EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

(1)

BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh: Makhsus

0802778

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung)

Oleh Makhsus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Makhsus 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Pebruari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung)

Oleh: Makhsus

0802778

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Drs. Zainal Arifin, M.Pd. NIP.19610501 198601 1 003

Pembimbing II

Dr. Laksmi Dewi, M.Pd. NIP. 19770613 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 19591121 198503 1 001


(4)

ABSTRAK

Makhsus (0802778). Efektivitas Penggunaan Media Stellarium Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Kuasi Eksperimen pada

Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung).

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung?”. Adapun rinci permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek memahami?; (2) Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan?; (3) Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis?.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain One Group Time Series yaitu hanya menggunakan satu kelas eksperimen tanpa kelas kontrol.

Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung. Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek memahami; (2) Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan; (3) Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis.


(5)

ABSTRACT

Makhsus (0802778). The Effectiveness of stellarium media usage to the Student outcome In Geography Lesson (Quasi-Experiments on Geography Lesson at MA Insan Mandiri Bandung).

Paper: Curriculum and technology Department of Education, Faculty of Education, University of Education Indonesia, 2013.

Central issue in this study is "Is there a significant increase between student learning outcomes before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class X MA Insan Mandiri Bandung?”.

And detailed problems in this study are such as : (1) Is there a significant increase between the learning outcomes of students before and after using the media Stellari'm on the subject of Geography on Solar System class X MA Insan Mandiri Bandung in the cognitive aspects of understanding?; (2) Is there a significant increase between the learning outcomes of students before and after using Stellarium media on the subject of Geography subjects Solar System class X MA Insan Mandiri Bandung in the cognitive aspects of applying?; (3) Is there a significant increase between student learning outcomes before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class X MA Insan Mandiri Bandung in the cognitive aspects of the analysis?.

This research used quasi-experimental design with One Group Time Series which only use one class experiment without a control class.

Based on data from the research, in general, there is can be concluded that there are significant increase between the learning outcomes of students before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class MA Insan Mandiri Bandung. In particular, the conclusions of this research can be explained as follows : (1) There are significant increase between the learning outcomes of students before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class MA Insan Mandiri Bandung in understanding the cognitive aspects; (2) There are significant increase between the learning outcomes of students before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class MA Insan Mandiri Bandung in the cognitive aspects of applying; (3) There are significant increase between student learning outcomes before and after using Stellarium media on the material of Geography subjects on Solar System class MA Insan Mandiri Bandung in analyzing the cognitive aspect.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

E. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI A. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 13

B. Media Pembelajaran ... 18

1. Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran ... 18

2. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran ... 20

C. Media Stellarium ... 25

1. Pengertian Stellarium ... 25

2. Stellarium Termasuk Bagian dari Media Pembelajaran ... 28

3. Prinsip Penggunaan Media Stellarium ... 29


(7)

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Stellarium ... 35

D. Hasil Belajar ... 36

1. Pengertian Hasil Belajar ... 36

2. Klasifikasi Hasil Belajar ... 38

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 39

4. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 40

E. Mata Pelajaran Geografi ... 41

1. Kedudukan Mata Pelajaran Geografi di Sekolah ... 41

2. Pengertian Mata Pelajaran Geografi ... 42

3. Ruang Lingkup Geografi ... 44

4. Prinsip-prinsip Geografi ... 45

5. Pendekatan Kajian Geografi ... 45

F. Hasil Penelitian Terdahulu ... 46

G. Asumsi ... 47

H. Hipotesis ... 48

1. Hipotesis Umum ... 48

2. Hipotesis Khusus... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 52

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

1. Populasi ... 53

2. Sampel ... 53

D. Instrumen Penelitian ... 54

1. Tes Objektif ... 54

E. Teknik Pengembangan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas ... 56

2. Uji Reliabilitas ... 57

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 58


(8)

F. Teknik Analisis Data ... 60

1. Membuat Tabulasi Data dengan Menghitung Skor Pretest dan Posttest ... 60

2. Uji Normalitas ... 60

3. Uji Hipotesis ... 61

G. Prosedur Penelitian ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen ... 64

1. Validitas ... 64

2. Reliabilitas ... 68

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 68

4. Daya Pembeda ... 72

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

1. Uji Normalitas Data ... 80

2. Pengujian Hipotesis ... 82

C. Pembahasan Penelitian ... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 108

B. Saran ... 110

1. Pihak Sekolah ... 110

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan ... 111

3. Peneliti Selanjtunya ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, mata pelajaran Geografi merupakan pelajaran yang wajib ditempuh khususnya jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pelajaran Geografi termasuk ke dalam mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Hal ini menyebabkan pihak sekolah untuk senantiasa mengemas pesan pembelajaran dengan efektif agar dapat mewujudkan tujuan pembelajaran. Geografi merupakan rumpun dari Ilmu Pengetahuan Sosial, mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata pelajaran Geografi mulai menjadi bagian yang utuh ketika berada pada jenjang SMA /MA, akan tetapi di SMP Geografi masih menyatu dengan induknya dengan nama pelajaran IPS Geografi. Sementara itu, di SD mata pelajaran Geografi belum diajarkan, karena dalam hal ini Geografi lebih spesifik ruang lingkupnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, ruang lingkup mata pelajaran Geografi menurut BSNP (2006: 533) “… tingkat pendidikan dasar mata pelajaran Geografi diberikan sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri”.

