non formal, dan khususnya bagi guru serta siswa yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada khasanah kajian keilmuan tentang strategi pembelajaran baik dalam perancangan maupun dalam pengembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media film pendek sebagai solusi pemilihan media yang tepat.

b. Bagi siswa, menawarkan media pembelajaran baru yang menyenangkan dan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan hasil belajarnya dalam pelajaran Bahasa Inggris.

c. Bagi sekolah, memiliki refrensi baru tentang penggunaan media pembelajaran film pendek untuk pembelajaran di sekolah.


(16)

d. Bagi peneliti, Sebagai suatu pembelajaran karena pada penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapat selama perkuliahan maupun diluar perkuliahan.

E.Definisi Operasional

Menurut Narbuko dan Achmadi (2010:61) definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (di observasi).

Definisi operasional dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah – istilah yang digunakan dan juga memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional.

Istilah – istilah tersebut adalah:

1. Media film pendek dipandang sebagai media pembelajaran berupa film yang memiliki alur cerita dan berdurasi kurang dari 30 menit berisi materi tentang program pengolah kata. Film ini digunakan dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi

2. Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang tediri dari 7 aspek, dimana dalam penelitian ini hanya dipilih 3 aspek yaitu aspek Ingatan, aspek pemahaman dan aspek penerapan.

3. Mata pelajaran Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa terampil dalam berbahasa Inggris baik secara lisan dan tulisan agar dapat bermanfaat bagi kehidupannya kelak, hal ini di


(17)

karenakan Bahasa Inggris merupakan bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia.

4. Media slide presentasi, merupakan halaman presentasi yang dibuat dengan menggunakan program Microsoft office power point, berisi materi yang akan disampaikan pada pembelajaran.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan serta pengintepretasikan data sehingga peneliti dapat memecahkan masalah dari sebuah peneletian secara sistematis. Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Terdapat banyak jenis metode penelitian dimana proses pemilihannya disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian itu sendiri, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat Muhammad Ali (2009:140) yang menyatakan “Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya perbedaanya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penguasaan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group)”. Narbuko dan Achmadi (2010:54) mengungkapkan bahwa kuasi eksperimen bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.


(19)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang pengaruh suatu perlakuan, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan variabel yang dipengaruhi (akibat)

Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yakni variabel bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media film pendek sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas. Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan diteliti, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel Variabel Bebas

Variabel terikat

Pembelajaran menggunakan media film

pendek (X1)

Pembelajaran menggunakan media

slide presentasi(X2)

Aspek Ingatan (Y1)

X1Y1 X2Y1

Aspek Pemahaman (Y2)

X1Y2 X2Y2

Aspek Penerapan (Y3)

X1Y3 X2Y3

B.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian Non-Equivalen Control Group Design, bentuk pretest- posttets only control design, dimana pada desain penelitian jenis ini terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol yang masing-masing terlebih dahulu diberikan


(20)

pretest lalu diberi perlakuan yang berbeda setelah diberi perlakuan setiap kelompok langsung diberi posttest untuk mengetahui efek dari perlakuan tersebut.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok

Pretest Perlakuan Post-test

Eksperimen

O1 X1 O2

Kontrol

O3 X2 O4

Keterangan :

X1 = Perlakuan dengan menggunakan media film pendek

X2 = Perlakuan dengan menggunakan media slide presentasi

O1 = Hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok kelas

eksperimen

O2 = Hasil observasi setelah perlakuan pada kelompok kelas

eksperimen

O3 = hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok kelas kontrol

O4 = Hasil observasi setelah diberi perlakuan pada kelompok kelas

kontrol

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan media film pendek


(21)

ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang menggunakan media slide presentasi ditetapkan sebagai kelompok kontrol.

Langkah kedua adalah memberikan pretest kepada kedua kelas untuk mengetahui nilai awal sebelum di beri perlakuan lalu langkah ketiga adalah memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menggunakan media film pendek dan kelompok kontrol dengan menggunakan media slide presentasi. Selanjutnya kedua kelompok diberi posttest. Hasilnya kemudian dibandingkan antara skor pretest, sehingga diperoleh gain atau selisih skor pretest dan posttest .