“Mata pelajaran Geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi”


(10)

(Depdiknas, 2003: 5). Mengapa pelajaran Geografi diajarkan di Sekolah? Geografi diajarkan di sekolah dengan beberapa alasan di antaranya untuk membantu kemampuan siswa dalam memahami konsep keruangan atau perwilayahan. Sehubungan dengan itu, “geografi adalah ilmu yang mempelajari keragaman ruang permukaan bumi sebagai tempat hidup manusia dengan aspek-aspek alamiah dan sosialnya serta interelasi di antara aspek-aspek-aspek tersebut” (Bambang Utoyo, 2009: 3).

Dalam proses pembelajaran, perkembangan teknologi informasi sudah sepatutnya dapat dijadikan peluang untuk mengemas pembelajaran dengan menggunakan media/ multimedia. Artinya, guru sebagai pengelola pembelajaran dapat menggunakan media sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan pesan pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran tidak hanya mencakup salah satu mata pelajaran tertentu, akan tetapi semua mata pelajaran dapat memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajarannya.

Adapun pada kenyataannya, guru jarang menggunakan media pembelajaran di kelas. Hal ini berdampak terhadap hasil belajar siswa, karena sub pokok bahasan yang dijelaskan oleh guru terkesan kurang menarik sehingga siswa malas untuk mendengarkan dan belajar di kelas. Seperti yang dikemukakan oleh Etin dan Raharjo (2009: 22)

Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya, media pembelajaran pengetahuan sosial masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, di antaranya terbatasnya waktu untuk membuat persiapan, sulit untuk mencari media yang tepat, tidak adanya dana, dan lain sebagainya.


(11)

Pemanfaatan media pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, “adanya media pembelajaran diharapkan siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya untuk melihat, mendengar, merasakan, mengamati, meresapi, menghayati, dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai hasil belajar” (Firdaus, 2012: 3).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah (MA) Insan Mandiri, perhatian siswa selama pelajaran Geografi sangatlah minim. Hal itu terlihat dari banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung seperti mengobrol di kelas atau tertidur, sehingga guru perlu terus menerus menegur dan mengingatkan siswa. Selain itu, hasil wawancara dengan salah satu siswa MA Insan Mandiri menyebutkan mata pelajaran Geografi dianggap sebagai pelajaran yang sulit dimengerti, sehingga setiap diberikan latihan soal oleh guru, siswa selalu kesulitan untuk menjawabnya karena tidak paham (Sumber: Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa MA Insan Mandiri Bandung Tahun 2012).

Rendahnya hasil belajar siswa dapat diidentifikasi karena rendahnya kualitas pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung kelas X B pada pokok bahasan Tata Surya. Nilai mata pelajaran Geografi menunjukkan perolehan yang bervariasi, hanya 6 orang dari 36 siswa yang mendapat nilai ≥ 75 atau sekitar 16,7 % yang tuntas. Sementara itu , 30 0rang siswa mendapatkan nilai < 75 atau 83,3 % belum tuntas. Padahal nilai 70 merupakan nilai yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata


(12)

pelajaran Geografi sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan, bahwa hampir semua siswa kelas X B belum tuntas dalam mata pelajaran Geografi (Sumber: Administrasi Guru MA Insan Mandiri Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012).

Adapun data dari penelitian terdahulu yang dilakukan Dewi Eka Priatna (2012: 3) mengemukakan

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena guru yang bersangkutan pada saat menyampaikan materi pelajaran selalu menggunakan metode ceramah serta keterbatasan media pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata mata pelajaran Geografi tahun 2011/ 2012 di MAN 2 Bandung dengan peningkatan hasil belajar yang masih minim. Delapan dari sembilan kelas di antaranya sudah mencapai KKM, akan tetapi peningkatannya masih minim yakni sekitar 71,24 %.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi mungkin saja disebabkan karena guru terus menerus menggunakan metode ceramah dengan tidak dibantu menggunakan media pembelajaran sebagai stimulusnya. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam media pembelajaran. Dampak negatif dari kondisi tersebut adalah:

1. Pembelajaran yang disampaikan guru kurang menarik perhatian siswa 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hanya

medengarkan penjelasan guru

3. Suasana pembelajaran kurang kondusif 4. Hasil belajar siswa sangat rendah

Dalam hal ini, peneliti memilih menggunakan media Stellarium sebagai alat bantu dalam pelajaran Geografi adalah untuk meningkatkan efektivitas dan


(13)

efisiensi proses pembelajaran, sehingga dengan penggunaan media ini diharapkan dapat merangsang motivasi siswa agar senantiasa meningkatkan hasil belajar. Matthew Gates (2008: 6) mengungkapkan “stellarium may be used as an educational tool for teaching about the night sky, as an observational aide for amateur astronomers wishing to plan a night’s observing, or simply as a curiosity (it’s fun!)”. Stellarium dapat digunakan sebagai alat /media dalam pendidikan untuk mempelajari gejala Astronomi seperti mengamati planet-plenet, gerhana bulan dan lain sebagainya.

Mochamad Erwin Maulana (2012: 2) mengemukakan “stellarium dapat digunakan untuk perencanaan pengamatan Astronomi serta dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membantu menjelaskan fenomena-fenomena astronomis”. Mengamati dan memahami fenomena Geografi khususnya mengenai pokok bahasan Tata Surya dapat dilakukan dengan studi lapangan, tetapi hal tersebut terkendala dengan lamanya waktu dan tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Dalam hal ini, “stellarium is a great tool to use for those who are limited by resources, whether it is money or time. Having a planetarium on your computer is a great way to stay up with technology while learning and exploring our universe!” (Lauren Grossberg, 2011). Stellarium adalah alat/ media yang cocok untuk digunakan bagi mereka yang dibatasi oleh sumber daya, apakah itu uang ataupun waktu, sehingga senantiasa untuk terus belajar menjelajahi alam semesta dengan menggunakan media Stellarium.


(14)

Alasan peneliti memilih judul efektivitas penggunaan media Stellarium, karena media ini sangat mendukung terhadap pelajaran Geografi mengenai pokok bahasan Tata Surya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, “stellarium memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi Tata Surya tanpa perlu bersusah-susah menganalogikan bintang dengan benda atau membawa peserta didiknya ke Observatorium” (Jannatun Fitri, 2011). Adanya media Stellarium dapat memberikan manfaat praktis bagi guru dan siswa terhadap efisiensi pembelajaran, di samping itu pengeluaran biaya juga dapat teratasi dengan adanya media Stellarium ini tanpa perlu bersusah payah membawa siswa ke observatorium. Seperti yang diketahui, Indonesia hanya memiliki empat observatorium yang dapat dijadikan pusat pembelajaran mengenai simulasi fenomena Tata Surya, apalagi lokasinya sangat berjauhan misalnya observatorium Jakarta, observatorium Yogyakarta, observatorium Kalimantan Timur, dan observatorium Bossha Bandung.

Keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi dengan adanya media pembelajaran yang digunakan. Dalam hal ini, siswa diberi rangsangan belajar dengan menggunakan media Stellarium agar dapat menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya. Seperti yang dikemukakan oleh Sadiman dkk. (2003: 16) “salah satu manfaat media pembelajaran adalah untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis”. Penggunaan media dimaksudkan agar siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran terhindar dari gejala verbalisme, yaitu mengetahui apa yang disampaikan oleh guru tetapi tidak mengetahui arti atau maknanya. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaa media yang dilakukan oleh


(15)

guru secara tepat, agar dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dalam hal ini, “in an attempt to understand more about the image, the teacher then organizes the class to use relevant online astronomy based simulation software, such as Stellarium (Richard, Lynette, & Laurie, 2012: 146).

Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta materi yang akan disampaikan. Salah satu media yang bisa diterapkan di kelas X MA Insan Mandiri adalah menggunakan media Stellarium yang mendukung terhadap mata pelajaran Geografi pada pokok bahasan Tata Surya, karena media ini dilengkapi dengan visualisasi mengenai fenomena langit secara realtime, sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Firdaus (2012: 98-99) tentang penggunaan media Google Earth dalam mata pelajaran IPS Geografi di SMP Laboratorium Percontohan UPI

Dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak hanya terpaku pada satu media atau media yang itu-itu saja, tetapi harus menggunakan media yang lebih inovatif dan lebih menarik, agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar juga akan meningkat.

Hasil penelitian tersebut mendeskripsikan tentang penggunaan media Google Earth terhadap hasil belajar siswa, di mana dalam proses pembelajaran siswa dirangsang dengan menggunakan media Google Earth dalam memahami Letak Geografis Indonesia. Peneliti menyimpulkan, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan


(16)

setelah menggunakan media Google Earth, sdibandingkan dengan menggunakan Peta dan Globe pada mata pelajaran IPS Geografi di SMP.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mencoba menggunakan media Stellarium sebagai alternatif dalam pembelajaran Geografi pada pokok bahasan Tata Surya. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Stellarium

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan

Mandiri Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung?”.