C.Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung yang berlokasi di Jl. Kebon Jati No.31 Bandung.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang dijadikan sumber pada sebuah penelitian, menurut Sugiono (2010:80) “populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Senada dengan pendapat tersebut

menurut Furqon (2004:146)”populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek,orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama”. Mengacu pada pengertian populasi diatas


(22)

maka peneliti memilih populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A sampai dengan kelas VII-E di SMP Pasundan 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kebon Jati No.31 Bandung pada semester ganjil Tahun ajaran 2011/2012.

Tabel 3.3 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai

1. VII-A 46 Siswa 65,00

2. VII-B 47 Siswa 69,50

3. VII-C 47 Siswa 65,55

4. VII-D 45 Siswa 66,00

5. VII-E 48 Siswa 65,55

Jumlah Siswa 233 Siswa

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sutrisno Hadi dalam Narbuko (2010:107) sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Sifat dari sebuah populasi penelitian harus tergambar dari sampel yang dipilih.

Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah cara peluang atau probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama bagi semua populasi untuk dijadikan sampel, dengan teknik penarikan sampel kelas


(23)

atau cluster random sampling, karena teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok yang ada pada populasi hal itu dikemukakan oleh Narbuko dan Cholid (2010:117).

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Yang Diteliti

Rata-rata Nilai

1. VII-A 49 Siswa 30 Siswa 65,00

2. VII-E 48 Siswa 30 Siswa 65,55

D.Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpul Data

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam sebuah penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan kuisioner atau angket. Tes objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa sedangkan kuisioner atau angket untuk mengetahui bagaimana minat siswa tentang penggunaan media film pendek dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi

a. Tes Objektif

Pada Ranah Kognitif umumnya dapat diukur dengan menggunakan tes objektif . Dalam penelitian kali ini peneliti memilih jenis tes objektif pilihan ganda, menjodohkan dan benar- salah. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban


(24)

singkat, dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum lengkap. Tes objektif pada penelitian ini terdiri dari 30 soal dengan 15 soal pilihan ganda, 10 soal menjodohkan dan 5 soal Benar- Salah. Pada penelitian ini dimana aspek yang diukur adalah ingatan, pemahaman dan penerapan maka dianggap cocok menggunakan alat pengumpul data tes objektif.

Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda menurut Arifin (2012:143) adalah sebagai berikut :

1. Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan objektif 2. Kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat

dikurangi

3. Dapat digunakan untuk menilai kemampuan kognitif 4. Dapat digunakan berulang-ulang

5. Sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak

Kebaikan soal bentuk B – S menurut Arifin (2008 : 56) adalah sebagai berikut :

1. Mudah disusun dan dilaksanakan, karena banyak digunakan 2. Dapat mencakup materi yang lebih luas

3. Dapat dinilai dengan cepat dan objektif

4. Banyak digunakan untuk mengukur fakta- fakta dan prinsip-prinsip Kebaikan soal bentuk menjodohkan menurut Arifin (2008 : 61) adalah sebagai berikut :

1. Dapat dinilai dengan mudah dan objektif 2. Bentuk tes ini relative mudah di susun

3. Dapat digunakan untuk menilai : teori dan penemunya, sebab akibatnya, istilah dan definisinya, dan sebagainya


(25)

2. Tahap Penyusunan Tes Hasil Belajar

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII SMP

Pasundan 4 Bandung

2. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian 3. Menentukkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

yang diambil dari kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII 4. Menyusun RPP yang sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan

yang ditentukan pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII

5. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan sub pokok bahasan yang ditentukan

6. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing

7. Mendiskusikan rancangan perangkat tes dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris

8. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa diluar sampel

9. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat

10. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap valid dan reliabel, yang kemudian diujikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(26)

E.Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada siswa diluar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni pada kelas VII di SMP Nurul Ikhsan Jakarta. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda sebuah soal.

Menurut arikunto (2006:168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas empiris. Menurut Arifin (2012:249) validitas empiris biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi.

Untuk menguji kesahihan butir-butir soal dengan menggunakan rumus product moment correlation. Rumus perhitungan validitas dengan angka kasar :

(Arifin,2009:125)

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan. N = Jumlah responden X = Skor item tes


(27)

Y = Skor responden

Untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari koefisien korelasi, digunakan pedoman sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampau dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arifin ,2012:257) Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus :

Sudjana dan Ibrahim (2007:149) Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf

nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk)=n-2. Apabila thitung>ttabel,

berarti korelasi tersebut signifikan berarti.

2. Uji Reliabilitas

Uji keabsahan data dalam penelitian salah satunya ditekankan pada reliabilitas. “Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama

pada waktu dan kesempatan yang berbeda” menurut Arifin (2012:258).

Sedangkan menurut Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah


(28)

baik”. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS 20 one sample kolomogorove smirnov.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda dalam butir soal digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu hal itu dikemukakan oleh Arifin (2012:273). Arikunto (2011:211) mengungkapkan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Dalam uji daya beda ini kelompok siswa dibagi menjadi dua yakni kelompok atas (upper group) yang mendapat tinggi bagus dan kelompok bawah (lower group) yang mendapat nilai rendah. Jika pada satu butir soal semua anggota kelompok atas menjawab dengan benar soal tersebut sedangkan kelompok bawah tidak ada satupun yang menjawab dengan benar, maka soal tersebut memilliki saya beda yang tinggi. Daya beda dapat disebut juga dengan indeks diskriminasi, rumus yang digunakan untuk menentukkan indek diskriminasi adalah

(Arikunto, 2011:203)

D =

-


(29)

Keterangan :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal itu dengan

benar.

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = = proporsi peserta kelompk atas yang menjawab benar

PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (ingat,

P sebagai indeks kesukaran)

Setelah mendapat harga D (indeks daya pembeda butir soal), maka bisa diklasifikasikan sebagai berikut :

D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)

D : 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory) D : 0.40 – 0.70 : baik (good)

D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

4. Tingkat Kesukaran Soal

Sebuah soal dikatakan baik, jika soal tersebut memiliki tingkat kesukaran soal yang proporsional. Menurut Arifin (2012: 266) perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran


(30)

suatu soal. Soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk mengukur tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini digunakan rumus yakni :

(Arikunto, 2011 : 208)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :

Soal dengan P 0,10 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

F. Teknik Analisis Data

a. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak.

P =


(31)

1. Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan/ normalitas sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan program pengolah data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution) dengan uji normalitas one sample kolmogorov smirnov. Kriteria pengujiannya adalah jika nilag Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas <0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal (Santoso, 2009 :186).

2. Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS 20 dengan uji levene atau uji-t, kriteria pengujiaannya adalah apabila nila Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas <0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas>0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso, 2009:186).


(32)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua rata-rata (t-test independent) untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolah data SPSS 20. Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Adapun Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi. Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan pada uji t – independen dua arah ini yaitu dilakukan pada satu sampel (setiap elemen dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) dilakukan dengan program SPSS 20. Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu membandingkan gain skor posttest dengan pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, baik dilakukan secara keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek memahami dan aspek menerapkan).


(33)

Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu daerah penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas ttabel. Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 60, maka

dapat diketahui bahwa ttabel dengan dk 58 (n-2) dan tingkat

kepercayaan 95% sebesar 2.002. Kriterianya apabila –ttabel < thitung <

+ ttabel maka HO dirolak dan H1 diterima. (Riduwan, 2003:181)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam sebuah penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

1. Tahap Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang ingin peneliti jadikan tempat penelitian, dalam studi pendahuluan ini peneliti melakukan wawancara kepada Guru Bahasa Inggris di sekolah itu untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, dan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

b. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan melakukan analisis nilai hasil belajar siswa dengan kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah yang dijadikan objek penelitian. c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat


(34)

dan tujuan yang ingin diteliti. Kegiatan ini disertai konsultasi dengan dosen pembimbing akademik.

d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindak lanjuti oleh perumusan hipotesis.

e. Memilih pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimental dengan metode kuasi eksperimen.

f. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel penelitian ini yaitu penggunaan media film pendek dan hasil belajar ranah kognitif. Sumber data berasal dari tes hasil belajar yaitu pretest dan posttest.

g. Menentukkan dan menyusun instrumen, dilakukan atas kerjasama dengan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran untuk menentukkan materi dan waktu penelitian yang sesuai. 2. Membuat prosedur pelaksanaan eksperimen berdasarkan KTSP 3. Menelaah silabus mata pelajaran Bahasa Inggris

4. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol

6. Membuat media film pendek


(35)

8. Menyusun instrument penelitian berupa tes objektif dan kuisioner (angket)

9. Melakukan uji coba instrumen kepada kelas diluar sampel

10.Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukkan validitas dan reliabilitas instrument.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengumpulkan data, diawali dengan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan media film pendek sedangkan kelas kontrol dengan penggunan media video tutorial.

b. Memberikan pretest pada kedua kelompok kelas

c. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan film pendek dan kelompok kontrol menggunakan slide presentasi.

d. Setelah diberi perlakuan kedua kelas diberi posttest e. Melakukan analisis data

f. Menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data berdasarkan hasil pretest dan posttest dan menyimpulkan hasilnya sesuai hipotesis.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian

Menulis laporan, dalam bentuk tertulis berdasarkan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah.