Agar penelitian menjadi lebih terarah, untuk menjawab permasalahan di atas dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek memahami?

2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan?


(17)

3. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan media Stellarium terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung pokok bahasan Tata Surya. Sementara itu, tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh data tentang peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek memahami.

2. Memperoleh data tentang peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan. 3. Memperoleh data tentang peningkatan yang signifikan antara hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis.


(18)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian tentang efektivitas penggunaan media Stellarium terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh dari peneltian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran baru sebagai bahan kajian terhadap media pemebelajaran dengan menggunakan media aplikasi Stellarium dalam pelajaran Geografi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain baik itu melakukan penelitian serupa maupun pengembangan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada semua pihak baik itu siswa, guru, peneliti maupun jurusan.

a. Siswa

Sebagai salah satu media alternatif yang diharapkan dapat merangsang motivasi belajar siswa, sehingga pada akhirnya dapat memberikan pemahaman baik itu aspek memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis. b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi guru, agar senantiasa meningkatkan kualitas pengajarannya dengan


(19)

memanfaatkan media pembelajaran yang beragam seperti halnya media aplikasi Stellarium sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. c. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Sebagai bahan kajian mengenai wawasan media pembelajaran yang lebih kompleks, agar senantiasa selalu mengembangkan media untuk keberhasilan tujuan pembelajaran.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan keilmuan serta memberikan gambaran yang jelas dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang digunakan terhadap beberapa hal yang terkait dengan variabel penelitian. Definisi operasional dibuat bertujuan agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah yang digunakan dan juga memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Media Pembelajaran Stellarium

Media pembelajaran merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dalam sistem pembelajaran. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemanfaan sebuah software simulasi planetarium, yaitu menggunakan Stellarium untuk mendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran Geografi agar dapat


(20)

merangasang motivasi belajar, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Stellarium

Stellarium adalah sebuah Planetarium perangkat lunak open source yang dapat memperlihatkan langit secara nyata dalam bentuk tiga dimensi atau 3D, seperti halnya ketika melihat dengan mata telanjang, binokular atau dengan menggunakan Teleskop. Media Stellarium ini sangat membantu dalam proses pembelajaran mengenai fenomena alam semesta ataupun cukup untuk mengenal anggota tata surya seperti planet, satelit, bintang, fenomena gerhana, dan lain sebagainya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah keadaan siswa yang dapat memahami, menguasai, dan mempraktekkan pengalaman dari hasil proses pembelajaran. Hasil belajar yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini yaitu hasil belajar ranah kognitif aspek memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis dengan stimulus pembelajaran menggunakan media Stellarium.

4. Mata Pelajaran Geografi

Mata pelajaran Geografi merupakan pelajaran yang membahas mengenai aspek spasial dan ekologis dalam sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dengan konteks keruangan. Mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikelompokkan ke dalam rumpun pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan di SMA/ MA atau sederajat mata pelajaran Geografi sudah berdiri sendiri.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Sugiyono mengemukakan (2011: 14) “pendekatan

kuantitatif didasari pada filsafat positivisme, yaitu untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Tujuan pendekatan ini adalah untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (quasi experimental design). Metode kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen yang sebenarnya (true experimental design). Perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan penggunaan kelompok yang sudah ada. Tanpa penugasan random, maka para siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang dieksperimenkan sehingga situasi penelitian menjadi lebih alami. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan sehingga tidak terdapat kelas kontrol. Karena keterbatasan populasi penelitian di MA Insan Mandiri Bandung pada kelas X (sepuluh), peneliti memilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X.B. Maka dari itu, peneliti memilih menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain times series. Dalam metode penelitian


(22)

digunakan dapat dilihat dari peningkatan nilai tes (pretest) kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan (treatment) dan tes setelah diberi perlakuan (posttest).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Penggunaan media Stellarium ditempatkan pada varibel bebas, sedangkan hasil belajar ditempatkan pada variabel terikat. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Hubungan antar Variabel Penelitian

Keterangan:

X, Y1 = Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek memahami dengan menggunakan media Stellarium

X, Y2 = Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek mengaplikasikan dengan menggunakan media Stellarium

X, Y3 = Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek menganalisis dengan menggunakan media Stellarium

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penggunaan media stellarium

(X) Hasil

belajar ranah kognitif

(Y)

Hasil belajar ranah kognitif aspek memahami (Y1)

(X, Y1) Hasil belajar ranah kognitif

aspek mengaplikasikan (Y2)

(X, Y2) Hasil belajar ranah kognitif


(23)

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group time series design. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja yaitu kolompok eksperimen tanpa kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan, kelompok eksperimen terlebih dahulu diberikan pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan media Stellarium dan setelah itu diberikan posttest.