(36)

G. Alur Penelitian

Bagan 3.1 (Arikunto, 2006:23)

Alur penelitian

Langkah 1

Memilih Masalah

Langkah 2

Studi Pendahuluan

Langkah 3

Merumuskan Masalah

Langkah 4

Merumuskan Anggapan Dasar

Langkah 5

Memilih Pendekatan

Langkah 6a

Menentukkan Variabel

Langkah 6b

Menentukkan Sumber Data

Langkah 7

Menentukkan dan Menyusun Instrumen

Langkah 8

Mengumpulkan Data

Langkah 9

Analisis Data

Langkah 10

Menarik Kesimpulan

Langkah 11

Menyusun Laporan

Langkah 4a


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penggunaan media film pendek terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Pasundan 4 Bandung. Hal ini ditunjukkan dengan pembelajaran siswa pada kelas yang menggunakan media film pendek lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa yang menggunakan slide presentasi.

2. Simpulan Khusus

Secara rinci, kesimpulan penelitian dapat diuraikan bahwa :

a. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan yang menggunakan media film pendek lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media slide presentasi karena pada dasarnya film pendek lebih mudah untuk diingat karena film mengandung stimulus auditif dan visual yang melibatkan 2 indera yaitu penglihatan dan pendengaran.


(38)

b. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi, hal ini dikarenakan film pendek memliliki durasi yang cukup singkat sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. c. Film pendek dapat meningkatakan hasil belajar siswa ranah kognitif

aspek penerapan karena dalam film pendek siswa dapat melihat contoh percakapan singkat berbahasa Inggris dengan jelas dari segi pengucapan, intonasi, pelafalan dan ekspresi sehingga dalam penerapan pada situasi baru siswa akan merasa lebih mudah untuk mempraktikkannya.

Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP, adapun rekomendasi yang diajukan peneliti adalah :

1. Bagi Pihak Sekolah a. Bagi Siswa


(39)

Siswa diharapkan untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan film pendek karena film pendek dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata dibandingkan pembelajaran dengan buku, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Guru

Para guru khususnya guru Bahasa Inggris disarankan untuk lebih mengembangkan kreatifitas dalam penggunaan media pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media film pendek dalam pembelajaran Bahasa Inggris, tidak hanya menggunakan media audio saja. Karena film pendek merupakan media yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

2. Bagi Pihak Jurusan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan media film pendek yang dapat dijadikan alternatif di sekolah-sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang penggunaan media film pendek terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif,


(40)

dan penggunaan media film pendek tidak hanya dapat digunakan pada mata pelajaran Bahasa Inggris.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2009). Strategi Penelitian Pendiidkan. Bandung : Angkasa

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arifin, Zaenal. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Bandung : Rajawali Press

Cholid, Narbuko dan Abu Achmadi (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Effendy, Heru (2009). Mari Membuat Film. Jakarta : Rineka Cipta

Furqon (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Hamalik, Oemar (2008). Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara

Kompas. (2012). Anak-anak Cenderung Meniru Adegan di Televisi (Online). Tersedia : www.kompas.com

Munadi,Yudhi (2008). Media Pembelajaran. Ciputat : Gaung Persada

Mahsunah, Jojo (2012). Nilai Bahasa Inggris Hasil UN SMP Sekolah di Semarang Jeblok. [Online]. Tersedia :

http://tvku.tv/v2010b/index.php?page=stream&id=5673 Prastowo, Andi (2011). Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : Diva Pres


(42)

Rusman (2012). Belajar dan pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta

Riyana, Cepi (2011). Sejarah Film. (Online). Tersedia :

(http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DA N_TEK._PENDIDIKAN/197512302001121-CEPI_RIYANA/)

Santoso, Singgih (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta : PT.Elex Media

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiyono (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Uno,Hamzah B.(2006).Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wardiman, Artono Dkk (2008). English In Focus. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Zuriah,Nurul (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidiikan. Jakarta : Bumi aksara


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penggunaan media film pendek terhadap peningkatan hasil belajar siswa aspek kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Pasundan 4 Bandung. Hal ini ditunjukkan dengan pembelajaran siswa pada kelas yang menggunakan media film pendek lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa yang menggunakan slide presentasi.