Berikut adalah tabel one group times series design dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Desain Penelitian One Group Times Series

Pretest Treatment Posttest

O1 X O4

O2 X O5

O3 X O6

Keterangan:

O1, O2, O3 = Nilai Pretest sebelum diberi perlakuan

X = Perlakuan dengan menggunakan media Stellarium O4, O5, O6 = Nilai Posttest sesudah diberi perlakuan

Hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Dalam desain penelitian ini, kelompok yang digunakan hanya satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.


(24)

kelompok eksperimen dengan menggunakan media Stellarium pada pokok bahasan tata surya. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah sebanyak tiga kali perlakuan (seri pertama, seri kedua, dan seri ketiga). Setelah diberi perlakuan kelompok eksperimen diberikan posttest, sehingga diperoleh gain /selisih antara skor pretest dan posttest.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) MA Insan Mandiri Bandung. MA Insan Mandiri Bandung untuk tahun pelajaran 2012/ 2013 khususnya kelas X memiliki dua kelas, yaitu kelas X.A dan X.B. Berikut adalah tabel populasinya:

Tabel 3.3

Populasi Terjangkau Kelas X MA Insan Mandiri

No Kelas L P Jumlah

1 X.A 10 16 26

2 X.B 18 16 34

Jumlah Total 28 32 60

2. Sampel

Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka kelas yang diambil untuk dijadikan sampel adalah siswa kelas X.B dengan jumlah 34 orang siswa. Zainal Arifin (2012: 215) mengemukakan “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan populasi dalam bentuk mini (miniatur population)”. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(25)

memenuhi kriteria persyaratan yang telah ditentukan, antara lain kelas X.B apabila dibandingkan dengan kelas X.A jumlah siswanya banyak. Sementara itu, karakteristik kelas X.B mempuyai keragaman dalam hal nilai mata pelajaran Geografi dibandingakn dengan kelas X.A. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kelas X.B sebagai objek penelitian.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes Objektif

Tes objektif dilakukan untuk menghasilkan data kuantitatif berupa skor-skor yang mengukur hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes objektif pilihan ganda (multiple choice) dengan lima alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e). Instrumen tes ini dibatasi hanya pada ranah kognitif yaitu aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Tes atau ujian diadakan pada saat pretest dan posttes. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal dari kelompok penelitian, sementara posttest atau tes akhir diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa.

Instrumen tes terdiri atas 40 soal dengan lima alternatif jawaban. Sebelum digunakan pada kelompok eksperimen, instrumen terlebih dahulu dianalisis oleh dosen ahli (expert judgment) dan guru mata pelajaran Geografi di sekolah tempat penelitian, kemudian diujicobakan pada kelompok yang bukan termasuk sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba dilaksanakan di luar populasi dan sampel penelitian yakni di SMA Nasional Bandung. Uji coba dilakukan untuk


(26)

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal dari instrumen tersebut sehingga layak untuk digunakan.

Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengukur variabel hasil belajar

b. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan kurikulum Madrasah Aliyah Insan Mandiri Bandung untuk kelas X pada mata pelajaran Geografi

c. Menyusun kisi-kisi instrumen berdasarkan kurikulum mata pelajaran Geografi pada pokok bahasan Tata Surya

d. Membuat soal tes objektif dan kunci jawabannya

e. Mengkonsultasikan (expert judgement) soal tes yang telah dibuat kepada dosen dan guru bidang studi

f. Uji coba instrumen tes dilaksanakan di luar sampel penelitian yakni kelas X SMA Nasional Bandung

g. Menganalisis item-item soal dengan menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda untuk mendapatkan instrumen penelitaian yang baik

E. Teknik Pengembangan Instrumen

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, tes objektif yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan pada kelas di luar populasi dan sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada instrumen penelitian tes objektif yang


(27)

berkaitan dengan redaksi, kumpulan jawaban, dan materi yang terkandung dalam setiap tes objektif tersebut. Uji coba tes objektif dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Nasional Bandung. Adapun teknik pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat/ tidak mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas soal. Dalam mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria, maka digunakan uji statistik yakni teknik korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Sumber : Zainal Arifin (2009: 254) Keterangan:

: koefisian korelasi yang dicari : jumlah responden

: jumlah jawaban item : jumlah item keseluruhan

Menurut Zainal Arifin (2009: 257) ”untuk dapat memberikan penafsiran

koefisiensi yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah, maka dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut”:


(28)

Tabel 3.4

Kriteria Acuan Validitas Soal

Setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji juga tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus:

√ √

Sumber: Zainal Arifin (2009: 261) Keterangan :

t = nilai t hitung r = koefisisen korelasi n = jumlah banyak subjek

Apabila thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n − 2, maka soal ini valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan hasil pengukuran yang sama. Menurut Zainal Arifin (2009: 258) “reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan”.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

sangat tinggi tinggi cukup rendah sangat rendah


(29)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Spearman-Brown rumusnya adalah sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2006: 120) Keterangan:

r

11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

r

1.2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu kelompok soal ganjil (X) dan satu lagi kelompok soal genap (Y), kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product moment. Hasil korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown dan hasilnya akan dibandingkan dengan r tabel. Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran, untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:


(30)

Sumber: Zainal Arifin (2009: 266) Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh kemudian diinterpretasikan ke dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal. Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

a. Apabila jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah b. Apabila jumlah persentase 28% − 72% termasuk sedang

c. Apabila jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

4. Daya Pembeda

Zainal Arifin (2009: 273) mengungkapkan bahwa “daya pembeda adalah pengukuran sejumlah mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/ kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”. Perhitungan daya pembeda (DP) tiap butir soal dihitung dengan rumus berikut:

Sumber: Zainal Arifin (2009: 273) Keterangan:

DP : daya pembeda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas


(31)

Adapun untuk mempresentasikan indeks daya pembeda soal, dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel dalam Zainal Arifin (2009: 274) sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Daya Pembeda

Index of discrimination Item evaluation 0,04 an up very good items

0,30 – 0,39 reasonably good, but possibly subject to improvement 0,20 – 0,29 marginal items, usually needing and being subject to improvement below – 0,19 poor items, to be rejected or improved by revision

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tahapan untuk menguji hipotesis penelitian. Dalam hal ini, data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik inferensial. Teknik pengolahan yang digunakan terhadap analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan SPSS (statistical product and service solution). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat Tabulasi Data dengan Menghitung Skor Pretest dan Posttest 2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa keabsahan/ normalitas sampel. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, hal pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas data terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan program pengolahan data SPSS (statistical product


(32)

Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal. Sementara, apabila nilai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji t satu kelompok atau paired samples t test dengan dibantu menggunakan program data SPSS (statistical product and service solution) dengan syarat bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor pretest dan posttest, sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media Stellarium pada aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4).

G. Prosedur Penelitain

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan b. Merumuskan masalah penelitian c. Mencari studi kepustakaan d. Menyusun proposal penelitian

e. Membuat lembar pengesahan proposal penelitian

f. Membuat surat permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi ke jurusan No. 763 tanggal 15 Oktober 2012


(33)

g. Membuat surat keputusan dosen pembimbing skripsi ke fakultas No. 639 tanggal 18 Oktober 2012

h. Membuat surat permohonan mengadakan penelitian ke direktorat akademik No. 0961 tanggal 31 Oktober 2012

i. Menghubungi pembimbing untuk proses bimbingan j. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

k. Membuat instrumen penelitian tes objektif l. Membuat kunci jawaban tes objektif

m.Mengkonsultasikan dan menjudgment instrumen penelitian kepada dosen ahli dan guru mata pelajaran Geografi yang berada di sekolah tempat penelitian yang akan dilaksanakan

n. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment

o. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan intsrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian sebanyak tiga kali dalam setiap pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

b. Memberikan perlakuan (treatment) kepada sampel penelitian sebanyak tiga kali dalam setiap pertemuan dengan menggunakan media Stellarium

c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian sebanyak tiga kali dalam setiap pertemuan, untuk mengetahui hasil belajar


(34)

siswa setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media Stellarium

3. Tahap Penyusunan Laporan

a. Mengolah dan menganalisis data penelitian

b. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.


(35)

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa terhadap mata pelajaran Geografi pada pokok bahasan Tata Surya dengan perlakuan menggunakan media Stellarium. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa yang terlihat dari hasil pretest dan posttest setiap seri.

Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek memahami.

Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar ranah kognitif aspek memahami (C2) siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada setiap seri. Selain itu, media Stellarium juga dapat mempengaruhi aspek memahami siswa dengan menampilkan suatu ilustrasi yang dapat merespons siswa ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan aspek


(37)

memahami (C2) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media Stellarium dalam pembelajaran.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan.

Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada setiap seri. Selain itu, media Stellarium juga dapat mempengaruhi aspek mengaplikasikan siswa dengan menampilkan suatu fenomena yang dapat merespons siswa untuk memecahkan permasalahan mengenai pokok bahasan tata surya. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan aspek mengaplikasikan (C3) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media Stellarium dalam pembelajaran.

3. Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis.

Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar ranah kognitif aspek menganalisis (C4) siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada setiap seri.