2. Simpulan Khusus

Secara rinci, kesimpulan penelitian dapat diuraikan bahwa :

a. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan yang menggunakan media film pendek lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media slide presentasi karena pada dasarnya film pendek lebih mudah untuk diingat karena film mengandung stimulus auditif dan visual yang melibatkan 2 indera yaitu penglihatan dan pendengaran.


(2)

Nidya Narulita, 2012

Pengaruh Penggunaan Media Film Pendek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

b. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi, hal ini dikarenakan film pendek memliliki durasi yang cukup singkat sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. c. Film pendek dapat meningkatakan hasil belajar siswa ranah kognitif

aspek penerapan karena dalam film pendek siswa dapat melihat contoh percakapan singkat berbahasa Inggris dengan jelas dari segi pengucapan, intonasi, pelafalan dan ekspresi sehingga dalam penerapan pada situasi baru siswa akan merasa lebih mudah untuk mempraktikkannya.

Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP, adapun rekomendasi yang diajukan peneliti adalah :

1. Bagi Pihak Sekolah a. Bagi Siswa


(3)

Siswa diharapkan untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan film pendek karena film pendek dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata dibandingkan pembelajaran dengan buku, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Guru

Para guru khususnya guru Bahasa Inggris disarankan untuk lebih mengembangkan kreatifitas dalam penggunaan media pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media film pendek dalam pembelajaran Bahasa Inggris, tidak hanya menggunakan media audio saja. Karena film pendek merupakan media yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

2. Bagi Pihak Jurusan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan media film pendek yang dapat dijadikan alternatif di sekolah-sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang penggunaan media film pendek terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif,


(4)

Nidya Narulita, 2012

Pengaruh Penggunaan Media Film Pendek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

dan penggunaan media film pendek tidak hanya dapat digunakan pada mata pelajaran Bahasa Inggris.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (2009). Strategi Penelitian Pendiidkan. Bandung : Angkasa

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arifin, Zaenal. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Bandung : Rajawali Press

Cholid, Narbuko dan Abu Achmadi (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Effendy, Heru (2009). Mari Membuat Film. Jakarta : Rineka Cipta

Furqon (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Hamalik, Oemar (2008). Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara

Kompas. (2012). Anak-anak Cenderung Meniru Adegan di Televisi (Online). Tersedia : www.kompas.com

Munadi,Yudhi (2008). Media Pembelajaran. Ciputat : Gaung Persada

Mahsunah, Jojo (2012). Nilai Bahasa Inggris Hasil UN SMP Sekolah di Semarang Jeblok. [Online]. Tersedia :

http://tvku.tv/v2010b/index.php?page=stream&id=5673 Prastowo, Andi (2011). Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : Diva Pres


(6)

Nidya Narulita, 2012

Pengaruh Penggunaan Media Film Pendek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Rusman (2012). Belajar dan pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta

Riyana, Cepi (2011). Sejarah Film. (Online). Tersedia :

(http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DA N_TEK._PENDIDIKAN/197512302001121-CEPI_RIYANA/)

Santoso, Singgih (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta : PT.Elex Media

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sugiyono (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Uno,Hamzah B.(2006).Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wardiman, Artono Dkk (2008). English In Focus. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Zuriah,Nurul (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidiikan. Jakarta : Bumi aksara


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Format Drama Terhadap Hasil Belajar Listening dan Reading Skill Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris : studi kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VII Di SMPN 26 Bandung.

0 0 11

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS :Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Delapan Di SMPN 1 Kota Bandung:.

0 4 57

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung.

1 11 49

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-SEJARAH : Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V di SDN 1 Jayagiri Lembang.

2 8 49

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA E-COMIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 50

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

2 5 42

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

3 5 58

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERPROGRAMA TIPE BRANCHING DAN TIPE LINEAR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Pasundan 4

0 0 49

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR :Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMPN 6 Banjarmasin.

3 25 43