(38)

Selain itu, media Stellarium juga dapat mempengaruhi aspek menganalisis siswa dengan menampilkan suatu simulasi mengenai materi yang dipelajarinya, sehingga siswa dapat mengkaji dan menganalisis secara subjektif ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan aspek menganalisis (C3) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media Stellarium.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa penggunaan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa yaitu aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4) di MA Insan Mandiri Bandung kelas X.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkenaan dengan penelitian yang telah dilaksanakan baik bagi pihak sekolah, guru, maupun jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan.

1. Pihak Sekolah

Dalam teknik penggunaannya, media Stellarium tidak membutuhkan langkah-langkah yang rumit, akan tetapi membutuhkan pengenalan mengenai perintah program yang sudah tersedia dalam media Stellarium tersebut. Stellarium dapat menampilkan suatu ilustrasi mengenai tata surya dengan menampilkan posisi matahari, planet, satelit dan lain sebagainya. Selain itu, Stellarium juga dapat mensimulasikan fenomena gerhana bulan dan matahari yang


(39)

dapat dijadikan media simulasi bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajarannya.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

a. Mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran

b. Mengembangkan media pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih aplikatif

c. Mensosialisasikan media pembelajaran khususnya media Stellarium sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan tata surya

3. Peneliti Selajutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan khazanah media pembelajaran.

a. Dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi atau pada mata pelajaran Astronomi

b. Dapat memperluas dan memperdalam kajian yang berkaitan dengan media Stellarium baik dari konsep maupun aplikasinya

c. Dapat mengkaji lebih lanjut lagi mengenai penggunaan media Stellarium


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

____________., (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: PT Rineke Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Geografi SMA/MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Dinkominfo Surabaya (2012). Mengintip Ruang Angkasa dengan Stellarium.

Tersedia: http://soerya.surabaya.go.id/?p=811 (26 Oktober 2012).

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Geografi SMA dan MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Firdaus. (2011). Efektivitas Penggunaan Media Google Earth Terhadap Hasil Belajar Siwa Pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi; Bandung FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Fitri, Jannatun. (2011). Makalah Stellarium sebagai Media Pembelajaran Geoastronomi.Tersedia:http://aurigacheryynna.blogspot.com/2011/12/stellar ium-sebagai-media-pembelajaran.html (30 Oktober 2012).

Gates, Matthew. (2008). Stellarium User Guide. (4th ed.). Free Software Foundation, Inc. USA, MA: Franklin St, Fifth Floor, Boston.

Gintings, Abdorrakhman. (2010). Esensi Praktis; Belajar dan Pembelajaran, Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung: Humaniora.

Grossberg, Lauren. (2011). Let Your Stars Shine Bright!–Planetarium for the Classroom. Tersedia: http://blog.learningtoday.com/blog/bid/56563/Let-Your-Stars-Shine-Bright-Planetarium-for-the-Classroom (30 Oktober 2012).


(41)

Hughes, Stephen .(2009). Stellarium a valuable resource for teaching astronomy in the classroom and beyond. Australia: Queensland University of Technology, Gardens Point Campus, Brisbane, Queensland.

Maulana, Mochamad Erwin. (2012). Mengenal Perangkat Lunak Stellarium. Tersedia:www.facebook.com/download/376751679076754/Mengenal%20S tellarium.pdf (14 November 2012).

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Munadi. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nurlaela, Epa. (2008). Pengaruh Penggunaan Media Film Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi; Bandung FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Priatna, Dewi Eka. (2012). Penerapan Metode Quantum Learning Style VAK (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Skripsi; Bandung FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Richard P. Hechter, Lynette D. Phyfe, & Laurie A. Vermette. (2012). Integrating Technology in Education: Moving the TPCK Framework towards Practical Applications. Education Research and Perspectives An International Journal. Vol. 39, page 136-152.

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

Sadiman, Arif S dkk. (2003). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning; Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustakan Setia

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(42)

________., (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2009). Media Pembelajaran (hakikat pengembangan, pemanfaatan dan penilaian). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Utoyo, Bambang. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: PT. Pribumi Mekar. Wulan, Ana Ratna. (2012). Taksonomi Bloom-Revisi. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19740417199 9032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf. (17 Oktober 2012)


(1)

108

memahami (C2) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media

Stellarium dalam pembelajaran.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan.

Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada setiap seri. Selain itu, media Stellarium juga dapat mempengaruhi aspek mengaplikasikan siswa dengan menampilkan suatu fenomena yang dapat merespons siswa untuk memecahkan permasalahan mengenai pokok bahasan tata surya. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan aspek mengaplikasikan (C3) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media Stellarium dalam pembelajaran.

3. Terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya siswa kelas X MA Insan Mandiri Bandung dalam ranah kognitif aspek menganalisis.

Hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar ranah kognitif aspek menganalisis (C4) siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada setiap seri.


(2)

Selain itu, media Stellarium juga dapat mempengaruhi aspek menganalisis siswa dengan menampilkan suatu simulasi mengenai materi yang dipelajarinya, sehingga siswa dapat mengkaji dan menganalisis secara subjektif ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan aspek menganalisis (C3) siswa salah satunya dipengaruhi dengan penggunaan media

Stellarium.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa penggunaan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan Tata Surya dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa yaitu aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4) di MA Insan Mandiri Bandung kelas X.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkenaan dengan penelitian yang telah dilaksanakan baik bagi pihak sekolah, guru, maupun jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan.

1. Pihak Sekolah

Dalam teknik penggunaannya, media Stellarium tidak membutuhkan langkah-langkah yang rumit, akan tetapi membutuhkan pengenalan mengenai perintah program yang sudah tersedia dalam media Stellarium tersebut.

Stellarium dapat menampilkan suatu ilustrasi mengenai tata surya dengan

menampilkan posisi matahari, planet, satelit dan lain sebagainya. Selain itu,


(3)

110

dapat dijadikan media simulasi bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajarannya.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

a. Mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran

b. Mengembangkan media pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih aplikatif

c. Mensosialisasikan media pembelajaran khususnya media Stellarium sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran Geografi pokok bahasan tata surya

3. Peneliti Selajutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan khazanah media pembelajaran.

a. Dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media Stellarium pada mata pelajaran Geografi atau pada mata pelajaran Astronomi

b. Dapat memperluas dan memperdalam kajian yang berkaitan dengan media

Stellarium baik dari konsep maupun aplikasinya

c. Dapat mengkaji lebih lanjut lagi mengenai penggunaan media Stellarium


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

____________., (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: PT Rineke Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Geografi SMA/MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Dinkominfo Surabaya (2012). Mengintip Ruang Angkasa dengan Stellarium. Tersedia: http://soerya.surabaya.go.id/?p=811 (26 Oktober 2012).

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Geografi SMA dan MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Firdaus. (2011). Efektivitas Penggunaan Media Google Earth Terhadap Hasil Belajar Siwa Pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi; Bandung FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Fitri, Jannatun. (2011). Makalah Stellarium sebagai Media Pembelajaran

Geoastronomi.Tersedia:http://aurigacheryynna.blogspot.com/2011/12/stellar

ium-sebagai-media-pembelajaran.html (30 Oktober 2012).

Gates, Matthew. (2008). Stellarium User Guide. (4th ed.). Free Software Foundation, Inc. USA, MA: Franklin St, Fifth Floor, Boston.

Gintings, Abdorrakhman. (2010). Esensi Praktis; Belajar dan Pembelajaran,

Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen.

Bandung: Humaniora.

Grossberg, Lauren. (2011). Let Your Stars Shine Bright!–Planetarium for the Classroom. Tersedia:


(5)

112

Hughes, Stephen .(2009). Stellarium a valuable resource for teaching astronomy

in the classroom and beyond. Australia: Queensland University of

Technology, Gardens Point Campus, Brisbane, Queensland.

Maulana, Mochamad Erwin. (2012). Mengenal Perangkat Lunak Stellarium. Tersedia:www.facebook.com/download/376751679076754/Mengenal%20S tellarium.pdf (14 November 2012).

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Munadi. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nurlaela, Epa. (2008). Pengaruh Penggunaan Media Film Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi; Bandung FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Priatna, Dewi Eka. (2012). Penerapan Metode Quantum Learning Style VAK (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Skripsi; Bandung FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Richard P. Hechter, Lynette D. Phyfe, & Laurie A. Vermette. (2012). Integrating

Technology in Education: Moving the TPCK Framework towards Practical Applications. Education Research and Perspectives An International

Journal. Vol. 39, page 136-152.

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

Sadiman, Arif S dkk. (2003). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning; Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustakan Setia

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


(6)

________., (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2009). Media Pembelajaran (hakikat

pengembangan, pemanfaatan dan penilaian). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan

Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Utoyo, Bambang. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X

Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: PT. Pribumi Mekar.

Wulan, Ana Ratna. (2012). Taksonomi Bloom-Revisi. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19740417199 9032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf. (17 Oktober 2012)


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

pengaruh penggunaan media pembelajaran tiga dimensi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada materi vulkanologi (Kuasi Eksperimen di SMAN 1 Tarumajaya)

4 23 167

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 2 16

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA E-COMIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 50

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS EFRONT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK : Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Sman 19 Bandung Kelas X dalam mata pelajaran TIK.

0 1 46

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FLASH FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DOMAIN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TIK.

1 1 47

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK DIGITAL TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH.

1 12 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Pasundan 4 Bandung.

0 0 42